16
 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek liewollyn&Jones, 2002). Terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dalam hal ini adalah abortus yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Abortus spontan terjadi karena kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang baik untuk berkembang menjadi sebuah  janin. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu.Pengguguran kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus terapeutik (Prawirohardjo, S, 2002). Menariknya pembahasan tentang abortus dikarenakan pemahaman di kalangan masyarakat masih merupakan suatu tindakan yang masih dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, pandangan yang ada di dalam masyarakat tidak boleh sama dengan pandangan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan, dalam hal ini adalah perawat setelah membaca pokok bahasan ini. Angka kejadian abortus diperk iraka n freku ensi dari abortu s spont an berkis ar 10-15%. Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% jika diperhitungkan banyak wanita mengal ami keha mil an deng an usi a sangat dini, ter lambat nya menarc he selama  beberapa hari, sehingga seorang wanita tidak mengetahui kehamilannya. Di Indonesia, diperkir akan ada 5 juta kehamilan per-tahu n, dengan demikian setiap tahun terdapat 500.000-750.000 janin yang mengalami abortus spontan. Abor tus terjadi pada usia kehamil an kur ang dari 8 mi nggu, janin dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8–14 minggu villi koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah ketubah pecah janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion kosong dan kemudian plasenta (Prawirohardjo, S, 2002). 1

Abortus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 1/16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa

gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek 

liewollyn&Jones, 2002).

Terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dalam hal ini adalah abortus

yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Abortus spontan terjadi karena

kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang baik untuk berkembang menjadi sebuah

 janin. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelumusia kandungan 28 minggu.Pengguguran kandungan buatan karena indikasi medik 

disebut abortus terapeutik (Prawirohardjo, S, 2002). Menariknya pembahasan tentang

abortus dikarenakan pemahaman di kalangan masyarakat masih merupakan suatu

tindakan yang masih dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, pandangan yang ada

di dalam masyarakat tidak boleh sama dengan pandangan yang dimiliki oleh tenaga

kesehatan, dalam hal ini adalah perawat setelah membaca pokok bahasan ini.

Angka kejadian abortus diperkirakan frekuensi dari abortus spontan berkisar 

10-15%. Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% jika diperhitungkan banyak wanita

mengalami kehamilan dengan usia sangat dini, terlambatnya menarche selama

 beberapa hari, sehingga seorang wanita tidak mengetahui kehamilannya.

Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun, dengan demikian

setiap tahun terdapat 500.000-750.000 janin yang mengalami abortus spontan.

Abortus terjadi pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu, janin dikeluarkan

seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada

kehamilan 8–14 minggu villi koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta

tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14

minggu, setelah ketubah pecah janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk 

kantong amnion kosong dan kemudian plasenta (Prawirohardjo, S, 2002).

1

Page 2: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 2/16

BAB II

ISI

2.1. PENGERTIAN

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa

gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek 

liewollyn&Jones, 2002).

2.2 PATOFISOLOGIS

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis

 jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing

dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing

tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua

secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8

sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan

sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14

minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu dari pada plasenta hasil konsepsi keluar 

dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas

 bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus

kompresus, maserasi atau fetus papiraseus

KLASIFIKASI

1. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan),Yaitu:

Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya

dilatasi serviks.

Abortus insipiens : Peristiwa  perdarahan  uterus pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi

masih dalam uterus.

2

Page 3: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 3/16

Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan

2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat),Yaitu:

Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada

umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan

  belum mencapai umur 28 minggu, atau   berat badanbayi belum 1000 gram,

walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

2.3 ETIOLOGI

1. Kelainan ovumAbortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang jika

kehamilan sudah lebih dari satu bulan,artinya makin muda kehamilan saat

terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.

2. Kelainan genetalia ibu

• Anomali congenital (hipoplasia uteri,uterus bikornis dan lain-

lain).

• Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.

• Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi

dari ovum yang sudah dibuahi,seperti kurangnya progesterone atau

astrogen,endometritis,mioma sub mukosa.

• Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda,mola).

• Distosia uterus missal karena terdorong oleh tumor pelvis.

3. Gangguan sirkulasi plasenta

Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefrisis,hipertensi,toksemia

gravidarum,anomaly plasent

4. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada

kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:

• Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X

3

Page 4: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 4/16

• Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna

• Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan

temabakau dan alcohol

5. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi

menahun

6. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan

toksoplasmosi

Penyebab secara umum:

Infeksi akut

1. Virus, misalnya cacar , rubella, hepatitis.

2. Infeksi  bakteri, misalnya streptokokus.

3. Parasit, misalnya malaria.

Infeksi kronis

1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.

2. Tuberkulosis paru aktif.

3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.

4. Penyakit kronis, misalnya :

5. hipertensi

6. nephritis

7. diabetes

8. anemia berat

9.  penyakit jantung

10. toxemia gravidarum

11. Gangguan fisiologis, misalnya Syok , ketakutan, dll.

12. Trauma fisik.

2.4 Manifestasi Klinis

1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

4

Page 5: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 5/16

2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,

tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,

suhu badan normal atau meningkat

3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil

konsepsi

4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat

kontraksi uterus

5. Pemeriksaan ginekologi :

a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil

konsepsi, tercium bau busuk dari vulva

 b. b.Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atausudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak 

cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.

c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau

tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia

kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan

adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes Kehamilan

Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus

2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

DIAGNOSA BANDING

Kehamilan etopik terganggu, mola hidatidosa, kemamilan dengan kelainan serviks.

Abortion imiteins perlu dibedakan dengan perdarahan implantasi yang biasanya

sedikit, berwarna merah, cepat terhenti, dan tidak disertai mules-mules.

2.6.KOMPLIKASI

5

Page 6: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 6/16

1. Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi

2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi

kelainan pembekuan darah

2.7. PENATALAKSANAAN

Abortus spontaneus

Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau

medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus

meliputi :

1. Abortus Imminens

Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus,

dan tanpa adanya dilatasi serviks

Penanganan abortus imminens meliputi :

- Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam

 pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke

uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.

- Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat

 progestasional sintetik peroral atau secara intramuskular.Walaupun bukti

efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.

- Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apaka}r janin masih

hidup.

2. Abortus Insipiens

Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum

20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil

konsepsi masih dalam uterus.

Penanganan Abortus Insipiens meliputi :

1) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan

aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan:

6

Page 7: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 7/16

- Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang

setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat

diulang sesudah 4 jam bila perlu).

-Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi

dari uterus.

7

Page 8: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 8/16

2) Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :

- Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa

hasil konsepsi.

-Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan

intravena (garam fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan

40 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.

3) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

3. Missed Abortion

Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi

  janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone  progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens

mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.

Penanganan

Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil

konsepsi perlu segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari

 berbagai faktor, seperti apakah kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai

turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari I

 bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan

karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia

mengandung janin yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya

dikeluarkan.

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperwatan

1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi

3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauteri

4. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab

5. Cemas s.d kurang pengetahuan

8

Page 9: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 9/16

Intervensi Keperwatan

1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan

Tujuan :

Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik 

 jumlah maupun kualitas.

Intervensi :

1) Kaji kondisi status hemodinamika

 Rasional  : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki

karekteristik bervariasi

2) Ukur pengeluaran harian

 Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah

dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal

3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian

 Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif 

4) Evaluasi status hemodinamika

 Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik 

2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi

Tujuan : 

Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi

Intervensi :

1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas

 Rasional  : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi

  perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih

 buruk 

2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan

R asional  : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ

reproduksi

3) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari

 Rasional : Mengistiratkan klilen secara optimal

9

Page 10: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 10/16

4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan

kemampuan/kondisi klien

 Rasional  : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat

mutlak sangat diperlukan

5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan

aktivitas

 Rasional : Menilai kondisi umum klien

3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri

Tujuan :

Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami

Intervensi : 1) Kaji kondisi nyeri yang dialami klien

 Rasional  : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala

maupun dsekripsi.

2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya

 Rasional  : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi

nyeri

3) Kolaborasi pemberian analgetika

 Rasional  : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan

 pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik 

4. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab

Tujuan :

Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan

Intervensi :

1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau

 Rasional  : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart

keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin

merupakan tanda infeksi

2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa

 perdarahan

10

Page 11: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 11/16

 Rasional  : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang

lebih luar 

3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart

 Rasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart

4) Lakukan perawatan vulva

 Rasional  : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat

menyebabkan infeksi.

5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi

 Rasional  : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik 

infeksi; emam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi

6) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggamase;ama masa perdarahan

 Rasional  : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan

ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system

reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.

5. Cemas s.d kurang pengetahuan

Tujuan :

Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit

meningkat

Intervensi :

1) Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit

 Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas

2) Kaji derajat kecemasan yang dialami klien

 Rasional  : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian

objektif klien tentang penyakit

3) Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan

 Rasional  : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan

merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan

kesadaran diri klien

4) Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama

11

Page 12: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 12/16

 Rasional  : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi

menurunkan kecemasan

5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga

 Rasional  : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk 

meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk 

mengurangi kecemasan klien dan keluarga.

12

Page 13: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 13/16

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa

gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek 

liewollyn&Jones, 2002).

Penyebab secara umum:

Infeksi akut

1. virus, misalnya cacar , rubella, hepatitis.

2. Infeksi  bakteri, misalnya streptokokus.3. Parasit, misalnya malaria.

Infeksi kronis

1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.

2. Tuberkulosis paru aktif.

3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.

4. Penyakit kronis, misalnya :

5. hipertensi

6. nephritis

7. diabetes

8. anemia berat

9. toxemia gravidarum

1. 10.Gangguan fisiologis, misalnya Syok , ketakutan, dll.

10. Trauma fisik.

KOMPLIKASI

1. Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi

2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi

kelainan pembekuan darah

13

Page 14: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 14/16

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta

Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.

Jakarta

14

Page 15: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 15/16

ASKEP PADA IBU DENGAN PATOLOGIS YANG

BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN :ABORTUS

OLEH

1. ANIF SYAHYADI (10206003)

2. ERNI FRANSISKA (10207018)

3. MA.LISDIANI CO’O (10207031)

4. RENI INDAWATI (10207045)

5. YOVITA ANGKET (10207055)

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT ILMU KESEHATAN

BHAKTI WIYATA

KEDIRI

15

Page 16: Abortus

5/12/2018 Abortus - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abortus-55a74b7877153 16/16

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karunia-NYA,pembuatan karya tulis dengan judul dapat terselesaikan

 penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dan dorongan dari pihak yang

terkait,karya tulis ini tidak akan terwujud.untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang Terhormat:

1. Ibu Diah Septa Gitawati selaku Dosen mata kuliah Keperawaran

maternitas Darurat yang telah memberikan materi.

2. Semua pihak yang terkait yang dengan mengorbankan waktu dan

tenaga untuk terselesaikanmya karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan

dakesempurnaan.untuk itu,kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kediri, Desember 2009

Penulis

16

ii