22
ii ABSTRAK PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana) Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan kondisi usaha, pengambil keputusan yang akurat dan tepat waktu serta pertanggungjawaban pada manajemen. Keputusan penyusunan laporan keuangan keuangan pada suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik individu dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan dan karakteristik individu pada pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Planned Behavior (TPB) yang dikembangkan oleh Ajzen (1985). Penelitian ini menggunakan data primer. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wirausaha muda yang merupakan Tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana tahun 2017. Total jumlah responden dalam penelitian ini adalah 58 dari 83 tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dalam pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu berpengaruh positif dalam pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu merupakan faktor internal yang mendorong perilaku dan bukti faktor yang signifikan dalam hal prediksi perilaku seorang. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah laporan keuangan merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menggambarkan kondisi kemajuan atau kemunduran usaha. Wirausaha muda yang merupakan Tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana perlu meningkatkan pendidikannya, baik secara formal maupun non formal serta meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pengembangan usaha dan pengambilan keputusan dalam penyusunana laporan keuangan. Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Karakteristik Individu, Pengambilan Keputusan Penyusunan Laporan Keuangan.

ABSTRAK PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

ii

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KARAKTERISTIK

INDIVIDU PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah

Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana)

Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi usaha, pengambil keputusan yang akurat dan tepat waktu

serta pertanggungjawaban pada manajemen. Keputusan penyusunan laporan

keuangan keuangan pada suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik individu

dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

tingkat pendidikan dan karakteristik individu pada pengambilan keputusan

penyusunan laporan keuangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Theory of Planned Behavior (TPB) yang dikembangkan oleh Ajzen (1985).

Penelitian ini menggunakan data primer. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh wirausaha muda yang merupakan Tenant Binaan

Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana tahun 2017. Total jumlah responden

dalam penelitian ini adalah 58 dari 83 tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM

Universitas Udayana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh positif dalam pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu berpengaruh positif dalam pengambilan keputusan

penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu merupakan faktor internal

yang mendorong perilaku dan bukti faktor yang signifikan dalam hal prediksi

perilaku seorang. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah laporan keuangan

merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menggambarkan kondisi

kemajuan atau kemunduran usaha. Wirausaha muda yang merupakan Tenant

Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana perlu meningkatkan

pendidikannya, baik secara formal maupun non formal serta meningkatkan

kreativitas dan inovasi dalam pengembangan usaha dan pengambilan keputusan

dalam penyusunana laporan keuangan.

Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Karakteristik Individu, Pengambilan Keputusan

Penyusunan Laporan Keuangan.

iii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EDUCATION LEVEL AND INDIVIDUAL

CHARACTER IN DECIDING FINANCIAL REPORT ESTABLISHMENT

(STUDY IN MIDDLE AND MICRO BUSINNES INCUBATOR LPPM

(UDAYANA UNIVERSITY)

Financial report is an apparatus pictures business conditions , the decision

makers accurate and timely and accountability on management .This study

attempts to analyze the impact of education and individual characteristics ongoing

decision making financial report .This research was to analyze the influence of

education level in decision of financial report establishment. To analyze the

influence individual caracter in deciding financial report establishment. The

theory used for this research was Theory Of Planned Behavior (TPB) developed

by Ajen (1985). This research employed the primary data. The population, used in

the research were all of the young businessman involving in Tenant Binaan

Inkubator Bisnis LPPM Udayana University. The total of respondents in the

research were 58 of 83 tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Udayana

University. The result of this research shows that the education have a positive

influence in decision-making the preparation of reports financial.It means, when

the level of education a businessman up and will increase also decision-making

the preparation of reports financial. Individual characteristics have a positive

influence in decision-making the preparation of reports financial, individual

characteristics is the internal factors drive the behaviour and to give evidence as a

factor that significant in terms prediction conduct of a.Suggestions could be

passed on is entrepreneurial young is tenant under the jurisdiction of an incubator

business lppm udayana university need to increase their education, whether formal

and non-formal and improve creativity and innovation in business development

and decision-making

Keywords: education level , individual caracter , the decission of a financial

report establishment.

iv

RINGKASAN

Pendidikan merupakan bagian dari kapasitas SDM merupakan salah satu

elemen kunci dalam penyediaan dan dalam penyusunan laporan keuangan

pemerintah. Orang yang berpendidikan akan lebih rasional dalam berfikir dan

bertindak serta memahami tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya

sehingga dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut dengan baik.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja melalui pendidikan.

Tingkat pendidikan yang ditempuh dan dimiliki oleh seseorang pada dasarnya

merupakan usaha yang dilakukan dapat memperoleh kinerja yang baik.

Disamping itu, pada dasarnya karakteristik individu pada penyusunan laporan

keuangan merupakan salah satu penentu terhadap perilaku etis. Karakteristik

individu merupakan faktor internal yang mendorong adalah perilaku dan terbukti

signifikan sebagai faktor untuk memprediksi perilaku etis seseorang. Oleh karena

itu, laporan keuangan diwajibkan untuk dapat memenuhi semua karakteristik

kualitatif pokok yang telah ditetapkan didalam Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) no. 4 tahun 2017 sehingga informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan terjamin kualitasnya.

Laporan Keuangan merupakan suatu alat gambar kondisi usaha (apakah

terjadi kemajuan atau kemunduran), pengambil keputusan yang akurat dan tepat

waktu serta pertanggungjwaban pada manajemen serta yang terpenting secara

mendasar adalah pemahaman makna laba atau rugi yang diperoleh dari hasil

usahanya. Selain itu Menurut Kasmir (2016) laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode

tertentu. Oleh karena itu, laporan keuangan sangat berguna untuk menilai kinerja

usaha dan dapat membantu dalam menghadapi permasalahan dalam menjalankan

usaha khususnya UMKM. Selain itu, disebabkan kemampuan menyusun laporan

keuangan yang dimiliki pelaku UMKM karena kurangnya pengetahuan akuntansi,

pelatihan, tingkat pendidikan responden. Adanya fenomena seperti pelaku

UMKM sering merangkap tugas dalam menjalankan usahnya, pelaku UMKM

kurang memperhatikan pengelolaan keuangan karena dampaknya tidak terlihat

secara jelas atau tidak berpengaruh langsung terhadap kelangsungan usahanya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wirausaha muda yang

berjumlah 83 merupakan Tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas

Udayana tahun 2017. Total jumlah responden dalam penelitian ini adalah 58 dari

83 tenant Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana, karena 25

kuesioner tidak diisi oleh responden. Adapun jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang nantinyaakan dikuantitatifkan

dengan menggunakan skala Likert yang mengacu pada pengukuran variabel yang

digunakan. Metode penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

nonprobility sampling yakni purposive sampling yaitu metode penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Mengacu kepada Kriteria Kemenpora (2017)

kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah UMKM yang sudah

v

memiliki catatan atas pengelolaan bisnisnya dan sudah menjalankan usahanya

minimal 2 tahun, sehingga lebih lanjut dapat diteliti penggunaan informasi dalam

bisnisnya.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda nilai konstanta sebesar

2,322; berarti bahwa tanpa adanya variabel tingkat pendidikan (X1) dan

karakteristik individu (X2), maka pengambilan keputusan penyusunan laporan

keuanganakan cenderung mengalami peningkatan sebesar 2,322. Nilai koefisien

regresi tingkat pendidikan (X1) sebesar 0,621 menyatakan bahwa jika tingkat

pendidikan bertambah 1 poin, sementara variabel independen lainnya bersifat

konstan, maka pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan akan

cenderung mengalami peningkatan sebesar 0,621 atau sebesar 62,1 persen. Nilai

koefisien regresi karakteristik individu (X2) sebesar 0,105 menyatakan bahwa jika

karakteristik individu bertambah 1 poin, sementara variabel independen lainnya

bersifat konstan, maka pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan

akan cenderung mengalami peningkatan sebesar 0,105 atau sebesar 10,5 persen.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan berpengaruh positif pada pengambilan keputusan penyusunan laporan

keuangan. Artinya, tingkat pendidikan wirausaha muda yang merupakan Tenant

Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana akan mempengaruhi

pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan. Karakteristik individu

berpengaruh positif pada pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan.

Artinya, karakteristik individu dari wirausaha muda yang merupakan Tenant

Binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana bernading lurus terhadap

pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan.

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah laporan keuangan merupakan alat

yang penting bagi perusahaan untuk menggambarkan kondisi kemajuan atau

kemunduran usaha. Wirausaha muda yang merupakan Tenant Binaan Inkubator

Bisnis LPPM Universitas Udayana perlu meningkatkan pendidikannya, baik

secara formal maupun non formal serta meningkatkan kreativitas dan inovasi

dalam pengembangan usaha dan pengambilan keputusan dalam penyusunana

laporan keuangan.

vi

vii

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ..................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TESIS ...................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................. vii

RINGKASAN ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 9

1.3 Tujuan Penelitian 9

1.4 Manfaat Penelitian 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 ..................................................................................Teori TPB

......................................................................................... 11

2.1.2 Standar

Akuntansi 12

viii

2.1.3 SAK

ETAP 13

2.1.4 Pengertian

Akuntansi 14

2.1.5 Tingkat

Pendidikan 15

2.1.6 Karakteristi

k Individu 17

2.1.7 Pengambila

n Keputusan 18

2.1.8 Penyusuna

n Laporan Keuangan 19

2.1.9 Usaha

Kecil Mikro Menengah 20

2.2 Penelitian

Sebelumnya 21

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir 23

3.2 Konsep Penelitian 25

3.3 Hipotesis Penelitian 26

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian 29

4.2 Lokasi Penelitian 31

4.3 Jenis dan Sumber Data 31

4.3.1 Jenis Data 31

4.3.2 Sumber Data 32

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian 32

4.4.1 Populasi 32

ix

4.4.2 Sampel 32

4.5 Metode Pengumpulan Data 33

4.6 Variabel Penelitian 34

4.6.1 Identifikasi Variabel 34

4.6.2 Definisi Operasional Variabel 34

4.7 Pengujian Instrumen 38

4.8 Analisis Data 39

4.9 Teknik Analisis Data 40

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Responden 43

5.2 Karakteristik Responden 45

5.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian 47

5.4 Statistik Deskripsif Variabel 49

5.5 Analisis Regresi Linear Berganda 50

5.5.1 Uji Asumsi Klasik 50

5.5.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 53

5.5.3 Uji Kelayakan Model 54

5.5.4 Uji Koefisien Determinasi 55

5.5.5 Pengujian Hipotesis 56

5.6 Pembahasan Hasil Penelitian 57

5.6.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan Pada Pengambilan

Keputusan Penyusunan Laporan Keuangan 57

5.6.2 Pengaruh Karakteristik Individu Pada Pengambilan

Keputusan Penyusunan Laporan Keuangan 59

BABVI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan 62

6.2 Saran 63

DAFTAR RUJUKAN

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

5.1 Karakteristik Responden 45

5.2 Hasil Uji Validitas 48

5.3 Hasil Uji Reliabilitas 48

5.4 Statistik Deskriptif 49

5.5 Hasil Uji Normalitas 51

5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas 52

5.7 Hasil Uji Multikoleniaritas 52

5.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 53

5.9 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) 55

5.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 56

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Kerangka Berpikir 24

3.2 Konsep Penelitian 26

4.1 Rancangan Penelitian 30

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner 71

2 Data Yang Digunakan Sebagai Sampel 75

3 Tabulasi Data Jawaban Responden 77

4 Hasil Uji Validitas 78

5 Hasil Uji Reliabilitas 81

6 Statistik Deskriptif 84

7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 85

8 Hasil Uji Normalitas 87

9 Hasil Uji Heteroskedastisitas 88

10 Hasil Uji Multikolinieritas 89

xiii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia bisnis di era globalisasi ini menjadi sebuah tantangan bagi setiap

dunia usaha untuk meningkatkan kinerja dan kualitas bisnisnya agar dapat

bertahan dalam persaingan seperti saat ini. Perubahan seperti teknologi, ekonomi

dan kondisi situasi pasar makin terlihat nyata hampir di setiap sektor industri.

Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar tersebut adalah dengan

mempertahankan pelanggan yang ada. Perubahan ekonomi dan kondisi sosial

tersebut telah merubah pula sikap dan tingkah laku konsumen. Pemilihan akan

produk telah menjadi posisi tertinggi dalam pemasaran, konsumen tidak lagi

hanya mengharapkan kualitas yang tinggi dari produk itu sendiri, tetapi juga

manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.

Indonesia sebagai negara yang telah masuk pada kategori negara

berpenghasilan menengah (middle income country) untuk menjadi negara maju

perlu membangun ekonomi berbasis Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi

berbasis Inovasi. Banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang

berhasil tumbuh, berkembang dan maju berkat kemampuan berkreasi dan

berinovasi, mandiri, ulet dan tekun, rajin, disiplin, siap menghadapi risiko, piawai

meraih peluang, dan cerdas dalam mengelola sumber daya berhasil untuk

menghasilkan nilai tambah dan profitabilitas.

2

UMKM merupakan suatu unit usaha kecil yang mampu berperan dan

berfungsi sebagai penyedia alternatif kegiatan usaha produktif dan juga bisa

meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, dalam hal penyerapan

tenanga kerja, sehingga mampu mengurangi masalah pengangguran dan

kemiskinan yang merupakan permasalahan nasional yang belum dapat diatasi oleh

baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Menurut Shujiro (2000)

tentang peran UMKM dilihat dari kedudukannya yaitu sebagai pemain utama

dalam kegiatan ekonomi berbagai sektor, penyedia lapangan kerja terbesar,

pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi daerah dan

pemberdayaan masyarakat. Maka dari itu UMKM ini harus di perhatikan oleh

pemerintah agar masyarakat yang belum tergerak untuk membuka usaha menjadi

tertarik untuk berwirausaha mandiri. Kee-Luen et al. (2013) mengungkapkan

bahwa seharusnya pelaku UMKM fokus pada peningkatan kinerja bisnis melalui

perencanaan strategi termasuk didalamnya adalah perencanaan dan pengelolaan

keuangan, harapannya mereka akan mampu berkompetisi, meraih kesuksesan

bisnis dan mencapai profitabilitas yang optimal.

Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk

meningkatkan UMKM dengan cara upaya pemerintah menuju kota pintar (smart

city) sebagai langkah untuk menggiatkan ekonomi kerakyatan guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Konsep smart city adalah suatu konsep yang

mengutamakan sebuah tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam

memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.

Penerapan konsep smart city diperlukan untuk pengelolaan sumber daya secara

3

efisien. Upaya mewujudkan smart city sebaiknya tidak hanya terkait dengan

pembangunan fisik, akan tetapi juga sosialisasi mental (seperti: kemiskinan,

pendidikan, pengangguran, dan sebagainya).

Pemerintah pusat maupun daerah sering mengadakan acara yang

melibatkan UMKM untuk mengoptimalkan usaha-usaha mereka. Tujuannya

adalah untuk meningkatkan kreativitas usaha mereka serta mempromosikan

produk mereka. Salah satu acara tersebut diselenggarakan oleh pemerintah pusat

maupun daerah. Denpasar festival adalah salah satu ajang yang digunakan untuk

mempromosikan UMKM. Denpasar festival juga sebagai usaha pelestarian

budaya bangsa yang berada di Bali, dengan melibatkan berbagai jenis UMKM.

Kemeriahan festival tersebut berlangsung 4 hari tiap menjelang pergantian tahun.

Universitas Udayana merupakan satu-satunya universitas negeri yang

berada di Bali yang ikut berpartisipasi, selain berpartisipasi dalam acara Udayana

Jazz Festival (UJF), Universitas Udayana juga memiliki sebuah lembaga yang

menangani tentang UMKM, lembaga tersebut adalah Inkubator Bisnis Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana.

Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana merupakan wadah bagi wirausaha

muda di Provinsi Bali khususnya mahasiswa Universitas Udayana untuk

mengembangkan ide usaha yang mereka miliki. Adapun objek dalam penelitian

ini adalah tenant binaan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana tahun 2017,

dimana jumlah UMKM yang dibina oleh Inkubator Bisnis Universitas Udayana

sebanyak 83 usaha, yang terdiri dari 24 usaha sektor jasa, 19 usaha sektor kuliner,

6 usaha sektor fashion, 7 usaha sektor perdagangan, 20 usaha sektor industri

4

kreatif, 5 usaha sektor perdagangan, 1 usaha sektor perkebunan dan 1 usaha sektor

konveksi. Tinngginya dukungan Pemerintah Provinsi Bali dapat dilihat dari

rutinnya pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi wirausaha muda pemula serta

bantuan berupa dana hibah yang diberikan oleh pemerintah pusat dan dikelola

oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Selain itu, penghargaan

sebagai Pengelola Kewirausahaan Mahasiswa Terbaik Tingkat Nasional, yang di

berikan Direktorat Kelembagaan Pendidikan Tinggi (Dikti) pada tahun 2010 juga

menjadi bukti prestasi dari Inkubator Bisnis tersebut.

Berdasarkan fenomena yang ada dari Nusa Bali.com industri jajan pada

beberapa dekade terakhir sedang berkembang dengan pesat, contohnya seperti

pisang goreng, klepet, jaja gina, sengait, kaliadrem dan usaha lainnya. Produk

yang dihasilkan ini dipasarkan lewat pengepul hingga ke luar kabupaten, salah

satunya, Kota Denpasar. Ironisnya adalah setelah barang itu dikirim ke luar

kabupaten oleh pengepul, jajanan yang di distribusikan dari UMKM Dawan Klod

itu diklaim oknum pedagang. Dengan caranya, diberi label tertentu atau hasil

produksi dari tempat lain. Melihat fenomena tersebut, belasan mahasiswa yang

menggelar Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-

PPM) dari Universitas Udayana (Unud) di Desa Dawan Klod berusaha

mendorong para pelaku UMKM untuk bangkit dari segi pemasaran dan laporan

keuangannya agar meraka mengetahui secara lebih rinci keuntungan yang di dapat

dari dampak pemasaran tersebut.

Selain itu fenomena yang terjadi banyak UMKM saat ini yang hanya

menggunakan modal pribadi dalam menjalankan usaha mereka. Meskipun saat ini

5

telah banyak program yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang permodalan,

seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa di dapatkan pada beberapa bank

tertentu seperti Bank BPD dan Bank BNI. Alasan UMKM tidak menggunakan

dana atau modal dari pemberi kredit yaitu skala usaha yang masih kecil dan lama

usaha yang masih baru (1-3 tahun). Alasan lainnya yaitu rumitnya persyaratan

yang diberikan oleh pihak pemberi kredit.

Salah satu syaratnya yaitu laporan keuangan UMKM yang mencerminkan

keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Akan tetapi, banyak UMKM yang tidak

menyediakan atau menyusun laporan keuangan dalam usahanya. Penyebabnya

yaitu UMKM yang terlalu fokus pada proses produksi dan operasionalnya,

sehingga tidak memperhatikan pencatatan atau pembukuan (Putra dan Kurniawati,

2012). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jati

(2009) menyatakan bahwa mayoritas UMKM hanya melakukan pencatatan

tentang jumlah dana yang diterima dan biaya yang dikeluarkan, keluar masuknya

barang dan jumlah utang atau piutang yang dimiliki. Pencatatan yang seperti itu

tidak dapat membantu mereka dalam mendapatkan akses ke bank.

Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi usaha, pengambil keputusan yang akurat dan tepat waktu

serta pertanggungjwaban pada manajemen serta yang terpenting secara mendasar

adalah pemahaman makna laba atau rugi yang diperoleh dari hasil usahanya.

Menurut Kasmir (2016) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Oleh

karena itu, laporan keuangan sangat berguna untuk menilai kinerja usaha dan

6

dapat membantu dalam menghadapi permasalahan dalam menjalankan usaha

khususnya UMKM. Selain itu, disebabkan kemampuan menyusun laporan

keuangan yang dimiliki pelaku UMKM karena kurangnya pengetahuan akuntansi,

pelatihan, tingkat pendidikan responden.

Adanya fenomena seperti pelaku UMKM sering merangkap tugas dalam

menjalankan usahnya, pelaku UMKM kurang memperhatikan pengelolaan

keuangan karena dampaknya tidak terlihat secara jelas atau tidak berpengaruh

langsung terhadap kelangsungan usahanya. Sehingga untuk mencapai kinerja

usaha secara berhasil salah satu cara adalah dengan melakukan penyimpanan

catatan bisnis, pengelolaan keuangan, pengelolaan kredit baik pembayaran

maupun penagihan dari laporan keuangan (Kementrian Pendidikan, 2010:9).

Namun, masalah yang terjadi adalah banyak pelaku UMKM hanya mencatatat

jumlah uang yang diterima atau dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli atau

dijual, dan jumlah piutang atau utang tidak mengikuti pedoman dalam

penyusunan laporan keuangan yang sesungguhnya.

Sumber daya manusia merupakan kunci dalam meningkatkan keberhasilan

guna mencapai tujuan yang diinginkan melalui penilaian yang tinggi dan dapat

dilihat dari kemampuan, pengetahuan, keterampilan, perilaku dan kepribadian

yang dimiliki oleh staf akuntan. Untuk dapat menciptakan laporan keuangan yang

berkualitas diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang

akuntansi. Sehingga akan menyulitkan mereka dalam mengukur dan membukikan

kinerja usahanya baik atau tidak.

7

Karakteristik individu juga menjadi salah satu indikator sumber daya

manusia berkualitas adalah tingkat pendidikan. Sumber daya manusia yang

berkualitas dengan pendidikan yang tinggi akan mampu membantu karyawan

dalam menyelesaikan tugas terutama dalam penyusunan anggaran dan laporan

keuangan. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

(Arestanti, 2016) pada dasarnya karakteristik individu dalam penyusunan laporan

keuangan merupakan salah satu penentu terhadap perilaku etis. Karakteristik

individu merupakan faktor internal yang mendorong perilaku dan terbukti

signifikan sebagai faktor untuk memprediksi perilaku etis seseorang.

Robbins (2006:38) menjelaskan bahwa karakteristik individual terdiri dari

sejumlah aspek atau dimensi tertentu dari suatu kriteria yang dapat diatribusikan

dan membedakan masing-masing individu. Terdapat empat karakteristik individu

didalam melaksanakan pekerjaan yaitu karakteristik biografis, karakteristik

kemampuan, karakteristik kepribadian, dan karakteristik belajar. Karakteristik

individu yang paling mudah diamati adalah karakteristik biografis karena

merupakan situasi nyata melatarbelakangi ciri fisik setiap individu. Cakupan

karakteristik biografis meliputi beberapa sifat yaitu umur, jenis kelamin, status

perkawinan, pengalaman kerja. Penyusunan laporan keuangan mereka cenderung

belum melakukan pencatatan akuntansi dari setiap transaksi bisnis yang terjadi.

Akibatnya, mereka tidak mampu mengetahui dan menganalisis kinerja

bisnisnya sehingga tidak mampu melakukan pengambilan keputusan bisnis secara

tepat. Hal ini yang mengakibatkan sulitnya mereka mendapatkan bantuan modal

apabila mereka ingin memperbesar skala usahanya. Konflik dalam menyusun

8

laporan keuangan timbul dari kadar informasi yang diungkapkan dalam laporan

keuangan Fanani dkk. (2008). Semua informasi keuangan yang dibutuhkan oleh

pengguna laporan diharapkan bisa diperoleh dari laporan keuangan.

Tingkat pendidikan menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 adalah

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta

didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Lembaga

pendidikan formal terdiri dari pendidikan seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan

Tinggi. Tingkat pendidikan pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

menjadi salah satu faktor penyebab lemahnya pengelolaan serta pengembangan

usaha kecil menengah yang dilakukan dalam menggunakan informasi akuntansi.

Pelaku UMKM masih beranggapan bahwa akuntansi adalah hal yang menyulitkan

untuk dilakukan dan justru akan menjadi beban tersendiri, sehingga dalam benak

mereka saat ini adalah bagaimana usaha yang dilakukan berjalan lancar dan

bagaimana untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari usaha

yang dijalankan tanpa memperhatikan betapa besar manfaat yang diperoleh dari

penggunaan informasi akuntansi yang baik dalam pengelolaannya (Ernawati

dkk.,2016).

Faktor pertama yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah

pendidikan. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan di bidang akuntansi semakin

mudah menyusun laporan keuangan. Proses akuntansi dalam membuat suatu

laporan keuangan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan

keuangan yang diterapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas

9

Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang dimaksudkan adalah untuk

digunakan entitas tanpa akuntabilitas public, seperti UMKM. Prospek

implementasi SAK ETAP pada UMKM memerlukan pemahaman tentang SAK

ETAP.

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh tingkat pendidikan dan

karakteristik individu pada pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan

(studi pada usaha mikro kecil menengah inkubator bisnis Universitas Udayana).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi

pokok permasalahan penelitian ini adalah:

1) Apakah tingkat pendidikan berpengaruh pada pengambilan keputusan

penyusunan laporan keuangan ?

2) Apakah karakteristik individu berpengaruh pada pengambilan

keputusan penyusunan laporan keuangan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan pada pengambilan

keputusan penyusunan laporan keuangan.

10

2) Untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu pada pengambilan

keputusan penyusunan laporan keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, manfaat

yang diharapkan dapat diberikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai

pengujian tingkat pendidikan dan karakteristik individu pada

pengambilan keputusan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan

oleh seorang wirausaha untuk dapat bekerja dan mencapai prestasi kerja

yang tinggi, baik dalam hal meningkatkan pemahaman terhadap laporan

keuangan maupun pengalaman kerja khususnya dalam bidang UMKM.

2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran dan

bahan referensi bagi pihak UMKM, serta sebagai bahan pertimbangan

dalam rangka menilai kinerja usaha dan dapat membantu dalam

menghadapi permasalahan dalam menjalankan usaha khususnya usaha

kecil menengah di Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana.