45
“TUKANG OJEK” Studi Tentang Perilaku Berlalulintas di wilayah Perumnas Antang, Makassar Skripsi Ini Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Oleh SURYADI E51105011

repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

“TUKANG OJEK”Studi Tentang Perilaku Berlalulintas

di wilayah Perumnas Antang, Makassar

Skripsi Ini Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin

OlehSURYADI

E51105011

JURUSAN ANTROPOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2012ABSTRAK

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

Suryadi, E 511 050 11 dengan judul skripsi “TUKANG OJEK, Studi Tentang Perilaku Berlalu Lintas Di Wilayah Perumnas Antang, Makassar”dengan pembimbing Dr. Muh. Basir Said, MA dan Muh. Neil S.Sos, M.Si selaku konsultan I dan II.

Penelitian ini menggambarkan perilaku kehidupan sebagian kecil masyarakat di Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala khususnya di Perumnas Antang yang tergabung dalam kelompok tukang ojek.

Dalam rangka memperoleh gambaran tersebut, penulis menggunakan beberapa teknik dalam penelitian guna pengumpulan data, yakni studi pustaka, observasi, wawancara, kuisioner yang di tunjukan kepada responden atau informan, kemudian data yang di peroleh dianalisis dengan deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah Perumnas Antang sangat beragam dalam aktivitas sehari-harinya dan turut diwarnai oleh aktivitas Tukang Ojek yang terbagi dalam dua kelompok atau pangkalan ojek, yakni Pangkalan Ojek Manggala dan Pangkalan Ojek Ujung Bori/Blok VIII.

Ojek sebagi profesi dalam mencari kehidupan sehari-hari bagi sebagian kecil masyarakat tersebut,dilakukan dengan disiplin yang tinggi untuk menjaga kepercayaan masyarakat sebagai pengguna profesi atau ojek tersebut. Namun demikian masih membutuhkan perhatian yang lebih intensif dari instansi terkait.

Suryadi

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

DAFTAR ISIHalaman Judul ………………………………………………………………… iHalaman Pengesahan Pembimbing …………………………………………… iiHalaman Penerimaan Tim Evaluasi …………………………………………… iiiKata Pengantar ………………………………………………………………… ivAbstrak ………………………………………………………………………… viDaftar Isi ……………………………………………………………………… viiDaftar Tabel …………………………………………………………………… xDaftar Lampiran ……………………………………………………………… xiBAB I PENDAHULUAN …………………………………………... 1

A. Latar Belakang …………………………………………….. 1B. Rumusan Masalah ………………………………………… 6C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………. 7

1. Tujuan Penelitian .................................................... 72. Kegunaan Penelitian ............................................... 7

D. Kerangka Konseptual ……………………………………… 81. Sejarah Ojek............................................................ 82. Persepsi Tukang Ojek ............................................. 103. Perilaku Tukang Ojek ............................................. 124. Contoh-Contoh Kasus ............................................. 13

E. Metode Penelitian ………………………………………….. 171. Teknik Penentuan Lokasi ......................................... 182. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 18

a. Studi Pustaka ...................................................... 18b. Pengamatan (observasi) ...................................... 18c. Wawancara (Interview) ...................................... 19d. Teknik Pemilihan Informan ................................. 19

F. Sistimatika Penulisan ……………………………………….. 20BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….... 21

A. Sistem Transportasi ................................................................ 21B. Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Bentuk Alat

Transportasi ............................................................................. 23C. Sistem Pergerakan ................................................................... 28D. Pengertian Perangkutan ........................................................... 29E. Unsur-unsur Perangkutan ........................................................ 29F. Fungsi Perangkutan ................................................................. 30G. Mamfaat Perangkutan ............................................................. 30

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

H. Aksesibilitas dan Mobilitas ..................................................... 311. Aksesibilitas ................................................................ 312. Mobilitas ..................................................................... 32

I. Pengertian Ojek Sebagai Paratransit .................................... 33a. Penertian Paratransit .................................................. 33b. Pengertian Ojek .......................................................... 35

J. Biaya Operasional Kendaraan ............................................... 381. Biaya Internal ............................................................. 402. Biaya External ............................................................ 42

K. Pengaruh Perilaku Terhadap Kondisi Lalu Lintas ........... .... 42BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN …………… 44

A. Letak Geografis dan Keadaan Alam …………………….... 44B. Keadaan Penduduk/Demografi …………………………..... 47

1. Pemukiman Masyarakat ............................................. 472. Jumlah Penduduk ....................................................... 503. Agama ........................................................................ 504. Tingkat Pendidikan Penduduk ................................... 515. Aktivitas Keseharian Masyarakat .............................. 526. Aktivitas Sosial dan Ekonomi ................................... 537. Etnis ........................................................................... 55

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ……………………. 57A. Sejarah Singkat Tukang Ojek Di Perumnas Antang ............. 57B. Latar Belakang Kehidupan Tukang Ojek di Perumnas

Antang …………………………………………………….... 581. Latar Belakang Sosial Ekonomi ............................... 582. Ojek Sebagai Pekerjaan Utama ................................. 603. Ojek Sebagai Alternatif Pekerjaan ............................. 624. Kelompok/Komunitas Tukang Ojek di Perumnas Antang 63

C. Pemahaman Berlalu Lintas ................................................... 651. Pemahaman Tentang Kerawanan ............................. 65

2. Pemahaman Tentang Keselamatan Diri dan Penumpang ....................................................... ...... 68

a. Keadaan/Kondisi Kendaraan ............................. 68b. Kepadatan Lalu Lintas ...................................... 69c. Kondisi Jalan Yang Tidak Memadai ................... 70

3. Pemahaman Tentang Peraturan Lalu Lintas ............... 71D. Pandangan Masyarakat Tentang Ojek .................................... 71

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

1. Pandangan Tentang Pelayanan .................................... 712. Pandangan Tentang Pemahaman Berlalu lintas tukang Ojek ............................................................................ 73

E. Lokasi Tujuan Pengguna Jasa Ojek ........................................ 74BAB V PENUTUP ……………………………………………………... 75

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 75B. Saran-Saran …………………………………………………. 76

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 77LAMPIRAN

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

merupakan salah satu persoalan yang paling problematis dewasa ini. Pemerintah di

wilayah perkotaan, apalagi kota besar semacam Jakarta, Makassar, Surabaya dan

kota-kota besar lainnya harus berhadapan dengan berbagai macam persoalan yang

terus bertambah kompleks dan menumpuk sementara kemampuan dan sumberdaya

yang dimilikinya relatif terbatas. Demikian halnya dengan terbatasnya daya serap

maupun daya tampung kota. Meningkatnya angka penggangguran, semakin

eksesifnya kriminalitas, tidak memadainya sarana pelayanan publik di bidang

kesehatan, pendidikan, transportasi dan lain sebagainya adalah beberapa potret kusam

yang merefleksikan ketidakramahan kawasan perkotaan. Kota juga menjadi area

perebutan kue ekonomi ketika batasan-batasaan etika, moral, dan hukum menjadi

semakin kabur.

Sebagai contoh masalah kedisiplinan berlalu lintas yang buruk merupakan

fenomena yang terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di

Indonesia pemerintah pernah menyerukan gerakan disiplin nasional dalam kehidupan

bermasyarakat yang dimulai dari disiplin di jalan raya. Salah satu wujudnya yaitu

dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan atau lebih dikenal sebagai UULAJR. Adanya UULAJR

diharapkan masyarakat dapat memahami dan melaksanakan undang-undang tersebut

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

sebagai pedoman dalam disiplin berlalu lintas, tetapi kenyataannya masih banyak

ditemui pelanggaran yang dilakukan oleh para pengguna jalan, misalnya bus kota

yang berhenti sembarangan padahal terdapat rambu dilarang berhenti, sepeda motor

melewati trotoar yang seharusnya untuk pejalan kaki, berjalan melawan arus, berputar

arah sembarangan, berkendara tanpa memiliki surat-surat yang lengkap, kebut-

kebutan dan bermanuver di jalan yang padat.

Soekamto (1990) mengemukakan secara sosiologis yuridis perkembangan

wilayah perkotaan yang relatif pesat di Indonesia berpengaruh terhadap segi

kehidupan sosial-ekonomi, kehidupan yang tentram dan tertib, perkembangan kota,

trasnportasi dan lalu lintas.

Ditambahkan oleh Sudarso (2000) persoalan lalu lintas muncul berkait dengan

bertambahnya jumlah penduduk kota, yang berakibat juga semakin meningkatnya

pergerakan atau aktivitas di jalan raya. Lalulintas yang beraneka ragam dan

pertambahan jumlah kendaraan yang jauh lebih cepat dibandingkan pertambahan pra-

sarana jalan, menyebabkan masalah lalu-lintas berupa kemacetan dan kecelakaan.

Perilaku pengemudi berperan besar terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Menurut Sulaksono (2005) setidaknya ada tiga hal yang menjadi penyebab

kecelakaan lalu lintas yaitu: yakni human error, kendaraan, dan lingkungan. Faktor

human erorr atau kesalahan dari pengendara menduduki peringkat pertama (57%);

faktor kendaraan yang tidak layak pakai (30%); faktor lingkungan berupa jalan yang

rusak, baik bergelombang, berlubang, tikungan-tikungan tajam dan sebagainya

(13%).

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

Ditambahkan oleh Bachtiar (2005) bahwa penyebab kecelakaan lalu lintas di

jalan paling banyak atau 91% disebabkan oleh faktor manusia. Faktor kedua

kecelakaan sebanyak 5 % adalah faktor kendaraan, faktor jalan 3 % dan faktor

lingkungan 1 %. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa mayoritas faktor

perilaku manusia atau pengendara menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan.

Atas dasar ini maka salah upaya mentertibkan dan menciptkan lalu lintas yang aman,

lancar adalah kedisiplinan pengendara.

Di Indonesia menurut data Dephub kesalahan terbesar (86,8%) setiap

kecelakaan disebabkan oleh faktor pengemudi, sedangkan data statistik Polri

mencatat angka sebesar 84%. Karena itu, budaya dan mental pengemudi kendaraan

yang bersifat “aggressive driving” (pengendaraan agresif) harus segera diperbaiki

dengan membudayakan cara mengemudi yang benar berdasarkan penguasaan teknis

dan mental pengemudi atau populer dikenal sebagai defensive driving (pengendaraan

defensif). Diharapkan disiplin berlalu lintas dapat tumbuh dan dimiliki oleh semua

pengendara dengan kesadaran yang tinggi sehingga dapat terwujud keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas. Selain itu harapan yang tinggi

juga dibebankan pada pemerintah agar masalah kedisiplinan berlalu lintas terus

menerus disosialisaikan ke masyarakat sejak TK hingga perguruan tinggi. Masyarakat

sebagai subjek hukum harus patuh dan disiplin terhadap aturan hukum yang telah

ditetapkan oleh pemerintah, dengan kedisiplinan yang baik maka akan tercapai

masyarakat yang teratur dan sejahtera.

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

Namun kenyataan yang terjadi, Indonesia merupakan salah satu negara yang

paling buruk dalam bidang keselamatan lalu lintas. Penelitian yang dilakukan oleh

Asian Development Bank (ADB) menyebutkan, Indonesia adalah negara yang paling

buruk dalam bidang keselamatan lalu lintas se-Asia Pasifik di bawah Laos dan Nepal.

Pada wilayah karisidenan Surakarta Kecelakaan Lalu Lintas cenderung

meningkat. Kepolisin Surakarta mencatat pada tahun 2008 lalu, kecelakaan lalu-

lintas di Polwil Surakarta menduduki peringkat tertinggi dibanding lima Polwil

lainnya di Jawa Tengah. Pada tri wulan pertama 2009, angka tersebut cenderung naik.

Hal tersebut disampaikan (detikcom, 2008).

Perilaku pengendara yang tidak disiplin dalam berlalu lintas dan sering

menyebabkan terjadinya kecelakaan disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya

faktor karakterisk pengendara yaitu kurangnya kontrol diri. Menurut Calhoun dan

Acocella (2000) kontrol diri merupakan pengaturan untuk mengatur diri sendiri baik

secara fisik, kebiasaan dan proses psikologi. Kontrol diri merupakan hal yang penting

dalam diri individu. Dua alasan pentingnya kontrol diri. Pertama, individu hidup di

dalam kelompok. Setiap orang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya agar

kebutuhan setiap pihak dapat terpenuhi, oleh karena itu individu harus dapat

mengontrol dirinya agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, setiap

manusia dari berbagai latar belakang budaya mempunyai tujuan yang berhubungan

dengan tujuan, kebaikan dan keinginan lainnya kontrol diri dibutuhkan untuk

memenuhi tujuan-tujuan tersebut. (Averill dalam Sarafino, 2000) menyatakan bahwa

bila individu mempunyai kontrol diri yang baik, maka akan mampu mengatur

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

perilaku dengan kemampuan internalnya dan bila tidak mampu mengatur perilakunya

maka akan menggunakan sumber eksternalnya. Pada kehidupan seseorang terdapat

berbagai macam stimulus yang diterima, oleh karena itu diharapkan mampu untuk

memilah mana stimulus yang harus diterima dan mana stimulus yang harus ditolak

atau dibuang. Individu harus mampu mengantisipasi dan mengatasi semua peristiwa

atau masalah yang terjadi dalam kehidupannya agar tidak menjadi semakin besar dan

rumit juga harus mampu mengartikan semua peristiwa atau kejadian-kejadian dalam

kehidupannya agar dapat menjalani hidup dengan mudah dan dapat memikirkan

langkah-langkah yang harus diambil dalam menjalani hidupnya. Hidup selalu

dihadapkan pada pilihan dimana harus dapat memilih yang terbaik.

Oleh karena itu pengendara kendaraan bermotor diharapkan memiliki kontrol

diri yang tinggi, karena dengan memiliki kontrol diri yang tinggi individu diharapkan

mampu mengendalikan perilaku yang menyimpang khususnya tidak disiplin dalam

berlalu lintas. Kontrol diri berperan mencegah terjadinya kecelakaan bermotor karena

dengan kemampuan mengontrol diri maka individu akan dapat mengatur dan

mengarahkan bentuk-bentuk perilakunya melalui pertimbangan yang rasional

sehingga dapat membawa ke arah perilaku yang positif.

Kenyataan yang selama ini terjadi menunjukkan data-data atau kasus

kecelakaan lalu lintas yang terjadi penyebabnya didominasi oleh faktor manusia

(pengendara) diantaranya yaitu kurangnya kontrol diri. Fakta ini dapat diinterpretasi

dan menjadi asumsi yang menarik bahwa sifat dasar dan karakteristik manusia

berperan secara langsung terhadap keselamatan pengendara sepeda bermotor. Namun

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

hal tersebut perlu dibuktikan lagi secara empiris. Berdasarkan uraian-uraian di atas

maka rumusan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah: Apakah ada

hubungan antara Perilaku dengan disiplin berlalu lintas pada pengendara kendaraan

bermotor? Mengacu dari rumusan masalah tersebut maka penulis tertarik untuk

mengkaji secara empirik dengan melakukan penelitian berjudul: “Tukang Ojek,

Studi Tentang Perilaku Berlalu Lintas di Wilayah Perumnas Antang,

Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat di atas maka masalah pokok yang dikaji dalam

penelitian ini adalah :

”TUKANG OJEK” Studi tentang perilaku berlalu lintas di Wilayah Perumnas

Antang, Makassar.

Adapun beberapa masalah yang harus dikaji antara lain :

1. Mengapa mengojek menjadi pilihan hidup ?

2. Bagaimana pemahaman tukang ojek mengenai peraturan berlalu lintas ?

3. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap perilaku berlalulintas tukang ojek ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian :

1. Menjelaskan mengenai ojek, mengapa dijadikan pilihan hidup/pekerjaan.

2. Menjelaskan segala bentuk pemahaman di kalangan tukang ojek mengenai

peraturan dalam berlalu lintas.

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

3. Menjelaskan persepsi masyarakat terhadap perilaku berlalu lintas dari tukang

ojek itu sendiri.

2. Kegunaan Penelitian :

a. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini memberikan wacana pemikiran dan sumbangan informasi

berupa data-data empirik tentang Perilaku berlalu lintas. Selain dapat bermanfaat bagi

Ilmu Antropologi yang penulis dalami, dalam artian sebagai bahan masukan bagi

pelaksanaan studi-studi serupa dikemudian hari, juga diharapkan dapat bermanfaat

bagi penentu kebijakan yang terkait dengan masalah penelitian ini. Diharapkan

penjelasan yang dipaparkan dapat berguna sebagai data awal ataupun pelengkap bagi

instansi terkait untuk menentukan kebijakan khususnya dalam pengembangan

teknologi pada bidang transportasi dimasa yang akan datang.

b. Bagi Kepolisian

Bagi Kepolisian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

berkaitan dengan Perilaku berlalu lintas pada pengendara kendaraan bermotor

sehingga Kepolisian dapat mengambil kebijakan yang dapat meningkatkan kontrol

diri dan kedisiplinan pada pengendara bermotor serta dapat mencegah terjadinya

kecelakaan.

D. Kerangka Konseptual

a. Sejarah Ojek

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

Ojek atau ojeg adalah transportasi umum informal di Indonesia yang berupa

sepeda motor atau sepeda, namun lebih lazim berupa sepeda motor. Disebut informal

karena keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk

pengoperasiannya. Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua.

Dengan harga yang ditentukan dengan tawar menawar dengan supirnya dahulu

setelah itu sang supir akan mengantar ke tujuan yang diinginkan penumpangnya.

Ojek banyak digunakan oleh penduduk kota-kota besar misalnya di Jakarta.

Karena kelebihannya dengan angkutan lain yaitu lebih cepat dan dapat melewati sela-

sela kemacetan di kota. Selain itu dapat menjangkau daerah-daerah dengan gang-gang

yang sempit dan sulit dilalui oleh mobil. Biasanya mereka mangkal di persimpangan

jalan yang ramai, atau di jalan masuk kawasan permukiman.

Ojek sepeda jarang sekali ditemukan namun di Jakarta yaitu di Kota dan

Tanjung Priok masih banyak ojek sepeda yang beroperasi walaupun hanya berjarak

pendek.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Susunan J.S. Badudu dan Sutan

Mohammad Zain), "ojek" adalah sepeda motor yang dibuat menjadi kendaraan umum

untuk diboncengi penumpang. Gambaran ini kurang tepat. Sebab, jauh sebelum

sepeda motor, orang sudah mengenal "ojek". Dan kendaraan yang dipakai adalah

sepeda.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Sususnan Poerwadarminta dan Pusat

Bahasa) menggambarkan "ojek" sebagai sepeda yang ditaksikan. Menurut kamus

tersebut kata ini berasal dari bahasa Jawa.Boleh jadi, "ojek" berasal dari kata

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

"obyek". Sebagaimana diketahui, kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia di

paruhan pertama tahun 60-an begitu sulit. Orang tidak bisa hidup melulu dari gaji.

Karena itu orang harus mempunyai sumber penghasilan yang lain; berdagang,

menjadi perantara dsb. Pada masa itu melakukan pekerjaan sampingan terkenal

dengan istilah "mengobyek".

Orang-orang kecil tentu hanya bisa mengobyek dengan mengandalkan tenaga

dan keringatnya. Karena itu, mereka yang memiliki sepeda akan memboncengkan

orang lain untuk mendapat imbalan upah. Jadi, "ojek" adalah sarana orang kecil

dalam "mengobyek". (sumber: Wikipedia dalam cheeoche.blogspot.com)

b. Persepsi Tukang Ojek

Persepsi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang

berkaitan dengan kognisi. Persepsi seseorang, antara lain, dipengaruhi oleh

pengalaman nyata dalam kehidupannya. Dipahami secara demikian, maka persepsi

tukang ojek merupakan hasil interaksi mereka dengan peri kehidupannya sebaga

tukang ojek. Dalam kaitan dengan itu ada 3 hal yang mendapat perhatian khusus,

yaitu persepsi tukang ojek terhadap pekerjaannya, persepsi tukang ojek terhadap

penumpang dan persepsi tukang ojek terhadap sesama tukang ojek. Dari hasil

pengamatan sepintas di kedua lokasi di atas, terlihat adanya sedikit variasi pandangan

tukang ojek dalam melihat pekerjaannya.

Pandangan pertama, ada yang melihat pekerjaan tersebut sebagai sekedar

pelarian karena tidak adanya alternatif, sebagian lagi melihatnya sebagai warisan

keluarga yang sudah ditekuni sejak lama, dan sebagian lagi menganggapnya sebagai

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

sekedar pengisi waktu luang. Variasi persepsi tersebut dapat ditelusuri dari latar

belakang sosial ekonomi para tukang ojek. Mereka yang menganggap pekerjaan

mengojek sebagai pelarian adalah mereka yang terkena dampak krisis ekonomi.

Sebelumnya mereka bekerja di sektor formal seperti karyawan pabrik, sopir, dan

sebagainya. Karena himpitan krisis di mana gaji yang diterima relatif kecil sementara

harga berbagai kebutuhan hidup terus menanjak, maka mereka pun beralih pekerjaan.

Pemilihan pekerjaan sebagai tukang ojek pun merupakan bagian dari ‘gambling’.

Karenanya, perilaku mereka sangat nekad.

Pandangan kedua, ditemui khusus di lokasi Pangkalan Ojek Manggala.

Mereka kebanyakan masyarakat asli Kampung Nipa-nipa dan pekerjaan ojek adalah

pekerjaan keluarga. Yaitu bahwa bapak dan anak sama-sama mengojek, baik secara

paralel maupun bergantian untuk menghidupi keluarganya dan hal itu sudah lama

dijalani. Adanya latar sosial yang homogen inilah yang nantinya dapat dipakai

sebagai dasar atas berbagai kekhasan yang dijumpai di pangkalan tersebut. Kedua

kelompok pandangan di atas mewakili mereka yang menjadikan ojek sebagai

pekerjaan tetap di mana nafkah hidupnya bergantung.

Sementara itu, yang menganut pandangan ketiga adalah mereka yang

menjalani pekerjaan mengojek sebagai pekerjaan sampingan. Kebanyakan dari

mereka memiliki pekerjaan tetap di sektor formal. Mengojek adalah pekerjaan yang

mereka lakukan sebelum atau setelah jam kantor.

Walaupun terdapat variasi persepsi dalam melihat pekerjaannya, hampir

semua tukang ojek terutama mereka yang menjadikan ojek sebagai pekerjaan

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

tetapnya mengaku bahwa pekerjaan sebagai tukang ojek adalah pekerjaan yang

menyenangkan sekaligus menjanjikan. Selain karena tingkat penghasilan yang relatif

tinggi dibandingkan dengan pekerjaan di sektor lain yang menuntut kualifikasi

serupa, mereka sangat menikmati kebebasan sebagai tukang ojek.

Dapat disimpulkan bahwa pandangan tukang ojek terhadap pekerjaannya agak

variatif, baik di pangkalan Ojek Manggala yang begitu teratur maupun di pangkalan

Ojek Blok VIII yang agak semrawut. Di kedua pangkalan ojek, iklim kompetisi tidak

tampak. Hal itu disebabkan karena adanya pengaturan yang disepakati bersama

dengan sistem antrian. Semua ojek mendapatkan kesempatan yang sama, apapun

kualitas motornya. Sistem tersebut sekaligus mendorong adanya distribusi pendapatan

relatif.

Mengenai pandangan terhadap pengguna, terdapat dua blok pandangan yang

agak berbeda. Di pangkalan Ojek Manggala, sangat kelihatan adanya interaksi yang

akrab antara tukang ojek dengan pengguna. Mereka sudah saling mengenal sehingga

perlakuan terhadap pengguna pun lebih manusiawi. Artinya, pengguna benar-benar

dilihat tidak sekedar sebagai partner transaksi ekonomis, tetapi juga sebagai sesama

manusia. Apabila ada sesama tukang ojek yang kurang hati-hati, maka akan

diperingatkan oleh tukang ojek lainnya. Kondisi serupa tidak dijumpai di pangkalan

ojek Blok VIII. Sifat transaksional murni ditambah dengan rendahnya saling

mengenal dan jalinan interaksi menyebabkan buruknya perlakukan terhadap

pengguna. Mereka dapat memotong jalan seenaknya, menempuh arah yang

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

berlawanan dengan arah lalu lintas, menjemput pengguna secara bersama-sama dan

sebagainya. Hal itu tentu saja sangat membahayakan keselamatan pengguna.

Pandangan tukang ojek terhadap sesamanya. Pada aspek ini tidak dijumpai

kondisi yang sangat kontras. Di kedua pangkalan ojek, para tukang ojek adalah juga

satu keluarga besar yang terikat oleh hubungan darah, persamaan latar belakang

sosial budaya (orang Bugis-Makassar), serta aturan dan norma yang disepakati

bersama. Solidaritas di antara mereka sangat tinggi. Tegasnya, di kedua pangkalan

tersebut benar-benar terlihat adanya kekeluargaan dalam pengertian yang

sesungguhnya.

c. Perilaku Tukang Ojek

Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan

dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau

genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat

diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku

dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya

merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh

disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat

lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan

kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap

norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku

seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab,

pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan

komprehensif. (infosos.wordpress.com)

Perilaku seseorang merupakan ekspresi cara pandangnya. Atau dapat juga

dipahami sebagai respons ragawi terhadap rangsangan dari luar. Dalam tulisan ini,

penulis beranggapan bahwa perilaku tukang ojek merupakan fungsi pandangannya

sebagaimana telah diuraikan di atas ditambah rangsangan lingkungan lainnya. Untuk

keperluan sistematika, perilaku tukang ojek dapat dibagi ke dalam perilaku terhadap

pengguna dan perilaku terhadap sesama.

Terhadap pengguna jasa ojek, dijumpai kedua pangkalan tersebut. Di

pangkalan ojek Manggala maupun Blok VIII pengguna diperlakukan sebagai

‘konsumen yang berdaulat’. Mereka diperlakukan dengan ramah dan keselamatan

mereka benar-benar diperhatikan. Ada 2 pola melayani pengguna di pangkalan ini,

yaitu pertama, pengguna mendatangi tukang ojek, dan kedua, tukang ojek yang

mendatangi pengguna. Pola kedua biasanya hanya untuk penumpang yang harus

menyeberang.

Kondisi tersebut yang terjadi di kedua pangkalan ojek. Di sana, antara tukang

ojek terdapat interaksi yang sangat akrab. Mereka selalu mengisi kekosongan dengan

bersenda gurau atau permainan-permainan ringan. Tidak ada nuansa konflik dalam

interaksi mereka. Yang ada adalah suasana kekeluargaan.

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

d. Contoh Kasus

Contoh kasus yang pertama ada di kota Makassar sendiri, Salah satu pemicu

kemacetan di Kota Makassar disebabkan rendahnya kedisiplinan pengguna

jalan.Karena itu,Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin meminta Satlantas

Polrestabes menindak pengendara yang melanggar. Ilham mengungkapkan,

kecenderungan pengguna jalan di Makassar, tidak mematuhi aturan yang ada maupun

memarkir kendaraan di tempat tertentu.

Larangan parkir di badan jalan kerap dilanggar. “Memang harus ada

penindakan tegas biar ada perubahan perilaku pengendara. Lagian kan ada regulasi

yang mengatur sisa menjalankannya,” tandasnya, kemarin. Kemacetan di Makassar

diakibatkan banyaknya badan jalan yang dijadikan sebagai lahan parkir. Di samping

itu, pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahun yang sangat signifikan, tidak

berbanding lurus dengan pembangunan infrastruktur jalan.

Pemerintah Kota (Pemkot) akan mem-back up Satlantas dan Dishub untuk

menegakkan aturan, dengan menambah atau memperbanyak rambu-rambu lalu lintas

di titik tertentu,seperti tanda larangan parkir di badan jalan. “Langkah selanjutnya,

melakukan rekayasa lalu lintas serta larangan kendaraan besar (truk) melintas pada

siang hari di jalan-jalan tertentu, di antaranya Jalan Veteran,” papar Ilham,yang juga

Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel di balai kota,kemarin. Mengenai tim yang

menertibkan pelanggar lalu lintas,dia mengaku dalam waktu dekat segera berjalan.

Tim ini terdiri atas aparat Satlantas Polrestabes,Dishub,dan Pemkot.

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

Sementara itu, anggota DPRD Makassar Mujiburrahman saat dimintai

tanggapan,mengatakan,penindakan tegas bagi siapa pun yang melanggar aturan harus

dijalankan, guna memberikan efek jera. “Kemacetan di Makassar sebenarnya masih

bisa dihindari bila pengendara disiplin, baik sopir petepete, becak maupun

pengendara roda dua, harus mematuhi aturan, yakni jangan berhenti di sembarang

jalan,”ungkap politikus Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) ini.

Muji, yang membidangi masalah pembangunan dan perparkiran, juga

meminta pihak terkait memberikan tindakan atau peringatan kepada pemilik toko,

restoran, serta tempat usaha lain yang tidak memiliki tempat parkir khusus. “Kami

berulang kali turun ke lapangan meminta harus menyediakan lahan parkir khusus

yang tidak menggunakan badan jalan.

Kenyataannya, kami masih banyak menjumpai di depan toko,seperti di sekitar

Jalan Ratulangi,”papar dia. Berdasarkan pantauan, badan jalan yang sering dijadikan

lahan parkir, di antaranya di depan Toko Alaska Jalan Pengayoman, depan Toko

Agung Jalan Ratulangi,di depan restoran, dan gedung tempat pertemuan di sejumlah

kawasan.

Bahkan, berdasarkan data Dinas Perhubungan 2010, jalan yang menjadi

langganan tempat parkir sudah mencapai 80% dari total jalanan di Makassar.

Akibatnya,pada waktu tertentu kemacetan sulit terhindari karena terjadi penyempitan

ruas jalan. (bahasa.makassarkota.go.id)

Salah satu bentuk aktivitas sektor informal di kawasan perkotaan adalah jasa

ojek yang dapat dijumpai hampir di semua lorong kawasan pemukiman, terutama di

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

daerah pinggiran kota. Umumnya jasa usaha ini ditekuni oleh mereka yang tidak

memiliki modal usaha yang cukup bahkan sama sekali tidak memiliki modal usaha

kecuali tenaga dengan tingkat keterampilan yang pas-pasan. Mereka bekerja hampir

sepanjang hari dan beberapa di antaranya menggunakan sistem rotasi atau pergantian.

Artinya, satu ojek (sepeda motor) bisa digunakan oleh beberapa orang pada waktu

yang telah disepakati bersama. Ada juga yang menggunakan sistem persewaan,

sehingga ada setoran dalam jumlah tertentu dan pada waktu tertentu pula (biasanya

harian) yang harus diberikan kepada pemilik ojek.

Dengan karakter tersebut, penghasilan riil yang diterima oleh tukang ojek juga

pas-pasan untuk tidak mengatakan relatif rendah. Jumlahnya pun tidak pasti. Hal ini

nampaknya bisa digunakan sebagai penjelas mengapa sektor usaha tersebut memiliki

tingkat persaingan yang tinggi walaupun agak terselubung yang tidak jarang berakhir

dengan tindakan kekerasan seperti perkelahian bahkan pembunuhan, baik antar

tukang ojek maupun antar tukang ojek dengan pengguna. Tingkat kompetisi tersebut

makin terasa untuk kawasan operasi yang tidak memiliki aturan atau kesepakatan

bersama tentang pengelolaannya. Dampak negatifnya juga dirasakan oleh pengguna

berupa kurang terjaminnya kenyamanan dan keselamatan karena perilaku kebut-

kebutan guna mengejar setoran.

Untuk menghindari kondisi tersebut, maka beberapa pangkalan menegakkan

aturan main sendiri. Misalnya sistem antrian dan penentuan tarif. Aturan tersebut

bersifat mengikat ke dalam maupun keluar. Artinya, baik tukang ojek yang menjadi

anggota maupun tukang ojek dari pangkalan lain serta pengguna harus mentaati

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

aturan tersebut. Berbagai aturan tersebut, lagi-lagi dan sampai tingkatan tertentu,

justru menimbulkan problema tersendiri yang semakin memperpanjang daftar

masalah di kawasan perkotaan.

Contoh kasus lalu lintas yang ketiga ada di kota Depok. Keberadaan lampu

lalu lintas seharusnya membantu menertibkan pengguna jalan di persimpangan jalan.

Tetapi, tidak untuk lampu merah di persimpangan Gas Alam, Depok. Keberadaan

lampu lalu lintas belum cukup untuk mengatasi kemacetan. Para pengguna jalan

justru seperti “mengabaikan” lampu lalu lintas ini.

Masalah yang sering terjadi dialami oleh para pengguna jalan dari arah tol

Cijago dan Cisalak yang menuju ke Jl. Juanda. Meski lampu lalu lintas masih

menyala merah, mereka merangsek hingga tengah persimpangan untuk mendapat

giliran maju pertama. Tidak hanya dilakukan oleh pengendara sepeda motor saja,

tetapi juga mobil dan kendaraan lain.

Hal ini tentu membahayakan pengendara dari arah Jl. Juanda menuju Jl. Raya

Bogor. Mereka yang mendapat giliran maju setelah arus dari arah Jl. Raya Bogor

menuju Cisalak, harus ekstra hati-hati karena sering diserobot oleh pengendara dari

arah Cijago dan Cisalak.

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

Menurut Samsul, tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar perempatan itu,

sering terjadi insiden lalu lintas di tempat itu. Kecelakaan juga terjadi di perempatan

itu.

“Memang enggak setiap hari ada kecelakaan, tapi kalo yang nyaris kecelakaan sering,” ungkapnya, Meski ada pos polisi, tapi petugas kepolisisan jarang terlihat. “Di sini kalo enggak ada petugas (Polisi) yang jaga, pada nunggunya di tengah-tengah. Jadi kalo sudah ijo dari arah Juanda, yang dari sini (Gas Alam) malah pada maju”.

Menurut salah satu pengendara motor, Rudi, perlu perhatian lebih dari

petugas kepolisian, “Petugas Polisi harus lebih perhatian. Padahal ada pos Polisi di

sini tapi jarang ada yang jaga,” terangnya. (cijago depok depoklik.com )

E. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian Antrpologi yang bersifaf kualitatif dengan tipe

deskriptif dan relevan dengan kenyataan sekarang. Metode penelitian yang dimaksud

digunakan untuk menentukan lokasi penelitian dan memperoleh data lapangan yang

valid. Adapun beberapa metode atau teknik penelitian yang digunakan adalah :

1. Teknik Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Maksudnya adalah lokasi

ditentukan dengan sengaja yaitu di wilayah Perumnas Antang, Makassar. Dengan

alasan di tempat tersebut komunitas tukang ojeknya memiliki perilaku atau cara

mereka berinteraksi yang cukup unik di tiap pangkalan ojek.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini,

dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut :

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk memberikan pemahaman awal bagi peneliti,

terutama hal-hal yang berkenaan dengan hasil-hasil penelitian yang telah lampau

untuk menghindari kekeliruan pemahaman. Studi pustaka juga digunakan untuk

mengumpulkan bahan bacaan sebagai literatur seperti buku, internet, makalah dan

hasil-hasil penelitian lain yang berkenaan dengan masalah yang akan dikaji.

b. Pengamatan (Observasi)

Dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipasi (pengamatan

langsung), yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung terhadap objek yang akan diteliti, guna memperoleh gambaran lengkap

mengenai objek penelitian.

c. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara

mendalam (Indepth Interview) atau melakukan tanya jawab dengan para informan

yang mengetahui permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, sehingga

permasalahan-permasalahan yang muncul di kemudian hari dapat terselesaikan secara

baik tanpa harus ada kekerasan.

Life history, yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan para

informan, dengan kata lain informan bercerita mengenai jalan hidupnya bagaimana

awalnya menjadi tukang ojek sampai seperti sekarang.

d.Teknik Pemilihan Informan

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

Pemilihan informan dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) yaitu

pada tukang ojek yang masih aktif mengojek serta ada di Pangkalan Ojek Manggala

dan Pangkalan Ojek Blok VIII wilayah Perumnas Antang, Makassar. Juga beberapa

warga atau tokoh masyarakat yang sering menggunakan jasa tukang ojek. Hal ini

dilatari atas pertimbangan bahwa informan yang bersangkutan dianggap mampu

memberikan keterangan atau informasi yang valid berkenaan dengan penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran singkat, penelitian ini dibagi

dalam lima bab yang secara garis besarnya bab demi bab disusun

sebagai berikut:

Bab I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

kerangka konseptual, tujuan dan kegunaan penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan

Tukang Ojek dan Lalu Lintas serta berisi tentang studi

pustaka/tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian terdahulu.

Bab III : Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, Dalam Bab ini

secara umum digambarkan letak geografis dan keadaan alam lokasi

penelitian, keadaan penduduk atau demografi, mata pencaharian,

serta sistem kepercayaan dan komunitas-komunitas pengojek

diwilayah Perumnas Antang, Kotamadya Makassar.

Bab IV : Berisi tentang hasil dan pembahasan, yang diperoleh peneliti

berdasarkan data di lapangan.

Bab V : Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2580... · Web view Contoh Kasus - Repository HomeMasalah-masalah yang tumbuh dan berkembang di kawasan perkotaan

analisa yang terdapat pada bab-bab sebelumnya, beberapa

keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, dan saran

saran untuk penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

.