Upload
firman-arafat
View
133
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 1/32
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen Personalia
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Manajemen
Personalia
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu
cabang ilmu manajemen yang terpenting di samping ilmu manajemen
lainnya. Cabang manajemen ini khusus membicarakan masalah
sumber daya manusia, sering disebut dengan istilah kepegawaian
atau personalia yang mengandung arti keseluruhan orang yang
dipekerjakan dalam suatu badan usaha. Hal ini disebabkan karena
sedemikian pentingnya peranan pegawai (manusia) di dalam
perusahaan sehingga menuntut keharusan bagi perusahaan untuk
memanfaatkan atau mendayagunakan manusia secara efektif dan
efisien.
Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah suatu cabang dari ilmu manajemen yang
11
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 2/32
khusus menitikberatkan perhatiannya kepada masalah kepegawaian
atau personalia suatu badan tertentu.
Perkembangan sumber daya manusia sebenarnya berjalan
secara bertahap, artinya di mulai sejak usaha masih bersifat
kekeluargaan sampai menjadi suatu perusahaan raksasa (Multi
Nasional). Bagi perusahaan-perusahaan kecil kebijakan pengaturan
personalia masih bersifat kekeluargaan.
Namun semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula
volume kegiatannya dan tentunya akan semakin kompleks pula
persoalan yang menyangkut masalah ketenagakerjaan. Oleh karena
itu diperlukan administrasi dan pengolahan yang lebih baik serta
kebijakan-kebijakan yang lebih baik.
Manajemen sumber daya manusia berusaha menerangkan
bagaimana memanfaatkan sumber daya manusia sebaik-baiknya
untuk dapat menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi sebanyak
mungkin kebutuhan masyarakat.
Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia, ada pendapat beberapa ahli
diantaranya menurut Dessler (2004), yaitu : “Kebijakan dan praktik
yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau
sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen meliputi
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 3/32
perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian” (hlm
71).
Menurut Handoko (2001) menjelaskan bahwa pengertian
sumbar daya manusia adalah : “Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah pengadaan seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan
penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan baik
individu maupun organisasi” (hlm 4).
Sedangkan menurut Manullang (2006) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Personalia memberikan definisi manajemen
personalia sebagai berikut : “Manajemen Personalia adalah seni dan
ilmu memperoleh, memerlukan dan memanfaatkan tenaga kerja
sehingga tujuan organisasi direalisir secara daya guna sekaligus
adanya kegairahan bekerja dari para pekerja” (hlm 42).
Masing-masing definisi di atas berbeda antara satu dengan
lainnya, tetapi pada prinsipnya mempunyai maksud dan tujuan yang
sama, yaitu manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
proses kegiatan-kegiatan untuk memperoleh, memelihara dan
menempatkan tenaga kerja yang tepat dalam jumlah maupun jenis
atau mutu, sehingga tujuan organisasi dapat mencapai sasaran efektif
serta adanya kepuasaan pada diri pekerja.
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 4/32
Dengan demikian dapat ditarik beberapa kesimpulan dari
pengertian-pengertian di atas mengenai manajemen sumber daya
manusia, yaitu :
a. Manajemen sumber daya manusia mengkhususkan diri tentang
hak yang berhubungan dengan manusia dan segala kegiatannya,
untuk memajukan atau mengembangkan dan keterampilan dari
tenaga kerja itu sendiri.
b. Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan dalam
menciptakan atau memelihara suasana dan kondisi kerja sehingga
para individu yang terdapat di dalamnya dapat bekerja bersama
dalam mencapai tujuan perusahaan.
c. Manajemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab
dalam memperoleh tenaga kerja dalam jumlah yang tepat, dengan
berpedoman pada moto “The Right Man in The Right Place” .
d. Kemajuan manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
ilmu dan seni untuk melaksanakan, antara lain : Planning,
organizing, actuating, dan controlling sehingga efektifitas dan
efisiensi dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam
pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
Adapun sebagai landasan pembahasan tentang pengertian
Manajemen Personalia terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian
Manajemen. Manajemen banyak diartikan sebagai seni untuk
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 5/32
mencapai tujuan melalui bantuan orang lain. Manajemen berasal dari
kata kerja to manage (Bahasa Inggris), yang berarti mengatur,
melaksanakan dan mengelola. Ini mengandung arti bahwa dengan
keahlian dan keterampilannya para manajer mengatur orang-orang
lain untuk melaksanakan tugas-tugas yang diperlukan dalam
mencapai tujuan organisasi, tidak melakukan pekerjaan itu sendiri.
Selain itu juga ada yang menyebut manajemen sebagai suatu proses,
yaitu suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.
Manajemen Menurut Manulang (2005) mengemukakan :
“Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk
tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan” (hlm 5).
Definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen
berhubungan dengan usaha penetapan dan pencapaian tujuan
menggunakan tenaga manusia. Menyadari pentingnya faktor manusia,
maka ada suatu kegiatan khusus yang disebut manajemen personalia.
Manajemen personalia yaitu program manajemen khusus
menitikberatkan perhatiannya pada masalah-masalah yang berkaitan
dengan pengelolaan dan usia.
Menurut Ranupandojo, Heidjrachman dan Husnan (2002),
Manajemen Personalia dinyatakan sebagai berikut : “perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dari pengadaan,
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 6/32
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,dan
pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu
mencapai tujuan perusahaan, individu, dan masyarakat” (hlm 5).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian
manajemen personalia adalah kemampuan dalam melaksanakan
fungsi untuk mewujudkan penggunaan tenaga kerja secara efektif dan
efisien yang merupakan suatu proses yang berjalan melalui kegiatan
yang dilaksanakan oleh sekelompok orang.
Adapun dalam kegiatan manajemen personalia ada beberapa
fungsi yang harus dilaksanakan. Fungsi-fungsi itu berkaitan erat satu
dengan yang lain serta saling berpengaruh membentuk suatu system
yang terpadu.
2. Fungsi Manajemen Sumber daya manusia
Mengenai penjelasan fungsi manajemen sumber daya manusia
seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2003:21) bahwa fungsi
sumber daya manusia meliputi :
a. Perencanaan (Planning )
Adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien
agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu
terwujudnya tujuan.
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 7/32
b. Pengorganisasian (Organizing )
Adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi.
c. Pengarahan (Directing )
Adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja
sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
d. Pengadaan (Procurement )
Adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
e. Pengembangan (Development )
Adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual
dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
f. Kompensasi (Compensation)
Adalah pemberian balas jasa langsung (Direct ) dan tidak langsung
(Indirect ), uang atau barang kepada karyawan sebagai imabalan
jasa yang diberikan kepada perusahaan.
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 8/32
g. Pengintegrasian (Integration)
Adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan
dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan
saling menguntungkan.
h. Pemeliharaan (Maintenance)
Adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,
mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja
sama sampai pensiun.
i. Kedisiplinan
Adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang merupakan
fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan
kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit
terwujud tujuan yang maksimal.
j. Pemberhentian (Separation)
Adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan, yang disebabkan oleh keinginan karyawan atau
perusahaan antara lain kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-
sebab lainnya, pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12
Tahun 1964.
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 9/32
Sedangkan menurut Manulang (2006:24) menjelaskan bahwa
fungsi manajemen personalia adalah sebagai berikut :
a. Membuat anggaran tenaga kerja yang dibutuhkan terminus di
dalamnya menarik tenaga kerja.
b. Membuat analisis pekerjaan, job description dan job
spesification.
c. Menilai dan memilih sumber-sumber tenaga kerja.
d. Mengadakan seleksi tenaga kerja.
e. Memilih dan mendidik tenaga kerja.
f. Memindahkan dan mempromosikan tenaga kerja.
g. Mengadakan pemberhentian tenaga kerja.
h. Memotivasi tenaga kerja.
i. Melakukan pemensiunan tenaga kerja.
Dimana dalam hal ini fungsi-fungsi tersebut adalah merupakan
suatu satuan usaha untuk mewujudkan penggunaan tenaga kerja
manusia secara efektif dan efisien. Akan tetapi di antara fungsi-fungsi
tersebut terdapat suatu fungsi-fungsi yang penting peranannya yaitu
melatih tenaga kerja.
Adapun fungsi pelatihan tenaga kerja ini adalah meningkatkan
kemampuan dan kecakapan karyawan yang disyaratkan didalam
pelaksanaan pekerjaaan karena pada akhirnya perkembangan dan
kemampuan suatu usaha dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 10/32
telah ditentukan akan tergantung kepada kecakapan manusianya
tersebut dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh para atasan.
Dengan kecakapan yang dimiliki oleh sentral karyawan maka akan
dapat menunjang aktivitas perusahaan secara lebih baik.
B. Pelatihan Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Pelatihan
Salah satu usaha yang ditempuh oleh perusahaan-perusahaan
guna meningkatkan produktifitas adalah melalui jalur pelatihan atau
latihan kerja. Banyak keuntungan yang akan diperoleh, baik
perusahaan maupun karyawan itu sendiri apabila di setiap perusahaan
memberikan kesempatan belajar bagi karyawan.
Melalui program pelatihan seorang karyawan akan dapat
menyalurkan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan
untuk menunjukkan kemampuan akan potensi yang dimilikinya.
Keinginan karyawan tersebut akan dipenuhi melalui sistem belajar
yang tekun, teratur, tidak mengenal putus asa dan haruslah diciptakan
dan diarahkan agar bermanfaat bagi kepentingan karyawan maupun
perusahaan.
Pada hakekatnya pelatihan ditekankan pada orientasi yang
umumnya bertujuan untuk meningkatkan kecakapan, keterampilan,
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 11/32
dan keahlian dalam menghadapi bidang pekerjaan yang berguna
untuk perkembangan karyawan.
Untuk lebih memperjelas mengenai arti, maka akan dipaparkan
pendapat para ahli, tentang pelatihan. Menurut Handoko (2001) dalam
bukunya manajemen personalia dan sumber daya manusia
menyatakan bahwa : “Latihan (Training ) dimaksudkan untuk
memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik
pelaksanaan kerja tertentu, terperinci dan rutin. Latihan menyiapkan
para karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang” (hlm 104).
Sedangkan menurut Siswanto (2005) memberikan definisi
pelatihan sebagai berikut : “Pelatihan merupakan proses membantu
para tenaga kerja untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan
mereka sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan
kebiasaan tentang fikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan
sikap yang layak” (hlm 199).
Dari kedua definisi di atas dapatlah disimpulkan bahwa
pelatihan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk :
a. Mengembangkan dan melaksanakan pekerjaan di masa depan
atau memecahkan beberapa masalah perusahaan.
b. Mengembangkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan
karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya secara tepat
dan efisien.
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 12/32
Dengan demikian betapa pentingnya pelatihan karyawan, maka
yang tidak kurang pentingnya adalah pencapaian sasaran dan
tujuannya. Tujuan mengembangkan karyawan adalah untuk
memperbaiki efektifitas kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil
yang telah ditetapkan, yang dapat dilakukan dengan memperbaiki
pengetahuan karyawan. Manfaat dari pelatihan dapat diuraikan, dari
segi karyawan dan dari segi perusahaan. Dari segi karyawan atau
individu, maka pelatihan memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan, terutama penerima-penerima terakhir
dalam bidang Ilmu Pengetahuan yang bersangkutan. Dengan
adanya pelatihan, kesempatan untuk menambah pengetahuan dan
mengenal pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan
yang dimilikinya semakin besar.
b. Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu
sekaligus memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama. Dengan
pelatihan maka karyawan yang akan diajak atau dilatih bagaimana
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar dari pada yang
dilakukan karyawan sebelumnya dan diharapkan para karyawan
dapat melakukan dan memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang
lama.
c. Merubah sikap pelatihan tidak hanya memperbaiki dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 13/32
memperbaiki dan mengembangkan sikap dan tingkah laku
karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan yang
bersangkutan.
d. Memperbaiki dan menambah imbalan balas jasa seperti gaji,
upah dan bonus karyawan akan meningkat karena hasil kerja atau
prestasi kerja.
2. Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan bagi suatu perusahaan, apabila akan
menyelenggarakan jenis pelatihan maka pertama-tama yang perlu
dilakukan adalah tujuan atau sasaran yang jelas atas diadakannya
pelatihan, karena tanpa tujuan atau sasaran yang jelas akan
merugikan perusahaan penyelenggara. Pelatihan yang tidak sesuai
dengan tujuan atau sasaran maka pelatihan tersebut tidak bermanfaat.
Jadi sebelum pelatihan dilaksanakan terlebih dahulu diterapkan
apa yang menjadi tujuan perusahaan, karena tujuan pelatihan
merupakan penuntun dalam pelaksanaannya dan dalam
pengawasannya. Tujuan atau sasaran pelatihan itu sendiri tergantung
dari perusahaan yang menyelenggarakan sesuai dengan jenis atau
macam pelatihan tersebut, misalnya pelatihan yang diselenggarakan
untuk karyawan baru tentu berbeda dengan pelatihan yang
diselenggarakan untuk karyawan yang akan dipromosikan untuk
memangku jabatan yang lebih tinggi.
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 14/32
Walaupun ada perbedaan dari masing-masing jenis pelatihan
akan tetapi pada hakekatnya sama yaitu, salah satu upaya untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam hal keahlian dan
keterampilan agar dapat bekerja lebih baik. Fungsi pelatihan kerja
yang ideal bertujuan :
a. Memberikan kesempatan dan cara kepada semua pekerja untuk
menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasi-operasi
industri sejak hari pertama masuk kerja.
b. Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam
perusahaan dengan jalan mengembangkan secara rutin kebutuhan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
Menurut Handoko (2001:103) ada dua tujuan utama program
pelatihan dan pengembangan karyawan, yaitu :
a. Pelatihan dan pengembangan dilakukan untuk menutup “Gap” atau
celah antar kecakapan atau kemampuan karyawan dengan
permintaan jabatan.
b. Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-
sasaran kerja yang telah ditetapkan.
Maka dapat dikatakan bahwa tujuan atau sasaran pelatihan
adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keahlian dan juga
keterampilan serta merubah sikap atau tindakan karyawan agar
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 15/32
mereka dapat bekerja lebih baik dan lebih berprestasi demi
kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang dan untuk
mempertinggi semangat kerja karyawan.
3. Metode Pelatihan
Dewasa ini dan untuk waktu yang akan datang, terus
dikembangkan berbagai metode pelatihan untuk mempermudah
mencapai tujuan pelatihan, dimana akan muncul metode terbaru untuk
dapat memenuhi kebutuhan karena perkembangan zaman dan
teknologi. Sesungguhnya metode-metode pelatihan akan terus
dikembangkan, tidaklah terlalu berarti bahwa metode terakhir akan
merupakan metode terbaik dari metode-metode sebelumnya. Masing-
masing metode tersebut mengandung masing-masing kebaikan di
samping kelemahan-kelemahan dalam mencapai suatu tujuan tertentu
dari sesuatu pelatihan, suatu metode pelatihan lebih baik dari metode
lain.
Dalam garis besarnya telah banyak pelatihan yang telah dipakai
dalam praktik. Metode pelatihan yang dikemukakan oleh Handoko
dalam bukunya “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”
(2001:112) membagi dua metode pelatihan yang dapat digunakan,
yaitu :
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 16/32
a. On The Job Training
Teknik-teknik “on the Job” merupakan metode latihan yang
paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru
dengan supervisi langsung seorang “pelatih” yang berpengalaman
(biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang
biasanya digunakan dalam praktik adalah sebagai berikut :
1) Rotasi Jabatan
Memberikan pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi
yang berbeda dan praktik berbagai macam keterampilan
manajerial.
2) Latihan instruksi pekerjaan.
Petunjuk-petunjuk pengerjaan diberikan secara langsung pada
pekerjaan dan digunakan terutama untuk melatih para
karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan mereka
sekarang.
3) Magang ( Apprenticeships)
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang
lain yang berpengalaman. Pendekatan ini dapat dikombinasikan
dengan latihan “of-the-job”. Asistensi dari internship adalah
bentuk lain program magang.
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 17/32
4) Bimbingan (Coaching )
Penyelia atau atasan memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin mereka.
Hubungan penyelia dan karyawan sebagai bawahan serupa
dengan hubungan tutor mahasiswa.
5) Penugasan Sementara
Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai
anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan.
Karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah-masalah organisasional nyata.
b. Of The Job Training
Dengan pendekatan ini karyawan peserta pelatihan
menerima kepresentasi tiruan (artificial ) suatu aspek organisasi
dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan
sebenarnya. Di antara metode-metode simulasi yang paling umum
digunakan adalah sebagai berikut:
1) Metode Studi Kasus
Deskripsi tertulis suatu situasi pengambilan keputusan nyata
disediakan. Aspek-aspek organisasi terpilih pada lembar kasus.
Karyawan yang terlihat dalam tipe latihan ini diminta untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisis situasi dan
merumuskan penyelesaian-penyelesaian alternatif. Dengan
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 18/32
metode kasus, karyawan dapat mengembangkan keterampilan
pengambilan keputusan.
2) Role Playing
Teknik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan
para karyawan (peserta pelatihan) untuk memainkan berbagai
peran yang berbeda. Peserta ditugaskan untuk memerankan
individu tertentu yang digambarkan dalam suatu episode dan
diminta untuk menanggapi peserta lain yang berbeda perannya
dalam hal ini tidak ada naskah yang mengatur pembicaraan dan
perilaku. Efektifitas metode ini sangat bergantung kepada
kemampuan peserta untuk memainkan peranan (sedapat
mungkin sesuai dengan realitas) yang ditugaskan kepadanya.
Teknik role playing dapat mengubah sikap peserta, seperti
menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan individual, dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan antar pribadi
(Interpersonal Skills).
3) Business Games
Business (Management ) game adalah suatu simulasi
pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan
situasi kehidupan bisnis nyata. Permainan bisnis yang
kompleks biasanya dilakukan dengan bantuan komputer untuk
mengerjakan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 19/32
Permainan disusun dengan aturan-aturan tertentu yang
diperoleh dari teori ekonomi atau dari suatu studi operasi-
operasi bisnis atau industri secara terperinci. Para peserta
memainkan “game” dengan memutuskan harga produk yang
akan dipasarkan. Berapa besar anggaran pengiklanan, siapa
yang akan tertarik dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk
melatih para karyawan atau manajer dalam pengambilan
keputusan dan cara mengelola operasi-operasi perusahaan.
4) Vestibule Training
Agar program latihan tidak terganggu operasi-operasi normal,
organisasi menggunakan vestibule training . Bentuk latihan ini
dilaksanakan bukan oleh atasan (penyelia), tetapi oleh pelatih-
pelatih khusus. Area-area terpisah dibangun dengan berbagai
jenis peralatan sama seperti yang akan digunakan pada
pekerjaan sebenarnya.
5) Latihan Laboratorium (Laboratory Training )
Teknik adalah suatu bentuk latihan kelompok terutama
digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
antar pribadi. Salah satu bentuk latihan laboratorium yang
terkenal adalah latihan sensitifitas di mana peserta belajar
menjadi lebih sensitif (peka) terhadap perasaan orang lain dan
lingkungan. Latihan ini juga berguna untuk mengembangkan
2
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 20/32
berbagai perilaku bertanggung jawab terhadap pekerjaan di
waktu yang akan datang.
6) Program-program pengembangan eksekutif.
Program-program ini biasanya diselenggarakan di Universitas
atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Organisasi biasanya
mengirimkan karyawannya untuk mengikuti paket-paket khusus
yang ditawarkan atau bekerja sama dengan suatu lembaga
pendidikan untuk menyelenggarakan secara khusus bentuk
penataran, pendidikan atau latihan sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
4. Manfaat Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu bentuk investasi, oleh karena
itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang maka perlu
memberikan pelatihan kepada karyawannya. Adapun pelatihan
menjamin tersedianya tenaga-tenaga kerja yang ada di dalam
perusahaan mempunyai keahlian dan dapat menggunakan fikirannya
secara kritis.
Menurut Notoadmodjo dalam buku “Pengembangan sumber
daya manusia” (2003:30) pentingnya pelatihan bagi sumber daya
manusia adalah sebagai berikut :
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 21/32
a. SDM yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam suatu
organisasi belum tentu mempunyai keahlian yang sesuai dengan
persyaratan untuk diperlakukan dalam jabatan tersebut.
b. Dengan adanya kemampuan ilmu dan teknologi jelas akan
mempengaruhi suatu organisasi. Oleh karena itu, jabatan-jabatan
yang dulu belum diperiksa. Sekarang diperlukan orang yang akan
menempati jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada. Dengan
demikian maka diperlukan penambahan atau peningkatan
kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut.
c. Promosi dalam suatu organisasi adalah suatu keharusan, apabila
organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi
seseorang adalah sebagai salah satu reward dan insentive.
Adanya reward dan insentive yang berupa promosi dapat
meningkatkan produktifitas kerja bagi seorang karyawan. Kadang-
kadang kemampuan seorang karyawan yang akan dipromosikan
untuk menduduki jabatan tertentu masih belum cukup untuk itulah
maka diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan.
d. Di dalam masa pembangunan organisasi baik pemerintahan
ataupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan
pelatihan bagi karyawannya agar diperoleh efektifitas dan efisiensi
kerja sesuai dengan masa pembangunan.
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 22/32
Pentingnya pelatihan bukanlah semata-mata bagi karyawan
yang bersangkutan tetapi juga manfaat bagi perusahaan. Karena
dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para karyawan
maka akan meningkatkan produktifitas kerja pada karyawan.
Produktifitas kerja karyawan meningkat maka organisasi yang
bersangkutan akan memperoleh keuntungan.
Menurut Fathoni dalam buku “Organisasi dan Manajemen
Sumber Daya Manusia” (2006:194-195), menjelaskan tentang manfaat
latihan bagi organisasi dan karyawan, yaitu :
Bagi organisasi terdapat paling sedikit 7 manfaat yang dapat
dipetik melalui penyelenggaraan program pelatihan dan
pengembangan, yaitu :
a. Peningkatan produktifitas kerja organisasi secara keseluruhan
antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena
kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya antara
berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda
dan bahkan yang spesialistik, meningkatkan tekad mencapai
sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga
organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh
b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
antara lain karena adanya pendelegasian wewenang interaksi yang
didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknikal maupun
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 23/32
intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan bagi
bawahan untuk berfikir dan bertindak secara inovatif
c. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan
tepat karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak
sekedar diperintah oleh manajer
d. Meningkatkan semangat kerja seluruh karyawan dalam organisasi
dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi
e. Mendorong sikap penerapan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial yang partisipatif
f. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada
gilirannya memperlancar proses perumusan kebijakan organisasi
dan operasionalnya
g. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah
tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di
kalangan anggota organisasi
Di samping manfaat bagi organisasi, terdapat paling sedikit 10
manfaat program pelatihan bagi karyawan suatu organisasi, yaitu :
a. Membantu para pegawai membuat keputusan yang lebih baik
b. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapinya
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 24/32
c. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor
motivasional
d. Timbulnya dorongan dalam diri pekerja untuk terus meningkatkan
kemampuan kerjanya
e. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stres, frustasi,
dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri
sendiri
f. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat
dimanfaatkan oleh pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-
masing secara teknikal dan intelektual
g. Meningkatkan kepuasan kerja
h. Semakin besarnya pengakuan atas seseorang
i. Semakin besarnya tekad berkerja untuk lebih mandiri
j. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa
depan
Dari penjelasan di atas, manfaat besar lainnya yang dapat
dipetik melalui penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan secara
baik adalah dalam rangka penumbuhan dan pemeliharaan hubungan
yang serasi antara para anggota organisasi yang terjadi karena :
a. Terjadinya proses komunikasi yang efektif
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 25/32
b. Adanya persepsi yang sama tentang tugas-tugas yang harus
diselesaikan
c. Ketaatan semua pihak terhadap berbagai ketentuan yang bersifat
normatif, baik yang berlaku umum yang ditetapkan oleh instansi
pemerintah yang berwenang maupun yang berlaku khusus di
lingkungan suatu organisasi tertentu
d. Terdapatnya iklim yang baik bagi pertumbuhan seluruh pegawai
e. Menjadikan organisai sebagai tempat yang lebih menyenangkan
untuk berkarya
Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh setelah sasaran
tercapai adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi pengawasan.
b. Meningkatkan rasa harga diri.
c. Meningkatkan kerja sama antara mereka.
d. Memudahkan pelaksanaan promosi dan mutasi.
e. Memudahkan pelaksanaan pendelegasian wewenang.
Dari berbagai manfaat yang dikembangkan di atas, yaitu
sifatnya masih ilustratif, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai
investasi organisasi bukan hanya wajar, akan tetapi mutlak dilakukan.
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 26/32
C. Produktifitas Kerja Karyawan Dalam Perusahaan
1. Pengertian Produktifitas
Produktifitas adalah suatu konsep untuk menentukan tujuan
yang efektif, pembuatan rencana, dan mengaplikasikannya secara
efisien dalam penggunaan sumber-sumber daya dengan menjaga
standar kualitas tetap tinggi.
Dalam dunia kerja produktifitas diperlukan untuk mencapai
tujuan dan meningkatkan standar hidup bagi karyawan, perusahaan,
serta masyarakat umum.
Produktifitas mempunyai arti filosofi sebagai pandangan hidup
dan sikap mental yang selalu berubah-ubah, untuk meningkatkan
keadaan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih
baik dari hari ini. Bila sikap ini sudah dimiliki seorang karyawan maka
ia akan selalu berusaha mencari perbaikan dan peningkatan hidup
agar menjadi lebih dinamis, kreatif, dan kritis terhadap ide-ide baru
dan perubahan di sekitar lingkungan kerjanya.
Untuk lebih jelasnya tentang pengertian produktifitas maka akan
diberikan pendapat para ahli mengenai definisi produktifitas,
diantaranya :
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 27/32
Menurut Swasta (2000), produktifitas didefinisikan sebagai :
“sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah
barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (tenaga kerja,
modal, tanah, energi, dan sebagainya), yang dipakai untuk
menghasilkan hasil tersebut”. (hlm 54)
Dalam ilmu ekonomi, produktifitas merupakan rasio antara hasil
kegiatan (output ) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan
hasil tersebut (input ). Pada dasarnya setiap bentuk input bila
dikualifikasikan dapat digunakan sebagai faktor penyebut (pembagi)
pada rasio produktifitas, hal ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu :
a. Karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja
sebagai bagian dari biaya terbesar untuk pengadaan produk atau
jasa.
b. Karena masukan pada sumber daya manusia lebih dihitung
dibandingkan mencari informasi mengenai faktor-faktor produksi
lainnya.
Produktifitas kerja dapat ditingkatkan salah satunya melalui
pengembangan sumber daya manusia, dengan demikian maka
karyawan akan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar jika
pengembangan sumber daya manusia itu berjalan dengan baik.
Pada saat telah diketahui mengenai adanya suatu pengaruh
pengembangan sumber daya manusia terhadap produktifitas kerja
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 28/32
karyawan, maka penulis akan menggunakan rumus dasar produktifitas
menurut Hasibuan (2002) adalah sebagai berikut :
Produktivitas kerja =Input
Output
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
produktifitas karyawan adalah perbandingan antara output (hasil yang
dicapai) dengan jumlah input (jumlah karyawan). Dengan melakukan
program pengembangan sumber daya manusia maka diharapkan
tingkat output (hasil yang dicapai) yang dicapai akan menjadi semakin
besar sehingga berdampak langsung pada peningkatan produktifitas
kerja.
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produktifitas Kerja Karyawan
Produktifitas kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang saling berhubungan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut
bisa berasal dari tenaga kerja itu sendiri, lingkungan perusahaan dan
juga kebijakan pemerintah. Secara umum, sedikitnya ada 6 faktor
yang mempengaruhi tingkat produktifitas kerja, yaitu :
a. Pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
Pendidikan ditujukan untuk menambah pengetahuan seseorang
dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Pelatihan dan
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 29/32
pengembangan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
b. Gizi dan Kesehatan
Keadaan gizi dan kesehatan seseorang akan menentukan
kemempuan dalam menjalankan aktifitas pekerjaan.
c. Penghasilan dan Jaminan Sosial
Dalam hal ini penghasilan dan jaminan seseorang dapat diartikan
sebagai suatu kompensasi yang diberikan terhadap seorang
karyawan. Pemberian tersebut bertujuan untuk mendorong
karyawan agar produktif dalam bekerja.
d. Kesempatan Kerja
Produktifitas seseorang akan meningkat apabila diberikan
kesempatan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya dan diberikan
kesempatan untuk mengembangkan diri.
e. Meningkatkan Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial dapat ditingkatkan melalui beberapa
program pengembangan sumber daya manusia agar sumber daya
manusia yang dimiliki dapat menghasilkan efisiensi dan efektifitas
yang cukup.
f. Kebijakan Pemerintah
3
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 30/32
Kebijakan pemerintah secara tidak langsung dapat mempengaruhi
peningkatan produktifitas kerja. Namun demikian, hal tersebut
kembali berpulang terhadap kegiatan-kegiatan pemerintah itu
sendiri.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas sangat mempengaruhi
peningkatan produktifitas kerja karyawan. Oleh karena itu perusahaan
harus memperhatikan keseluruhan faktor-faktor tersebut. Hal ini
penting jika perusahaan ingin mencapai peningkatan produktifitas
kerja yang diinginkan.
D. Peranan Pelatihan terhadap Produktifitas Kerja
Karyawan
Pelatihan sumber daya manusia sangat berhubungan dengan
peningkatan produktifitas kerja karyawan. Hal ini dikarenakan program
pelatihan sumber daya manusia memang diperuntukkan untuk
memperoleh peningkatan kualitas karyawan yang tentunya akan
berbanding lurus dengan peningkatan produktifitas kerja karyawan.
Sehingga bisa disimpulkan semakin baik program pelatihan sumber daya
manusia dijalankan, maka akan semakin baik pula tingkat produktifitas
kerja yang akan dicapai. Kegiatan pelatihan sumber daya manusia ini
bertujuan untuk menambah keahlian, kecakapan, dan pengetahuan serta
4
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 31/32
tingkat mobilitas kerja yang tinggi karyawan, yang pada akhirnya akan
meningkatkan produktifitas kerja karyawan itu sendiri.
Mengenai peranan pelatihan terhadap produktifitas karyawan
Siagian (2002) menulis sebagai berikut :
“Manfaat yang dapat dipetik jika suatu program pelatihanterselenggara dengan baik, sungguh banyak manfaat yang dapat dipetikbaik oleh organisasi, oleh berbagai kelompok kerja, dan oleh parakaryawan sendiri. Misalnya, organisasi memiliki karyawan yang mampuberkarya dengan hasil yang memuaskan karena pengetahuan dan
keterampilannya yang sesuai dengan tuntutan tugas. Dikarenakan adanyaperilaku yang mendorong, mereka termotivasi bekerja keras; dan karenamereka mampu bekerja secara mandiri, yang berakibat ‘membebaskan’para manajer melakukan bimbingan, pengarahan, pembinaan, danpengawasan ketat, maka manajer mempunyai waktu yang lebih banyakuntuk mencurahkan kemampuan manajerial dalam melaksanakan tugas-tugas manajerial lain yang akan lebih menjamin keberhasilan perusahaanguna mencapai tujuan dan berbagai sasarannya”.
“para karyawan sendiri memetik manfaat seperti peningkatankemampuan mengambil keputusan, penerapan ilmu dan keterampilanyang baru dimiliki, kesediaan bekerja sama dengan orang lain, motivasi
untuk berkembang semakin besar. Peningkatan kemampuanmenyesuaikan perilaku yang tepat, kemajuan dalam meniti karir,peningkatan penghasilan dan peningkatan kepuasan kerja. Kesemuanyaitu dapat bermuara dalam keinginan berkarya sedemikian rupa sehinggaproduktifitas kerjanya semakin meningkat” (hlm 161).
Menurut Hasibuan (2000), menyatakan : “dengan pelatihan maka
produktifitas kerja akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi
semakin baik, karena tecnical skill , human skill, dan manajerial skill
karyawan akan semakin baik” (hlm 77).
Dari uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil
yang didapat setelah melaksanakan program pelatihan sumber daya
manusia yaitu bertambahnya pengetahuan dan keterampilan, agar
4
5/13/2018 (7) BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/7-bab-ii 32/32
karyawan dapat bekerja lebih baik lagi, sikap yang kurang baik dari
karyawan akan dirubah ke sikap yang lebih baik lagi. Seperti pendapat
Siagian (2002) yang mengatakan bahwa pelatihan merupakan salah satu
instrumen yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas
kerja para karyawan dalam suatu organisasi, yang pada gilirannya akan
meningkatkan produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Dengan semakin membaiknya berbagai aspek dalam diri karyawan
setelah mengikuti program pelatihan sumber daya manusia maka dapat
dipastikan akan memacu perbaikan tingkat produktifitas kerja karyawan
tersebut. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa program pelatihan
sumber daya manusia sangat berperan dalam upaya meningkatkan
produktifitas kerja karyawan.
4