12
7 Lapis Tubuh Energi & Kesadaran Ruh Ilahi Dalam kepercayaan timur, manusia memiliki Tubuh Energi. Mazhab yang umum mengatakan bahwa tubuh energi manusia ada 7 (tujuh) Lapis. Setiap lapisan tubuh energi, atau bisa dikatakan setiap tubuh energi, bila dipelihara dan dikembangkan, akan memunculkan potensi ”adikodrati” yang luar-biasa, yang sesungguhnya merupakan fitrah diri manusia. 1. Lapis Tubuh Energi Pertama : Tubuh Fisik 2. Lapis Tubuh Energi Kedua : Tubuh EGO [tubuh eterik atau tubuh prana]. 3. Lapis Tubuh Energi Ketiga : Tubuh Astral / Tubuh Emosi 4. Lapis Tubuh Energi Keempat Tubuh PIKIRAN/Tubuh Mental atau Tubuh Psikis 5. Lapis Tubuh Energi Kelima : Tubuh KESADARAN ENERGI 6. Lapis Tubuh Energi Keenam : Tubuh KESADARAN COSMIC 7. Lapis Tubuh Energi Ketujuh : Tubuh KESADARAN RUH AL-QUDS/NUR MUHAMMAD Ketujuh lapisan tubuh ini bisa dibayangkan seperti lapisan kulit bawang, dengan hukum yang berlaku : Lapisan diatas meliputi lapisan dibawahnya. LTE [Lapis Tubuh Energi] ke Tujuh dapat mengakses dan mengendalikan LTE ke Enam hingga lapisan tubuh Pertama, tetapi LTE Pertama tidak dapat mengendalikan / mengakses LTE ke dua dan diatasnya. Itu yang saya maksud dengan meliputi. NAMUN sangat perlu dipahami, karena Basis (default) Kesadaran manusia (hidup) berada di tubuh fisik. Jika pada lapisan-lapisan bawah tubuh energi bermasalah (kotor), maka dapat menjadi penghalang (HIJAB) untuk mencapai kesadaran atau menggunakan potensi kemampuan lapisan energi yang berada diatasnya. Lapis Tubuh Energi Pertama : Tubuh Fisik Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh pertama berhubungan dengan Chakra Dasar. LTE pertama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tubuh fisik. Seseorang yang berniat mengolah dan memanfaatkan potensi Tubuh Energi dan potensi Tubuh Cahayanya, harus merawat kesehatan LTE pertama ini dengan cara menjaga keseimbangan kebutuhan tubuh fisik seperti: Makan & Minum. Makanlah makanan yang halal (baik cara perolehan maupun kandungan dzatnya), baik dan teratur, tidak berlebihan, serta gizi yang baik. Makanan yang didapatkan secara haram akan mengotori LTE ini. Hubungan Seks. Lakukan secara halal dan tidak berlebihan. Olah raga secara cukup dan teratur. Tubuh fisik kita tidak bisa terus-menerus berdiam diri, ia harus digerakkan secara teratur. Sudah sangat jamak diketahui bahwa jika tubuh ini kurang gerak maka penyakit-penyakit akan numpuk, begitu juga sirkulasi energi yang ada kurang aktif. Istirahat dan tidur yang cukup untuk memulihkan energi.

7 Lapis Tubuh Energi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

7 lapis tubuh energi

Citation preview

7 Lapis Tubuh Energi & Kesadaran Ruh Ilahi

Dalam kepercayaan timur, manusia memiliki Tubuh Energi. Mazhab yang umum mengatakan bahwa tubuh energi manusia ada 7 (tujuh) Lapis. Setiap lapisan tubuh energi, atau bisa dikatakan setiap tubuh energi, bila dipelihara dan dikembangkan, akan memunculkan potensi adikodrati yang luar-biasa, yang sesungguhnya merupakan fitrah diri manusia.1. Lapis Tubuh Energi Pertama : Tubuh Fisik 2. Lapis Tubuh Energi Kedua : Tubuh EGO [tubuh eterik atau tubuh prana]. 3. Lapis Tubuh Energi Ketiga : Tubuh Astral / Tubuh Emosi 4. Lapis Tubuh Energi Keempat Tubuh PIKIRAN/Tubuh Mental atau Tubuh Psikis 5. Lapis Tubuh Energi Kelima : Tubuh KESADARAN ENERGI 6. Lapis Tubuh Energi Keenam : Tubuh KESADARAN COSMIC 7. Lapis Tubuh Energi Ketujuh : Tubuh KESADARAN RUH AL-QUDS/NUR MUHAMMAD Ketujuh lapisan tubuh ini bisa dibayangkan seperti lapisan kulit bawang, dengan hukum yang berlaku : Lapisan diatas meliputi lapisan dibawahnya. LTE [Lapis Tubuh Energi] ke Tujuh dapat mengakses dan mengendalikan LTE ke Enam hingga lapisan tubuh Pertama, tetapi LTE Pertama tidak dapat mengendalikan / mengakses LTE ke dua dan diatasnya. Itu yang saya maksud dengan meliputi.

NAMUN sangat perlu dipahami, karena Basis (default) Kesadaran manusia (hidup) berada di tubuh fisik. Jika pada lapisan-lapisan bawah tubuh energi bermasalah (kotor), maka dapat menjadi penghalang (HIJAB) untuk mencapai kesadaran atau menggunakan potensi kemampuan lapisan energi yang berada diatasnya.

Lapis Tubuh Energi Pertama : Tubuh FisikDalam kepercayaan timur, lapisan tubuh pertama berhubungan dengan Chakra Dasar.

LTE pertama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tubuh fisik. Seseorang yang berniat mengolah dan memanfaatkan potensi Tubuh Energi dan potensi Tubuh Cahayanya, harus merawat kesehatan LTE pertama ini dengan cara menjaga keseimbangan kebutuhan tubuh fisik seperti: Makan & Minum. Makanlah makanan yang halal (baik cara perolehan maupun kandungan dzatnya), baik dan teratur, tidak berlebihan, serta gizi yang baik. Makanan yang didapatkan secara haram akan mengotori LTE ini. Hubungan Seks. Lakukan secara halal dan tidak berlebihan. Olah raga secara cukup dan teratur. Tubuh fisik kita tidak bisa terus-menerus berdiam diri, ia harus digerakkan secara teratur. Sudah sangat jamak diketahui bahwa jika tubuh ini kurang gerak maka penyakit-penyakit akan numpuk, begitu juga sirkulasi energi yang ada kurang aktif. Istirahat dan tidur yang cukup untuk memulihkan energi. Lakukan aktifitas makan, minum, berhubungan seks, olah-raga secara seimbang, jangan melampaui batas (berlebihan/kekurangan) karena dapat merusak, menjadikan lapisan tubuh pertama menjadi kotor / bermasalah.

Dalam agama islam, mungkin kita bisa merujuk pada sebuah hadist yang sangat populer, kira-kira intinya adalah sbb: Berhentilah makan sebelum kenyang. Mengapa kita dinasihatkan demikian? Mungkin, jawabannya kurang-lebih adalah demikian: Kekenyangan dapat membawa dampak yang kurang bagus bagi tubuh fisik, menjadi endut. Kekenyangan dikhawatirkan hanya memperturutkan nafsu belaka, sehingga tumbuh sifat serakah. Dll.. (hehehe.. ini menunjukkan sedikitnya perbendaharaan yang saya miliki.. ) LTE Pertama ini saya sebut sebagai Lapisan Tubuh NAFSU karena sangat terkait dengan nafsu untuk pemenuhan kebutuhan tubuh fisik: libido, syahwat, lapar, haus.

Jika nafsu-nafsu makan, minum, berhubungan seks, bergerak, yang melekat dan sebagai driver untuk menjaga kelangsungan hidup tubuh fisik ini terlalu menonjol (berlebih) maka lapisan tubuh pertama ini akan menjadi kotor dan bisa menjadi Hijab untuk mengakses potensi-potensi LTE diatasnya.

Kekotoran bisa terjadi, bukan hanya sebagai akibat dari tindakan (action), tetapi hanya dalam tataran fantasi dan imajinasi pun sangat mungkin membuat lapisan tubuh energi ini menjadi kotor. Ketakutan / kekhawatiran yang berlebih akan terputusnya kelangsungan (sumber) rizki (makan) pun dapat mengotori LTE ini.

Jika LTE Pertama ini kotor, Bagaimana mengatasinya?Dalam agama islam, secara preventif banyak pasal yang mengatur masalah ini, seperti menjaga pandangan dari hal-hal yang haram dan diharamkan, menutup aurat, tidak berdua-duaan dengan yang bukan muhrim, puasa sunnah, puasa wajib, tidak makan daging babi, bangkai, darah, minum-minuman keras dan lain sebagainya. Puasa juga dapat dilakukan sebagai tindakan kuratif. Taubat dan istighfar yang dilakukan secara tepat dapat membersihkan kekotoran lapisan tubuh pertama ini.

Lapis Tubuh Energi Kedua : Tubuh EGO [tubuh eterik atau tubuh prana].Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kedua ini berhubungan dengan Chakra Seks.

Lapisan Tubuh Energi kedua saya sebut sebagai Tubuh EGO, secara umum mungkin dikenal sebagai tubuh eterik atau tubuh prana. Whatever-lah belum ada undang-undang atau konvensi yang mengatur penamaan ini.. hehehe..

Jika LTE pertama adalah tempat nafsu untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan tubuh fisik, maka LTE Kedua adalah tempat beradanya nafsu untuk pemenuhan Citra diri, harga diri, gengsi, dll. Pada lapisan inilah terdapat hasrat, ambisi, keinginan-keinginan. Aku ingin begini, aku ingin begitu.. persis lagunya Doraemon. Hasrat, ambisi, adalah fitrah manusia yang dapat mendorong manusia untuk selalu menjadi lebih baik dalam segala hal: sosial, ekonomi, ilmu-pengetahuan, teknologi, spiritual, dll.

Lapisan Tubuh Kedua ini meliputi (dapat mengakses) lapisan Tubuh Pertama. Jika potensi hasrat dipadu dengan nafsu seks maka akan menjadi dorongan untuk melakukan aktifitas seksual, begitu pula jika hasrat dipadu dengan nafsu makan, mungkin hasratnya tidak sekedar makan, tetapi ingin makanan yang lebih bergizi dan bergengsi, jadilah kegiatan makan yang tidak sekedar makan.

Jika hasrat, ambisi dan keinginan ini dibiarkan bebas, maka akan terjadi pelanggaran fitrah manusia. Manusia adalah makhluk yang cenderung melampaui batas. Ambisius, Mau menang sendiri, Serakah, tamak... Ketika hasrat ini diperturutkan menjadi bebas, kebablasan, maka LTE Kedua menjadi kotor yang akan menjadikan hijab dan sulit bagi kita (dikesadaran fisik) untuk memanfaatkan potensi-potensi lapisan tubuh energi diatasnya.

Dibalik hasrat, ambisi dan keinginan-keinginan, terdapat unsur-unsur pelengkap seperti : Berani dan Takut, Kecewa dan Puas, sakit hati dan senang hati. Takut adalah hal yang wajar, merupakan indikasi bahwa kita belum paham terhadap apa yang sedang/akan kita hadapi, tetapi Ketakutan adalah lain soal. Ketakutan menjadikan tubuh energi kita lemah, dan keberanian menjadikan kita kuat. Namun keberanian tanpa memperhatikan moral, etika, agama, dll, akan membuat Lapisan Tubuh Energi kedua ini menjadi kotor.

Lapis Tubuh Energi Ketiga : Tubuh Astral / Tubuh EmosiDalam kepercayaan timur, lapisan tubuh ketiga ini berhubungan dengan Chakra Solar Plexus.

Lapisan tubuh ketiga sering disebut sebagai tubuh astral, namun saya lebih suka menyebutnya sebagai Tubuh EMOSI. Mengapa? Karena pada lapisan tubuh energi inilah bersemayamnya segenap perasaan kita seperti: senang - susah, kecewa - puas, sakit hati, gembira - sedih, marah, takut - berani, dll.

Ketika kematian menjemput (Ruh ditarik pulang), lapisan tubuh pertama dan lapisan tubuh kedua akan mati dan terurai menjadi unsur-unsur alam semesta pembentuknya, sehingga mereka kehilangan Nafsu dan Hasrat. Lapisan tubuh ketiga, kelangsungannya tergantung dari status perasaan yang disandangnya. Ikhlas-kah ketika ia meninggal dunia? Tidak-terimakah? Bila orang tersebut meninggal dalam kondisi marah, dendam, kecewa, sedih, dengan kata-lain tidak berserah-diri kepada (takdir) Allah, maka ia akan terus hidup di alam energi dengan membawa emosi kemarahan itu. Ia tidak dapat meneruskan perjalanannya, untuk menunggu di alam penantian yang seharusnya, yang enak, bila seluruh unsur energi perasaan tersebut telah musnah. Tak ada kelekatan lagi.

Ingat pesan Allah SWT dalam Al Quran: .. dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berserah diri. Berserah diri = Unbinding dari hal-hal duniawi atau apapun, kecuali hanya kepada Allah SWT.

Maka tak heran seseorang yang sudah meninggal dunia, untuk sementara waktu dapat menampakan diri kepada orang yang masih hidup. Sementara waktu disini bisa berarti beberapa hari hingga beberapa ratus tahun, atau selamanya hingga yaumil kiyamah kelak. Waallahuaalam.

Tubuh ketiga merupakan duplikat tubuh fisik. Tubuh emosi setiap orang memiliki bentuk yang sempurna (utuh) meski saat hidup orang tersebut mempunyai cacat pada tubuh fisiknya. Perbedaannya dari satu orang ke orang yang lain adalah: ada yang pucat, berseri, cerah, dll.

Tubuh emosi inilah yang digunakan untuk melakukan perjalanan keluar tubuh atau perjalanan astral, Out of Body Experience, atau Rogoh Sukmo.

Lapis Tubuh Energi Keempat Tubuh PIKIRAN/Tubuh Mental atau Tubuh PsikisDalam kepercayaan timur, lapisan tubuh keempat ini berhubungan dengan Chakra Jantung.

Lapisan tubuh keempat, saya pribadi lebih senang menyebutnya sebagai Tubuh PIKIRAN tempat beradanya pikiran kita - MIND. Banyak orang menyebutnya sebagai tubuh mental atau tubuh psikis. Whatever lah...

Beberapa aktifitas yang dilakukan oleh Pikiran adalah: Berpikir Imajinasi dan Visualisasi Fantasy dan Berkhayal Mimpi Fantasy membayangkan suatu keadaan, kesenangan. Berhati-hatilah dengan fantasi ini, jangan pernah ber-fantasi buruk, jorok misalnya. Karena apa yang kita fantasikan benar-benar terwujud di alam energi ini dan dapat dilihat oleh semua makhluk di alam energi dilevel ini. Maka bukan suatu kebetulan, jika ketika seorang sedang berfantasi jorok lantas mengalami seolah-olah benar-benar merasakan yang difantasikan atau terkadang sering mimpi bersama orang yang di-fantasi-kannya.

LTE Pertama, Kedua dan Ketiga pada dasarnya merupakan bagian dari LTE Ke empat ini.Orang yang telah mengembangkan kemampuan LTE Keempat ini, akan mendapatkan kemampuan yang dikenal sebagai Extra Sensory Perception (ESP) - mendengar dan melihat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, melihat dan mendengar bukan menggunakan indera-indera ragawi. Kemampuan ESP bertumbuh secara bertahap, dapat saja saat ini hanya dapat menerka apa yang dipikirkan orang lain, lalu sampailah ia dapat 'melihat' apa yang dipikirkan orang lain. Bagaimana cara melatih dan memperbesar kemampuan ESP ini? Silahkan Pelajari Di Sini...

ESP: Telepati, Clairvoyance, Projeksi pikiran dan Membaca pikiran adalah potensi dari tubuh pikiran ini, sedang Pola Pikir (Mindset) adalah bagaimana isi dari Pikiran kita tertata. Hukum Ketertarikan (Law of Attraction) bekerja pada level energi ini.

Lapis Tubuh Energi Kelima : Tubuh KESADARAN ENERGIDalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kelima ini berhubungan dengan Chakra Tenggorokan.

Potensi apa yang yang dimiliki oleh lapisan tubuh kelima ini?Lapisan tubuh kelima adalah Tubuh KESADARAN ENERGI. Seseorang dengan lapisan tubuh kelima yang telah berkembang sempurna, jika ia tertidur, maka hanya tubuh fisiknya saja yang tidur sedangkan tubuh energinya tetap sadar. Sadar pada saat tertidur.

Ketika bermimpi, ia sadar bahwa ia sedang berada di alam mimpi. Ketika tubuh fisiknya sedang dibius (anestesi), maka ia tetap sadar dan dapat melihat tubuh fisiknya yang sedang dioperasi tanpa merasa sakit tentunya.

Sangat jarang orang yang memiliki Lapisan Tubuh Energi Ke Limanya yang telah berkembang sempurna, sebagian besar hidup kita, default kesadaran kita parkir ditubuh fisik (materi). Banyak orang menyebut bahwa kita, dengan kesadaran yang parkir ditubuh fisik, berada dalam keadaan tertidur, mati dalam hidup.. (atau hidup dalam mati ya?.. ).

Lapis Tubuh Energi Keenam : Tubuh KESADARAN COSMICLapisan tubuh energi keenam ini berkaitan dengan chakra Ajna yang terletak diantara kedua mata.

Lapisan tubuh keenam disebut sebagai Tubuh KESADARAN COSMIC. Melalui tubuh ini, seseorang bisa melihat alam semesta ini dengan gamblang. Anda bias berjalan-jalan meninggalkan planet bumi kita yang biru, semakin lama semakin terlihat mengecil. Anda bias melintasi langit.

Lapis Tubuh Energi Ketujuh : Tubuh KESADARAN RUH AL-QUDS/NUR MUHAMMADRuh Al-Quds inilah yang membawa penjelasan kemisian seseorang, untuk apa seseorang diciptakan Allah, secara spesifik orang-per-orang. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds, seseorang menjadi mengerti misi hidupnya sendiri. Mereka-mereka yang telah dianugerahi Kesadaran Ruh Al-Quds inilah yang disebut sebagai marifat, dan telah mengenal diri sepenuhnya.

Man arafa nafsahu, faqad arafa Rabbahu, kata Rasulullah. Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Rabb-nya. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya, seseorang menjadi mengenal dirinya, mengerti kemisian dirinya, dan mengenal Rabb-nya melalui kehadiran Ruh-Nya itu.

Dengan mengenal dirinya secara sejati, maka mulailah seseorang ber-agama secara sejati pula. Awaluddiina marifatullah, kata Ali bin Abi Thalib kwh. Awalnya ad-diin (agama) adalah marifatullah (mengenal Alah). Jadi berbeda dengan pengertian awam bahwa mencapai makrifat adalah tujuan beragama, justru sebaliknya: marifat adalah awalnya beragama, ber-diin dengan sejati.

Keasadaran Ruh Al-Quds, ini ada juga yang menyebut dengan KESADARAN RUH ILAHI. Karena melalui kesadaran inilah Allah SWT memancarkan dengan sempurna Nur-Nya ke dalam diri manusia. Sehingga dalam faham kejawen, Ruh Al-Quds inilah yang disebut dengan Rasul Sejati.

Inilah Konsep trinitas yang dikembalikan oleh Quran kepada hakikatnya semula: Allah, Ruh Al-Quds, dan jasad sang Insan Kamil. Pengertian trinitas ini, seiring dengan berjalannya waktu dan jauhnya aliran doktrin dari mata-airnya, perlahan berubah menjadi sesuatu yang abstrak: tiga tetapi satu dan satu tetapi tiga.

Namun Rasulullah melaui Quran, secara halus mengembalikan khazanah tritunggal ini kepada esensinya: bukan zatnya yang satu sekaligus tiga, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah Allah dan Insan Kamil, melalui kehadiran Ruh Al-Quds, telah sepenuhnya selaras dan menjadi satu kehendak. Apapun perbuatan, perilaku dan kehendak seorang Insan Kamil akan sepenuhnya sesuai dengan kehendak Allah. Sedangkan Allah-nya sendiri, sebagai zat, tetap hanya satu. Inilah yang dikembalikan: Allah itu satu, tidak memiliki anak, dan anggota sistem ke-tiga-an itu terpisah, baik secara hakikat maupun zat. Wujudnya satu, bukan tiga.

Siapa saja Insan Kamil itu? Mereka adalah semua orang yang telah dianugerahi Allah Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya. Semua Nabi dan Rasul, termasuk Nabi Isa as, dan para orang suci yang ber-maqam rahmaniyah dan rabbaniyah, adalah Insan Kamil.

Lapisan puncak tubuh energi inilah batas atas perjalanan tubuh energi hingga bertemu dengan keadaan non-eksistensi, kekosongan, tidak ada apa-apa. Mungkin inilah yang dikatakan oleh orang-orang sufi sebagai Alam Fana, atau kepercayaan timur lainnya mengatakannya sebagai Nirwana yang artinya kosong, kekosongan. Tidak ada apa-apa diketinggian alam puncak ini. Kita bisa menyadari tidak ada apa-apa, benar-benar awang-uwung disini. saya pun sudah lenyap.

Fana bukanlah tujuan akhir dari perjalanan Mengenal Diri kita. Fana hanyalah puncak dari kesadaran tubuh energi kita. Jadi Jangan terjebak dan berhenti pada lapis ke tujuh alam energi ini. Jangan karena tidak melihat apa-apa lantas berucap: oh.. tidak ada apa-apa selain aku. Akulah Sang Kebenaran. Agar tidak terjebak, menjadi musryk, prinsip tauhid: La ilaha ilallah - Tiada tuhan selain ALLAH, harus tetap kita pegang teguh, sampai kapanpun.

KORELASI LAPISAN TUBUH ENERGI DAN LAPIS LANGIT ALAM ENERGILapisan-lapisan Tubuh Energi berkorelasi dengan lapisan langit di alam (dimensi) energi. Lapisan Tubuh Energi Pertama berkorelasi dengan Langit Pertama alam energi, dan seterusnya. Jika seseorang telah berhasil mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Ke Tujuh, maka ia akan bisa mengakses Langit Ketujuh Alam Energi.

Lapis Langit di atas, meliputi Lapis langit dibawahnya. Artinya, ketika seseorang bisa mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Energi Kelima dan ia tidak memiliki hambatan (hijab) pada lapisan-lapisan Tubuh Energi dibawahnya, juga tidak ada hambatan pada Tubuh Materinya, maka ia akan bisa menggunakan dan menikmati potensi-potensi lapisan Tubuh Keempat dengan sadar.

Bagaimana cara membersihkan LTE ini?Secara umum, dalam dunia reiki dan sebangsanya, dikenal dengan istilah attunement: penyelarasan, pengaktifan Cakra-cakra melalui pembersihan / pembukaan. Cara-cara tersebut, saya pandang lebih berisiko dibanding menggunakan cara yang lebih islami. Resikonya adalah terjadinya penyumbatan-penyumbatan saluran energi tubuh akibat dari sisa pembakaran (pembersihan) Cakra dan saluran/jalur tubuh energi. Contoh resiko adalah Kundalini Syndrome. Cara Islami akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, karena tanpa efek-samping, kotoran akan lenyap tanpa mempengaruhi jalur energi ataupun cakra-cakra yang lain. Seperti apa cara Islami (yang saya maksud) tersebut?. Itulah yang disebut TAZKIYATUN NAFS atau bahasa kerennya Metode Kultivasi....

Bagaimana Cara Meningkatkan & Memurnikan Kesadaran Hingga Mencapai Kesadaran Ruh..??Yaitu dengan Energi Al-Wasilah.

Allah swt berfirman :"Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya[Al-Wasilah], dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (sukses)."(QS.Al Maidah :35).

Syekh Sulaiman Zuhdi pada waktu menafsirkan QS.Al Maidah:35 menyatakan :Pengertian umum dari wasilah adalah sesuatu yang dapat menyampaikan kita kepada suatu maksud atau tujuan. Nabi Muhammad SAW adalah wasilah yang paling dekat untuk sampai kepada Allah SWT, kemudian kepada penerusnya-penerusnya yang Kamil Mukammil yang telah sampai kepada Allah SWT yang ada pada tiap-tiap abad atau tiap-tiap masa

Umumnya pendapat ulama yang tidak mengenal Tasawuf Tarekat menyatakan bahwa Al-Wasilah itu hanya berupa amal ibadah. Namun perlu diperhatikan, Selama nafas terakhir kita belum meninggalkan tenggorokan, Lapisan Tubuh Energi (LTE) setiap saat berpotensi menjadi kotor. Bila kita terus menjaga Nafsu, Ego dan Emosi (NEE) agar tetap normal tidak berlebihan, dan tetap menjaga ibadah-ibadah kita seperti Sholat, puasa dan dzikir, Insya Allah LTE kita akan tetap bersih. Jika kita lalai maka LTE kita akan menjadi kotor, dengan catatan bahwa puasa, sholat dan dzikir tersebut dilakukan dengan khusuk, dengan ingatan yang senantiasa terhubung dengan Allah Subhannalahu wataala.

Mengapa bisa demikian? Karena Tubuh Energi kita ini merupakan medan pertempuran antara Jiwa kita melawan iblis dan setan beserta balatentaranya. Jiwa kita berkepentingan menjaga agar LTE tetap bersih, supaya kita (badan wadag) memiliki kesadaran ilahiah, dan supaya tidak menjadi penghambat, penghalang, perjalanan Jiwa menempuh Alam Cahaya. Sementara Iblis dan sekutunya, yang merupakan musuh yang nyata bagi manusia, berusaha terus memanas-manasi NEE kita, memberikan pengaruh kebimbangan-kebimbangan dan keraguan dalam pikiran kita, hingga akhirnya LTE kita menjadi kotor dan dikuasai mereka.

Nah, pertanyaannya. Mampukah manusia yang setiap hari berjibaku melawan dirinya sendiri ini mengandalkan kekuatan amal ibadah dirinya sendiri sebagai Al-Wasilah untuk meningkatkan kesadarannya...??? Maka jawabnya adalah sangat TIDAK MUNGKIN....

Hanya Al-Wasilah yang datang dari sisi Allah swt sajalah yang mampu menaikkan derajat kesadaran manusia hingga ke derajatnya yang tertinggi. Al-Wasilah Itulah yang disebut Hidayah yaitu energi Al-Wasilah yang datang langsung Dari Allah SWT dan Syafaat atau Hidayah Allah yang melalui Rasulullah. Itulah Hakikat dari Sholawat. Baca Hakekat sholawat di sini...

Al-Wasilah yang berupa syafaat Rasulullah inilah yang diwariskan secara berantai dalam Rantai Emas Silsilah Para Guru Muryid Tharekat untuk diberikan kepada kaum muslimin. Dan Karena dengan Al-Wasilah ini seseorang manusia yang masih kotor tubuh energinya mempunyai kesempatan untuk mengakses Kesadaran Ruh Al-Quds/Nur Muhammad yang berada di dalam dirinya dan menumbuh kembangkan spiritualitasnya hingga mencapai Kesadaran Nur Muhammad, maka untuk kemudian Al-Wasilah jenis ini juga disebut sebagai Nur Muhammad.

Dalam ilmu balaghah dikenal istilah Majaz Mursal :

artinya menyebut wadah, sedangkan sebenarnya yang dimaksud adalah isinya. Disebutkan pula Nabi Muhammad sebagai wasilah, tetapi yang dimaksud sebenarnya adalah Nuurun ala nuurin yang ada pada rohani Rasulullah SAW.

Prof.DR.H.S.S Kadirun Yahya menyatakan bahwa wasilah itu adalah suatu channel, saluran atau frekuensi yang tak terhingga yang langsung membawa kita kehaderat Allah SWT.

Wasilah itu ialah :

Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki (QS An-Nur :35).

Wasilah itu telah ditanamkan ke dalam diri rohani Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW yang merupakan sentral penghubung antara Rasulullah SAW dan ummatnya menuju kehaderat Allah SWT.

Para Sahabat dan ummat Rasulllah SAW harus mendapatkan wasilah ini di samping menerima Alquran dan As-Sunah

Rasulullah SAW bersabda :

"Jadikanlah dirimu beserta dengan Allah, jika kamu belum bisa menjadikan dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau (rohanimu) kepada Allah" (H.R. Abu Daud).

WALLAHU A'LAM

Ruh Al-Quds Diposkan oleh Edi Sugianto, C.Ht., MNLP Dalam diri manusia yang telah disempurnakan Allah sebagai manusia sejati (insan kamil) terdapat secuil unsur yang sangat mulia, yaitu yang dibahasakan dalam Al Quran sebagai Ruhul Quds. Ruhul Quds bukanlah malaikat Jibril a.s., Jibril disebut sebagai Ruhul Amin, bukan Ruh Al-Quds. Ruh Al-Quds juga dikenal dengan sebutan Ruh min Amr, atau Ruh dari Amr Allah (Amr = urusan, tanggung jawab). Dalam agama saudara-saudara dari nasrani, disebut Roh Kudus.

Ruh-Nya atau Ruhul Quds ini bukan dalam pengertian bahwa Allah memiliki ruh yang menghidupkan-Nya seperti kita. Ruh ini merupakan ruh ciptaan-Nya, sebagaimana ruh yang menjadikan diri kita hidup sekarang, namun dalam martabat tertingginya, dalam tingkatannya yang paling agung dan paling dekat kepada Allah.

Setiap ciptaan memiliki ruh. Manusia (ruh insani), tanaman (ruh nabati), hewan (ruh hewani), bahkan benda mati pun memilikinya. Atom-atom dalam benda mati sebenarnya hidup dan terus berputar, dan ruh bendawi inilah yang menjadikannya hidup. Karena itu pula, benda, tumbuhan, hewan, bahkan anggota tubuh kita kelak akan bersaksi mengenai perbuatan kita di dunia ini. Namun demikian, ruh-ruh ini bukanlah ruh dalam martabat tertingginya seperti Ruh Al-Quds.

Ketika Allah berkehendak untuk memperlengkapi diri seorang manusia dengan Ruh Al-Quds, maka inilah yang menyebabkan manusia dikatakan lebih mulia dari makhluk manapun juga.

Perhatikan juga kata Ruh-Ku dalam ayat 38:72, yang ditiupkan pada diri Adam saat penciptaannya:Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.. (Q.S. 38:72)

Secuil ruh-Nya itu hanya diturunkan Allah pada manusia yang telah disempurnakan-Nya, yang diizinkan-Nya untuk mencapai derajat manusia yang sempurna (insan kamil) saja dan tidak pada semua manusia.

Pada Adam as dan Isa as, dua manusia yang diciptakan-Nya langsung dengan tangan-Nya tanpa melalui proses pembuahan, Ruh ilahiyah penyempurna ini langsung tertularkan ketika mereka diciptakan. Karena itulah, dalam proses penciptaan Adam as, setelah ditiupkannya Ruh-Nya, para malaikat pun sujud kepada Beliau. Sedang pada kita manusia biasa yang tercipta melalui proses alamiah atas kehendak-Nya, juga diberikan perangkat untuk memperolehnya (tepatnya perangkat untuk membuat Allah berkenan dan percaya untuk menurunkannya pada kita), yaitu qalb, syariat lahir, dan syariat batin.

Dengan demikian, bagi manusia yang belum memiliki unsur ini dalam dirinya, sangat wajar jika malaikat tidak akan tunduk padanya, dan dia memang belum layak untuk disujudi. Contoh saja, jika kita sekarang memerintahkan pada malaikat di samping kita untuk menampakkan dirinya, apakah mereka akan tunduk pada perintah kita itu?

Mengapa para malaikat tunduk pada para Nabi dan orang-orang suci? Karena lewat proses perjuangan penyucian qalb dan diri mereka masing-masing, Allah berkenan menganugerahkan Ruh-Nya tadi kepada orang-orang itu. Bedanya dengan Adam a.s dan Isa a.s, mereka tertular Ruh-Nya sejak lahir, karena diciptakan langsung dengan tangan Allah (dalam tanda kutip); sedangkan manusia selain mereka, untuk dapat dianugerahi Ruh Al-Quds, harus melewati perjuangan diri. Mereka harus membuktikan pada Allah bahwa mereka layak untuk dianugerahi unsur yang paling agung yang bisa didapatkan oleh makhluk ke dalam jiwanya.

Di sisi lain, ada beberapa malaikat yang tidak tunduk kepada mereka yang memiliki Ruh Al-Quds, namun memposisikan dirinya sejajar dengan para Insan Kamil. Mengapa? Karena beberapa malaikat ini juga dianugerahi Ruh Al-Quds oleh Allah. Sebagaimana manusia, tidak semua malaikat memiliki Ruh Al-Quds. Dari para malaikat yang memilikinya, diantaranya adalah para malaikat utama (Archangels): Jibril a.s. (Arch. Gabriel), Mikail a.s. (Arch. Michael), Izrail a.s. (Arch. Uriel), dan Israfil a.s. (Arch. Raphael). Kedudukan mereka diantara para malaikat kurang lebih sama seperti kedudukan para Nabi diantara manusia.

Dalam [2] : 253,Rasul-rasul (rasul: pembawa risalahpen.) itu Kami lebihkan sebagian mereka di atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mujizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Quds. (Q. S. [2] : 253)

Jadi kurang tepat jika kita mengatakan dengan terlalu mudah bahwa manusia, atau kita, adalah makhluk yang paling mulia di alam semesta. Manusia baru menjadi makhluk yang paling mulia jika telah diperangkati Allah dengan unsur ini. Jika belum diperangkati dengan unsur ini, bahkan kedudukan manusia bisa lebih rendah dari hewan ternak (lihat Q.S. 25:44).

Penganugerahan Ruh-Nya pada seorang manusia inilah yang secara awam dikatakan sebagai manunggaling kawulo gusti, atau penyatuan hamba dan Tuhannya yang sering dilabelkan pada kaum sufi di seluruh dunia. Padahal yang terjadi sebenarnya, adalah penganugerahan Ruh-Nya atau Ruh Al-Quds kepada diri seseorang. Sebagai zat, Allah dan makhluk mustahil menyatu.

Ruh Al-Quds inilah yang membawa penjelasan kemisian seseorang, untuk apa seseorang diciptakan Allah, secara spesifik orang-per-orang. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds, seseorang menjadi mengerti misi hidupnya sendiri. Mereka-mereka yang telah dianugerahi Ruh Al-Quds inilah yang disebut sebagai marifat, dan telah mengenal diri sepenuhnya.

Man arafa nafsahu, faqad arafa Rabbahu, kata Rasulullah. Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Rabb-nya. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya, seseorang menjadi mengenal dirinya, mengerti kemisian dirinya, dan mengenal Rabb-nya melalui kehadiran Ruh-Nya itu.

Dengan mengenal dirinya secara sejati, maka mulailah seseorang ber-agama secara sejati pula. Awaluddiina marifatullah, kata Ali bin Abi Thalib kwh. Awalnya ad-diin (agama) adalah marifatullah (mengenal Alah). Jadi berbeda dengan pengertian awam bahwa mencapai makrifat adalah tujuan beragama, justru sebaliknya: marifat adalah awalnya beragama, ber-diin dengan sejati.

Saya pribadi percaya bahwa inilah trinitas yang dikembalikan oleh Quran kepada hakikatnya semula: Allah, Ruh Al-Quds, dan jasad sang Insan Kamil. Pengertian trinitas ini, seiring dengan berjalannya waktu dan jauhnya aliran doktrin dari mata-airnya, perlahan berubah menjadi sesuatu yang abstrak: tiga tetapi satu dan satu tetapi tiga. Namun Rasulullah melaui Quran, secara halus mengembalikan khazanah tritunggal ini kepada esensinya: bukan zatnya yang satu sekaligus tiga, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah Allah dan Insan Kamil, melalui kehadiran Ruh Al-Quds, telah sepenuhnya selaras dan menjadi satu kehendak. Apapun perbuatan, perilaku dan kehendak seorang Insan Kamil akan sepenuhnya sesuai dengan kehendak Allah. Sedangkan Allah-nya sendiri, sebagai zat, tetap hanya satu. Inilah yang dikembalikan: Allah itu satu, tidak memiliki anak, dan anggota sistem ke-tiga-an itu terpisah, baik secara hakikat maupun zat. Wujudnya satu, bukan tiga.

Siapa saja Insan Kamil itu? Mereka adalah semua orang yang telah dianugerahi Allah Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya. Semua Nabi dan Rasul, termasuk Nabi Isa as, dan para orang suci yang ber-maqam rahmaniyah dan rabbaniyah, adalah Insan Kamil.

Ada sebuah hadits dari Rasulullah, ketika Umar melihat dajjal dan bermaksud membunuhnya, Rasulullah mencegah beliau. Rasulullah mengatakan, Umar tidak akan mampu membunuhnya. Yang akan menghadapi dajjal kelak adalah Nabi Isa as di akhir zaman. Kenapa Nabi Isa as, bukan Umar atau bahkan bukan Rasulullah? Karena, walaupun semua orang yang telah dianugerahi Ruh Al-Quds tidak bisa lagi disentuh iblis, hanya Nabi Isa-lah satu-satunya orang yang oleh Allah diberi kehormatan sebagai manusia yang memiliki Ruh Al-Quds sejak hari kelahirannya, bahkan sejak dalam kandungan. Kenapa bukan Adam a.s.? Karena Adam as tidak pernah dilahirkan. Beliau diciptakan, dijadikan. Menghadapi dajjal adalah hak Nabi Isa a.s.Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu ketika Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Quds, kamu dapat berbicara dengan manusia ketika masih dalam buaian dan ketika dewasa(Q. S. [5] : 110)Kembali ke persoalan sebelumnya,Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan mereka yang kafir. (QS. 2:34)

Sujudnya Malaikat kepada Adam, karena dalam diri manusia yang telah disempurnakan-Nya (Insan Kamil) ada yang disebut Ruh-Ku dalam ayat 38:72 tadi. Malaikat bukan sujud kepada sifat jasadiyahnya Adam. Malaikat akan sujud kepada siapapun yang dalam dirinya ada pantulan citra Allah (yang jelas, fokus, dan tidak blur), yaitu dengan kehadiran Ruh-Nya (Ruh Al-Quds) dalam jiwa seseorang. Iblis tidak mampu melihat ke dalam inti jiwa manusia tempat Ruh Al-Quds disematkan Allah, maka ia melihat Adam tidak lebih dalam dari sekedar tanah yang digunakan sebagai bahan jasadnya, sehingga ia enggan bersujud (perhatikan kata yang dipakai dalam ayat tersebut: kafir: tertutup, tidak mampu melihat kebenaran).

Kembali pada ayat:Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.. (Q.S. 38:72)

Jangan sujud kepada siapapun yang belum dianugerahi Allah Ruh-Nya ke dalam dirinya. Allah hanya memerintahkan sujud kepada mereka yang telah disempurnakan-Nya, dan telah dianugerahi Ruh Al-Quds kepada dirinya.

P.S. :

(1) Mereka-mereka yang telah dianugerahi Ruh Al-Quds mempunyai kemewahan yang tiada tara: bisa berdialog (bukan monolog maupun meminta secara sepihak saja) dengan Allah langsung tanpa melalui birokrasi malaikati apapun (jelas, karena kedudukannya jadi lebih tinggi dari malaikat). Allah akan berkenan menjawabnya langsung (lihat [2] : 253 di atas). Ia menjadi sahabat-Nya, Kalimullah (orang yang diajak berbicara dengan Allah). Ia menjadi keluarga-Nya (Ahlullah). Demikian pula, karena mustahil ketika seseorang mengenal Allah tidak takjub kepada-Nya, maka Allah-pun akan menjadi sosok yang paling dicintai orang tersebut.

(2) Tahu asal kata Hadits Qudsi? Kenapa ada perkataan Allah yang bisa disampaikan Nabi, tapi tidak ada dalam Quran? Disebut Hadits Qudsi karena ucapan-ucapan-Nya itu disampaikan Allah lewat Ruh Al-Quds yang telah dianugerahkan Allah taala kepada orang tersebut.

(3) Plural dari Ruh adalah Arwah. Karena semua Ruh langsung berasal dari Allah dan langsung pula kembali kepada-Nya, maka TIDAK ADA yang namanya arwah gentayangan. Tidak ada roh yang gentayangan, apalagi penasaran. Yang gentayangan itu jin, atau bisa juga iblis, mungkin.