16
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010 ANALISA KEGAGALAN POTENSIAL PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ PLYWOOD DALAM USAHA MENCAPAI KEPUASAN PELANGGAN Rakhmawati Teknologi Industri Pertanian,Universitas Trunojoyo Jl.Raya Telang PO BOX 2 Kamal Bangkalan Madura. Email : [email protected] ABSTRACT Main raw material in plywood production is large size wood which needs long time to obtain. Therefore, the process has to be as efficient as possible to prevent waste of raw material. PT. XYZ is a labour intensive industry in which quality of final product depends largely on workers’ skill. The purpose of this study is to analyze potential failure during production in order to obtain high quality product to fulfill customers satisfaction. Lean Six Sigma approach is used to analyze data. The aim of Lean method is to minimalize the cause of failure during processing including all waste. In this study, data which have been processed using Lean Method were then analysed using Six Sigma Method to further reduce the quantity of defective products. By combining result of the two methods, actions required to improve reduce defect were then identified. Result showed that major potential failure at PT. XYZ were delays and defective product, cause by collision and defect due to sander process. To solve the problem it is suggested for the company to use suitable conveyor and troly to replace forklift. Also it is suggested to attach surface smoothness detector onto sander machine. Lastly, The SOP (Standard Operational Procedure) is required for worker in sander department. Key word: Lean, Six Sigma, Cutomer Satisfaction, Plywood PENDAHULUAN Latar Belakang Kepuasan pelanggan merupakan faktor terpenting dalam industri manufaktur maupun jasa. Oleh karena itu, tujuan suatu perusahaan secara langsung maupun tidak langsung akan mengacu pada hal tersebut. Berbagai upaya dilakukan perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Upaya tersebut biasanya berupa perbaikan terus- menerus baik dari segi produk maupun pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka cara untuk mencapai kepuasan pelanggan pun mengalami perubahan. Mulai dari Kaizen, TQM (Total Quality Management), SPC (Statistical Process Control), Lean, hingga Six Sigma. PT. XYZ merupakan salah satu industri padat karya yang bergerak dibidang agroindustri khususnya pengolahan hasil hutan (kayu) untuk dijadikan kayu lapis atau plywood. Seperti yang telah kita ketahui, bahan dasar produksi PT. XYZ dalam penyediaannya membutuhkan waktu yang sangat lama, namun disisi lain produksi harus dilakukan setiap hari sesuai dengan pesanan dari pelanggan. Oleh karena itu, kesalahan dalam proses produksi akan mempengaruhi produk yang dihasilkan yang pada akhirnya

ANALISA KEGAGALAN POTENSIAL PROSES …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XII/MI/28. Prosiding... · Diagram alir proses produksi plywood dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 1. Diagram

  • Upload
    doandat

  • View
    226

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ANALISA KEGAGALAN POTENSIAL PROSES PRODUKSIDENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZPLYWOOD DALAM USAHA MENCAPAI KEPUASAN

PELANGGAN

RakhmawatiTeknologi Industri Pertanian,Universitas Trunojoyo

Jl.Raya Telang PO BOX 2 Kamal Bangkalan Madura.Email : [email protected]

ABSTRACT

Main raw material in plywood production is large size wood which needs longtime to obtain. Therefore, the process has to be as efficient as possible to prevent wasteof raw material. PT. XYZ is a labour intensive industry in which quality of final productdepends largely on workers’ skill. The purpose of this study is to analyze potentialfailure during production in order to obtain high quality product to fulfill customerssatisfaction.

Lean Six Sigma approach is used to analyze data. The aim of Lean method is tominimalize the cause of failure during processing including all waste. In this study, datawhich have been processed using Lean Method were then analysed using Six SigmaMethod to further reduce the quantity of defective products. By combining result of thetwo methods, actions required to improve reduce defect were then identified.

Result showed that major potential failure at PT. XYZ were delays and defectiveproduct, cause by collision and defect due to sander process. To solve the problem it issuggested for the company to use suitable conveyor and troly to replace forklift. Also itis suggested to attach surface smoothness detector onto sander machine. Lastly, TheSOP (Standard Operational Procedure) is required for worker in sander department.

Key word: Lean, Six Sigma, Cutomer Satisfaction, Plywood

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepuasan pelanggan merupakan faktor terpenting dalam industri manufakturmaupun jasa. Oleh karena itu, tujuan suatu perusahaan secara langsung maupun tidaklangsung akan mengacu pada hal tersebut. Berbagai upaya dilakukan perusahaan untukmencapai kepuasan pelanggan. Upaya tersebut biasanya berupa perbaikan terus-menerus baik dari segi produk maupun pelayanan untuk memenuhi kebutuhanpelanggan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka carauntuk mencapai kepuasan pelanggan pun mengalami perubahan. Mulai dari Kaizen,TQM (Total Quality Management), SPC (Statistical Process Control), Lean, hingga SixSigma.

PT. XYZ merupakan salah satu industri padat karya yang bergerak dibidangagroindustri khususnya pengolahan hasil hutan (kayu) untuk dijadikan kayu lapis atauplywood. Seperti yang telah kita ketahui, bahan dasar produksi PT. XYZ dalampenyediaannya membutuhkan waktu yang sangat lama, namun disisi lain produksi harusdilakukan setiap hari sesuai dengan pesanan dari pelanggan. Oleh karena itu, kesalahandalam proses produksi akan mempengaruhi produk yang dihasilkan yang pada akhirnya

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-2

berpengaruh pada efisiensi penggunaan bahan baku. Kesalahan dalam produksidipengaruhi oleh banyak faktor, dimana salah satu yang potensial menjadi penyebabyang telah ada di PT. XYZ adalah faktor tenaga kerja yang selama ini secara tidaklangsung merupakan penentu kualitas produk. Kesalahan dalam produksi tersebut,apabila terjadi secara berkelanjutan akan menimbulkan banyak masalah, selain darikonsumen maka perusahaan juga menanggung banyak kerugian, baik kerugian waktumaupun tenaga untuk pengerjaan ulang hasil produksi yang salah.

Dari fakta yang ada di PT. XYZ, pendekatan Lean yang pada dasarnya mengacupada lancarnya aliran nilai sepanjang proses produksi serta Six Sigma yang berfokuspada penciptaan kualitas produk dimana tidak akan ada kecacatan pada produk (zerodefect) akan mampu membantu perusahaan dalam menganalisa kegagalan potensial dariproses produksi dalam usaha meningkatkan kualitas produk, sehingga penyebabkegagalan tidak akan muncul kembali.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah :1. Seberapa banyak dan apa penyebab kegagalan potensial yang terjadi pada proses

produksi di PT. XYZ?2. Tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu produk PT. XYZ?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :1. Menganalisis penyebab kegagalan potensial yang terjadi pada proses produksi di PT.

XYZ.2. Mengkaji cara meningkatkan mutu produk melalui berbagai tindakan berbasis konsep

Lean Six-Sigma.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan saran padaperusahaan mengenai berbagai kegagalan potensial yang terjadi pada proses produksiserta tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu produk denganpendekatan konsep Lean Six Sigma.

Batasan Masalah

Agar pembahasan sesuai dan tidak menyimpang dengan tujuan yang telahditetapkan, maka dalam penelitian ini ditetapkan beberapa batasan masalah, diantaranyaadalah:1. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data selama lima bulan produksi

Plywood mulai bulan Agustus hingga Desember 2008 dengan tiga ukuran produkyang sering diproduksi pada periode tersebut.

2. Waste atau pemborosan dan defect atau produk cacat yang diidentifikasi dan dikajimerupakan waste dan defect yang menempati urutan pertama dan kedua.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di XYZ, yang berada di Jl. Kapten Darmo Sugondo 56Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penelitian ini mulai dilaksanakan padaOktober 2008 dan akan berakhir pada Januari 2009

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-3

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan bagian penting dalam suatu penelitian karena haltersebut yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian. Gambar 1 merupakanringkasan dari tahapan penelitian yang telah dilaksanakan.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Gambar 2. Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakanmetode Lean Six Sigma.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Perusahaan

PT. XYZ terletak di jalan Kapten Darmo Sugondo, Desa Karang Kiring,Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. PT. XYZ merupakan industri padat karyayang bahan industri yang dipergunakan adalah kayu gelondongan dari KalimantanTimur hasil tebangan PHP sendiri dan sebagian membeli dari PHP lain. Hasil produksiPT. XYZ adalah kayu lapis, Fancy Wood, Rumah Kontrol, Lumber Core dan kayugergajian. Hasil produksi berupa kayu lapis, Polyester, Moulding dan Flush Door 99%dipasarkan ke luar negeri (Ekspor) dengan negara tujuan Jepang, Taiwan, Korea,Rotherdam dan Italy.

Sistem manajemen mutu ISO 9001 telah digunakan perusahaan untuk menjaminmutu bagi pelanggannya dengan Motto atau semboyan “Tiada Hari Tanpa PeningkatanMutu”. Selain sistem manajemen Mutu ISO 9001, standart mutu yang digunakan olehPT. XYZ antara lain IHPA (Imported Harwood Product Association), JAS (JapanAgricultural Standart), JPIS (Japan Plywood Inspection Corporation) dan SNI(Standart Nasional Indonesia).

Langkah-langkah dalam six sigma

Define (Identifikasi)

Identifikasi ProyekDefine merupakan tahapan awal dalam metode Six Sigma, dalam tahapan ini

akan ditentukan proyek mana yang akan menjadi prioritas perusahaan. Proyek SixSigma harus berusaha memperbaiki kinerja eksternal yang secara langsungmempengaruhi pelanggan, seperti perbaikan desain produk, respon atau pengirimanyang lebih cepat, atau atribut kepuasan pelanggan lainnya; ataupun sistem pengukuranefektivitas organisasi internal, misalnya penurunan tingkat kecacatan atau kesalahanmaupun peningkatan produktivitas.

Dalam dunia bisnis, menurut pimpinan PT. XYZ dipengaruhi oleh tiga hal yaitukualitas, kuantitas dan tepat waktu. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut tidakterpenuhi maka pelanggan akan cenderung meninggalkan perusahaan dan berpindahpada perusahaan lain. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ harusmemenuhi standart yang ditetapkan oleh pelanggan. Standart tersebut berbeda-bedaantara satu negara dengan negara yang lain. IHPA (Imported Harwood ProductAssociation), JAS (Japan Agricultural Standart), JPIS (Japan Plywood InspectionCorporation) dan SNI (Standart Nasional Indonesia) merupakan beberapa standar yangdigunakan oleh PT. XYZ. Namun diantara ke-empat standart tersebut yang seringdigunakan adalah JAS (Japan Agricultural Standard) karena konsumen tetap pada saatini adalah negara Jepang dan negara-negara lain yang mau menerima produk apabilasesuai dengan standar tersebut karena JAS dapat diterima diberbagai negara di seluruhdunia.

Dalam tahapan ini, CTQ atau Critical to Quality merupakan hal penting yangharus diperhatikan. CTQ merupakan salah satu kriteria yang ditetapkan oleh konsumenakan produk yang di produksi. CTQ diklasifikasikan dalam tiga kategori seperti yangdisarankan oleh Kano, yaitu:

1. Penyebab ketidakpuasan: sesuatu yang diharapkan dalam suatu produk atau jasa.2. Penyebab kepuasan: sesuatu yang diinginkan oleh pelanggan.3. Pembuat senang: fitur baru atau inovatif yang tidak diharapkan oleh pelanggan.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-5

Dari ketiga hal di atas, CTQ pada PT. XYZ adalah semua jenis cacat yangmengakibatkan menurunnya kualitas produk yang pada dasarnya erat kaitannya dengankepuasan pelanggan eksternal. Sesuai dengan standar yang telah ditentukan, produkyang dihasilkan harus bebas dari berbagai macam cacat.

Pengukuran kinerja sigma pada roses produksi dilakukan untuk memastikanapakah proyek yang dipilih dapat dilanjutkan atau tidak. Pengukuran kinerja tersebutdapat dilakukan dengan meggunakan Ms. Excel 2003 dengan rumus =NORMSINV(1-Jumlah Produk Cacat/Total Seleksi)+1.5.

Dari hasil perhitungan kinerja sigma diketahui bahwa kinerja proses produksiplywood di PT. XYZ berkisar antara 4.3 hingga 4.6 sigma dan belum mencapai enamsigma. Hal tersebut menegaskan bahwa proyek enam sigma dapat diberlakukan padaperusahaan tersebut untuk dapat meningkatkan nilai sigma. Hal ini berarti PT. XYZdalam memproduksi satu juta produk, masih ditemukan produk cacat sebesar 2555hingga 936 unit. Dalam tahapan ini, dapat ditentukan bahwa tujuan dari penggunaanLean Six Sigma digunakan untuk mereduksi cacat produk yang dihasilkan perusahaanhingga mencapai level enam sigma. Hal tersebut menjadi prioritas karena kualitasproduk harus sesuai dengan keinginan pelanggan. Merujuk pada sistem produksi PT.XYZ yang make to order atau berproduksi karena ada pesanan, maka segala sesuatutentang produk harus sesuai dengan keinginan, kriteria atau standar yang ditetapkanoleh pelanggan yang 99 % adalah pelanggan internasional.

Pengorganisasian Proyek Six SigmaSebelum memulai berbagai tahapan dalam proyek Six Sigma, terlebih dahulu

harus dibentuk sebuah tim atau organisasi yang terstruktur untuk menjalankan proyekSix Sigma selanjutnya. Tim dalam proyek Six Sigma harus terdiri dari beberapa orang,yaitu:

Project Team Charter Six Sigma PT. XYZ

Pemetaan ProsesTahap define atau perumusan disamping mengetahui CTQ, yang dapat dibuat

selanjutnya adalah diagram SIPOC (Tabel 1.) yang berfungsi untuk mengidentifikasikegiatan-kegiatan terpenting yang terjadi di suatu proses untuk kemudian mengurutbalik ke arah pemasok dan atau maju ke arah pelanggan.

Selain diagram SIPOC, dalam pemetaan proses juga harus diketahui aliranproses produksi. Diagram alir proses produksi plywood dapat dilihat pada Gambar 3.Tabel 1. Diagram SIPOC (Supllier, Input, Process, Output dan Customer)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-6

Gambar 3. Diagram Alir proses produksi Plywood PT. XYZ

Pendefinisian WastePemborosan atau waste yang akan digunakan dalam penelitian ini mencakup

delapan waste. Pendefinisian waste merupakan hal penting yang perlu dilakukan karenadengan pendefinisian ini responden akan lebih memahami dan akan membantu merekadalam pengisian kuesioner. Apabila pendefinisian ini kurang tepat maka hasil darikuesioner juga menjadi kurang akurat.

Measure (Pengukuran)

Identifikasi Waste dan Pengambaran Big Picture MappingIdentifikasi waste dan pengambaran big picture mapping (Lampiran 2)

didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya, dengan adanya informasi yang ada dalamBPM Key Performance Indicators (KPIs) dapat dihitung dengan menghitung ProcessCycle Efficiency (PCE).

Menurut Gaspersz (2007), jika nilai PCE kurang dari 30% maka suatuperusahaan dikatakan un-Lean. Hasil perhitungan KPIs (Lampiran 3) sebesar 53.7762 %menunjukkan bahwa PT. XYZ merupakan perusahaan yang telah mencapai Lean.

Pengukuran WastePengukuran waste yang berpengaruh dilakukan dengan bantuan kuesioner yang

diberikan pada beberapa tenaga kerja diberbagai departemen baik bagian produksimaupun manajemen yang berkenaan dengan proses produksi, dalam penelitian ini datahasil pengukuran waste menggunakan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan olehShomad (2009). Dari hasil rekapitulasi kuesioner dapat diketahui waste tertinggi yangterjadi di PT. XYZ adalah delay (menunggu) dan defect (produk cacat) yang disajikanpada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Waste PT. XYZ (Shomad, 2009)

No. Waste % (Persen)1 Overproduction 10.5532 Delay 22.2783 Transportation 13.0654 Inappropiate processing 9.3805 Inventory 9.8836 Motion 10.2187 Defect 18.9288 Deefective design 5.695

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-7

Dalam fase ini, berdasarkan data yang telah didapatkan dapat diketahui cacat-cacat produk yang sering terjadi selama proses produksi. Data jenis jumlah dariberbagai jenis cacat tersebut disajikan pada Lampiran 4. Hasil rakapitulasi cacat terbesarkemudian ditransformasikan dalam diagram pareto (Gambar 4) untuk memilih cacatterbesar yang kemudian akan dijadikan obyek pembenahan selanjutnya.

Gambar 4.Diagram Pareto Jenis Cacat Terbesar PT.XYZ

Membangun CTQDari pengukuran waste sebelumnya maka dapat ditentukan CTQ (Critical To

Quality) dari proyek ini adalah waktu delay (menunggu) yang berlebih dan defect atauproduk cacat dengan sub-kriteria cacat terbentur dan cacat sander.

Kapabilitas Proses dan Penentuan Prioritas PerbaikanSistem produksi PT. Sumber Mas Indah Plywood adalah make to order atau

berproduksi berdasarkan pesanan dari pelanggan. Oleh karena itu, produk yangdiproduksi harus sesuai dengan keinginan pelanggan baik dalam ukuran maupunkualitas. Dari produk yang dipesan, ukuran yang sering diproduksi adalah plywooddengan ukuran 2.4 x 920 x 1830 mm, 5.2 x 910 x 1820 mm dan 8.7 x 913 x 1830 mm.Data produksi ketiga ukuran tersebut beserta cacat tertinggi selama lima periode dapatdilihat pada Lampiran 5.

Data-data cacat pada masing-masing ukuran (Lampiran 5.) kemudian diujinormalitas dan stabilitas datanya dengan sofware Minitab 14. Hal tersebut akandigunakan untuk menentukan kapabilitas dari proses produksi dan pengukuran kinerjaSigma dari PT. XYZ. Asumsi yang digunakan dalam uji kapabilitas proses adalahbahwa nilai rata-rata sama dengan nilai target. Dari hasil studi kapabilitas proses, kurvayang terbentuk dari semua hasil pengukuran melebihi batas atas maupun batas bawahrentang dalam proses, hal tersebut menunjukkan bahwa proses tidak memilikikapabilitas atau ketidakseragaman hasilnya.

Analyze (Analisis)Dari fase sebelumnya diketahui bahwa kecacatan produk tertinggi dikarenakan

adanya cacat terbentur dan cacat sander. Dengan diketahuinya kecacatan tersebut,langkah selanjutnya yang dilakukan dalam fase ini adalah pembuatan diagram sebabakibat untuk menentukan sebab-sebab terjadinya cacat yang selama periode terjadiuntuk kemudian pada fase selanjutnya dilakukan pengontrolan pada proses agar cacat-cacat tersebut dapat dikurangi atau bahkan dieliminasi. Dalam pengambaran diagramsebab akibat semua potensi penyebab kegagalan harus tercantum dalam tulang-tulangatau garis-garis penyebab, namun apabila salah satu atau beberapa faktor diantara enam

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-8

faktor yang menjadi penyebab kegagalan (personel, machine, measure, method,material dan environment) tidak termasuk dalam kategori penyebab kegagalan makafaktor tersebut tidak perlu dicantumkan dalam diagram.

Dari diagram sebab akibat yang telah disusun dapat dibuat FMEA (FailureMode and Effect Analysis) yang merupakan alat yang secara sistematis digunakan untukmengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari kegagalan sistem atau proses, sertamengurangi atau mengeliminasi peluang terjadinya kegagalan dengan memperhatikantingginya nilai RPN (Risk Priority Number).

Dalam FMEA worksheet diketahui terdapat empat mesin atau proses yangterpilih untuk segera dianalisis untuk dilakukan perbaikan . Bagian tersebut adalahpenghalusan dengan menggunakan mesin sander yang masing-masing disebabkankarena adanya getaran pada mesin (RPN 700), kurang telitinya pekerja dalammenentukan kehalusan (RPN 630), kurang hati-hatinya pekerja saat memasukanplywood ke dalam mesin sander (RPN (560) serta kurang sesuainya alat trasportasiyang digunakan (forklift) dengan luas ruangan yang ada (RPN 630).

Pengisian FMEA worksheet didasarkan pada diagram sebab akibat terjadinyadua cacat terbesar yang terjadi di PT. SMIP. Sedangkan penentuan besarnya ratingdilakukan dengan diskusi antara Master Black Belt, Black Belt, Green Belt dan pihak-pihak terkait yang merupakan tim dalam proyek.

Improve (Perbaikan)Dalam Action Planning Failure Mode (Lampiran 7) diketahui bahwa hampir

75% perbaikan seharusnya dilakukan pada mesin sander yang digunakan untukmenghaluskan permukaan plywood, selebihnya adalah proses trasportasi dalam ruangproduksi yang menggunakan forklift.

Produk akhir (plywood) PT. XYZ berdasarkan hasil identifikasi dan pengukurandiketahui bahwa cacat produk (defect) yang selama ini terjadi adalah cacat karenaterbentur yang disebabkan ketidaksesuaian luas ruangan yang ada dengan mesinpengangkut yang selama ini digunakan (forklift). Luas ruangan yang terlalu sempitdengan adanya banyak tumpukan produk di beberapa departemen menyebabkan luasgerakan forklift tidak maksimal sehingga peluang terbenturnya forklift dengan produksangat besar. Untuk menanggulangi hal tersebut tidak mungkin dilakukan perluasanruang produksi, namun dengan menyesuaikan mesin pengangkut yang digunakandengan ruangan dengan cara mengoptimalkan penggunaan alat transportasi yang telahdimiliki diharapkan akan memberikan solusi terbaik. Mesin pengangkut yang mungkindapat digunakan adalah konveyor atau troly yang sebenarnya telah dimiliki olehperusahaan, dengan mesin tersebut akan mengurangi kegiatan pengangkatan yangberpotensi menyebabkan produk terjatuh dan terbentur.

Permasalahan yang sangat kompleks selain pada bagian transportasi terjadi padabagian penghalusan dengan mesin sander. Adanya getaran pada mesin sander, kurangtelitinya pekerja dalam menentukan tingkat kehalusan serta kurang hati-hatinya pekerjadalam memasukkan plywood ke dalam mesin merupakan beberapa penyebab terjadinyacacat sander. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikanperedam getaran pada mesin sander, melengkapi mesin sander dengan detektorkehalusan serta pembuatan SOP (Standard Operational Procedure) bagi pekerja padabagian sander.

Selain defect atau produk cacat waste terbesar yang terdapat di PT. XYZ adalahdelay atau waktu menunggu yang terlalu lama. Untuk menanggulangi pemborosantersebut dapat dilakukan dengan mengidentifikasi PAM (process activity mapping)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-9

dengan cara menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non valueadded activities), serta penerapan kedisiplinan pada semua pekerja dengan penggunaankonsep Kanban (penulisan segala informasi yang berkaitan dengan aliran barang danatau produk menuju proses selanjutnya).

Control (Pengawasan)Dikarenakan keterbatasan waktu penelitian maka pada fase kontrol hanya

diberikan saran yang nantinya dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mengawasiatau mengontrol proyek Lean Six Sigma selanjutnya. Proyek Sigma dapat terusdijalankan sesuai dengan kebutuhan perusahaan tidak terbatas pada berbagai lingkup.Hal tersebut sesuai dengan konsep manajemen kualitas Continue Improvement yangberarti peningkatan dapat dilakukan secara berkelanjutan dan berkembang sesuaidengan kebutuhan perusahaan.

Control atau pengawasan dapat dilakukan dengan selalu menjalankan metodeDMAIC sesuai dengan proyek yang dianalisa. Pengontrolan atau pengawasan harusdilakukan secara berkala sesuai periode yang telah ditetapkan, karena denganpengawasan secara berkala akan dapat meminimalkan kesalahan atau bahkan mungkinmenghilangkan sumber kesalahan tersebut. pengontrolan dan pengawasan tidak perludilakukan oleh orang khusus, cukup dengan memberikan pengertian kepada pengawaspada masing-masing departemen yang kemudian melaporkannya pada bagian produksiataupun QC (Quality Control).

PENUTUP

SimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Pemborosan yang terjadi di PT. XYZ selama bulan Agustus hingga Desember 2008meliputi overproduction (10,553 %), delay (22,278 %), transportation (13,065 %),inappropiate processing (9,380 %), inventory (9,883 %), motion (10,218 %), defect(18,928 %), defective design (5,695 %).

2. Cacat produk (defect) yang sering terjadi selama bulan Agustus hingga Desember2008 adalah cacat terbentur (29,0 %) serta cacat sander (28,7%) dari total cacat yangada.

3. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu produk adalah denganmereduksi dan mengeliminasi penyebab cacat terbentur dan cacat sander di antaranyaadalah dengan penyesuaian alat transportasi sesuai dengan luas ruang produksi(optimalisasi penggunaan konveyor dan troly sebagai pengganti forklift), melengkapimesin sander dengan peredam getaran, pemberian detector kehalusan ataumenentukan standar kehalusan serta penyusunan SOP (Standard OperationalProcedure) untuk pekerja pada mesin sander.

SaranSaran yang dapat diberikan kepada PT. XYZ sehubungan dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan antara lain:1. Selalu menggunakan metode DMAIC untuk membantu meningkatkan kualitas

produk.2. Memberikan pelatihan bagi pihak-pihak terkait untuk membentuk Six Sigma team

dalam usaha meningkatkan kualitas produk, manajemen maupun service perusahaan.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-10

3. Menyesuaikan alat transportasi dengan luas ruangan produksi dengan optimalisasialat transportasi (konveyor dan troly) untuk meminimalkan kesalahan yangberdampak pada kecacatan produk.

4. Menerapkan sistem kanban untuk meminilkan adanya kesalahan informasi yangberpengaruh pada terbuangnya banyak waktu yang menyebabkan delay semakinbertambah.

5. Melengkapi mesin sander dengan detector kehalusan atau memberikan standarkehalusan serta SOP (Standard Operational Procedure) pada pekerja dibagiansander.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2007. Lean Flow Design. http://manufacturingengineering.Inc. Diakses pada07 Nopember 2008.

Anonim2. 2008. Fishbone diagram. http://digilib.perta.ac.id diakses pada 29 Oktober2008.

Czarnecki, H. & Loyd, N. 2001. Simulation of Lean Assembly Line for High VolumeManufacturing. Center for Automation and Robotics University of Alabama inHuntsville. Alabama.

Dio, M. 2008. Aplikasi Six Sigma - Program Efisiensi Fungsi HRD. http://indosdm.com.Diakses pada 24 Oktober 2008.

Evans, J. R. & Lindsay, W. M. 2007. An Introduction to Six Sigma & ProcessImprovement; Pengantar Six Sigma. Salemba Empat. Jakarta.

Gaspersz, V. 2007. Lean Six Sigma; For Manufacturing and Service Industries.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Henry, 2007. Just In Time: Suatu Tinjauan dari Perspektif Kristiani tentang Waktu.Teknik Indutri. Universitas Kristen Petra.

Juran, J. M. 1988. Juran’s Quality Control Habdbook 1 & 2; Fourt Edition. McGraw-Hill. Inc.

Kwalasetia, J. 2002. Upaya Pengendalian Proses dengan Menerapkan Metode SPC diPT Hidup Djaya Palembang. Kompilasi Jurnal Skripsi TI-STT Musi Palembang.

Nasution, A.H. 2006. Manajenen Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Niviari, N. 2008. Six Sigma, Balance Scorecard, dan Kaitannya dengan AuditManajemen. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.

Pujawan, I. 2005. Supply Chain Management. Guna Widya. Surabaya.

Rahmah, S. & Moses, L.. 2006. Penerapan Value Stream Mapping untuk Evaluasi danPerbaikan Sistem Produksi pada PT. Remaja Prima Engineering (RPE).Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS.

Shomad, M. 2009. Identifikasi Waste pada Proses Produksi Kayu Lapis denganPendekatan Lean Manufacturing untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Produksi(Studi Kasus PT. Sumber Mas Indah Plywood). Skripsi tidak diterbitkan:Program Studi TIP. Universitas Trunojoyo. Bangkalan.

Tjipto, F & Diana, A. 2003. Total Quality Management. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-11

LAMPIRANLampiran 1. Project Team Charter Proyek Six Sigma PT. XYZ

Lampiran 2. Big Picture Mapping Proses Produksi Plywood PT. XYZ (Shomad, 2009)

Lampiran 3. Perhitungan Kinerja Sigma dan PCE Proses Produksi Plywood PT.XYZ

Kinerja sigma proses produksi plywood di PT. Sumber Mas Indah dengan Ms. Excel2003 dengan rumus:

=NORMSINV(1-Jumlah Produk Cacat/Total Seleksi)+1.5

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-12

Ukuran Jumlah Produk Cacat Total seleksi Nilai sigma2.4 x 920 x 1830 1491 584952 4.300784555.2 x 910 x 1820 158 108397 4.476540078.7 x 913 x 1830 25 26900 4.611922

Perhitungan Process Cycle Eficiency (PCE)

Process Cycle Efficiency (PCE) = Value add TimeTotal Lead Time

= 235.97 menit438.8 menit

= 0.537762= 53.7762 %

Lampiran 4. Rekapitulasi Jumlah Produk PT. XYZ

Process Cycle Efficiency (PCE) = Value add TimeTotal Lead Time

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-13

Lampiran 5. Data Jumlah Cacat Plywood Berbagai Ukuran (QC. PT. XYZ, 2008)

Data Jumlah Cacat Terbentur Plywood Ukuran 2.4 x 920 x 1830 mm

Data Jumlah Cacat Sander Plywood Ukuran 2.4 x 920 x 1830 mm

Data Jumlah Cacat Terbentur Plywood Ukuran 5.2 x 910 x 1820 mm

Data Jumlah Cacat Sander Plywood Ukuran 5.2 x 910 x 1820 mm

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-14

Data Jumlah Cacat Terbentur Plywood Ukuran 8.7 x 913 x 1830 mm

Data Jumlah Cacat Sander Plywood Ukuran 8.7 x 913 x 1830 mm

Lampiran 6FMEA(FailureMode andEffectAnalysis)WorksheetPT. XYZ

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-15

Lampiran 7. APFM (Action Planning for Failure Mode)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010

ISBN : 978-602-97491-1-3A-28-16