64
78 Desi nur hidayati,2013 Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu No.Daftar : 056/S/PPB/2012 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Bab IV diuraikan hasil penelitian serta pembahasannya, secara garis besar bagian yang akan dibahas sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu gambaran umum mengenai academic self-efficacy dan program hipotetik bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik SMPN 9 Bandung Tahun ajaran 2012/2013. 1. Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran umum academic self-eeficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013”, berikut disajikan tentang gambaran academic self-efficacy secara umum. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh mengenai tingkat academic self-efficacy peserta didik dari hasil penyebaran instrumen terhadap seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung. Dari hasil data yang dikumpulkan, diperoleh gambaran mengenai tingkat academic self-efficacy peserta didik, dimensi serta indikator academic self-efficacy peserta didik. Gambaran umum academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung tahun ajaran 2012/2013 divisualisasikan dalam grafik 4.1. Grafik 4.1 Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Tinggi Sedang Rendah Academic Self-Efficacy Tinggi Sedang Rendah

A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

78

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada Bab IV diuraikan hasil penelitian serta pembahasannya, secara garis

besar bagian yang akan dibahas sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu

gambaran umum mengenai academic self-efficacy dan program hipotetik

bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik

SMPN 9 Bandung Tahun ajaran 2012/2013.

1. Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

umum academic self-eeficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013”, berikut disajikan tentang gambaran academic self-efficacy

secara umum.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh mengenai tingkat

academic self-efficacy peserta didik dari hasil penyebaran instrumen terhadap

seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung. Dari hasil data yang

dikumpulkan, diperoleh gambaran mengenai tingkat academic self-efficacy

peserta didik, dimensi serta indikator academic self-efficacy peserta didik.

Gambaran umum academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung

tahun ajaran 2012/2013 divisualisasikan dalam grafik 4.1.

Grafik 4.1

Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Tinggi Sedang Rendah

Academic Self-Efficacy

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 2: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

79

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Grafik 4.1 menunjukan kondisi objektif peserta didik kelas VII SMPN 9

Bandung Tahun ajaran 2012/2013 mengenai tingkat academic self-efficacy.

Secara umum gambaran academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9

Badung Tahun ajaran 2012/2013 sebagian besar berada pada kategori sedang.

Berdasarkan formulasi pengelompokkan dan konversi skor T dari jumlah populasi

sebanyak 433 peserta didik, terdapat 70 peserta didik atau 16,2% dari total

responden yang termasuk pada kategori tinggi. Artinya peserta didik sudah

memiliki keyakinan diri yang tinggi pada setiap dimensinya yang ditampilkan

dalam aktivitas akademik meliputi menjatuhkan pilihan pada penyelesaian tugas

sulit, menguasai lebih dari 60% materi pelajaran serta memiliki keyakinan diri

yang kuat pada upaya penyelesaian tugas sekolah.

Pada kategori sedang terdapat 289 peserta didik atau 66,7%, dari total

responden, yang berarti peserta didik memiliki keyakinan diri yang sedang pada

setiap dimensinya yag ditampilkan dalam aktivitas akademik meliputi

menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan sedang,

hanya menguasai 40%-60% materi pelajaran serta kekuatan keyakinan yang

sedang dalam upaya penyelesaian tugas sekolah. Pada kategori kategori rendah

terdapat 74 peserta didik atau 17,1% dari total responden yang berarti peserta

didik memiliki keyakinan diri yang rendah pada setiap dimensinya yang

ditampilkan pada aktivitas akademik meliputi menjatuhkan pilihan pada

pengerjaan tugas yang mudah, hanya menguasai kurang dari 40% materi pelajaran

serta memiliki keyakinan yang lemah terhadap potensi diri dalam menyelesaikan

tugas sekolah.

Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan secara umum

sebagian besar peserta didik menjatuhkan pilihan tugas dengan tingkat kesulitan

sedang, hanya mampu menguasai 40%-60% materi pelajaran pada pengerjaan

tugas sekolah, serta memiliki kekuatan keyakinan yang sedang terhadap potensi

akademik yang dimilikinya dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

Page 3: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

80

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

2. Gambaran Umum Dimensi-Dimensi Academic Self-Efficacy Peserta

Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Academic self-efficacy peserta didik diukur berdasarkan tiga dimensi

self-efficacy yang meliputi magnitude/level, generality dan strength. Gambaran

tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung

berdasarkan masing-masing dimensi dapat dilihat pada grafik 4.2.

Grafik 4.2

Gambaran Dimensi Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam Setiap Dimensi

Secara umum dari ketiga dimensi academic self-efficacy yaitu

magnitude/level, generality, strength menunjukan tingkat keyakinan diri peserta

didik terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah berada

pada kategori sedang.

Berdasarkan formulasi pengelompokan dan konversi skor matang (skor

T) dari jumlah populasi sebanyak 433 peserta didik, masing-masing dimensi

berada pada kategori sedang. Pada dimensi magnitude/level terdapat 71 peserta

didik (16,4%) berada pada kategori tinggi yang berarti peserta didik menjatuhkan

pilihan pada pengerjaan tugas yang sulit. Pada kategori sedang terdapat 289

peserta didik atau 66,7% dari total responden yang berarti peserta didik

menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan tugas yang

sedang (cukup mudah). Pada kategori rendah terdapat 69 peserta didik atau

15,9% dari total responden, yang berarti peserta didik lebih memililih untuk

mengerjakan tugas-tugas sekolah yang dianggap mudah. Berdasarkan hasil

penelitian, dapat disimpulkan pada dimensi magnitude/level sebagian besar

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Magnitude Generality Strength

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 4: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

81

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

peserta didik menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan

yang sedang yang ditampilkan pada minat yang sedang pada pengerjaan tugas

yang sulit, kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana tindakan dalam

menghadapi perasingan akademik ditunjukkan dengan 40%-60% dari rencana

tindakan yang telah disusun dipandang tepat dalam membantu peserta didik

menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya, sudah mampu

memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan tetapi terkadang merasa

terbebani dengan tugas yang terlalu banyak, serta mampu berawawasan optimis

terhadap potensi diri untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah akan tetapi kurang

optimis mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Pada dimensi generality terdapat 66 peserta didik (15,2%) berada pada

kategori tinggi, yang berarti peserta didik mampu menguasai lebih dari 60%

materi pelajaran pada upaya menghadapi serangkaian tuntutan akademik sebagai

peserta didik terutama dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah. Pada kategori

sedang terdapat 284 peserta didik atau 65,6% dari total reponden, yang berarti

peserta didik hanya mampu menguasai 40%-60% dari materi pelajaran pada

upaya menghadapi serangkaian tuntutan akademik sebagai peserta didik terutama

dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 83 peserta

didik atau 19,2% dari total responden yang berarti peserta didik hanya mampu

menguasai kurang dari 40% materi pelajaran pada upaya menghadapi serangkaian

tuntutan akademik sebagai peserta didik terutama dalam penyelesaian tugas-tugas

sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan pada dimensi generality

sebagian besar peserta didik mampu menguasai 40%-60% materi pelajaran pada

upaya menghadapi tuntuan akademik sebagai peserta didik yang ditampilkan

dalam aktivitas penyelesaian tugas sekolah, kemampuan belajar dari pengalaman,

serta aktivitas akademik yang ditampilkan pada keseluruhan proses pembelajaran.

Pada dimensi strength terdapat 55 peserta didik (12,7%) berada pada

kategori tinggi, yang berarti peserta didik memiliki keyakinan yang kuat terhadap

potensi akademik yang dimiliki dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Pada

kategori sedang terdapat 301 peserta didik atau 69,5% dari total responden yang

berarti peserta didik memiliki kekuatan keyakinan yang sedang terhadap potensi

Page 5: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

82

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

akademik yang dimiliki dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Pada kategori

rendah terdapat 77 peserta didik atau 17,8% dari total responden, yang berarti

peserta didik memiliki keyakinan diri yang lemah terhadap potensi akademik yang

dimiliki dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Berdasarkan hasil penelitian,

dapat disimpulkan pada dimensi strength sebagian besar peserta didik memiliki

kekuatan keyakinan diri yang sedang terhadap potensi akademik yang dimiliki

yang ditampilkan pada tingkat kekuatan keyakinan, semangat juang dalam

menghadapi hambatan, ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah serta

komitmen untuk mengerjakan tugas sekolah dengan baik.

3. Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Berdasarkan

Indikator

Berdasarkan ketiga dimensi academic self-efficacy pada penelitian telah

dikembangkan 12 indikator untuk mengungkap tingkat academic self-efficacy

peserta didik. Secara rinci gambaran persentase peserta didik berdasarkan

indikator dijelaskan sebagai berikut:

a. Dimensi Magnitude/Level

Dimensi magnitude/level pada academic self-efficacy peserta didik

diukur berdasarkan empat indikator yang meliputi 1) minat pada penyelesaian

tugas yang sulit, 2) menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi

tuntutan akademik sebagai peserta didik, 3) memandang tingkat kesulitan tugas

akademik sebagai tantangan bukan sebagai beban, serta 4) berwawasan optimis

terhadap potensi yang dimiliki. Gambaran tingkat academic self-efficacy peserta

didik kelas VII di SMPN 9 Bandung berdasarkan indikator-indikator dari dimensi

magniude/level dapat visualisasikan pada grafik 4.3 sebagai berikut:

Page 6: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

83

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Grafik 4.3

Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Dimensi Magnitude/Level

Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan indikator-indikator pada dimensi

magnitude/level berada pada kategori sedang. Pada indikator minat penyelesaian

tugas sulit terdapat 66 peserta didik (15,2%) berada pada kategori tinggi, artinya

peserta didik memiliki minat yang tinggi pada penyelesaian tugas sulit. Pada

kategori sedang terdapat 294 peserta didik (67,9 %) yang berarti peserta didik

memiliki minat yang sedang pada penyelesaian tugas sulit sehingga cenderung

memilih tugas yang cukup mudah. Pada kategori rendah terdapat 73 peserta didik

(16,9%) artinya peserta didik tidak menyukai tugas-tugas yang sulit sehingga

lebih memiilih tugas-tugas yang mudah. Berdasarkan hasil penelitian,

disimpulkan pada indikator minat pada penyelesaian tugas sulit, sebagian besar

peserta didik memiliki minat yang sedang pada penyelesaian tugas sulit sehingga

lebih menyukai untuk mengerjakan tugas-tugas dengan tingkat kesulitan sedang

(cukup mudah).

Pada Indikator menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam

menghadapi tuntutan akademik sebagai peserta didik terdapat 59 peserta didik

(13,6%) berada pada kategori tinggi artinya peserta didik sudah mampu

menentukan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi persaingan akademik

ditunjukan dengan lebih dari 60% dari rencana tindakannya dipandang tepat

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 7: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

84

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

dalam membantu peserta didik menghadapi persaingan akademik dengan teman

lainnya. Pada kategori sedang terdapat 292 peserta didik (67,4%) yang berarti

peserta didik memiliki kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana

tindakan dalam menghadapi persaingan akademik ditunjukan dengan 40%-60%

dari rencana tindakan yang telah disusun dipandang tepat dalam membantu

peserta didik menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya. Pada

kategori rendah terdapat 82 peserta didik (18,9%) yang berarti peserta didik

kurang mampu mentukan rencana tindakan yang tepat ditunjukan dengan kurang

dari 40% dari rencana tindakan yang disusun dipandang tepat dalam membantu

menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya. Berdasarkan hasil

penelitian, disimpulkan pada indikator menetapkan rencana tindakan yang tepat

dalam menghadapi persaingan akademik sebagai peserta didik sebagian besar

peserta didik memiliki kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana

tindakan dalam menghadapi perasingan akademik ditunjukkan dengan 40%-60%

dari rencana tindakan yang telah disusun dipandang tepat dalam membantu

peserta didik menghadapi persaingan akademik dengan teman lainnya yang

ditampilkan dalam penentuan tindakan dalam mengatasi kesulitan penyelesaian

tugas sekolah, mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencapai prestasi

yang tinggi, memilki jadwal belajar kelompok, serta kemampuan yang sedang

dalam memanajemen pengerjaaan tugas sekolah.

Pada indikator memandang tingkat kesulitan tugas akademik sebagai

tantangan bukan sebagai beban terdapat 79 peserta didik (18,2%) berada pada

kategori tinggi yang berarti peserta didik memandang tugas yang sulit sebagai

tantangan yang harus diselesaikan karena akan mengasah kemampuan diri dalam

bidang akademik. Pada kategori sedang terdapat 281 peserta didik (64,9%) yang

berarti peserta didik mampu memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan

tetapi terkadang merasa terbebani dengan tugas-tugas yang sulit. Pada kategori

rendah terdapat 73 peserta didik (16,9%) yang berarti peserta didik lebih

memandang tugas yang sulit sebagai beban bukan sebagai tantangan. Berdasarkan

hasil penelitian, disimpulkan pada indikator memandang kesulitan tugas sebagai

tantangan bukan sebagai beban, sebagian besar peserta didik sudah mampu

Page 8: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

85

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan tetapi terkadang merasa

terbebani dengan tugas-tugas yang sulit.

Pada indikator berawawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki

terdapat 70 peserta didik (16,2%) berada pada kategori tinggi, artinya peserta

didik sudah sangat optimis terhadap kemampuan diri dalam menyelesaikan tugas

sekolah yang sulit sekalipun serta sangat yakin mampu mendapat prestasi belajar

yang lebih baik dibandingkan peserta didik lainnya. Pada kategori sedang terdapat

294 peserta didik (67,9%) yang berarti peserta memiliki kemampuan yang sedang

dalam berawawasan optimis terhadap potensi diri untuk menyelesaikan tugas-

tugas sekolah akan tetapi kurang optimis mampu mencapai prestasi belajar yang

tinggi. Pada kategori rendah terdapat 69 peserta didik (15,9%) yang berarti peserta

didik belum memiliki kemampuan berawawasan optimis terhadap potensi diri

dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah serta meraih prestasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada indikator berwawasan optimis

terhadap potensi yang dimiliki, sebagian besar peserta sudah mampu

berawawasan optimis terhadap potensi diri untuk menyelesaikan tugas-tugas

sekolah akan tetapi kurang optimis mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.

b. Dimensi Generality

Dimensi generality pada academic self-efficacy peserta didik diukur

berdasarkan empat indikator yang meliputi 1) yakin mampu menguasai berbagai

bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah, 2) menggunakan pengalaman

hidup sebagai suatu langkah untuk mencapai keberhasilan akademik, 3) mampu

menyelesaikan tugas sekolah, apapun bentuk tugas yang diberikan , serta 4)

menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada seluruh proses

pembelajaran. Gambaran tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 mengenai indikator-indikator dimensi

generality divisualisasikan pada grafik 4.4 sebagai berikut:

Page 9: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

86

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Grafik 4.4

Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Dimensi Generality

Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan indikator-indikator pada dimensi

generality berada pada kategori sedang. Pada indikator yakin menguasai berbagai

bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah terdapat 73 peserta didik

(16,9%) yang berada pada kategori tinggi artinya peserta didik memiliiki

keyakinan yang tinggi dalam penguasaan berbagai bidang akademik sehingga

mampu menguasai lebih dari 60% materi pelajaran dalam menyelesaikan tugas-

tugas sekolah. Pada kategori sedang terdapat 277 peserta didik (64%) yang

berarti peserta didik keyakinan yang sedang dalam menguasai berbagai bidang

akademik sehingga hanya mampu menguasai 40%-60% dari materi pelajaran

dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 83

peserta didik (19,2%) yang berarti peserta didik yakin hanya mampu menguasai

kurang dari 40% materi pelajaran dalam upaya menyelesaikan tugas-tugas

sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan pada indikator yakin

mampu menguasai berbagai bidang akademik pada upaya penyelesaian tugas

sekolah, sebagian besar peserta didik mampu menguasai 40%-60% materi

pelajaran dalam penyelesaian tugas sekolah.

Pada indikator menggunakan pengalaman hidup sebagai suatu langkah

untuk mencapai keberhasilan akademik terdapat 72 peserta didik (16,6%) berada

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 10: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

87

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

pada kategori tinggi yang berarti peserta didik sudah mampu menggunakan

pengalaman belajar yang pernah dialami dalam mencapai keberhasilan akademik.

pada kategori sedang terdapat 279 peserta didik (64,4%) yang berarti peserta

didik memiliki kemampuan yang sedang dalam menggunakan pengalaman belajar

yang pernah dialami dalam mencapai keberhasilan akademik. Pada kategori

rendah terdapat 82 peserta didik (18,9%) yang berarti peserta didik memiliki

kemampuan yang rendah dalam menggunakan pengalaman belajar dalam

mencapai keberhasilan akademik. Beradasrkan hasil penelitian, dismpulkan pada

indikator menggunakan pengalaman hidup sebagai suatu langkah mencapai

keberhasilan akademik sebagian besar peserta didik memiliki kemampuan yang

sedang dalam menggunakan pengalaman-pengalaman belajar yang pernah didapat

untuk mencapai prestasi belajar, seperti mampu menyelesaikan tugas yang sulit

karena pernah mengalami tugas yang sulit sebelumnya, kemampuan

menyelesaikan tugas sekolah karena terbiasa belajar dengan teratur, serta mampu

belajar dari kesuksesan yang pernah dicapai.

Pada Indikator mampu menyelesaikan tugas sekolah, apapun bentuk tugas

yang diberikan terdapat 58 peserta didik (13,4%) berada pada kategori tinggi yang

berarti peserta didik mampu menyelesaikan lebih dai 60% dari seluruh jenis tugas

yang diberikan. Pada kategori sedang terdapat 303 peserta didik (70%) yang

berarti peserta didik mampu menyelesaikan 40%-60% dari seluruh jenis tugas

yang diberikan. Pada kategori rendah terdapat 72 peserta didik (16,6%) yang

berarti peserta didik hanya mampu menyelesaikan kurang dari 40% dari seluruh

jenis tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada

indikator mampu menyelesaikan tugas sekolah, apapun bentuk tugas yang

diberikan sebagian besar peserta didik hanya mampu menyelesaikan 40%-60%

dari seluruh jenis tugas yang diberikan, meliputi tugas merangkum, tugas

perorangan, tugas kelompok, tugas PR, serta tugas membuat kliping.

Pada indikator menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada

seluruh proses pembelajaran terdapat 73 peserta didik (16,9%) berada pada

kategori tinggi, artinya peserta didik menampilkan sikap yang menunjukan

keyakinan diri yang tinggi pada proses pembelajaran, meliputi berani mengajukan

Page 11: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

88

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

pendapat, berani bertanya, mampu menyampaikan materi yang dipresentasikan

dengan baik, serta terlibat aktif dalam mengerjakan soal ke depan kelas. Pada

kategori sedang terdapat 292 peserta didik (67,4%) yang berarti peserta didik

menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan yang sedang pada proses

pembelajaran, seperti berani untuk bertanya atau mengajukan pendapat pada saat

dilaksanakan diskusi kelas, akan tetapi kurang mampu menjelaskan materi yang

dipresentasikan serta kurang aktif dalam mengerjakan tugas dipapan tulis. Pada

kategori rendah terdapat 68 peserta didik (15,7%) yang berarti peserta didik

menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri yang rendah pada saat

proses pembelajaran, seperti malu untuk bertanya, ragu-ragu ketika

mengemukakan pendapat atau mengerjakan soal dipapan tulis karena merasa takut

salah serta kurang mampu menjelaskan materi dengan baik terhadap peserta didik

lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada indikator menampilkan

sikap yang menunjukan keyakinan diri pada proses pembelajaran, sebagian besar

peserta didik berani untuk bertanya atau mengajukan pendapat pada saat

dilaksanakan diskusi kelas, akan tetapi kurang mampu menjelaskan materi yang

dipresentasikan serta kurang aktif dalam mengerjakan tugas dipapan tulis.

c. Dimensi Strength

Dimensi strength pada academic self-efficacy peserta didik diukur

berdasarkan empat indikator yang meliputi 1) memiliki keyakinan diri yang kuat

terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas akademik, 2) memiliki semangat

juang ketika mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas akademik, 3)

memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah, serta 4) memiliki

komitmen untuk menyelesaikan tugas akademik dengan baik.

Gambaran tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 mengenai indikator-indikator dimensi strength

divisualisasikan pada grafik 4.5 sebagai berikut:

Page 12: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

89

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Grafik 4.5

Gambaran Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Dimensi Strength

Berdasarkan grafik 4.5 menunjukan indikator-indikator pada dimensi

strength berada pada kategori sedang. Pada indikator memiliki keyakinan diri

yang kuat terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas akademik terdapat 69

peserta didik (15,9%) berada pada kategori tinggi artinya peserta didik memiliki

keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas

akademik. Pada kategori sedang terdapat 286 peserta didik (66,1%), artinya

peserta didik memiliki kekuatanan keyakinan yang sedang dalam menyelesaikan

tugas-tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 70 peserta didik (16,2%),

artinya peserta didik keyakinan yang lemah terdap potensi diri dalam

menyelesaikan tugas-tugas akademik. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan

pada indikator keyakian diri yang kuat terhadap potensi diri dalam menyelesaikan

tugas akademik sebagian besar peserta didik memiliki tingkat kekuatan keyakinan

yang sedang terhadap potensi diri dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik,

seperti yakin mencapai nilai diatas KKM, mampu mengerjakan tugas sekolah

tanpa bantuan orang lain akan tetapi kurang yakin dapat bersaing dengan siswa

lainnya.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Keyakinan yang Kuat

Semangat Juang

Ketekunan Komitmen

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 13: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

90

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Pada indikator memiliki semangat juang ketika mengalami hambatan

penyelesaian tugas sekolah terdapat 63 peserta didik (14,5%) berada pada kategori

tinggi, artinya peserta didik memiliki semangat juang yang tinggi ketika

mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah seperti terus

berusaha menyelesaikan tugas sesulit apapun, selalu mencari cara untuk

memperbaiki kegagalan, mencari berbagai sumber referensi serta berdiskusi

dengan teman dalam menyelesaikan tugas sekolah. Pada kategori sedang terdapat

300 peserta didik (69,3%), artinya peserta didik memiliki semangat juang yang

cukup tinggi dalam menyelesaikan tugas sekolah yang ditampilkan dalam usaha

untuk menyelesaikan tugas sesulit apapun dengan mencari berbagai sumber

referensi ataupun berdiskusi dengan teman akan tetapi ketika mengalami

kegagalan tidak berusaha mencari cara untuk memperbaikinya. Pada kategori

rendah terdapat 70 peserta didik (16,2%) artinya peserta didik memiliki semangat

juang yang rendah dalam menyelesaikan tugas sekolah seperti mudah menyerah

ketika mendapat tugas yang sulit, tidak mencari cara untuk memperbaiki

kegagalan, tidak mencari berbagai sumber referensi ataupun berdiskusi dengan

teman lainnya dalam menghadapi hambatan penyelesaian tugas sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan pada indikator memiliki semangat

juang ketika mengalami hambatan menyelesaikan tugas akademik sebagian besar

peserta didik berusaha untuk menyelesaikan tugas sesulit apapun dengan mencari

berbagai sumber referensi ataupun berdiskusi dengan teman akan tetapi ketika

mengalami kegagalan tidak berusaha mencari cara untuk memperbaikinya.

Pada indikator memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah

terdapat 82 peserta didik (18,9%) berada pada kategori tinggi, artinya peserta

didik memiliki ketekunan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas sekolah yaitu

mampu bertahan berjam-jam dalam mengerjakan tugas sekolah sampai tugas

dapat terselesaikan serta selalu meluangkan waktu setiap harinya untuk belajar

secara rutin. Pada kategori sedang terdapat 292 peserta didik (67,4%), artinya

peserta didik memiliki tingkat ketekunan yang sedang dalam menyelesaikan

tugas-tugas sekolah seperti mampu bertahan dalam beberapa jam saja ketika

mengerjakan tugas sekolah serta berusaha meluangkan waktu untuk belajar yaitu

Page 14: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

91

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

minimal empat hari dalam seminggu. Pada kategori rendah terdapat 59 peserta

didik (13,6%) artinya peserta didik kurang tekun dalam menyelesaikan tugas-

tugas sekolah seperti tidak mampu bertahan dalam menyelesaikan tugas-tugas

sekolah serta kurang mampu meluangkan waktu untuk belajar secara rutin.

Disimpulkan pada indikator memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah

sebagian besar peserta didik mampu bertahan dalam beberapa jam saja ketika

mengerjakan tugas sekolah serta berusaha meluangkan waktu untuk belajar yaitu

minimal empat hari dalam seminggu.

Pada indikator memiliki komitmen untuk menyelesaikan tugas akademik

dengan baik terdapat 54 peserta didik (12,5%) berada pada kategori tinggi, artinya

peserta didik memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas sekolah

dengan baik seperti berusaha mengikuti les privat, selalu mengerjakan tugas

sekolah yang diberikan oleh guru tanpa membeda-bedakan pelajaran serta selalu

menyempatkan waktu untuk pergi ke perpustakaan. Pada kategori sedang

terdapat 305 peserta didik (70,4%), artinya peserta didik memiliki tingkat

komitmen yang sedang dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah seperti

mengikuti les privat, berusaha mengerjakan tugas sekolah apapun bentuk tugas

yang diberikan, akan tetapi tidak menggunakan berbagai sumber referensi dalam

penyelesaian tugas sekolah. Pada kategori rendah terdapat 74 peserta didik

(17,1%), artinya peserta didik memiliki komitmen yang redah untuk

menyelesaikan tugas-tugas sekolah yaitu mengerjakan tugas-tugas sekolah tanpa

mengggunakan sumber-sumber referensi yang relevan. Berdasarkan hasil

penelitian, dapat disimpulkan pada indikator memiliki komitmen untuk

menyelesaikan tugas akademik dengan baik sebagian besar peserta didik memiliki

tingkat komitmen yang sedang dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang

ditampilkan dalam keikutsertaan dalam les privat, pengerjaan semua tugas-tugas

sekolah tanpa membeda-bedakan mata pelajaran, serta meluangkan waktu untuk

pergi ke perpustakaan untuk mencari berbagai sumber referensi.

Page 15: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

92

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

4. Tingkat Pencapaian Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Karakteristik academic self-efficacy peserta didik yang diidentifikasi

dalam penenlitian diukur berdasarkan tiga diemensi self-efficacy. Berdasarkan

tingkat pencapaian academic self-efficacy , didapat hasil karakteristik pencapaian

academic self-efficacy yang dimiliki 433 peserta didik di SMPN 9 Bandung yang

menjadi sampel dalam penelitian adalah sebesar 62,41% yaitu berada pada

kategori tinggi. Artinya secara umum seluruh peserta didik rata-rata sudah

mencapai tingkat keyakinan diri yang tinggi pada setiap dimensinya, meliputi

tingkat kesulitan tugas yang yang diyakini mampu diselesaikan (magnitude/level),

penguasaan berbagai bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah

(generality), serta keyakinan yang kuat terhadap potensi dalam menyelesaikan

tugas sekolah (strength). Adapun taraf pencapaian academic self-efficacy peserta

didik pada masing-masing dimensi divisualisasikan pada grafik 4.6 sebagai

berikut:

Grafik 4.6

Persentase Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy

Peserta Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui tingkat pencapaian academic self-efficacy

pada setiap dimensinya termasuk pada kategori sedang. Pada dimensi magnitude

tingkat pencapaian academic self-efficacy dari seluruh peserta didik kelas VII

SMPN 9 Bandung adalah sebesar 58,15 % sehingga termasuk pada kategori

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Academic Self-Efficacy

Magnitude/Level

Generality

Strength

Page 16: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

93

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

sedang. Artinya seluruh peserta didik kelas VII rata-rata mencapai keyakinan yang

sedang dalam menentukan tingkat kesulitan tugas yang diyakini mampu

diselesaikan dan cenderung menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan

tingkat kesulitan sedang. Pada dimensi generality tingkat pencapaian academic

self-efficacy dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar

63,17% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik

kelas VII rata-rata sudah mencapai penguasaan berbagai bidang akademik pada

proses pembelajaran berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang

ditunjukkan dengan mampu menguasai lebih dari 70% materi pelajaran. Pada

dimensi strength tingkat pencapaian academic self-efficacy dari seluruh peserta

didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 65,24 % sehingga termasuk

pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mencapai

keyakinan yang kuat untuk menyelesaikan serangkaian tuntutan akademik di

sekolah.

Adapun tingkat pencapaian academic self-efficacy adalah dimensi

magnitude/level yaitu sebesar 58,15%, sedangkan tingkat pencapaian tertinggi

adalah dimensi strength yaitu sebesar 65,24%. Artinya peserta didik sudah

mencapai keyakinan diri yang kuat terhadap potensi akademiknya, yang

ditampilkan dengan kemampuan menguasai berbagai materi pelajaran, akan tetapi

kurang mampu menentukan tingkat kesulitan tugas yang diyakini mampu

diselesaikan sehingga cenderung menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas

sekolah dengan tingkat kesulitan sedang.

Berdasarkan indikator pada masing-masing dimensi, berikut diuraikan

persentase ketercapaian skor academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN

9 Bandung tahun aaran 2012/2013 berdasarkan indikator pada setiap dimensi.

a. Dimensi Magnitude/Level

Gambaran tingkat pencapaian academic self-efficacy peserta didik kelas

VII SMPN 9 Bandung tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan indikator-indikator

dari dimensi magnitude/level dapat dilihat pada grafik 4.7 sebagai berikut:

Page 17: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

94

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Grafik 4.7

Gambaran Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy Peserta Didik

Kelas VII SMPN 9 Bandung Pada Dimensi Magnitude/Level

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan secara umum tingkat pencapaian

academic self-efficacy dari setiap indikator pada dimensi magnitude/level berada

pada kategori sedang yang meliputi minat terhadap penyelesaian tugas yang sulit,

memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan bukan sebagai beban serta

berwawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki, sementara untuk indikator

menetapkan rencana tindakan, tingkat pencapaian academic self-efficacy peserta

didik berada pada kategori tinggi.

Pada indikator minat penyelesaian tugas yang sulit tingkat pencapaian

academic self-efficacy dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung

adalah sebesar 49,68 % sehingga termasuk pada kategori sedang. Artinya seluruh

peserta didik rata-rata sudah mencapai minat yang sedang pada penyelesaian tugas

yang sulit sehingga menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat

kesulitan yang sedang (cukup mudah).

Pada indikator menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam

menghadapi tuntutan akademik sebagai peserta didik tingkat pencapaian dari

seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 62% sehingga

termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Magnitude/Level

Minat Penyelesaian Tugas Sulit

Menetapkan Rencana Tindakan

Pandangan Tingkat Kesulitan Tugas

Berwawasan Optimis

Page 18: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

95

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

mencapai keyakinan yang tinggi dalam menentukan rencana tindakan yang tepat

untuk menghadapi serangkainan tuntutan akademik yang ditampilkan dalam

kemampuan menetapkan tindakan untuk menghadapi hambatan penyelesaian

tugas serta persaingan akademik.

Pada indikator memandang tingkat kesulitan tugas akademik sebagai

tantangan bukan sebagai beban tingkat pencapaian skor dari seluruh peserta didik

kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 58,78% sehingga termasuk pada

kategori sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mampu memandang

tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan, akan tetapi terkadang merasa terbebani

dengan banyaknya tugas-tugas sekolah yang sulit.

Pada indikator berawasan optimis, tingkat pencapaian dari seluruh peserta

didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 59% sehingga termasuk pada

kategori sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mencapai keyakinan

yang sedang dalam berwawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki seperti

yakin dapat menyelesaikan tugas sesulit apapun, yakin mampu mengerjakan tugas

lebih baik dibanding peserta didik lainnya, serta yakin menjadi peserta didik

terbaik di kelas.

b. Dimensi Generality

Tingkat pencapaian academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN

9 Bandung tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan indikator-indikator dari dimensi

generality dapat dilihat pada grafik 4.8 sebagai berikut:

Grafik 4.8

Gambaran Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy Peserta Didik

Kelas VII SMPN 9 Bandung Pada Dimensi Generality

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Generality

Menguasai Berbagai Bidang Akademik

Menggunakan Pengalaman Hidup

Menyelesaikan Semua Tugas

Page 19: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

96

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Berdasarkan grafik 4.8 menunjukan secara umum tingkat pencapaian

academicself-efficacy dari setiap indikator pada dimensi generality berada pada

kategori tinggi dan sedang. Pada indikator yakin mampu menguasai berbagai

bidang akademik dalam penyelesaian tugas sekolah, tingkat pencapaian dari

seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 58,52 %

sehingga termasuk pada kategori sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata

sudah mencapai keyakinan yang sedang pada penguasaan berbagai bidang

akademik pada penyelesaian tugas sekolah sehingga hanya menguasai 40%-60%

materi pelajaran pada penyelesaian tugas sekolah.

Pada indikator menggunakan pengalaman hidup, tingkat pencapain dari

seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 66 % sehingga

termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah

mencapai keyakinan yang tinggi dalam menggunakan pengalaman belajarnya

yang pernah dialami terutama pada saat di SD baik berupa pengalaman

kesuksesan maupun kegagalan untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi

di SMP.

Pada indikator mampu menyelesaikan seluruh tugas sekolah tingkat

pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar

68,69% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta didik

rata-rata sudah mencapai keyakinan yang tinggi untuk mampu menyelesaikan

tugas sekolah, apapun tugas yang diberikan.

Pada indikator menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada

seluruh proses pembelajaran, tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas

VII SMPN 9 Bandung adalah sebesar 59,78% sehingga termasuk pada kategori

sedang. Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah mencapai keyakinan yang

sedang dalam menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada proses

pembelajaran, seperti berani mengajukan pendapat, berani bertanya kepada guru

ketika ada hal tidak dimengerti, menajukan pertanyaan, menjelaskan materi

dengan baik, serta terlibat aktif dalam seluruh proses pembelajaran.

Page 20: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

97

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

c. Dimensi Strength

Gambaran tingkat ketercapaian skor academic self-efficacy peserta didik

kelas VII SMPN 9 Bandung tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan indikator-

indikator dari dimensi strength dapat dilihat pada grafik 4.9 sebagai berikut

Grafik 4.9

Gambaran Ketercapaian Skor Academic Self-Efficacy Peserta Didik

Kelas VII SMPN 9 Bandung Pada Dimensi Strength

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan menunjukkan secara umum tingkat

pencapaian dari setiap indikator pada dimensi strength berada pada kategori

tinggi. Pada indikator memiliki keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri,

tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah

sebesar 65,17% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh peserta

didik rata-rata sudah mencapai keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri

dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan hasil yang maksimal.

Pada indikator memiliki semangat juang ketika mengalami hambatan

penyelesaian tugas, tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII

SMPN 9 Bandung adalah sebesar 67,8% sehingga termasuk pada kategori tinggi.

Artinya seluruh peserta didik rata-rata sudah memiliki semangat juang yang tinggi

untuk menghadapi hambatan yang dialami pada saat penyelesaian tugas-tugas

sekolah.

Pada indikator memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah

tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung adalah

sebesar 61,62% sehingga termasuk pada kategori tinggi Artinya seluruh peserta

0%20%40%60%80%

100%

Strength

Keyakinan yang Kuat

Semangat Juang

Ketekunan

Komitmen

Page 21: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

98

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

didik rata-rata memiliki ketekunan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah seperti

mampu bertahan selama berjam-jam serta meluangkan waktu untuk belajar secara

rutin setiap harinya.

Pada indikator memiliki komitmen penyelesaian tugas akademik dengan

baik, tingkat pencapaian dari seluruh peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung

adalah sebesar 64,37% sehingga termasuk pada kategori tinggi. Artinya seluruh

peserta didik rata-rata sudah mencapai komitmen yang tinggi untuk

menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik agar mencapai hasil belajar yang

maksimal.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Secara umum gambaran academic self-eficacy peserta didik kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang pada

setiap dimensinya yang meliputi tingkat kesulitan tugas yang dipilih

(magnitude/level), luas bidang akademik yang diyakini mampu dikuasai

(generality) serta kuat lemahnya keyakinan terhadap potensi akademik yang

dimiliki (strength), akan tetapi masih terdapat beberapa peserta didik yang masih

termasuk pada kategori tinggi dan rendah. Peserta didik yang berada pada kategori

sedang diasumsikan memiliki tingkat keyakinan diri yang sedang yang

ditampilkan dalam aktivitas akademik meliputi menjatuhkan pilihan pada

pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan yang sedang, hanya mampu menguasai

40%-70% materi pelajaran pada pengerjaan tugas sekolah, serta memiliki

kekuatan keyakinan yang sedang terhadap potensi akademik yang dimlikinya

dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

Gambaran academic self-efficacy peserta didik sedikit berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Pujiati (2010: 94-95) yang menunjukan hasil

secara umum academic self-efficacy peserta didik kelas VIII SMPN 2 Rajapolah

berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian Pujiati menunjukan sebagian besar

peserta didik memiliki keyakinan diri yang tinggi terhadap potensi akademik yang

Page 22: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

99

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

dimiliki. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan hasil academic self-

efficacy adalah perbedaan karakteristik siswa kelas VII dan siswa kelas VIII.

Menurut Anderman et al. (Schunk dan Meece, 2005: 80) peserta didik sering

mengalami penurunan kompetensi serta keyakinan diri ketika mengalami masa

transisi dari SD ke SMP yang berlangsung pada saat peserta didik berada di kelas

VII. Penurunan kompetensi dan keyakinan diri disebabkan karena periode transisi

dari SD ke SMP menimbulkan banyak perubahan pada diri remaja baik dari

sistem pembelajaran maupun lingkungan sekolah serta teman sebaya yang

berlangsung secara serentak, sehingga berpengaruh pula terhadap penurunan

kompetensi serta keyakinan diri peserta didik. Pendapat Anderman et al

menunjukan latar belakang mengapa tingkat keyakinan diri peserta didik kelas VII

lebih rendah dibandingkan dengan kelas VIII. Pada saat kelas VII terjadi

perubahan pada diri peserta didik kelas VII yang terjadi secara serentak meliputi

lingkungan sekolah, teman sebaya, serta proses pembelajaran sehingga cenderung

menunrukan keyakinan diri peserta didik.

Selain perbedaan karakteristik antara kelas VII dengan kelas VIII, faktor

yang melatarbelakangi adanya perbedaan hasil penelitian adalah mengenai situasi

serta kondisi sekolah. Menurut Schunk dan Meece (2005:79) Sekolah memiliki

pengaruh potensial pada pembentukan self-efficacy peserta didik meliputi

bagaimana struktur pengajaran, kemudahan atau kesulitan belajar, umpan balik

tentang kinerja, persaingan, kegiatan penilaian, jumlah dan jenis perhatian guru.

SMPN 9 Bandung memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dengan sekolah

lainnya, yaitu menerapkan sistem moving class yang mengharuskan peserta didik

berpindah ruangan kelas setiap pergantian mata pelajaran. Selain itu, sistem

pengajaran yang diterapkan oleh sebagian besar guru lebih menekankan pada

pengerjaan tugas dibandingkan dengan penjelasan materi pelajaran, sehingga

peserta didik merasa terbebani dengan tugas yang menumpuk serta kurang mampu

menguasai berbagai materi pelajaran karena merasa kurang mendapat penjelesan

dari guru, sehingga berpengaruh juga terhadap tingkat academic self-efficacy-nya

dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

Page 23: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

100

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Sebagian besar peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung berasal dari

keluarga dengan latar belakang ekonomi kelas menengah ke bawah. Menurut

Schunk dan Meece (2005: 84) peserta didik yang latar belakang keluarganya

termasuk kelas ekonomi bawah, akan cenderung memiliki self-efficacy yang lebih

rendah dibanding peserta didik yang berasal dari keluarga dengan latar belakang

ekonomi kelas menengah ke atas, karena keluarga dengan latar belakang ekonomi

kelas bawah akan kurang mampu memenuhi kebutuhan akademik yaitu berbagai

fasilitas belajar yang membantu menstimulasi perkembangan kognitif remaja

seperti komputer dan buku pelajaran sehingga akan menurunkan tingkat academic

self-efficacy-nya.

Menurut Bandura (1995: 10-11) individu yang memiliki self-efficacy

tinggi akan mampu bertahan dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit, memiliki

komitmen yang kuat dalam mencapai tujuan akademis, selalu mempertahankan

dan meningkatkan usaha dalam menghadapi kesulitan penyelesaian tugas sekolah,

mampu dengan cepat bangkit ketika mengalami kegagalan, serta selalu

berpersepsi dirinya mampu mengontrol atau menghadapi hambatan yang dilalami

dalam upaya pencapaian tujuan akademik, sehingga individu yang memiliki self-

efficacy tinggi akan mampu mencapai prestasi akademik secara optimal.

Sebaliknya, individu yang memiliki self-efficacy rendah cenderung menghindar

dari tugas akademik yang sulit yang dipresepsikan mampu mengacam dirinya,

sehingga memiliki aspirasi rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan

yang ingin dicapai. Pada saat dihadapkan pada tugas-tugas akademik sulit,

individu akan sulit menghadapi hambatan dan cenderung menyerah, serta lebih

berfokus pada pikiran mengenai kegagalan-kegagalan yang akan dialami

dibanding berfokus pada bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mencapai

keberhasilan, sehingga menimbulkan stres dan depresi yang juga akan

berpengaruh terhadap penurunan prestasi akademis.

Hasil penelitian menunjukan secara umum sebagian besar peserta didik

kelas VII SMPN 9 Bandung memiliki academic self-efficacy yang berada pada

kategori sedang. Kondisi academic self-efficacy yang sedang memerlukan upaya

bimbingan akademik yang berfokus pada upaya kesiapan psikologis peserta didik

Page 24: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

101

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

dalam menghadapi tugas sulit, mengembangkan keyakinan penguasan berbagai

bidang akademik serta pengembangan persepsi terhadap kemampuan diri dalam

menyelesaiakn tugas-tugas sekolah. Layanan bimbingan akademik yang akan

diberikan lebih difokuskan pada layanan dasar yang meliputi layanan bimbingan

klasikal dan bimbingan kelompok dengan materi yang relevan sesuai dengan

indikator pengungkap academic self-efficacy. Sementara bagi peserta didik yang

termasuk pada kategori rendah pada tingkat academic self-efficacy akan

memperoleh layanan responsif berupa konseling individual dengan tujuan

konseling disesuaikan dengan hasil deskripsi kebutuhan pada masing-masing

peserta didik yang termasuk pada kategori rendah. Bagi peserta didik yang sudah

memiliki tingkat academic self-efficacy tinggi akan tetap diberikan layanan

berupa layanan perencanaan individual dengan tujuan peserta didik mampu

merumuskan dan melakukan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan

sejumlah rencana untuk mempertahankan dan memelihara academic self-efficacy

yang dimilikinya.

2. Gambaran Umum Dimensi-Dimensi Academic Self-Efficacy Peserta

Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Secara umum, pencapaian dimensi-dimensi academic self-efficacy

sebagian besar peserta didik berada pada kategori sedang. Hasil penelitian

menunjukan pada dimensi magnitude/level, sebagian besar peserta didik

menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas dengan tingkat kesulitan yang sedang

yang ditampilkan pada minat yang sedang pada pengerjaan tugas yang sulit,

kemampuan yang sedang dalam menentukan rencana tindakan dalam menghadapi

perasingan akademik yaitu 40%-60% dari rencana tindakan yang telah disusun

dipandang tepat dalam membantu peserta didik menghadapi persaingan akademik

dengan teman lainnya, sudah mampu memandang tingkat kesulitan tugas sebagai

tantangan tetapi terkadang merasa terbebani dengan tugas yang terlalu banyak,

serta mampu berawawasan optimis terhadap potensi diri untuk menyelesaikan

tugas-tugas sekolah akan tetapi kurang optimis mampu mencapai prestasi belajar

yang tinggi.

Page 25: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

102

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Sesuai dengan pendapat Bandura (1997: 42) peserta didik yang memiliki

academic self-efficacy yang tinggi cenderung memilih tugas yang tingkat

kesulitannya sesuai dengan kemampuannya yaitu lebih menjatuhkan pilihan pada

pengerjaan tugas yang sulit. Peserta didik yang tingkat academic self-efficacy nya

rendah akan menghindari tugas-tugas yang diyakini melampaui batas

kemampuannya sehingga menjatuhkan pilihan pada pengerjaan tugas yang mudah

karena ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang sulit, peserta didik kurang

mampu menghadapi hambatan dan cenderung menyerah, serta lebih berfokus

pada pikiran mengenai kegagalan-kegagalan yang akan dialami dibandingkan

berfokus pada bagaimana cara yang akan dilakukan untuk mencapai keberhasilan

sehingga akan menimbulkan stres dan depresi.

Menurut Schunk (Finaly, 2011: 148) self-efficacy mempengaruhi peserta

didik dalam memilih kegiatannya. Peserta didik dengan self-efficacy yang rendah

akan cenderung menghindari tugas-tugas sekolah yang berada pada kategori sulit,

khususnya untuk tugas-tugas yang menantang, sedangkan peserta didik dengan

self-efficacy yang tinggi mempunyai keinginan yang besar untuk mengerjakan

tugas-tugas sulit. Peserta didik seringkali merasa kesulitan ketika menghadapi

bentuk tugas yang menurutnya susah untuk diselesaikan sehingga persepsi tentang

keyakinan dirinya berkurang.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Bandura dan Schunk

menunjukan keyakinan diri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit

berpengaruh terhadap aktivitas akademik dalam upaya pencapaian prestasi belajar

yang optimal, sementara hasil penelitian yang diperoleh menunjukan tingkat

kesulitan tugas yang diyakini peserta didik mampu diselesaikan masih berada

pada kategori sedang yaitu peserta didik lebih memilih untuk mengerjakan tugas

dengan tingkat kesulitan yang sedang, peserta didik sudah mampu memandang

tugas yang sulit sebagai tantangan tapi terkadang masih merasa terbebani karena

memerlukan usaha yang lebih keras serta memerlukan waktu yang lama untuk

menyelesaikanya sehingga peserta didik merasa kurang optimis mampu

menyeleasikan tugas-tugas sulit. Selain itu, peserta didik belum optimal dalam

mentapkan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi persaingan akademik

Page 26: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

103

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

dengan teman lainnya. Dengan demikian peserta didik memerlukan upaya

bimbingan untuk mengembangkan persepsi peserta didik terhadap tingkat

kesulitan tugas sehingga peserta didik mampu menjatuhkan pilihan pada

pengerjaan tugas-tugas sekolah yang sulit karena memandang tugas sulit sebagai

tantangan yang harus diselesaikan sebagai upaya mengasah kemampuan diri.

Upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu berupa

bimbingan klasikal dengan materi persepsi terhadap tingkat kesulitan tugas dan

menanamkan sikap optimis, serta bimbingan kelompok dengan tema menetapkan

rencana belajar dan memandang tugas sulit sebagai tantangan.

Pada dimensi generality, sebagian besar peserta didik memiliki keyakinan

yang sedang dalam menguasai berbagai bidang akademik pada penyelesaian

berbagai tugas sekolah serta aktivitas akademik lainnya berdasarkan pengalaman-

pengalaman sebelumnya sehingga hanya mampu menguasai 40%-60% materi

pelajaran pada upaya menghadapi tuntuan akademik sebagai peserta didik yang

ditampilkan dalam aktivitas penyelesaian tugas sekolah, kemampuan belajar dari

pengalaman, serta aktivitas akademik pada keseluruhan proses pembelajaran.

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bandura (Papalia, et al.,

2008:56) peserta didik yang dengan tingkat academic self-efficacy tinggi akan

merasa yakin terhadap kemampuannya menguasai materi akademik dan mengatur

pembelajaran sendiri serta memiliki kecenderungan lebih besar untuk berprestasi.

Peserta didik yang dengan academic self-efficacy tinggi akan merasa yakin

mampu menguasai berbagai materi pelajaran sekaligus dalam menyelesaikan

tugas akademik, sementara peserta didik yang memiliki academic self-efficacy

rendah hanya menguasai sedikit bidang pengetahuan (mata pelajaran) dalam

menyelesaikan tugas-tugas akademik. Selanjutnya, Bandura (1995: 3)

mengungkapkan pengalaman belajar yang dialami peserta didik akan

meningkatkan academic self-efficcacy yang dimiliki. Peserta didik yang memiliki

academic self-efficacy yang rendah diasumsikan kurang mampu belajar dari

pengalaman-pengalam belajar yang pernah dialami sebelumnya.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Bandura, menunjukan

keyakinan peserta didik dalam menguasai seluruh bidang akademik dalam proses

Page 27: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

104

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

pembelajaran harus dimiliki oleh peserta didik dalam mencapai prestasi belajar

yang optimal, sementara tingkat keyakinan peserta didik kelas VII SMPN 9

Bandung tahun ajaran 2012/2013 dalam menentukan luasnya bidang akademik

yang diyakini mampu dikuasai masih berada pada kaegori sedang yaitu sebagian

besar peserta didik merasa hanya mampu menguasai 40%-60% materi pelajaran

sehingga hanya mampu menyelesaikan sebagian dari tugas-tugas sekolah. Selain

itu, peserta didik masih belum optimal dalam menampilkan sikap yang menujukan

keyakinan diri pada seluruh proses pembelajaran serta belum optimal dalam

menggunakan pengalaman belajar yang dialami dalam upaya mencapai prestasi

belajar. Dengan demikian, peserta didik memerlukan upaya bimbingan untuk

meningkatkan academic self-efficacy dalam menguasai berbagai bidang akademik

pada upaya menghadapi serangkaian tuntutan akademik sebagai peserta didik.

Upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu berupa

bimbingan klasikal dengan materi kiat-kiat belajar efektif, serta bimbingan

kelompok dengan tema kemampuan penyelesaian berbagai jenis tugas serta

belajar dari pengalaman.

Pada dimensi strength, sebagian besar peserta didik memiliki kekuatan

keyakinan diri yang sedang terhadap potensi akademik yang dimiliki yang

ditampilkan pada tingkat kekuatan keyakinan, semangat juang dalam menghadapi

hambatan, ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah serta komitmen untuk

mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Peserta didik merasa yakin mencapai

nilai diatas KKM, mampu mengerjakan tugas sekolah tanpa bantuan orang lain

akan tetapi kurang yakin dapat bersaing dengan siswa lainnya, mampu bertahan

dalam beberapa jam saja ketika mengerjakan tugas sekolah serta berusaha

meluangkan waktu untuk belajar yaitu minimal empat hari dalam seminggu,

mengikuti les privat, mengerjakan semua tugas-tugas sekolah tanpa membeda-

bedakan mata pelajaran, serta meluangkan waktu untuk pergi ke perpustakaan

untuk mencari berbagai sumber referensi

Sesuai pendapat Adeyemo (2008: 125) peserta didik yang memiliki

kekuatan keyakinan yang tinggi terhadap potensi akademik yang dimiliki akan

menerima kapasitas untuk menerima tantangan yang lebih, lebih tekun dalam

Page 28: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

105

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

menghadapi tantangan, serta mampu memotivasi diri dalam menghadapi

tantangan. Menurut Bandura (1997: 43) self-efficacy yang kuat akan menjadi

dasar bagi peserta didik untuk melakukan usaha yang keras, yang diceriminkan

dalam daya juang yang tinggi serta pantang menyerah ketika menemui hambatan

sekalipun.

Bandura (1995: 11) menjelaskan self-efficacy yang kuat ditandai dengan

karakteristik : 1) komitmen yang kuat dalam mencapai tujuan akademik, 2)selalu

mempertahankan dan meningkatkan usahanya dalam menghadapi tugas-tugas

yang sulit, 3) mampu dengan cepat mengembalikan rasa keberhasilan setelah

mengalami kegagalan, serta 4) selalu berpresepsi dirinya mampu mengontrol atau

menghadapi hambatan yang dialami. Academic self-efficacy yang kuat akan

menghasilkan prestasi yang tinggi, mengurangi stress akademik, serta terhindar

dari depresi.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Adeyemo dan Bandura

menunjukan keyakinan diri yang kuat terhadap potensi akademik harus dimiliki

oleh peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal, sementara hasil

penelitian menunjukan tingkat kekuatan keyakinan peserta didik kelas VII SMPN

9 Bandung masih berada pada kategori sedang yang meliputi tingkat kekuatan

keyakinan dalam menyelesaikan tugas sekolah, semangat juang dalam

menghadapi hambatan, ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah serta

komitmen untuk mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Dengan demikian,

peserta didik memerlukan upaya bimbingan untuk meningkatkan meningkatkan

kekuatan keyakinan dalam menyelesaikan tugas akademik. Upaya bimbingan

dilakukan dengan pemberian layanan dasar yaitu berupa bimbingan klasikal

dengan materi peningkatan keyakinan diri serta bimbingan kelompok dengan

tema kekuatan keyakinan, daya juang dalam menghadapi hambatan, serta

komitmen dan ketekunan dalam mencapai tujuan akademik.

3. Tingkat Pencapaian Academic Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII

SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Pada grafik 4.6 digambarkan tingkat pencapaian setiap dimensi dari

academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran

Page 29: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

106

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

2012/2013. Hasil penelitian menunjukan persentase terendah tingkat pencapaian

academic self-efficacy peserta didik adalah dimensi magnitude/level. Hasil

penelitian sejalan dengan hasil penelitian Finaly (2012: 148) yang menunjukan

dimensi terendah pada tingkat ketercapaian self-efficacy adalah dimensi

magnitude. Pencapaian dimensi magnitude/level ditandai dengan empat indikator

yaitu, yaitu pertama, peserta didik memiliki minat yang sedang pada penyelesaian

tugas yang sulit, kedua, peserta didik mampu memandang tingkat kesulitan tugas

sebagai tantangan akan tetapi masih merasa terbebani dengan banyaknya tugas-

tugas yang diberikan guru yang dipresepsikan sulit untuk diselesaikan, ketiga,

peserta didik cukup optimal dalam menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam

menghadapi tuntutan akademik, dan keempat, kurang memiliki pandangan optimis

dalam melaksanakan tugas sekolah.

Hasil penelitian baik dari peneliti maupun hasil penelitian Finaly yang

menunjukan dimensi magnitude sebagai dimensi yang memiliki tingkat

pencapaian academic self-efficacy terendah ditalarbelakangi oleh

kekurangmampuan peserta didik dalam mentukan tingkat kesulitan tugas yang

diyakini mampu diselesaikan berdasarkan potensi yang dimiliki. Peserta didik

cenderung menentukan tingkat kesulitan tugas yang mampu diselesaikan

dipengaruhi oleh pengamatan terhadap model sosial yaitu teman sebayanya. Usher

dan Pajares (2008: 753) mengungkapkan peserta didik cenderung

membandingkan kemampuan akademik yang dimiliki dengan teman sekelasnya.

Ketika teman sebayanya tidak mampu menyelesaikan suatu tugas sekolah, maka

dirinya akan berpresepsi tugas tersebut sulit dan tidak mampu diselesaikan

sehingga menurunkan keyakinan dirinya dalam menentukan tingkat kesulitan

tugas yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Dimensi academic self-efficacy yang memiliki tingkat pencapaian terendah

kedua adalah dimensi generality . Pencapaian dimensi magnitude ditandai dengan

empat indikator yaitu, pertama, peserta didik mampu menguasai lebih dari 60%

materi pelajaran pada penyelesaian tugas sekolah, kedua, peserta didik mampu

menggunakan pengalaman hidup sebagai suatu langkah untuk mencapai

keberhasilan akademik sebagai peserta didik, ketiga, mampu menyelesaikan lebih

Page 30: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

107

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

dari 60% dari seluruh jenis tugas sekolah yang diberikan, keempat mampu

menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada keseluruhan proses

pembelajaran.

Peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung hanya mampu menguasai

sebagian dari mata pelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Mata

pelajaran yang kurang mampu dikuasai meliputi mata pelajaran IPA dan

matematika. Kekurangmampuan menguasai seluruh materi pelajaran diakibatkan

peserta didik jarang mengunjungi perpusatakaan dalam mencari berbagai sumber

referensi dalam mengembangkan pengetahuan akademiknya.

Dimensi strength merupakan dimensi yang memiliki tingkat pencapaian

tertinggi dibanding dimensi-dimensi lainnya. Pencapaian dimensi strength

ditandai dengan empat indikator yaitu, pertama, peserta didik memiliki keyakinan

diri yang kuat terhadap potensi diri, kedua, peserta didik sudah memiliki

semangat juang untuk menghadapi kesulitan penyelesaian tugas sekolah, ketiga,

peserta didik memiliki ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah , dan keempat,

selalu berkomitmen untuk menyelesaikan tugas sekolah dengan baik.

Tingginya kekuatan keyakinan peserta didik dapat berpengruh terhadap

aktivitas-aktivitas akademik peserta didik dalam mengikuti serangkaian proses

pembelajaran. Peserta didik akan memiliki keteguhan hati serta keyakinan akan

keberhasilan dirinya dalam mengerjakan tugas akademik yang dicerminkan

melalui daya juang yang tinggi serta pantang menyerah yang menjadi dasar untuk

melakukan usaha yang keras bahkan ketika mengalami hambatan yang sulit

sekalipun.

Berdasarkan grafik 4.1 terlihat keberagaman tingkat academic self-efficacy

peserta didik mulai dari skor rendah sampai tinggi. Menurut Bandura (1995: 3-5)

keberagaman tingkat academic self-efficacy peserta didik disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain pengalaman penguasaan (masteri experiences),

pengalaman perumpamaan (vicarious experinces), persuasi sosial atau verbal

(social persuasion), serta kondisi psikologis dan emosional (physiological and

emotional states).

Page 31: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

108

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy adalah

pengalaman penguasaan (mastery experiences). Pembentukan self-efficacy melalui

pengalaman penguasaan terbentuk ketika peserta didik berhasil menyelesaikan

tugas akademik kemudian menafsirkan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh.

Ketika peserta didik berhasil menyelesaikan tugas, maka self-efficacy untuk

menyelesaikan tugas serupa akan cenderung meningkat juga, sebaliknya ketika

peserta didik mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas, maka self-

efficacy untuk berhasil pun akan cenderung berkurang. Pengalaman penguasaan

mempunyai pengaruh sangat kuat bagi peserta didik dalam mengatasi hambatan

atau mencapai keberhasilan pada tugas-tugas menantang (Usher dan Pajares,

2008: 752).

Keberagaman tingkat academic self-efficacy peserta didik kelas VII

dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilannya pada saat di SD. Peserta didik yang

pada saat SD mencapai prestasi belajar yang tinggi akan cenderung lebih yakin

untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi di SMP. Gambaran umum hasil

penelitian academic self-efficacy menunjukan sebagian besar peserta didik berada

pada kategori sedang, hal tersebut ditarbelakangi karena sebagian besar peserta

didik kelas VII SMPN 9 Bandung bukan berasal dari SD unggulan dengan tingkat

prestasi belajar yang tinggi, dengan kata lain sebagian besar peserta didik kelas

VII SMPN 9 Bandung tidak memiliki prestasi belajar yang terlalu tinggi serta

pengalaman-pengalaman kesuksesan lainnya yang diperoleh pada saat di SD

sehingga mempengaruhi keyakinan diri peserta didik terhadap pencapaian prestasi

akademiknya di SMP.

Pengaruh yang kedua dalam membentuk dan memperkuat self-efficacy

individu adalah pengalaman yang diperoleh melalui pengamatan terhadap model

sosial atau yang biasa disebut vicarious experiences. Pengamatan terhadap model

sosial dilakukan oleh peserta didik dengan mengamati pencapaian prestasi teman

sebayanya. Peserta didik cenderung membandingkan kemampuan akademik yang

dimiliki dengan teman sekelasnya (Usher dan Pajares, 2008: 753). Pembentukan

self-efficacy melalui pengamatan pengalaman model sosial (vicarious

Page 32: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

109

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

experiences) dapat dilakukan melalui kegiatan observasi, meniru, berimajinasi,

dan melalui media lainnya.

Faktor ketiga yang mempengaruhi tingkat academic self-efficacy adalah

persuasi sosial atau persuasi verbal (social persuasion/verbal persoasion).

Persuasi sosial atau verbal dapat memperkuat self-efficacy dalam pencapaian

keberhasilan. Pendapat orang lain yang menganggap peserta didik memiliki

kemampuan dalam menyelesaikan suatu kegiatan dengan sukses akan

memperkuat self-efficacy peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah atau

tantangan ketika menyelesaikan tugas sekolah. Sebaliknya, pendapat orang lain

yang meganggap peserta didik tidak mampu, akan melemahkan self-efficacy

peserta didik dalam menyelesaikan tugas sekolah dengan baik.

Persuasi sosial dapat berupa dukungan dari orang tua, guru, dan teman

sebaya yang akan memperkuat keyakinan diri peserta didik terhadap kemampuan

akademik yang dimiliki. Ketika peserta didik belum terampil dalam membuat

penilaian diri yang akurat, peserta didik sering tergantung pada orang lain untuk

memberikan umpan balik evaluatif dan penilaian tentang kinerja akademis yang

dimilikinya. Persuasi verbal dapat berfungsi untuk meningkatkan upaya peserta

didik dalam menanamkan self-efficacy terkait kompetensi yang dimiliki (Usher

dan Pajares, 2008: 754).

Faktor terakhir yang membentuk academic self-efficacy adalah kondisi

psikologis dan emosional (physiological and emotional states). Pembentukan

academic self-efficacy dipengaruhi juga oleh keadaan fisiologis dan emosional.

Peserta didik ketika mengalami rasa takut yang besar, kecemasan yang kuat dan

stres yang tinggi, akan cenderung memiliki academic self-efficacy yang rendah

dan akan mudah terpengaruh oleh keadaan fisik dan emosionalnya.

Pengembangan self-efficacy tidak hanya tergantung pada keadaan

fisiologis dan emosional individu, melainkan pada bagaimana individu

menafsirkan kondisi fisiologis dan emosional yang sedang dialami. Peserta didik

yang kurang yakin terhadap kemampuan dirinya akan secara salah menafsirkan

kecemasan sebagai tanda ketidakmampuan. Penafsiran yang salah terhadap

keadaan fisologis dan emosional akan mengakibatkan kegagalan dalam

Page 33: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

110

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

menyelesaikan tugas akademik. Keadaan emosional peserta didik juga

mempengaruhi bagaimana peserta didik menafsirkan pengalamannya. Cara untuk

mengembangkan self-efficacy adalah dengan meningkatkan kekuatan fisik,

mengurangi stres dan kecenderungan emosional negatif, serta kesalahan

memprespsikan suatu keadaan atau kondisi.

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum sebagian besar peserta didik

kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori

sedang, namun tingkat pencapaiannya berada pada kategori tinggi. Hal tersebut

dilatarbelakangi oleh faktor psikologis dan emosional peserta didik yaitu peserta

didik sudah yakin terhadap potensi akademik yang dimilikinya serta mengetahui

tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam upaya menghadapi tuntutan

akademik sebagai peserta didik, akan tetapi peserta didik tidak

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Schunk dan Meece (2005: 74-86) menambahkan beberapa faktor yang

mempengaruhi tingkat self-efficacy diantaranya lingkungan sekolah, teman sebaya

dan faktor keluarga. Situasi serta kondisi sekolah akan membantu membentuk

self-efficacy. Sekolah memiliki pengaruh potensial pada self-efficacy peserta didik

termasuk bagaimana struktur pengajaran, kemudahan atau kesulitan belajar,

umpan balik tentang kinerja, persaingan, kegiatan penilaian, jumlah dan jenis

perhatian guru, dan transisi sekolah.

Hal lain yang mempengaruhi self-efficacy adalah sistem pembelajaran

sekolah serta lingkungan sekolah yang kondusif. Sistem pembelajaran yang tepat

serta lingkungan sekolah yang kondusif akan membantu peserta didik menetapkan

tujuan pembelajarannya dan fokus pada kegiatan belajar dan mengajar sehingga

peserta didik akan semakin yakin terhadap kemampan yang dimiliki.

Faktor lainnya yang dijelaskan oleh Schunk dan Meece (2005: 80) adalah

faktor teman sebaya. Pengaruh teman sebaya sangat kuat bagi peserta didik karena

teman sebaya memberikan kontribusi yang signifikan untuk proses sosialisasi.

Pengamatan peserta didik terhadap kemampuan teman sebayanya dalam

menyelesaikan tugas dapat meningkatkan self-efficacy peserta didik dan

mengarahkan peserta didik untuk meyakini dirinya mampu menyelesaikan tugas

Page 34: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

111

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

seperti teman sebayanya. Sebaliknya, pada saat teman sebayanya tidak berhasil

menyelesaikan tugas, maka self-efficacy peserta didik pun akan menurun.

Perkembangan academic self-efficacy juga dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga. Latar belakang ekonomi keluarga serta pola asuh orang tua akan

mempengaruhi perkembangan self-efficacy remaja. Orang tua yang bersikap

hangat, cepat tanggap dan ikut terlibat dalam mendukung perkembangan

akademik, akan meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Persepsi

orang tua terhadap kemampuan yang dimiliki anak, akan senantiasa berpengaruh

terhadap persepsi remaja terhadap kompetensi yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan masih terdapat peserta didik

kelas VII SMPN 9 Bandung yang termasuk dalam kategori acdemic self-efficacy

sedang dan rendah. Diperlukan upaya layanan untuk meningkatkan keyakinan diri

peserta didik melalui layanan bimbingan akademik yang disesuaikan dengan

deskripsi kebutuhan peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung.

C. Program Hipotetik Bimbingan Akademik Berdasarkan Profil Academic

Self-Efficacy Peserta Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013 yang Layak Menurut Pakar dan Praktisi BK.

Penyusunan program berdasarkan hasil analisis terhadap data yang

diperoleh mengenai gambaran umum tingkat academic self-efficacy peserta didik

kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun ajaran 2012/2013 yang telah dipaparkan.

Secara umum, tingkat ketercapaian skor academic self-efficacy peserta didik

berada pada kategori tinggi. Artinya peserta didik sudah merasa yakin terhadap

potensi dirinya dalam menyelesaikan tugas sekolah yang ditampilkan dalam

aktivitas penyelesaian tugas sekolah, penguasaan materi pelajaran, serta

keyakinan diri yang cukup kuat terhadap potensi yang dimiliki.

Penyusunan program bimbingan akademik diarahkan pada pendekatan

preventif dan pengembangan. Artinya, program bimbingan akademik disusun

untuk dapat meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Upaya pemberian

bantuan dilakukan melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan

perencanaan individual serta dukungan sistem dengan materi relevan yang telah

Page 35: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

112

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik kelas VII SMP Negeri 9

Bandung tahun ajaran 2012/2013. Adapun program sebelum validasi terlampir

(lampiran 5 halaman 184).

Program bimbingan aakademik untuk meningkatkan academic self-

efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung divalidasi oleh pakar

bimbingan dan konseling serta guru BK SMPN 9 Bandung. Hasil validasi

menunjukan adanya perbaikan (revisi) pada komponen-komponen tertentu, akan

tetapi pada dasarnya program dapat direkomendasikan bagi peserta didik kelas

VII SMPN 9 Bandung. Kesimpulan hasil validasi, sebagai berikut:

1. Rasional, data hasil penelitian perlu di deskripsikan dalam bentuk kata-

kata bukan penyajian data dalam bentuk tabel serta perlu dijabarkan

alasan mengapa bimbingan akademik dipandang tepat untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Selain itu, rasional

dibuat dengan lebih ringkas dan tidak terlalu panjang.

2. Kompetensi yang akan dikembangkan dihilangkan karena hampir sama

dengan tujuan program.

3. Beberapa landasan hukum yang tidak sesuai dengan tujuan program

dihilangkan.

4. Visi dan misi program dihilangkan

5. Tujuan program disesuaikan dengan hasil need asesment dan deskripsi

kebutuhan.

6. Sarana dan prasarana tidak perlu dicantumkan di program, karena harus

disesuaikan dengan kondisi sekolah serta kebutuhan layanan.

7. Ditambahkan format evaluasi hasil yang didasaran pada tujuan program.

Berdasarkan hasil validasi, ditarik kesimpulan dan selanjutnya dilakukan

perbaikan atau revisi program menjadi program hipotetik. Program hipotetik

bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik

merupakan program baru yang melengkapi program BK sekolah pada bidang

akademik. Berikut program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic

self-efficacy peserta didik setelah validasi

Page 36: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

113

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

ROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN

ACADEMIC SELF-EFFICACY PESERTA DIDIK

(Setelah Validasi)

1. Rasional

Masa remaja merupakan masa transisi, baik secara pribadi, sosial maupun

akademik. Secara akademik transisi yang dialami oleh remaja tentunya terkait

dengan permasalahan-permasalahan akademik. Remaja akan mengalamai

perubahan dalam dunia sekolahnya. Pada peserta didik sekolah menengah

pertama, perubahan akan terkait dengan transisi dari SD ke SMP. Transisi sekolah

membawa banyak perubahan dalam diri peserta didik baik dalam hubungan guru

dan kelompok sebaya, kelas yang dapat mempengaruhi self-efficacy (Schunk dan

Meece, 2005: 80)

Perubahan-perubahan yang ditimbulkan akibat transisi dalam sekolah ini

salah satunya mencakup peningkatan perhatian remaja untuk mencapai prestasi

dan unjuk kerja tertentu. Remaja akan terpacu untuk mencapai prestasi akademik

yang tinggi. Santrock (2007: 273) meyatakan bahwa “masa remaja sangat penting

dalam hal prestasi. Tekanan lingkungan dan akademis yang baru memaksa remaja

untuk memainkan berbagai peran yang sering kali menuntut tanggung jawab

remaja”.

Peserta didik kelas VII Sekolah Menengah Pertama dihadapkan pada

tuntutan lingkungan dan tugas-tugas akademik yang baru. Tahun pertama sekolah

dirasakan sebagai masa ketegangan karena peserta didik dihadapkan pada

serangkain situasi serta tuntutan akademik yang berbeda dengan yang dialami

pada saat sekolah dasar. Tuntutan berkaitan dengan cara belajar mengajar maupun

dalam hubungan kelompok teman sebaya yang dapat mempengaruhi tingkat

keyakinan diri siswa terhadap potensi yang dimiliki

Keyakinan diri peserta didik terhadap potensi akademik yang dimiliki

disebut academic self-efficacy. Menurut Bandura (Wijaya dan Pratitis, 2012: 6)

„academic self-efficacy mengacu pada keyakinan yang berkaitan dengan

kemampuan dan kesanggupan seorang pelajar untuk mencapai dan menyelesaikan

tugas-tugas studi dengan target hasil dan waktu yang telah ditentukan‟. Academic

Page 37: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

114

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

self-efficacy dapat mempengaruhi pencapain prestasi peserta didik. Bandura

(Papalia et al, 2008: 369) menjelaskan peserta didik dengan tingkat kecakapan diri

yang tinggi, yakin dirinya dapat menguasai materi akademis dan mengatur

pembelajaran sehingga mencapai prestasi yang lebih tinggi dibanding peserta

didik yang tidak yakin terhadap kemampuan yang dimiliki.

Pajares (1996: 544) mengungkapkan self-efficacy individu akan

menentukan seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam melaksanakan suatu

kegiatan serta seberapa lama individu mampu bertahan dalam menghadapi

hambatan. Self-efficacy juga mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional

individu. Individu yang memiliki self-efficacy rendah akan mempersepsikan suatu

kondisi lebih sulit dari kenyataan yang sebenarnya, sehingga akan cenderung

mengalami stres, depresi dan tidak mampu menemukan cara yang terbaik untuk

memecahkan masalah yang dialami. Sebaliknya, self-efficacy tinggi, akan

membantu menciptakan perasaan yang tenang dalam menghadapi tugas akademik

maupun kondisi yang sulit. Pada akhirnya, self-efficacy merupakan penentu dan

prediktor yang kuat terhadap tingkat prestasi yang akan dicapai oleh peserta didik.

Peserta didik yang memiliki academic self-efficacy yang tinggi akan

mampu memulai atau menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik ketika

menghadapi ujian atau tugas yang diberikan berdasarkan tingkat kesulitan tugas

sekolah serta situasi ketika ujian berlangsung, menyelesaikan tugas-tugas sekolah

dengan tekun dan konsisten serta mampu belajar dari pengalaman-pengalaman

sebelumnya ketika menghadapi ujian atau tugas sekolah.

Academic self-efficacy dapat berpengaruh terhadap perkembangan optimal

peserta didik, khususnya dalam pencapaian prestasi akademik. Apabila academic

self-efficacy peserta didik tidak dikembangkan akan menimbulkan berbagai

permasalahan akademik peserta didik, antara lain perilaku prokrastinasi akademik,

rendahnya kemandirian belajar, tingkat stres akademik yang tinggi, mudah

menyerah ketika mengalami hambatan dalam belajar sehingga berpengaruh

terhadap pencapaian prestasi akademik. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk

mengembangkan academic self-efficacy peserta didik sebagai upaya untuk

Page 38: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

115

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

mencegah timbulnya masalah-masalah akademik pada peserta didik melalui

bimbingan akademik

Berdasarkan hasil penelitian tingkat academic self-efficacy peserta didik

kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 diperoleh gambaran dari

433 diperoleh jumlah peserta didik yang termasuk pada kategori tinggi sebesar

16,2% (70 peserta didik), jumlah peserta didik yang termasuk pada kategori

sedang sebesar 66,7% (289 peserta didik), serta jumlah peserta didik yang

termasuk pada kategori rendah sebesar 17,1% (74 peserta didik).

Hasil penelitian academic self-efficacy peserta didik paling banyak berada

dalam katagori sedang yaitu 66,7% peserta didik, dengan demikian program

bimbingan akademik diarahkan pada pendekatan preventif. Artinya meskipun

secara umum peserta didik telah memiliki tingkat academic self-efficacy pada

katagori sedang, peserta didik tetap perlu diberikan layanan bimbingan akademik.

Pelaksanaan program bimbingan akadmik bertujuan untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik yang ditampilkan dalam keseluuhan aktivitas

akademik. Penyususnan program bimbingan akademik didasarkan pada hasil

gambaran umum academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung

tahuna ajaran 2012-2013 secara umum berada pada kategori sedang baik

gambaran umum, dimensi maupun indikator. Munnculnya dimensi-dimensi

academic self-efficacy peserta didik ditandai oleh indikator-indikator yang

menunjukan gambaran academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 secara umum berada pada kategori sedang.

Secara rinci disajikan pada Lampiran 4 halaman180 .

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan

terhadap peserta didik Tahun Ajaran 2012-2013, diketahui sebagian besar peserta

didik kelas VII memiliki tingkat academic self-efficacy yang sedang akan tetapi

belum mencapai tingkat keyakinan diri yang optimal serta masih terdapat

sejumlah siswa yang memiliki academic self-efficacy rendah, sehingga perlunya

upaya yang mengarah pada suatu kegiatan yang dapat membantu siswa

meningkatkan academic self-efficacyyang dimilikinya. Upaya bimbingan

dilakukan oleh pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, karena

Page 39: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

116

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peran sangat penting untuk

membantu meningkatkan academic self-efficacy sebagai upaya pencapaian

prestasi akademik secara optimal. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

untuk meningkatkan academic self-efficacy dilaksanakan melalui layanan

bimbingan akademik.

Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu

para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik

(Nurihsan, 2006: 15). Bimbingan akademik merupakan salah satu lingkup layanan

yang diarahkan untuk membantu peserta didik dalam menghadapi dan

memecahkan masalah-masalah akademik. Oleh karena itu, bimbingan akademik

dipandang tepat untuk mengembangkan academic self-efficacy peserta didik.

Salah satu bidang bimbingan akademik yang diungkap oleh Sukardi dan

Kusmawati (2008: 13) adalah pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang

efektif serta penguasaan materi pelajaran sebagai upaya untuk membantu kesiapan

peserta dalam menghadapi tuntutan-tuntutan akademik. Academic self-efficacy

merupakan salah satu unsur pembentuk kesiapan belajar peserta didik serta

menghadapi semua tuntutan-tuntutan akademik terutama penyelesaian tugas

sekolah. Sehingga academic self-efficacy merupakan bagian dari layanan

bimbingan akademik.

Program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy

peserta didik diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif intervensi yang

dilakukan guru BK di SMPN 9 Bandung dalam memfasilitasi kebutuhan dan

perkembangan siswa, khususnya dalam meningkatkan academic self-efficacy

sebagai upaya pencapaian prestasi belajar yang diharapkan.

2. Dasar dan Landasan Operasional

Pengembangan program bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik kelas VII SMPN 9 Bandung tahun ajaran

2012-2013 didasarkan pada beberapa landasan hukum, sebagai berikut:

a. SK Menpan Nomor 025 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling pada suatu Pendidikan Formal;

Page 40: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

117

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

b. Surat PB ABKIN No. 013/PB ABKIN/II/2008, tentang Penataan

Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal.

c. Naskah Akademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan

Layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan Formal.

d. Bimbingan akademik bertujuan membantu peserta didik untuk

menyesuaikan diri dengan situasi belajar serta menghadapi dan

menyelesaikan masalah-masalah akademik peserta didik terutama

meningkatkan academic self-efficacy.

Secara operasional yang melandasi penyusunan program bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yaitu adanya

hasil penelitian mengenai tingkat academic self-efficacy peserta didik kelasVII

SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2012-2013 yang sebagian besar berada pada

kategori sedang.

3. Deskripsi Kebutuhan

Berdasarkan temuan penelitian yang merupakan hasil kajian gambaran

umum dan dimensi serta indikator academic self-efficacy peserta didik, maka

diperoleh kebutuhan peserta didik terhadap layanan bimbingan dan konseling

untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik sebagai berikut:

Tabel 4.1

Kebutuhan Layanan Bimbingan Dan Konseling

Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy

Peserta Didik Kelas VII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Kondisi Umum

Academic Self-Efficacy Peserta Didik

Kebutuhan Peserta Didik

1. Gambaran umum tingkat academic self-

efficacy peserta didik terdapat sejumlah

74 peserta didik (17,1%) berada pada

kategori rendah, 289 peserta didik

(66,7%) berada pada kategori sedang,

dan 70 peserta didik (16,2%) berada pada

kategori tinggi, sedangkan tingkat

ketercapaian skor academic self-efficacy

adalah sebesar 62,41% berada pada

Peserta didik yang berada pada kategori

rendah membutuhkan alayanan responsif

yang bersifat kuratif dalam bentuk

konseling individual. Peserta didik yang

berada pada kategori sedang

membutuhkan layanan berupa layanan

dasar, yaitu bimbingan klasikal dan

bimbingan kelompok untuk

meningkatkan academic self-efficacyi nya

Page 41: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

118

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Kondisi Umum

Academic Self-Efficacy Peserta Didik

Kebutuhan Peserta Didik

kategori sedang. dan dapat mencapai pencapaian prestasi

belajar yang optimal. Peserta didik yang

berada pada kategori tinggi,

membutuhkan layanan perencanaan

individual, agar peserta didik mampu

merumuskan dan melakukan serangkain

aktivitas yang berkaitan dengan sejumlah

rencana untuk mempertahankan dan

memelihara academic self-efficacy

academic self-efficacy yang dimilikinya.

Gambaran academic self-efficacy peserta

didik sebagai berikut:

1. Dimensi Magnitude berada pada kategori

sedang, ditandai oleh munculnya indikator

: minat pada penyelesaian tugas (67,9%),

menetapkan rencana tindakan yang tepat

(67,4%), memandang tingkat kesulitan

tugas akademik sebagai tantangan bukan

sebagai beban (64,9%), serta berwawasan

Optimis terhadap potensi yang dimiliki

(67,9%)

Siswa memperoleh layanan dasar yaitu

dengan pemberian layanan bimbingan

klasikal dan kelompok mengenai:

a. Kemampuan menghadapi tugas sulit

b. Kemampuan menetapkan rencana

belajar

c. Kemampuan memandang tugas sulit

sebagai tantangan

d. Kemampuan berwawasan optimis

2. Dimensi generality berda pada kategori

sedang, ditandai oleh munculnya

indikator: menguasai berbagai bidang

akademik dalam menyelesaikan tugas

sekolah (64%), menggunakan

pengalaman hidup sebagai suatu langkah

untuk mencapai keberhasilan akademik

(64,4%), mampu menyelesaikan semua

tugas sekolah apapun bentuk tugas yang

diberikan (70%), serta sikap yang

menunjukan keyakinan diri pada proses

pembelajaran (67,4%).

Siswa memperoleh layanan dasar yaitu

dengan pemberian layanan bimbingan

klasikal dan kelompok mengenai :

a. Pengembangan sikap yang

menunjukan keyakinan diri dalam

proses pembelajaran

b. Kemampuan penyelesaian berbagai

jenis tugas

c. Kemampuan belajar dari penagalaman

3. Dimensi strength berada pada kategori

sedang, ditandai oleh munculnya

indikator: memiliki keyakinan diri yang

kuat terhadap potensi diri dalam

menyelesaikan tugas akademik (66,1%),

memiliki semangat juang ketika

mengalami hambatan dalam

penyelesaian tugas akademik (69,3%),

ketekunan menyelesaikan tugas sekolah

(67,4%), serta komitmen menyelesaikan

tugas dengan baik (70,4%)

Siswa memperoleh layanan dasar yaitu

dengan pemberian layanan bimbingan

kelompok mengenai :

a. Peningkatan kekuatan keyakinan diri

b. Peningkatan semangat juang dalam

menghadapi hambatan penyelesaian

tugas sekolah

c. Peningkatan ketekunan serta

komitmen menyelesaikan tugas

dengan baik.

Page 42: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

119

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

4. Tujuan Program

Program bimbingan akademik secara umum bertujuan untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik agar mampu mencapai prestasi

akademik yang tinggi. Adapun tujuan khusus program bimbingan adalah:

a. Peserta didik memiliki keyakinan yang tinggi dalam menghadapi tugas

sulit

b. Peserta didik memiliki keyakinan yang tinggi dalam menetapkan rencana

belajar sebagai upaya pencapaian prestasi belajar yang optimal

c. Peserta didik memiliki kemampuan memnadang tugas sulit sebagai

tantangan yang harus diselesaikan

d. Peserta didik mampu berawawasan optimis terhadap potensi yang

dimiliki

e. Peserta didik memiliki keyakinan yang tinggi dalam menguasai berbagai

mata pelajaran dalam penyelesaian tugas sekolah

f. Peserta didik memiliki kemampuan menggunakan pengalaman belajar

sebagai langkah mencapai keberhasilan akademik

g. Peserta didik memiimiliki keyakinan yang tinggi dalam menjalani

serangkaian proses pembelajaran

h. Peserta didik memiliki keyakinan yang kuat dalam menyelesaikan tugas-

tugas sekolah

i. Peserta didik memiliki ketekunan serta komitmen yang tinggi dalam

penyelesaian tugas sekolah dengan baik.

5. Komponen Program

Adapun komponen-komponen yang terlibat dalam pelaksanaan program

bimbingan akademik mencakup layanan berikut :

a Layanan dasar

Layanan dasar bertujuan untuk membantu peserta didik Kelav VII SMPN

9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Layanan dasar pada program bimbingan

akademik didasarkan pada pada hasil penelitian academic self-efficacy yang

mencakup dimensi dan indikator-indikator academic self-efficacy yang

Page 43: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

120

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

menunjukan peserta didik yakin terhadap potensi akademiknya dalam

menyelesaikan tugas sekolah. Strategi yang digunakan adalah layanan bimbingan

klasikal dan bimbingan kelompok menggunakan satuan kegiatan layanan

bimbingan dan konseling.

Indikator-indikator yang menjadi fokus pengembangan layanan dasar

mencakup indikator-indikator sebagai berikut: 1) menetapkan rencana tindakan

yang tepat dalam menghadapi tuntutan akademik sebagai peserta didik, 2)

menetapkan rencana tindakan yang tepat dalam menghadapi tuntutan akademik

sebagai peserta didik, 3) memandang tingkat kesulitan tugas sebagai tantangan

bukan sebagai beban, 4) berwawasan optimis terhadap potensi yang dimiliki, 5)

yakin mampu menguasai bebagai bidang akademik dalam penyelesaian tugas

sekolah, 6) menggunakan pengalam hidup sebagai suatu langkah mencapai

keberhasilan akademik, 7) mampu menyelesaikan tugas apapun bentuk tugas yang

diberikan, 8) menampilkan sikap yang menunjukan keyakinan diri pada seluruh

proses pembelajaran, 9) memiliki keyakinan diri yang kuat terhadap potensi diri

dalam menyelesaikan tugas akademik, serta 10) memiliki semangat juang ketika

mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas akademik., 13) memiliki

ketekunan untuk mengerjakan tugas sekolah, 12) memiiliki komitmen

menyelesaikan tugas dengan baik,.

b Layanan responsif.

Layanan responsif merupakan bantuan bagi peserta didik SMPN 9

Bandung Tahun ajaran 2012/2013 yang berada pada kategori rendah pada tingkat

pencapaian academic self-efficacy peserta didik. Layanan responsif diasumsikan

untuk membantu peserta didik yang memiliki kebutuhan atau masalah yang

memerlukan bantuan dengan segera. Layanan responsif dapat membantu peserta

didik dalam mencapai perkembangan akademik khususnya dalam keyakinan diri

terhadap potensi diri.

Fokus pengembangan layanan responsif yaitu pada upaya membantu

peserta didik memiliki academic self-efficacy yang tinggi yang dapat digunakan

sebagai uapaya pencapaian prestasi akademik.

Page 44: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

121

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

c. Layanan Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual merupakan upaya membantu peserta

didik kelas VII SMPN 9 Bandung yang berada kategori tinggi membuat dan

mengimplementasikan rencana-rencana untuk mempertahankan keyakinan diri

akademiknya. Tujuan utama layanan perencanaan individual adalah untuk

membantu peserta didik memahami dirinya dan lingkungannya, memiliki

perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan presatsi belajarnya

melalui peningkatan academic self-efficacy.

Komponen layanan perencanaan individual terdiri dari berbagai aktivitas

yang difokuskan sebagai pendampingan setiap perorangan siswa agar dapat

mengembangkan, menganalisis dan mengevaluasi tujuan serta rencana

mengembangkan kemampuan academic self-efficacy. Fungsi konselor dalam

perencanaan individual meliputi pemberian pertimbangan, penempatan dan

penilaian individual.

Fokus pengembangan layanan perencanaan individual mencakup :

1) Jangka Pendek

a) Rencana mengembangkan potensi akademiknya melalui kegiatan

belajar secara rutin

b) Rencana meningkatkan keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran

c) Rencana pembentukan kelompok belajar

2) Jangka Menengah

a) Rencana perbaikan dan peningkatan perolehan nilai diatas KKM

b) Rencana keikusertaan dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang

diselengarakan oleh sekolah, sebagai upaya peningkatan keyakinan diri

3) Jangka Panjang yaitu “rencana melakukan kegiatan perencanaan karir,

mulai dari penentuan Sekolah lanjutan serta profesi pekerjaan yang

dipilih”

4. Dukungan Sistem

Dukungan sistem. Kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan,

memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui

pengembangan professional, manajemen program, penelitian, dan pengembangan.

Page 45: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

122

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

Dukungan sistem yang dilakukan adalah kerjasama dalam pemberian layanan

dengan melibatkan guru mata pelajaran dan wali kelas sebagai fasilitator materi,

dan kerjasama dengan pihak manajemen sekolah. Kegiatan yang dilakukan guru

BK dalam melancarkan program bimbingan akademik yaitu:

a) Pertemuan dengan orang tua peserta didik untuk bertukar informasi

dalam upaya peningkatan keyakinan diri peserta didik yang salah satunya

dapat dibentuk melalui lingkungan keluarga yang kondusif serta

dukungan orang tua

b) Menghimpun berbagai data dari wali kelas dan guru mata pelajaran

khususnya berkait dengan aktifitas peserta didik di kelas/sekolah serta

pencapaian prestasi belajar peserta didik

6. Personel yang Dilibatkan

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari

keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pelaksaaan program bimbingan

akademik menjadi tanggung jawab bersama antar personel sekolah. Personel yang

palin bertanggung jawab pada pelaksanaan layanan bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy adalah konselor/guru BK. Berikut beberapa

personel yang dilibatkan dalam pelaksanaan program:

a. Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung

b. Wakil Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung

c. Koordinator Guru BK SMPN 9 Bandung

d. Guru Pembimbing SMPN 9 Bandung

e. Seluruh Guru Bidang studi SMPN 9 Bandung

f. Wali kelas VII SMPN 9 Bandung

g. Staf Administrasi SMPN 9 Bandung

7. Mekanisme Kerja Antar Personel

a Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung

Tugas Kepala sekolah dalam kegitan program bimbingan akademik

antara lain:

Page 46: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

123

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

1) Sosialisasi dan penetapan program bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy kepada sivitas sekolah

sebagai bagian dari program BK sekolah.

2) Memfasilitasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk

meningkatkan academic self-efficacy

3) Memfasilitasi pelasanaan program layanan bimbingan akademik

dengan penyediaan sarana dan prasarana

4) Memberikan dukungan positif bagi para personel layanan BK.

5) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencaan dan

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan

bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang memiliki

academic self-efficacy rendah.

b Wakil Kepala Sekolah SMPN 9 Bandung

Wakil Kepala Sekolah merupakan personel yang bertugas membantu kepala

sekolah, adapun tugas wakil kepala sekolah dalam program bimbingan dan

konseling untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yaitu sebagai

berikut :

1) Mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk

meningkatkan academic self-efficacy kepada seluruh personel

sekolah

2) Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, termasuk

mengawasi dan meninjau pelaksanaan bimbingan dan konseling.

c Koordinator Guru BK SMPN 9 Bandung

Koordinator guru BK merupakan personel yang memiliki tanggungjawab

besar dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan academic

self-efficacy peserta didik. Adapun tugas koordinator bimbingan dan konseling

yaitu sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan para guru BKdalam:

(a) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada

segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personel sekolah),

orang tua siswa, dan masyarakat.

Page 47: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

124

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

(b) Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling

(program pelayanan dan kegiatan pendukung).

(c) Melaksanakan program bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.

(d) Mengadministrasikan layanan bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.

(e) Memberikan pengarahan kepada seluruh pihak tentang

informasi petingnya kemampuan academic self-effucacy yang

akan mendukung perkembangan prestasi peserta didik.

(f) Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta

didik.

(g) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta

didik.

2) Mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisis penilaian

bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy

peserta didik

3) Mengusulkan kepada kepala sekolah agar terpenuhinya tenaga dan

fasilitas baik fisik maupun non fisik yang diperlukan dalam

pelaksanaan program bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik.

4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik

kepada kepala sekolah.

d Guru BK SMPN 9 Bandung

Guru BK (konselor) sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli yang

sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun peranan

dan tugas konselor sekolah dalam kegiatan bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.yaitu sebagai berikut :

Page 48: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

125

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

1) Melakukan studi kelayakan dan need assesment pelayanan

bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi interpersonal lebih lanjut.

2) Merencanakan program bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik.pada satuan-satuan dan waktu

tertentu. Program tersebut dikemas dalam program harian,

mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.

3) Melaksanakan layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik langsung pada peserta didik

4) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.

5) Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.

6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan

bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy

peserta didik.

7) Mengadministrasikan kegiatan program bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yang

dilaksanakannya.

8) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator

bimbingan dan konseling serta kepala sekolah.

9) Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan

konseling terkait pelaksanaan program bimbingan akademik untuk

meningkatkan academic self-efficacy peserta didik.

e Wali Kelas, SMPN 9 Bandung

Wali kelas merupakan personel sekolah yang ditugasi untuk menangani

masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi binaannya. Berkenaan

dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah peran dan tanggungjawab

wali kelas sebagai berikut :

Page 49: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

126

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

1). Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik

hususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya.

2). Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh

layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-

efficacy yang dimilikinya.

3). Memberikan informasi kepada guru pembimbing tentang kondisi siswa

yang memperoleh layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik.

d. Guru Bidang Studi

Guru bidang studi merupakan personel sekolah yang memiliki kesempatan

untuk bertatap muka lebih banyak dengan peserta didik dibandingkan dengan

personel sekolah lainnya. Peran dan tanggungjawab guru bidang studi dalam

pelaksanaan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy

peserta didik juga sangat diharapkan. Guru bidang studi yang dilibatkan dalam

kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah seluruh guru bidang studi pada

setiap mata pelajaran. Adapun tugas dan tanggung jawab guru bidang studi dalam

program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta

didik l yaitu sebagai berikut.

1) Bekerjasama dengan guru BK dalam mengidentifikasi peserta didik

yang memerlukan layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik secara khusus.

2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh

layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-

efficacy peserta didik dari guru BK

3) Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan

konseling, berkaitan dengan masalah academic self-efficacy peserta

didik.

4) Membantu memberikan informasi atau data-data terkait pencapaian

prestasi akademik peserta didik.

Page 50: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

127

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

e. Staf Administrasi SMPN 9 Bandung.

Keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling untuk academic self-

efficacy peserta didik memerlukan keterlibatan dari petugas administrasi sekolah.

Adapun tugas dan tanggungjawab staf administrasi dalam program bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik yaitu sebagai

berikut :

1) Membantu koordinator bimbingan dan konseling dan guru BK

(konselor) dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah.

2) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang

diperlukan dalam layanan bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik dan memelihara data serta sarana

dan fasilitas bimbingan dan konseling yang ada

Page 51: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

127

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

8. Rencana Opersaional (Action Plan)

Pelaksanaan program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik dilakukan SMP Negeri 9

Bandung tahun ajaran 2012/2013. Berikut agenda kegiatan operasional program bimbingan akademik untuk meningkatkan academic

self-efficacy peserta didik disajikan pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Rencana Operasional Program Bimbingan Akadeemik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik

Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

1 Analisis Kebutuhan

(need assesment)

melalui penyebaran

instrumen

Menyesuaikan

program yang akan di

buat dengan kebutuhan

peserta didik kelas VII

SMPN 9 Bandung

Tahun Ajaran

2012/2013

Peserta

didik kelas

VII SMPN

9 Bandung

Tahun

Ajaran

2012/2013

Angket academic self-efficacy

peserta didik

Minggu ke 1

bulan

November 2012

Peneliti

2 Pengolahan Data Hasil penyebaran

angket dianalisis

kemudian menentukan

layanan khusus yang

akan diberikan

Peneliti Analisis hasil Angket academic self-

efficacy peserta didik

Minggu ke 2, 3,

4 bulan

November 2012

Peneliti

3 Penyusunan

program bimbingan

akademik untuk

Agar kegiatan

bimbingan dapat

terstruktur dan

Peneliti dan

Personel

BK

Hasil analisis kebutuhan dan

karakteristik peserta didik kelas VII

Desember

2012

Konselor/Guru

BK

Page 52: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

128

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

meningkatkan

academic self-

efficacy peserta

didik

sistematis sesuai

dengan kebutuhan

peserta didik kelas VII

4 Sosialisasi Program

a. Staf Sekolah

b. Peserta didik

kelas VII

Komponen sekolah

tertentu mengetahui

program bimbingan

akademik untuk

meningkatkan

academic self-efficacy

peserta didik yang

akan dilaksanakan

Staf sekolah

inti (kepala

sekolah,

wali kelas,

guru mata

pelajaran)

dan peserta

didik kelas

VII

Program program bimbingan

akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik

kelas VII

Semester genap

bulan pertama

minggu ke 2

Konselor/Guru

BK

Orientasi Layanan Peserta

didik kelas

VII

Orientasi Layanan Semenster

genap bulan ke-

1 minggu ke-3

Konselor/Guru

BK

6 Pelaksanaan

a. Layanan Dasar

Siswa memiliki

keyakinan diri untuk

menyelesaikan tugas-

tugas yang sulit,

menguasai berbagai

Peserta

didik kelas

VII SMPN

9 Bandung

Tahun

Materi tersusun dalam Satuan

Kegiatan Layanan Bimbingan

Konseling (SKLBK) yang

dikelompokkan sesuai dengan

dimensi-dimensi academic self-

Konselor/Guru

BK

Page 53: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

129

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

bidang akademik

dalam penyelesaian

tugas sekolah serta

memiliki keyakinan

diri yang kuat untuk

menghadapi

serangkaian tuntutan

akademik dalam upaya

pencapaian prestasi

belajar di sekolah.

Ajaran

2012/2013

efficacy sebagai berikut :

a. Dimensi magnitude dengan

indikator minat pada

penyeleasian tugas sulit,

perencanaan aktivitas akademik,

memandang tingkat kesulitan

tugas sebagai tantangan, serta

berwawasan optimis, materi

bimbingan yang disampaikan:

1) “Membuat tugas sulit

menjadi mudah”

2) My Studi Planing”

3) “ Blind Trust Walk“ “

4) ”Menanamkan sikap

Optimis”

Semester genap

bulan ke-1

minggu ke-4

Semster genap

bulan ke-2

minggu ke-1

Semester genap

bulan ke-2

minggu ke-2

Semester genap

bulan ke-2

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Page 54: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

130

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

a. Dimensigenerality dengan

indikator yakin menguasai

berbagai bidang akademik,

mampu belajar dari

pengalaman, mampu

menyelesaikan berbagai tugas,

serta sikap keyakinan diri,

dengan ,materi:

1) ”Daftar Kemampuan”

2) ”Experiences Map”

3) ”Kiat-Kiat Belajar Efektif”

b. Dimensi Strength dengan

indikator keyakinan diri yang

kuat, semangat juang,

minggu ke-3

Semester genap

bulan ke-2

minggu ke-4

Semester Genap

bulan ke-3

minggu ke-1

Semester Genap

bulan ke-3

minggu ke-2

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Page 55: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

131

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

ketekunan serta komitmen

penyelesaian tugas, dengan

materi:

1) “Penghargaan temanku”

2) “Kisah Katak Kecil”

3) “Siapa yang bersungguh-

sungguh, Dia akan

Berhasil!!”

4) Peningkatan Kekuatan

Keyakinan

5) Do you Quiter, Camper or

Climber?

Semester genap

bulan ke 3

minggu ke-4

Semester genap

bulan ke-4

minggu ke-1

Semester genap

bulan ke-4

minggu ke-2

Semester genap

bulan ke-4

minggu ke-3

Semester genap

bulan ke-4

minggu ke-4

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK

Page 56: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

132

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

b. Layanan

responsif

c. Layanan

Perencanaan

Individual

Menindaklanjuti

layanan dasar yang

telah diberikan dan

dirasa belum tercapai

secara maksimal.

Memberikan layanan

intervensi bagi peserta

didik yang mengalami

permasalahan

academic self-efficacy

rendah melalui layanan

konseling indiviual

Membantu peserta

didik menyusun dan

mengimplementasikan

rencana untuk

meningkatkan

academic self-efficacy

peserta didik

Siswa kelas

VII yang

memiliki

academic

self-efficacy

rendah

Peserta

didik kelas

VII yang

memiliki

academic

self-efficacy

tinggi

Tujuan konseling adalah mengubah

persepsi konseli terhadap tingkat

kesulitan tugas agar mampu

memandang tugas sulit sebagai

tantangan sehingga mampu

menyelesaikan seluruh tugas-rugas

sekolah

Kegiatan yang dilakukan dalam

layanan perencanaan individual

meliputi:

a. Perencanaan kegiatan belajar

secara rutin

b. Rencana meningkatkan

keterlibatan aktif dalam proses

pembelajaran

c. Rencana pembentukan

kelompok belajar

d. Rencana perbaikan dan

peningkatan nilai diatas KKM

e. Rencana keikutsertaan dalam

Selama

pelaksanaan

kegiatan

bimbingan

akademik

Selama

pelaksanaan

kegiatan

program

akademik

Konselor/Guru

BK

Konselor/Guru

BK, kegiatan

yangg akan

dilakukan

peserta didik

Page 57: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

133

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

d. Layanan

Dukungan

Sistem

Menetapkan program

bimbingan yang

dilakukan oleh guru

BK secara

menyeluruh, baik

pelaksanan secara

teknis ataupun

pelaksanaan layanan

bimbingan dan

konseling.

Staf sekolah

inti (kepala

sekolah,

wali kelas,

guru mata

pelajaran

dan orang

tua)

ekstrakulikuler di sekolah.

Kegiatan yang dilakukan guru BK

dalam melancarkan program

bimbingan pribadi sosial, yaitu:

a. pertemuan rutin dengan orang

tua dalam rangka bertukar

informasi mengenai

perkembangan siswa;

b. menghimpun berbagai data dari

guru bidang studi dan wali kelas,

khususnya yang berkaitan

dengan aktivitas siswa kelas VII

ketika berada di kelas/sekolah

c. bersama wali kelas dan guru

mata pelajaran merencanakan

kegiatan atau aktifitas-aktifitas

yang melibatkan siswa kelas VII

Selama

pelaksanaan

program

kegiatan

bimbingan

akademik

Konselor, orang

tua, wali kelas

dan Guru

bidang studi

6 Evaluasi Mendapatkan hasil/

timbal balik dari

program bimbingan

akademik untuk

meningkatkan

academic self-efficacy

peserta didik kelas VII

SMPN 9 Bandung

Personel

BK dan

Staf sekolah

inti (kepala

sekolah,

wali kelas,

guru mata

Seluruh kegiatan layanan bimbingan

yang meliputi evaluasi proses dan

hasil

Akhir

Page 58: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

134

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

o Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu Pelaksana

Tahun Ajaran

2012/2013

pelajaran) Semester

7 Tindak Lanjut Menyempurnakan

program bimbingan

akademik uuntuk kelas

VII agar lebih efektif

dan komprehensif

Tindak lanjut dilakukan setelah

evaluasi proses dan hasil dilakukan

sebagai kelanjutan program yang

berkesinambungan

9. Pengembangan Tema

Berdasarkan hasil analsis kebutuhan yang dipaparkan dari hasil penyebaran instrumen academic self-efficacy, peserta didik

kelas VII membutuhkan materi-materi bimbingan pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3

Pengembangan Tema Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy

Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

1 Magnitude/

Lecel

Minat pada

penyelesaian tugas

yang sulit.

Menghadapi

Tugas Sulit

Peserta didik memiliki minat

pada penyelesaian tugas yang

sulit.

Diskusi dan

tanya jawab

SKLBK Bimbingan

Klasikal

1x

Pertemuan

Menetapkan rencana

tindakan yang tepat

dalam menghadapi

Menetapkan

rencana belajar

Peserta didik dapat

menetapkan rencana tibdakan

yang tepat dalam menghadapi

Diskusi dan

Simulasi

SKLBK Bimbingan

kelompok

1x

Pertemuan

Page 59: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

135

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

tuntutan akademik

sebagai peserta

didik.

tuntutan akademik sebagai

peserta didik

Memandang tingkat

kesulitan tugas

akademik sebagai

tantangan bukan

sebagai beban

This Is My

Challenge

Peserta didik mampu

memandang tingkat kesulitan

tugas sebagai tantangan bukan

sebagai beban

Simulasi

permainan

SKLBK Bimbingan

kelompok

1x

Pertemuan

Berwawasan optimis

terhadap potensi

yang dimiliki

Berwawasan

optimis

Peserta didik mampu

berwawasan optimis terhadap

potensi yang dimiliki

Diskusi dan

tanya jawab

SKLBK Bimbingan

klasikal

1x

Pertemuan

2 Generality Yakin mampu

menguasai berbagai

bidang akademik

dalam penyelesaian

tugas sekolah

Kemampuan

Penyelesaian

Berbagai Jenis

Tugas

- Peserta didik mampu

menguasai berbagai bidang

akademik dalam

penyelesaian tugas sekolah

- Mampu menyelesaikan

tugas sekolah, apapun

bentuk tugas yang

diberikan.

Umpan balik SKLBK Bimbingan

Kelompok

1 x

Pertemuan

Mampu

menyelesaikan tugas

sekolah, apapun

bentuk tugas yang

diberikan

Menggunakan

pengalaman hidup

sebagai suatu

langkah untuk

mencapai

Belajar dari

Pengalaman

Peserta didik mampu

menggunakan pengalaman

hidup sebagai suatu langkah

untuk mencapai keberhasilan

akademik

Simulasi

permainan

SKLBK Bimbingan

Kelompok

1x

Pertemuan

Page 60: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

136

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

keberhasilan

akademik

Menampilkan sikap

yang menunjukan

keyakinan diri pada

seluruh proses

pembelajaran

Belajar Efektif Peserta didik mampu

mengembangkan sikap yang

menunjukan keyakinan diri

dalam proses pembelajaran

melalui kegiatan belajar

efektif

Diskusi dan

tanya jawab

SKLBK Bimbingan

Klasikal

1x

Prtemuan

3 Strength Memiliki keyakinan

diri yang kuat

terhadap potensi diri

dalam

menyelesaikan tugas

akademik

Kekuatan

Keyakinan

Peserta didik mampu memiliki

keyakinan diri yang kuat

terhadap potensi diri dalam

menyelesaikan tugas

akademik.

a.Umpan balik

b.Diskusi dan

tanya jawab

SKLBK

SKLBK

Bimbingan

Kelompok

Bimbingan

Klasikal

1 x

Pertemuan

1 x

Pertemuan

Memiliki semangat

juang ketika

mengalami hambatan

dalam

menyelesaikan tugas

akademik

Semangat Juang Peserta didik memiliki

semangat juang ketika

mengalami hambatan dalam

menyelesaikan tugas sekolah

a. Diskusi

kelompok

b. Simulasi

Permainan

SKLBK

SKLBK

Bimbingan

Kelompok

Bimbingan

Kelompok

1 x

Pertemuan

1x

Pertemuan

Memiliki ketekunan

untuk mengerjakan

Komitmen Dan

Ketekunan

a. Peserta didik memiliki

ketekunan untuk

Diskusi

kelompok

SKLBK Bimbingan

Kelompok

1x

Prtemuan

Page 61: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

137

Desi nur hidayati,2013

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.Daftar : 056/S/PPB/2012

No Dimensi Indikator Topik Indikator Pencapaian Metode

Bimbingan

Media

Bimbingan

Kegiatan

Layanan

Waktu

tugas sekolah mengerjakan tugas sekolah

b. Peserta didik memiliki

komitmen untuk

menyelesaikan tugas

dengan baik

Memiliki komitmen

untuk menyelesaikan

tugas akademik

dengan baik.

Keterangan: Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling (SKLBK) terlampir.

Page 62: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

138

10. Pengembangan Satuan Layanan

Satuan kegiatan layanan yang disusun yaitu 10 satuan layanan yang

dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dengan menggunakan

instrumen yaitu berupa angket academic self-efficacy. Satuan layanan yang

disusun terlamipr. (Lampiran 6 halaman 220)

11. Waktu Pelaksanaan

Program dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan yaitu

dilaksanakan satu kali pertemuan dalam satu minggu.

12. Evaluasi

Rencana evaluasi program bimbingan dirumuskan atas dasar tujuan yang

ingin dicapai. Evaluasi program bimbingan akademik untuk meningkatkan

academic self-efficacy peserta didik dilakukan dengan melakukan penilaian proses

dan hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

keefektifan pelayanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sementara penilaian hasil

dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan pelayanan bimbingan

dilihat dari prosesnya. Adapun dimensi yang dinilai baik dari proses maupun

hasil, meliputi:

1) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan

2) Keterlaksanaan program

3) Hambatan-hambatan yang dijumpai

4) Dampak kegiatan pelayanan bimbingan terhadap peningkatan academic

self-efficacy peserta didik

5) Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan

pelayanan bimbingan akademik untuk meningkatkan academic self-

efficacy peserta didik.

Dimensi-dimensi yang dinilai dalam evaluasi proses dapat dilihat dalam

tabel 4.4sebagai berikut:

Page 63: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

139

Tabel 4.4

Format Evaluasi Proses

Dimensi Hasil Masukan untuk Tahun Berikutnya

a. Relevansi program bimbingan

dengan kebutuhan peserta

didik, tujuan program,

kelengapan isi dan ketepatan

rumusan masalah

b. Kesesuaian komponen

pendukung program

bimbingan dan konseling

(personel/pelaksana program,

sasaran, fasilitas dan

instrumen) dengan lingkungan

sekolah.

c. Partisipasi dan aktivitas

peserta didik dalam kegiatan

layanan bimbingan akademik

d. Pemahaman/pendalaman

peserta didik atas masalah

yang dihadapinya dalam

proses bimbingan akademik

e. Minat peserta didik terhadap

perlunya layanan bimbingan

akademik

f. Kelancaran proses dan suasana

penyelenggaraan kegiatan

layanan bimbingan akademik

g. Perubahan sikap peserta didik

setelah diberikan layanan

akademik

Evaluasi dari hasil program disesuaikan dengan tujuan program bimbingan

akademik untuk meningkatkan academic self-efficacy peserta didik. Adapun

format evalulasi hasil dapat dilihat pada tabel 4.5, sebagai berikut:

Tabel 4.5

Format Evaluasi Hasil

Tujuan Program Hasil Pelaksanaan Masukan untuk Tahun

Berikutnya

a. Peserta didik memiliki

keyakinan yang tinggi dalam

menghadapi tugas sulit

b. Peserta didik memiliki

keyakinan yang tinggi dalam

Page 64: A.a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_0806883_chapter_iv.pdf · SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 Merujuk pada pertanyaan penelitian pertama, “seperti apa gambaran

140

Tujuan Program Hasil Pelaksanaan Masukan untuk Tahun

Berikutnya

menetapkan rencana belajar

sebagai upaya pencapaian

prestasi belajar yang optimal

c. Peserta didik memiliki

kemampuan memnadang tugas

sulit sebagai tantangan yang

harus diselesaikan

d. Peserta didik mampu

berawawasan optimis terhadap

potensi yang dimiliki

e. Peserta didik memiliki

keyakinan yang tinggi dalam

menguasai berbagai mata

pelajaran dalam penyelesaian

tugas sekolah

f. Peserta didik memiliki

kemampuan menggunakan

pengalaman belajar sebagai

langkah mencapai keberhasilan

akademik

g. Peserta didik memiimiliki

keyakinan yang tinggi dalam

menjalani serangkaian proses

pembelajaran

h. Peserta didik memiliki

keyakinan yang kuat dalam

menyelesaikan tugas-tugas

sekolah

i. Peserta didik memiliki

ketekunan serta komitmen yang

tinggi dalam penyelesaian tugas

sekolah dengan baik.