64
A. Judul ANALISA PROSES PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2 GANGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 B. Latar belakang masalah Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh peserta didik atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan peserta didik. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan peserta didik Berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Pembelajaran yang bermakna akan membawa peserta didik pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh peserta didik akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil 1

Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

A. Judul

ANALISA PROSES PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2

GANGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

B. Latar belakang masalah

Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun

makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses

membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh peserta didik atau

bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan

awal), dan perasaan peserta didik. Belajar bukanlah proses menyerap

pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan peserta

didik Berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang

sama, dan pada saat yang sama. Pembelajaran yang bermakna akan membawa

peserta didik pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang

diperoleh peserta didik akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran

yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya

sendiri. Dalam konteks ini peserta didik mengalami dan melakukannya

sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan peserta didik

sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep.

Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang

disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa

setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses

pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu

1

Page 2: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

kreatif dan berkembang. Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan

ke arah pembelajaran yang bermakna.

Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru

sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga

untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem

pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya

sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah

pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit.

Mata pelajaran IPS Terpadu dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata

pelajaran IPS Terpadu disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta

didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada

bidang ilmu yang berkaitan.

Sesuai dengan rumpun disiplin IPS, Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) IPS di tingkat SMP/MTS meliputi kajian: sejarah,

geografi, ekonomi dan sosiologi. Secara umum, kompetensi yang ingin

dicapai oleh mata pelajaran IPS bagi peserta didik adalah kompetensi untuk

mengembangkan diri agar peserta didik peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah sosial yang

2

Page 3: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

kehidupan masyarakat sekitarnya. (Nursid Sumaatmaja, 1980; 20),

Implementasi kurikulum ini memerlukan berbagai studi yang mengarah pada

peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran IPS. Model

pembelajaran IPS secara terpadu merupakan salah satu model implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang

pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah

Menengah Atas (SMA/MA). (Bintek, Dirjen Mandikdasmen, 2006).

Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara

individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan

konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Melalui pembelajaran terpadu

peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat

menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-

kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik

terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari

secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Cara pengemasan pengalaman

belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan

pengalaman bagi para peserta didik.

Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur

konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual

yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk

skema (konsep), sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan

3

Page 4: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta

kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat

direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.

Dalam kenyataannya, pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Gangga

sebagian besar masih dilaksanakan secara terpisah. Pencapaian Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS masih dilakukan sesuai

dengan bidang kajian masing-masing (sejarah, geografi, ekonomi, dan

sosiologi) tanpa ada keterpaduan di dalamnya. Hal ini tentu saja menghambat

ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek

dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, budaya). Hal ini disebabkan antara lain: (1) kurikulum IPS itu sendiri

tidak menggambarkan satu kesatuan yang terintegrasi, melainkan masih

terpisah-pisah antarbidang ilmu-ilmu sosial; (2) latar belakang guru yang

mengajar merupakan guru disiplin ilmu seperti geografi, sejarah, ekonomi,

dan sosiologi, antropologi sehingga sangat sulit untuk melakukan

pembelajaran yang memadukan antardisiplin ilmu tersebut; serta (3) terdapat

kesulitan dalam pembagian tugas dan waktu pada masing-masing guru ”mata

pelajaran” untuk pembelajaran IPS secara terpadu. (4) meskipun pembelajaran

terpadu bukan merupakan hal yang baru namun para guru di sekolah tidak

terbiasa melaksanakannya sehingga ”dianggap” hal yang baru. Berdasarkan

uraian tersebut, maka dalam rangka implementasi Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar serta untuk memenuhi keterca-paian tujuan pembelajaran

4

Page 5: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

IPS, maka diperlukan pedoman pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu pada

tingkat sekolah dasar dan menengah. Hal ini penting, untuk memberikan

gambaran tentang pembelajaran terpadu yang dapat menjadi acuan dan contoh

konkret dalam kerangka implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar.

Saat ini pendidikan kita masih di dominasi oleh metode-metode

pembelajaran konvensional seperti metode ceramah, sedangkan untuk

memaksimalkan peran peserta didik dalam proses pembelajaran mata

pelajaran IPS Terpadu dikelas perlu diterapkan model pembelajaran yang

lebih inovatif dan variatif sehingga dapat mengaktifkan peserta didik, salah

satunya dengan menerapkan model-model pembelajaran konstruktif yang

bersifat relatif membangun dan dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas

mereka dalam mengikuti pembelajaran IPS Terpadu.

Dalam paradigma pembelajaran konstruktifistik, peserta didik

diharapkan dapat menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks,

mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya jika

tidak, maka tidak akan menimbukan perubahan pada peserta didik. Sebagian

ahli pendidikan berpendapat bahwa teori konstruktivisme menurutnya peserta

didik berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di benaknya, pendidik

hanya sebagai fasilitator saja.

Dalam proses pembelajaran konstruktif ini, peran aktif pendidik tidak

lagi sebagai pusat pengetahuan (teacher centered) tetapi perannya hanya

sebagai fasilitator membantu peserta didik dalam menemukan konsep, fakta,

5

Page 6: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

atau prinsip bagi mereka sendiri, bukan sebagai satu-satunya sumber informasi

atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas.

Pada saat ini, SMP Negeri 2 Gangga telah menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman kurikulum dalam

pemblajran, namun kurikulum tersebut belum sepenuhnya dapat diterapkan

dengan sempurna dalam kegiatan belajar disetiap mata pelajaran, baik dari

segi strategi, metode, maupun penggunaan media pembelajaran.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pendidik mata pelajaran

IPS Terpadu yang mengajar di SMP Negeri 2 Gangga, pada pembelajaran

materi pasar yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi tradisional.

Pada saat pendidik menyampaikan pelajaran dengan metode konvensional,

dan diskusi tradisional, hanya peserta didik tertentu yang dapat mengikuti

diskusi secara aktif dan berani dalam mengungkapkan pendapat. Sehingga

suasana belajar dikelas menjadi kurang menyenangkan dan hal ini

berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar yang di capai di kelas. Model

pembelajaran seperti ini dirasakan kurang efektif untuk menarik perhatian dan

keaktifan peserta didik didalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Berdasarkan tuntutan tersebut sangat jelas bahwa IPS Terpadu

merupakan mata pelajaran yang berorientasi tidak hanya pengembangan

intelektual, tetapi juga sikap dan ketrampilan guru dalam mengembangkan dan

mengaplikasikan metode-metode pembelajaran yang lebih inovatif dan

bervariasi agar dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Gangga dapat

lebih efektif dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas

6

Page 7: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

belajar yang merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat menarik rumusan

masalah yang akan diangkat menjadi pembahasan Proposal ini yaitu “Analisa

Proses Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran

2012/2013”

D. Batasan masalah

Batasan masalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

penulisan laporan Tugas Akhir ini. Dalam pembatasan masalah yang tepat

dan benar, maka arah dari pembahasan masalah akan sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai. Penyusunan Proposal ini, penulis memberikan batasan

mengenai :

1. Analisa Proses Pembelajaran IPS Terpadu

2. Proses Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah yang ada di atas, maka secara

obyektif mempunyai tujuan: Untuk mengetahui metode atau model

pembelajaran yang sesuai pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2

Gangga

7

Page 8: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam

hal proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu serta sebagai

bahan masukan dalam mengembangkan inovasi metode pembelajaran

mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peserta didik, untuk dapat membantu peserta didik di dalam

menumbuhkan motif-motf belajarnya kearah yang lebih keras, giat

dan tekun sehingga mendapatkan prestasi hasil belajar yang baik,

dengan prestasi hasil belajar yang di dapatkan itulah peserta didik

akan terdorong untuk melanjutkan pendidikannya.

b. Bagi pendidik, untuk dapat membantu pendidik dalam

menumbuhkan Motif-motif belajar pada peserta didik nya, agar

dapat belajar dengan lebih keras, giat dan tekun sehingga tercapai

prestasi hasil belajar yang diharapkan.

c. Bagi sekolah, untuk dapat memperoleh gambaran tentang prestasi

hasil belajar peserta didik yang telah didapatkan di sekolah tersebut,

serta untuk megetahui motif-motif apa yang mendorong peserta

didik untuk dapat melanjutkan pendidikanya.

d. Bagi Peneliti, untuk dapat menambah pemahaman dan pengetahuan

dalam bidang pendidikan dan penelitian

8

Page 9: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

G. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam proposal skripsi ini sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika

pembahasan.

BAB II : Tinjauan pustaka, yang memaparkan tentang proses

pembelajaran dan proses belajar yang baik, landasan teori yang meliputi

hakekat pengajaran IPS Terpadu, tujuan pengajaran IPS Terpadu, analisa

proses pembelajaran, analisa proses pembelajaran yang baik, dan langkah-

langkah dalam melakukan analisa pembelajaran.

BAB III : Metode penelitian yang terdiri dari: jenis penelitian, populasi

dan sampel penelitian, data penelitian yang meliputi jenis dan sumber data,

tekhnik pengumpulan data, variabel penelitian, analisis data dan pengujian

hipotesis.

BAB IV : Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian yang

meliputi tentang statistik deskriptif variabel penelitian, hasil pengujian

asumsihasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang simpulan dan

saran.

BAB VI : Bab ini adalah bab penutup yang berkaitan dengan Daftar

Pustaka dan Lampiran-lampiran.

9

Page 10: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

H. Tinjauan pustaka dan perumusan hipotesis

1. Penegasan pengertian istilah

a. Definisi Proses Pembelajaran

Berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar

pengetahuan yang terbentuk ter-“internalisasi”dalam diri peserta

pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan

berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses

pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan

secara mandiri.

Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus

melibatkan 3 aspek, yaitu: aspek psikomotorik, aspek kognitif dan

aspek afektif.

Aspek Psikomotorik dapat difasilitasi lewat adanya

praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan

eksperimental. Aspek kognitif difasilitas lewat berbagai aktivitas

penalaran dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual.

Sedangkan aspek afektif dilakukan lewat aktivitas pengenalan dan

kepekaan lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan

emosional. Ketiga aaspek tersebut bila dapat dijalankan dengan baik

akan membentuk kemampuan berfikir kritis dan munculnya

kreativitas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata proses

bermakna 1) Runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan

10

Page 11: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

sesuatu: kemajuan sosial berjalan terus; penyakit; kimia, reaksi

kimia; 2) Rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang

menghasilkan produk. - belajar tingkat dan Fase-fase yang dilalui

anak atau sasaran didik dalam  mempelajari sesuatu; sosial proses

pengaruh timbal balik antara pelbagai bidang kehidupan; - sosialisasi

proses yang membawa anak pada perkenalan dan pergaulan dengan

anak lain; berproses mengalami (mempunyai) proses; pengawasan

dengan mekanisme komputer bisa cepat mengetahui segala angka

atau data (Anton M. Moeliono, dkk.1997 hlm.703).

Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (1997:33) proses

belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang

terorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan

belajar terarah sesuai tujuan pendidikan. Pengawasan turut

menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan

belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan

merangsang para peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman

dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu

faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam satu kelas adalah

job descreption proses belajar mengajar yang berisi serangkaian

pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-

kelompok peserta didik.

Pengertian pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari

pengertian belajar. Menurut Slamet (2006:60) mengungkapkan

11

Page 12: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dan interaksinya

dengan lingkungan. Pengertian yang hampir sama dikemukakan oleh

Soemanto (2006:104) bahwa, ”Belajar adalah suatu proses, dan

bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan

integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk

mencapai suatu tujuan.”

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan proses atau kegiatan yang memungkinkan

terjadinya peristiwa belajar yang dapat menghasilkan perubahan

pada pelaku belajar.

Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan wujud

pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai currículum in

action. Salah satu rangkaian pembelajaran berbasis kompetensi

pelaksanaan adalah evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi.

(Indrayanto, Dkk. 2009 hlm.202).

Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem

yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan

keluaran/hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan

sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan

keluaran/hasil pembelajaran. Evaluasi masukan pembelajaran

menekankan pada evaluasi karakteristik peserta didik, kelengkapan

12

Page 13: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan

kesiapan guru, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi

pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran, serta keadaan

lingkungan dimana pembelajaran berlangsung. (Indrayanto,

2009:203).

b. Proses Pembelajaran yang baik

Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik,

maka paling tidak harus terdapat 4 tahapan (Zahara Djaafar,

2001:10), yaitu:

1. Tahap berbagi dan mengolah informasi, kegiatan dikelas,

laboratorium, perpustakaan adalah termasuk dalam aktivitas

untuk berbagi dan mengolah informasi.

2. Tahap internalisasi, aktivitas dalam bentuk PR, tugas, paper,

diskusi, tutorial,  adalah bagian dari tahap internalisasi.

3. Mekanisme balikan, kuis, ulangan/ujian serta komentar dan

survey adalah bagian dari proses balikan.

4. Evaluasi, aktivitas assesment yang berdasar pada test ataupun

tanpa test termasuk assesment diri adalah bagian dari proses

evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan secara peer review ataupun

dengan survey terbatas.

13

Page 14: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

c. Evaluasi proses

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan

menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu

tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan

evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran

merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap

suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan

demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment)

dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar

dalam kegiatan evaluasi.

Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan

menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan

dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan

evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran

adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk

mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar

peserta didik, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi

pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila

ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas

evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila

ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas

14

Page 15: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi

dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengolahan hasil dan pelaporan tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengolahan hasil dan pelaporan.

Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (Entis Sulaeman,

2001:20) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran adalah suatu

proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi

secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian

tujuan pembelajaran.

Sesungguhnya, dalam konteks penilaian ada beberapa istilah

yang digunakan, yakni pengukuran, assessment dan evaluasi.

Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan

untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.

Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen

untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan

pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut:

1) tujuan pengukuran,

2) ada objek ukur,

3) alat ukur,

4) proses pengukuran,

5) hasil pengukuran kuantitatif.

15

Page 16: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

2. Landasan teori

a. Hakekat Pengajaran IPS Terpadu.

Pengorganisasian bahan pengajaran IPS Terpadu sumbernya

dari berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu ke dalam

mata pelajaran. Dengan demikian pengajaran IPS Terpadu

merupakan bagian integral dari bidang studi. Namum ketika

membicarakan suatu topik yang berkaitan dengan sejarah, bahan-

bahan pengajaran bisa dibicarakan secara lebih tajam. Ada dua

bahan kajian IPS Terpadu, yaitu bahan kajian pengetahuan sosial

mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi, ekonomi

dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan

masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini. Mengajar IPS

Terpadu pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)

memerlukan stimulan yang besar serta berbagai variasi pendekatan

untuk mendapatkan partisipasi peserta didik. Akan tetapi kondisi

kelas juga harus tetap dijaga supaya tidak kehilangan kendali dan

disiplin.

Untuk meningkatkan mutu dan hasil belajar dalam

pengajaran IPS Terpadu, seorang guru dituntut supaya menguasai

dan menerapkan berbagai metode pengajaran yang relevan dengan

mata pelajaran IPS Terpadu materi tentang ekonomi. Pelaksanaan

pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru,

dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan

16

Page 17: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

untuk membelajarkan peserta didik. Dalam proses pembelajaran

masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan

keterlibatan peserta didik. Dominasi guru dalam proses pembelajaran

menyebabkan kecenderungan peserta didik lebih bersifat pasif

sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada

mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan atau

sikap yang mereka butuhkan.

Selama ini proses pembelajaran ekonomi yang ditemui masih

secara konvensional, seperti ekspositori, drill atau bahkan ceramah.

Proses ini hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum

dan penyampaian tekstual semata daripada mengembangkan

kemampuan belajar dan membangun individu. Kondisi seperti ini

tidak akan menumbuhkembangkan aspek kemampuan dan aktivitas

peserta didik seperti yang diharapkan. Akibatnya nilai-nilai yang

didapat tidak seperti yang diharapkan

Maka dengan demikian melalui kegiatan evaluasi dan analisis

proses pembelajaran IPS terpadu materi ekonomi diharapkan dapat

menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik di SMP Negeri 2 Gangga, untuk mendukung

tercapainya peningkatan prestasi tersebut, guru di tuntut untuk dapat

menguasai bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar,

mengelola kelas, menggunakan media atau sumber, menguasai

landasan-landasan kependidikan, mampu mengelola interaksi belajar

17

Page 18: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

mengajar, mampu menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran,

mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,

mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, memahami

dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan pengajaran

(W. Gulo, 2002:37). .

b. Tujuan Pengajaran IPS Terpadu.

Perumusan tujuan pengajaran sangat penting untuk dilakukan

karena tujuan merupakan tolok ukur keberhasilan seluruh proses

belajar mengajar yang telah dilakukan.

Menurut I Gede Widja (2005:27-29), secara umum tujuan

pengajaran IPS terpadu sebagai berikut:

1) Aspek Pengetahuan / Pengertian

a. Menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia

di waktu yang lampau baik dalam aspek eksternal maupun

internal.

b. Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus (unik)

dari peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat,

serta kondisi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.

c. Menguasai pengetahuan tentang unsur-unsur umum

(generalisasi)

d. Menguasai tentang unsur perkembangan dan peristiwa-

peristiwa masa lampau yang berlanjut (bersifat kontinuitas)

dari periode satu ke periode berikutnya yang

18

Page 19: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

menyambungkan peristiwa masa lampau dengan peristiwa

masa kini.

e. Menumbuhkan pengertian tentang hubungan antara fakta satu

dengan fakta lainnya yang berangkai secara kognitif

(berkaitan secara intrinsik).

f. Menumbuhkan keawasan (awareness) bahwa keterkaitan

fakta lebih penting dari pada fakta-fakta yang berdiri sendiri.

g. Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh-pengaruh sosial

kultural terhadap peristiwa.

h. Sebaliknya juga menumbuhkan keawasan tentang pengaruh

sejarah terhadap perkembangan sosial dan kultural

masyarakat.

i. Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan

peristiwa masa lampau bagi situasi masa kini dalam

prespektifnya dengan situasi yang akan datang.

2) Aspek Pengembangan Sikap.

a. Penumbuhan kesadaran pada peserta didik terutama

Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang

kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.

b. Menumbuhkan aspek-aspek sosial dalam kehidupan mandiri

secara emosional, intelektual dan ekonomi serta

penerapannya.

19

Page 20: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

c. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada peserta didik

dengan menggali potensi diri yang mereka miliki.

d. Menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial baik di

lingkungan sekolah maupun keluarga.

3) Aspek Keterampilan.

a. Sesuai dengan trend baru dalam pengajaran IPS maka

pelajaran IPS di sekolah diharapkan juga menekankan

pengembangan kemampuan dasar di kalangan peserta didik

berupa kemampuan heuristik, kemampuan kritik, ketrampilan

menginterpretasikan serta merangkaikan Fakta-fakta dan

akhirnya juga ketrampilan menulis.

b. Ketrampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan

masalah-masalah dan mencari hubungan satu peristiwa

dengan peristiwa lainnya atau dari zaman masa kini dan lain-

lain.

c. Ketrampilan menelaah secara elementer Buku-buku terutama

yang menyangkut keanekaragaman IPS terpadu.

d. Ketrampilan mengajukan Pertanyaan-pertanyaan produktif di

sekitar masalah keanekaragaman IPS terpadu.

e. Ketrampilan mengembangkan Cara-cara berpikir analitis

tentang Masalah-masalah sosial historis di lingkungan

masyarakatnya.

20

Page 21: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

3. Analisa proses pembelajaran

Analisa pembelajaran merupakan proses penjabaran prilaku

umum menuju ke prilaku khusus yang tersusun secara logis dan

sisitematis. Dengan tersusunnya gambaran prilaku khusus dari yang

paling awal hingga akhir.

Analisa pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang bisa

diterapkan dalam suatu tujuan pembelajaran menghasilkan

identifikasi Langkah-langkah yang relevan bagi penyelenggara suatu

tujuan dan Kemampuan-kemampuan subordinat yang dibutuhkan

oleh peserta didik untuk mencapai tujuan.

4. Analisa Proses Pembelajaran yang Baik

Proses pembelajaran mengandung dua aktivitas yaitu belajar dan

mengajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam perbuatan

melalui aktivitas, praktek dan pengalaman dan mengajar didefinisikan

sebagai aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan

Sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi peserta didik

untuk melakukan proses belajar yang efektif. Tujuan proses

pembelajaran bagi guru adalah mengantarkan peserta didik atau

sebagai fasilitator dalam menguasai kompetensi yang dibutuhkan

melalui proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran bagi peserta

didik adalah mampu menguasai kompetensi yang diajarkan oleh guru

sehingga dapat diperoleh hasil belajar (nilai) yang memuaskan.

21

Page 22: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

Teuku Zahara Djaafar (2001:1) menyatakan dalam konsep

teknologi pendidikan dibedakan istilah pembelajaran (instruction) dan

pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan

instruksional (Instructional) saja yaitu usaha mengelola lingkungan

dengan sengaja agar seseorang belajar berperilaku tertentu dalam

kondisi tertentu. Sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing

dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang

biasanya berlangsung dalam situasi resmi (formal). Lebih lanjut

Teuku Zahara Djaafar menyatakan menurut Cagne dan Bigg,

pembelajaran adalah rangkaian peristiwa kejadian yang

mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga proses

belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.

Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1997:194) menyatakan bahwa

masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah

berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas

merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru

menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan

pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan

dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya

bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain

ialah kegiatan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan

22

Page 23: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Menurut Popham dan Baker (1992:101) seseorang tidak dapat

menghindari timbulnya kesulitan kesulitan di dalam kelas tetapi

seseorang dapat menguranginya, dan bila terjadi dapat menanganinya

secara efisien.

Setiap guru masuk di dalam kelas, maka pada saat itu pula ia

menghadapi dua masalah pokok, yaitu masalah pengajaran dan

masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu

peserta didiknya dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara

langsung, misalnya membuat satuan pengajaran, penyajian informasi,

mengajukan pertanyaan, evaluasi dan lain-lain. Sedangkan masalah

manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan

kondisi sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar dapat

berlangsung secara efektif dan efisien. (Syaiful Bahri dan Aswan

Zain, 1997:196). Dengan demikian proses pembelajaran di dalam

kelas terkait dengan masalah pengajaran dan masalah pengelolaan

kelas.

IGAK Wardani (2001:16) menyatakan mengajar adalah

perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian secara

utuh berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan

tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.

Mengajar dikatakan berhasil jika Anak-anak belajar sebagai

akibat usaha itu (S. Nasution, 1995:5). Oleh karena itu dalam proses

23

Page 24: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

pembelajaran yang meliputi proses pengajaran dan pengelolaan kelas

tujuan utamanya adalah bagaimana mengupayakan agar peserta didik

belajar.

Agar proses pengajaran berlangsung baik maka guru harus

menguasai keterampilan dasar mengajar. Berdasar hasil penelitian

Turney (1973) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap

sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Kedelapan keterampilan tersebut adalah :

1. Keterampilan bertanya

2. Keterampilan memberi penguatan

3. Keterampilan mengadakan variasi

4. Keterampilan menjelaskan

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

6. Ketarmpilan membimbing diskusi kelompok kecil

7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual

(IGAK Wardani, 2001:17)

Di samping menguasai keterampilan dasar mengajar guru juga

dituntut untuk mampu mengelola kelas secara efektif. Suroso

(2002:93) menyatakan konsep dasar yang harus diperhatikan dalam

manajemen kelas adalah:

1. Manajemen bagaimana guru merencanakan,

mengorganisasikan dan mengontrol.

24

Page 25: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

2. Menegakkan disiplin kelas, termasuk memberi hukuman dan

peringatan.

3. Menciptakan iklim kelas yang rileks, menyenangkan

fleksibel, demokratik, sportif namun juga represif, dan lain-lain.

Dalam proses pembelajaran, seorang guru berperan sebagai

pemimpin/fasilitator dan mengarahkan kegiatan belajar peserta

didiknya. Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa aspek

yang saling berkaitan. Oemar Hamalik (2002:63) menyatakan paling

tidak ada tujuh aspek yang memiliki fungsi berbeda dalam proses

belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat yaitu:

1. Aspek Tujuan instruksional (Standar kompetensi)

2. Aspek materi pelajaran

3. Aspek metode dan strategi pembelajaran

4. Aspek media instruksional

5. Aspek penilaian

6. Aspek penunjang fasilitas, waktu,tempat dan pelengkapan

7. Aspek ketenagaan meliputi aspek peserta didik dan guru.

Semua aspek tersebut satu sama lainnya saling terkait dan

mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Guru sebagai

sutradara dalam kegiatan pembelajaran dituntut untuk mampu

mengelola keseluruhan aspek tersebut sehingga tujuan pembelajaran

tercapai secara efektif dan efisien. Kemampuan guru dalam mengelola

aspek-aspek belajar mengajar dapat ditinjau dari kemampuan guru

25

Page 26: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program

pembelajaran.

5. Langkah-langkah melakukan Analisa pembelajaran.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menuliskan prilaku umum yang ditulis dalam TPU untuk mata

pelajaran yang sedang dikembangkan.

2. Menuliskan setiap prilaku khusus yang merupakan bagian dari

prilaku umum. Jumlah prilaku khusus untuk setiap prilaku

umum berkisar antara 5-10 buah, bila sangat dibutuhkan dapat

ditambah.

3. Membuat prilaku khusus kedalam daftar urutan yang logis dari

prilaku umum. Prilaku khusus yang terdekat hubungannya

dengan prilaku umum diteruskan mundur sampai prilaku yang

sangat jauh dari prilaku umum.

4. Menambahkan prilaku khusus atau kalau perlu dikurangi

5. Setiap prilaku khusus ditulis dalam lembar kartu/kertas ukuran

3x5 cm.

6. Kemudian kartu disusun dengan menempatkannya dalam

struktur hirarkhis prosedural, atau dikelompokkan menurut

kedudukan masing-masing terhadap kartu lain.

7. Bila perlu ditambah dengan prilaku khusus lain atau dikurangi

sesuai kedudukan masing-masing.

26

Page 27: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

8. Letak prilaku digambarkan dalam bentuk kotak-kotak di atas

kertas lebar sesuai dengan letak kartu yang telah disusun.

Hubungkan kotak-kotak yang telah digambar dengan garis-garis

vertikal dan horisontal untuk menyatakan hirarkhikal, prosedural

dan pengelompokkan.

9. Meneliti kemungkinan hubungan prilaku umum yang satu

dengan yang lain atau prilaku khusus yang berada di bawah

prilaku umum yang berbeda.

10. Memberi nomor urut pada setiap prilaku khusus dimulai dari

yang terjauh hingga yang terdekat dari prilaku umum.

Penomoran ini menunjukkan prilaku khusus yang terstruktur

herarkhikal harus dilakukan dari bawah ke atas. Sedangkan

pemberian nomor urut prilaku khusus yang terstruktur

prosedural dapat berlainan dari urutannya dari yang lebih

sederhana ke yang lebih kompleks. Pemberian nomer urut

prilaku-prilaku khusus yang terstruktur pengelompokan

dilakukan dengan cara yang sama dengan struktur prosedural.

11. Mengkonsultasikan bagan yang telah dibuat dengan teman

sejawat untuk mendapatkan masukan antara lain tentang:

a. Lengkap-tidaknya prilaku khusus sebagai penjabaran dari

setiap prilaku umum.

b. Logis-tidaknya urutan Prilaku-prilaku khusus menuju

prilaku umum.

27

Page 28: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

c. Struktur hubungan Prilaku-prilaku khusus tersebut.

(herarkhikal prosedural, pengelompokan atau kombinasi).

I. Metode penelitian

1. Jenis penelitian

Metode adalah pendekatan yang digunakan dalam rangka

mengadakan pendekatan terhadap masalah yang dihadapi atau diteliti.

Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli yang mengatakan bahwa

“Metode adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2008:1). Metode eksperimen adalah suatu

pendekatan dimana situasi atau gejala dibuat dengan sengaja

ditimbulkan” (Suharsimi Arikunto, 2002:12).

Dalam penelitian ini cara pendekatan adalah pendekatan

kuantitatif karena penulis memberi perlakuan dan menguji kembali

“Analisa proses pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga

Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen yaitu

eksperimen kelompok control (Control Group experiment), dengan

rancangan penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.1 Rancangan Penelitian

Kelas Data Awal PerlakuanData Akhir

Tes Angket

Eksperimen

kontrol

Ya

Ya

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

28

Page 29: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

Berdasarkan pola di atas dari data dokumentasi kelas eksperimen

dan kelas kontrol akan dibandingkan untuk menegaskan bahwa kedua

sample dalam keadaan homogen. Sedangkan dari hasil tes kelas

eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan untuk melihat pengaruh dari

perlakuan yang diberikan, sedangkan sebaran angket yang diberikan

kepada kelas eksperimen untuk melihat respon Peserta Didik terhadap

perlakuan

2. Populasi dan sampel

a. Populasi Penelitian

Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya penelitian-

penelitian bidang lainnya ditujukan untuk memperoleh kesimpulan

tentang kelompok yang besar dalam lingkup wilayah yang luas,

tetapi hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah yang

tidak hanya lebih sempit. Dalam buku Metode Penelitian Pendidikan

Nana Syaodik Sukmadinata (2009:250) mendefiniskan bahwa

populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup

penelitian”. Sementara itu ahli lain mengatakan bahwa populasi

adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Nurul Zuriah, 2007:116).

Jadi berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII/1 dan

VIII/2 SMP Negeri 2 Gangga Kecamatan Gangga Kabupaten

Lombok Utara.

29

Page 30: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

b. Sampel Penelitian

Dalam penelitian pendidikan, subjek yang dikenai penelitian

biasanya dilakukan terhadap sampel. Sampel merupakan bagian dari

populasi. Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli mengemukakan

bahwa: “Sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi”

(Nana Syaodik Sukmadinata, 2009:250). Ahli lain juga berpendapat

bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2008:118).

Dalam penelitian ini akan diambil 1 kelas dari 4 kelas sebagai

sampel. Dengan teknik penentuan sampel yaitu teknik pengambilan

sampel dengan cara pengambilan secara random sampling. Setelah

diadakan pengambilan secara random sampling ternyata kelompok I

sebagai kelompok eksperimen dan kelompok II sebagai kelompok

kontrol. Untuk lebih jelasnya mengenai sampel penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 1.2 berikut ini

Tabel 1.2 : Keadaan sampel peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Gangga tahun pembelajaran 2012/2013

KelasKelompok/

SampelKeterangan Perlakuan

VIIIVIII 1 / 30

VIII 2 / 30

Dengan menggunakan metode

demonstrasi

Tidak menggunakan metode

demonstrasi

Jumlah 60

30

Page 31: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

3. Data penelitian

a. Jenis dan sumber data

Jenis data yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Secara garis besar, dapat dijelaskan bahwa jenis

penelitian kuantitatif di mulai dengan menetapkan obyek studi yang

spesifik, dieliminasikan dari totalitas atau konteks besarnya sehingga

menjadi ekplisit atau jelas obyek studinya. Sesudah itu, baru disusun

kerangka teori sesuai dengan obyek studi spesifiknya. Kemudian,

dapat dihasilkan hipotesis atau problematik penelitian, instrumen

pengumpulan data, teknik sampling serta teknik analisisnya. Selain

itu juga dapat ditentukan rancangan metodologik lainnya seperti

penetapan batas signifikansi, teknik-teknik penyesuaian jika ada

kekurangan atau kekeliruan di dalam hal data, adminstrasi, analisis,

dan semacamnya. Dengan kata lain, semua dirancang dan

direncanakan secara matang sebelum peneliti terjun ke lapangan

untuk melakukan kegiatan penelitiannya (Rahmat Azis, 2010:59).

Ditinjau dari jenisnya, data penelitian dapat dikategorikan

kedalam:

1. Data kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan Kata-kata

atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk

memperoleh kesimpulan.

2. Data kuantitatif, yaitu data yang berwujud Angka-angka hasil

perhitungan ataupun data yang diperoleh dengan mengubah data

31

Page 32: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

kualitatif yang dikuantitatifkan. Dengan mengetahui jenis data,

maka dapat ditentukan tekhnik analisanya, apakah menggunakan

analisa statistik atau non statistik (Suharsimi, 1998:245)

Dalam penelitian ini data yang akan diperoleh berupa Angka-

angka hasil angket dan hasil tes. Karena berupa Angka-angka maka

analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik.

b. Tekhnik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian. Sebab Data-data yang diperoleh selanjutnya akan olah. Hasil

penelitian akan dikatakan logis apabila dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan data yang lengkap, autentik

dan akurat.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1) Test

Menurut Suharsimi instrumen adalah alat pada waktu

peneliti menggunakan sesuatu metode (1998 : 137). Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Margono

mengemukakan tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli)

yang diberikan pada seseorang dengan maksud untuk mendapat

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka

(1978 : 170).

32

Page 33: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

Sedangkan Suharsimi menjelaskan tes adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelengensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (1998 :

139). Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah,

dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan

respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha, 2003 : 43).

Jadi tes adalah merupakan suatu cara untuk mendapatkan

data yang berbentuk tugas berupa perintah atau Pertanyaan-

pertanyaan yang dapat diberikan kepada peserta didik dan

jawaban dari anak tersebut merupakan nilai tes yang digunakan

biasanya berupa tes essay dalam bentuk uraian terbatas dan

pedoman observasi untuk pengamatan pembelajaran.

2) Observasi

Pada dasarnya teknik observasi ini di gunakan untuk

melihat, mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang

tumbuh dan berkembang, kemudian dapat di lakukan penelitian.

Dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data

observasi dapat dibedakan participant observation (observasi

berperan serta) dan Non participant observation (observasi non

partisipan) (sugiyono, 2005:166), peneliti menggunakan

observasi non partisipan, dimana peneliti tidak ikut menjadi

bagian dari apa yang di teliti, karena peneliti berfungsi sebagai

33

Page 34: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

peninjau, yakni menguraikan dan mengAnalisa data yang telah

terkumpul dari Keterangan-keterangan tentang gambaran umum

yang akan di peroleh dari responden tentang Analisa Proses

Pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2 Gangga.

3) Angket atau Quisioner

Angket dan quisioner merupakan “suatu alat pengumpul

data dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis

untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden”

(Margono,2003 : 167), sedangkan ahli lain mengatakan bahwa

angket atau quisioner “merupakan sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya atau Hal-hal yang

diketahuinya” (Suharsimi, 2002 : 128)

4) Dokumentasi

Dokumentasi sebagai “setiap bahan tertulis atau film”

(Maleong, 2002:161).Dokumentasi juga berarti “cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti

Arsip-arsip dan termasuk juga Buku-buku tentang pendapat,

Teori-teori, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penelitian” (Margono, 2003:159). Dengan

metode ini peneliti kiranya akan mendapatkan data dalam

bentuk tertulis mengenai prestasi hasil belajar peserta didik mata

pelajaran IPS Terpadu.

34

Page 35: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

4. Variabel penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki nilai

ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan

menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala

yang menjadi obyek penelitian(Yatim,1996: 11) Variabel adalam hal ini

diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan

peneliti (Rahman, 1998 : 52). Sering pula diartikan bahwa variabel

penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau

gejala yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (1999 : 97)

variabel yaitu obyek penelitian yang bervariasi.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Analisa Proses

Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga tahun

pelajaran 2012/2013.

b. Variabel Terikat.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Proses Pembelajaran

IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga tahun pelajaran 2012/2013.

5. Analisa data

Data adalah keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Berhasil

tidaknya suatu penelitian sebagian besar tergantung bagaimana data

dikumpulkan dan diolah.

Berdasarkan hipotesis maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

35

Page 36: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

Ho = Mk < Me

Ha = Mk > Me

6. Pengujian hipotesis

Dalam buku metodologi penelitian pendidikan dijelaskan bahwa

dalam setiap penelitian, disamping perlu menggunakan metode penelitian

yang tepat, juga memilih tekhnik dan alat pengumpul data yang relevan.

Penggunaan tekhnik dan alat pengumpul data yang tepat, memungkinkan

diperolehnya data yang objektif dan akurat (Margono, 2000:158).

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui Analisa proses

pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga, maka dapat

dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus statistik yaitu

rumus korelasi product moment. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi

(1980:285) yang menyatakan: “tekhnik statistik yang kerap kali

digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel adalah tekhnik

korelasi”.

Setelah peneliti mengadakan penelahan yang mendalam terhadap

berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah

berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

“Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari

suatu penelitian” (Fraenkel dan Wallen dalam Yatim Riyanto, 2001 : 16).

Atas dasar pendapat di atas, hipotesis yang diajukan masih perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini berbentuk

36

Page 37: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

alternatif yang terdiri dari hipotesa mayor dan hipotesa minor. Sesuai

dengan teknik Analisa yang digunakan seperti disebutkan di atas, maka

hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho).

(Ha) Ada hasil Analisa Proses Pembelajaran IPS Terpadu di SMP

Negeri 2 Gangga tahun Pelajaran 2012/2013

(Ho) Tidak ada hasil Analisa Proses Pembelajaran IPS Terpadu di

SMP Negeri 2 Gangga tahun Pelajaran 2012/2013

Untuk Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang

didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun

dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa

dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak

mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas

probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa data".

Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian

hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang

mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.

keperluan pengujian hipotesis digunakan teknik uji-t (t-tes).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang positif dan

signifikan tentang pemberian pembelajaran Metode diskusi dengan yang

tidak menggunakan pembelajaran Metode diskusi pada peserta didik di

SMP Negeri 2 Gangga

t =

37

Page 38: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

Dengan keterangan:

t = t hitung

= Rata-Rata Kelompok Eksperimen

= Rata-Rata Kelompok Eksperimen

n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah sampel kelompok kontrol

S = Varian Gabungan

(Sugiyono, 2003 : 145).

a. Tolak Ho, apabila t hitung> t tabelpada taraf uji 95 % dan

derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2). Dan sebaliknya apabila t hitung< t tabel

maka Ho diterima pada taraf uji yang sama.

b. Ho di tolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan

dan menerima Ho artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

J. Jadwal kegiatan penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan yakni:

1. Tahap pra lapangan

a. Memilih objek penelitian.

b. Mengurus perizinan penelitian, meminta rekomendasi izin penelitian

ke Bakesbanglinmas di Tanjung kemudian diteruskan ke SMP Negeri

2 Gangga.

2. Tahap pekerjaan lapangan

38

Page 39: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

a. Mengadakan observasi langsung ke SMP Negeri 2 Gangga, dengan

melibatkan beberapa staf tata usaha dan guru untuk memperoleh data

sementara.

b. Memasuki objek penelitian/lapangan, dengan mengamati berbagai

peristiwa maupun kegiatan yang ada dan wawancara dengan

beberapa pihak yang bersangkutan.

c. Peneliti turut berperan serta sambil mengumpulkan Data-data yang

diperlukan.

3. Penyusunan laporan penelitian berdasarkan hasil dari Data-data yang

diperoleh.

Tabel 1.3. Matriks kegiatan penelitian

NO KEGIATAN

BULANJULI2012

AGUSTUS2012

SEPTEMBER2012

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51 Persiapan2 Penyusunan

Proposal3 Konsultasi

Proposal4 Perizinan5 Penyusunan

Skripsi6 Konsultasi Skripsi7 Seminar

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek,Jakarta: Rineka Cipta

Depdikbud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

39

Page 40: Analisa Proses Pembelajaran Ips Terpadu Di Smp Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2012 2013

Djamarah, Saiful, 1991, Prestasi hasil belajar Dan Kompetensi Pendidik,

Surabaya : Usaha Nasional

Djamarah, Syaiful Bahri, 2002, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Hadi, Sutrisno, 1980, Psikologi Belajar Dan Mengajar, Jakrta : Bumi Aksara

Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru

Algensindo

Margono, S, 1996, .Metode Penelitian Pendidikan, Jakrta :Rineke Cipta.

Poerwadarminta, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesi, Jakarta : Balai pustaka

Rohani, Ahmad, 2004, Pengelolaan Pengajaran, Jakrta :Rineke Cipta

Sardiman, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja, Surabaya : Usaha

Nasional.

Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memepengaruhinya, Jakarta :

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana, 2000, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru

Sugiyono, 2000, Statistik Untuk Penelitiani, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian. Surabaya : Usaha Nasional

40