Upload
dedi-rahman
View
61
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
TIM 36
Kompetisi Analisis Saham
PT. UNITED TRACTORS TBK
SUPERNOVA
1
‘Raksasa’ Traktor Berjalan Lamban
Kami Memberikan Rekomendasi SELL dengan Target
Harga Rp 13.300 ( -17,52 %).
Penurunan Pendapatan di Sektor Utama pada 2015
dan 2016F-2017F
Sumber pendapatan UNTR 61% berasal dari sektor
batubara sebagai kontraktor dan penyedia jasa
penambangan. Total pendapatan UNTR tahun 2015
sebesar Rp 49,3 Triliun turun -7,14 % dari tahun 2014
yang sebesar Rp 53,1 Triliun. Gross Margin di 2015
sebesar 24% (naik tipis 1% dari tahun 2014) dari total
pendapatan. Kami memprediksi pelemahan pendapatan
ini akan berlanjut hingga 2016 dan 2017 dengan
prediksi masing masing meningkat 1,68% di 2016 dan
kembali turun 9,06% di 2017.
Data Perusahaan
Saham Beredar 3.730.000.000 lbr.
Market Cap. Rp 54 Triliun
52-week Range Rp 24.000 – 14.625
Pemegang Saham
Astra
Internasional
59,5 %
Public 40,5 %
UNTR vs IHSG
2
Pangsa Pasar Menurun dan Diversifikasi Bisnis
Belum Optimal
Melalui produk traktor Komatsu, UNTR menguasai
37% pangsa pasar traktor sebagai market leader. Namun
jumlah tersebut telah berkurang 12% sejak 2011 yang
mencapai 49%. Pada 2016F, diprediksi 54% pendapatan
masih didominasi dari kontraktor pertambangan.
Sedangkan industri konstruksi yang diharapkan sebagai
diversifikasi bisnis hanya diprediksi menyumbang 5%
pendapatan.
Melemahnya Sektor Batubara
Harga komoditas batubara terus turun hingga USD 52/t
sedangkan persediaan batubara dunia dalam kondisi
oversupply. Hal tersebut memberatkan kinerja PAMA
sebagai anak usaha UNTR di sektor pertambangan dan
mengakibatkan pendapatan UNTR diprediksi terus
menurun sebesar 9,06% hingga 2017F.
Terbatasnya Ruang untuk Mengurangi Biaya
Operasi
PT Pama Persada melakukan efisiensi biaya yang luar
biasa di 2014. Di 2015 belanja modal (capex) mencapai
Rp 4,3 Triliun, naik 51% dari 2014 sebesar Rp 2,8
Triliun. Sehingga membatasi kemungkinan untuk
kembali menurunkan biaya operasi, dimana capex yang
tinggi mengakibatkan naiknya beban depresiasi.
Sehingga laba bersih konsolidasi UNTR turun
signifikan 42% di 2015.
3
Tinjauan Makroekonomi & Industri
Makroekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Rata-rata angka PDB Indonesia sejak
2011-2014 tumbuh sebesar 5-6 %. Tidak sejalan
dengan pertumbuhan PDB, penjualan alat berat
untuk 4 sektor bisnis (pertambangan, pertanian,
kontruksi, dan kehutanan) mengalami
penurunan yang tajam sejak 2011 hingga 2014
sebesar 58,8 %.
Pengeluaran infrastruktur dianding PDB
Indonesia hanya sebesar 2,6 % (jauh dibawah
rata-rata ASEAN sebesar 3,5 %). Hal tersebut
mengindikasikan masih terbukanya peluang
pembangunan infrastruktur yang pesat.
Pengeluaran Infrastruktur Pemerintah
Keseriusan pemerintah dalam
membangun sektor infrastruktur dan transportasi
ditunjukkan dalam APBNP Tahun 2015. Dana
investasi pemerintah untuk infrastruktur naik
70% dan dana alokasi untuk Kementerian
Perhubungan naik 92%.
UNTR kurang mengoptimalkan pangsa
pasarnya sebesar 30-35 % dalam penjualan alat
berat ke sektor konstruksi di tahun 2015.
Sehingga penjualan alat berat ke sektor tersebut
hanya ditargetkan naik 5 % (YoY).
Selain itu. akuisisi perusahaan kontruksi
PT Acset Indonusa di Januari 2015 belum
menunjukkan hasil yang signifikan dengan
kontribusi pendapatan hanya sekitar 2%.
Dalam Rp Tn APBNP
2015
APBN
2014 %YoY
Kementerian PU 105 67,1 56 %
Kementerian
Perhubungan 52,5 27,3 92 %
Kementerian
ESDM 5,9 9,3 -37 %
Dana Alokasi
Khusus 29,7 12,4 140 %
Investasi untuk
Infrasttruktur 5,1 3 70 %
Suntikan Modal 63,3 55,8 13 %
Total 261,5 174,9 50 %
Penyertaan Modal
Negara 28,8 3 860 %
Infrastruktur %
dari GDP 2,6 % 1,7 %
5,3
3,62,6
1,63,5
0
2
4
6
Malaysia Thailand Indonesia Filipina
Pengeluaran Infrastruktur dibanding PDB
Infra Spending % GDP Average
7,2 7,7 8,1 8,5
8,5
64 3,5
2011 2012 2013 2014
Penjualan Mesin Konstruksi vs PDB
PDB Mesin Konstruksi
Sumber: APBNP 2015
Sumber: BPS. 2014
4
Industri
Tren Global Batubara Menurun
Kuatnya tekanan dari negara-negara maju
untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai
sumber energi membuat permintaan batu bara
semakin tertekan (permintaan terbesar akan batu
bara Indonesia dari Eropa dan China).
Diprediksi hingga tahun 2035, penggunaan
batubara akan terus turun dan digantikan dengan
meningkatnya permintaan gas alam.
Pangsa Pasar yang Luas Namun Berkurang.
UNTR dengan traktornya Komatsu
menjadi market leader bagi industri alat berat di
Indonesia dengan menguasai 37% pasar traktor.
Namun angka tersebut telah menurun 9,75 %
sejak tahun 2013. Bertambahnya pesaing baru
yaitu traktor Sumitomo dan meluasnya pangsa
traktor Hitachi menjadi pemberat pendapatan
UNTR hingga tahun depan.
Kontribusi Tiap Sektor Kurang Optimal
Rencana pembangunan pemerintah selama
setahun kedepan memberikan banyak peluang
bagi pelaku industri alat berat. proyek
konstruksi, berupa pembangunan jalan dan
jembatan. Namun karena fokus UNTR yang
masih mengarah pada tambang batu bara
mengakibatkan kurang mampunya menangkap
peluang ini secara optimal. Sehingga pada 2015,
sektor mesin konstruksi hanya menyumbang
28% pendapatan UNTR.
41% 40% 37%
19% 14% 21%
21% 20% 19%
17%16% 10%
2% 10% 13%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2013 2014 2015
Pangsa Pasar Traktor
Komatsu Caterpillar Hitachi
Kobelco Lain-Lain
61%28%
9% 2%
Breakdown Pendapatan UNTR 2015
MiningContracting
ConstructionMachinery
Coal Mining
ConstructionIndustry
Sumber: Bloomberg
Sumber: Laporan Keuangan
Sumber: Laporan Keuangan
5
Competitive Advantages & Porter
Analysis
Porter Analysis
Berdasarkan 5 force Porter Analysis,
Persaingan dalam industri (4/5) menunjukkan
perebutan pangsa pasar yang ketat. Ancaman
Pendatang (2/5) menggambarkan sulitnya
memasuki industri alat berat. Kekuatan pembeli
(4/5) memberikan tanda kuatnya pembeli alat
berat yang memiliki banyak pilihan merek
traktor.
Ancaman Pengganti (3/5) tidak terlalu
mengkhawatirkan mengingat produk pengganti
dari traktor hanyalah jasa leasing/sewa traktor
tanpa membeli. Kekuatan supplier (3/5) tidak
terlalu kuat dimana kemungkinan vendor untuk
mengganti pemegang merek mereka dalam
jangka pendek sangatlah kecil.
Competitive Advantage
Sebagai perbandingan kami menggunakan HEXA dan
DOID sebagai pesaing utama UNTR
Profitabilitas dan Likuiditas
Sebagai market leader UNTR memiliki
keunggulan secara profitabilitas dan likuiditas
dari pesaing traktor dan kontraktor tambang.
Keuangan UNTR dinilai paling sehat dibanding
pesaingnya dengan DER yang cukup kecil.
Tahun 2015 UNTR HEXA DOID
Profitabilitas
DPR 24,3% 40% -
GPM 23,71% 17,43% 15,3%
OPM 17,39% 1,12% -1,2%
NPM 7,8% 0,88% -2,9%
ROE 9,81% 1,15% -7%
ROA 6,24% 0,83% -0,7%
PER 14,96 46,27 -10,31
Likuiditas
DER 57,24% 39,65% 842%
Quick Ratio 169,21% 128,45% 280%
Current Ratio 214,77% 323,08% 297%
Sumber: Analisis Supernova
Sumber: Laporan keuangan
Bargainingpower
Consumer
Bargainingpower
Supplier
Threat ofSubstitute
Threat ofNew
Entrant
Marketcompetito
r
Porter's 5 Force Anaysis
6
Arus Kas
Arus kas kegiatan operasi UNTR
mendominasi dibanding pesaing-pesaingnya.
Dengan kecenderungan seluruh arus kas
investasi dan pendanaan 3 perusahaan yang
diperbandingkan berada dalam angka negatif.
Perbandingan Strategi Manajemen
Berdasarkan perbandingan strategi
manajemen dari 3 perusahaan, terlihat strategi
UNTR merupakan strategi jangka panjang yang
membutuhkan waktu > 2 tahun agar berdampak
secara finansial.
Proyek PLTU yang dimulai oleh UNTR
setidaknya membutuhkan waktu 3-5 tahun agar
bisa beroperasi dan menyumbang pendapatan.
Strategi jangka pendek (12 bulan) UNTR
dinilai belum menjanjikan sumbangan
pendapatan yang mampu menopang turunnya
bisnis di sektor batubara.
Perbandingan Strategi
UNTR
Tahun 2015 UNTR membangun anak usaha di
bidang pembangkit listrik PT Unitra Persada
Energia
UNTR telah memberhentikan 1.500 karyawan
sektor batubara.
HEXA
Mendapat tender PLTU senilai USD 50 juta
Tahun 2015, HEXA menambah 2 jenis alat
berat baru ke pasaran.
DOID
Menargetkan produksi 30 juta ton di 2016
Memperpanjang kontrak dengan PT Adaro
senilai Rp 4,2 Triliun
Sumber: RTI Business
Sumber: RTI Business
7
Investment Risk
Penurunan Harga Komoditas Batubara
Tahun 2012 harga batubara mulai anjlok
hingga tahun 2015. Disusul dengan turunnya
volume penjualan batubara diseluruh dunia.
Selama 4 tahun harga batubara sudah turun
60% ke kisaran USD 52/t . hal tersebut
membuat investasi di bidang batubara sangat
tidak menjanjikan untuk jangka panjang.
Nilai Tukar & Analisis Sensitivitas
Berdasarkan analisis sensitivitas, setiap
penguatan rupiah sebesar 10% maka harga
saham UNTR akan turun 17%. Karena
sebagian besar pendapatan dibukukan dalam
USD.
Sedangkan setiap penurunan sebesar 10%
harga komoditas batubara, harga saham akan
turun 2%.
Business Risk
Regulasi Pemerintah
Undang-Undang No.4 Tahun 2009 telah
melarang ekspor bahan mentah mineral,
batubara, dan gas alam mulai tahun 2014. Hal
tersebut menjadi faktor utama menurunnya
performa keuangan emiten pertambangan di
2015.
PAMA sebagai kontraktor pertambangan
batubara secara langsung terkena efek dari
regulasi tersebut. Walaupun sudah ada
Peraturan Menteri ESDM No.24 Tahun 2012
Jika Valuasi
Alat Berat -10% 13.034 -2%
Rupiah Depresiasi 10% 15.561 17%
Coal Volume -10% 13.300 0%
Coal Price -10% 13.034 -2%
Sumber: Bloomberg
Sumber: Analisis Supernova
8
yang lebih longgar namun diprediksi
perusahaan pertambangan akan terus menurun
kinerjanya hingga 2020F.
Analisis Keuangan
Penjualan & Laba Bersih
Sebagai market leader dalam perdagangan
traktor, pendapatan di 2015 turun signifikan
sebesar -7,14%. Laba bersih pun ikut terseret
sebesar -42% sehingga harga saham mulai
turun mendekati harga 15.000 per lembar.
Dengan akuisisi PT Acset Indonusa,
diharapkan pada 2016F pendapatan UNTR
secara konsolidasi tumbuh 1,68%.
Kinerja 2017F dirasa berat melihat
anjloknya penjualan unit traktor sejak 2012 dan
hingga 2017F diprediksi belum ada
peningkatan target unit traktor yang akan dijual
UNTR.
Laba/Rugi Selisih Kurs
UNTR menerima penghasilan dalam kurs
US Dollar. Sehingga pelemahan rupiah selama
2015 meningkatkan keuntungan selisih kurs
625% sebesar Rp 740 Milyar.
40
45
50
55
60
2014 2015 2016F
Penjualan vs Laba Bersih (dlm Rp Triliun)
Penjualan Laba Bersih
102
740
400
0
200
400
600
800
2014 2015 2016F
Keuntungan Selisih Kurs(dlm Rp Milyar)
Sumber: Laporan Keuangan
Sumber: Laporan Keuangan
9
Keuntungan selisih kurs menyumbang
26,5 % laba bersih dari UNTR. Kecenderungan
rupiah yang menguat di tahun 2016, diprediksi
keuntungan selisih kurs akan turun drastis 54%
menjadi Rp 400 Milyar.
Neraca dan Belanja Modal
Total aset pada 2015 naik tipis 3,3 %
dengan total liabilitas naik 4,76%. Sedangkan
belanja modal (capex) naik sekitar 51%
menjadi Rp 4,3 Triliun, sebelumnya di tahun
2014 belanja modal sebesar Rp 2,8 Triliun.
Laba Kotor
Pada 2015 laba kotor UNTR turun tipis 3%
menjadi Rp 11,7 Triliun. Namun kinerja
operasional PT PAMA sebagai kontraktor
pertambangan yang diprediksi semakin berat di
tahun 2016, akan memangkas laba kotor
sebesar 12,2 % sehingga pada 2016F diprediksi
laba kotor turun menjadi Rp 10,2 Triliun.
60 62
21 22
0
50
100
2014 2015
Total Aset vs Total Liabilitas(dlm Rp Triliun)
Total Aset Total Liabilitas
Sumber: Laporan Keuangan
1211,7
10
9
9,5
10
10,5
11
11,5
12
12,5
2014 2015 2016F
Laba Kotor
Sumber: Analisis Supernova
10
Valuasi
Kami menggunakan metode Discounted
Cash Flow untuk menentukan nilai wajar
saham perusahaan. Metode ini digunakan
karena lebih sesuai dalam menunjukkan
kekuatan internal perusahaan dilihat dari
potensi pertumbuhan, arus kas, dan strategi
manajemen.
Berdasarkan metode DCF target harga
UNTR sebesar Rp 13.300 per lembar dengan
potensi pelemahan sebesar -17,52 % selama 12
bulan ke depan.
Beta
Beta dihitung berdasarkan asumsi IHSG,
rasio perusahaan, dan kondisi persaingan
pasar.
Tahun (Rp Jutaan) 2016F 2017F 2018F 2019F 2020F 2021F
EBIT
6.407.236
5.827.013
6.076.425
5.631.552
5.726.097
5.207.556
Pajak
(1.600.182)
(1.455.274)
(1.517.563)
(1.406.458)
(1.430.070)
(1.300.567)
Depresiasi & Amortisasi
3.825.645
3.479.205
3.628.124
3.362.499
3.418.950
3.109.338
Perubahan Modal Kerja
(6.969.977)
(1.268.660)
545.340
(972.716)
206.723
(1.133.792)
Capital Expenditure (FA)
(572.028)
1.198.235
(515.068)
918.719
(195.248)
1.070.853
FCF
1.090.694
7.780.519
8.217.258
7.533.596
7.726.452
6.953.389
Terminal Value
39.569.574
Total FCF
7.780.519
8.217.258
7.533.596
7.726.452
PV FCF
7.471.963
7.578.431
6.672.382
33.656.281
Nilai Perusahaan
55.379.057
Nilai Hutang (Tot. LTD)
5.219.799
Nilai Ekuitas Saham
50.159.258
Jumlah Saham Beredar
3.730
Nilai Ekuitas/lembar 13.256
Asumsi
Leverage Beta 1,48 InFinancials
Risk Free Rate 7,88 % Obligasi Pemerintah tenor 5 tahun
Risk Premium 6,63 % CAGR IHSG 5 tahun
Tax Rate 25 % PPh Badan
Cost of Debt 5,13 % Rata-rata suku bunga utang UNTR
Cost of Equity 21,68% Hasi kalkulasi
WACC 15,03 % Hasil Kalkulasi
11
Risk Free Rate
Asumsi yang kami gunakan adalah suku
bunga dari obligasi pemerintah dengan tenor 5
tahun yang informasinya tersedia dari IBPA
(Indonesia Bond Pricing Agency).
Risk Premium
Asumsi dihitung dari compound annual
growth rate IHSG dari tahun 2011-2015.
Kesimpulan
Kami memberikan rekomendasi SELL, dengan informasi kunci :
a. Penurunan pendapatan dan margin kotor di 2016F.
b. Pangsa pasar traktor yang menurun.
c. Melemahnya sektor batubara yang memberatkan kinerja bisnis.
d. Terbatasnya ruang untuk kembali melakukan penghematan biaya operasi.
Target penurunan harga sebesar -17,52 % di harga Rp 13.300 per lembar saham, berdasarkan
metode valuasi Discounted Cash Flow dengan asumsi-asumsi yang diberikan diatas.
Risiko investasi yang mungkin muncul adalah terus menurunnya harga komoditas batubara
dan tingkat sensitivitas harga saham terhadap nilai tukar rupiah dan harga komoditas
batubara.
12
Lampiran
Laporan Keuangan Proforma
13
Disclosures :
Kepemilikan dan materi konflik kepentingan : Penulis, atau anggota tim, dalam laporan ini tidak memiliki konflik kepentingan hal yang menyangkut keuangan
perusahaan yang dianalisis. Penulis, atau anggota tim, dalam laporan ini tidak mengetahui adanya konflik kepentingan yang mungkin akan
menyebabkan bias pada konten atau publikasi dari laporan ini.
Penerimaan kompensasi : Kompensasi penulis laporan ini tidak berdasarkan pendapatan investasi perbankan.
Posisi sebagai pegawai atau direktur : Penulis atau anggota tim bukan merupakan pegawai, direktur atau anggota dewan penasehat dari perusahaan
subjek.
Membuat pasar : Penulis tidak bertindak sebagai pemasar dalam surat berharga perusahaan subjek.
Disclaimer : Informasi yang tercantum dalam laporan telah diperoleh atau berasal dari sumber-sumber yang tersedia untuk
umum dan diyakini oleh penulis dapat dipercaya, tetapi penulis tidak membuat pernyataan atau jaminan, tersurat
maupun tersirat, mengenai keakuratan atau kelengkapan.
14
FORM PENILAIAN
KOMPETISI ANALISIS SAHAM
The 2nd
Capital Market Week 2016
Kode Tim : ……………………..
Nama Tim : ……………………..
No. Poin Penilaian Bobot Skor Skor Terbobot
1. Highlight 5%
2. Profil Perusahaan 5%
3. Tinjauan Makroekonomi 5%
4. Tinjauan Industri 15%
Competitive Advantage dan
5. 10%
Porter’s 5 Forces Analysis
6. Risiko Bisnis dan Investasi 10%
7. Analisis Keuangan 15%
8. Valuasi 15%
9. Kesimpulan 10%
Proforma Income Statement dan
10. 10%
Proforma Balance Sheet
TOTAL
Yogyakarta, …. Maret 2016
(……..….…JURI……...…..)