Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA EMPIRIS DATA PANEL NERACA TRANSAKSI BERJALAN
NEGARA – NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN 2013-2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
TITIK HASTUTI
B300150104
PROGRAM STUDI EKOMOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
ANALISA EMPIRIS DATA PANEL NERACA TRANSAKSI BERJALAN
NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA TAHUN 2013-2017
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis variabel-variabel yang
mempengaruhi kinerja neraca transaksi berjalan di negara-negara ASEAN tahun
2013 sampai 2017, dalam melihat pengaruh tersebut penelitian ini menggunakan
tiga variabel independen yaitu nilai tukar, cadangan devisa dan tingkat konsumsi.
Data dalam penelitian ini bersumber dari World Bank dan Asean.org, sedangkan
alat analisis yang digunakan adalah regresi dengan model data panel yaitu gabungan
dari cross section dan time series. Berdasarkan hasil uji data panel menunjukan
bahwa variabel nilai tukar (Kurs) tidak berpengaruh terhadap neraca transaksi
berjalan. Sedangkan variabel cadangan devisa (CD) memiliki pengaruh positif
terhadap neraca transaksi berjalan dan variabel tingkat konsumsi (TK) berpengaruh
negatif terhadap neraca transaksi berjalan di negara-negara ASEAN.
Kata Kunci: Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Cadangan Devisa, Tingkat
Konsumsi
Abstract
The purpose of this study is to analysing the variables which can affect the current
balance account of ASEAN’s countries from year 2013 to 2017 with using three
independent variables such as exchange rates, foreign exchange reserves, and
level of consumptions by using data that sourced from World Bank and Asean.org
and the analytical tools is using regression with a panel data model which is a
combination of cross section and time series. Based on the results of the panel data
test, it shows that the exchange rates (Kurs) variable does not affect the current
balance account. Besides that the foreign exchange reserves (CD) variable has a
positive affect for the current balance account, and the level of consumptions (TK)
has a negative affect for the current balance account in ASEAN’s countries.
Keywords: Current Balance Account, exchange rates, foreign exchange reserves,
level of consumptions
1. PENDAHULUAN
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations atau perhimpunan Bangsa-
bangsa Asia Tenggara) adalah organisasi yang mewadahi kerjasama antar negara
di Asia Tenggara sejak tahun 1967. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus
1967 di Bangkok (Ibukota Thailand) oleh Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand. Hingga saat ini ASEAN telah memiliki 10 negara
anggota yaitu: 5 negara pelopor (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,
2
Filipina), ditambah negara Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan
Kamboja. ASEAN didirikan dengan visi untuk menciptakan kawasan yang damai
meliputi, kerjasama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial
budaya, serta perdamaian dan stabilitas di kawasan dalam wadah ASEAN. Selain
itu, ASEAN menciptakan kerjasama dibidang perdagangan, penanaman modal,
ketenagakerjaan, pengentasan masyarakat dari kemiskinan, dan pengurangan
kesenjangan pembangunan di kawasan (Sekretariat ASEAN).
Perdagangan internasional (ekspor dan impor) yang dilakukan dapat menjadi
tolak ukur terhadap keadaan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara.
Dibawah ini terdapat gambar mengenai pertumbuhan ekonomi negara ASEAN
dari tahun 2013-2017, sebagai berikut:
Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : worldbank (diolah)
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa negara yang pertumbuhannya
paling rendah yaitu negara Brunei Darussalam dengan rata-rata sebesar -1,24%
diikuti negara Singapore sebesar 3,45%. Sedangkan rata-rata pertumbuhan
ekonomi selama 5 tahun yang paling tinggi yaitu negara Lao PDR sebesar 7,37%,
di ikuti negara Myanmar dan Cambodia.
Salah satu aspek penting dalam perekonomian internasional adalah
terselenggaranya perdagangan internasional yang stabil. Perdagangan internasional
3
dapat didefinisikan sebagai lalu lintas perdagangan antara suatu negara dengan
negara lain, yang mencakup ekspor dan impor. Untuk mengetahui tentang
hubungan ekonomi internasional yang berlaku dapat dilihat dalam neraca
pembayaran yang terdiri dari komponen transaksi berjalan (barang, jasa dam
pendapatan), transaksi modal, transaksi financial serta posisi cadangan devisa.
Neraca transaksi berjalan merupakan indikator makroekonomi yang dapat dijadikan
acuan dalam menilai stabilitas perekonomian suatu negara. Neraca transaksi
berjalan merupakan selisih antara ekspor dan impor, jika nilai ekspor lebih tinggi
dibandingkan impor maka yang terjadi ialah surplus neraca transaksi berjalan dan
sebaliknya.
Tabel 1 Neraca Transaksi Berjalan
Sumber : Worldbank (diolah)
Tabel 1 merupakan kondisi neraca transaksi berjalan pada 10 negara ASEAN.
Dari data tersebut terlihat negara Indonesia mengalami defisit yang paling tinggi
dibandingkan dengan negara lainnya, dengan demikian diketahui bahwa selama 5
tahun kinerja ekspor Indonesia jauh lebih rendah dari banyaknya impor yang
dilakukan selama kurun waktu 2013-2017. Sedangkan negara yang mengalami
surplus paling tinggi dibanding lainnya, yaitu negara Singapore. Surplus yang
terjadi dari tahun ke tahun tersebut menunjukan bahwa negara Singapore stabil
Negara/Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Brunei Darussalam 3778 5251 2157 1766 4608
Cambodia -1984 -1640 -1692 -1775 -1859
Indonesia -29109 -27510 -17518 -16952 -17293
Lao PDR -437 -1178 -2277 -1234 -758
Malaysia 11205 14846 9068 7133 9450
Myanmar -389 -2129 -2838 -1761 -3945
Philipines 11384 10756 7266 -1199 -2517
Singapore 50299 58196 56493 58845 60989
Thiland -4861 15224 32113 48237 48126
Vietnam 7745 9359 906 8235 6124
4
dalam menjaga neraca antara ekspor dan impor. Pada tahun 2017 Singapore
mengalami surplus tertinggi sebesar USD 60,989 Miliar. Dari data diatas dapat
disimpulkan negara yang paling baik dalam kinerja perdagangan internasional
adalah negara Singapore dan diikuti negara lain seperti Malaysia dan lainnya.
Sedangkan, Indonesia cendrung tidak stabil bahkan tertinggal dibandingkan
dengan negara lain. Dalam perdagangan internasional, upaya yang dilakukan
untuk menjaga kestabilan ekspor agar tidak mengalami defisit dapat dipengaruhi
oleh perubahan pada nilai tukar terhadap valuta asing, cadangan devisa dan tingkat
konsumsi.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa neraca pembayaran disusun
guna untuk memberikan informasi kepada pemerintah dan siapa saja yang
membutuhkan informasi mengenai posisi internasional dari negara yang
bersangkutan secara keseluruhan. Informasi yang dimaksud berupa data-data
khususnya neraca transaksi berjalan yang ada pada neraca pembayaran yang
sangat diperlukan bagi penyusunan laporan kebijakan moneter, fiskal dan
perdagangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan judul “ Analisa Empiris Data Panel Neraca Transaksi Berjalan
Negara-negara Anggota ASEAN dan Faktor - faktor yang Mempengaruhinya
Tahun 2013 – 2017”.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang muncul adalah
sebagai berikut:
1). Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap neraca transaksi berjalan di negara
ASEAN?
2). Bagaimana pengaruh cadangan devisa terhadap neraca transaksi berjalan di
negara ASEAN?
3). Bagaimana pengaruh tingkat konsumsi terhadap neraca transaksi berjalan di
negara ASEAN?
4). Bagaimana pengaruh kurs, cadangan devisa dan tingkat konsumsi terhadap
neraca transaksi berjalan di negara ASEAN?
Menurut Tambunan (2001: 127-129) neraca transaksi berjalan (corrunt
account) merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran
5
jangka pendek (mencatat transaksi ekspor impor barang dan jasa) yang meliput i
ekspor dan impor barang dan jasa. Untuk eskpor barang-barang dan jasa yang
dicatat sebagai kredit dan impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali
sebagai debit. Net investment income tingkat suku bunga dan deviden diperlakukan
sebagai jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal. Net
transfer transfer unilateral) meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian
dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta.
Neraca transaksi berjalan mencatat pengeluaran dan penerimaan (ekspor dan
impor) barang dan jasa bersama – sama dengan transfer neto. Transaksi ekspor dan
impor barang meliputi hasil sector pertanian, barang-barang produksi industry, dan
barang-barang yang diproduksi oleh sector pertambangan. Sedangkan transaksi
ekspor dan impor jasa meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari
barang-barang yang diekspor atau di impor. Neraca membuat transaksi ekspor dan
impor jasa disebut dengan neraca jasa. Transaksi berjalan memberikan gambaran
tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa
(Sukirno, 2008: 391)
Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus dimana apabila surplus
transaksi neraca yang sedang berjalan menunjukan bahwa ekspor lebih besar dari
impor. Ini berarti bahwa suatu negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing,
sehingga mempunyai saldo positif dalam investasi di luar negeri. Dengan demikian
transaksi berjalan sangat erat hubunganya dengan penghasilan nasional, sebab
ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional (Nopirin, 2011, p.
167).
Menurut Sukirno (2013) kurs valuta asing atau kurs mata uang asing
menunjukan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata
uang negara lain. Kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang
domestic yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk
memperoleh satu unit uang asing.
Cadangan devisa sering disebut dengan international reserves and foreign
currency liquidity (IRFCL) atau official reserve assets didefinisikan sebagai seluruh
aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap
6
waktu, guna membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaram atau dalam rangka
stabilitas moneter dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan untuk
tujuan lainnya. Berdasarkan definisi tersebut manfaat cadangan devisa yang
dimiliki oleh suatu negara dapat dipergunakan untuk membiayai defisit pada neraca
pembayaran (Gandhi,2006)
Menurut Sukirno (20107) konsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1)
Konsumsi rumah tangga, (2) Konsumsi pemerintah. Barang – barang yang
diproduksikan khusus untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Apabila suatu keluarga membeli
peralatan rumah seperti meja makan dan tempat tidur, pengeluaran ini digolongkan
sebagai konsumsi rumah tangga. Dan apabila pemerintah membeli kertas, alat-alat
tulis dan peralatan kantor, pengeluaran seperti ini digolongkan sebagai konsumsi
pemerintah.
2. METODE
Jenis data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif dan merupakan data
sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa data panel yaitu gabungan dari
data time series yaitu runtun waktu tahun 2013-2017 dan cross section yaitu negara
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam,
Laos, Myanmar dan Kamboja. Data yang digunakan dalam penelitian mencakup
data pertumbuhan ekonomi (GDP), nilai tukar (kurs), cadangan devisa, tingkat
konsumsi dan neraca transaksi berjalan negara ASEAN. Data bersumber dari World
Bank dan Asean.org.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel. Analisis
dilakukan dengan software Eviews guna mengetahui pengaruh variabel independen
nilai tukar (kurs), cadangan devisa dan tingkat konsumsi terhadap neraca transaksi
berjalan. Model ekonometrik yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
NTBit = f (KURSit, CDit, TKit) (1)
NTBit = α0 + β1 KURSit + β2 CDit + β3 TKit + µit (2)
Keterangan:
7
NTB = Neraca Transaksi Berjalan (Juta USD)
KURS = Nilai Tukar (USD)
CD = Cadangan Devisa (Juta USD)
TK = Tingkat Konsumsi (Miliar USD)
α0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi KURS,CD,TK
µ = Faktor gangguan atau tidak dapat diamati
i = Negara
t = Tahun
Estimasi model ekonometrik data panel di atas meliputi langkah-langkah
sebagai berikut: (1) Common Effect Model (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan
Random Effect Model (REM). (2) Uji pemilihan model dengan Uji Chow, Uji
Hausman dan Uji Lagrange Multiplier (LM). (3) Uji kebaikan model (Uji F), Uji
validasi pengaruh (Uji t) dan uji determinan (R2).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil estimasi regresi data panel dengan tiga metode Pooled Least Square (PLS),
Random Effect Model (REM), Fixed Effect Model (FEM). Dapat dilihat pada Tabel
2 berikut:
Tabel 2 Hasil Regresi Data Panel Cross Section
Koefisien Model
Variabel PLS FEM REM
KURS 0.130816 2.006766 0.147001
CD 0.268730 0.261627 0.266950
TK -80.67312 -96.81449 -80.43995
C 1094.750 -4707.808 1111.558
R² 0.904567 0.959024 0.783596
Adj. R² 0.898343 0.94575 0.769482
F- Statistic 145.3376 72.16415 55.52172
Prob. F- Statistic 0.000000 0.000000 0.000000
8
3.1 Uji chow (Likelihood Test Ratio)
Uji Chow merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah
model FEM lebih baik dibandingkan dengan model PLS. hasil pengujian
Chow dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow
Sumber: Olah data panel menggunakan E-views8 (Lihat lampiran)
Kesimpulan dari hasil uji Chow nilai p-value atau probabilitas F test
sebesar 0,0001 < 0,05 dan Chi-Square sebesar 0,0000 < 0,05, HO ditolak
maka model mengikuti FEM.
3.2 Uji Hausman
Uji hauman merupakan pengujian yang digunakan untuk melihat apakah model
FEM lebih baik dari pada model REM. Hasil pengolahan uji Hausman dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman
Sumber: Olah data panel menggunakan E-views8 (Lihat lampiran)
Kesimpulan dari hasil uji Hausman nilai p-value atau probabilitas dari Chi-
Square statistic atau Cross Section random sebesar 0,8893 > 0,05, HO Diterima
maka model mengikuti Random Effect Model (REM).
Tabel 5 Model Estimasi Random Effect Model (REM).
NTBit = 1111.558 + 0.147001 KURSit + 0.266950 CDit – 80.43995 TKit
(0.7263) (0.6314) (0.0000)* (0.0000)*
R2 = 0.783596; DW-Stat = 1.510980 ; F-Stat = 55.52172 ; Sig. F-Stat = 0.000000
Keterangan : *Signifikan pada α = 0,05 Angka dalam kurung adalah probabilitas
nilai t-statistik.
Effect Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 5.463698 (9,37) 0.0001
Cross-section Chi-square 42.272111 9 0.0000
Test Summary
Chi-Sq
Chi-Sq. d.f. Prob. Statistic
Cross-section random 0.630984 3 0.8893
9
Tabel 6 Efek Cross Section
No Negara Efek Konstanta
1 Brunei Darussalam 1699.429 2810.987
2 Cambodia -3829.913 -2718.355
3 Indonesia -4623.196 -3511.638
4 Lao PDR -2453.111 -1341.553
5 Malaysia -2576.995 -1465.437
6 Myanmar -1421.766 -310.208
7 Philipines 1984.050 3095.608
8 Singapore -2914.175 -1802.617
9 Thiland 10247.26 11358.818
10 Vietnam 3888.412 4999.97
Sumber: World Bank, diolah
3.3 Uji Kebaikan Model (Uji F)
Dari hasil model Rendom Effect Model (REM) diketahui nilai probabilitas
statistik F sebesar 0,000000 < 0,05. Kesimpulan H0 ditolak, yang berarti model
yang dipakai eksis.
3.4 Uji Koefisien Determinan (R2)
Dari hasil model Rendom Effect Model (REM) diketahui nilai R2 sebesar
0.783596, artinya sebesar 78,36% variasi neraca transaksi berjalan dapat
dijelaskan oleh variasi independen yang ada dalam model statistik dan sisanya
sebesar 21,64% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.
3.5 Uji Validasi Pengaruh (Uji t)
Tabel 7 Signifikansi t
Variabel Sig. t Kriteria Kesimpulan
KURS 0,6314
> 0,05
(H0: diterima)
Variabel KURS tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap
NTB
CD 0.0000
≤ 0,05
(H0: ditolak)
Variabel cadangan devisa (CD)
memiliki pengaruh signifikan
terhadap NTB
10
TK 0.0000
≤ 0,05
(H0: ditolak)
Variabel tingkat konsumsi
(TK) memiliki pengaruh
signifikan terhadap NTB
Dari hasil uji validasi perngaruh dapat disimpulkan variabel Kurs tidak
memiliki pengaruh terhadap neraca transaksi berjalan. Variabel cadangan
devisa memiliki pengaruh positif terhadap neraca transaksi berjalan.
Sedangkan variabel tingkat konsumsi berpengaruh negatif terhadap neraca
transaksi berjalan negara-negara anggota ASEAN.
3.6 Analisis Kosentrasi Wilayah Neraca Transaksi Berjalan
Kosentrasi wilayah neraca transaksi berjalan adalah untuk mengetahui
wilayah perkembangan neraca transaksi berjalan tertinggi dan terendah di 10
negara yang menjadi mitra ASEAN. Untuk mengetahui besaran saldo neraca
transaksi berjalan disuatu negara dapat dilakukan dengan melihat konstanta dari
estimasi model terpilih Random Effect Model (REM). Negara yang menduduki
perkembangan neraca transaksi berjalan tertinggi sampai yang terendah di 10
negara berturut- turut adalah Negara Thailand, Vietnam, Philipina, Brunei
Darussalam, Myanmar, Laos, Malaysia, Singapore, Cambodia dan Indonesia.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Dari hasil uji validasi perngaruh dapat disimpulkan variabel Kurs tidak
memiliki pengaruh terhadap neraca transaksi berjalan. Variabel cadangan
devisa memiliki pengaruh positif terhadap neraca transaksi berjalan. Sedangkan
variabel tingkat konsumsi berpengaruh negatif terhadap neraca transaksi
berjalan negara-negara anggota ASEAN.
Koefisien determinan R2 sebesar 0.783596, artinya sebesar 78,36% variasi
neraca transaksi berjalan dapat dijelaskan oleh variasi independen yang ada
dalam model statistik dan sisanya sebesar 21,64% dijelaskan oleh faktor-faktor
lain diluar model.
11
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan penulis melalui
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi pemerintah, perlu mengambil kebijakan untuk mencapai
keseimbangan neraca transaksi berjalan seperti memperketat batasan-batasan
terhadap barang impor yang masuk didalam negeri agar tingkat konsumsi
barang impor tidak melebihi batas. Selain itu, perlunya memperbaiki sektor
perdagangan melalui peningkatan daya saing dan kualitas pada produk,
sehingga dapat meningkatkan ekspor suatu negara dalam rangka mengkoreksi
defisit pada neraca transaksi berjalan. Pemerintah juga perlu mengelola
cadangan devisa dengan baik agar tercapai fungsi cadangan devisa yang tepat
dan dapat membantu menutup defisit neraca transaksi berjalan yang terjadi.
Selain itu, stabilnya atau tingginya cadangan devisa yang dimiliki suatu negara
dapat memicu penilaian perekonomian yang baik.
Pemerintah juga diharapkan untuk menjaga nilai tukar terhadap mata uang
asing agar menciptakan perekonomian yang stabil agar tidak menimbulkan
ketidakpastian karena fluktuasi nilai mata uang yang terjadi.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel-
variabel lainnya yang dapat berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan di
negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, perlu dikembangkan penelitian lebih
lanjut untuk kesempurnaan penelitian yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, & Reny. (2014). Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai Tukar Rupiah, dan
Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil, 4(2), 61–70.
ASEAN.org.
Gujarati, D. C. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, M. (2009). Ekonomika Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Yogyakarta.
12
Lapian, Marvony, dkk. (2018). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Neraca
Transaksi Berjalan di Indonesia Periode 2010 : Q1-2017 : Q4. Jurnal
Ilmiah Berkala Efisiensi, 18(02), 193–203.
Nopirin. (2011). ekonomi internasional. yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Ousseini, A. M., Hu, X., & Aboubacar, B. (2017). WAEMU Trade and Current
Account Balance Deficit Analysis: A Panel VAR Approach. Theoretical
Economics Letters, 07(04), 834–861. https://doi.org/10.4236/tel.2017.74060
Saputra, T. (2016). Pengaruh Nilai Tukar dan Suku Bunga Acuan Terhadap Neraca
Transaksi Berjalan di Indonesia Periode 2005 : 1 – 2015 : 1. MODUS, 28(1),
101–112.
Sukirno, S. (2007). Makroekonomi Modern. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sukirno, S. (2008). Pengantar Teori Ekonomi Makro . Jakarta : Penerbit Raja
Grafindo.
Tambunan, T. (2001). Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran Teori
dan Temuan Empiris. Jakarta: PT. Pusaka LP3S.
Utomo, Y. P. (2015). Eksplorasi Data dan Analisis Regresi SPS. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
World Bank. 2013-2017. Cadangan Devisa.
World Bank. 2013-2017. Neraca Transaksi Berjalan.
World Bank. 2013-2017. Pengeluaran Konsumsi.
World Bank. 2013-2017. Pertumbuhan Ekonomi