9
LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK TERAPAN (GPW 0108) ACARA 6 KORELASI DISUSUN OLEH : Nama : Lilik Andriyani NIM : 13/348106/GE/07576 Jadwal Praktikum : Kamis, 09.00 – 11.00 WIB Asisten : 1. Maulana Ghani Yusuf 2. Agus Setiawan LABORATURIUM ANALISA DATA WILAYAH FAKULTAS GEOGRAFI

ACARA 6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

statistik

Citation preview

Page 1: ACARA 6

LAPORAN PRAKTIKUM

STATISTIK TERAPAN

(GPW 0108)

ACARA 6

KORELASI

DISUSUN OLEH :

Nama : Lilik Andriyani

NIM : 13/348106/GE/07576

Jadwal Praktikum : Kamis, 09.00 – 11.00 WIB

Asisten : 1. Maulana Ghani Yusuf

2. Agus Setiawan

LABORATURIUM ANALISA DATA WILAYAH

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: ACARA 6

ACARA 6KORELASI

I. TUJUAN1. Mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat hubungan, dan juka ada

hubungan, bagaimana arah hubungan, dan seberapa besar hubungan tersebut.

II. ALAT DAN BAHAN Alat

1. Program SPSS2. Seperangkat komputer/laptop3. Alat tulis4. Modul praktikum

Bahan1. Data yang digunakan adalah : data fasilitas di Kabupaten Bantul yang

telah diuji normalitas datanya

III. TINJAUAN PUSTAKAUji korelasi secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan diantara dua variabel, dan jika terdapat hubungan, bagaimana arah hubungan tersebut dan seberapa besar hubungan tersebut. SPSS memiliki fasilitas untuk uji korelasi yang ditempatkan pada menu CORRELATE (Muhson, 2013), dengan submenu:

BIVARIATEPembahasan mengenai besar hubungan antara dua (bi) variabel.

a. Koefisien korelasi bivariate/product moment Pearson mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian (bivariate). Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan berdistribusi normal. Korelasi Pearson banyak digunakan untuk mengukur korelasi data interval atau rasio.

b. Korelasi peringkat Spearman (Rank-Spearman) dan Kendall lebih mengukur keeratan hubungan antara peringkat-peringkat dibandingkan hasil pengamatan itu sendiri (seperti pada korelasi Pearson). Perhitungan korelasi ini dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi pada data ordinal dan penggunaan asosiasi pada statistik non parametrik.

PARTIALPembahasan mengenai hubungan linier antara dua variabel dengan melakukan kontrol terhadap satu atau lebih variabel tambahan (disebut variabel kontrol).Analisis korelasi dapat dilakukan dalam tiga tahap (Kurniawan, 2015),

yaitu:1. Pedoman signifikansi hasil korelasi :

Page 3: ACARA 6

Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas > 0,05 maka tidak ada korelasi yang nyata antar dua variabel.

Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas < 0,05 maka ada korelasi yang nyata antar dua variabel.

2. Pedoman arah korelasi : Jika nilai Pearson Correlation "+" maka arah hubungan positif Jika nilai Pearson Correlation "-" maka arah hubungan negatif

3. Pedoman menentukan kuat tidaknya hubungan : Jika nilai Pearson Correlation > 0,5 maka ada korelasinya kuat Jika nilai Pearson Correlation < 0,5 maka ada korelasinya

kurang kuat.Tipe korelasi dapat terlihat dari diagram pencar yang digambarkan sebagai

berikut:

+ve menunjukkan arah hubungan positif dari kiri bawah menuju kanan atas

-ve menunjukkan arah hubungan negatif dari kiri atas menuju kanan bawah

Zero menunjukkan hubungan yang tidak beraturan dari dua variabel yang diuji

IV. LANGKAH KERJA1. Membuka data Acara 6 yang telah terdistribusi normal dengan memilih menu

File Open Data

2. Memilih menu Analyze memilih sub menu Correlate Memilih sub menu

Bivariate

Page 4: ACARA 6

3. Memilih dua variabel yang akan diuji korelasinya, misalnya jumlah penduduk dengan luas lahan terbangun. Kemudian memilih Pearson pada bagian correlation coefficients, memilih Two Tailed pada test of significance, dan memilih flag significant correlations

4. Memilih menu options pada jendela Bivariate, kemudian setelah jendela options muncul, memilih Means and standard deviations pada kolom statistics dan Exclude cases pairwise pada missing values Continue

5. Setelah kembali ke jendela bivariate, memilih Ok

Page 5: ACARA 6

6. Kemudian hasil korelasi akan muncul pada jendela output. 7. Melakukan penyimpanan hasil output, misalnya dalam bentuk Word

8. Melakukan interpretasi dan analisis hasil output korelasi untuk Jumlah penduduk dengan luas lahan terbangun

9. Melakukan korelasi untuk variabel lainnya, seperti luas wilayah dengan kepadatan penduduk

V. HASIL PRAKTIKUM1. Tabel hasil Korelasi Jumlah penduduk dengan luas lahan terbangun

(terlampir)2. Tabel hasil Korelasi Luas wilayah dengan kepadatan penduduk (terlampir)

Page 6: ACARA 6

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Andri. 2015. Handout Kuliah Statistik Terapan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Muhson, Ali. 2013. Analisis Korelasi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Page 7: ACARA 6

Uji korelasi dapat dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan yang nyata antara jumlah penduduk dengan luas lahan terbangun di Kabupaten Bantul serta apakah ada hubungan yang nyata antara luas wilayah dengan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul. Uji korelasi dilakukan dengan uji korelasi Pearson. Hipotesis yang diajukan untuk kedua kasus tersebut adalah sebagai berikut:

Kasus 1 : Hubungan antara jumlah penduduk dengan luas lahan terbangun Ho : Tidak ada hubungan yang nyata antara jumlah penduduk dengan

pertambahan lahan terbangun di Kabupaten Bantul. Ha : Ada hubungan yang nyata antara jumlah penduduk dengan pertambahan

lahan terbangun di Kabupaten Bantul Kasus 2 : Hubungan antara luas wilayah dengan kepadatan penduduk

Ho : Tidak ada hubungan yang nyata antara luas wilayah dengan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul.

Ha : Ada hubungan yang nyata antara luas wilayah dengan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul

Hasil uji korelasi menghasilkan dua tabel, yaitu tabel descriptive statistics dan tabel correlations. Kasus pertama adalah menguji hubungan jumlah penduduk dengan pertambahan lahan terbangun. Tabel descriptive statistics kasus pertama ini menunjukkan jumlah data yang diuji sebanyak 75 data untuk masing-masing variabel yang diuji. Rata-rata kedua variabel yang diuji memiliki perbedaan yang signifikan, dimana rata-rata jumlah penduduk adalah 11.193,81 jiwa dan luas lahan terbangun sebesar 300,419 Ha. .

Tabel correlations untuk kasus pertama menunjukkan tingkat signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000. Signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menyebabkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hubungan yang nyata antara jumlah penduduk dengan pertambahan lahan terbangun di Kabupaten Bantul. Pearson Correlation menunjukan angka positif yaitu 0,516 pada tingkat signifikansi 0,01. Pearson Correlation pada kolom jumlah penduduk total pun menunjukkan angka 1 yang berarti terdapat hubungan yang sempurna dari kedua variabel. Arah hubungan kedua variabel pun positif atau searah, sehingga bila jumlah penduduk bertambah, maka lahan terbangun pun turut bertambah. Hubungan yang terjadi antara jumlah penduduk dengan pertambahan lahan terbangun tersebut pun berada pada tingkat hubungan sedang.

Kasus kedua adalah menguji luas wilayah dengan kepadatan penduduk. Tabel descriptive statistics kasus kedua menunjukkan jumlah data yang diuji sebanyak 75 data untuk setiap variabel yang diuji. Kolom rata-rata pun menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata luas wilayah dengan kepadatan penduduk. Rata-rata luas wilayah adalah 675,44 km 2

dan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 20,12 km/jiwa. Tabel correlations untuk kasus kedua menunjukkan tingkat signifikansi (2-tailed) sebesar

0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara luas wilayah dengan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil Pearson Correlation menunjukan angka negatif yaitu -0,469 pada tingkat signifikansi 0,01. Pearson Correlation pada kolom luas wilayah pun menunjukkan angka 1 yang berarti terdapat hubungan yang sempurna dari kedua variabel. Arah hubungan kedua variabel adalah negatif atau tidak searah, sehingga bila luas wilayah besar, kepadatan penduduk mungkin saja rendah, sebaliknya bila luas wilayah kecil, kepadatan penduduk mungkin saja tinggi. Hubungan yang negatif pada umumnya berbentuk sebab akibat atau saling bertolak belakang. Hubungan negatif yang terjadi antara luas wilayah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul berada pada tingkat hubungan sedang.

KESIMPULAN1. a. Terdapat hubungan antara jumlah penduduk dan pertambahan lahan terbangun di

Kabupaten Bantul dengan arah hubungan positif dan berada pada tingkat hubungan sedang.

b. Terdapat hubungan antara luas wilayah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul dengan arah hubungan negatif dan berada pada tingkat hubungan sedang.