Allowable Leakage 4

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    1/89

    TUGAS AKHIR 

    KEBOCORAN KABIN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK

    PESAWAT BOEING 737 - 700 DENGAN METODE PRESSURE

    DECAY

    DIBUAT OLEH :

     NAMA : JAPAR SODIK

     NIM : 0130311-045

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA

    2009

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    2/89

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA

    LEMBAR PENGESAHAN

    Telah Diperiksa dan disahkan oleh,

    Jakarta, Agustus 2009

    Menyetujui

    ( Ir. ALFINO ALWIE. M.Sc )

    Pembimbing Utama

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    3/89

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA

    LEMBAR PENGESAHAN

    Telah Diperiksa dan disahkan oleh,

    Jakarta, Agustus 2009

    Menyetujui

    ( Dr.H.Abdul Hamid. M.Eng )

    Ketua Koordinator Tugas Akhir

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    4/89

     

    Teknik Mesin  [ Abstrak  ]

    Universitas Mercu Buana | iii

    ABSTRAK  

    Perawatan berkala atau inspeksi berkala pada pesawat terbang Boeing 737 - 700

    dilaksanakan dengan waktu yang sudah ditentukan oleh pabrik pembuat pesawat dan

    harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. dalam pelaksanaan

     perawatan berkala pesawat terbang Boeing 737 - 700 dapat dibagi dalam beberapa

    waktu pengerjaannya, misal dapat dilaksanakan pada saat transit check, A - check, B -

    check, C – check dan juga D - check ( Over haul ).

    Seluruh aktifitas pengerjaan dapat dilakukan diluar hanggar maupun didalam

    hanggar dengan adanya pemeriksaan atau perawatan secara berkala, maka pesawat

    dapat dinyatakan layak terbang dengan ketentuan atau peraturan pabrik pembuat, maka

    setiap penumpang dapat menggunakan pesawat dengan aman, nyaman dan selamat.

    Keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan banyak disebabkan oleh faktor –

    faktor lain seperti : suku cadang tidak tersedia digudang, dan kalibrasi komponen untuk

    memenuhi kebutuhan pesawat yang sedang beroperasi, proses perbaikan komponen

    terlalu lama, pengetesan kebocoran kabin secara manual hanya untuk mengetahuiturunnya tekanan dari 4 psid hingga 2.5 psid sesuai dengan prosedur, tetapi dengan

    menggunakan simulasi metode pressure decay  kita dapat mengetahui luas kebocoran

    dari ketinggian 41000 ft ( 2.0 sq in ) sampai dengan landing.

    Untuk kenyamanan bagi para penumpang maka sistem udara bertekanan dan juga

    sistem air conditioning didalam pesawat harus memenuhi keriteria yang sudah

    ditentukan oleh peraturan penerbangan internasional, dan harus dalam keadaan baik dan

    nyaman karena jika sistem tidak bekerja dengan baik maka tubuh kita akan mengalami

    kekurangan oksigen didalam tubuh dan menyebabkan terjadinya  Hypoxia  kerusakan

     pada organ tubuh manusia salah satunya adalah alat pendengaran akan sakit jika terkena

    udara bertekanan yang besar, maka dengan standart yang telah ditentukan para

     penumpang dapat merasakan nyamannya menggunakan pesawat terbang.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    5/89

    Teknik  Mesin  [ Daftar Isi ] 

    Universitas Mercu Buana | viii 

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Lembar Pengesahan.

    Surat Pernyataan.

    Kata Pengantar …………………………………………………………………... i

    Abstrak …………………………………………………………………………... iii

    Daftar Gambar …………………………………………………………………… iv

    Daftar Tabel …………………………………………………………………….... v

    Daftar Notasi ……………………………………………………………………... vi

    Daftar Isi ………………………………………………………………………….. viii

    BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1

    1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1

    1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………… 2

    1.3 Pentingnya Pemecahan Masalah ……………………………………… 2

    1.4 Pembatasan Masalah ………………………………………………….. 2

    1.5 Maksud dan Tujuan …………………………………………………… 3

    1.6 Metode Penelitian ……………………………………………………... 3

    1.7 Sistematika Penulisan …………………………………………………. 3

    BAB II : LANDASAN TEORI …………………………………………………… 5

    2.1 Pendahuluan …………………………………………………………… 5

    2.2 Sumber – sumber aliran udara bertekanan pada pesawat Boeing 737 -

    700 …………………………………………………………………… 6

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    6/89

    Teknik  Mesin  [ Daftar Isi ] 

    Universitas Mercu Buana | ix 

    2.2.1 Engine bleed air system …………………………………………… 6

    2.2.1.1 Precooler control valve ………………………………………... 7

    2.2.1.2 Pressure regulator and shutoff valve ………………………….. 7

    2.2.2 Auxiliry Power Unit ( APU ) Bleed air system …………………… 8

    2.2.3 Pneumatic Ground connection ……………………………………. 8

    2.3 Prinsip dasar sistem air conditioning pada pesawat B737 – 700 ……... 10

    2.3.1 Komponen pada system air conditioning Boeing 737 - 700 ………. 12

    2.3.1.1 Flow control and shutoff valve ………………………………... 12

    2.3.1.2 Heat Exchangers ………………………………………………. 13

    2.3.1.3 Air Cycle Machine …………………………………………….. 14

    2.3.1.4 Water Extractor / Water Separator …..………………………... 14

    2.3.1.5 Reheater ...........……………………………………………….. 14

    2.3.1.6 Turbine ………………………………………………………... 15

    2.3.1.7 Condenser……………………………………………………… 15

    2.4 Pembagian udara bertekanan pada pesawat Boeing 737 – 700 ………. 17

    2.4.1 Sistem utama dari distribusi udara bertekanan pada pesawat …….. 19

    2.4.2 Sistem distribusi untuk daerah kokpit …………………………….. 20

    2.4.3 Sistem sirkulasi udara didalam pesawat …………………………... 21

    2.4.4 Sistem ventilasi ……………………………………………………. 21

    2.4.5 Sistem pendinginan pada komponen avionic pesawat ……………. 22

    BAB III : ANALISA DAN PEMBAHASAN…………………………………….. 24

    3.1 Analisa udara bertekanan didalam kabin pesawat …………………….. 24

    3.1.1 Cabin pressure control system …………………………………….. 25

    3.1.2 Cabin pressure relief valve …………………………………………25

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    7/89

    Teknik  Mesin  [ Daftar Isi ] 

    Universitas Mercu Buana | x 

    3.1.3 Cabin pressure indication and warning system ……………………. 25

    3.2 Pembahasan udara bertekanan pada kabin pesawat saat akan melakukan

    tahapan terbang ……………………………………………………….. 29

    3.2.1 Pada tahap posisi di Ground ………………………………………. 29

    3.2.2 Pada tahap posisi Take off ………………………………………... 30

    3.2.3 Pada tahap posisi Climb ………………………………………….. 31

    3.2.4 Pada tahap posisi Cruise …………………………………………. 31

    3.2.5 Pada tahap posisi Descent ………………………………………… 33

    3.2.6 Pada tahap posisi Landing ………………………………………… 33

    3.3 Valve yang mengatur tekanan udara didalam kabin pesawat Boeing 737 –

    700……………………………………………………………………. 34

    3.3.1 Outflow valve ……………………………………………………... 34

    3.3.2 Positive pressure relief valve …………………………………….. 36

    3.3.3 Negative pressure relief valve…………………………………….. 38

    3.4 Analisa pengetesan kebocoran tekanan kabin pesawat B737NG – 700

    yang diijinkan saat menjalani perawatan menggunakan stopwacth…… 39

    3.4.1 Persiapan untuk melakukan pengetesan tekanan kabin…………… 40

    3.4.2 Pengetesan tekanan udara didalam kabin………………………….. 41

    3.4.3 Daerah yang sering terjadi kebocoran pada tekanan kabin………... 45

    BAB IV : PERHITUNGAN………………………………………………………. 47

    4.1 Analisa perhitungan luas penampang kebocoran kabin pesawat pada saat

    melakukan Descent……………………………………………………. 47

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    8/89

    Teknik  Mesin  [ Daftar Isi ] 

    Universitas Mercu Buana | xi 

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 51

    5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 51

    5.2 Saran saran……………………………………………………………... 52

    Daftar pustaka……….…………………………………………………………….. 53

    Lampiran – lampiran.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    9/89

    Teknik Mesin  [ Daftar Table ] 

    Universitas Mercu Buana | v 

    DAFTAR TABEL

    Tabel. 1 14 CFR Part 121. Persyaratan penambahan oksigen.

    Tabel. 2 Tekanan udara yang hilang dihitung menggunakan waktu dengan penu –

    runan tekanan sebesar 0.15 psid pada saat pengetesan di area hangar.

    Tabel. 3 Metode pressure decay untuk mencari luas kebocoran kabin.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    10/89

    Teknik Mesin  [ Daftar Gambar  ]

    Universitas Mercu Buana | iv

    DAFTAR GAMBAR

    A.  GAMBAR.1 : Sistem skematik udara bertekanan/pnuematik dari

    tiga sumber.

    B.  GAMBAR.2 : Panel P5 - 10 untuk mengontrol udara bertekanan

    yang didapat

    dari tiga sumber utama.

    C. GAMBAR.3 : Sumber udara bertekanan dari kedua mesin pesawat.

    D.  GAMBAR.4 : Skematik dari flow control and shutoff valve.

    E.  GAMBAR.5 : Reheater.

    F.  GAMBAR.6 : Condenser.

    G. 

    GAMBAR.7 : Sistem skematik dari air conditioning pesawat Boeing737 -700.

    H.  GAMBAR.8 : Diagram distribusi udara bertekanan pesawat Boeing

    737 - 700.

    I.  GAMBAR.9 : Aliran udara bertekanan pada kabin penumpang

     pesawat.

    J.  GAMBAR.10 : Skematik distribusi udara bertekanan yang diambil

    dari tiga sumber.

    K. 

    GAMBAR.11 : Sistem sirkulasi udara bertekanan didalam pesawat.L.  GAMBAR.12 : Overboard exhaust valve.

    M.GAMBAR.13 : Skematik pengatur udara bertekanan yang masuk kedalam cabin

     pressure control ( CPC ) dengan mendapatkan input dari bebe -

    rapa komponen dan gambar P5 – Panel.

     N.GAMBAR.14 : Menunjukan perbedaan tekanan kabin dengan ketinggian pesawat

     pada saat akan melakukan tahap – tahap penerbangan.

    O. GAMBAR.15 : Aft Outflow valve.

    P. GAMBAR.16 : Positive pressure relief valve.

    Q. GAMBAR.17 : Negative pressure relief valve.

    R. GAMBAR.18 : Sumber udara bertekanan yang diambil dari udara di bawah –

    ( Ground source ) untuk melakukan pengetesan kabin.

    S. GAMBAR.19 : Kurva kebocoran kabin setelah udara bertekanan dimatikan –

    menggunakan perhitungan sesuai dengan grafik dari pabrik

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    11/89

    Teknik Mesin  [ Daftar Gambar  ]

    Universitas Mercu Buana | v

     pesawat dengan memakai stopwatch.

    T. GAMBAR.20 : Kurva Allowable leak pada saat pesawat melakukan Descent.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    12/89

    Teknik Mesin [ Daftar Notasi ] 

    Universitas Mercu Buana| vi 

    m Masa kg

    m Massa aliran fluida ( cair atau gas ) kg/s

    v Volume m³

    V Volume aliran udara m³/s

    v Volume jenis m³/kg

    ρ  Masa jenis kg/m³

    F Gaya N ( kg.m/s² )

    W Kerja Nm ( j )

    W = P Daya kW ( kJ/s )

    q Panas ( Kalor ) 1 kg masa kJ/kg

    Q Panas ( Kalor ) 1 kg masa kJQ Panas ( kalor ) aliran fluida gas / cair kJ/s

    t Suhu °C

    T Suhu kelvin ( absolut ) K

    a Percepatan m/s²

    g Grafitasi m/s²

    M Berat molekul

    n Jumlah molekul mol ( kmol )

    R Konstanta gas kJ/kg K

    R u  Konstanta gas universal kJ/mol K

    w Kecepatan molekul m/s

    Ek   Energi kinetik kJ

    E p  Energi potensial Kj

    η Visikositas dinamik m²/s, mm²/s, cSt

    Tekanan kohesi  N/m² / (bar)

     b Konstanta

    u Energi dalam 1 kg masa zat kJ/kg

    U  Energi dalam m kg masa zat kJ

    h Entalpi dalam 1 kg masa zat kJ/kg

    H Entalpi m kg masa zat kJ

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    13/89

    Teknik Mesin [ Daftar Notasi ] 

    Universitas Mercu Buana| vii 

    c Kecepatan aliran gas m/s

    A Luas penampang m² 

    Cv Panas jenis volume konstan kJ/ kg K

    Cp Panas jenis tekanan konstan kJ/ kg K

    k Indeks adiabata 1,4

    n Indeks politropi 1< n < 1,4

    gn  Bagian masa campuran gas % masa

    r n  Bagian volume campuran gas % volume

    α  Sudut sumbu v °

    β  Sudut sumbu p °

    Tf 

      Suhu didih ( cairan jenuh ) Kh/g

    r = hfg Panas penguapan kJ/kg

    x Kadar uap ( dryness franction ) % volume

    s Detik sekonde

    s Entropi kJ/ kg K

    S Entropi m kg masa zat kJ/ K

    hf   Entalpi cairan jenuh kJ/kg

    hg  Entalpi uap jenuh kJ/kg

    sf   Entropi cairan jenuh kJ/ kg K

    sg  Entropi uap jenuh kJ/ kg K

    sfg  Perbedaan entropi (Sg - Sf  ) kJ/ kg K

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    14/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – I Pendahuluan ] 

    Universitas Mercu Buana | 1 

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang Masalah

    Dengan dilakukannya secara rutin atau berkala dalam pelaksanaan pada tekanan

    kabin maka suatu pesawat dapat dinyatakan aman dan layak untuk penerbangan, maka

    organisasi sipil yang mengatur sistem kelayakan suatu pesawat akan menstandarkan

    seberapa kebocoran dari kabin pesawat yang diperbolehkan atau diijinkan yang dapat

    merusak sistem pendengaran dari semua penumpang .

    Organisasi yang mengatur kesalamatan penerbangan international  International

    civil aviation organization ( ICAO ) sudah mensyaratkan suatu penerbangan agar selalu

    mentaati peraturan yang sudah ada di masing – masing suatu negara, dalam penulisan

    tugas akhir ini akan diuraikan mengenai kebocoran kabin yang diijinkan pada pesawat

    Boeing 737 - 700 dengan menggunakan sistem metode pressure decay untukkenyamanan penumpang pada saat penerbangan berlangsung sesuai dengan peraturan

    yang berlaku untuk dunia internasional.

    Adapun peraturan keselamatan penerbangan sipil indonesia Civil Aviation Safety

     Regulation ( CASR ) tersebut terdiri dari beberapa bab yang mensyaratkan ketentuan –

    ketentuan yang mencakup kegiatan didalam Penerbangan Sipil di Indonesia antara lain :

    Part 43 : Tentang Maintenance Preventive, Rebuilding dan Alteration.

    Part 45 : Indentification pesawat dan marking.

    Part 65 : Aircraft Maintenance Engineering Licensi.

    Part 121 : Certification and operating Requirement.

    Part 145 : Approval Maintenance Organization.

    Part 39 : Airworthiness Derective and service bulletin.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    15/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – I Pendahuluan ] 

    Universitas Mercu Buana | 2 

    Dari hasil evaluasi ataupun hasil rapat setiap bulan atau minggu yang diadakan

    oleh dinas perawatan pesawat ada kecenderungan mengalami gangguan pada sistem

    udara bertekanan didalam kabin yang menyebabkan pada saat penerbangan

     berlangsung, dalam jadwal penerbangan yang disebabkan oleh terlambatnya

     penyelesaian pada pekerjaan sistem maka biaya yang dikeluarkan sangat banyak untuk

    operator.

    Untuk mengantisipasi kejadian tersebut yang dapat merugikan perusahaan

     penerbangan dan perusahaan perawatan, penulis berusaha menyajikan metode atau cara

     penanganan dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada pada metode sistem pengontrol

     pressure decay pada Boeing 737 - 700 dalam bentuk tulisan tesis.

    1.2  Perumusan Masalah

    Dengan meningkatnya jumlah frekuensi jadwal penerbangan, apakah metode yang

    menggunakan metode sistem pengontrol  pressure decay  dapat menyelesaikan dan

    mempermudah penanganannya untuk kenyamanan penerbangan pada saat ini.

    1.3 Pentingnya Pemecahan Masalah 

    Analisis ini bertujuan untuk menekan nilai kerusakan penggunaan sistem

     pressure decay dalam penyelesaian pelaksanaan perawatan pada pesawat Boeing 737 -

    700 sehingga dapat menurunkan biaya perawatan pesawat, dapat menaikan pendapatan

     perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap pengguna jasa perawatan atau

    masyarakat yang menggunakan pesawat terbang.

    1.4 Pembatasan Masalah

    Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas dan keterbatasan waktu yang

    tersedia, maka penulis menganggap penting untuk mencoba melakukan analisis

    terhadap kebocoran kabin pesawat yang sering terjadi yang dapat menyebabkan

    kerusakan pada telinga penumpang pada saat pesawat sedang terbang, untuk

    meningkatkan kenyamanan bagi penumpang dan menyelesaikan masalah pekerjaan

     perawatan.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    16/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – I Pendahuluan ] 

    Universitas Mercu Buana | 3 

    Adapun pembatasan masalah yang dapat diambil dalam penyelesaian tugas akhir

    ini adalah :

    1.  Tidak melakukan pengkajian masalah dari aspek biaya.

    2. 

    Tidak membahas masalah kerugian yang dialami oleh perusahaan.

    1.5  Maksud dan Tujuan

    Sesuai dengan tujuan program pendidikan yang diikuti dan dari uraian latar

     belakang masalah tersebut diatas serta keterbatasan waktu yang tersedia maka dalam

     pembuatan tugas akhir ini akan dibatasi pada pembahasan analisa. sebagai akibat dari

    kerusakan pada sistem Cabin pressure control system maka penulis mencoba untuk :

    1.  Mengetahui sistem udara bertekanan pada kabin pesawat.

    2.  Mengetahui besarnya perbedaan tekanan kabin saat pesawat sedang terbang.

    3.  Menganalisa pengetesan kebocoran kabin pesawat.

    3. Mencoba metode sistem pressure decay. 

    1.6  Metode Penelitian

    Dalam pengumpulan data guna mendukung dan melengkapi pembahasan

     permasalahan ini digunakan metode sebagai berikut :

    1.  Penelitian Pustaka

    2.  Penelitian Lapangan

    3.  Konsultasi dengan para teman – teman dan pekerja.

    1.7  Sistematika Penulisan

    Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyusun sedemikian rupa agar dapat

    dengan mudah memahami permasalahannya sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan, pentingnya masalah,

    Pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    17/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – I Pendahuluan ] 

    Universitas Mercu Buana | 4 

    BAB II LANDASAN TEORI

    Pada bab ini menjelaskan tentang metode sistem udara bertekanan didalam

    kabin yang diambil dari tiga sumber untuk digunakan pada sistem air

    conditioning  di pesawat Boeing 737 - 700 uraian singkat mengenai teori dan

    metode yang digunakan dalam pembatasan kasus.

    BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini diuraikan dari sistem bertekanan yang digunakan untuk tekanan

    kabin pesawat pada saat terbang maupun cara pengetesan tekanan kabin pada

    saat di hanggar ( Ground ) dikumpulkan dan digunakan untuk penelitian, dan

     pemecahan masalah.

    BAB IV PERHITUNGAN

    Dalam bab ini berisikan pemecahan masalah berdasarkan sistematika model

     perhitungan dengan formula kenyataan memakai komputer dan mencari luas

     penampang kebocoran pada saat pesawat melakukan descent dengan waktu

    yang dibutuhkan.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Dalam bab ini diuraikan kesimpulan yang didapat dari penelitian ataupun

     perancangan yang dibuat serta saran – saran yang diusulkan untuk penerapan

    hasil.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    18/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – I Pendahuluan ] 

    Universitas Mercu Buana | 5 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    19/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1  Pendahuluan.

    Dalam pembahasan landasan teori ini, penulis akan membahas teori dasar dari

    sistem tata udara yang digunakan pada pesawat terbang untuk kenyamanan seluruh

     penumpang dan awak pesawat terbang, sistem yang digunakan adalah : udara yang di

    dinginkan oleh mesin, dan disebut juga “ Air Cycle” apakah yang dimaksud dari “ Air

    Cycle” adalah udara yang dibuat alami, nyaman untuk dihirup dan murah dalam

     pembiayaan pendinginan, didalam lingkungan untuk mengurangi masalah saat ini maka

    sistem ini untuk mendukung undang – undang lingkungan hidup sebagai alternative dari

     pemecahan masalah pencemaran udara, pada sistem air cycle  mempunyai beberapa

    spesifikasi yang menguntungkan dan dapat dipakai untuk semua permintaan yang

     potensial sebagai berikut:

    1.  Bekerjanya cairan ( udara ) yang bebas, didalam lingkungan yang nyaman dan

    tidak mengandung karbon ( toxic ).

    2.  Sistem air cycle sangat bagus dan dapat dipercaya untuk mengurangi biaya dari

     perawatan dan waktu melaksanakan perawatan berat ( over haul ).

    3.  Kemampuan dari air cycle  dapat dihandalkan dan tidak buruk, tidak seperti

    halnya menggunakan vapour-compression ketika pada saat penggunaannya dan

    dari segi perancangan tidak terlalu sulit.

    4.  Pada saat pengoperasian selain sebagai pendingin ruangan kabin, juga dapat

     berfungsi memperoduksi udara panas dan bertekanan yang dibutuhkan dan

     bermanfaat untuk sistem yang lainnya.

    Dasar dari penggunaan udara pendingin pada prinsipnya adalah kapan gas akanmenguap menjadi isentropically dari suhu udara yang diberikan, suhu udara akhir dari

    tekanan yang baru banyak menurunkan, yang diakibatkan oleh gas dingin didalam

    tempat udara dapat digunakan sebagai pendingin salah satunya sebagai petunjuk dalam

    membuka sistem atau bukan petunjuk yang diartikan sebagai pengganti panas didalam

     penutup sistem.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    20/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 6

    2.2  Sumber – sumber aliran udara bertekanan pada pesawat Boeing 737 – 700.

    Sumber - sumber aliran udara bertekanan yang digunakan untuk sistem dan

    ruangan kabin pesawat didapat dari beberapa sumber, ada tiga ( 3 ) sumber yang

     berbeda yaitu : ( Ref : Maintenance manual, chapter 36-00-00 )

    1.   Engine Bleed Air System

    2.   Auxiliary Power Unit ( APU ) Bleed Air System

    3.  Pnuematic Ground Air Connection

    Pada saat normal atau pesawat dalam keadaan terbang sistem udara bertekananuntuk kabin pesawat disuplai oleh mesin, yang bersumber dari udara yang dihasilkan

    oleh kompresor mesin, pada saat pesawat di darat akan disuplai oleh mobil ground cart,

    , dan bisa didapat melalui auxiliary power unit  ( APU ), dengan dikontrol oleh beberapa

    katup pengontrol aliran udara bertekanan,  beberapa sistem yang menggunakan sumber

     pneumatik pada sistem pesawat.

    1.  Sistem untuk start engine. 

    2.  Sistem untuk Air Conditioning and Pressurization cabin. 

    3.  Sistem untuk Engine Inlet Cowl and anti- ice. 

    4.  Sistem untuk Wing thermal anti –ice. 

    5.  Sistem untuk Water tank Pressurization. 

    6.  Sistem untuk Reservoir Pressurization. 

    Sistem pneumatik dikontrol dan indikasinya berada panel kokpit P5-10 dengan

    menggunakan listrik 28 volt DC dan 115 AC, sistem pneumatik juga menyuplai udara

     panas dan tekanan udara tinggi yang digunakan untuk sistem yang lainnya.

    2.2.1  Engine Bleed Air System.

    Setiap mesin mempunyai masing – masing satu bleed air   dan engine

    bleed system  yaitu  untuk mengontrol suhu udara dan tekanan udara yang keluar dari

    mesin pesawat,  Engine bleed air berasal dari stage 5th compressor  dan stage 9th high

     pressure compressor pada stage 9 terdapat dua valve yaitu :

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    21/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 7

    high stage regulator and high stage valve control untuk mengontrol aliran udara, dan

     pada stage 5 hanya terdapat satu valve yaitu : Check valve untuk mencegah aliran balik

    udara bertekanan dari stage 9 masuk kedalam stage 5, pada saat putaran engine low

    speed   atau rendah maka udara yang bertekanan diambil dari stage 9th dan pada saat

     putaran engine high speed   atau tinggi, maka udara bertekanan untuk tekanan kabin

    diambil dari stage 5th, pada saat putaran mesin tinggi maka high stage valve  akan

    menutup dan check valve  pada stage 5th  akan membuka untuk menyuplai udara

     bertekanan kedalam pressure regulating shutoff valve, sebelum udara bertekanan masuk

    kedalam sistem maka udara akan dikontrol lagi oleh dua buah valve yaitu :

    1.   precooler control valve.

    2. 

     pressure regulating and shutoff valve.

    2.2.1.1 Precooler control valve.

    Komponen valve ini akan mengontrol suhu tekanan udara yang

    akan masuk kedalam sistem tekanan kabin dengan menggunakan sensor thermostat ,

     posisi normal adalah membuka valvenya, yang terdapat didalam pipa pnuematik setelah

    aliran valve dan juga untuk mengontrol wing thermal anti ice ( WTAI ), kemudian sinyal

    akan dikirim kedalam Air Conditioning Accessories Unit ( ACAU ) yang berisikan relay

    yang bekerja secara elektrik dengan suhu 390 - 440°F ( 199 - 227°C ) switch pada saat

     pengoperasian normal, valve ini dipasang untuk mencegah kerusakan pada sistem udara

     bertekanan yang keluar dari mesin pesawat yang akan masuk dalam kabin pesawat agar

    suhu dan udara bertekanan selalu terjaga dengan baik. 

    2.2.1.2 Pressure regulating and shutoff valve.

    Komponen ini berfungsi untuk mematikan aliran udara yang

    keluar dari mesin, mengatur tekanan udara yang keluar dari mesin sebesar 42 psi

    nominal yang akan masuk kedalam Precooler dengan menggunakan sensor thermostat

    akan mengirim sinyal kedalam Air Conditioning Accessories Unit  berisikan relay yang

     bekerja secara elektrik dan juga secara manual, dengan suhu udara tidak boleh lebih dari

    450°F / 232°C maka thermostat akan mengirim sinyal. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    22/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 8

    untuk Pressure Regulating and Shutoff Valve yang dikontrol oleh Bleed Air Regulator

    secara pneumatik maka PRSOV akan menuju pada posisi menutup, ketika suhu sudah

    mencapai 490°F / 254°C dengan tekanan udara mencapai 220 psi maka terdeteksi

    tekanan udara dari mesin yang berlebihan dan lampu di  Air conditioning control panel

    cockpit  akan menyala dengan tulisan Bleed trip off . 

    2.2.2 Auxiliry Power Unit ( APU ) Bleed Air System.

    Pada APU putaran kompresor adalah putaran konstan / stabil yang dapat

    mensuplai pneumatik dan listrik untuk digunakan di darat ( Ground   ), tetapi untuk di

    udara APU generator dapat mensuplai listrik 90 KVA pada ketinggian 32,000 ft ( 9,754

    meter ) dan 66 KVA pada ketinggian 41,000 ft ( 12,500 meter ), listrik dan pneumatikdapat disuplai pada saat ketinggian pesawat 10,000 ft ( 3,048 meter ), dan APU hanya

    dapat mensuplai udara bertekanan sampai dengan ketinggian 17,000 ft ( 5,183 meter ),

     pada pipa aliran udara bertekanan dipasang check valve untuk mencegah aliran udara

    yang datang dari mesin agar tidak merusak sistem udara bertekanan dari APU.

    2.2.3 Pnuematic Ground Connection.

    Udara bertekanan yang diambil dari ground   atau mobil yang dapat

    menghasilkan udara bertekanan sebesar 2000 cfm ( 56.6^3M/minute ) atau bertekanan

    sebesar 10 psig ( 69 kpa ), pada pipa pneumatik ground  dipasang sebuah Check valve

    untuk mencegah udara yang datang dari mesin pesawat maupun APU, udara yang

    diambil dari ground dipakai untuk sistem pesawat yaitu untuk memutar mesin dan juga

     bisa dipakai untuk Air conditioning system.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    23/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 9

    Gambar 1. Sistem skematik udara bertekanan/pnuematik dari tiga sumber.

    ( Ref : Maintenance Manual Boeing, chapter 36-00-00 )

    Gambar 2 . Panel P5-10 untuk mengontrol udara bertekanan yang di dapat dari tiga

    sumber utama. ( Ref : Kokpit Boeing 737 - 700 )

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    24/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 10

    2.3 Prinsip dasar sistem air conditioning pada pesawat Boeing 737 – 700.

    Sumber udara bertekanan dari sistem mesin diambil dari dua tingkat kompresor

    yang berbeda dari dua mesin pesawat yaitu :1.  Compressors Stage 9th stage ini digunakan pada saat putaran mesin rendah

    ( Idle ) dengan dikontrol dua buah valve yaitu high stage regulator  dan high

    stage valve control pada saat putaran mesin tinggi dan tekanan lebih dari

    110 psi maka valve tingkat 9 akan menutup.

    2.  Compressors Stage 5th stage ini digunakan pada saat putaran mesin dengan

    kecepatan tinggi pada stage ini juga dipasang check valve yang berfungsi

    untuk mencegah udara yang datang dari tingkat 9 pada saat putaran rendah,

    agar tidak merusak komponen yang berada pada tingkat 5, untuk menyuplai

    ( PRSOV ).

    Gambar 3. Sumber udara bertekanan dari kedua mesin pesawat. 

    ( Ref : General Electric CFM56 – 7 )

    Udara bertekanan yang diambil dari mesin kemudian masuk kedalam engine 

    bleed valve system yang beroperasi secara pneumatik dan dapat mengatur udara

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    25/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 11

     bertekanan setelah melewati valve sekitar 60 psi dan tidak boleh melebihi karena dapat

    menyebabkan kerusakan pada komponen pnuematik, juga dapat melukai manusia.

    Pressure regulating and shutoff valve ( PRSOV ) akan menutup secara otomatis

    apabila kelebihan tekanan udara dan suhu yang berlebihan, dan terdeteksi oleh over

     pressure valve  dipasang pada  Bleed air regulator yang berfungsi untuk melindungi

    bleed valve system, suhu udara yang didapat dari mesin sangat panas sekali oleh karena

    itu dipasang  precooler yang berfungsi untuk mengatur suhu yang datang dari mesin

     pesawat sebelum masuk kedalam pipa – pipa pneumatik, precooler valve menggunakan

    udara dingin didapat dari fan kompresor bagian depan mesin yang diatur oleh Precooler

    control valve sensor   untuk menghembuskan udara kedalam Precooler   denganmenggunakan Type ball valve akan mulai membuka jika suhu sudah mencapai 390°F (

    199°C ) dan akan penuh membuka jika suhu sudah mencapai 440°F ( 227°C ) untuk

    menjaga suhu yang akan masuk kedalam pipa – pipa pneumatik, apabila suhu dari

    mesin tidak terlalu panas maka  precooler valve akan menuju secara otomatis menutup,

    untuk memonitor dari engine bleed system dengan menggunakan lampu indikasi yang

     berada didalam panel kokpit.

    Lampu yang menyala dengan berwarna amber yang ditempatkan pada P5-10

     panel yang berada pada kokpit dengan tulisan  ( Bleed Trip Off ), maka pada saat itu

    suhu terdeteksi dengan menggunakan dua buah sensor berupa thermostat 450°F / 232ºC,

    maka yang terjadi adalah Pressure regulating and shutoff valves akan bergerak menuju

    menutup, dan pada suhu 490°F / 254°C atau tekanan udara mencapai 220 psi maka

    Pressure regulating and shutoff valves akan penuh menutup untuk mencegah suhu dan

    tekanan udara yang berlebihan yang datang dari mesin, juga untuk mencegah kerusakan

    dari pipa - pipa pneumatik, setelah keadaan suhu udara bertekanan yang datang dari

    mesin sudah normal maka kemudian udara dari bleed system  masuk kedalam  Air

    conditioning system.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    26/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 12

    2.3.1 Komponen pada system air conditioning Boeing 737 – 700.

    Ada beberapa komponen pendukung dari sistem pendinginan didalam ruang

    kabin pesawat terbang untuk memberikan rasa nyaman pada setiap kru maupun

     penumpang pesawat, disamping itu komponen ini sebagai pemanas pada saat terbang

    dengan ketinggian tertentu, yaitu : ( Ref : Maintenance Manual, chapter 21-50-00 ).

    1  Flow control and shutoff valve. 

    2   Heat Exchangers. 

    3  Compressor machine ( disebut Air Cycle Machine ( ACM )). 

    4  Water Separator / Water Extractor. 

    5   Reheater. 

    Turbine. 7  Condenser. 

    2.3.1.1 Flow control and shutoff valve.

    Komponen ini dikontrol menggunakan listrik 28v dc dan pneumatik,

     jika tidak terpakai maka akan kembali menutup, pada valve ini mempunyai tiga posisi

    switch yaitu : OFF, AUTO, HIGH.

      Ketika switch posisi OFF maka pada coil solenoid C akan mendorong

     Butterfly plate akan menuju posisi menutup valve.

      Ketika switch posisi AUTO menggerakkan coil solenoid C untuk

    membuka, ketika solenoid C membuka maka  Butterfly plate akan

    membuka, bergeraknya switch juga akan memberikan sinyal kepada

    sistem yang lain seperti : Flight management computer system,

    Common display system, Pressurization system, Temperature control

    system, Recirculation system, jumlah udara normal yang dikontrol kira

     – kira sebesar 75 pound per minute ( ppm ). 

      Ketika switch posisi HIGH akan menggerakkan coil solenoid B untuk

    siap bergerak dengan membuka lebih besar lagi kira – kira sebesar 105

     ppm, solenoid A akan bergerak dan geraknya solenoid A hanya untuk

    aliran udara yang keluar dari APU valve akan mengalirkan udara kira

     – kira sebesar 131 ppm, jika semua kondisi sudah memenuhi yang

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    27/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 13

    disyaratkan seperti : Pack switch HIGH position, APU Bleed switch ON position, APU

    operates above 95%, Airplane in ground .

    Gambar 4. Skematik dari Flow control and shutoff valve.

    ( Ref : Maintenance Manual Boeing, chapter 21-50-00 )

    2.3.1.2 Heat Exchangers.

    Pada komponen ini terdiri dari dua bagian yaitu : Primary heat

    exchangers  dan Secondary heat exchangers, fungsi keduanya sama yaitu untuk

    mendinginkan udara bertekanan yang datang dari mesin pesawat terbang, tetapi setiap

     bagian komponen mempunya fungsi masing – masing, pada primary heat exchangers 

    mempunyai tipe plate pin, cross flow heat exchanger  pendinginan dengan cara aliran

    udara yang menyilang yaitu udara dari mesin akan di dinginkan oleh udara luar

     pesawat melalui  Ram air inlet , pada saat kondisi didarat maka pintu dari ram air

    mendapat sinyal dari ACAU untuk posisi membuka, pada saat akan take off maka

     pintu dari ram air akan menutup untuk menghindari benda asing yang masuk

    kedalam, tetapi pada saat pesawat sudah dalam keadaan terbang maka akan menerima

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    28/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 14

    sinyal dari pack/zone temperature controller  kemudian udara akan dialirkan ke dalam

    kompresor ( ACM ). Pada Secondary heat exchanger   tipe dan penerima sinyalnya

    sama, tetapi pendinginan udara dilakukan setelah kompresor menaikkan kembali

    tekanan udara dan suhu dari sebagian udara yang sudah dingin kemudian menekan

    udara untuk masuk kedalam secondary heat exchanger   lalu udara luar yang masuk

    dari ram air akan mendinginkan kembali, udara dari kompresor kemudian masuk

    kedalam water extractor .

    2.3.1.3 Air Cycle Machine. ( ACM )

    Pada komponen ini berfungsi untuk menurunkan suhu udara dengan

     putaran yang sangat tinggi dengan gesekan kecil, komponen ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu :

      Turbine.

      Compressore. 

      Impeller Fan. 

    2.3.1.4 Water Extractor / Water separator.

    Pada komponen ini adalah alat untuk memisahkan antara air dan

    udara yang sudah di dinginkan oleh Secondary heat exchanger , bekerjanya komponen

    ini dengan memakai static swirl vanes dengan aliran udara secara centripugal maka air

    dan udara akan memisah tetapi pada komponen ini tidak seratus persen dapat

    dipisahkan antara air dan udara dingin, air yang sudah dipisahkan akan dimasukkan

    kedalam saluran Ram air inlet duct  sebagai pendingin aliran udara.

    2.3.1.5 Reheater.

    Pada komponen ini adalah Plate-fin, single pass, kemudian

    komponen ini terbuat dari alumunium dengan aliran udara menyilang, pada komponen

    ini mempunyai dua fungsi yaitu :

      Untuk mendinginkan udara pack yang datang dari Secondary heat exchanger  

    sebelum masuk kedalam Condenser .

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    29/89

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    30/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 16

    Gambar 6. Condenser.

    ( Ref: Maintenance Manual Boeing, chapter 21-50-00 )

    Pada Air conditioning pack  mempunyai sensor panas untuk mencegah

    kerusakan pada komponen dan akan secara otomatis akan berhenti beroperasi jika

    terdeteksi panas yang berlebihan, komponen pendeteksinya yaitu :

     

    Compressore discharge overheat switch 390°F ( 199°C ).  

      Turbine inlet overheat switch 210°F ( 99°C ). 

      Pack discharge overheat switch 250°F ( 121°C ). 

     juga menyediakan udara untuk pengeringan, membersihkan dari debu bebas dari bakteri

    dan mensterilkan udara yang akan masuk kedalam kabin pesawat dengan suhu aliran

    udara yang sudah diatur oleh kru pesawat dan juga tekanan udara yang di isyaratkan

    untuk dikontrol pada kapasitas yang sama.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    31/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 17

    Gambar 7. Sistem skematik dari air conditioning pesawat Boeing 737 – 700. 

    ( Ref : Maintenance Manual Boeing, chapter 21-50-00 ) 

    2.4 Pembagian udara bertekanan pada pesawat Boeing 737 – 700.

    Udara bertekanan yang datang dari mesin pesawat melalui  Bleed Air System 

    yaitu aliran udara yang panas yang belum diatur sistem pendinginannya untuk

    digunakan pada pesawat, fungsi dari udara panas yang diambil dari mesin yaitu:

      menyediakan untuk pesawat yang terbagi oleh dua area ( zone ). 

      sebagai alat sirkulasi pada system air conditioning pesawat. 

      menyediakan sebagai alat untuk tata ruang udara pada galleys dan lavatories. 

      untuk menyuplai udara sebagai pendingin pada komponen elektronik. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    32/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 18

    Gambar 8. Diagram distribusi udara bertekanan pesawat Boeing 737 – 700.

    Sistem distribusi pada pesawat didapat dari dua buah air conditioning

     pack yang dialirkan untuk sistem distribusi utama yang menyuplai untuk daerah

     penumpang melalui bagian atas dari kabin pesawat menggunakan pipa – pipa dan

    lubang – lubang yang berada pada dibawah samping kaki penumpang, udara didalam

     pesawat tidak semuanya diambil dari mesin tetapi setelah udara sampai pada komponen

    utama dari sistem distribusi maka udara dari mesin pesawat akan dicampur oleh udara

    yang diambil dari area kabin dan kargo pesawat, tetapi sebelum udara yang diambil dari

    area kabin dan kargo udara akan disaring terlebih dahulu dengan menggunakan filter

    yang terdapat diarea kargo depan dengan menggunakan  Recirculation fan  kemudian

    udara setelah proses pencampuran akan disalurkan kedaerah penumpang dan kokpit.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    33/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 19

    Gambar 9. Aliran udara bertekanan pada kabin penumpang pesawat.

    Pada sistem distribusi aliran udara bertekanan pada pesawat mempunyai

     beberapa sub-sistem yang dibagi yaitu :

    1.  sistem utama dari distribusi pesawat.

    2.  sistem distribusi untuk area kokpit ( flight compartment  ).

    3.  sistem sirkulasi udara didalam pesawat.

    4.  sistem ventilasi.

    5.  sistem pendinginan pada komponen avionic pesawat.

    2.4.1 Sistem utama dari distribusi udara bertekanan pada pesawat. 

    Pada sistem ini udara akan disalurkan kebeberapa daerah yang

    membutuhkan seperti pada bagian kokpit kru, bagian depan dan belakang kabin

     penumpang, juga ruang kargo depan dan belakang pesawat, sistem distribusi berfungsi

    sebagai :

      Penyedia udara bertekanan untuk tiga ruang pesawat terbang.

      Sebagai pensirkulasi udara bertekanan pada kabin penumpang.

      Menyediakan sistem ventilasi untuk lavatory dan galley.

      Mensuplai udara pendingin untuk pendinginan komponen elektronik.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    34/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 20

    Pada sistem ini mendapatkan udara bertekanan dari tiga sumber yaitu:

      Air conditioning pack .

      Ground conditioned air .

     

     Recirculation system. 

    Gambar 10. Skematik distribusi udara bertekanan yang diambil dari tiga sumber.

    ( Ref : Aircraft Miantenance Manual Boeing, chapter 21-00-00 )

    2.4.2 Sistem distribusi untuk area kokpit.

    Pada sistem ini mendapatkan udara dengan secara mandiri dengan aliran

    udara yang stabil dan menyediakan udara yang segar bagi pilot dan kopilot dengan

    menggunakan sirkulasi, dengan diaturnya suhu dan aliran udara yang digunakan, udara

    diambil dari bagian kiri pack dan bagian pipa pencampuran udara, udara masuk dari

     bagian sisi kiri melalui pipa – pipa dan dikontrol masuk dan keluar udara dari kabin

    dengan menggunakan valve.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    35/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 21

    2.4.3 Sistem sirkulasi udara didalam pesawat.

    Pada sistem ini mendapatkan udara dari mix manifold dari hasil

     pencampuran udara dari dalam kabin menggunakan Recirculation fan yang diambil dari

    area kargo pesawat tetapi sebelum masuk kedalam mix manifold  udara disaring terlebih

    dahulu oleh filter dengan jenis High efficiency particulate air  ( HEPA ) dan untuk udara

    dari mesin setelah melalui proses air cycle machine, setelah itu kemudian udara

    dialirkan melalui pipa yang berada diatas dari ceiling kabin dengan pipa utama

    kemudian dibagi dengan beberapa pipa dan bagian bawah sisi kiri dari kursi agar sistem

     pembagian udaranya dapat secara merata kebagian kabin, lavatory dan galley.

    Gambar 11. Sistem sirkulasi udara bertekanan didalam pesawat.

    ( Ref : Maintenance Manual Boeing, Chapter 21-00-00 )

    2.4.4 Sistem Ventilasi.

    Pada sistem ventilasi ini menggunakan perbedaan tekanan, antara

    tekanan kabin dengan udara luar kabin untuk menekan udara keluar dari pesawat,

    komponen utama dari sistem ventilasi ini adalah Galley ventilation muffler sebagai alat

    untuk memperkecil kebisingan udara pada saat udara bergerak keluar dari tekanan kabin

    melalui celah Exhaust Nozzle dari area kabin galley dan lavatory pesawat.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    36/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 22

    2.4.5 Sistem pendinginan pada komponen avionic pesawat.

    Pada sistem ini menggunakan sistem kipas dengan tujuan membuang

     panas dari setiap komponen dengan mengambil udara dari area kabin melalui pipa –

     pipa dan setiap unit komponen mempunyai masing – masing kipas utama dan cadangan,

    hasil dari pendinginan komponen ada satu valve yang akan mengatur kapan udara hasil

     pendinginan dibuang dan digunakan kembali untuk menjadi udara pemanas ruangan

    kargo depan yaitu Overboard Exhaust Valve yang berfungsi sebagai :

      Pengontrol jumlah udara untuk pendinginan komponen yang dikeluarkan.

      Dan dioperasikan untuk membuang udara yang berasap.

    Pada valve ini diameternya sebesar 4 inch dan mempunyai dua buah posisi

    indikasi ( NORMAL / SMOKE ), valve ini dikontrol secara aerodinamik ( Aerodinamic

    controlled shutoff vakve ). Ketika actuator dari valve menunjukan posisi NORMAL

    maka valve disk dapat diputar dari posisi membuka ke posisi menutup, dan ketika

    actuator menunjukan posisi SMOKE maka valve disk dapat diputar dari posisi pull

    membuka dan juga bisa untuk tidak pull membuka kira – kira membukanya valve

    sekitar ( 54 derajat ). kekuatan spring untuk membuka valve yaitu ketika pesawat sudah

    mulai bertekanan didalam kabin aliran udara yang melalui valve akan naik, maka valve

    akan menutup ketika aliran udara yang melalui valve lebih dari 30 lbs/min ( 14 kg/min )

    kapan valve akan menutup, selama terjadinya perbedaan tekanan sebesar 1 psid maka

    valve akan menutup. dengan menutupnya valve maka udara yang berasal dari

    komponen pendingin yang berada dibawah bagian depan kargo dimanfaatkan untuk

    sebagai pemanas dari lantai kargo juga untuk seluruh ruangan kargo depan pesawat

     pada saat pesawat dalam keadaan terbang, ketika pesawat berada dibawah maka udara

    dari hasil pendinginan komponen akan langsung dibuang keluar melalui overboardexhaust valve akan membuka.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    37/89

     

    Teknik Mesin  [ BAB – II Landasan Teori ]

    Universitas Mercu Buana | 23

    Gambar 12. Overboard exhaust valve.

    ( Ref : Aircraft Maintenance Manual Boeing, 21-00-00 )

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    38/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 24

    BAB III

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    3.1 Analisa udara bertekanan didalam kabin.

    Pada bab analisa berikut ini akan diketengahkan tentang pembahasan yang

     berhubungan dengan bab sebelumnya, untuk mengetahui kebocoran yang terjadi pada

     pesawat dan berapakah perbedaan tekanan didalam pesawat pada saat terbang dengan

    tekanan udara yang ada diluar pesawat dan tekanan yang di ijinkan, dimana pesawatdioperasikan dengan ketinggian tekanan udara yang lebih kecil dan kerapan udara (

    oksigen ) yang semakin sedikit dan tidak cukup untuk membantu pernapasan para

     penumpang, maka pada pesawat terdapat system cabin pressurization dimana sistem ini

    menyimpan atau mengatur dari tekanan udara yang ada didalam pesawat dengan

    tekanan udara yang berada diluar pesawat yang berfungsi untuk menyelamatkan

     penumpang dan pilot agar dapat menghirup udara segar dan agar menghindari effek dari

    hypoxia ( oxygen starvation ).

    Pada sistem air conditioning pack  yang mensuplai udara bertekanan pada ruang

    kabin pesawat, untuk mengontrol tekanan agar stabil dan aman pada ketinggian kabin,

    maka sistem pengontrol udara bertekanan mempunyai tiga sub - sistem yaitu :

    ( Ref : Maintenance Manual Boeing )

    1.  Cabin pressure control system.

    2. 

    Cabin pressure relief system.

    3.  Cabin pressure indication and warning system.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    39/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 25

    3.1.1 Cabin Pressure Control System.

    Pada sistem pengontrol tekanan kabin ini digunakan untuk mengontrol

     jumlah udara yang masuk dan yang keluar pada ruang kabin pesawat dengan beberapa

    komponen pengontrol yaitu :

      Cabin pressure control module.

      Two digital cabin pressure controllers. ( CPC ) 

      Outflow valve assembly with three drive motors. 

      Overboard exhaust valve.

    3.1.2 Cabin Pressure Relief System.

    Pada cabin pressure relief system, sistem ini digunakan jika komponen

    utama dari CPC rusak atau tidak bekerja lagi maka sistem ini digunakan untuk

    mencegah struktur dari badan pesawat dari tekanan yang berlebihan dari dalam pesawat

    dan juga tekanan negative dari luar pesawat sistem ini juga digunakan jika sistem

    normal tekanan pada kabin rusak, beberapa komponen pada sistem ini :

      Two positive pressure relief valves 

       Negative pressure relief valve 

    3.1.3 Cabin Pressure Indication and Warning System. 

    Pada sistem ini memberikan pilot data tentang sistem tekanan yang ada

    didalam kabin pesawat bagaimana status dari sistem bertekanannya, beberapakomponen yang digunakan yaitu :

      Cabin altitude panel

       Aural warning module 

      Cabin altitude warning switch 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    40/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 26

    Pada sistem udara bertekanan untuk ruang kabin pesawat mempunyai

    dua pengontrol yang dapat digunakan secara otomatis dan manual, secara otomatis

    komponen tersebut adalah Two digital cabin pressure controllers ( CPCs ), setiap CPCmempunyai sistem penghubung dengan pengontrol yang lain dan sistem valve motor,

    dengan posisi switch ditempatkan pada AUTO maka sistem dikontrol oleh  Dual

    redundant architecture, dan hanya satu CPC yang dikontrol oleh outflow valve sewaktu

     – waktu, sistem CPC yang lain hanya sebagai cadangan, secara manual dihubungkan

    dengan pengontrol sistem valve motor, memberikan sistem pengontrol bertekanan

    dikontrol oleh Triple redundant architecture.

    Pada saat terbang data yang terhubung diambil dari cabin pressure

    control didapat dari beberapa komponen yaitu :

      Pressurization Mode

      Flight Altitude

       Landing Altitude

    Pada CPC mempunyai sensor yang terdapat pada kabin dan juga

    mendapatkan data udara dari kedua  Air Data Inertial Reference Units  ( ADIRUs ),

     Engine Speed Data diambil dari Stall Management and Yaw Damper Computers (

    SMYDCs ) dan dari  Air/ground logic didapat dari Proximity Switch Electronics Unit (

    PSEU ). dan pada setiap CPC menggunakan posisi umpan balik dari setiap valve yang

    mempengaruhi sistem udara bertekanan pada ruang kabin yaitu:

       Left pack valve

       Right pack valve 

      Overboard exhaust valve 

    untuk mengontrol tekanan kabin dan ketinggian kabin pesawat dapat dikontrol melalui

    P5 panel yang berada tepat diatas kepala dari pilot pada saat pesawat akan memulai

     beberapa tahapan terbang.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    41/89

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    42/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 28

    control  ( CPC ) dengan mendapatkan input dari beberapa komponen dan gambar P5-

     panel. ( Ref : kokpit Boeing 737-700 )

    Pada P5- panel dimana udara bertekanan dan ketinggian kabin dapat

    dikontrol dan isi dari panel tersebut adalah : 

       Mode selector  terdiri dari : AUTO, ALT ( sistem cadangan otomatis ),

    MAN ( sistem ini menggunakan manual switch dengan tiga posisi untuk

    membuka outflow valve, Close, Neutral, Open ). 

      FLT ALT ( Flight altitude ) : menggunakan display dan penggunaannya

    untuk memprogram sampai cruise altitude dari – 1,000 sampai 42,000 ft dengan

    laju batas kenaikan sebesar 500 feet. 

       LAND ALT ( Landing altitude )  : menggunakan display dan

     penggunaannya untuk memprogram landing field altitude dari – 1,000 sampai

    14,000 ft dengan laju batas penurunan sebesar 50 feet. 

      System status light  : yang mempunyai empat lampu indikasi yaitu : 

      AUTO FAIL ( indikasi lampu ini menyala jika sistem otomatis rusak atau

    gagal maka lampu akan menyala dengan warna amber ). 

      OFF SCHED DESCENT ( indikasi lampu ini menyala jika sistem otomatis

    terjadi penyimpangan dari rencana yang sudah ditentukan oleh pilot maka

    lampu akan menyala dengan warna amber ). 

      ALTN ( indikasi lampu ini menyala jika sistem otomatis tidak bekerja maka

    sistem cadangan otomatis sedang bekerja dengan indikasi lampu dengan

    warna hijau). 

      MANUAL ( indikasi lampu ini menyala jika semua sistem tidak bekerja

    secara otomatis maka sistem manual yang sedang dipakai dengan warna

    lampu hijau ). 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    43/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 29

      Cabin altitude / differential pressure indicator   : Pada sistem ini terhubung

    dengan alternate static system dengan penunjukan jarum besar dengan lingkaran

    luar pada indikator menunjukan perbedaan tekanan kabin dengan satu garis kecil

    seharga 0.2 psid, untuk penunjukan jarum kecil dengan lingkaran dalam pada

    indikator yaitu menunjukan ketinggian kabin dengan satu garis kecil seharga

    1000 feet. 

      Cabin rate of climb indicator  : Pada indikator ini menunjukan besarnya aliran

    udara bertekanan yang masuk kedalam ruang kabin, penunjukan jarum dalam

    lingkaran berupa garis maka dengan satu garis kecil seharga 100 fpm. 

      ALT HORN CUTOUT : Indikasi ini digunakan jika terjadinya kelebihan dari

    ketinggian kabin yang di ijinkan sudah melebihi batas yang ditentukan, maka

    alarm dipesawat akan berbunyi dan untuk mematikan alarm tersebut dengan

    menekan tombol ALT HORN CUTOUT . 

      Stiker yang ada pada kontrol panel adalah sebagai referensi pada saat

     pengoperasian secara manual, yaitu menyediakan informasi : 

    1. Untuk perbedaan tekanan pada saat Take off dan Landing.

    2. Untuk mengetahui ketinggian pesawat dan perbedaan tekanan kabin.

    3.2 Pembahasan udara bertekanan pada kabin saat tahapan terbang.

    Untuk otomatis ( AUTO atau ALTN ) akan mengontrol tekanan udara yang ada

    didalam pesawat dengan beberapa tahap pada saat akan mulai terbang yaitu : 

    1.  Ground . 

    2.  Take off .

    3.  Climb.

    4.  Cruise.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    44/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 30

    5.   Descent . 

    6.   Landing. 

    3.2.1 Pada tahap posisi di Ground.

    Ketika pesawat berada di bawah sistem akan mulai bekerja sesuai

    dengan tahapnya yaitu :

      Udara / Sistem dibawah menunjukan posisi dari kiri dan kanan pada roda

     pendarat bahwa pesawat berada di landasan.

       N1 ( Fan and Booster, Low pressure turbine rotor ) Pada kedua mesin pesawat

    menunjukan kurang dari 50% untuk waktu yang dibutuhkan paling sedikit 1,5

    detik.

       N2 ( High pressure compressor and High pressure turbine rotor )  Pada kedua

    mesin pesawat menunjukan kurang dari 84 % untuk waktu yang dibutuhkan

     paling sedikit 1,5 detik.

    Ketika pesawat berada pada tahap untuk melakukan taxi  atau berjalan

    diatas landasan pasawat tidak dalam keadaan bertekanan dan posisi dari outflow valve

    yang berada dibagian belakang pesawat posisinya membuka. 

    3.2.2 Pada tahap Posisi Take Off.

    Pada tahap ini maka sistem pesawat mulai menunjukan perubahan pada

    tekanan yang terjadi didalam kabin dengan tahap yaitu :

       N1 ( Fan and Booster, Low pressure turbine rotor ) Dengan kedua mesin akan

    mulai naik menuju lebih dari 60 % untuk waktu yang dibutuhkan paling sedikit

    1,5 detik.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    45/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 31

       N2 ( High pressure compressor and High pressure turbine rotor )   Dengan

    kedua mesin akan mulai naik menuju lebih dari 89 % untuk waktu yang

    dibutuhkan paling sedikit 1,5 detik.

    Pada saat tahap take off , sistem bertekanan pada kabin akan mulai bekerja

    dengan ditunjukan melalui indikator 0,1 psid dibawah dari ketinggian dengan tujuan

    untuk mencegah dari perasaan tidak nyaman pada tekanan yang naik dirasakan oleh

     penumpang atau disebut juga ( Pressure bump ) dan dapat mencegah kerusakan kulit

     pesawat, tekanan didalam kabin akan naik selama tahap take off sebesar 350 slfpm.

    3.2.3 Pada tahap posisi Climb.

    Ketika pesawat sudah menunjukan indikasi dari kedua roda pendarat

    sudah berada diatas dengan diketahui melalui switch dan dapat dilihat oleh pilot dengan

    indikasi lampu roda pendarat dikokpit mati maka roda pendarat tidak lagi menyentuh

    dari landasan dengan penunjukan instrumen yang ada dengan ketinggian yang sudah

    mencapai maka sudah dimulainya ke tahap climb. tekanan udara yang dijinkan untuk

     penumpang agar tidak terjadi sakitnya kuping maka maximum cabin pressurization rate

    of change yaitu sebesar 600 slfpm apabila kurang dari itu maka lebih bagus dan nyamanuntuk telinga penumpang, dan tidak boleh lebih dari 600 slfpm.

    3.2.4 Pada tahap posisi Cruise.

    Pada saat pesawat sudah mencapai ketinggian yang diinginkan oleh

    seorang pilot untuk menerbangkan pesawat, maka tekanan udara akan mulai

    menunjukan perbedaan tekanan udara yang berada didalam pesawat dan diluar pesawat,

    ketika udara bertekanan diluar pesawat mulai menunjukan turun dari 0.25 Psid pada

    display FLT ALT ( Cruise altitude ) maka dimulailah tahap Cruise.

    Pada saat tahap cruise maka sistem dipesawat akan mulai menstabilkan

    secara konstan dari ketinggian kabin dengan ketinggian pesawat, ketinggian / tekanan

    dari kabin pesawat akan ditentukan dengan  Landing field elevation  pada saat pesawat

    terbang dengan ketinggian 18,500 feet atau kurang dari itu, untuk penerbangan dengan

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    46/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 32

    ketinggian pesawat diatas 18,500 feet maka tekanan kabin yang ada didalam pesawat

    akan naik untuk perbedaan tekanan dengan ketinggian pesawat harus dengan batas

    aman yang sudah ditentukan.

    Maka diatas ketinggian pesawat dengan tekanan yang ada didalam kabin

    akan terjadi perbedaan, terkadang terjadi penyimpangan dari ketinggian pada saat

    terbang yang dapat menyebabkan perbedaan tekanan dari kabin akan naik mencapai

    8.35 psid untuk menstabilkan dari ketinggian kabin.

    Table 1. 14 CFR PART 121. Persyaratan Penambahan Oksigen 

    Ketinggian Kabin ( Feet ) Persyaratan Penambahan Oksigen ( O₂ )

    10,000 ≤ 12,000Oksigen harus digunakan dari setiap awak pesawatterbang pada saat didalam ruangan awak pesawat, dan

     juga harus menyediakan untuk awak yang lain, untukketinggian kabin tersebut pesawat boleh terbang lebihdari selama 30 menit.

    AwakPesawatTerbang Oksigen harus digunakan dari setiap awak pesawat

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    47/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 33

    Ref : * 14 CFR 121.327 : Supplemental Oxygen ; Reciprocating engine powered airplanes.

    + 14 CFR 121.329 : Supplemental Oxygen for sustenance ; Turbine engine powered

    airplanes.

    Batas maksimum dari ketinggian kabin pesawat yang diijinkan secara

    umum sesuai dengan standart peraturan FARs ( Federal Aviation Regulations). Part 25

    Subpart D.FAR.25.841 dan FAR 25.843 yang berisikan tentang desain dan kontruksi

     pesawat terbang yang dibuat oleh pabrik dengan ketinggian kabin tidak lebih dari 8,000

    feet pada saat pengoperasian kondisi normal.

    Sebagai peringatan untuk pilot maka ketika pesawat dengan ketinggian

    tekanan kabin melebihi dari 10,000 feet, maka ketinggian kabin akan diperingatin

    dengan alarm yang berbunyi bahwa tekanan didalam kabin melebihi, untuk mematikan

    alarm dengan cara menekan ALT HORN CUTOUT .

    3.2.5 Pada tahap posisi Descent.

    Ketika pesawat dengan tekanan yang berada diluar dengan perbedaan

    tekanan naik mencapai 0.25 psid atau lebih dari switch FLT ALT yang sudah

    ditentukan, maka dimulailah tahap Descent .

    ( Crew ) > 12,000 terbang pada saat didalam ruangan awak pesawat, dan juga harus menyediakan untuk awak yang lain, selamawaktu pesawat sedang terbang dengan ketinggian kabintersebut.

    * Pesawat mesin Propeller( Reciprocating Engine

     Aircraft ). 8000 ≤ 14,000 

    Oksigen harus tersedia 10% dari jumlah penumpang padasaat pesawat sedang terbang lebih dari 30 menit.

    + Pesawat mesin turbin (Turbine Aircraft  ) 10,000 ≤ 15,000

    Oksigen harus tersedia 10% dari jumlah penumpang padasaat pesawat sedang terbang lebih dari 30 menit.

    Untuk semua tipe pesawat (For All Aircraft  ) 14,000 ≤ 15,000

    Oksigen harus tersedia 30% dari jumlah penumpang,untuk pada saat pesawat sedang terbang denganketinggian kabin tersebut.

    Penumpang pesawatterbang( Passengers ) 

    Untuk semua tipe pesawat (For All Aircraft ) >15,000

    Oksigen harus tersedia untuk setiap penumpang pesawat pada saat pesawat sedang terbang dengan ketinggiankabin tersebut.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    48/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 34

    Pada tahap ini maka maximum dari tekanan kabin ( cabin pressurization

    rate of change ) untuk tekanan yang diberikan adalah 350 slfpm. dan tekanan kabin juga

    dikontrol oleh CPC ( Cabin pressure control ) yang mana sudah diset dengan cabin

     pressurization rate of change untuk tekanan sebesar 750 slfpm, ketika terjadi api

    dikargo sistem ini berfungsi sebagai faktor penghambat pada saat dibawah dan sistem

    akan menekan kabin dengan tekanan 0.15 psid dibawah LAND ALT (  Landing field

    elevation ) yang sudah ditentukan. kenapa tekanan harus 0.15 psid untuk mencegah

    kerusakan / benjolan pada body struktur dari pesawat ( Pressure Bumps )  selama

     pesawat akan mendarat dari udara sampai mencapai landasan.

    3.2.6 Pada tahap posisi Landing.

    Pada saat pesawat akan melakukan pendaratan dan apa yang disyaratkanuntuk mendarat maka dimulailah tahap  Landing. Pada sistem tekanan dikabin mulai

    dikurangi cabin of rate sebesar 500 slfpm, ketika tekanan kabin sudah sama dengan

    tekanan yang ada diluar maka outflow valve akan membuka, jika tekanan didalam kabin

    masih besar dengan tekanan udara luar maka semua pintu – pintu pesawat tidak dapat

    dibuka.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    49/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 35

    Gambar 14. Menunjukan perbedaan tekanan kabin dengan ketinggian pesawat pada

    saat akan melakukan tahap - tahap penerbangan. ( Ref : Aircraft Maintenance Manual

    Boeing, chapter 21-00-00 )

    3.3 Valve yang mengatur tekanan udara didalam kabin pesawat Boeing737 – 700.

    Valve yang mengatur tekanan kabin dipesawat pada saat pesawat dalam keadaan

    terbang yaitu:

    3.3.1 Outflow valve.

    Tujuan dari penggunaan Outflow valve adalah untuk mengontrol aliran

    udara bertekanan didalam kabin dengan cara dibuang keluar melalui bodi pesawat, pada

    valve terdiri dari beberapa bagian komponen yaitu :

    1.  Two valve gates. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    50/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 36

    2.   Actuator Assembly and Linkage. 

    3.  Position Transducer. 

    4.  Two automatic mode control and one manual mode motor. 

    5.  Two electronic actuator. 

    Dari valve ini juga dapat mengembalikan tekanan kabin dengan

    sempurna dengan model mempunyai dua buah pintu valve, valve digerakkan dengan

    menggunakan dua buah motor listrik 28v dc dan satu buah motor listrik 48v dc, hanya

    satu motor listrik saja yang dapat menggerakkan valve setiap saat, dari jumlah ketiga

    motor listrik semuanya sama menggunakan mekanisme aktuator. Pada valve

    mempunyai tiga posisi switch ( OPEN, NEUTRAL, CLOSE ) dengan posisi normal

    maka posisi switch akan spring- loaded kembali ke posisi Neutral, setiap elektrikal

    aktuator pada valve mempunyai Fail-safe aneroid switch yaitu switch pada valve dapat

    menyebabkan valve akan pull menutup jika ketinggian tekanan didalam kabin mencapai

    14,500 ft dengan pengoperasiannya hanya dikontrol secara otomatis, dan jangan

    menggunakan manual operasi. Pada  position transducer   untuk rangkaian valve

    menyediakan sinyal ke valve posisi indikator yang berada pada P5 bagian depan diatas

    kepala dari pilot selama semua model dioperasikan, Valve position transducer  juga

    mengirimkan sinyal kepada kedua buah cabin pressure controllers ( CPC ) yang

    memberikan indikasi umpan balik dari sinyal untuk secara model otomatis maupun

    model cadangan yang dioperasikan.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    51/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 37

    Gambar 15. Aft Outflow valve. ( Ref : Aircraft Training manual Boeing,

    chapter 21-31-029 )

    3.3.2 Positive pressure relief valve

    Tujuan dari valve ini adalah untuk mencegah tekanan yang berlebihan

    dari dalam pesawat dan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur badan pesawat jika

    outflow valve tidak dapat menutup, pada pesawat ini mempunyai dua buah Positive

     pressure relief valve  yang digerakkan secara mekanikal dengan sendirinya tanpa

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    52/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 38

    hubungan dengan sistem bertekanan kabin pesawat juga tanpa membutuhkan awak

     pesawat untuk mengoperasikannya.

    Pada valve ini di operasikan dengan udara pneumatik tekanan didalam

    kabin dengan perbedaan tekanan udara luar pesawat, valve akan mengontrol perbedaan

    tekanan sebesar 8.95 +/- 0.15 psi lebih besar dari tekanan udara luar. ketika perbedaan

    tekanan tinggi sudah mencapai ambang batas yang ditentukan maka valve akan

    membuka membuang udara yang ada didalam pesawat membebaskan tekanan yang

     berlebihan didalam kabin, ketika udara bertekanan didalam kabin dengan tekanan udara

    diluar kabin sudah aman maka valve akan menutup kembali, pada valve ini mempunyai

    filter yang digunakan untuk membersihkan udara yang digunakan didalam  Internal

    servo dan aktuator mekanikal.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    53/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 39

    Gambar 16. Positive pressure relief valve. ( Ref : Aircraft Maintenance manual

    Boeing, chapter 21-00-00 )

    3.3.3 Negative pressure relief valve

    Tujuan dari valve ini adalah untuk mencegah perbedaan tekanan yang

    negative ( Vacuum pressure ) yang dapat menyebabkan kerusakan pada struktur badan

     pesawat, juga dapat mencegah kerusakan badan pesawat pada saat pesawat melakukan

    descent secara tiba – tiba dengan kecepatan tinggi, valve ini juga digerakkan secara

    mekanikal dan dioperasikan secara mandiri tanpa berhubungan dengan sistem

     bertekanan yang lain, juga tidak perlu awak pesawat untuk mengoperasikannya, tipe

    dari valve ini adalah Flapper type valve  menggunakan engsel spring yang dipasang

     pada badan pesawat dengan membuka valve kearah dalam pesawat, perbedaan tekanan

    yang negative antara didalam pesawat dengan udara luar pesawat akan membuka valve

    ketika tekanan diluar pesawat sebesar 1.0 psi atau lebih kemudian tekanan didalam

     pesawat sebesar ( - 1.0 psid ).

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    54/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 40

    Gambar 17. Negative pressure relief valve. ( Ref : Aircraft Maintenance manual

    Boeing, chapter 21-00-00 )

    3.4 Analisa Pengetesan kebocoran tekanan kabin pesawat Boeing 737 - 700 yang

    diijinkan saat menjalani perawatan menggunakan stopwacth.

    Pada pengetesan kebocoran tekanan kabin yang di ijinkan harus menggunakan

     prosedur yang sudah dibuat oleh pabrik pembuat pesawat dengan keadaan disekitar

     pengetesan harus aman dan harus melakukan inspeksi keadaan dari pada bodi pesawat

    maupun pintu – pintu dari pesawat karena jika terjadi kebocoran sekecil apapun. dapat

    mempengaruhi tekanan didalam kabin, selama pada saat inspeksi ditemukan kebocoran

    maka harus melihat prosedur yang harus dilakukan, pada saat akan melakukan

     pengetesan kebocoran kabin maka orang yang akan melakukannya harus dalam kondisi

    fisik sehat dan memastikan tekanan didalam sama dengan telinga yang melakukan.

    Sumber utama dari udara bertekanan yang diambil adalah dari APU ( Auxiliary

    Power Unit )  untuk digunakan sebagai pengetesan kabin dan jika sumber dari APU

    tidak bisa maka sumber udara bertekanan dapat diambil dari  Engine Bleed valve atau

     juga dapat diambil dari udara dibawah ( Ground Source ), Jika menggunakan udara dari

     bawah maka tekanan yang dibutuhkan sebesar 2000 cfm ( 56.6M^3/minute ) atau

    udaranya bertekanan 10 psig ( 69 kpa ). Perbedaan tekanan kabin dan harga pada

    tekanan kabin pada saat turun maupun naik dapat dimonitor dengan pengontrol tekanan

    kabin yang ada diatas kokpit P5-panel.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    55/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 41

    Gambar 18. Sumber udara bertekanan yang diambil dari udara bawah ( Ground -

    source ) untuk melakukan pengetesan kabin.

    3.4.1 Persiapan untuk melakukan pengetesan tekanan kabin.

    1.  Pasang jaring pengaman sekeliling dari badan pesawat untuk mencegah jika

    terjadi pada pintu – pintu, jendela maupun komponen yang lain yang dapat lepas

     jika terjadi adanya tekanan udara didalam kabin agar lebih aman. 

    Perhatian : Pastikan jika kamu ingin melepas power untuk semua komponen

    yang menggunakan Propeller atau Impeller tipe kipas ( kecuali ki-

     pas untuk pendinginan ) dengan tekanan didalam kabin jika tekan-

    an sebesar 15.7 psia (108.2 kpa) tekanan akan lebih besar lagi akan

    menyebabkan kipas akan bekerja lebih kencang dan panas, juga

    dapat menyebabkan kerusakan pada kipas.

    2.  Tempatkan switch pada  Recirc fan  dari  Air conditioning panel  pada P5 pada

     posisi Off untuk bagian kanan dari recirculation fan.

    3.  Tempatkan switch pada  Recirc fan  dari  Air conditioning panel  pada P5 pada

     posisi Off  untuk bagian kiri dari recirculation fan. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    56/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 42

    4.  Lepas oxygen mask regulator  dari sistem oksigen dan dari kabin kru.

    Catatan  :  jika ingin melepas maka harus mengikuti prosedur yang sudah

    ditentukan, sistem oksigen dapat tidak dilepas jika tekanan udara normal tidak

    lebih dari 20 psi ( 138 kpa ) atau juga jika perbedaan tekanan didalam kabin dan

    diluar tidak melebihi 7 psi ( 48 kpa ).

    5.  Sebagai catatan untuk cara menghitung tekanan absolute adalah sebagai berikut:

    tentukan udara luar dari keseluruhan tekanan atmosfir inHG ( in inches of

    mercury ). maka pembagi dari udara tekanan atmosfir yaitu sebesar 2.036 dan

    ditambah drengan standar tekanan dari perbedaan tekanan didalam kabin untuk

    memberikan tekanan normal ( PSIA ). Contoh : jika udara tekanan luar sebesar

    29.86 inHG dan perbedaan tekanan pada kabin sebesar 4.0 psid, maka hargatekanan 29.86 dibagi dengan 2.036 dengan hasil 14.67 psi.

    ditambah dengan perbedaan tekanan ( psi ) dari tekanan luar yaitu ( 4.0 psi +

    14.67 psi = 18.67 psi ) didapat tekanan absolute sebesar 18.67 psi.

    6.  Pastikan semua  pitot static system telah dilakukan pengetesan sebelumnya dan

    tidak ada kebocoran. 

    a)  Jika terpasang, lepas semua cadangan  Air Data Unit dan  Air Data Unit  

    yang sedang dipakai pastikan tidak tersambung dengan jalur pitot statik

    dari pesawat sebelum kamu melakukan pengetesan kebocoran pesawat,

    karena dapat menyebabkan kerusakan pada komponen dapat terjadi jika

     pitot statik tidak dipasang dengan lengkap dan tekanan tinggi.

     b)  Setelah membuka pitot statik harus ditutup kembali menggunakan karet

     penutup.

    7.  Kemudian mulai hidupkan APU sebagai sumber utama dari udara bertekanan

    yang digunakan untuk tekanan kabin. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    57/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 43

    8.  Kemudian operasikan air cycle cooling pack , untuk mensuplai udara bertekanan

    yang diambil dari APU, setelah melalui pendinginan kemudian udara bertekanan

    dialirkan kedalam kabin dengan membuka pack valve baik memakai yang

    sebelah kiri maupun kanan, Pastikan switch yang berada pada P5 panel diatas

    kepala pada posisi AUTO, pengoperasian pada posisi AUTO kira – kira suhu

    yang masuk 70°F ( 21°C ) Kemudian pastikan posisi dari outflow valve  pada

    indikasi menunjukan pada posisi pull membuka. 

    3.4.2 Pengetesan tekanan udara didalam kabin. 

      Pastikan semua pintu – pintu yang ada dipesawat tertutup dan diseal

    dengan rapih dan rapat. 

      Kemudian tempatkan switch untuk tekanan udara yang berada pada P5

    diatas pada posisi MAN untuk mematikan auto control pada valve. 

      Tempatkan switch untuk outflow valve  ( AOV ) yang berada di P5

     bagian depan diatas kepala dengan posisi menutup. 

      Catat keadaan dari udara sekitar seperti suhu didalam kabin, tekanan

    udara diluar kabin dan suhu udara yang berada diluar kabin pesawat. 

      Setelah itu mulai menutupnya Aft outflow valve ketika udara bertekanan

    masuk kedalam kabin. 

    Peringatan : Jangan menaikan tekanan udara lebih dari 1000 FPM,

    ketika kamu menaikan tekanan lebih dari 1000 FPM, dapat

    menyebabkan kerusakan pada struktur badan pesawat atau dapat terjadikecelakaan fisik pada orang yang ada didalam kabin pesawat. 

      Kemudian naikkan tekanan udara kabin secara perlahan – lahan dengan

    secara manual pada pengontrol, dengan tekanan udara kira – kira 300

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    58/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 44

    feet per minute. dengan cara manual tekanan udara dapat ditambah tetapi

    tidak boleh melebihi dari 1000 feet per minute. 

      Kemudian sesuaikan outflow valve pada posisi yang diijinkan dan dapat

    membuat nyaman dari orang yang ada didalam kabin dengan sambil

    menaikkan tekanan kedalam kabin. 

    Catatan : Dengan menaikkan tekanan kedalam kabin maka dapat

    menyebabkan lavatory and galley smoke detector   yang mempunyai

    alarm akan bunyi ketika tidak terjadi asap didalam kabin.

    Peringatan : Indikasi pada perbedaan didalam kabin pada indikator

    tekanan tidak boleh melebihi perbedaan  tekanan didalam pesawat lebih

    dari 4 psi selama kondisi normal, karena ketika menaikkan tekanan

    melebihi dari 4 psi akan menyebabkan kerusakan pada struktur pesawat

    maupun manusianya. 

      Kemudian naikkan tekanan kabin sampai perbedaan tekanan yang

    ditunjukkan pada indikator mencapai 4 psi. 

    Catatan : Komponen kipas pendingin akan bekerja cepat jika tekanan

    kabin lebih dari 15.7 psia, batas operasional dari kipas pada saat tekanan

    kabin sedang tinggi adalah kurang dari 30 menit. Jika kipas dengan

     panas yang berlebihan dan berhenti selama tingginya tekanan kabin saat

    operasional, pada komponen pendingin akan menyebabkan lampu akan

    menyala ( OFF ). Jika terjadi tempatkan switch posisi ALTERNATE

    untuk memperbaiki komponen aliran udara pendingin, setelah dimatikan

    secara periodik maka bagian dalam thermostat pada kipas dengan panas

    yang berlebihan akan secara otomatis kembali semula, dan kipas dapat

    kembali beroperasi lagi.

      Tutup outflow valve ketika kamu sudah mencapai perbedaan tekanan 4.0

     psi, dan juga harus memastikan posisi indikasi dari valve sudah menutup. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    59/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 45

      Kemudian matikan sistem dari air conditioning pack   pada posisi OFF,

    setelah itu matikan APU ( atau sumber lain yang digunakan ) jika tidak

    dibutuhkan lagi. 

      Kurang dari 5 menit setelah anda mematikan sistem dari air conditioning

     pack maka buat catatan data.

    Catatan : Jika outflow valve bagian belakang tidak tetap pull menutup

     pada saat proses pengetesan kebocoran kabin maka tekanan / waktu data

    yang didapat tidak akurat. 

      Setelah itu membuat catatan berapa perbedaan tekanan dan waktu selama

    tekanan kabin yang turun. 

    a)  Dimulai dari angka 4.0 psi dengan perbedaan tekanan (waktu nol) 

     b)  Kemudian berhenti jika mencapai tekanan 2.5 psi setelah tekanan

    dari APU dimatikan kemudian kita hitung memakai stopwatch. 

      Kemudian buat data dari lima sampai sepuluh set setiap hal berikut ini:

    1. Waktu pada stopwatch

    2. Perbedaan tekanan pada kabin

    3. Suhu dari kabin

    4. Tekanan ambient kabin

    Setelah melakukan pengetesan pada tekanan kabin pesawat Boeing 737 - 700

    dan mendapatkan data – data dari hasil pengetesan, maka kita dapat membuat tabel

     berapakah kebocoran kabin yang di ijinkan. dan dapat dilihat pada tabel 2, dimana data

     – data yang didapat dari hasil catatan setelah tekanan kabin dimatikan dan dilakukan

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    60/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 46

    metode decay dengan menggunakan stopwatch berapakah tekanan udara yang hilang

    dengan waktu yang dibutuhkan dan diijinkan menurut pabrik pembuat pesawat agar

    nyaman pada saat terbang untuk penumpang.

    Tabel 2. Tekanan udara yang hilang dihitung dengan menggunakan waktu dengan

    perbedaan tekanan sebesar 0.15 psid pada saat pengetesan di area hangar.

    TIME CABIN

    ( SECOND ) ( PSID )

    10 4

    20 3.85

    30 3.7

    40 3.55

    50 3.4

    60 3.25

    70 3.1

    80 2.95

    90 2.8

    100 2.65

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    61/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 47

    Gambar 19. Kurva kebocoran kabin setelah udara bertekanan dimatikan menggunakan

     perhitungan sesuai dengan grafik dari boeing memakai stopwatch.

    3.4.3 Daerah yang sering terjadi kebocoran pada tekanan kabin.

    Lakukanlah pengecekan pada saat sedang melakukan pengetesan kabin ada

     beberapa daerah yang sering terjadinya kebocoran kabin yaitu :

      Pastikan pendingin dari system elektronic pada automatic flow control valve 

     pada posisi pull menutup, valve akan menutup jika terjadi perbedaan tekanan

    sebesar 1.1 psi.

      Pastikan  Bilge drain yang mana terdapat pada bagian bawah badan pesawat

     pada posisi menutup, Bilge drain akan menutup kira – kira jika tekanan 2.0 psi.

      Pastikan semua pintu – pintu dari pesawat dengan karet yang berada disamping

    tidak terjadi kebocoran.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    62/89

     

    Teknik Mesin [ BAB – III Analisa dan Pembahasan ] 

    Universitas Mercu Buana | 48

      Pastikan semua bagian atas dari kaca – kaca penumpang maupun kokpit tidak

    ada kebocoran.

      Pastikan daerah Aft flow valve bagian belakang maupun karetnya tidak bocor.

      Pastikan semua tekanan kabin Safety relief valve tidak bocor.

      Pastikan tekanan kabin Negative relief valve maupun karetnya tidak bocor.

      Pastikan water service panel seal tidak ada kebocoran.

      Pastikan semua daerah dari air conditioning dan APU pipa , bulkhead bagian

     belakang tidak ada kebocoran.

      Pastikan semua control cable seal and pressure bulkhead penetration  tidak

    melebihi dari kebocoran.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    63/89

     Teknik Mesin  [ BAB – IV Perhitungan ]

    Universitas Mercu Buana | 47

    BAB IV

    PERHITUNGAN

    Analisa perhitungan kebocoran tekanan kabin pesawat menggunakan formula

    kenyataan / keadaan pada pesawat menggunakan metode yang dibuat oleh Chester

    W.Smith pada tahun 1945, ( Ref : Journal of the Aeronautical Science, June 1946 ).

    Yaitu:

    Dasar dari perhitungan Chester Smith’s dengan menggunakan komputer

     program untuk menganalisa dan menentukan kunci dari kebocoran tekanan kabin dankomponen beberapa keriterianya yaitu :

    Outflow valve(s), positive and negative pressure relief valve (s), overboard exhaust

    valve (s), emergency descent, MMEL / failure case,  and minimum repressurization

    inflow analys.

    Pada sistem udara bertekanan didalam kabin menyediakan perbedaan tekanan

    kabin dan udara tekanan luar dari kabin, untuk mencari perbedaan tekanan udara yang

    diukur dari ketinggian pesawat diatas sea level adalah.

    4.1 Analisa Perhitungan luas penampang kebocoran kabin pesawat pada saat

    descent.

    Dengan parameter – parameter :

    Gravimetric flow, ( W ) : 75 lb/min

    Tekanan absolute, ( Ptot ) : 14.70 psia

    Tekanan dalam kabin maks, ( Pcab ) : 10.92 psig

    Konstanta, ( K ) : 31.82

    Restriction Faktor, ( N ) : 1.3947

    Supply Temperature, ( Ttot ) : 10°C

    Discharge Coefficient, ( Cd ) :

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    64/89

     Teknik Mesin  [ BAB – IV Perhitungan ]

    Universitas Mercu Buana | 48

    Catatan :

    - Discharge Coefficient ( Cd ), tidak konstan dasarnya adalah Pcab/Pamb untuk

    mewakili perhitungan dari polynomial ( perbedaannya dari lubang udara dan udara yang

    tidak terkontrol ).

    - Maksimal perbedaan tekanan untuk pesawat Boeing 737 – 700 adalah sebesar 8.35

     psid.

    ( Ref : Aeronautical Vestpocket Handbook, United Technologies Pratt & Whitney,

    Government Engine and Space Propulsion, P&W 79500 September 1991 ).

      Besarnya tekanan luar pesawat pada saat pesawat akan memulai Descent  dengan

    ketinggian 41000 ft.

    Pamb =

    2561.53

    45.145

    )10)((17.14 ⎥

    ⎤⎢⎣

    ⎡   ×−

    − ft  Altitude 

    2561.53

    45.145

    )10)(41000(17.14 ⎥

    ⎤⎢⎣

    ⎡   ×−=

    − ft 

     

    2.579 psia 

     Luas penampang daerah kebocoran pada ketinggian 41000 ft. 

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    65/89

     Teknik Mesin  [ BAB – IV Perhitungan ]

    Universitas Mercu Buana | 49

    A = 2.072187001 sq in

    Maka dari hasil perhitungan luas daerah penampang kebocoran dan waktu yang

    dibutuhkan dapat dibuat table dan kurva untuk mengetahui  Allowable leak test  

    menggunakan Metode pressure decay.

    Table 3. Metode pressure decay untuk mencari luas kebocoran kabin.

  • 8/16/2019 Allowable Leakage 4

    66/89

     Teknik Mesin  [ BAB – IV Perhitungan ]

    Universitas Mercu Buana | 50

     No Gravimetric Supply Tekanan Discharge Tekanan Luas daerah Diff Waktu

    flow Temp luar kabin Coefficient Kabin kebocoran Press ( Menit )

    ( lb/min )   ( ° C ) ( Pamb )   ( Cd ) ( Pcab ) ( Sq in ) ( ps id )

    1   41000   75   10°C   2.579 0.23617216 10.92   2.072187001   8.341   1

    2   39000   75   10°C   2.849 0.26089744 10.92   1.875805643   8.071   2

    3   37000   75   10°C   3.142 0.28772894 10.92   1.700881692   7.778   3

    4   35000   75   10°C   3.459 0.31675824 10.92   1.545004416   7.461   4

    5   33000   75   10°C   3.800 0.34798535 10.92   1.406360599   7.120   5

    6   31000   75   10°C   4.169 0.38177656 10.92   1.281883012   6.751   6

    7   29000   75   10°C   4.567 0.41822344 10.92   1.170170851   6.353   7

    8   27000   75   10°C   4.994 0.45732601 10.92   1.070118197   5.926   8

    9   25000   75   10°C   5.454 0.49945055 10.92   0.979862537   5.466   9

    10   23000   75   10°C   5.947 0.54459707 10.92   0.898632971   4.973   10

    11   21000   75   10°C   6.475 0.59294872 10.92   0.825354483   4.445   11

    12   19000   75   10°C   7.041 0.64478022 10.92   0.759007282   3.879   12

    13   17000   75   10°C   7.647 0.70027473 10.92   0.698858412   3.273   13

    14   15000   75   10°C   8.294 0.75952381 10.92   0.644341726   2.626   14

    15   13000   75   10°C   8.986 0.82289377 10.92   0.59472182   1.934   15

    16   11000   75   10°C   9.722 0.89029304 10.92   0.54969865   1.198   16

    17   9000   75   10°C   10.51 0.96245421 10.92   0.508484327   0.41   17

    18   7000   75   10°C   11.34 1.03846154 10.92   0.47126722   -0.42   18

    19   5000   75   10°C   12.23 1.11996337 10.92   0.436972222   -1.31   19