Upload
dewi-putri-dewanti
View
144
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Ablasio Retina
ABLASIO RETINA
Lepasnya retina bagian neurosensorik dari lapisan epitelium pigmen dibawahnya.
Pada keadaan ini sel epitel pigmen retina masih melekat erat pada membran Bruch.
Epidemiologi
Amerika Serikat terjadi pada 1 dari 10.000 orang setiap tahunnya
Insiden meningkat pada usia lanjutPrevalensi pada emetrop sekitar 0,2%,
sedangkan pada myopia berat (lebih dari minus 10 dioptri) sekitar 7%
Distribusi ablasi retina berdasarkan kuadran yaitu 60% di kuadran temporal atas, 15% di kuadran nasal atas, 15% di kuadran temporal bawah dan 10% di kuadran nasal bawah
KLASIFIKASI
•Ablasio retina regmatogenosa•Ablasio retina eksudatif•Ablasio retina tarikan atau traksi
ABLASIO RETINA REGMATOGENOSA
◦Paling sering dijumpai.◦Karakteristik : pemutusan total di lapisan sensorik retina (retinal break), traksi vitreus dengan derajat bervariasi dan mengalirnya cairan vitreus ke dalam ruang subretina melalui defek di retina sensorik.
◦Berhubungan dengan keadaan-keadaan seperti miopia, afakia, degenerasi bagia perifer dan trauma okular.
◦ Merupakan bentuk kedua tersering.◦ Terjadi akibat tarikan jaringan fibrovaskular
pada badan kaca◦ Penyebab tersering ablasi retina traksional
yaitu retinopati diabetik proliferatif dan proliferative vitreoretinopathy (PVR).
ABLASIO RETINA TRAKSI
◦ Terjadi karena tertimbunnya eksudat di bawah retina
◦ Penimbunan cairan subretina (subretinal fluid) sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi)
ABLASIO RETINA EKSUDATIF
Patogenesis
Ablasi retina regmatogenosa◦ Terjadi akibat lepasnya sebagian badan kaca
dari permukaan retina (ablasi vitreus posterior, PVD) terjadinya robekan atau lubang pada retina ketika vitreus tertarik cairan vitreus masuk ke subretina (antara lapisan epitel pigmen dan sensorik retina) pendorongan retina oleh cairan vitreus, mengapungkan retina terlepas dari lapisan epitel pigmen retina.
◦ Faktor predisposisi miop tinggi, pasca retinitis dan retina yang memperlihatkan degenerasi perifer. Trauma dapat merupakan pencetus terjadi ablasi pada mata yang telah memiliki faktor predisposisi.
Ablasi retina traksional◦ Terjadi akibat tarikan jaringan parut pada
vitreus◦ Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis
akibat adanya PDR, trauma atau perdarahan badan kaca.
Ablasi retina eksudatif◦ Tertimbunnya eksudat di bawah retina◦ Terjadi peningkatan cairan atau pengeluaran
cairan dari ruang vitreus yang melebihi kapasitas mekanisme kompensasi terjadi akumulasi cairan di subretina menyebabkan ablasi retina eksudatif.
◦ Kelainan ini dapat terjadi pada koroiditis, tumor retrobulbar, kelainan vaskular (Coat’s disease) atau radang uvea.
Gejala Klinis
Ablasio retina regmatogenesa Gangguan penglihatan yang kadang-kadang terlihat
sebagai tabir yang menutupPenglihatan akan turun secara akutFotopsia
Adanya kilatan-kilatan cahaya atau pijaran api Disebabkan oleh cairan vitreus yang menarik retina, atau
suatu kelonggaran dari vitreus yang mengizinkan cairan vitreus menabrak pada retina
FloatersAdanya bintik-bintik hitamDisebabkan bekuan-bekuan di vitreus
Pemeriksaan satu atau lebih pemutusan retina, defek aferen pupil, tekanan bola mata rendah atau dapat meninggi
Ablasio retina eksudatifdapat mengeluhkan adanya mata
merahpenurunan ketajaman penglihatan atau
defek pada lapang pandang dari yang ringan sampai berat
rasa nyeriPemeriksaan permukaan retina yang
terangkat akan terlihat sebagai cincin, pupil berwarna putih, segmen anterior dapat menunjukkan adanya inflamasi atau bahkan rubeosis (tergantung penyebab dasar)
Ablasio retina traksi (tarikan)Pada sebagian besar kasus berlangsung
tanpa keluhanHilangnya lapang pandang sering
berlangsung secara perlahan dan dapat berlangsung tanpa memburuk selama beberapa bulan sampai tahun
penglihatan turun tanpa rasa sakit jika terjadi keterlibatan makula
Pemeriksaan pada vitreus humour terdapat jaringan fibrosis, pelepasan yang terjadi pada retina memiliki bentuk konkaf
Tatalaksana
PEMBEDAHAN
Sebelum pembedahan pasien dirawat dengan mata ditutup
Pembedahan dilakukan secepat mungkin dan sebaiknya antara 1-2 hari
Untuk ablasio retina eksudatif harus diutamakan mengobati penyakit primer penyebab
1.Skleral Buckling2.Vitrektomi3.Pneumatic retinopeksi
PROSEDUR OPERASI
Skleral Buckling
Merekatkan kembali retina yang lepas ke sklera dengan menggunakan suatu eksplan
Memerlukan penentuan lokasi tempat lepasnya retina
Untuk membentuk adhesi antara epitel pigmen dan retina sensorik, diperlukan tindakan diatermi, kripterapi atau laser
Dapat dilakukan dengan atau tanpa mengeluarkan cairan subretina
Paska operasi pasien tidak harus dalam posisi tertentu, dapat melakukan aktivitas seperti biasa kecuali aktivitas yang dapat melukai kepala
Vitrektomi
Mengeluarkan sebagian vitreus humor untuk memberi tempat bagi materi yang akan diinjeksikan ke dalam mata berupa gas (fluid-gas exchange) atau silikon cair untuk merekatkan kembali retina ke dasarnya
Kepala pasien harus berada dalam posisi tertentu untuk menjaga agar retina tetap menempel
Pneumatik Retinopeksi
Penyuntikan udara atau gas yang dapat memuai intraokular untuk melakukan tamponade pada retina yang terputus sementara adhesi korioretina terbentuk
Pasien tidak perlu dirawat inapMencegah komplikasi yang dapat
ditimbulkan dengan menggunakan prosedur buckling
Kepala pasien harus dalam posisi tertentu dalam 7-10 hari
Mempunyai tingkat keberhasilan lebih rendah dibandingkan dengan skleral buckle