Upload
yuliet-susanto
View
97
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang menimpa masyarakat modern perkotaan adalah
kesehatan mulut. Salah satu penyakit yang timbul karena terganggunya kesehatan mulut
adalah bau mulut atau yang di sebut halitosis. Salah satu faktor yang menyebabkan bau
mulut adalah kebersihan mulut yang buruk, sehingga jumlah bakteri sangat banyak dalam
mulut dan di permukaan lidah. Tanpa pembersihan mulut yang baik, sisa makanan akan
tertinggal dalam mulut dan menjadi lingkungan yang cocok bagi bakteri untuk berkembang
biak dan selanjutnya akan menyebabkan bau pada mulut. Selain itu bakteri di dalam mulut
dapat menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya seperti karies gigi. Penyebab utama
timbulnya masalah kesehatan mulut yaitu karena aktifitas mikroorganisme yang ada di dalam
mulut. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan kesehatan mulut
adalah membunuh mikroorganisme yang ada di dalam mulut dengan menggunakan obat
kumur.
Obat kumur adalah produk yang mulai digemari di kalangan masyarakat. Pada saat
ini, terdapat berbagai jenis obat kumur yang beredar di pasaran yang berbahan dasar senyawa
kimia. Salah satu bahan yang dipakai pada salah satu obat kumur yang beredar dipasaran
adalah Cetylpyridinium chloride (CPC). Cetylpyridinium chloride adalah senyawa kimia yang
digunakan sebagai bahan aktif pada salah satu obat kumur yang beredar di pasaran yang
berfungsi sebagai penghilang bau mulut dengan membunuh bakteri yang ada di mulut.
Namun efek negatif bahan kimia sintetik ini adalah meninggalkan noda hitam pada gigi.
Suatu obat kumur yang aman dan tidak menimbulkan efek samping jika tertelan,
namun tetap dapat secara efektif membunuh bakteri penyebab bau mulut dan berbagai
penyakit rongga mulut dan tenggorokan lainnya, selain itu juga tetap dapat memberikan
sensasi yang menyegarkan di dalam mulut. Selain itu jika sudah terpakai, produk ini harus
ramah lingkungan. Hal ini penting karena produk yang tidak ramah lingkungan akan merusak
alam. Oleh karena itu diperlukan bahan yang lebih aman yang untuk dapat digunakan sebagai
bahan dasar obat kumur.
Salah satu bahan yang dapat dijadikan bahan baku obat kumur adalah daun
pepaya. Di dalam daun pepaya mengandung bahan aktif yang mampu membunuh bakteri
yang dapat menyebabkan bau mulut ataupun karies pada gigi. Dengan berbahan dasar bahan
1
alami, maka produk ini dapat menjadi solusi obat kumur yang aman, ekonomis, dan ramah
lingkungan.
.
2
DAUN PEPAYA
SISTEMATIKA TUMBUHAN
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiosperma
Class : Dicotyledonae
Ordo : Cistales
Family : caricaceae
Genus : carica
Spesies : Carica papaya
DESKRIPSI TANAMAN
Pepaya ( Carica papaya ) adalah tanaman yang tumbuh didataran tropis yang awalnya
berasal dari Amerika tropis yaitu sekitar daerah Meksiko bagian selatan dan Nikaragua.
Pepaya (carica papaya L) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis. Pusat
penyebaran tanaman diduga berasal didaerah sekitar Meksiko bagian selatan dan Nikaragua.
Negara asal tanaman pepaya adalah Negara Meksiko bagian selatan. Selain itu Herika Arsyad
turut menjelaskan bahwa “tanaman pepaya awalnya berasal dari Amerika Tengah yang
beriklim tropis, namun sekarang sudah menyebar luas kepenjuru dunia dan bahkan dewasa
ini tanaman pepaya sudah banyak diusahakan didaerah subtropis seperti di Florida dan
3
Negara subtropis lainnya. Di Indonesia sendiri para ahli mengatakan tanaman pepaya mulai
ditanam pada abad ke 18 atau sebelumnya.
Tanaman pepaya yang merupakan tanaman yang tumbuh didaerah tropis,
pertumbuhannya tergolong cepat. Tanaman papaya termasuk tanaman yang memerlukan
cahaya penuh (dinyatakan dengan besaran 100%). Suhu optimal pertumbuhan tanaman
papaya berkisar antara 220- 260 C, suhu minimal 150 C, dan suhu maksimal 430 C. Curah
hujan yang sesuai berkisar antara 1.500 - 2.000 mm setahun. Umumnya tanaman pepaya
dapat tumbuh pada berbagai jenis lahan. Namun demikian, lahan yang kaya bahan organik,
drainase dan airasinya baik, serta mempunyai pH 6,5 - 7 merupakan lokasi ideal untuk
penanaman pepaya, (Baga Kalie:2008).
MAKROSKOPIK
Daun pepaya merupakan daun tunggal dan bertulang jari-jari. Daun pepaya mempunyai
ukuran yang besar dan bercangap. Selain itu, daun pepaya memiliki tangkai. Daun pepaya
berwarna hijau tua sedangkan tulang daun memiliki warna yang lebih muda yaitu hujau muda
agak keputihan.
Menurut Kartasapoetra ( 2006: ), uraian tentang mikroskofik daun pepaya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Garis luar helaian daunnya bulat telur dengan tulang-tulang yang menjari
2. Tepi daun bercangap berbagi, berujung yang runcing, pangkal daun berbentuk jantung
dengan cuping-cuping daun yang berlekukan secara tidak beraturan
3. Helai-helai daunnya bergaris tengah sekitar 25 cm sampai 75 cm, daun berwarna hijau tua
sedangkan tulang-tulangnya berwarna lebih muda atau hijau muda agak keputihan.
Daun pepaya adalah salah satu organ tanaman pepaya yang mempunyai manfaat beragam.
Kandungan yang terdapat didalam daun pepaya antara lain zat alkaloida karpin, glukosa
karpasida dan sedikit dammar dan masih banyak zat-zat lainnya.
KANDUNGAN KIMIA
Pada dasarnya yang menjadikan daun pepaya berkhasiat adalah kandungan zat yang ada pada
getah daun pepaya tersebut. Daun pepaya mengandung getah yang berwarna putih. Getah ini
mengamdumg suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain.
4
Papain inilah yang dapat membuat nafsu makan pada anak-anak bertambah. Selain itu,
didalam daun pepaya terdapat kandungan zat alkaloida karpin, glukosa karpasida dan sedikit
dammar. Kandungan-kandungan inilah yang menyebabkan daun pepaya bisa digunakan
sebagai bahan obat-obatan. Kandungan zat lain yang terdapat didalam daun pepaya adalah
Vitamin A , Vitamin B1, Vitamin C, Kalori, Protein, Lemak, Hidrat Arang, Kalsium, Fosfor,
Besi, dan kandungan carposide pada daun pepaya yang berkhasiat sebagai obat .
Menurut Moehd Baga Kalie (2008:92), bahwa “didalam getah tanaman pepaya terkandung
enzim papain. Kata papain berasal dari bahasa inggris yang tersusun dari dua kata yaitu papa
(ya) dan in. Jadi kata-kata tersebut kira-kira memiliki enzimatis berupa daya kualitas untuk
mengurai atau memecah protein. Enzim pemecah protein disebut dengan protease, proteinase,
atau proteolitik. Oleh karena itu papain tergolong dalam enzim protease”. Karta saputra
( 2006: ) turut menjalaskan, “bahwa didalam daun pepaya mengandung zat-zat seperti:
alkaloida karpin, glukosa karpasida, enzim proteolitik papain yang berkhasiat sebagai obat
demam, desentri dan amara”.
Seorang peneliti juga telah meneliti dengan uji farmakologi bahwa dari hasil uji farmakologi
tersebut, diketahui bahwa alkaloid karpain yang terkandung dalam daun pepaya mempunyai
aktivitas sebagai anti amuba dan anti bakteri. Diketahui pula salah satu kandungan dari
Carica papaya, yaitu enzim papain bersifat anti tumor. Namun, peran itu diemban oleh
kandungan senyawa karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan 7 kelompok rantai metilen.
Dengan konfigurasi itu, tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkannya, karpain
juga ampuh menghambat kinerja beberapa mikro organisme. Karpain mencerna protein
mikro organisme dan mengubahnya menjadi senyawa turunan bernama pepton. Inang pun
kekurangan makanan dan mati. Itulah yang terjadi pada Mycobacterium tuberculosis,
penyebab penyakit TBC, virus disentri Komagome B III , dan Typhoid bacilli, penyebab
typus dan masih banyak lagi penyakit-penyakit lainnya.
Selanjutnya Riata ( 2009 ), menjelaskan “Ekstrak daun Carica papaya juga mengandung
karpain yang bermanfaat sebagai anti bakteri, yang diduga dapat berperan sebagai senyawa
aktif sediaan anti jerawat .
Daun pepaya yang didalamnya mengandung zat papain bukan saja bisa digunakan sebagai
bahan sayuran, lalapan, dan bahan untuk obat-obatan, daun pepaya juga bisa digunakan untuk
bahan tambahan dalam masakan tertentu agar makanan tersebut terasa lebih lezat. Misalnya
untuk pelembut daging. Kandungan zat papain yang ada didalam daun pepaya yang berfungsi
5
sebagai pemecah protein mampu membuat daging sapi menjadi lebih empuk, dan
menciftakan rasa yang lebih lezat.
KHASIAT
Daun pepaya adalah satu organ dari tanaman pepaya yang mempunyai khasiat yang cukup
tinggi. Daun pepaya mempunyai berbagai macam manfaat baik untuk manusia maupun
hewan.
Daun pepaya selain dapat digunakan sebagai bahan berbagai ragam sayuran juga bisa
digunakan untuk lalapan dengan merebusnya terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa
pahitnya. Selain digunakan sebagai sayur dan lalapan juga dimanfaatkan sebagai obat-obatan
Pada massa kependudukan jepang ketika obat sukar diperoleh, daun pepaya digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit seperti, malaria, menurunkan tekanan darah dan membunuh
amuba. Menurut Moehd Baga Kalie ( 2008:02 ), daun pepaya telah dimanfaatkan sebagai
obat tradisional sejak masa kependudukan jepang ketika obat-obatan sukar diperoleh
Penderita penyakit malaria selalu diobati dengan meminum perasan air daun pepaya yang
telah ditumbuk. Selain mengobati penyakit malaria, air perasan daun pepaya juga dapat
mengobati penyakit kejang perut dan menurunkan panas. Untuk anak-anak bisa
meningkatkan nafsu makan. Selain itu perasan daun pepaya ini juga dapat menyembuhkan
penyakit biri-biri.
CARA BUDIDAYA
Iklim
1) Angin diperlukan untukpenyerbukan bunga. Angin yang tidakterlalu kencang sangat cocok
bagi pertumbuhan tanaman.
2) Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000- 2000
mm/tahun.
3) Suhu udara optimum 22-26 derajat C.
4) Kelembaban udara sekitar 40%.
Media Tanam
6
1) Tanah yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur dan banyak mengandung
humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur.
2) Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7.
3) Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman ini. Air
menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hingga tanaman layu (mati).
Apabila kekeringan air, nama tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi
air yang ideal tidak lebih dalam daripada 50–150cm dari permukaan tanah.
Ketinggian Tempat
Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–1000 m dpl. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit/Benih
Sebagai bibit dipergunakan biji, meskipun pohon pepaya dapat di okulasi. Untuk memperoleh
biji bakal bibit yang baik dan murni dilakukan melalui pembijian sendiri dengan jalan
perkawinan buatan. Cara perkawinan buatan ada 2 yaitu:
a) Bunga-bunga dari tanaman betina ambil yang besar, dibungkus dengan kertas plastik
selama 2 hari, sebelumnya bunga-bunga betina membuka. Pada waktu bunga-bunga itu
membuka lakukan penyerbukan dengan bungan-bunga jantan yang di kepyok-kepyokan di
atas bunga betina. Perkawinan di lakukan hingga 3 kali.
b) Cari pepaya yang berbunga dan berbuah terus menerus pilihlah bunga elongata yang
terbesar yang hampir mekar dan terletak pada ujung tangkai. Kemudian bunga tersebut
dibungkus dengan kantung agar tidak diserbuki secara alami oleh bunga lain selama 10 hari.
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan
berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji
yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu
dikeringkan ditempat yang teduh.Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan
diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
2) Penyiapan Benih
Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan
fungisida benomyl dan thiram ( Benlate T) 0,5 gram/liter kemudian disemai dalam polybag
ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2ember tanah yang di ayak
ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP
dihaluskan ditambah 29 gram curater/petrofar.Biji-biji yang sudah dikeringkan, jika hendak
ditanam harus diuji terlebih dahulu.Caranya biji-biji, yang ditangguhkan dipergunakan
sebagai bibit.
3) Teknik Penyemaian Benih
7
Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari.
Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saa tketinggiannya 15-20 cm atau 45-60
hari bibit siap ditanam.Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu.
Penyemaiandilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan kekebun.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5-10 cm. Biji tidak
boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang
baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam.
5) Pemindahan Bibit
Bibit-bibit yang sudah dewasa, siktar umur 2-3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan
musim hujan.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan
digemburkan.
2) Pembentukan Bedengan
Bentuk bedengan berukuran lebar 200-250 cm, tinggi 20-30 cm, panjang secukupnya, jarak
antar bedengan 60 cm. Buat lobang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak
tanam 2 x 2,5 m.
3) Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi
pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
4) Pemupukan
Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu,
setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang.
Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk biji yang disemai, sebelum bibit ditanamkan bibit, terlebih dahulu harus dibuatkan
lubang tanaman. Lubang-lubang berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris.
Selama lubang-lubang dibiarkan kosong agar memperoleh cukupsinar matahari. Setelah itu
lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2-3 blek.
Lubang-lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah
8
mengendap. Setelah itu barulubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas
dibuat 1-2 bulanpenanaman.
Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang-lubang pertanaman harus digali
terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5bulan sebelum
musim hujan.
2) Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat
tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa
batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulaiberbunga.
2) Penyiangan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan
(pembuangan rumput). Kapan dan berapa kalli kebun tersebut harus disiangi tak dapat
dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
3) Pembubunan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran
tanah. Kapan dan berapa kalli kebun tersebut harus didangiri takdapat dipastikan dengan
tegas, tergantung dari keadaan.
4) Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik,memberikan zat-
zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah. Cara pemberian pupuk:
a) Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50gram TSP dan
25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.
b) Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gramZA, 35 gram
Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl.
c) Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gramZA, 50 gram
Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl.
d) Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA,60 gram
Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl.
5) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang.Maka pengairan
dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi didaerah yang banyak turun hujan
9
dan bertanah liat, maka harus dibuatkan paritparit.Pada musim kemarau, tanaman pepaya
harus sering disirami.
DAUN SIRIH
SISTEMATIKA TANAMAN
10
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
DESKRIPSI TANAMAN
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang
tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm.
Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat
panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang
pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik
tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk
bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
MAKROSKOPIK
Daun tunggal, warna coklat kehijauan sampai coklat. Helaian daun berbentuk bundar telur
sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit,
pinggir daun rata agak menggulung ke bawah, panjang 5 cm sampai 18,5 cm, lebar 3 cm
sampai 12 cm, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam;
permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas berwarna lebih
tua dari permukaan bawah. tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan, panjang 1,5cm
sampai 8cm
MIKROSKOPIK
11
Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi empat, kutikula tebal licin, pada
pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping lurus. Epidermis
bawah serupa dengan epidermis atas, pada pengamatan tangensial tampak berbentuk
poligonal dengan dinding samping agak berombak. Pada kedua permukaan daun terdapat
rambut penutup dan rambut kelenjar. Rambut pada epidermis atas lebih sedikit daripada
epidermis bawah. rambut penutup terdiri dari satu sel bentuk kerucut pendek, ujung runcing,
panjang 18 µm sampai 25 µm, dinding tebal, kutikula licin. Rambut kelenjar mempunyai
kepala kelenjar bersel satu, bentuk bulat. Stomata tipe anomositik, panjang 25 µm sampai 35
µm terdapat banyak pada epidermis bawah, pada epidermis atas tidak ada stomata.
Hipodermis terdapat pada kedua permukaan hipodermis atas umumnya terdiri dari dua lapis
sel, hipodermis bawah umumnya satu lapis; sel hipodermis berbentuk persegi empat , besar,
jernih, tersusun rapat; pda hipodrmis terdapat sel minyak berisi minyak atsiri berwarna
kekuningan. Jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel, terletak dibawah hipodermis atas,
mengandung banyak butir hijau daun, juga terdapat sel minyak seperti sel pada hipodermis
terdapat banyak sel minyak berisi minyak atsiri berwarna kekuningan. Jaringan palisade
terdiri dari 1 lapis sel, terletak dibawah hipodermis atas, mengandung banyak butir hijau
daun, juga terdapat sel minyak seperti sel minyak pada hipodermis. Jaringan bunga karang
terdiri dari beberapa lapis sel, bentuk sel tidak beraturan, tersusun agak mendatar; sel minyak
seperti pada palisade. Berkas pembuluh tipe kolateral, diantara jaringan floem terdapat sel
minyak. Di atas berkas pembuluh pada tulang daun utama umumnya terdapat saluran
sizogen; pada parenkim yang sederet dengan palisade terdapat banyak butir hijau daun;
terdapat juga sel berisi hablur bentuk prisma yang tidak larut pada penambahan asam klorida
pekat P.
Serbuk : warna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen permukaan daun bagian
bawah, fragmen permukaan daun bagian atas, fragmen epidermis atas dan epidermis bawah,
fragmen mesofil, fragmen pembuluh kayu.
KANDUNGAN KIMIA
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati,
diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi
dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan
bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka
pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan,
mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
12
Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci,
digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif
fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan hama penghisap.
KHASIAT
1. Batuk
2. Sariawan
3. Bronchitis
4. Jerawat
5. Keputihan
6. Sakit gigi karena berlubang (daunnya)
7. Demam berdarah
8. Bau mulut
9. Haid tidak teratur
10.Asma
11. Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
12. Gusi bengkak (getahnya)
13. Membersihkan Mata
14. Bau ketiak
15.Klasifikasi ilmiah
Resep tradisional:
• Kaki bengkak : Daun sirih 2 helai; Cabai jawa 3 buah; Lempuyang emprit 1 rimpang;
Beras sedikit; Air sedikit; Arak secukupnya, Ramuan dihaluskan dengan bantuan sedikit
air; kemudian ditambah arak secukupnya, Digosokkan pada kaki yang bengkak sebelum
tidur.
• Keputihan : Daun sirih 2 helai; Daun Jambu biji 5 helai; Air 210 ml, Dibuat infus,
Dicebokkan 2 kali sehari.
• Malaria : Daun sirih segar 20 helai; Daun sembung 20 helai; Daun asam 1 genggam;
Daun beluntas 20 helai; Kulit kayu pulai 3 jari tangan; Air 2 panci, Dididihkan, Uapnya
digunakan untuk mandi ukub(mandi uap).
• Napas/mulut bau : Daun sirih 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Untuk berkumur 2 kali
sehari; tiap kali pakai 50 ml.
13
• Nyeri sendi : Buah sirih 5 butir; Lempuyang emprit 1 rimpang; Ragi secukupnya,
Dihaluskan ditambahan arak, Digosokkan pada tempat yang nyeri.
• Pendarahan hidung (mimisan) : Daun sirih, Diremas dan digulung, Dimasukkan ke
dalam hidung.
• Radang mulut : Daun sirih 2 helai; Air 110 ml, Dibuat infus, Untuk berkumur 2 kali
sehari; tiap kali pakai 100 ml.
• Suara parau dan Batuk : Daun sirih 2 g; Buah kapulaga 1 g; air 110 ml, Dibuat infus atau
diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
CARA BUDIDAYA
Tanaman sirih lebih suka tumbuh di tempat teduh. Misalnya di bawah pohon besar yang
rindang. Bisa juga tumbuh subur di tempat yang berhawa sejuk. "Hanya butuh 60 - 75 persen
cahaya matahari, " tegas pria yang biasa dipanggil Dewo. Dengan tumbuh di tempat teduh,
daunnya akan melebar. Bila terkena banyak sinar matahari, batangnya cepat mengering.
Sebaliknya bila terlalu banyak kena air akar dan batangnya akan membusuk. Hal ini diamini
oleh Akhief Nastain dari PJ Sekar Kedathon perwakilan Bekasi. "Jika kebanyakan air,
tanaman akan mati. Kena panas terus pun akan mati juga. Artinya, jika di pot tidak boleh
langsung kena matahari. Sangat baik jika menggunakan penutup (net) sehingga tak langsung
kena hujan."
Budidaya sirih bisa lewat pembibitan atau perbanyakan. Bisa melalui stek, cangkok, dan
memanfaatkan setiap runduk batang. Bagi para pemula, sebaiknya memilih cara pertama dan
kedua. Sedangkan runduk batang bisa dilakukan bila tanaman sirih merah sudah mulai
menjalar atau berkembang pesat.
Musuh utama sirih adalah keong, bekicot kecil, dan semut. Kalau daunnya akan dipakai obat,
hendaknya jangan menggunakan pestisida untuk menghalau hama. Yang jelas, hama tersebut
harus segera dibuang. Saat menyiram pun tidak boleh sembarang memakai air, misalnya air
kali. "Karena banyak mengandung binatang kecil yang bisa merusak tanaman," tandas Akhie
.
STEK
Cara ini adalah yang paling mudah bagi pemula, caranya :
14
1) Sediakan media tanam stek berupa pasir, tanah dan kompos. Perbandingannya 1:1:1.
Masukkan ke dalam polybag berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi.
2) Pilih batang sirih merah yang sudah tua.
3) Potong batang sirih kira-kira dua ruas. Jangan asal potong. Sebaiknya batang yang diplih
sudah memiliki 2 -3 lembar daun.
4) Rendam potongan batang ini ke dalam air biasa kira-kira 15 menit lalu angkat.
5) Masukkan setek ke dalam media tanam yang sudah disediakan.
6) Letakkan setek yang sudah ditanam di tempat teduh. Sinar matahari kira-kira 60 persen
saja.
CARA PEMANENAN DAUN SIRIH
Tanaman siap panen minimal berumur 4 bulan. Saat itu sirih terdiri atas 16 sampai 20 daun.
Pada saat itu daun sudah relatif lebar, dengan panjang 15 sampai 20 cm. Daun siap petik
harus berumur 1 bulan, bersih, dan warna mengkilap. Daun yang dipetik berumur sedang,
tidak terlalu tua atau muda, karena kadar zat aktifnya tinggi.
Daun yang subur berukuran 10 cm dan 5 cm. Bila dipegang, daun terasa tebal dan kaku
(tidak lemas). “Semakin tua warna daun, semakin tebal. Semakin tebal daun, semakin kaku,”
kata Soekardipengelola kebun pembibitan tanaman obat di Bogor. Aroma daun tajam dan
rasanya pahit. Dalam sepekan panen sekali, tapi bila tanaman rimbun panen setiap hari juga
memungkinkan. Hindari memetik daun yang terkena cipratan tanah, terutama pada waktu
musim hujan.
Pemetikan dimulai dari tanaman bagian bawah menuju atas. “Daun dipetik sekitar 60 cm dari
permukaan tanah , dengan tujuan meminimalkan bila ada kotoran atau debu yang menempel,”
ujar Bambang Sudewo. Bila daun dipetik sekitar 10 cm dari permukaan tanah, kotoran terlalu
banyak sehingga kurang layak panen. “Semakin sering daun dipanen, semakin cepat tunas
tumbuh,” lanjutnya. Pemetikan sebaiknya pada pagi hingga pukul 11.00. Bila dipetik pada
sore hari, menghambat proses pengeringan. Pemetikan dengan pisau tajam dan steril.
15
KULIT KAYU MANIS
SISTEMATIKA TANAMAN
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii (Nees &Th. Nees)
DESKRIPSI TANAMAN
Kulit kayu manis merupakan spesies yang berasal dari Family Lauraceae dan Genus
Cinnamomum. Dalam Bahasa Inggris Sering dikenal dengan nama Cinnamomum tree.
Biasanya disebut dengan padang cassia. Sedangkan dalam bahasa Indonesia biasa disebut
kayu manis. Dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan ”kaneel” Jawa. Penyebaran
Cinnamomum burmannii di indonesia banyak terdapat di daerah Sumatra, khususnya di
daerah Sumatra Barat dan Kerinci. Nama daerahnya yaitu di Sumatra : holim, holim manis,
modang siak-siak (Batak), kanigar, kayu manis (Melayu), madang kulit manih
16
(Minangkabau). Jawa Huru mentek, kiamis (Sunda), kanyengar (Kangean). Kesingar (Nusa
Tenggara), kecingar, cingar (Bali), onte (Sasak), kaninggu (Sumba), Puu ndinga (Flores).
Warga Lauraceae seperti Cinnamomum burmannii ini, merupakan penghuni daerah-daerah
yang seluruhnya mencakup lebih dari 1000 jenis yang terbagi dalam sekitar 50 marga.
Tanaman ini juga terdapat di daerah Srilanka. Tetapi di daerh Srilanka, kulit batangnya lebih
tipis dari kulit batang Cinnamomum burmannii yang ada di Indonesia.
Dikenal 2 varietas, varietas pertama yang berdaun muda berwarna merah pekat dan
varietas kedua berdaun hijau ungu. Varietas pertama terdiri dari 2 tipe, ialah tipe pucuk
merah tua dan tipe pucuk merah muda. Varietas yang banyak ditanam di daerah pusat
produksi di Sumatra Barat dan Kerinci adalah varietas pertama. Varietas kedua hanya didapat
dalam jumlah populasi yang kecil. Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas yang lebih
baik, tetapi produksinya lebih rendah daripada kayu manis yang berpucuk hijau.
MAKROSKOPIK
Potongan kulit : bentuk gelondong, agak menggulung membujur, agak pipih atau
berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur;
panjang sampai 1m, tebal kulit 1mm sampai 3mm atau lebih. Permukaan luar: yang tidak
bergabus berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat kemerahan, bergaris-garis
pucat bergelombang memanjang dan bergaris-garis pendek melintang yang menonjol atau
agak berlekuk; yang bergabus berwarna hijau kehitaman atau coklat kehijauan, kadang-
kadang terdapat terdapat bercak – bercak lumut kerak berwarna agak putih atau coklat muda.
Permukaan dalam : berwarna coklat kemerahan tua sampai coklat kehitaman. Bekas
patahan tidak rata.
MIKROSKOPIK
Pada kulit yang lapisan luarnya belum dibuang akan tampak: lapisan epidermis dengan
kutikula berwarna kuning ; lapisan gabus terdiri beberapa sel berwarna coklat, dinding
tangensial dan dinding radial lebih tebal dan berlignin, kambium gabus jernih tanpa
penebalan dinding. Korteks : terdiri dari beberapa lapis sel parenkim dengan dinding
berwarna coklat diantaranya terdapat kelompok sel batu, sel lendir dan sel minyak. Sel
parenkim : Didalamnya benyak terdapat butir pati atau hablur kalsium oksalat berbentuk
prisma. Lapisan sklerenkim : terdapat dibawah parenkim korteks, hampir tidak terputus-
putus. Terdiri dari 3 atau lebih lapisan sklereida, diantaranya terdapat sejumlah kelompok
17
kecil serabut perisikel. Sklereida : berbentuk isodiametrik, kadang-kadang agak terentang
tangensial, penebalan dinding berbentuk huruf U dengan dinding dalam dan dinding radial
lebih tebal dari dinding luar, berlapis-lapis, warna kekuningan, bernoktah, berlignin tebal,
lumen agak lebar, kadang-kadang berisi butir pati. Serabut perisikel : Berdinding sangan
tebal, agak jernih, berlignin, lumen sempit, garis tengah serabut lebih kecil dari garis tengah
sel batu. Floem sekunder : terdiri dari jalur-jalur tangensial jaringan tapis, berseling dengan
parenkim floem ; diantara parenkim terdapat sel minyak dan sel lendir seperti pada korteks;
parenkim mengandung butir pati dan hablur seperti pada korteks. Serabut floem sekunder :
umumnya tunggal atau dalam kelompok kecil berderet kearah tangensial, dinding serabut
sangat tebal, jernih, agak berlignin, garis tengah serabut sampai 3,5 µm, lumen sempit. Jari-
jari empulur : terdiri dari 1 sel sampai 2 sel, mengandung butir pati atau hablur kalsium
oksalat bentuk prisma kecil; hablur di jari-jari empulur lebih banyak dari pada hablur di
parenkim floem.
Serbuk : warna coklat kekuningan. Fragmen pengenal adalah sklereida dengan penebalan
dinding tidak rata; serabut perisikel dan serabut floem; butir-butir pati dan hablur kalsium
oksalat bentuk prisma, lepas atau dalam parenkim; jaringan parenkim dengan sel lendir atau
sel minyak: sel gabus dan serabut sklerenkim
KANDUNGAN KIMIA
Kandungan kimia dalam kayu manis adalah :
1. Minyak atsiri
2. Eugenol
3. Safrole
4. Sinamaldehide
5. Tanin
6. Kalsium oksalat
7. Damar
8. zat penyamak
KHASIAT
1. Sakit perut
2. Membangkitkan nafsu makan
18
3. Memberi aroma pada makanan dan obat tradisional
4. Nyeri pinggang
5. Rematik
6. Mencret
CARA BUDIDAYA
Pembiakan pohon kayu manis dapat dilakukan dengan cara stek, tetapi yang terbaik
adalah bijinya. Untuk mendapatkan bibit kayu manis dilakukan persemaian dan untuk itu
dipilih tanah yang subur dan terletak dengan air. Tanahnya harus dicangkul dalam serta batu
dan sisa akar harus dibuang. Kemudian dibuat tempat persemaian dengan lebar 100 - 150 cm,
yang ditimbun tanah yang berasal dari parit yang dibuat diantara tempat persemaian. Biji
yang telah cukup masak dapat diseberkan dan sesudah 5 - 15 hari, biasanya biji tersebut
bertunas. Biji-biji yang dipergunakan utntuk bibit adalah biji yang berasal dari pohon yang
tumbuh baik, tidak terlalu muda, kulit batangnya cukup tebal dan mempunyai aroma kayu
yang manis keras; biji yang jatuh dari pohon tidak dapat digunakan sebagai bibit.
Sesudah bibit tumbuh dan mempunyai dua lembar daun, lalu dipindahkan ketempat
persemaian dengan jarak tanam 20 cm. Bibit tersebut dibiarkan tumbuh selama 8 - 12 bulan,
sebelum dipindahkan ke kebun. Pemindahan dapat dilakukan jika tinggi tanaman sudah
mencapai 60 - 80 cm. Tanaman muda dipangkas sampai tinggal 60 - 70 cm, dan juga karanya
sedikit dipotong. Jarak tanam yang baik sekitar 4 x 4 meter.
DAUN MINT
19
SISTEMATIKA TANAMAN
Kerajaan : Plantae
Order : Lamiales
Keluarga : Lamiaceae
Genus : Mentha
Nama Binomial: Mentha piperita L.
DESKRIPSI TANAMAN
Folium Menthae Piperitae terdiri dari daun kering Mentha piperita L. (Lamiaceae)
Merupakan herba, tinggi 30-90 cm. Batang tegak persegi, bercabang, bagian atas selalu
berbentuk segi empat. Daun berlawanan, berbentuk petiolate, ovateoblong. Untuk oblong-
lanset, bergerigi dan berwarna hijau tua pada permukaan atas. Bunga keunguan; setiap bunga
menunjukkan kelopak berbentuk tabung dengan 5 gerigi tajam, berbulu, dan tidak teratur, 4-
sumbing corolla, 4 benang sari pendek, sebuah ovarium 4-bersel berakhir dengan stigma
terpecah dua. Buah terdiri dari 4 nutlets ellipsoid. Tanaman bahan bunga: daun kering.
Warna daun hijau-coklat kehijauan. Daun utuh, rusak atau dipotong; tipis, rapuh; keseluruhan
daun panjangnya 3-9cm dan lebar 1-3cm, sering kusut. Berbentuk lamina oval atau lanset;
apex acuminate; margin dentate tajam; dasar asimetris. Venasi menyirip, menonjol pada
permukaan bawah, dengan urat lateral meninggalkan pelepah pada sudut sekitar 45 °.
Permukaan sedikit lebih rendah dan sekresi trikoma terlihat di bawah lensa tangan sebagai
titik kekuningan cerah. Tangkai daun beralur, biasanya sampai 1 mm diameter dan sampai 1
cm panjangnya
MAKROSKOPIK
Folium Menthae Piperitae terdiri dari daun kering Mentha piperita L. (Lamiaceae)
Merupakan herba, tinggi 30-90 cm. Batang tegak persegi, bercabang, bagian atas selalu
berbentuk segi empat. Daun berlawanan, berbentuk petiolate, ovateoblong. Untuk oblong-
lanset, bergerigi dan berwarna hijau tua pada permukaan atas. Bunga keunguan; setiap bunga
menunjukkan kelopak berbentuk tabung dengan 5 gerigi tajam, berbulu, dan tidak teratur, 4-
sumbing corolla, 4 benang sari pendek, sebuah ovarium 4-bersel berakhir dengan stigma
20
terpecah dua. Buah terdiri dari 4 nutlets ellipsoid. Tanaman bahan bunga: daun kering.
Warna daun hijau-coklat kehijauan. Daun utuh, rusak atau dipotong; tipis, rapuh; keseluruhan
daun panjangnya 3-9cm dan lebar 1-3cm, sering kusut. Berbentuk lamina oval atau lanset;
apex acuminate; margin dentate tajam; dasar asimetris. Venasi menyirip, menonjol pada
permukaan bawah, dengan urat lateral meninggalkan pelepah pada sudut sekitar 45 °.
Permukaan sedikit lebih rendah dan sekresi trikoma terlihat di bawah lensa tangan sebagai
titik kekuningan cerah. Tangkai daun beralur, biasanya sampai 1 mm diameter dan sampai 1
cm panjangnya
MIKROSKOPIK
Epidermis atas terdiri dari, sel-sel epidermis yang besar dan terlihat jelas berliku-liku, dinding
vertikal dan stomata sedikit atau tidak memiliki, trikoma; parenkim palisade, terdiri dari
lapisan sel kolumnar kaya kloroplas; spons parenkim, dari 4-6 lapisan berbentuk tidak
beraturan (mengandung sel chloroplastid) dan ruang udara antarsel. Sel epidermis kecil
berliku-liku, dinding vertikal dan stomata banyak di diacytic, di wilayah urat dan pelepah,
dan kelenjar trikoma sebagai pertumbuhan; Trikoma non-kelenjar uniseriate, papillose, 1-8-
bersel; trikoma kelenjar memiliki tangkai 1-2-dan kepala kelenjar bersel 1-8 bersel
mengandung minyak esensial. Kalsium oksalat kristal; serbuk sari bulat dan halus
KANDUNGAN KIMIA
Unsur utama dari daun adalah minyak atsiri (0,5-4%), yang mengandung mentol (30-55%)
dan menthone (14-32%). Mentol terjadi kebanyakan dalam bentuk bebas alkohol, dengan
jumlah kecil sebagai (% 3-5) asetat dan Valerat ester. monoterpen lain yang hadir termasuk
isomenthone (2-10%), 1,8-cineole (6-14%), a-pinene (1,0-1,5%), b-pinene (1-2%), limonene
(1 – 5%), neomenthol (2.5-3.5%) dan menthofuran (1-9%).
KHASIAT
Daun mint mempunyai aroma wangi dan cita rasa dingin menyegarkan. Aroma wangi dan
semriwing daun mint disebabkan kandungan minyak asiri berupa minyak menthol. Daun ini
mengandung vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium.
21
Serat, klorofil dan fitonutrien juga banyak terkandung didalam daun mint. Daun mint
dipercaya dapat memulihkan stamina tubuh, meredakan sakit kepala, mencegah demam,
mempunyai sifat antioksidan pencegah kanker dan menjaga kesehatan mata.
Banyak orang bingung mengolah daun mint. Sebagian orang menganggap daun mint hanya
sebatas sebagai hiasan kue, puding atau minuman. Padahal daun ini bisa diolah menjadi
beragam masakan, seperti sebagai bumbu seafood, campuran salad, campuran jus, campuran
teh atau tumisan.
CARA BUDIDAYA
Penanaman,pengolahan atau perkembangan
Peppermint umumnya berkembang dalam kondisi lembab, lokasi teduh, dan memperluas
cepat oleh stolons bawah tanah. Hal ini sering tumbuh dalam wadah untuk membatasi
penyebaran cepat. Hal ini tumbuh terbaik dengan pasokan air yang baik, dan sering ditanam
di daerah dengan bagian-matahari untuk naungan.
Daun dan pucuk berbunga yang digunakan, mereka dikumpulkan segera setelah bunga mulai
membuka dan kemudian secara hati-hati dikeringkan. Bentuk liar tanaman ini kurang cocok
untuk tujuan ini, dengan tanaman budidaya yang telah dipilih untuk kadar minyak lebih
banyak dan lebih baik. Benih yang dijual di toko berlabel peppermint umumnya tidak akan
berkecambah ke peppermint benar, tetapi sering menghasilkan tanaman spearmint seperti
kurang intens wangi. The peppermint benar jarang menghasilkan biji, dan hanya dengan
pemupukan dari tanaman spearmint, yang hanya menyumbang gen spearmint mereka sendiri
yang mencairkan menuruni aroma dan rasa.
Budidaya dan Pengolahan Daun Mint
Daun mint banyak sekali manfaatnya. Dari daunya bisa dibuat berbagai ramuan untuk
kesehatan. Di antaranya bisa dibuat sirup untuk mengatasi flu. Caranya, campur dua cangkir
air mendidih dengan empat sendok makan (sdm) daun mint segar. Dinginkan, lalu saring.
Kemudian taruh pada panci dengan menambahkan enam sdm gula. Panaskan hingga
tercampur rata dan mengental.
Manfaat lain dari daun mint adalah bisa untuk meredakan dada sesak, untuk rileksasi,
mengobati diare, demam, pusing dan pingsan, tidak bisa tidur, kram dan lain-lain.
Daun mint juga mengandung minyak asiri yang berupa minyak menthol. Kandungan menthol
ini memberikan aroma wangi dan cita rasa dingin menyegarkan. Daun ini juga mengandung
22
vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium. Serat, klorofil dan fitonutrien
juga banyak terkandung di dalam daun mint.
Penggunaan daun mint untuk berbagai keperluan kesehatan sudah berlangsung sejak berabad
silam. Pada abad ke-14 misalnya, daun mint sudah dipakai sebagai bahan pemutih gigi.
Minyak destilasinya digunakan sebagai penambah rasa sejuk pada pasta gigi. Selain itu, mint
dapat pula digunakan untuk meredakan rasa lelah dan penat
ASAM BENZOAT
1. Nonproprietary nama
USP: asam benzoat
BP: asam benzoat
2. Functional kategori
USP: pengawet antimikroba
BP: pengawet antimikroba
Lain-lain: agen bacteriostaric
3. Sinonim
Benzenecarboxylic asam: asam phenylcarboxylic: bunga benzoin: asam
phenylformic: asam dracylic: carboxybenzene
4. Chemical nameand CAS Registry NOMOR
Asam benzoat} {65-85-0
23
Rumus empiris berat molekul
¬ C O2 7H6 122,12
5. Deskripsi
Dalam jumlah besar, asam benzoat muncul sebagai berbulu, cahaya, kristal putih
atau s kristal powder. Individual (monoklinik selebaran atau jarum) adalah asam
colorless. Benzoiat telah memiliki bau yang khas sedikit, sugestif dari benzoin.
6. Incompatibilities
Biasa reaksi dengan alkali atau logam berat
7. Keamanan
Asam benzoat dicerna adalah conjuged dengan glisin dalam hati untuk
menghasilkan asam hippuric, yang kemudian dikeluarkan dalam urine.benzoic
asam adalah suatu zat iritasi lambung dan iritasi ringan pada kulit, mata, dan
mukosa oral MLD membranes.human: 500 mg / kg.dog oral LD50: 2000 mg /
reaksi kg.allergic untuk asam benzoat telah reported.the WHO asupan harian yang
dapat diterima total natrium benzoat, dihitung sebagai asam benzoat, telah
ditetapkan sampai 5 mg / kg berat badan.
8. Aplikasi formulasi farmasi atau teknologi
Antijamur pengawet dan bacteriostat sebesar nilai antara 2,5 dan 4,5 pada
konsentrasi yang lebih tinggi dengan asam salisilat, aktivitas fungistatic diperoleh
SimakBaca secara fonetik
PEMBUATAN SIMPLISIA
24
Pencucian
Perajangan
Pengumpulan bahan baku
Sortasi basah
Pengeringan
Sortasi Kering
Pengepakan/penyimpanan
I. Pengumpulan Bahan Baku
Sumber bahan baku simplisia dapat berasal dari tanaman liar dan tanaman
budidaya.Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh sendirinya di hutan atau di tempat
lain,atau tanaman yang sengaja ditanam dengan tujuan lain,bukan dengan tujuan untuk
memproduksi simplisia.Tanaman budidaya adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk
tujuan produksi simplisia.
Keuntungan tanaman budidaya dibandingkan tanaman liar diantaranya :
1. Kondisi tanah
Kelembaban,penyakit/hama,kondisi penanaman(naungan,jarak tanan,dll) mudah di
control sehingga pertumbuhan optimum.
2. Waktu panen dalam keadaan umur yang sama,ddan lebih mudah (satu area).
3. Pasca panen lebih mudah menangani seperti pengeringan.
4. Kepentingan tertentu,tanaman yang mengandung minyak atsiri
Tumbuhan liar umunya kurang baik untuk dijadikan sumber simplisia.Hal ini
disebabkan karena :
1. Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat dan berbeda-beda.
2. Jenis tumbuhan yang dipanen sering kurang diperhatikan sehingga simplisia yang
diperoleh tidak sama.
3. Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda mengakibatkan kadar denyawa aktif
berbeda.Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh tinggi tempat,keadaan tanah dan
cuaca.
Secara garis besar,pedoman penggumpulan bahan baku(panen) tanaman dilakukan
sebagai berikut :
1. Umbi,sudah besar,pertumbuhan bagian atas tanaman berhenti; musim gugur
2. Rimpang,musim kering pada saat rimpang sudah cukup tua,perlu pencucian dengan
segera.
25
Pemeriksaan mutu
3. Cortex/kulit batang,tanaman sudah cukup tua,musim yang baik,biasanya menjelang
musim kemarau.
4. Daun,bagian pucuk
5. Herba,pada saat berbunga
6. Bunga,pengembangan sudah sempurna.
7. Buah,tergantung tingkat kemasakan,ada perubahan warna,kekerasan
8. Biji,sudah tua,buah sudah mongering atauhampir pecah.
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia tergantung pada :
1. Bagian tanaman yang digunakan
2. Umur tanaman atau bagian tanaman yang digunakan
3. Waktu panen
4. Lingkungan tempat tumbuh
I. Sortasi Basah
Untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan
simplisia.contoh nya : akar dibebaskan dari tanah,kerikil,rumput,batang,daun,akar yang
rusak,serta pengotor lainnya.
II. Pencucian
Untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan
simplisia.Sumber air bersih antara lain : air,mata air,air sumur,atau air PAM.
III. Perajangan
Untuk mempermudah proses pengeringan,pengepakan,dan penggilingan.Tanaman
yang baru diambil dijemur di sinar matahariselama satu hari kemudian di
Rajang.Penjemuran dilakukan untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi antara bahan
dan logam pisau.
IV. Pengeringan
Tujuan pengeringan :
1. Menurunkan kadar air sehingga simplisia tidak mudah ditumbuhi kapang,jamur dan
bakteri.
2. Menghilangkan aktifitas enzim yang bias menguraikan kandungan zat aktif.
26
3. Memudahkan dalam hal pengolahan selanjutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan yaitu :
1. Suhu pengeringan
2. Kelembaban udara
3. Aliran udara
4. Waktu pengeringan
5. Luas permukaan bahan
Pengeringan yang salah dapat mengakibatkan face hardening yaitu bagian luar bahan
sudah kering,sedangkan bagian dalamnya masih basah.Penyebabnya antara lain :
1. Irisan simplisia terlalu tebal
2. Suhu pengeringan terlalu tinggi
3. Keadaan lain yang menyebabkan penguapan air permukaan lebih cepat daripada
difusi air dari dalam ke permukaan,sehingga permukaan menjadi keras dan
menghambat pengeringan berikutnya.
Suhu pengeringan simplisia antara 30o-90oC,tetapi suhu yangterbaik adalah tidak
melebihi 60oC.Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan,yaitu pengeringan secara
alamiah dan buatan.
1.Pengeringan Alamiah
a. Dengan panas sinar matahari langsung
Untuk mengeringkan bagian tanaman yang relative keras,seperti kayu,kulit
kayu,biji dan sebagainya dan mengandung senyawa aktif yang relative stabil
kecepatan pengeringan tergantung pada cuaca.
b. Dengan diangin-anginkan
Untuk mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga,daun dan
sebagainya dan mengandung senyawa aktif mudah menguap.
1.Pengeringan buatan
Menggunakan suatu alat atau mesin penggiling yang dapat mengatur
suhu,kelembaban,tekanan,dan aliran udara.
Prinsip pengeringan buatan :
Udara dipanaskan oleh sumber panas seperti lampu,kompor,mesin disel,atau
listrik,udara pans dialirkan dengan kipas ke dalam ruangan atau lemari yang berisi
bahan yang akan dikeringkan yang telah disebarkan di atas rak-rak pengering.
27
Pengering buatan lebih baik karena pengeringan lebih merata,waktu pengeringan
lebih cepat dan tidak dipengaruhi oleh cuaca.
I. Sortasi Kering
Untuk memisahkan benda-benda asing sepertibagian-bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering.
II. Pengepakan dan Penyimpanan
Simplisia dapat rusak menurun atau berubah mutunya selama penyimpanan karena
beberapa factor,antara lain :
1. Cahaya
Sinar dari panjang gelombang tertentu dapat menimbulkan perubahan kimia pada
simplisia,misalnya isomerasi,polimerasi,resemisasi dan sebagainya.Perubahan warna
simplisia oleh pengaruh cahaya,peningkatan suhu sehingga mempercepat reaksi-
reaksi kimia yang mengubah susunan kimia senyawa aktif.
2. Oksidasi udara
Senyawa tertentu dalam simplisia dapat mengalami perubahan kimia oleh pengaruh
oksigen udara,terjadi oksidasi.Perubahan ini dapat berpengaruh pada bentuk
simplisia,misalnya cair menjadi kental atau padat,berbutir-butir dan sebagainya.
3. Reaksi Kimia intern
Perubahan kimiawi dalam simplisia yang disebabkan oleh reaksi kimia
intern,misalnya oleh enzim,polimerisasi,oto-oksidasi dan sebagainya.
4. Dehidrasi
Apabila kelembaban luar lebih rendah dari simplisia,maka simplisia secara perlahan
akan kehilangan sebagian airnya sehingga semakin menyusut
5. Penyerapan air
Simplisia yang higroskopis bila disimpan dalam wadah yang terbuka akan menyerap
lembab sehingga menjadi basah atau mencair.
6. Pengotoran
Pengotoran oleh debu,ekskersi hewan,bahan-bahan asing dan fragmen wadah (karung
goni)
7. Serangga
8. Kapang
Persyaratan wadah :
28
1. Wadah harus bersifat inert,tidak bereaksi terhadap isinya serta tidak beracun
2. Wadah harus melindungi simplisia dari cemaran mikroba,kotoran dan serangga serta
mempertahankan senyawa aktif yang mudah menguap.
3. Mencegah pengaruh sinar,masuknya uap air dan gas-gas lainnya yang dapat
menurunkan mutu simplisia,misalnya aluminium foil,plastic atau botol berwarna
gelap, kaleng dsb.
Penyimpanan simplisia kering biasanya dilakukan pada suhu kamar (15-
30oC),tetapi dapat pula dilakukan ditempat sejuk (5-15oC) tergantung dari sifat-sifat dan
ketahanan simplisia tersebut.
I. Pemeriksaan Mutu
Pemeriksaan terhadap mutu simplisia dilakukan berdasarkan monografi simplisia
yangtercantum dalam buku farmakope Indonesia ekstra farmakope Indonesia atau material
medika Indonesia. Pemeriksaan dilakukan dengan cara organoleptik,makroskopik dan
mikroskopik atau cara kimia.Beberapa jenis simplisia tertentu ada yang perlu diperiksa
dengan uji mutu secara biologi.
Semua paparan yang tertera dalam persyaratan simplisia,kecuali tentang isi dan
penggunaan,merupakan syarat baku bagi simplisia yang bersangkutan. Suatu simplisia tidak
dapat dinyatakan bermutu material medika Indonesia jika tidak memenuhi syarat baku
tersebut.
29
PENGUJIAN SIMPLISIA
1) Daun Pepaya
Jenis Pengujian SpesifikasiKadar Abu Tidak lebih dari 12%
Kadar abu tidak larut asam Tidak lebih dari 3%Kadar sari larut air Tidak lebih dari 30%
Kadar sari larut etanol Tidak lebih dari 15%
2) Daun Sirih
Jenis Pengujian SpesifikasiKadar Abu Tidak lebih dari 14%
Kadar abu tidak larut asam Tidak lebih dari 7%Kadar sari larut air Tidak lebih dari 14%
Kadar sari larut etanol Tidak lebih dari 4,5%
3) Kulit kayu manis
Jenis Pengujian SpesifikasiKadar Abu Tidak lebih dari 3,5%
Kadar abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,4%Kadar sari larut etanol Tidak lebih dari 10%
4) Daun Mint
Jenis Pengujian SpesifikasiKadar Abu Tidak lebih dari 10,8%
Kadar abu tidak larut asam Tidak lebih dari 2,3%Kadar abu larut dalam air Tidak kurang dari 14,0 %Kadar sar larut dalam air Tidak kurang dari 3,2 %
30
PENENTUAN DOSIS
Dibuat : 100 ml / botol
Dosis : 2 x sehari @ 10 ml
1) Daun Pepaya
Dosis efektif : 1,5 % ekstrak etanol daun pepaya
1,5/100 X 100 ml = 1,5 gr/100 ml
2) Daun Sirih
Dosis efektif : 3 gr / 100 ml (2 kali sehari)
3 gr segar = 0,3 gr serbuk kering 2 kali sehari = 0,6 gr
Rendemen ekstrak tidak kurang dari 10,2 %, jadi :
0,6 gr x 10,2 % = 61,2 mg
Dosis direncanakan : 2 kali sehari
61,2 mg : 2 = 30,6 mg
Dosis ekstrak daun sirih yang digunakan → 30,6 mg dalam 100 ml
3) Kulit kayu manis
Kulit kayu manis digunakan sebagai pemanis
Dosis yang digunakan secukupnya (qs)
Dosis ekstrak kulit kayu manis yang digunakan → 2g/100 ml
4) Daun Mint
Dosis efektif : Tidak kurang dari 0,1 %
Diambil 0.1%, jadi : 0.1/100 X 100 ml = 0.1 ml
5) Asam benzoat (Pengawet)
Dosis efektif : 2,5 %
Jadi : 2,5 ml/100 ml X 100 ml = 2,5 ml
CARA PEMBUATAN EKSTRAK
31
1. Daun Pepaya
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 95%. Satu bagian
serbuk kering daun sirih dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol
95%, direndam selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan sampai
24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut
yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum
hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.
2. Daun Sirih
Menurut Monografi ekstrak :
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 95%. Satu bagian
serbuk kering daun sirih dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol
95%, direndam selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan sampai
24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut
yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum
hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.
3. Kulit kayu manis
Menurut Monografi ekstrak :
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 70%. Satu bagian
serbuk kering daun sirih dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol
70%, direndam selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan sampai
24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut
yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum
hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.
4. Daun Mint
Menurut Monografi ekstrak :
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 95%. Satu bagian
serbuk kering daun sirih dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol
95%, direndam selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk, kemudian didiamkan sampai
24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut
yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum
hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.
PENGUJIAN EKSTRAK
1. Daun Pepaya
Jenis Pengujian Spesifikasi32
Kadar AbuKadar sari larut etanol
2. Daun Sirih
Jenis Pengujian SpesifikasiKadar air Tidak lebih dari 16,5 %
Kadar Abu total Tidak lebih dari 0,3 %Kadar abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,1%
3. Kulit Kayu Manis
Jenis Pengujian SpesifikasiKadar air Tidak lebih dari 5,4 %
Kadar Abu total Tidak lebih dari 0,29 %Kadar abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,08%
4. Daun Mint
Jenis Pengujian SpesifikasiKadar Abu
Kadar abu tidak larut asam Kadar sari larut etanol
PEMBUATAN PRODUK
1. Pembuatan formula
Formula terdiri dari :
1. Air : Pelarut, pengatur kekentalan, konsistensi.
2. Daun pepaya : Antibakteri
3. Daun Sirih : Antibakteri
4. Kulit Kayu Manis : Pemanis
5. Daun Peppermint : Pemberi rasa sejuk
7. Benzyl alkohol : Mencegah penurunan kualitas produk (pengawet)
33
2. Pengadaan bahan baku
3. Pembuatan simplisia
4. Ektraksi
5. Compouding/ penggabungan
Setelah semua ekstrak kental dibuat dan ditimbang, kemudian ekstrak
digabungkan/ dicampurkan menjadi satu lalu dicampur kedalam air yang telah
disiapkan. Aduk dengan mesin pengaduk hingga tercampur rata masukkan
pengawet lalu aduk kembali hingga larut dan homogen.
6. Uji analisis
Ambil sedikit sampel lalu lakukan pemeriksaan terhadap tampilan dan rasa untuk
memastikan bahwa produk telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dalam
formula.
7. Filling/ pengisian
� Pada awal baris pengisian ada tempat besar disebut hopper yang berisi botol
kosong yang akan diisi. Dalam tempat ini, botol secara fisik dimanipulasi
sehingga mereka keluar berdiri tegak pada ban berjalan. Mereka kemudian
pindah ke karosel mengisi yang berisi produk obat kumur.
� Karosel mengisi memiliki serangkaian piston mengisi kepala botol yang
dirancang untuk memberikan jumlah pasti obat kumur. Ketika botol bergerak
di sekitar karosel, piston bergerak ke bawah dan produk obat kumur yang
dikeluarkan ke dalam botol.
� Setelah botol diisi, mereka akan dikirim pada ban berjalan ke mesin capping.
Tutupnya akan diletakkan secara lurus dan benar.
� Dari capping, botol dipindahkan ke mesin pelabelan. Label diadakan pada
kelos besar dan berulir melalui mesin. Label dipasang menggunakan perekat
atau panas ditekan.
� Di luar label, botol-botol yang berikutnya pindah ke boxing station.
Mouthwash dikumpulkan berkelompok 12 atau 24 dan dijatuh ke kotak. Kotak
kemudian pindah ke sebuah mesin palleting dan ditumpuk. Palet dipindahkan
melalui lift garpu ke truk besar dan dikirim ke distributor.
� Kontrol kualitas
Kontrol kualitas merupakan langkah penting dalam proses batching, juga
dilakukan pada titik-titik lain selama pembuatan. Pekerja ditempatkan di
berbagai titik pada garis pengisian untuk memeriksa proses produksi. Mereka
memeriksa hal-hal seperti kualitas botol, isi tingkat, dan penempatan label.
34
Mereka juga memastikan bahwa semua tutup diletakkan dengan benar.
kontaminasi mikroba juga secara rutin diperiksa selama proses pengisian.
Selain itu, kemasan diperiksa untuk hal-hal seperti ketebalan botol,
penampilan, dan berat untuk memastikan produk akhir memiliki karakteristik
yang diinginkan.
PENGUJIAN PRODUK
1) Uji terhadap konsumen
Pengujian penerimaan konsumen biasanya dimulai di laboratorium dengan mencoba
formulasi tersebut. Pengujian ini dapat lebih jauh lagi, dengan meminta pendapat
sejumlah konsumen target, biasanya apabila rasanya enak maka dipilih untuk
diproduksi.
2) Uji keamanan
Sama seperti produk kesehatan pada umumnya, toksiksitas akut atau LD50 harus
dilakukan untuk keamanan manusia. Juga disarankan test iritasi dan sensitifitas
terhadap komponen perasa, surfaktan, dan bahan aktif lain yang terdapat pada
formulasi.
3) Uji bakteriologi
35
Semua tipe mouthwash harus diuji apakah mereka dapat mendorong pertumbuhan
mikrobiologi, dan produk tipe antibakteri juga harus diperiksa kejelasannya dalam
bagaimana antibakteri tersebut berkerja (misalnya membunuh bakteri selama x jam).
4) Uji pengurangan bau mulut
Banyak tersedia prosedur uji dengan alat yang didasarkan pada kromatografi gas-cair,
detektor bau yang didasarkan pada hal tersebut, dan metode deteksi lain. Manfaat
dengan adanya uji yang dilakukan antara panelis konsumen dengan ahli bau adalah
menetapkan bau target yang sering menjadi masalah (misalnya nafas ketika bangun
pagi atau bau bawang putih) telah banyak dilakukan untuk menambah nilai jual,
biasanya dalam iklan televisi semenjak masalah tersebut lebih sering dihadapi pada
situasi nyata
5) Uji klinik
Tipe uji klinik yang dilakukan belakangan ini terhadap mouthwash sangat bervariasi
karena banyaknya jenis produk yang ada. Uji ini berkisar antara uji konvensional
antikaries untuk penghilangan plak dengan larutan pembersih sebelum menyikat gigi.
Banyak waktu, tenaga, dan dana yang harus dikeluarkan di uji screening untuk
menyelesaikan serangkaian uji klinik yang diberlakukan pada mouthwash.
KEMASAN
36
MURSIHMOUTHWASH
“SEKALI KUMUR
LANGSUNG BERSIH
NETTO
100 ml
MURSIHMOUTHWASH
SEKALI KUMUR
LANGSUNG BERSIH
NETTO
100 ml
INDIKASI :
Menyegarkan dan menghilangkan bau
mulut
CARA PEMAKAIAN :
2 kali sehari @10 ml atau 1 tutup
kemasan
Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada brosur
di produksi oleh
PT. Mulut WangiJakarta-Indonesia
KOMPOSISI :
Tiap botol mengandung ekstrak
herbal :
Caric papaya Folium 1,5 gr
Piperis betle
30,6 mg
Cinnamomii Cortex 2 gr
Menthae piperitae 0,1 ml
Exp. Date : 30 Mei 2013
No. Batch : 2212
No. Reg : 123888388555 A2
Simpan dalam tempat sejuk dan kering
Terlindung dari cahaya
di produksi oleh
PT. Mulut WangiJakarta-Indonesia
BROSUR
37
“ MURSIH MOUTHWASH ”
KOMPOSISI :
Tiap botol mengandung ekstrak herbal :
Caric papaya Folium 1,5 gr
Piperis betle 30,6 mg
Cinnamomii Cortex 2 gr
Menthae piperitae 0,1 ml
INDIKASI :
Menyegarkan dan menghilangkan bau mulut
CARA PEMAKAIAN :
2 kali sehari @10 ml atau 1 tutup kemasan
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
Obat kumur, tidak boleh di telan
KEMASAN :
Botol 100 ml
SIMPAN DI TEMPAT YANG SEJUK DAN KERINGTERLINDUNG DARIO CAHAYA
DI PRODUKSI OLEH :
PT. MULUT WANGIJakarta - Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia Jilid II, Jakarta, Departemen kesehatan Republik
Indonesia
Dalimamartha, setiawan, 1999, Atlas tumbuhan obat indonesia jilid 1, Jakarta, Trubus
Agriwidyafi
Monografi Pembuatan Ekstrak
Handbook Pharmaceutical excipients
http://teknologi.kompasiana.com ).
http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/cegah-sakit-
kepala-dengan-daun-mint
http://www.madehow.com/Volume-6/Mouthwash.html
http://www.ehow.com/about_4596013_history-of-mouthwash.html
38
39