Upload
annastep12
View
34
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jgfhhjgfjkgj
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUMPERBENGKELAN
KUNJUNGAN BENGKEL YAMI
Oleh:Annas Ardiansyah
A1H012025
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bengkel Yami adalah perusahaan perseorangan dimana pengembangan dan
pengelolaan dilakukan oleh pemilik perusahaan, oleh karena itu segala kekayaan
dan hutang piutang perusahaan menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan.
Bengkel ini bergerak dibidang jasa perbengkelan dan pembuatan barang-
barang jadi yang dapat dibuat dengan mesin dan peralatan yang ada. Adapun jasa
yang diberikan pembubutan, pengelasan, korter blok, rebuild stang seher, slyp
kruk as, rebuild noken as, las listrik dan las karbit. Sejauh ini bengkel Yami sudah
mempunyai peralatan dan mesin-mesin untuk mendukung usaha diantaranya:
a. 3 mesin bubut konvensional
b. Seperangkat mesin press dengan tenaga hidroulik
c. 1 mesin slyp kruk as
d. 1 mesin korter blok
e. 1 mesin rebuild noken as
f. Seperangkat las karbit dan las listrik
g. 1 mesin sekrap dan frais
h. 1 mesin gerinda dan gergaji
B. Tujuan
1. Mengetahui lebih jauh tentang peralatan dan mesin perbengkelan.
2. Mendapatkan gambaran langsung alat dan mesin perbengkelan.
3. Mengetahui cara kerja alat-alat yang ada pada bengkel yami.
4. Dapat melihat langsung aplikasi dari mesin- mesin pada perbengkelan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bengkel perawatan dan perbaikan adalah bengkel yang sistem kegiatannya
memberi layanan teknis kepada konsumen atau bagian-bagian lain dalam suatu
industri mengenai perawatan dan perbaikan mesin. Bengkel pelatihan adalah
bengkel dengan sistem kegiatan berupa proses pemberian keterampilan kepada
peserta latihan. Bengkel produksi adalah bengkel yang memfokuskan kegiatannya
pada proses produksi, dalam bengkel ini biasanya jenis kegiatannya berantai mulai
dari persiapan bahan baku sampai kepada hasil produksi. Sedangkan bengkel
penelitian mempunyai sistem kegiatan mencari metode baru menentukan kualitas
barang, dan pembuatan sistem. Namun demikian apapun jenis kegiatannya,
penggunaan bengkel harus dikonsep dengan baik terlebih dahulu sehingga
bengkel menjadi lebih efektif sebagai sarana untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Storm (1979) bahwa pengelolaan
bengkel/laboratorium merupakan komponen penting dalam hal kesuksesan
program pengajaran dalam bidang kerja yang mencakup pelatihann pada peserta
didik. Grover (1979) menjelaskan bahwa teknik merencanakan kegiatan
praktikum didefinisikan sebagai penentuan rangkaian kegiatan untuk memperoleh
hasil secara langsung, karena itu suatu rencana memerlukan metode-metode,
sumber-sumber dan waktu serta urutanurutan kegiatan praktikum. Setiap bengkel
diharapkan memiliki perencanaan yang mantap, baik perencanaan dalam jangka
pendek, menengah maupun dalam jangka panjang
Dewasa ini pekerjaan perbengkelan terasa terus berkembang dan
menyebarluas dimasyarakat sejalan dengan semakin bertambahnya berbagai
keperluan hidup manusia. Demikian pula tidak ketinggalan kegiatan perbengkelan
yang khusus menangani bidang pertanian, seperti bengkel logam (pandai besi)
yang membuat perkakas pertanian. Disisi yang lain masih dirasakan kurangnya
tenaga yang mampu menangani pekerjaan bengkel secara baik dan bermutu,
khususnya yang menangani peralatan dan
mesin-mesin pertanian.
Didalam bengkel permesinan menurut Robert hendaknya tersedia: ruang
kepala bengkel, ruang guru instruktur, ruang laboran, ruang kerja/proses, ruang
perlengkapan/ penyimpanan alat, ruang penyimpanan bahan, dan ruang ganti
pakaian siswa. Selain itu agar praktikan mempunyai perasaan senang, dapat
meningkatkan semangat, kemampuan kerja, dan sikap inovatif dan kreatif, maka
ruang kerja harus dijaga tetap bersih dan rapi.
Tujuan pengorganisasian peralatan/mesin-mesin menurut Sumaryono
(1992) adalah: menciptakan ruang gerak yang aman sehingga dapat mencegah
resiko kecelakaan kerja, mempermudah melakukan perawatan dan perbaikan,
menciptakan kenyamanan kerja karena keteraturan bengkel, memanfaatkan
bengkel agar secara lebih efisien, melaksanakan pengawasan bengkel lebih
mudah, dan mempercepat proses produksi karena aliran kerja sudah direncakan
secara baik. Selain hal tersebut menurut Robert (dalam Storm, 1979) bahwa
kondisi bengkel pada sekolah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi
yang ada pada dunia kerja/industri. Kondisi-kondisi dimaksud adalah termasuk
penataan ruangan dan kuantitas ruangan yang tersedia.
Pengelolahan sebagai seni merupakan aktivitas dalam menajemen, karena
kegiatan dalam pengelolaan itu menunjukkan pada kemampuan seseorang
pemimpin/manajer dalam menerapkan pengetahuan pengelolaan itu kedalam
bentuk aktivitas yang memungkinkan mencapai hasil yang maksimal. Menurut
Terry (1986) bahwa fungsi pengelolaan yang dipandang suatu proses terdiri dari 4
fungsi, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan.
Sedangkan Robin mengemukakan fungsi manajemen atau pengelolaan terdiri dari:
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan. Dalam kaitan
dengan pengelolaan bengkel permesinan yang umum terdapat 3 fungsi, yaitu:
perencanaan, pengorgani-sasian, dan pengawasan.
Penggunaan warna pada bengkel akan berpengaruh terhadap situasi dan
kenyamanan kerja. Warna terang menyebabkan obyek atau ruangan tampak besar,
warna gelap menyebabkan obyek atau ruangan tampak sempit. Warna-warna yang
panas/mencolok dapat mempengaruhi emosi seseorang, sedangkan warna-warna
dingin dapat mengendalikan emosi seseorang. Penataan warna yang berimbang
pada bengkel akan dapat meningkatkan keuntungan untuk tujuan belajar bagi
siswa. Selain warna hal lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan bengkel
adalah sistem kebisingan, hendaknya diupayakan sistem kebisingan ini sekecil
mungkin.
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Alat Tulis
2. Kamera
3. Alat – Alat bengkel atau Mesin Perkakas
4. Narasumber
B.. Prosedur Praktikum
1. Praktikan mengidentifikasi peralatan yang ada, berdasarkan keterangan
dari Narasumber.
2. Praktikan menulis & Memotret peralatan perbengkelan yang ada
3. Praktikan Memahami cara kerja dan fungsi masing-masing peralatan yang
ada.
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini yaitu: alat-alat yang
terdapat pada bengkel yami antara lain: mesin pres hidrolis, mesin bor, mesin
poles, mesin bubut, mesin korter, rebil block, sleeper as, las listrik, las karbid,
sekrap, las lpg, mesin rebuild blok, dan mesin slep head silinder.Setiap alat
memiliki fungsi dan mekanisme kerja yang berbeda sesuai dengan benda yang
akan dikerjakan.
B. Saran
Pada saat pembagian shift dapat dikoordinasikan lagi agar jalannya
praktikum dapat lebih baik dan maksimal.Tingkatkan kedisiplinan dan kinerja
asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.1988. Alat Perkakas Bengkel. PT Bina Akasara: Jakarta.
Daryanto. 1992. Mesin Perkakas Bengkel. Rineka Cipta: Jakarta.
Ir. Kusen Morgan dan Ir. Budi Indra Setiawan. 1987/1988. Teknologi Perbengkelan. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Van Terheijden, dan Harun. 1971. Alat-alat Perkakas 2. Binacipta: Bandung