13
Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632 96 ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA SEBARAN AKUIFER DI DESA NAGRAK KECAMATAN GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT GEOLISTRIC DATA ANALYSIS TO KNOW THE ACUIFER DISTRIBUTION PATTERN IN NAGRAK VILLAGE, GUNUNG PUTRI DISTRICT, BOGOR DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE Mohammad Apriniyadi 1 , Himmes Fitra Yuda 2* , Fiqih Kurniadi 3 1 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia 2 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia 3 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia *Penulis koresponden: [email protected] ABSTRAK Sumber daya air selain air sungai dan air hujan yaitu air tanah yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan air. Adanya struktur perlapisan batuan dan keberadaannya yang berada di bawah permukaan maka diperlukannya suatu metode yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan akuifer air tanah. konfigurasi schlumberger dapat untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan di permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika mengalami perubahan jarak elektroda Dari hasil analisis dan interpretasi nilai-nilai resistivitas, lapisan batuan pada daerah penelitian dapat di golongkan kedalam 3 jenis yaitu endapan alluvium, lempung dan endapan pasir sebagai akuifer. Pada daerah penelitian diperoleh nilai resistivity untuk akuifer sebesar 8 – 30 ohm-m dengan akuifer tertekan berada pada kedalaman 11 - 26 meter dan akuifer tertekan pada kedalaman 36 – 43,1 meter dengan pola sebaran akuifer menyebar dari arah utara ke arah selatan. ABSTRACT Water resources other than river water and rainwater are groundwater which has an important role in maintaining water balance and availability. The existence of rock bed structures and their presence under the surface requires a method that can be used to identify the presence of groundwater aquifers. The schlumberger configuration can detect the non-homogeneity of rock layers on the surface, namely by comparing the apparent resistivity value when experiencing changes in electrode distance. From the results of the analysis and interpretation of resistivity values, rock layers in the study area can be classified into 3 types, namely alluvium deposits, clay and sand deposits as aquifers. In the research area, the resistivity value for the aquifer was 8-30 ohm-m with the confined aquifer at a depth of 11-26 meters and the confined aquifer at a depth of 36 - 43.1 meters with the aquifer distribution pattern spreading from north to south. SEJARAH ARTIKEL Diterima 28 Juli 2020 Revisi 29 Agustus 2020 Disetujui 30 Desember 2021 Terbit online 15 Januari 2021 KATA KUNCI Geolistrik Wenner Schlumberger Akuifer KEYWORDS Geoelectric Wenner Schlumberger Aquifer

ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

96

ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA SEBARAN AKUIFER DI DESA NAGRAK KECAMATAN GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT

GEOLISTRIC DATA ANALYSIS TO KNOW THE ACUIFER DISTRIBUTION PATTERN IN NAGRAK VILLAGE, GUNUNG PUTRI DISTRICT, BOGOR DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE Mohammad Apriniyadi1, Himmes Fitra Yuda2*, Fiqih Kurniadi3 1Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia 2Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia 3Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia *Penulis koresponden: [email protected]

ABSTRAK Sumber daya air selain air sungai dan air hujan yaitu air tanah yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan air. Adanya struktur perlapisan batuan dan keberadaannya yang berada di bawah permukaan maka diperlukannya suatu metode yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan akuifer air tanah. konfigurasi schlumberger dapat untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan di permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika mengalami perubahan jarak elektroda Dari hasil analisis dan interpretasi nilai-nilai resistivitas, lapisan batuan pada daerah penelitian dapat di golongkan kedalam 3 jenis yaitu endapan alluvium, lempung dan endapan pasir sebagai akuifer. Pada daerah penelitian diperoleh nilai resistivity untuk akuifer sebesar 8 – 30 ohm-m dengan akuifer tertekan berada pada kedalaman 11 - 26 meter dan akuifer tertekan pada kedalaman 36 – 43,1 meter dengan pola sebaran akuifer menyebar dari arah utara ke arah selatan. ABSTRACT Water resources other than river water and rainwater are groundwater which has an important role in maintaining water balance and availability. The existence of rock bed structures and their presence under the surface requires a method that can be used to identify the presence of groundwater aquifers. The schlumberger configuration can detect the non-homogeneity of rock layers on the surface, namely by comparing the apparent resistivity value when experiencing changes in electrode distance. From the results of the analysis and interpretation of resistivity values, rock layers in the study area can be classified into 3 types, namely alluvium deposits, clay and sand deposits as aquifers. In the research area, the resistivity value for the aquifer was 8-30 ohm-m with the confined aquifer at a depth of 11-26 meters and the confined aquifer at a depth of 36 - 43.1 meters with the aquifer distribution pattern spreading from north to south.

SEJARAH ARTIKEL

Diterima 28 Juli 2020

Revisi 29 Agustus 2020

Disetujui 30 Desember 2021

Terbit online 15 Januari 2021

KATA KUNCI Geolistrik

Wenner Schlumberger

Akuifer

KEYWORDS Geoelectric

Wenner Schlumberger

Aquifer

Page 2: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

97

1. PENDAHULUAN

Metoda Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan dalam ekplorasi yang

relatif dangkal, dengan menggunakan pengukuran resistivitas batuan pada metoda geolistrik

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran lapisan tanah di bawah permukaan dan kemungkinan

terdapatnya air tanah (Loke, 1999). Adanya struktur perlapisan batuan dan keberadaannya yang

berada di bawah permukaan maka diperlukannya suatu metode yang dapat digunakan untuk

mengindentifikasi keberadaan akuifer air tanah. Selain pengambilan data geolistrik, data survey

lapangan sangat diperlukan untuk digunakan sebagai pembanding data resistivitas batuan pada data

geolistrik sehingga sebaran akuifer air tanah dapat diketahui.. Penelitian ini dilakukan di Desa Nagrak

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat (Gambar 1).

Gambar 1 Lokasi Penelitian Citra Google Earth 2018

2. TEORI DASAR

2.1 Metoda Geolistik

Metoda Geolistrik merupakan metode yang digunakan dalam mempelajari sifat arus listrik di

bawah permukaan bumi dengan melakukan pendeteksian di permukaan bumi (Hendrajaya, 1990).

Prinsip kerja dari metode ini dengan menginjeksikan aliran listrik ke permukaan tanah dengan

menggunakan elektroda dan mengukur beda potensial dengan elektroda yang lain. Hasil pengukuran

arus dan beda potensial pada setiap jarak elektroda ditentukan dari harga hambatan jenis dari setiap

lapisan di titik ukur. Tahanan jenis merupakan parameter yang penting dalam mengkarakterisasi

Page 3: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

98

keadaan fisis di bawah permukaan yang diasosiasikan dengan material serta kondisi di bawah

permukaan ( Telford, 1990).

2.2 Konfigurasi Schlumberger

Pada konfigurasi schlumberger jarak yang ideal dengan jarak MN diperkecil, sehingga jarak pada

MN secara teoritis tetap.Namun keterbatasan terhadap kepekaan alat ukur, makajarak pada AB relatif

besar sehingga jarak pada MN harus dirubah. Perubahan jarak MN seharusnya tidak melebihi 1/5 jarak

AB. Apparent resistivity (tahanan jenis semu) di tengah susunan. Konfigurasi schlumberger secara

prinsip adalah mengubah arus jarak elektroda. Namun semakin jauh jarak elektroda arus dengan jarak

elektroda potensial maka potensial yang diterima elektroda arus akan semakin kecil (Milson,2003).

2.3 Akuifer

Akuifer merupakan lapisan batuan yang berada dibawah permukaan dapat mengalirkan air dan

mengandung air. Todd,1955 menyatakan bahwa akuifer berasal dari bahasa latin “Aqui” yang berarti

air dan “Ferre” yang berarti membawa, sehingga akuifer merupakan lapisan yang dapat membawa air.

Terdapat tiga parameter penting yang menentukan karakteristik akuifer yaitu tebal akuifer, koefisien

lolos atau permeabilitas, dan hasil jenis.

2.4 Software Res2Dinv

Software Res2Dinv merupakan software yang akan digunakan dalam menganalisis data geolistrik

yang didapatkan di lapangan. Penggunaan software ini akan menghasilkan intrepretasi data bawah

permukaan yang membedakan tiap susunan litologi dengan nilai resisitivitas, dikarenakan setiap

batuan memiliki nilai resistivitas yang berbeda antara satu dan yang lainya dimana semakin besar nilai

resisitivitas akan menjadikan arus listrik semakin sulituntuk mengalir. Resistivitas bertolak belakang

dengan konduktivitas, dimana bila resistivitas besar maka konduktivitasnya akan kecil, begitu pula

sebaliknya.

3. GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geologi Regional

Pada daerah penelitian tidak dilakukannya pemetaan geologi lapangan sehingga peniliti

menggunakan geologi regional sebagai pembanding untuk menginterpretasikan jenis batuan pada

Page 4: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

99

daerah penelitian. Berdasarkan peta geologi regional lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu (Gambar

2).

Gambar 2 Peta Geologi Regional Lembar Jakarta. (1992)

3.2 Geomorfologi Daerah Penelitian

Gambar 3 Peta Geomorfologi Daerah Penelitian (Kurniadi 2018)

Page 5: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

100

Penamaan satuan geomorfologi daerah penelitian berdasarkan atas parameter deskriptif dan

proses genetik baik secara endogen maupun eksogen yang terjadi didaerah tersebut. Pembahasan

geomorfologi bermaksud untuk mengelompokkan bentang alam secara sistematis berdasarkan

kenampakan bentuk-betuk relief di lapangan, kemiringan lereng, dan beda tinggi. Secara umum

geomorfologi daerah penelitian memperlihatkan dataran fluvial (Gambar 3). Pengklasifikasian bentang

alam ini, dilakukan dengan mengacu pada parameter-parameter relief yang disusun oleh Van Zuidam

(1983). Serta aspek genetik yang mengontrol bentuk bentang alam tersebut mengacu pada proses dan

produk yang mempengaruhi daerah pemetaan yang mengacu pada klasifikasi yang disusun oleh

Hidartan dan Handaya (1994).

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Akuisisi Data Geolistrik

Akuisisi data geolistrik dilapangan dilakukan dengan membuat sembilan lintasan yang di namai

lintasan 1 hingga lintasan 9 dengan panjang masing-masing bentangan 195 meter dan 235 meter.

Terdapat 6 lintasan yang dibentangkan dari timur ke barat, dan tiga lintasan yang dibentangkan dari

utara ke selatan (Gambar 4).

Lin

e 1

Lin

e 2

Line 6

Line 9

Lin

e 8

Lin

e 5

Lin

e 4

Lin

e 7

Line 3

Gambar 4 Lokasi Akuisisi Data Geolistrik (Google Earth 2018)

Page 6: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

101

Lintasan 1

A

BC

C

Gambar 5 Lintasan Pengamatan 1

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 78,8 – 325 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Litologi yang kedua dengan nilai resistivitas batuan 30 – 78,8 Ohm-m dengan ketebalan 4 – 10

meter diinterpretasikan sebagai batu lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas

batuan 8 - 30 Ohm-mpada kedalaman 9 – 26 meter dan pada kedalaman 17 -43,1 meter di

interpretasikan sebagai endapan pasir (Gambar 5).

Lintasan 2

AB

C

B

C

Gambar 6 Lintasan Pengamatan 2

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 95,4 – 195 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 7 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 28,5 – 95,4 Ohm-m dengan ketebalan 4 – 10 meter diinterpretasikan sebagai

lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 8 – 28,5 Ohm-mpada

kedalaman 11 – 21,6 meter dan pada kedalaman 38 - 43,1 meter di interpretasikan sebagai endapan

pasir (Gambar 6).

Page 7: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

102

Lintasan 3

A

BC

C

Gambar 7 Lintasan Pengamatan 3

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 87,4 - 186 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 9,7 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 25 – 87,4 Ohm-m dengan ketebalan 5 – 20 meter diinterpretasikan sebagai

lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 5 - 25 Ohm-mpada kedalaman

13,4 – 25 meter dan pada kedalaman 38 - 43,1 meter di interpretasikan sebagai endapan pasir. Hasil

inversi pada lintasan 3 menunjukkan ketebalan endapan pasir sebesar 11,6 meter (Gambar 7).

Lintasan 4

A

BC

C

Gambar 8 Lintasan Pengamatan 4

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 77,3 - 265 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 6,76 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 26,5 – 77,3 Ohm-m dengan ketebalan 5 – 10 meter diinterpretasikan sebagai

lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 4 – 26,5 Ohm-mpada

Page 8: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

103

kedalaman 9 – 22,3 meter dan pada kedalaman 38 - 43,1 meter di interpretasikan sebagai endapan

pasir (Gambar 8).

Lintasan 5

A

BC

C

Gambar 9 Lintasan Pengamatan 5

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 95 – 261 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 11 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 24,8 – 95 Ohm-m dengan ketebalan 6 – 15 meter diinterpretasikan sebagai

lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 4 – 24,8 Ohm-mpada

kedalaman 12 – 22,4 meter di interpretasikan sebagai endapan pasir. Hasil inversi pada lintasan 5

menunjukkan ketebalan endapan pasir sebesar 10,4 meter (Gambar 9).

Lintasan 6

A

BC C

Gambar 10 Lintasan Pengamatan 6

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 109 - 246 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 8 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 26,2 – 109 Ohm-m dengan ketebalan 5 – 19 meter diinterpretasikan sebagai

Page 9: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

104

lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 4,5 – 26,2 Ohm-mpada

kedalaman 5,3 – 18,4 meter di interpretasikan sebagai resistivitas endapan pasir (Gambar 10).

Lintasan 7

A

BC

Gambar 11 Lintasan Pengamatan 7

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 87,7 - 420 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 17 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 33,9 – 87,7 Ohm-m dengan ketebalan 5 meter diinterpretasikan sebagai lempung.

Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 5 – 33,9 Ohm-mpada kedalaman 8,3 –

21,5 meter di interpretasikan sebagai resistivitas endapan pasir (Gambar 11).

Lintasan 8

A

B

C

Gambar 12 Lintasan Pengamatan 8

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 88 - 386 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 13 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 33,4 - 88 Ohm-m dengan ketebalan 7 – 18 meter diinterpretasikan sebagai

lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 5 – 33,4 Ohm-mpada

Page 10: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

105

kedalaman 17,3 – 36,9 meter di interpretasikan sebagai endapan pasir. Hasil inversi pada lintasan 8

menunjukkan ketebalan endapan pasir sebesar 9,6 meter (Gambar 12).

Lintasan 9

A

B

C

Gambar 13 Lintasan Pengamatan 9

Litologi pertama dengan nilai resisitivitas 72,6 – 360 Ohm-m diinterpretasikan sebagai endapan

Alluvial. Endapan ini memiliki kedalaman mencapai 17 meter. Litologi yang kedua dengan nilai

resistivitas batuan 26,7 – 72,6 Ohm-m dengan ketebalan 4 – 10 meter diinterpretasikan sebagai

lempung. Sedangkan litologi yang ketiga dengan nilai resistivitas batuan 3,5 – 26,7 Ohm-mpada

kedalaman 18– 36,9 meter di interpretasikan sebagai endapan pasir (Gambar 13).

4.2 Model Geologi 3 Dimensi

Permukaan daerah penelitian memiliki kenampakkan berupa soil yang berwarna merah

kecokelatan dengan fragmen berukuran pasir kasar sehingga disimpulkan bahwa pada permukaan

merupakan satuan Alluvial. Sedangkan dibawah permukaan terdapat lempung seperti pada gambar

4.4.yang digambarkan dengan warna hijau (Gambar 14). Hal ini didasarkan data resistivitas yang diolah

dengan menggunakan Software Res2Dinv kemudian diinterpretasikan sebagai lempung. Pada

kedalaman 5 meter hasil interpretasi dari pengolahan data geolistrik menunjukkan bahwa lapisan

tersebut merupakan endapan pasir yang ditunjukkan dengan warna kuning pada gambar 14. Selain itu

pada sumur galian ditemukan air pada kedalaman 4,6 meter sehingga disimpulkan pada kedalaman ini

terdapat akuifer yang berupa enpadan pasir.

Page 11: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

106

Gambar 14 Model Geologi 3 Dimensi (Kurniadi 2018)

4.3 Model Sebaran Akuifer

Gambar 14 Model Geologi 3 Dimensi (Kurniadi 2018)

Model sebaran akuifer di buat dengan memisahkan endapan pasir dengan litologi yang lain. Pada

peta 3 Dimensi dapat dilihat daerah penelitian memiliki dua jenis akuifer (Gambar 15):

Page 12: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

107

Akuifer pertama terdapat pada kedalaman 11 – 26 meter dengan sebaran utara kearah barat dan

selatan. Akuifer pertama dibatasai oleh lapisan kedap air pada bagian atas dan bagian bawah.

Berdasarkan teori Krussman (1970) akuifer pertama ini disebut dengan akuifer tertekan.

Selanjutnya berdasarkan akuisisi data geoistrik akuifer kedua muncul pada kedalaman 32 meter

dan batas kedalamannya tidak diketahui. Hal ini dikarenakan kemampuan alat hanya mencapai

kedalaman 43,1 meter. Pada akuifer kedua disebut dengan akuifer tertekan.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka

diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut.

1) Litologi yang terdapat pada daerah penelitian berdasarkan interpretasi dari lapisan permukaan

pada data geolistrik resistivitas batuan berupa : Endapan Alluvium, Lempung, dan Pasir.

2) Hasil yang diperoleh dari pengambilan data geolistrik menunjukkan adanya indikasi air tanah

dangkal dengan nilai resistivitas 8 – 30 Ohm-m berada pada kedalam 11 - 26 meter dan air tanah

menengah dengan nilai resistivitas 8 – 30 Ohmn-m berada pada kedalaman 36 – 43,1 meter

3) Pola sebaran akuifer yang terdapat pada daerah penelitian menyebar kearah barat dan selatan

6. UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1) Bapak M. Apriniyadi S.Si, M.Sc. selaku Pembimbing utama

2) Bapak Himmes Fitra Yuda ST, MT. selaku pembimbing pendamping

7. DAFTAR PUSTAKA M.J. Carr, C.E. Lymar, J.M. Cowley (Ed.), Electron Diffraction Technique, Vol.1, International Union of

Crystallography/ Oxford University Press, New York, 2015, p.122. Hendrajaya, Lilik dan Idham, Arif, 1990. Geolistrik Tahanan Jenis, Monografi: Metoda Eksplorasi,

Bandung: Laboratorium Fisika Bumi, ITB. Krussman, G.P. and Ridder, N.A., 1970. Analysis and Evaluation of Pumping Test Data. International

Institude for Land Reclamation and Improvement, Wegeningnen. Kurniadi, F. 2018. Penerapan Metoda Resistivitas Konfigurasi Wenner Schlumberger untuk

Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Jakarta: Universitas Trisakti

Martodjojo, S., 1984, Evolusi Cekungan Bogor Jawa Barat, Disertasi Doktor, ITB, Bandung.

Page 13: ANALISA DATA GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POLA …

Analisa Data Geolistrik untuk Mengetahui Pola Sebaran Akuifer di Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Apriniyadi, Yuda, Kurniadi p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 96 – 108, Januari 2021

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8632

108

Milsom John Reynolds, 2003, An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, Wiley, England

Reynolds, J. M. 1998. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics 2nd Edition, England