15
ACNE VULGARIS Dina Lidadari I. DEFINISI Acne vulgaris adalah suatu peradangan kronis dari folikel pilosebaceus yang ditandai dengan adanya komedo, papule, pustule, kista pada daerah predileksi (muka, bahu, lengan bagian atas, dada dan punggung) umumnya terdapat pada usia pubertas meskipun dapat mengenai semua orang. II.ETIOPATOGENESIS Banyak faktor yang memegang peranan pada acne vulgaris. Dimulai dengan peradangan kronis pada folikel pilosebaseus dimana komedo yang terbentuk akan menyebabkan distensi folikel dan akhirnya folikel pecah sehingga terjadi radang yang ditandai dengan terbentuknya lesi berupa papule, pustule dan nodulokistik. Faktor-faktor yang berperan dalam patofisiologi acne : - Hiperplasia dari kelenjar sebasea akan menyebabkan hiperekskresi dari sebum yang merupakan akibat sekunder dari perubahan hormonal. Pada laki-laki hal ini dipengaruhi oleh hormon androgen dan pada wanita dipengaruhi oleh unsur-unsur androgenic dari progesterone serta hormon- hormon lainnya. - Keratinisasi folikel pilosebasea bersama-sama dengan sebum akan menyebabkan distensi folikel sehingga terbentuk keratotik plug pada folikel terbuka. 1

Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

ACNE VULGARIS

Dina Lidadari

I. DEFINISI

Acne vulgaris adalah suatu peradangan kronis dari folikel pilosebaceus yang ditandai

dengan adanya komedo, papule, pustule, kista pada daerah predileksi (muka, bahu, lengan

bagian atas, dada dan punggung) umumnya terdapat pada usia pubertas meskipun dapat

mengenai semua orang.

II. ETIOPATOGENESIS

Banyak faktor yang memegang peranan pada acne vulgaris. Dimulai dengan peradangan

kronis pada folikel pilosebaseus dimana komedo yang terbentuk akan menyebabkan distensi

folikel dan akhirnya folikel pecah sehingga terjadi radang yang ditandai dengan terbentuknya

lesi berupa papule, pustule dan nodulokistik.

Faktor-faktor yang berperan dalam patofisiologi acne :

- Hiperplasia dari kelenjar sebasea akan menyebabkan hiperekskresi dari sebum yang

merupakan akibat sekunder dari perubahan hormonal. Pada laki-laki hal ini dipengaruhi

oleh hormon androgen dan pada wanita dipengaruhi oleh unsur-unsur androgenic dari

progesterone serta hormon-hormon lainnya.

- Keratinisasi folikel pilosebasea bersama-sama dengan sebum akan menyebabkan distensi

folikel sehingga terbentuk keratotik plug pada folikel terbuka.

- Kolonisasi Propionibacterium acnes di folikel yang memproduksi lipase akan merubah

sebum menjadi asam lemak bebas dan melepaskan mediator inflamasi.

- Pecahnya folikel akibat distensi dan adanya asam lemak bebas yang bersifat kemotaktik

terhadap sel-sel radang akan mengakibatkan terjadinya radang pada folikel.

Faktor-faktor yang ikut berperan:

- Keturunan

- Stres dan emosi

- Musim, biasanya acne bertambahdimusim gugur dan musim dingin

- Menstruasi. Pada 70% wanita akan mengalami eksaserbasi 2-7 hari menjelang

menstruasi

1

Page 2: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

- Obat-obatan :

1. Hormon : kortikosteroid oral/topical, androgen, kontrasepsi (dominan progesterone)

steroid untuk pembentukan tubuh.

2. Antiepilepsi: trimethadion, phenytoin

3. Halogen : bromide, yodida

4. Antabuse: disulfram

5. Anti TB: isoniazid (INH), ethionamid, rifampicin

6. Psykofarmakotikal: lithium, amitriptyline, barbiturate

7. Imunosupresif: cyclosporine

8. Monoklonal antibody: cetuximab (EGFR inhibitor)

9. Thyroid supresif: thiouracil

- Kosmetika.

Bahan kosmetik yang bersifat komedogenik seperti minyak mineral yang sering terdapat

pada produk perawatan kulit dan makeup.

III. KRITERIA DIAGNOSIS

A. ANAMNESIS

Bintik/benjolan merah dan komedo, lamanya sakit dari beberapa minggu sampai

berbulan-bulan/tahun, dengan gejala gatal atau nyeri pada tipe nodulokistik, namun

sering kali tanpa gejala.

B. KLINIS :

Lesi kulit yang utama berupa komedo tertutup (white comedo) dan komedo terbuka

(blackheads).Warna hitam yang tampak merupakan melaninnya folikel.Komedo

terutama terdapat di dahi, pipi dan perioral. Jika terjadi peradangan maka akan terdapat

papule eritematus, papule dengan pustule pada bagian atasnya dan nodulokistik.

Klasifikasi acne (Plewig & Kligman)

1. Acne komedonal:

Tingkat I : kurang dari 10 komedo tiap sisi wajah

Tingkat II : 10-25 komedo tiap sisi wajah

Tingkat III : 25-50 komedo tiap sisi wajah

Tingkat IV : lebih dari 50 komedo tiap sisi wajah

2. Acne papulopustuler;

Tingkat I : kurang dari 10 lesi meradang tiap sisi wajah

Tingkat II : 10-20 lesi meradang tiap sisi wajah

2

Page 3: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

Tingkat III : 20-30 lesi meradang tiap sisi wajah

Tingkat IV : lebih dari 30 lesi meradang tiap sisi wajah

3. Acne conglobata

Merupakan tipe acne yang berat dimana terdapat nodule dan

pseudokista yang mengalami inflamasi, kadang-kadang beberapa nodule

menyatu. Terutama terdapat di wajah, leher dan punggung bagian atas.

Selain acne vulgaris terdapat bentuk-bentuk lain dari acne, antara lain;

acne neonatorum, akibat meningkatnya kadarhormon didalam uterin terjadi

hyperplasia glandula sebasea, sembuh secara spontan. Acne infantum, muncul

pada usia 3-6 bulan, akibat meningkatnya kadar hormon lutein (LH), follikel

stimulating(FSH) dan testosterone. Acne steroid, drug induced acne dengan

gambaran mirip acne namun tidak terdapat komedo.

C. DIAGNOSIS BANDING :

Wajah : Folikulitis/furunkel, rosacea, erupsi mirip acne, milia, syringoma

Badan : Malassezia folikulitis, staphylococcus aureus folikulitis, erupsi mirip acne

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Tidak di butuhkan pemeriksaan laboratorium.

IV. KOMPLIKASI

Pada acne papulopustuler yang berat dan acne conglobata sering kali terjadi sikatrik dan

keloid.

V. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan pada acne terutama untuk mencegah timbulnya komplikasi,

mengurangi frekuensi serta hebatnya eksaserbasi.

Edukasi pada pasien amatlah penting.Makanan bukan faktor utama terjadinya acne.

Terlalu sering mencuci wajah terutama dengan menggunakan pembersih yang aberasif dapat

menyebabkan iritasi dan erosi.

Pengobatan ditujukan untuk :

1. Mengangkat sumbatan sehingga dapat memperbaiki drainase

2. Mengurangi produksi sebum

3. Mengobati kolonisasi bakteri

Rencana pengobatan sesuai dengan derajat penyakitnya dan sering dibutuhkan terapi

kombinasi.

3

Page 4: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

Acne komedonal

Acne comedonal ringan:

a. tretinoin 0,01%-0,05% krim atau gel

b. isotretinoin

c. adapalene gel

d. azelicacid 20%

e. ekstraksi komedo terbuka

Acne comedonal sedang dan berat:

a. Sama dengan terapi acne komedonal ringan untuk lebih efektif dapat dikombinasi

dengan antibiotika topikal (erythromycin 2%, clindamycin 1%)

b. Isotretinoin oral 0,2-0,5mg/kgBB selama 3-6 bulan

c. Chemical peeling ringan (salisylic acid 35%, trichloroacetic acid 10-30%, gliclic

acid 20-50%)

Acne papulopustuler

Tingkat I-II : digunakan terapi kombinasi topikal dan sistemik

o Retinoad topikal : tretinoin 0,01%-0,05%, isotretinoin, adapalen

o Antibiotik topikal : clindamycin, erythromycin

o Benzoyl peroxide 2,5-5%

o Antibiotika sistemik : doxycycline 50mg-100mg per hari (tidak boleh

diberikan pada anak dengan masa pertumbuhan gigi karena terjadi penyerapan

warna pada gigi), Minocycline 50-100mg per hari, Clindamycin 150-300mg 2

kali sehari, Erythromycin 4x250 mg atau 2x500mg per hari.

o Chemical peeling

Tingkat III-IV:

o Retinoad topikal : tretinoin 0,01%-0,05%, isotretinoin, adapalen

o Antibiotik topikal : clindamycin, erythromycin

o Benzoyl peroxide 2,5%-5%

o Isotretinoin sistemik 0,2-0,5mg/kg BB perhari selama 3-6 bulan (efeksamping

teratogenik, tidak boleh diberikan pada orang hamil)

o Antibiotika sistemik : doxycycline 50mg-100mg per hari , Minocycline 50-

100mg per hari, Clindamycin 150-300mg 2 kali sehari, Erythromycin 4x250

mg atau 2x500mg per hari

o Chemical peeling

4

Page 5: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

Acne conglobata

Terapi sama dengan yang digunakan untuk acne papulopustuler yang berat, namun

dapat di berikan terapi tambahan:

o Injeksi kortikosteroid (triamcinolone acetonide 2,5mg/ml, tiap lesi 0,01-

0,05ml) dapat diberikan intralesi pada acne nodulokistik.

o Oral estrogen dan cyproteron acetat (3-6 siklus menstruasi)

o Chemical peeling

E. DAFTAR PUSTAKA

1. Sterry W, Paus R, BurgdorfW. Dermatology.5thed. Georg Thieme Verlag KG.2006.

p.530-34.

2. Arndt K.A, Bowers K.E. Manual of Dermatologic Therapeutics.6th ed. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.2002.p154-63.

3. Odom R.B, et al. Andrews’ Diseases of The Skin.11th ed. Philadelphia: W.B Saunders

.company.2011.p.228-41

4. Thiboutaut DM. et al. Diseases of Sebaceous glands. In : Fitzpattrick’s Dermatology in

General Medicine.6th ed. New York: McGraw Hill.2012.p672-87

5

Page 6: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

VITILIGO

Dina Lidadari

I. DEFINISI

Vitiligo merupakan suatu kelainan depigmentasi pada kulit, rambut dan kadang-kadang

pada mukosa yang tampak berupa macula berwarna putih susu (hipopigmentasi), tidak

mengandung melanosit, berbatas tegas dan sering bersifat herediter.

II. ETIOPATOGENESIS

Diperkirakan 30% dari kasus merupakan faktor genetic (herediter).

Etiologinya belum jelas, diduga :

1. Kelainan neural (neural pathway), ada hubungannya dengan stress.

2. Perusakan melanosit karena penaykit autoimmune.

3. Kelainan metabolic

4. Destruksi diri sendiri

Faktor predisposisi: setelah sakit berat, terbakar sinar matahari, kematian anggota

keluarga, kehilangan pekerjaan, kecelakaan, postrauma (30%).

Beberapa penyakit yang sering menyertai atau menyebabkan vitiligo:

1. Kelainan endokrin (thyroid, Diabetes Melitus, Addison disease)

2. Anemia pernisiosa

3. Kelainan pada mata (uveitis/Vogt-Koyanagi-Harada syndrome)

4. Alopecia areata

5. Myastheniagravis

6. Morphea

7. Sclerosis sistemik

8. Melanoma malignansi

III. KRITERIA DIAGNOSIS

Vitiligo dapat timbul pada semua umur, 50% pada usia dibawah 20 tahun.

A. ANAMNESIS

Bercak putih, dapat di alami selama beberapa minggu, bulan dan tahun, tidak gatal

dan tidak mati rasa

6

Page 7: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

B. KLINIS

Makula hipopigmentasi/depigmentasi (tidak mengandung melanosit), bentuk

bulat/oval, berbatas tegas, tepi lebih sering ireguler, dengan ukuran bervariasi dari

hanya beberapa millimeter sampai centimeter.

Distribusi:

a. Lokal:

- Fokal: satu atau beberapa macula/patch.

- Segmental: unilateral, distribusi menurut dermatom

- Mukosa: jarang terkena

b. Generalisata:

- Acrofacial: ekstremitas bagian distal, wajah dan periorificial

- Vulgaris: tersebar diseminata tanpa ada regio predileksi

c. Universal: hamper tidak ada area yang normal

C. DIAGNOSIS BANDING

1. Segmental :

- nevus depigmentosus

- Tuberosclerosis

- Idiopethic gutata hypomelanosis

- Lepra

- Pytiriasis alba

2. Generalisata:

- Sclerosis sistemik

- Lupus eritematosus

- Pytiriasis versicolor

- Pityriasis alba

- Lepra

- Leukoderma karena bahan kimia

- Post inflammatory hypopigmentation

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lampu wood : untuk melihat macula pada daerah yang tidak terpapar sinar

matahari dan pada orang kulit putih.

7

Page 8: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

IV. KOMPLIKASI

Tidak ada komplikasi yang disebabkan oleh penyakitnya.Komplikasi sering terjadi

akibat pengobatan.

V. PENATALAKSANAAN

Tidak ada terapi yang memuaskan.

Perlu penerangan tentang penyakitnya.

Kosmetika : termasuk tabir surya dan cover mark

Usaha untuk repigmentasi :

a. Fokal dan segmental : kortikosteroid topikal, minigraft, bahan untuk tanning

b. Luas : kombinasi kortikosteroid topikal dan oral/topikal PUVA, UVB (311nm),

minigraft, bahan-bahan untuk tanning.

Prognosis; tidak bisa diramalkan, oleh karena kadang-kadang dapat sembuh sendiri pada

yang tipe fokal atau segmental.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Vitiligo. In: Dermatology.5thed. Georg Thieme Verlag

KG.2006. p.37I-78.

2. Arndt K.A, Bowers K.E. Manual of Dermatologic Therapeutics.6th ed. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.2002.p.154-63

3. Odom R.B, et al. Vitiligo. In: Andrews’ Diseases of The Skin.9th ed. Philadelphia: W.B

Saunders company.2011.p.854-57

4. Ortone JP,.et al. Hypomelanosis and hypermelanosis. In : Fitzpattrick’s Dermatology in

General Medicine.6th ed. New York: McGraw Hill.2012.p2003;836-81

8

Page 9: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

MELASMA

Dina Lidadari

I. DEFINISI

Melasma adalah suatu hiperpigmentasi akibat dari hipemelanosis yang didapat, bisa

merupakan suatu kombinasi epidermal dan dermal pada area yang sering terpapar sinar

matahari (dahi, pipi dan area perioral). Kelainan ini sering tampak pada kulit orang Latin dan

Asia, wanita usia produktif. Nama lain : cloasma, topeng kehamilan.

II. ETIOPATHOGENESIS

Etiologi dan pathogenesis belum diketahui dengan pasti.

Faktor pencetus antara lain:

1. Paparan sinar matahari

2. Kehamilan

3. Penggunaan kontrasepsi

4. Obat-obat anti epilepsy tertentu

III. KRITERIA DIAGNOSIS

A. ANAMNESIS

Bercak hitam di wajah yang tampak lebih hitam bila terpapar matahari, dapat

dialami dalam beberapa minggu, bulan sampai tahun atau selama kehamilan.

Berkurang setelah melahirkan atau menghentikan pemakaian oral kontrasepsi.

B. KLINIS

Makula hiperpigmentasi kecoklatan, kadang-kadang kebiruan, berbatas tegas, tepi

biasanya irregular, simetris.Lesi kadang-kadang menyerupai topeng pada wanita hamil.

Ada 3 bentuk klinis:

- Bentuk sentrofcial : tersering, terutama pada pipi, dahi, bagian atas perioral,

hidung dan dagu.

- Bentuk malar : pada pipi dan hidung.

- Bentuk mandibular: pada ramus mandibular

C. DIAGNOSIS banding

- Reaksi photosensitif topikal

9

Page 10: Acne Vulgaris Vitiligo Melasma

- Berloque dermatitis (parfum)

- Hiperpigmentasi pasca radang

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Lampu wood untuk membedakan :

1. Tipe epidermal : warna coklat, batas tegas

2. Tipe dermal : warna biru abu-abu, batas tidak jelas

3. Campuran : batas jelas/tidak jelas

- Histologi :sebenarnya biopsy tidak dibutuhkan. Histologi; tampak jumlah

melanin epidermal meningkat di papilla dermis yang terputus-putus.

IV. KOMPLIKASI

Okronosiseksogen ; bertambah gelapnya warna hitam setelah penggunaan

hydroquinone konsentrasi tinggi, oleh karena timbunanpigmen di dalam dermis.

V. PENATALAKSANAAN

o Eliminasi faktor pencetus

o Gunakan proteksi maksimum

o Bleaching : hydroquinone 2-4%, azelic acid, retinoid topical (dapat digunakan

kombinasi, formula Kligman)

o Tabir surya : sebaiknya yang mengandung titanium dioxide dan zinc oxide

o Chemical peeling; glikolic acid 20-30%, Jessner, trichloroacetic acid.

Hasil pengobatan baru terlihat setelah 2 bulan menghilang setelah 6 bulan.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Sterry W, Paus R, Melasma. Burgdorf W. Dermatology.5thed. Georg Thieme Verlag

KG.2006. p.379-80.

2. Odom R.B, et al. Melasma. Andrews’ Diseases of The Skin.9th ed. Philadelphia: W.B

Saunders company.2011.p.847-48

3. Ortone JP,.et al. Hypomelanosis and hypermelanosis. In : Fitzpattrick’s Dermatology in

General Medicine.6th ed. New York: McGraw Hill.2012.p2003;836-81

10