14
1 AKUNTANSI PAJAK ATAS JASA KONSTRUKSI & JOINT OPERATION Disusun oleh: Bayu (22463) Endy Tampubolon (22464) Wahyu Widi Nugroho (22472)

Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jasa Konstruksi & JO

Citation preview

Page 1: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

1

AKUNTANSI PAJAK ATAS JASA KONSTRUKSI & JOINT

OPERATION

Disusun oleh: Bayu (22463)

Endy Tampubolon (22464)Wahyu Widi Nugroho (22472)

Page 2: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

2

Jasa Konstruksi :

“layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.”

- UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi ps. 1 (2).

PENGERTIAN

Page 3: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

3

Pekerjaan Konstruksi :“keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.” - UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi ps. 1 (3).

PENGERTIAN

Page 4: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

4

Perencana Konstruksi :“penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain.” – UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi ps. 1 (10).

PENGERTIAN

Page 5: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

5

Pelaksana Konstruksi :“penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain.” – UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi ps. 1 (11).

PENGERTIAN

Page 6: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

6

Pengawasan Konstruksi :“penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.”– UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi ps. 1 (12).

PENGERTIAN

Page 7: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

7

Joint Operation :

Merupakan perkumpulan dua badan atau lebih yang bergabung untuk menyelesaikan suatu proyek, penggabungan ini bersifat sementara sampai proyek tersebut selesai.

PENGERTIAN

Page 8: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

8

Bentuk penggabungan seperti ini bukanlah merupakan subjek pajak dari pengenaan PPh Badan, namun penghasilan yang diperoleh atas bagi hasil pada masing-masing badan yang bergabung tersebut sesuai porsi atau bagian pekerjaan atau penghasilan yang diterimanya, tetap merupakan Objek Pajak dan dikenakan pada Badan usaha masing-masing yang menjalankan Joint Operation tersebut.

JOINT OPERATION

Page 9: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

9

Meskipun Joint Operation tidak dikenakan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 di Badan usahanya, mereka tetap diwajibkan memungut PPh 21 atas karyawannya, PPh 23/26 atas setiap transaksi yang berkaitan dengan biaya yang merupakan objek PPh potong-pungut serta memungut transaksi PPN atas setiap transaksi yang terkait dengan penjualannya.

Oleh karena itu Joint Operation harus memperoleh NPWP untuk tujuan administrasi dalam pemungutan PPh dan PPN.

JOINT OPERATION

Page 10: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

10

Objek Pajak :

PP No. 51 tahun 2008 Penghasilan.“Atas penghasilan dari usaha Jasa

Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.”

UU PPN & PPnBM Ps. 4 (1)

OBJEK & TARIF PAJAK

Page 11: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

11

Tarif Pajak :

Semua tarif bersifat final.

TARIF PAJAK

NO JENIS PEKERJAAN KUALIFIKASITARIF PPhPs. 4 ayat

(2)

TARIF PPN

1 Perencana Konstruksi

Besar, Menengah dan Kecil 4 % 10 %

2 Perencana Konstruksi

Tidak memiliki kualifikasi usaha 6 % 10 %

3 Pelaksana Konstruksi Besar 3 % 10 %

4 Pelaksana Konstruksi Menengah 3 % 10 %

5 Pelaksana Konstruksi Kecil 2 % 10 %

6 Pelaksana Konstruksi

Tidak memiliki kualifikasi usaha 4 % 10 %

7 Pengawasan Konstruksi

Besar, Menengah dan Kecil 4 % 10 %

8 Pengawasan Konstruksi

Tidak memiliki kualifikasi usaha 6 % 10 %

Page 12: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

12

Pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) dan PPN :

Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) PP No. 51 Tahun 2008, disebutkan bahwa PPh Final Pasal 4 ayat (2)a. dipotong oleh Pengguna Jasa pada saat

pembayaran, dalam hal Pengguna Jasa merupakan pemotong pajak; atau

b. disetor sendiri oleh Penyedia Jasa, dalam hal Pengguna Jasa bukan merupakan pemotong pajak.

PEMOTONGAN PAJAK

Page 13: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

13

UU No. 18 th. 1999 tentang Jasa Konstruksi. PP No. 51 th. 2008 tentang Pajak Penghasilan

Atas Usaha Jasa Konstruksi. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa

Konstruksi Nomor 11a Tahun 2008 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi.

REFERENSI

Page 14: Akuntansi Perpajakan Atas Jasa Konstruksi & Jo

14