AKAD PERCAMPURAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perbankan syariah

Citation preview

AKAD PERCAMPURAN DAN PRODUK-PRODUKNYA

AKAD PERCAMPURANDAN PRODUK-PRODUKNYA

1

AKAD PERCAMPURAN (IKHTILATH)Akad percampuran ialah akad yang mencampurkan aset menjadi satu kesatuan dan kemudian kedua belah pihak menanggung risiko dari kegiatan usaha yang dilakukan dan membagi keuntungan/pendapatan sesuai kesepakatan. Dalam definisi lain, akad percampuran adalah akad persekutuan antara dua orang atau lebih dalam menjalankan usaha mendapatkan keuntungan. 2

Setiap akad percampuran harus memenuhi dan syarat sebagai berikut :Masing-masing pihak yang berserikat berwenang melakukan tindakan hukum atas nama persekutuan dengan izin pihak yang lain. Segala akibat dari tindakan tersebut, baik keuntungan maupun kerugian ditanggung secara bersama-sama.Sistem pembagian keuntungan harus ditetapkan secara jelas, baik dari segi nisbah (%) maupun priode pembagiannya, misalnya 60% : 40%, 30%, 70%, dalam priode per tri wulan atau pertahun dan lain-lain sesuai kesepakatan.Sebelum dilakukan pembagian seluruh keuntungan merupakan milik bersama. Tidak boleh sejumlah keuntungan tertentu yang dihasilkan salah satu pihak dipandang sebagai keuntungannya.

3

Teori percampuran terdiri dari dua pilar pula, yaitu objek percampuran dan waktu percampuran. Sebagaimana dalam teori pertukaran, fiqh juga membedakan dua jenis objek percampuran yaitu:Ayn (real aset) berupa barang dan jasaDayn (financial aset) berupa uang dan surat berharga.

4

Dari segi waktunya, sebagaimana dalam teori pertukaran, fiqh juga membedakan dua waktu percampuran, yaitu:Naqdan (Immediate delivery) yakni penyerahan saat itu juga; danGhairu naqdan (deffered delivery) yakni penyerahan kemudian.

5

dari segi objek percampuran dapat diidentifikasi tiga jenis percampuran, yaitu:Percampuran real aset (ayn) dengan real aset (ayn);Percampuran real aset (ayn) dengan financial aset (dayn); danPercampuran financial aset (dayn) dengan financial aset (dayn);

6

objek percampuran Percampuran Ayn dengan AynPercampuran ayn dengan ayn dapat terjadi, misalnya pada kasus seseorang tukang kayu bekerja sama dengan tukang batu untuk membangun sebuah rumah. Baik tukang kayu maupun tukang batu, keduanya sama-sama menyumbangkan tenaga dan keahlian (jasa) dan mencampurkan jasa mereka berdua untuk membuat usaha bersama, yaitu membangun rumah. Dalam kasus ini, yang dicampurkan adalah ayn dengan ayn. Bentuk percampuran ini disebut dengan syirkah abdan.

7

Percampuran Ayn dengan DaynPercampuran antara ayn (real aset) dengan dayn (financial aset) dapat mengambil beberapa bentuk, diantaranya sebagai berikut:

Syirkah MudharabahDalam kasus ini, uang (financial aset) dicampurkan dengan jasa/keahlian (real aset). Hal ini terjadi ketika ada seseorang pemilik modal (A) yang bertindak sebagai penyandang dana, memberikan jumlah dana tertentu untuk dipakai sebagai modal usaha kepada seseorang yang memiliki kecakapan untuk berbisnis (B). Di sini, A memberikan dayn (utang, financial aset), sementara B memberikan ayn (jasa/keahlian, real aset).

Syirkah WujuhDalam syirkah wujuh juga terjadi percampuran antara ayn dengan dayn. Dalam bentuk syirkah ini, seorang penyandang dana (A) memberikan sejumlah dana tertentu untuk dipakai sebagai modal usaha, dan B menyumbang reputasi/nama baiknya.

8

Percampuran Dayn dengan DaynPercampuran dayn dengan dayn dapat mengambil beberapa bentuk pula. Bila terjadi percampuran antara uang dengan uang dalam jumlah yang sama (Rp X dengan Rp X), maka hal ini disebut syirkah mufawadhah. Namun, bila jumlah uang yang dicampurkan berbeda (Rp X dengan Rp Y), maka hal ini disebut syirkah inan. Percampuran dayn dengan dayn dapat juga berupa kombinasi antara surat berharga, misalnya, saham PT X digabungkan dengan saham PT Y, dan lain-lain.

9

PRODUK AKAD PERCAMPURANMusyarakah atau Syirkah (Partnership, Project Financing Partisipation)Musyarakah (syirkah) yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih dalam kewenangan sejumlah harta, seperti menjual dan lain-lain. Termasuk kategori syirkah, yaitu koperasi syariah. Koperasi secara etimologi kata koperasi berasal dari bahasa Inggris cooperation yang artinya bekerja sama. Sedangkan dalam bahasa Arab, koperasi disebut syirkah, yang berarti ikhtilath, yaitu suatu perserikatan atau perkongsian. Adapun dari segi istilah koperasi adalah suatu badan usaha di bidang perekonomian yang memiliki keanggotaan sukarela atau atas dasar persamaan hak, kerja sama dan tujuan untuk memperoleh kebutuhan para anggota dan masyarakat pada umumnya. 10

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan syirkah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu atas dasar sukarela, gotong royong, dan demokrasi di mana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan kesepakatan, bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama11

Dasar Hukum Musyarakah/SyirkahAlquranTentang ini terdapat dalam QS. An-Nisa (4): 12:Artinya: Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar utangnya dengan tidak member mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sabagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.

12

HadisAdapun dalil hadis yaitu:Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:Allah swt. Berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka. (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-hakim, dari Abu Hurairah)

13

Ijma ulamaUlama telah sepakat tentang kebolehan musyarakah.

14

Macam-Macam MusyarakahPertama, Syirkah al-amlak (syirkah Hak Milik), yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih dalam kepemilikan salah satu barang dengan salah satu sebab kepemilikan, seperti jual beli, hibah, atau warisanKedua, Syirkah al-uqud (Syirkah Transaksional), yaitu akad kerja sama antara dua orang yang bersekutu dalam modal dan keuntungan.

15

Syirkah al-uqud dibagi menjadi beberapa macam Syirkah al-inan, persekutuan dalam modal, usaha dan keuntungan. Yakni kerja sama antara dua orang atau lebih dengan modal yang mereka miliki bersama untuk membuka usaha yang mereka lakukan sendiri, lalu berbagi keuntungan bersama. Jadi, modal berasal dari mereka semua, usaha juga dilakukan mereka bersama, untuk kemudian keuntungan juga dibagi bersama. Syirkah semacam ini berdasarkan ijma diperbolehkan, namun secara rincinya masih ada perselisihan.Syirkah al-abdan, Yakni kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam usaha yang dilakukan oleh tubuh mereka, seperti kerja sama sesama dokter di klinik, atau sesama tukang jahit atau tukang cukur dalam salah satu pekerjaan. Semuanya diperbolehkan. Namun, Imam Syafii melarangnya. Disebut juga syirka shanai wat taqabbul.

16

Syirkah al-wujuh, yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih untuk membeli sesuatu tanpa modal, tetapi hanya modal kepercayaan dan keuntungan dibagi antara sesama mereka.Syirkah al-muwadhah, yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha dengan persyaratan sebagai berikut:Modalnya harus sama banyak. Apabila ada di antara anggota perserikatan modalnya lebih besar maka syirkah ini tidak sah.Mempunyai kesamaan wewenang dalam bertindak yang ada kaitannya dengan hukum. Dengan demikian anak yang belum dewasa atau baligh, tidak sah ikut anggota perikatan.Mempunyai kesamaan dalam agama. Dengan demikian tidak sah berserikat antara orang muslim dengan orang non muslimMasing-masing anggotanya mempunyai hak untuk bertindak atas nama syirkah (kerjasama)

17

Ketentuan MusyarakahPertanyaan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad)Penerimaan dari Penawaran dilakukan pada saat kontrak.Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

18

Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut:Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan.Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, serta setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal.Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk kepentingan sendiri.

19

Objek Akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)ModalModal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama.Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan.

20

KerjaPartisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.

21

KeuntunganKeuntungan harus dikualifikasi dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah.Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad.

22

KerugianKerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal.

23

Biaya Operasional dan PersengketaanBiaya Operasional dibebankan pada modal bersama.Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

24

Aplikasi Musyarakah dalam Perbankan Syariah1)Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.2) Modal venturaPada lembaga keuangan khusus yang diperbolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah ditetapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

25

Mudharabah atau Qiradh (Trust Financing, Trust Invesment)Qirdh secara bahasa berasal dari kata qardh yang berarti potongan, sebab orang yang mempunyai harta memotong hartanya untuk menggaji pekerja dan memperoleh keuntungan. Dari kata yang sama, miqradh yaitu alat untuk memotong (gunting), juga dinamakan mudharabah (bagi hasil) karena memiliki arti berjalan di muka bumi yang biasa dinamakan bepergian. Allah berfirman:Artinya: Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.Qiradh dan mudharabah merupakan bahasa penduduk Hijaz, sedangkan mudharabah adalah bahasa penduduk Irak.

26

Secara defenitif, mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode untung dan rugi (profit dan loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Atau secara operasional, menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan akad mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (maalik, shahibul maal atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah, kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.27

Dasar Hukum MudharabahAlqurana)Dalil Alquran terdapat dalam QS. An-Nisa (4): 29:Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.b)Dalam ayat lain terdapat dalam QS. Al-Maidah (5): 1:Artinya: hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

28

c) Dalam ayat lain, yaitu QS. Al-Baqarah (2): 283:Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang), akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian, dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

29

HadisDalil hadis yaitu sebagai berikut:Hadis Nabi riwayat Thabrani:Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).Hadis Nabi riwayat Ibnu majah dari Shuhaib:Nabi bersabda, Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk di jual. (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

30

Ijma UlamaDiriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijmaQiyasTransaksi mudharabah di-qiyas-kan kepada transaksi musaqah.

31

Macam-Macam MudharabahMudharabah muthlaqah (unrestricted investment)Mudharabah muthlaqah adalah akad kerja sama di mana mudhabrib memberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal usaha. Mudhabrib tidak dibatasi dengan tempat usaha, tujuan, ataupun jenis usaha.Mudharabah muqayyadah (restricted investment)Mudharabah muqayyadah adalah akad kerja sama di mana shahibul maal menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh mudhabrib baik mengenai tempat usaha, tujuan maupun jenis usaha.

32

Ketentuan Pembiayaan MudharabahPembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha.Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan pengussaha).Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syariah; dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek, tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

33

LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari Mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahn yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.Pada prinsipnya, dalam pembiayaan Mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa DSN.Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.

34

Rukun dan syarat pembiayaan:Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum.Pernyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

35

Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

36

Keuntungan Mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apa pun kecuali diakibatkan dari kesalahn disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

37

Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan.Pengelola tidak boleh menyalahi hukuh syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.

38

Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.Kontrak tidak boleh dikaitkan (muallaq) dengan sebuah kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi.Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.Jika ssalah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

39

Tentang mudharabah terdapat 2 fatwa DSN-MUI yang mengaturnya, yaitu fatwa DSN-MUI yang terkait dengan giro, tabungan dan deposito, yang memakai prinsip akad mudharabah. Secara lengkap mengenai subtansi fatwa-fatwa dimaksud sebagai berikut:

40

Giro MudharabahDalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan piahk lain.Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

41

Tabungan MudharabahDalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan piahk lain.Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

42

Deposito MudharabahDalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan piahk lain.Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

43

Aplikasi Mudharabah pada Perbankan SyariahAplikasi mudharabah dalam dunia keuangan syariah bisa berupa deposito, investment deposit, investasi surat berharga, project financing, dan lain-lain.

44

Muzaraah (Harvest-Yield Profit Sharing)Muzaraah secara etimologis memiliki dua arti, yang pertama al-muzaraah yang berarti tharh al-zurah (melempar tanaman), makna yang kedua adalah modal (al-hadzar). Makna yang pertama, adalah makna majaz dan makna kedua adalah makna hakiki.Definisi muzaraah, menurut Hanafiyah, yaitu akad untuk bercocok tanam dengan sebagian dengan yang keluar dari bumi. Menurut Syafiiyah, yaitu akad untuk bercocok tanam dengan sebagian apa-apa yang keluar dari bumi. Dan menurut Hanbilah, yaitu pemilik tanah yang sebenarnya menyerahkan tanahnya untuk ditanami dan yang bekerja diberi bibit. Adapun menurut Malikiyah, muzaraah adalah bersekutu dalam akad, menjadikan harga sewaan tanah atau uang atau barang-barang dagangan. Dalam definisi lain muzaraah adalah menyerahkan tanah kepada orang yang menanami dan mengelolanya, dan hasilnya dibagi dua.

45

Dasar hukum muzaraah adalah beberapa hadis sebagai berikut:Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Ibnuu Abbas:Sesungguhnya Nabi saw, menyatakan, tidak mengharamkan bermuzaraah, bahkan beliau menyuruhnya, supaya yang sebagian menyayangi sebagian yang lain, dengan katanya, barang siapa yang memiliki tanah maka hendaklah ditanaminya atau diberikan faidahnya kepada saudaranya, jika ia tidak mau, maka boleh ditahan saja untuk itu.Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan al-Nasai dari Rafira.:Yang boleh bercocok tanam hanya tiga macam orang: Seseorang yang memiliki tanah, maka dialah yang berhak menanaminya dan seseorang yang diserahi manfaat tanah, maka dialah yang menanaminya, dan seseorang yang menyewa tanah dengan emas dan perak.

46

Rukun muzaraah adalah sebagai berikut:Pemilik lahan,Penggarap,Lahan yang digarap, danAkad.

47

Ketentuan MuzaraahSyarat-syarat muzaraah adalah:Pemilik lahan harus menyerahkan lahan yang akan digarap kepada pihak yang akan menggarap.Penggarap wajib memiliki keterampilan bertani dan bersedia menggarap lahan yang diterimanya.Penggarap wajib memberikan keuntungan kepada pemilik lahan bila pengelolaan yang dilakukan menghasilkan keuntungan.Akad muzaraah dapat dilakukan secara mutlak dan atau terbatas.Jenis benih yang akan ditanam dalam muzaraah terbatas harus dinyatakan secara pasti dalam akad, dan diketahui oleh penggarap.Penggarap bebas memilih jenis benih tanaman untuk ditanam dalam akad muzaraah mutlak.Penggarap wajib memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lahan, keadaan cuaca, serta cara yang memungkinkan untuk mengatasinya menjelang musim tanam.

48

Penggarap wajib menjelaskan perkiraan hasil panen kepada pemilik lahan dalam akad muzaraah mutlak.Penggarap dan pemilik lahan dapat melakukan kesepakatan mengenai pembagian hasil pertanian yang akan diterima oleh masing-masing pihak.Penyimpangan yang dilakukan penggarap dalam akad muzaraah, dapat mengakibatkan batalnya akad itu.Seluruh hasil panen yang dilakukan oleh penggarap yang melakukan pelanggaran (penyimpangan), menjadi milik pemilik lahan.Dalam hal penggarap melakukan pelanggaran, pemilik lahan dianjurkan untuk memberikan imbalan atas kerja yang telah dilakukan penggarap.Penggarap berhak melanjutkan akad muzaraah jika tanamannya belum layak dipanen, meskipun pemilik lahan telah meninggal dunia.Ahli waris pemilik lahan wajib melanjutkan kerja sama muzaraah yang dilakukan pihak yang meninggal, sebelum tanaman pihak penggarap bisa dipanen.Hak penggarap lahan dapat dipindahkan dengan cara diwariskan bila penggarap meninggal dunia, sampai tanamannya bisa dipanen.Ahli waris penggarap berhak untuk meneruskan atau membatalkan akad muzaraah yang dilakukan oleh pihak yang meninggal.

49

Aplikasi Muzaraah pada Lembaga Keuangan SyariahDalam konteks ini, lembaga keuangan syariah dapat memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang plantation atas dasar prinsip bagi hasil dari hasil panen.

50

Musaqah (Plantation Management Fee Based on Certain Portion of Yield)Pengertian MusaqahMusaqah secara etimologis diambil dari kata as-saqaya yang artinya pengairan/penyiraman. Ia juga disebut muamalah. Adapun secara terminologis, muzaraah adalah transaksi untuk merawat pohon dengan upah sebagian buahnya.

51

Dasar Hukum MusaqahDasar hukum Musaqah adalah hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Amr ra.,:Bahwa Rasulullah saw memberikan tanah Khaibar dengan bagian separuh dari penghasilan, baik buah-buahan maupun pertanian (tanaman). Dalam riwayat lain dinyatakan bahwa Rasulullah menyerahkan tanah Khaibar itu kepada Yahudi, untuk diolah dan modal dari hartanya, penghasilan separuhnya untuk Nabi.

52

Rukun Musaqah1)Pihak pemasok tanaman,2)Pemeliharaan tanaman,3)Tanaman yang dipelihara, dan4)Akad.

53

Ketentuan MusaqahKetentuan musaqah adalah sebagai berikut:Pemilik lahan wajib menyerahkan tanaman kepada pihak pemelihara.Pemelihara wajib memelihara tanaman yang menjadi tanggungjawabnya.Pemelihara tanaman disyaratkan memiliki keterampilan untuk melakukan pekerjaan.Pembagian hasil dari pemeliharaan tanaman harus dinyatakan secara pasti dalam akad.Pemeliharaan tanaman wajib mengganti kerugian yang timbul dari pelaksanaan tugasnya jika kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaiannya.

54

Penerapan Akad Musaqah pada Lembaga Keuangan SyariahDalam konteks ini, lembaga keuangan syariah dapat memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang plantation atas dasar prinsip bagi hasil dari hasil panen.

55