Upload
ahmad-zikri
View
216
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PERSIAPAN UNTUK MEMBUAT
PROJECT PETA
AHMAD ZIKRI
1109100702
TAHUN 2011
Prodi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Persiapan Untuk Membuat Project Peta
PERSIAPAN UNTUK MEMBUAT
PROJECT PETA
Peta yang beredar di masyarakat cukup banyak, semua peta tersebut pada dasarnya proses
pemetaannya melalui cara yang sama yaitu orientasi lapangan, pengambilan data, pengolahan
data, dan penyajian data.
Masing-masing komponen proses ini dapat diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih
rinci secara skematik, proses tersebut akan divisualisasikan seperti terlihat pada gambar berikut
ini.
Gambar 1. Visualisasi Skematik Proses Pemetaan
Persiapan Untuk Membuat Project Peta
Pada tahapan proses pemetaan, kartografi berada pada tahap paling akhir, yaitu penyajian
data. Penyajian data. Penyajian ini pada umumnya berupa gambar (peta) yang mempunyai
desain, symbol dan aturan tertentu yang pada setiap jenis data.
Untuk memberikan gambaran tentang proses pemetaan, disini akan dijeaskan dengan
mengambil contoh pemetaan topografi, yang mencakup tahapan orientasi lapangan, pengambilan
data, pengolahan data dan akhirnya penyajian data.
A. Tahap Orientasi Lapangan
Pada dasarnya orientasi lapangan untuk melihat lapangan secara nyata, perencanaan
pekerjaan lapangan yang akan dilakukan, misalnya menyangkut tentang :
1. Patok
Berupa jumlah titik/patok yang akan dipasang. Dimana letak patok yang akan dipasang.
2. Metoda yang akan digunakan
Sesuai medan yang ada, perlu direncanakan metoda yang tepat untuk mengatasi kesulitan
medan.
3. Peralatan yang akan digunakan
Selain bergantung pada spesifikasi teknis untuk suatu pemetaan, maka peralatan yang
dibawa juga harus memenuhi persyaratan dan dapat “menundukkan” medan. Misalnya
daerah yang berawa, maka jenis alat yang dibawa harus tahan terhadap air. Untuk daerah
kering, alat harus dapat terlindung dari debu dan sebagainya. Disamping itu juga
ketelitian hasil (peta) yang diharapkan seberapa besar, sehingga alat apa yang sesuai
dengan keperluan tersebut.
4. Jumlah personal yang akan dibawa
Perlu melibatkan banyak orang atau tidak, misalnya untuk “membuka” jalan daerah
tersebut dalam arti banyak tumbuhan yang menghambat, daerah sulit untuk dijangkau dan
sebagainya.
5. Base Camp
Yang akan digunakan, perlu diperhatikan baik letak maupun fasilitas yang ada seperti
listrik (untuk pengisian baterai, peneranagn untuk mengolah data dan penyajian yang
sifatnya sementara), alat komunikasi bila diperlukan.
Persiapan Untuk Membuat Project Peta
Kesemua bagian dari orientasi lapangan ini diperlukan dengan tujuan untuk
memperlancar pekerjaan pemetaan itu sendiri. Karena banyak pekerjaan pemetaan yang tidak
efisien disebabkan tidak dilaluinya orietasi lapangan (waktu menjadi lebih lama., peralatan
kurang sesuai, jumlah personal yang kurang dan sebagainya)
B. Tahap Pengambilan Data
Pengambilan data atau disebut dengan pengukuran, karena untuk pemetaan topografi
pengambilan data dilakukan di lapangan dengan cara mengukur daerah yang akana
dipetakan. Secara garis besar, pengukuran meliputi (antara lain) :
1. Sudut
2. Jarak
3. Beda tinggi
4. Sudut jurusan
5. Tekanan
6. Temperature
7. Kelembaban
Pengukuran ini kaitannya dengan alat dan metoda, selanjutnya akan dibicarakan pada
pelajaran lain yang lebih mendalam, misalnya Ilmu Ukur Tanah.
Sudut dan jarak dapat diukur dengan menggunakan metoda polygon, yang tentu saja
dilengkapi dengan sudut jurusan, kegunaan pengukuran ini untuk menentukan posisi
planimetris, dengan sudut jurusan. Kegunaan pengukuran ini untuk menentukan posisi
vertical dapat digunakan metoda sipat datar (waterpass) yang nantinya dapat digunakan
untuk pembuatan kontur (garis hubung titik yang mempunyai ketinggian yang sama).
Temperature, kelembaban dan tekanan pada umumnya digunakan untuk memberi koreksi
terhadap hasil pengukuran, misalnya untuk mendapatkan sudut jurusan dengan cara
mengamati matahari, pengukuran jarak yang dilakukan dengan meteran baja (meetband),
pengukuran beda tinggi dengan cara barometris dan sebagainya.
Persiapan Untuk Membuat Project Peta
C. Pengoalahan Data
Pengolahan data umumnya sering disebut dengan perhitungan, karena proses ini untuk
mendapatkan informasi dari data (mentah). Dengan menggunkan rumus-rumus yang tertentu,
data dikelompokkan dan selajutnya diolah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
Sebagai contoh data untuk sudut, sudut jurusn, jarak serta koordinat suatu tit ik yang akan
digunakan untuk perhitungan koordinat titik lainnya.
Gambar 2. Data untuk hitungan koordinat
Diketahui : Koordinat titik A dengan dan
Jarak antara A dan
Sudut jurusan AB =
Hitung Koordinat titik B(X,Y)
Jawab :
Koordinat B
Persiapan Untuk Membuat Project Peta
Jadi dari data (sudut, jarak, sudut jurusan, koordinat awal) setelah dihitung didapatkan
koordinat baru untuk titik lain (titik B) yaitu dan selanjutnya koordinat ini akan diplot
9digambar pada kertas/kalkir/drafting film dan sejenisnya untuk mendapatkan peta).
Demikian pula untuk tinggi titik-titik di lapangan dengan cara mengukur beda tingginya,
lalu satu titik (minimum) harus diketahui tingginya. Setelah itu dapat dihitung tinggi titik-
tititk lainnya. Dari titik-titik ini dapat disajikan informasi ketinggian suatu tempat dan
konturnya.
Perlu diingat bahwa hitungan-hitungan untuk pemetaan sebenarnya tidak sesederhana
yang ditampilkan diatas, tetapi memerlukan adanya koresi, syarat tertentu dan sebagainya
yahng kesemuanya ini akan dipelajari lebih lanjut pada pelajaran ilmu ukur tanah, hitung
perataan dll.
D. Penyajian Data
Penyajian data umumnya sering juga disebut dengan penggambaran, karena pada tahap
imi data yang telah diambil lalu diproses (hitungan) selanjutnya disajikan dalam bentuk peta
atau tabel misalnya. Peyajian data ini harus mengacu pada aturan tertentu dalam arti sistem
koordinat yang digunakan, satuan yang digunakan, skala yang akan diterapkan dan
sebagainya. Jadi, tidak hanya sekedar melakukan plot saja.
Seabagai contoh berikut ini, gambar 3 dan gambar 4 adalah daerah di lapangan dan
daerah hasil plottingnya. Perhatikan apa ada kejanggalan-kejanggalan!!!
Plotting hasil hitungan belum tentu seperti yang terlihat di lapangan, dalam arti gedung
yang seharusnya tegak lurus (siku) pada hasil plotting mungkin tidak siku. Jalan raya yang
seharusnya lebar sama di lapangan, setelah di plot di peta ternyata lebarnya menjadi tidak
sama, demikian pula pada sungai atau bangunan lain yang seharusnya lebarnya sama.
Pertanyaannya adalah kenapa hal ini terjadi..?
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka ada beberapa penjelasan yang dapat diberikan
pada kasus-kasus seperti yang disebutkan diatas 9ketidaksikuan bangunan, lebar jalan tidak
sama pada hasil plotting).
Persiapan Untuk Membuat Project Peta
Gambar 3. Situasi di lapangan
Gambar 4. Plotting hasil hitungan
Penjelasan yang dapat diberikan pada kasus-kasus seperti yang disebutkan diatas 9ketida
sikuan bangunan, lebar jalan tidak sama hasil plotting).
1. Ketelitian alat uku dan data
Pada saat mengukur ada kemungkinan alat yang digunakan tidak mempunyai ketelitian
yang memadai (termasuk belum diklaribrasi), sehingga angka-angka yang didapatkan aka
tidak benar.
Persiapan Untuk Membuat Project Peta
2. Skala yang digunakan pada saat pengeplotan
Makin besar skala yang digunakan, maak akan semakin terlihat kesalaahn plottingnya
3. Ketelitian plotter-nya.
Oleh karena itu, fungsi kartografi antara lain juga untuk “menghaluskan” gambar dari
obyek-obyek yang tidak sesuai dengan kenyataan. Perlu dibedakan antara “menghaluskan”
gambar dan membuat kerangan gambar supaya sesuai. Membuat karanagn gambar berarti
data tidak ada atau tidak lengkap atau data tersebut keliru, lalu dilakukan penggambaran
supaya hasilnya mirip.
Sedang menghaluskan gambar didasarkan pada data yang ada dan disaring data mana saja
yang diperlukan serta data mana yang harus dihubungkan secara logis dengan melihat semi
dan kenyataan dilapangan. Jadi hasilnya masih dapat dipertanggungjawabkan.