Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI
NON-TUNAI
(STUDI KASUS PENGGUNAAN E-MONEY
MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Abi Yutaviando
145020101111044
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI
(STUDI KASUS PENGGUNAAN E-MONEY MAHASISWA FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA)
Abi Yutaviando1, Al Muizzuddin Fazaalloh2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa
dalam menggunakan transaksi non-tunai. Penelitian ini menggunakan metode survei dan
mengambil sampel mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
dengan jumlah sampel yang dapat diolah sebanyak 65 responden. Penelitian ini menggunakan
Partial Least Square (PLS) sebagai metode dan aplikasi SmartPLS 3.2.7 untuk menguji data
penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor kemudahan penggunaan, manfaat penggunaan,
dan keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menggunakan
transaksi non-tunai, sedangkan variabel biaya dan akses informasi dinilai memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menggunakan transaksi non-tunai.
Kata kunci: kemudahan, manfaat, keamanan, biaya, akses informasi, e-money
A. PENDAHULUAN
Zaman sekarang merupakan zaman dimana teknologi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia,
perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat hampir setiap aktivitas manusia setiap hari
selalu dibantu atau menggunakan teknologi. Kegiatan yang dulunya memerlukan tenaga atau biaya
lebih, saat ini dapat dilakukan dengan mudahnya hanya dengan sekedar menekan tombol atau
sentuhan layar dan tentunya dengan biaya yang lebih murah. Salah satunya adalah perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, yang berguna untuk memproses atau mendapatkan sebuah
informasi yang dibutuhkan secara tepat waktu baik untuk kepentingan pribadi, atau kelompok.
Kemajuan teknologi informasi saat ini juga tidak lepas dari lahirnya internet yang mana pada
awalnya merupakan sebuah jaringan komputer, dimana komputer satu terhubung dengan komputer
lainnya dalam satu tempat yang sama seperti kantor, rumah sakit, sekolah, dll. Namun, seiring
berjalannya waktu perkembangan internet sangatlah pesat, mulai dari hanya segelintir orang yang
bisa menggunakannya dengan fungsi yang masih terbatas, hingga saat ini semua orang bisa
mendapatkan akses internet dengan mudah serta fungsi yang sangat beragam. Internet membuat
kita dapat menerima atau mengirim data secara cepat dengan sistem yang terintegrasi dengan
server. Hadirnya internet menghapus aspek waktu, biaya dan lokasi dalam aktivitas seseorang.
Oleh karena itu hampir setiap aktivitas manusia saat ini dapat dilakukan secara online termasuk
salah satunya yaitu sistem pembayaran.
Sistem pembayaran merupakan komponen penting dalam perekonomian dan infrakstruktur
sebuah negara. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan internet yang makin pesat, pola dan
sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi terus mengalami perubahan. Begitupun pada bank
atau payment provider yang memberikan inovasi-inovasi baru untuk memudahkan masyarakat
dalam bertransaksi. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran menggeser peranan uang
tunai/fisik sebagai alat pembayaran ke dalam bentuk pembayaran non tunai yang lebih efisien dan
ekonomis. Setiap tahunnya Bank Indonesia menghabiskan anggaran tak kurang dari 3 Triliun
biaya untuk mencetak uang baru mencakup biaya kertas, pencetakan, hingga ongkos transportasi
dan diprediksi akan terjadi kenaikan biaya sebesar 10% setiap tahunnya. Selain itu penggunaan
uang tunai sebagai alat pembayaran dirasakan mulai menimbulkan masalah terutama tingginya
risiko perampokan/pencurian, kesehatan, kepraktisan serta uang palsu (Hidayat, 2006). Oleh
karena itu munculah sistem pembayaran elektronik atau yang biasa disebut dengan e-payment.
Dengan menggunakan e-payment (Electronic Payment) kini masyarakat tidak perlu membawa
uang tunai untuk melakukan transaksi. Cukup dengan membawa kartu atau gadget yang terkoneksi
dengan internet, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dimana saja. Tentunya dengan
menggunakan e-payment kegiatan bertransaksi akan menjadi lebih aman, cepat dan efisien
sehingga aktivitas perekonomian masyarakat dapat berlangsung dengan lancar. Tingkat literasi
keuangan masyarakat Indonesia yang sudah tergolong kedalam well literate yaitu sebesar 29.62%
terhadap produk keuangan atau jasa keuangan (Otoritas Jasa Keuangan, 2018) menggambarkan
bahwa tidak sedikit masyarakat Indonesia yang masih belum menggunakan sistem pembayaran
elektronik ini. Mereka masih belum siap untuk menggunakan pembayaran elektronik ini
dikarenakan keterbatasan informasi yang mereka ketahui dalam hal sistem keuangan dan
perbankan. Meskipun begitu, perkembangan e-payment di indonesia sudah berkembang dengan
pesat, banyak bank atau penyelenggara pembayaran elektronik yang meluncurkan produk-
produknya.
Selain itu meskipun penyedia jasa atau platform e-payment di Indonesia sudah sangat banyak
tetapi masih banyak masyarakat Indonesia masih menggunakan uang tunai untuk melakukan
transaksi sehari-hari mereka. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai hal seperti banyak masyarakat
indonesia yang masih nyaman untuk menggunakan uang tunai atau mayoritas pedagang di
indonesia belum memiliki fasilitas/infrastruktur yang memadai bagi pembeli untuk melakukan
transaksi dengan e-payment dll. Dari penelitian sebelumnya mengenai electronic payment system
yang membahas tentang fokus kebijakan publik terhadap sisi penawaran dan permintaan pasar
seperti; apakah tipe produk tersebut diminati oleh konsumen? Apa karakteristik produk dan
pelayanan yang diharapkan konsumen? Bagaimana caranya agar konsumen dapat mengadopsi
teknologi elektronik tersebut dengan cepat? (Kennickell and Kwast 1997). Penggunaan metode
electronic payment system berarti melibatkan masyarakat sebagai pengguna untuk mengadopsi
teknologi tersebut (kasus di Amerika Serikat), sehingga perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik masyarakat tersebut (Hayashi dan Klee, 2003).
Namun meskipun begitu kondisi sistem pembayaran elektronik di Indonesia dari tahun ke
tahun semakin berkembang. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat indonesia turut
mempengaruhi perkembangan sistem pembayaran elektronik. karena semakin banyak terjadinya
transaksi yang dilakukan maka dibutuhkan metode transaksi yang cepat dan efisien. Hal ini
membuat banyaknya penyelenggara uang elektronik yang berlomba-lomba berinovasi dalam
memberikan lebih banyak akses kepada masyarakat yang ingin melakukan transaksi secara cepat
dan praktis. Berikut adalah data pertumbuhan transaksi Uang Elektronik dari tahun ke tahun
beserta nominalnya.
Tabel 1. Data Transaksi Uang Elektronik di Indonesia
Periode 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Volume 100,623,916 137,900,779 203,369,990 535,579,528 683.133.352 943,319,933
Nominal
(Juta) 981,297 2,907,432 3,319,556 5,283,018 7.063.689 12,375,469
Sumber: Bank Indonesia 2018, Diolah.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pembayaran
Menurut Bank Indonesia, sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan
pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk
pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam mulai dari penggunaan alat pembayaran yang
sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga
berikut aturan mainnya. Menurut Mishkin (2001) bahwa sistem pembayaran ialah metode untuk
mengatur transaksi dalam perekonomian. Selain itu, Menurut Listfield dan Montes-Negret (1994),
Sistem pembayaran adalah prosedur, peratuan standar serta instrumen yang digunakan untuk
pertukaran nilai keuangan (financial value) antara dua pihhak yang terlibat untuk melepaskan diri
dari kewajiban.
Pembayaran Elektronik atau e-payment
Menurut Changsu et al. (2010) E-payment didefinisikan sebagai transfer nilai pembayaran
elektronik dari pembayar ke penerima pembayaran melalui mekanisme pembayaran elektronik.
Layanan e-payment ada sebagai antarmuka pengguna berbasis web yang memungkinkan pengguna
untuk mengakses dan mengelola rekening bank dan transaksi mereka dari jarak jauh (Weir et al,
2006. Lim 2008). E-payment juga dapat didefinisikan sebagai layanan perbankan modern dengan
memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan
dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan
profuktifitas (Wardiana, 2002). Menurut Tan (2004), e-payment adalah salah satu pengiriman uang
secara elektronik atau digital antara dua pihak sebagai kompensasi atau pembayaran untuk suatu
barang atau jasa.
Uang Elektronik atau e-money
Dalam salah satu publikasi dari Bank for Internationial Settlement (BIS) pada Oktober 1996,
e-money didefinisikan sebagai “stored-value or prepaid products in which a record of the funds or
value available to a consumer is stored on an electronic device in the consumer’s possesion” (nilai
yang tersimpan atau produk prabayar dimana catatan dana atau nilai yang tersedia untuk konsumen
disimpan di perangkat elektronik milik konsumen). Nilai elektronik tersebut dibeli oleh konsumen
dan akan berkurang setiap kali konsumen menggunakan perangkatnya untuk melakukan
pembelian. Berbeda dengan penggunaan kartu prabayar pada SIM card telepon genggam, produk
e-money dimaksudkan untuk digunakan secara umum, dan digunakan untuk pembayaran apa saja.
Dari sudut pandang kebijakannya, kepentingan utama dalam hal ini adalah siapa yang menerbitkan
e-money tersebut, bagaimana e-money digunakan sebagai alat pembayaran dan dampaknya pada
neraca bank sentral (Bank for International Settlements, 1996).
Digital Economy
Digital economy merupakan bentuk dari perkembangan teknologi di bidang ekonomi (Fuentes
& Svingstedt, 2017). Digital economy merupakan suatu hal yang menandakan perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi, seperti pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang
menggunakan internet sebagai medianya. Ekonomi digital akan menjelaskan perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi beberapa dekade yang akan datang (Anshori, 2016).
Teori Preferensi Konsumen
Menurut Munandar et al (2012) Preferensi konsumen dapat disebut sebagai kesukaan, pilihan,
atau suatu hal yang lebih disukai oleh konsumen. Biasanya preferensi konsumen ini terbentuk
karena banyaknya pilihan produk yang ada. Assael (1992) membatasi kata persepsi sebagai
perhatian kepada pesan, yang mengarah ke pemahaman dan ingatan. Persepsi yang sudah
mengendap dan melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi. Menurut Mowen (1993)
preferensi dapat berubah dan dapat dipelajari sejak kecil. Preferensi terhadap produk pangan
bersifat plastis sekali terbentuk akan sulit dirubah, terutama pada orang-orang yang masih berusia
muda yang kemudian telah memiliki gaya hidup yang lebih kuat.
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan merupakan sebuah pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-
variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Priadana
dan Muis, 2009). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
pengambilan keputusan manajerial yang didasarkan atas penggunaan metode-metode ilmiah
dengan menggunakan analisis kuantitatif untuk membantu pengambilan keputusan dalam
membuat keputusan atau kebijakan (Nugroho et al., 2012).
Definisi Operasional & Pengukuran Variabel
Definisi Operasional Variabel adalah definisi yang didasarkan dari banyaknya referensi dan
alasan dari digunakannya definisi itu sendiri. Pengukuran variabel digunakan untuk
mendeskripsikan pendapat dari responden pada setiap variabel agar peneliti dapat lebih mudah
dalam memahaminya. Untuk mengukur variabel yang akan diteliti pada penelitian ini maka
dilakukan dengan menggunakan skala Five Point Likert pada angka 1,2,3,4,5 diasumsikan semakin
rendah angka menggambarkan persepsi yang cenderung bersifat negatif, sedangkan semakin tinggi
angka maka menggambarkan persepsi yang cenderung bersifat positif.
Sangat Tidak Setuju : 1
Tidak Setuju : 2
Netral : 3
Setuju : 4
Sangat Setuju : 5
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer menurut
Sugiyono (2015) adalah data yang dapat diperoleh dari sumber asli atau tangan pertama dan diolah
oleh perorangan (tidak melalui media perantara). Dalam Hal ini data diambil secara langsung
kepada responden. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kuisioner yang
disebarkan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode survey dengan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Pengertian kuisioner adalah suatu teknik
pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem
yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuisioner disebarkan kepada seluruh populasi
yang ada untuk diisi sehingga nanti dapat disaring sampel yang memenuhi persyaratan untuk
dijadikan responden dalam penelitian ini. Kuisioner ini disebarkan dengan menggunakan
perangkat elektronik. perangkat ini merupakan web survey application yang disediakan oleh
Google.com untuk memudahkan peneliti menyebarkan kuisioner. Peneliti memberikan batas
waktu sekitar 1 bulan untuk pengumpulan data.
Populasi dan Sampel
Populasi merupakan semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang
lengkap dan jelas (Usman et al., 2012). Pendapat lain menurut Thoifah (2015) populasi merupakan
seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, yang karakteristik tersebut berkaitan dengan
seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Dalam
Penelitian ini populasi yang digunakan ialah seluruh mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang yang masih berstatus aktif.
Sampel didefinisikan sebagai sebagian dari elemen-elemen populasi. Cara pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling yang merupakan
metode pengambilan sampel secara bertujuan atau pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan kriteria yang diperlukan. Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini, Roscoe
(1975) menjelaskan apabila sebuah penelitian akan dilakukan dengan analisis multivariate
(korelasi atau regresi linier berganda), jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel
yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat 6 variabel (independen+dependen) yang digunakan
dalam penelitian ini olah karena itu jumlah sampel yang dapat digunakan minimal berjumlah 6 X
10 = 60 sampel.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis multivariat yang merupakan analisis yang dilakukan
menggunakan lebih dari satu perlakuan yang diduga dapat mempengaruhi subjek dalam beberapa
segi atau beberapa karakteristik tertentu (Hussein, 2015). Dalam analisis multivariat, selalu
terdapat lebih dari satu variabel yang dapat saling mempengaruhi.
Partial Least Square Regression (PLS-R)
Penelitian ini menggunakan model Partial Least Square yang diolah dengan aplikasi
SmartPLS 3.2.7. Dengan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.2.7, maka dapat dilakukan
penganalisaan dengan menggunakan metode Partial Least Square Regression (PLS-R). Karena
metode Partial Least Square (PLS) ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan
metod analisis regresi lain. Keunggulan dari metode Partial Least Square (PLS) ini antara lain
adalah dapat menganalisa model yang menggunakan data berupa skala likert. Kemudian Partial
Least Square (PLS) memiliki keunggulan pada data yang tidak harus terdistribusi dengan normal
seperti pada analisis regresi biasa. Selain itu, Partial Least Square (PLS) memiliki keunggulan
yang tidak memerlukan data dalam jumlah banyak dengen minimal 30 sampel, sehingga analisis
dapat dilakukan hanya dengan sampel kecil (Hussein, 2015). Sehingga model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5
Keterangan:
Y = Preferensi Transaksi Non-Tunai
X1 = Kemudahan Penggunaan
X2 = Manfaat Penggunaan
X3 = Keamanan
X4 = Biaya
X5 = Akses Informasi
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi
Pengujian Outer Model
Analisis Outer Model adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel laten dengan indikator-indikatornya. Outer Model juga dapat dikatakan sebagai model
para Partial Least Square yang mendefinisikan tentang bagaimana suatu indikator dapat
berhubungan dengan variabel latennya (Solimun dan Fernandes, 2017). Pada Outer Model terdapat
dua pengujian yang digunakan, yaitu uji validitas instrumen uji reliabilitas instrumen.
1. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan uji yang digunakan dalam model Partial Least Square Regression
untuk mengetahui kemampuan suatu instrumen penelitian dalam mengukur apa yang seharusnya
diukur (Cooper dan Schindler, 2006). Validitas pada suatu penelitian harus dapat menyatakan
derajat ketepatan dari alat ukur sebuah penelitian terhadap isi sebenarnya dari sesuatu yang diukur.
Menurut Ghozali (2009) uji validitas perlu dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuisioner, Kuisioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan-pertanyaan dari suatu kuisioner mampu
untuk menjelaskan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Jika menggunakan
SmartPLS, maka kriteria untuk lulus dari uji validitas ada nilai Average Variance Extracted (AVE)
harus lebih dari 0,50.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang digunakan
pada penelitian untuk memperoleh informasi, dapat dipercaya sebagai instrumen pengumpulan
data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan (Sugiharto dan Sitinjak,
2006). Uji reliabilitas tersebut digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur
suatu konsep atau dapat juga digunakna untuk mengukur konsistensi suatu responden dalam
menjawab setiap pernyataan pada kuisioner atau instrumen penelitian. Dengan menggunakan
SmartPLS, maka kriteria untuk lulus dari uji reliabilitas adalah nilai Cronbachs Alpha harus lebih
dari 0,70.
Pengujian Inner Model
Analisis Inner Model dilakukan untuk mengetahui tentang hubungan antara variabel laten
(Solimun dan Fernandes, 2017). Dalam Inner Model diasumsikan bahwa variabel laten dan
indikator di skala zero means dan unit varian adalah satu, sehingga parameter konstantan dapat
dihilangkan dari model. Pengujian Inner Model dilakukan dengan metode bootstrapping yang
dapat melakukan resampling dengan besar yang sama atau lebih kecil dari sampel aslinya dan
diulang sebanyak 100 kali agar konvergen. Pada hasil bootstrapping akan menunjukkan beberapa
bagian dari Inner Model yaitu T-Statistics, Probability Values, dan R2.
1. T-Statistics
T-Statistics adalah bagian dari inner model yang berguna untuk mengetahui signifikansi dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Syarat T-Statistics agar signifikan adalah T-
Statistics harus lebih besar dari t-tabel yang dinyatakan sebesar 1,96
2. Probability Values
Probability Values merupakan bagian dari inner model yang juga berguna untuk mengetahui
signifikansi dari suatu variabel indpenden terhadap variabel dependennya. Variabel independen
dapat dikatakan signifikan terhadap variabel dependen apabila Probability Values kurang dari α =
0,05.
3. R Square
R Square adalah salah satu bagian dari inner model yang berguna untuk mengetahui seberapa
besar variabel dependen dapat diprekdisikan oleh variabel-variabel independennya. Menurut
Miller (1992) apabila R Square lebih besar dari 0,67 adalah tinggi, apabila R Squre lebih dari 0,33
adalah cukup atau sedang, apabila R Square lebih dari 0,19 adalah rendah atau lemah, sedangkan
apabila R Square kurang dari 0,19 maka tidak diakui atau tidak diterima.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan cara melakkan survey langsung kepada
responden menggunakan kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan
untuk penelitian ini merupakan kuesioner yang telah dikembangkan dari penelitian-penelitian
sebelumnya. Pada kuesioner ini terdapat 30 item pernyataan yang digunakan. Item pernyataan
tersebut terdiri dari 5 item pernyataan mengenai preferensi transaksi non-tunai, 5 item pernyataan
mengenai kemudahan penggunaan, 5 item pernyataan mengenai manfaat penggunaan, 5 item
pernyataan mengenai keamanan, 5 item pernyataan mengenai biaya, dan 5 item pernyataan
mengenai Akses Informasi.
Kuesioner disebarkan langsung oleh peneliti dengan menggunakan “google document”
sebagai alat untuk membuat dan menampung hasil kuesioner yang diisi oleh responden. Semua
item pernyataan diinput kedalam “google document” kemudian linknya disebar kepada mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya untuk diisi selama satu minggu yaitu sejak
tanggal 22 November 2018 hingga 29 November 2018.
Dari kuesioner yang disebar peneliti berhasil mendapatkan sebanyak 68 responden. Namun
tidak semua dari 68 responden tersebut memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti. Terdapat
3 kuesioner yang tidak diolah lebih lanjut dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria peneliti.
Sehingga data yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 65 Kuesioner yang selanjutnya dapat
dijadikan sampel kuesioner dalam penelitian ini.
Analisis Data
1. Partial Least Square Regression
Tabel 2. Partial Least Square Regression
Variabel Koefisien
Regresi
Kemudahan Penggunaan → Preferensi transaksi non-tunai 0.453
Manfaat Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.449
Keamanan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.228
Biaya→ Preferensi Transaksi Non-tunai -0.178
Akses Informasi → Preferensi Transaksi Non-tunai -0.123
Sumber: Data primer diolah, 2018
Model regresi berdasarkan hasil analisis tersebut adalah :
Y = 0.453X1 + 0.449X2 + 0.229X3 + -0.178X4 + -0.123X5
Keterangan:
Y = Preferensi Transaksi Non-tunai
X1 = Kemudahan Penggunaan
X2 = Manfaat Penggunaan
X3 = Keamanan
X4 = Biaya
X5 = Akses Informasi
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika nilai koefisien dari variabel Kemudahan
Penggunaan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.453, variabel Manfaat penggunaan
terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.449, variabel keamanan terhadap Preferensi
Transaksi Non-tunai sebesar 0.228, variabel Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
sebesar -0.178, dan variabel Aksesibilitas terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar -0.123.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya dan Akses Informasi berpengaruh negatif
terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai, sedangkan variabel Kemudahan Penggunaan,
Manfaat Penggunaan, dan Keamanan berpengaruh positif terhadap variabel Preferensi Transaksi
Non-tunai
2. Outer Model
Analisis Outer Model adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui spesifikasi hubungan
antara variabel laten dengan indikator-indikatornya. Outer Model juga dapat dikatakan sebagai
model pada Partial Least Square yang mampu mendefinisikan tentang bagaimana indikator-
indikator dapat berhubungan dengan variabel latennya (Solimun dan Fernandes, 2017). Terdapat
dua pengujian yang digunakan dalam outer model yaitu Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
a. Uji Validitas Instrumen
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Average Variance Extract
Preferensi Transaksi Non-tunai 0.643
Kemudahan Penggunaan 0.778
Manfaat Penggunaan 0.696
Keamanan 0.719
Biaya 0.616
Akses Informasi 0.695
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui jika nilai Average Variance Extracted (AVE)
variabel Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.643, variabel Kemudahan Penggunaan sebesar
0.778, variabel Manfaat Penggunaan sebesar 0.696, variabel Keamanan sebesar 0.719, variabel
Biaya sebesar 0.616, dan variabel Akses Informasi sebesar 0.695. Sehingga dapat disimpilkan jika
semua variabel yang digunakan pada penelitian ini lolos dari uji validitas, karena semua variabel
memiliki nilai AVE yang melebihi angka 0.50 dan dapat dikatakan bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini valid dalam mengukur sesuatu yang sedang diukur.
b. Uji Relibilitas Instrumen
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbach’s Alpha
Preferensi Transaksi Non-tunai 0.722
Kemudahan Penggunaan 0.859
Manfaat Penggunaan 0.782
Keamanan 0.870
Biaya 0.714
Akses Informasi 0.853
Sumber: Data primer diolah, 2018
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini
melebihi nilai 0.7 pada tabel Cronbach’s Alpha. Jika dilihat dari Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
Instrumen maka dapat diketahui jika nilai Cronbach’s Alpha dari variabel Preferensi Transaksi
Non-tunai sebesar 0.772, variabel Kemudahan Penggunaan sebesar 0.859, variabel Manfaat
Penggunaan sebesar 0.782, variabel Keamanan sebesar 0.870, variabel Biaya sebesar 0.714, dan
variabel Akses Informasi sebesar 0.853. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel
dalam penelitian ini dapat mengukur konsistensi dari responden dalam menjawab setiap item
pertanyaan.
3. Inner Model
Analisis Inner Model dilakukan untuk mengetahui spesifikasi hubungan antar variabel laten
atau biasa disebut dengan structural model (Solimun dan Fernandes, 2017). Tanpa kehilangan sifat
umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator di skala zero means dan unit varian
sama dengan satu, sehingga parameter lokasi atau parameter konstanta dapat dihilangkan dari
model. Pengujian Inner model dilakukan dengan metode bootstrapping. Metode bootstrapping
dapat melakukan resampling dengan besar sampel tertentu (sama atau lebih kecil dari sampel
original) dan diulang sebanyak 100 (sampel bootstrap) untuk mencapai konvergen. Setelah
melakukan bootsstrapping maka akan munck beberapa kriteria dari inner model seperti T-
statistics, Probability Values, dan R¬2.
a. T-Statistics
Tabel 5. Hasil T-Statistics
Variabel T-Statistics
Kemudahan Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 3.520
Manfaat Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 2.979
Keamanan → Preferensi Transaksi Non-tunai 2.363
Biaya → Preferensi Transaksi Non-tunai 1.352
Akses Informasi → Preferensi Transaksi Non-tunai 1.155
Sumber: Data primer diolah, 2018
Dari diatas dapat diketahui jika nilai t-statistics dari variabel Kemudahan Penggunaan
terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 3.520, variabel Manfaat Penggunaan
terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 2.979, variabel Keamanan terhadap Preferensi
Transaksi Non-tunai sebesar 2.363, variabel Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
sebesar 1.352. variabel Akses Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 1.155.
Dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya dan Akses Informasi tidak signifikan terhadap variabel
Preferensi Transaksi Non-tunai.
b. Probability Values
Tabel 6. Hasil Probability Values
Variabel P. Values
Kemudahan Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.000
Manfaat Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.003
Keamanan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.019
Biaya → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.177
Akses Informasi → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.249
Sumber: Data primer diolah, 2018
Dari tabel diatas dapat diketahui jika Probability Values variabel Kemudahan Penggunaan
terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.000, variabel Manfaat Penggunaan
terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.003, variabel Keamanan terhadap Preferensi
Transaksi Non-tunai sebesar 0.019, variabel Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
sebesar 0.177, dan variabel Akses Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar
0.249. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya dan Akses Informasi tidak signifikan
terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai. Sedangkan variabel Kemudahan Penggunaan,
Manfaat Penggunaan, dan Keamanan signifikan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai.
c. R Square
Tabel 7. Hasil R Square
Variabel Dependen R Square
Preferensi Transaksi Non-tunai 0.607
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jika nilai R Square pada variabel Preferensi Transaksi
Non-tunai sebagai variabel dependen dapat diprediksikan oleh variabel Kemudahan Penggunaan,
Manfaat Penggunaan, Keamanan, Biaya dan Akses Informasi sebesar 0.607. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa R Square pada penelitian ini termasuk pada kategori cukup atau sedang.
Pembahasan
a. Pengaruh Kemudahan Penggunaan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi
Kemudahan Penggunaan yang dirasakan oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula preferensi
mereka untuk menggunakan uang elektronik. Dalam indikator Kemudahan Penggunaan,
mahasiswa menilai pentingnya kemudahan dalam mempelajari bagaimana penggunaan e-money
bagi konsumen yang ingin melakukan transisi dari uang tunai ke e-money. Selain itu mahasiswa
juga menilai pentingnya fitur-fitur yang ada dalam penggunaan e-money, karena dirasa fitur-fitur
ini membuat transaksi menjadi lebih mudah dan efisien.
b. Pengaruh Manfaat Penggunaan dalam terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Manfaat Penggunaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi manfaat
penggunaan yang dirasakan oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula preferensi mereka untuk
menggunakan uang elektronik. Dalam indikator Manfaat Penggunaan, mahasiswa menilai bahwa
dengan menggunakan e-money, pengguna akan menjadi lebih produktif karena sangat mudah
untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh si pengguna, selain itu pengguna juga mendapatkan
rincian data dari transaksi yang sudah mereka lakukan.
c. Pengaruh Keamanan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Preferensi Transaksi Non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat keamanan yang
dirasakan oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula preferensi mereka untuk menggunakan uang
elektronik. Dalam indikator Keamanan, mahasiswa menilai bahwa penyelenggara uang elektronik
dapat menjamin kerahasiaan data dan identitas para penggunanya. Serta mahasiswa merasa lebih
aman apabila uang mereka terdaftar pada jaringan atau sistem e-money karena percaya bahwa
penyelenggara e-money dapat menjamin keamanan uang dari para penggunanya.
d. Pengaruh Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Biaya berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Preferensi Transaksi non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat biaya yang
harus dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap preferensi mahasiwa untuk menggunakan uang
elektronik. Dalam indikator Biaya, mahasiswa menilai bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
menggunakan e-money tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan. Serta ada atau
tidaknya biaya minimum tidak akan mempengaruhi minat mahasiswa.
e. Pengaruh Akses Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai
Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Akses Informasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Preferensi Transaksi non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi akses
informasi yang mereka dapatkan tidak berpengaruh terhadap preferensi mahasiwa untuk
menggunakan uang elektronik. Dalam indikator Akses Informasi, mahasiswa berpendapat bahwa
akses informasi terhadap uang elektronik sudah tersebar luas dan dapat dijumpai dimana saja,
selain itu informasi mengenai prosedur yang harus mereka penuhi untuk menggunakan uang
elektronik sangatlah mudah.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
mengenai pengaruh Kemudahan Penggunaan, Manfaat Penggunaan, Keamanan, Biaya dan Akses
Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa
variabel Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai.
Sehingga semakin besar kemudahan yang dirasakan oleh mahasiswa dan semakin baik fitur-fitur
dalam transaksi non-tunai akan meningkatkan minat mereka dalam menggunakan transaksi non-
tunai.
2. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa
variabel Manfaat Penggunaan berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai.
Sehingga semakin besar manfaat yang dirasakan oleh mahasiswa akan meningkatkan minat
mereka dalam menggunakan transaksi non-tunai.
3. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa
variabel Keamanan berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai. Sehingga
semakin besar rasa aman dan kepercayaan mahasiswa terhadap penyelenggara uang elektronik
juga akan meningkatkan minat mereka dalam menggunakan transaksi non-tunai.
4. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa
variabel Biaya tidak berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai. Sehingga
jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa untuk melakukan transaksi non-tunai tidak
berpengaruh terhadap minat mereka dalam menggunakan transaksi non-tunai.
5. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa
variabel Akses Informasi tidak berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai.
Sehingga banyaknya jumlah informasi yang beredar terkait pembayaran non-tunai tidak memiliki
pengaruh terhadap minat mahasiswa dalam menggunakan transaksi non-tunai.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran
antara lain:
1. Dilihat dari kondisi perkembangan pembayaran non-tunai di Indonesia saat ini sudah banyak
fitur atau fasilitas yang diberikan kepada pengguna untuk memudahkan mereka dalam
bertransaksi. Baiknya untuk kedepan penyelenggara terus berinovasi untuk mengembangkan fitur-
fitur yang sudah ada atau fitur yang baru sehingga lebih memudahkan pengguna yang ingin
melakukan transaksi dan menarik minat dari pengguna baru yang ingin melakukan transisi dari
uang tunai.
2. Ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan saat bertransaksi menggunakan pembayaran
non-tunai khususnya di Indonesia. Namun karena dirasa saat ini belum semua kalangan dapat
merasakan manfaatnya kedepannya akan lebih baik apabila penyelenggara pembayaran non-tunai
terus melakukan pengembangan terhadap ide-ide yang sudah ada agar nantinya manfaat ini dapat
dirasakan oleh semua kalangan.
3. Saat ini kejahatan dunia maya seperti peretasan sistem keamanan cukup marak terjadi, salah
satu incaran dari pelaku peretasan tersebut ialah bank dan penyelenggara uang elektronik. Oleh
karena itu ada baiknya jika penyelenggara pembayaran non-tunai terus berusaha untuk
mengembangkan sistem keamanannya yang dirasa cukup penting dalam menumbuhkan rasa
percaya pada penggunanya.
4. Besar dan kecilnya biaya tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menggunakan
transaksi non-tunai. Namun ada baiknya jika mahasiswa turut menggunakan pembayaran non-
tunai untuk perekonomian di Indonesia yang lebih baik. Apabila semakin banyak orang
menggunakan pembayaran non-tunai maka anggaran Indonesia untuk mencetak uang tunai akan
semakin kecil dan bisa digunakan untuk pembangunan di bidang lain. Selain itu ada baiknya juga
bagi penyelenggara untuk merendahkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna sehingga
menarik minat dari pengguna kalangan menengah kebawah untuk menggunakan transaksi non-
tunai
5. Banyaknya informasi mengenai mudahnya akses untuk menggunakan uang elektronik dan
maraknya promo-promo atau potongan harga bila kita penggunakan uang elektronik tidak terlalu
menarik minat masyarakat. Oleh karena itu penyuguhan informasi kepada masyarakat harus lebih
diperhatikan agar dapat dipahami dan dimengerti oleh semua kalangan.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengisi kekosongan atau hasil yang tidak bisa
ditampilkan dalam penelitian ini. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat membantu penelitian
selanjutnya sebagai acuan dan referensi untuk penelitian menganai pembayaran non-tunai di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Aan. 2016. Digitalisasi Ekonomi Syariah. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Keuangan dan
bisnis Islam. Volume 7 No. 1.
Assael, H. 1992. Consumer behaviour and Marketing Action.
Bank for International Settlements.1996. Implications for central banks of the development of
electronic money. Bis, October, 1. Retrieved from http://www.bis.org/publ/bisp/01.htm
Changsu, K., Tao, W., Shin, N., & Kim, Ki.-soo. (2010). An Empirical Study of Customers’
Perception of Security and Trust in E-Payment Systems. Electronic Commerce Research
and Applications,9, 84-95.
Cooper, D.R., Schindler, P.S. and Sun, J. 2006. Business research methods (Vol. 9). New York:
McGraw-Hill Irwin.
Fuentes, C., & Svingstedt, A. 2017. Mobile Phones and the practice of shopping : A study of how
young adults use smarphones to shop. Journal of Retailing and Consumer Services, Vol. 38.
137-146.
Hayashi, Fumiko dan Klee, Elizabeth. 2003. Technology Adoption and Consumer Payments :
Evidence from Survey Data. Jurnal Ekonomi. www.openpdf.com. Diakses Pada Juli 2018
Hidayat, A. 2006. Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai. Jakarta: Bank
Indonesia
Hussein, Ananda sabil. 2015. Modul Ajar Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial
Least Square (PLS) dengan SmartPLS 3.0. Malang.
Kennickell, A. B. dan M. L. Kwast. 1997. Who Use Electronic Banking? Results From The 1995
Survey of Consumer Finances. Preliminary journal. www.sciencedirect.com. Diakses Pada
Juli 2018
Lim, A. S. Inter-consortia battles in mobile payments standardisation. Electronic commerce
research and Application. 7, 2008, 202-213.
Listfield, R. Dan F. Montes-Negret. 1994. Modernizing Payment System In Emerging Economies.
Jurnal Ekonomi. www.openpdf.com Diakses Pada April 2018.
Mishkin, Frederic S. 2001. The Economic Of Money, Banking, And Financial Market. New York:
Addison Wesley
Mowen, J.C. 1993. Consumer behaviour. Edisi ketiga. Terjemahan. Erlangga, Jakarta.
Munandar, J. M., Udin, F., & Amelia, M. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi
Konsumen Produk Air Minum Dalam Kemasan Di Bogor. J. Teknologi Industri Pertanian,
13(3), 97-107.
Nugroho, B., Eko, U., & Saragih, F. D. 2012. Metode Kuantitatif : pendekatan pengambilan
keputusan untuk ilmu sosial dan bisnis. Jakarta: Salemba Humanika.
Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Literasi Keuangan. https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-
perlindungan-konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx diakses pada 4 September 2018
Priadana, H. S., & Muis, S. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Roscoe, John T. 1975. Fundamental research Statistics for the behavioral sciences [by} John T.
Roscoe.
Solimun, Adji Rachmad Rinaldo Fernandes & Nurjannah. Metode Statistika Multivariat
Permodelan Persamaan Struktural Pendekatan WarpPLS. Malang: UB Press, 2017.
Sugiyono. 2015. Metode Peneltiian: Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tan, M. 2004. E-payment: The Digital Exchange. Singapore: Singapore University Press.
Thoifah, I. 2015. Statistika pendidikan dan metode penelitian kuantitatif. Malang: Madani.
Usman, H., & Akbar, P. S. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Wardiana, Wawan. 2002. Perkembangan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan. Jurnal.
www.openpdf.com. Diakses Pada April 2018.
Weir, C.S., Anderson, J. N., and Jack, M. a. 2006. On the role of metaphor and language in design
of third party payments in eBanking: usability end quality. International Journal of Human-
Computer Studies, 64, 8, 2006, 70-784.