9
Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “acid mine drainage (AMD)” atau “acid rock drainage (ARD)” terbentuk saat mineral sulphida tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimana terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam. AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul oleh kegiatan lain seperti: penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan sebagainya.Di lokasi area penambangan terbentuknya air asam tambang akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.Dan Lingkungan yang akan merasakan dampak negatif dari air asam tambang yaitu : 1. Masyarakat yang berada disekitar areal penambangan Dampak air asam tambang ini memang tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat tetapi beberapa tahun kemudian air yang terkontaminasi oleh asam tambang banyak mengandung logam berat seperti besi, seng, akan dirasakan. Apabila dikonsumsi oleh masyarakat secara kontinu maka maka dampak yang akan dirasakan yaitu menderita keracunan dan dapat mengakibat lumpuh. 2. Kualitas Air Permukaan Hasil oksidasi pirit membentuk air asam tambang akan menyebabkan menurunnya kualitas air permukaan. 3. Biota perairan

86740023 Air Asam Tambang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sds

Citation preview

Page 1: 86740023 Air Asam Tambang

Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “acid mine drainage (AMD)” atau

“acid rock drainage (ARD)” terbentuk saat mineral sulphida tertentu yang ada pada batuan terpapar

dengan kondisi dimana terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya

proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam.

AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul akibat kegiatan

penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul oleh kegiatan lain seperti: penggalian

untuk pembangunan pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan sebagainya.Di lokasi area

penambangan terbentuknya air asam tambang akan menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan.Dan Lingkungan yang akan merasakan dampak negatif dari air asam tambang yaitu :

1. Masyarakat yang berada disekitar areal penambangan

Dampak air asam tambang ini memang tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat tetapi

beberapa tahun kemudian air yang terkontaminasi oleh asam tambang banyak mengandung

logam berat seperti besi, seng, akan dirasakan. Apabila dikonsumsi oleh masyarakat secara

kontinu maka maka dampak yang akan dirasakan yaitu menderita keracunan dan dapat

mengakibat lumpuh.

2. Kualitas Air Permukaan

Hasil oksidasi pirit membentuk air asam tambang akan menyebabkan menurunnya kualitas air

permukaan.

3. Biota perairan

Apabila air sungai telah terkontaminasi oleh air asam tambang maka akan berdampak pada

penurunan biota di perairan atau ketidak mampuan biota perairan dalam bertahan hidup/survive.

4. Kualitas Tanah

logam berat seperti besi, tembaga seng terkandung dalam tanah yang asamnya banyak, yang

pada dasarnya merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman, sementara unsur hara

makro yang dibutuhkan tanaman seperti fosfor, magnesium, kalsium sangat kurang. Akibatnya

Page 2: 86740023 Air Asam Tambang

keracunan pada tanaman karena kelebihan unsur hara mikro, ini ditandai denagan membusuknya

akar tanaman sehingga tanaman menjadi layu.

Sumber: http://blogbelajarpintar.blogspot.com/2012/01/dampak-yang-ditimbulkan-air-asam.html#ixzz1iTrkfws9

\

Air Asam Tambang

BAB I

Pendahuluan

Aktifitas pertambangan dianggap seperti uang logam yang memiliki dua sisi yang saling berlawanan, yaitu sebagai sumber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial.

Sebagai sumber kemakmuran, sektor ini menyokong pendapatan negara selama bertahun-tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan terbuka (open pit mining) dapat mengubah secara total baik iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan.

Selain itu, untuk memperoleh atau melepaskan biji tambang dari batu-batuan atau pasir seperti dalam pertambangan emas, para penambang pada umumnya menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah, air atau sungai dan lingkungan.

Salah satu kerusakan lingkungan yang di sebabkan oleh proses penambangan adalah keluarnya logam-logam berbahaya bagi makhluk hidup yang teroksidasi oleh udara bebas yang kemudian membentuk asam sulfide dan larut bersama air dan menyebabkan air pelarutnya menjadi asam yang disebut Air Asam Tambang.

Air asam tambang yang mengalir di permukaan maupun yang terserap masuk ke tanah dapat mencemari lingkungan dan air permukaan yang biasa di gunakan oleh makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Air yang mengandung kadar asam yang tinggi dan tercemar logam berat tersebut sangat membahayakan bagi kehidupan makhluk hidup di dunia ini tidak terkecuali manusia sendiri.

Untuk itulah masalah ini saya angkatkan agar kita ias bersama mencari solusi terbaik dari masalah ini, karena air merupakan sumber bagi kehidupan di muka bumi.

1

Page 3: 86740023 Air Asam Tambang

BAB II

Pembahasan

I. Pengertian Air Asam TambangAir Asam Tambang (AAT) adalah istilah umum yang digunakan untuk

menyebutkan lindian, rembesan atau aliran yang telah dipengaruhi oleh oksidasi alamiah mineral sulfida yang terkandung dalam batuan yang terpapar selama penambangan.AAT yang timbul akibat dari kegiatan pertambangan sangat berpengaruh negatif terhadap penurunan kualitas lingkungan, terutama bila sudah masuk ke dalam system air permukaan, air bawah tanah serta tanah di sekitarnya.

II. Penyebab Air Asam Tambang dan Kandungan Air Asam TambangAir Asam Tambang (AAT) berasal dari zat kimia yang tekandung dalam batuan

limbah yang berfungsi dalam pemurnian bijih yang berasal dari Grasberg. Grasberg tersebut mengandung Pirit (Senyawa sulfidan / FeS2 ) dan tembaga sulfida. Bila terkena udara luar maka senyawa sulfida ini akan teroksidasi dan menghasilkan senyawa asam sulfat.

Dengan adanya rembesan air, seperti air hujan, maka akan dihasilkan air dengan PH yang berkisar antara 2,5-3,5 dan kaya akan logam tembaga.

Dalam air asam tambang (Acid Mine Drainage / Acid Rock Drainage) tersebut selain terkandung H2SO4 juga terkandung logam-logam berat yang sangat membahayakan bagi makhluk hidup yaitu logam Tembaga (Cu), Alumunium (Al), Besi (Fe), Timbal (Pb), dan Mangan (Mn).

III. Pengaruh Mineral Terhadap pH dan Logam Terhadap Air

Data berikut menunjukkan penurunan ph yang terjadi terhadap air hujan yang PH awalnya berkisar antara 5,0-5,5.

2

Pada data di atas logam yang di guakan adalah Pirit (FeS2 ) dan Kaolin. Terlihat pada hari ke 37 PH air hujan yang telah terkontaminasi Pirit turun drastis dari 5,0 menjadi 2,0 yang membuat air hujan tersebut menjadi sangat asam.

IV. Dampak Pencemaran Air Asam Tambang (AAT/AMD) Terhadap Lingkungan

Reaksi air asam tambang (Acid Mine Drainage/AMD) berdampak secara langsung terhadap kualitas tanah dan air karena pH menurun sangat tajam. Hasil penelitian Widyati (2006) dalam Widyati (2010) pada lahan bekas tambang batubara PT. Bukit Asam Tbk. menunjukkan pH tanah mencapai 3,2 dan pH air berada pada kisaran 2,8. Menurunnya, pH tanah akan mengganggu keseimbangan unsur hara pada lahan tersebut, unsur hara makro menjadi tidak tersedia karena terikat oleh logam sedangkan unsur hara mikro kelarutannya meningkat (Tan, 1993 dalam Widyati,

Page 4: 86740023 Air Asam Tambang

2010). Menurut Hards and Higgins (2004) dalam Widyati (2010) turunnya pH secara drastis akan meningkatkan kelarutan logam-logam berat pada lingkungan tersebut.

Dampak yang dirasakan akibat AMD tersebut bagi perusahaan adalah alat-alat yang terbuat dari besi atau baja menjadi sangat cepat terkorosi sehingga menyebabkan inefisiensi baik pada kegiatan pengadaan maupun pemeliharaan alat-alat berat.

V. Dampak Air Asam Tambang (Acid Mine Drainage/AMD) Bagi Makhluk Hidup

3

Terhadap makhluk hidup, AMD dapat mengganggu kehidupan flora dan fauna pada lahan bekas tambang maupun hidupan yang berada di sepanjang aliran sungai yang terkena dampak dari aktivitas pertambangan. Hal ini menyebabkan kegiatan revegetasi lahan bekas tambang menjadi sangat mahal dengan hasil yang kurang memuaskan.

Terhadap manusia AAT/AMD mempunyai dampak yang cukup berbahaya Logam berat yang terkandung dalam AAT, seperti tembaga dan aluminium bersifat sangat toksik (beracun) bagi mahluk hidup. Jika masuk ke dalam tubuh, logam-logam berat akan mengalami bioakumulasi atau tinggal di dalam jaringan hidup dan dapat berpindah-pindah melalui rantai makanan. Di dalam tubuh manusia, tembaga (Cu) dapat mengakibatkan depresi, mempengaruhi fungsi hati dan ginjal serta menimbulkan gangguan pada pembuluh darah.

VI. Penanganan dan Pengolahan Air Asam TambangSeperti diketahui bahwa banyak teknologi yang dapat digunakan untuk perbaikan

kualitas AMD. Namun ada dua teknologi yang cukup sederhana, ekonomis dan

efisien yang dapat diaplikasikan untuk peningkatan kualitas AMD, yaitu: In Situ

Treatment dengan menambahkan batu kapur (limestone) langsung ke AMD, dan

Passive Treatment menggunakan sistem permeable reactive barrier (PRB), open

limestone channels (OLCs), anoxic limestone drains (ALDs) dan constructed wetland

(rawa buatan) untuk aliran AMD.

Metode untuk menetralisasikan AMD adalah dengan menggunakan limestone.

Sistem passive treatment yang sangat efektif dalam menurunkan asiditas AMD adalah

OLCs dan ALDs, yang mana sistem ini sudah dikembangkan secara komersial di

Canada dan USA. Pemisahan sistem limestone dengan wetland lebih efektif dan lebih

terkontrol dibandingkan dengan sistem yang disatukan dalam wetland. Perbaikan

AMD biasanya menggunakan treatment bertingkat dari beberapa sistem yang

disebutkan di atas untuk perbaikan kualitas airnya. Diagram alir pengolahan air

tambang sebelum ke perairan umum dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 5: 86740023 Air Asam Tambang

4

Sistem constructed wetland atau lahan basah/rawa buatan juga merupakan passive treatment yang cukup efektif untuk pengontrolan AMD, akan tetapi untuk efektifitas treatment sistem wetland tidak bisa langsung digunakan untuk treatment AMD kecuali sistem di lengkapi dengan media kapur. Pretreatment AMD dengan pengapuran atau menggunakan sistem anaerobik harus dilakukan sebelum ditreatment menggunakan wetland aerobik.

Sistem wetland atau lahan basah secara alamiah adalah daerah transisi (ekoton) antara ekosistem perairan dimana memiliki kondisi basah dan tergenang dengan ekosistem darat yang kering. Lahan basah dapat memiliki masa terendam air namun juga dapat praktis kering. Ciri-ciri lahan basah adalah adanya tumbuhan yang bersifat hidrofit yang dapat beradaptasi dengan kondisi kering maupun basah.

Secara alamiah, pada lahan basah terjadi proses-proses biologi, kimia dan fisika. Proses biologi terjadi pada interaksi antara tumbuhan penyusun lahan basah dengan lingkungan lahan basah tersebut. Penyerapan (up taking) unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan diserap melalui akar atau organ yang berfungsi seperti akar pada air dan substrat tumbuh tumbuhan tersebut. Rawa buatan diyakini dan telah teruji kemampuannya dalam menurunkan beban pencemar yang terdapat dalam air.

5

Tidak hanya limbah rumah tangga yang tinggi akan nutrien tatapi juga limbah tambang yang memiliki kandungan logam tinggi dan kadang ber-pH sangat rendah. Gersberg et al. (1984) melaporkan bahwa lahan basah buatan mampu menurunkan kandungan konsentrasi logam cadmium, tembaga dan seng masing-masing hingga 99%, 99% dan 97%. Namun demikian tumbuhan dalam rawa buatan hanya menyerap logam dalam konsentrasi yang sangat rendah yaitu kurang dari 1% .

Penyerapan logam dalam air, terutama Fe dan Mn, akan berlangsung efektif apabila terdapat intreraksi secara biologis yang menjembatani oksidasi dan reduksi.

Rawa buatan adalah satu-satunya ekosistem yang didalamnya terjadi proses-proses oksidasi dan reduksi. Proses biologi lainnya yang terjadi pada lahan basah adalah proses pelepasan material organik dari tumbuhan ke lingkungan sekitarnya. Tumbuhan merupakan elemen yang sangat penting bagi pertumbuhan komunitas mikroba. Perombakan material secara langsung menjadi materi yang sangat sederhana dapat dilakukan oleh komunitas mikroba. Keberadaan tumbuhan dengan sistem perakarannya mampu menyokong pertumbuhan mikroba dalam sistem yang juga akan mendegradasi senyawa-senyawa logam berat pada sistem.

Pada sistem wetland anaerobik, komposisi reaktif material yang digunakan seperti kompos, daunan, serbuk gergaji di tambahkan lumpur aktif dari sistem sewage juga menstimulasi pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat untuk menaikan alkalinitas dan

Page 6: 86740023 Air Asam Tambang

menyisihkan logam dalam bentuk endapan sulfida (Benner et al, 1997; Steed et al, 2000, Waybrant et al, 2002). Sistem gabungan secara kimia dan biologi terbukti dapat meningkat peroduktivitas dari kolong AMD (mining pit lake) (Simon et al, 2004), sehingga dapat di manfaatkan untuk budidaya perikanan.

6

Berikut adalah reaksi peningkatan alkalinitas dengan bakteri pereduksi sulfat dan penyisihan logamnya dalam bentuk metal sulfida:

Namun demikian, penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada air sedangkan sumber-sumber yang menjadi pangkal terjadinya AMD belum tersentuh. Hal yang sangat penting sesungguhnya adalah upaya pencegahan terbentuknya AMD. Bagaimana mencegah kontak mineral sulfide dengan oksigen dan menghambat pertumbuhan bakteri pengoksidasi sulfur (BOS) adalah hal yang paling menentukan dalam menangani AMD. Sebagai contoh PT. Bukit Asam Tbk menghambat kontak mineral-oksigen dengan melapisi lahan bekas tambang dengan blue clay setebal 1-2 m sehingga biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini per hektar sungguh fantastis. Tetapi proses AMD secara geokimia jauh lebih lambat dibandingkan dengan proses yang dikatalis oleh BOS. Sehingga di PT. Bukit Asam masih terjadi AMD.

7

BAB III

Penutup

Kesimpulan dan Saran

1. Air Asam Tambang merupakan limbah dari proses pertambangan yang terjadi karena reaksi Pirit(FeS2) dengan udara bebas (O2) yang kemudian dilarutkan oleh air(H2O) menghasilkan asam sulfat(H2SO4)

2. Air Asam Tambang (Acid Mine Drainage/AMD) memiliki pH berkisar antara 2,5-3,5 dan mengan dung logam berbahaya seperti besi (Fe), timbal (Pb), Alumunium (Al), Tembaga (Cu),dan Mangan(Mn).

3. Air asam tambang berdampak pada pH tanah yang menurun yang menyebabkan unsur-unsur hara dalam tanah menjadi berkurang atau bahkan mungkin habis yang menyebabkan kesuburan tanah menurun dan tak ada lagi vegetasi yang dapat tumbuh di atasnya

4. Bagi makhluk hidup khususnya manusia air asam tambang yang mengandung logam mengkonsumsinya

5. Pencegahan Air Asam Tambang agar tidak mencemari lingkungan dapat dilakukan

dengan dua cara: In Situ Treatment dengan menambahkan batu kapur (limestone)

langsung ke AMD, dan Passive Treatment menggunakan sistem permeable reactive

Page 7: 86740023 Air Asam Tambang

barrier (PRB), open limestone channels (OLCs), anoxic limestone drains (ALDs) dan

constructed wetland (rawa buatan) untuk aliran AMD.