5
Ringkasan Kasus Jika suatu perusahaan terdaftar di pasar modal, etika yang ditemukan adalah keadilan terhadap pemegang saham minoritas di bursa. Sebagai contoh kasus akuisisi Internal Perusahaan Salim Group pada bulan Juli 1992 yaitu akuisisi Indocement terhadap Bogasari yang ditenggarai terjadi karena adanya niat-niat yang menyimpang dari emiten. Kala itu Bogasari yang mencapai laba tahunan sebesar Rp 65 milyar dibeli seharga Rp 1,1 trilyun. Dalam kasus ini, tentu yang dirugikan adalah pemilik saham minoritas karena adanya pengurangan deviden akibat dari peningkatan asset dan beban depresiasi. Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pemilik saham minoritas tidak punya hak untuk menolak akuisis ini. Pemerintah pun tak luput dirugikan dalam hal ini dalam hal sektor penerimaan pajak akibat peningkatan penyusustan. Wujud dari masalah etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor-faktor: (1) berkaitan dengan hati nurani, standar moral, atau nilai terdalam dari manusia, (2) karena masalahnya rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan persepsi tentang sesuatu yang buruk atau tidak buruk; membahagiakan atau menjengkelkan, (3) menghadapi pilihan yang serba salah, contoh Akuisisi internal Indocement terhadap Bogasari ; pilihannya kalau mau dapat untung harus tetap menjalankan akuisisi internal tersebut namun tetap dibayangi masalah etika yaitu

AKUISISI BOGASARI.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKUISISI BOGASARI.docx

Ringkasan Kasus

Jika suatu perusahaan terdaftar di pasar modal, etika yang ditemukan adalah keadilan

terhadap pemegang saham minoritas di bursa. Sebagai contoh kasus akuisisi Internal

Perusahaan Salim Group pada bulan Juli 1992 yaitu akuisisi Indocement terhadap Bogasari

yang ditenggarai terjadi karena adanya niat-niat yang menyimpang dari emiten. Kala itu

Bogasari yang mencapai laba tahunan sebesar Rp 65 milyar dibeli seharga Rp 1,1 trilyun.

Dalam kasus ini, tentu yang dirugikan adalah pemilik saham minoritas karena adanya

pengurangan deviden akibat dari peningkatan asset dan beban depresiasi. Selain itu, dalam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pemilik saham minoritas tidak punya hak untuk

menolak akuisis ini.  Pemerintah pun tak luput dirugikan dalam hal ini dalam hal sektor

penerimaan pajak akibat peningkatan penyusustan.

Wujud dari masalah etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor-faktor:

(1) berkaitan dengan hati nurani, standar moral, atau nilai terdalam dari manusia,

(2) karena masalahnya  rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan persepsi tentang

sesuatu yang buruk atau tidak buruk; membahagiakan atau menjengkelkan,

(3) menghadapi pilihan yang serba salah, contoh Akuisisi internal Indocement terhadap

Bogasari ; pilihannya kalau mau dapat untung harus tetap menjalankan akuisisi internal

tersebut namun tetap dibayangi masalah etika yaitu merugikan pemegang saham

minoritas dan merusak nama Bursa karena ketidaktransparanan.

(4) kemajemukan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan.

(Sumber: Julianto, 2011)

Is it legal?

Dengan dikeluarkannya Surat oleh Ketua Bapepam kepada seluruh emiten dengan nomor

S-456/PM/1991 yang berisikan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelian saham atau

penyertaan pada perusahaan lain, kegiatan akuisisi menjadi semakin sering dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan publik.

Hal yang menjadi perhatian pada saat itu adalah bahwa peraturan yang diterapkan belum

cukup untuk melindungi kepentingan publik terutama untuk transaksi akuisisi yang

mengandung benturan kepentingan, seperti transaksi akuisisi internal. Yang terjadi pada saat

itu adalah pada akuisisi internal, pengambil keputusan mulai dari rencana sampai dengan

Page 2: AKUISISI BOGASARI.docx

pelaksanaan transaksi berada pada pihak yang sama sehingga menyebabkan adanya benturan

kepentingan.

Peraturan yang berlaku pada saat itu adalah bahwa keputusan boleh tidaknya suatu transaksi

dilakukan ditentukan oleh suara terbanyak pada RUPS, sedangkan suara terbanyak dimiliki

oleh pemegang saham utama yang memang berkepentingan dengan transaksi-transaksi

tersebut (Hendriyan, 2011).

Jadi menurut pendapat kami akuisisi internal yang dilakukan oleh PT Indocement terhadap

PT Bogasari pada Juli 1992 secara hukum legal karena belum terdapat peraturan yang secara

khusus mengatur tentang akuisisi internal.

Is it balanced?

Menurut kami, kedua perusahaan tersebut mengambil keputusan secara tidak fair karena

pengambilan keputusan tersebut hanya melibatkan pemegang saham mayoritas dalam RUPS

terkait dengan akuisisi PT Bogasari Flour Mills oleh PT Indocement tahun 1992. Keputusan

ini tentunya hanya menguntungkan bagi pemegang saham mayoritas dan emiten itu sendiri,

sementara pemegang saham minoritas dan pemerintah dirugikan atas keputusan ini.

Emiten yang mengakuisisi tersebut akan diuntungkan karena memiliki tambahan modal yang

diperoleh dari PT Bogasari. Hal ini berdampak pada posisi keuangan PT Indocement yang

terlihat lebih kuat pasca akuisisi, sehingga PT Indocement akan lebih mudah untuk

mendapatkan modal tambahan ataupun dalam pengajuan utang.

Sementara pemegang saham minoritas secara tidak langsung dirugikan oleh akuisisi tersebut

karena harga saham perusahaan tempat dia berinvestasi akan sangat fluktuatif sekali sehingga

merugikan investasinya, deviden yang akan diterima pun jumlahnya akan berkurang. Dalam

kasus ini, manajemen puncak yang sekaligus pemegang saham mayoritas cenderung

“mempermainkan” harga saham di bursa. Selain itu, pemegang saham minoritas yang tentu

kalah dalam hak suara mau tidak mau menerim keputussan akuisisi internal ini.

Akibat dari akuisisi yang dilakukan, nilai aset (tetap) perusahaan menjadi besar sehingga

akan memperbesar biaya penyusutan yang berdampak pada menurunya beban pajak yang

Page 3: AKUISISI BOGASARI.docx

harus ditanggung oleh perusahaan bersangkutan. Pemerintah dirugikan karena penerimaan

pajaknya menjadi lebih kecil.

Selain itu, keputusan akuisisi internal ini juga merugikan para kompetitor lain dalam industri

makanan. Karena hal tersebut, pangsa pasar kompetitor menjadi lebih sempit dan

memungkinkan Salim Group untuk melakukan monopoli terhadap industri makanan

(gandum). Perlu diingat, Salim Group membeli sebagian besar saham PT. Bogasari dari

BULOG dengan harga murah. Padahal seperti yang kita ketahui BULOG merupakan satu-

satunya importir gandum pada masa itu.

How will it make feel about myself?

Dilihat dari perspektif pembuat keputusan mereka mungkin akan merasa bangga dengan

keputusan mereka karena seolah-olah terdapat peningkatan kinerja mereka. Dengan demikian

akan memperkokoh perusahaan itu sendiri secara finansial.

Sementara bila ditinjau dari situasi pada saat itu, Salim Group memiliki hubungan baik

dengan penguasa Orde Baru sehingga pembuat keputusan tidak terlalu khawatir media akan

mengekspos hal itu kepada masyarakat secara negatif. Hal ini tentunya membuat decision

maker tetap merasa nyaman dengan keputusan yang telah diambil.

Kesimpulan