20
I. PENGUJIAN BERAT 1000 BENIH DAN KEMURNIAN BENIH A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Pengujian benih ini dilakukan untuk mengetahui kualitas benih. Penentuan kualitas ini dapat ditentukan berdasarkan bobot seribu benih dan pengujian kemurnian benih. Pengujian kemurnian benih adalah pengujian atas dasar keselarasan dengan faktor kualitas benih. Faktor kualitas benih yaitu prosentase benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya dan kecepatan kecambah, daya tumbuh benih, terbebasnya benih dari penyakit, kadar air serta hasil pengujian berat benih perseribu benih. Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi, 1

Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknologi Benih

Citation preview

Page 1: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

I. PENGUJIAN BERAT 1000 BENIH DAN KEMURNIAN BENIH

A. Pendahuluan.

1. Latar Belakang.

Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang

dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi

pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk

mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan.

Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih

yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Pengujian benih ini

dilakukan untuk mengetahui kualitas benih. Penentuan kualitas ini dapat

ditentukan berdasarkan bobot seribu benih dan pengujian kemurnian

benih. Pengujian kemurnian benih adalah pengujian atas dasar keselarasan

dengan faktor kualitas benih. Faktor kualitas benih yaitu prosentase benih

murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya dan

kecepatan kecambah, daya tumbuh benih, terbebasnya benih dari

penyakit, kadar air serta hasil pengujian berat benih perseribu benih.

Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan

untuk menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian

tinggi, yaitu tidak tercampur dengan varietas lain, kotoran maupun benih

yang rusak. Kemurnian benih sangat penting dilakukan terutama dalam

menjaga kualitas suatu varietas unggul. Pengujian kemurnian benih

penelaahan tantang kepositifan komponen benih yaitu prosentase benih

murni, benih tanaman lain,varietas lain, biji herba dan kotoran.

Berat 1000 benih adalah kegiatan menelaah benih dengan

membandingkan dengan bobot benih dengan deskripsi yang telah ada

sehingga dapat diketahui kualitas benih. Benih dengan bobot besar dapat

dianggap baik karena dimungkinkan benih tersebut benar-benar masak

pada saat pemanenanya. Berbeda dengan bibit yang pemanenannya

sebelum masak maka bibit itu akan ringan. Pentingnya praktikum ini

1

Page 2: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

2

adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang

perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih.

2. Tujuan.

Tujuan dari praktikum acara 1 tentang Pengujian Berat 1000

Benih dan Kemurnian Benih adalah

a. Mengetahui kualitas benih ditinjau dari berat 1000 benih.

b. Mengetahui kualitas benih ditinjau dari tingkat kemurnian benih.

Page 3: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

3

B. Tinjauan Pustaka.

Komponen penunjang hasil panen dari suatu varietas padi sawah

seperti bobot 1000 butir berkisar 25 gram. Bobot 1000 biji merupakan

cerminan berat kering yang diakumulasikan ke gabah. Selain itu, berat 1000

biji juga mencerminkan ukuran gabah padi yang tergantung pada ukuran

kulitnya (lemma dan pallea) (Tiur 2012).

Kemurnian benih, ini berarti prosentase yang betuk-betul merupakan

benih dari jenis variteas tertentu. Semua biji dapat bercampur dengan benda-

benda yang lain, baik yang aktif maupun yang non-aktif. Benda-benda yang

aktif ini sangat tidak kita kehendaki, karena hanya akan merugikan di dalam

pembibitan saja; bedna benda ini misalnya dari biji rumput-rumputan yang

dapat merusak biji. Sedang bena-benda yang non-aktif ini merupakan hal

yang tidak membahayakan (Aak 2007)

Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat

penting untuk mengetahui mutu dan kualitas benih. Informasi tersebut akan

bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Pengujian

laboratorium berperan besar dalam menyajikan data hasil uji yang akurat, dan

tepat secara ilmiah. Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui

mutu fisik, fisiologi dan genetis benih contoh. Untuk memperoleh hasil uiji

yang dapat dipertanggungjawabkan, maka metode yang digunakan sebaiknya

merupakan metode standar yang dipublikasikan secara nasional, regional

maupun internasional. Internasional Seed Testing Association (ISTA) Rule

merupakan acuan yang memuat metode pengujian benih yang telah teruji

validasinya dan diterima secara Internasional di dunia perdagangan benih.

(BBP2MB-TPH 2010).

Kadar air benih akor dari hasil pengujian 6,56%, dengan berat

1000 butir benih 15,68 gram dan jumlah benih/ kg adalah 63.776 butir.

Kadar air benih akan mempengaruhi berat 1000 butir benih dan jumlah

benih per kilogram. Semakin rendah nilai kadar air maka semakin

banyak jumlah benih perkilogram dan berat 1000 butir semakin ringan

(Eliya 2013)

Page 4: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

4

Berat 1000 butir dihitung berdasarkan berat 100 butir benih murni

dengan 8 ulangan secara terpisah. Berat 1000 butir diperoleh dengan

menghitung rata-rata berat 100 butir benih dan kalikan dengan 10. Koefisien

variasi dari hasil perhitungan tersebut harus lebih rendah dari 4,0. Jika

koefisien variasi lebih dari 4,0, maka penghitungan dilakukan dengan

menambah 8 ulangan lainnya dan menghitung koefisien variasi dari 16

ulangan, jika masih lebih besar, maka dua ulangan yang nilainya lebih dari 2

kali standar deviasi dihilangkan (Dede 2007)

Benih bermutu adalah benih dari varietas unggul yang dihasilkan

mealui proses pemuliaan tanaman. Varietas unggul kacang tanah ditandai

dengan sifat-sifat yang lebih baik daripada jenis-jenis lainnya. Benih bermutu

dapat disertifikasi ditentukan berdasarkan kelas-kelas benih sesuai dengan

urutan keturunan dan mutunya. Klasifikasi benih tanaman pangan, termasuk

benih kacang tanah, dibedakan atas empat kelas yaitu Benih Penjenis, Benih

Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar (Rahmat 2008).

Benih berkualitas menurut petani ialah benih dengan persentase

pertumbuhan tinggi dan serempak, tanamannya tidak layu oleh penyakit

ngoler (fusarium) pada umur sekitar 10 HST, dan varietas tidak tercampur

varietas lain. Melalui proses pengamatan dan evaluasi terhadap kondisi

tanaman secara umum di lapangan dan teknik penyimpanan benih yang

dikembangkan sendiri oleh petani, menghasilkan benih yang cukup

berkualitas yaitu mempunyai daya tumbuh 99,1%, benih yang terinfeksi

penyakit fusarium 1,7%, dan kemurnian varietas 99,3%. Benih yang

digolongkan bermutu untuk kelas benih sebar di antaranya adalah kemurnian

varietas 99% dan benih terinfeksi fusarium 5% (Basuki 2010).

Page 5: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

5

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat.

Praktikum acara 1 tentang Pengujian Berat 1000 Benih dan

Kemurnian Benih dilaksanan pada tanggal 14 November 2014 pukul

13.00-14.30 WIB bertempat di Laboratorium Ekologi dan Manajemen

Pembiakan Tanaman (EMPT), Fakultas Pertanian, Universitas Negeri

Sebelas Maret, Surakarta.

2. Alat dan Bahan.

a. Alat.

1) Timbangan.

2) Kalkulator.

3) Nampan.

b. Bahan.

1) Benih Padi (Oryza sativa)

2) Benih Kacang Hijau (Vigna radiata)

3) Benih Kedelai (Glycine Max)

3. Cara Kerja.

a. Pengujian Berat 1000 Benih.

1) Menimbang 1000 benih padi

2) Menghitung berat 1000 benih dan standart devisiasinya.

3) Menentukan berat 1000 benih maksimum dan minimumnya.

b. Pengujian Kemurnian Benih

1) Mengambil contoh benih yang tersedia secara acak lalu

menimbang sebesar 40 g.

2) Dari 40 g contoh benih tersebut, diambil 40 g dari contoh benih

untuk dilakukan pemisahan : benih murni, benih tanaman lain atau

varietas lain, biji-bijian herba, dan kotoran atau benda mati.

3) Menimbang dari masing-masing bagian dengan tingkat ketelitian

dua desimal.

Page 6: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

6

4) Untuk mengetahui identitas benih tanaman lain atau varitas lain,

sisa contoh beih (360 g) diperiksa kembali selanjutnya dijumlah

dengan hasil perhitungan dari contoh 40 g.

5) Tiap komponen yang diperoleh dari contoh yang 40 g dinyatakan

dalam presentase.

6) Selisih berat antar contoh benih pengujian semula dengan jumlah

berat 4 komponen harus kurang dari 1%, komponen yang kurang

dari 0,05% dinyatakan sebagai jumlah yang terlalu sedikit (Trace).

Page 7: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

7

D. Hasil dan Pembahasan.

1. Hasil Pengamatan.

Tabel 1.1 Pengujian Kemurnian Benih Padi (Oryza sativa)

Ulangan

Berat

Benih

Murni (g)

Berat

Tanaman

Lain (g)

Berat Biji

Herba (g)

Berat

Benda

Mati (g)

1

2

3

4

24,68

26,93

25,33

23,93

15,27

12.59

14,02

15,82

0

0

0

0

0,07

0,39

0,32

0,21

Sumber : Laporan Sementara.

Tabel 1.2 Pengujian Berat Benih Padi (Oryza sativa) 1000 Benih.

UlanganBerat 1000

Benih (g)[ y− y ] ²

1

2

3

4

27,00

27,33

29,39

27,27

0,5476

0,1681

2,6244

0,2209

Σ 110,96 3,561

y 27,24

Sumber : Laporan Sementara.

2. Analisis Hasil Pengamatan.

a. Standart Devisiasi.

SD = √ Σ( y− y )²n−1

SD1 = √ Σ( y− y )²n−1

= √ 3,5613

= √ 0,54763

= 1,089 = 0,427

Page 8: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

8

SD2 = √ Σ( y− y )²n−1

SD3 = √ Σ( y− y )²n−1

= √ 0,16813

= √ 2,62443

= 0,236 = 0,935

SD4 = √ Σ( y− y )²n−1

= √ 0,22093

= 0,2471

b. Berat Maksimum Benih Padi (Oryza sativa)= y- SD

= 27,24 – 1,089

= 28,33

c. Berat Minimum Benih Padi (Oryza sariva) = y- SD

= 27,24 – 1,089

= 26,151

d. Berat Benih Murni = Σ berat benihmurni

40 x 100%

= 23,93

40 x 100%

= 59,825 %

e. Berat Benih Tanaman Lain = Σ berat benihtanaman lain

40 x 100%

= 15,82

40 x 100%

= 39,55 %

f. Berat Biji Herba = Σ berat bijiherba

40 x 100%

= 0

40 x 100%

= 0%

g. Berat Benda Mati = Σ berat bendamati

40 x 100%

Page 9: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

9

= 0,2140 x 100%

= 0,525 %

3. Pembahasan.

Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui

proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang

besar. Benih siap dipanen apabila telah masak. Benih murni adalah segala

macam biji-bijian yang merupakan jenis atau spesies yang sedang diuji.

Yang termasuk benih murni diantara adalah, benih yang masak utuh,

benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak, benih yang telah

berkecambah sebelum diuji, pecahan atau potongan benih yang berukuran

lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan

bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud,

biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

Sedangkan, Benih bermutu adalah benih yang mampu berkecambah

dalam kondisi yang cukup baik.  Benih yang bermutu juga harus mampu

menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi, yaitu dapat tumbuh dengan

baik serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang

menguntungkan.

Bobot 1.000 biji merupakan berat nisbah dari 1.000 butir benih

yang dihasilkan oleh suatu jenis tanaman atau varietas. Salah satu aplikasi

penggunaan bobot 1.000 biji adalah untuk menentukan kebutuhan benih

dalam satu hektar. Penentuan benih dapat dilakukan dengan menetukan

bobot 1000 biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti

menandakan biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang

benar-benar masak, karena biji yang baik untuk ditanam atau dijadikan

benih adalah biji yang benar-benar masak. Penggunaan bobot 1000 biji

adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran

benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan

contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap

Page 10: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

10

individu tumbuhan. Pada banyak spesies bobot benih merupakan salah

satu ciri fenotip yang paling kurang fleksibel.Pengujian kemurnian benih

adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan empat komponen

yaitu benih murni, benih tanaman lain, biji herba, dan benda mati atau

kotoran yang bercampur yang selanjutnya dihitung presentase dari

keempat komponen benih tersebut.

Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata

yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa

spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat

menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan. Kemurnian benih dapat

dilakukan secara manual dengan menyeleksi dari bahan atau varietas

selain benih murni sehingga akan diperoleh kemurnian benih dari suatu

varietas. Standar Deviasi biasanya digunakan sebagai alat uji statistik.

Standar deviasi ini merupakan fungsi langsung dari varian (pola variasi

yang ada di dalam sample). Standar deviasi berfungsi memperlihatkan

pola sebaran data, dan variasi sebaran antar data. Standard deviasai dapat

digunakan dalam menentukan berat maksimum dan minimum benih.

Pada praktikum acara 1 tentang pengujian berat 1000 benih dan

kemurnian benih, sampel yang digunakan kami menggunakan benih padi

untuk mengetahui berat 1000 benihnya. Pada benih padi, berat 1000

benihnya rata-rata memiliki berat 27,24 g. Sedangkan untuk berat

kemurnian benih padi pada 4 ulangan memiliki rata-rata yaitu 25,22. Pada

praktikum ini, juga dihitung standart devisiasi. Standar devisiasi berguna

untuk menghitung akar kuadrat dari varians dan menunjukkan standar

penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya. Standar Devisiasi dari

pengujian berat 1000 benih padi adalah 1,089. Sedangkan berat

maksimum benih padi adalah 28,33 dan berat minimumnya adalah

26,151.

Kemurnian benih dapat diketahui dengan cara menghitung berat

benih murni, berat benih tanaman lain, berat biji herba dan berat benda

mati. Untuk berat benih murni yaitu berat padi pada campuran kedelai,

Page 11: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

11

dan kacang hijau, mempunyai berat murni sebesar 59,825%. Pada berat

benih tanaman lain seperti kacang kedelai dan kacang hijau yaitu 39,55

%. Berat biji herbanya adalah 0% karena jumlah berat herbanya menjadi 0

sedangkan untuk berat benda mati yaitu 0,525%.

Page 12: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

12

E. Kesimpulan dan Saran.

1. Kesimpulan.

Kesimpulan dari Acara 1 tentang Pengujian Berat 1000 Benih dan

Kemurnian Benih adalah :

a. Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui

proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang

besar. Benih siap dipanen apabila telah masak.

b. Standar Devisiasi dari pengujian berat 1000 benih adalah 1,089.

c. Berat maksimum dan minimum benih padi adalah 28,33 g dan 26,151

g.

d. Kemurnian benih dapat diketahui dengan cara menghitung berat benih

murni, berat benih tanaman lain, berat biji herba dan berat benda mati.

e. Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang

dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies

karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi

variasi dalam tiap individu tumbuhan

2. Saran.

Saran untuk praktikum acara 1 tentang Pengujian Berat 1000

Benih dan Kemurnian Benih adalah agar lebih teliti lagi pada saat

penghitungan standar devisiasi. Selain itu, juga lebih teliti dalam

menghitung berat baik dari pengujian berat 1000 benih dan kemurnian

benih.

Page 13: Acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih Dan Kemurnian Benih

13

DAFTAR PUSTAKA

Aak 2007. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius

BBP2MB-TPH. 2010. Metode Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura. Dirjen Tanaman Pangan. Kementrian Pertanian.

Hermawati, Tiur 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Enam Varietas Padi Sawah Dataran Rendah Pada Perbedaan Jarak Tanam. Jurnal Pertanian. 1(2) 113-114.(online).(http://jiip.fapet.unja.ac.id/index.php/bioplante/article/viewFile/1811/1192, Diakses pada tanggal 20 November 2014 pukul 23.00 WIB).

Ir. Rukmana, Rahmat 2008. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

R. S, Basuki 2010. Sistem Pengadaan dan Distribusi Benih Bawang Merah pada Tingkat Petani di Kabupaten Brebes. Jurnal Hortikultura. 20(2) : 186-195. (online).(ejurnal.litbang.deptan.go.id/index.php/jhort/article/download/723/534, diakses pada tanggal 20 Desember 2014 pukul 15.52 WIB)

Sudrajat, Dede J. 2007. Pengembangan Metode Pengujian dan Standar Mutu Benih dan Bibit Tanaman Hutan. (online). (http://bptaciamis.dephut.go.id/publikasi/file/07.%20Dede%20J.%20Sudrajat.pdf, diakses pada tanggal 20 November 2014 pukul 00.00 WIB)

Suita, Eliya 2013. Pengaruh Sortasi Benih Terhadap Viabilitas Dan Pertumbuhan Bibit Akor (Acacia auriculiformis). Jurnal Pembenihan Tanaman Hutan. 1(2) 83-91. (online). (http://bptpbogor.litbang.dephut.go.id/files/JP2JUD3.pdf, diakses pada tanggal 20 November 2014 pukul 23.52 WIB).