29
Rancang Campur Beton 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton a. Faktor air semen (FAS) Hubungan antara FAS dengan kuat tekan beton dinyatakan dalam persamaan berikut (Duff Abrams, 1980): X B A fc 5 , 1 (2.1) Dengan fc’ adalah kuat tekan beton, Nilai A dan B adalah konstanta, dan X adalah FAS dalam proporsi volume. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS maka kekuatan beton semakin rendah. Namun demikian, nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu berarti kekuatan beton semakin tinggi. Ada batas-batas dalam hal ini. Nilai FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yang akhirnya akan menyebabkan turunnya kekuatan beton. Hubungan kuat tekan beton dengan FAS dapat digambarkan dalam grafik berikut: b. Umur beton Kuat tekan beton akan bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton. Laju kenaikan kekuatan beton mula-mula cepat, akan tetapi makin lama laju kenaikan itu semakin lambat. Perancangan ini memakai umur 3, 7, 28, 91 hari. ideal dipadatkan dengan alat getar dipadatkan dengan tangan tidak padat padat penuh f'c FAS Grafik 2.1. Hubungan kuat tekan beton dengan FAS

7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Rancang Campur Beton

1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton

a. Faktor air semen (FAS)

Hubungan antara FAS dengan kuat tekan beton dinyatakan dalam persamaan

berikut (Duff Abrams, 1980):

XB

Afc

5,1 (2.1)

Dengan fc’ adalah kuat tekan beton, Nilai A dan B adalah konstanta, dan X adalah FAS

dalam proporsi volume. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS maka

kekuatan beton semakin rendah. Namun demikian, nilai FAS yang semakin rendah tidak

selalu berarti kekuatan beton semakin tinggi. Ada batas-batas dalam hal ini. Nilai FAS

yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yang akhirnya akan

menyebabkan turunnya kekuatan beton. Hubungan kuat tekan beton dengan FAS dapat

digambarkan dalam grafik berikut:

b. Umur beton

Kuat tekan beton akan bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton. Laju

kenaikan kekuatan beton mula-mula cepat, akan tetapi makin lama laju kenaikan itu

semakin lambat. Perancangan ini memakai umur 3, 7, 28, 91 hari.

ideal

dipadatkan dengan alat getar

dipadatkan dengan tangan

tidak padat

padat penuh

f'c

FAS

Grafik 2.1. Hubungan kuat tekan beton dengan FAS

Page 2: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

c. jenis semen

Laju kenaikan kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh jenis semen. Menurut SII-

03-81 semen portland dibagi menjadi 5 jenis sebagi berikut:

Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak menggunakan syarat khusus

Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang

Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras)

Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah

Jenis V : Semen untuk beton tahan sulfat

Masing-masing jenis semen tersebut mempunyai karakteristik laju kenaikan kekuatan

beton yang berbeda-beda. Perbedaan utama dari kelima jenis semen tersebut adalah

perbedaan komposisi empat unsur utama dari semen portland yaitu C3S, C2S, C3A, C4AF

yang akibatnya berpengaruh terhadap laju kekuatan beton.

d. Sifat Agregat

Sifat agregat yang berpengaruh terhadap kekuatan beton adalah kekasaran

permukaan dan ukuran maksimumnya. Bentuk dan kekasaran permukaan umumnya

memberi kontribusi yang cukup besar terhadap kekuatan beton. agregat betu pecah

mempunyai bentuk yang bersudut dan tekstur permukaan yang kasar sehingga agregat ini

dapat memberi ikatan yang baik dengan pasta semennya. Selain itu karena bentuknya

yang bersudut, agregat batu pecah juga mempunyai ikatan mekanis yang baik.

Denganadanya ikatan yang baik antara agregat dan pasta semen serta ikatan mekanis

yang baik, maka kuat tekan beton bisa lebih tinggi. Sedangkan agregat alami mempunyai

bentuk relatif bulat dan tekstur permukaan yang halus. Sehingga ikatan agregat dengan

pasta semen tidak begitu baik. Ikatan mekanis antara agregat yang terjadi juga kurang

baik karena bentuk agregat yang relatif bulat, sehingga mutu beton yang dihasilkan akan

rendah.

Ukuran agregat dapat mempengaruhi kekuatan beton. kekuatan akan berkurang jika

ukuran bertambah besar, dan juga akan menambah kesulitan dalam pengerjaan.

Pemakaian ukuran butir yang besar akan memberikan luas penampang yang besar

sehingga lekatan antara permukaan agregat dan pastanya kurang kuat. Butiran yang besar

Page 3: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

juga menyebabkan menghalangi susutan pasta disekitar agregfat lebih mudah terjadi. Dua

hal inilah yang menyebabkan kuat tekan beton rendah.

Faktor-faktor yang membatasi besar butiran agregat adalah:

1) tidak boleh lebih dari dari ¾ kali jarak bersih antar baja tulangan

2) tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat

3) tidak boleh lebih besar dari 1/5 kali jarak terkecil antara bidang sampai cetakan.

Dengan pertimbangan tersebut maka umumnya dipakai 10 mm, 20 mm, 30 mm, dan 40

mm.

e. Jumlah semen

Faktor air semen yang tetap, peningkatan kandungan semen akan mempertinggi

kuat tekan beton. Namun jika kandungan semen terlalu banyak justru akan mengurangi

kuat tekan beton. beton dengan kandungan semen yang banyak berarti juga semakin

banyak air yang berakibat banyak pori. Oleh karena itu ada kandungan semen yang

optimal yang menghasilkan kuat tekan yang maksimal. Jika nilai slam sama, nilai faktor

air semen berubah beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan

lebih tinggi. Hal ini karena pada nilai slam sama jumlah air hampir sama, sehingga

penambahan semen berarti pengurangan nilai faktor air semen, yang berakibat

penambahan kuat tekan beton.

Page 4: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

PERANCAN6AN

Rancangan campuran beton dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang memenuhi

syarat teknis dan ekonomis. Menurut Lasino dan Randing (1994) sistematis metode

rancangan campuran beton dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 bagan Alir Rancangan campuran Beton menurut Lasino dan randing

1. Metode Perancangan Menurut Standar Nasional Indonesia (British Standard)

Perancangan ini dijadikan standar oleh Departemen Pekerjaan Umum dan dimuat

dalam SK-SNI T-15-1990-03 yaitu tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Adukan

Beton Normal. Secara garis besar bagan alir perancangan dapat dilihat pada Gambar

berikut:

Page 5: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Gambar 2.14 Bagan Alir perancangan Standart Nasional Indonesia

Perancangan ini menggunakan tabel-tabel dan grafik-grafik dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f c) pada umur tertentu. Kuat tekan

yang disyaratkan ditetapkan sesuai dengan persyaratan perencanaan strukturnya clan

kondisi setempat (di Indonesia). Yang dimaksudkan dengan kuat tekan yang

disyaratkan ialah kuat tekan beton dengan kemungkinan lebih rendah dari nilai itu

hanya sebesar 5% saja.

2. Penetapan nilai deviasi standar (Sd).

Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan

pencampuran betonnya. Makin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai deviasi

standarnya. Penetapan nilai deviasi standar (s) ini berdasarkan pada basil

pengalaman praktek pelaksana pada waktu yang lalu, untuk pembuatan mutu beton

yang sama dan menggunaan bahan dasar yang sama pula.

a. Jika pelaksana mempunyai catatan data hasil pembuatan beton serupa pada masa

yang lalu, maka persyaratannya (selain yang tersebut diatas) jumlah data basil Uji

minimum 30 buah. (satu data basil uji kuat tekan adalah basil rata-rata dari uji

tekan dua selinder yang dibuat dari contoh beton yang sama dan diuji pada umur

28 hari atau umur pengujian lain yang ditetapkan). Jika jumlah data basil uji

Page 6: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

kurang dari 30 buah maka dilakukan koreksi terhadap nilai deviasi standar

dengan suatu faktor pengali, seperti tampak pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10.Faktor pengali deviasi standar

Jumlah data 30 25 20 15 <15

Faktor pengali 1,0 1,03 1,08 1,16 Tidak boleh

*) Untuk nilai antara dipakai interpolasi.

b. Jika pelaksanaa.n tidak mempunyai catatan/pengalaman hasil pengujian beton

pada masa lalu yang memenuhi persyaratan tersebut (termasuk data hasil uji

kurang dari 15 buah), maka nilai margin langsung diambil sebesar 12 MPa.

(lihat langkah 3). Untuk memberikan gambaran bagaimana cara menilai tingkat

pengedalian mutu pekerjaan beton, disini diberikan pedoman dengan melihat

Tabel 2.11.

Tabe12.11. Nilai deviasi standar untuk berbagai tingkat pengendalian mutu pekerjaan

Tingkat pengedalian mutu pekerjaan Sd (Mpa)

MemuaskanSangat balk

BaikCukupJelek

Tanpa kendali

2,8.3, 54,25,67,08,4

3. Penghitungan nilai tambah, margin (M)

Jika nilai tambah ini sudah ditetapkan sebesar 12 MPa maka lansung ke langkah 4.

Jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai deviasi standar Sd maka dilakukan dengan

rumus berikut :

M = k. Sd (2.14)

dengan :

M = nilai tambah (MPa)K = 1,64Sd = deviasi standar (MPa)

4. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan.Kuat tekan rata-rata yang direncanakan diperoleh dengan rumus :

Fcr = f ’C + M (2.15)dengan:

Page 7: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

f’cr = kuat tekan rata-rata (MPa)f’c = kuat tekan disyaratkan (MPa)M = nilai tambah (MPa)

5. Penetapan jenis Portland

Menurut PUB[ 1982 di Indonesia semen Portland dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu

jenis I, II, III, IVdan V. Jenis I merupakan jenis semen biasa, adapun jenis semen III

merupakan jenis semen yang dipakai untuk struktur yang menuntut persyaratan

kekuatan awal tinggi, atau dengan kata lain sering disebut semen cepat mengeras.

Pada langkah in]. ditetapkan apakah dipakai semen biasa ataukah semen yang cepat

mengeras.

6. Penetapan jenis agregat

Jenis kerikil dan pasir ditetapkan, apakah berupa agregat alami (tak dipecahkan) atau

agregat jenis batu pecah (crushed aggregate).

7. Penetapakan faktor air semen dengan salah satu dari dua cara berikut :

a. Cara pertama Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kaut tekan rata-rata

selinder beton yang direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai faktor air-

semen dengan melihat Gambar 2.15.

b. Cara kedua Berdasarkan jenis semen yang dipakai, jenis agregat kasar, dan kuat

tekan rata-rata yang direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai faktor air-

semen dengan Tabel 2.12 dan Gambar 2.16. Langkah penetapannya dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

- Dilihat Tabel 2.12. dengan data jenis semen, jenis agregat kasar, dan umur

beton yang dikehendaki, dibaca perkiraan kuat tekan selinder beton yang akan

diperoleh jika dipakai faktor air-semen 0,50. Jenis kerikil maupun umur beton

yang direncanakan, maka dapat diperoleh kuat tekan beton seandainya dipakai

fas 0,50.

- Dilihat Gambar 2.16. dilukis titik A pada Gambar 2.16 dengan nilai fas 0,50

(sebagai absis) dan kuat tekan beton yang diperoleh dari Tabel 2.12. (sebagai

ordinat). Pada titik A tersebut kemudian dibuat grafik baru yang bentuknya

sama dengan 2 grafik yang sudah ada didekatnya. Selanjutnya ditarik garis

mendatar dari sumbu tegak dikiri pada kuat tekan rata-rata yang dikehendaki

sampai memotong grafik baru tersebut. Dari titik potong itu kemudian ditarik

Page 8: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

garis kebawah sampai memotong sumbu mendatar dan dapatlah dibaca nilai

faktor air-semen yang dicari.

Tabel 2.12. Perkiraan kuat tekan beton (MPa) den an faktor air semen 0,50JENIS SEMEN JENIS AGREGAT KEKUATAN TEKAN (MPa)

Pada Umur (hari) Bentuk3 7 28 91 Bentuk Uji

Semen PorlandTipe I atauSemen Tahan sulfatTipe II, V

Batu tak dipecah 17 23 33 40silinder

Batu pecah 19 27 37 45Batu tak dipecah 20 28 40 48

kubusBatu pecah 23 32 45 54

Semen Portland TipeIII

Batu tak dipecah 21 28 38 44silinder

Batu pecah 25 33 44 48Batu tak dipecah 25 31 46 53

kubusBatu pecah 30 40 53 60

Gambar 2.15. Hubungan air-semen dan kuat tekan rata-rata silinder beton (diameter 15tinggi 30 cm)

Page 9: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Gambar 2.16 Grafik mencari faktor air –semen (kubus beton 15cmx15cmx15cm)

8. Penetapan faktor air-semen maksimum.

Agar beton yang diperoleh tidak cepat rusak misalnya, maka perlu ditetapkan nilai

fakrtor air-semen maksimum. Penetapan faktor air-semen maksimum dilakukan

dengan Tabel 2.13., Jika nilai fas ini lebih rendah dari pada nilai fas dari langkah (7),

maka nilai f as maksimum ini yang dipakai untuk perhitungan selanjutnya.

Page 10: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Tabel 2.13. Persyaratan faktor air-semen maksimum untuk berbagaipembetonan danlingkungan khusus

Tabel 2.13.a Faktor air-semen maksimum untuk beton yang berhubungan dengan airtanah yang mengandung sulfat

Page 11: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Tabel 2.13.b Faktor air –semen untuk beton bertulang dalam air

Berhubungan

denganTipe semen Faktor air-semen

air tawar semua tipe semen I - V 0,5

air payau Tipe I + Pozolan (15%-40%) 0,45

atau S.P. Pozolan

Tipe II atau V 0,50

air laut Tipe II atau V 0,45

Page 12: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

9. Penetapan nilai slump

Penetapan nilai slump dilakukan dengan memperhatikan pelaksanaan pembuatan,

pengangkutan, penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya. Cara

pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa dengan

tekanan membutuhkan nilai slam yang besar, adapun pemadatan angkutan dengan

alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slam yang agak kecil. Nilai slam

yang diinginkan dapat diperoleh dari Tabel 2.14.

Tabel 2.14. penetapan nilai slumpPemakaian beton Maks Min

Dinding, plat fondasi dan fondasi telapak bertulang Fondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan struktur

dibawah tanah Pelat, balok, kolom, dan dinding Pengerasan jalan Pembetonan masal

12,59,0

15,07,57,5

5,02,5

7,55,02,5

10. Penetapan besar butir agregat maksimum

Penetapan besar butir agregat maksimum dilakukan berdasarkan nilai terkecil dari

ketentuan-ketentuan berikut :

a. Tiga per empat kali jarak bersih minimum antar baja tulangan, atau berkas baja

tulangan, atau tendon prategang atau selongsong,

b. Sepertiga kali tebal plat

c. Seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan.

11. Tetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan ukuran

maksimum agregat,jenis agregat,dan slam yang diinginkan, lihat Tabel 2.15...

Tabel 2.15. Perkiraan kebutuhan air per meter kubik beton (liter)

Besar ukuran Jenis

Maks. Kerikil batuan

(mm) 0 - 10 10. - 30 30 - 60 60 - 180

Alami 150 180 205 225

Batu pecah 180 205 230 250

Alami 135 160 180 195

Batu pecah 170 190 210 225

Alami 115 140 160 175

Batu pecah 155 175 190 205

Slam (mm)

10 mm

20 mm

40 mm

Page 13: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Dalam Tabel 2.15., apabila agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari

jenis yang berbeda (alami dan pecahan),maka jumlah air yang diperkirakan

diperbaiki dengan rum us :

A= 0,67 An + 0,33 Ak (2.16.)

Dengan :

A = Jumlah air yang dibutuhkan, liter/m3

Ah = Jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat halusnyaAk = Jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat kasarnya

12. Hitung berat semen yang diperlukan

Berat semen per meter kubik beton dihitung dengan membagi jumlah air (dari

langkah (11) ) dengan faktor air-semen yang diperoleh pada langkah (7) dan (8).

13. Kebutuhan semen minimum.

Kebutuhan semen minimum ditetapkan dengan Tabel 2.16., Kebutuhan semen

minimum ini ditetapkan untuk menghindari beton dari kerusakan akibat

lingkungan khusus, misalnya lingkungan korosif, air payau, air laut.

Tabel 2.16. Kebutuhan semen minimum untuk berbagai pembetonan dan lingkun ankhusus

Semen minimum

(kg/m^3) beton

Beton di dalam ruang bangunan

a.Keadaan keliling non-korosif 275

b.Keadaan keliling korosif, 325

disebabkan oleh kondensasi atau uap korosi

Beton di luar bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 325

b. Terlindung dari hujan dan tyerik matahari langsung 275

Beton yang masuk ke dalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti- ganti 325

b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah Lihat tabel 2.16a

Lihat tabel 2.16bBeton yang selalu berhubungan dengan air tawar/payau/laut

Jenis pembetonan

Page 14: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Tabel 2.16.a. Faktor semen minimum untuk beton yang berhubungan dengan air tanahyang mengandung sulfat

Kandungan semen minimum

SO3 (kg/m3)

Total SO3 % SO3 dalam campuran dalam Ukuran maks. Agregat (mm)

air : tanah = 2 : 1 (gr/ltr) air tanah 40 20 10< 0,2 < 1,0 < 0,3 Tipe I dengan atau

tanpa Pozolan (15% - 40%)

0,2 - 0,5 1,0 - 1,9 0,3 - 1,2 Tipe I tanpa Pozolan 290 330 380

Tipe I tanpa Pozolan (15%-40%)

atau

Semen portland Pozolan

Tipe II atau V 250 290 430

0,5 - 1,0 1,9 - 3,1 1,2 - 2,5 Tipe I tanpa Pozolan (15%-40%) 340 380 430

atau

Semen portland Pozolan

Tipe II atau V 290 330 380

1,0 - 2,0 3,1 - 5,6 2,5 - 5,0 Tipe II atau V 330 370 420

> 2,0 > 5,6 > 5,0 Tipe II atau V 330 370 420

dan lapisan pelindung

300 350

Konsentrasi Sulfat (SO3)

Jenis SemenDalam tanah

280

Tabel 2.16.b. Kandungan semen minimum untuk beton bertulang dalam air

Berhubungan Kandungan semen minimum

dengan Ukuran maks. Agregat (mm)

40 20

air tawar semua tipe semen I - V 280 300

air payau Tipe I + Pozolan (15%-40%) 340 380

atau S.P. Pozolan

Tipe II atau V 290 330

air laut Tipe II atau V 330 370

Tipe semen

Page 15: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

14. Penyesuaian kebutuhan semen.

Apabila kebutuhan yang diperoleh dari (12) ternyata lebih sedikit daripada

kebutuhan semen minimum (13) maka kebutuhan semen harus dipakai yang

minimum (yang nilainya lebih besar).

15. Penyesuaian jumlah air atau faktor air-semen.

Jika jumlah semen ada perubahan akibat langkah (I4) maka nilai faktor air-semen

berubah. Dalam hal ini, dapat dilakukan dua cara berikut :

a. Cara pertama, faktor air-semen dihitung kembali dengan cara membagi jumlah air

dengan jumlah semen minimum.

b. Cara kedua, jumlah air disesuaikan dengan mengalikan jumlah semen minimum

dengan faktor air-semen.

Catatan : Cara pertama akan menurunkan faktor air-semen, sedangkan cara kedua

akan menaikkan jumlah air yang diperlukan.

16. Penentuaan daerah gradasi agregat halus.

Berdasarkan gradasinya (hasil analisis ayakan) agregat halus yang akan dipakai

dapat diklasifikasikan menjadi empat daerah. Penentuan daerah gradasi itu

didasarkan atas grafik gradasi yang diberikan dalam Tabel 2.17 Dengan Tabel 2.17.

tersebut agregat dapat dimasukkan menjadi salah satu dari 4 daerah, yaitu daerah 1,

2, 3, 4.

Tabel 2.17. Batas Gradasi pasir

Lubangayakan(mm)

Persen berat butiran yang lewat ayakan

1 2 3 4

104,82,41,2.0,60,30,15

10090-10060-9530-7015-345-200-10

10090-10075-10055-9035-598-300-10

10090-10085-10075-10060-7912-400-10

10095-10095-10090-10080-10015 -500-15

Page 16: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

17. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar.

Nilai banding antara berat agregat halus dan agregat kasar diperlukan untuk

memperoleh gradasi agregat campuran yang balk. Pada langkah ini dicari nilai

banding antara berat agregat halus dan berat agregat campuran. Penetapan

dilakukan dengan memperhatikan besar butir maksimum agregat kasar, nilai slam,

faktor air-semen, dan daerah gradasi agregat halus. Berdasarkan data tersebut grafik

pada Gambar 2.17.a atau Gambar 2.17.b atau Gambar 2.17.c dapat diperoleh

persentase berat agregat halus terhadap berat agregat campuran.

Gambar 2.17.a Grafik persentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untukukuran butir maksimum 10 mm

Page 17: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Gambar 2.17.b Grafik persentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untukukuran butir maksimum 20 mm

Gambar 2.17.c Grafik persentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untukukuran butir maksimum 40 mm

Page 18: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

18. Berat jenis agregat campuran.Berat jenis agregat campuran dihitung denagn rumus :

).(100

).(100

ksragrxbjK

hlsagrxbjP

BJcamp (2.17)

dengan :BJ camp = berat jenis agregat campuranbj (agr.hls) = berat jenis agregat halusbj (agr.ksr) = berat jenis agregat kasarP = persentase agregat halus terhadap agregat campuranK = persentase agregat kasar terhadap agregat campuran

Berat jenis agregat halus dan kasar diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium,

namun jika tidak ada dapat diambil sebesar 2,60 untuk agregat tak dipecah/alami dan

2,70 untuk agregat pecahan.

19. Penentuan berat jenis beton.

Dengan data berat jenis agregat campuran dari langkah (18) dan kebutuhan tiap meter

kubik betonnya maka dengan grafik pada Gambar 2.18. dapat diperkirakan berat jenis

betonnya.

Caranya adalah sebagai berikut :a. Dari berat jenis agregat campuran pada langkah (17) dibuat garis kurva berat jenis

gabungan yang sesuai denagn garis kurva yang paling dekat dengan garis kurva

pada Gambar 2.18.

b. Kebutuhan air yang diperoleh pada langkah (11) dimasukkan dalam Gambar 3.18.

Kemudian nilai ini ditarik garis vertikal ke atas sampai mencapai garis kurva yang

dibuat pada a. diatas.

c. Dari titik potong ini kemudian ditarik garis horizontal kekiri sehingga diperoleh

nilai berat jenis beton.

Page 19: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

20. Kebutuhan agregat campuran.

Kebutuhan agregat campuran dihitung dengan cara mengurangi berat beton per-

meter kubik dikurangi kebutuhan air dan semen.

21. Menghitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah (17) dan

(20).

Kebutuhan agregat halus dihitung dengan cara mengalikan kebutuhan agregat

campuran dengan persentase berat agregat halusnya.

22. Menghitung berat agregat kasar yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah (20) dan

(21).

Kebutuhan agregat kasar dihitung dengan cara mengurangi kebutuhan agregat

campuran dengan kebutuhan agregat halus.

Departeman Pekerjaan Umum menggunakan Formulir Perancangan Adukan Beton

untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.18.

Page 20: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Tabel 2. Formulir Perancangan Adukan Beton(menurut Standar Pekerjaan Umum)

No. U R A I A N1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Kuat tekan yang disyaratkan, pada umur ____ hari

Deviasi standar (s)

Nilai tambah (m)

Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f’cr)

Jenis semen (biasa/cepat keras)

Jenis agregat kasar (alami/batu pecah)

Jenis agregat halus (alami/batu pecah)

Faktor Air Semen (Gambar 2.3 atau Tabel 2.3 dan Gambar 2.4)

Faktor Air Semen Maksimum (Tabel 2.4)

dipakai Faktor Air Semen yang rendah

Nilai slam (Tabel 2.5)

Ukuran Agregat kasar

Kebutuhan air (Tabel 2.6)

Kebutuhan semen Portland (dari butir 8 & 11)

Kebutuhan semen Portland minimum (Tabel 2.7)

dipakai kebutuhan semen Portland

Penyesuaian jumlah air atau FAS

Daerah gradasi agregat halus (Tabel 2.8)

Persen Berat Agregat terhadap campuran (Gambar 2.5)

Berat jenis agregat campuran (dihitung)

Berat jenis beton (Gambar 2.6)

Kebutuhan agregat (langkah 9 – 11 – 14)

Kebutuhan agregat halus (langkah 17 x 20)

Kebutuhan agregat kasar (langkah 20 – 21)

: ___ MPa

: ___ MPa

: ___ MPa

: ___ MPa

: ___

: ___

: ___

: ___

: ___

: ___ cm

: ___ mm

: ___ ltr

: ___ kg

: ___ kg

: ___ kg

: ___

: 1, 2, 3, 4

: ___ %

: ___ t/m3

: ___ kg/m3

: ___ kg/m3

: ___ kg/m3

: ___ kg/m3

Kesimpulan:

Volume Berat total Air Semen Agregat halus Agregat kasar

1 m3 : _____ kg : _____ kg : _____ kg : _____ kg : _____ kg

1 adukan : _____ kg : _____ kg : _____ kg : _____ kg : _____ kg

Page 21: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

2. Metode Perancangan Menurut American Concrete Institute (ACI )

Perancangan ini memberi saran untuk memperhatikan nilai ekonomi, bahan yang

tersedia, kemudahan pengerjaan, keawetan, serta kekuatan yang diinginkan. Cara ACI

ini melihat kenyataan bahwa pada ukuran maksimum agregat tertentu, jumlah air

permeter kubik adukan menentukan tingkat konsistensi/kekentalan (slump) adukan itu.

Secara garis besar ditunjukkan lewat bagan alir pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Bagan alir Perancangan mix design beton ACI

Langkah perancangan secara lengkap sebagai berikut :

1. Dihitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan yang disyaratkan dan

nilai margin yang tergantung tingkat pengawasan mutu. Nilai margin :

M = 1,64. Sd (2.18) Dengan

Sd ialah nilai standar deviasi yang diambil dari Tabel 2.19. Kuat tekan ratarata

dihiung dari kuat tekan yang disyaratkan ditambah margin:

f’cr= f’c+ m (2.19)dengan : f cr = kuat tekan rata-rata, MPa

fc = kuat tekan yang disvratkan, MPaM = nilai margin, Mpa

Page 22: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Tabel 2.19. Nilai deviasi standar (kg/cm'` )

Volume Pekerjaan Mutu pelaksanaan

m baik sekali baik cuku

Kecil < 1000 45 < s <= 55 55 < s <= 65 65 < s <= 85Sedang 1000 - 3000 35 < s <=45 45 < s <= 55 55 < s <= 75

Besar > 3000 25 < s <=35 35 < s <= 45 45 < s <= 65

2. Menetapkan faktor air-semen berdasarkan kuat tekan rata-rata pada umur yang

dikehendaki (Tabel 2.20.) dan keawetannya (berdasarkan jenis struktur dan kondisi

lingkungan (Tabel 2.21.). dari dua hasil dipilih yang paling rendah.

3. Berdasarkan jenis strukturnya, tetapkan nilai slam dan ukuran maksimum agregatnya

(dari Tabel 2.22. dan Tabel 2.23.).

Tabel 2.20. Hubungan faktor air-semen dan kuat tekan rata-rata selinder beton ada umur 28

hari.

Faktor air semenPerkiraan kuat tekan rata-rata

MPa

0.35 420.44 350.53 280.62 22,50.71 17,5

0.8014

Page 23: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

F a s

maksimum

Beton di dalam ruang bangunan

a.Keadaan keliling non-korosif 0.6

b.Keadaan keliling korosif, 0.52

disebabkan oleh kondensasi atau uap korosi

Beton di luar bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 0.6

b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 0.6

Beton yang masuk ke dalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti- ganti 0.55

b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah 0.52

Beton yang kontinu selalu berhubungan

a. Air tawar 0.57

b. Air laut 0.52

Jenis pembetonan

Tabel 2.22. Penetapan nilai Slump (cm)

Pemakaian beton Maks Min

Dinding, plat fondasi dan fondasi telapak bertulang 12,5 5,0

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison danstruktur dibawah tanah

90 25

Pelat, balok, kolom, dan dindin 15 7,5Pen erasan jalan 7,5 5,0

Pembetonan masal 7,5 2,5

Tabe1 2.23. Ukuran maksimum agregat, (mm)

Dimensiminimum, mm

galok/kolom Plat

62.5150300750

12.5404080

20408080

Page 24: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Tabe12.24. Perkiraan kebutuhan air berdasarkan Nilai slam dan ukuran maksimum agregat,(liter)

Slam,mmUkuran maksimum agregat, mm10 20 40

25-5075-100150-175

206226240

182203212

162177188

Udara terperangkap 3 % 2 % 1 %

4. Menetapkan jumlah air yang diperlukan, berdasarkan ukuran maksimum agregat dan

nilai slam yang diinginkan (lihat Tabe12.24.)

5. Dihitung semen yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah (2) dan (4) di atas.

6. Penetapan volume agregat kasar yang diperlukan, berdasarkan jumlah air, semen, dan

agregat kasar yang diperlukan, serta udara yang terperangkap dalam adukan (dari Tabel

2.25.), dengan cara menghitung volume absolut.

Tabe1 2.25. Perkiraan kebutuhan agregat kasar permeter kubik beton, Berdasarkan ukuranmaksimum agregat dan modulus halus asirn a, dalam m3

Ukuran maksimumagregat, mm

Modulus halus butir pasir2,4 2,6 2,8 3,0

10204080150

0,460,650,760,840,90

0,440.630,740,820,88

0,420,610,720,800,86

0,400,590,700,780,84

3. Metode Perancangan Menurut Road Note No-4

Perancangan menurut Road Note No.-l ditekankan pada pengaruh gradasi agregat

terhadap kemudahan pengerjaan adukan beton, Secara garis besar disajikan dalam bagan

alir sebagaimana tertera pada Gambar 2.20.

Page 25: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Gambar 2.20. Bagan alir perancangan Road Note No. 4

Langkah perancangan secara lengkap sebagai berikut:

1. Menghitung kuat tekan rata-rata beton yang akan dibuat, berdasarkan kuat tekan yang

disyaratkan dalam buku Rencana Kerja dan Syarat (Bestek), f’c (dalam PBI-1997

disebut kuat tekan karakteristik) dan nilai banding antara kuat tekan yang diisyaratkan

dan kuat tekan rata-rata, yang tergantung pada cara pelaksanaan pengukuran bahan,

tingkat kesempurnaan gradasi agregat, cara pengukuran kandungan air pada agregat-

nya, dan tingkat pengawasannya. Nilai banding tersebut dapat dilihat pada Tabe12.26.

Tabel 2.26. Perkiraan nilai banding antara kuat tekan beton yang disyaratkandan kuat tekan rata-rata.

iKeadaan Pelaksanaan Pencampuran

Nilai banding

Bahan-bahan ditimbang dan diperiksa dengan cermat,gradasiagregat dibuat baik dengan mencampurkan agregat fraksidemi fraksi, kandungan air dalam agregat selalu diperiksa,pengawasan dilakukan terus menerus.

0,75

Page 26: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Bahan-bahan ditimbang dan diperiksa secukupnya, gradasi agregatdibuat berdasarkan kerikil dan pasir yang tersedia, kandungan airdalam agregat diperiksa secara kasar, pengawasan dilakukan secaraberkala.

0,60

Bahan-bahan dicampur dengan perbandingan volume dan gradasiagregat seadanya, tidak dilakukan pengawasan.

0,40

2. Penetapan faktor air-semen berdasarkan kuat tekan rata-rata beton yang akan dibuat

pada umur yang dikehendaki clan jenis semen yang dipakai (lihat Gambar 2.15.)

3. Pembuatan proporsi agregat dari masing-masing fraksi (perbandingan pasir dan

kerikil dengan cara yang diuraikan sub bab hitungan modulus halus butir) sehingga

berimpit dengan salah satu kurva standar.

4. Penetapan proporsi berat antara agregat dan semen, berdasarkan ukuran maksimum

agregat, nilai slam, gradasi agregat, bentuk agregat, dan faktor air-semen, dengan

Tabel 2.27. atau Tabel 2.28.

Tabel 2.27. Proporsi berat agregat-semen untuk agregat kasar berupa kerikil

Ukuran Faktor Slam 50 - 100 mm Slam 100 - 180 mmMaks air - Nomor kurva gradasi campuran(mm) semen 1 2 3 4 1 2 3 4

40

0.35 3.4 3.1 2.9 2.7 - - - -0.40 4.7 4.6 4.3 3.8 4.1 4.0 3.9 3.5

0.45 6.0 6.1 5.7 5.0 5.2 5.3 5.0 4.60.50 7.5 7.6 7.1 6.3 6.3 6.5 6.2 5.70.55 - 8.9 8.1 7.3 - 7.7 7.4 6.7

20

0.35 3.1 3.0 2.8 2.7 2.8 2.8 2.6 2.5

0.40 4.2 4.2 3.9 3.7 3.6 3.7 3.5 3.3

0.45 5.3 5.3 5.0 4.5 4.6 4.8 4.5 4.10.50 6.3 6.3 5.9 5.4 5.5 5.7 5.3 4.80.55 7.3 7.3 7.4 6.4 6.3 6.5 6.1 5.5

0.60 - - 8.0 7.2 - 7.2 6.8 6.1

Page 27: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Tabel 2.28. Proporsi berat agregat-semen untuk agregat kasar berupa batu pecah

Ukuran Faktor Slam 50 - 100 mm Slam 100 - 180 mm

Maks air - Nomor kurva gradasi campuran

(mm) semen 1 2 3 4 1 2 3 4

40

0.35 3.4 3.1 2.9 2.7 - - - -

0.40 4.7 4.6 4.3 3.8 4.1 4.0 3.9 3.5

0.45 6.0 6.1 5.7 5.0 5.2 5.3 5.0 4.6

0.50 7.5 7.6 7.1 6.3 6.3 6.5 6.2 5.7

0.55 - 8.9 8.1 7.3 - 7.7 7.4 6.7

20

0.35 3.1 3.0 2.8 2.7 2.8 2.8 2.6 2.5

0.40 4.2 4.2 3.9 3.7 3.6 3.7 3.5 3.3

0.45 5.3 5.3 5.0 4.5 4.6 4.8 4.5 4.1

0.50 6.3 6.3 5.9 5.4 5.5 5.7 5.3 4.8

0.55 7.3 7.3 7.4 6.4 6.3 6.5 6.1 5.5

0.60 - - 8.0 7.2 - 7.2 6.8 6.1

5. Menghitung proporsi berat antara semen, air, clan agregat dengan dasar faktor air-

semen yang diperoleh masing-masing dari langkah (2) dan (4).

6. Kebutuhan bahan dasar tiap meter kubik beton dihitung berdasarkan volume absolut,

yaitu dengan berat jenis butir semen dan berat jenis agregat.

Prinsip dari hitungan ini ialah bahwa volume beton padat adalah sama dengan jumlah

dari absolut volume bahan-bahan dasarnya. Rumus yang dipakai ialah :

3101,0.

.mv

Yair

SA

YairYkrk

SPkrk

YairYpsr

SPpsr

YairYs

S (2.21)

dengan :Ys = berat jenis semenYpsr = berat jenis pasirYkrk= berat jenis kerikilv = persentase udara dalam betonYair = berat jenis airS = berat semen diperlukan untuk 1 m3 beton,

Dan perbandingan berat dari bahannya adalah :

Page 28: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev

Semen: pasir : kerikil : air = 1 : Ppsr : Pkrk : A

Perhitungan dimulai dengan mengisikan semua faktor-faktor ke dalam rumus tersebut

sampai hanya tinggal faktor S saja yang tersisa, sehingga nilai S dapat dihitung.

Selanjutnya, jumlah air, pasir, dan kerikil kemudian dihitung berdasarkan jumlah berat

semen yang diperlukan. Sebagai kontrol, maka berat keempat bahan tersebut dijumlahkan

menjadi berat beton per meter kubik, dan hasilnya jika hitungannya betul sekitar 2300 kg

sampai 2400 kg.

E. Pengendalian Mutu dan Evaluasi Pekerjaan Beton

Kekuatan beton yang diproduksi dilapangan mempunyai kecenderungan untuk

bervariasi antara lain dikarenakan : variasi mutu bahan (agregat) dari satu adukan

berikutnya, variasi cara pengadukan dan stabilitas pekerja (Tjokrodimuljo,l996). Atas

adanya variasi kekuatan beton itu maka diperlukan pengawasan terhadap mutu (quality

control) agar diperoleh kuat tekan beton yang hampir seragam dan memenuhi kuat tekan

yang disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat (bestek). Cara pengawasan mutu

dilakukan dengan mengambil contoh adukan secara acak yang kemudian dibuat benda uji

selinder dari beberapa adukan yang dibuat sehingga mencerminkan variasi mutu beton

selama proses pembuatan beton berlangsung.

Setelah proporsi campuran bahan adukan beton ditetapkan, maka pekerjaan beton

dilapangan dapat dimulai. Pengawasan yang selanjutnya dilakukan ialah pengendalian

mutu beton, yaitu menjaga agar beton yang dibuat dilapangan mempunyai kuat tekan

sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya, yaitu mempunyai kuat tekan yang tidak

kurang dari kuat tekan yang disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat.

Dalam buku "Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton" (Lasino &

Randing,1994), tercantum bahwa beton yang dibuat dapat dinyatakan memenuhi syarat

(mutu tercapai) jika kedua persyaratan berikut tercapai :

1). Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-masing pasangan terdiri

dari hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari (f c + 0,82 Sd)

2). Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua selinder) kurang dari 0,85 F c.

Jika salah satu dari kedua persyaratan tersebut diatas tidak memenuhi maka diambil

langkah-langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya

Page 29: 7. Rancang Campur Sksni, ACI, Rod Noet 4. Rev