58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan penduduk lansia di Indonesiapada tahun 2020 mendatang akanmencapai angka 11,34 % atau tercatat 28,8juta orang. Menurut WHO dalam Health inSouth East-Asia, proporsi penduduk tuadalam populasi mengalami perkembanganyang sangat cepat terlebih pada negara dikawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagaisalah satu negara yang berada di kawasanAsia Tenggara, memiliki riwayatpeningkatan jumlah lansia yang signifikanseiring dengan peningkatan kualitaskesehatan yang berdampak padapeningkatan angka harapan hidup yaknisebesar 14 juta jiwa lansia sejak tahun1971 hingga tahun 2009 (1). Jumlah penduduk lansia dapat dillihat berdasarkan hasil prediksi Badan Pustat Statistik Nasional dimana persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 % besar dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 % pada tahun 2020. Jumlah lanjut usia di Indonesia meningkat pada dua dekade terakhir ini. Secara signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Usia harapan hidup di Indonesia pada tahun 2009 terpantau pada angka 71

repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan penduduk lansia di

Indonesiapada tahun 2020 mendatang akanmencapai angka 11,34 % atau tercatat

28,8juta orang. Menurut WHO dalam Health inSouth East-Asia, proporsi

penduduk tuadalam populasi mengalami perkembanganyang sangat cepat terlebih

pada negara dikawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagaisalah satu negara yang

berada di kawasanAsia Tenggara, memiliki riwayatpeningkatan jumlah lansia

yang signifikanseiring dengan peningkatan kualitaskesehatan yang berdampak

padapeningkatan angka harapan hidup yaknisebesar 14 juta jiwa lansia sejak

tahun1971 hingga tahun 2009 (1).

Jumlah penduduk lansia dapat dillihat berdasarkan hasil prediksi Badan

Pustat Statistik Nasional dimana persentase penduduk lanjut usia akan mencapai

9,77 % besar dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 % pada

tahun 2020. Jumlah lanjut usia di Indonesia meningkat pada dua dekade terakhir

ini. Secara signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96

juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Usia harapan hidup

di Indonesia pada tahun 2009 terpantau pada angka 71 tahun dan diperkirakan

akan meningkat mencapai usia 73,7 tahun di tahun 2025, peningkatan tersebut

juga diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang akan mencapai

273, 65 juta jiwa (1).

Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat juga

menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjut usia perlu mendapatkan

perhatian yang serius dari semua sector untuk upaya peningkatan kesejahteraan

lanjut usia. Adapun untuk mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, perlu

upaya pembinaan kelompok lanjut usia melalui puskesmas yang

mencakupkegiatan promotif, preventif dan rehabilitatif. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 pasal 8 disebutkan bahwa pemerintah,

masyarakat dan keluarga bertanggungjawab atas terwujudnya upaya peningkatan

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

kesejahteraan sosial lanjut usia (lansia). Pemerintah mencanangkan pelayanan

kesehatan yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan

melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi

sosial yang disebut dengan Posyandu Lansia(2).

Meningkatnya jumlah usia lanjut menimbulkan dampak khusus pada

masyarakat, mengingat mereka tergolong rentan terhadap penyakit. Masalah gizi

merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi dimana masalah gizi seseorang

merupakan refleksi dari mutu makanan sehari-hari. Susunan makanan yang

memenuhi kebutuhan gizi tubuh menciptakan status gizi yang memuaskan.

Berbagai kandungan gizi diperlukan dalam menggantikan jaringan tubuh yang

telah rusak (aus). Gizi yang lengkap dan seimbang akan membantu kelompok usia

lanjut untuk tetap hidup, sehingga tetap sehat, segar dan bugar(3).

Masyarakat kita saat ini memandang para lanjut usia sebagai orang--orang

yang kurang produktif, kurang menarik, kurang energik, mudah lupa, barangkali

kurang bernilai dibandingkan dengan mereka yang masih dalam keadaan prima,

untuk itu dalam pembangunan nasional pemerintah telah berhasil mewujudkan

hasilyang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang

medis atau ilamu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan

penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat

atau sering disebut dengan Lansia Booming. (4).

Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia

lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu

lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan

kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas

dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan

organisasi social dalam penyelenggaraannya(5).

Dengan demikian posyandu usia lanjut sangat kita perlukan, dimana

posyandu lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam

masyarakat.

B. Analisis Situasi

1. Gambaran Umum Puskesmas Batua

Puskesmas Batua Kota Makassar awalnya adalah salah satu Puskesmas

pembantu dalah wilayah Puskesmas Mamajang, sejak Tahun 1985 telah berdiri

sendiri sebagai Puskesmas Perawatan yang berlokasi di jalan Abdullah dg. Sirua

No. 338 Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala Kota Makassar.Adapun Visi dan

Misi puskesmas Batua adalah sebagai berikut :

a. Visi

Menjadi Puskesmas dengan pelayanan terbaik yang sehat, nyaman

dan mandiri untuk semua

b. Misi

1. Profesionalisme sumber daya manusia

2. Penyediaan sarana prasaran sesuai standar puskesmas

3. Penggunaan sistem informasi manajemen berbasis informasi

teknologi

4. Penajaman program pelayanan kesehatan dasar berupa upaya

promotif, preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan

rehabilitatif

5. Pengembangan program inovasi unggulan

6. Peningkatan upaya kemandirian masyarakat

7. Pererat kemitraan lintas sector

c. Tujuan

Meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup

sehat serta memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi

masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Batua.

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

d. Strategi

1.  Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di

Puskesmas induk

2.  Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.

3.  Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di

PuskesmasPembantu dan Puskesmas Keliling.

4.  Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake

holder

5.  Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan

e. Budaya Puskesmas

Bekerja dengan ikhlas, efisien, profesional dan mempunyai

komitmen yang kuat demi kepuasan  pasien

2. Letak Geografis

Luas Wilayah kerja Puskesmas Batua adalah 1017,01 km dengan

batas-batas adminsistrasi sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan panaikang

2. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan antang

3. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan tamalate

4. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan pandang dan kelurahan

karapuang

Wilayah kerja puskesmas Batua terdiri atas 3 kelurahan Yaitu :

1. Kelurahan Batua terdapat 11 RW dan 53 RT

2. Kelurahan Borong terdapat 11 RW dan 58 RT

3. Keluarahan Tello baru terdapat 11 RW dan 48 RT

Luas tanah Puskesmas Batua adalah 4500 M2, terdiri dari 2 gedung

dengan luas bangunan 147 M2 dan 422 M2. Terdapat 3 rumah dinas

dan 1 mobil ambulans. Puskesmas Batua memiliki 30 posyandu balita,

9 posyandu lansia, 1 poskesdes dan 2 posbindu yang tersebar di 3

kelurahan.   

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

3. Demografi

Wilayah puskesmas Batua berpenduduk 51.654 jiwa yang terdiri

dari laki-laki 24.157 jiwa dan 26.864 jiwa perempuan, serta jumlah kepala

keluarga sebanyak 20.832 KK berikut distribusi jumlah penduduk

berdasarkan kelurahan.

Tabel. 1.1Distribusi Penduduk berdasarkan Kelurahan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Tahun 2015

NONAMA

KELURAHAN

Jumlah

pendudukLaki-laki Perempuan

1 Batua 22.592 10.942 11.650

2 Borong 17.958 7.314 10.644

3 Tello Baru 11.104 5.901 5203

J U M L A H 51.654 24.157 26.864

Sumber : Data Sekunder, 2015

4. KeadaanSosial Budaya dan ekonomi

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Batua mayoritas berlatar

belakang suku Makassar dan sebagian besar beragama islam. Perilaku

masyarakat Sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, seperti

persatuan yang diwujudkan dalam sikap kegotong royongan yang kokoh.

Ini terlihat pada acara-acara seperti selamatan, pernikahan dan masih

banyak lagi acara-acara lain yang sangat mencerminkan budaya atau adat

istiadat setempat. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah

pegawai dan pekerja swasta. Sarana transportasi yang digunakan adalah

angkutan umum (pete-pete).

5. Keadaan Fasilitas Kesehatan

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat

sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan diwilayah kerja

Puskesmas Batua Terdiri atas :

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

a. Sarana Kesehatan

Puskesmas Batua Berlokasi di jln. Abdullah daeng Sirua

No. 338. Terbagi atas ruang rawat Inap dengan luas bangunan

422 M2.

Ruang Rawat jalan terdiri dari :

- Ruang Ka UPT - Kamar Obat

- Ruang Tata Usaha - Ruang Imunisasi

- Loket Kartu - Ruang P2PL

- Kamar Periksa/Poli Umum - Laboratorium sederhana

- Ruang Gigi - Ruang KIA/KB

- Ruang Tindakan - Ruang Toilet

Ruang Rawat Inap terdiri dari :

1. Rawat Inap Umum

- Kapasitas tempat tidur 10

- Tiang Infus

- Kamar mandi

2. Ruang bersalin dengan kapasitas 3 tempat tidur dan 1

kamar Rawat Inap bersalin

- mandi

- Ruang nifas dengan kapasitas 10 tempat tidur 2 kamar

mandi

3. Ruang UGD 24 jam dengan kapasitas 3 tempat tidur dan 1

kamar mandi

4. Ruang Perawat/Bidan dengan 1 kamar mandi

5. Ruang dapur dengan 1 Kamar mandi

30 unit Posyandu :

- Kelurahan Batua :11 Posyandu

- Kelurahan Borong : 12 Posyandu

- Kelurahan Tello Baru : 7 Posyandu

9 Unit Posyandu Lansia

- Kelurahan Batua : 4 Posyandu

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

- Kelurahan Borong : 2 Posyandu

- Kelurahan Tello Baru : 3 Posyandu

2 Unit Posbindu PTM

1 Unit Kendaraan Roda Empat sebangai ambulance

1 Unit kendaraan Roda Empat sebagai Mobil Layanan

Homecare

4 Unit Kendaraan Roda dua (motor dinas)

b. Sarana Kesehatan lainnya :

RSB : 1

Bidan Praktek : 7

Pengobatan Tradisioal : 8

Apotik : 20

7. Data Ketenagaan

Tabel 1.2Distribusi ketenagaan/pegawai Puskesmas Batua 2015

JENIS TENAGA JUMLAH JENIS TENAGA JUMLAH

Dokter umum 3 Sanitarian 2

Tata usaha 1 Gizi 3

Dokter gigi 2 Perawat Gigi 1

Dokter Spesialist 2 Laboran 2

Apoteker 2 Bidan 7

Perawat Umum 16 Promkes 1

Asisten Apoteket 1 Magang 15

Sumber : Data Sekunder, 2015

150 Kader Kesehatan Posyandu yang Aktif, 9 Kader

Kesehatan Posyandu Lansia status Aktif

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

8. Hasil Kunjungan dan Status Kesehatan Puskesmas Batua Tahun

2015

a. Kunjungan

GRAFIK 1.1Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas Batua 2015

9.

10.

11.

Sumber : Data Sekunder, 2015

b. Status Kesehatan

Sepuluh angka kesakitan utama yang diderita oleh masyarakat

diwilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya, Yaitu:

Grafik 1.210 Penyakit Terbesar Puskesmas Batua 2015

8310

4569

2679 22991413 994 926 816 810 332

Sumber: data penyakit LB1

UMUM JKN LW0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

18162

24546

3168

1st Qtr

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

C. Identifikasi Masalah

Pelaksanaan identifikasi masalah posyandu usia lanjut di kelurahan

Batua, Puskesmas Batua dilaksanakan melalui beberapa tahapan yakni :

1. Persiapan Observasi

Terlebih dahulu melakukan peninjauan dibeberapa Puskesmas

yang memiliki posyandu USILA. Setelah itu diajukan permohonan izin

ke Dinas Kesehatan KotaMakassar. Hal ini ditindak lanjuti dengan

dikeluarkannya surat izin pelaksanaan kegiatan dengan nomor surat:

440/47/PSDK/II/2016 pada tanggal 29 Februari 2016. Berdasarkan surat

pengantar tersebut dilakukan pertemuan dengan pihak Puskesmas

(Kepala puskesmas, kepala Tata Usaha dan Petugas Gizi) diwilayah

Puskesmas Batua untuk memperoleh perizinan sekaligus mulai

mengumpulkan data-data sekunder yang terkait dengan topik yang telah

ditentukan sebelumnya.

2. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan pada tanggal 02 Maret 2016,

observasi di lakukan diwilayah kerja Puskesmas Batua. Kegiatan

observasi ini dilakukan dalam bentuk pengumpulan data primer dan

sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas yang

menyangkut gambaran umum dan Profil Puskesmas, serta masalah-

masalah gizi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batua.sedangkan

Data primer diperoleh dengan melakukan observasi langsung ke

Posyandu dan wawancara dengan kader posyandu .

Data-data primer yang diperoleh meliputi:

a. Usila Usia Lanjut setiap bulannya.

b. Pemeriksaan Tensi darah

c. Penilaian Status Gizi ( IMT)

d. Status mental emosional pada lansia

e. Kegiatan sehari-hari lansia atau penilaian kemandirian

(Kategori A, B dan C)

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

f. Jumlah kader aktif dan tugas masing-masing kader di setiap

posyandu yang diperoleh melalui wawancara dan observasi.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana di posyandu seperti

meja, kursi, timbangan injak, buku register, KMS Lansia,

poster atau media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),

alat tensi darah, Thermometer dan laboratorium

sederhanadiperoleh melalui wawancara dan observasi.

h. Kegiatan tambahan yang dilakukan di posyandu yaitu

senam lansia

D. Perioritas Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan identifikasi pada data Puskesmas Batua

mengenai Posyandu Usia lanjut Yaitu

1. Pelaksanaan kegiatan Posyandu Usia Lanjut.

2. Pemeriksaan Tensi darah

3. Penilaian status gizi (IMT)

4. Pemeriksaan status mental pada lansia

5. Kegiatan sehari-hari atau penilian kemandirian lansia ( Kategori

A, B dan C)

6. Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan di posyandu.

7. Jumlah kader dan tugas masing-masing kader dalam kegiatan di

posyandu.

8. upaya yang dilakukan oleh petugas puskesmas untuk meningkatkan

Usila Usia Lanjut di Posyandu.

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

BAB II

PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH

A.    Strategi Pemecahan Masalah

Dalam merencanakan pemecahan masalah yang ada, diperlukan suatu

strategi yang dapat menjamin pelaksanaan suatu rencana dapat berjalan secara

stimulan. Adapun strategi yang ditempuh dalam merencanakan pemecahan

masalah di posyandu usia lanjut yaitu :

1. Pemantauan kegiatan posyandu dan petugas puskesmas.

2. Mengupayakan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia

untuk datang ke posyandu lansia. Dukungan keluarga sangat berperan

dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan

posyandu lansia.

3. Peran kader dalam menarik minat lansia agar mengikuti posyandu lansia

dan memfasilitasi kegiatan posyandu lansia.

4. Pemantauan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan kegiatan

di posyandu.

5. Intervensi/upaya yang dilakukan oleh petugas puskesmas dan kader

posyandu terhadap rendahnya usila diposyandu.

B. Rencana Program

Rencana program intervensi dilakukan berdasarkan pada strategi

pemecahan masalah yang telah diambil dengan mengacu pada planing of action,

yaitu sebagai berikut:

1. Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah

pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan

dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakatbersama lembaga

swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-

pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik

beratkan pelayanan kesehatan pada upayapromotif dan preventif.

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Usia lanjut juga dapat

diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,ketrampilan, olah raga

dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan para lanjut usia

dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan

kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas

dan mengembangkan potensi diri.

Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih

banyak dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam

pelayanan kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu

lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia. Pemerintah

telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang

diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan, dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia

usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu

penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan

kualitas hidupnya secara optimal. Seiring dengan semakin

meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai

kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk

mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan

keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Kegiatan pos

pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk

melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan

di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang

dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.Karena manula (manusia

usia lanjut) juga memerlukan perhatian khusus, mengingat

perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan dengan bermacam

masalah kesehatan. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan

kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah

mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang.

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia,

pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan

pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu

lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di

suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan

Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah

melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya

melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,

keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam

penyelenggaraannya

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk

mencatatkondisi kesehatan pribadi lanjut usia baik fisik maupun

mentalemosional. KMS digunakan untuk memantau dan menilai

kemajuankesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan

Posyandu Lanjut usia

2. Tujuan

a. Melakukan pemantauan kegiatan di posyandu.

b. Melakukan Pemantauan usila lansia yang datang ke posyandu

c. Pemeriksaan Tensi darah

d. Penilaian Status Gizi ( IMT)

e. Penilaian status Mental pada Lansia

f. Kegiatan sehari-hari / penilaian kemandirian lansia ( Kategori A, B

dan C)

g. Memantau berapa jumlah kader aktif dan tugas masing-masing

kader posyandu.

h. Melakukan pemantauan sarana dan prasarana posyandu.

i. Kegiatan tambahan yaitu senam Lansia

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

3. Langkah – langkah

a. Pengumpulan jadwal posyandu lansia di kelurahan Batua, Borong

dan Tello Baru dengan cara wawancara ke petugas puskesmas

b. Pengamatan selama selama 8 minggu yaitu 01 Maret s/d 15 April

2016

4. Monitoring

Monitoring dilaksanakan pada setiap pelaksanaan posyandu lansia yang

meliputi :

a. Melakukan obervasi usila lansia yang datang ke posyandu.

b. Pemeriksaan Tensi darah

c. Penilaian status Gizi ( IMT)

d. Penilaian status mental pada Lansia

e. Kegiatan sehari- hari / penilaian kemandirian Lansia ( Kategori A, B

dan C)

f. Jumlah kader yang aktif pada posyandu lansia.

g. Sarana dan prasarana pada kegiatan posyandu Lansia

h. Pemantauan kegiatan tambahan kegiatan posyandu usia lanjut yang

berupa senam lansia.

5. Analisis Data

Análisis data dilakukan setelah pengumpulan data primer yaitu

a. Jumlah participan yang datang pada kegiatan posyandu usia lanjut

b. Pemeriksaan Tensi darah

c. Penilaian Status Gizi ( IMT )

d. Penilaian Status Mental pada Lansia

e. Kegiatan sehari-hari (/ penilaian kemandirian ( Kategori A, B dan C)

f. Kuantitas dan kualialitas kader yang bertugas diposyandu (beban

kerja).

g. Kelengkapan sarana dan prasarana pada pelaksanaan kegiatan

posyandu usia lanjut.

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

h. Terlaksana atau tidaknya kegitan tambahan senam lansia.

6. Evaluasi

Evaluasi diakukan pada akhir kegiatan meliputi :

a. Jumlah participan yang datang pada pelaksanaaan posyandu usia

lanjut

b. Jumlah Lansia yang Hipertensi

c. Penilaian Status Gizi (IMT)

d. Terlaksananya Penilaian Status Mental Pada Lansia

e. Penilaian kegiatan sehari-hari / Penilaian Kemandirian Lansia

( kategori A, B Dan C)

f. Jumlah kader yang aktif dan tugas kader pada pelaksanaan posyandu

usia lanjut, apakah sudah sesuai dengan tugasnya masing-masing.

g. Kendala atau hambatan pada pelaksanaan posyandu usia lanjut.

h. Kelengkapan sarana dan prasarana pada posyandu usia lanjut yaitu

gedung, meja, kursi, timbangan, stetoskop, tensimeter, obat-obatan

yang dibutuhkan, poster atau Media Komunikasi Informasi Edukasi

(KIE), buku Register serta KMS Lansia.

i. Terlaksananya kegiatan tambahan yaitu senam lansia.

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

BAB III

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap yaitu dengan pengambilan data

dasar diPuskesmas berupa jadwal kegiatan pelaksanaan posyandu. Diwilayah

kerja Puskesmas Batua terdiri dari 3 Kelurahan Yaitu Batua, Borong dan Tello

Baru. Di mana mengayomi 9 Posyandu. Pada Kelurahan Batua terdapat 4

Posyandu yang terdiri dari RW 6, RW 7, RW 9 Dan RW 11,pada Kelurahan

Borong terdiri 3 Posyandu yaitu RW 1, RW 2 dan RW 3, sedangkan pada

Kelurahan Tello Baru terdiri dari 2 Posyandu yaitu : RW 3 dan RW 7.

Kesembilan Posyandu tidak memiliki bangunan, jadi kegiatan posyandu lansia

diadakan di rumah penduduk sekitar dan masjid.

Sasaran kegiatan posyandu usia lanjut dari kesembilan Posyandu lansia di

Puskesmas Hanya 3 yang diobservasi dan mewakili masing-masing kelurahan

yakni : Kelurahan Batua di RW XI , Kelurahan Borong RW 2 dan Kelurahan

Tello Baru RW 3. Data yang dikumpul yaitu jumlah participant pada saat kegiatan

usia lanjut, Pemriksaan Tensi Darah, penilaian Status Gizi (IMT), Penilaian

Status Mental, Kegiatan sehari-hari/ ppenilaian kemandirian, Jumlah kader aktif

dan tugas pokok masing-masing kader, sarana dan prasarana yang tersedia di

posyandu serta kegiatan tambahan berupa ada tidaknya kegiatan senam Lansia.

1. Usila yang datang pada pelaksanaan Posyandu

Partispan adalah jumlah lansia yang hadir pada saat kegiatan posyandu

dilaksanakan.

2. Pemeriksaan tensi darah

Ukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop

T ( tinggi) : Bila salah satu dari systole atau diastole, atau keduanya diatas

normal

N (Normal) : Bila systole antara 120-140 dan diastole ≤ 90 mmHg

R (Rendah) :bila diastole dan systole dibawah normal

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

3. Penilaian Status Gizi ( IMT )

BMI atau Body Mass Index (Indeks Massa Tubuh) merupakan sebuah

pengukuran yang membandingkan berat badan dan tinggi badan. Indeks

Massa Tubuh ditentukan dengan mencari titik temu antara garis bantu

yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi badan.

Untuk pria dan wanita usia lanjut berkisar antara 18,5-25

L (Lebih) : bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna merah

N (Normal): Bila titik temu terdapat pada graik degan warna hijau

K (kurang): Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna

kuning

4. Penilaian Status Mental pada lansia

Keadaan Mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2

menit melalui 2 tahap pertanyaan :

Pertanyaan Tahap I

a. Apakah anda mengalami sukar tidur ?

b. Apakah anda sering merasa gelisah?

c. Apakah anda sering murung dan menangis sendiri?

d. Apakah anda sering was-was atau khawatir?

Bila tada 1 atau lebih jawaban ‘’ya’’ lanjutkan pada

Pertanyaan Tahap 2

a. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali

dalam sebulan

b. Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran?

c. Apakah anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga

atau orang lain?

d. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran

dokter?

e. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar?

Bila 1 atau lebih jawaban ‘’ya’’ maka usia lanjut mempunyai

masalah emosional.

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

5. Kegiatan sehari-hari / Kemandirian Lansia

Kemandirian yang dimaksud dengan kehidupan sehari- hari adalah

kegiatan dasar dalam kehidupan seperti : makan/minum, berjalan, mandi,

berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

Sedangkan kegiatan melakukan pekerjaan diluar rumah seperti :

berbelanja, mencari nafkah, mengambil gaji pension, arisan, pengajian dan

lain-lain. Kemandirian di bagi 3 kategori yaitu :

o Kategori A

Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan

sehari-hari,sehingga sangat tergantung orang lain (ketergantungan)

o Kategori B

Apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri, hingga kadang-

kadang perlu bantuan (ada gangguan)

o Kategori C

Apabila usia lanjut masih mampu melakukan kegiatan hidup

sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri)

6. Jumlah kader dan tugar masing-masing kader posyandu disesuaikan

dengan system 5 Meja yaitu :

- Meja I : Pendaftaran

Mendaftarkan lansia, kader mencatat lansia tersebut kemudian peserta

yang sudah terdaftar dibuku register langsung menuju meja selanjutnya.

- Meja II : Pengukuran tingi badan dan berat badan

Melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah

- Meja III : Pencatatan ( Pengisian Kartu Menuju Sehat)

Kader melakukan Pencatatan di KMS Lansia meliputi : Indeks Massa

Tubuh, Tekanan darah, berat badan dan pencatatan kegiatan sehari-hari

yang dilakukan lansia.

- Meja IV : Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian

makanan tambahan.

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

- Meja V : Pelayanan medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari

puskesmas/kesehatan yang meliputi pemeriksaan dan pengobatan

ringan.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana pada posyandu usia lanjut yaitu

gedung, meja, kursi, timbangan, stetoskop, tensimeter, obat-obatan yang

dibutuhkan, poster atau Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), buku

Register serta KMS Lansia.

8. Kegiatan tambahan yaitu senam lansia.

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan

pengambilan data awal yaitu jumlah participant yang datang ke posyandu

setiap bulannya.

1. Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 4.1Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia

Puskesmas Batua Tahun 2016NO JENIS KEGIATAN JAN PEB

1 Jumlah kelurahan 3 3

2 Kelompok Lansia 9 9

3 Jumlah Lansia

Terdaftar

45 -59 Tahun

60 Tahun Ke atas

TOTAL

Hadir

45-59

60 Tahun Keatas

TOTAL

775

658

1.433

77

127

194

775

658

1.433

93

142

235

4 Lansia Bermasalah

Kemandirian

Mental Emosional

IMT : Kurang

Lebih

2

100

23

45

14

115

21

46

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

JENIS KEGIATAN JAN PEB

Hipertensi

THT

Anemia

DM

Myalgia

Gastritis

Asma

Gangguan Sendi

Katarak

52

-

-

13

37

10

-

51

11

49

-

14

43

25

-

66

10

5 Jumlah Lansia yang diobati 109 144

6 Jumlah Lansia di rujuk - -

7 Konseling 194 235

8 Frekuensi Penyuluhan 9 9

9 Penyakit lain 25 19

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel tersebut jumlah lansia yang paling banyak hadir

pada saat kegiatan posyandu lansia adalah Usia 60 tahun keatas. Untuk

lansia bermasalah kemandirian paling banyak pada bulan Pebruari yaitu

sebesar 14 orang dan lansia bermasalah mental emosional paling banyak di

Bulan Pebruari yaitu sebesar 115 orang, Sebagian besar Lansia memiliki

status gizi lebih yakni 46 orang, dan untuk penyakit paling banyak yang di

diderita lansia adalah penyakit asma yaitu sebesar 66 orang.

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Grafik 4.1Jumlah LansiaYang Hadir Usia 45 – 59 Tahun Pada Kegiatan Posyandu

Lansia Berdasarkan Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua 2016

Januari Pebruari Maret April02468

10121416

Batua Borong Tello Baru

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan Grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah Lansia yang

paling banyak hadir adalah kelurahan Tello Baru pada bulan Maret Yaitu

sebesar 15 orang.Sedangkan jumlah lansia Yang hadir paling sedikit

adalah Kelurahan Borong pada bulan Maret yaitu sebesar 5 orang.

Grafik 4.2Jumlah LansiaYang Hadir Usia > 60 Tahun Pada Kegiatan Posyandu

Lansia Berdasarkan Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua 2016

Januari Pebruari Maret April0

5

10

15

20

25

30

35

Batua Borong Tello baru

Sumber : Data Primer, 2016

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Berdasarkan Grafik 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah lansia yang

paling banyak hadir adalah kelurahan Tello Baru pada bulan Januari Yaitu

sebesar 30 orang.Sedangkan jumlah lansia Yang hadir paling sedikit

adalah Kelurahan Borong dan Kelurahan Tello pada bulan Pebruari yaitu

sebesar 12 orang.

2. Pemeriksaan Tekanan Darah

Tabel 4.2

Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Lansia

Kelurahan/RW

Maret April

Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Tinggi Normal Tinggi Normal

Batua / RW XI 1 21 4 22

Borong / RW III 8 22 7 28

Tello Baru / RW III 7 36 2 27

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki

tekanan darah tinggi paling banyak di Kelurahan Tello Baru di bulan

Maret yaitu sebesar 36 Orang.Sedangkan lansia yang memiliki tekanan

darah tinggi yang paling sedikit di Kelurahan Batua bulan Maret Yaitu

sebesar 1 orang.Sebagian lansia memilii tekanan darah Normal.

3. Penilaian Status Gizi ( IMT )

Tabel 4.3

Penilaian Status Gizi Lansia Menurut IMT

Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Batua 2016

Kelurahan / RW

Maret April

Kategori Kategori

Kurus Normal Gemuk Kurus Normal Gemuk

Batua / RW XI 2 11 9 1 13 12

Borong / RW II 8 16 6 8 19 8

Tello Baru / RW III 0 38 5 0 26 3

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat penilaian satus Gizi lansia

sebagian besar memiliki IMT dengan kategori Normal pada keluhan Tello

Baru bulan Maret Yaitu sebesar 38 orang.

4. Penilaian Status Mental Emosional

Penilaian Status Mental Emosional selama bulan Maret dan April

tidak terlaksana mengingat jumlah kader dan tenaga puskesmas kurang

dan masih terbatasnya sarana dan prasarana.

5. Kegiatan sehari- hari Lansia / Penilaian Kemandirian

Tabel 4.4Penilaian Kemandirian Usia Lanjut

Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Batua 2016

Kelurahan / RW

Maret April

Kategori Kategori

A B C A B C

Batua / RW XI 0 2 22 0 1 25

Borong / RW II 0 1 29 0 1 33

Tello Baru / RW III 0 1 42 0 1 28

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat sebagian besar lansia

memiliki kemandirian dengan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa

bantuan sama sekali atau Kategori C paling banyak terdapat pada

kelurahan Tello Baru yaitu sebesar 42 orang, dan lansia sama sekali tidak

mampu melakukan kegiatan sehari-hari sehingga tergantung orang lain

atau Kategori A tidak terdapat sama sekali

6. Kader aktif dan Tugas

Tabel 4.5

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Jumlah Kader Aktif dan Tugas Masing-Masing Kader Di Posyandu Bulan Maret dan April 2016

No Kelurahan/RW

Maret (Jumlah Kader & Tugas)

April (Jumlah Kader & Tugas)

1 Batua/XI 1 orang kader:a. Pendaftaran b. Penimbanganc. Pencatatan

1 orang kader:a. Pendaftaran b. Penimbanganc. Pencatatan

2 Borong/II 1 orang kader:a. Pendaftaranb. Penimbanganc. Pencatatan

1 orang kader:a. Pendaftaranb. Penimbangac. Pencatatan

3 Tello Baru/III 1 orang kader: a. Pendaftaranb. Penimbanganc. Pencatatan

1 orang kader: a. Pendaftaran b. Penimbangan c. Pencatatan

Total 3 orang kader 3 orang kaderSumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat pada ketiga posyandu

tersebut hanya mempunyai 1 orang kader yang aktif.

7. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.6Lokasi, Sarana dan Prasarana Posyandu Bulan Maret dan April

Tahun 2016

No Kelurahan/RW Lokasi Tensi

meterTimbangan

Injak Meja KursiPoster/Media KIE

Stetoskop

1 Batua/XI Warung 1 1 2 10 - 12 Borong/II Teras

Masjid 1 1 1 4 - 1

3 Tello Baru/III Teras Rumah

1 1 1 2 - 1

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa posyandu belum

memiliki Bangunan, masih menggunakan teras rumah dan warung

disekitar kelurahan masing-masing dan pelataran masjid dengan sarana

dan prasarana yang kurang memadai.

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

8. Kegiatan Senam Lansia

Tabel 4.7Kegiatan Senam Lansia

Bulan Maret dan April 2016

No Kelurahan/RW

Maret AprilAda Tidak Ada Tidak

1 Batua/XI 4x/bln - 4x/bln -2 Borong RW II - - - -3 Tello Baru/III - - - -

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan senam

Lansia hanya dilakukan pada kelurahan Batua sedangkan kegiatan senam

di poyandu lainnya tidak dilaksanakan

B. Evaluasi Kegiatan

Proses evaluasi dilakukan pada saat setelah selesai hasil kegiatan

posyandu usia lanjut yang meliputi Jumlah usila yang hadir pada saat

posyandu,jumlah pemeriksaan tensi darah, penilaian status Gizi Lansia,

penilaian status emosional, penilaian kegiatan sehari-hari (kemandirian),

kader yang aktif, sarana dan prasarana posyandu serta kegiatan tambahan

yaitu senam Lansia.

1. Jumlah Lansia Yang Hadir Pada Kegiatan Posyan usia Lanjut

Grafik 4.3Jumlah LansiaYang Hadir Pada Kegiatan Posyandu Lansia

Berdasarkan Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua 2016

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

januari Pebruari Maret April05

101520253035404550

Batua Borong Tello Baru

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah lansia yang

hadir paling banyak bulan Maret di Kelurahan Tello Baru yaitu sebesar 43

orang. Sedangkan pada bulan April turun drastis yaitu menjadi 29 orang.

2. Pemeriksaan Tekanan Darah

Tabel 4.8Persentase Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah pada Lansia

Di Puskesmas Batua Tahun 2016

Kelurahan / RW

Maret April

Jumlah

Hadir

Hasil Pemeriksaan Jumlah

Hadir

Hasil Pemeriksaan

N % T % N % T %

Batua/RW XI 22 21 95 1 4.5 26 22 84,6 4 15,4

Borong/RW II 30 22 73 8 26,7 35 28 80 7 20

Tello Baru/RW III 43 36 83 7 16,3 29 27 93 2 6,9

Sumber : Data Primer , 2016

Ket : N : Normal T : Tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat persentase lansia yang

mempunyai tekanan darah tinggi paling banyak pada bulan Maret di

Kelurahan Borong yaitu sebesar 26,66% atau 8 orang, sebagian besar

lansia memiliki Tekanan Darah Normal.

3. Penilaian Status Gizi

Tabel 4.9Persentase Penilaian Status Gizi Lansia Menurut IMT

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Di Puskesmas Batua Bulan Maret 2016

Kelurahan / RW Jumlah

Hadir

Kategori

Kurus Normal Gemuk

N % N % N %

Batua / RW XI 22 2 9 11 50 9 40

Borong / RW II 30 8 6,66 16 53 6 20

Tello Baru / RW III 43 0 0 38 88 5 11,6

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat persentase penilaian Status

Gizi Lansia yang paling banyak memiliki IMT dengan kategori normal

adalah Tello Baru yaitu sebesar 88% atau 38 orang. Sedangkan persentase

Lansia yang memiliki IMT dengan kategori kurus paling rendah adalah

Batua yaitu sebesar 9 % atau 2 orang.

Tabel 4.10Persentase Penilaian Status Gizi Lansia Menurut IMT

Di Puskesmas Batua Bulan April 2016

Kelurahan / RW Jumla

h

Hadir

Kategori

Kurus Normal Gemuk

N % N % N %

Batua / RW XI 26 1 3,8 13 50 12 46

Borong / RW II 35 8 22,9 19 54 8 22,9

Tello Baru / RW III 29 0 0 26 89 3 10

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat persentase penilaian Status

Gizi Lansia yang paling banyak memiliki IMT dengan kategori normal

adalah Kelurahan Borong yaitu sebesar 89% atau 26 orang. Sedangkan

persentase kategori kurus paling rendah adalah Tello sebesar 0%.

4. Kegiatan sehari-hari Lansia ( Kemandirian )

Tabel 4.11Persentase Kegiatan sehari-hari/ Kemadirian Lansia

Di Puskesmas Batua Bulan Maret 2016

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Kelurahan/RW Jumlah

Kategori

A % B % C %

Batua ( RW XI ) 24 0 0 2 8,3 22 91,7

Borong ( RW II) 30 0 0 1 3,3 29 96,7

Tello Baru (RWIII) 43 0 0 1 2,3 42 97,7

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan tabel diatas, persentase kegiatan sehari-hari lansia

paling banyak pada kategori C (melakukan kegiatan sehari-hari tanpa

bantuan sama sekali), pada semua kelurahan yakni > 90% . sedangkan

kategori A yaitu 0% (tidak ada lansia yang sama sekali tidak mampu

melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga tergantung pada orang lain

Tabel 4.12Persentase Kegiatan sehari-hari/ Kemadirian Lansia

Di Puskesmas Batua Bulan April 2016

Kelurahan/RW Jumlah

Kategori

A % B % C %

Batua ( RW XI ) 26 0 0 1 3,8 25 96,2

Borong ( RW II) 35 0 0 1 2,9 34 97,1

Tello Baru (RWIII) 29 0 0 1 3,4 28 96,6

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan tabel tersebut persentase kegiatan sehari-hari lansia

paling banyak pada kategori C dengan melakukan kegiatan sehari-hari

tanpa bantuan sama sekali yaitu sebesar 95,87% atau 87 orang

sedangkan persentase paling rendah atau tidak terdapat sama sekali

terdapat pada kategori A ( lansia sama sekali tidak mampu melakukan

kegiatan sehari-hari, sehingga tergantung orang lain)

5. Sarana dan prasarana

Tabel 4.14Persentase Jumlah Sarana Dan Prasarana Posyandu Lansia

Puskesmas Batua Tahun 2016No Kelurahan / RW Sarana dan Prasana

Tensi Meter Timbangan Stetoskop1 Batua / RW XI 1 1 1

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

2 Borong / RW II 1 1 13 Tello Baru / RW III 1 1 1Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sarana dan prasarana di

masing-masing posyandu terdapat berupa tensi meter, timbangan dan

stetoskop

6. Senam Lansia

Tabel 4.15Persentase Kegiatan Senam Lansia

Bulan Maret dan April 2016

No Kelurahan/RW

Maret AprilFrekuensi Ada % Frekuensi Ada %

1 Batua/XI 4x/bln 4 100 4x/bln 4 1002 Borong RW II 4x/bln - 0 4x/bln - -3 Tello Baru/III 4x/bln - 0 4x/bln - -

Sumber: Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat persentase kegiatan senam

lansia pada bulan Maret dan April lebih banyak dilakukan pada

Keluran Batua Yaitu 100% atau 4 kali dalam sebulan.Di mana

kegiatan tersebut dilaksanakan pada halaman puskesmas setiap hari

Sabtu.Sedangkan dikelurahan Borong dan Batua Tidak terlaksana

karena melihat lokasi agak jauh dari tempat tinggal dimana kondisi

fisik lansia yang sudah menurun.

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

BAB V

PEMBAHASAN

Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut

ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk

mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial

dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan

pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang (7).

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lansia adalah suatu wadah pelayanan

kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia,

yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat

bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sector pemerintah dan non-

pemerintah, swasta, organisasi social dan lain-lain, dengan menitik beratkan

pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif(8).

Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia,

pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan

kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.Posyandu lansia adalah pos

pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang

sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa

mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan

dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang

penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta

para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam

penyelenggaraannya (3).

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang

berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana

pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yg

menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan lansia yg

mencakup kegiatan yankes yg bertujuan untuk mewujudkan masa tua yg bahagia

dan berdayaguna(5).

Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis.

Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan

lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi.

Masalah ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan

kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan,

kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun

menyebabkan lansia kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif (6).

Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan

akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan

bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu

lansia ini, para lansia dilayani dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan

kesehatan mereka. Mereka hanya diminta dating tanpa dipungut biaya sama

sekali, begitu juga dengan lansia yang sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan

jauh akan diantar ke tempat pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah mereka(6).

1. Cakupan usila

Cakupan jumlah usila adalah jumlah lansia yang dating pada saat kegiatan

Posyandu. Jumlah lansia yang hadir pada saat posyandu di Kelurahan Borong

RW II, Batua RW XI, Tello Baru RW III masih kurang, karena adanya kendala

– kendala yaitu

a. Umumnya lansia tidak mengetahui keberadaan dan manfaat dari posyandu

lansia.

b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia jauh atau sulit dijangkau. Jarak

posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu

tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan

daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi

posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi

lansia.

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan

lansia untuk datang ke posyandu lansia. Dukungan keluarga sangat berperan

dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan

posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila

selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke

posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha

membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

2. Kader

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan posyandu usia lanjut di

kelurahan Batua IX, Borong RW II dan Tello Baru RW III menunjukkan

bahwa jumlahh kader yang aktif pada setiap Posyandu hanya 1 orang saja.

Kurangnya kader pada posyandu lansia karena bertepatan dengan pelaksanaan

kegiatan PIN (Pekan Imunisasi Nasional). Normalnya kader yang diharapkan

aktif/hadir pada setiap hari posyandu adalah 5 orang yang bertugas pada

masing-masing meja yang telah ditentukan (meja 1-5). Sebelum pelaksanaan

PIN, memang kehadiran kader di posyandu tidak pernah lengkap, biasanya

hanya 3-4 orang kader saja.

3. Sarana Dan Prasarana

Berdasarkan hasil observasi Pada kegiatan posyandu lansia di kelurahan

Batua RW XI, Borong RW II dan Tello Brau RW III yaitu minimnya sarana

dan prasarana yaitu kurangnya Meja, Kursi, KMS, dan tidak adanya alat

bantu penyuluhan, formulir rujukan, serta tidak memiliki bangunan

posyandu,sehingga hanya dilaksanakan dipelataran masjid, warung dan teras

rumah masyarakat setempat(10).

4. Senam Lansia

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta

terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud

meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

tersebut.Lansia seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur

antara 60-69 tahun.

Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan

terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan

dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk

mencapai tujuan tersebut.

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masih kurangnya jumlah usila pada posyandu lansia. Hal ini di sebabkan

karena sebagian besar lansia tidak mengetahui keberadaan posyandu

tersebut..

2. Disamping itu, alasan lain rendahnya cakupan posyandu lansia karena

jarak posyandu dengan rumah lansia jauh.

3. sistem 5 meja belum terlaksana, karena jumlah kader yang aktif kurang.

4. Masih minimnya sarana dan prasarana pada kegiatan posyandu lansia

dimana dilaksnanakan di teras rumah, warung dan pelataran masjid.

B. Saran

1. Diharapkan peran serta dukungan keluarga untuk mengantarkan Lansia

pada saat kegiatan Posyandu, kondisi fisik dan daya tahan tubuh lansia

sudah menurun.

2. Menambah jumlah kader dan melakukan pelatihan kepada kader sehingga

dapat terlaksana system 5 Meja

3. Menyediakan tempat permanen untuk kegiatan posyandu lansia yang

lokasinya di tengah-tengah masyarakat sekitar sehingga mudah di jangkau.

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

DAFTAR PUSTAKA

1. www.depkes.go.id 2014. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia. Kemenkes. RI.Jakarta. (diakses tanggal 6 juni 2016)

2. Subiajanto, 2011. KIE : Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan Kesehatn Lansia. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

3. Ana Rusfita, 2008. Posyandu Lanjut Usia . Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo

4. Puskesmas Batua. 2015. Profil Puskesmas Batua. Makassar

5. Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakart. EGC.

6. Leni L, dkk. 2015. Hasil Kunjungan Posyandu lansia Among Wredha Satria kementerian riset dan teknologi universitas jenderal soedirman fakultas ilmu-ilmu kesehatan, kesehatan masyarakat

7. Kemenkes RI, 2014. Pusat Data & Informasi. Jakarta Selatan

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

FOTO KEGIATAN

Kegiatan Posyandu lansia pada Kelurahan Borong (RW II),

Batua ( RW XI) dan Tello Baru

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

Kegiatan Senam Lansia

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20062... · Web view repository.unhas.ac.idBerdasarkan Tabel diatas dapat dilihat lansia yang memiliki tekanan darah

GAMBARAN PELAKSANAAN POSYANDU USIA LANJUT

PADA PUSKESMAS BATUA

TAHUN 2016

Sabaria Manti Battung

NIP. 197604242002122013

PRODI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN