Upload
phungdang
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
Ratu Nurroh, 106013000314. Peningkatan Kemampuan PenggunaanKonjungsi dalam Karangan Argumentasi melalui Penerapan Metode LatihanIndividual. Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2011.
Kata dalam mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan ataumenyampaikan suatu gagasan atau ide, pesan dan informasi dengan bahasa tulis.Pengamatan awal peneliti menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi gurudiantaranya adalah pemahaman siswa yang rendah terhadap kemampuan menuliskarangan argumentasi di SMA PGRI 56 Ciputat. Untuk kompetensi ini kepalasekolah menetapkan standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkatkesulitan materi tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelititertarik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulissehingga siswa dapat memahami penggunaan konjungsi dalam karanganargumentasi dengan tepat melalui penerapan metode latihan individual. Teoriyang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu.
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena penelitibertujuan memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh guru dalamkegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 56Ciputat kelas X-2 dengan jumlah siswa perempuan 18 sedangkan jumlah siswalaki-laki 15, jumlah keseluruhan 33 siswa.
Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penerapan metode latihanindividu menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 63,8. Setelahpostest meningkat menjadi 74,9 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaianangket menunjukkan terdapat bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambahdan siswa mampu membuat karangan argumentasi dalam pembelajaran karenaadanya penggunaan konjungsi yang tepat.
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN KONJUNGSI
DALAM KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI
PENERAPAN METODE LATIHAN INDIVIDUAL
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Disusun olehRatu Nurroh106013000314
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2011 M/1432 H
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN KONJUNGSI
DALAM KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN
METODE LATIHAN INDIVIDUAL
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing,
Makyun Subuki, M.Hum.NIP. 19800305 200901 1 015
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATAULLAH
JAKARTA
1431 H / 2011 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
Skripsi berjudul; “Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam
Karangan Argumentasi melalui Penerapan Metode Latihan Individual” diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Jumat, 18 Maret
2011 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, peneliti berhak memperoleh
gelar sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta, 15 Juni 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. ( ) ( )NIP. 1964212 199703 2 001
Penguji I
Drs. E. Kusnadi ( ) ( )NIP. 19460201 196510 1 001
Penguji II
Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. ( ) ( )NIP. 1964212 199703 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA.NIP. 19571005 198703 1 003
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ratu Nurroh
Tempat/Tanggal Lahir : Serang, 3 September 1987
NIM : 106013000314
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Angkatan Tahun : 2006
Alamat : Jl. Raya Anyer Kp. Pakojan RT. 004/02 No. 15
Serang-Banten 42466
Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Argumentasi Melalui
Penerapan Metode Latihan Individual” adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen:
Nama : Makyun Subuki, M.Hum
NIP : 19800305 200901 1 015
Dosen : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 28 Februari 2011
Menyatakan
Ratu Nurroh
v
ABSTRAK
Ratu Nurroh, 106013000314. Peningkatan Kemampuan PenggunaanKonjungsi dalam Karangan Argumentasi melalui Penerapan Metode LatihanIndividual. Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2011.
Kata dalam mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan ataumenyampaikan suatu gagasan atau ide, pesan dan informasi dengan bahasa tulis.Pengamatan awal peneliti menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi gurudiantaranya adalah pemahaman siswa yang rendah terhadap kemampuan menuliskarangan argumentasi di SMA PGRI 56 Ciputat. Untuk kompetensi ini kepalasekolah menetapkan standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkatkesulitan materi tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelititertarik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulissehingga siswa dapat memahami penggunaan konjungsi dalam karanganargumentasi dengan tepat melalui penerapan metode latihan individual. Teoriyang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu.
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena penelitibertujuan memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh guru dalamkegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 56Ciputat kelas X-2 dengan jumlah siswa perempuan 18 sedangkan jumlah siswalaki-laki 15, jumlah keseluruhan 33 siswa.
Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penerapan metode latihanindividu menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 63,8. Setelahpostest meningkat menjadi 74,9 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaianangket menunjukkan terdapat bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambahdan siswa mampu membuat karangan argumentasi dalam pembelajaran karenaadanya penggunaan konjungsi yang tepat.
vi
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
penguasa seluruh alam yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya,
pemberi nikmat tanpa perhitungan, tempatku bersandar, meminta, dan berdoa
serta tempatku bersyukur atas segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya yang
terlimpah kepada diriku sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, hanya kepada-Nya segala pengabdian dan rasa syukur dikembalikan. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan seluruh umat
manusia yakni nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya yang setia.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras dan doa
serta kesungguhan hati penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selain
itu keteguhan hati, penulis juga banyak mendapat bantuan dan dorongan motivasi
yang tinggi dari luar sehingga penyelesaian skripsi ini dapat dilaksanakan dengan
baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarrif Hidayatullah Jakarta, dengan
keikhlasan, pengertian, dan kesabaran yang tak henti mengingatkan
kepada mahasiswa untuk selalu mengerjakan skripsi hingga termotivasi
untuk menyelesaikan skripsi hingga selesai.
3. Bapak Drs. E. Kusnadi, sebagai dosen penasehat angkatan 2006, yang
telah memberikan ilmu dan waktunya dengan keihklasan, pengertian, dan
kesabaran sampai kita selesai kuliah.
vii
4. Bapak Makyun Subuki, M.Hum., sebagai dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan selama membimbing penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Rosida Erowati, M.Hum., sebagai dosen PBSI yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan bimbingan serta memberikan masukan-masukan
dan semangat dalam mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah mengajarkan dan memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan senantiasa meluangkan
waktu serta memberikan arahan dan motivasi. Semoga Allah memberikan
balasan dan pahala berganda atas ilmu yang telah diberikan dengan ikhlas
kepada kami semua.
7. Teristimewa untuk (Alm.) Apak dan Umi tercinta yang selalu dan setiap
saat mendoakan serta mencurahkan segala kasih sayang dengan tulus.
Untuk teteh, aa, dan adikku serta seluruh keluarga besarku tersayang yang
selalu memberi penulis motivasi, materi dan doa serta pengertiannya.
Semoga Allah SWT membalasnya dengan segala keindahan dan kebaikan
berlipat ganda.
8. Sahabat-sahabatku Ifalani, Yeti, Ani, Yanti, Sri, Hastri, Syarif, Fauzi dan
sahabat seperjuangan di PBSI yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang selalu memotivasi hingga penulisan skripsi ini selesai. Terima kasih
atas kebersamaannya semoga persahabatan kita tetap abadi, sampai jumpa
dalam kesuksesan.
9. Empo Ana dan Abang yang selalu meluangkan waktu untuk
mendengarkan curhatan penulis dikala sedih. Terimakasih atas
kebersamaannya semoga kalian merasa tidak jenuh mendengarkan
curhatan penulis.
viii
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan konstribusi yang berharga untuk penulis. Semoga bantuan,
bimbingan, dukungan serta semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu
datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa
robbal’alamin. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis dan
juga para pembaca serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam
dunia pendidikan.
Jakarta, Februari 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 2
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 2
D. Perumusan Masalah ............................................................. 3
E. Tujuan Masalah .................................................................... 3
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 3
G. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Konjungsi ........................................................... 6
B. Pengertian Karangan Argumentasi ...................................... 9
C. Konjungsi dalam Karangan Argumentasi ............................ 14
D. Metode Latihan Individual atau Drill ................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian .................................................... 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 19
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian............................. 19
D. Subjek Penelitian .................................................................. 25
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................... 25
F. Tahapan Intervesi Tindakan ................................................. 25
x
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................ 26
H. Data dan Sumber Data ......................................................... 27
I. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 27
J. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 29
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ......................... 29
L. Analisis Data dan Instrumen Hasil Analisis ......................... 30
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Tindakan .............................. 32
1. Gambaran Umum Sekolah ................................................ 32
2. Penelitian Pendahuluan ..................................................... 37
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I ........................................ 38
3.1 Pertemuan Pertama ...................................................... 38
3.2 Pertemuan Kedua ........................................................ 47
B. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 55
C. Analisis Data .............................................................................. 56
D. Interpretasi Hasil Analisis .......................................................... 61
E. Pembahasan Temuan Penelitian ................................................. 62
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................... 64
B. Saran ........................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 24
3.2 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ...................................................... 31
4.1 Kurikulum SMA PGRI 56 Ciputat ......................................................... 33
4.2 Keadaan Tenaga Pengajar SMA PGRI 56 Ciputat ................................ 34
4.3 Keadaan Staf TU SMA PGRI 56 Ciputat .............................................. 36
4.4 Keadaan Penjaga Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat ................................. 36
4.5 Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Jenis Kelamin ........... 36
4.6 Sarana dan Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Kondisinya ...... 37
4.7 Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa Pertemuan Pertama ........................... 40
4.8 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Pertama ..... 41
4.9 Tanggapan Siswa terhadap Tindakan Pertama ...................................... 43
4.10 Nilai Pretest Memahami Karangan Argumentasi ................................ 44
4.11 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus ................ 45
4.12 Catatan Lapangan Pertemuan Pertama ................................................. 46
4.13 Data Perolehan Siswa Nilai Postest pada Akhir Siklus ....................... 48
4.14 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus ................ 50
4.15 Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa Pertemuan Kedua ........................... 50
4.16 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Kedua ..... 52
4.17 Hasil Angket Persepsi Siswa terhadap Metode Latihan Individu ........ 54
4.18 Data Perolehan Nilai Tes pada Akhir Siklus ........................................ 56
4.19 Hasil Rata-rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ........... 58
4.20 Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Siklus I ....................... 59
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Siklus Kegiatan PTK ................................................................................ 23
2 Grafik Prestasi Siswa Siklus I ................................................................... 63
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Lembar Wawancara Guru
3. Kutipan Wawancara dengan Guru
4. Catatan Lapangan
5. Hasil Lembar Observasi Guru
6. Hasil Lembar Observasi Siswa
7. Lembar Kerja Siswa (Pretest)
8. Wacana Lembar Kerja Siswa (Pretest)
9. Lembar Kerja Siswa (Postest)
10. Jurnal Siswa
11. Hasil Jurnal Siswa
12. Lembar Angket Siswa
13. Hasil Angket Siswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata memiliki peranan yang sangat penting bagi penuturnya sebagai alat
komunikasi. Secara ortografis, kata terdiri atas beberapa huruf berjajar yang
membentuk suatu makna. Dalam hal ini, kata juga menjadi suatu pembentuk
kalimat, seperti dalam karang-mengarang. Kata dalam mengarang pada
hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan suatu gagasan atau ide,
pesan dan informasi dengan bahasa tulis. Di dalam komunikasi tertulis terdapat
empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan,
penulis sebagai medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai
salah satu bentuk komunikasi bahasa, mengarang dapat didefinisikan sebagai
suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medium
kepada pembaca.1
Kegiatan mengarang merupakan kegiatan menulis yang mengikuti alur
secara bertahap dan berurutan. Dalam hal tersebut kita ketahui kegiatan
mengarang itu terbagi tiga tahap, yakni (1) tahap kegiatan prapenulisan
(prewriting), (2) tahap kegiatan penulisan (writing), dan (3) tahap kegiatan
pascapenulisan (post-writing). Dengan begitu, pada saat akan menuangkan pikiran
atau gagasan dalam bentuk tulisan, kita mencari kata yang tepat untuk mewadahi
pikiran tersebut, yakni diksi. Diksi yang dimaksud adalah mengacu pada
pemakaian konjungsi dalam karangan argumentasi.
Diksi di sini mengandung teknis sebagai pemilihan kata dalam mengarang.
Tujuan pemilihan kata tersebut agar orang lain dapat memahami pikiran dan
perasaan pengarang secara mengena. Oleh karena itu, pemilihan kata merupakan
unsur yang sangat penting dalam mengarang. Dalam mengarang itu sendiri tidak
terlepas dengan penggunaan kata penghubung atau konjungsi. Konjungsi adalah
kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat; kata dengan
1 Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 1.3.
2
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau
paragraf dengan paragraf.2
Untuk memudahkan penggunaan dan pemilihan kata penghubung atau
konjungsi dalam mengarang, maka kita dapat menggunakan metode latihan.
Metode latihan disebut metode drill karena metode ini sesuai untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan latihan terhadap apa
yang dipelajari.3 Dengan menggunakan metode ini memudahkan siswa dalam
memilih dan menyesuaikan kata dalam mengarang. Dalam penelitian ini, peneliti
mengutamakan diksi yang digunakan dalam mengarang, yakni pemilihan dan
penggunaan kata penghubung dalam karangan.
Berdasarkan yang telah diuraikan di atas maka penulis merasa tertarik
untuk mengambil judul: “Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam
Karangan Argumentasi Melalui Penerapan Metode Latihan Individual pada Siswa
Kelas X SMA PGRI 56 Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini dapat teridentifikasi
sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai penggunaan konjungsi dalam
karangan argumentasi?
2. Seberapa besar peningkatan kemampuan siswa mengenai penggunaan
konjungsi dalam karangan argumentasi?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi permasalahan
sebagai berikut:
1. Pemahaman yang dimaksud di sini adalah di mana kemampuan siswa
kelas X SMA PGRI 56 Ciputat dalam menerima dan memahami serta
2 Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik”,(Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 155.
3 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), h. 55.
3
menguasai materi pelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan.
Khususnya mengenani materi penggunaan konjungsi dalam karangan
argumentasi.
2. Peningkatan kemampuan siswa di sini adalah siswa lebih banyak belajar
sendiri dalam penggunaan konjungsi yang tepat dalam mengarang.
Sehingga siswa dapat mengembangkan krativitasnya dalam menggunaakan
konjungsi yang tepat sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut,
rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan
kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui
penerapan metode latihan individual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
X SMA PGRI 56 Ciputat?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. mengetahui pemahaman siswa mengenai penggunaan konjungsi dalam
karangan argumentasi.
2. mengetahui peningkatan kemampuan siswa mengenai penggunaan
konjungsi dalam karangan argumentasi?
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang terkait secara khusus manfaat penelitian ini.
1. Manfaat Teoretis,
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk: (a)
bahan perbandingan bagi guru dalam penggunaan metode latihan
individual untuk peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam
karangan argumentasi; (b) bahan referensi belajar bagi siswa atau pihak-
4
pihak sekolah yang bersimpati; dan (c) konsep tentang metode latihan
individual dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan penggunaan
konjungsi dalam karangan argumentasi.
2. Manfaat Praktis
Sesuai dengan manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi menjadi
empat bagian, yaitu:
a. Untuk Pendidik
Manfaat bagi pendidik, khususnya guru bahasa Indonesia dapat
menjadikan penelitian ini sebagai: (1) acuan dalam interaksi belajar
mengajar di sekolah; (2) arahan yang jelas bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan membimbing kegiatan siswa secara
bertahap.
b. Unttuk Siswa
Manfaat bagi siswa dalam penelitian ini bermaksud agar siswa
dapat: (1) menemukan kebebasan bagi siswa untuk menemukan hal-hal
baru bagi dirinya di dalam pembelajaran bahasa Indonesia; (2)
menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung; (3)
mempermudah penguasaan konsep, memberikan pengalaman nyata,
memberikan dasar-dasar berfikir konkret sehingga mengurangi
verbalisme, meningkatkan minat belajar dan meningkatkan hasil
belajar.
c. Untuk Sekolah
Manfaat bagi sekolah dalam penelitian ini bermaksud agar
sekolah dapat: (1) memberikan sumbangan yang positif terhadap
kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah,
khususnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam karangan
argumentasi; dan (2) memberikan masukan dalam mengaktifkan
5
pembinaan dan pengelolaan proses belajar mengajar dalam
pelaksanaan pendidikan.
d. Untuk Peneliti, sebagai pengalaman dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia
dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai diksi, yakni
penggunaan konjungsi dalam pembelajaran menulis karangan.
G. Tinjauan Pustaka
Banyak penelitian yang mengangkat tentang menulis khususnya tentang
menulis karangan dengan berbagai media. Ada beberapa penelitian yang
mengangkat tentang karangan, misalnya skripsi yanmg berjudul “Penggunaan
Konjungsi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP
PGRI Banjaratma Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran
2009/ 2010,” yang ditulis oleh Adi Abdul Syukur, NPM : 1506500575, dan
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar
Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gemolong Tahun Pelajaran
2008/2009, yang di tulis oleh Winardi, A. 310 050 151.
Berdasarkan tinjauan tersebut, tampaknya sangat memungkinkan bagi
penulis untuk menulis skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Argumentasi melalui Penerapan latihan
Individual.”
6
BAB II
ACUAN TEORETIS
A. Konjungsi
1. Pengertian Konjungsi
Konjungsi yang juga dinamakan kata penghubung adalah kata tugas yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat; kata dengan kata, frasa dengan
frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan
paragraf.4 Konjungsi pun berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam
konstruksi hipotaktis (bersifat), dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau
lebih dalam konstruksi. Konjungsi pun menghubungkan bagian-bagian ujaran
yang setataran maupun yang tidak setataran.5 Perhatikan contoh kalimat berikut:
(a) Ia pergi karena saya, (b) Ia pergi karena saya mengusirnya. Pada kalimat (a)
karena merupakan preposisi karena diikutioleh satuan kata sehingga merupakan
konstruksi eksosentris. Sedangkan kalimat (b) karena merupakan konjungsi
karena menghubungkan klausa dengan klausa.
Konjungsi ada yang hanya dapat digunakan untuk intra kalimat, tetapi ada
pula yang dapat digunakan untuk antarkalimat, untuk menghubungkan kalimat
dengan kalimat. Konjungsi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat
dengan kalimat adalah.6
b. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,
dengan makna yang menyatakan akibat atau alasan, yakni sebab itu, karena
itu, oleh karena itu, dan itulah sebabnya.
c. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,
dengan makna yang menyatakan kesimpulan, yakni jadi, maka, kalau
begitu, jika demikian, begitulah, dan jika begitu.
4 Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik”,(Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 155.
5 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 2008), h. 102.
6 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.374 – 375.
7
d. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,
dengan makna yang menyatakan waktu, yakni sebelum itu, sesudah itu, dan
sementara itu.
e. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,
dengan makna yang menyatakan menguatkan atau menegaskan, yakni itu
pun, lagi pula, apa lagi, selain itu, dan tambahan lagi.
f. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,
dengan makna yang menyatakan pertentangan, yakni sebaliknya.
2. Jenis-Jenis Konjungsi
Jenis-jenis konjungsi dibagi menjadi empat jenis: (1) konjungsi
koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4) konjungsi
antarkalimat, yang berfungsi pada tataran wacana.7
a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinataif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur
atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Konjungtor
koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena konjusngsi itu, di samping
menghubungkan klausa, juga dapat menghubungkan kata. Meskipun demikian,
frasa yang dihasilkan bukanlah frasa preposisional. Perhatikan contoh berikut: (1)
Toni dan Ali sedang belajar bahasa Indonesia di kamar, (2) Kamu mau ikut atau
tinggal di rumah saja?
Mengenai konjungsi dan dan atau, orang kadang-kadang memakai
keduanya secara bersamaan. Dalam hal ini cara menulisnya adalah dengan
memakai garis miring di antara kedua konjungsi tersebut: dan/atau. Makna
konjungsi dan berarti ‘penambahan’. Di samping konjungsi atau bermakna
‘pemilihan’, konjungsi atau juga mempunyai makna ‘penambahan’. Untuk makna
penambahan seperti itu, konjungsi atau pada umumnya dipakai bila makna
kalimatnya berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan kurang baik.
7 Alwi Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: BalaiPustaka, 2003), h. 297.
8
b. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata,
frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.8 Konjungsi korelatif
terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa
yang dihubungkan. Misalnya pada entah disetujui entah tidak, dia tetap akan
mengusulkan gagasannya.
c. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua
klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah
satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi subordinatif dapat dibagi
menjadi tiga belas kelompok sebagai berikut:
1) Konjungsi subordinatif waktu, yaitu sejak, semenjak, sedari, sewaktu,
ketika, tatkala, sementara, begitu, selama, serta, demi, setelah, sesudah,
sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai.
2) Konjungsi subordinatif syarat, yaitu jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila,
dan manakala.
3) Konjungsi subordinatif pengandaian, yaitu andaikan, seandainya,
umpanya, dan sekiranya.
4) Konjungsi subordinatif tujuan, yaitu agar, supaya, dan biar.
5) Konjungsi subordinatif konsesif, yaitu konjungsi atau kluasa yang
menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan dengan apa yang
dinyatakan di dalam klausa utama.9 Penggunaan konjungsi subordinatif
konsesif, yakni biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun,
sungguhpun, dan kendati(pun).
6) Konjungsi subordinatif pembandingan, yaitu seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, dan daripada.
8 Alwi Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: BalaiPustaka, 2003), h. 289.
9 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 1993), h. 118.
9
7) Konjungsi subordinatif sebab, yakni sebab, karena, oleh karena, dan
oleh sebab.
8) Konjungsi subordinatif hasil, yaitu sehingga, sampai, dan maka(nya).
9) Konjungsi subordinatif alat, yaitu dengan dan tanpa.
10) Konjungsi subordinatif cara, yaitu dengan dan tanpa.
11) Konjungsi subordinatif komplementasi, yaitu proses penggabungan
proposisi untuk mengisi bagian yang kosong dari proposisi lain.10
Penggunaan konjungsi komplementasi, yakni bahwa.
12) Konjungsi subordinatif atributif, yaitu yang.
13) Konjungsi subordinatif perbandingan, yaitu sama ... dengan, lebih ...
dari(pada).
d. Konjungsi Antarkalimat
Berbeda dengan konjungsi di atasa, konjungsi antarkalimat
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu,
konjungsi seperti ini selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Contoh konjungsi antarkalimat: (1)
Keadaan memang sudah aman; (2) Kita harus tetap waspada. Pada kalimat (1) dan
(2) maka digunakan konjungsi antarkalimat akan tetapi, sehingga menjadi (3)
Keadaan memang sudah aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada. Dari contoh
tersebut jelas bahwa konjungsi antarkalimat menghubungkan dua kalimat yang
utuh karena kedua kalimat itu terpisah, subjek pada kalimat kedua tetap
dipertahankan meskipun subjeknya sama dengan kalimat sebelumnya.
B. Karangan Argumentasi
Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami terlebih
dahulu makna kata mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang
itulah dihasilkan suatu karangan. Mengarang berarti ‘menyusun’ atau
‘merangkai’. Pada awalnya kata merangkai tidak berkaitan dengan kegiatan
menulis. Cakupan makna kata merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang
10 Ibid, h. 114.
10
berhubungan dengan benda konkret, seperti merangkai bunga atau merangkai
benda lain. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa, lama-kelamaan
timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan istilah merangkai kalimat;
kemudian jadilah apa yang disebut pekerjaan mengarang. Orang yang merangkai
atau menyusun kata, kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai, tetapi penyusun
atau pengarang. Mengingat karangan tertulis juga disebut tulisan, kemudian
timbullah sebutan penulis untuk orang yang menulis suatu karangan. Sebenarnya
mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya berkomunikasi,
kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat
berlangsung secara lisan.
Berdasarkan uraian di atas mengarang adalah pekerjaan merangkai kata,
kalimat, dan alinea untuk menjabarkan, dan atau mengulas topik dan tema tertentu
guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Untuk bahan perbandingan, di sini
dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiarti, yaitu bahwa mengarang adalah
keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.11
Adapun pengertian karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara
resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang
ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari
alinea.
1. Pengertian Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan
dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan ini
ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian atau gagasan. Argumentasi selalu berisi penjelasan tentang
suatu pertalian antara dua pernyataan atau aserasi yang biasa diurutkan.
Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca
agar menerima atau mengambil suatu sikap atau tingkah laku tertentu. Syarat
11 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009),Revisi 3, h. 234.
11
utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil
dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.
Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.12
1) Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.
2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah.
3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu
penyelesaian.
Langkah-langkah penyusunan argumentasi yaitu.13
a. Tentukan dahulu tema atau topik argumentasi
b. Susun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan yang telah
ditentukan.
c. Kembangkan kerangka karangan argumentasi menjadi karangan
argumentasi.
2. Langkah Membuat Karangan Argumentasi
Semua bentuk karangan memiliki persamaan dalam langkah-langkah
penulisannya. Demikian pula halnya dalam menulis karangan argumentasi.
Tahapan-tahapannya meliputi: (a) tahap praprenulisan; (b) tahap penulisan; (c)
tahap pascapenulisan.14 Tahap prapenulisan yaitu tahap perancangan tulisan
dengan melakukan penentuan topik, tujuan, sasaran/pembaca, dan kerangka
karangan yang berisi pokok-pokok pikiran yang disusun secara sistematis.
Selanjutnya, tahap penulisan dimulai dengan mengembangkan kerangka menjadi
tulisan. Pengembangan karangka ini terbagi lagi menjadi tiga bagian yiatu
pendahuluan yang berisi latar belakang atau alasan menulis sesuai topik pilihan,
dilanjutkan dengan menuliskan tujuan dan manfaat karangan dan informasi umum
tentang isi karangan. Selanjutnya isi karangan semua dituangkan pada poin isi
12 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009),Revisi 3, h. 249.
13 Jauharoti Alfin, dkk., Bahasa Indonesia I, (Bandung: LAPIS {Learning AssistencePrograms for Islamic Scholls}, 2008), h. 10—11.
14 Muhammad Yunus, dkk., Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), CetakanKedua, h. 9.9 – 9.10.
12
karangan sesuai susunan yang ada pada kerangka karangan dan penutup karangan
yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
Tahap pascapenulisan dilakukan dengan memperbaiki tulisan. Sebaiknya
penyuntingan dan perbaikan juga dilakukan ketika penyusunan rencana tulisan.
Cara ini lebih baik dilakukan agar kesalahan dapat diminimalkan, maka tentukan
topik terlebih dahulu yang akan kita tulis. Selain itu, penulis dalam menulis
karangan argumentasi sangat menginginkan agar pembaca atau pendengar
memahami benar apa yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan juga
langkah-langkah lain dalam menulis yang dapat membantu keinginannya itu.
Adapun langkah-langkah yang biasa dikembangkan dalam karangan argumentasi
adalah penalaran, penalaran induktif dan deduktif, dan penolakan.
a. Penalaran
Penalaran (reasoning) atau jalan pikiran adalah suatu proses berfikir yang
sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan,
keyakinan, atau opini).15 Penalaran juga bukan saja dapat dilakukan dengan
mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi juga dapat
dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam
kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat semacam ini,
dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut preposisi. Preposisi dapat
kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat
ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan dapat
dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya.
Sebaliknya subuah pernyataan atau preposisi dapat disangkal atau ditolak bila
terdapat fakta-fakta yang menentangnya.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak. Untuk
mewujudkannya diperlukan lambang. Lambang yang digunakan dalam penalaran
akan tampak berupa argumen. Kesimpulan adalah pernyataan atau konsep yang
abstrak dan lambangnya adalah kata. Lambang proposisi adalah kalimat (kalimat
15 E.Kusnadi dan Mahsusi, M.M., Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UINJakarta, 2004), h. 19.
13
berita) dan lambang penalaran adalah argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia
adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada proposisi tanpa pengertian
dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Bersamaan dengan terbentuknya
pengertian, perluasan akan terbentuk pula proposisi dan proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Dengan kata lain, dapat juga dikatakan untuk
menalar dibutuhkan proposisi, sedangkan proposisi merupakan hasil dari
rangkaian pengertian.
b. Penalaran Induktif dan Deduktif
Teknik induktif adalah salah satu teknik pengembangan karangan
argumentasi yang memulai penulisannya dengan bukti-bukti kemudian atas nukti
tersebut ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.16 Sedangkan penalaran
deduktif itu sendiri adalah satu teknik pengembangan karangan argumentasi yang
mengawali tulisan dengan menuliskan kesimpulan umum dilanjutkan dengan
tulisan berupa hal-hal yang khusus. Meskipun demikian di dalam hal yang khusus
itu diperlukan bukti-bukti yang menunjang menunjang. Bukti yang menunjang
karangan argumentasi tersebut disebut sebagai premis.
Dalam penalaran induksi, untuk menurunkan suatu kesimpulan, penulis
harus mengumpulkan bahan-bahan atau fakta-fakta terlebih dahulu. Semakin
banyak fakta yang dikumpulkan, dan semakin baik ciri kualitas fakta-faktanya itu,
maka akan semakin mantap pula kesimpulan yang diturunkan itu. Sedangkan
dalam penalaran yang bersifat deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-
fakta. Oleh karena itu bila kita membandingkan penalaran dalam induksi dan
penalaran dalam deduksi, maka kesimpulan dalam induksi kemungkinan
kebenaran. Benar tidaknya proposisi itu tergantung dari kebenaran dan sifat-sifat
data yang dipergunakan itu. Sebaliknya konklusi dalam sebuah deduksi dapat
dipastikan sebagai konklusi yang benar kalau proposisinya itu mengandung
kebenaran.
16 Ibid, h. 9.11.
14
Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan penutur atau
penulis dalam menentukan tiga prinsip pokok, yaitu apa yang disebut pernyataan
(claim), alasan (support/ground), dan pembenaran (warrant). Pernyataan mengacu
pada kemampuan menulis dalam menentukan tulisan. Alasan mengacu pada
kemampuan penulis untuk mempertahankan pernyataannya dengan memberikan
alasan-asalan yang relevan. Sedangkan pembenaran mengacu pada kemampuan
penulis dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan alasan.
Jadi, prinsip argumentasi dibangun oleh tiga elemen pokok, yaitu: (1)
pernyataan (claim), (2) alasan (Support/ground), dan (3) pembenaran (warrant).
Sedangkan elemen pelengkapnya adalah: (1) pendukung, (2) modal (modal
qualifers), (3) sanggahan (rebutta). 17 Dengan demikian, dalam sebuah karangan
argumentasi elemen-elemen tersebut disusun menjadi rangkaian kalimat yang jika
susunannya baik akan menghasilkan karangan yang baik.
C. Konjungsi dalam Karangan Argumentasi
Konjungsi sangat penting dalam berkomunikasi secara lisan ataupun
tulisan. Dalam komunikasi lisan, konjungsi sangat besar pengaruhnya dalam
menyampaikan bahasa yang membuat orang mengerti dan tidak tersinggung.
Dalam bahasa tulis, seperti dunia karang-mengarang, konjungsi juga merupakan
unsur yang tidak kalah pentingnya. Di dalamnya tersirat sesuatu hal, yaitu konsep
atau gagasan yang berkenaan dengan benda, peristiwa, atau perasaan yang
memuat pesan yang disampaikan oleh pemakainya.
Memilih dan menggunakan konjungsi dalam mengarang ternyata tidak
mudah. Tulisan argumentasi dimaksudkan untuk mempengaruhi pikiran,
pendapat, atau sikap pembaca sehingga dia mempercayai dan mengikuti apa yang
disampaikan oleh penulis. Dalam menulis karangan argumentasi, kita dapat
mengemukakan persoalan, tetapi juga menolak pendapat orang lain. Dalam
menolak atau menyanggah pendapat orang, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:18
17 Ibid, h. 9.6.18 Sabarti Akhadiah, Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 8.35.
15
1. memahami dengan baik bagian karangan yang akan kita sanggah;
2. memilih pokok-pokok persoalan penting yang akan kita tolak; dan
3. mengarahkan penolakan hanya kepada pendapat, fakta atau informasi,
penalaran atau apa yang dikemukakan orang.
Karangan argumentasi sering dikembangkan dari pemaparan hal-hal yang
khusus untuk mencapai suatu generalisasi, dan kadang-kadang juga dibangun
mulai dari pemaparan yang general (umum) ke pemaparan hal-hal yang khusus,19
seperti contoh di bawah ini.
“Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang Amerika yang
dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun 1956 persentase
adalah 60,4%. Dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%. Dari penyajian data statistik
tersebut ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak
menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh.“
Berdasarkan contoh di atas, maka kita dapat menyimpulkan argumen kita
yaitu, pada kalmiat 1: “Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang
Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih” (bagian pendahuluan).
Kalimat 2: “Dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Dan dalam
tahun 1960 adalah 63,8%” (tubuh argumen). Kalimat 3: “Dari penyajian data
statistik tersebut ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak
memilih tidak menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh”
(kesimpulan).
D. Metode Latihan Individual (Individual Drill Methode)
Metode latihan sering disebut metode training. Metode ini sesuai untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Sarana memperoleh suatu
ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Drill merupakan suatu
19 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: UniversitasTerbuka, 2006), h. 5.41.
16
cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terdapat apa yang telah
dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan
mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi
bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar itu
diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respon yang berubah, maka
keterampilan akan lebih disempurnakan.
Adapun menurut Winarno Surachmad menyatakan bahwa metode drill
atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau
keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan
melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap
siagakan.20
Pengertian pembelajaran berlangsung bilamana terjadi suatu proses
interaksi antara guru dan siswa sehingga terdapat suatu perubahan tingkah laku.
Jadi suatu pengulangan terhadap apa yang terjadi belum dapat dikatakan suatu
proses pembelajaran, oleh karena itu perlu dipahami dalam situasi yang
bagaimanakah sepantasnya dilakukan latihan siap dan bagaimanakah cara
pelaksanaannya.
Tujuan dari pembelajaran metode latihan (drill) adalah untuk memperoleh
suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajarai anak dengan
melakukannya secara praktis, pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu,
dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.21 Selain itu juga ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan metode latihan
(drill), sebagai berikut: Pertama, harus disadari bahwa pengertian belajar bukan
berarti pengulangan persis dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya oleh
siswa, akan tetapi terjadinya suatu proses belajar dengan latihan adalah adanya
situasi yang berbeda serta pengaruh latihan-latihan. Kedua, situasi belajar itulah
yang mula-mula harus diulangi untuk mendapat memperoleh respons dari siswa.
Bilamana siswa dihadapkan dengan berbagai situasi belajar, maka dalam diri
20 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Jakarta: Jemmars, 1979), h.76.
21 Il. Pasaribu dan B. Simandjuntak. Didaktik dan Metodik, (Bandung: Tarsito, 1986), h.112.
17
siswa akan timbul alasan untuk memberi respons, sehingga menyebabkan dia
melatih keterampilannya.
Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode latihan ini ada dua fase,
yaitu: (1) Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan.
Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti
sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan. (2) Fase
Penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dapat dikembangkan
menuntut praktek yang berulang kali. Jadi, variasi praktek di sini ditujukan untuk
mendalami arti bukan ketangkasan. Sedangkan praktek yang sering ditujukan
untuk mempertinggi efesiensi, bukan untuk mendalami arti.
Adapun keunggulan dan kelemahan dalam metode latihan (drill), yaitu22
1. Keunggulan metode latihan (drill) ini antara lain:
a. siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya;
b. dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil
dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna
kelak di kemudian hari;
c. guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang
disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan
tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.
2. Kelemahan metode latihan (drill) ini antara lain:
a. dapat menghambat inisiatif siswa, dimana inisiatif dan minat siswa yang
berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan
pelanggaran dalam pengajaran yang diberikannya.
b. menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seola-olah siswa melakukan
sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan
bertindak secara otomatis.
22 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), h. 57.
18
d. dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat
menghapal di mana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran
secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan-
pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses
berpikir secara logis.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
1. mengetahui ketepatan penggunaan diksi dalam karangan argumentasi
siswa melalui penggunaan metode latihan individual.
2. mengetahui peningkatan kemampuan siswa menggunakan diksi dalam
karangan argumentasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 56 Ciputat yang berlokasi di Jl.
Pendidikan No. 30 Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan
di kelas X pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 pada Januari 2011.
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (action research classroom), yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru
sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran.23 Dapat dikatakan pula bahwa classroom action research adalah
kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan
cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif.24
Berdasarkan penelitian ini yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
tindakan kelas partisipan. Penelitian tindakan kelas partisipan itu sendiri adalah
suatu penelitian di mana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak
23 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.57.
24 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 152.
20
awal sampai pembuatan laporan.25 Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan
efesiensi dan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Ini
berarti bahwa penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan di
kelas. Penelitian tindakan kelas berkaitan dengan penelitian kualitatif karena
memang dalam pengumpulan datanya menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang
dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam
pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam
mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan
yang dihadapi, untuk kemudian, menyusun rencana dan melakukan kegiatan-
kegiatan penyempurnaan.26
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan
yaitu: (1) perencanaan (planning), yaitu rencana tindakan apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan itu dilakukan; (2) tindakan (acting)
yaitu pelaksanaan sesuai rencana; (3) pengamatan (observing) yaitu pengamatan
yang dilakukan bersamaan dengan tindakan; (4) refleksi (reflection) yaitu kegiatan
mengemukakan implementasi rencana tindakan. Pada saat pelaksanaan tindakan
peneliti melakukan penyampaian materi, tes perbuatan, dan observasi terhadap
kegiatan yang dilakukan. Tahap berikutnya, berdasarkan hasil observasi,
wawancara, dan jurnal, peneliti merefleksikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Tahapan pembelajaran dalam tindakan ini dilakukan dalam dua siklus.
Setiap siklus mengandung unsur perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian
kemudian ditindaklanjuti dengan observasi pelaksanaan proses. Kegiatan ini
merupakan kegiatan pendahuluan yang tujuannya untuk mengidentifikasi masalah
ini adalah sebagai berikut:
25 M. Mega N dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Regina,2009), h. 15.
26 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset, 2005), Cetakan Pertama, h. 140.
21
a. Permohonan izin penelitian di SMA PGRI 56 Ciputat kepada Kepala
Sekolah. Perizinan ini dapat diperoleh dengan mudah karena peneliti
merupakan salah satu pengajar di sekolah tersebut. Kepala sekolah beserta
dewan guru telah menyatakan kesiapannya untuk memberi dukungan dan
partisipasinya dalam pelaksanaan penelitian ini.
b. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapat gambaran awal tentang
kegiatan belajar mengajar, khususnya pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas X SMA PGRI 56 Ciputat.
c. Melakukan telaah terhadap jadwal mata pelajaran yang ada, yang
menjadwalkan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk melaksanakan
pembelajaran dalam penggunaan diksi dalam karangan argumentasi
melalui penerapan metode latihan individual.
d. Melakukan telaah pokok bahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas
X semester 2 yang akan sesuai dengan jadwal pelajaran yang berlaku.
e. Melakukan telaah terhadap kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang harus disampaikan pada semester 2. Dari hasil telaah terhadap tujuan
pembelajaran, isi materi dan buku sumber akan ditentukan strategi
pembelajaran yang sesuai, dengan harapan dapat digunakan untuk
membantu siswa mempelajari materi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia agar lebih meningkatkan hasil pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
tindakan yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan. Tujuan utama pada
tahap ini adalah mengupayakan inovasi dalam proses pembelajaran dengan tujuan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini Kasihani Kasbulloh
mengungkapkan bahwa ”tindakan yang dilaksanakan harus sejalan dengan laju
perkembangan pelaksanaan kurikulum dengan kegiatan belajar mengajar di
kelas.” Artinya segala aktivitas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak boleh
mengganggu kegiatan pembelajaran, dalam arti mengalihkan fokus kegiatan
pencapaian tujuan pembelajaran yang sebenarnya.
22
3. Tahap Pengamatan (Observasi)
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif
tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang
dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Pengambilan Data dapat
diperoleh dari lembar observasi, wawancara, dan juga angket.
4. Tahap Refleksi
Melalui pedoman pengamatan dan alat pengumpul data yang telah
dipersiapkan sebelumnya dalam kegiatan tindakan penelitian ini, maka diperoleh
informasi-informasi yang selanjutnya direfleksikan. Hasil refleksi ini akan
memberikan makna pada proses pembelajaran.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus
selanjutnya perlu dilaksanakan atau tidak. Sedangkan penelitian akan diakhiri atau
dihentikan apabila hasil tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan
bahwa rata-rata nya sudah mencapai 65 sesuai dengan KKM mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMA PGRI 56 Ciputat.
Keempat tahapan kegiatan tersebut dipandang sebagai suatu siklus spiral
atau siklus berulang terus sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan.
Rangkaian siklus tersebut dapat dilihat pada gambaran berikut: 27
27 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009), Cet. Kesembilan, h. 16.
23
Gambar 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Suharsimi Arikunto, 2009
Dari gambar di atas dapat dijelaskan dengan menggunakan desain
penelitian sebagai berikut:
Kegiatan pendahuluan:
1. Membuat surat izin penelitian
2. Mensosialisasikan model pembelajaran dengan metode latihan secara
individual dalam kelas yang diteliti
3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tiap siklus
4. Membuat kisi-kisi instrumen
5. Membuat format observasi
6. Menyiapkan alat dokumentasi
Adapun tahapan pembelajaran pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Permasalahan tingginya tingkatlatihan secara individu
Rencana Siklus I
Pelaksanaan Siklus I
ObservasiRefleksi Siklus I
Rencana Siklus IIPelaksanaan Siklus II
ObservasiRefleksi Siklus II
Apabila belum terselesaikan makadilanjutkan ke siklus selanjutnya
24
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Siklus I Tahap Perencanaan Merancang Skenario Pelaksanaan Tindakan
Tahap Pelaksanaan Pendahuluan
Memotivasi siswa dengan menjelaskan metode
latihan secara individu
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi dengan metode latihan
Guru menjelaskan pengertian karangan
argumentasi dengan penggunaan diksi
Guru membagikan contoh karangan argumentasi
dengan penggunaan diksi
Guru memberi tes pada akhir siklus dengan cara
siswa membuat karangan argumentasi dengan
penggunaan diksi secara individual
Penutup
Guru memberikan refleksi pada akhir
pembelajaran
Guru memberikan tes pada akhir siklus
Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua
proses yang terjadi dalam tindakan dengan
menggunakan format observasi.
Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa pada
saat membuat karangan argumentasi yang sesuai
dengan skenario pembelajaran.
Tahap Refleksi Melakukan evaluasi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan pada siklus I.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
evaluasi, untuk digunakan pada siklus
berikutnya.
25
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA PGRI 56 Ciputat. Dalam
penelitian ini subjek yang akan dikenai tindakan yakni siswa kelas X-2 SMA
PGRI 56 Ciputat tahun pelajaran 2010/2011. Siswa yang berada pada kelas X-2
ini berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.
Pemilihan subjek kelas X didasarkan atas pertimbangan:
1. Berdasarkan observasi penulis dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia
di SMA PGRI 56 Ciputat sebelum melakukan penelitian, dari 2 kelas yang ada
terlihat bahwa kelas X-2 adalah kelas yang pasif dan rata-rata nilai di kelas
tersebut masih di bawah 65% jadi karakteristik siswa kelas X-2 dapat
memenuhi permasalahan yang ada, dan siswa yang dikenai tindakan diambil
secara utuh dalam satu kelas.
2. Siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat tahun ajaran 2010/2011 memiliki
kemampuan yang berbeda-beda, dilihat dari kemampuannya pemahamannya.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan,
pendiagnosis masalah, perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Pada penelitian ini tindakan pembelajaran yang akan dilakukan ke dalam
siklus I, yaitu:
Tindakan Pembelajaran Siklus I
1. Tindakan Pertama
Sebelum menyajikan materi, peneliti memberikan motivasi dengan
menjelaskan manfaat belajar dengan metode latihan secara individu,
melakukan apersepsi dan mengomunikasikan tujuan pembelajaran.
2. Tindakan Kedua
Siswa dilontarkan satu permasalahan yang telah didesain peneliti dan
kemudian diselesaikan dengan teman yang duduknya berdekatan dalam satu
baris.
26
3. Tindakan Ketiga
Pada tindakan siklus I, siswa lebih diarahkan dan dibimbing agar dapat
memahami bacaan yang sudah disajikan.
4. Tindakan Keempat
Guru mengarahkan siswa agar dapat mengumpulkan berbagai informasi yang
relevan, misalnya bertanya pada guru pengajar, membaca mandiri, dan lain-
lain.
5. Tindakan Kelima
Setelah siswa selesai melakukan penyelidikan dan menyelesaikan
permasalahan yang diberikan maka siswa dianjurkan membuat karangan
argumentasi dengan bahasa sendiri.
6. Tindakan Keenanm
Untuk lebih menguatkan konsep yang didapatnya, siswa diberikan latihan dan
di akhir siklus diadakan latihan selama satu jam pelajaran.
G. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Penelitian yang dilakukan ini, mengharapkan suatu perubahan pada siswa
dalam memahami konsep menulis. Materi yang mereka pelajari benar-benar dapat
dipahami dengan jelas, dalam arti siswa bukan sekedar hafal akan tetapi dapat
memahami maknanya. Dari tindakan yang dilakukan diharapkan pula adanya
peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Tolak ukur keberhasilan siswa atau
kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan untuk mengukur
pemahaman konsep siswa pada materi karangan argumentasi ini apabila siswa
dapat membuat karangan argumentasi sesuai dengan penggunaan konjungsi
dengan benar sebesar 65% dari skor total (100). Sehingga diharapkan dengan
pemahaman konsep dengan baik, mereka akan dengan mudah untuk memahami
materi-materi selanjutnya dan mendapatkan peningkatan terhadap prestasi belajar
mereka.
27
H. Data dan Sumber Data
Prosedur penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari
penelitian tidakan kelas ini adalah:
1. Hasil tes siswa setelah diberikan perlakuan pada setiap siklus.
2. Hasil observasi, hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokemntasi.
Adapun sumber datanya diperoleh dari guru, siswa, dan peneliti itu sendiri
yang didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
I. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan upaya sistematik untuk memperoleh
informasi tentang objek penelitian (manusia, objek, dan sebagainya) dan setting
terjadinya.28 Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih
dahulu dibuat instrumen penelitian yang terdiri dari:
1. Lembar Observasi
Observasi merupakan metode pemgumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap objek penelitian. Pengamatan ini dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung ketika penelitian sedang berlangsung. Observasi
dilakukan untuk mengetahui: (a) seberapa jauh pelaksanaan tindakan (intervensi)
berjalan dengan rencana dan persiapan yang telah disusun sebelumnya; (b)
seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan mencapai sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam
penelitian. Wawancara menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan siswa serta
saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
28 B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jayapura: Prestasi PustakaPublisher, 2006), h. 47.
28
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan untuk setiap tindakan dimaksudkan untuk
mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang tidak dapat diketahui dengan
menggunakan lembar observasi.
4. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang memberikan kepada responden. Bentuk angket yang
penulis gunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, dengan bentuk
pilihan ganda, di mana responden diminta untuk memilih salah satu jawaban.
5. Jurnal Siswa
Jurnal dilakukan untuk mengungkapkan segala hal yang dilakukan siswa
setelah proses belajar mengajar berlangsung. Jurnal siswa berisi tentang
pembelajaran karangan argumentasi setelah mengikuti pembelajaran keterampilan
menulis.
6. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur tingkat ketercapaian metode
latihan individual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu tes hasil
belajar digunakan untuk mengukur pemahaman materi serta peningkatan hasil
belajar siswa setelah tindakan dilakukan. Tes yang diberikan yaitu membuat
karangan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan konjungsi dengan baik
dan benar. Responden yang mengikuti tes sebanyak 40 siswa. Tes ini digunakan
untuk mengumpulkan data pada akhir tindakan.
7. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
29
saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa
gambar atau foto kegiatan pembelajaran.
J. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak
hanya satu, tetapi menggunakan multiteknik. Ada tiga kelompok teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Pengalaman, dilakukan dalam bentuk observasi. Observasi ini dilakukan
peneliti sebelum PBM dan pada saat pelaksanaan PBM berlangsung serta
melalui teman sejawat dalam pelaksanaan PBM. Hasil yang diperoleh
pada setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pada saat
menganalisis data untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya.
2. Pengungkapan, dilakukan melalui wawancara dan pengukuran dengan tes
mengenai pemahaman konsep.
3. Pembuktian, dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, seperti
dokumen foto dan catatan lapangan.
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data
yang memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis peneliti dengan
membandingkan dengan hasil orang lain.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah:
1. pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa
( Source Triangulation).
2. penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang terkumpul lebih
akurat (Instrument Triangulation). Langkah yang ditempuh adalah mengisi
lembar observasi, pedoman wawancara dan memeriksa hasil kerja siswa.
3. penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang
terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan,
wawancara, dan pengambilan gambar dalam foto.
30
4. memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapnnya.
5. mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
L. Analisis Data dan Instrumen Hasil Analisis
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan
mengelompokkan data.29 Dari penelitian yang dilakukan data yang terkumpul
terdiri dari hasil aktivitas siswa sebagai indikator keaktifan siswa, hasil observasi
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran model latihan secara individu
dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator
pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan.
Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap
siklus adalah:
1. menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya
menggunakan paparan sederhana.
2. menenukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
a. penskoran terhadap siswa dalam penggunaan diksi.
b. tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh
ditetapkan dalam nilai dengan rumus:
Nilai Akhir (NA) = jumlah skor yang didapat siswa x 100 skor maksimum
selanjutnya dihitung rata-rata, rumus yang digunakan:
nilai rata-rata (x) = jumlah skor seluruhnya jumlah seluruh siswa
Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan
seperti dalam tabel berkut:30
29 Mahsun M.S, Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 253.
30Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 18.
31
Tabel 3.2
Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Nilai Siswa Kategori Prestasi Belajar
81 – 100 %
61 – 80 %
41 – 60 %
21 – 40 %
< 21 %
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa dari penelitian
yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan pemahaman konsep
bahasa Indonesia pada materi karangan argumentasi dengan model pembelajaran
latihan secara individual. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa
Indonesia siswa, serta akan membantu pemahaman faktor-faktor lain yang belum
diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Gambaran Umum Sekolah
SMA PGRI 56 Ciputat berlokasi di jalan Pendidikan No. 30 Tangerang
Selatan 15411. Tidak jauh dari Pasar Ciputat Tangerang Selatan. Dilihat dari letak
keberadaan lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau baik dari Pamulang,
Parung, Ciputat, dan Serpong. Sekolah tersebut mempunyai luas tanah kurang
lebih 1440 M² yang bergabung dengan SMP PGRI Ciputat. Sekolah tersebut dapat
sukses sampai sekarang ini karena ditangani oleh Kepala Sekolah yang bernama
Drs. Asep Setiadi, M.Pd. Jumlah tenaga pendidik di sekolah itu sangat berkualitas
karena mempunyai jumlah tenaga pendidik yang cukup banyak yaitu 34 tenaga
pendidik
Tahun 2009/2010 mempunyai data Pendaftaran Siswa Baru (PSB) beserta
jumlah siswanya. Maka data dan jumlah siswa tersebut adalah data siswa yang
mendaftar 40 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Sedangkan siswa yang
diterima di SMA PGRI 56 Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 31 siswa laki-laki
dan 29 siswa perempuan.
Jumlah siswa SMA PGRI 56 Ciputat ada tiga kelas, yaitu jumlah siswa
untuk kelas X 59 siswa yang terdiri dari 31 siswa laki-laki dan 28 siswa
perempuan. Kelas XI 68 siswa yang terdiri dari 33 siswa laki-laki dan 35 siswa
perempuan. Sedangkan kelas XII 92 siswa yang terdiri dari 52 siswa laki-laki dan
40 siswa perempuan. Maka, jumlah seluruh siswa PGRI 56 Ciputat Tahun
Pelajaran 2009/2010 adalah 219 siswa baik siswa laki-laki maupun siswa
perempuan.
33
a. VISI DAN MISI SMA PGRI 56 Ciputat:
(1) Visi : Menjadikan SMA PGRI 56 Ciputat sebagai pusat pengembangan
pendidikan, kebanggaan masyarakat yang menghasilkan kader-kader
bangsa berkualitas yang unggul dalam IPTEK dan IMTAQ.
(2) Mis : 1. Menyelenggarakan pendidikan umum yang bersifat nasional
2. Menghasilakn tamatan yang kompeten, terampil dan bermutu
3. Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa dan
Negara
4. Menjadikan lembaga pendidikan kebangsaan masyarakat Ciputat
dan sekitarnya
5. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kepada pengem-
bangan potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya.
b. Kurikulum
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah harus mempunyai pedoman
dan pegangan di dalam belajar, khususnya bagi seorang pendidik atau guru.
Sehubungan dengan hal tersebut dan berdasarkan pendidikan nasional yang
berlakukan sekarang ini, garis-garis besar pedoman pengajar dan pedoman
pelaksanaan di dalam kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum di SMA PGRI 56
Ciputat, yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah
disempurnakan atau suplemen dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 4.1
Kurikulum SMA PGRI 56 Ciputat
Jumlah JamNo. Mata pelajaran
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
1 Pendidikan Agama 2 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Bahasa Inggris 6 6 6
5 Matematika 6 6 6
6 Fisika 2 1 2
34
7 Biologi 2 1 2
8 Kimia 2 1 2
9 Sejarah 2 2 3
10 Geografi 2 2 3
11 Ekonomi 2 1 2
12 Sosiologi 2 1 2
13 Seni Budaya 2 2 4
14 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 4
15 Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 2 2 4
16 Pengembangan Diri 2 2 4
c. Keadaan Tenaga Pengajar, Staf TU, dan Penjaga Sekolah
Tenaga pengajar di SMA PGRI 56 Ciputat berjumlah 34 tenaga seorang
pendidik, yaitu terdiri dari 20 tenaga pendidik laki-laki dan 14 tenaga pendidik
perempuan. Untuk staf TU berjumlah 4 tenaga diantaranya Staff TU dan penjaga
sekolah berjumlah 3 tenaga.
Tabel 4.2
Keadaan Tenaga Pengajar SMA PGRI 56 Ciputat
No. Nama JenisKelamin
Pendidikan Bidang Studi
1 Drs. Asep Setiadi, M.Pd L S2 Fisika2 Novia Roza, M.Pd P S2 Bahasa Inggris3 Siti Aisyah, M.Pd P S2 Ekonomi4 Dra. Ulfiani Rahmah P S1 Biologi5 Drs.Tatang Gunawan L S1 Matematika6 Junaedi, S.Pd. M.M L S1 Ekonomi7 Dra. Ecin Kuraesin P S1 Bahasa Indonesia8 H. Hasan HB, M.Pd L S2 Sosiologi9 Drs. Sidup Usman L S1 Bahasa Indonesia10 Tatang Setiawan, S.Pd L S1 Matematika
35
11 M. Zaenudin, S.E L S1 Penjaskes12 Dra. Tienefia Agus P S1 Fisika, Kimia13 Tatan ZM, S.Ag., M.Pd L S2 Agama,PSPJD, Matematika14 Buyung Tarmizi, S.Pd L S1 Sejarah15 Abdul Rohim, S.Pd L S1 Fisika, Al-Qur’an16 Yunita Nurhidayati, S.Hum P S1 Sosiologi17 Cucu Purnama Alam A, S.Pd P S1 Seni Budaya18 Heru Sutanto, S.Pd L S1 Geografi19 Budiyanto, S.Pd L S1 Sejarah/PKN20 Yusep K. Sukma, S.E L S1 Komputer/TIK21 Drs. Hartono, S.Pd L S1 Fisika22 Evend Afriansyah L - TIK23 Duduh Durachman L - PSPJ PGRI24 Titin Kurniani P - -25 Nia Kurniasih, S.Pd P S1 -26 Kusnandar, A.Md L - -27 M.H. Tamrin L - -28 M. Tarigan L - -29 Eka Rostika Sari, S.Pd P S1 Matematika30 Agus Suhandi, S.Pd. I L S1 Agama Islam31 Rindu Harahap P - Agama Kristen32 Agus Purwanto L - Piket33 Tugimin L - Pesuruh34 Lili L - Pesuruh
Tabel 4.3
Keadaan Staf TU SMA PGRI 56 Ciputat
No Tenaga Tat Usaha Jumlah Staf TU
1 Tata Usaha Tetap 3 orang
2 Tata Usaha Tidak Tetap 1 orang
Jumlah 4 orang
36
Tabel 4.4
Keadaan Penjaga Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat
No Tenaga Penjaga Jumlah
1 Satpam 3 orang
Jumlah 3 orang
d. Jumlah Siswa SMA PGRI 56 Ciputat
Jumlah siswa SMA PGRI 56 Ciputat adalah sebanyak 219 siswa. Yang
terdiri dari kelas X sebanyak 59 siswa, kelas XI sebanyak 68 siswa, dan kelas
XII sebanyak 92 siswa. Untuk memperjelas pernyataan di atas, maka dilihat
tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Jenis Kelamin
Jenis kelaminNo KelasL P
Jumlah
1 Kelas X 31 28 59
2 Kelas XI 33 35 68
3 Kelas XII 52 40 92
Jumlah 116 103 219
e. Sarana dan Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat
Bangunan atau keadaan sarana dan prasarana SMA PGRI 56 Ciputat
Tabel 4.6
Sarana dan Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Kondisinya
No Jenis Fasilitas Jumlah Kondisi
A Administrasi
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik
2 Ruang Guru 1 Ruang Baik
3 Ruang Pelayanan Administrasi 1 Ruang Baik
B Kegiatan Belajar
1 Ruang Kelas 10 Ruang Baik
37
2 Ruang Lab. Fisika/Kimia/Biologi 1 Ruang Baik
3 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang Baik
4 Ruang Praktek Komputer 1 Ruang Baik
C Penunjang Pendidikan
1 Ruang Perpustakaan 1 Ruang Baik
2 Ruang Ibadah 1 Ruang Baik
D Penunjang Lainnya
1 Ruang Toilet 4 Ruang Baik
2 Ruang Gudang 1 Ruang Baik
2. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dimulai dengan
kegiatan observasi awal di SMA PGRI 56 Ciputat. Kegiatan observasi awal ini
meliputi pengamatan tehadap kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah dan
sarana prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di SMA PGRI 56
Ciputat. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas
X-2 sebagai berikut.
a. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur. Siswa umumnya
memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa masih terlihat
bermain-main dengan alat-alat pembelajaran yang ada di meja atau meja tulis
mereka ataupun membaca bacaan lain ketika guru sedang menjelaskan materi
pelajaran.
b. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran
bahasa Indonesia kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain metode
ceramah, tanya-jawab, diskusi, pemberian tugas, dan demonstrasi.
c. Pada saat mengerjakan tugas di kelas, masih terdapat beberapa siswa yang
bertanya dan menyalin pekerjaan teman-temannya.
d. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya kepada
guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak siswa yang
sekedar diam dan hanya mendengarkan.
38
Karakteristik anak kelas X-2 yang sudah dipaparkan di atas, peneliti dapat
menyimpulkan mengapa peneliti dapat sekaligus menjadi pengajar di sekolah
tersebut. Oleh karena itu peneliti lebih mengenal guru pengajar bahasa Indonesia
di sekolah tersebut, dengan demikian lebih memudahkan penelitian melaksanakan
penelitian tindakan kelas dan peneliti menjadi guru pengajar.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I
3.1 Pertemuan Pertama
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari dua pertemuan. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah pembuatan RPP,
catatan lapangan, dan lembar soal pretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan
pertama ini mengenai ruang lingkup pengertian dari karangan argumentasi. Untuk
menunjang pembelajaran, peneliti juga menyiapkan lembar observasi dan jurnal
siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa.
Pada pertemuan pertama ini, stelah guru memberikan soal pretest kepada
siswa, guru pun memperkenalkan pengertian dan penggunaan diksi yang tepat
dalam membuat karangan argumentasi kepada siswa dengan harapan siswa dapat
berlatih secara individu sehingga dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan
menulis. Penelitian dilaksanakan di kelas X-2 yang berjumlah 33 siswa yang
terdiri 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pada pembelajaran karangan
argumentasi, peneliti menyampaikan penggunaan diksi dengan menggunakan kata
penghubung antarkalimat dengan metode latihan secara individu. Setelah
penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang
tidak mengerti harus dikonfirmasi dahulu kepada peneliti sebelum dilaksanakan
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan adalah tahap di mana guru akan
merealisasikan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembahasan pelaksanaan
tindakan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut.
1. Pertemuan Pertama/Selasa, 18 Januari 2011
39
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk materi yang akan
dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi karangan argumentasi. Sedangkan
tugas yang diberikan adalan tugas penyelesaian soal pretest secara individu.
Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru
memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa ada yang sudah siap melaksanakan
proses pembelajaran dan ada yang belum siap. Ketika ketua kelas menuntun siswa
memberi salam dan doa kepada gurunya baru semua siswa hening dan siap
mengikuti pelajaran.
Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar
kondisi di kelas lebih nyaman ketika sudah saling kenal. Namun, ketika guru
memberikan soal pretest untuk dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham
dengan soal. Beberapa siswa terlihat sibuk membaca saja tapi tidak bisa
menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan
siswa yang sudah paham sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
ada dalam prestest. Kemudian guru langsung bertindak dengan menjelaskan cara
mengerjakan soal tersebut. Akhirnya mereka pun dapat mengerjakan dengan
tingkat pemahaman mereka.
Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang
diberikan sudah habis, sebagian besar siswa mengeluh dan kaget. Walaupun
hanya beberapa siswa saja yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian
siswa yang mengumpulkan tugas ternyata belum mengisi sebagian soal yang
diberikan. Dan ketika guru membahas soal yang diberikan pada tugas tersebut,
sebagian kecil siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Pada awal observasi, peneliti mengalami kendala mengisi lembar
observasi, melalui pengamatan yang diteliti akhirnya peneliti dapat mengisi
dengan baik. Hasil pengamatan siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada
tabel berikut.
40
Tabel 4.7
Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama
No Proses KBM Pertemuan Ke-1
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4
2 Siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan guru.3
3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang
disediakan.
3
4 Siswa mengemukakan pendapat. 2
5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4
6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas
selama pembelajaran.4
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 4
8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 3
Jumlah rata-rata keseluruhan 27
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan
= 272
= 13,5
Keterangan:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata:
6 – 10 = Berprestasi rendah
11 – 15 = Berprestasi sedang
41
16 – 20 = Berprestasi tinggi
Tabel 4.8
Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Pertama
No Proses KBMRata-rata
Pertemuan Ke-1
1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 104
2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan yang
sebelumnya.101
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 110
4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa
selama KBM berlangsung.
101
5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik. 106
6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap
proses KBM.106
7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 101
8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu. 100
Jumlah rata-rata keseluruhan 829
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa Jumlah Siswa
= 82933
= 25,12
Keterangan:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
42
Skala penilaian jumlah rata-rata:
7 – 16 = Berprestasi rendah
17 – 26 = Berprestasi sedang
27 – 36 = Berprestasi tinggi
Pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari delapan aspek atau aktivitas yang
diobservasi mulai lembar observasi guru pada pertemuan pertama didapatkan rata-
rata 13,5 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat sedang.
Sedangkan pada tabel 4.8 bahwa penilaian siswa terhadap guru, pada pertemuan
pertama nilai rata-ratanya 25,12 dengan kategori guru yang berprestasi sedang.
Selain lembar observasi guru dan juga lembar observasi siswat terhadap
guru, peneliti menggunakan jurnal harian siswa untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel
4.9
Tabel 4.9
Tanggapan Siswa terhadap Tindakan Pertama
Tabel tiga hanya menerangkan secara keseluruhan hasil jurnal siswa pada
pertemuan pertama, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 90%
menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel tiga di atas. Selain jurnal
siswa ada juga catatan lapangan yang dilakukan guru sekaligus peneliti.
Apakah yang kamu peroleh dari pembelajaran hari ini?
Tentang argumentasi, bahwa argumentasi adalah karangan denganmemperhatikan diksi, dijelaskan contoh-contoh argumentasi, dan dapatmengarangnya cukup memuaskan.
Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran hari ini?
Cukup mudah dimengerti, mungkin agak sulit mengerjakannya karenamembingungkan. Memberi penjelasan dengan baik dan dapat ditangkapdengan cepat.
43
Pada pertemuan pertama peneliti juga menyebarkan pretest terhadap siswa,
di mana peneliti hanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap
bacaan sebelum materi disampaikan. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10
Nilai Pretest Memahami Karangan Argumentasi
Aspek PenilaianNo. Responden
1 2 3Skor
Kategori Perolehan
Skor
1 Chaidir Ali 60 50 50 53 Cukup
2 Darmain Maulana 73 75 65 71 Baik
3 Derta Mahilda 75 75 75 75 Baik
4 Desi Delvia Putri 70 73 70 71 Baik
5 Diki Chanaviar 60 60 60 60 Cukup
6 Dita Puspa Sari 60 60 60 60 Cukup
7 Dwi Ayu Seviani 74 70 65 70 Baik
8 Firgiawan Listanto 60 50 55 55 Cukup
9 Indah P. 65 61 66 64 Baik
10 Iqbal Chanaviar 60 60 60 60 Cukup
11 Kevin Johannes 65 60 65 60 Cukup
12 Mahendra Sadewo 60 60 60 60 Cukup
13 Marselina Ayu V. 73 75 70 73 Baik
14 Mega Andriani 60 65 60 62 Baik
15 Muhammad Aulia Inka N. 60 60 60 60 Cukup
16 Muhammad Sulaeman 60 60 60 60 Cukup
17 Nenengsi 65 60 65 63 Baik
18 Rafina Fitriyani 74 75 65 71 Baik
19 Ratnasari 70 74 65 70 Baik
20 Ratu Balkhis 65 66 60 64 Baik
21 Rista Nurhayati 60 60 70 63 Baik
22 Rizky Agustian 65 66 60 62 Baik
44
23 Santika 60 50 55 55 Cukup
24 Shalehah Putry 75 75 77 76 Baik
25 Vicky Mirhad Akbar 60 60 60 60 Cukup
26 Vidi Melinda 70 65 71 67 Baik
27 Wita Hartini 75 65 70 70 Baik
28 Yudi Ariyanto 65 60 65 63 Baik
29 M. Fadillah 64 65 55 61 Baik
30 Nur Indah Asry A. 64 50 55 56 Cukup
31 Devilia A. 70 70 52 64 Baik
32 Hamdani 65 75 50 63 Baik
33 Rini Juriah 65 60 55 60 Cukup
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa
= 210733
= 63,8
Berdasarkan tabel diperoleh tingkat penguasaan tertinggi, tingkat
penguasaan rendah, rata-rata penguasaan yang dirangkum dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11
Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus
Tingkat Penguasaan Sikus I
Nilai Tertinggi Siswa 76
Nilai Terendah Siswa 53
Rata-rata nilai siswa 63,8
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih < dari nilai
KKM (65), yaitu nilai rata-rata 63,8. Dalam hal ini maka harus ada tindak lanjut
pada pertemuan kedua.
45
d. Tahap Refleksi
Setelah melihat hasil peniaian pretest, lembar observasi guru maupun
lembar observasi siswa, hasil jurnal, dan catatan lapangan, masih banyak yang
perludiperbaiki dalam kegiatan pertemuan pertama ini. Persiapan guru pada
pertemuan selanjutnya harus ditingkatkan. Prestest yang dapat dilihat pada tabel
4.10 hasil rata-ratanya kurang mencukupi dari nilai KKM (65) dan hasilnya 63,8.
Dari 33 siswa yang mendapat nilai terendah yiatu 53, di mana penggunaan
konjungsinya kurang tepat sehingga mendapat penilaian terendah seluruh siswa.
Pada hasil lembar observasi guru terhadap keaktifan siswa, dapat dilihat pada poin
keempat yang mendapat skor 2 (kurang), hal ini menyatakan keaktifan siswa
masih kurang baik. Selanjutnya dapat dilihat pada jurnal siswa yang mana
pernyataan siswa dalam pembelajaran hari ini merasa kesulitan dalam memahami
karangan argumentasi, namun ketika memperhatikan penjelasan guru sedikit demi
sedikit memahami juga walau tidak secara keseluruhan. Selain itu dalam catatan
lapangan ini terdapat beberapa catatan sebagaimana tampil pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Catatan Lapangan Pertemuan Pertama
No. Kendala/Kesulitan Guru Solusi/Saran Perbaikan
1 Guru kurang memotivasi siswa
pada awal pembelajaran
Guru memberikan motivasi awal pada
setiap pertemuan
2 Waktu untuk mengerjakan pretest
sangat lama karena siswa terlalu
sering bertanya mengenai soal
tersebut sehingga siswa merasa
untuk bertanya mengenai pelajaran
kepada guru terlalu sedikit.
Guru membagi waktu untuk mengerjakan
tugas harus lebih tepat, agar jelang akhir
pertemuan dapat dijadikan sesi tanya
jawab pada siswa sehingga siswa dapat
bertanya tentang pelajaran yang kurang
dimengerti hari ini.
Perencanaan selanjutnya untuk pertemuan kedua untuk memperbaiki
pertemuan pertama adalah dengan menerapkan metode latihan secara individu
dalam proses menulis karangan argumentasi dengan penggunaan konjungsi
dengan baik dan benar.
46
3.2 Pertemuan Kedua
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam pertemuan kedua ini, peneliti
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan kedua
melanjutkan dari pertemuan pertam, lembar observasi siswa dan guru, jurnal
siswa, catatan lapangan, dan yang terakhir lembar soal postest di mana lembar ini
menyatakan pada akhir siklus I ini. Materi yang diajarkan pada siklus I ini
mengenai ruang lingkup metode latihan secara individu, pengertian konjungsi,
macam-macam konjungsi, penggunaan konjungsi, dan pengertian karangan
argumentasi. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti juga telah menyiapkan
lembar angket untuk akhir sikus I yang diberikan pada siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pertemuan Kedua/Kamis, 20 Januari 2011
Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran menulis
karangan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan konjungsi dengan baik
dan benar. Pada pertemuan ini, terdapat satu siswa yang belum hadir ketika guru
telah memasuki kelas dengan alasan masih di kantin. Dalam mencatat materi yang
diberikan, siswa terlihat antusias. Namun kenyataannya ketika siswa mencatat
materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang karangan
argumentasi tersebut, ada beberapa siswa yang belum mengerti karena mereka
terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya ketika guru memberikan
penjelasan materi. Guru kemudian bersikap tegas melarang mereka mengobrol
lagi pada saat guru sedang menjelaskan materi. Para siswa terlihat serius ketika
mengerjakan soal postest, dan mereka mencoba mengikuti langkah-langkah
pembuatan karangan argumentasi.
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan
memahami penggunaan konjungsi dalam belajar bahasa Indonesia, maka
penelitian ini dapat dihentikan pada siklus I dan dianggap penerapan metode
latihan secara individu dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil belajar melalui tes akhir siklus I sudah
47
menunjukkan hasil yang meningkat dengan rata-rata tes siswa mengalami
peningkatan. Hasil skor akhir siswa (postest) dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Data Perolehan Siswa Nilai Postest pada Akhir Siklus
Aspek PenilaianNo. Responden
1 2 3Skor
Kategori Perolehan
Skor
1 Chaidir Ali 75 75 65 72 Baik
2 Darmain Maulana 76 75 65 72 Baik
3 Derta Mahilda 80 80 80 80 Baik
4 Desi Delvia Putri 75 75 75 75 Baik
5 Diki Chanaviar 75 65 65 68 Cukup
6 Dita Puspa Sari 75 75 75 75 Baik
7 Dwi Ayu Seviani 75 77 73 75 Baik
8 Firgiawan Listanto 75 76 75 75 Baik
9 Indah P. 80 75 76 77 Baik
10 Iqbal Chanaviar 70 65 65 67 Cukup
11 Kevin Johannes 70 70 70 70 Baik
12 Mahendra Sadewo 70 69 65 78 Baik
13 Marselina Ayu V. 78 80 77 78 Baik
14 Mega Andriani 80 84 81 82 Sangat Baik
15 Muhammad Aulia Inka N. 80 75 75 77 Baik
16 Muhammad Sulaeman 75 75 75 75 Baik
17 Nenengsi 78 75 78 77 Baik
18 Rafina Fitriyani 80 78 85 81 Sangat Baik
19 Ratnasari 81 75 77 78 Baik
20 Ratu Balkhis 78 75 75 76 Baik
21 Rista Nurhayati 79 74 79 77 Baik
22 Rizky Agustian 75 75 65 72 Baik
23 Santika 75 75 65 72 Baik
24 Shalehah Putry 88 85 85 86 Sangat Baik
48
25 Vicky Mirhad Akbar 80 77 75 77 Baik
26 Vidi Melinda 75 75 74 75 Baik
27 Wita Hartini 75 73 77 75 Baik
28 Yudi Ariyanto 75 75 75 75 Baik
29 M. Fadillah 75 75 70 73 Baik
30 Nur Indah Asry A. 75 74 70 73 Baik
31 Devilia A. 70 73 75 73 Baik
32 Hamdani 74 75 74 74 Baik
33 Rini Juriah 65 66 60 64 Cukup
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa
= 247433
= 74,9
Berdasarkan tabel diperoleh tingkat penguasaan tertinggi, tingkat
penguasaan rendah, rata-rata tingkat penguasaan yang dirangkum dalam tabel
4.14.
Tabel 4.14
Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus
Tingkat Penguasaan Sikus I
Nilai Tertinggi Siswa 86
Nilai Terendah Siswa 64
Rata-rata nilai siswa 74,9
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih > dari
nilai KKM (65), yaitu nilai rata-rata 75,1. Ada beberapa siswa yang mendapatkan
nilai terbaik dengan poin 81, 82, dan 86. Peningkatan kemampuan menulis
karangan argumentasi di mana dapat diurutkan dengan baik dengan penggunaan
konjungsi antarkalimat yang digunakan tepat. Hal ini terjadi karena siswa tersebut
termasuk siswa yang sering berlatih menulis. Namun ada siswa yang masih
49
mendapat nilai di bawah nilai KKM yaitu 64. Hal ini terjadi karena siswa tersebut
masih belum memahami benar mengenai karangan argumentasi dengan
penggunaan konjungsi antarkalimat secara tepat. Setelah postest selesai guru
menyebarkan lembar observasi guru dan siswa.
c. Tahap Observasi
Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Hasil pengamatan aktivitas siswa lembar observasi siswa dan lembar
observasi guru tersebut dapat dilihat padatabel 4.15 dan tabel 4.16.
Tabel 4.15
Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua
No Proses KBM Pertemuan Ke-2
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4
2 Siswa dapat memberikan jawaban pertanyaan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan guru.4
3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang
disediakan.
4
4 Siswa mengemukakan pendapat. 4
5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4
6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas
selama pembelajaran.4
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 4
8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 4
Jumlah rata-rata keseluruhan 32
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan
= 322
= 16
50
Keterangan:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata:
6 – 10 = Berprestasi rendah
11 – 15 = Berprestasi sedang
16 – 20 = Berprestasi tinggi
Tabel 4.16
Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Kedua
No Proses KBMRata-rata
Pertemuan Ke-2
1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 118
2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan yang
sebelumnya.114
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 120
4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa
selama KBM berlangsung.
113
5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik. 118
6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap
proses KBM.121
7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 118
8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu. 120
Jumlah rata-rata keseluruhan 942
51
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa Jumlah Siswa
= 92433
= 28,5
Keterangan:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata:
7 – 16 = Berprestasi rendah
17 – 26 = Berprestasi sedang
27 – 36 = Berprestasi tinggi
Pada tabel 4.15 terlihat bahwa dari delapan aspek atau aktivitas yang
diobservasi mulai lembar observasi guru pada pertemuan pertama hingga
pertemuan kedua mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 16 dengan kategori
keaktifan berprestasi siswa pada tingkat tinggi. Sedangkan pada tabel 4.16 bahwa
penilaian siswa terhadap guru, pada pertemuan pertemuan pertama sedang dan
pada pertemuan kedua meningkat mendapat nilai rata-ratanya 28,5 dengan
kategori guru yang berpretasi tingkat tinggi.
Selain lembar observasi guru dan siswa, peneliti juga menyebarkan jurnal
siswa pada pertemuan kedua ini. Hasil jurnal siswa pada pertemuan kedua ini
adalah di mana anak-anak merasa senang karena pembelajaran hari ini dapat
memotivasi untuk ujian minggu depan, selain itu siswa menjadi rajin lagi dalam
belajar.
d. Tahap Refleksi
Dalam proses pembelajaran, metode latihan individu telah berhasil membuat
siswa lebih semangat dalam belajar. Perasaan senang dalam belajar. Peningkatan
52
rata-rata kemampuan pemahaman siswa dalam karangan argumentasi terjadi
karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Hal tersebut dapat dilihat
pada lembar observasi keaktifan siswa pada poin empat yang mana pada
pertemuan pertama mendapat nilai dua. Namun pada pertemuan kedua meningkat
mendapat nilai empat. Penerapan metode latihan membuat siswa lebih tertarik
untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya mempelajari karangan argumentasi.
Selain itu peneliti menyebarkan angket persepsi siswa terhadap penggunaan
metode latihan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penyebaran angket tersebut
dilakukan setelah pelaksanaan siklus I selesai. Hasil angket tersebut disajikan
sebagai berikut.
Tabel 4.17
Hasil Angket Persepsi Siswa terhadap Metode Latihan Individu
Ya TidakNo Pertanyaan
Jumlah (%) Jumlah (%)
1 Apakah kamu suka menulis? 19 57,58 % 14 42,42%
2Pernahkah kamu menulis karangan
argumentasi?20 60,60% 13 39,40%
3Apakah kamu tahu metode latihan
sebelumnya?11 33,33% 22 66,67%
4Apakah kamu tahu penggunaan
konjungsi sebelumnya?16 48,48% 17 51,52%
5
Apakah kamu pernah menulis
karangan argumentasi dengan
memperhatikan penggunaan konjungsi
dengan tepat?
24 72,73% 9 27,27%
6
Apakah belajar menulis karangan
argumentasi menggunakan metode
latihan menyenangkan?
25 75,76% 8 24,24%
7Apakah kamu mengalami kesulitan
dalam KBM hari ini?14 42,42% 19 57,58%
53
8
Apakah kamu berkesan terhadap
pembelajaran karangan argumentasi
dengan menggunakan metode latihan?
26 78,79% 7 21,21%
9
Apakah kamu merasa jenuh ketika
pelajaran bahasa Indonesia akan
dimulai?
10 30,30% 23 69,70%
10
Apakah kamu yakin akan lebih
bertambah pemahaman kamu terhadap
menulis karangan argumentasi ketika
dengan metode latihan secara
individual?
29 87,88% 4 12,12%
Dari tabel di atas bisa dikatakan bahwa terdapat peningkatan belajar bahasa
Indonesia siswa dan indikator keberhasilan pun sudah tercapai maka penelitian
dihentikan di siklus I sesuai dengan target yang direncanakan.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, salah satu instrumen
yang digunakan adalah angket pemahaman siswa terhadap menulis karangan
argumentasi dengan penggunaan konjungsi. Instrumen disebar pertama kali pada
18 Januari 2011. Selain menggunakan angket, pada penelitian ini juga digunakan
lembar observasi, jurnal siswa, dan catatan lapangan yang diajukan kepada siswa
pada setiap akhir pertemuan.
Untuk mengetahui data valid dan memiliki tingkat keterpercayaan yang
tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali
keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber,
memeriksa apakah informasi tersebut tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga
dapat dipastikan keasliannya, dan memastikan kebenaran data. Seperti
menggunakan angket dan lembar observasi, dalam hal ini seluruh siswa mengisi
instrumen tersebut dengan baik sesuai pendapat mereka masing-masing.
Keseluruhan instrumen observasi pada pertemuan kedua ini diisi oleh siswa
54
dengan poin empat karena dalam pertemuan kali ini guru mengajar dengan baik.
Begitupun dengan jurnal siswa, siswa dengan antusias mengisi instrumen yang
sudah disediakan walau ada beberapa pesan yang tidak mereka tulis. Selain
angket, lembar observasi, dan jurnal siswa, guru juga membuat catatan lapangan
untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap pertemuan pada siklus I namun hasil
catatan lapangan pada pertemuan kedua ini tidak ada kendala karena guru
melakukan perbaikan dari catatan lapangan pertemuan pertama. Selain itu untuk
mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan
dilakukan dengan memeriksa hasil tes akhir siswa. Soal tes dibuat sesuai dengan
kurikulum sekolah mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang
ingin dicapai. Tes akhir siklus digunakan untuk melengkapi data pengamatan
peningkatan pemahaman siswa terhadap karangan argumentasi dengan
penggunaan konjungsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun nontes. Diantaranya sebagai berikut.
1. Data Hasil Tes Siklus
Tabel 4.18
Data Perolehan Nilai Tes pada Akhir Siklus
No Responden Skor Pretest Skor Postest
1 Chaidir Ali 53 72
2 Darmain Maulana 71 72
3 Derta Mahilda 75 80
4 Desi Delvia Putri 71 75
5 Diki Chanaviar 60 68
6 Dita Puspa Sari 60 75
7 Dwi Ayu Seviani 70 75
8 Firgiawan Listanto 55 75
9 Indah P. 64 77
55
10 Iqbal Chanaviar 60 67
11 Kevin Johannes 60 70
12 Mahendra Sadewo 60 78
13 Marselina Ayu V. 73 78
14 Mega Andriani 62 82
15 Muhammad Aulia Inka N. 60 77
16 Muhammad Sulaeman 60 75
17 Nenengsi 63 77
18 Rafina Fitriyani 71 81
19 Ratnasari 70 78
20 Ratu Balkhis 64 76
21 Rista Nurhayati 63 77
22 Rizky Agustian 62 72
23 Santika 55 72
24 Shalehah Putry 76 86
25 Vicky Mirhad Akbar 60 77
26 Vidi Melinda 67 75
27 Wita Hartini 70 75
28 Yudi Ariyanto 63 75
29 M. Fadillah 61 73
30 Nur Indah Asry A. 56 73
31 Devilia A. 64 73
32 Hamdani 63 74
33 Rini Juriah 60 64
Jumlah rata-rata keseluruhan 63,8 74,9
Indikator ketuntasan belajar siswa mendapatkan nilai > 65 pada pertemuan
kedua. Ini berarti siswa telah tuntas belajar dalam materi ini, dan dilihat dari
presentase, tingkat penguasaan belajar untuk akhir siklus mengalami peningkatan.
56
Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata pretest dengan skor 63,8 dan mengalami
peningkatan pada postest dengan skor 74,9.
2. Lembar Observasi
Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, lembar observasi juga
digunakan untuk menganalisis dan merefleksikan setiap siklus tindakan
pembelajaran. Hasil observasi itu dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19
Hasil Rata-rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
No Proses KBM Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4 4
2 Siswa dapat memberikan jawaban pertanyaan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan guru.3
4
3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai
waktu yang disediakan.
3 4
4 Siswa mengemukakan pendapat. 2 4
5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4 4
6 Siswa terlibat langsung dalam beragam
kegiatan kelas selama pembelajaran.4 4
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti
pembelajaran.4 4
8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat
itu.3 4
Jumlah rata-rata keseluruhan 13,5 16
Berdasarkan tabel di atas, pada tindakan pembelajaran pertama rata-rata
keseluruhan skor keatifan siswa masih dikategorikan berprestasi seedang karena
dalam pertemuan pertama, siswa mengalami kesulitan bagaimana cara
penggunaan konjungsi antarkalimat dalam karangan argumentasi. Dalam
pertemuan kedua keaktifan siswa meningkat menjadi kategori tinggi, di mana
57
siswa sudah mengetahui bagaimana penggunaan konjungsi karena guru telah
menggunakan metode latihan secara individu.
Tabel 4.20
Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Siklus I
No Proses KBMRata-rata
Pertemuan Ke-1
Rata-rata
Pertemuan Ke-2
1 Guru membuka dan menutup pelajaran
dengan baik.104 118
2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang
dengan yang sebelumnya.101 114
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 110 120
4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap
siswa selama KBM berlangsung.101 113
5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan
baik.106 118
6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab
terhadap proses KBM.106 121
7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi
siswa.101 118
8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat
itu.100 120
Jumlah rata-rata keseluruhan 25,1 28,5
Berdasarkan tabel di atas, pada tindakan pembelajaran pertama rata-rata
keseluruhan skor penilaian siswa terhadap guru masih dikategorikan pada prestasi
sedang. Sedangkan pada tindakan pertemua kedua penilaian siswa meningkat
menjadi kategori prestasi tinggi.
Untuk rata-rata skor seluruhnya meningkat dan sudah mencapai kategori
berprestasi tingkat tinggi. Siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik, hampir semua siswa senang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
58
metode latihan individu, hampir semua siswa pun dapat memahami isi bacaan
dengan baik.
3. Angket
Angket persepsi siswa terhadap metode latihan individu dalam
pembelajaran menulis digunakan untuk mengukur skor prestasi peningkatan
kemampuan penggunaan karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan
individu. Angket diberikan setelah akhir siklus. Angket tersebut memuat sepuluh
pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Setiap jawaban
terdapat skor 5 untuk (ya) dan 4 untuk (tidak). Perolehan angket motivasi
berprestasi belajar penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi telah
disajikan dalam tabel 4.17.
Berdasarkan tabel 4.17, bahwa terlihat setelah pelaksanaan pembelajaran
skor menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan keseluruhan tindakan siswa
mengalami peningkatan yang cukup baik. Sekitar 57,58% siswa yang suka
menulis dan 42,42% yang tidak suka menulis. Sekitar 60,60% siswa pernah
menulis karangan argumentasi sebelumnya dan 39,40% yang belum pernah sama
sekali. Sekitar 33,33% siswa yang mengetahui metode latihan sebelumnya dan
66,67% yang belum pernah mengetahui. Sekitar 48,48% siswa mengetahui
penggunaan konjungsi dan 51,52% siswa yang tidak mengetahui. Siswa mampu
menulis karangan argumentasi dengan memerhatikan penggunaan konjungsi
dengan tepat dengan skor nilai sekitar 72,73% sedangkan yang tidak mampu
sekitar 27,27%. Sekitar 75,76% siswa merasa senang belajar karangan
argumentasi menggunakan metode latihan dan 24,24% menjawab tidak. Siswa
mengalami kesulitan sekitar 42,42% sedangkan yang tidak mengalami kesulitan
sekitar 57,58%. Sekitar 78,79% siswa berkesan dengan pembelajaran karangan
argumentasi sedangkan 21,21% tidak berkesan. Sekitar 30,30% siswa yang jenuh
dan 69,70% tidak jenuh. Sedangkan yang terakhir sekitar 87,88% siswa merasa
yakin lebih bertambah pemahaman terhadap menulis karangan argumentasi ketika
dengan metode latihan secara individu dan yang tidak yakin 12,12%.
59
4. Jurnal Siswa
Tanggapan atau pendapat siswa terhadap pembelajaran dalam setiap tindakan
sangat penting untuk dijadikan sebuah pertimbangan ataupun perbaikan bagi
penyusun rencana pembelajaran. Hasil tanggapan siswa tentang tindakan
pembelajaran siklus I yang diperoleh dari jurnal siswa ditunjukkan dalam bentuk
deskripsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa sebagian besar siswa
menyenangi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode latihan
individu khususnya dalam pembelajaran menulis. Dalam hal ini siswa menjawab
dengan persentase tanggapan positif, ini menunjukkan bahwa persepsi siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia meningkat.
D. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
menyenangi proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
latihan individu. Antusiasme dan semangat siswa utuk meningkatkan kemampuan
menulis karangan argumentasi. Sikap interaksi tatap muka dapat dilihat pada
lembar observasi guru terhadap siswa. Pada pertemuan pertama prestasi siswa
dikategorikan sedang, yaitu 13,5, sedangkan penilaian siswa terhadap guru yaitu
25,1. Pada pertemuan kedua jumlah rata-rata keaktifan siswa dikategorikan
tingkat tinggi dengan skor 16, sedangkan penilaian siswa terhadap guru
dikategorikan tingkat tinggi dengan skor 28,5. Hal ini membuktikan terjadinya
peningkatan dalam keaktifan siswa dan penilaian siswa terhadap guru dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pada
siklus I sudah mencapai kriteria ketuntasan materi tersebut sehingga peelitian
dapat dihentikan.
Peningkatan jumlah rata-rata ini terjadi karena selama pembelajaran siswa
terlibat aktif. Hal ini didukung juga dengan data dan dari hasil angket yang
diberikan kepada siswa sebanyak satu kali, yaitu di akhir siklus I. Angket terdiri
sepuluh pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, yaitu ya dan tidak. Hasil angket
persepsi siswa terhadap metode latihan individu dalam pembelajaran penggunaan
konjungsi dalam karangan argumentasi mengalami peningkatan.
60
Pada siklus I hasil rata-rata dari pretest dan postest mengalami
peningkatan dengan skor 63,8 menjadi 74,9. Ini berarti hasilnya sudah mencapai
nilai KKM, yaitu 65. Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan hasil tes terlihat
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode latihan individu dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa sehingga siswa dapat memahami
penggunaan konjungsi antarkalimat dalam karangan argumentasi tersebut.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Pembahasan temuan penelitian ini lebih memacu pada perumusan
masalah, di mana perumusan masalah terdapatdua pertanyaan, dan pertanyaan
tersebut sebagai berikut.
1. Penerapan metode latihan individu dapat meningkatkan kemampuan menulis
siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penggunaan konjungsi
dalam karangan argumentasi.
Penerapan metode latihan individu dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran menulis. Kegiatan yang
sebelumnya menjelaskan materi diberitahukan terlebih dahulu kepada siswa
membuat siswa semakin memperhatikan penjelasan guru. Siswa akan berusaha
memahami materi yang sedang dijelaskan guru dengan sungguh-sungguh agar
dapat menyelesaikan tugas dengan baik nantinya. Sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan dengan melihat pada hasil lembar observasi, jurnal, dan angket
hasil persepsi siswa terhadap pembelajaran dengan metode latihan individu
terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa dibandingkan sebelum
dilaksanakannya tindakan.
Dari keseluruhan data di atas dapat disimpulkan dengan grafik dibawah
ini, di mana terlihat peningkatan yang baik terhadap pembelajaran kemampuan
menulis dengan metode latihan individu.
Pretest : 53, 55, 55, 56, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 61, 62, 63, 63, 63, 63, 63,
64, 64, 64, 64, 67, 70, 70, 70, 71, 71, 71, 73, 75, 76.
Postest : 64, 67, 68, 70, 72, 72, 72, 72, 73, 73, 73, 74, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 75,
76, 77, 77, 77, 77, 77, 78, 78, 78, 78, 80, 81, 82, 86.
61
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan setelah dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Setelah diterapkan, metode latihan individu dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap penggunaan konjungsi dalam karangan
argumentasi. Hal ini terlihat dari rata-rata skor yang sesuai dengan skala
penilaian yang ditetapkan menunjukkan peningkatan, yaitu pada
pertemuan pertama jumlah rata-rata dikategorikan prestasi tingkat sedang.
Namun adanya peningkatan pada pertemuan kedua mencapai kategori
prestasi tingkat tinggi, yaitu berarti siswa merasa berkesan dengan
pembelajaran menulis khususnya terhadap penggunaan konjungsi dalam
karangan argumentasi dan guru juga mengamati respon positif.
2. Metode latihan individu sangat baik digunakan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis karangan
argumentasi karena dengan demikian siswa dapat mudah memahami
penggunaan konjungsi dengan tepat. Hal ini terlihat ketika seluruh siswa
mengerjakan pretest pada awal pertemuan, hanya mencapai skor rata-rata
63,8 dan nilai tersebut belum mencapai KKM (65). Namun pada
pertemuan kedua terlihat adanya peningkatan karena siswa dapat
memahami penggunaan konjungsi dengan tepat sehingga rata-rata skor
postest yang didapat siswa melewati nilai KKM, yaitu 74,9 Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan.
B. Saran
1. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, setidaknya seorang guru
dapat menerapkan metode latihan individu, sehingga siswa tidak lagi
merasa jenuh dalam mempelajari pelajaran bahasa Indonesia. Dengan
metode latihan, pemahaman siswa terhadap kemampuan menulis dapat
dikembangkan dengan baik. Akhirnya mereka mampu membuat karangan
63
argumentasi dengan penggunaan konjungsi dengan tepat. Dengan
demikian pemahaman siswa terhadap penggunaan konjungsi semakin
meningkat.
2. Agar siswa lebih serius dalam mendengarkan dan memahami penjelasan
guru, sebaiknya dilakukan metode-metode khusus dalam pembelajaran
atau mempraktekkan setelah penjelasan materi dengan memberitahukan
nya terlebih dahulu di awal kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, para
siswa akan menyimak materi dengan optimal untuk menghindari kesulitan
pada kegiatan penyelesaian soal yang diberikan. Selain itu, keaktifan siswa
dalam kegiatan tanya jawab akan semakin meningkat.
64
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka. 2001.
Alfin, Jauharoti, dkk. Bahasa Indonesia I. Bandung: LAPIS (Leraning AssistencePrograms for Islamic Scholls). 2008.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. 2006.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul Jabar. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. 2007.
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta:Rineka Cipta. 2006.
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia Revisi 3. Jakarta: Diksi InsanMulia. 2009.
Hasan, Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka. 2003.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama. 1993.
. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Kusnadi, E., dan Mahsusi, M.M. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UINJakarta. 2004.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
N, M. Mega dan Kania Islami Dewi. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CVRegina. 2009.
Pasaribu, Il dan B. Simandjuntak. Didaktik dan Metodik. Bandung: Tarsito. 1986.
Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian. Jayapura: PrestasiPustaka Publisher. 2006.
65
Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip Semantik danPragmatik”. Bandung: Yrama Widya. 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya Offset. 2005.
Suparmo dan Mohamad Yunus. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:Universitas Terbuka. 2006.
Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional. Jakarta: Jemmars. 1979.
Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: CiputatPers. 2002.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT RemajaRosdakarya. 2007.
Yunus, Muhammad, dkk. Menulis I. Jakarta: Universtitas Terbuka. 2009.
66
UJI REFERENSI
Nama : Ratu Nurroh
NIM : 106013000314
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI)
Judul Skripsi : “Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam
Karangan
Karangan Argumentasi Melalui Penerapan Metode Latihan
Individual.”
No. Referensi Paraf
1Akhadiah, Sabarti, dkk. Menulis I. Jakarta: Universitas
Terbuka. 2001.
2Alfin, Jauharoti, dkk. Bahasa Indonesia I. Bandung: LAPIS
(Leraning Assistence Programs for Islamic Scholls). 2008.
3Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. 2004.
4Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
5Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul Jabar.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.
6Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi
Kedua. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
7Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia Revisi 3.
Jakarta: Diksi Insan Mulia. 2009.
8Hasan, Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2003.
9Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT
Gramedia, 1982.
67
10Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa Cetakan Kesembilan
Belas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2009.
11Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Ketiga.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993.
12
Kridalaksana, Harimurti. Kelas Kata dalam Bahasa
Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2008.
13Kusnadi, E., dan Mahsusi, M.M. Mahir Berbahasa
Indonesia. Jakarta: FITK UIN Jakarta. 2004.
14
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi,
Metode, dan Tekniknya”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2005.
15Marwoto, dkk. Komposisi Praktis Cetakan Pertama.
Yogyakarta: PT Hanindita Offset. 1985.
16Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003.
17N, M. Mega dan Kania Islami Dewi. Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: CV Regina. 2009.
18Pasaribu, Il dan B. Simandjuntak. Didaktik dan Metodik.
Bandung: Tarsito. 1986.
19Rahayo, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT Grasindo. 2007.
20Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian.
Jayapura: Prestasi Pustaka Publisher. 2006.
21Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip
Semantik dan Pragmatik”. Bandung: Yrama Widya. 2008.
22Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2005.
23Suparmo dan Mohamad Yunus. Keterampilan Dasar
Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 2006.
68
24Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional.
Jakarta: Jemmars. 1979.
25Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam.
Jakarta: Ciputat Pers. 2002.
26Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007.
27Yunus, Muhammad, dkk. Menulis I. Jakarta: Universtitas
Terbuka. 2009.
28
ZA, Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani.
Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Jakarta Press.
2007.
Pembimbing,
Makyun Subuki, M.Hum.NIP. NIP. 19800305 200901 1 015
69
DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 5 Januari 2009FITK No. Revisi: : 00Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.01/Ft./KM.01.3/......../2010 Jakarta, 8 November 2010Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Makyun Subuki, M.HumPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:Nama : Ratu NurrohNIM : 106013000314Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSemester : IX (sembilan)Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam
Karangan Argumentasi melalui Penerapan MetodeLatihan Individual”
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5Oktober 2010, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu,mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. DekanKajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.NIP. 19640212 199703 2 001
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
70
DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 5 Januari 2009FITK No. Revisi: : 00Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.01/Ft./KM.01.3/......../2010 Jakarta, 8 November 2010Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Makyun Subuki, M.HumPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:Nama : Rosadian SundariNIM : 106013000316Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSemester : IX (sembilan)Judul Skripsi : “Optimalisasi Penguasaan Hubungan Makna dengan
Menggunakan Metode Diskusi Kelompok”
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5Oktober 2010, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu,mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. DekanKajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.NIP. 19640212 199703 2 001
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
71
72
73
74
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA PGRI 56 Ciputat
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra IndonesiaKelas / Semester : X / II
Jenis Teks : Teks Argumen
Tema : Karangan Argumentasi
Aspek : Menulis
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran X 40 menit (2 xpertemuan)
A. Standar Kompetensi
12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. Kompetensi Dasar
12.1. Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk
paragraf argumentatif
C. Indikator
a. Siswa mampu mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi
paragraf argumentatif
b. Siswa mampu menyusun kerangka paragraf argumentatif
c. Siswa mampu mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi
paragraf argumentatif
d. Siswa mampu menggunakan kata penghubung antarkalimat dalam
paragraf argumentatif
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa mampu :
75
1. Membaca paragraf argumentatif
2. Mengindentifikasikan karakteristik paragraf argumentatif
3. Menulis paragraf argumentatif
4. Menggunakan kata penghubung antarkalimat dalam paragraf
argumentatif
E. Materi AjarMenulis Karangan Argumentatif
F. Materi PembelajaranKarangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan
alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan,memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.Argumentasi selalu berisi penjelasan tentang suatu pertalian antara duapernyataan atau aserasi yang biasa diurutkan.
Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkanpembaca agar menerima atau mengambil suatu sikap atau tingkah lakutertentu. Syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalahpenulisnya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.1) Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah.3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu
penyelesaian.Langkah-langkah penyusunan argumentasi yaitud. Tentukan dahulu tema atau topik argumentasie. Susun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan yang telah
ditentukan.f. Kembangkan kerangka karangan argumentasi menjadi karangan
argumentasi.
76
G. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan Langkah-langkah Waktu
Pendahuluan1. Salam dan tegur sapa menanyakan keadaan siswa dan
guru.
2 Menit
Kegiatan Inti
1. Tanya jawab secara lisan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan karangan argumentasi
2. Memperhatikan contoh karangan argumentasi yang
dipersiapkan oleh guru
3. Membedakan macam-macam karangan
4. Membuat karangan argumentasi
5. Menyunting karangan argumentasi hasil karya teman
75 Menit
Penutup
1. Memberikan penguatan materi yang baru dipelajarkan.
2. Menyimpulkan cara menulis karangan argumentasi
3. Salam dan tepuk tangan.
3 Menit
H. Metode Pembelajaran
1. Contoh
2. Tanya jawab
3. Latihan
4. Penugasan
I. Sumber Belajar
1. Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas X
2. Buku yang terkait dengan tata bahasa
J. Penilaian Akhir
Indikator PencapaianTeknik
Penilaian
Bentuk
InstrumenInstrumen
Menulis Karangan
Argumentasi
Tugas
Individu dan
Tes Praktek
Teks Uraian Karangan Argumentasi
77
Rubrik Penilaian Untuk Tes Praktek Mnulis Slogan dan Poster
--------------------------------------------------------------------------------------------
No Aspek Skor Keterangan
1. Tulislah Karangan Argumentasi
a. Topik atau 4 Ringkas, Jelas, tepat sasaran, dan menarik
Tema 3 Cukup ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik
2 Kurang ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik
1 Tidak ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
b. Kalimat 4 Ringkas, Jelas, tepat sasaran, dan menarik
3 Cukup ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik
2 Kurang ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik
1 Tidak ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
c. Konjungsi 4 Sesuai dan tepat penggunaan konjungsi
3 Cukup sesuai dan tepat penggunaan konjungsi
2 Kurang sesuai dan tepat penggunaan konjungsi
1 Tidak sesuai dan tepat penggunaan konjungsi
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pedoman Penilaian Menulis Tek Berita :
1. Jumlah skor maksimal = 12
Nilai =(Jumlah skor yang di dapat : Jumlah skor maksimal) X 100
Jakarta, 18 Januari 2011
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Observer,
Dra. Ecin Kuraesin Ratu Nurroh
NIP. NIM. 106013000314
78
Lampiran 2
LEMBAR WAWANCARA GURU
Wawancara pada kegiatan observasi
Untuk guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas X SMA PGRI 56 Ciputat
1. Apakah pembagian kelan X ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa?
2. Bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas X ini terhadap pelajaran bahasa
Indonesia?
3. Bagaimana motivasi belajar bahasa Indonesia siswa selama ini?
4. Bagaimana penguatan diri siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia selama
ini?
5. Kendala/kesulitan apa saja yang ibu hadapi selama proses KBM berlangsung
terutama bahasa Indonesia?
6. Menurut ibu kelas mana yang cocok untuk dijadikan sampel penelitian dan
materi apa yang terlihat mempunyai kesulitan besar dalam memahaminya bagi
siswa?
7. Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan model
latihan secara individu?
8. Menurut ibu apakah pembelajaran dengan metode latihan secara individu ini
dapat diterapkan dalam setiap pembahasan materi bahasa Indonesia di SMA?
79
Lampiran 3
KUTIPAN WAWANCARA DENGAN GURU
Peneliti : Assalamualaikum Wr., Wb.
Guru : Waalaikumsalam Wr., Wb.
Peneiti : Maaf bu, saya ganggu aktivitas ibu, kalau ibu berkenan hari ini saya
ingin mewawancarai ibu tentang siswa yang ibu ajar terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia.
Guru : Oh ... silakan Anda tidak mengganggu saya, kebetulan saya juga lagi
tidak ada kesibukan.
Peneliti : Terimakasih bu! Saya mulai ya bu, apakah pembagian kelas di
sekolah ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa khususnya kelas X
yang ibu ajar?
Guru : Untuk pembagian kelas X tidak berdasarkan kemampuan siswa, tetapi
berdasarkan pendaftaran dari awal pendaftaran.
Peneliti : Kalau tingkat kemampuan siswa secara umum di sekolah bagaimana
ibu?
Guru : Emm ... mungkin mereka juga baru adaptasi, seharusnya tidak terlalu
kaget tapi ternyata dengan suasana baru dari SMP ke SMA ada juga
pengaruhnya, kalau kemampuan tidak terlalu rendah.
Peneliti : Lalu, bagaimana motivasi belajar siswa selama ini khususnya bahasa
Indonesia?
Guru : Motivasi selama ini secara umum normal ya, mereka terhadap
membaca ada rasa nasionalisme, mungkin satu hal yang terasa saat ini
dalam materi sastra hanya beberapa siswa yang minat.
Peneliti : Bagaimana penguatan diri siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia
selama ini?
Guru : Penguatannya ya yang ibu lihat bahasa kan tidak asing ya karena
materi dari SMP mungkin nanti bedanya hanya dalam pokok
pembahasan
80
Peneliti : Kemudian kendala/kesulitan apa saja yang ibu hadapi selama proses
KBM berlangsung?
Guru : untuk kendala selama proses KBM memang terasa kurang atau anak-
anak terasa jenuh atau bisa juga kurang mengerti tentang diskusi
Peneliti : Menurut ibu kelas mana yang cocok dijadikan kelas penelitian?
Guru : Untuk peneilitian tidak dilihat ini pintar semua atau tidak pintar,
Peneliti : Lalu, menurut ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan
model latihan dalam pelajaran bahasa Indonesia?
Guru : Menurut ibu sangat bagus, mudah-mudahan dengan model belajar
seperti ini siswa itu menjadi lebih bersemangat dalam belajar bahasa
Indonesia terutama belajar menulis seperti karangan argumentasi yang
adik ajarkan ke siswa.
Peneliti : Menurut ibu, apakah pembelajaran dengan metode latihan dapat
diterapkan dalam setiap pembahasan materi bahasa Indonesia di SMA?
Guru : Kalau memang dengan model latihan ini siswa dapat bersemangat
belajar dan hasil belajar pun meningkat, ibu fikir layak untuk dipakai
pada semua materi.
Peneliti : Oh gitu ya ibu, terimakasaih banayak ya ibu atas informasinya.
Assalamualaikum Wr., Wb.
Guru : Iya sama-sama. Mudahan-mudahan penelitian ini dapat berjalan
dengan lancar ya dan jika perlu bantuan, ibu akan bantu sebisa ibu.
Waalaikumsalam Wr., Wb.
Jakarta, 14 Januari 2011
Mengetahui,
Guru Bahasa Indonesia, Peneliti,
(Dra. Ecin Suraesih) (Ratu Nurroh)
81
Lampiran 4
CATATAN LAPANGAN
Adapun Hasil Catatan Lapangan yang Ditemukan Selama Proses belajar Mengajar
Berlangsung
Tindakan (siklus) : Siklus I (Pretest)
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Januari 2011
Pertemuan Ke- : 1 (Satu)
No. Kendala/Kesulitan Guru Solusi/Saran Perbaikan
1 Guru kurang memotivasi siswa
pada awal pembelajaran
Guru memberikan motivasi awal pada
setiap pertemuan
2 Waktu untuk mengerjakan pretest
sangat lama karena siswa terlalu
sering bertanya mengenai soal
tersebut sehingga siswa merasa
untuk bertanya mengenai pelajaran
kepada guru terlalu sedikit.
Guru membagi waktu untuk mengerjakan
tugas harus lebih tepat, agar jelang akhir
pertemuan dapat dijadikan sesi tanya
jawab pada siswa sehingga siswa dapat
bertanya tentang pelajaran yang kurang
dimengerti hari ini.
82
Lampiran 5
CATATAN LAPANGAN
Adapun Hasil Catatan Lapangan yang Ditemukan Selama Proses belajar Mengajar
Berlangsung
Tindakan (siklus) : Siklus I (Postest)
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Januari 2011
Pertemuan Ke- : 2 (Kedua)
No. Kendala/Kesulitan Guru Solusi/Saran Perbaikan
1
2
1. Siswa pada pertemuan terakhir ini bersemangat untuk membuat karangan
argumentasi. (merasakan kebahagiaan siswa yang rata-rata pertama kali
belajar menulis karangan argumentasi dengan 2x pertemuan telah mampu
menguasai pembahasan menulis argumentasi dan mengerjakan tugasnya
dengan baik serta hasil yang memuaskan)
2. Siswa terlihat bergembira dengan hasil postest yang dicapai, sehingga
membuat mereka lebih percaya diri, bahkan ada salah seorang siswa yang
mengungkapkan ingin menulis lagi. (melihat gairah siswa yang bangkit
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, membuat penulis
yang juga guru mata pelajaran bahasa indonesia bagi mereka ingin
menggigih potensi mereka di bidang menulis, tidak hanya menulis.
83
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI GURU
Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang telah disediakan.
KriteriaNo. Proses KBM
Kurang Cukup Baik
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2 Siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan guru.
3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu
yang disediakan.
4 Siswa mengemukakan pendapat.
5 Siswa dapat menerima materi dengan baik.
6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan
kelas selama pembelajaran.
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti
pembelajaran.
8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
Jakarta, 18 Januari 2011
Observer
.................
84
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Penilaian Siswa terhadap Guru Pengajar
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang telah disediakan
KriteriaNo. Proses KBM
Kurang Cukup Baik
1 Guru membuka pelajaran dengan baik.
2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan
yang sebelumnya.
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa
selama KBM berlangsung.
5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik.
6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap
proses KBM.
7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa.
8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu.
Jakarta, 18 Januari 2011
Observer
.................
85
Lampiran 8
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan Pertama
Mari Menulis Karangan!!!
(PRETEST)
Petunjuk!!!
1. Bacalah contoh karangan argumentasi dengan seksama!
2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!
3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Soal!!!
1. Bacalah contoh karangan argumentasi yang berjudul “Berkah Allah yang
Disia-siakan di NTT”!
2. Carilah topik yang terdapat dalam karangan argumentasi tersebut!
3. Tuliskan kalimat yang menyatakan sebab-akibat di dalam karangan
argumentasi tersebut!
Kriteria Penilaian Penulisan
1. Kesesuaian Topik
a) Sesuai dan tepat dengan skor 85 – 100
b) Cukup sesuai dan tepat dengan skor 75 – 84
c) Kurang sesuai dan tepat dengan skor 60 –74
d) Tidak sesuai dan tepat dengan skor 0 – 59
2. Ketepatan Penggunaan Kalimat
a) Ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 85 – 100
b) Cukup ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 75 – 84
86
c) Kurang ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 60 – 74
d) Tidak ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 0 – 59
3. Kesesuaian Penggunaan Konjungsi
a) Sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 85 – 100
b) Cukup sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 75 – 84
c) Kurang sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 60 – 74
d) Tidak sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 0 – 59
To tal Skor = Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Aspek Penilaian
87
Lampiran 9
Berkah Allah yang Disia-siakan di NTT
Warga lembaga NTT sebenarnya tak perlu mengalami kelaparan jika saja potensi
alamnya digali dan dimanfaatkan. Kabupaten Lembaga terletak di Pulau Lomblen, satu
deretan dengan Pulau Solor, Adonara, Antar, dan Alor. Lima pulau ini berderet di sebelah
timur flores, di utara Timor Barat. Provinsi NTT terdiri atas Pulau Flores, Sumba, Sawu,
Rote, dan Timor Barat. Selain lima pulau tadi, masih banyak pulau kecil, termasuk Pulau
Komodo yang terletak di sebelah barat Flores.
Untuk ukuran Indonesia, NTT memang beriklim ekstrem kering, kecuali di
Kabupaten Manggarai (Flores) dan Timor Tengah Selatan (TTS, Timor Barat) yang
banyak air. Rata-rata hujan hanya selama tiga bulan, paling lama lima bulan. Tujuh bulan
selebihnya, NTT bermusim kering kerontang. Sebenarnya, iklim ekstrem kering ini juga
dialami NTB, terutama di Sumbawa. Itulah sebabnya di pulau ini budidaya padi
dilakukan dengan sistem gogo rancah.
Sistem ini menurut tanah diolah ketika kemarau panjang. Begitu hujan mulai
turun, benih ditabur sambil dibuat pematang. Setelah hujan cukup banyak, lahan
digenangi air hingga menjadi sawah biasa. Dengan cara ini, kemungkinan untuk gagal
panen bisa diperkecil. Akan tetapi, pertengahan tahun 1980-an, pola ini sudak dikritik
penulis. NTB, terlebih NTT, memang tidak cocok untuk tanaman semusim, baik jagung,
kedelai, kacang tanah, singkong, dan terutama padi.
Komoditas NTT yang sudah dikenal sejak zaman Mesir Kunoadalah cendana.
Selain itu ada asam jawa, kemiri, dan mete. Kultur masyarakat NTT sendiri juga tidak
cocok dengan tanaman semusim. Oleh karena itu, orang Flores banyak yang menjadi TKI
di Malaysia. Di sana, mereka bekerja di kebun kelapa sawit, karet, dan kakao. Bukan di
pertanian tanaman semusim seperti di Jawa, misalnya. Kultur masyarakat NTT seperti
inilah yang kadang menimbulkan salah paham hingga mereka dicap sebagai pemalas.
NTT sebenarnya bisa menjadi provinsi kaya di Indonesia. Bukan miskin seperti
sekarang ini, lebih-lebih kelaparan, sebab Allah telah menurunkan berkah-Nya berupa
sinar matahari paling optimal di provinsi ini. Sinar terbuka yang tidak mungkin
direkayasa.
Faktor pertanian yang mahal di NTT adalah air. Akan tetapi, mahal bukan berarti
tidak bisa dibeli. Lembah Hebron di Israel bisa menjadi areal pertanian sayuran dan buah-
88
buahan untuk memasok kawasan Timur Tengah karena airnya diadakan. Padang Arafah
di Arab Saudi sekarang hijau dengan tanaman dari Indonesia karena airnya diupayakan.
Untuk ukuran Indonesia, NTT memang ekstrem kering. Akan tetapi, pasti tidak seektrem
Israel dan Arab Saudi. Meskipun hanya tiga bulan, hujan di NTT selalu rutin turun.
Di Thailand dan Australia, air hujan ditampung dalam embung (billabong) atau
bak-bak raksasa untuk mengairi tanaman dan padang rumput pada musim kemarau.
Selain menampung air hujan, pertanian modern juga memanfaatkan air tanah dengan
sumur bor (deep well). Cekungan air ini bisa dicari dengan alat sederhana bernama
geolistrik. Pencarian air secara tradisional dengan ranting kayu atau bandul bisa
membantu, tetapi tetap memerlukan geolistrik untuk akurasinya. Jikalau debit air di atas
lima liter/detik, satu titik sumur bisa untuk mengairi lahan tanaman keras seluas 10
hektar.
Membangun tampungan air hujan atau membuat sumur dalam berikut instalasi
irigasinya, paling sedikit akan memakan biaya Rp 200.000.000,00. Oleh karena itu, yang
ditanam dan diairi dengan biaya mahal ini haruslah komoditas yang nilainya juga tinggi,
misalnya zaitun, anggur, apel, makadamia, dan kurma. Saat ini, Timor Tengah Selatan
masih menghasilkan jeruk keprok kualitas terbaik se-Indonesia. Akan tetapi, tanaman ini
juga tidak diurus dengan serius. Ketika ada pihak yang berniat membantu membenahi,
pemerintah justru mengharapkannya untuk investasi dengan dana miliaran rupiah.
(Dikutip dari Kompas, 2 April 2005, dengan pengubahan)
89
Lampiran 10
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan Kedua
Mari Menulis Karangan!!!
(POSTEST)
Petunjuk!!!
1. Perhatikan contoh karangan argumentasi dengan seksama!
2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!
3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Soal!!!
1. Buatlah karangan argumentasi dengan memperhatikan:
a. Kesesuaian topik atau tema
b. Ketepatan penggunaan kalimat
c. Kesesuaian penggunaan konjungsi
Kriteria Penilaian Penulisan
1. Kesesuaian Topik
a) Sesuai dan tepat dengan skor 85 – 100
b) Cukup sesuai dan tepat dengan skor 75 – 84
c) Kurang sesuai dan tepat dengan skor 60 –74
d) Tidak sesuai dan tepat dengan skor 0 – 59
2. Ketepatan Penggunaan Kalimat
a) Ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 85 – 100
b) Cukup ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 75 – 84
c) Kurang ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 60 – 74
d) Tidak ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 0 – 59
90
3. Kesesuaian Penggunaan Konjungsi
a) Sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 85 – 100
b) Cukup sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 75 – 84
c) Kurang sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 60 – 74
d) Tidak sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 0 – 59
To tal Skor = Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Aspek Penilaian
91
92
Lampiran 11
JURNAL SISWA
Nama : Hari/Tanggal : Apakah yang kamu peroleh dari pembelajaran hari ini?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................
Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran hari ini?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................
93
Lampiran 12
ANGKET
Penjelasan
Identitas Kamu
Petunjuk
1. Apakah kamu suka menulis?
a. Ya b. Tidak
2. Pernahkah kamu menulis karangan argumentasi sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah kamu tahu metode latihan sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai denganapa yang kamu rasakan dengan memberikan tanda silang (X) pada salahsatu jawaban yang kamu pilih. Untuk pertanyaan 10 jawaban diserahkankepada kamu secara terbuka sesuai dengan yang kamu rasakan!
Angket ini diberikan dengan tujuan untuk menilai dan mengetahuipemahaman siswa dalam belajar Bahasa Indonesia
Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan apa yang andarasakan ketika belajar Bahasa Indonesia
Sebelum mengisi angket ini, diminta untuk mengisi identitas terlebih dahulu
Nama :No. Absen :Kelas :Hari/Tanggal :
94
4. Apakah kamu tahu pengunaan diksi sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah kamu pernah menulis karangan argumentasi dengan memerhatikan
penggunaan diksi dengan tepat?
a. Ya b. Tidak
6. Bagaimana menurutmu, apakah belajar menulis karangan argumentasi
menggunakan metode latihan menyenangkan?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam KBM hari ini?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran karangan argumentasi
dengan menggunakan metode latihan?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran Bahasa Indonesia akan dimulai?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap
menulis karangan argumentasi ketika dengan metode latihan secara
individual?
a. Ya b. Tidak