22

Click here to load reader

Panduan acara acara wahidiyah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan acara acara wahidiyah

PANDUANACARA-ACARA WAHIDIYAH

Page 2: Panduan acara acara wahidiyah

Hadlrtul Mukarrom Syekh Abdoel Madjid Ma’roef• Muallif Sholawat Wahidiyah

• Wafat 29 Rojab 1409 H./ 07 Maret 1989 M

JUK LAK ACARA-ACARA WAHIDIYAHDikutib dari Buku Tuntunan Mujahadah & Acara-Acara Wahidiyah

Pegangan bagi setiap Personil Pengurus PSW di semua Tingkat• Download di www.qr.net/panacwah

Editor: Zainuddin Tamsir Ketua DPP PSW- Kabid Pembinaan

Dikeluarkan oleh: DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH

Sektetariat: Pesantren Attahdzib (PA), Rejoagung Ngoro Jombang 61473 JAWA TIMUR. Telp. 0354-326720 Fax. 0354-327599. Email: dpp_psw@

yahoo.co.id, Website: www.wahidiyah-center.org

Page 3: Panduan acara acara wahidiyah

PETUNJUK PELAKSANAANACARA-ACARA WAHIDIYAH

Page 4: Panduan acara acara wahidiyah

ACARA-ACARA WAHIDIYAH

Yang dimaksud “ACARA WAHIDIYAH” adalah resepsi Kuliah dan Mujahadah Wahidiyah dalam rangka Pelaksanaan Mujahadah-mujahadah yang dibakukan (Syahriyah, Rubu’us-sanah, Nishfus-sanah, dan Mujahadah Kubro Wahidiyah), atau Acara Penyiaran/Pembinaan Wahidiyah, Peringatan Hari-hari Besar Islam/Nasional, hajat perorangan yang dimanfaatkan untuk Penyiaran / Pembinaan Wahidiyah dan lain-lain.

Agar pelaksanaan acara-acara tersebut berjalan lancar dan lebih banyak hasil dan manfaatnya lahiriyah - batiniyah, maka hal-hal di bawah ini harap dilaksanakan dan diperhatikan :

Page 5: Panduan acara acara wahidiyah

Panitia Penyelenggara, Panitia Pelaksana atau shohibul hajat supaya mengadakan persiapan-persiapan yang cukup, lahiriyah dan batiniyah, diantaranya dengan mengadakan Mujahadah Khusus Penyongsongan (Non Stop atau Estafet) dilaksanakan oleh para anggota panitia dan lainnya.

Mengajukan Surat Pemberitahuan kepada pihak Pemerintah setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku di daerah masing-masing. Dengan ini panitia penyelenggara sebaiknya berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk mohon petunjuk, sambil Penyiaran.

Panitia harus selalu kompak lahir dan batin dalam menjalankan tugas kepanitiaan dan saling membantu satu sama lain. Jika terjadi perbedaan pendapat harus diselesaikan dengan baik, ber-musyawaroh, dan kebijaksanaan. Setiap personil panitia dalam musyawarah, harus megikuti pendapat terbanyak yang menjadi keputusan sekalipun berlawanan dengan pendapatnya sendiri, selama kesepakatan itu tidak menyimpang atau tidak bertentangan dengan ajaran/tuntunan yang benar.

Page 6: Panduan acara acara wahidiyah

Jika mengadakan usaha penggalian dana supaya terbatas di kalangan Pengamal Wahidiyah saja, kepada simpatisan yang sudah dikenal kedermawanannya atau pihak-pihak lain yang halal dan tidak mengikat. Tidak boleh mengadakan tekanan / paksaan. Harus sukarela dengan dijiwai kesadaran.

Cara penggalian dana untuk acara Mujahadah yang dibakukan, selain dengan cara-cara yang disepakati oleh panitia, sebaiknya tidak meninggalkan cara yang dicontohkan oleh Al-Mukarrom Muallif Sholawat Wahidiyah, yakni “Pengedaran Lis Khusus / Umum” kepada para pengamal Wahidiyah.

Penggunaan biaya-biaya usahakan tidak terlalu berlebihan dan harus “TAQDIMUL AHAM” ! Jika terjadi hal-hal yang kurang beres/ penyimpangan di bidang keuangan atau lainnya supaya diadakan peringatan dengan bijaksana, sehingga tidak mengganggu kelancaran penyelenggaraan acara Wahidiyah.

Page 7: Panduan acara acara wahidiyah

Jika mengadakan publikasi/siaran/pengumuman kepada masyarakat supaya dengan cara-cara yang wajar, memperhatikan situasi dan kondisi serta mengindahkan ketentuan-ketentuan Pemerintah setempat.

Kaset lagu-lagu/nyayian lebih-lebih berirama hot/porno, jangan diputar menjelang dan setelah acara. Terkecuali dalam hajat perorangan seperti walimah dan sebagainya, akan tetapi harus dipilih lagu-lagu yang berirama agamis, berjiwa keimanan, atau sholawat Nabi SAW. Adapun selain hajat perorangan yang boleh diputar hanyalah seperti Qiro’atul Qur’an dan Tasyafu’.

Kaset-kaset Kuliah Wahidiyah kurang serasi jika diputar pada saat menjelang atau sesudah acara-acara Wahidiyah. Pemutaran kaset setelah usai acara pada waktu malam supaya dibatasi agar tidak mengganggu sekitarnya.

Beberapa menit sebelum acara dimulai, yang telah hadir diajak “Tasyafu’an” bersama (dilagukan).

Catatan: Mikropon jangan dimonopoli oleh satu/dua suara saja. Suara harus seragam dan bisa masuk ke dalam pengeras suara, kecuali untuk memberi aba-aba. Pelaksanaan “Tasyafu’an” tersebut, dalam acara hajat perorangan disesuaikan dengan situasi.

Page 8: Panduan acara acara wahidiyah

Jika acara akan dimulai, “Tasyafu’nya ditutup dengan “AL FAATIHAH !” (baca surat Fatihah 1 kali bersama-sama) dan diteruskan membaca “YAA AYYUHAL GHOUTSU…” satu kali (dilagukan) dan AL FAATIHAH !” (baca Fatihah 1 X). Kemudian salah satu dari panitia (selain protokol) mengumumkan supaya para hadirin hadirot yang masih ada di luar segera megambil tempat yang telah disediakan. Setelah itu panitia mengumumkan dengan suara keras tapi sopan, sebagai berikut :

“Acara ………… (sebutkan rangkanya) segera kita mulai. Dengan bacaan “BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM” kepada Pengatur Acara, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari (salah satu) : ……………. dipersilakan untuk memulainya.

Kemudian protokol (penata acara/MC) naik ke podium atau di bawah,

berdiri tegak dan sopan di depan mikropon untuk memulai acara. Lihat PETUNJUK BAGI PROTOKOL & CONTOH PROTOKOL di halaman belakang.

Page 9: Panduan acara acara wahidiyah

Susunan Acara. Kerangka susunan acara pada resepsi Wahidiyah umumnya sebagai berikut :1. Pembukaan (baca Al Fatihah satu kali dipimpin oleh MC/ protokol).2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an (Tilawatil Qur’an). Jika situasi memerlukan

dan memungkinkan bisa ditambah “sari tilawah”,3. Penghormatan kepada Rosululloh dengan bacaan Sholawat. Dalam istilah

Wahidiyah disebut Muqoddimah Sholawat Wahidiyah. (Lihat Juklaknya di halaman belakang)

4. Prakata panitia (Lihat sikon)5. Sambutan-sambutan : (Misalnya)

Pengurus PSW (DPC, DPW, atau DPP); Pejabat setempat; Dari Ulama / Tokoh Agama (bila diperlukan); Lain-lain;7. Kuliah Wahidiyah dan Mujahadah dalam rangka ……… 8. Penutup / Nidak.

Page 10: Panduan acara acara wahidiyah

CATATAN : Setelah Muqoddimah Sholawat Wahidiyah bisa ditambah bacaan

TAHLIL jika dalam acara tersebut ada peringatan HAUL seseorang atau kirim do’a bersama. Itupun jika situasi memungkinkan.

Usahakan prakata panitia dan sambutan-sambutan tidak terlalu panjang agar waktu yang diperuntukkan acara yang pokok (Kuliah Wahidiyah) lebih banyak. Panitia berhak menentukan waktu.

Usahakan sambutan pejabat pemerintah atau tokoh agama ditempatkan setelah ada penjelasan singkat tentang Sholawat Wahidiyah dari sambutan PSW. Lebih-lebih jika yang bersangkutan diperkirakan langsung pulang setelah memberikan kata sambutannya.

Materi Penjelasan Singkat Tentang Sholawat Wahidiyah sebaiknya menggunakan buku “Profil Wahidiyah” yang dikeluarkan oleh DPP PSW, dan bisa disampaikan oleh Sambutan PSW atau ada petugas tersendiri.

Page 11: Panduan acara acara wahidiyah

Pengisi Kuliah Wahidiyah bisa lebih dari satu orang, sesuaikan situasi dan kondisi. Sebaiknya Kuliah Pertama dimanfaatkan untuk kaderisasi da’i Wahidiyah.

Bagi petugas sebagai prakata panitia, sambutan PSW dan pengisi kuliah yang pertama supaya mengakhirinya dengan mujahadah singkat (tidak sampai do’a), minimal tasyafu’, nidak, dan istighotsah.

Mujahadah penutup bagi pengisi Kuliah Wahidiyah terakhir dalam acara Syahriyah, Rubu’ussanah, Nishfus-sanah dan Mujahadah Kubro, supaya menggunakan bilangan 7–17 kecuali situasi tidak mengizinkan.

Yang dimaksud “acara penutup” yaitu nidak berdiri ke arah empat penjuru, tasyafu’an dan Istighotsah.

Jika acara penutup dilaksanakan dengan nidak ke empat penjuru dan pesertanya sebagian orang umum (belum pengamal) sebaiknya pengisi Kuliah Wahidiyah terakhir sebelum mengucapkan salam mengajak berdiri menghadap ke barat kepada hadirin untuk melaksanakan nidak; Adapun pelaksanaan nidaknya dipimpin oleh MC / Protokol.

Page 12: Panduan acara acara wahidiyah

PETUNJUK BAGI PROTOKOL / MC Protokol (Penata Acara / MC) sangat penting kedudukannya. Dia sebagai penanggung jawab kelancaran jalannya acara. Oleh karena itu : Sebelum melaksanakan tugasnya, protokol harus mengadakan per-

siapan-persiapan yang cukup lahir bathin. Mempersiapkan teks yang akan digunakan dengan benar, mengadakan latihan secukupnya dan melaksanakan Mujahadah khusus sebelum menjalankan tugasnya. Sekurang-kurangnya tiga hari sebelum bertugas agar melaksanakan Mujahadah, misalnya Mujahadah Khusus Peningkatan minimal sekali khataman setiap harinya atau ditambah Mujahadah Penyiaran.

Hatinya senantiasa berdepe-depe kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, wa Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, memohon taufiq, hidayah, bimbingan, syafa’at tarbiyah dan nadhroh bagi suksesnya acara yang dipimpinnya.

Usahakan sekuat mungkin menerapkan “LILLAH-BILLAH LIR-ROSUL-BIRROSUL LILGHOUTS BILGHOUTS”.

Page 13: Panduan acara acara wahidiyah

Sebelum mengucapkan salam dengan suara yang keras tapi sopan, mengucapkan : “Para hadirin-hadirot ! Menyongsong dimulainya acara ini marilah sekali lagi kita bersama-sama memohon petunjuk dan perlindungan kepada Alloh SWT dan mengadakan tasya-fu’an dan istighotsah kepada Rosululloh SAW wa Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, dengan adab lahir batin sebaik-baiknya !

Berdiam sejenak kira-kira 5 detik, kemudian dengan suara cukup keras tapi sopan ucapkan : AL-FATIHAH ! (membaca Surat fatihah 1 kali) YAA SYAFIAL KHOLQI SHOLAATU ……….dilagukan 1 kali YAA SAYYIDI YAA ROSUULALLOOH………………...3 kali YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOOH……….1 kali AL FAATIHAH (membaca surat al-Fatihah 1 kali)

Mulailah pelaksanaan tugas dengan urutan sebagai berikut :

Page 14: Panduan acara acara wahidiyah

Catatan:a. Bacaan Fatihah bagi protokol, jangan keras-keras, cukup didengar

sendiri dengan menghayati maknanya. Begitu pula ketika tasyafu’ dan istighotsah suaranya direndahkan, dan miknya dijauhkan dari mulut, kecuali ketika angkatan pertama atau untuk memberi aba-aba.

b. Setelah bacaan surat Fatihah selesai, protokol memulainya dengan mengucapkan salam, basmallah, khutbah iftitah ala Wahidiyah, dan seterusnya.

• Bacaan Fatihah bagi protokol, jangan keras-keras, cukup didengar sendiri dengan menghayati maknanya. Begitu pula ketika tasyafu’ dan istighotsah suaranya direndahkan dan miknya dijauhkan dari mulut, kecuali ketika angkatan pertama atau untuk memberi aba-aba.

• Setelah bacaan surat Fatihah selesai, protokol memulainya dengan mengucapkan salam, basmallah, khutbah iftitah ala Wahidiyah, dan seterusnya.

Page 15: Panduan acara acara wahidiyah

Jika ada pembicara melewati batas waktu yang diperuntukkan baginya, pembicaraannya menyimpang dari ketentuan atau waktunya sudah habis, protokol berhak menyampaikan peringatan kepadanya dengan tulisan singkat tetapi jelas/mudah dibaca (huruf balok besar). Misalnya “MAAF MOHON DISINGKAT” atau “MAAF, WAKTU SUDAH HABIS”

Jika situasi hadirin-hadirot kurang tenang, protokol supaya memberi peringatan dengan kata-kata yang singkat sambil mengetuk-ngetuk mikrofon. Misalnya : “thok..thok..thok PARA HADIRIN DIMOHON TENANG”.

Jika terjadi hal-hal yang luar biasa, protokol berhak untuk meng-hentikan acara untuk sementara, atau membubarkanya. Dalam hal ini sebaiknya berkonsltasi dengan panitia.

Selama berlangsungnya acara, protokol supaya senantiasa ber-mujahadah secara sirri (dengan aurad lengkap seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah / nidak “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” atau “FAFIRRUU ILALLOOH”)

Page 16: Panduan acara acara wahidiyah

Protokol tidak boleh mengakhiri tugasnya sebagai protokol sebelum seluruh acara selesai. Yakni sampai acara penutup (nidak berdiri ke arah 4 penjuru dan tasyafu’ serta Isthighosah)

Pada acara penutup protokol boleh memberikan komentar dengan singkat untuk pengarahan. Misalnya sebelum nidak ke 4 arah penjuru, tentang sikap berdirinya, maksud dan tujuan nidak atau sebelum “tasyafu’ dan Istighostah” tentang sikap berdiri dan penjiwaan bathiniahnya.

Pada saat tasyafu’an / istighotsah jangan disertai kumandangan suara lain, seperti deklamasi dan sebagainya, lebih-lebih yang tidak semakna dengan yang dibaca bersama. Hal ini termasuk pada acara yang dilaksanakan oleh kanak-kanak

Page 17: Panduan acara acara wahidiyah

Kalimat penutupan bagi protokol dan setiap pembawa acara supaya dibaca dengan fasih, sebagai berikut:

“Waminar-Rosul” atau “Wamin Rosulillaah” dan “:Waminal-Ghouts” atau “Wamin Ghoutsi Haadzaz Zaman”: pilih salah satu;

“Wa’alaykunna” boleh ditambahkan dan boleh tidak.

Page 18: Panduan acara acara wahidiyah

MUJAHADAH MUQODDIMAH(MUQODDIMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH)

MUQODDIMAH SHOLAWAT WAHIDIYAH adalah Mujahadah yang dilaksanakan dalam resepsi acara-acara Wahidiyah (lazimnya sebagai mata acara ke tiga), dalam musyawarah, pengajian dan Up-Grade Wahidiyah (lazimnya sebagai mata acara ke dua).Ketentuan pelaksanaannya sebagai berikut:1. Untuk mata acara dalam resepsi Wahidiyah.

a. Resepsi/acara Wahidiyah yang diselenggarakan oleh DPP PSW dengan bacaan lengkap seperti dalam lemnbaran Sholawat Wahidiyah dan menggunakan bilangannya 3-1.

b. Untuk resepsi/acara Wahidiyah yang diselengarakan oleh selain DPP PSW, bilangannya seperti di atas, tetapi hanya sampai dengan “YAA ROBBANALLOOHUMMA …”3 x dan diakhiri dengan ALFATIHAH. Jika situasi tidak memungkinkan bisa hanya sampai dengan“YAA AYYUHAL GHOUTSU …..…” 3 x dan ditutup bacaan surat Fatihah 1 kali.

Page 19: Panduan acara acara wahidiyah

2. Untuk mengawali musyawarah-musyawarah Wahidiyah : Jika situasi mengizinkan, dilaksanakan dengan bilangan 3-1 lengkap seperti

dalam lembaran Sholawat Wahidiyah (seperti resepsi Wahidiyah yang dilaksanakan oleh DPP PSW). Jika tidak mengizinkan bisa hanya sampai “YAA ROBBANALLOOHUMMA …”3 x dan diakhiri ALFATIHAH, atau hanya sampai “YAA AYYUHAL GHOUTSU …..…” 3 x dan ditutup bacaan surat Fatihah 1 kali.

3. Untuk mengawali pengajian/Up Grade/Penataran/diklat Wahidiyah, jika memungkinkan, menggunakan Aurod Mujahadah bilangan 3 -7, dan jika situasi tidak mengizinkan bisa menggunakan seperti nomor 2. di atas.

Catatan: Bilangan aurod Mujahadah 3-7 juga lazim digunakan untuk Mujahadah

ba’da sholat maktubah, disamping bilangan 7-17. Keterangan lebih lengkap dan bilangan-biangan aurod mujahadah bisa

dilihat dalam buku Tuntunan Mujahadah yang dikeluarkan oleh DPP PSW.

Page 20: Panduan acara acara wahidiyah

Tuntunan Bagi Imam/Pemimpin Muqoddimah Sholawat Wahidiyah

Sebelumnya supaya melaksanakan Mujahadah Khusus lebih dahulu. Jika tidak ada kesempatan, setidak-tidaknya mujahadah dalam hati. Yang penting harus betul-betul nelongso (merana) merasa penuh dosa, kedholiman dan banyak penyelewengan, merasa hina dina dan tidak berdaya, sangat mengharapkan magfiroh, taufiq, hidayah, inayah, syafa’at, tarbiyah dan nadroh! Perasaan tersebut tidak diucapkan dengan lesan tetapi dihayati sedalam-dalamnya di dalam hati.

Ketika akan mulai meng-imami konsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada Alloh wa Rosuulihi SAW , wa Ghoutsu Hadaz zaman Ra, dengan LILLAH-BILLAH, LIRROSUL-BIRROSUL, LILGHOUTS-BILGHOUTS, dan ISTIHDLOR (merasa di hadapan Junjungan kita Rosululloh SAW) sepenuh ta’dhim (memuliakan) dan mahabbah (mencintai) semurni-murninya.

Mengucapkan salam dengan baik dan menghayati ma’nanya “ASSALAMU ‘ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WA BAROKAATUH” Kemudian membaca: "BISMILLAAHIRROH MAANIRROHIIM”. Diteruskan dengan baca “KHUTBAH IFTITAH” ala Wahidiyah, sekaipun bukan untuk acara/resepsi.

Page 21: Panduan acara acara wahidiyah

Bilamana situasi memungkinkan mengajak hadlirin hadlirot beradab lahir batin sebaik-baiknya. “LILLAH-BILLAH, LIRROSUL-BIRROSUL, LILGHOUTS-BILGHOUTS” tadzalul, inkisar (merasa hina dina) dan istlihdlor (merasa) di hadapan Rosululloh SAW wa Ghoutsu Hadzaz zaman Ra. memohonkan bagi keluarga, bagi bangsa dan negara, bagi para pemimpin bangsa di segala bidang. Memohonkan bagi umat manusia segala bangsa dan pimimpin-pemimpin mereka di segala bidang, memohonkan bagi perjuangan Fafirruu Ilalloh Wa Rosuulihi SAW, memohonkan bagi seluruh umat manusia, bahkan memohonkan bagi segala makhluk Alloh SWT.

Bilamana diantara yang hadir ada atau banyak yang belum mengamalkan Sholawat Wahidiyah dimohon untuk menirukan, membaca sholawat yang disukai atau membaca nida’ “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALOOH” sampai selesainya mujahadah.

Kalimat penutupan lihat petunjuk bagi Protokol.

Page 22: Panduan acara acara wahidiyah

Jombang, 28 Desember 2012Editor:

Zainuddin TamsirKetua DPP PSW, Kabid Pembinaan Umum

Sekretariat DPP PSW: Pesantren Attahdzib (PA) Rejoagung, Ngoro, Jombang 61473 JAWA TIMUR – Telp. 0354-326720 Fax: 0354-327559

Email: [email protected], Website: www.wahidiyah-center.org

Kontak Editor:Email: [email protected], [email protected]

Fb, : www.facebook.com/Pes.Attahdziby 082311899599, 081556666933, 087702655799

Materi ini bisa didownload diwww.qr.net/panacwah