10
ACARA 9 BENTUK LAHAN ASAL MARIN I. TUJUAN Mengenali dan menganalisis berbagai macam mekanisme proses pembentukan bentuklahan asal proses marin di lingkungan pesisir, keterkaitan antara bentuklahan satu dengan yang lain serta mampu mengidentifikasi masing-masing bentuklahan asal proses marin baik melalui peta, citra, maupun melalui pengamatan di lapangan. II. DASAR TEORI Marin adalah bentuklahan yang dihasilkan oleh proses marin berupa aktivitas/ gerakan air laut. Proses pembentukan marin sendiri dapat berupa bentukan erosional yang terjadi apabila aktivitas gelombang atau arus tersebut mampu mengikis dan mengangkut material, contohnya dinding terjal (cliff) dan bentukan deposisional yaitu Apabila kekuatan gelombang atau arus yang ada semakin berkurang dan material yang dibawa akan terendapkan dan membentuk bentukan deposisional, contohnya delta, betinggisik, sedimen marin, hamparan pasang surut, tombolo, dan spit. Proses marin sering dipengaruhi juga oleh aktivitas daratan yaitu aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai proses fluvio-marin. Contoh bentuklahan yang merupakan hasil proses fluvio-marin adalah delta. Aktivitas dari air laut sendiri meliputi : a. Gelombang Menurut Darsiharjo (1994) Gelombang adalah ombak air permukaan yang dihasilkan oleh tiupan angin dipermukaan laut. Selanjutnya, bentuk gelombang berdasarkan tinggi gelombang dan kedalaman air, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

ACARA 9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ACARA 9

ACARA 9

BENTUK LAHAN ASAL MARIN

I. TUJUANMengenali dan menganalisis berbagai macam mekanisme proses pembentukan

bentuklahan asal proses marin di lingkungan pesisir, keterkaitan antara bentuklahan satu dengan yang lain serta mampu mengidentifikasi masing-masing bentuklahan asal proses marin baik melalui peta, citra, maupun melalui pengamatan di lapangan.

II. DASAR TEORIMarin adalah bentuklahan yang dihasilkan oleh proses marin berupa aktivitas/

gerakan air laut. Proses pembentukan marin sendiri dapat berupa bentukan erosional yang terjadi apabila aktivitas gelombang atau arus tersebut mampu mengikis dan mengangkut material, contohnya dinding terjal (cliff) dan bentukan deposisional yaitu Apabila kekuatan gelombang atau arus yang ada semakin berkurang dan material yang dibawa akan terendapkan dan membentuk bentukan deposisional, contohnya delta, betinggisik, sedimen marin, hamparan pasang surut, tombolo, dan spit. Proses marin sering dipengaruhi juga oleh aktivitas daratan yaitu aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai proses fluvio-marin. Contoh bentuklahan yang merupakan hasil proses fluvio-marin adalah delta. Aktivitas dari air laut sendiri meliputi :

a. GelombangMenurut Darsiharjo (1994) Gelombang adalah ombak air permukaan

yang dihasilkan oleh tiupan angin dipermukaan laut. Selanjutnya, bentuk gelombang berdasarkan tinggi gelombang dan kedalaman air, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:1. Airy: Bentuk gelombang airybiasanya sangat rendah dan terdapat

diperairan yang dalam.2. Stokes: Bentuk gelombang stokes, biasanya tinggi dan terdapat

diperairan yang dalam.3. Solitary: Bentuk gelombang solitary biasanya tinggi dan terdapat di

perairan yang dangkal.Gelombang yang datang ke pantai, biasanya akan pecah, gelombang

tersebut dinamakan breaker (empasan). Ada beberapa tipe breaker dalam Darsiharjo (1994) sebagai berikut:1) Melimpah (spilling breaker): Spilling breaker terdapat sepanjang

pantai yang mempunyai kemiringan dasar landai. Gelombang mulai pecah pada jarak yang relative jauh dari pantai, pecahnya perlahan-lahan ketika mencapai perairan dangkal.

2) Menunjam (plunging breaker): Bagian puncak dari gelombang yang melengkung merupakan ciri dari gelombang ini. Banyak energi yang dipecahkan dalam turbulensi, sedikit dikembalikan ke laut dan

Page 2: ACARA 9

hanya sedikit gelombang baru yang ditimbulkan di perairanyang lebih dangkal.

3) Menggelora (surging): Tipe surging breaker biasanya terdapat pada pantai dengan kemiringan dasar sangat curam, seperti pantai berbatu.

b. ArusMenurut Nontji (1987) arus merupakan gerakan mengalir suatu masa

air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin atau karena perbedaan dalam densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh gerakan bergelombang panjang. Berdasarkan pengertian arus yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka arus merupakan gerakan masa air yang luas disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut dan gelombang.

Menurut Dahuri (1996) pola arus yang datang ke pantai ditentukan oleh besarnya sudut yang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika sudut datang cukup besar, maka akan terbentuk arus menyusur pantai (longshore current). Sedangkan jika sudut datang kecil atau sama dengan nol, maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip current).

c. Pasang-SurutPasang-surut adalah gerakan naik turunnya muka laut secara

berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari (Nontji, 1987 dalam Nurkholilah, 2012). Dilihat dari pola gerakan muka lautnya, pasang-surut di Indonesia dapat dibagi menjadi empat jenis yakni pasang-surut harian tunggal (diurnal tide), pasang-surut harian ganda (semidiurnal tide), pasang-surut campuran harian tunggal (mixed semidiurnal tide).

Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969 dalam Siswanti, 2012). Daerah di sekitar pantai dibagi dalam beberapa bagian seperti berikut:

1) Backshore merupakan bagian dari pantai yang tidak terendam air laut kecuali bila terjadi gelombang badai.

2) Foreshore merupakan bagian pantai yang dibatasi oleh beach faceatau muka pantai pada saat surut terendah hingga uprushpada saat air pasang tinggi

3) Inshore merupakan daerah dimana terjadinya gelombang pecah,memanjang dari surut terrendah sampai ke garis gelombang pecah.

4) Offshore yaitu bagian laut yang terjauh dari pantai (lepas pantai), yaitu daerah dari garis gelombang pecah ke arah laut.

Menurut Bakosurtanal 1990, pengertian wilayah pesisir (coast) adalah suatu jalur saling pengaruh antara darat dan laut yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke arah darat dibatasi oleh pengaruh fisik air laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan arah ke laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan

Page 3: ACARA 9

manusia terhadap lingkungan di darat. Batas wilayah pesisir arah daratan ditentukan oleh :

a. Pengaruh sifat fisik air laut, yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh pengaruh pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh dan seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah tawar.

b. Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentrasi ekonomi bahari (desa nelayan) sampai ke arah daratan.

Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan. Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut. Menurut Johnson 1919 dalam Srijono (2011), pantai dapat dibedakan menjadi empat macam berdasarkan genesanya:

1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)Merupakan pantai yang terbentuk karena penenggelaman daratan

atau naiknya muka laut. Garis pantainya tidak teratur, adanya pulau di depan pantai, teluk yang dalam, dan lembah yang turun. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:a. Lembah sungai yang tenggelamb. Fjords (lembah glasial yang tenggelam)c. Bentuk pengendapan sungaid. Bentuk pengendapan glaciale. Bentuk permukaan hasil diastrofismef. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api

Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.

2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya

penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:

a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat.

b. Terdapatnya teras-teras gelombangc. Terdapatnya gisik (beaches)d. Terdapatnya laut terbukae. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)

3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan

pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain

Page 4: ACARA 9

hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).

4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di

atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.

Shepard (1963) dalam Sunarto (1991) mengelompokan pantai menjadi dua, yaitu :

1. Pantai PrimerPantai primer terbentuk karena adanya tenaga dari darat berupa erosi, deposisi darat, gunung api, sesar, dan lipatan. Macam-macam pantai primer : Pantai karena erosi dari daratan baik oleh sungai maupun glacial

sebelum mengalami pengangkatan Pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat Bentuk pantai akibat aktivitas vulkanisme Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diastropisme atau

tektonik.2. Pantai Sekunder

Pantai sekunder terjadi dari proses laut, meliputi erosi laut, deposisi laut, dan bentukan organic. Macam-macam pantai sekunder : Bentuk pantai karena erosi laut Bentuk pantai karena pengendapan laut

Sumampouw, et al (2000) dalam Sudarja Adiwikarta 1997 juga membagi pantai berdasarkan ukuran butiran sedimen pantai, bentuk medan, aliran sungai dan gelombang laut menjadi tiga,yaitu:

a. Pantai Batu : Ukuran butir sedimen kerikil atau campuran, bentuk medan landai sampai terjal, tidak ada atau sedikit pengendapan dari sungai, berhadapan dengan gelombang besar secara langsung.

b. Pantai Pasir : Ukuran butir sedimen pasir atau campuran, bentuk medan landai, ada pengendapan, berhadapan dengan gelombang yang tidak terlalu besar.

c. Pantai Lumpur : Ukuran butiran sedimen adalah debu/lempung atau campuran, bentuk medan datar, banyak pengendapan, terlindung dari gelombang

Page 5: ACARA 9

Jenis bentanglahan pesisir antara lain : 1. Tebing Terjal

Pesisir yang bertebing terjal di daerah tropika basah seperti Indonesia pada umumnya menunjukkan kenampakan yang mirip dengan lereng dan lembah pengikisan di daerah yang bertebing terjal di daerah tropika basah seperti Indonesia pada umumnya menunjukkan kenampakan yang mirip dengan lereng dan lembah pengikisan di daerah pedalaman. Aktivitas pasang surut, dan gelombang mengikis bagian tebing ini sehingga membentuk bekas seperti:

a. Tebing terjal (cliff)b. Bergerak Tebing menggantungc. Rataan gelombang (platforms) dan bentuk lainnya Di Indonesia, pesisir bertebing terjal terutama di sepanjang pantai barat

Sumatera, pantai selatan Jawa, pantai Sulawesi dan pantai Selatan pulau-pulau Nusa Tenggara.

2. Gisik PantaiEndapan pasir yang berada di daerah pantai umumnya memiliki lereng

landai. Kebanyakan pasirnnya berasal dari daerah pedalaman yang terangkut oleh aliran sungai kemudian terbawa arus laut sepanjang pantai dan selanjutnya dihempas gelombang ke darat. Oleh karena material asalnya dari sungai, maka gisik atau pantai berpasir dapat dijumpai di sekitar muara sungai. Oleh karena material penyusunnya terutama pasir, daerah pesisir bergisik bersifat porous, tidak subur, dan kebanyakan berair asin. Beberapa kenampakan pantai bergisik akibat hasil pengendapan (deposisional) seperti :

a. Spit, yaitu endapan pantai dengan satu bagian tergabung dengan dataran dan bagian yang lain sedikit menjorok ke laut.

b. Tembolo yaitu endapan tipis yang menghubungkan pulau dengan daratan.

c. Bars, hampir sama dengan spit tapi disini bars menghubungkan headland yang satu dengan yang lain

d. Daratan yang cukup luas, tersusun oleh endapan pasir atau kerikil

3. Rawa payauRawa payau juga mencirikan daerah pesisir yang tumbuh (accretion).

proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnya daratan pada medan ini. Material penyusun umumnya berbutir halus dan medan ini berkembangnya pada lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang, pada pantai yang relatif dangkal.

Umumnya rawa payau ditumbuhi bakau (mangrove) dari berbagai jenis, tetapi ada pula yang diusahakan dengan pembuatan tambak (kolam) untuk pemeliharaan ikan khususnya jenis bandeng dan udang. Batas teratas dari Bakau setinggi batas air pasang maksium.

Page 6: ACARA 9

4. Daerah Terumbu karangTerumbu karang terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan

jasad renik lainnya. Bentuk-bentuk terumbu karang antara lain :a. Fringing reef (karang pantai) yaitu karang tumbuh langsung

melekat (berimpit) dengan pantai atau genangan laut antara terumbu dengan daratan.

b. Barier reef , (karang tanggul adalah pulau karang seperti tanggul dan letaknya dimuka pantai yang di pisahkan oleh lagoon.

c. Atol (krang cincin) adalah pulau karang yang terbentuk seperti cincin. Proses tektonik sering berpengaruh pula terhadap pertumbuhan terumbu karang.

III. ALAT DAN BAHANAlat : kertas transparansi, OHP Marker, pensil, penggaris, kertas HVS, pensil

warnaBahan :

Foto udara inframerah Daerah Istimewa Yogyakarta skala 1:30.000

IV. CARA KERJA1. Menyiapkan alat dan bahan2. Menentukan bentuklahan asal proses marin yang terdapat pada citra foto udara

yang akan di delineasi. 3. Mendelineasi bentuklahan asal proses marin yang telah ditentukan dari citra

foto udara ke kertas transparansi4. Mendelineasi bentuklahan asal proses solusional yang telah ditentukan dari

citra foto udara ke kertas HVS dan diberi warna hijau untuk bentuklahan marin.

5. Mencari bentuklahan marin lainnya pada google earth6. Menggambarkan secara tiga dimensi bentuklahan marin yang dipilih pada

langkah kerja sebelumnya dan menjelaskan tipologi pesisirnya.7. Mengidentifikasi kenampakan bentukan marin meliputi aspek geomorfologi

dan penggunaan lahan pada bentuklahan tersebut.8. Mendeskripsikan hasil identifikasi pada tabel kenampakan bentukan asal

marin

V. HASIL PRAKTIKUM1. Peta tentatif bentuklahan asal marin (pada kertas transparansi)2. Peta tentatif bentuklahan asal marin (pada kertas HVS)3. Tabel 9.1 : Tabel kenampakan bentuklahan solusional4. Gambaran tiga dimensi bentuklahan marin dan penjelasan tipologi pesisirnya

VI. PEMBAHASAN

Page 7: ACARA 9

VII. KESIMPULAN

VIII. DAFTAR PUSTAKAAdiwikarta, Sudarja dan Akub Tisnasomantri. 1997. Geomorfologi Jilid II, Bandung:

Jurusan Pend. Geografi IKIP Bandung.Bakosurtanal. 1990. Konsep Pembakuan Batas Wilayah Pantai, Edisi Khusus. Bogor :

Perpustakaan BakosurtanalBudiadi. 2011. Geomorfologi Jilid 1. Yogyakarta : Universitas Gadjah MadaDarsiharjo. 1994. Bentukan Asal Marin dan Eolin Suatu Kajian Geomorfologi. Bandung :

UPI BandungRokhimin, Dahuri. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta :

Pradnya ParamitaNontji, Anugerah. 1987. Laut Nusantara. Jakarta : DjambatanNurkholilah. 2012. Bentuk Lahan Asal Proses Marine. Padang : Universitas Negeri

PadangSiswanti. 2012. Bentuklahan Asal Marine. Malang : Universitas Negeri MalangSrijono. 2011. Geomorfologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah MadaSunarto. 1991. Geomorfologi Pantai. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada