Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi,
maka dunia usaha pun mengalami perkembangan yang pesat dengan
munculnya berbagai perusahaan yang berusaha menciptakan produk dan
jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan
pesat dalam dunia usaha juga memberikan gambaran tentang kesejahteraan
masyarakat yang semakin meningkat, kesejahteraan yang meningkat ini
akan meningkatkan pula daya beli masyarakat atau konsumen. Tetapi pada
sisi lain perkembangan itu menyebabkan timbulnya persaingan yang
semakin ketat pada dunia usaha dewasa ini. Perusahaan yang pada
mulanya memiliki pangsa pasar yang besar, serta daerah pemasaran yang
luas, kini dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap
mengantisipasi pasar yang akan mereka masuki baik pada saat ini maupun
pada saat yang akan datang.
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
salah satu persoalan yang cukup penting dalam suatu perusahaan adalah
aspek pemasaran, yaitu bagaimana supaya barang atau jasa dapat terjual
dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Setiap perusahaan akan
menganut sistem pemasaran yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan
dan besar kecilnya perusahaan tersebut. Secara teoritik kebijaksanaan yang
ditempuh oleh setiap perusahaan untuk memasarkan hasil produksinya
adalah kombinasi dari empat kegiatan pemasaran yang dikenal dengan
2
bauran pemasaran atau marketing mix. pengertian bauran pemasaran seperti
yang terdapat dalam buku Rambat Lupiyoadi (2001:56) yaitu :
“Bauran pemasaran merupakan alat (tools) atau alat bagi pemasar
yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
diterapkan berjalan sukses”.
Menurut Kotler (2009:23) mendefinisikan bahwa bauran pemsaran
adalah sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk nmengejar pemasarannya. Variabel-variabel marketing mix terdiri atas
bagaimana menciptakan produk, penetapan harga, pelaksanaan promosi
dan pemilihan saluran distribusi
Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran
(marketing mix), disamping penetapan harga jual, produk, dan distribusi.
Promosi sangat berpengaruh terhadap usaha perusahaan untuk mencapai
volume penjualan yang maksimal, karena meskipun produk yang ditawarkan
sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh, jika tidak disertai
promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai.
Dikemukakan oleh Kotler-Keller (2008:06), bahwa pemasaran adalah:
“Suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Kini era social media secara pelan namun pasti telah ‘memaksa’
banyak perusahaan mengubah cara mereka berkomunikasi. Maraknya
penggunaan sosial media misal: Facebook, Twitter dan forum komunikasi
sosial media yang lain mau tak mau memaksa perusahaan meningkatkan
model ber-komunikasi. Perangkat Social media ini adalah hal yang lumrah
3
selalu bersentuhan dengan aktivitas kita terutama bagi para pengguna
internet.
Tabel 1.1
Tabel Pengguna Facebook di 10 kota besar di Indonesia
Sumber : ( http://candraadiputra.blogspot.com/2012/07/statistik-pengguna-
facebook-indonesia.html )
Jejaring sosial yang saat ini biasa digunakan untuk memasarkan
produk antara lain Facebook, Twitter dan Kaskus. Dengan melalui jejaring
sosial tersebut akan terbentuk strategi komunikasi pemasaran yang efektif
yaitu Word of Mouth dimana muncul secara natural dari pendapat lingkungan
sosial yang dirasa lebih jujur dan tidak ada motif-motif tertentu dalam
menyampaikan suatu informasi kepada konsumen lainnya.
Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran
(marketing mix), disamping penetapan harga jual, produk, dan distribusi.
Promosi sangat berpengaruh terhadap usaha perusahaan untuk mencapai
4
volume penjualan yang maksimal, karena meskipun produk yang ditawarkan
sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh, jika tidak disertai
promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai.
Suatu usaha jika ingin mencapai tingkat penjualan yang maksimal,
perusahaan dapat memakai beberapa macam bauran promosi (Kotler,
2002:644) yaitu : periklanan (Advertising), promosi penjualan (Sales
promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (Public relations),
penjualan personal (Personal selling), dan pemasaran langsung (Direct
marketing). Namun dari semua hal yang diharapkan dari promosi, perlu pula
dipertimbangkan apakah biaya yang dikeluarkan oleh kegiatan promosi itu
dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan penjualan
dan sampai sejauh mana promosi itu dapat menarik konsumen untuk
membeli produk yang ditawarkan.
Efektivitas promosi sangat tergantung dari pemilihan bentuk promosi
yang diperlukan terhadap produk yang dipasarkannya. Suatu jenis produk
tertentu memerlukan bentuk promosi tertentu pula dan jenis promosi yang
lain harus dipergunakan bentuk promosi yang lain pula. Dengan kata lain
tidak semua bentuk promosi dapat cocok dan menjamin keberhasilan
promosi tersebut apabila tidak sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh suatu
produk. Oleh karena itu, harus dicari suatu bentuk promosi yang sesuai
dengan kondisi suatu produk yang akan dipromosikan.
Demikian halnya dengan PT. ROVCA CLOTHING yang bergerak
dalam bisnis clothing berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya
sehingga produk yang dipasarkannya dapat terus dipertahankan bahkan
ditingkatkan, hal ini sangat penting mengingat salah satu sumber
pendapatan PT. ROVCA CLOTHING adalah dari penjualan berbagai
5
produknya termasuk produk ”ROVCA”. PT. ROVCA CLOTHING yang
launching di Makassar pada tahun 2000 menawarkan produk “ROVCA” yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta menjadi produk
unggulan yang siap bersaing dengan produk sejenis di Makassar.
Adapun sekarang ini upaya yang dilakukan oleh PT. ROVCA
CLOTHING untuk meningkatkan penjualan produk ‟ROVCA” yaitu dengan
menggunakan promosi pemasaran berbasis sosial media dengan cara
memperkenalkan produknya kepada masyarakat dengan memasang iklan
melalui media cetak dan media elektronika, disertai dengan pembagian
merchandise untuk memberikan informasi yang akurat dan jelas serta
pelayanan yang optimal/total terhadap konsumen
Dengan promosi pemasaran tersebut diharapkan produk yang
dihasilkan akan dikenal oleh masyarakat luas dan membangun merk yang
kuat serta memiliki identitas yang dapat menggambarkan suatu value yang
akan menancap dalam benak konsumen, serta dapat menarik minat beli
konsumen atau calon pembeli sehingga tercapai tujuan perusahaan yaitu
meningkatkan volume penjualan, serta menjadikannya posisi leader di pasar.
Pada awalnya PT. ROVCA CLOTHING memulai usaha dengan
mendirikan kantor pemasaran yang bertempat di jalan Todopuli Raya No. 62
dimana disebelahnya didirikan distributor store yang berfungsi sebagai pusat
penjualan produk. Dikarenakan geografis maka kemudian pada tahun 2007
distributor store berpindah di jalan Pengayoman No.176. Akan tetapi
dikarenakan cost operasional yang dikeluarkan begitu besar, akhirnya
berpindah di jalan Sunu No. 127 dan memutuskan untuk menutup distributor
store dan fokus melakukan penjualan dan promosi melalui media sosial.
6
Berdasarkan dari uraian diatas penulis terdorong untuk menulis
skripsi di bidang pemasaran yang memusatkan penelitian pada perilaku
pembelian konsumen pada produk ROVCA ditinjau pada PT. ROVCA
CLOTHING di Makassar dan mengangkat judul “Analisis Pengaruh
Promosi Berbasis Sosial Media Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen ( Studi Kasus Produk ROVCA ).”
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya
maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana sikap
konsumen dalam menentukan pilihan produk ( decision making ) pada online
shop mengingat adanya dampak positif dan negatif dalam berbelanja
menggunakan media internet. Maka terdapat beberapa masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah variabel personal relevance, interactivity, message, brand
familiarity berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen dalam memilih produk online shop ROVCA.
2. Diantara variabel personal relevance, interactivity, message, brand
familiarity, manakah yang dominan mempengaruhi perilaku pengambilan
keputusan konsumen dalam berbelanja di online shop ROVCA.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
7
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh personal relevance,
interactivity, message, brand familiarity terhadap keputusan berbelanja di
online shop ROVCA.
2. Untuk mengetahui variabel dominan mempengaruhi perilaku keputusan
konsumen dalam berbelanja online shop ROVCA.
1.4 Manfaat penelitian
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi online shop
melalui persepsi produk, persepsi terhadap sumber, persepsi
terhadap iklan, sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan.
b. Kegunaan teoritis, sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan perilaku
pembelian konsumen dan kaitannya dengan sosial media
marketing serta bagi pengembangan ilmu di bidang pemasaran (
Marketing ).
c. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan
untuk mentapkan strategi pemasaran yang efektif pada masa
sekarang dan masa yang akan datang.
1.5 Batasan Penelitian
Pada penelitian ini penulis khusus membahas mengenai personal
relevance, interactivity, message, brand familiarity terhadap pengambilan
keputusan pembelian konsumen serta variabel dominan yang
mempengaruhi keputusan konsumen. Pengerucutan objek penelitian yang
hanya mengambil keputusan pembelian konsumen ditinjau dari promosi
8
berbasis sosial media serta variabel dominan yang mempengaruhi
keputusan pembelian penulis lakukan agar objek penelitian ini lebih spesifik
mengingat perilaku konsumen merupakan suatu objek teori yang sangat
luas.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab dan sub bab yang
secara rinci adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjabarkan tentang latar belakang masalah,
perumusan masakah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori yang mendukung penelitian ini
dan juga berisi tentang referensi yang dianggap representatif
dalam bidang pembahasan dan teori-teori yang relevan untuk
menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti terdiri dari
kerangka berfikir dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang
terdiri dari tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
populasi, metode pengumpulan data, metode penarikan sampel,
populasi, instrumen penelitian , metode analisis dan sistematika
penulisan.
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab yang berisi analisis data yang telah
diperoleh dalam penelitian. Analisis data yang meliputi analisis
statistik yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap
hipotesis penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup dari skripsi ini. Dalam bab ini
disajikan kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang relevan
dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian pemasaran
Pemasaran telah dikenal oleh masyarakat umum dan dunia usaha
pada khususnya. Bahkan pemasaran merupakan salah satu dari
kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam
usahanya mempertahankan kepuasan konsumen.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama di dalam
perekonomian, disamping kegiatan produksi dan konsumsi. Konsumsi
baru bisa terlaksana setelah adanya kegiatan produksi dan pemasaran
dapa membantu terlaksananya konsumsi. Pemasaran jika dilihat berada
diantara produksi dan konsumsi, yang berarti bahwa pemasaran menjadi
penghubung antara kedua fungsi tersebut. Dalam kondisi perekonomian
yang semakin kompetitif, seperti sekarang ini tanpa adanya pemasaran
yang handal perusahaan akan sulit untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimal.
Dengan demikian pemasaran merupakan faktor yang cukup penting
dalam suatu siklus perekonomian yang bermula dan berakhir dengan
pemuasan kebutuhan konsumen yang secara langsung mempengaruhi
keuntungsn. Beberapa ahli menguraikan pengertian pemasaran dalam
gaya yang berbeda-beda dan masing-masing menitikberatkan pada sisi
yang berbeda.
11
Menurut Radiosunu (2001:2) bahwa : Pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan keinginan dan
kebutuhan melalui proses pertukaran.
Pengertian pemasaran menurut Winardi (2003, hal. 3) adalah
pemasaran terdiri atas tindakan-tindakan yang menyebabkan
berpindahnya hak milik atas benda-benda dan jasa yang menimbulkan
distribusi.
Menurut Nitisemito (2000, hal. 13) Pemasaran adalah
Semua kegiatan yang memperlancar arus barang danj jasa dari produsen
ke konsumen secara efisien dengan maksud untuk menciptakan
permintaan efektif.
Sedangkan menurut Sunarto (2003:7) Pengertian pemasaran adalah:
“Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi, serta penyaluran gagasa, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa arti pemasaran adalah
jauh lebih luas dimana mencakup usaha perusahaan yang dimulai
dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,
menentukan produk yang hendak diproduksi sesuai dengan segmentasi
pasar, menentukian harga produk yg sesuai, menentukan cara-cara
promosi dan saluran distribusi produk tersebut, jadi kegiaan pemasaran
kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
12
Menurut Swastha dan T.Hani Handoko (2000:4) mendefinisikan
bahwa :
“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial”.
Selanjutnya yang dikemukakan Kotler (2009:6) :
“Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada
pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya”.
Dari definisi tersebut diatas menggambarkan bahwa sebagai suatu
sistem dari keseluruhan kegiatan yang saling berhubungan yang ditujukan
untuk transaksi, hubungan dan jaringan, pasar, serta pemasok dan
prospek.
2.1.1 Komunikasi Pemasaran/Bauran Promosi
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Terdapat lima
cara dari komunikasi pemasaran yang utama atau sering disebut bauran
promosi, yaitu (Durianto, 2003) :
13
a. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal,
promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu
sponsor.
b. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai bentuk insentif
jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba
atau membeli suatu produk atau jasa.
c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas), yaitu berbagai
macam program untuk memelihara, menciptakan, dan
mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk.
d. Personal Selling (Penjualan Pribadi), yaitu interaksi langsung dengan
satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung), yaitu penggunaan surat,
telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya
untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat
tanggapan langsung dari para pelanggan dan calon pelanggan.
Menurut Tjiptono (2008) ada dua saluran komunikasi pemasaran
antara lain :
1. Saluran komunikasi personal atau pribadi
Komunikasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat
melalui tatap muka, lewat telepon, lewat surat, via e-mail, chatting via
internet juga persentasi. Saluran komunikasi pribadi efektif dilakukan
karena didalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi.
Saluran komunikasi personal dapat dikelompokkan menjadi:
a) Advocate channels yaitu pemasar yang menghubungi konsumen
14
b) Expert channels yaitu pakar independen yang membuat
pernyataan tertentu kepada konsumen sasaran.
c) Social channels yaitu tetangga, teman, keluarga, dan rekan
kerja.
Dari antara ketiga bentuk komunikasi pribadi tersebut, yang paling
efektif adalah social channels yang sering disebut sebagai word of mouth.
Word of mouth marketing merupakan komunikasi pribadi mengenai suatu
produk yang dilakukan oleh calon konsumen dengan tetangga, teman,
anggota keluarga ataupun rekan kerja.
2. Saluran komunikasi nonpersonal atau nonpribadi
Media yang membawa pesan tanpa kontak pribadi maupun umpan
balik, meliputi mediam atmosfer, dan acara-acara penting (events).
Media meliputi media cetak (koran, majalah, dan surat); media siaran
(radio dan televisi); media elektronik (audiotape, videotape, videodisc,
CD-ROM dan webpage) dan media tampilan (billboard, papan iklan,
dan poster).
2.1.2 Faktor perilaku terhadap iklan ( Advertising )
Menurut Campbell and wright (2008) dari tesis yang ditulis oleh Astrid,
Dewi Kusumastuti. 2009. Sikap Terhadap Iklan Pada Pengguna Facebook.
Masterthesis: BINUS. Tentang faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang
terhadap iklan, yaitu :
a. Personal Relevance
Hubungan personal (Personal Relevance) dapat mempengaruhi perilaku
seseorang terhadap iklan. Dari penelitian yang dilakukan, personal
15
relevance berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dalam
mengambil keputusan (Claypool el al., (2004) dikutip dari Campbell and
Wright, 2008). Mereka menemukan bahwa personal relevance
mempengaruhi terhadap proses pengambilan keputusan seorang
individu.
b. Online Interactivity
Selain personal relevance, beberapa riset menunjukkan bahwa
Interactivity sangat berpengaruh terhadap persepsi di iklan online (Coyle
& Thorson, 2001); Juang & Benbasat (2003); Liu & Shrum (2002) dikutip
dari Campbell and Wright (2008).
c. Message
Faktor messsage atau pesan sangat penting dalam pembuatan sebuah
iklan internet. Bahkan beberapa marketer berusaha sebaik mungkin untuk
bisa membuat iklan internet yang bernilai entertainment agar dapat
menarik perhatian konsumen. Gordon dan De Lima (1997) menyatakan
dalam riset mereka bahwa pesan dalam iklan komersial itu berfokus
kepada penyampaian informasi. Perusahaan harus menyediakan
informasi produk di dalam website mereka, bahkan survey pernah
dilakukan kepada 500 pengguna internet untuk masalah ini. Hasil survey
adalah mereka lebih suka melihat iklan yang mengandung informasi
dibandingkan hal-hal lucu ataupun games. ( nternet marketing digest,
1996).
d. Brand Familiarity
Dari hasil study yang dilakukan oleh Bamba and Barnes (2007), mereka
menemukan sebuah variabel penting yang berhubungan dengan
16
pandangan konsumer terhadap sebuah iklan. Variabel itu adalah brand
familiarity. Sebuah brand yang cukup dikenal pasti akan mendapatkan
respon positif dibandingkan dengan brand baru. Meskipun begitu jika
penyampaian iklan dari brand tersebut kurang menarik, maka
kemungkinan brand tersebut tidak mendapatkan respon yang baik dari
konsumen.
2.1.3 Words Of Mouth
Word of mouth adalah suatu bentuk komunikasi mulut ke mulut yang
dilakukan oleh konsumen secara sukarela dan otomatis untuk
mempromosikan sebuah produk atau merek kepada relasi atau
temannya karena suatu alasan tertentu.
Word of mouth merupakan jenis promosi yang ampuh, efektif dan
berbiaya paling murah. Konsumen yang merasa puas akan memberi
tahu orang lain mengenai pengalaman yang baik tentang produk itu
(Kotler dan Amstrong, 2004). Menurut Tjiptono (2008), word of mouth
juga cepat diterima sebagai referensi karena konsumen biasanya sulit
mengevaluasi produk atau jasa yang belum dibelinya atau belum
dirasakannya sendiri.
Menurut Tjiptono (2008) Word of mouth (WOM) adalah komunikasi
personal yang dianggap sangat efektif dalam memberikan informasi
tentang suatu produk, jasa, peristiwa, ide, individu, politikus dan juga
tempat-tempat untuk dikunjungi. WOM juga efektif untuk mempengaruhi
seseorang, karena informasi yang diberikan oleh seorang individu
lainnya biasanya dianggap jujur dan tidak bias. Khalayak cenderung lebih
17
mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari kenalannya
atau orang lain dibandingkan dengan informasi yang dipasang di media.
Komunikasi WOM atau komunikasi dari mulut ke mulut dapat
dianggap sebagai salah satu bentuk tradisional dari komunikasi
pemasaran. WOM merupakan komunikasi personal yang bersifat
informal dengan pelakunya konsumen sendiri bukan tenaga pemasaran.
Hal lainnya adalah topik WOM berhubungan dengan produk, jasa
maupun perusahaan, sumbernya dapat berasal dari pengalaman
mengkonsumsi produk atau jasa baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Istilah WOM digunakan untuk mendefinisikan komunikasi verbal baik
bersifat positif maupun negatif. Komunikasi ini dapat berupa perbincangan
antara dua orang atau lebih, atau sekedar penyampaian testimonial
secara satu arah. Medianya dapat berupa pertemuan tatap muka,
telepon, e-mail, listgroup, blog, website, social media (Facebook,
Friendster, Twitter, dll), animation Game (Flash based Game, Mobile
Game), atau alat komunikasi lainnya.
2.1.4 Social Media
Social media pada awalnya adalah tempat berkumpulnya orang-
orang yang ingin berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru
serta berinteraksi dengan teman lainnya secara online. Namun social
media berkembang sangat pesat di negara Indonesia, social media dan
forum yang sudah sangat terkenal diantaranya adalah facebook, Twitter
dan juga kaskus.3
18
Menurut Thoyibie (2010), Social media adalah konten berisi
informasi, yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi
penerbitan, sangat mudah diakses dan dimaksudkan untuk memfasilitasi
komunikasi, pengaruh dan interaksi dengan sesama dan dengan
khalayak umum. Hal ini biasanya dilakukan melalui Internet dan jaringan
komunikasi mobile. Saat ini praktek pemasaran melalui social media
sedang dinikmati oleh para eksekutif dan profesional untuk
mempromosikan merek dan pemasaran.
Social media marketing adalah strategi kegiatan pemasaran
menggunakan situs-situs media sosial seperti facebook, Twitter, Youtube
kaskus dan sebagainya. Social media merupakan salah satu cara yang
ampuh untuk mempromosikan produk dan jasa yang kita miliki melalui
cara internet marketing. Caranya mudah dan sederhana tetapi memiliki
efek yang luar biasa.
Kemudahan untuk membuat sebuah account di social media
merupakan salah satu pemicu mengapa sangat banyak masyarakat
menggunakan social media sebagai suatu alat komunikasi dengan dunia
luar serta ketermudahan mengakses data menyebabkan banyaknya
masyarakat menggunakan social media bukan hanya sebagai alat
menjalin tali silaturahmi tetapi ada beberapa yang menggunakannya
sebagai alat promosi penjualan dan media menyebarkan informasi.
Berikut ini bersumber dari www.uniknya.com adalah dua social media
paling populer selama tahun 2011, yaitu :
1. Facebook
19
Facebook merupakan layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada 4
Februari 2004. Dibuat oleh Mark Zuckerberg pada 2003, situs ini
awalnya merupakan jaringan pertemanan di lingkungan perguruan
tinggi tempat Zuckerberg berkuliah, Harvard University. Situs ini
banyak digemari oleh penggunanya karena memudahkan mereka
membuat profil, berbagi catatan, foto, dan video, serta berkirim pesan
dan mengobrol. Pada Januari 2011, Facebook memiliki jumlah
pengguna lebih dari 600 juta pengguna aktif dari seluruh dunia.
2. Twitter
berawal dari sesi brainstorming yang cukup panjang yang terjadi di
manajemen perusahaan podcasting bernama Odeo. Jack Dorsey,
seorang arsitek perangkat lunak Amerika, kemudian memperkenalkan
cara berkomunikasi di grup kecil menggunakan layanan SMS. Ide ini
diwujudkan dengan sebuah project bernama kode twttr. Prototype
pertama Twitter digunakan untuk layanan internal para pekerja Odeo.
Versi penuh dari layanan ini kemudian diperkenalkan ke publik pada
15 Juli 2006. Pada Oktober tahun yang sama, Biz Stone, Evan
Williams, Dorsey, dan anggota Odeo lainnya mendirikan Obvious
Corporation serta mengakuisisi Odeo dan seluruh asetnya, termasuk
Odeo.com dan Twitter.com dari investor dan shareholders-nya.
Kemudian pada April 2007, Twitter membentuk perusahaan sendiri
bernama Twitter Inc. Sejak saat itu, Twitter menjadi sangat populer di
dunia maya. Sifat pesannya yang ringkas, membuat orang senang
berinteraksi melalui Twitter. Hingga saat ini, layanan “SMS-nya
internet” ini memiliki lebih dari 200 juta pengguna dan hingga Juni
2010, terdapat 65 juta pesan per harinya.
20
2.1.5 Efektivitas Social Media
Social media merupakan bagian dari word of mouth marketing yang
sangat efektif dan memiliki pengaruh yang luar biasa. Banyak praktisi
marketing mengatakan bahwa strategi word of mouth merupakan
promosi yang efektif bagi konsumen. Social media marketing
memungkinkan membangun hubungan sosial yang lebih personal dan
dinamis dibandingkan dengan strategi marketing tradisional.
Kegiatan social media marketing berpusat pada usaha membuat
konten-konten yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk
berinteraksi serta membagikannya dalam lingkungan jejaring sosial
pertemanan mereka. Pesan bisnis suatu brand atau perusahaan
menyebar dari suatu pengguna ke pengguna lainnya dan akan memiliki
tingkat kepercayaan pembaca yang lebih tinggi karena bagi konten
tersebut berasal dan direkomendasikan dari teman mereka sendiri,
sumber yang lebih terpercaya karena memiliki hubungan sosial yang
lebih dekat dibandingkan dengan pesan langsung dari brand atau
perusahaan tersebut.
Pengaruh promosi melalui social media berbeda-beda, akan tetapi
yang umum terjadi adalah informasi yang berasal dari social media akan
memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan diambil
konsumen.
2.2 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan suatu hal terkait keputusan yang
diambil oleh seseorang ( konsumen ) dalam penentuan untuk
mendapatkandan mempergunakan barang dan jasa.
21
Konsumen mengambil banyak keputusan membeli setiap hari.
Kebanyakan produsen meneliti keputusan membeli konsumen secara
amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli
konsumen, dimana meeka membeli, bagaimana dan berapa banyak
mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pemasar dapat
mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk mencari juawaban atas
pertanyaan mengenai apa yang mereka beli, dimana dan berapa banyak,
tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal
yang mudah, jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak
konsumen.
John C. Mowen dan Michale Minor ( Rangkuti, 2009:9 )
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (
buying unit ) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi
berbagai produk, jasa, pengalaman, serta ide-ide.
Pengertian selanjutnya dikemukakan oleh Lamb, Hair, dan McDaniel
( Rangkuti, 2003 ) bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang
pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan
dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan
produk.
Perilaku konsumen menurut Kotler ( 2000:182 ) ialah bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
elemen terpenting dari perilaku konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dalam pembelian.
22
Husein umar ( 2000:64 ) menyatakan bahwa perilaku konsumen
adalah tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan dalam
pembelian.
Definisi perilaku konsumen dapat disarikan ( dari pendapat beberapa
ahli diatas ) sebagai suatu studi tentang proses pengambilan keputusan
oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan
produk, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat mereka.
2.3 Proses Pengambilan Keputusan
Di tenaga persaingan yang ketat, perusahaan akan merasa bahwa
hubungan dengan pelangganlah yang menentukan umur dan
pertumbuhannya. Perusahaan tahu persis akan mati muda jikalau
ditinggal oleh pelanggan.
Perusahaan harus aktif dalam proses mempertahankan konsumen
dan di sisi lain pelanggan berada pada posisi sebagai pengambil
keputusan. Jadi hubungan perusahaan dengan konsumennya adalah soal
pengambilan keputusan konsumen. Oleh karena itu, agar proses
mempertahankan konsumen berhasil, perusahaan perlu mengetahui
proses pengambilan keputusan pada konsumen.
Telah dikatakan bahwa perilaku konsumen adalah soal keputusan.
Bagi para pemasar yang terpenting adalah bagaimana konsumen sampai
pada keputusan. Proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian Perilaku Purna Pembelian
23
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian
dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian
bermula sejak pembelian belum dilakukan dan berakibat jauh setelah
pembelian, setiap konsumen pasti melalui kelima tahap ini setiap kali
membuat keputusan pembelian. Dalam intens pembelian yang lebih rutin,
mereka membalik tahap-tahap tersebut. Tahap awalnya adalah
kesadaran kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif menjelang
pembelian, pembelian, konsumsi, kepuasan atau ketidakpuasan.
Gambar 2.1
Model generik proses pengambilan keputusan
Sumber : Shett, Mittal dan Newman ( 1999 ), Peter dan Olsen ( 1999 ), ( dalam
Bilson Simamora, 2003:15 )
1. Pengenalan Masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata
dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya
rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya
orang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke
arah produk atau jasa pusat perbelanjaan yang diketahuinya akan
memuaskan dorongan tersebut.
24
2. Pencarian Masalah
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau
mungkin juga tidak, untuk mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan
konsumen kuat dan produk itu berada di dekatnya, mungkin konsumen
akan langsung membelinya. Jika tidak maka kebutuhan konsumen ini
akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi mengenal dua tingkat
yang berbeda, yaitu perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan
pencarian informasi yang sedang-sedang saja dan pencarian informasi
secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi ke segala sumber.
3. Evaluasi Alternatif
Untuk membuat keputusan akhir, konsumen memproses informasi
tentang pilihan mereka. Pertama, konsumen mempunyai kebutuhan,
sehinga konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya
melihat kepada atribut produk atau jasa. Konsumen akan memberikan
bobot yang berbeda terhadap setiap produk sesuai dengan
kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan
himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi
Utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produkatau
jasa bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen
akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.
4. Tahap Pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk proses. Keputusan pembelian tidak
otomatis terjadi preferensi atau pilhan merek. Pada tahap pembelian
sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan.
25
5. Perilaku Sesudah Pembelian
Setelah produk atau jasa dibeli, selanjutnya yang terjadi adalah
konsumen mengevaluasi apakah keputusannya benar. Konsumen
memiliki semacam keraguan atas produk atau jasa yang telah dibelinya.
Keraguan adalah proses psikologis. Keragu-raguan ini rendah kalau
banyak informasi yang dipakai dalam evaluasi, baik melalui pengalaman
sendiri, pengalaman orang lain, maupun media massa. Hal ini sebaliknya
juga berlaku, tindakan nyata terhadap produk setelah pembelian, menurut
Kotler (2000) terdapat tiga bagian utama, yaitu :
a. Mempertahankan. Termasuk pada bagian ini adalah
menggunakan produk sesuai rencana awal, mengubah
penggunaan produk atau jasa untuk tujuan lain dan
menyimpannya.
b. Mengalihkan produk atau jasa kepada orang lain secara
sementara caranya menyewakan atau meminjamkan.
c. Mengalihkan produk atau jasa secara permanen. Bentuk
tindakannya biasanya berupa memberikan kepada orang lain,
membuangnya, memperdagangkannya pada pasar primer
maupun menjualnya sebagai barang bekas pada pasar sekunder.
6. Kepuasan
Kepuasan adalah hasil pengalaman terhadap produk. Ini adalah
perasaan konsumen setelah membandingkan harapan dengan kinerja
aktual produk. Kepuasan konsumen perlu diperhatikan karena berdampak
pada loyalitas konsumen dan tentu saja respon konsumen selanjutnya.
Konsumen yang puas kemungkinan akan membeli kembali serta
memberikan suara-suara positif tentang produk. Ini pula yang menjadi
26
kunci loyalitas. Kita ketahui, loyalitas adalah komponen paling penting
ekuitas merek menurut Aaker, 1991; 1996 (dalam Bilson Simamora,
2001:18). Konsumen yang tidak terpuaskan cenderung mengambil
tindakan berupa : mengeluh, menghentikan pembelian, serta
memperingatkan orang-orang terdekatnya (suara-suara negatif),
mengeluh kepada yang berwenang dan mengambil tindakan hukum yang
tentu saja berdampak negatif pada produk atau jasa yang ditawarkan.
2.3.1 Pertimbangan Pemilihan Produk
Untuk menganalisis faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalm
memilih suatu produk, berdasarkan skopnya ada tiga pendekatan yang
tersedia, yaitu pendekatan individu, pendekatan segmental, dan
pendekatan agregat (Bilson Simamora, 2003:56).
Dalam analisis segmental dan agregat, diambil kesimpulan yang
berlaku untuk sekelompok orang. Namun dalam penelitian, tidak bisa
dilakukan untuk seluruh pasar, sehingga hanya dilakukan pada lingkup
sampel.
Dalam analisis segmental dan agregat, ada dua metode yang bisa
dipakai. Pertama metode langsung. Dalam metode ini dinyatakan secara
langsung faktor-faktor pertimbangan yang memengaruhi responden.
Jawaban responden diolah, lalu disimpulkan faktor yang berlaku untuk
semua responden. Kedua metode tidak langsung.
1. Metode Langsung
Dalam metode langsung terdapat beberapa cara yang dapat
digunakan yaitu :
27
a. Metode Judgement.
Dengan metode ini, peneliti menyusun sendiri atribut produk.
Akurasi atribut tergantung dari kredibilitas peneliti.
b. Metode focus group.
Peneliti menumpulkan 10 orang rsponden yang dianggap
memahami produk.
c. Metode Survei.
Hasilnya tergantung pada metode analisis data yang digunakan,
apakah metode brainstorming, metode persentase, atau metode
iterasi.
Dengan metode brainstorming, peneliti menampung semua ide yang
masuk. Kelemahannya, selain atribut yang masuk mungkin terlalu
banyak. Dengan metode ini, dimungkinkan masuknya ide-ide yang
tidak masuk akal.
Dengan metode persentase, peneliti memasukkan atribut yang
banyak dipilih. Kalau yang memilih persentasenya 100%, sebuah
atribut jelas masuk. Masalahnya sampai berapa persen yang bisa
diterima.
Metode iterasi adalah sebuah proses statistika. Dengan metode ini,
peneliti mengeluarkan atribut –atribut yang dinilai tidak sah
berdasarkan kriteria-kriteria statistik yang dipakai.
2. Metode tidak langsung
Dalam metode ini ada dua cara :
a. Menggunakan korelasi, apabila korelasinya signifikan, maka
faktor pertimbangan yang diuji dianggap valid. Dengan korelasi,
sekaligus juga diketahui tingkat kepentingan faktor. Semakin
28
besar koefisien korelasi, maka tingkat kepentingan faktor
semakin tinggi.
b. Menggunakan indikator utilitas, seperti yang sering dipakai dalam
analisis konjoin.
Terdapat penelitian terdahulu yang menjadi landasan dilakukannya
penelitian ini.
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian Sumber
Rahardian
Andi
Winata
(2011)
Analisis efektivitas
penggunaan
jejaring sosial
media facebook
dalam komunikasi
pemasaran pada
online shop barang
murah unik jaya.
Besarnya komunitas dan
minimnya cost marketing
sosial media facebook
merupakan opportunity
bagi para pemasar online.
http://
digilib.petra.ac.id/
viewer.php?
submit.x=21&sub
mit.y=19&page=3
&qual=high&sub
mitval=prev&fna
me=%2Fjiunkpe
%2Fs1%2Fmasa
%2F2011%2Fjiun
kpe-ns-s1-2011-
36407052-
21892.pdf
29
Richard
Darmawan
Andriyanto
(2010)
Analisis pengaruh
internet marketing
terhadap
pembentukan word
of mouth dan
Brand awareness
untuk
memunculkan
intention to buy.
Dengan pengelolaan
media internet marketing
yang menarik, informatif
dan mudah di akses maka
secara berangsur-angsur
word of mouth akan
terbentuk dan
menciptakan brand
awareness yang secara
pasti akan memunculkan
intention to buy pada
pengguna facebook.
http://
www.google.co.id
/url?
sa=t&rct=j&q=co
ntoh+landasan+te
ori+proposal+sos
ial+media+market
ing+&source=we
b&cd=2&cad=rja
&ved=0CCYQFjA
B&url=http%3A
%2F
%2Fdosen.narota
ma.ac.id%2Fwp-
content
%2Fuploads
%2F2012%2F02%
2FAnalisis-
Pengaruh-
Internet-
Marketing-
terhadap-
Pembentukan-
Word-of-Mouth-
dan-Brand-
Awareness-
30
untuk-
Memunculkan-
Intention-to-
Buy.pdf&ei=Ag1b
UOLdIMforQff9IFI
&usg=AFQjCNFo
a4nKS3QY5lPUpZ
cf2hsazHhEtw
Astrid, Dewi
Kusumastut
i
(2009)
Sikap terhadap
iklan pada
pengguna
facebook.
Variabel interactivity
sebagai variabel dominan
yang mempengaruhi sikap
konsumen terhadap iklan
yang di share di jejaring
sosial facebook, ditarik
kesimpulan bahwa
interaksi yang
berkelanjutan sblm dan
pasca pembelian, memilik
pengaruh besar dalam
keputusan dan keloyalan
kon sumen terhadap
produk.
http://
library.binus.ac.id/
eColls/eThesis/
Bab2/Bab%202_09-
218.pdf
31
Aprilyana
Saputri
(2009)
Analisis pengaruh
iklan media televisi
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen pada
provider simpati
pede.
Keputusan pembelian
konsumen yang dihasilkan
dari iklan media Tv adalah
positif, dimana jika
dibandingkan konsumen
lebih memilih
menggunakan provider
simpati pede dibandingkan
provider xl.
http://
www.library.upnvj.
ac.id/pdf/
s1manajemen09/2
04111055/
skripsi.pdf
Hery
Kurniawan
(2006)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Konsumen Dalam
Pengambilan
Keputusan
Pembelian Produk
Mie Instan Merek
Sedap (Studi Pada
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi
Unmer Malang)
Dengan diketahui bahwa
variabel psikologis
mempunyai pengaruh
yang siginifikan dan
dominan terhadap
keputusan pembelian
maka dalamhal ini yang
perlu diperhatikan dan
ditingkatkan oleh
perusahaan
ataup r odusen un tu k
me n ing ka t kan pen jua
lan nya den gan se la l
u be r upa yauntuk
http://
www.scribd.com/
babeganteng/d/
37651931-Analisis-
Faktor-faktor-
Yang-
Mempengaruhi-
Konsumen-Dalam-
Pengambilan-
Keputusan-
Pembelian-Produk
32
memahami psikologis
konsumen maupun calon
konsumen melaluimotif
membeli, persepsi
tentang produk maupun
pengetahuan tentang
produk.
2.4 Kerangka Pikir
Gambar 2.2
Kerangka Pikir
2.5 Hipotesis
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DITINJAU DARI SEGI BAURAN PEMASARAN JASA (MARKETING MIX)
PER
SON
AL
REL
EVA
NC
EE INTE
RA
CTI
VITY
MEMILIH PRODUK ROVCA
MES
SAG
E
BR
AN
D
FAM
ILIA
RIT
YROVCA
Keputusan pembelian ditinjau dari segi promosi berbasis sosial media
33
Berdasarkan latar belakang dari permasalahan pokok yang telah
dijelaskan, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Diduga bahwa variabel personal relevance, interactivity, message, dan
brand familiarty berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam memilih produk online shop ROVCA.
2. Diduga bahwa variabel Interactivity memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen dalam memilih produk online shop ROVCA.
BAB III
34
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Salah satu komponen penting dari sebuah penelitian adalah lokasi/tempat
penelitian ( dalam hali ini adalah ssebuah perusahaan ). Perusahaan yang
menjadi pbjek penelitian penulis adalah PT. ROVCA CLOTHING “ROVCA”.
Dimana penelitian ini dilakukan pada bulan agustus sampai september 2012.
Penulis memilih perusahaan ini dengan beberapa pertimbangan, antara lain :
1. Perusahaan ini merupakan salah satu rumah produksi di Makassar yang
penjualan dan promosinya berbasis sosial media ( online shop ).
2. Brand ini ( ROVCA ) memiliki karakteristik pelanggan yang homogen.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan sebagai berikut :
1. Data Kualitatif
Data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik secara lisan maupun
tulisan yang antara lain berupa sejarah perusahaan dan penjelasan lain
serta diperlukan dalam penulisan.
2. Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dalam bentuk angka yang dapat dihitung. Data ini
diperoleh dari perhitungan kuisioner yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun sumber data yang digunakan
sebagai berikut :
a. Data Primer
35
Data yang diperoleh dengan mengumpulkan langsung dari
objek penelitian, yaitu menyebarkan secara langsung kuisioner
kepada responden yang terpilih.
b. Data sekunder
Data yang berupa informasi tertulis maupun tidak tertulis
yang diperoleh dari perusahaan, internet, majalah, koran, dan
buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara
Komunikasi atau pembicaraan dua arah yang dilakukan oleh peneliti
dan responden untuk menggali informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian.
2. Kuisioner
Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah dibuat dalam rangka memperoleh data dalam penelitian,
dimana kuisioner tersebut diajukan hal-hal yang relevan dan
berkaitan dengan tujuan penelitian.
3. Studi Pustaka
36
Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan data melalui buku-
buku, literatur-literatur, berbagai artikel yang dicari melalui
website,majalah, maupun koran yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Observasi
Pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap
objek penelitian guna memperoleh bahan dan data-data yang
diperlukan.
3.4 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2010 : 115) mengemukakan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel,
menurut Sugiyono (2010 : 116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini, penulis menjadikan
konsumen ROVCA Makassar sebagai populasi dalam peneltian ini..
Prosedur yang kemudian digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik
probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Kemudian digunakan metode Simple Random Sampling, yaitu
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen.
37
Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka
untuk menentukan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan rumus
Unknown Populations: (Frendy 2011:53)
n= Z2
4 μ2
Keterangan :
n = ukuran sampel
Z = tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian, pada
α = 5% (derajat keyakinan ditentukan 95%) maka Z = 1,96
µ = margin of error, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (ditentukan 10%)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan
sebagai berikut :
n= Z2
4 μ2
n= 1,962
4(0,1)2
n = 96,4 ≈ 100 responden
Dari hasil perhitungan tersebut maka diketahui besar sampel yang
diperlukan adalah 100 responden.
3.5 Model dan Teknik Analisis
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda (Sugiyono, 2005). Adapun penggunaan analisis
regresi berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh secara
kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian
lainnya (variabel Y), dimana dalam penelitian ini dikonversikan untuk
38
menguji ada tidaknya pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap
keputusan pembelian konsumen dalam memilih online shop ROVCA.
Analisis regresi berganda seperti yang dikutip dalam Sugiyono
(2005:261), yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y = Variabel Dependen, yaitu keputusan pembelian konsumen
X1 = Variabel Independen, yaitu personal relevance
X2 = Variabel Independen, yaitu interactivity
X3 = Variabel Independen, yaitu message
X4 = Variabel Independen, brand familiarity
a = Intersep, konstanta yang merupakan rata-rata nilai Y pada saat ini
nilai X1, X2, X3, X4, dan X5 = 0.
b1 = Koefisien regresi parsial yang dipakai untuk mengukur nilai ata-rata Y
tiap unit perubahan dalam X1 dengan menganggap X2, X3, dan X4
konstan.
b2 = Koefisien regresi parsial yang dipakai untuk mengukur nilai ata-rata Y
tiap unit perubahan dalam X2 dengan menganggap X1, X3, dan X4
konstan.
39
b3 = Koefisien regresi parsial yang dipakai untuk mengukur nilai ata-rata Y
tiap unit perubahan dalam X3 dengan menganggap X1, X2, dan X4
konstan.
b4 = Koefisien regresi parsial yang dipakai untuk mengukur nilai ata-rata Y
tiap unit perubahan dalam X4 dengan menganggap X1, X2, dan X3
konstan.
e = Standard Error, menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari
penduga atau statistik.
Teknik analisis yang digunakan sesuai dengan model di atas adalah
regresi berganda dimana nilai variabel dependen dapat diperoleh dari
hasil survei yang perhitungannya akan menggunakan skala likert. Cara
pengukurannya adalah menghadapkan seorang responden dengan
sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban.
Data yang berhasil dikumpulkan dari kuisioner selanjutnya akan diukur
dengan pengukuran data ordinal dengan bobot hitung sampai 5, dengan
kategori sebagai berikut :
a. Sangat setuju dengan point 5.
b. Setuju dengan point 4.
c. Netral dengan point 3.
d. Tidak setuju dengan point 2.
e. Sangat tidak setuju dengan point 1.
40
Nilai rata-rata dari masing-masing responden dapat dikelompokkan
dalam kelas interval, dengan jumlah kelas 5 (lima). Intervalnya dapat
dihitung sebagai berikut:
Interval= (Nilaitertinggixsampel )– ¿¿
= 500−100
5
= 80
Dari skala tersebut, skala distribusi kriteris penilaian terhadap jawaban
rsponden adalah :
a. 100 – 180 = Sangat tidak setuju
b. 181 – 260 = Tidak setuju
c. 261 – 340 = Netral
d. 341 – 420 = Setuju
e. 421 – 500 = Sangat setuju
3.6 Uji Validitas dan Uji Realibilitas
3.6.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu keusioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r
41
tabel. Jika r hitung > dari r tabel ( pada taraf signifikan 10% ) maka
pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Cara melihat tabel ialah dengan
melihat baris N-2. Untuk uji validitas penulis menggunakan bantuan
program SPSS.
3.6.2 Uji Realibilitas
Uji realibilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu kuesioner
dinyatakan reliable atau handal jika jawaban seoang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu ( Ghozali, 2001 ). Untuk
uji realibilitas penulis menggunakan bantuan program SPSS.
Dalam penelitian ini, uji realibilitas dilakukan dengan ,melihat hasil
perhitungan nilai cronbach alpha ( α ). Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai cronbach alpha ( α ) > 0,6 yaitu bila dilakukan
penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulanyang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha <0,6
maka dianggap kurang handal, artinya bila varibel-variabel tersebut
dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
3.7 Pengujian Hipotesis
3.7.1 Analisis Koefisien Determinasi ( R2 )
Berdasarkan hasil regresi berganda tersebut, maka selanjutnya
dapat dianalisis koefisien determinasi ( R2 ) yaitu koefisien untuk
42
mengukur baik secara terpisah dampak variabel bebas ( variabel X )
X1, X2, X3, X 4 terhadap variabel terikat ( variabel Y ), dengan bantuan
program SPSS pada komputer.
3.7.2 Uji F/Anova ( Pengujian Secara Serempak/Bersama-sama )
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan secara
bersama-sama variabel bebas yaitu personal relevance, interactivity,
message, dan brand familiarity. Mekanisme pengujiannya ialah, jika Fhitung
¿ F tabel, maka H 1 diterima (H 0 ditolak ) atau dengan kata lain terdapat
pengaruh signifikan secara bersama-sama variabel personal relevance,
interactivity, message, dan brand familiarity terhadap keputusan
pembelian konsumen dalam memilih Online shop ROVCA. Sebaliknya
apabila Fhitung ¿ F tabel, maka H 0 diterima (H1 ditolak ) atau dengan kata
lain tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama variabel
personal relevance, interactivity, message, dan brand familiarity terhadap
keputusan pembelian konsumen dalam memilih onlinne shop ROVCA.
3.7.3 Uji t ( Pengujian Secara Terpisah/Parsial )
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
bebas yaitu personal relevance, interactivity, message, dan brand
familiarity terhadap variabel terikat keputusan pembelian konsumen
dalam memilih onlinne shop ROVCA.
Mekanisme pengujiannya ialah, jika Fhitung ¿ F tabel maka H1 diterima (
H 0 ditolak ) atau dengan kata lain masing-masing terdapat pengaruh
43
signifikan secara bersama-sama personal relevance, interactivity,
message, dan brand familiarity terhadap keputusan pembelian konsumen
dalam memilih Online shop ROVCA. Sebaliknya apabila Fhitung<¿ F tabel
maka H 0 diterima (H 1 ditolak ) atau dengan kata lain masing-masing
variabel personal relevance, interactivity, message, dan brand familiarity
tidak berpengaruh ( signifikan ) terhadap keputusan pembelian konsumen
dalam memilih online shop ROVCA.
3.8 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator
Personal
relevance (X1 ¿
Membangun hubungan
personal dengan konsumen.
Campbell and wright (2008)
dalam tesis yang ditulis oleh
Astrid, Dewi Kusumastuti.
2009. Sikap Terhadap Iklan
Pada Pengguna Facebook.
Masterthesis: BINUS.)
1. Initiative
2. Social network
3. Relationship
Interactivity
(X2 ¿
Intensitas interaksi antara
produsen dan konsumen.
Campbell and wright (2008)
dalam tesis yang ditulis oleh
Astrid, Dewi Kusumastuti.
2009. Sikap Terhadap Iklan
1. Komunikasi
2. Intensitas interaksi
3. Interaksi pasca
pembelian
44
Pada Pengguna Facebook.
Masterthesis: BINUS.)
Message
(X ¿¿3)¿
Bagaimana iklan dapat
menyampaikan informasi
yang menarik perhatian
konsumen.
Campbell and wright (2008)
dalam tesis yang ditulis oleh
Astrid, Dewi Kusumastuti.
2009. Sikap Terhadap Iklan
Pada Pengguna Facebook.
Masterthesis: BINUS.)
1. Kemudahan akses
informasi
2. Informasi lengkap
3. Format informasi
menarik dan
informatif
Brand familiarity (
X 4 ¿
Merupakan ukuran kedekatan
konsumen pada brand dimana
sebuah brand yang cukup
dikenal akan mendapat
respon positif dibandingkan
brand baru.
(Campbell and wright (2008)
dalam tesis yang ditulis oleh
Astrid, Dewi Kusumastuti.
2009. Sikap Terhadap Iklan
Pada Pengguna Facebook.
Masterthesis: BINUS.)
1. Well known
2. Asosiasi merek
3. Ciri khas yang
membedakan produk
45
Keputusan
Pembelian ( Y )
Keputusan pembelian
merupakan suatu proses
pemilihan dan penilaian dari
berbagai alternatif sesuai
dengan kepentingan-
kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan
yang dianggap paling
menguntungkan.
1. Pengenalan masalah
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Pengambilan
keputusan
5. Manfaat yang besar (
kepuasan )
BAB IV
46
ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Responden (sampel) dalam penelitian ini adalah konsumen
ROVCA yang berdomisili di wilayah Makassar (sebanyak 100 orang).
Penentuan responden tersebut didasarkan pada data yang diperoleh dari PT.
ROVCA CLOTHING area Makassar, bahwa jumlah pelanggan yang terdaftar
hingga tahun 2012 diperkirakan terus bertambah setiap harinya, sehingga
dengan batas kesalahan yang diinginkan sebesar 10% maka diperoleh
ukuran sampel sebanyak 100 orang.
Terdapat 5 karakteristik responden dalam penelitian, yaitu
berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan/profesi, dan
penghasilan per bulan. Untuk memperjelas karakteristik responden yang
dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan
berikut ini:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data diolah, 2012
Jenis KelaminFrekuensi Persentase
(orang) (%)
Laki-laki 67 67
Perempuan 33 33
47
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang berjumlah
100 orang, responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52 orang sedangkan
perempuan sebanyak 48 orang. Hal ini membuktikan bahwa minat laki-laki
membeli pakaian secara online lebih besar dibandingkan wanita.
2. Usia
Tabel 4.2
Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia
UsiaFrekuensi Persentase
(orang) (%)
15 - 20 tahun 37 37
20 - 25 tahun 44 44
> 25 tahun 19 19
Sumber : Data diolah, 2012
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia 20-25
tahun sebanyak 44 orang, responden yang berusia 15-20 tahun sebanyak
37 orang, dan responden yang berusia di atas 25 tahun sebanyak 19
orang. Hal ini membuktikan bahwa usia 20-25 tahun merupakan usia
produktif yang mempunyai minat yang tinggi terhadap produk clothing
secara online, sedangkan usia > 25 tahun merupakan konsumen lama.
3. Jenjang Pendidikan
Tabel 4.3
48
Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Frekuens
i Persentase
(orang) (%)
SMA/sederajat 56 56
Sarjana (S1) 30 30
Lain-lain 14 14
Sumber : Data diolah, 2012
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, 56
orang responden berpendidikan terakhir SMA/sederajat, 30 orang
merupakan Sarjana (S1), dan 14 orang lainnya berpendidikan terakhir
selain SMA/sederajat dan Sarjana (S1). Hal ini membuktikan bahwa
tingkat pendidikan SMA/sederajat dan Sarjana (S1) mempunyai minat
lebih pada produk clothing secara online sedangkan lain-lain sebagian
besar diikutkan karena kebutuhan ataupun orderan dalam skala yg besar.
4. Pekerjaan/Profesi
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan/Profesi
Profesi / PekerjaanFrekuensi Persentase
(orang) (%)
PNS 14 14
Karyawan Swasta 22 22
Lain-lain 64 64
Sumber : Data diolah, 2012
49
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, 14
orang diantaranya merupakan Pegawai Negeri Sipil, 22 orang adalah
karyawan swasta, dan 64 orang dengan profesi/pekerjaan lain-lain seperti
siswa sekolah, mahasiswa dan sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa
profesi tidak berpengaruh pada minat berbelanja online jika dilihat
berdasarkan pekerjaan/profesi.
5. Penghasilan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per bulan
Pengahsilan per bulanFrekuensi Persentase
(orang) (%)
< Rp 2.000.000 61 61
Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000 36 36
> Rp 5.000.000 3 3
Sumber : Data diolah, 2012
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, 61
orang berpenghasilan dibawah (kurang dari) Rp 2.000.000, 36 orang
berpenghasilan antara Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000, dan 3 orang
berpenghasilan diatas (lebih dari) Rp 5.000.000. Hal ini membuktikan
bahwa untuk berasuransi membutuhkan penghasilan yang cukup.
4.2 Penentuan Range
Survei ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi di tiap
pertanyaan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1 dengan jumlah responden
sebanyak 100 orang, maka:
50
Range = Skor tertinggi - Skor terendah
Range Skor
Skor tertinggi : 100 x 5 = 250
Skor terendah : 100 x 1 = 50
Sehingga range untuk hasil survei yaitu : 500 – 100 = 80
5
Range skor :
100 – 180 = Sangat rendah 341 – 420 = Tinggi
181 – 260 = Rendah 420 – 500 = Sangat tinggi
261 – 340 = Cukup
4.3 Perhitungan Skor
Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator
dan juga perhitungan skor variabel-variabel berikut ini, personal relevance
(X1), interactivity (X2), message (X3), dan brand familiarity (X4) dapat dilihat
seperti berikut ini:
A. Variabel Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Jasa
1. Personal Relevance (X1)
Indikator-indikator dari ariable ini terbagi atas 3, dimana hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Frekuensi Jawaban Variabel Produk (X1)
Kode pertanyaan /
Indikator
Skor Nilai
Indeks
Kesimpulan
SS S N KS TS
5 4 3 2 1
51
1. ROVCA berinisiatif
membangun hubungan
dengan konsumen
dengan cara mengirim
info-info produk baru.
24 57 18 1 - 404 TINGGI
2.
ROVCA membangun
network melalui
fanpage di facebook
dan akun twitter.
19 64 16 1 - 401 TINGGI
3. ROVCA membangun
hubungan horizontal
dengan konsumen
melalui pelayanan
layaknya teman.
20 49 30 1 - 388 TINGGI
RATA2 402 TINGGI
Sumber :Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa tanggapan
konsumen (pelanggan) terhadap produk ROVCA bersifat positif
dimana konsumen berpendapat bahwa ROVCA merupakan produk
clothing yang memiliki keunggulan dari sisi produk (bermutu tinggi).
Selain itu respon positif konsumen juga tercermin dari pemenuhan
kebutuhan konsumen akan pakaian yang pelanggan butuhkan dan
terhadap keunikan manfaat produk dibandingkan produk clothing lain.
Keunggulan produk tersebut terlihat dari nilai rata-rata penilaian
52
responden yang berada di range keempat (tinggi) dengan perolehan
skor rata-rata sebesar 402.
2. Interactivity (X2)
Indikator-indikator dari variabel ini terbagi atas tiga, dimana hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Frekuensi Jawaban Variabel Price (X2)
Kode pertanyaan /
Indikator
SkorNilai
IndeksKesimpulanSS S N KS TS
5 4 3 2 1
1. ROVCA dengan intens
menanggapi
pertanyaan / keluhan
konsumen via
facebook dan twitter.
20 64 15 1 - 403 TINGGI
2. ROVCA sering
memberikan quiz,
games interaktif
melalui facebook dan
twitter.
26 54 18 1 - 406 TINGGI
3. ROVCA selalu
menanyakan
consumer satisfaction
pasca pembelian.
23 54 20 3 - 397 TINGGI
53
RATA2 402 TINGGI
Sumber :Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tanggapan
konsumen terhadap harga produk dalam hal ini ROVCA berada pada
range keempat (tinggi) dengan skor rata-rata 402. Ini berarti bahwa
interakasi ROVCA sebagai online shop, mendapat respon yang positif
dengan adanya interaksi yang berkelanjutan.
3. Message (X3)
Indikator-indikator dari variabel ini terbagi atas tiga, dimana hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Frekuensi Jawaban Variabel Promotion (X3)
Kode pertanyaan /
Indikator
SkorNilai
IndeksKesimpulanSS S N KS TS
5 4 3 2 1
1. Info tentang produk
ROVCA dengan
mudah diperoleh via
facebook dan twitter.
30 52 17 1 - 411 TINGGI
2. Postingan melalui
facebook dan twitter
memberikan info yang
lengkap mengenai
30 53 15 2 - 411 TINGGI
54
produk ROVCA.
3. Format media promosi
via facebook dan
twitter ROVCA
menarik, informatif,
mudah dipahami serta
dapat menjelaskan
baik tentang produk.
28 50 20 2 - 404 TINGGI
RATA2 409 TINGGI
Sumber :Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa tanggapan
konsumen terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh PT.
ROVCA CLOTHING (ROVCA) berada pada range keempat (tinggi)
dengan skor 409. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan promosi dan
ketersediaan informasi lengkap PT. ROVCA CLOTHING berdampak
positif bagi minat konsumen untuk memilih ROVCA.
4. Brand Familiarity (X4)
Indikator-indikator dari variabel ini terbagi atas tiga, dimana hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Frekuensi Jawaban Variabel People (X4)
55
Kode pertanyaan /
Indikator
Skor
Nilai
IndeksKesimpulan
SS S N K
S
TS
5 4 3 2 1
1. Brand ROVCA sudah
dikenal terlebih dahulu
(terkenal).
24 64 11 1 - 411 TINGGI
2. Segala macam hal
yang berhubungan
dengan ROVCA
seperti logo,
karakteristik design
mudah dikenal sebgai
produk ROVCA.
26 49 23 2 - 399 TINGGI
3. Karakteristik design,
bahan produk dapat
membedakan produk
ROVCA dengan
produk merk lain yang
sejenis.
28 54 16 2 - 408 TINGGI
RATA2 406 TINGGI
Sumber :Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Hasil survei di atas memperlihatkan bahwa tanggapan konsumen
terhadap aspek popularitas produk PT. ROVCA CLOTHING berada
56
pada range keempat (tinggi) dengan perolehan skor rata-rata sebesar
406.
5. Variabel Pengambilan Keputusan (Y)
Tabel 4.10
Frekuensi Jawaban Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Kode pertanyaan / Tanggapan
(Pernyataan)
Skor Nilai
Indek
s
Kesimpula
nSS S N KS TS
5 4 3 2 1
1. Pengenalan masalah 18 66 15 1 - 401 TINGGI
2. Pencarian informasi 23 53 23 1 - 398 TINGGI
3. Evaluasi alternative 23 58 16 3 - 401 TINGGI
4. Pengambilan keputusan 32 56 10 2 - 418 TINGGI
5. Manfaat yang besar
(Kepuasan)33 47 19 1 - 412 TINGGI
RATA2 406 TINGGI
Sumber :Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel maka dapat diuraikan jawaban responden
mengenai variabel keputusan pembelian konsumen (variabel Y)
sebagai berikut:
57
1. Dari hasil survei untuk point pengenalan masalah, terlihat bahwa
respon konsumen berada pada range keempat (tinggi). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa bagi responden online shop
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sandang yang sesuai
keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Dari hasil survei untuk point pencarian informasi, terlihat bahwa
respon konsumen berada pada range keempat (tinggi). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa bagi pelanggan sebelum
memutuskan untuk memilih produk ROVCA mereka perlu
mencari/diberikan informasi yang cukup mengenai produk-produk
yang ada.
3. Dari hasil survei untuk point evaluasi alternatif, terlihat bahwa
respon konsumen berada pada range keempat (tinggi). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa konsumen ROVCA terlebih
dahulu melakukan evaluasi dan mempertimbangkan secara
cermat beberapa alternatif produk clothing sebelum memutuskan
untuk menjadi konsumen.
4. Dari hasil survei untuk point pengambilan keputusan, terlihat
bahwa respon konsumen berada pada range keempat (tinggi).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keputusan konsumen
memilih ROVCA merupakan keputusan yang tepat.
5. Dari hasil survei untuk point kepuasan, terlihat bahwa respon
konsumen berada pada range keempat (tinggi). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa konsumen ROVCA merasa puas akan
produk pesanannya.
58
4.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat
pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner,
suatu kuesioner dikatakan valid jika Pernyataan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-
total correlation) dengan nilai r tabel, jika r hitung > dari r tabel (pada taraf
signifikansi 10%) maka Pernyataan tersebut dinyatakan valid. Hasil
pengujian diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Indikator
Koefisien
Korelasi
(r)
Nilai r-
tabel
(α=90%)
Keteranga
n
Personal
Relevance
(X1)
Initiative0,620 0,165 Valid
Sosial neetwork0,688 0,165 Valid
Relationship 0,574 0,165 Valid
Interactivity
(X2)
Komunikasi 0,642 0,165 Valid
Intensitas interaksi 0,677 0,165 Valid
Interaksi pasca 0,678 0,165 Valid
59
pembelian
Message
(X3)
Kemudahan
memperoleh
informasi
0,658 0,165 Valid
Informasi yang
lengkap0,677 0,165 Valid
Format informasi
menarik dan
informatif
0,533 0,165 Valid
Brand
Familiarity
(X4)
Well known 0,645 0,165 Valid
Asosiasi merek 0,682 0,165 Valid
Ciri khas yang
membedakan
produk
0,528 0,165 Valid
Keputusan
Pembelian
(Y)
Pengenalan
masalah0,779 0,165 Valid
Pencarian informasi 0,726 0,165 Valid
Evaluasi alternative 0,616 0,165 Valid
Pengambilan
keputusan0,669 0,165 Valid
Manfaat yang besar
(kepuasan)0,636 0,165 Valid
Data diolah 2012
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel = 0,165 (nilai r
60
tabel untuk n=100). Sehingga semua indikator dari variabel penelitian ini
adalah valid.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing
variabel diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Reliabilitas
VariabelNilai hitung Alpha
CronbachKeterangan
Personal
relevance
(X1)
0,951 Reliabel
Interactivity
(X2)0,950 Reliabel
Message
(X3)0,952 Reliabel
Brand familiarity
(X4)0,951 Reliabel
Keputusan 0,955 Reliabel
61
Pembelian (Y)
Sumber : Data diolah, 2012
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil
perhitungan nilai cronbach alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0,6 yaitu bila dilakukan penelitian
ulang dengan waktu dan sampel yang berbeda akan menghasilkan
kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha (α) < 0,6 maka
dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan
penelitian ulang dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan
kesimpulan yang berbeda.
Hasil pengujian reliabilitas dalam tabel 4.12 menunjukkan bahwa
semua variabel dalam penelitian mempunyai koefisien alpha (α) yang cukup
besar yaitu > 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur
masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang
reliabel.
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Uji normalitas pada penelitian ini diberikan bersama dengan hasil
analisis regresi dengan bantuan program SPSS yang disajikan pada
lampiran, asumsi distribusi normal dipenuhi sehingga kesimpulan
berdasarkan teori-teori menaksir dan menguji hipotesis.
Berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan baik untuk variabel
terikat (Y) maupun variabel bebas (X1, X2, X3, X4) yang diolah dengan
bantuan program SPSS 17.00 pada komputer, maka diperoleh hasil
perhitungan regresi linear berganda sebagai berikut:
62
Tabel 4.13
Hasil Perhitungan Regresi
Variabel Penelitian Koefisien Regresi Thitung Signifikansi
(Constant) 0,066 0,329 0,743
Personal relevance 0,151 1,977 0,051
Interactivity 0,441 6,104 0,000
Message 0,168 2,964 0,004
Brand familiarity 0,230 3,041 0,003
R = 0,901 Sig = 0,000
R2 = 0,812 Fhitung = 102,679
Sumber: Data diolah, 2012
Hasil pengolahan dan komputerisasi dapat ditunjukkan melalui persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y= 0,066 + 0,151X1 + 0,441X2 + 0,168X3 + 0,230X4 + e
a = 0,066, artinya bila X1 = X2 = X3 = X4 = 0, maka nilai Y = 0,066.
b1 = 0,151, artinya jika X1 (personal relevance) sebesar 1 poin, maka
keputusan konsumen memilih ROVCA akan meningkat sebesar 0,151
dengan asumsi X2, X3, X4 konstan.
b2 = 0,441, artinya jika X2 (interactivity) sebesar 1 poin, maka keputusan
konsumen memilih ROVCA akan meningkat sebesar 0,441 dengan asumsi
X1, X3, X4 konstan.
63
b3 = 0,168, artinya jika X3 (message) sebesar 1 poin, maka keputusan
konsumen memilih ROVCA akan meningkat sebesar 0,168 dengan asumsi
X1, X2, X4 konstan.
b4 = 0,230, artinya jika X4 (brand familiarity) sebesar 1 poin maka keputusan
konsumen memilih ROVCA akan meningkat sebesar 0,230 dengan asumsi
X1, X2, X3 konstan.
4.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali dalam Hardian, 2010:121). Nilai R2 yang semakin
mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai Adjusted R square
karena lebih dapat dipercaya dalam mengevaluasi model regresi. Nilai
Adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model. Berbeda dengan R Square yang pasti akan
meningkat setiap tambahan satu variabel independen, tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.14
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
64
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .901a .812 .804 1.22761
a. Predictors: (Constant), BRAND FAMILIARITY, MESSAGES,
INTERACTIVITY,PERSONAL RELEVANCE
b. Dependent Variable: KEP.PEMBELIAN
Sumber :Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R
Square adalah 0,804. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 80,4%
Keputusan Pembelian konsumen terhadap pembelian ROVCA dipengaruhi
oleh variabel independen, yaitu personal relevance (X1), interactivity (X2),
message (X3), dan brand familiarity (X4),Sedangkan sisanya sebesar 19,6%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.
Standard Error of The Estimate (SEE) dari tabel diatas sebesar
0,22761. Semakin kecil nilai SEE, maka akan membuat persamaan regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
4.7 Pengujian Hipotesis
4.7.1 Uji Simultan F
Uji serempak atau uji F merupakan uji secara bersama-sama
untuk menguji sigifikansi pengaruh variabel Personal relevance (X1),
Interactivity (X2), Message (X3), Brand familiarity (X4) secara bersama-sama
terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y). Uji F dilakukan dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
65
Tabel 4.15
Hasil Uji Simultan F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 21.278 4 5.320 102.679 .000a
Residual 4.922 95 0.52
Total 26.200 99
a. Predictors: (Constant), BRAND.FAMILIARITY, MESSAGES,
INTERACTIVITY, PERSONAL.RELEVANCE PROCESS
b. Dependent Variable: KEP.PEMBELIAN
Sumber :Hasil pengolahan data kuesioner, 2012
Berdasarkan hasil uji simultan dari tabel 4.15 ditunjukkan bahwa
Fhitung sebesar 102.679, sedangkan hasil Ftabel pada tabel distribusi dengan
tingkat kesalahan 10% adalah sebesar 2,004. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel
(102.679> 2,004). Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,1. Dengan arah
koefisien positif, dengan demikian diperoleh bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel personal relevance, interactivity, message,
brand familiarity secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian.
4.7.2 Pengujian Parsial (Uji T)
Pengujian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh secara
terpisah dari masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
66
berdasarkan hasil regresi yang ada pada tabel 4.13 uji t dilakukan dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dengan tingkat kesalahan 10%
yakni 1,661. Apabila t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan variabel
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan.
1. Variabel Personal relevance (X1)
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 1.977. Sementara itu nilai pada tabel
distribusi 10% sebesar 1,66. Maka thitung (1.977) > ttabel (1,661) dan nilai
signifikansi (0,051 < 0,1) artinya variabel personal relevance (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Variabel Interactivity (X2)
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 6.104. Sementara itu nilai pada tabel
distribusi 10% sebesar 1,66. Maka thitung (6.104) > ttabel (1,661) dan nilai
signifikansi (0,000 < 0,1) artinya variabel interactivity (X2) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Variabel Message (X3)
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 2.964. Sementara itu nilai pada tabel
distribusi 10% sebesar 1,66.Maka thitung (2.964) < ttabel (1,661) dan nilai
signifikansi (0.004 < 0,1) artinya message (X3) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Variabel Brand familiarity (X4)
Nilai thitung untuk variabel ini sebesar 3.041. Sementara itu nilai pada tabel
distribusi 10% sebesar 1,66. Maka thitung (3.041) < ttabel (1,661) dan nilai
signifikansi (0.003 < 0,1) artinya variabel brand familiarity (X4)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dari hasil perhitungan dan pemaparan tersebut, dapat dilihat
bahwa variabel interactivity merupakan variabel yang memiliki nilai thitung yang
67
paling besar, yakni 6,104 dan nilai signifikansi terkecil, yakni 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa diantara variabel-variabel personal relevance,
interactivity, message, brand familiarity, variabel interactivity merupakan
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen
memilih produk asuransi ROVCA.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran jasa yang terdiri dari
variabel personal relevance, interactivity, message, brand familiarity
terhadap keputusan pembelian konsumen dalam menggunakan
ROVCA adalah 80,4%. Promosi berbasis sosial media ini memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen
dalam membeli produk ROVCA. Hal ini ditunjukkan dengan nilai uji
Fhitung > Ftabel (102,679 > 2,004) dan probabilitas kesalahan kurang dari
atau sama dengan 10%.
2. Variabel interactivity memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap
keputusan pembelian konsumen dalam menggunakan produk ROVCA
dibandingkan dengan variabel lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan
perbandingan nilai uji t variabel interactivity yang memiliki nilai lebih
besar dari variabel lainnya yaitu 6,104.
69
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
selanjutnya penulis akan menyajikan saran-saran sebagai masukan bagi
pihak perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mendukung agar jumlah konsumen yang dicapai dapat lebih
meningkat ada baiknya PT. ROVCA CLOTHING Area Makassar
(khususnya tim marketing) lebih kreatif dalam menciptakan strategi-
strategi baru, inovasi baru dengan memberikan hadiah langsung
kepada konsumen baru, kuis interaktif berhadiah secara kontinu
maupun situasional dan diferensiasi yang mampu menjadikan PT.
ROVCA CLOTHING Area Makassar sebagai market leader dan dapat
terus bersaing dengan perusahaan yang bergerak di bidang clothing
lainnya. Akan tetapi yang perlu diingat ialah tetap mengutamakan
kualitas produk mengingat PT. ROVCA CLOTHING memiliki jumlah
competitor yang banyak di Area Makassar.
2. Sekalipun faktor interactivity merupakan faktor utama dalam pengambilan
keputusan konsumen ROVCA tetapi bukan berarti faktor-faktor lain
dikesampingkan, mengingat variabel-variabel lainnya bukanlah
sesuatu yang terpisah melainkan berdiri sebagai sebuah kesatuan.
Dalam hal ini PT. ROVCA CLOTHING Area Makassar (pada
khususnya) tetap perlu untuk menjaga kesinambungan empat faktor
tersebut dengan tetap menjadikan faktor interactivity sebagai main
pusher.
70
3. Kepada pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut
disarankan untuk menambahkan factor-faktor lain dan bukti fisik
sebagai variabel independen.
71
DAFTAR PUSTAKA
Astrid, Dewi Kusumastuti. 2009. Sikap Terhadap Pengguna Facebook.
Masterthesis. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
Aprilyana, Saputri. 2009. Analisis pengaruh iklan media televisi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada provider simpati pede. Jakarta:
Universitas Pembangunan Nasional “veteran”.
Boyd, Harper. W, Dkk. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan
Strategis dengan Orientasi Global. Penerbit Erlangga. Jakarta
Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supratikno, 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan.
Yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta.:Andi.
Ghozali, Imam. 2000, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Semarang: BP Undip Semarang.
Hery, Kurniawan. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen
Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek
Sedap. Malang: Universitas
Kottler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Manajemen Pemasaran. Gramedia,
Jakarta
Kottler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Principle of Marketing ( edisi 14 ).
Prentice Hall.
Kottler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo, Jakarta.
72
Kottler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran ( edisi 12 )
PT.Indeka, Jakarta.
Kottler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. Prenhallindo, Jakarta.
Kottler, Philip, et.al. 2003. Rethinking Marketing, Sustainable Market-ing
Enterprise di Asia. Prenhallindo, Jakarta.
Kottler Philip, 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid I Penerbit
PT. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat,
Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2.
Salemba Empat, Jakarta.
Nitisemito, A.S. 2000. Marketing. Cet.Keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Radiosunu, 2001. Manajemen Pemasaran suatu Pendekatan Analisis, Edisi
Kedua. Cetakan Kelima. Penerbit. BPFE. Yogyakarta.
Rangkuti, Freddy. 2003. Measuring Customer Satisfaction : Tehnik Mengukur
dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Richard, Darmawan Andriyanto. 2010. Analisis pengaruh internet marketing
terhadap pembentukan word of mouth dan brand awareness untuk
memunculkan intention to buy. Salatiga, Jateng: Universitas krosten
Satya Wacana.
73
Sekaran, Uma. 2000. Research methods. John Wiley & Sons. Inc.
Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Stanton, William J. 2000. Prinsip Pemasaran, Edisi Keempat Belas jilid 1,
Terjemahan oleh Y. Lamarto. Erlangga, Jakarta.
Sunarto, 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Penerbit BPFE-UST, Yogyakarta.
Swastha, Basu dam T. Hani Handoko, 2000. Manajemen Pemasaran Modern,
Edisi Kedua. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2000. Perspeltif Pemasaran dan Pemasaran Kontemporer. Andi
Offset. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2002. Manajemen jasa, Edisi II, Cetakan ketiga. Andi Offset.
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy dan Gregorious Candra. 2005. Service, Quality, and Satisfaction.
Andi Offset. Yogyakarta.
Winardi. 2003. Aspek-aspek Bauran Pemasaran ( Marketing Mix ). Mandar
Maju, Bandung.