Upload
dias
View
8
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SSS
Citation preview
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 167
PENGGUNAAN METODE CROSS PADA BALOK DENGAN
KEKAKUAN TIDAK MERATA
Jemmy Wijaya dan Fanywati Itang
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
There are several methods that can be used in analyzing the statically indeterminate beam with beam's difference
stiffness EI: Consistent Deformation Method, Slope deflection method, Clapeyron method, and Cross methods. In
this paper the Cross method will be discussed in the completion of statically indeterminate beam with a
difference of the beam's stiffness EI for the completion with this method is more simple. In the application of the
Cross method, the distribution coefficient at a point of bifurcation, the value of carry-over factor and the
magnitude of primary moment at the beam's end need to be known before.
Keywords: Stiffness, distribution coefficient, carry over factor, fixed end moment.
ABSTRAK
Ada beberapa metode yang bisa dipakai dalam menganalisis balok dengan kekakuan yang tidak merata antara
lain metode Consistent Deformation, metode Slope Deflection, metode Clapeyron, dan metode Cross. Dalam
tulisan ini akan dibahas penggunaan metode Cross dalam penyelesaian struktur balok statis tak tentu dengan
kekakuan yang tidak merata karena penyelesaian dengan metode ini lebih sederhana. Pada penggunaan metode
Cross, ada beberapa hal yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu koefisien distribusi pada satu titik
percabangan, besar faktor pemindah (carry over factor) dan besaran momen primer (fixed end moment) pada
ujung-ujung balok.
Kata kunci: kekakuan, koefisien distribusi, faktor pemindah, fixed end moment.
PENDAHULUAN
Metode Cross ini awalnya
diperkenalkan oleh Prof. Hardy Cross pada
tahun 1930 yang merupakan suatu metode
dalam penyelesaian analisis struktural balok
kontinu dan kerangka kaku statis tak tentu.
Pada hakekatnya metode ini merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan persaman-
persamaan serempak di dalam metode
defleksi dengan pendekatan berturut-turut,
dengan derajat ketelitian berapapun sesuai
dengan kehendak [1].
Dalam metode distribusi moment
terdapat beberapa pengertian sebagai
berikut:
a. Faktor pemindah/koefisien induksi
(carry over factor)
Suatu faktor pemindah terhadap perataan
momen pada satu titik untuk
mendapatkan momen pada ujung titik
lainnya.
b. Faktor distribusi (distribution factor)
Perbandingan besaran momen yang
terdistribusi pada batang-batang yang
bertemu di satu titik atau koefisien
distribusi untuk besaran momen-momen
yang diterima batang-batang yang
bertemu pada satu titik percabangan.
c. Faktor kekakuan (stiffness factor)
Suatu faktor pengali yang didapat dari
kekakuan balok untuk menentukan
besarnya momen di satu titik yang
diperlukan untuk berputar sudut dititik
tersebut sebesar satu radial.
d. Momen primer (fixed end moment)
Besaran momen pada ujung balok akibat
beban luar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Struktur Metode Cross
1. Hitung momen primer setiap balok
akibat beban merata maupun terpusat
sesuai dengan rumus yang diturunkan
pada bab IV dan V.
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 168
2. Hitung nilai kekakuan lentur (faktor
kekakuan) setiap balok sesuai dengan
penurunan rumus pada bab VI.
3. Hitung koefisien distribusi balok pada
setiap titik kumpul dengan faktor
pemindah yang diturunkan pada bab
VI.
4. Buat tabel Cross dan lakukan distribusi
momen akibat beban luar sehingga
diperoleh momen- momen diujungnya.
5. Untuk menghentikan pendistribusian
momen, paling sedikit sudah melakukan
5 putaran dalam perataan momen dan
momen yang didistribusikan sudah
mencapai nilai yang kecil dibandingkan
dengan nilai awal dari momen itu
sendiri.
Besar Putaran Sudut
Untuk mendapatkan besaran Fixed
End Moment (momen primer) akibat
berbagai jenis beban pada balok dengan
kekakuan yang tidak merata, maka perlu
dicari terlebih dahulu besar putaran sudut
yang terjadi. Untuk mendapatkan rumus
deformasi/putaran sudut akibat berbagai
beban digunakan metode unit load.
Penurunan rumus tersebut sudah dibahas
pada penulisan "Penggunaan Metode
Clapeyron Pada Balok dengan Kekakuan
yang berbeda" yang diterbitkan pada Jurnal
Teknik Universitas Pancasila Volume 26
Nomor 1, Februari 2013 [2].
Dari rumus tersebut, dapat dihasilkan
putaran sudut untuk keadaan sebagai
berikut:
24EI
PL θ
2
A 96EI
5PL θ
2
B
256EI
7qL θ
3
A EI256
9qL θ
3
B
EI16
L3M θ A
A 8EI
LM θ A
B
8EI
LM θ B
A EI16
L5M θ B
B
1/2 L E
I 1/2 L 2E
I
MB
L
B A
1/2 L EI
1/2 L 2EI
MA
L
B A
q
1/2 L 1/2 L
L
B A 2EI EI
A
1/2 L 1/2 L
L
P
B 2EI EI
Gambar 1. Struktur Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI diberi Beban Terpusat P di Tengah-tengah Bentang
Gambar 2. Struktur Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI diberi Beban Merata q
Gambar 3. Struktur Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI Diberi Beban Momen MA di Titik A
Gambar 4. Struktur Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI Diberi Beban Momen MB di Titik B
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 169
Fixed And Moment/Momen Primer
48EI
2BA
AB 024EI
PL
8EI
LM
EI16
L3M θ
x
96EI
2BA
BA 096EI
5PL
16EI
L5M
EI8
LM θ
x
)........(2PL6ML M9 2BA i )........(5PL30ML M12 2
BA ii
dari kedua persamaan di atas diperoleh: PL66
10 MA dan PL
66
7 MB
Maka: FE PL66
10MAB dan FE PL
66
7MBA
L
256EI
3BA
AB 0=256EI
7qL+
8EI
LM
EI16
L3M= θ
x
L
256EI
3BA
BA 0256EI
9qL
16EI
L5M
EI8
LM θ
x
).........(7qLM32 M48 2BA i )........(qL9M80 M32 2
BA ii
dari kedua persamaan diatas diperoleh 2
B2
A qL176
13 Mdan qL
176
17 M
Maka: FE 2
AB qL176
17M dan FE
2BA qL
176
13M
Stifness Factor (Faktor Kekakuan) dan
Carry Over Factor (Faktor Pemindah)
Apabila momen berlawanan jarum
jam M dikerjakan di ujung bersendi suatu
batang lurus bermomen inersia berbeda yang
bersendi di salah satu ujungnya serta terjepit
di ujung lainnya, sebagaimana diperlihatkan
pada gambar 7. rotasi θA di tumpuan sendi
dan momen MB di tumpuan jepitnya dapat
dicari.
B A
MA MB q
1/2 L 1/2 L
L
2EI EI
2EI 1/2 L
MA
A
MB
1/2 L C
L
P
B EI
Gambar 5. Struktur Jepit-jepit Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI Diberi Beban Terpusat P di Tengah
Bentang
Gambar 6. Struktur Jepit-jepit Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI diberi Beban Merata q Sepanjang Bentang
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 170
Kondisi I
Terapkan teorema balok padanan untuk
mendapatkan θA1, θB1 (gambar 10) dan θA2,
θB2 (gambar 12), kemudian samakan θB
dengan nol untuk mendapatkan nilai faktor
pemindah.
16EI
3MLV θ
1A1A 8EI
MLV θ
1B1B
8EI
LMV θ B
2A2A 16EI
L5MV θ B
2B2B
(1) ......persM.........5
2=M→
8
M=
16
5M
0=16EI
L5M-
8EI
ML=θ+θ=θ
BB
B2B1BtotalB
M A sendi
1/2 L 1/2 L
L
B jepit 2EI EI
MB M
1/2 L 1/2 L
L
B sendi
2EI EI
A sendi
1/2 MB MB
A5 A6
MB/EI
MB/2EI
MB/4EI
VB2 VA2 A4
VB1 VA1
A B
A3 A2 A1
M/2EI
M/4EI
M/2EI
M
1/2 M
Gambar 8. Struktur Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI diberi Beban M di ujung Sendi A dan Beban MB di
Ujung Sendi B.
Gambar 9. Diagram momen akibat beban luar M
di titik A
Gambar 11. Diagram momen akibat MB
di titik B
Gambar 10. Bidang momen sebagai beban
akibat M di titik A Gambar 12. Bidang momen sebagai beban
akibat MB di titik B
Gambar 7. Struktur Dengan Kekakuan Balok 2EI dan EI diberi Beban M di Ujung Sendi A
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 171
artinya carry over factor (COF) di B = 2/5
atau faktor pemindah dari A ke B = 2/5.
Jumlahkan θA1 dan θA2 dan subtitusi nilai
MB yang didapat dari persamaan (1) untuk
mendapatkan faktor kekakuan balok AB
A
2A1AtotalA
θ11L
80EI=M
80EI
11ML=θ+θ=θ
Bila θA = 1 radial maka 11L
80EIM . Angka
11L
80EIini disebut faktor kekakuan balok AB atau
disebut juga stiffness factor AB.
Kondisi II
Hal yang sama dikerjakan untuk kondisi seperti gambar 13 dibawah ini.
8EI
MLV θ
1A1A 48EI
15MLV θ
1B1B
A2 A3
M/EI
M/2EI
M/4EI
VB1 VA1
A1
1/2 M M
Gambar 17. Bidang momen akibat beban MA
di titik A
M A jepit
1/2 L 1/2 L
L
B sendi 2EI EI
MA M
1/2 L 1/2 L
L
B sendi
2EI EI
A sendi
Gambar 14. Struktur Dengan Kekakuan
Balok 2EI dan EI di beri Beban Momen MA
di titik A dan Momen M di Titik B
Gambar 15. Diagram Momen Akibat Beban Luar
M di titik B
Gambar 16. Bidang momen sebagai beban
akibat M di titik B
MA
1/2 MA
Gambar 13. Struktur Dengan Kekakuan Balok ˆ2EI
dan EI diberi Beban M di Ujung Sendi B
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 172
16EI
L3MV θ A
2A2A
8EI
LMV θ A
2B2B
M3
2=M→
8
M=
16
3M
0=16EI
L3M+
8EI
ML-=θ+θ=θ
AA
A2A1AtotalA
artinya carry over factor (COF) di A = 2/3 atau faktor pemindah dari B ke A = 2/3
48EI
11ML=θ+θ=θ 2B1BtotalB
Bθ11L
48EI=M
Bila θB = 1 radial maka 11L
48EIM . Angka
11L
48EIini disebut faktor kekakuan balok BA atau
disebut juga stiffness factor BA.
Rangkuman
COF = 2/5 COF = 2/3
Faktor pemindah (COF) untuk perataan momen (Balance moment) dari titik A ke B adalah
2/5,
Faktor pemindah (COF) dari titik B ke A adalah 2/3.
Kekakuan balok AB adalah 11L
80EI dan kekakuan balok BA adalah
11L
48EI
Gambar 18. Bidang momen sebagai beban
akibat momen MA di titik A
A
1/2 L 1/2 L
B 2EI EI
VA2
A B
A6 A5 A4
MA/2EI
MA/4EI
MA/2EI
VB2
Gambar 5. Beban COF dari A ke B dan dari B ke A
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 173
Analisis Free Body dan Gambar Bidang
Momen, Lintang dan Normal
Analisis free body dilakukan untuk
menghitung reaksi perletakan akibat beban
luar dan momen ujung pada setiap balok.
1. Nyatakan struktur dalam bentuk batang-
batang yang bebas.
2. Hitung besarnya reaksi perletakan setiap
ujung balok akibat beban luar dan
momen ujung yang telah diperoleh.
3. Jumlahkan semua hasil perhitungan
langkah 2 untuk memperoleh besarnya
reaksi perletakan total.
4. Dengan data-data pada langkah 2, hitung
momen maksimum yang terjadi pada
setiap balok.
5. Gambar bidang momen, lintang dan
normal.
CONTOH SOAL
Koefisien distribusi
μba : μbc = 11(12)
48EI:
11(10)
80EI= 4 : 8
μba = 4/12 = 0.3333 dan μbc = 8/12 = 0.6667
μcb : μcd = 11(10)
48EI:
11(8)
80EI= 4.8 : 10
μcb = 4.8/14.8 = 0.3243 dan μbc = 10/14.8 = 0.6757
Fixed end moment (FEM)
FEMAB = kNm 0909.109)12)(60(66
10-PL
66
10-
FEMBA = kNm 3636.76)12)(60(66
7PL
66
7
FEMBC = kNm 3636.386)10)(40(176
17qL
176
17 22
FEMCB = kNm 4545.295)10)(40(176
13qL
176
13 22
FEMCD = kNm 9697.96)8)(80(66
10-
FEMDC = kNm 8788.67)8)(80(66
7
FEMDE = - 60 kNm
G F E D C B A
q = 40 kN/m P3 = 20 kN P2 = 80 kN P1 = 60 kN
EI EI EI EI 2 EI 2 EI 2 EI
3.00 4.00 4.00 5.00 5.00 6.00 6.00
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 174
-109.0909 + 76.3636 - 386.3636 + 295.4545 - 96.9697 + 67.8788 - 60
0 + 103.323 + 206.677 - 64.3686 - 134.1162 - 7.8788
+ 68.882 0 - 42.9124 + 82.6708 - 5.2525 - 53.6465
0 + 14.3027 + 28.6097 - 25.1068 - 52.3115 + 53.6465
+9.5351 0 - 16.7379 + 11.4439 + 35.7643 - 20.9246
0 + 5.5787 + 11.1592 - 15.3096 - 31.8986 + 20.9246
+ 3.7191 0 - 10.2064 + 4.4637 + 13.9497 - 12.7594
0 + 3.4018 + 6.8046 - 5.9705 - 12.4419 + 12.7594
+ 2.2679 0 - 3.981 + 2.7218 + 8.5063 - 4.9768
0 + 1.3269 + 2.6541 - 3.6413 - 7.5868 + 4.9768
+ 0.8846 0 - 2.4275 + 1.0616 + 3.3179 - 3.0347
0 + 0.8091 + 1.6184 - 1.4203 - 2.9592 + 3.0347
+ 0.5394 0 - 0.9469 + 0.6474 + 2.0231 - 1.1837
............ ............. .............. ............. ............ ..........
+ 22.874 + 205.7346 - 205.7347 + 281. 622 - 281. 6219 + 60 - 60
1 0.6757 0.3234 0.6667 0.3333 0
COF=2/3 COF=2/3 COF=2/3 COF=2/5 COF=2/5 COF=2/5 E
D C B A
q = 40 kN/m P3 = 20 kN P2 = 80 kN P1 = 60 kN
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 175
Lakukan perataan momen sampai diperoleh hasil yang sama/mendekati hasil yang diperoleh
dari metode lain.
H G F
VDki
12.2973 VDka
20
VCka
67.702
VCki
207.5887 VBka
192.4113
VBki
45.2384 VA=14.7616
P3 = 20 kN
2 EI
MB MA
q = 40 kN/m P1 = 60 kN
2 EI
MC
2 EI
MD P2 = 80 kN
G F E D C B A
q = 40 kN/m P3 = 20 kN P2 = 80 kN P1 = 60 kN
EI EI EI EI 2 EI 2 EI 2 EI
3.00 4.00 4.00 5.00 5.00 6.00 6.00 192.411
3
14.7616
12.2973
207.588
7
20
45.2384
67.7027
L
60
205.7346
M
22.874
65.695
6
MG=256.331
9 MMAKS = 257.0417
281.6219
10.8111
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 176
Hasil perhitungan dengan menggunakan Program GRASP
PENGGUNAAN METODE CROSS … (JEMMY WIJAYA, DKK)
JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 9. NO. 3 NOPEMBER 2013 | 177
KESIMPULAN
1. Untuk kondisi kekakuan dan letak beban
yang berbeda perlu penurunan rumus
untuk mendapatkan faktor pemindah,
kekakuan balok dan momen primer.
2. Perhitungan perataan momen harus
dilakukan minimal lima kali untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
3. Contoh Perhitungan di atas sudah
dibuktikan kebenarannya dengan
perhitungan program komputer GRASP
(Graphical Rapid Analysis of Structures
Program).
4. Untuk kondisi beban dan kekakuan yang
lebih kompleks bisa menggunakan
bantuan program matematika untuk
mencari faktor kekakuan, momen
primer, koefisien distribusi dan carry
over factor.
DAFTAR PUSTAKA
[1] C.K.Wang, Intermediate Structural
Analysis, Mc Graw Hill International
Book Company, 1985.
[2] Fanywati Itang, Penggunaan Metode
Clapeyron Pada Balok dengan Kekakuan
yang berbeda" Jurnal Teknik Universitas
Pancasila Volume 26 Nomor 1, 2013.
[3] A. Ghali, A.M. Neville, Structural
Analysis, A Unified Classical and Matrix
Approach, London Chapman and Hall,
1978.
[4] Anthony E. Armenakas, Classical
Structural Analysis, A Modern
Approach, McGraw Hill International
Editions. 1988.
[5] Rooseno., Prof. Dr. Ir, Perhitungan
dengan Metode Cross, penerbit buku
teknik H. STAM. 1953.
[6] Soemono Prof. Ir, Ilmu Gaya,
Bangunan-bangunan Statis Tak
Tertentu, Penerbit Djambatan. 1971.