37
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................ 1 Bab I Pendahuluan ................................................... 1 I.1 Asuransi, Aktuaria, dan Aktuaris ..................... 1 I.2 Review Teori Peluang ............................... 2 Bab II Distribusi Survival dan tabel Mortalitas ........................ 6 II.1 Distribusi Survival .................................. 6 II.1.1 Fungsi distribusi dan Fungsi survival ............ 6 II.1.2 Peluang meninggal ........................... 7 II.1.3 Curtate-Future-Lifetime (CFL) ................. 10 II.1.4 Laju Kematian .............................. 11 II.2 Tabel Mortalitas (TM) .............................. 13 II.2.1 Hubungan TM dengan fungsi survival ........... 13 Bab III Anuitas Pasti .................................................. 16 III.1 Bunga Sederhana dan Bunga Majemuk ................ 16 III.2 Anuitas Pasti dengan Pembayaran Diskrit .............. 17 III.2.1 Nilai tunai di akhir jangka waktu ............... 17 III.2.2 Nilai tunai sekarang .......................... 18 III.3 Anuitas Pasti dengan Pembayaran Kontinu ............. 21 Bab IV Asuransi Jiwa .................................................. 24 IV.1 Asuransi Dibayar Saat Meninggal ..................... 24 IV.1.1 Asuransi seumur hidup ........................ 25 IV.1.2 Asuransi berjangka n tahun ................... 25 IV.1.3 Asuransi endowmen (dwiguna) ................. 26 IV.1.4 Asuransi seumur hidup tertunda m tahun ....... 27 IV.1.5 Asuransi berjangka n tahun tertunda m tahun . . . 28 IV.1.6 Asuransi dengan santunan membesar/mengecil . . . 29 IV.2 Asuransi Dibayar di Akhir Tahun Meninggal ........... 33 IV.3 Hubungan antara Santuan dibayar Saat meninggal dan di Akhir Tahun Meninggal ........................... 35 1

aktuariaSubbab4-2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

matematika aktuaria

Citation preview

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

    Bab I Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1I.1 Asuransi, Aktuaria, dan Aktuaris . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1I.2 Review Teori Peluang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

    Bab II Distribusi Survival dan tabel Mortalitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6II.1 Distribusi Survival . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

    II.1.1 Fungsi distribusi dan Fungsi survival . . . . . . . . . . . . 6II.1.2 Peluang meninggal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7II.1.3 Curtate-Future-Lifetime (CFL) . . . . . . . . . . . . . . . . . 10II.1.4 Laju Kematian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

    II.2 Tabel Mortalitas (TM) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13II.2.1 Hubungan TM dengan fungsi survival . . . . . . . . . . . 13

    Bab III Anuitas Pasti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16III.1 Bunga Sederhana dan Bunga Majemuk . . . . . . . . . . . . . . . . 16III.2 Anuitas Pasti dengan Pembayaran Diskrit . . . . . . . . . . . . . . 17

    III.2.1 Nilai tunai di akhir jangka waktu . . . . . . . . . . . . . . . 17III.2.2 Nilai tunai sekarang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

    III.3 Anuitas Pasti dengan Pembayaran Kontinu . . . . . . . . . . . . . 21

    Bab IV Asuransi Jiwa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24IV.1 Asuransi Dibayar Saat Meninggal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24

    IV.1.1 Asuransi seumur hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25IV.1.2 Asuransi berjangka n tahun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25IV.1.3 Asuransi endowmen (dwiguna) . . . . . . . . . . . . . . . . . 26IV.1.4 Asuransi seumur hidup tertunda m tahun . . . . . . . 27IV.1.5 Asuransi berjangka n tahun tertunda m tahun . . . 28IV.1.6 Asuransi dengan santunan membesar/mengecil . . . 29

    IV.2 Asuransi Dibayar di Akhir Tahun Meninggal . . . . . . . . . . . 33IV.3 Hubungan antara Santuan dibayar Saat meninggal dan

    di Akhir Tahun Meninggal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

    1

  • Bab I Pendahuluan

    I.1 Asuransi, Aktuaria, dan Aktuaris

    Asuransi berasal dari kata assurance atau insurance yang berarti jaminan.

    Menurut Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian:

    Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

    pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima

    premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena

    kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau

    tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung,

    yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu

    pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

    dipertanggungkan.

    Badan yang menyalurkan risiko disebut tertanggung dan badan yang

    menerima risiko disebut penanggung. Perjanjian antara kedua badan

    ini disebut kebijakan yaitu sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap

    istilah dan kondisi yang dilindungi. Kebijakan tersebut disebut juga sebagai

    polis asuransi. Biaya yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung

    untuk risiko yang ditanggung disebut premi. Ini biasanya ditentukan oleh

    penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya adminis-

    tratif, dan keuntungan.

    Penanggung menggunakan ilmu aktuaria untuk menghitung risiko yang

    mereka perkirakan. Ilmu aktuaria menggunakan matematika, terutama

    statistika dan probabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi risiko

    untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat

    diandalkan. Orang yang ahli dalam ilmu aktuaria disebut aktuaris. Pemer-

    intah telah mengatur bahwa setiap perusahaan asuransi wajib mempunyai

    seorang aktuaris.

    Menurut website PAI, www.aktuaris.org, aktuaris adalah seorang ahli yang

    dapat mengaplikasikan ilmu keuangan dan teori statistik untuk menyelesaikan

    persoalan-persoalan bisnis aktual. Persoalan ini umumnya menyangkut analisa

    1

  • kejadian masa depan yang berdampak pada segi finansial, khususnya yang

    berhubungan dengan besar pembayaran di masa depan dan kapan pembayaran

    dilakukan pada waktu yang tidak pasti.

    Secara umum, aktuaris bekerja di bidang konsultasi, perusahaan asuransi

    jiwa, pensiun, dan investasi. Aktuaris juga sudah merambah ke bidang-

    bidang lainnya yang sangat memerlukan kemampuan analitis, seperti

    Asuransi Umum/Kerugian, Kesehatan, Manfaat Karyawan, Kebijakan Sosial,

    Keuangan, dan Manajemen Resiko.

    Gelar aktuaris di Indonesia diberikan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI)

    setelah seorang individu menempuh ujian profesi dan sertifikasi yang terdiri

    dari 8 mata ujian untuk tingkat associate dan 5 mata ujian tambahan jika ingin

    mencapai tingkatan fellow. Seorang sarjana Matematika mempunyai peluang

    lebih besar untuk meraih gelar ini karena empat topik yang diujikan merupakan

    mata kuliah yang umumnya ditawarkan suatu program studi tersebut yaitu,

    Matematika Keuangan, Probabilitas dan Statistik, Metode Statistik, dan

    Matematika Aktuaria. Mata ujian lainnya yang perlu dipelajari sendiri

    adalah Ekonomi, Akuntansi, Teori Resiko, dan Pendidikan Profesionalisme.

    I.2 Review Teori Peluang

    Berikut beberapa istilah yang terkait dengan konsep dasar peluang:

    Percobaan acak Percobaan yang hasilnya tidak dapat diprediksi tetapi

    kemungkinan hasil-hasil yang terjadi dapat diketahui. Ciri lain dari

    percobaan acak adalah bahwa percobaan tersebut dapat diulang-ulang

    di bawah kondisi yang sama.

    Ruang sampel Semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak.

    Kejadian/peristiwa Subset dari ruang sampel.

    Variabel acak Fungsi bernilai real yang terdefinisi di ruang sampel. Variabel

    acak dikatakan diskrit jika nilai-nilainya (countable) dan dikatakan

    kontinu jika nilai-nilainya dapat diambil dari suatu interval.

    Variabel acak indikator Variabel acak yang hanya bernilai 0 atau 1.

    Variabel ini disebut juga variabel Bernoulli.

    2

  • Pada aktuaria contoh variabel acak diskrit, misalnya banyaknya klaim dan

    contoh variabel acak kontinu, misalnya usia meninggal dan besarnya santunan.

    Fungsi distribusi. Misalkan X suatu variabel acak. Fungsi distribusi dari

    variabel acak X didefinisikan sebagai fungsi

    F (x) = P (X x)

    Fungsi ini bersifat:

    1. Monoton tak turun. Artinya

    jika x1 x2 maka F (x1) F (x2)

    2. Nilai limit di ketakhinggaan

    limx+

    F (x) = 1 dan limx

    F (x) = 0

    3. Kontinu kanan

    limxx+0

    F (x) = F (x0)

    Fungsi distribusi disebut juga fungsi distribusi kumulatif.

    Contoh I.1. Sebuah dadu yang seimbang dilantunkan sekali. Misalkan X

    menyatakan banyaknya spot pada permukaan dadu. Tentukan F (3), F (3, 4),

    F (3 + 1n), dan F (3 1

    n).

    a. F (3) = P (X 3) = 12

    b. F (3, 4) = P (X 3, 4) = 12

    c. F (3 + 1n) = P (X 3 + 1

    n) = 1

    2

    d. F (3 1n) = P (X 3 1

    n) = P (X = 1) + P (X = 2) = 1

    3

    Fungsi densitas. Jika X kontinu maka P (X = x) = 0, dan F dapat

    dinyatakan sebagai

    F (x) =

    x

    f(s)ds

    dengan f(s) disebut fungsi densitas. Jika f juga kontinu maka hubungan

    antara fungsi densitas dengan fungsi distribusi adalah

    f(x) =dF (x)

    dx

    3

  • Selanjutnya peluang

    P (a < X < b) = F (b) F (a) = ba

    f(s)ds

    Jika X variabel acak diskrit, fungsi densitas didefinisikan sebagai

    f(x) = P (X = x)

    Fungsi densitas disebut juga fungsi densitas peluang atau fungsi kepadatan

    peluang. Untuk kasus diskrit fungsi ini disebut juga fungsi peluang massa

    atau fungsi peluang.

    Contoh I.2. Pada asuransi berjangka satu tahun, perusahaan asuransi

    setuju memberikan santunan sebesar b rupiah jika tertanggung meninggal

    dunia dalam jangka waktu satu tahun dan santunan tidak dibayarkan jika

    tertanggung masih hidup. Misalkan peluang terjadinya klaim adalah q,

    tentukan distribusi dari besarnya santunan yang harus dibayarkan.

    Jawab. Misalkan X besarnya santunan yang harus dibayarkan. Maka

    fungsi densitas dari X

    f(x) =

    1 q, x = 0q, x = b

    0, x lainnya

    dan fungsi distribusinya

    F (x) = P (X x) =

    0, x < 0

    q, 0 x < b1, x b

    Ekspektasi Misalkan X variabel acak dengan fungsi densitas f(x). Jika X

    kontinu maka ekspekstasi dari X

    E[X] =

    xf(x)dx

    dan jika X diskrit

    E[X] =x

    xf(x)

    4

  • Variansi Misalkan X variabel acak dengan fungsi densitas f(x). Variansi

    dari X adalah

    Var(X) = E[(X )2] = E[X2] 2

    dengan = E[X]

    Distribusi gabungan Misalkan (X, Y ) vektor acak. Maka fungsi

    distribusi gabungan dari (X, Y )

    F (x, y) = P (X x, Y y)

    Untuk kasus diskrit, fungsi densitas gabungan dari (X, Y ) adalah

    f(x, y) = P (X = x, Y = y)

    dan untuk kasus kontinu fungsi distribusi dapat dinyatakan sebagai

    F (x, y) =

    x

    y

    f(w1, w2)dw1dw2

    dengan f(x, y) fungsi densitas gabungan dari (X, Y ).

    Peluang bersyarat Peluang bersyarat dari Y diberikan X = x didefini-

    sikan

    P (Y = y|X = x) = P (Y = y,X = x)P (X = x

    Ekspektasi Jika W = g(X, Y ) maka untuk kasus diskrit ekspektasi dari

    W didefinisikan

    E[W ] =x

    y

    g(x, y)f(x, y)

    dan untuk kasus kontinu

    E[W ] =

    g(x, y)f(x, y)dxdy

    Sifat penting Misalkan X dan Y variabel acak, maka

    a. E[X] = E[E[X|Y ]]

    b. Var(X)Var(E[X|Y ]) + E[Var(X|Y )]

    5

  • Bab II Distribusi Survival dan tabel

    Mortalitas

    II.1 Distribusi Survival

    Meninggalnya seseorang merupakan sesuatu yang pasti terjadi namun kapan

    terjadinya tidak dapat diprediksi. Karena itu, usia meninggal merupakan

    suatu variabel acak. Distribusi usia meninggal dapat dinyatakan dalam bentuk

    fungsi distribusinya atau fungsi survivalnya.

    II.1.1 Fungsi distribusi dan Fungsi survival

    Misalkan X menyatakan usia meninggal (berarti X 0). Fungsi distribusidari X adalah fungsi

    F (x) = P (X x) (2.1)

    Fungsi survival dari X adalah fungsi

    s(x) = 1 F (x) = P (X > x)

    F (x) dibaca peluang seseorang meninggal paling tua pada usia x dan s(x)

    dibaca peluang seseorang masih hidup sampai usia x.

    Dalam hal ini digunakan asumsi F (0) = 0 dan s(0) = 1. Dengan demikian

    persamaan (2.1) dapat dipandang sebagai peluang meninggal untuk bayi yang

    baru lahir sebab

    P (X x|X > 0) = P (X x,X > 0)P (X > 0)

    =P (X x)

    s(0)= P (X x)

    Latihan. Apa artinya

    a. s(20) b. P (X 70) c. s(100) d. F (25) e. P (X > 35)

    6

  • II.1.2 Peluang meninggal

    Peluang meninggal seseorang berusia x

    Perhatikan bahwa

    P (x < X z)|X > x)

    dapat dibaca peluang seseorang berusia x akan meninggal paling tua pada usia

    z. Berdasarkan definisi peluang bersyarat,

    P (x < X z)|X > x) = P (x < X z,X > x)P (X > x)

    =P (x < X z)P (X > x)

    =F (z) F (x)

    1 F (x)

    Tetapi F (x) = 1 s(x) sehingga

    P (x < X z)|X > x) = (1 s(z)) (1 s(x))s(x)

    =s(x) s(z)

    s(x)

    Jadi

    P (x < X z)|X > x) = 1 s(z)s(x)

    (2.2)

    Peluang meninggal/hidup t tahun lagi

    Misalkan seseorang berusia x dinotasikan dengan (x). Maka variabel acak

    T (x) = X x

    dapat merepresentasikan sisa hidup (x). Berarti, untuk bayi yang baru lahir

    atau (0), sisa hidupnya adalah T (0) = X. Selanjutnya, peluang

    P (T (x) t)

    7

  • dapat dibaca peluang (x) akan meninggal paling lama t tahun lagi.

    Pada aktuaria, peluang hidup dan peluang meninggal untuk (x) masing-masing

    dinotasikan dengan

    tpx : Peluang (x) akan hidup sampai t tahun lagi

    tqx : Peluang (x) akan meninggal dalam t tahun

    Berdasarkan definisinya tpx dan tqx dapat ditulis sebagai

    tqx = P (T (x) t) = P (x < X t|X > x)

    dan

    tpx = 1 tqx = P (T (x) > t)

    Untuk t = 1, notasi 1qx dan 1px cukup ditulis

    qx : peluang (x) akan meninggal dalam setahun

    px : peluang (x) hidup setahun lagi

    Hubungan antara peluang hidup dan fungsi survival

    tpx =s(x+ t)

    s(x)

    Bukti. Berdasarkan definisi tqx dan persamaan (2.2) diperoleh

    tqx = P (T (x) t) = P (x < X < x+ t|X = x)

    = 1 s(x+ t)s(x)

    Akibatnya

    tpx =s(x+ t)

    s(x)

    Jadi terbukti.

    Khususnya, untuk kasus bayi yang baru lahir atau (0),

    xp0 = s(x) x 0

    8

  • Peluang (x) akan meninggal antara usia x+ t dan x+ t+ u

    Dinotasikan dengan t|uqx. Berdasarkan definisinya,

    t|uqx = P (t < T (x) t+ u)

    = P (T (x) t+ u) T (x) t)

    = t+uqx tqx= tpx t+upx

    Untuk u = 1 cukup ditulis t|qx.

    Peluang t|uqx juga dapat dinyatakan sebagai perkalian antara tpx dan uqx+t.

    Bukti. Karena

    tqx = 1s(x+ t)

    s(x)dan tpx =

    s(x+ t)

    s(x)

    maka

    t|uqx =s(x+ t)

    s(x) s(x+ t+ u)

    s(x)

    =s(x+ t) s(x+ t+ u)

    s(x)

    =s(x+ t)

    s(x)

    (s(x+ t) s(x+ t+ u)

    s(x+ t)

    )= tpx

    (1 s(x+ t+ u)

    s(x+ t)

    )= tpx uqx+t

    Daftar lambang

    (x) : seseorang berusia x

    X : variabel acak yang menyatakan usia meninggal

    T (x) : variabel acak yang menyatakan sisa hidup untuk (x)

    s(x) : peluang hidup sampai usia x

    tpx : peluang (x) akan hidup sampai t tahun lagi

    tqx : peluang (x) akan meninggal dalam t tahun

    t|uqx : peluang (x) akan meninggal antara usia x+ t dan x+ t+ u

    9

  • Latihan

    Apa arti dari simbol-simbol berikut:

    a. P (X 30)

    b. P (X > 30)

    c. s(40)

    d. F (50)

    e. 5p20

    f. 5q20

    g. 2|5q20

    II.1.3 Curtate-Future-Lifetime (CFL)

    CFL untuk (x) adalah variabel acak yang menyatakan bilangan bulat terbesar

    pada variabel acak T (x). Dengan kata lain jika K(x) CFL untuk (x) maka

    K(x) = bT (x)c

    Contoh

    Misal T (x)= 25 tahun 4 bulan 2 hari. Maka K(x) = 25 tahun.

    Misal T (x)= 20 tahun 11 bulan 26 hari. Maka K(x) = 20 tahun

    Distribusi dari CFL

    Fungsi densitas (pdf) dari K(x):

    P (K(x) = k) = P (k T (x) < k + 1)

    = P (k < T (x) k + 1)

    = kpx k+1px= kpx qx+k = k|qx

    dan fungsi distribusinya

    FK(x)(y) =k

    h=0

    h|qx = k+1qx

    10

  • dengan y 0 dan k = byc

    II.1.4 Laju Kematian

    Diketahui

    P (x < X < x+4x|X > x) = FX(x+4x) FX(x)1 FX(x)

    Jika 4x 0 maka

    lim4x0

    FX(x+4x) FX(x)1 FX(x)

    =d

    dxFX(x) = fX(x)

    sehingga

    P (x < X < x+4x) =fX(x)4x1 FX(x)

    Fungsi

    (x) =fX(x)

    1 FX(x)=s(x)s(x)

    disebut laju kematian untuk (x). Nilai (x) dapat diinterpretasikan sebagai

    peluang (x) akan meninggal sebentar lagi (dalam waktu yang sangat singkat).

    Hubungan antara peluang hidup dengan laju kematian

    1. Tunjukkan

    npx = e

    n0 (x+s)ds

    Bukti. Dari definisi laju kematian

    (y) = s(y)

    s(y)= d

    dyln s(y)

    atau

    (y)dy = d ln s(y)

    11

  • Dengan mengintegralkan kedua ruas dari x sampai x+ n diperoleh

    x+nx

    (y)dy = ln s(y)|x+nx

    = lns(x+ n)

    s(x)

    = ln npx

    Misal s = y x maka ds = dy. Jika y = x maka s = 0 dan jika y = x + nmaka s = n. Akibatnya

    npx = e

    n0 (x+s)ds

    Jadi terbukti.

    Untuk kasus (0), hubungan antara peluang hidup, fungsi survival, dan laju

    kematian adalah

    xp0 = s(x) = e

    x0 (s)ds, x 0

    2. Tunjukkan pdf dari T (x) adalah

    fT (x)(t) = tpx (x+ t)

    Bukti. Karena T (x) variabel acak kontinu maka pdf-nya

    fT (x)(t) =d

    dtFT (x)(t) =

    d

    dtP (T (x) t) = d

    dttqx

    =d

    dt

    [1 s(x+ t)

    s(x)

    ]= s

    (x+ t)

    s(x)

    =s(x+ t)

    s(x)

    s(x+ t)

    s(x+ t)

    = tpx (x+ t) t 0

    Jadi terbukti.

    12

  • Selain itu, karena fT (x)(t) =ddt tqx dan tqx = 1 tpx maka

    d

    dt(1 tpx) =

    d

    dttpx = tpx (x+ t)

    II.2 Tabel Mortalitas (TM)

    Tabel mortalitas adalah tabulasi nilai fungsi-fungsi dasar qx, `x, dx dan fungsi

    tambahan lainnya yang didaftar berdasarkan usia x atau rentang usia (x, x+1)

    dengan x = 0, 1, 2, . . . , dan batas usia yang mungkin (contoh lihat Bowers,

    et al., 1997, hal. 60-63 ).

    Tabel mortalitas yang populer di Indonesia adalah Tabel CSO 1958. Saat ini

    Indonesia juga sudah mempunyai tabel mortalitas sendiri yaitu TMI 1999.

    II.2.1 Hubungan TM dengan fungsi survival

    Misalkan terdapat `0 bayi yang baru lahir dan setiap bayi diindeks dengan

    j = 1, 2, . . . , `0. Definisikan variabel indikator

    Ij(x) =

    {1, jika bayi ke-j masih hidup

    0, jika bayi ke-j meninggal

    Misalkan Lx menyatakan bayi yang bertahan hidup sampai usia x. Maka

    Lx =`0j=1

    Ij(x)

    Karena E[Ij(x)] = 1.s(x) = s(x) maka

    E[Lx] =`0j=1

    E[Ij(x)] = `0 s(x) tulis `x

    Dengan kata lain `x menyatakan banyaknya bayi yang diharapkan masih hidup

    sampai usia x dan

    `x = `0 s(x)

    13

  • Misalkan nDx menyatakan banyaknya bayi yang meninggal antara usia x danx+ n, dan ndx menyatakan ekspektasinya. Maka

    ndx = E[nDx] = `0s(x) `0s(x+ n) = `0[s(x) s(x+ n)]

    = `x `x+n

    Ketika n = 1, 1dx cukup ditulis dx.

    Densitas meninggal pada selang (x, x+ dx)

    Karena `x = `0 s(x) maka

    1`x

    d`xdx

    = 1s(x)

    ds(x)

    dx= (x)

    dan

    d`x = `x(x)dx

    Karena

    `x(x) = `0 xp0 (x) = `0fX (x),

    faktor `x(x) dapat diinterpretasikan sebagai densitas kematian yang

    diharapkan pada selang (x, x+ dx).

    Selanjutnya,

    `x = `0e

    x0 (y)dy

    `x+n = `xe

    x+nx (y)dy

    `x+n `x = x+nx

    `y(y)dy

    Penulisan tpx, tqx, x sebagai fungsi dari `x

    tpx =s(x+ t)

    s(x)=`0s(x+ t)

    `0s(x)=`x+t`x

    tqx = 1`x+t`x

    =`x `x+t

    `x

    x = s(x)

    s(x)=`0s(x)

    `0s(x)= `

    x

    `x

    14

  • Akibatnya

    px =`x+1`x

    qx =`x `x+t

    `x=dx`x

    Daftar lambang

    K(x) : bilangan bulat terbesar dari sisa hidup T (x)

    px : peluang (x) hidup setahun lagi

    qx : peluang (x) meninggal dalam setahun

    k|qx : peluang (x) meninggal antara usia x dan x+ 1

    (x) : peluang (x) akan meninggal dalam waktu yang sangat singkat

    Lx : banyaknya (x) yang masih hidup`x : banyaknya (x) yang diharapkan masih hidup

    nDx : banyaknya (x) yang meninggal dalam n tahun

    ndx : banyaknya (x) yang diharapkan meninggal dalam n tahun

    dx : banyaknya (x) yang diharapkan meninggal dalam setahun

    Beberapa Hukum Mortalitas

    1. Hukum De Moivre (1729)

    x =1

    x, dengan 0 x

    dengan menyatakan usia tertua dimana seseorang masih hidup.

    2. Gompertz (1825)

    x = Bcx

    dengan B > 0, c > 1, x 0

    3. Makeham (1860)

    x = A+Bcx

    dengan B > 0, A B, c > 1, x 0

    4. Weibull (1939)

    x = kxn

    dengan k > 0, n > 0, x 0

    15

  • Bab III Anuitas Pasti

    Anuitas adalah serangkaian pembayaran berkala yang dilakukan dalam jangka

    waktu tertentu. Satuan waktu yang digunakan misalnya tahunan, bulanan,

    harian, atau satuan waktu lainnya. Karena masa pembayarannya tertentu,

    anuitas ini disebut juga anuitas pasti atau anuitas tentu. Jika jangka

    waktu pembayaran dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang maka

    anuitas ini disebut anuitas hidup.

    III.1 Bunga Sederhana dan Bunga Majemuk

    Misalkan dana sebesar P rupiah diinvestasikan dengan bunga i per tahun.

    Jika metode penghitungan bunga didasarkan pada bunga sederhana dan

    bunga majemuk, maka setelah 1, 2, . . . , n tahun, dana tersebut menjadi:

    Investasi Bunga Sederhana Bunga Majemuk

    1 tahun P1 = P + iP P1 = P + iP

    2 tahun P2 = P + 2Pi = P (1 + 2i) P2 = P (1 + i)2

    ...

    n tahun Pn = P (1 + ni) Pn = P (1 + i)n

    Contoh III.1. Uang sebesar 500 juta rupiah diinvestasikan dengan bunga

    6% per tahun. Tentukan selisih hasil investasi setelah 10 tahun, jika perhi-

    tungan didasarkan pada bunga sederhana dan bunga majemuk.

    Penyelesaian. Misalkan P = 500, i = 6%, dan n = 10. Berdasarkan bunga

    sederhana,

    P10 = P (1 + 10i) = 500(1 + 10 (6%)) = 800

    dan berdasarkan bunga majemuk,

    P10 = P (1 + i)10 = 500(1 + 6%)10 = 895, 42

    16

  • Jadi setelah 10 tahun, selisih hasil investasi yang terjadi adalah 95, 4 juta

    rupiah.

    Contoh III.2. Seseorang ibu mempunyai anak berusia 3 tahun. Ia ingin

    agar 15 tahun lagi mempunyai uang sebesar 100 juta rupiah untuk biaya kuliah

    anaknya. Berapa uang yang harus ia investasikan jika suku bunga yang berlaku

    5% per tahun dan perhitungan didasarkan pada bunga majemuk.

    Penyelesaian. Misalkan P = 10, i = 5%, dan n = 15. Berdasarkan bunga

    majemuk

    Pn = P (1 + i)n

    Akibatnya

    P =Pn

    (1 + i)n=

    100

    (1 + 5%)15= 48, 1

    Jadi uang yang harus diinvestasikan saat ini adalah 48, 1 juta rupiah.

    Untuk pembahasan di subbab selanjutnya, perhitungan bunga akan didasarkan

    pada bunga majemuk dan besarnya dana/uang yang diinvestasikan saat ini

    akan disebut nilai tunai.

    III.2 Anuitas Pasti dengan Pembayaran Diskrit

    Pembayaran dapat dilakukan setiap awal satuan waktu atau setiap akhir

    satuan waktu. Berikut akan dibahas perhitungan:

    1. Nilai tunai di akhir jangka waktu (Sn dan Sn )

    2. Nilai tunai sekarang (an dan an )

    III.2.1 Nilai tunai di akhir jangka waktu

    Misalkan terdapat anuitas tahunan sebesar Rp. 1 yang dilakukan selama n

    tahun dengan bunga i per tahun dan pembayaran dilakukan setiap awal tahun.

    Maka nilai tunai di akhir tahun ke-n

    Sn = (1 + i)n + (1 + i)n1 + (1 + i)n2 + + (1 + i)

    17

  • Jika pembayaran dilakukan setiap akhir tahun, maka nilai tunai di akhir tahun

    ke-n

    Sn = (1 + i)n1 + (1 + i)n2 + + (1 + i) + 1

    Hubungan antara Sn dengan Sn adalah

    Sn = (1 + i)Sn

    sebab

    Sn = (1 + i)n + (1 + i)n1 + (1 + i)n2 + + (1 + i)

    = (1 + i)[(1 + i)n1 + (1 + i)n2 + + 1

    ]= (1 + i)Sn

    III.2.2 Nilai tunai sekarang

    Faktor diskon. Misalkan tahun depan kita menginginkan uang sebesar 1

    (satuan uang). Jika tingkat bunga yang berlaku i maka nilai sekarang dari

    uang tersebut adalah

    =1

    1 + i= (1 + i)1

    selanjutnya disebut faktor diskon.

    Secara umum, jika n tahun kemudian kita menginginkan uang sebesar 1

    (satuan uang), maka nilai sekarang dari uang tersebut adalah n.

    Nilai sekarang dari anuitas 1 yang dibayar setiap awal tahun selama

    n tahun adalah

    an = 1 + + 2 + + n1 = 1

    n

    1 (3.1)

    0 1 2 n 1 n

    Rp.1 Rp.1 Rp.1Rp.1

    Gambar III.1: Anuitas dengan pembayaran setiap awal tahun

    18

  • 0 1 2 n 1 n

    Rp.1Rp.1 Rp.1Rp.1

    Gambar III.2: Anuitas dengan pembayaran setiap akhir tahun

    Karena

    an =1 n

    1 maka jika pembayaran dilakukan tak hingga kali setiap awal tahun (n),nilai tunai sekarangnya adalah

    a =1

    1 =

    1

    d

    dengan d = 1 .

    Nilai sekarang dari anuitas 1 yang dibayar setiap akhir tahun selama

    n tahun adalah

    an = + 2 + + n1 + n (3.2)

    Berdasarkan sifat deret geometri, persamaan (3.2) juga dapat ditulis sebagai

    an =(1 n)

    1 (3.3)

    Dari persamaan (3.3), jika pembayaran dilakukan tak hingga kali (n )

    0 1 2 n1 n

    Rp.1 Rp. 1 Rp. 1Rp.1

    1 2 n1

    Gambar III.3: Nilai tunai sekarang untuk pembayaran setiap awal tahun

    19

  • setiap akhir tahun, maka nilai tunai sekarangnya adalah

    a =

    1 =

    d

    Hubungan antara an dengan an adalah

    an = 1 + ( + 2 + + n1) = 1 + an1

    Contoh III.3. Seorang pengusaha meminjam uang ke bank sebesar USD

    10.000 dengan bunga 5% per tahun. Tentukan angsuran yang harus dibayar

    jika masa peminjaman 5 tahun.

    Penyelesaian. Misalkan pembayaran dilakukan setiap akhir tahun.

    Diketahui bunga i = 0, 05 dan jangka waktu n = 5 tahun, maka faktor diskonto

    = 1/(1+0, 05) = 0, 952 sehingga nilai sekarang dari anuitas sebesar 1 adalah

    a5

    =(1 5)

    1 =

    0, 952(1 (0, 952)5)1 0, 952

    = 4, 324

    Jika A menyatakan nilai angsuran, maka nilai tunai pinjaman harus sama

    dengan nilai sekarang dari total angsuran atau

    10.000 = Aa5

    Akibatnya

    A =10.000

    a5

    =10.000

    4, 324= 2.312, 67

    Jadi angsuran yang harus dibayar adalah USD 2.312,67 per tahun.

    Contoh III.4. Biaya kuliah seorang mahasiswa 10 tahun lagi diperkirakan

    mencapai 100 juta rupiah. Jika suku bunga dianggap tetap 5%, berapakah

    uang yang harus ditabung setiap akhir tahun?

    Penyelesaian. Diketahui bunga i = 0, 05 dan jangka waktu n = 10 tahun.

    Misalkan A menyatakan besarnya uang yang harus ditabung tiap akhir tahun

    agar di akhir tahun ke-10 nilai tunainya mencapai 100 juta rupiah, maka nilai

    uang yang diperlukan harus sama dengan nilai akhir anuitas atau

    20

  • 106 = AS10

    Karena

    Sn =n1k=0

    (i+ i)nk = (1 + i)nn1k=0

    k = (1 + i)n(

    1 n

    1

    )= (1 + i)n

    [1 (i+ i)n

    1 (1 + i)1

    ]=

    (i+ i)n 1(1 + i) 1

    maka

    S10

    =(1, 05)10 1(1, 05) 1

    = 12, 578

    sehingga

    A =106

    S10

    =106

    12, 578= 795.000, 96

    Jadi uang yang harus ditabung setiap akhir tahun adalah Rp. 795.000,96.

    Latihan

    1. Tunjukkan an =1ni

    2. Tunjukkan Sn =1in

    3. Tunjukkan Sn =ann

    4. Tunjukkan Sn = Sn+1 + 1

    5. Tunjukkan Sn =(1+i)n

    i

    6. Tunjukkan an+m an1 = n + n+1 + + n+m

    7. Tunjukkan ian = 1 + i n1

    8. Tunjukkan ax =

    0 tpx x+t at

    III.3 Anuitas Pasti dengan Pembayaran Kontinu

    Misalkan suatu anuitas dibayarkan secara kontinu dengan laju pembayaran 1

    per tahun. Nilai sekarang dari total pembayaran (at ) adalah

    at =1 t

    sebab

    at =

    t0

    sds =

    [s

    ln

    ]t0

    =t 1ln

    =1 t

    ln =

    1 t

    21

  • Akibatnya, jika t makaa =

    1

    Selanjutnya, nilai total pembayaran di akhir tahun (St ) adalah

    St =(1 + i)t 1

    sebab

    St =

    t0

    (1 + i)sds =

    [(1 + i)s

    ln(1 + i)

    ]t0

    =(1 + i)t 1

    ln(1 + i)=

    (1 + i)t 1

    dengan

    = ln = ln 11 + i

    = (ln 1 ln(1 + i)) = (0 ln(1 + i))

    = ln(1 + i)

    22

  • Daftar lambang

    i : bunga

    = (1 + i)1 : faktor diskon

    = ln : laju bungaSn =

    n1k=0(i+ i)

    nk : nilai tunai di akhir jangka waktu n dari anuitas

    sebesar 1 dengan pembayaran setiap akhir periode

    Sn = (1 + i)Sn : nilai tunai di akhir jangka waktu n dari anuitas

    sebesar 1 dengan pembayaran setiap awal periode

    an =1 n

    1 : nilai sekarang dari anuitas sebesar 1 dengan

    pembayaran setiap awal periode selama jangka

    waktu n

    an =(1 n)

    1 : nilai sekarang dari anuitas sebesar 1 dengan

    pembayaran setiap akhir periode selama jangka

    waktu n

    a =1

    1 : nilai sekarang dari anuitas sebesar 1 yang dibayar

    tanpa batas waktu dengan pembayaran setiap

    awal periode

    a =

    1 : nilai sekarang dari anuitas sebesar 1 yang dibayar

    tanpa batas waktu dengan pembayaran setiap

    akhir periode

    at =1 t

    : nilai sekarang dari anuitas sebesar 1 yang dibayar

    secara kontinu selama t satuan waktu

    a =1

    : nilai sekarang dari anuitas sebesar 1 yang dibayar

    secara kontinu tanpa batas waktu

    St =(1 + i)t 1

    : nilai tunai di akhir jangka waktu t dari anuitas

    sebesar 1 yang dibayar secara kontinu

    23

  • Bab IV Asuransi Jiwa

    Berdasarkan fungsinya, asuransi dapat digunakan untuk mengurangi kerugian

    finansial yang diderita tertanggung, akibat terjadinya suatu musibah,

    kerusakan, atau peristiwa lainnya yang waktu kejadiannya bersifat acak

    (random). Kerugian finansial tersebut menjadi berkurang karena pemberian

    santunan (benefit) dari fihak penanggung. Santunan tersebut diperoleh dari

    pengumpulan premi yang telah dibayar para nasabah sesuai dengan yang

    tertera pada buku polis. Jika waktu pemberian santunan didasarkan karena

    meninggalnya tertanggung, maka asuransi tersebut disebut asuransi jiwa.

    Pada bab ini akan dibahas model-model asuransi jiwa ketika santunan

    dibayarkan saat tertanggung meninggal dan ketika santunan dibayarkan di

    akhir tahun tertanggung meninggal. Selain itu, dibahas pula model perhi-

    tungan nilai sekarang yang diharapkan dari santunan yang diberikan saat

    tertanggung meninggal.

    IV.1 Asuransi Dibayar Saat Meninggal

    Misalkan diasumsikan tertanggung adalah (x) dan sisa hidupnya T = t dengan

    T 0. Beberapa variabel acak yang diperlukan:

    T : Jangka waktu antara polis diterbitkan sampai tertanggung meninggal

    bT : Besarnya santunan yang dibayar ketika tertanggung meninggal

    vT

    : Nilai sekarang dari santunan sebesar bT = 1

    Z : Nilai sekarang dari santunan atau Z = bTvT

    Selanjutnya, ekspektasi nilai sekarang dari santunan bt = 1 disebut actuarial

    present value (APV) atau dengan kata lain, APV = E[Z]

    Berikut dibahas empat model asuransi, yaitu asuransi seumur hidup, asuransi

    berjangka n tahun, asuransi endowmen, asuransi tertunda, dan asuransi

    dengan santunan membesar/mengecil.

    24

  • IV.1.1 Asuransi seumur hidup

    Santunan dibayarkan saat tertanggung (x) meninggal. Untuk santunan bt = 1

    (satuan uang) dengan fungsi diskon t = t, variabel acak yang menyatakan

    nilai sekarang dari santunan adalah

    Z = T , T 0

    Dengan demikian, nilai APV dari santunan sebesar 1 adalah

    Ax = E[Z] =

    0

    zt fT (t)dt =

    0

    t tpx x(t)dt

    Contoh IV.1. Misalkan fungsi densitas peluang dari T untuk tertanggung

    (x) adalah

    fT (t) =

    {180, 0 t 80

    0, t lainnya

    Tentukan APV dari asuransi seumur hidup untuk (x) dengan laju bunga .

    Penyelesaian. Karena = ln maka

    = e dan t = et

    Selanjutnya, karena Z = T maka APV dari asuransi seumur hidup untuk (x)

    Ax = E[Z] = E[T ] =

    0

    tfT (t)dt =

    800

    et1

    80dt =

    1 e80

    80

    dengan 6= 0.

    IV.1.2 Asuransi berjangka n tahun

    Santunan dibayarkan jika tertanggung meninggal sebelum jangka waktu n.

    Untuk fungsi santunan

    bt =

    {1, t n0, t > n

    25

  • dengan fungsi diskon t = t, variabel acak yang menyatakan nilai sekarang

    dari santunan adalah

    Z =

    {T , T n0, T > n

    Nilai APV dari santunan dinotasikan dengan A1x:n dan nilainya adalah

    A1x:n = E[Z] =

    n0

    t tpx x(t)dt

    IV.1.3 Asuransi endowmen (dwiguna)

    Asuransi endowmen murni n tahun

    Pada model ini, pembayaran santunan di akhir jangka waktu n hanya diberikan

    jika tertanggung masih hidup sedikitnya n tahun sejak polis dikeluarkan.

    Jika ia meninggal sebelum jangka waktu n, maka tidak ada santunan yang

    diberikan. Untuk fungsi santunan

    bt =

    {0, t n1, t > n

    dengan fungsi diskon n = n, variabel acak yang menyatakan nilai sekarang

    dari santunan adalah

    Z =

    {0, T nn, T > n

    Misalkan In adalah variabel indikator yang bernilai 1 jika tertanggung masih

    hidup sebelum jangka waktu n dan bernilai 0 jika sudah meninggal. Maka,

    variabel acak Z dapat dinyatakan sebagai Z = nIn. Dengan demikian, APV

    dari santunan adalah

    A 1x:n = E[Z] = E[nIn] =

    nnpx

    Pada bab berikutnya, nilai sekarang dari santunan suatu endowmen murni n

    tahun juga dinotasikan dengan nEx.

    26

  • Asuransi endowmen n tahun

    Pada model ini, santunan diberikan baik ketika tertanggung meninggal

    sebelum atau sesudah jangka waktu n.

    Untuk fungsi santunan bt = 1 dengan fungsi diskon

    t =

    {t, t nn, t > n

    variabel acak yang menyatakan nilai sekarang dari santunan adalah

    Z =

    {T , T nn, T > n

    Karena Z dapat dinyatakan sebagai

    Z = Z1 + Z2

    dengan

    Z1 =

    {T , T n0, T > n

    dan Z2 =

    {0, T nn, T > n

    maka APV dari santunan yang dinotasikan dengan Ax:n adalah

    Ax:n = A1x:n + A

    1x:n

    Selain model-model tersebut, model asuransi lainnya adalah

    IV.1.4 Asuransi seumur hidup tertunda m tahun

    Pada model ini, santunan dibayarkan jika tertanggung meninggal paling cepat

    m tahun setelah polis dikeluarkan. Sebagai contoh, untuk asuransi seumur

    hidup tertunda m tahun dengan santunan 1 (satuan uang) yang dibayarkan

    saat meninggal, maka fungsi santunan, fungsi diskon, dan nilai sekarang

    27

  • santunan, masing-masing dapat dinyatakan sebagai

    bt =

    {1, t > m

    0, t m

    t = t, t > 0

    Z =

    {t, T > m

    0, T m

    Nilai APV dari santunan dinotasikan dengan m|Ax dan nilainya adalah

    m|Ax = E[Z] =

    m

    t tpx x(t)dt

    IV.1.5 Asuransi berjangka n tahun tertunda m tahun

    Pada model ini, santunan dibayarkan jika tertanggung meninggal antaram dan

    n + m tahun lagi. Untuk angsuran sebesar 1 (satuan uang), fungsi santunan,

    fungsi diskon, dan nilai sekarang santunan, masing-masing dapat dinyatakan

    sebagai

    bt =

    {1, m < t n+m0, t m, t > n+m

    t = t, t > 0

    dan

    Z =

    {T , m < T n+m0, T m, T > n+m

    Nilai APV dari santunan dinotasikan dengan m|nAx dan nilainya adalah

    m|nAx = E[Z] =

    m+nm

    t tpx x(t)dt

    28

  • IV.1.6 Asuransi dengan santunan membesar/mengecil

    Asuransi seumur hidup dengan santunan membesar setiap tahun

    Pada asuransi ini, besarnya santunan yang diberikan tergantung pada waktu

    meninggalnya tertanggung. Semakin lama ia meninggal, semakin besar

    santunan yang diterima. Besarnya santunan yang dimaksud adalah bilangan

    bulat terbesar dari usia polis terakhir ditambah santunan dasar.

    Jika santunan dasarnya sebesar 1 (satuan uang) maka fungsi santunan, fungsi

    diskon, dan nilai sekarang santunan masing-masing dapat dinyatakan sebagai

    bt = bt+ 1c, t 0,

    t = t, t 0,

    Z = bT + 1cT , T 0

    Sebagai contoh, jika tertanggung meninggal pada saat usia polis baru 11 bulan

    27 hari, maka santunan yang diterima adalah 1 (satuan uang). Namun, jika

    meninggalnya bersamaan dengan usia polis 1 tahun 1 hari, maka santunannya

    2 satuan uang.

    Nilai APV dari santunan dinotasikan dengan (IA)x dan nilainya adalah

    (IA)x = E[Z] =

    0

    bt+ 1ct tpx x(t)dt

    Asuransi berjangka n tahun dengan santunan mengecil setiap tahun

    Asuransi ini merupakan kebalikan dari model asuransi pada bagian (a).

    Semakin lama ia meninggal, semakin kecil santunan yang diterima. Jika

    ia meninggal sebelum jangka waktu n tahun, maka santunan yang diterima

    adalah selisih antara n dengan bilangan bulat terbesar dari usia polis.

    Jika santunan dasarnya sebesar 1 (satuan uang) maka fungsi santunan, fungsi

    29

  • diskon, dan nilai sekarang santunan, masing-masing dapat dinyatakan sebagai

    bt =

    {n btc, t n

    0, t > n

    t = t, t > 0

    Z =

    {T (n bT c), T n

    0, T > n

    Sebagai contoh, jika tertanggung meninggal pada saat usia polis baru 11 bulan

    27 hari, maka santunan yang diterima adalah n (satuan uang). Namun, jika

    meninggalnya bersamaan dengan usia polis 1 tahun 1 hari, maka santunannya

    n 1 satuan uang.

    Nilai APV dari santunan dinotasikan dengan (DA)1x:n .

    (DA)1x:n = E[Z] =

    n0

    t (n btc) tpx x(t)dt

    Asuransi seumur hidup dengan santunan membesar setiap periode

    m kali per tahun

    Pada model ini, diasumsikan satu tahun dibagi menjadi m periode. Sebagai

    contoh, andaikan santunan dasar ditetapkan sebesar 1 (satuan uang). Jika

    tertanggung meninggal sebelum usia polis berusia 1/m tahun, maka santu-

    nannya 1/m satuan uang. Namun, jika waktu meninggalnya di antara usia

    polis 1/m tahun dan 2/m tahun, maka santunan yang diterima (1 + 1/m)

    satuan uang.

    Jika santunan dasarnya sebesar 1 (satuan uang), maka fungsi santunan, fungsi

    diskon, dan nilai sekarang santunan, masing-masing dapat dinyatakan sebagai

    bt =btm+ 1c

    m, t 0,

    t = t, t 0,

    Z =T bTm+ 1c

    m, T 0

    30

  • Nilai APV dari santunan dinotasikan dengan (I(m)A)x dan nilainya adalah

    (I(m)A)x = E[Z] =

    n0

    T btm+ 1cm

    tpx x(t)dt

    Latihan

    1. Misalkan (x) = suatu konstanta positif untuk setiap x > 0. Tunjukkan

    bahwa Ax = /(+ ).

    2. Asumsikan mortalitas suatu populasi dinyatakan sebagai `x = 100x untuk0 x 100 dan laju bunga = 0, 05.

    (a) Hitung A 140:25

    (b) Tentukan APV asuransi berjangka 25 tahun dengan santunan sebesar

    bt = e0,05t dibayar saat meninggal, untuk seseorang yang berusia 40

    tahun saat polis diterbitkan.

    3. Misalkan fungsi survival diasumsikan mengikuti hukum De Moivre dengan

    = 100 dan i = 0, 1. Hitung A 130:10

    .

    4. Jika t = 0, 2/(1 + 0, 05t) dan `x = 100x untuk 0 x 100, hitung APVasuransi seumur hidup untuk seseorang berusia x.

    31

  • Tab

    elIV

    .1:

    Model

    -model

    asura

    nsi

    den

    gan

    santu

    nan

    dib

    ayar

    kan

    sege

    rase

    tela

    hte

    rtan

    ggung

    men

    ingg

    al

    Jenis

    Asu

    ransi

    Santu

    nan

    Dis

    kon

    Nilaise

    kara

    ng

    AP

    V(bt)

    (t)

    (zt

    = tb t

    )E

    [Z]

    Seu

    mur

    hid

    up

    1t

    t

    Ax

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    1,tn

    0,t>n

    t

    t ,

    tn

    0,t>n

    A1 x:n

    Endow

    men

    murn

    i0,

    tn

    n

    0,tn

    A1

    x:n

    nta

    hun

    1,t>n

    n,t>n

    nEx

    Endow

    men

    nta

    hun

    1t ,

    tn

    n,t>n

    t ,

    tn

    n,t>n

    Ax:n

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    1,mn

    +m

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    bt+

    1c,

    tn

    t

    bt+

    1ct ,

    tn

    (IA

    )1 x:n

    mem

    bes

    arse

    tiap

    tahun

    0,t>n

    0,t>n

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    nbtc,

    tn

    t

    (nbtc)t ,

    tn

    (DA

    )1 x:n

    men

    geci

    lse

    tiap

    tahun

    0,t>n

    0,t>n

    Seu

    mur

    hid

    up

    btm

    +1c

    mt

    tbtm

    +1c

    m(I

    (m) A

    ) x

    mem

    bes

    arse

    tiap

    per

    iode

    ke-m

    32

  • IV.2 Asuransi Dibayar di Akhir Tahun Meninggal

    Pada Subbab IV.1 telah dibahas bahwa ketika santunan asuransi dibayarkan

    saat tertanggung meninggal, jangka waktu antara polis diterbitkan sampai

    tertanggung meninggal diasumsikan sebagai variabel acak kontinu yang

    dinotasikan dengan T . Jika santunan dibayarkan di akhir tahun maka

    perhitungan APV didasarkan pada variabel acak dskrit K = bT c + 1yang menyatakan jangka waktu antara polis diterbitkan sampai akhir tahun

    tertanggung meninggal. Selain variabel K, variabel acak lainnya yang diper-

    lukan adalah

    bT : Besarnya santunan yang dibayar ketika tertanggung meninggal

    vT

    : Nilai sekarang dari santunan sebesar bT = 1

    Z : Nilai sekarang dari santunan atau Z = bTvT

    Rumus rekursi dalam bentuk u(x) = c(x) + pxu(x + 1) untuk APV asuransi

    yang dibayarkan di akhir tahun meninggal:

    (a) Ax = qx + pxAx+1, x = 0, 1, . . . , 1dan A = 0

    (b) A1x:yx = qx + pxA

    1x+1:y(x+1) , x = 0, 1, . . . , y 1

    dan A1y:0

    = 0

    (c) Ax:yx = qx + pxAx+1:y(x+1) , x = 0, 1, . . . , y 1 dan Ay:0 = 0(d) yx|nAx = 0 + px(y(x+1)|nAx+1), x = 0, 1, . . . , y 1

    dan 0|nAy = A1y:n(e) (IA)1

    x:yx =[qx + pxA

    1x+1:y(x+1)

    ]+ px (IA)

    1x+1:y(x+1)

    x = 0, 1, . . . , y 1 dan (IA)1y:0

    = 0

    (f) (DA)1x:yx = (y x) qx + px (DA)

    1x+1:y(x+1)

    x = 0, 1, . . . , y 1 dan (DA)1y:0

    = 0

    (g) (IA)x = [qx + pxAx+1] + px (IA)x+1, x = 0, 1, . . . , 1,dan (IA) = 0

    33

  • Tab

    elIV

    .2:

    Model

    -model

    asura

    nsi

    den

    gan

    santu

    nan

    dib

    ayar

    di

    akhir

    tahun

    tert

    angg

    ung

    men

    ingg

    al

    Jenis

    Asu

    ransi

    Fungsi

    Santu

    nan

    Fungsi

    Dis

    kon

    Nilaise

    kara

    ng

    AP

    Vb k

    +1

    k+

    1z k

    +1

    = k

    +1b k

    +1

    Seu

    mur

    hid

    up

    1k+

    1k+

    1Ax

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    1,k

    =0,

    1,...,n

    10,

    k=n,n

    +1,...

    k+

    1k+

    1,k

    =0,

    1,...,n

    10,

    k=n,n

    +1,...

    A1 x:n

    Endow

    men

    nta

    hun

    1k+

    1,k

    =0,

    1,...,n

    1n,

    k=n,n

    +1

    k+

    1,k

    =0,

    1,...,n

    1n,

    k=n,n

    +1

    Ax:n

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    1,k

    =m,m

    +1,...,m

    +n

    1k+

    1k+

    1,

    k=m,m

    +1,...,m

    +n

    1m|nAx

    tert

    undam

    tahun

    0,k

    =0,...,m

    1at

    auk

    =m

    +n,m

    +n

    +1,...

    0,k

    =0,...,m

    1at

    auk

    =m

    +n,m

    +n

    +1,...

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    k+

    1,k

    =0,

    1,...,n

    1k+

    1(k

    +1)k+

    1,k

    =0,

    1,...,n

    1(IA

    )1 x:n

    mem

    bes

    arse

    tiap

    tahun

    0,k

    =n,n

    +1...

    0,k

    =n,n

    +1...

    Ber

    jangk

    an

    tahun

    nk,k

    =0,

    1,...,n

    1k+

    1(nk)k+

    1,k

    =0,

    1,...,n

    1(DA

    )1 x:n

    men

    geci

    lse

    tiap

    tahun

    0,k

    =n,n

    +1...

    0,k

    =n,n

    +1...

    Seu

    mur

    hid

    up

    k+

    1,k

    =0,

    1,...

    k+

    1(k

    +1)k+

    1,k

    =0,

    1,...

    (IA

    ) xm

    emb

    esar

    seti

    apta

    hun

    34

  • IV.3 Hubungan antara Santuan dibayar Saat meninggal

    dan di Akhir Tahun Meninggal

    35

  • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Info cetak .....

    Revisi/cetak terakhir: 4 April 2011, pukul 18:45

    Nomor halaman: i1, 135 Total: 36 halaman

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    DAFTAR ISIPendahuluanAsuransi, Aktuaria, dan AktuarisReview Teori Peluang

    Distribusi Survival dan tabel MortalitasDistribusi SurvivalFungsi distribusi dan Fungsi survivalPeluang meninggalCurtate-Future-Lifetime (CFL)Laju Kematian

    Tabel Mortalitas (TM)Hubungan TM dengan fungsi survival

    Anuitas PastiBunga Sederhana dan Bunga MajemukAnuitas Pasti dengan Pembayaran DiskritNilai tunai di akhir jangka waktuNilai tunai sekarang

    Anuitas Pasti dengan Pembayaran Kontinu

    Asuransi JiwaAsuransi Dibayar Saat MeninggalAsuransi seumur hidupAsuransi berjangka n tahunAsuransi endowmen (dwiguna)Asuransi seumur hidup tertunda m tahunAsuransi berjangka n tahun tertunda m tahunAsuransi dengan santunan membesar/mengecil

    Asuransi Dibayar di Akhir Tahun MeninggalHubungan antara Santuan dibayar Saat meninggal dan di Akhir Tahun Meninggal