Upload
phungdiep
View
219
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ii
ABSTRACT
SUNARTO (105016300618). The Influence Approach Science EnvironmentTechnology and Society to Students Achievements of Physics Subject. S1 Thesisof Physics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training,State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
The research was done in VIII SMP class of State Islamic Junior HighSchool inwrought Islam Al-Qur’aniyah Tangerang. In work and energy materiallesson. Defining these classes as sample of research based on purposivesampling technique and homogeneity test of these two classes. The research wasdone approximately in two months in april. Instrument these were used in theresearch are test instrument that is multiple choices achievement test. Data that isgot from test instrument will be analyzed by comparison statistical test, that iscomparison between posttest result both of classes.
Based on result of the analysis, we get conclusion that difference betweenboth of posttest result of classes, is not significant. The conclusion is based onresult of statistical test of hypothesis that used t test in both of result form classes.The result is, to price is 2,619, in other side ttable price in degree of significance 1%is 1,67. Can be seen that to > ttable.
Some matter causing this finding that is that study with the approachScience Environment Technology and Society early with the something that knownby student so that this matter water down for student to comprehend the conceptto be learned the phase eksplorasi in this research is researcher chosen to couplewith the this matter discussion method seems student less merespon with the thediscussion activity so that study don’t walk better. But at meeting second andthree at this phase is researcher join the method demonstrate and also use themedia flash in the reality student more likes compared by discussion.
Keywords : Physics Subject Achievement, Science Environment Technologyand Society
iii
ABSTRAK
SUNARTO (105016300618). Pengaruh Pendekatan Sains LingkunganTeknologi Masyarakat (SALINGTEMAS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII SMP IT Al-Qur’aniyah Tangerang.Pada materi Usaha dan Energi. Pemilihan kelas ini berdasarkan teknik purpossivesampling dan pengujian kehomogenan kedua kelas. Penelitian ini berlangsungsekitar 1 bulan, yaitu pada bulan April. Instrumen yang digunakan adalahinstrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda. Data hasil instrumen tes, dianalisisdengan uji analisis statistik berupa uji perbandingan nilai posttest kedua kelas.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh bahwa hasil belajarkedua kelas signifikan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil uji hipotesis denganmenggunakan uji t terhadap kedua nilai posttest. Hasilnya adalah nilai thitung =2,619 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah 1,67, Terlihat bahwanilai thitung > ttabel.
Beberapa hal yang menyebabkan temuan ini yaitu bahwa pembelajarandengan pendekatan salingtemas diawali dengan sesuatu yang diketahui oleh siswasehingga hal ini mempermudah bagi siswa untuk memahami konsep yang akandipelajari, tahap eksplorasi dalam penelitian ini peneliti memilih menggabungkandengan metode diskusi hal ini tampaknya siswa kurang merespon dengan kegiatandiskusi tersebut sehingga pembelajaranpun tidak berjalan dengan baik. Namunpada pertemuan ke-dua dan tiga pada tahap ini peneliti menggabungkan metodedemonstrasi serta menggunakan media flash ternyata siswa lebih merespon danlebih senang dibandingkan dengan diskusi.
Oleh karena itu, direkomendasikan sebaiknya mempergunakan variasimetode dalam proses belajar mengajar, agar siswa tidak bosan dan merasa jenuh.
Kata kunci : hasil belajar fisika, salingtemas.
PENGARUH PENDEKATAN SAINS LINGKUNGAN TEKNOLOGI
MASYARAKAT (SALINGTEMAS) TERHADAP
HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
(Eksperimen Pada Siswa SMP IT Al-Qur’aniyah)
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
S U N A R TO105016300618
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2011/1432 H
ii
ABSTRACT
SUNARTO (105016300618). The Influence Approach Science EnvironmentTechnology and Society to Students Achievements of Physics Subject. S1 Thesisof Physics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training,State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
The research was done in VIII SMP class of State Islamic Junior HighSchool inwrought Islam Al-Qur’aniyah Tangerang. In work and energy materiallesson. Defining these classes as sample of research based on purposivesampling technique and homogeneity test of these two classes. The research wasdone approximately in two months in april. Instrument these were used in theresearch are test instrument that is multiple choices achievement test. Data that isgot from test instrument will be analyzed by comparison statistical test, that iscomparison between posttest result both of classes.
Based on result of the analysis, we get conclusion that difference betweenboth of posttest result of classes, is not significant. The conclusion is based onresult of statistical test of hypothesis that used t test in both of result form classes.The result is, to price is 2,619, in other side ttable price in degree of significance 1%is 1,67. Can be seen that to > ttable.
Some matter causing this finding that is that study with the approachScience Environment Technology and Society early with the something that knownby student so that this matter water down for student to comprehend the conceptto be learned the phase eksplorasi in this research is researcher chosen to couplewith the this matter discussion method seems student less merespon with the thediscussion activity so that study don’t walk better. But at meeting second andthree at this phase is researcher join the method demonstrate and also use themedia flash in the reality student more likes compared by discussion.
Keywords : Physics Subject Achievement, Science Environment Technologyand Society
iii
ABSTRAK
SUNARTO (105016300618). Pengaruh Pendekatan Sains LingkunganTeknologi Masyarakat (SALINGTEMAS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII SMP IT Al-Qur’aniyah Tangerang.Pada materi Usaha dan Energi. Pemilihan kelas ini berdasarkan teknik purpossivesampling dan pengujian kehomogenan kedua kelas. Penelitian ini berlangsungsekitar 1 bulan, yaitu pada bulan April. Instrumen yang digunakan adalahinstrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda. Data hasil instrumen tes, dianalisisdengan uji analisis statistik berupa uji perbandingan nilai posttest kedua kelas.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh bahwa hasil belajarkedua kelas signifikan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil uji hipotesis denganmenggunakan uji t terhadap kedua nilai posttest. Hasilnya adalah nilai thitung =2,619 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah 1,67, Terlihat bahwanilai thitung > ttabel.
Beberapa hal yang menyebabkan temuan ini yaitu bahwa pembelajarandengan pendekatan salingtemas diawali dengan sesuatu yang diketahui oleh siswasehingga hal ini mempermudah bagi siswa untuk memahami konsep yang akandipelajari, tahap eksplorasi dalam penelitian ini peneliti memilih menggabungkandengan metode diskusi hal ini tampaknya siswa kurang merespon dengan kegiatandiskusi tersebut sehingga pembelajaranpun tidak berjalan dengan baik. Namunpada pertemuan ke-dua dan tiga pada tahap ini peneliti menggabungkan metodedemonstrasi serta menggunakan media flash ternyata siswa lebih merespon danlebih senang dibandingkan dengan diskusi.
Oleh karena itu, direkomendasikan sebaiknya mempergunakan variasimetode dalam proses belajar mengajar, agar siswa tidak bosan dan merasa jenuh.
Kata kunci : hasil belajar fisika, salingtemas.
iv
KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. yang selalu
melimpahkan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Dengan ridho dan izin-Nya pula, segala jerih payah yang
telah dirasakan tiada lagi berarti, kecuali hanya meninggalkan sebuah kenangan.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada penuntun ummat, utusan
terakhir dari segala Rasul Allah, yaitu junjungan Nabi Agung Muhammad SAW.
Karena dengan jasa-jasanya, semua umatnya (khususnya penulis) dapat
menikmati kehidupan yang lebih cerah dan cemerlang. Semoga kita semua diakui
sebagai ummatnya dan mendapat syafa’atnya, kelak di akhirat nanti, amin.
Dengan kerendahan hati, ijinkanlah penulis menyampaikan untaian kata
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam mengerjakan skripsi ini baik dalam bentuk materi, spirit, do’a
maupun yang lainnya, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bpk Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen Pembimbing I dan Ibu Diah
Mulhayatiah S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang selalu ada ketika peneliti
kesulitan dalam penelitian ini.
4. Ayahanda Daid dan Ibunda Sumeri, yang kasih sayangnya kepada peneliti tak
terbatas, semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya
menyayangi peneliti.
5. Yang terhormat Pimpinan YPI PON-PES Al-Qur’aniyyah, KH. M. Sobron
Zayyan, MA. yang turut memberikan dukungan moril, materil maupun
spirituil serta informasi yang akurat dengan segala ketulusan hatinya.
6. Bapak Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q, Kepala SMP IT Al-Qur’aniyah, Bapak
Anshori S.Ag selaku wakil Kepala SMP IT Al-Qur’aniyah, dan Ibu Diana Sari
v
S.Pd, guru mata pelajaran Fisika, yang telah memberikan ijin penelitian dan
menjadi konsultan terbaik selama eksperimen, dan seluruh sivitas akademika
SMP IT Al-Qur’aniyah.
7. Kakak, Adik dan Nenek tercinta yaitu Erna Wati, Rasmin dan Mbah Tubi,
tempat berkeluh kesah serta semangat, bagian kehidupan yang tak tergantikan.
8. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan 2005, yang menjadi
keluarga kedua bagi peneliti. Lebih khusus kepada Khaerul Anwar, Samsul
Bahri, dan Ade Yusman.
9. Keluarga Besar Alumni 1 PON-PES Al-Qur’aniyah rumah kedua bagi
peneliti. Lebih khusus kepada Ustad Ubaidillah Tafsir, Rully Ahmad,
Nasrullah dan Abdul Aziz Syatiri.
Penulis tidak dapat membalas segala budi baik, dan penulis serahkan
sepenuhnya kepada sang Khalik, Allah SWT. Namun, penulis juga tidak akan
melupakan budi baik semua dan selalu berdo’a semoga budi baik menjadi
investasi atau bekal di akhirat nanti dalam menuju surga yang didambakan, amin.
Tangerang, Mei 2010 M
SUNARTO
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRACT ii
ABSTRAKS iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 3
C. Pembatasan Masalah 3
D. Perumusan Masalah 4
E. Tujuan Penelitian 4
F. Manfaat Penelitian 4
BAB II DESKRIPSI TEOERITIS, KERANGKA PIKIR, dan
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoeritis 5
1. Defenisi Pendekatan 5
2. Pendekatan Salingtemas 6
3. Tujuan Pendekatan Salingtemas 15
4. Tahapan Penerapan Pendekatan Salingtemas
dalam Pembelajaran 17
5. Kelemahan Pendekatan Salingtemas 19
6. Pembelajaran Sains Teknologi dan Literasi 20
7. Hasil Belajar 21
a. Definisi Belajar 21
b. Definisi Hasil Belajar 24
vii
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 26
d. Hasil Belajar Fisika 30
8. Hasil Penelitian yang Releven 31
B. Kerangka Pikir 34
C. Perumusan Hipotesis 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 36
B. Metode Penelitian 36
C. Desain Penelitian 36
D. Populasi dan Sampel 37
E. Teknik Pengumpulan Data 37
F. Variabel Penelitian 38
G. Instrumen Penelitian 39
H. Kalibrasi Instrumen 40
1. Pengujian Validitas Alat Ukur 40
2. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur 41
3. Pengujian Taraf Kesukaran 43
4. Daya Pembeda 44
I. Teknik Analisis Data 45
1. Pengorganisasian Data 45
2. Hipotesis Statistik 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................... 51
1. Hasil Pretest ................................................................. 51
2. Hasil Posttest ................................................................ 52
3. Nilai Normal Gain (N-Gain) ......................................... 54
4. Rekapitulasi .................................................................. 54
B. Analisis Data ...................................................................... 55
1. Uji Prasyarat Analisis Statistik ...................................... 55
viii
a. Uji Normalitas ....................................................... 55
b. Uji Homogenitas .................................................... 56
2. Uji Hipotesis ................................................................. 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 61
BAB V PENUTUP .............................................................................. 63
A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Saran .................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 68
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ranah Dalam Sains Teknologi Masyarakat ............................ 15
Gambar 2.2 Kaitan Antara Sains Teknologi Masyarakat............................ 15
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan dan Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan Salingtemas......................................................... 18
Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi dan Indikator Instrumen Tes .................................... 38
Tabel 3.3 Kategori Reliabelitas ............................................................. 42
Tabel 3.4 Kategori Derajat Kesukaran ............................................... 43
Tabel 3.3 Kategori Daya Beda ............................................................ 44
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas VIII
Kelompok Eksperimen ......................................................... 49
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data
Hasil Pretest Kelas VIII Kelompok Eksperimen ................. 50
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas VIII Kelompok
Kontrol ................................................................................. 51
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data
Hasil Pretest Kelas VIII Kelompok Kotrol ........................... 52
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas
VIII Kelompok Eksperimen .................................................. 52
Tabel 4.6 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data
Hasil Posttest Kelas VIII Kelompok Eksperimen ................. 53
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas VIII
Kelompok Kontrol ................................................................ 54
Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data
Hasil Posttest Kelas VIII Kelompok Kontrol ....................... 55
Tabel 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi N-Gain Kelas VIII Kelompok
Eksperimen ........................................................................... 55
Tabel 4.10 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data
N-Gain Kelas VIII Kelompok Eksperimen ........................... 56
Tabel 4.11 Kategorisasi N-Gain Kelas VIII Kelompok eksperimen ....... 64
xi
Tabel 4.12 Tabel Distribusi Frekuensi N-Gain Kelas VIII Kelompok
Kontrol ................................................................................ 57
Tabel 4.13 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data
N-Gain Kelas VIII Kelompok Kontrol ................................. 58
Tabel 4.14 Kategorisasi N-Gain Kelas VIII Kelompok Kontrol ............. 58
Tabel 4.15 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ...................................... 59
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat ..................... 60
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas .................................... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pekembangan Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan
manusia dewasa ini telah tersentuh oleh produk-produk teknologi, yang
merupakan penerapan dari konsep-konsep sains. Sains dan teknologi ini
banyak sekali memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Masyarakat diharapkan mampu memilih dan mengantisipasi dampak dari
penerapan suatu teknologi. Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
pengajaran sains di sekolah harus dikaitkan langsung dengan teknologinya
yang ada di sekitar lingkungan siswa.
Tujuan pengajaran IPA (khususnya fisika) jangan hanya ditujukan
untuk mempersiapkan pelajaran untuk melanjutkan pelajaran pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Namun, yang lebih penting adalah
pembentukan individu yang memilki litersi sains dan teknologi, dalam arti
mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah,
memecahkan masalah dalam kehidupanya sehari-hari secara ilmiah, memilih
dan memilah teknologi serta mengantisipasi dampak negatifnya, dan mampu
mengembangkan karir di masa depan. Dengan demikian, pembelajaran baik
formal maupun nonformal diharapkan dapat memberi pengalaman bagi
pesertanya.
Masalahnya, pada saat sekarang pembelajaran sains terutama fisika
di sekolah-sekolah tidak mengacu pada penyiapan siswa untuk memiliki
pengetahuan dasar yang dibutuhkan. Kebanyakan guru sains didalam
mengajar hanya memberikan informasi yang ada pada buku teks saja padahal
buku teks itu tampaknya lebih cenderung berisi informasi yang abstrak saja.
Jarang sekali buku teks yang menekankan pembahasan informasi yang
bermanfaat dan penting bagi kehidupan manusia pada umumnya.
1
2
Pembelajaran sains yang demikian itu kurang tepat untuk
menyiapkan siswa untuk hidup di dalam masyarakat yang menuntut siswa
dapat mengatasi permasalahan sains di lingkungan hidupnya. Di sekolah
siswa belajar fisika nyaris tanpa dikembangkan kemampuan berpikirnya,
lebih cenderung kehafalan saja, sehingga pendidikan fisika di sekolah perlu
adanya peningkatan pembelajaran, sehingga fisika tidak hanya bermanfaat
bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya tetapi juga bermanfaat
bagi semua lapisan masyarakat.
Dalam rangka mengupayakan agar pendidikan sains/fisika di
sekolah semakin bermakna bagi siswa maupun bagi masyarakat, telah
diperkenalkan pendekatan pembelajaran sains lingkungan teknologi
masyarakat. Pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat sebagai salah
satu alternatif pendekatan pembelajaran dimaksudkan untuk menjembatani
kesenjangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), banyak
informasi ilmiah dalam dunia pendidikan dan nilai-nilai iptek dalam
kehidupan masyarakat. Pendekatan ini mendorong siswa untuk memiliki
landasan dalam menilai pemanfaatan teknologi baru dan implikasinya
terhadap lingkungan. Selain itu siswa dibiasakan untuk bersikap peduli akan
masalah-masalah sosial dan lingkungan yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pendekatan sains lingkugan teknologi masyarakat sebuah ide besar
dalam bidang pendidikan, baik konteks pendidikan formal maupun
pendidikan masyarakat, perencanaan yang lebih matang, Apabila diharapkan
secara efektif dikembangkan dalam pembelajaran fisika dan diaplikasikan di
dalam masyarakat. Pengembangan pembelajaran yang tepat efektif dan
efisien sangat diperlukan apabila diinginkan hasil pembelajaran tidak sebatas
kognitif saja, tetapi juga sikap dan kemampuan bertindak. Jelas bahwa
pembelajaran konvensional yang bertumpu pada pendekatan ekspositori dan
diskusi saja tidak akan cukup, sehingga diperlukan metode-metode
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan peran siswa baik dalam tahap
proses informasi, maupun pembentukan sikap dan ketrampilan berbuat.
3
Sasaran pengajaran salingtemas yaitu cara membuat siswa agar
dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang
berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang
berkaitan. Dengan kata lain, siswa dibawa pada suasana yang dekat dengan
kehidupan nyata siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan
pengetahuan yang telah mereka miliki untuk dapat menyelesaikan masalah-
masalah yang diperkirakan akan timbul disekitar kehidupannya.
Melihat dasar pijakan pengembangan pendekatan salingtemas
tersebut, maka tidak berlebihan jika kiranya peneliti perlu untuk meneliti
Pengaruh Pendekatan Salingtemas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasi adanya beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidak diimbangi
dengan pengetahuan awal siswa mengenai sains (fisika), sehingga siswa
kurang memahami akan fungsi teknologi.
2. Pembelajaran fisika hanya menekankan pada aspek produk, tidak
menekankan pada aspek proses untuk membangun konsep fisika yang kuat
dalam diri siswa.
3. Pembelajaran fisika belum berkaitan dengan isu/masalah yang terjadi di
masyarakat, untuk itu diperlukan pendekaan pembelajaran sains
lingkungan teknologi masyaraka sehingga siswa termotivasi dalam belajar
dan dapat meningkatkan hasil belajar fisika.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas maka
masalah ini dibatasi pada penggunaan pendekatan sains lingkungan teknologi
masyarakat terhadap hasil belajar, beberapa batasan lingkup dan istilah antara
lain:
4
1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh penggunaan pendekatan
salingtemas terhadap hasil belajar fisika siswa.
2. Tinggi rendahnya hasil belajar dilihat dari tingkat keberhasilan siswa
dalam meyelesaikan soal-soal tes pada ranah kognitif tingkat pemahaman
C1 sampai dengan C4 yang diberikan pada saat pelatihan.
3. Materi yang diajarkan dibatasi pada konsep usaha dan energi yang sedang
dipelajari di kelas VIII.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah maka dapat peneliti kemukakan rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penggunaan
pendekatan pembelajaran salingtemas terhadap hasil belajar fisika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu; Mengetahui pengaruh pendekatan salingtemas terhadap
hasil belajar fisika siswa.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Melihat peningkatan hasil belajar fisika siswa dan dapat lebih memahami
konsep-konsep fisika serta aplikasinya dalam masyarakat.
2. Menambah metode yang baru dalam pembelajaran dan dapat mengetahui
kefektifan penggunaan pendekatan salingtemas dalam pembelajaran.
3. Menigkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang sains
demi kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
6
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Definisi Pendekatan
Pembelajaran merupakan “proses interaksi yang dilakukan oleh
guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan
berbagai sumber belajar sebagai bahan ajar”.1 Dengan demikian
pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa
dimana dalam proses tersebut guru memberikan bimbingan dan
menyediakan berbagai kesempatan yang mendorong siswa belajar dan
memperoleh pengalaman yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahaui dengan melihat hasil
belajar siswa yang semakin baik.
Agar siswa dapat memahami materi subjek yang disampaikan guru
dengan mudah guru memerlukan persiapan pendekatan dan metode
pembelajaran yang cocok untuk materi subjek yang telah diolah secara
pedagogi.2 Usaha-usaha untuk merancang pembelajaran yang efektif dapat
dilakukan dengan cara seperti mengurutkan pokok bahsan, pemberian
bahan pengajaran, tugas-tugas belajar komponen pengajaran.
Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Dalam proses ini siswa termotivasi dan senang melakukan
kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya, ini berarti
peranan pendekatan pembelajaran sangat penting dalam kaitannya dengan
keberhasilan belajar.
Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan kerangka berpikir atau cara pandang dan prosedur kerja secara
1 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2005), h75.
2 Ibid
5
6
umum dan abstrak yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
Penentuan pendekatan dan metode yang dipilih tergantung pada
tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan disajikan. Artinya suatu
materi tidak hanya dapat disajikan dengan satu pendekatan atau metode
saja. Pembelajar an dengan menggunakan banyak metode akan menunjang
pembelajaran yang lebih bermakna.
Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam
perencanaan, sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik
pelaksanaannya. Kemampuan seorang guru memilih pendekatan dan
metode yang sesuai untuk suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari
penguasaan guru tersebut terhadap materi yang akan diajarkan dan
pemahamannya terhadap sifat dari pendekatan dan metode yang akan
digunakan.
2. Pendekatan Salingtemas
Kata SETS (Science Environment Technology and Society) dapatdimaknakan sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat,merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikanmempunyai implementasi agar anak didik mempunyai kemampuanberpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Pendidikan SETSdapat diawali dengan konsep-konsep yang sederhana yang terdapatdi lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari peserta didik ataukonsep-konsep rumit sains maupun non sains.3
Sains teknologi masyarakat sebagai suatu perubahan yang utama di
dalam pendidikan ilmu pengetahuan.4 Jadi, dalam pendidikan ilmu
pengetahuan sains teknologi masyarakat merupakan suaru proses
pembelajaran yang dapat merubah siswa dalam cara berpikirnya.
3 Pristiadi Utomo, Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan SETS, Artikel diakses pada 2Juli 2009, Di http:// Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan SETS.Ilmuan Muda.htm.
4 Elif Bakar, dkk, Preservice Science Teachers Belifes About Science-Technology And TheirImpilication In Society, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education,Volume 2, Number 3, December 2006. h. 19.
7
Istilah Sains Teknologi Masyarakat diterjemahkan dari bahasa
Inggris “Science Techology Society (STS)”, yaitu pada awalnya
dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Lerning
about Science and Society. Pembelajaran Science Technology Society
berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan
masyarakat.5 jadi, dalam pembelajaran menggunakan sains teknologi
masyarakat bahwa teknologi dapat digunakan sebagai
penghubung/penerapan antara sains dan masyarakat sehingga siswa dapat
memahami apa yang telah dipelajari.
Dengan adanya hal tersebut, siswa diharapkan dapat mempuyai
pengalaman dalam bidang sains mapun non sains yang dapat di
aplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat
setelah mereka keluar dari lingkungan sekolah.
Menurut Joyce yang dikutip oleh Trianto dalam bukunya yang
berjudul Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme,
model pembelajaran adalah “suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer,
kurikulum dan lain lain”.6
Model pembelajaran merupakan rencana, pola atau pengaturan
kegiatan guru dan peserta didik yang menunjukan adanya interaksi antara
unsur-unsur yang terkait dalam pembelajaran yakni guru, peserta didik dan
media termasuk bahan ajar atau materi subjeknya.7 Dengan adanya model
pembelajaran tersebut kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
guru di dalam kelas dapat terencana dengan baik dari awal sampai akhir
pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran pun dapat tercapai.
5 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi . . . . h. 99.6 Trianto, Model model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 57 Ibid., h. 119
8
Dalam pembelajaran, guru berperan sebagai orang yang mengajar
siswa mengenai bahan pelajaran. Guru bukan hanya memberikan materi
dari awal hingga akhir jam pelajaran, melainkan siswa juga dituntut aktif
dalam proses belajar mengajar, mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di
dalam maupun di luar kelas. Sehingga, pada nantinya siswa terbiasa aktif
dalam semua kegiatan-kegiatan yang ada pada tempat tinggal mereka.
Sedangkan menurut Suparman8, dkk, model pembelajaranmerupakan desain pembelajaran yang didalamnya terdapat prosesperancangan metode pembelajaran yang paling optimal untukmenghasilkan perubahan perilaku yang diinginkan dalammenjalankan proses pembelajaran berdasarkan tujuan yang ingindicapai, materi yang disajikan, siswa yang belajar, dan situasipembelajaran yang diciptakan.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku- buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain- lain.
Setiap guru yang hendak mengajar sebaiknya terlebih dahulu
memiliki pengetahuan tentang model pembelajaran yang baik , yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan kepada para siswa. Pengetahuan
tentang penggunaan model pembelajaran yang harus dimiliki guru
dimaksudkan agar guru memiliki beberapa alternatif pilihan pendekatan
dan cara mengajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Selain dari pengetahuan tentang model pembelajaran yang
harus dimilki guru tersebut, seorang guru juga dituntut kreatif didalam
mengemas materi pembelajaran serta menyesuaikan model pembelajaran
yang akan disampikan kepada para siswa, agar siswa tidak merasa bosan
dan jenuh.
Menurut Dahlan model mengajar dapat diartikan sebagai ”suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur
8 Ibid, h. 5
9
materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam
setting pengajaran ataupun setting lainya”.9
Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteriasebagai berikut:
a) Sahih (valid)10, Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu:(1) apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasionalteoritik yang kuat; dan (2) apakah terdapat konsintensi internal.
b) Praktis. Aspek kepraktisan hanya dipenuhi jika: (1) para ahlidan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapatditerapkan; dan (2) kenyataan menunjukan bahwa apa yangdikembangkan tersebut dapat diterapkan.
c) Efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas, Nievenmemberikan parameter sebagai berikut: (1) ahli dan praktisiberdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model tersebutefektif; dan (2) secara operasional model tersebut memberikanhasil sesuai dengan yang diharapkan.11
Pembelajaran IPA terutama pada mata pelajaran fisika diharapkan
mampu mengaitkan antara sains-lingkungan-teknologi-masyarakat
(salingtemas) dengan lingkungan para siswa tinggal. Karena lingkungan
hidup para siswa tinggal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sehingga
siswa perlu memiliki pengetahuan dasar yang dapat membentuk sikap
positif terhadap lingkungan siswa tinggal karena baik buruknya kehidupan
masyarakat sangat tergantung pada keseimbangan lingkungannya. Oleh
karena itu dalam menentukan tema dalam pembelajaran fisika diharapkan
bernuansa sains-lingkungan-teknologi-masyarakat.
9 Dahlan, Model model Mengajar, (Bandung: CV Diponegoro, 1984), h. 2110 Ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir iem, dalam mengukur apa yang harus
diukur lewat butir item ersebut.11 Trianto, Op.Cit., h. 8
10
Gambar 2.1Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat12
Pembelajaran dengan strategi salingtemas merupakan perpaduan
dari strategi pembelajaran STS (Science, Technology, and society) dan EE
(Environmental Education). Dalam pembelajaran salingtemas siswa
dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk
menghasilkan karya teknologi diikuti dengan pemikiran untuk mengurangi
atau mencegah kemungkinan dampak negatif yang mungkin timbul dari
munculnya produk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat.hal ini
sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran fisika yaitu meningkatkan
kesadaran perlunya kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional dan
kesadaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa.13
12 Anna Poedjiadi, Op.Cit., h. 12613 Karhami S. Karim. A, Panduan Pembelajaran Fisika SLTP, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), h. 3
PENDAHULUANINISIASI/INVITASIA/APERSEPSI/EKSPLORASITHD SISWA
PEMBENTUKAN/PENGEMBANGANKONSEP
APLIKASI KONSEP DLM KEHIDUPAN:PENYELESAIAN MASALAH ATAU ANALISISISU
PEMANTAPAN KONSEP
PENILAIAN
ISU ATAUMASALAH
PEMANTAPAN KONSEP
PEMANTAPANKONSEP
TAHAP1
TAHAP2
TAHAP3
TAHAP4
TAHAP5
11
Teknologi menurut UNESCO yang di kutip dalam buku Panduan
Pembelajaran Fisika SLTP adalah “upaya untuk mengaplikasikan atau
menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat”.14
Sedangkan teknologi menurut S. Karim A. Kartini adalah “suatu
upaya untuk melatih siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang sudah dikuasainya atau dimilikinya melalui pendekatan pemecahan
masalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu terutama yang berkaitan
dengan keperluan siswa ataupun masyarakat sehari-hari”.15
Kegiatan teknologi dapat mengembangkan berbagai kemampuan
dasar dan sikap positif yang dibutuhkan siswa untuk kehidupannya dimasa
depan, terutama masyarakat serta lingkungan dimana siswa tinggal.
Sehingga siswa diharapkan mempunyai kemampuan dan sikap yang dapat
mendukung kegiatan teknologi tersebut.
Kemampuan dan sikap yang dapat mendukung kegiatan teknologiantara lain sebagai berikut:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan.b. Mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak kreatif
sebagai salah satu tuntutan pendidikan nasional.c. Mendorong gairah belajar.d. Membiasakan siswa berhdapan dengan masalah sehari-hari
yang kasat mata dan sekaligus membiasakan siswa untukberlatih memecahkanya secara sistematis dan terarah.
e. Sebagai wahana terencana melalui jalur pendidikan sekolahuntuk menyiapkan siswa menuju masyarakat melek teknologisehingga lebih mudah mengikuti perkembangan IPTEK yangbegitu pesat.
f. Dapat memperjelas sejumlah konsep fisika yang abstrak sepertionsep gaya dan energy.
g. Dapat meningkatkan berpikir logis, dapat menyediakankegiatan belajar yang tidak menyediakan perbedaan jeniskelamin sehingga siswa perempuan terbiasa melakukankegiatan yang bias dikerjakan siswa laki-laki.
h. Meningkatkan kesadaran tentang masyarakt teknologi.16
14 Ibid., h. 1515 Ibid16 Ibid., h. 14
12
Pendekatan salingtemas harus memberikan kepada siswa
pengetahuan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Isi pendidikan
salingtemas diberikan sesuai dengan hasil pendidikan yang ditargetkan.
Hubungan yang tepat antara salingtemas dalam pembahasannya adalah
keterkaitan antara topik dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti
bahwa bahasan yang berkaitan dengan kehidupan siswa harus lebih
diutamakan.
Sasaran pengajaran salingtemas yaitu cara membuat siswa agar
dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang
berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang
berkaitan. Dengan kata lain, siswa dibawa pada suasana yang dekat
dengan kehidupan nyata siswa sehingga diharapkan siswa dapat
mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul disekitar
kehidupannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pokok dalam membekali
peserta didik, diantaranya :
a. Menghindari ‘materi oriented’ dalam pendidikan tanpa tahumasalah-masalah di masyarakat secara lokal, nasional, maupuninternasional.
b. Mempunyai bekal yang cukup bagi peserta didik untukmenyongsong era globalisasi
c. Peserta didik mampu menjawab dan mengatasi setiap masalahyang berkaitan dengan kelestarian bumi, isu-isu sosial, isu-isuglobal, misalnya masalah pencemaran, pengangguran, kerusuhansosial, dampak hasil teknologi dan lain-lainnya hingga padaakhirnya bermuara menyelamatkan bumi.
d. Membekali peserta didik dengan kemampuan memecahkanmasalah-masalah dengan penalaran sains, lingkungan, teknologi,sosial secara integral, baik di dalam maupun di luar kelas.17
Salingtemas memberi gambaran kepada kita bahwa sains/IPA
terutama fisika dan teknologi mempunyai kaitan yang erat. Selain itu,
keduanya juga mempunyai kaitan yang erat dengan respon
17 Pristiadi Utomo, Op.Cit., h. 3
13
masyarakat. Dengan pengertian bahwa adanya suatu perubahan
teknologi akan dapat menyebabkan perubahan sosial, begitu pula
sebaliknya. Hal ini berarti ada jaringan hubungan antara sains,
teknologi dan sistem-sistem sosial yang saling mempengaruhi.
Dengan mengacu pada pendekatan salingtemas, hendaknya
suatu pembelajaran fisika itu selalu dikaitkan dengan sains, teknologi
dan masyarakat. dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan
antara pembelajaran IPA di dalam kelas dengan kemajuan teknologi
dan perkembangan masyarakat yang ada di sekitar peserta didik.
Seperti diungkapkan oleh Anna Poedjiadi pada dasarnya pendekatan
sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran sains maupun
pembelajaran bidang sosial, dilaksanakan oleh guru melalui topik
yang dibahas dengan jalan menghubungkan antara sains dan teknologi
yang terkait kegunaannya dalam masyarakat18.
Melalui pendekatan ini peserta didik juga dilatih untuk
membiasakan diri bersikap peduli akan masalah-masalah sosial dan
lingkungan yang berkaiatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga dengan demikian, siswa dapat langsung memahami
apa-apa yang terdapat di dalam masyarakat yang terkait demgan
materi yang sedang dipelajari di dalam kelas dan ketika kembali ke
tempat tinggal mereka dalam masyarakat dapat langsung
mengaplikasikannya.
Pendekatan Sains lingkungan Teknologi Masyarakat memilikikarakteristik sebagai berikut:1) Identifikasi masalah(oleh siswa) di dalam masyarakat
yang memiliki dampak negatif.2) Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat
yang ditemukan siswa yang ada hubungannya denganilmu pengetahuan alam sebagai wahana untukmenyampaikan pokok bahasan.
3) Menggunakan sumber daya yang terdapat dalammasyarakat baik materi maupun manusia sebagai narasumber.
18 Anna Poedjiadi. Op. Cit., h. 84
14
4) Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmuengetahuan alam dan teknologi.
5) Mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmiahmaupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalampemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupansehari-hari.19
Selain karakteristik di atas ada enam ranah yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan penedekatan salingtemas, yaitu:
Ranah konsep, Sikap, Proses, Aplikasi, Kreativitas, dan Hubungan20.
Melihat adanya ranah dalam pengunaan pembelajaran
salingtemas diharapkan siswa dapat lebih berkreasi di dalam
pembelajaran fisika dan tidak menganggap bahwa pelejaran fisika itu
sulit dan membosankan melainkan sebaliknya mudah dan juga
menyenangkan. Selain itu siswa dapat menerapkan apa yang telah
dipelajarinya di dalam kelas kedalam kehidupan nyata di lingkungan
tempat tinggalnya.
Alasan enam ranah perlu dikembangkan pada tiap individu dalampendidikan di Indonesia yaitu sebagai berikut:1) Dapat bersaing ditingkat intersasional secara positif karena
memilki etos kerja yang tinggi dan dibiasakan untuk berpikirkritis.
2) Terbiasa selalu merancang proses-proses yang perlu dilakukanuntuk mencapai produk-produk ilmiah.
3) Membuat siswa merasa bahwa belajar di sekolah bermanfaatbagi dirinya maupun lingkungannya.
4) Selalu cepat tanggap pada situasi sekelilingnya.5) Tidak bersifat egois dan mau membantu orang lain yang betul-
betul memerlukannya.6) Menyadari manfaat yang telah dipelajarinya bagi
lingkungannya21.
Dengan adanya alasan perlunya mengembangkan ranah
tersebut maka kita berharap konsep-konsep sains yang dipelajari sejak
sekolah dasar hingga sekolah menengah, siswa dapat mengaplikasikan
19 Anang Wahid Muhamad Diah, Pengembangan Model Pembelajaran Kimia denganPendekatan Salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 pada Siswa SMA Di KotaPalu Sulawesi Tenga, Laporan Penelitian, (Jakarta: LIPI, 2007), h. 9
20 Radyatuti Winarno, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Sains Dengan PendekatanSains Teknologi Masyarakat, Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI, 1999), h. 3
21 Anang Wahid Muhamad Diah, Op.Cit., 132-133
15
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama melalui produk-
produk teknologi yang terkait dengan konsep-konsep tertentu yang
diterima oleh siswa di dalam kelas.
Gambar 2.2
Ranah dalam Sains Teknologi Masyarakat22
3. Tujuan Pendekatan Salingtemas
Tujuan pendekatan salingtemas yaitu untuk membantu peserta
didik mengetahui sains, perkembangan sains, teknologi-teknologi
yang digunakannya, dan bagaimana perkembangan sains serta
teknologi mempengaruhi lingkungan serta masyarakat23. Pendidikan
salingtemas berupaya memberikan pemahaman tentang peranan
lingkungan terhadap sains, teknologi, masyarakat.
22 Anna Poedjiadi, Op.Cit., 10523 Pristiadi Utomo, Op. Cit., h. 3
PandanganDuniaaplikasi
kreativitas
konsep
proses
sikap
keterkaitan
siswaPandanganDunia
masyarakatttt
16
Gambar 2.3
Kaitan Antara Sains Teknologi Masyarakat24
Sebaliknya peranan masyarakat terhadap arah perkembangan
sains, teknologi dan keadaan lingkungan. Termasuk juga peranan
teknologi dalam penyesuaiannya dengan sains, manfaatnya terhadap
masyarakat dan dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan. Tidak ketinggalan peranan sains untuk melahirkan
konsep-konsep yang berdaya guna positif, keterlibatannya pada
teknologi yang dipakai maupun pengaruhnya terhadap masyarakat dan
lingkungan secara timbal balik.
Jadi tujuan utama Pendidikan salingtemas ialah bagaimana
membuat agar salingtemas dapat menolong manusia membuat surga
dunia di muka bumi ini, bukan sebaliknya menciptakan neraka dunia
dalam segala aspek kehidupan.25 salingtemas sesungguhnya harus
mampu menolong setiap negara di dunia untuk mewujudkan
kemakmuran bagi semua warga negaranya.
Dalam memberikan pengantar Pendidikan salingtemas kepada
peserta didik, setiap guru harus dapat menciptakan variasi pendekatan
atau konsep pembelajaran yang disesuaikan tingkat kemampuan
maupun obyektivitas dari pendidikan salingtemas itu sendiri. Perlu
24 Anna Poedjiadi, Op.Cit., 14425 Ibid
Teknologi
SainsMasyarakat
StudiSosial
17
diingat bahwa tidak tertutup kemungkinan seorang siswa memiliki
peluang lebih besar untuk mengalami sesuatu topik masalah secara
lebih nyata dibanding dengan gurunya. Apabila hal itu terjadi, para
guru hendaknya tidak merasa berkecil hati, justru merasa lebih
tertantang dengan kondisi yang ada untuk belajar lebih keras dan
mencoba mendahului kemampuan muridnya dengan tujuan positif.
Jangan sampai terjadi karena muridnya diketahui lebih cepat dapat
mengakses pengetahuan yang ada, seorang guru menjadi tidak suka
atau antipati kepada muridnya.
Segi baik lainnya adalah setiap murid secara perorangan dapat
mengoptimalkan pengetahuan yang dimilikinya untuk bekerja sama
dengan temannya dalam proses Pendidikan salingtemas Hal ini
mengandung arti murid yang bersangkutan telah belajar bagaimana
bersosial masyarakat.
4. Tahapan dan Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan salingtemas
Guru mempunyai peranan penting dalam membantu siswa untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diperlukan agar siswa
dapat membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab mengenai isu-isu
sosial, khususnya isu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Salah satu cara yang populer untuk memperkenalkan siswa
dengan isu-isu sosial itu adalah dengan meminta kepada siswa untuk
membawa artikel-artikel tentang sains, teknologi dan penggunaannya
dalam masyarakat di dalam kelas sains. Dengan kata lain siswa diberi
pengarahan dan kesempatan yang cukup, agar mereka dapat meneliti isu-
isu itu dengan cara mengumpulkan fakta-fakta, merumuskan pendapat-
pendapat mereka dan menarik suatu kesimpulan berdasarkan fakta-fakta
yang ada.
Ada lima tahapan yang digunakan dalam pendekatan salingtemasyaitu:
18
1) Tahap Invitasi, bertujuan untuk merumuskan masalah dan untukmengetahui hubungan dengan pengetahuan sebelumnya.
2) Tahap Eksplorasi, berisi tentang eksperimen atau aktivitas fisik,melakukan observasi menggunakan kelima panca indra, interaksisosial sampai pengambilan keputusan.
3) Tahap Pengenalan Konsep, berisi diskusi yang dipandu oleh gurudengan memberikan suasana sehingga siswa aktif bertanyadengantujuan meluruskan pengetahuan yang dipereroleh secarailmiah.
4) Tahap Aplikasi, berupa aktifitas tambahan untuk mengaplikasikankonsep yang diperoleh dalam konteks yang berbeda.
5) Tahap Evaluasi, penilaian terhadap hasil yang telah dilakukanselama pendekatan pembelajaran diterapkan26.
Tabel 2.1
Tahapan dan Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Salingtemas
No Tahap Guru Siswa
1 Invitasi Guru memberikan
permasalahan atau isu-
isu yang ada di dalam
masyarakat yang terkait
dengan pembelajaran
atau jika tidak
pembelajaran dapat
dimulai dengan sesuatu
yang biasa diketahui oleh
siswa yang sesuai dengan
konsep pembelajaran
Memperhatikan
penjelasan guru
Merumuskan masalah
Mencatat
2 Eksplorasi Pengembangan konsep
ini dapat dilaksanakan
dengan penggunaan
metode dalam
Memperhatikan dan
melaksanakan demonstrasi
jika menggunakan metode
demonstrasi
26 Anang Wahid Muhamad Diah, Op Cit., h 11
19
pembelajaran seperti
demonstrasi, eksperimen,
diskusi dan lain-lain
3 Pengenalan
konsep
Meluruskan isu atau
masalah
Menganalisis isu atau
masalah
4 Aplikasi Menekankan/pemantapan
masalah
Menyimak
5 Evalusi Memberikan soal Mengerjakan soal
5. Kelemahan Pendekatan Salingtemas
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan salintemas selain
banyak mempunyai kelebihan tetapi juga ada kekurangannya atau
kelemahannya, diantara kelemahan pendekatan salingtemas yaitu27:
persoalan yang kaitanya dengan perkembangan sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat merupakan isu yang tidak akan pernah selesai.
Bahkan akhir-akhir ini banyak masyarakat mengkaitkan perkembangan
teknologi yang diterapkan dilingkungan mereka dengan kehidupan sosial
budaya mereka, termasuk tingkat pendidikan warga.
Selain persoalan di atas Hasil belajar siswa yang ditunjukan masih
terbatas pada ranah kognitif dan kurang menunjukan aspek afektif dan
psikomotorik. Tanpa adanya kontrol dari guru siswa masih belum mampu
menerapkan apa yang telah dipelajari di sekolah ke dalam lingkungan
hidupnya, hal ini dikhawatirkan ketika siswa benar-benar terjun kedalam
masyarakat sebenarnya (lulus sekolah) siswa tidak dapat mengaplikasikan
konsep yang telah didapatnya ketika belajar.
Penerapan pendekatan salingtemas dalam pembelajaran dapat
mengembangkan ketrampilan kognitif, ketrampilan afektif dan
ketrampilan psikomotor. Setiap pendekatan yang diterapkan dalam
27Anang Wahid Muhamad Diah, Op. Cit., h. 12
20
pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan yang dapat menjadi
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaanya.
Menurut Poedjiadi, kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam
menggunakan pendekatan salingtemas yaitu apabila dirancang dengan
baik, memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan pendekatan-
pendekatan lain.28 Guru juga tidak mudah mencari isu atau masalah pada
tahap pendahuluan yang terkait pada topik yang akan dibahas dan dikaji.
Karena hal ini memerlukan wawasan luas dari guru dan melatih tanggap
masalah lingkungan. Guru perlu menguasai materi yang terkait dengan
konsep dan proses sains yang dikaji selama pembelajaran berlangsung.
6. Pembelajaran Sains, Teknologi, dan Literasi (STL)
Literasi berasal dari kata literacy yang berarti ”melek huruf” atau
gerakan pemberantasan buta huruf. STL merupakan kemampuan mengenal
hasil teknologi besera dampaknya, kemampuan menggunakan produk
teknologi dan memeliharanya, kemampuan menyelesaikan masalah
dengan konsep sains, kemampuan membuat hasil rekayasa teknologi yang
disederhanakan, serta kemampuan menganalisis fenomena kejadian
berdasarkan konsep IPA
Tujuan dari pendidikan salingtemas adalah untuk menghasilkan
individu-individu yang memiliki literasi Sains dan Teknologi.
Adapun ciri-ciri individu yang memiliki literasi sains danteknlogi adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan konsep-konsep sains, ketrampilan proses dannilai, apabila mengambil keputusan yang bertanggung jawabdalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains danteknologi serta bagaimana sains dan teknologi mempengaruhimasyarakat.
3. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan teknologimelalui pengelolaan sumber daya alam.
4. Menyadari keterbatasan dan kegunaan sains dan teknologiuntuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
28 Anna Poedjiadi, Op. Cit., h. 137
21
5. Memahami sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis danteori sains dan mampu menggunakanya.
6. Menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektualyang dimilikinya.
7. Mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah tergantung pada proses-proses inkuari.
8. Membedakan antara fakta-fakta ilmiah dan opini pribadi.9. Mengakui asal-usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan
ilmiah adalah tentatif.10. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan
menggunakan teknologi.11. Memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup untuk memberi
penghargaan pada penelitian dan pengembangan teknologi.12. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi
yang dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebutdalam pengambilan keputusan29.
Pendekatan salingtemas mengintegrasikan Contextual
Teaching Learning (CTL) di dalamnya, dengan pendekatan ini siswa
diharapkan akan menjadi ”melek sains” dan mempunyai jiwa literan
dimana mengambil sains dan teknologi tidak sebagai perangkat
konsep tapi bagaimana mampu mengintegrasikan dan menganalisis
keterkaitan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, selain
itu siswa belajar dengan berbagai sumber dan memanfaatkan
teknologi, lingkungan sebagai sumber belajar, serta mampu
mengambil keputusan berdasarkan nilai yang bertanggung jawab.
7. Hasil belajar
a. Definisi Belajar
Belajar adalah “perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan yang diperkuat”.30.
Belajar adalah “hasil perubahan mental yang terus menerus
sebagaimana kita membuat makna dari pengalaman kita”31.
29 Ibid., h, 102-10330 Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, di akses pada 22 Januari 2010, Di
http: // Belajar.htm
22
Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu
menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu. Perubahan yang
terjadi harus secara relatif bersifat menetap dan tidak hanya terjadi
pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin
terjadi dimasa mendatang.32 belajar merupakan suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Dalam psikologi proses belajar berarti cara-cara atau langkah-
langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan
hingga tercapai tujuan tertentu.33 Dalam pengertian tersebut tahapan
perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar
adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik
yang terjadi dalam diri siswa.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di
mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih
baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku
yang lebih buruk. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan
suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Menurut Slameto belajar adalah “peoses memanusiakan
manusia, dimana hanya belajarlah manusia menemukan dirinya dalam
relasinya dengan sesame, lingkungan dan juga dengan sang
pencipta”.34
M. Dalyono mendefinisikan belajar adalah “suatu usaha
perbuatan yang dilakukan sungguh-sungguh, dengan sistematis,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental,
dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya”.35
31 Depdiknas. Strategi Pembelajaran MIPA.( Direktorat tenaga kependidikan Direktoratjenderal Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Departemen pendidikan nasional,2008.), h. 24.
32 Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KiziBrother’s, 2006), Cet. 1, h.76
33 Muhibbin Syah, Op.Cit., h.11134 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semeste, (Jakarta: Bumi Aksara,
1991, h. V35 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1997), Cet. 1, h. 49.
23
Belajar adalah “kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan”.36 Dengan demikian berhasil atau tidaknya tujuan
dari belajar tesebut sangat tergantung terhadap proses dalam
pembelajaran yang dilaksanakn oleh guru.
Dalam bukunya berjudul Psikologi Pengajaran, W. S. Winkel
menyebutkan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai serta sikap”.
Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah laku akibat
pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau
pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu usaha seseorang dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya untuk mengadakan perubahan fisik, mental
juga tingkah laku yang harus didukung oleh lingkungannya.
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena
sebagai mahluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan yang
baik antara dirinya dan lingkungannya, sehingga dengan belajar
manusia bisa mengembangkan dirinya. Sebelum menguraikan definisi
belajar, maka dijelaskan dahulu konsep belajar. Dalam kamus bahasa
Indonesia, yang dimaksud dengan belajar adalah berusaha (berlatih)
supaya mendapat suatu kepandaian.
Menurut Zikri Neni Iska ”belajar adalah perubahan yang secara
relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman”.37
Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini akan membentuk
sifat dan juga sikap siswa yang nantinya akan di aplikasikan oleh siswa
36 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Cet 1, h. 5937 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkunga, (Kizi Brother’s:
Jakarta, 2006), h. 76
24
kedalam masyarakat tempat dimana siswa tinggal dan menjalankan
aktifitasnya sehari-hari.
Belajar dapat juga diartikan sebagai proses membangun makna
dan pemahaman terhadap informasi atau pengalaman, di mana proses
tersebut disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan
perasaan siswa. Selain itu, sesorang yang semula tidak tahu menjadi
tahu dan akan mengalami perkembangan dalam arah kognitif dalam
proses belajar.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini
berarti berhsil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan hanya
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.
Belajar merupakan proses pengumpulan atau suatu fakta dan bentuk
informasi atau materi pelajaran, belajar merupakan latihan seperti
membaca dan menulis.38
Menurut Sciner yang dikutip dalam buku psikologi umum,
belajar adalah suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif.39
Hal ini berarti seseorang yang belajar akan mengalami perubahan
yang kearah yang lebih baik dari pada sebelumnya. sehingga
seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan pada perilakunya.
Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan
perubahan pada diri seseorang tersbut, karena belajar merupakan
kegiatan yang kompleks dengan melalui proses, pengenalan konsep,
dan aplikasi konsep, sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang
tersebut kearah yang lebih baik yang meliputi pengetahuan, kebiasaan,
sikap, dan tingkah laku.
b. Definisi Hasil Belajar
38 Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Ed ke 3 h. 64.39 Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum. (Andi: Yogyakarta, 1980), h. 166
25
Setelah siswa melaksanakan kegiatan atau proses belajar, maka
dilaksanakanlah suatu evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar ini
dilaksanakan untuk melihat apakah terdapat perubahan atau tidak pada
diri siswa, atau pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak.
Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Bloom yang dikutip oleh
Daryanto, Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan
dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan
dalam pribadi siswa.40 Sedangkan menurut Muhibin Syah evaluasi
adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program.41
Adapun tujuan diadakanya evaluasi hasil belajar yaitu:
1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai olehsiswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu.
2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswadalam kelompok kelasnya.
3) Untuk mengetahui tigkat usaha yang dilakukan siswa dalambelajar.
4) Untuk mngetahui hingga sejauh mana siswa telahmendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keperluanbelajar.
5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metodemengajar yang telah digunakan guru dalam prosesmengajar-belajar.42
Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor.43
Hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
40 H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h. 141 Muhibin Syah, Op.Cit., h. 17542 Muhibin Syah, Op.Cit., h. 176-17743 Trimo dan Rusatiningsih. Artikel Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi
Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 22 Januari 2010. http://Artikel-PendidikanNetworking.htm
26
Menurut Bloom, hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja.
Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar
pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah,melainkan komprehensif.
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil yang
dicapai siswa, tentunya mengharapkan bahwa semua hasil yang
diperoleh itu membentuk suatu sistem nilai (value sistem) yang dapat
membentuk kepribadian siswa, sehingga memberi warna dan arah
dalam semua perbuatannya.
Prosedur hasil belajar membantu guru dalam beberapa hal :
1) Menolong siswa dalam memberikan pengetahuan tentang enter
behavior siswa.
2) Menolong dalam menetapkan, memperbaiki dan memperjelas
tujuan yang realistis bagi tiap siswa.
3) Menolong dalam mengevaluasi tingkat pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.
4) Menolong dalam menentukan, mengevaluasi dan memperbaiki
teknik-teknik mengajarnya.
5) Membantu memperbaiki informasi tentang kesulitan-kesulitan
belajar siswa, kemudian dapat dijadikan petunjuk untuk
memperbaikinya.
Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.44 Menurut
hamalik, hasil belajar adalah suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (asses)
44 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2001), h.3
27
keputusan-keputusanyang dibuat dalam merancang suatu sistem
pengajaran.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu:
1) Faktor Intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang
muncul dari dalam diri siswa ssendiri.
2) Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang
datang dari luar siswa.45
Menurut Alsuf Sabri yang termasuk kedalam faktor internal
yang mempengaruhi perbedaan individual dalam belajar yaitu faktor
yang berkaitan dengan fisik, mental, dan faktor psikologis.46
Dari berbagai penjelasan di atas motivasi belajar dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong proses perubahan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar dari
dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.47 Zikri
Neni dalam bukunya menjelaskan bahwa hasil belajar disebabkan oleh
dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.48
Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses dan prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Berikut ini penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan
dengan kedua faktor tersebut.
45Muhibin Syah. Op. Cit., h. 16546 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 7847 M. Dalyono, Op.Cit., h. 5548 Zikri Neni Iska, Op.Cit., h. 85
28
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang
dalam hal ini dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:49
a) Faktor Fisiologis
Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi
umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika
disertai pusing- pusing kepala misalnya, dapat menurunkan
ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang
atau tidak berbekas.
Jadi orang yang sehat akan berbeda dengan pengaruhnya
terhadap belajar dibandingkan dengan jasmani yang kurang
sehat. Kondisi fisiologi siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya, terutama sekali
indera penglihatan dan pendengaran.
Apabila seseorang siswa memiliki kondisi fisiologi yang
kurang baik seperti indera pendengaran dan penglihatannya
kurang baik, maka hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan
mengalami kesulitan dalam belajar, sebagaimana telah
disebutkan pada awal penulisan. Jika hal tersebut tidak segera
di tindak lanjuti maka akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar yang akan diperoleh siswa tersebut.
b) Faktor Psikologis
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar
menyebutkan, yang termasuk ke dalam faktor psikologis
49 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1,h.131-138
29
diantaranya adalah: motivasi, minat, dan bakat. Apabila
seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia akan
terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki
semangat yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi
sebaliknya apabila keadaan individunya seperti kurang sehat,
gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut
sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Faktor ini terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor
Intsrumental.
a) Faktor-Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu50:
(1) Lingkungan Sosial
Faktor linkingan sosial juga bisa berwujud manusia dan
reprentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi
proses belajar dan hasil belajar siswa. Lingungan sekolah
seperti guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para
guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang
simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan
rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca
dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa.
Selanjutnya juga yang termasuk lingkungan sosial siswa
adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman
sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi
masarakat dilingkungan kumuh yang serba kekurangan dan
50 Muhibbin Syah, Op.Cit., h.138
30
anak-anak penganggur misalnya akan sangat mempengaruhi
aktifitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau
berdiskusi atau meminjam alat- alat belajar tertentu yang
kebetulan belum dimiliki.
(2) Lingkungan Non Sosial
Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal
yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa yang tak terhitung jumlahnya misalnya:
keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau
malam), gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah yang
digunakan siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak
tempat tinggal tersebut.
3) Faktor-Faktor Instrumental
Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,
sarana/alat pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta
strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa. Banyak psikolog beranggapan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi
atau koneksi antara suatu rangsang tertentu.
d. Pengertian Hasil Belajar Fisika.
Fisika/IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. 51
51 Depdiknas. Ibid., h. 21
31
Fisika adalah salah satu bagian disiplin ilmu yang terdiri atas
komponen-komponen yang saling terkait. Komponen itu dalah objek
dari gejala-gejala alam yang sangat luas dan selalu berkembang dari
waktu kewaktu yang memberikan konsekuensi pada manusia.
Mengingat hal tersebut, fisika bukanlah ilmu pengetahuan statis,
akan tetapi sebagai ilmu pengetahuan dinamis. Fisika merupakan
pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari
pikiran guru kepikiran siswa, dengan kata lain tidak dapat diteruskan
dalam bentuk jadi.
Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan
itu dan mengalaminya secara langsung. Pada pelajaran fisika harus
dikembangkan keterampilan proses IPA, sehingga proses belajar harus
fokus pada keterampilan intelektual.
Berdasrkan uraian di atas, maka dalam penelitin ini yang
dimaksud hasil belajar fisika siswa adalah pengetahuan yang dicapai
siswa pada mata pelajaran fisika setelah melalui proses pengajaran
disekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melalui
proses belajar pada akhir materi. Asumsinya adalah pengetahuan yang
diajar oleh guru pada mata pelajaran fisika dapat diserap secara
optimal oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat menggambarkan
hasil pengajaran.
8. Hasil Penalitian Releven
Menurut Kashardi dengan artikel ilmiah yang berjudul
“Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di
Sekolah Dasar Negeri Bengkulu (Penelitian Tindakan Kelas) menunjukan
bahwa respon siswa terhadap pembelajaran setelas menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat, siswa merasa sangat termotivasi
32
dengan adanya kegiatan-kegiatan nyata atau konkrit diskusi dengan
kegiatan percobaan sangat disenangi siswa.52
Menurut Sri Irawati dalam laporan penelitiannya yang berjudul
“Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat Di Sekolah Dasar” menunjukan bahwa respon siswa terhadap
pembelajaran setelah menggunakan pendekatan STM, siswa sangat
termotivasi dengan adanya kegiatan-kegiatan yang nyata atau konkrit53
Menurut Rudiana Agustini dalam laporan penelitiannya yang
berjudul “Efektifitas Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Lingkungan Melalui
Pengadaan Alat Peraga dengan Pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat” menunjukan rancangan kegiatan yang mengarah pada
pemecahan masalah mampu mengembangkan kreatifitas mahasiswa54
Menurut Made Wirta dalam penelitian ilmiahnya yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilan
Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan
Lingkungan” menunjukan terjadi peningkatan kualitas proses
pembelajaran dari siklus pertama hingga siklus ketiga, yang ditandai
dengan peningkatan aktifitas, kreatifitas, motovasi, ketrampilan siswa
dalam kegiatan belajar, serta kesiapan siswa dalam mengikuiti kegiatan
belajar mengajar55
Menurut Rusmansyah dkk dalam Laporan Penelitiannya yang
berjudul “Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam
Pembelajaran Kimia Di SMU Negeri Kotamadya Banjarmasin”
menunjukan bahwa implementasi pendekatan sains teknologi masyarakat
52 Kashardi, Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat DiSekolah Dasar Negeri Bengkulu, Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI, 2002), h. 12
53 Sri Irawati, Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains TeknologiMasyarakat Di Sekolah Dasar , Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI, 1999), h. 65
54 Rudiana Agustini, Efektifitas Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Lingkungan MelaluiPengadaan AlatPeraga Dengan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat, Laporan Penelitian(Jakarta:LIPI, 1999), h. 50
55 Made Wirta dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilanProses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Lingkungan, LaporanPenelitian (Jakarta:LIPI, 2006), h. 65
33
dalam pembelajaran kimia di SMU Negeri 1, SMU N 6, dan SMU N 12
Banjarmasin memberikan dampak positif terhadap hasil belajar56
Merutut Wayan Suja dkk dalam laporan penenitiannya yang
berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian
ketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat” menunjukan bahwa siswa kelas IV kelompok eksperimen
menunjukan kinerja yang tinggi dalam melakukan observasi,
mengintrepretasikan, dan mengklasifikasikan data57
Menurut Anang Wahid Muhamad Diah dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan
salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 Pada Siswa
SMA Di Kot Palu Sulawesi Tengah” menunjukan dengan pendekatan
salingtemas 50 % responden mengatakan sulit dalam mempelajari kimia58
Menurut Ira Pahitah dalam skripsinya yang berjudul “pengaruh
pendekatan sains teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa pada
konsep reaksi oksidasi reduksi” hasil penelitian menunjukan terdapat
pengaruh yang signifikan antara pembelajaran dengan pendekatan sains
teknologi masyarakat dengan hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi
oksidasi reduksi, hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen
71,10 dan rata-rata kelompok kelas control 62,8759
Menurut Feri Wahyuni dalam skripsinya yang berjudul “upaya
meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan model pembelajaran
sains teknologi masyarakat berbasis IMTAQ pada konsep ekosistem” hasil
56 Rusmansyah dkk, Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalamPembelajaran Kimia Di SMU Negeri Kotamadya Banjarmasin (Jakarta: LIPI, 2001), h. 29
57 Wayan Suja dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaian ketrampilanProses Sains dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat, Laporan Penelitian (Jakarta: LIPI,2006), h. 48
58 Anang Wahid Muhammad Diah. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia DenganPendekatan salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 Pada Siswa SMA Di KotPalu Sulawesi Tengah, Laporan Penelitian (Jakarta:LIPI, 2007), h. 20
59 Ita Pahitah. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil BelajarSiswa Pada Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Jakarta:Skripsi FITK Jurusan IPA Prodi Kimia UINSyahid, 2008), h. 54
34
penelitian menunjukkan respon positif siswa terhadap model pembelajaran
sains teknologi masyarakat, diperoleh sebanyak 89,97% menyatakan
bahwa proses belajar mengajar dengan model sains teknologi masyarakat
dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar pada materi ekosistem60
Menurut Yanti Damayanti dalam skripsinya yang berjudul
“pengaruh pendekatan sains teknologi masyarajat terhadap penguasaan
konsep siswa tentang pencemaran lingkungan” hasil penelitian
menunjukkan meskipun tidak dapat peningkatan penguasaan konsep
siswa, akan tetapi penggunaan sains teknologi masyarakat pada konsep
pencemaran lingkungan memberikan pengaruh yang positif.61
B. Kerangka Pikir
Konsep-konsep fisika merupakan konsep yang cukup sulit untuk
dipelajari dan dipahami oleh siswa karena bersifat abstrak, oleh karena itu
diperlukan metode yang menarik minat para siswa agar konsep fisika mudah
diserap dan dipahami oleh setiap siswa. Rendahnya penguasaan atau
pemahaman tidak terlepas dari penggunaan metode, model, atau pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh para pendidik.
Salah satu pendekatan pengajaran yang tepat untuk membuat siswa
memahami terhadap konsep-konsep atau prinsip-prinsip fisika, dan juga
menanamkan pemahaman siswa terhadap teknologi yang berkaitan dengan
konsep tersebut, dan kemungkinan penggunaanya di dalam masyarakat atau
dalam kehidupan sehari-sehari yaitu melalui pendekatan salingtemas.
Dalam pendekatan salingtemas peserta didik mampu menghubungkan
realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas, peserta didik mampu
menggunakan berbagai jalan untuk mensikapi berbagai situasi yang
berkembang di dalam masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah dan peseta
60 Eri Wahyuni, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan ModelPembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Berbasis Imtaq Pada Konsep Ekosistem (Skripsi FITKJurusan IPA prodi Biologi UIN Syahid, 2009), h. 61
61 Yanti Damayanti. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarajat TerhadapPenguasaan Konsep Siswa Tentang Pencemaran Lingkungan. (Skripsi FITK Jurusan IPA ProdiBiologi UIN Syahid, 2008), h. 53
35
didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki
tanggung jawab sosial.
Dengan demikian dapat diduga bahwa terdapat pengaruh positif
penggunaan pendekatan salingtemas terhadap hasil belajar fisika siswa.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian
dirumuskan sebagai berikut: terdapat pengaruh penggunaan pendekatan
salingtemas terhadap hasil belajar fisika siswa.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMP IT Al-Qur’aniyah yang
bertempat di Jl. Panti Asuhan Ceger Jurang Mangu Timur Pd. Aren
Tangerang. Pada semester kedua tahun pelajaran 2009/2010.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode quasi
eksperimen atau eksperimen semu yaitu penelitian yang mendekati
eksperimen sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan.1 Jadi, penelitian harus
dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi validitas hasil penelitian.
C. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian berupa pretest-
posttest group design. Dalam desain dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum dan sesudah eksperimen, sebelum eksperimen disebut pretest dan
sesudah eksperimen disebut posttest. Perbedaan antara pretest dan posttest
diasumsikan merupakan efek dari treatment (eksperimen). Desain penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel. 3.1
Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O 1 X2 O2
1Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman danPenguasaan Metodologi Penelitian (Malang: UIN Malang Press, 2008), cet. 1, h. 165.
36
37
Keterangan:
O1 : Sebelum dilakukan treatment
O2 : Setelah dilakukan treatment
X1 : Perlakuan Salingtemas (eksperimen)
X2 : Perlakuan Konvensional
D. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Singarimbun adalah jumlah keseluruhan dari unit-
untit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diprediksi.2 Adapun populasi
dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII.
Adapun Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
berdasarkan tujuan penelitian3. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 siswa
kelas VIII-1 untuk kelompok eksperimen dan 30 siswa kelas VIII-2 untuk
kelompok kontrol.
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data adalah cara memperoleh data atau disebut
juga dengan metode pengumpulan data. tekhnik yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian ini adalah tekhnik tes yang terdiri dari pretest
dan posttest.
Pretest yaitu tes yang disusun atau dirancang untuk mengukur
kemampuan awal siswa sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest
yaitu tes yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi dasar
atau indikator yang disampaikan dalam program pembelajaran telah dikuasai
oleh peserta didik. Posttest dapat juga dimaksudkan untuk mengetahui
1. Iskandar. Metodologi Penemelitian dan Sosial. (Jakarta: GP Press, 2008). H 643 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 22 – 23.
38
perbedaan yang terjadi antara tes yang dilakukan pada awal pembelajaran
dengan tes yang dilakukan setelah pembelajaran.
Urutan pengumpulan data sebagai berikut:
1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan subjek
penelitian.
2. Memberikan instrumen tes kemampuan awal (pretest) kepada subjek
penelitian.
3. Memberikan treatment (perlakuan) kepada subjek penelitian.
4. Memberikan instrumen test kemampuan akhir (posttest) kepada subjek
penelitian.
5. Menilai hasil pretest , posttest untuk kemudian dianalisis dan
dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.
F. Variabel Penelitian
Variable penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu
variable x atau variable bebas (Independent Variabel) dan variable y atau
variable terikat (Dependent Variabel) variable-variabel tersebut bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan salingtemas terhadap
hasil belajar fisika siswa. Adapun variable-variabel tersebut antara lain:
1. Variable bebas (Independent Variabel) yaitu pendekatan sains lingkungan
teknologi masyarakat (salingtemas)
a) Definisi konseptual pendekatan salingtemas adalah pendekatan
pengajaran yang mengacu pada konsep yang terdapat di dalam
kurikulum dan yang ada masalah yang terdapat pada masyarakat
sebagai dampak dari penerapan teknologi.
b) Definisi operasional pendekatan salingtemas adalah pengajaran yang
diawali dengan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat
yang terkait dengan proses pembelajaran.
2. Variable terikat (Dependent Variable) yaitu hasil belajar fisika
a) Definisi konseptual yaitu Hasil belajar adalah Terjadinya perubahan
kepandaian, atau kemampuan seseorang dimana proses tersebut berubah
39
tahap demi tahap. Hasil belajar fisika adalah Terjadinya perubahan
kepandaian, atau kemampuan seseorang dimana proses tersebut berubah
tahap demi tahap pada mata pelajaran fisika.
b) Definisi operasional yaitu hasil belajar adalah skor atau nilai yang
diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Hasil
belajar fisika adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran fisika.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa tes obyektif atau
pilihan. tes diberikan kepada sampel sebelum perlakuan atau pretest dan
sesudah perlakuan atau posttest dengan soal tes yang sama. Soal-soal tesebut
disusun berdasarkan ranah kognitif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi dan Indikator Instrumen Tes
Indikator Sub PokokAspek Kognitif
C1 C2 C3 C4
Mendeskripsikan
hubungan antara usaha,
gaya, dan perpindahan
Usaha
1,2* 3*,4 5,6* 7,8*,9 4
Menghitung besar energi
mekanik
Energi10*,11 12,13*,14 15*16,17 18*19 4
Menganalisis hubungan
antara usaha dan energi
mekanik
Hubungan
usaha dengan
energi
20,21* 22,23* 24,25*,26 27*,28 4
Menganalisis hubungan
antara usaha dan daya
Daya29* 30* 31*,32 33* 4
Merumuskan bentuk
hukum kekekalan energi
Perubahan
bentuk energi34*35 36,37* 38* 39,40* 4
40
mekanik. dan kekekalan
energi
Jumlah 9 10 11 10 40
Ket.Nomor soal bertanda bintang (*) adalah soal yang digunakan dalam penelitian
berdasarkan hasil uji coba instrument yang dilakukan.
H. Kalibrasi Instrumen
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Instrumen tes ini harus
memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan
daya pembeda. Untuk mengetahui pemenuhan keempat kriteria tersebut, maka
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus melalui pengujian dan
perhitungan. Berikut ini adalah pengujian dan perhitungan yang perlu
dilakukan berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen
penelitian.
1. Pengujian Validitas
Validitas dapat diartikan keshahihan. Sehingga salah satu ciri tes
yang baik adalah tes hasil belajar tersebut valid atau memiliki validitas.
Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tesebut
isinya layak untuk mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai
dengan kriteria tertentu. Validitas menurut Anas Sujiono adalah ketepatan
mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang nerupakan bagian tak
terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang
harus diukur lewat butir item tersebut4.
Untuk mengukur validitas, maka instrumen tes terlebih dahulu diuji
cobakan pada kelas lain yang telah memiliki pengetahuan pengetahuan
4 Anas, Sujiono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003). H 183
41
tentang materi pelajaran tersebut. Kemudian hasil dari uji instrumen
tersebut dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment
poin biserial (rpbi):
q
p
SD
MM
t
tp pbir
DimanaN
XM t
t
dan
22
N
X
N
XSD tt
t
Keterangan:
rpbi : Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan
korelasi antara variabel I dengan variabel II
Mp : Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh tes
Mt : Skor rata-rata dari skor total (Mean total)
SDt : Deviasi standar dari skor total
P : Proporsi tes yang menjawab benar terhadap butir soal yang
sedang diuji validitas itemnya.
Q : proporsi tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang
diuji validitas itemnya.
Setelah didapat hasil uji coba tes, maka ditentukan nilai validitas
dengan mengkonsultasikan pada tabel korelasi product momen yaitu
dengan melihat derajat kebebasan (n-variabel).
Kriteria keputusan :
a). Jika r hitung > r tabel maka item soal tersebut bersifat valid
b). Jika r hitung < r tabel maka item soal tersebut bersifat tidak valid
Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada
Lampiran 3. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa
dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 35 soal yang dinyatakan valid.
Diantara 35 soal yang valid ini selanjutnya akan dipilih kembali
berdasarkan kriteria yang lainnya untuk dapat digunakan dalam penelitian
ini. Adapun butir soal yang valid terdapat pada tabel 3.2.
42
2. Pengujian Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan
hasil-hasil yang bagus. Reliabilitas dapat lebih mudah dipahami dengan
memperhatikan tiga aspek dari sebuah instrumen tes, yaitu kemantapan,
ketepatan, dan homogenitas. Adapun persamaan yang digunakan untuk
menentukan realibelitas yaitu dengan Formula Kuder-Richardson (KR20):
Dimana:
r11 = Koefisien reliabel tes
n = Banyaknya butir item
1 = bilangan konstan
St2 = Varian total
pi = Proporsi tese yang menjawab dengan betul butir item yang
bersangkutan
qi =Proporsi testee yang menjawab salah, aau qi = 1-pi
∑piqi = Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
Setelah didapat hasil, maka ditentukan nilai reliabilitas dengan
mengkonsultasikan pada koefisien reliabilitas tes sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kategori Reliabilitas
Rentang Nilai Kategori
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Sedang
0,21-0,40 Rendah
<0,20 Sangat rendah
43
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada Lampiran. Metode
yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas ini adalah metode ganjil-
genap. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai
reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,74. Nilai ini termasuk kategori
tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk
digunakan dalam penelitian ini.
3. Pengujian Taraf Kesukaran
Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu,
sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat
dicari dengan menggunakan rumus berikut ini.5
JS
BP
Dimana:
P = derajat kesukaran (degrees of difficulty)
B = bayaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes.
Penentuan kriteria derajat kesukaran didasarkan pada ketentuan
berikut ini.
Tabel 3.4
Kategori Derajat Kesukaran
Rentang Nilai DK Kategori
0,00 ≤ DB < 0,30 Sukar
0,30 ≤ DB < 0,70 Sedang
0,70 ≤ DB ≤ 1,00 Mudah
Perhitungan taraf kesukaran ini juga terdapat pada Lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: BumiAksara, 2005.., h. 207 – 208.
44
soal yang diujicobakan terdapat 12 soal yang dinyatakan mudah, 10
soal dinyatakan sedang, dan 16 soal dinyatakan sukar. Kriteria soal
yang dianggap layak untuk digunakan adalah soal yang memiliki
derajat kesukaran sedang atau mudah. Dengan demikian, instrumen ini
layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil
belajar untuk dapat membedakan antara tes yang berkemampuan tinggi
dengan tes yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda
digunakan rumus:6
n
WWDB HL
dimana:
DB = Daya Beda (discriminating power, DP)
WL = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau
menjawab salah pada item tertentu
WH = jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau
menjawab salah pada item tertentu
n = jumlah kelompok atas kelompok bawah
Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan
kelompok atas (WH) dan kelompok bawah (WL).
a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang
terbesar (disimpan paling atas) sampai yang terkecil (disimpan paling
bawah).
b. Mengambil 27 % dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan
menjadi kelompok atas.
6 op.cit, h. 136.
45
c. Mengambil 27 % dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan
menjadi kelompok bawah.
d. Sisanya yakni bagian yang 46 % disisihkan, karena tidak perlu
diikutkan dalam analisis.
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan berikut
ini.
Tabel 3.5
Kategori Daya Beda
Rentang Nilai DB Kategori
< 0,00 drop
0,00 ≤ DB < 0,20 buruk
0,20 ≤ DB < 0,40 cukup
0,40 ≤ DB < 0,70 baik
0,70 ≤ DB ≤ 1,00 baik sekali
Perhitungan taraf kesukaran ini juga terdapat pada Lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40 soal
yang diujicobakan terdapat 6 soal yang dinyatakan drop, 8 soal dinyatakan
cukup, 13 dinyatakan baik, dan 5 soal dinyatakan baik sekali. Soal-soal
yang layak digunakan adalah soal yang memiliki daya beda yang baik
sekali, baik, atau cukup.
I. Tekhnik Analisis Data
1. Pengorganisasian data
Data-data yang masih dalam bentuk data mentah terlebih dahulu
disusun dalam tabel distribusi frekuensi untuk memperoleh gambaran
yang sederhana, jelas dan sistematis mengenai hasil yang dinyatakan
dalam bentuk angka-angka, kemudian dari data tersebut dihitung rata-rata
atau mean, median dan modus serta simpangan baku.
46
2. Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar fisika siswa melalui
pendekatan pembelajaran salingtemas, maka dapat dirumuskan hipotesis
statistik sebagai berikut:
H0 : μ1 = μ 2
Ha : μ 1 > μ 2
H0 = Tidak terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan
menggunakan pendekatan salingtemas.
Ha = Terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan
menggunakan pendekatan salingtemas.
μ 1 = Kelompok pretest
μ 2 = Kelompok posttest
Dengan membandingkan anntara nilai thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 1%. Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
3. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap hipotesis tersebut. Untuk
prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar merupakan data
interval. Oleh karena itu, Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji
normalitas dan uji kesamaan varians (uji homogenitas).
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka untuk menguji
hipotesis digunakan statistik uji-t dengan taraf signifikasi α = 0,05.
Pengujian dengan menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat, antara
lain sampel acak, data interval, populasi berdistribusi normal, dan
kesamaan varians.
a) Pengujian Prasyarat Penelitian
(1). Uji Normalitas
47
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah yang
diuji berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang
dilakukan adalah menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat)
sebagai berikut7:
i
ii
E
EOX
22
Kriteria pengujian normalitas data:
(a). jika X2hitung ≤ X2
tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data
terdistribusi normal).
(b). jika X2hitung > X2
tabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data
tidak terdistribusi normal).
(2). Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menguji homogenitas
dua keadaan atau populasi. Uji homogen dilakukan dengan
melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas
dilakukan dengan uji Fisher dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
(a). Hipotesis
(b).Bagi data menjadi dua kelompok
(c). Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya
(d).Tentukan Fhitung dengan rumus :
2
2
B
A
S
SF
Keterangan : F = Homogenitas
SA2 = Varieans terbesar
SB2 = Varians terkecil
kentukan kriteria pengujian :
7 Subana dkk. Statistik Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2000). H 124
48
(a). jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data
memiliki varians homogen).
(b). jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data
tidak memiliki vaians homogen).
b) N-gain
Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa, maka
diperlukan sebuah analisis kuantitatif yang disebut dengan uji normal gain.
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu,
gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain dilakukan dengan
menggunakan rumus normal-gain yang dinyatakan sebagai berikut.8
dengan kategorisasi perolehan berikut ini.
(1). g-tinggi : nilai G ≥ 0,70
(2). g-sedang : nilai 0,30 ≤ G < 0,70
(3). g-rendah : nilai G < 0,30
c) Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal maka untuk menguji data yang diperoleh dengan menggunakan uji
t, tetapi jika data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang
dignakan adalah non parametik yaitu uji U, uji t maupun uji U adalah tes
statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua
kondisi atau perlakuan pada dua kelompok yang berbeda dengan prinsip
membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok atau perlakukan itu. Uji
t harus diawali dengan serangkaian pengujian yang lain seperti:9
(1) Merumuskan hipotesis nol (terarah atau tidak terarah)
8 Ibid., h. 52-539 Subana, Ibid, h.167 – 174.
49
(2) Menentukan sampel representatif (termasuk ukuran sampelnya)
(3) Menguji normalitas sebaran data setiap kelompok penelitian
(4) Jika kedua kelompok sebaran datanya normal, dilanjutkan dengan
pengetesan homogenitas varians.
(5) Jika kedua varians kelompok data itu homogen, baru dilanjutkan
dengan uji t.
(6) Jika salah satu atau kedua kelompok penelitian mempunyai sebaran
data yang tidak normal, maka pengujian perbedaan dua rata-rata
(mean) ditempuh dengan analisis tes statistik nonparametrik.
(7) Jika ternyata sebaran datanya normal, tetapi varians datanya tidak
homogen, maka pengujian perbedaan dua rata-rata (mean) ditempuh
dengan analisis uji t.
Berdasarkan perhitungan yang akan dijelaskan pada Bab IV, kedua
data bersifat tidak normal dan homogen pada nilai pretest baik kelompok
ekperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan pada nilai pretest
keduadata bersifat normal dan homogen. Oleh karena itu, untuk keperluan
pengujian hipotesis digunakan uji U pada nilai pretest dan uji t untuk nilai
postest.
Untuk data yang berdistribusi normal. Secara matematis, uji t
tersebut dirumuskan dalam persamaan berikut ini.
21
21
11
nndsg
XXt
dimana:
1X = rata-rata data kelompok eksperimen
2X = rata-rata data kelompok kontrol
Dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
n1 = jumlah data kelompok eksperimen
50
n2 = jumlah data kelompok kontrol
Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan cara
membandingkan antara thitung dengan ttabel yaitu jika thitung> ttabel maka Ha
diterma pada keadaan lain tidak diterima.
Sedangkan untuk data yang terdistribusi tidak normal menggunakan
uji U, secara matematis uji U tersebut dirumuskan dalam persamaan
berikut ini.
1
11211 2
1R
nnnnU
atau
2
22212 2
1R
nnnnU
Setelah itu dilakukan pengujan hipotesis dengan membandingkan
antara Uhitung dengan Utabel, jika Uhitung> Utabel maka Ha diterima dan pada
keadaan lain ditolak.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada deskripsi data ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah
diperoleh. Data-data yang dideskripsikan di sini adalah data hasil pretest,
posttest, dan nilai N-Gain dari kedua kelas. Gambaran tentang data-data ini
meliputi nilai rata-rata, median, modus, dan nilai deviasi standar.
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas VIII kelompok
eksperimen dan kontrol dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi berikut ini.
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas VIII
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No KelasFrekuensi
EksperimenFrekuensiKontrol
1 15 - 21 3 122 22 - 28 2 53 29 - 35 7 114 36 - 42 6 15 43 - 49 1 06 50 - 56 11 1
Jumlah (∑) 30 30
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi
frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 4.
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Hasil yang diperoleh pada posttest oleh siswa kelas VIII kelompok
eksperimen dan kontrol dari penelitian ini disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi berikut ini.
51
52
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas VIII
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Kelas FrekuensiEksperimen
FrekuensiKontrol
1 40 - 47 3 62 48 - 55 8 53 56 - 63 2 54 64 - 71 6 85 72 - 79 5 36 80 - 87 6 3
Jumlah (∑) 30 30
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi
frekuensi tersebut terdapat pada Lampiran 6.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat
beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest
tersebut yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
dan Posttest Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan Kontrol
NoPemusatan dan
Penyebaran DataEksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest1 Rata-rata 39,67 64,8 26,17 55,672 Median 39,00 66,2 18,70 67,53 Modus 52,83 51,14 18,92 61,54 Deviasi Standar 12,103 13,83 8,44 12,85
3. Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
Nilai perolehan rata-rata N-Gain dari kelas VIII kelompok
eksperimen dan kelas VIII kelompok kontrol. Dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
53
Tabel 4.4 N-Gain Kelas VIII Kelompok Eksperimen dan Kontrol
N-Gain Eksperimen Kontrol
Rata-rata 0,399 0,383
Kategori Sedang Sedang
Nilai perolehan N-Gain dari kelas VIII kelompok eksperimen dan
kontrol dijelaskan secara rinci pada Lampiran 8 dan 9.
4. Rekapitulasi
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data yang diperoleh selama
penelitian.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian
DataKelas VIIIKelompok
Eksperimen
Kelas VIIIKelompok
Kontrol
Pretest
Mean 39,67 26,17Median 39,00 18,70Modus 52,83 18,92Deviasi Standar 12,103 8,44
Posttest
Mean 64.8 55,67Median 66,2 67,5Modus 51,14 61,5Deviasi Standar 13,83 12,85
N-Gain Mean 0.399 0.383Kategori Sedang Sedang
Berdasarkan tabel di atas tersebut dapat dibuat diagram batang.
Berikut ini adalah diagram batang rekapitulasi data hasil penelitian
kelompok eksperimen dan kontrol.
B. Analisis Data
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang
dianalisis adalah pengaruh hasil belajar. Oleh karena itu, yang dianalisis untuk
keperluan pengujian hipotesis hanya nilai posttest yang diperoleh oleh kedua
54
kelas. Berikut ini adalah analisis data yang meliputi uji prasyarat analisis
statistik dan uji hipotesisnya.
1. Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu
data nilai pretest Kelas VIII kelompok eksperimen dan data nilai
pretest Kelas VIII kelompok kontrol, serta data nilai posttest Kelas
VIII kelompok eksperimen dan data nilai posttest Kelas VIII
kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan
rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas
ini disajikan pada Lampiran 10. Berikut ini adalah hasil yang
diperoleh dari perhitungan tersebut.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat
DataNilai
X2hitung
NilaiX2
tabelKeputusan
PretestKelas eksperimen 20,44 11,34 Tidak NormalKelas kontrol 20,20 11, 34 Tidak Normal
PosttestKelas eksperimen
9,88211, 34 Normal
Kelas kontrol5,614
11, 34 Normal
Nilai X2tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai
kuadrat pada taraf signifikansi 1%. Kolom keputusan dibuat
didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika
X2hitung ≤ X2
tabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya
jika X2hitung > X2
tabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai pretest baik kelompok
eksperimen maupun pada kelompok kontrol data terdistribusi tidak
55
normal, sedangkan pada nilai Posttest kedua kelas terdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas
juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data
nilai posttest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan
Uji F yang disajikan pada Lampiran 11. Berikut ini adalah hasilnya.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
DataNilai
VariansNilaiFhitung
NilaiFtabel
Keputusan
Pretest
Kelas eksperimen 146.482
1.64
1,85
KeduavarianshomogenKelas kontrol
71.23
Posttest Kelas eksperimen 191,2689
1,158
KeduavarianshomogenKelas kontrol
165,1225
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas,
pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian
hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan
bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika
nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki
varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai
Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians
yang homogen.
56
3. Uji Hipotesis
a. Nilai Pretest
Uji hipotesis pretest ini dilakukan pada kedua data baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol, Berdasarkan uji prasyarat
analisis statistik data-data tersebut, pada uji normalitas diperoleh
bahwa kedua data berdistribusi tidak normal, sedangkan pada uji
homogen kedua data mempunyai varians yang homogen. Oleh karena
itu, pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu dengan menggunakan
rumus Uji U, dengan membandingkan antara Uhitung > Utabel.
Perhitungan untuk menentukan nilai Uhitung disajikan pada
Lampiran 12. Berdasarkan perhitungan uji U tersebut, diperoleh
bahwa nilai Uhitung adalah 32,5, diambil dari U yang terkecil.
sedangkan Nilai Utabel pada taraf signifikansi 1% adalah 3.
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Pretest
Data Uhitung Utabel Keterangan
Pretest 32,5 7 Berbeda
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak bahwa nilai
Uhitung>Utabel pada taraf signifikansi 1%. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Uhitung > Utabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Nilai Posttest
Uji hipotesis Posttest ini dilakukan pada kedua data baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, Berdasarkan uji
prasyarat analisis statistik data-data tersebut, pada uji normalitas
diperoleh bahwa kedua data berdistribusi normal, dan pada uji
homogen kedua data mempunyai varians yang homogen. Oleh karena
itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
Uji t.
57
Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada
Lampiran 12. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai
thitung adalah 2,62 sedangkan Nilai ttabel pada taraf signifikansi 1%
adalah 1,669.
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Posttest
Data thitung ttabel Keterangan
Posttest 2,62 1,669 Berbeda
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak bahwa nilai thitung > ttabel
pada taraf signifikansi 1%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa thitung
> ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil perolehan posttest pada kelas eksperimen mencapai rata-rata yang
lebih tinggi dari pada rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan
berupa pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat lebih tinggi dari
pada peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol yang diberi perlakuan
berupa pendekatan konvensional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rusmansyah dan Irhasyuara yang dikutip oleh Anang Wahid
Muhamad Diah bahwa menerapkan pendekatan sains lingkungan dan
masyarakat dapat memberikan hasil yang lebih baik dari pada pembelajaran
yang konvensional1.
Ternyata perolehan nilai rata-rata yang lebih tinggi oleh kelas
eksperimen diikuti dengan peningkatan nilai deviasi standar. Sehingga nilai
deviasi standarnya justru lebih besar dari pada nilai standar deviasi kontrol.
Fakta ini menunjukkan bahwa keragaman kemampuan siswa kelas
eksperimen setelah diberikan perlakuan pendekatan sains lingkungan
1 Anang Wahid Muhamad Diah, Pengembangan Model Pembelajaran Kimiadengan Pendekatan Salingtemas dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2004 padaSiswa SMA Di Kota Palu Sulawesi Tenga, Laporan Penelitian, (Jakarta: LIPI, 2007), h.13
58
teknologi masyarakat lebih tidak merata dari pada kelas kontrol setelah diberi
perlakuan berupa penerapan konvensional. Berbeda dengan itu, kelas kontrol
walaupun keragaman kemampuannya lebih merata dari pada kelas
eksperimen setelah diberikan perlakuan, namun peningkatan kemampuannya
lebih kecil dari pada kelas eksperimen.
Walaupun pembelajaran pada kelas eksperimen tersebut belum bisa
dikatakan berhasil dengan sangat baik, karena capaian hasil belajarnya masih
relatif rendah, namun proses pembelajaran di kelas eksperimen sudah lebih
baik.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif pada
pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajan fisika terhadap
hasil belajar fisika siswa. Untuk memperkuat temuan ini, seperti telah
diuraikan sebelumnya bahwa hasil belajar dan N-Gain dengan perlakuan
pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat pada kelompok
eksperimen lebih baik dan lebih terlihat pengaruhnya dibandingkan dengan
kelas kontrol.
Berdasarkan tes tertulis di awal pembelajaran, yang selanjutnya
dilakukan uji kesamaan dua rata-rata pretest diketahui bahwa hasil belajar
fisika siswa kedua kelompok penelitian pada materi pokok usaha energi
menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini
menunjukan bahwa siswa pada kedua kelompok penelitian memiliki
pengetahuan yang sama tentang materi pokok usaha dan energi.
Penggunaan pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat pada
kelompok eksperimen dan konvensional pada kelompok kontrol telah dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada materi pokok usaha dan energi.
Akan tetapi penggunaan pendekatan sains teknologi masyarakat dapat
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang
menggunakan konvensional. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai rata-rata
posttest yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol dan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung > ttabel pada taraf signifikansi 1%, hal ini menunjukan bahwa terdapat
59
pengaruh pendekatan sains llingkungan teknologi masyarakat terhadap hasil
belajar fisika siswa.
Temuan yang diperoleh selama penelitian adalah bahwa hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dinyatakan kurang berhasil, walaupun hasil uji
hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh penerapan pendekatan sains
lingkungan teknologi masyarakat terhadap hasil belajar siswa. Setidaknya
indikasi yang menunjukkan hal ini adalah rata-rata nilai posttest yang tidak
terlalu tinggi yaitu sekitar 64. Pendekatan sains lingkungan teknologi
masyarakat dianggap sebagai pendekaan pembelajaran yang memiliki
keunggulan tertentu dan juga memiliki kelemahan. Hal ini yang diprediksi
menjadi salah satu penyebab bahwa hasil belajar siswa kurang berhasil,
diantaranya keterbatasan waktu sehingga pembelajaran kurang maksimal,
karakter siswa yang cenderung terbiasa dengan penggunaan metode
pembelajaran yang sederhana, karakter siswa di sekolah yang dijadikan
tempat penelitian ini cenderung masih merasa lebih nyaman dengan metode
pembelajaran yang sederhana yang dekat dengan pengajaran konvensional
berupa ceramah dan sebagainya.
Sedangkan sains lingkungan teknologi masyarakat sendiri menuntut
siswa untuk lebih melibatkan dirinya dan lebih aktif dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, sebaiknya sebelum diberikan perlakuan, pada kelas yang
akan menerapkan sains teknologi masyarakat, dibiasakan menggunakan sains
teknologi masyarakat selama beberapa waktu sebelum dilakukan penelitian
sampai mereka terbiasa dengan karakter sains lingkungan teknologi
masyarakat.
Selain masalah di atas kurang berhasilnya penelitian ini yaitu persiapan
yang kurang matang atau kurangnya pengalaman mengajar yang dimilki oleh
peneliti. Wayan Sujana dkk mengatakan bawha dalam proses pembelajaran
guru harus mempersiapkan segala perangkat pembelajaran agar pembelajaran
60
berhasil dengan baik2. Menurut Anna Poedjiadi kesulitan dan kendala yang
dihadapi dalam menggunakan pendekatan salins lingkungan teknologi
masyarakat yaitu apabila dirancang dengan baik memakan waktu lebih lama
dibandingkan pendekatan-pendekatan lain3. Peneliti juga tidak mudah
mencari isu atau masalah pada tahap pendahuluan yang terkait dengan topik
yang akan dibahas.
Perlunya pembiasaan ini dapat dianalogikan dengan hukum latihan (The
Law of Exercise) yang dikemukkaan oleh Edward Lee Thorndike, salah satu
konsep yang mendasari teori belajar behaviorisme. Menurutnya, semakin
sering sebuah tingkah laku diulang, dilatih, atau digunakan, maka asosiasi-
asosiasi yang mendasari tingkah laku tersebut semakin kuat. Sebaliknya, jika
semakin jarang digunakan, maka asosiasi tersebut semakin lemah.
Berdasarkan analogi ini, maka dapat dikatakan jika sebuah model
pembelajaran baru terus dibiasakan maka siswa juga pada akhirnya terbiasa
dan merasa nyaman dengan model tersebut.4 Karena pembiasaan ini akan
memperkuat asosiasi-asosiasi yang mendasari perilaku siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran dari model yang baru tersebut dengan cara memberikan
respons yang sesuai dengan yang diharapkan.
Pada penerapan pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat
meskipun guru tidak berperan secara maksimal, namun guru tetap mengontrol
kinerja siswa. Pada pertemuan pertama aktivitas belajar siswa yang diajar
dengan pendekaan sains lingkungan teknologi masyarakat masih belum
tercapai dengan optimal, mungkin karena mereka merasa belum terbiasa
dengan metode belajar yang baru mereka hadapi. Dalam diskusi kelompok
masih banyak siswa yang sibuk mengobrol, bercanda,
2 Wayan Suja dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan PenilaianKetrampilan Proses Sains Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat danLingkungan, (Jakara, LIPI, 2006). h. 12-13
3 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung: PT Rosda Karya,2005), h. 137
4 Artikel diakses pada tanggal 2 Desember dari http://wangmuba.com/2009/02/21/teori-psikologi-belajar-dan-aplikasinya-dalam-
pendidikan/
61
Pendekatan pembelajaran STM merupakan suatu inovasi pembelajaran
yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara
mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik serta dapat
mengaplikasikannya kedalam teknologi.
Dari data yang telah dipaparkan pada deskripsi data, dapat dilihat
bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan sains lingkungan
teknologi masyarakat lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan
pendekatan konvensional. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hal ini
disebabkan karena siswa yang diajar dengan pendekatan lingkungan sains
teknologi masyarakat mempunyai kesempatan lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat
juga melatih siswa untuk memadukan antara konsep yang telah diperoleh dari
penjelasan guru dikelas dengan konsep yang didapat oleh mereka sendiri baik
dari buku-buku maupun internet. Dalam hal ini siswa juga diajarkan untuk
dapat bekerja sama secara berkelompok untuk dapat memecahkan masalah
dan membuat alternative untuk mengatasi permasalahan atau topik yang
sedang dikaji.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil belajar fisika siswa pada topik Usaha dan Energi mengalami
peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari skor pretest yang diperoleh peserta
didik sebesar 39,67 dan setelah diberika tindakan berupa pendekanan sains
lingkungan teknologi masyarakat rerata skor posttest menjadi 64,8. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada topik Usaha dan
Energi dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan sains lingkungan
teknologi masyarakat.
2. Secara umum bahwa terdapat pengaruh positif pendekatan sains
lingkungan teknologi masyarakat terhadap hasil belajar fisika siswa.
3. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan ternyata dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar fisika siswa dengan
menggunakan pendekatan salingtemas, diperoleh bahwa nilai thitung adalah
2,62 sedangkan Nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah 1,67. dengan
membandingkan nilai thitung > ttabel pada taraf signifikansi 1%. Dengan
demikian bahwa thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan
beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Pendekatan salingtemas ini dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan sains dan teknologi
dalam kehidupan masyarakat.
63
2. Dalam pelaksanaan pendekaan sains lingkungan teknologi masyarakat,
seorang guru harus benar–benar mempersiapkan waktunya dalam mencari
isu-isu sosial yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan sains
lingkungan teknologi masyarakat dalam setiap konsep yang diajarkan.
3. Supaya lebih objektif dan tepat sasaran sebaiknya melibatkan observer lain
untuk keperluan observasi. Sehingga peneliti bisa lebih terfokus pada
pemberian perlakuan tanpa harus membagi konsentrasinya untuk
melakukan observasi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Rudiana . Efektifitas Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Lingkungan MelaluiPengadaan AlatPeraga Dengan Pendekatan Sains Teknologi danMasyarakat (Jakarta:LIPI, 1999).
Ahmad, Abu dan Nur, Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. (Semarang: Rineka Cipta,2001).
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Arahim,Zainudin. IPA-Terpadu. (Klaten: CV Media Antar Nusa Klaten, 2007).
Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum. (Andi: Yogyakarta, 1980).
Dahlan, Model model Mengajar, (Bandung: CV Diponegoro, 1984), h. 21
Damayanti Yanti. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarajat TerhadapPenguasaan Konsep Siswa Tentang Pencemaran Lingkungan. (SkripsiFITK Jurusan IPA Prodi Biologi UIN Syahid, 2008).
Depdiknas. Strategi Pembelajaran MIPA.(Direktorat tenaga kependidikanDirektorat jenderal Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikanDepartemen pendidikan nasional, 2008)
Diah, Muhammad, Wahid, Anang. Pengembangan Model Pembelajaran KimiaDengan Pendekatan salingtemas dalam Rangka ImplementasiKurikulum 2004 Pada Siswa SMA Di Kot Palu Sulawesi Tengah(Jakarta:LIPI, 2007)
Dimyanti dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006).
Yunus, Firdaus M. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial. (Yogyakarta: LogungPustaka,2004).
H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001)
Hariwijaya dan Triton. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis.(Yogyakarta: TUGU Publiser,2005).
Hanjaeli, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. (Pondok Gede: Swadaya Murni,2007).
Herlanti, Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)
Karhami, S. Karim. A. Panduan Pembelajaran Fisika SLTP. (Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998)
Kashardi. Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat DiSekolah Dasar Negeri Bengkulu (Jakarta: LIPI, 2002).
Iskandar. Metodologi Penemelitian dan Sosial. (Jakarta: GP Press, 2008).
65
Irawati, Sri. Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains TeknologiMasyarakat Di Sekolah Dasar (Jakarta: LIPI, 1999)
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1997), Cet. 1
Syah, Muhibin. Psikologi Belajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004).
Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung:Rosyada Karya,2002).
Iska, Zikri, Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,(Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), Cet. 1
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,2006) Cet. Ke-10).
Pahitah, Ita. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Terhadap HasilBelajar Siswa Pada Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi (Jakarta:SkripsiFITK Jurusan IPA Prodi Kimia UIN Syahid, 2008).
Poedjiadi , Anna Sains Teknologi Masyarakat. (Bandung: Pt Remaja Rosda karya,2005).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Rusymansyah. Prospek Penerapan Pendekatan Sains Teknologi MasyarakatPembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.(http://depdiknas.go.id/jurnal/40/editorial40.htm. 2000)
Rusmansyah dkk. Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalamPembelajaran Kimia Di SMU Negeri Kotamadya Banjarmasin (Jakarta:LIPI, 2001).
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semeste, (Jakarta: BumiAksara, 1991.
Sofyan Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta:UIN Jakarta Press,2006).
Subana,dkk. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2000).
Sudiana, Nana. Dasar-dasar proses belajr Mengjar. (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 1987).
Sudjono, Anas.Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raya GrafindoPersada, 2003).
Suharsimi, Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,2005).
Suja, Wayan dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaianketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains TeknologiMasyarakat (Jakarta: LIPI, 2006).
66
Sujana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT RemajaRosda Karya, 2001)
Supriyadi. Buku Pegangan Perkuliahan Teknologi Pengajaran Fisika.(Yogyakarta: Jurdik Fisika FMIPA UNY, 1999).
Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002),Cet. 11.
Syarifuddin, Irwan. N, Menejemen Pembelajaran, (Ciputat: Quantum Teaching,2005).
Trianto, Model model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme,(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007).
Trimo dan Rusatiningsih. Artikel Meningkatan Hasil Belajar IPS melaluiKolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 22Januari 2010. http://Artikel-PendidikanNetworking.htm
Utomo, Pristiadi, Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan SETS, Artikeldiakses pada 2 Juli 2009, Di http:// Pembelajaran Fisika DenganPendekatan SETS.Ilmuan Muda.htm.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, di akses pada 22 Januari 2010,Di http: // Belajar.htm.
Wahyuni. Eri Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan ModelPembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Berbasis Imtaq PadaKonsep Ekosistem (Skripsi FITK Jurusan IPA prodi Biologi UINSyahid, 2009).
Wirta Made dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Penilaianketrampilan Proses Sains dengan Pendekatan Sains TeknologiMasyarakat dan Lingkungan (Jakarta:LIPI, 2006).
67
Lampiran 1A
Kelompok Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
2. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda yang
bergerak.
5. Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Menunjukkan penerapan daya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
2. Menghitung usaha oleh beberapa buah gaya.
3. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menyebutkan aplikasi konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Mengamati perubahan bentuk energi.
6. Menyebutkan hukum kekekalan energi.
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
68
7. Menjelaskan pengertian energi mekanik.
8. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial.
9. Menyebutkan bunyi hukum kekekalan energi mekanik.
10.Menjelaskan pengertian daya.
F. Materi Pembelajaran
Usaha dan energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Latihan, demonstrasi
2. Pendekatan Pembelajaran
Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (Salingtemas)
3. Langkah-langkah
Kegiatan Tahapan Guru Siswa Waktu
AwalPerkenalan
Absensi
Memperkenalkan diri
Mengabsen
Menjawab 10 Menit
Inti Preetest
Membagikan
lembar soal
kepada siswa.
Meminta siswa
mengerjakan soal
yang telah
diberikan
Memantau
aktivitas siswa
dalam
mengerjakan soal
tes
Menerima lembar
soal.
Mengerjakan soal
65 menit
Akhir
Penutup Meminta siswa
untuk
mengumpulkan
Mengumpulkan
soal
5 menit
69
jawaban dan soal
bila sampai pada
waktunya
Menutup pelajaran
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk, IPA Terpadu , (Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan
energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian usaha.
2. Menghitung usaha
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian usaha.
2. Menghitung usaha oleh beberapa buah gaya.
F. Materi Pembelajaran
Usaha
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Latihan, demonstrasi
2. Pendekatan Pembelajaran
Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (Salingtemas)
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
70
3. Langkah-langkah
Kegiatan Tahapan Guru Siswa aktu
AwalApersepsi Guru sedikit bercerita tentang usaha dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa menyimak5 Menit
Inti
Pendahuluan Menjelaskan definisi usaha dalam kehidupan sehari-
hari dan usaha dalam fisika dengan memberikan
contoh yang ada kaitanya dalam kehidupan sehari-
hari, dengan menggunakan media presentasi power
point
Memperhatikan penjelasan
guru tentang usaha dalam
kehidupan sehari-hari dan
usaha dalam fisika
Siswa mencatat jika
dianggap penting
70
Menit
Pembentukan
konsep
Guru memerintahkan salah seorang siswa untuk maju
ke depan kemudian melakukan demonstrasi sesuai
dengan apa yang diperintahkan guru
Salah satu dari siswa maju ke
depan untuk melakukan
demonstrasi dengan arahan
guru, sedangkan siswa yang
lainya memperhatikan
temannya yang sedang
melakukan demonstrasi
Aplikasi
konsep
Memberikan pertanyaan yang terkait dengan
kegiatan demonstrasi
Menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah
71
71
Memberikan contoh soal yang berkaitan dengan
usaha kemudian membahasnya bersama dengan
siswa
diberikan guru
Menyimak dan mencatat
penjelasan guru
Pemantapan
konsep
Meluruskan jawaban siswa jika terdapat jawaban
yang salah
Memberikan latihan soal
Memperhatikan penjelasan
guru
Mengerjakan latihan soal
AkhirPenutup Menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini
Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
Memperhatikan dan mencatat5 Menit
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
72
72
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
73
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda
yang bergerak.
2. Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial.
2. Menyebutkan bunyi hukum kekekalan energi mekanik.
F. Materi Pembelajaran
Energi mekanik
Perubahan bentuk Energi dan kekekalan energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Latihan, demonstrasi
2. Pendekatan Pembelajaran
Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (Salingtemas)
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
74
74
3. Langkah-langkah
Kegiatan Tahapan Guru Siswa Waktu
AwalMotovasi Bertanya kepada siswa; kenapa benda yang
dilempar ke atas selalau jatuh kebawah?
Siswa menjawab5 menit
Inti
Pendahuluan Menjelaskan pengertian energi mekanik dan
perubahan bentuk energi dan kekekalan energi
yang ada kaitanya dalam kehidupan sehari-hari
dengan menggunakan media presentasi Flash
Memperhatikan penjelasan guru
tentang energi mekanik dan
perubahan bentuk energi dan
kekekalan energi
70 Menit
Pembentukan
konsep
Memerintahkan perwakilan dari siswa untuk
Melakukan demonstrasi dengan petunjuk dan
arahan dar guru
Memperhatikan temannya yang
sedang melakukan demonstrasi
Aplikasi
konsep
Memberikan pertanyaan yang terkait dengan
kegiatan demonstrasi
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah diberikan guru
Pemantapan
konsep
Meluruskan jawaban siswa jika terdapat
jawaban yang salah
Memberikan latihan
Memperhatikan penjelasan guru
Mengerjakan latihan
Akhir
Penutup Menyimpulkan materi yang di pelajari hari
ini
Guru mengemukakan kepada siswa bahwa
Memperhatikan/mencatat bila ada
yang perlu
5 Menit
75
75
pada pertemuan selanjutnya, pembelajaran
yang dilakukan akan berbeda dari biasanya.
Guru menjelaskan kepada siswa bahwa
topik pembelajaran bersumber dari
ensiklopedia
Guru memerintahkan siswa untuk
meminjam ensiklopedia di perpustakaan dan
membacanya sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
76
76
76
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
77
77
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan
energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat
1. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyebutkan aplikasi konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-
hari.
F. Materi Pembelajaran
Macam macam energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Latihan
2. Pendekatan Pembelajaran
Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (Salingtemas)
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
78
78
78
3. Langkah-langkah
Kegiatan Tahapan Guru Siswa Waktu
Awal
Apersepsi Guru menjelaskan bahwa siswa harus membaca
dan mendalami isi ensiklopedia tersebut
kemudian melakukan curah pendapat berupa
pegajuan pertanyaan bebas yang masih dalam
koridor artikel tersebut. Kemudian mereka
menjawabnya sendiri secara diskusi kelompok
Siswa menyimak dan
menuliskan topik yang akan
dipelajari
Siswa mendengarkan dan
mengajukan pertanyaan bila
ada hal yang belum
dimengerti
5 menit
Inti
Pendahuluan Guru meminta siswa membaca, mempelajari dan
mendalami isi ensiklopedia yang telah diberikan
serta mengingatkan pada siswa untuk mengajukan
pertanyaan berkaitan dengan ensiklopedia sebagai
bentuk curah pendapat. Pertanyaan tersebut
nantinya diklarifikasi oleh guru dan dijawab oleh
siswa sendiri
Siswa menerima artikel
kemudian Siswa membaca,
mempelajari dan mendalami isi
ensiklopedia serta membuat
pertanyaan
70
menit
Pembentukan
konsep
Memandu jalanya diskusi
Meminta pada siswa untuk menjawab
Melakukan kegiatan diskusi
dan konsultasi pada guru
79
79
79
pertanyaan yang belum bisa dijawab pada
pertemuan ini secara berdiskusi kelompok.
Membimbing siswa untuk menemukan konsep
yang mapan dari pengembangan tema dan
memberikan konsultasi untuk pembinaan
Siswa mendengarkan dan
menjawab pertanyaan yang
ada
Aplikasi
konsep
Meluruskan miskonsepsi yang terdapat ketika
kegiatan diskusi berlangsung
Melakukan analisa isu atau
menyelesaikan masalah
Pemantapan
konsep
Menjelaskan miskonsepsi yang diperoleh selama
kegiatan diskusi
Memberikan penguatan pada hasil diskusi
(penguatan berupa konsep-konsep penting).
Memberikan soal latihan
Memperhatikan penjelasan
guru.
Mencatat penjelasan guru
Menjawab/mengerjakan soal
latihan
AkhirPenutup Menyimpulkan pelajaran
Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
Memperhatiakan dan mencatat 5 menit
H.
80
80
80
I. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
J. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
K. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
81
81
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda yang
bergerak.
4. Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
6. Menunjukkan penerapan daya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyebutkan aplikasi konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Mengamati perubahan bentuk energi.
4. Menyebutkan hukum kekekalan energi.
5. Menjelaskan pengertian energi mekanik.
6. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial.
7. Menyebutkan bunyi hukum kekekalan energi mekanik.
8. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
82
82
82
9. Menghitung usaha oleh beberapa buah gaya.
10.Menjelaskan pengertian daya.
F. Materi Pembelajaran
Usaha dan energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Latihan, demonstrasi
2. Pendekatan Pembelajaran
Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (Salingtemas)
3. Langkah-langkah
Kegiatan Tahapan Guru Siswa Waktu
Awal
Absensi Memeriksa
kehadiran siswa
Menjelaskan
pada siswa bahwa
kegiatan
pembelajaran
pada pertemuan
kali ini adalah
evaluasi berupa
tes individu.
Memperhatikan
penjelasan guru
5 Menit
Inti
Evaluasi
pembelajaran
Membagikan
lembar soal
kepada siswa.
Meminta siswa
mengerjakan soal
yang telah
diberikan
Memantau
aktivitas siswa
dalam
Menerima
lembar soal.
Mengerjakan soal
70 menit
83
83
83
mengerjakan soal
tes
Akhir
Penutup Meminta siswa
untuk
mengumpulkan
jawaban dan soal
bila sampai pada
waktunya
Menutup pelajaran
Mengumpulkan
soal
5 menit
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
84
84
84
Lampiaran 1B
Kelompok Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
2. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda yang
bergerak.
5. Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Menunjukkan penerapan daya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
2. Menghitung usaha oleh beberapa buah gaya.
3. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menyebutkan aplikasi konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Mengamati perubahan bentuk energi.
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
85
85
85
6. Menyebutkan hukum kekekalan energi.
7. Menjelaskan pengertian energi mekanik.
8. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial.
9. Menyebutkan bunyi hukum kekekalan energi mekanik.
10. Menjelaskan pengertian daya.
F. Materi Pembelajaran
Usaha dan energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Pendekatan konvensional
2. Langkah-langkah
Kegiatan Tahapan Guru Siswa Waktu
AwalPerkenalan
Absensi
Memperkenalkan diri
Mengabsen
Menjawab 10 Menit
Inti Preetest
Membagikan
lembar soal
kepada siswa.
Meminta siswa
mengerjakan soal
yang telah
diberikan
Memantau
aktivitas siswa
dalam
mengerjakan soal
tes
Menerima lembar
soal.
Mengerjakan soal
65 menit
Akhir
Penutup Meminta siswa
untuk
mengumpulkan
jawaban dan soal
Mengumpulkan
soal
5 menit
86
86
86
bila sampai pada
waktunya
Menutup pelajaran
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk, IPA Terpadu , (Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
87
87
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan
energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian usaha.
2. Menghitung usaha
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian usaha.
2. Menghitung usaha oleh beberapa buah gaya.
F. Materi Pembelajaran
Usaha
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Pendekatan Konvensional
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
88
88
88
2. Langkah-langkah
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Awal Guru sedikit bercerita tentang usaha dalam kehidupan sehari-hari Siswa menyimak 5 Menit
Inti
Menjelaskan definisi usaha dalam kehidupan sehari-hari
dan usaha dalam fisika dengan memberikan contoh yang
ada kaitanya dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menggunakan media presentasi power point
Guru memerikan contoh soal kemudian membahasnya
bersama siswa
Guru memberikan latihan soal kemudian memerintahkan
beberapa siswa untuk mengerjakan latihan tersebut di
depan papan tulis
Memperhatikan penjelasan guru
tentang usaha dalam kehidupan
sehari-hari dan usaha dalam fisika
Siswa mencatat jika dianggap
penting
Siswa mengerjakna soal latihan
yang telah diberikan oleh guru, dan
perwakilan dari siswa untuk
mengerjakan latihan tersebut di
depan papan tulis
70
Menit
Akhir Menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini
Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
Memperhatikan dan mencatat5 Menit
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
89
89
89
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
90
90
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda
yang bergerak.
2. Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial.
2. Menyebutkan bunyi hukum kekekalan energi mekanik.
F. Materi Pembelajaran
Energi mekanik
Perubahan bentuk Energi dan kekekalan energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Pendekatan konvensional
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
91
91
91
2. Langkah-langkah
Kegiatan Tahapan Guru Siswa Waktu
Awal
Motovasi Mengabsen
Bertanya kepada siswa; kenapa benda yang
dilempar ke atas selalau jatuh kebawah?
Siswa menjawab
5 menit
Inti
Pendahuluan Menjelaskan pengertian energi mekanik dan
perubahan bentuk energi dan kekekalan
energi yang ada kaitanya dalam kehidupan
sehari-hari
Memberikan contoh soal yang berkaitan
dengan energi mekanik baik energi kinetik
maupun energi potensial
Guru memberikan latihan soal untuk
dikerjakan
Memperhatikan penjelasan
guru tentang energi mekanik
dan perubahan bentuk energi
dan kekekalan energi
Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
mencatatnya jika diperlukan
Siswa mengerjakan soal latihan
kemudian mengumpulkannya
70 Menit
Akhir
Penutup Menyimpulkan materi yang di pelajari hari
ini
Memberikan tugas untuk dikerjakan di
rumah
Memperhatikan/mencatat bila ada
yang perlu5 Menit
92
92
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
93
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan
energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-
hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat
1. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Menyebutkan aplikasi konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan
sehari-hari.
F. Materi Pembelajaran
Macam macam energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Pendekatan konvensional
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
94
94
2. Langkah-langkah
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Awal
Guru mengabsen
Guru bercerita sedikit tentang peristiwa jatuhnya bom atom di
kita Hiroshima dan Nagasaki
Siswa menjawab absen
5 menit
Inti
Guru menjelaskan macam-macam energi dan memberikan
contoh-contoh pemanfaatan energi dalam kehidupan sehari-
hari
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada siswa yang belum memahami apa yang
telah dijelaskan oleh guru
Siswa menerima artikel kemudian
Siswa membaca, mempelajari dan
mendalami isi ensiklopedia serta
membuat pertanyaan
70
menit
Akhir
Menyimpulkan pelajaran
Memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan
selanjutnya akan diadakan ulangan harian
Memperhatiakan dan mencatat 5 menit
95
95
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
96
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan
energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda
yang bergerak.
4. Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
6. Menunjukkan penerapan daya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyebutkan aplikasi konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengamati perubahan bentuk energi.
4. Menyebutkan hukum kekekalan energi.
5. Menjelaskan pengertian energi mekanik.
Nama Sekolah : SMP IT AL-QUR‘ANIYAHMata Pelajaran : IPA-FisikaKelas / Semester : VIII (Delapan) / Genap
97
97
6. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial.
7. Menyebutkan bunyi hukum kekekalan energi mekanik.
8. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.
9. Menghitung usaha oleh beberapa buah gaya.
10. Menjelaskan pengertian daya.
F. Materi Pembelajaran
Usaha dan energi
G. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Metode Pembelajaran
Pendekatan konvensional
2. Langkah-langkah
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Awal
Memeriksa kehadiran siswa
Menjelaskan pada siswa
bahwa kegiatan
pembelajaran pada
pertemuan kali ini adalah
evaluasi berupa tes individu.
Memperhatikan
penjelasan guru
5 Menit
Inti
Membagikan lembar soal
kepada siswa.
Meminta siswa mengerjakan
soal yang telah diberikan
Memantau aktivitas siswa
dalam mengerjakan soal tes
Menerima lembar
soal.
Mengerjakan soal
70 menit
Akhir
Meminta siswa untuk
mengumpulkan jawaban dan
soal bila sampai pada
waktunya
Menutup pelajaran
Mengumpulkan
soal
5 menit
98
98
H. Sumber Belajar
Aloysins, Suyitno,dkk. IPA Terpadu 2. Jakarta: Yudistira, 2007).
Prasodjo,Budi. IPA 2B. (Jakarta: Yudistira, 2007).
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007)
I. Media Pembelajaran
Alat presentasi berupa papan tulis
Laptop dan LCD
J. Penilaian
Tes pilihan ganda (terlampir)
Mengetahui,
Pondok Aren, Maret 2010
KEPALA SMP IT AL-QUR’ANIYAH GURU MATA PELAJARAN
(Drs. Narim Rahmat, S.Ag. S.Q) (Sunarto)
99
100
Lampiran 2A
Sekolah : SMP IT AL-QUR’ANIYAHMata Pelajaran : FisikaJumlah Soal : 40 ButirBentuk Soal : Pilihan GandaMateri Pokok : Usaha dan EnergiStandar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energy dalam kehidupan energiKompetensi Dasar : Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahanya, prinsip ”Usaha dan Energi” serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
A. Kisi-kisi Instrumen Tes
IndikatorSub Pokok
Aspek KognitifJumlah
C1 C2 C3 C4
Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya, dan
perpindahan
Usaha 1,2* 3*,4 5,6* 7,8*,9 8
Menghitung besar energi mekanik Energi (Mekanik) 10*,11 12,13*,14 15*,16,17 18*,19 10
Menganalisis hubungan antara usaha dan energi
mekanik
Usaha dan hubungannya dengan
energi
20,21* 22,23* 24,25*,26 27*,28 9
Menganalisis hubungan antara usaha dan daya Daya 29* 30* 31*,32 33* 6
101
Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik. Perubahan bentuk energi dan
kekekalan energi
34*,35 36,37* 38* 39,40* 7
Jumlah 9 10 11 10 40
Ket.
Nomor soal bertanda bintang (*) adalah soal yang digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan.
B. Bentuk Soal, Kunci Jawaban, dan Aspek Kognitif yang Diukur
Sub Konsep Indikator Butir Soal Jawaban AspekKognitif
Usaha
Mendiskripsikan hubungan gayadengan usaha
1. Gaya yang melakukan usaha adalah melakukan....a. pemuaianb. perpindahanc. percepatand. kecepatan
B
(C1)
Mendefinisikan pengertian usaha 2. Usaha adalah hasil kali antara gaya dengan....a. Perpindahanb. kecepatanc. waktud. percepatan
A
(C1)
Menyebutkan persamaan usaha 3. Besar usaha dapat ditulis secara matematis dengan rumus....a. W = F.t
C (C2)
102
b. W = F.ac. W = F.sd. W = F.v
Menyebutkan dimensi usaha 4. Rumus dimensi dari usaha adalah....a. ML 22 T c. ML 23 Tb. ML 2T d. ML 12 T
A
(C2)
Menghitung besarnya usaha 5. Sebuah diberi gaya sebesar 10 N, lalu balok tersebut berpindah tempatdengan jarak akhir sebesar 9 m. Berapa besar usaha yang dilakukanbenda?a. 9 Jouleb. 90 Joulec. 900 Jouled. 9000 Joule
B
(C3)
Menghitung besarnya perpindahan 6. Besar suatu usaha yang dilakukan oleh sebuah balok adalah 1000Joule. jika gaya yang bekerja pada benda adalah 250 N.Berapakahperpindahan yang dilakukan oleh benda?a. 2 mb. 3 mc. 4 md. 5 m
C
(C3)
Menghitung besarnya usaha total yangdilakukan suatu benda
7. Sebuah peti kemas bermassa 50 kg yang terletak pada lantai ditarikhorisontal sejauh 2 meter dengan gaya 100 N oleh seorang buruhpelabuhan. Lantai tersebut agak kasar sehingga gaya gesekan yangdiberikan pada karung beras sebesar 50 N. Hitunglah usaha total yangdilakukan terhadap karung berisi beras tersebut....
A
(C4)
103
a. 100 Jouleb. 200 Joulec. 300 Jouled. 400 Joule
Menghitunng besarnya usaha yangdilakukan benda pada bidang datar
8. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah mobil berada di depan Bus tmpak pada gambar. Sopir mobiltersebut ingin memrkirkan mobilnya tepat setengah meter di depanBus. Usaha yang dilakukan mobil tersebut sebesar....a. 525 Jouleb. 500 Joulec. 475 Jouled. 450 Joule
C
(C4)
Menghitung besarnya usaha yangdilakukan bendapada bidang miring
9. Seorang pekerja mendorong kotak yang beratnya 93 N yang terletakpada bidang miring. Orang itu mendorong kotak ke arah mendatardengan gaya 85 N, seperti gambar . Berapakah usaha yang dilakukanorang itu?
B(C4)
F = 50 N
10 m
104
a. 300 Jouleb. 340 Joulec. 400 Jouled. 440 Joule
Energimekanik
Mendefinisikan pengertian energi 10. Energi adalah....a. sesuatu kemampuan mendorongb. kemampuan melakukan suatu perpindahanc. kemampuan melakukan usahad. suatu kemampuan untuk merubah waktu
C
(C1)
Menyebutkan macam-macam energipotensial
11. Yang termasuk energi potensial adalah....a. kimia dan magnetb. gravitasi dan mataharic. gravitasi dan magnetd. matahari dan magnet
C
(C1)
Menjelaskan definisi energi kinetik 12. Energi kinetik yang dimiliki oleh benda bergerak sebanding dengan....a. percepatan gravitasi c. akar kecepatanb. kuadrat kecepatan d. kecepatan
B(C2)
Menyebutkan persamaan energipotensial
13. Besar energi potensial dapat dituliskan dengan persamaan....
a. EP = m.g.h c. EP = 2.21 vm
b. EP = m.g.s d. EP = vm.21
A
(C2)
Menyebutkan persamaan energi 14. Besar energi kinetik dapat dituliskan dengan persamaan.... C (C2)
4 m93 N
3 m
105
kinetic a.EK = m.g.h c. EK = 2.21 vm
b. EK = m.g.s d. EK = vm.21
Menghitung besarnya energ kinetik 15. Sebuah palu bermassa 2 kg dan berkecepatan 20 m/s menghantamsebuah paku, sehingga paku masuk kedalam kayu. Berapa besar energikinetik yang diberikan oleh palu?a. 300 Joule c. 500 Jouleb. 400 Joule d. 600 Joule
B
(C3)
Menghitung besarnya gaya yangberhubungan dengan dengan daya
16. Sebuah trem mempergunakan daya 10 kw sehingga dapat bergerakdengan kelajuan tetap 8m/det.Tentukan gaya penggerak!
a. 120 N c. 130 Nb. 125 N d. 135 N
B
(C3
Menghitung besarnya energ potensial 17. Sebuah mangga bermassa 5 kg tergantung ditangkainya padaketinggian 7 m diatas tanah (g =10 m/s 2 ). Hitunglah energi potensialyang tersimpan pada mangga tersebut!
a. 300 Jouleb. 350 Joulec. 400 Jouled. 450 Joule
B
(C3)
Menghitung besarnya energi kinetik 18. Perhatikan gambar!
B
(C4)
A
B
106
Dua Batu A dan B yang bermassa sama, di jatuhkan dari ketinggian hmeter dan 2h meter.Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan m/s.maka benda B akan menyentuh tanah dengan memiliki energikinetiknya sebesar....
a. ¾ m.2v
b. m.2v
c. ¼ m. 2vd. 3/2 m. 2v
Menghitung gaya gesek 19. Perhatikan gambar! Sebuah mobil bermassa 1000 kg dan mesinnyamati bergerak pada jalan turun-naik, Mobil bergerak tanpa kecepatanawal dari titik A. Ternyata sesampainya di B (sejauh 400 m dari A)mobil berhenti. Berapakah gaya gesek rata-rata yang bekerja padamobil itu ….
a. 625 Nb. 650 Nc. 675 Nd. 700 N
A
(C4)
Usaha danhubungannya
Mendiskripsikan hubungan antarausaha dengan energi kinetik
20. Manakah dari pernyataan berikut yang benar?a. usaha yang dilakukan suatu gaya adalah sama dengan energi
B (C1)
15 m40 m
107
denganenergi
kinetiknya awalnyab. usaha yang dilakukan suatu gaya adalah sama dengan perubahan
energi kinetiknyac. usaha yang dilakukan suatu gaya adalah sama dengan energi
kinetiknya akhir bendad. usaha yang dilakukan suatu gaya energi kinetiknya adalah 0
Menyebutkan contoh energi potensial 21. Air terjun termasuk Usaha dari Energi?a. kinetikb. potensialc. listrikd. gravitasi
B
(C1)
Menyebutkan hubungan persamaanusaha dan energi kinetik
22. Hubungan dari besar Usaha dan enrgi kinetik secara matematisdirumuskan dengan....
a. W = Ekb. W =1/2 Ekc. W = Ekd. W = Ek 2
C
(C2)
Menganalisis besarnya energipotensial
23. Pada saat melempar bola, kemudian bola tersebut jatuh keatas tanah.Maka besar energi potensial pada saat benda menyentuh tanah akan?a. maximumb. minimumc. -0 Jouled. 0 Joule
D
(C2)
Menghitung besarnya usaha yangberhubungan dengan energi kinetik
24. Berapa besar usaha yang dilakukan benda jika perubahan energikinetiknya adalah 200 joule?a. 50 Jouleb. 100 Joulec. 150 Jouled. 200 Joule
D
(C3)
108
Menghitung besarnya energi potensial 25. Berapa perubahan energi potensial jika sebuah benda bermassa 10Kgdijatuhkan pada ketinggian 10m dan 5 m(g=10m/s)?a. 200 Jouleb. 300 Joulec. 400 Jouled. 500 Joule
D
(C3)
Menghitung besarnya usaha yangberhubungan dengan energi kinetik
26. Pada saat t = 2s mesin mempunyai energi kinetik sebesar 250 Joule.Kemudian pada saat t=10s mesin mempunyai energi kinetik sebesar250 Joule. Berapakah besar usaha yang dilakukan mesin?a. 0 Jouleb. 5 Joulec. 10 Jouled. 15 Joule
A
(C3)
Menghitung besarnya usaha 27. Perhatikan gambar! Berapakah usaha yang dilakukan batu jikadiketahui massanya 5 g....
a. 70 Joule
A
(C4)
140 cm
109
b. 60 Joulec. 50 Jouled. 40 Joule.
Merumuskan besarnya energi kinetik 28. Perhatikan gambar! Besarnya energi mekanik pada gambar tersebutadalah...
a. EM = ½ EP + ½ EKb. EM = EP + EKc. EM = ½ EP - ½ EKd. EM = ½ EP - ½ EK
A
(C4)
Daya
Menganalisis hubungan antara usahadan daya
29. Manakah dari pernyataan berikut yang benar?a. besarnya usaha berbanding lurus dengan dayab. besarnya usaha berbanding terbalik dengan dayac. besar usaha sama dengan besar dayad. besarnya usaha lebih kecil dibanding besar daya
B
(C1)
Merumuskan hubungan usaha dengandaya
30. Hubungan dari besarnya usaha dan daya secara matematis dirumuskandengan?a. P = w/t
A(C2)
110
b. P = t/wc. t = p.wd. t = p/w
Menghitung besarnya usaha yangberhubungan dengan daya
31. Berapa besar daya jika usaha yang dibutuhkan sebesar 150 Jouledalam waktu 30 sekon?
a. 5 Wattb. 10 Wattc. 15 Wattd. 20 Watt
A
(C3)
Menghitung besarnya daya padasetrika
32. Jika daya seterika 300 Watt, maka dalam 1 sekon seterika listrik itu....a. mengadakan usaha 300 Wattb. melakukan usaha 300 Nc. mengeluarkan gaya 300 Nd. memerlukan energi 300 Joule
B
(C3)
Menghitung besarnya daya total 33. Perhatikan gambar! Seorang pemanjat tebing mem-bawa ransel 60 kg.Ia mulai memanjat tebing dengan kelajuan konstan, dan 2 menitkemudian ia berada pada ketinggian 10 m di atas titik awal. Jika beratpemanjat 60 kg, Berapakah daya total yang dikerahkan pemanjat itu?
B
(C4)
111
a. 0 Wattb. 10 Wattc. 20 Wattd. 30 Watt
Perubahanbentuk energi
dankekekalan
energi
Menyebutkan bunyi hukum kekekalanenergy
34. Bunyi hukum kekekalan energi adalah...a. bahwa dalam suatu sistem terisolasi besar energi mekanik yaitu
kali energi potensial dan kinetikb. bahwa dalam suatu sistem terisolasi besar energi mekanik yaitu
pembagian energi potensial dan kinetikc. bahwa dalam suatu sistem terisolasi besar energi mekanik yaitu
jumlah energi potensial dan kinetikd. besar energi mekanik yaitu jumlah energi potensial dan kinetik
adalah 0
C
(C1)
Menyebutkan definisi konversi energi 35. Konversi enrgi adalah....a. perubahan energi dari suatu bentuk ke bentuk lainb. perubahan energi dari suatu bentuk ke bentuk semulac. perubahan bentuk energi mekanikd. perubahan bentuk energi potensial
A
.(C1)
Menjelaskan hukum kekekalan energi 36. Berdasarkan hukum kekekalan energi berarti bahwa energi....a. tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkanb. tidak dapat diciptakan dan dapat dimusnahkanc. dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkand. dapat diciptakan dan dapat dimusnahkan
A
(C2).
Menyebutkan persamaan matematishubungan antara energi mekanik,potensial dan energi kinetik
37. Hubungan antara energi mekanik, potensial dan kinetik secaramatematis ditulis dengan....
a.E kpM EE
A(C2)
112
b. E kpM EE
c. E kpM EE
d. E kpM EE /
Menghitung besarnya energy kinetikyang berhubungan dengan energipotensial
38. Suatu mesin mempunyai energi mekanik sebesar 750 Joule pada saatmesin mempunyai energi potesnsial sebesar 100 Joule. Berapa besarenergi kinetik mesin?
a. 850 Jouleb. 750 Joulec. 650 Jouled. 550 Joule
B
(C3)
Menghitung besarnya energi mekanik 39. Sebuah kotak dengan massa 1kg didorong dari permukaan mejahingga kecepatan pada saat lepas dari bibir meja =2 m/s seperti padagambar. Energi mekanik benda pada saat ketinggian dari tanah 1madalah(g =10m/s 2 ?
a. 6 Jouleb. 8 Joulec. 10 Jouled. 12 Joule
D
(C4)
Menghitung besarnya kelajuan 40. Perhatikan gambar! Misalkan ketinggian mula-mula batu adalah 3,0m. Hitunglah kelajuan batu itu saat tepat menumbuk tanah.(C4)
C (C4)
113
a. 7 m/sb. 7,5 m/sc. 7,7 m/sd. 8 m/s
114
Lampiran 2B
PEMBAHASAN INSTRUMEN TES PENELITIAN
SKRIPSI
PENGARUH PENDEKATAN SALINGTEMAS TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA
1. Gaya yang melakukan usaha adalah melakuan....
Jawababan B (melakukan perpindahan)
2. Usaha adalah hasil kali antara gaya dengan....
Jawaban A (perpindahan)
3. Besar usaha dapat ditulis secara matematis dengan rumus...
Jawaban C (W = F.s )
4. Rumus dimensi dari usaha adalah...
Jawaban A (ML 22 T )
5. Sebuah benda diberi gaya sebesar 10 N, lalu balok tersebut tersebut berpindah
tempat dengan jarak akhir sebesar 9 m. Berapa besar usaha yang dilakukan
benda?
Diketahui: F = 10 N
S = 9 m
Ditanya = W...?
Jawab
W = F x S
= 10 x 9 = 90 N/m atau joule
Jawaban B
6. Besar suatu usaha yang dilakukan oleh sebuah benda adalah 1000 joule. jika
gaya yang bekerja pada benda adalah 250 N. Berapakah perpindahan yang
dilakukan oleh benda?
Diketahui: W = 1000 J
F = 250 N
Ditanya: S....?
Jawab
115
W = F x S
S =F
w
=250
1000= 4 m
Jawaban C
7. Sebuah peti kemas bermassa 50 kg yang terletak pada lantai ditarik horisontal
sejauh 2 meter dengan gaya 100 N oleh seorang buruh pelabuhan. Lantai
tersebut agak kasar sehingga gaya gesekan yang diberikan pada karung beras
sebesar 50 N. Hitunglah usaha total yang dilakukan terhadap karung berisi
beras tersebut…
Diketahui: Fb = 100 N
Fs = -50 N
FN = m x g
=50 x 10 = 500 N
Ditanya: wtotal = ….?
Jawab
wtotal (Usaha total) = Wb + Wg + Ww + WN
Usaha yang dilakukan oleh buruh pelabuhan :
Wb = Fb.s
= (100 N) (2 m) = 200 N.m
Usaha yang dilakukan oleh Gaya gesekan :
Wg = Fg.s
= (-50 N) (2 m) = -100 N.m
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat :
Ww = Fw.s
= (m.g) (2 m) cos 90o = 0
116
Usaha yang dilakukan oleh gaya normal :
WN = FN.s
= (m.g) (2 m) cos 90o = 0
Usaha total = Wb + Wg + Ww + WN
= (200 N.m) + (-100 N.m) + 0 + 0 = 100 N.m atau 100 Joule
Jawaban A
8. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah mobil berada di depan Bus tmpak pada gambar. Sopir mobil tersebut
ingin memarkirkan mobilnya tepat setengah meter di depan Bus. Usaha yang
dilakukan mobil tersebut sebesar....
Diketahui: Fm = 50 N
Sm-b = 10 m, maka Sm = 10-0,5 = 9,5 m
Ditanya: w....?
Jawab
W = F x S
= 50 x 9,5 = 475 joule
Jawaban C
9. Seorang pekerja mendorong kotak yang beratnya 93 kg yang terletak pada
bidang miring. Orang itu mendorong kotak ke arah mendatar dengan gaya 85
N, seperti gambar . Berapakah usaha yang dilakukan orang itu?
Diketahui: m = 93 kg
F = 85 N
Ditanya: wo=....?
Jawab
F = 50 N
10 m
4 m93 N
3 m
117
Usaha oleh orang (wo) = Fo x S x Cos θ, dimana Cos θ =5
4
= 85 x 5 x5
4= 340
Jawaban B
10. Apa yang dimaksud dengan energi?
Jawaban C
11. Yang termasuk energi potensial adalah...
Jawaban C
12. Energi kinetik yang dimiliki oleh benda bergerak sebanding dengan...
Jawaban B
13. Besar energi potensial dapat dituliskan dengan persamaan...
Jawaban A
14. Besar energi kinetik dapat dituliskan dengan persamaan...
Jawaban C
15. Sebuah palu bermassa 2 kg dan berkecepatan 20 m/s menghantam sebuah
paku, sehingga paku masuk kedalam dalam kayu. Berapa besar energi kinetik
yang diberikan oleh palu?
Diketahui: m = 2 kg
V = 20 m/s
Ditanya: EK = ....?
Jawab
EK = ½ m v2
= ½.2.202 = 400 joule
Jawaban B
16. Sebuah trem mempergunakan daya 10 kw sehingga dapat bergerak dengan
kelajuan tetap 8 m/det.Tentukan gaya penggerak!
Diketahui: P = 10 kw = 1000 watt
V = 8 m/s
Ditanya: F....?
Jawab
118
P =t
w
=t
F.S=
t
F.v.t= F.v
F =v
P
=8
1000= 125 N
Jawaban B
17. Sebuah mangga bermassa 5 kg tergantung ditangkainya pada ketinggian 7 m
diatas tanah (g =10 m/s 2 ). Hitunglah energi potensial yang tersimpan pada
mangga tersebut!
Diketahui:m = 5 kg
h = 7 m
g = 10 m/s 2
Ditanya: EP....?
Jawab
EP = m.g.h
= 5.10.7 = 350 J
Jawaban B
18. Perhatikan gambar!
Dua Batu A dan B yang bermassa sama, di jatuhkan dari ketinggian h meter
dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan m/s. maka benda B
akan menyentuh tanah dengan memiliki energi kinetiknya sebesar...
A
B
119
Diketahui: mA = mB = m
VA = m/s
Ditanya: EKB....?
Jawab
EKB = EKA
2
1.m.vB
2 = ½.m.vA2
2.1/2.m.vB2 = 1.½.m.vA
2
m.vB2 = ½.m.vA
2
Jawaban B
19. Perhatikan gambar! Sebuah mobil bermassa 1000 kg dan mesinnya mati
bergerak pada jalan turun-naik, Mobil bergerak tanpa kecepatan awal dari titik
A. Ternyata sesampainya di B (sejauh 400 m dari A) mobil berhenti.
Berapakah gaya gesek rata-rata yang bekerja pada mobil itu….
Diketahui: m = 1000 kg
S = 400 m
ha = 40 m
hb = 15 m
Ditanya: Fs = ….?
Fs =S
ha)-(hm.g b
=400
1000.10.25= 625 N
Jawaban A
20. Manakah dari pernyataan berikut yang benar?
Jawaban B
15 m40 m
120
21. Air terjun termasuk Usaha dari Energi?
Jawaban B
22. Hubungan dari besar Usaha dan enrgi kinetik secara matematis dirumuskan
dengan...
Jawaban C
23. Pada saat melempar bola, kemudian bola tersebut jatuh keatas tanah. Maka
besar energi potensial pada saat benda menyentuh tanah akan?
Jawaban D
24. Berapa besar usaha yang dilakukan benda jika perubahan energi kinetiknya
adalah 200 joule?
Diketahui: EK = 200 J
Ditanya: usaha...?
Jawab
W = EK
= 200 J
Jawaban D
25. Berapa perubahan energi potensial jika sebuah benda bermassa 10 kg
dijatuhkan pada ketinggian 10 m dan 5 m (g = 10 m/s2)?
Diketahui: m = 10 kg
ha = 10 m dan hb = 5 m
g = 10 m/s2
Ditanya: EP....?
Jawab
∆EP = m.g.ha-m.g.hb
= m.g.(ha-hb)
=10.10.5 = 500 J
Jawban D
26. Pada saat t = 2 s mesin mempunyai energi kinetik sebesar 250 joule.
Kemudian pada saat t = 10 s mesin mempunyai energi kinetik sebesar 250
Joule. Berapakah besar usaha yang dilakukan mesin?
121
Diketahui: EKa = 250 J
EKb = 250 J
ta = 2 s
tb = 10 s
Ditanya: w....?
W =t
EK
=8
0
8
250-250 = 0 J8
Jawaban A
27. Perhatikan gambar! Berapakah usaha yang dilakukan batu jika diketahui
massanya 5 g....
Diketahui: m = 50 kg
g = 10 = m/s2
h = 140 cm = 1,4 cm
Ditanya: w....?
Jawab
W = F.S
= m.g.h
= 50.10.1,4 = 70 J
Jawaban A
28. Perhatikan gambar! Besarnya energi mekanik pada gambar tersebut adalah...
140 cm
122
Jawaban A (EM = ½ EP + ½ EK)
29. Manakah dari pernyataan berikut yang benar?
Jawaban B
30. Hubungan dari besarnya usaha dan daya secara matematis dirumuskan
dengan?
Jawaban A (P =t
w)
31. Berapa besar daya jika usaha yang dibutuhkan sebesar 150 joule dalam waktu
30 sekon?
Diketahui: w = 150 J
t = 30 s
Ditanya: P....?
Jawab
P =t
w
=30
150= 5 watt
Jawaban A
32. Jika daya seterika 300 watt, maka dalam 1 sekon seterika listrik itu...
Diketahui: P = 300 watt
t = 1 s
W =t
P
=1
300= 300 N
Jawaban B (Melakukan usaha 300 Newton)
123
33. Perhatikan gambar!
Seorang pemanjat tebing membawa ransel dengan berat 6 kg. Ia mulai
memanjat tebing dengan kelajuan konstan, dan 2 menit kemudian ia berada
pada ketinggian 10 m di atas titik awal. jika berat pemanjat tersebut 60 kg
Berapakah daya total yang dikerahkan pemanjat itu?
Diketahui: mr = 6 kg
mo = 60 kg
t = 2 menit = 2.60 = 120 detik
h = 10 m
Ditanya: Ptotal....?
Jawab
P =t
W
Wtotal = wo + wr
= mo.h + mr.g.h
= 60.10 + 6.10.10
= 600 + 600
= 1200
P =t
W
=120
1200= 10 watt
Jawaban B
34. Apa bunyi dari hukum kekekalan energi?
Jawaban C
35. Konversi energi adalah....
Jawaban A
124
36. Berdasarkan hukum kekekalan energi berarti bahwa energi....
Jawaban A
37. Hubungan antara energi mekanik, potensial dan kinetik secara matematis
ditulis dengan...
Jawaban A (E kpM EE )
38. Suatu mesin mempunyai energi mekanik sebesar 750 joule pada saat mesin
mempunyai energi potesnsial sebesar 100 joule. Berapa besar energi kinetik
mesin?
Diketahui: EM = 750 J
EP = 100 J
Ditanya: EK....?
EM = EK + EP
EK = EM – EP
= 750 – 100
= 650
Jawaban C
39. Sebuah kotak dengan massa 1kg didorong dari permukaan meja hingga
kecepatan pada saat lepas dari bibir meja=2 m/s seperti pada gambar. Energi
mekanik benda pada saat ketinggian dari tanah 1m adalah (g =10 m/s 2 )
Diketahui: m = 1kg
v = 2 m/s
h = 1 m
g = 10m/s 2
Ditanya: EM....?
Jawab
125
EM = EK + EP
= ½.m.v2 + m.g.h
= ½.1.22 + 1.10.1
= 2 + 10
= 12 J
Jawaban D
40. Perhatikan gambar! Misalkan ketinggian mula-mula batu adalah 3 m.
Hitunglah kelajuan batu itu saat tepat menumbuk tanah.(g = 9,8 m/s2)
Diketahui: h = 3 m
Ditanya: v….?
Jawab
m.g.h = ½.m.v2
v2 =m
hgm
.2
1..
V2 = 2.g.h
V = hg..2
= 2.9,8.3 = 7,7 m/s
Jawaban C
126
Lampiran 3
UJI VALIDITAS
Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasional point biserial
berdasarkan rumus berikut ini.
Dimana:
rpbi = indeks point biserial
Mp = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada butir soal
yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
Mt = Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) pada butir soal
yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
SDt = Deviasi standar skor total.
p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji
validitasnya.
q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji
validitasnya
Untuk keperluan perhitungan nilai point biserial tersebut maka dibuatlah tabel bantu
perhitungan uji validitas. Berikut ini adalah ringkasan tabel perhitungan untuk menguji
validitas instrumen.
q
p
SD
MM
t
tp pbir
126
ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES
Uji Validitas
NoSkor untuk item no
(Xt)
21 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 (Xt
)
A. Fauzi 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 22484
A.Hazami
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 22484
A. Muiz 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 21441
A. Rosyid 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 22484
A.Ulinuha
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 16256
A.Jaelani 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 21441
Aab A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 29841
AbuBakar
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 25625
Deni A 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 23529
Firdaus 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 22484
Fitri. K.U 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 26 67
127
6
Habibah 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 24576
Hafiz. R 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 19361
Halimah.S
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 23529
Haryadin 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 17289
Idris 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 13169
Irfan H 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 23529
Jamal A 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 13169
Jamillah 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 24576
M. Amri 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 13169
Mutia. A 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 21441
Naufal. R 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 13169
NurAfriani
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 22484
Nur A 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 24576
Nurjanah 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 17289
Nurul W 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 25625
Radika 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 22 48
128
4
Randina 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16256
Sa'anah 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 17289
Sam R 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 26676
Σ
22 26 27 6 17 21 11 22 9 25 9 2 27 22 20 23 21 21 4 16 18 5 6 6 4 7 26 2 19 25 27 8 13 25 22 18 25 7 2 5 621
13401
p
0.730.870.900.200.570.700.370.730.300.830.300.070.900.730.670.770.700.700.130.530.600.170.200.200.130.230.870.070.630.830.900.270.430.830.730.600.830.230.070.17
q
0.270.130.100.800.430.300.630.270.700.170.700.930.100.270.330.230.300.300.870.470.400.830.800.800.870.770.130.930.370.170.100.730.570.170.270.400.170.770.930.83
Mt
21
SD
4.26731766
rtabel
0.35
Mp
21.6421.5821.4123.5022.2422.1920.2721.6418.4421.1621.2221.0021.0722.0522.9521.6522.8622.7122.0021.7523.0018.0022.1715.0023.5017.8621.3514.5022.0521.8021.4119.7521.6221.7221.4121.9421.7220.5723.0023.40
rpbi
0.360.520.500.330.410.53-0.080.36-0.350.360.080.020.370.520.750.400.770.720.120.260.66-0.280.39-0.670.3.8-0.370.39-0.390.420.580.50-0.130.370.530.280.360.53-0.020.140. 38
129
Uji
Hipotesis
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Valid
Keterangan:
DimanaN
XM t
t dan
22
N
X
N
XSD tt
t
rpbi : Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variabel I dengan variabel II
Mp : Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh tes
Mt : Skor rata-rata dari skor total (Mean total)
SDt : Deviasi standar dari skor total
P : Proporsi tes yang menjawab benar terhadap butir soal yang sedang diuji validitas itemnya.
Q : proporsi tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitas itemnya.
q
p
SD
MM
t
tp pbir
130
ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES
Uji Reliabelitas
No
Skor untuk item no
(Xt)2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
(Xt
)A.Fauzi
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 022
484
A.Hazami
1]
1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 022
484
A.Muiz
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 021
441
A.Rosyid
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 022
484
A.Ulinuha
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 016
256
A.Jaelani
1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 021
441
Aab A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 129
841
AbuBakar
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 025
625
131
Deni A 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 023
529
Firdaus 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 022
484
Fitri.K.U
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 126
676
Habibah
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 024
576
Hafiz.R
0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 019
361
Halimah.S
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 023
529
Haryadin
1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 017
289
Idris 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 013
169
Irfan H 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 123
529
JamalA
0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 013
169
Jamillah
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 024
576
M.Amri
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 013
169
Mutia.A
0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 021
441
Naufal.R
1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 113
169
NurAfriani
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 022
484
Nur A 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 024
576
132
Nurjanah
1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 017
289
NurulW
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 025
625
Radika 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 022
484
Randina
0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 016
256
Sa'anah 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 017
289
Sam R 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 126
676
Σ
22 26 27 6 17 21 11 22 9 25 9 2 27 22 20 23 21 21 4 16 18 5 6 6 4 7 26 2 19 25 27 8 13 25 22 18 25 7 2 5 621
13401
p
0.730.870.900.200.570.700.370.730.300.830.300.070.900.730.670.770.700.700.130.530.600.170.200.200.130.230.870.070.630.830.900.270.430.830.730.600.830.230.070.17
q
0.270.130.100.800.430.300.630.270.700.170.700.930.100.270.330.230.300.300.870.470.400.830.800.800.870.770.130.930.370.170.100.730.570.170.270.400.170.770.930.83
p.q
0.19556
0.11556
0.090.16
0.24556
0.21
0.23222
0.19556
0.21
0.13889
0.21
0.06222
0.09
0.19556
0.22222
0.17889
0.210.21
0.11556
0.24889
0.24
0.13889
0.160.16
0.11556
0.17889
0.11556
0.06222
0.23222
0.13889
0.09
0.19556
0.24556
0.13889
0.19556
0.24
0.13889
0.17889
0.06222
0.13889 Σ
6.7
133
ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES
TARAF KESUKARAN
No
Skor untuk item no
(Xt)2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
(Xt
)A.Fauzi
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 022
484
A.Hazami
1]
1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 022
484
A.Muiz
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 021
441
A.Rosyid
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 022
484
A. 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 256
134
Ulinuha 6A.Jaelani
1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 021
441
Aab A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 129
841
AbuBakar
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 025
625
Deni A 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 023
529
Firdaus 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 022
484
Fitri.K.U
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 126
676
Habibah
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 024
576
Hafiz.R
0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 019
361
Halimah.S
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 023
529
Haryadin
1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 017
289
Idris 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 013
169
Irfan H 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 123
529
JamalA
0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 013
169
Jamillah
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 024
576
M.Amri
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 013
169
Mutia. 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2 441
135
A 1Naufal.R
1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 113
169
NurAfriani
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 022
484
Nur A 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 024
576
Nurjanah
1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 017
289
NurulW
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 025
625
Radika 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 022
484
Randina
0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 016
256
Sa'anah 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 017
289
Sam R 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 126
676
Σ
22 26 27 6 17 21 11 22 9 25 9 2 27 22 20 23 21 21 4 16 18 5 6 6 4 7 26 2 19 25 27 8 13 25 22 18 25 7 2 5 621
13401
TK
0.970.90
0.93
0.170.03
0.70
0.37
0.70
0.30
0.87
0.30
0.07
0.93
0.73
0.67
0.77
0.70
0.70
0.13
0.53
0.60
0.17
0.20
0.20
0.03
0.23
0.87
0.07
0.67
0.87
0.97
0.27
0.43
0.83
0.73
0.60
0.87
0.23
0.03
0.03
Keputusan
Mudah
Mudah
Mudah
SukarSukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Mudah
Sukar
Sukar
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Mudah
Sukar
Sedang
Mudah
Mudah
Sukar
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sukar
Sukar
Sukar
Keputus
136
anSukar
: TK = 0,00 - 0,30
Sedang
: TK = 0,31 - 0,70
Mudah
: TK = 0,71 -1,00
ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES
TARAF KESUKARAN
No Skor untuk item no (Xt)2
137
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 (Xt
)KelasAtas
Aab A 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 22 484
Sam R 1]
1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 22 484
Fitri. K.U 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 21 441Nurul W 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 22 484Irfan H 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 16 256Abu Bakar 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 21 441Jamillah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 29 841Halimah.S 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 25 625
KelasTengah
Habibah 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 23 529Nur A 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 22 484Mutia. A 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 26 676Radika 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 24 576Deni A 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 19 361NurAfriani
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 23 529
A.Jaelani 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 17 289A. Rosyid 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 13 169A. Fauzi 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 23 529Firdaus 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 13 169A. Hazami 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 24 576Hafiz. R 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 13 169A. Muiz 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 21 441Sa'anah 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 13 169
Kelas
Randina 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 22 484Haryadin 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 24 576
138
Bawah
Nurjanah 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 17 289A.Ulinuha
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 25 625
Jamal A 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 22 484Naufal. R 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 256Idris 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 17 289M. Amri 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 26 676
WH 7 8 8 4 6 6 4 7 1 8 1 1 8 8 8 8 7 7 1 5 8 1 2 0 2 1 8 0 7 8 8 1 3 8 8 8 8 3 1 3WL 5 5 6 1 3 2 4 3 4 6 1 0 6 3 1 4 1 1 0 3 1 2 0 5 0 4 5 2 3 4 6 2 3 4 5 4 5 2 1 1
Daya B
eda
0.250.380.250.380.380.500.000.50-0.380.250.000.130.250.630.880.500.750.750.130.250.88-0.130.25-0.630.25-0.380.38-0.250.500.500.25-0.130.000.500.380.500.380.130.000.25
Keputusan
cukupcukupcukupcukupcukupbaik
burukbaikdrop
cukupburukburukcukupbaik
baik sekalibaik
baik sekalibaik sekali
burukcukup
baik sekalidrop
cukupdrop
cukupdrop
cukupdropbaikbaik
cukupdropburukbaik
cukupbaik
cukupburukburukcukup
Keputusan
drop
:TK< 0
Buruk
: 0,00 ≤TK<0,20
139
Cukup
:0,20≤TK<0,40
Baik
: 0,40 ≤TK<0,70
BaikSekali
: 0,70 ≤TK<1,00
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMENReliabilitas 0.735
No Validitas TarafKesukaran
DayaPembeda
Keterangan No Validitas TarafKesukaran
DayaPembeda Keterangan
1 Valid Mudah cukupTdk
Gunakan21 Valid Sedang baik sekali
Gunakan2 Valid Mudah cukup Gunakan 22 Tidak Valid Sukar drop Tdk Gunakan3 Valid Mudah cukup Gunakan 23 Valid Sukar cukup Gunakan
4Tidak
ValidSukar cukup
TdkGunakan
24 Tidak Valid Sukar dropTdk Gunakan
5 Valid Sukar cukupTdk
Gunakan25 Valid Sukar cukup
Gunakan6 Valid Sedang baik Gunakan 26 Tidak Valid Sukar drop Tdk Gunakan7 Tidak Sedang buruk Tdk 27 Valid Mudah cukup Gunakan
140
Valid Gunakan8 Valid Sedang baik Gunakan 28 Tidak Valid Sukar drop Gunakan
9Tidak
ValidSukar drop
TdkGunakan
29 Valid Sedang baikGunakan
10 Valid Mudah cukup Gunakan 30 Valid Mudah baik Gunakan
11Tidak
ValidSukar buruk
TdkGunakan
31 Valid Mudah cukupGunakan
12Tidak
ValidSukar buruk
TdkGunakan
32 Tidak Valid Sukar dropTdk Gunakan
13 Valid Mudah cukup Gunakan 33 Valid Sedang buruk Gunakan
14 Valid Mudah baikTdk
Gunakan34 Valid Mudah baik
Gunakan15 Valid Sedang baik sekali Gunakan 35 Tidak Valid Mudah cukup Tdk Gunakan
16 Valid Mudah baikTdk
Gunakan36 Valid Sedang baik
Tdk Gunakan
17 ValidSedang
baik sekaliTdk
Gunakan37 Valid Mudah cukup
Gunakan18 Valid Sedang baik sekali Gunakan 38 Tidak Valid Sukar buruk Gunakan
19Tidak
ValidSukar buruk
TdkGunakan
39 Tidak Valid Sukar burukGunakan
20Tidak
ValidSedang cukup
TdkGunakan
40 Tidak Valid Sukar cukupGunakan
136
Lampiran 4
Hasil Pretest Kelas VIII Kelompok Eksperimen
Hasil pretest dari kelas VIII kelompok eksperimen adalah sebagai
berikut.
15 30 35 40 50 5520 30 35 40 50 5520 30 40 40 50 5525 30 40 45 50 5525 35 40 50 50 55
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 55 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 15. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
a. Rentang (R)
40
1555minmax
XXR
b. Banyaknya Kelas (K)
6
87,5
87,41
48,13,31
30log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
7
67,66
40
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 7.
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
No KelasBatasKelas
NilaiTengah
(xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi fi . xi2
1 15 - 21 14.5 18 3 54 9722 22 - 28 21.5 25 2 50 12503 29 - 35 28.5 32 7 224 71684 36 - 42 35.5 39 6 234 9126
137
No KelasBatasKelas
NilaiTengah
(xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi fi . xi2
5 43 - 49 42.5 46 1 46 21166 50 - 56 49.5 53 11 583 30899
Jumlah (∑) 192 213 30 1191 51531
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
b. Median (Me)Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 35,5
P = panjang kelas = 7
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3 + 2 +7= 12
f = nilai frekuensi kelas median = 6
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
7,3930
1191
i
ii
f
xfX
138
00,39
5,35,35
5,075,35
6
1230.2
1
75,35
Me
c. Modus (Mo)Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut
ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas modus = 49,5
P = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 11 – 1 = 10
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 11 – 0 = 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
83,52
33,35,49
48,075,49
1110
1075,49
Mo
d. Deviasi Standar (S)Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
139
12.1034
146.493
29
4248.3
29
47282.751531
2930
141848151531
13030
119151531
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
Lampiran 5
Hasil Pretest Kelas VIII Kelompok Kontrol
Hasil pretest dari kelas VIII kelompok kontrol adalah sebagai
berikut.
15 20 20 25 30 3015 20 20 25 30 3515 20 25 30 30 3515 20 25 30 30 4015 20 25 30 30 55
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 55 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 15. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
a. Rentang (R)
40
1555minmax
XXR
b. Banyaknya Kelas (K)
6
87,5
87,41
48,13,31
30log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
140
c. Panjang Kelas (P)
7
67,66
40
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 7.
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
No Kelas Batas KelasNilai
Tengah (xi)Frekuensi
(fi)fi . xi fi . xi
2
1 15 - 21 14.5 18 12 216 38882 22 - 28 21.5 25 5 125 31253 29 - 35 28.5 32 11 352 112644 36 - 42 35.5 39 1 39 15215 43 - 49 42.5 46 0 0 06 50 - 56 49.5 53 1 53 2809
Jumlah (∑) 30 785 22607
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
26.1730
785
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
141
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 14,5
P = panjang kelas = 7
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 12
f = nilai frekuensi kelas median = 5
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
7,18
2,45,14
6,075,14
5
1230.2
1
75,14
Me
c. Modus (Mo)Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut
ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas modus = 14,5
P = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya 12
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 12 – 5 = 7
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
92,18
42,45,14
63,075,14
712
1275,14
Mo
142
d. Deviasi Standar (S)Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
8.44
71.2471264
29
2066.17
29
20540.822607
2930
61622522607
13030
78522607
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
143
Lampiran 6
Hasil Posttest Kelas VIII kelompok eksperimen
Hasil pretest dari kelas VIII kelompok eksperimen adalah sebagai
berikut.
40 50 55 65 75 8045 50 60 70 75 8045 50 60 70 75 8550 55 65 70 75 8550 55 65 75 80 85
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 85 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 40. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
a. Rentang (R)
45
4085minmax
XXR
b. Banyaknya Kelas (K)
6
87,5
87,41
48,13,31
30log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
8
7.66026
45
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 8.
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
No KelasBatasKelas
NilaiTengah
(xi)(fi) fi . xi fi . xi
2
1 40 - 47 39.5 43.5 3 130.5 5676.752 48 - 55 47.5 51.5 8 412 21218
144
No Kelas BatasKelas
NilaiTengah
(xi)(fi) fi . xi fi . xi
2
3 56 - 63 55.5 59.5 2 119 7080.54 64 - 71 63.5 67.5 6 405 27337.55 72 - 79 71.5 75.5 5 377.5 28501.256 80 - 87 79.5 83.5 6 501 41833.5
Jumlah 30 1945 131647.5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
64,830
1945
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 63,5
P = panjang kelas = 8
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median =3+ 8 + 2= 13
f = nilai frekuensi kelas median = 6
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
145
2,66
7,25,63
33,085,63
6
1330.2
1
85,63
Me
c. Modus (Mo)Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut
ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas modus = 47,5
P = panjang kelas = 8
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 8 – 3 = 5
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 8 – 2 = 6
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
14,51
3.645,47
0.4585,47
65
585,47
Mo
146
d. Deviasi Standar (S)Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut
ini.
13.8298361`
191.264368
29
5546.66667
29
126100.833131647.5
2930
3783025131647.5
13030
1945131647.5
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
147
Lampiran 7
Hasil Posttest Kelas VIII kelompok Kontrol
Hasil pretest dari kelas VIII kelompok kontrol adalah sebagai
berikut.
35 40 50 55 65 7035 45 55 60 65 7035 45 55 60 65 7540 45 55 60 65 7540 45 55 60 70 80
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 80 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 35. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
d. Rentang (R)
45
3580minmax
XXR
e. Banyaknya Kelas (K)
6
87,5
87,41
48,13,31
30log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
f. Panjang Kelas (P)
8
7.66026
45
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 8.
148
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
No KelasBatasKelas
NilaiTengah
(xi)(fi) fi . xi fi . xi
2
1 35 - 42 34.5 38.5 6 231 8893.52 43 - 50 42.5 46.5 5 232.5 10811.253 51 - 58 50.5 54.5 5 272.5 14851.254 59 - 66 58.5 62.5 8 500 312505 67 - 74 66.5 70.5 3 211.5 14910.756 75 - 82 74.5 78.5 3 235.5 18486.75
Jumlah (∑) 30 1683 99203.5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
e. Rata-rata ( X )
55.66730
1683
i
ii
f
xfX
f. Median (Me)Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 58,5
P = panjang kelas = 8
n = banyaknya data = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median =6 + 5 + 5= 16
f = nilai frekuensi kelas median = 8
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
149
5,57
15,58
)125,085,58
8
1630.2
1
85,58
Me
g. Modus (Mo)Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut
ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas modus = 58,5P = panjang kelas = 8b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 8 – 5 = 3b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 8 – 3 = 5Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
5,61
35,58
3750,085,58
53
385,58
Mo
h. Deviasi Standar (S)Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
12.8482`
165.076
29
4787.2
29
94416.399203.5
2930
283248999203.5
13030
168399203.5
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
150
Lampiran 8
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas VIII Kelompok Eksperimen
Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini.
pretestnilai-maksimumnilai
pretestnilai-posttestnilaigain-N
sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut.
a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70b. g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70c. g-rendah : nilai G < 0,30
Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas VIII kelompok
eksperimen sebagai kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel Nilai N-Gain Kelas VIII Kelompok Eksperimen
N0 Nama NilaiGain(G) Kategori
Preetest Postest1 Abdul Rahman 55 60 0.11 Rendah2 Ade Nurseha 20 65 0.56 Sedang3 Adji Rusgiawan 50 60 0.20 Rendah4 Ahmad reza Fahlefi 25 45 0.27 Rendah5 Ahmad Roofiudin 40 70 0.50 Sedang6 Ambar Sakti Utomo 30 70 0.57 Sedang7 Dendy Pratama 55 85 0.67 Sedang8 Desta Afriansyah 50 50 0.00 Rendah9 Fathihah Syifa amida 55 85 0.67 Sedang
10 Febri Mukhtiono 20 75 0.69 Sedang11 Hana Syarifah 50 55 0.10 Rendah12 Hanifatul Khairiah 40 75 0.58 Sedang13 Hasbi Maulana 35 50 0.23 Rendah14 Heri Nayowan 30 45 0.21 Rendah15 Hilman Haikal Zidni 50 70 0.40 Sedang16 Igo Cantiago 40 50 0.17 Rendah17 Isfahani Syauqi azami 40 75 0.58 Sedang18 Khaleda zia 15 40 0.29 Rendah19 Muaz Basyuni 50 55 0.10 Rendah
151
20 Muhammad Fiqih 30 50 0.29 Rendah21 M. Hafidz Setiawan 40 75 0.58 Sedang22 M.Ikbal Soemartin 25 65 0.53 Sedang23 M. Ilham Nurkarim 55 80 0.56 Sedang24 M.Iqbal Maulana 35 55 0.31 Sedang25 Muhammad Muzaki 40 75 0.58 Sedang26 Robiatul Adawiah 50 80 0.60 Sedang27 Saipul 45 85 0.73 Tinggi28 Syifa Mulyani 30 50 0.29 Rendah29 Ukhtia Khuluqi dzima 35 65 0.46 Sedang30 Wahyu Ramadhan 55 80 0.56 Sedang
Rata-rata 0,399 Sedang
Dari data tersebut diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 0.73 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 0,00. Sedangkan nilai rata-rata 0,399.
152
Lampiran 9
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas VIII Kelompok Kontrol
Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini.
pretestnilai-maksimumnilai
pretestnilai-posttestnilaigain-N
sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut.
a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70b. g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70c. g-rendah : nilai G < 0,30
Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas VIII kelompok
eksperimen sebagai kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel Nilai N-Gain Kelas VIII Kelompok Kontrol
Nama
NilaiGain(G)
Kategori
Preetest Postest
A. Fikri 30 65 0.50 SedangAbdul Latif 30 35 0.07 RendahAhmad Rizal 30 45 0.21 RendahAidin Raibi 15 75 0.71 TinggiAinul Lausafa 15 60 0.53 SedangAndy 20 55 0.44 SedangEgi 30 75 0.64 SedangEian 15 65 0.59 SedangHeru Maulana 25 35 0.13 RendahHidayatPradana
40 550.25 Rendah
Isnawati 30 65 0.50 SedangJamalludin 15 45 0.35 SedangKhoirul Umam 20 70 0.63 SedangKismanto 25 40 0.20 RendahM. Firmansyah 30 70 0.57 SedangM. Kahfi 20 45 0.31 SedangM. Ro'dan Hafi 55 55 0.00 RendahMisa 35 55 0.31 SedangNawawi 30 40 0.14 RendahNovlanti 35 60 0.38 SedangNurul Fauziah 15 60 0.53 SedangRahmat Fauzi 20 70 0.63 SedangRama Al-Fitrah 25 35 0.13 Rendah
153
Siti Saerurah 30 60 0.43 SedangSyahril. S 25 50 0.33 SedangSyahrul Rasyid 20 45 0.31 SedangSyaiful Islami 25 35 0.13 RendahSyifa Fauziah 20 65 0.56 SedangTri Aryanto 30 80 0.71 TinggiUdari 20 45 0.31 Sedang
Rata-rata 0,383 Sedang
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 0.71 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 0.00. sedamgkan nilai rata-rata 0,383.
154
Lampiran 10
Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
i
i
E
EOX
212
Dimana: Oi : frekuensi observasiEi : frekuensi ekspektasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini.a. jika X2
hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi
normal)b. jika X2
hitung > X2tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi
normal)
Perolehan Nilai Pretest Kelas VIII Kelompok Eksperimen
15 30 35 40 50 5520 30 35 40 50 5520 30 40 40 50 5525 30 40 45 50 5525 35 40 50 50 55
No Kelas fi.xi xifi.
Xi2bataskelas
Z bataskelas
luas Ztabel
Ei Oi(Oi -
Ei)^2/Ei
14.5 -2.08
1 15 - 21 54 18 972 0.05 1.44 3 2
21.5 -1.50
2 22 - 28 50 25 1250 0.11 3.28 2 1
28.5 -0.93
3 29 - 35 224 32 7168 0.19 5.61 7 0
35.5 -0.35
4 36 - 42 234 39 9126 0.23 6.83 6 0
42.5 0.23
5 43 - 49 46 46 2116 0.20 6.00 1 4
49.5 0.81
6 50 - 56 583 53 30899 0.13 3.80 11 14
56.5 1.39
1191 213 51531 X2 30 20.44
1. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.2. Menguji hipotesis normalitas.
155
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,3. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2hitung <
X2tabel . pada data tesebut terlihat bawha X2
hitung > X2tabel Sehingga Ha ditolak
dan Ho diterima (data berdistribusi tidak normal).
Perolehan Nilai Pretest Kelas VIII Kelompok Kontrol
15 20 20 25 30 3015 20 20 25 30 3515 20 25 30 30 3515 20 25 30 30 4015 20 25 30 30 55
No
Kelas fi.xi xifi.
Xi2bataskelas
Z bataskelas
luasZ
tabelEi Oi
(Oi -Ei)^2/Ei
14.5 -1.38
115 -
21 216 18 3888 0.21 6.22 12 5.37
21.5 -0.55
222 -
28 125 25 3125 0.10 2.96 5 1.42
28.5 0.28
329 -
35 352 32
11264 0.48
14.30 11 0.76
35.5 1.11
436 -
42 39 39 1521 0.11 3.22 1 1.53
42.5 1.94
543 -
49 0 46 0 0.02 0.70 0 0.70
49.5 2.76
650 -
56 53 53 2809
0.003 0.08 1 10.43
56.5 3.59
785 2132260
7 X2 30 20.20
1. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.2. Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,3. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2hitung <
X2tabel . pada data tesebut terlihat bawha X2
hitung > X2tabel Sehingga Ha ditolak
dan Ho diterima (data berdistribusi tidak normal).
156
Uji Normalitas Hasil Belajar (Posttest)
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
i
i
E
EOX
212
Dimana: Oi : frekuensi observasiEi : frekuensi ekspektasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini.c. jika X2
hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi
normal)d. jika X2
hitung > X2tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi
normal)A. Kelas VIII Kelompok Eksperimen
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas VIII Kelompok Eksperimen
No Kelas fi.xi xi fi. Xi2 bataskelas
Z bataskelas
luas Ztabel
Ei Oi(Oi -
Ei)^2/Ei
39,5 -1,83
1 40 - 47 130,5 44 5676,75 0,072 2,16 3 0,327
47,5 -1,25
2 48 - 55 412 52 21218 0,1459 4,377 8 2,999
55,5 -0,67
3 56 - 63 119 60 7080,5 0,2087 6,261 2 2,900
63,5 -0,10
4 64 - 71 405 68 27337,5 0,2242 6,726 6 0,078
71,5 0,48
5 72 - 79 377,5 76 28501,25 0,171 5,13 5 0,003
79,5 1,06
6 80 - 87 501 84 41833,5 0,0941 2,823 6 3,575
87,5 1,64
Jumlah 1945 131647,5 X2 9,882
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalahsebagai berikut.3. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.4. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
157
S
Xz
-KelasBatas
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.5. Menentukan luas z tabel.
z batas kelas 1,83 1,25 0,67 0,10 0,48 1,06 1,64Luas z tabel 0,4664 0,3944 0,2485 0,0398 0,1844 0,3554 0,4495
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.a. Kelas 40 - 47
3944,04664,0z 0,007b. Kelas 48 - 55
z = 0,3944-0,2485 =0,1459c. Kelas 56 - 63
z = 0,2485 – 0,0398 = 0.2087d. Kelas 64 - 71
z = 0,0398 + 0,1844= 0.2242e. Kelas 72 - 79
z = 0,1844 – 0,1844= 0.171f. Kelas 80 - 87
z = 0,4495 – 0,1844= 0,0923
158
6. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus: tabelluas zfE ii
7. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini.
i
ii
E
EOX
22
8. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.9. Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,3. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2hitung <
X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
B. Kelas VIII Kelompok Kontrol
Perolehan Nilai Posttest Kelas VIII Kelompok Kontrol
35 45 60 65 70 7535 45 65 70 70 7540 50 65 70 75 7540 50 65 70 75 7545 55 65 70 75 80
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas VIII Kelompok Kontrol
No Kelas fi.xi xi fi. Xi2 bataskelas
Z bataskelas
luas Ztable Ei Oi
(Oi -Ei)^2/Ei
34,5 -1,68
1 35 - 42 231 38,5 8893,5 0,098 2,943 6 3,175
42,5 -1,06
2 43 - 50 232,5 46,5 10811,3 0,185 5,562 5 0,057
50,5 -0,44
3 51 - 58 272,5 54,5 14851,3 0,245 7,359 5 0,756
58,5 0,19
4 59 - 66 500 62,5 31250 0,216 6,471 8 0,361
66,5 0,81
5 67 - 74 211,5 70,5 14910,8 0,133 3,978 3 0,240
74,5 1,43
6 75 - 82 235,5 78,5 18486,8 0,056 1,686 3 1,024
82,5 2,05
Jumlah 1683 351 99203,5 X2 30 5,614
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalahsebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.
159
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
S
Xz
-KelasBatas
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.3. Menentukan luas z tabel.
z batas kelas 1,86 1,06 0,44 0,19 0,81 1,43 2,05Luas z tabel 0,4535 0,3554 0,170 0,0753 0,2910 0,4236 0,4798Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.a. Kelas 35 - 42
z = 0,4535– 0,3554= 0,098b. Kelas 40 – 49
z = 0,3554– 0,170= 0,185c. Kelas 51 - 58
z = 0,170 + 0,0753= 0,245d. Kelas 59 - 66
z = 0,2910+ 0,0753= 0,216e. Kelas 67 - 74
z = 0,4236– 0,2910= 0,133f. Kelas 75 - 82
z = 0,4798– 0,4236 = 0,0564. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
tabelluas zfE ii 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
i
ii
E
EOX
22
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.7. Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 11,3. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2hitung <
X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
160
Lampiran 11
Uji Homogenitas Hasil Belajar (Posttest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan ujiF berdasarkan rumus berikut ini.
2
1
V
VF
dimana:V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar terbesar.
V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yangmempuyai deviasi standar terkecil.
Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini.a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
yang homogen)b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians
yang tidak homogen).A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII Kelompok Eksperimen
No KelasBatasKelas
NilaiTengah
(xi)(fi) fi . xi fi . xi
2
1 40 - 47 39.5 43.5 3 130.5 5676.752 48 - 55 47.5 51.5 8 412 212183 56 - 63 55.5 59.5 2 119 7080.54 64 - 71 63.5 67.5 6 405 27337.55 72 - 79 71.5 75.5 5 377.5 28501.256 80 - 87 79.5 83.5 6 501 41833.5
Jumlah 30 1945 131647.5
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII Kelompok Kontrol
No Kelas BatasKelas
NilaiTengah
(xi)(fi) fi . xi fi . xi
2
1 35 - 42 34.5 38.5 6 231 8893.52 43 - 50 42.5 46.5 5 232.5 10811.253 51 - 58 50.5 54.5 5 272.5 14851.254 59 - 66 58.5 62.5 8 500 312505 67 - 74 66.5 70.5 3 211.5 14910.756 75 - 82 74.5 78.5 3 235.5 18486.75
Jumlah (∑) 30 1683 99203.5
161
B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar1. Kelas VIII Kelompok Eksperimen
13.8298361`
191.264368
29
5546.66667
29
126100.833131647.5
2930
3783025131647.5
13030
1945131647.5
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
2. Kelas VIII Kelompok Kontrol
12.8482`
165.076
29
4787.2
29
94416.399203.5
2930
283248999203.5
13030
168399203.5
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya
adalah:
162
1.158345165.1225
191.2689
85,12
83,132
2
22
21
2
1
S
S
V
VFhitung
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan
Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah 30(;30), sehingga nilai Ftabel
= 1,85. Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak
(kedua data memiliki varians yang homogen).
163
Lampiran 12
Uji Hipotesis Pretest
Karena data tidak berdistribusi normal, (lampiran 10) maka uji statistik yang
digunakan adalah uji U yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.
1
11211 2
1R
nnnnU
atau
2
22212 2
1R
nnnnU
Karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis dua arah,
maka nilai Uhitung yang diambil adalah nilai U yang terkecil diantara U1 dan
U2. Sedangkan pengambilan keputusan tentang pengujian hipotesisnya
didasarkan pada aturan berikut ini.
a. Jika nilai Uhitung ≤ nilai Ucr, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Jika nilai Uhitung > nilai Ucr, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Berikut ini adalah perhitungannya
1. Menentukan rank (R) tiap-tiap kelas data pretest eksperimen dan control
berdasarkan tabel berikut ini.
Eksperimen KontrolKelas Frekuensi Rank Kelas Frekuensi Rank
15 – 21 3 3 15 – 21 12 822 – 28 2 4 22 – 28 5 429 – 35 7 6 29 – 35 11 7,536 – 42 6 5 36 – 42 1 143 – 49 1 1 43 – 49 0 050 – 56 11 7,5 50 – 56 1 1n1 = 6 R1 = 24,5 n2 = 6 R2 = 21,5
Penentuan rank adalah sebagai berikut.
Eksperimen 1 2 3 6 7 11
Kontrol0 1
15 11 12
Rank 0 1 2 3 4 5 6 7,5 8
Dari kedua tabel tersebut diperoleh bahwa nilai n1 = 6, n2 = 6, R1 = 24,5,
dan R2 = 21,5
164
2. Menghitung nilai Uhitung
5,32
5,242
1666.6
2
11
11211
Rnn
nnU
atau
5,35
5,212
1666.6
2
12
22212
Rnn
nnU
Oleh karena itu, nilai Uhitung = 32,5 (diambil nilai U terkecil).
3. Menghitung Utabel.
Dengan nilai n1 = 6 dan n2 = 6, maka diperoleh nilai Utabel pada
signifikansi 1 % adalah 3.
4. Menguji Hipotesis
Tampak bahwa baik pada taraf signifikansi 1% diperoleh bahwa nilai
Uhitung > Utabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil pretest Kelas VIII kelompok
eksperimen dengan kelas VIII kelompok kontrol. Atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang homogen
sehingga kedua kelas ini layak untuk dijadikan sampel penelitian.
Uji Hipotesis Postest
Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal danhomogen (Lampiran 10 dan 11), maka rumus uji t yang digunakan adalah:
21
21
11
nndsg
XXt
dimana:
1X = rata-rata data kelompok eksperimen
165
2X = rata-rata data kelompok kontroldsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok eksperimen dan kelompok
kontroln1 = jumlah data kelompok eksperimenn2 = jumlah data kelompok kontrol
Kriteria penentuan keputusan uji t adalah:a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolakb. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.
Dari nilai posttest diperoleh:
1X = 64,8
2X = 55,67V1 = S1
2 = (13,83)2 = 191.2689V2 = S2
2 = (8,44)2 = 165.1225
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini.
348,13
178.1957
58
10335.35
58
4788.5535546.798
23030
1225,1651302689,191130
2
11
21
2211
nn
VnVndsg
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
166
2.6192843.485685
13,9
0.2595,13
04,5
0.03330.033335,13
9.1330
1
30
135,13
67,5588,64
11
21
21
nndsg
XXt hitung
4. Menentukan ttabel
Pada taraf signifikansi 0,01 dan db = 58, akan dicari t(0,99)(58) dalam daftar
statistik.
Nilai t(0,99)(58) dicari dengan interpolasi, yaitu:
t(0,99)(40) = 2,323
t(0,99)(60) = 2,390
67,1
)390,122,323(40
182,323t (0,95)(58)
5. Menguji HipotesisKarena pada taraf signifikansi 1% nilai thitung > ttabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
167
Lampiran 13
Uji Perbedaan N-Gain
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data menggunakan rumus kai kuadrat. Tabel berikut ini adalah
tabel bantu untuk mencari nilai X2hitung N-Gain dari kedua kelas.
KELAS VIII Kelompok Eksperimen
NoKelas fi.xi xi
fi.Xi2
bataskelas
Zbataskelas
luas Ztabel
Ei Oi(Oi -
Ei)^2/Ei
-0.005 -1.901 0.00 - 0.11 0.22 0.06 0.012 0.064 1.911 4 2.28
0.115 -1.332 0.12 - 0.23 0.70 0.18 0.123 0.129 3.864 4 0.00
0.235 -0.773 0.24 - 0.35 1.48 0.30 0.435 0.196 5.886 5 0.13
0.355 -0.214 0.36 - 0.47 0.83 0.42 0.344 0.224 6.714 2 3.31
0.475 0.365 0.48 - 0.59 5.35 0.54 2.862 0.181 5.418 10 3.87
0.595 0.926 0.60 - 0.71 2.62 0.66 1.716 0.109 3.282 4 0.16
0.715 1.487 0.72 - 0.83 0.78 0.78 0.601 0.049 1.476 1 0.15
0.835 2.05
11.97 6.093 X2 30 9.92
Nilai X2tabel untuk derajat kebebasan (dk) = 5 adalah 11,07. Sehingga diperoleh
bahwa X2hitung > X2
tabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data nilai N-
Gain Kelas VIII kelompok eksperimen tidak berdistribusi normal.
168
KELAS VIII Kelompok Kontrol
NoKelas fi.xi xi
fi.Xi2
bataskelas
Z bataskelas
luas Ztabel
Ei Oi(Oi -
Ei)^2/Ei
-0.005 -2.031 0.00 - 0.11 0.110 0.055 0.006 0.06 1.79 2 0.03
0.115 -1.402 0.12 - 0.23 1.050 0.175 0.184 0.14 4.19 6 0.78
0.235 -0.773 0.24 - 0.35 2.065 0.295 0.609 0.22 6.59 7 0.02
0.355 -0.15
4 0.36 - 0.47 1.245 0.415 0.517 0.24 7.32 3 2.550.475 0.48
5 0.48 - 0.59 3.745 0.535 2.004 0.18 5.46 7 0.430.595 1.11
6 0.60 - 0.71 3.275 0.655 2.145 0.09 2.75 5 1.840.715 1.73
Jumlah 11.49 2.13 5.46 X2 30 5.65
Nilai X2tabel untuk derajat kebebasan (dk) = 5 adalah 11,07. Sehingga diperoleh
bahwa X2hitung < X2
tabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data nilai N-
Gain Kelas VIII kelompok kontrol berdistribusi normal.
2. Uji Homogentias
Untuk menguji homogenitas kedua data digunakan uji F yang dinyatakan
dengan rumus berikut ini.
Kecil
Besar
V
VF
Dari Lampiran VIII dan Lampiran IX diperoleh bahwa nilai deviasi standar N-
Gain Kelas VIII kelompok eksperimen adalah 0,213 sedangkan nilai deviasi
standar N-Gain Kelas VIII kelompok kontrol adalah 0,191 Sehingga nilai
Fhitung adalah sebagai berikut.
169
238,1
191,0
213,02
2
2
Kecil
Besar
Kecil
Besar
S
S
V
VF
Nilai Ftabel untuk derjarat kebebasan (dk) = (29,29) adalah 1,85. Sehingga
diperoleh bahwa Fhitung < Ftabel. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua data
memiliki varians yang homogen.
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik di atas, diperoleh bahwa kedua
data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t. Untuk menentukan nilai
thitung digunakan rumus berikut ini.
a. Menentukan thitung
Dengan menggunakan rumus
21
21
11
nndsg
XXt
0,21~0.2060723030
191.0130213.0130
2
11
22
21
2211
nn
VnVndsg
0.4252830
1
30
10.21
0,383-0,399
t
b. Menentukan derajat kebebasan (db)
db = n1 + n2 – 2
= 30 + 30 – 2 = 58
170
c. Menentukan ttabel
Pada taraf signifikansi 0,01 dan db = 58, akan dicari t(0,99)(58) dalam daftar
statistik.
Nilai t(0,95)(58) dicari dengan interpolasi, yaitu:
t(0,99)(40) = 2,423
t(0,99)(60) = 2,390
67,1
)390,2423,2(40
18423,2t (0,99)(58)
d. Menguji Hipotesis
Berdasarkan perolehan nilai tersebut bahwa baik pada taraf signifikansi
1% diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara nilai N-Gain Kelas VIII kelompok
eksperimen dengan VIII kelompok kontrol.