16
ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI (STUDI KASUS PENGGUNAAN E-MONEY MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Abi Yutaviando 145020101111044 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI

NON-TUNAI

(STUDI KASUS PENGGUNAAN E-MONEY

MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Abi Yutaviando

145020101111044

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …
Page 3: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI

(STUDI KASUS PENGGUNAAN E-MONEY MAHASISWA FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA)

Abi Yutaviando1, Al Muizzuddin Fazaalloh2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

[email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa

dalam menggunakan transaksi non-tunai. Penelitian ini menggunakan metode survei dan

mengambil sampel mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

dengan jumlah sampel yang dapat diolah sebanyak 65 responden. Penelitian ini menggunakan

Partial Least Square (PLS) sebagai metode dan aplikasi SmartPLS 3.2.7 untuk menguji data

penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor kemudahan penggunaan, manfaat penggunaan,

dan keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menggunakan

transaksi non-tunai, sedangkan variabel biaya dan akses informasi dinilai memiliki pengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menggunakan transaksi non-tunai.

Kata kunci: kemudahan, manfaat, keamanan, biaya, akses informasi, e-money

A. PENDAHULUAN

Zaman sekarang merupakan zaman dimana teknologi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia,

perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat hampir setiap aktivitas manusia setiap hari

selalu dibantu atau menggunakan teknologi. Kegiatan yang dulunya memerlukan tenaga atau biaya

lebih, saat ini dapat dilakukan dengan mudahnya hanya dengan sekedar menekan tombol atau

sentuhan layar dan tentunya dengan biaya yang lebih murah. Salah satunya adalah perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi, yang berguna untuk memproses atau mendapatkan sebuah

informasi yang dibutuhkan secara tepat waktu baik untuk kepentingan pribadi, atau kelompok.

Kemajuan teknologi informasi saat ini juga tidak lepas dari lahirnya internet yang mana pada

awalnya merupakan sebuah jaringan komputer, dimana komputer satu terhubung dengan komputer

lainnya dalam satu tempat yang sama seperti kantor, rumah sakit, sekolah, dll. Namun, seiring

berjalannya waktu perkembangan internet sangatlah pesat, mulai dari hanya segelintir orang yang

bisa menggunakannya dengan fungsi yang masih terbatas, hingga saat ini semua orang bisa

mendapatkan akses internet dengan mudah serta fungsi yang sangat beragam. Internet membuat

kita dapat menerima atau mengirim data secara cepat dengan sistem yang terintegrasi dengan

server. Hadirnya internet menghapus aspek waktu, biaya dan lokasi dalam aktivitas seseorang.

Oleh karena itu hampir setiap aktivitas manusia saat ini dapat dilakukan secara online termasuk

salah satunya yaitu sistem pembayaran.

Sistem pembayaran merupakan komponen penting dalam perekonomian dan infrakstruktur

sebuah negara. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan internet yang makin pesat, pola dan

sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi terus mengalami perubahan. Begitupun pada bank

atau payment provider yang memberikan inovasi-inovasi baru untuk memudahkan masyarakat

dalam bertransaksi. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran menggeser peranan uang

tunai/fisik sebagai alat pembayaran ke dalam bentuk pembayaran non tunai yang lebih efisien dan

ekonomis. Setiap tahunnya Bank Indonesia menghabiskan anggaran tak kurang dari 3 Triliun

biaya untuk mencetak uang baru mencakup biaya kertas, pencetakan, hingga ongkos transportasi

dan diprediksi akan terjadi kenaikan biaya sebesar 10% setiap tahunnya. Selain itu penggunaan

uang tunai sebagai alat pembayaran dirasakan mulai menimbulkan masalah terutama tingginya

Page 4: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

risiko perampokan/pencurian, kesehatan, kepraktisan serta uang palsu (Hidayat, 2006). Oleh

karena itu munculah sistem pembayaran elektronik atau yang biasa disebut dengan e-payment.

Dengan menggunakan e-payment (Electronic Payment) kini masyarakat tidak perlu membawa

uang tunai untuk melakukan transaksi. Cukup dengan membawa kartu atau gadget yang terkoneksi

dengan internet, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dimana saja. Tentunya dengan

menggunakan e-payment kegiatan bertransaksi akan menjadi lebih aman, cepat dan efisien

sehingga aktivitas perekonomian masyarakat dapat berlangsung dengan lancar. Tingkat literasi

keuangan masyarakat Indonesia yang sudah tergolong kedalam well literate yaitu sebesar 29.62%

terhadap produk keuangan atau jasa keuangan (Otoritas Jasa Keuangan, 2018) menggambarkan

bahwa tidak sedikit masyarakat Indonesia yang masih belum menggunakan sistem pembayaran

elektronik ini. Mereka masih belum siap untuk menggunakan pembayaran elektronik ini

dikarenakan keterbatasan informasi yang mereka ketahui dalam hal sistem keuangan dan

perbankan. Meskipun begitu, perkembangan e-payment di indonesia sudah berkembang dengan

pesat, banyak bank atau penyelenggara pembayaran elektronik yang meluncurkan produk-

produknya.

Selain itu meskipun penyedia jasa atau platform e-payment di Indonesia sudah sangat banyak

tetapi masih banyak masyarakat Indonesia masih menggunakan uang tunai untuk melakukan

transaksi sehari-hari mereka. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai hal seperti banyak masyarakat

indonesia yang masih nyaman untuk menggunakan uang tunai atau mayoritas pedagang di

indonesia belum memiliki fasilitas/infrastruktur yang memadai bagi pembeli untuk melakukan

transaksi dengan e-payment dll. Dari penelitian sebelumnya mengenai electronic payment system

yang membahas tentang fokus kebijakan publik terhadap sisi penawaran dan permintaan pasar

seperti; apakah tipe produk tersebut diminati oleh konsumen? Apa karakteristik produk dan

pelayanan yang diharapkan konsumen? Bagaimana caranya agar konsumen dapat mengadopsi

teknologi elektronik tersebut dengan cepat? (Kennickell and Kwast 1997). Penggunaan metode

electronic payment system berarti melibatkan masyarakat sebagai pengguna untuk mengadopsi

teknologi tersebut (kasus di Amerika Serikat), sehingga perlu dilakukan penelitian tentang

karakteristik masyarakat tersebut (Hayashi dan Klee, 2003).

Namun meskipun begitu kondisi sistem pembayaran elektronik di Indonesia dari tahun ke

tahun semakin berkembang. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat indonesia turut

mempengaruhi perkembangan sistem pembayaran elektronik. karena semakin banyak terjadinya

transaksi yang dilakukan maka dibutuhkan metode transaksi yang cepat dan efisien. Hal ini

membuat banyaknya penyelenggara uang elektronik yang berlomba-lomba berinovasi dalam

memberikan lebih banyak akses kepada masyarakat yang ingin melakukan transaksi secara cepat

dan praktis. Berikut adalah data pertumbuhan transaksi Uang Elektronik dari tahun ke tahun

beserta nominalnya.

Tabel 1. Data Transaksi Uang Elektronik di Indonesia

Periode 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Volume 100,623,916 137,900,779 203,369,990 535,579,528 683.133.352 943,319,933

Nominal

(Juta) 981,297 2,907,432 3,319,556 5,283,018 7.063.689 12,375,469

Sumber: Bank Indonesia 2018, Diolah.

Page 5: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

B. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pembayaran

Menurut Bank Indonesia, sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan

pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk

pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam mulai dari penggunaan alat pembayaran yang

sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga

berikut aturan mainnya. Menurut Mishkin (2001) bahwa sistem pembayaran ialah metode untuk

mengatur transaksi dalam perekonomian. Selain itu, Menurut Listfield dan Montes-Negret (1994),

Sistem pembayaran adalah prosedur, peratuan standar serta instrumen yang digunakan untuk

pertukaran nilai keuangan (financial value) antara dua pihhak yang terlibat untuk melepaskan diri

dari kewajiban.

Pembayaran Elektronik atau e-payment

Menurut Changsu et al. (2010) E-payment didefinisikan sebagai transfer nilai pembayaran

elektronik dari pembayar ke penerima pembayaran melalui mekanisme pembayaran elektronik.

Layanan e-payment ada sebagai antarmuka pengguna berbasis web yang memungkinkan pengguna

untuk mengakses dan mengelola rekening bank dan transaksi mereka dari jarak jauh (Weir et al,

2006. Lim 2008). E-payment juga dapat didefinisikan sebagai layanan perbankan modern dengan

memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan

dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan

profuktifitas (Wardiana, 2002). Menurut Tan (2004), e-payment adalah salah satu pengiriman uang

secara elektronik atau digital antara dua pihak sebagai kompensasi atau pembayaran untuk suatu

barang atau jasa.

Uang Elektronik atau e-money

Dalam salah satu publikasi dari Bank for Internationial Settlement (BIS) pada Oktober 1996,

e-money didefinisikan sebagai “stored-value or prepaid products in which a record of the funds or

value available to a consumer is stored on an electronic device in the consumer’s possesion” (nilai

yang tersimpan atau produk prabayar dimana catatan dana atau nilai yang tersedia untuk konsumen

disimpan di perangkat elektronik milik konsumen). Nilai elektronik tersebut dibeli oleh konsumen

dan akan berkurang setiap kali konsumen menggunakan perangkatnya untuk melakukan

pembelian. Berbeda dengan penggunaan kartu prabayar pada SIM card telepon genggam, produk

e-money dimaksudkan untuk digunakan secara umum, dan digunakan untuk pembayaran apa saja.

Dari sudut pandang kebijakannya, kepentingan utama dalam hal ini adalah siapa yang menerbitkan

e-money tersebut, bagaimana e-money digunakan sebagai alat pembayaran dan dampaknya pada

neraca bank sentral (Bank for International Settlements, 1996).

Digital Economy

Digital economy merupakan bentuk dari perkembangan teknologi di bidang ekonomi (Fuentes

& Svingstedt, 2017). Digital economy merupakan suatu hal yang menandakan perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi, seperti pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang

menggunakan internet sebagai medianya. Ekonomi digital akan menjelaskan perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi beberapa dekade yang akan datang (Anshori, 2016).

Teori Preferensi Konsumen

Menurut Munandar et al (2012) Preferensi konsumen dapat disebut sebagai kesukaan, pilihan,

atau suatu hal yang lebih disukai oleh konsumen. Biasanya preferensi konsumen ini terbentuk

karena banyaknya pilihan produk yang ada. Assael (1992) membatasi kata persepsi sebagai

perhatian kepada pesan, yang mengarah ke pemahaman dan ingatan. Persepsi yang sudah

mengendap dan melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi. Menurut Mowen (1993)

preferensi dapat berubah dan dapat dipelajari sejak kecil. Preferensi terhadap produk pangan

Page 6: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

bersifat plastis sekali terbentuk akan sulit dirubah, terutama pada orang-orang yang masih berusia

muda yang kemudian telah memiliki gaya hidup yang lebih kuat.

C. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan merupakan sebuah pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-

variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Priadana

dan Muis, 2009). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

pengambilan keputusan manajerial yang didasarkan atas penggunaan metode-metode ilmiah

dengan menggunakan analisis kuantitatif untuk membantu pengambilan keputusan dalam

membuat keputusan atau kebijakan (Nugroho et al., 2012).

Definisi Operasional & Pengukuran Variabel

Definisi Operasional Variabel adalah definisi yang didasarkan dari banyaknya referensi dan

alasan dari digunakannya definisi itu sendiri. Pengukuran variabel digunakan untuk

mendeskripsikan pendapat dari responden pada setiap variabel agar peneliti dapat lebih mudah

dalam memahaminya. Untuk mengukur variabel yang akan diteliti pada penelitian ini maka

dilakukan dengan menggunakan skala Five Point Likert pada angka 1,2,3,4,5 diasumsikan semakin

rendah angka menggambarkan persepsi yang cenderung bersifat negatif, sedangkan semakin tinggi

angka maka menggambarkan persepsi yang cenderung bersifat positif.

Sangat Tidak Setuju : 1

Tidak Setuju : 2

Netral : 3

Setuju : 4

Sangat Setuju : 5

Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer menurut

Sugiyono (2015) adalah data yang dapat diperoleh dari sumber asli atau tangan pertama dan diolah

oleh perorangan (tidak melalui media perantara). Dalam Hal ini data diambil secara langsung

kepada responden. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kuisioner yang

disebarkan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode survey dengan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Pengertian kuisioner adalah suatu teknik

pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,

dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem

yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuisioner disebarkan kepada seluruh populasi

yang ada untuk diisi sehingga nanti dapat disaring sampel yang memenuhi persyaratan untuk

dijadikan responden dalam penelitian ini. Kuisioner ini disebarkan dengan menggunakan

perangkat elektronik. perangkat ini merupakan web survey application yang disediakan oleh

Google.com untuk memudahkan peneliti menyebarkan kuisioner. Peneliti memberikan batas

waktu sekitar 1 bulan untuk pengumpulan data.

Populasi dan Sampel

Populasi merupakan semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik

kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang

lengkap dan jelas (Usman et al., 2012). Pendapat lain menurut Thoifah (2015) populasi merupakan

Page 7: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, yang karakteristik tersebut berkaitan dengan

seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Dalam

Penelitian ini populasi yang digunakan ialah seluruh mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang yang masih berstatus aktif.

Sampel didefinisikan sebagai sebagian dari elemen-elemen populasi. Cara pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling yang merupakan

metode pengambilan sampel secara bertujuan atau pengambilan sampel secara sengaja sesuai

dengan kriteria yang diperlukan. Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini, Roscoe

(1975) menjelaskan apabila sebuah penelitian akan dilakukan dengan analisis multivariate

(korelasi atau regresi linier berganda), jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel

yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat 6 variabel (independen+dependen) yang digunakan

dalam penelitian ini olah karena itu jumlah sampel yang dapat digunakan minimal berjumlah 6 X

10 = 60 sampel.

Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis multivariat yang merupakan analisis yang dilakukan

menggunakan lebih dari satu perlakuan yang diduga dapat mempengaruhi subjek dalam beberapa

segi atau beberapa karakteristik tertentu (Hussein, 2015). Dalam analisis multivariat, selalu

terdapat lebih dari satu variabel yang dapat saling mempengaruhi.

Partial Least Square Regression (PLS-R)

Penelitian ini menggunakan model Partial Least Square yang diolah dengan aplikasi

SmartPLS 3.2.7. Dengan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.2.7, maka dapat dilakukan

penganalisaan dengan menggunakan metode Partial Least Square Regression (PLS-R). Karena

metode Partial Least Square (PLS) ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan

metod analisis regresi lain. Keunggulan dari metode Partial Least Square (PLS) ini antara lain

adalah dapat menganalisa model yang menggunakan data berupa skala likert. Kemudian Partial

Least Square (PLS) memiliki keunggulan pada data yang tidak harus terdistribusi dengan normal

seperti pada analisis regresi biasa. Selain itu, Partial Least Square (PLS) memiliki keunggulan

yang tidak memerlukan data dalam jumlah banyak dengen minimal 30 sampel, sehingga analisis

dapat dilakukan hanya dengan sampel kecil (Hussein, 2015). Sehingga model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5

Keterangan:

Y = Preferensi Transaksi Non-Tunai

X1 = Kemudahan Penggunaan

X2 = Manfaat Penggunaan

X3 = Keamanan

X4 = Biaya

X5 = Akses Informasi

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi

Pengujian Outer Model

Analisis Outer Model adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel laten dengan indikator-indikatornya. Outer Model juga dapat dikatakan sebagai model

para Partial Least Square yang mendefinisikan tentang bagaimana suatu indikator dapat

berhubungan dengan variabel latennya (Solimun dan Fernandes, 2017). Pada Outer Model terdapat

dua pengujian yang digunakan, yaitu uji validitas instrumen uji reliabilitas instrumen.

1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan uji yang digunakan dalam model Partial Least Square Regression

untuk mengetahui kemampuan suatu instrumen penelitian dalam mengukur apa yang seharusnya

diukur (Cooper dan Schindler, 2006). Validitas pada suatu penelitian harus dapat menyatakan

derajat ketepatan dari alat ukur sebuah penelitian terhadap isi sebenarnya dari sesuatu yang diukur.

Page 8: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

Menurut Ghozali (2009) uji validitas perlu dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuisioner, Kuisioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan-pertanyaan dari suatu kuisioner mampu

untuk menjelaskan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Jika menggunakan

SmartPLS, maka kriteria untuk lulus dari uji validitas ada nilai Average Variance Extracted (AVE)

harus lebih dari 0,50.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang digunakan

pada penelitian untuk memperoleh informasi, dapat dipercaya sebagai instrumen pengumpulan

data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan (Sugiharto dan Sitinjak,

2006). Uji reliabilitas tersebut digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur

suatu konsep atau dapat juga digunakna untuk mengukur konsistensi suatu responden dalam

menjawab setiap pernyataan pada kuisioner atau instrumen penelitian. Dengan menggunakan

SmartPLS, maka kriteria untuk lulus dari uji reliabilitas adalah nilai Cronbachs Alpha harus lebih

dari 0,70.

Pengujian Inner Model

Analisis Inner Model dilakukan untuk mengetahui tentang hubungan antara variabel laten

(Solimun dan Fernandes, 2017). Dalam Inner Model diasumsikan bahwa variabel laten dan

indikator di skala zero means dan unit varian adalah satu, sehingga parameter konstantan dapat

dihilangkan dari model. Pengujian Inner Model dilakukan dengan metode bootstrapping yang

dapat melakukan resampling dengan besar yang sama atau lebih kecil dari sampel aslinya dan

diulang sebanyak 100 kali agar konvergen. Pada hasil bootstrapping akan menunjukkan beberapa

bagian dari Inner Model yaitu T-Statistics, Probability Values, dan R2.

1. T-Statistics

T-Statistics adalah bagian dari inner model yang berguna untuk mengetahui signifikansi dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Syarat T-Statistics agar signifikan adalah T-

Statistics harus lebih besar dari t-tabel yang dinyatakan sebesar 1,96

2. Probability Values

Probability Values merupakan bagian dari inner model yang juga berguna untuk mengetahui

signifikansi dari suatu variabel indpenden terhadap variabel dependennya. Variabel independen

dapat dikatakan signifikan terhadap variabel dependen apabila Probability Values kurang dari α =

0,05.

3. R Square

R Square adalah salah satu bagian dari inner model yang berguna untuk mengetahui seberapa

besar variabel dependen dapat diprekdisikan oleh variabel-variabel independennya. Menurut

Miller (1992) apabila R Square lebih besar dari 0,67 adalah tinggi, apabila R Squre lebih dari 0,33

adalah cukup atau sedang, apabila R Square lebih dari 0,19 adalah rendah atau lemah, sedangkan

apabila R Square kurang dari 0,19 maka tidak diakui atau tidak diterima.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan cara melakkan survey langsung kepada

responden menggunakan kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan

untuk penelitian ini merupakan kuesioner yang telah dikembangkan dari penelitian-penelitian

sebelumnya. Pada kuesioner ini terdapat 30 item pernyataan yang digunakan. Item pernyataan

tersebut terdiri dari 5 item pernyataan mengenai preferensi transaksi non-tunai, 5 item pernyataan

mengenai kemudahan penggunaan, 5 item pernyataan mengenai manfaat penggunaan, 5 item

pernyataan mengenai keamanan, 5 item pernyataan mengenai biaya, dan 5 item pernyataan

mengenai Akses Informasi.

Kuesioner disebarkan langsung oleh peneliti dengan menggunakan “google document”

sebagai alat untuk membuat dan menampung hasil kuesioner yang diisi oleh responden. Semua

Page 9: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

item pernyataan diinput kedalam “google document” kemudian linknya disebar kepada mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya untuk diisi selama satu minggu yaitu sejak

tanggal 22 November 2018 hingga 29 November 2018.

Dari kuesioner yang disebar peneliti berhasil mendapatkan sebanyak 68 responden. Namun

tidak semua dari 68 responden tersebut memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti. Terdapat

3 kuesioner yang tidak diolah lebih lanjut dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria peneliti.

Sehingga data yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 65 Kuesioner yang selanjutnya dapat

dijadikan sampel kuesioner dalam penelitian ini.

Analisis Data

1. Partial Least Square Regression

Tabel 2. Partial Least Square Regression

Variabel Koefisien

Regresi

Kemudahan Penggunaan → Preferensi transaksi non-tunai 0.453

Manfaat Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.449

Keamanan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.228

Biaya→ Preferensi Transaksi Non-tunai -0.178

Akses Informasi → Preferensi Transaksi Non-tunai -0.123

Sumber: Data primer diolah, 2018

Model regresi berdasarkan hasil analisis tersebut adalah :

Y = 0.453X1 + 0.449X2 + 0.229X3 + -0.178X4 + -0.123X5

Keterangan:

Y = Preferensi Transaksi Non-tunai

X1 = Kemudahan Penggunaan

X2 = Manfaat Penggunaan

X3 = Keamanan

X4 = Biaya

X5 = Akses Informasi

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika nilai koefisien dari variabel Kemudahan

Penggunaan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.453, variabel Manfaat penggunaan

terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.449, variabel keamanan terhadap Preferensi

Transaksi Non-tunai sebesar 0.228, variabel Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

sebesar -0.178, dan variabel Aksesibilitas terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar -0.123.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya dan Akses Informasi berpengaruh negatif

terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai, sedangkan variabel Kemudahan Penggunaan,

Manfaat Penggunaan, dan Keamanan berpengaruh positif terhadap variabel Preferensi Transaksi

Non-tunai

2. Outer Model

Analisis Outer Model adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui spesifikasi hubungan

antara variabel laten dengan indikator-indikatornya. Outer Model juga dapat dikatakan sebagai

model pada Partial Least Square yang mampu mendefinisikan tentang bagaimana indikator-

indikator dapat berhubungan dengan variabel latennya (Solimun dan Fernandes, 2017). Terdapat

dua pengujian yang digunakan dalam outer model yaitu Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

Page 10: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

a. Uji Validitas Instrumen

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Average Variance Extract

Preferensi Transaksi Non-tunai 0.643

Kemudahan Penggunaan 0.778

Manfaat Penggunaan 0.696

Keamanan 0.719

Biaya 0.616

Akses Informasi 0.695

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui jika nilai Average Variance Extracted (AVE)

variabel Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.643, variabel Kemudahan Penggunaan sebesar

0.778, variabel Manfaat Penggunaan sebesar 0.696, variabel Keamanan sebesar 0.719, variabel

Biaya sebesar 0.616, dan variabel Akses Informasi sebesar 0.695. Sehingga dapat disimpilkan jika

semua variabel yang digunakan pada penelitian ini lolos dari uji validitas, karena semua variabel

memiliki nilai AVE yang melebihi angka 0.50 dan dapat dikatakan bahwa instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini valid dalam mengukur sesuatu yang sedang diukur.

b. Uji Relibilitas Instrumen

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Cronbach’s Alpha

Preferensi Transaksi Non-tunai 0.722

Kemudahan Penggunaan 0.859

Manfaat Penggunaan 0.782

Keamanan 0.870

Biaya 0.714

Akses Informasi 0.853

Sumber: Data primer diolah, 2018

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini

melebihi nilai 0.7 pada tabel Cronbach’s Alpha. Jika dilihat dari Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas

Instrumen maka dapat diketahui jika nilai Cronbach’s Alpha dari variabel Preferensi Transaksi

Non-tunai sebesar 0.772, variabel Kemudahan Penggunaan sebesar 0.859, variabel Manfaat

Penggunaan sebesar 0.782, variabel Keamanan sebesar 0.870, variabel Biaya sebesar 0.714, dan

variabel Akses Informasi sebesar 0.853. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel

dalam penelitian ini dapat mengukur konsistensi dari responden dalam menjawab setiap item

pertanyaan.

3. Inner Model

Analisis Inner Model dilakukan untuk mengetahui spesifikasi hubungan antar variabel laten

atau biasa disebut dengan structural model (Solimun dan Fernandes, 2017). Tanpa kehilangan sifat

umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator di skala zero means dan unit varian

sama dengan satu, sehingga parameter lokasi atau parameter konstanta dapat dihilangkan dari

model. Pengujian Inner model dilakukan dengan metode bootstrapping. Metode bootstrapping

dapat melakukan resampling dengan besar sampel tertentu (sama atau lebih kecil dari sampel

original) dan diulang sebanyak 100 (sampel bootstrap) untuk mencapai konvergen. Setelah

melakukan bootsstrapping maka akan munck beberapa kriteria dari inner model seperti T-

statistics, Probability Values, dan R¬2.

Page 11: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

a. T-Statistics

Tabel 5. Hasil T-Statistics

Variabel T-Statistics

Kemudahan Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 3.520

Manfaat Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 2.979

Keamanan → Preferensi Transaksi Non-tunai 2.363

Biaya → Preferensi Transaksi Non-tunai 1.352

Akses Informasi → Preferensi Transaksi Non-tunai 1.155

Sumber: Data primer diolah, 2018

Dari diatas dapat diketahui jika nilai t-statistics dari variabel Kemudahan Penggunaan

terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 3.520, variabel Manfaat Penggunaan

terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 2.979, variabel Keamanan terhadap Preferensi

Transaksi Non-tunai sebesar 2.363, variabel Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

sebesar 1.352. variabel Akses Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 1.155.

Dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya dan Akses Informasi tidak signifikan terhadap variabel

Preferensi Transaksi Non-tunai.

b. Probability Values

Tabel 6. Hasil Probability Values

Variabel P. Values

Kemudahan Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.000

Manfaat Penggunaan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.003

Keamanan → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.019

Biaya → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.177

Akses Informasi → Preferensi Transaksi Non-tunai 0.249

Sumber: Data primer diolah, 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui jika Probability Values variabel Kemudahan Penggunaan

terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.000, variabel Manfaat Penggunaan

terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar 0.003, variabel Keamanan terhadap Preferensi

Transaksi Non-tunai sebesar 0.019, variabel Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

sebesar 0.177, dan variabel Akses Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai sebesar

0.249. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya dan Akses Informasi tidak signifikan

terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai. Sedangkan variabel Kemudahan Penggunaan,

Manfaat Penggunaan, dan Keamanan signifikan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai.

c. R Square

Tabel 7. Hasil R Square

Variabel Dependen R Square

Preferensi Transaksi Non-tunai 0.607

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jika nilai R Square pada variabel Preferensi Transaksi

Non-tunai sebagai variabel dependen dapat diprediksikan oleh variabel Kemudahan Penggunaan,

Manfaat Penggunaan, Keamanan, Biaya dan Akses Informasi sebesar 0.607. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa R Square pada penelitian ini termasuk pada kategori cukup atau sedang.

Page 12: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

Pembahasan

a. Pengaruh Kemudahan Penggunaan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi

Kemudahan Penggunaan yang dirasakan oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula preferensi

mereka untuk menggunakan uang elektronik. Dalam indikator Kemudahan Penggunaan,

mahasiswa menilai pentingnya kemudahan dalam mempelajari bagaimana penggunaan e-money

bagi konsumen yang ingin melakukan transisi dari uang tunai ke e-money. Selain itu mahasiswa

juga menilai pentingnya fitur-fitur yang ada dalam penggunaan e-money, karena dirasa fitur-fitur

ini membuat transaksi menjadi lebih mudah dan efisien.

b. Pengaruh Manfaat Penggunaan dalam terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Manfaat Penggunaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi manfaat

penggunaan yang dirasakan oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula preferensi mereka untuk

menggunakan uang elektronik. Dalam indikator Manfaat Penggunaan, mahasiswa menilai bahwa

dengan menggunakan e-money, pengguna akan menjadi lebih produktif karena sangat mudah

untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh si pengguna, selain itu pengguna juga mendapatkan

rincian data dari transaksi yang sudah mereka lakukan.

c. Pengaruh Keamanan terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Preferensi Transaksi Non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat keamanan yang

dirasakan oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula preferensi mereka untuk menggunakan uang

elektronik. Dalam indikator Keamanan, mahasiswa menilai bahwa penyelenggara uang elektronik

dapat menjamin kerahasiaan data dan identitas para penggunanya. Serta mahasiswa merasa lebih

aman apabila uang mereka terdaftar pada jaringan atau sistem e-money karena percaya bahwa

penyelenggara e-money dapat menjamin keamanan uang dari para penggunanya.

d. Pengaruh Biaya terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Biaya berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap Preferensi Transaksi non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat biaya yang

harus dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap preferensi mahasiwa untuk menggunakan uang

elektronik. Dalam indikator Biaya, mahasiswa menilai bahwa biaya yang dikeluarkan untuk

menggunakan e-money tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan. Serta ada atau

tidaknya biaya minimum tidak akan mempengaruhi minat mahasiswa.

e. Pengaruh Akses Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa Akses Informasi berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Preferensi Transaksi non-tunai. Yang berarti bahwa semakin tinggi akses

informasi yang mereka dapatkan tidak berpengaruh terhadap preferensi mahasiwa untuk

menggunakan uang elektronik. Dalam indikator Akses Informasi, mahasiswa berpendapat bahwa

akses informasi terhadap uang elektronik sudah tersebar luas dan dapat dijumpai dimana saja,

selain itu informasi mengenai prosedur yang harus mereka penuhi untuk menggunakan uang

elektronik sangatlah mudah.

Page 13: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya

mengenai pengaruh Kemudahan Penggunaan, Manfaat Penggunaan, Keamanan, Biaya dan Akses

Informasi terhadap Preferensi Transaksi Non-tunai, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa

variabel Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai.

Sehingga semakin besar kemudahan yang dirasakan oleh mahasiswa dan semakin baik fitur-fitur

dalam transaksi non-tunai akan meningkatkan minat mereka dalam menggunakan transaksi non-

tunai.

2. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa

variabel Manfaat Penggunaan berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai.

Sehingga semakin besar manfaat yang dirasakan oleh mahasiswa akan meningkatkan minat

mereka dalam menggunakan transaksi non-tunai.

3. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa

variabel Keamanan berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai. Sehingga

semakin besar rasa aman dan kepercayaan mahasiswa terhadap penyelenggara uang elektronik

juga akan meningkatkan minat mereka dalam menggunakan transaksi non-tunai.

4. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa

variabel Biaya tidak berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai. Sehingga

jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa untuk melakukan transaksi non-tunai tidak

berpengaruh terhadap minat mereka dalam menggunakan transaksi non-tunai.

5. Dengan menggunakan metode Partial Least Square pada penelitian ini, disimpulkan bahwa

variabel Akses Informasi tidak berpengaruh terhadap variabel Preferensi Transaksi Non-tunai.

Sehingga banyaknya jumlah informasi yang beredar terkait pembayaran non-tunai tidak memiliki

pengaruh terhadap minat mahasiswa dalam menggunakan transaksi non-tunai.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran

antara lain:

1. Dilihat dari kondisi perkembangan pembayaran non-tunai di Indonesia saat ini sudah banyak

fitur atau fasilitas yang diberikan kepada pengguna untuk memudahkan mereka dalam

bertransaksi. Baiknya untuk kedepan penyelenggara terus berinovasi untuk mengembangkan fitur-

fitur yang sudah ada atau fitur yang baru sehingga lebih memudahkan pengguna yang ingin

melakukan transaksi dan menarik minat dari pengguna baru yang ingin melakukan transisi dari

uang tunai.

2. Ada banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan saat bertransaksi menggunakan pembayaran

non-tunai khususnya di Indonesia. Namun karena dirasa saat ini belum semua kalangan dapat

merasakan manfaatnya kedepannya akan lebih baik apabila penyelenggara pembayaran non-tunai

terus melakukan pengembangan terhadap ide-ide yang sudah ada agar nantinya manfaat ini dapat

dirasakan oleh semua kalangan.

3. Saat ini kejahatan dunia maya seperti peretasan sistem keamanan cukup marak terjadi, salah

satu incaran dari pelaku peretasan tersebut ialah bank dan penyelenggara uang elektronik. Oleh

karena itu ada baiknya jika penyelenggara pembayaran non-tunai terus berusaha untuk

mengembangkan sistem keamanannya yang dirasa cukup penting dalam menumbuhkan rasa

percaya pada penggunanya.

Page 14: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

4. Besar dan kecilnya biaya tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menggunakan

transaksi non-tunai. Namun ada baiknya jika mahasiswa turut menggunakan pembayaran non-

tunai untuk perekonomian di Indonesia yang lebih baik. Apabila semakin banyak orang

menggunakan pembayaran non-tunai maka anggaran Indonesia untuk mencetak uang tunai akan

semakin kecil dan bisa digunakan untuk pembangunan di bidang lain. Selain itu ada baiknya juga

bagi penyelenggara untuk merendahkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna sehingga

menarik minat dari pengguna kalangan menengah kebawah untuk menggunakan transaksi non-

tunai

5. Banyaknya informasi mengenai mudahnya akses untuk menggunakan uang elektronik dan

maraknya promo-promo atau potongan harga bila kita penggunakan uang elektronik tidak terlalu

menarik minat masyarakat. Oleh karena itu penyuguhan informasi kepada masyarakat harus lebih

diperhatikan agar dapat dipahami dan dimengerti oleh semua kalangan.

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengisi kekosongan atau hasil yang tidak bisa

ditampilkan dalam penelitian ini. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat membantu penelitian

selanjutnya sebagai acuan dan referensi untuk penelitian menganai pembayaran non-tunai di

Indonesia.

Page 15: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Aan. 2016. Digitalisasi Ekonomi Syariah. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Keuangan dan

bisnis Islam. Volume 7 No. 1.

Assael, H. 1992. Consumer behaviour and Marketing Action.

Bank for International Settlements.1996. Implications for central banks of the development of

electronic money. Bis, October, 1. Retrieved from http://www.bis.org/publ/bisp/01.htm

Changsu, K., Tao, W., Shin, N., & Kim, Ki.-soo. (2010). An Empirical Study of Customers’

Perception of Security and Trust in E-Payment Systems. Electronic Commerce Research

and Applications,9, 84-95.

Cooper, D.R., Schindler, P.S. and Sun, J. 2006. Business research methods (Vol. 9). New York:

McGraw-Hill Irwin.

Fuentes, C., & Svingstedt, A. 2017. Mobile Phones and the practice of shopping : A study of how

young adults use smarphones to shop. Journal of Retailing and Consumer Services, Vol. 38.

137-146.

Hayashi, Fumiko dan Klee, Elizabeth. 2003. Technology Adoption and Consumer Payments :

Evidence from Survey Data. Jurnal Ekonomi. www.openpdf.com. Diakses Pada Juli 2018

Hidayat, A. 2006. Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai. Jakarta: Bank

Indonesia

Hussein, Ananda sabil. 2015. Modul Ajar Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial

Least Square (PLS) dengan SmartPLS 3.0. Malang.

Kennickell, A. B. dan M. L. Kwast. 1997. Who Use Electronic Banking? Results From The 1995

Survey of Consumer Finances. Preliminary journal. www.sciencedirect.com. Diakses Pada

Juli 2018

Lim, A. S. Inter-consortia battles in mobile payments standardisation. Electronic commerce

research and Application. 7, 2008, 202-213.

Listfield, R. Dan F. Montes-Negret. 1994. Modernizing Payment System In Emerging Economies.

Jurnal Ekonomi. www.openpdf.com Diakses Pada April 2018.

Mishkin, Frederic S. 2001. The Economic Of Money, Banking, And Financial Market. New York:

Addison Wesley

Mowen, J.C. 1993. Consumer behaviour. Edisi ketiga. Terjemahan. Erlangga, Jakarta.

Munandar, J. M., Udin, F., & Amelia, M. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi

Konsumen Produk Air Minum Dalam Kemasan Di Bogor. J. Teknologi Industri Pertanian,

13(3), 97-107.

Nugroho, B., Eko, U., & Saragih, F. D. 2012. Metode Kuantitatif : pendekatan pengambilan

keputusan untuk ilmu sosial dan bisnis. Jakarta: Salemba Humanika.

Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Literasi Keuangan. https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-

perlindungan-konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx diakses pada 4 September 2018

Priadana, H. S., & Muis, S. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Page 16: ANALISA DETERMINAN PREFERENSI TRANSAKSI NON-TUNAI …

Roscoe, John T. 1975. Fundamental research Statistics for the behavioral sciences [by} John T.

Roscoe.

Solimun, Adji Rachmad Rinaldo Fernandes & Nurjannah. Metode Statistika Multivariat

Permodelan Persamaan Struktural Pendekatan WarpPLS. Malang: UB Press, 2017.

Sugiyono. 2015. Metode Peneltiian: Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tan, M. 2004. E-payment: The Digital Exchange. Singapore: Singapore University Press.

Thoifah, I. 2015. Statistika pendidikan dan metode penelitian kuantitatif. Malang: Madani.

Usman, H., & Akbar, P. S. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Wardiana, Wawan. 2002. Perkembangan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan. Jurnal.

www.openpdf.com. Diakses Pada April 2018.

Weir, C.S., Anderson, J. N., and Jack, M. a. 2006. On the role of metaphor and language in design

of third party payments in eBanking: usability end quality. International Journal of Human-

Computer Studies, 64, 8, 2006, 70-784.