8
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang dirancang untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta.. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis kontur. Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi Peta topografi berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis- garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Peta topografi dapat

ACARA 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ACARA 1

Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan

bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta sangat efektif untuk

menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran

maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Peta pada dasarnya adalah sebuah

data yang dirancang untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses

pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis,

memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi.

Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja,

sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur

ketinggian) juga disajikan dalam peta.. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk

menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai

garis kontur. Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut

dengan peta topografi

Peta topografi berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang

berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang

berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis

kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan

bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada

posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan

variasi elevasi) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar).

Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi,

daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga

menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-

batas skala. Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan

kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang

benar. Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari

unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan

unsur-unsur buatan manusia.

Informasi yang diberikan peta topografi berupa informasi tersurat …….

Page 2: ACARA 1

Langkah kerja

PEMBAHASAN

Acara praktikum geomorfologi dasar yang ke-I ini membahas tentang membuat profil

dari peta rupabumi yang telah disalin garis konturnya di atas kertas transparan, kemudian dari

profil yang telah dibuat dapat dicari besar kemiringan lereng dan panjang lereng, sehingga

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan peta rupabumi skala 1:25.000

Menyalin garis kontur pada peta rupabumi di kertas transparan

dengan OHP Marker

Menentukan letak igir dan lembah

Membuat penampang melintang pada kertas milimeter block

Menghitung kemiringan lereng

Mengamati dan mendeskripsi kemiringan lereng, panjang, bentuk

lereng, dan bentuk lembah

menganalisis dan membuat kesimpulan

Page 3: ACARA 1

praktikan dapat mengklasifikasikan bentuk lereng, panjang lereng, serta kemiringan lereng.

Geomorfologi memiliki empat aspek kajian, yaitu morfologi yang meliputi morfografi

dan morfometri, morfogenesa yang meliputi morfostruktur aktif, morfostruktur pasif, dan

morfodinamik, kemudian ada pula morfokronologi relatif dan absolut, serta yang terakhir

adalah morfoaransemen. Salah satu aspek kajian geomorfologi yang akan dibahas mendalam

adalah morfometri. Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuk lahan,

sebagai aspek pendukung morfografi dan morfogenetik, sehingga klasifikasi semakin tegas

dengan angka – angka yang jelas. Morfometri meliputi kemiringan lereng, panjang lereng,

bentuk lereng, dan bentuk lembah.

Kemiringan lereng ataupun slope merupakan informasi metrik lain yang dapat diukur

dalam penggunaan peta. Sebelum mengetahui kemiringan lereng terlebih dahulu dipahami

pembuatan profil atau penampang melintang. Profil merupakan kenampakan topografi yang

ditarik secara vertikal dengan gambaran suatu daerah yang dilihat dari samping.

Penggambaran profil ini memanfaatkan garis kontur yang ada untuk menggambarkan

konfigurasi permukaan yang ada. Sedangkan slope merupakan ukuran kecuraman atau

kemiringan fitur terhadap bidang horizontal. Slope dapat dinyatakan dalam bentuk persen,

sudut/derajat, maupun pecahan. Klasifikasi kemiringan lereng antara lain :

0 – 2 % : Datar

3 – 7 % : Landai

8 – 13 % : Miring

14 – 20 % : Agak terjal

56 – 140 % : Terjal

> 140 % : Sangat terjal

Rumus kemiringan lereng dari peta topografi dan foto udara :

S = ( h / D ) X 100 % (sumber Van Djuidam, 1988)

Keterangan:

S = Kemiringan lereng (%)

h = Perbedaan ketinggian (m)

D = Jarak titik tertinggi dengan terendah (m)

Panjang lereng adalah jarak titik limpasan permukaan sampai titik dimana terdapat

pengurangan kemiringan (terjadi endapan) sehingga kecepatan aliran sangat berkurang.

Klasifikasi panjang lereng yaitu :

< 15 m : Sangat pendek

15 – 50 m : Pendek

51 – 250 m : Agak panjang

251 – 500 m : Panjang

> 500 m : Sangat panjang

Bentuk lereng merupakan bentuk dari lereng yang dapat dilihat secara visual sehingga

kita dapat mengklasifikasikannya kedalam :

Page 4: ACARA 1

Bentuk umum lereng

1. Concave / cekung

2. Convex / cembung

3. straight / lurus

Keteraturan lereng

1. Smooth / halus

2. Irregular / tak teratur

Bentuk lembah merupakan bentuk dari tanah yang rendah (biasa terdapat di kiri kanan

sungai atau di kaki gunung) yang dapat dilihat secara visual sehingga dapat diklasifikasikan

menjadi :

a. lembah dangkal / lebar

b. Berbentuk U lebar

c. Bentuk U berdasar tajam

d. Bentuk V lebar

e. Bentuk V berdasar tajam

Semua aspek dari morfometri tersebut dapat kita temukan dalam informasi tersirat yang

ada di dalam peta topografi maupun peta rupabumi. Peta topografi dan peta rupabumi sekilas

memang mirip, terutama Karena informasi tersirat yang disajikan hampir sama. Namun pada

kenyataannya terdapat beberapa perbedaan dari kedua peta tersebut.

Peta Topografi merupakan peta yang menggambarkan semua unsur topografi yang

nampak dipermukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia serta menyajikan

data dan informasi keadaan lapangan secara lengkap dan menyeluruh (sifatnya umum) dengan

adanya garis ketinggian (garis kontur) dalam perbandingan (skala) tertentu. Indonesia pertama

kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial Belanda dan selesai pada tahun 1943.

Pada waktu pemerintah kolonial Belanda menjajah Indonesia, mereka memetakan wilayah

Indonesia menggunakan sistem LCO (Lambert Conical Ortomorphic), bidang proyeksi yang

digunakan adalah kerucut dengan mempertahankan bentuk (conform). Padahal bidang proyeksi

kerucut kurang cocok untuk digunakan di Indonesia, proyeksi kerucut lebih tepat untuk

digunakan pada daerah lintang tengah (wilayah antara kutub dan ekuator). Seperti yang kita

ketahui bahwa wilayah Indonesia berada pada daerah ekuator, sehingga untuk memetakan

wilayah ini akan lebih akurat hasilnya jika menggunakan proyeksi silinder. Peta ini kemudian

disempurnakan lagi di tahun 1944. Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai

acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun 1966 peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem

pencitraan satelit oleh American Map Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1:50000.

Peta topografi awalnya hanya dipakai untuk kebutuhan pertahanan dan militer sehingga sangat

dirahasiakan dan tidak sembarang orang bisa mengakses. Akan tetapi dengan dunia informasi

yang makin terbuka, maka peta topografi sudah disesuaikan dengan kepentingan publik.

Peta Rupabumi, merupakan peta yang sangat lazim dipakai di Negara kita. Peta jenis ini

sering digunakan sebagai acuan dalam membuat peta tematik. Peta Rupabumi menggunakan

sistem proyeksi UTM. Peta ini cenderung lebih menarik dan mudah dipahami dibandingkan

Page 5: ACARA 1

dengan peta topografi. Hal ini mungkin dikarenakan peta rupabumi menggunakan ejaan EYD,

sehingga lebih mudah dipahami. Selain itu peta rupabumi lebih menarik dalam penyajiannya.

Peta Rupabumi ini sifatnya lebih detail daripada peta topografi. Peta Rupabumi ini dibuat oleh

BAKOSURTANAL atau sekarang berubah nama menjadi BIG (Badan Informasi Geospasial).

KESIMPULAN

Geomorfologi memiliki empat aspek kajian, yaitu morfologi, morfogenesa,

morfokronologi, dan morfoaransemen

Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuk lahan sebagai aspek

pendukung morfografi dan morfogenetik sehingga klasifikasi semakin tegas

dengan angka – angka yang jelas.

Morfometri meliputi kemiringan lereng, panjang lereng, bentuk lereng, dan

bentuk lembah.

Sebelum mengetahui kemiringan lereng harus memahami pembuatan profil atau

penampang melintang terlebih dulu.

Profil merupakan kenampakan topografi yang ditarik secara vertikal dengan

gambaran suatu daerah yang dilihat dari samping.

Kemiringan lereng dapat dinyatakan dalam bentuk persen, sudut/derajat, maupun

pecahan.

Profil dapat membantu menentukan kemiringan lereng, panjang lereng, panjang

lereng, bentuk lereng, dan bentuk lembah

Informasi dalam peta topografi ada dua yaitu informasi terisrat dan informasi

tersurat

Peta Topografi merupakan peta yang menggambarkan semua unsur topografi

yang nampak dipermukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia

serta menyajikan data dan informasi keadaan lapangan secara lengkap dan

menyeluruh (sifatnya umum) dengan adanya garis ketinggian (garis kontur)

dalam perbandingan (skala) tertentu.

Peta Rupabumi, merupakan peta yang sangat lazim dipakai di Negara kita

Peta Rupabumi ini dibuat oleh BAKOSURTANAL atau sekarang berubah nama

menjadi BIG (Badan Informasi Geospasial).

Daftar pustaka

Agustian, Agung. 2010. Analisis morfometri daerah pemetaan pendahuluan.

Bandung : Universitas Padjajaran

Noor, Djauhari. 2010. Geomorfologi. Bogor : Universitas Pakuan

Zuidam, R.A. Van., 1985. Aerial Photo-Interpretation Terrain Analysis and

Geomorphology Mapping. Smith Publisher The Hague, ITC.

Page 6: ACARA 1