Upload
hexa-jogle
View
398
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
AK PJB2
Citation preview
DAFTAR ISI
1.1 PENGERTIAN TURBIN GAS ................................................................................................... 1
1.2 FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TURBIN GAS .................................................................. 2
1.3 KONSTRUKSI TURBIN GAS ................................................................................................ 6
1.3.1 Komponen Utama Turbin Gas (Kompresor, Ruang Bakar, dan Turbin). .......................... 6
1.3.2 Kelengkapan Turbin Gas ................................................................................................ 20
1.4 EFISIENSI TURBIN GAS ..................................................................................................... 29
1.5 KLASIFIKASI TURBIN GAS ............................................................................................... 30
1.6 SIKLUS PLTGU (COMBINED CYCLE) .............................................................................. 31
BAB II TURBIN UAP (STEAM TURBINE).................................................................................. 33
2.1 PENGERTIAN STEAM TURBINE ..................................................................................... 33
2.2 FUNGSI DAN PRINSIP KERJA STEAM TURBINE ........................................................ 33
2.3 INSTALASI STEAM TURBINE ........................................................................................... 34
2.3.1 Siklus Pembangkit Sederhana (Rankine Cycle). .............................................................. 34
2.3.2 Siklus Pembangkit Kompleks ......................................................................................... 35
2.4 KONSTRUKSI STEAM TURBINE ..................................................................................... 39
2.4.1 Komponen Utama Steam Turbine .................................................................................... 39
2.4.2 Kelengkapan Steam Turbine ............................................................................................ 43
2.4.3 Alat-Alat Bantu Steam Turbine........................................................................................ 63
2.5 SISTEM-SISTEM TERKAIT STEAM TURBINE .............................................................. 74
2.5.1 Feed Water System. .......................................................................................................... 74
2.5.2 Condensate Pump............................................................................................................. 75
2.5.3 Cooling Water System (Sea Water) ................................................................................ 79
2.6 OPERASI STEAM TURBINE ............................................................................................... 80
2.6.1 Cold Start Up (Start Dingin). ........................................................................................... 80
2.6.2 Warm II Start Up (Start Hangat) ..................................................................................... 84
2.6.3 Warm I Start Up (Start Hangat) ...................................................................................... 86
2.6.4 Hot Start Up ................................................................................................................... 88
2.6.5 Very Hot Start Up .......................................................................................................... 89
2.7 GANGGUAN-GANGGUAN PADA STEAM TURBINE .................................................... 90
2.8 EFISIENSI STEAM TURBINE ............................................................................................. 91
2.9 MAINTENANCE/ PERAWATAN STEAM TURBINE ...................................................... 93
2.9.1 Preventive Maintenance ................................................................................................... 93
2.9.2 Predictive Maintenance ................................................................................................... 94
2.9.3 Corrective Maintenance ................................................................................................... 95
2.9.4 Proactive Maintenance .................................................................................................... 95
LAMPIRAN
Turbin
1.1. PENGERTIAN TURBIN GAS
Turbin gas/ Gas-turbine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan memanfaatkan kompresor dan
energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik melalui ud
turbin sehingga menghasilkan daya.
kompresor, ruang bakar dan turbin.
Gambar 1.1 Sistem Turbin Gas
Turbin gas digunakan sebagai penggerak generator listrik. Agar turbin dapat berputar,
dibutuhkan beberapa komponen yang lain. Turbin gas merupakan serangkain komponen yang dirangkai
menjadi kesatuan yang dinamakan siklus
turbin.
Agar turbin gas dapat beroperasi dengan baik dan seefisien mungkin, turbin gas diperlukan
peralatan-peralatan lain seperti lubrication system, control system, cooling system, fuel system,
lain-lain.
Pada pembangkit listrik, turbin gas tidak hanya digunakan untuk menggerakkan generator
listrik. Akan tetapi turbin gas ini juga digunakan sebagai pemanas ada HRSG (
BAB I
TURBIN GAS
PENGERTIAN TURBIN GAS
adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memanfaatkan kompresor dan mesin pembakaran internal. Di
energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar sudu
turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas terdiri dari tiga komponen
Gambar 1.1 Sistem Turbin Gas
Turbin gas digunakan sebagai penggerak generator listrik. Agar turbin dapat berputar,
dibutuhkan beberapa komponen yang lain. Turbin gas merupakan serangkain komponen yang dirangkai
menjadi kesatuan yang dinamakan siklus brayton. Siklus ini terdiri dari kompresor,
Agar turbin gas dapat beroperasi dengan baik dan seefisien mungkin, turbin gas diperlukan
lubrication system, control system, cooling system, fuel system,
Pada pembangkit listrik, turbin gas tidak hanya digunakan untuk menggerakkan generator
listrik. Akan tetapi turbin gas ini juga digunakan sebagai pemanas ada HRSG (Heat Recovery Steam
1
adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
pembakaran internal. Di dalam turbin gas,
ara bertekanan yang memutar sudu
Sistem turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
Turbin gas digunakan sebagai penggerak generator listrik. Agar turbin dapat berputar,
dibutuhkan beberapa komponen yang lain. Turbin gas merupakan serangkain komponen yang dirangkai
. Siklus ini terdiri dari kompresor, combuster, dan
Agar turbin gas dapat beroperasi dengan baik dan seefisien mungkin, turbin gas diperlukan
lubrication system, control system, cooling system, fuel system, dan
Pada pembangkit listrik, turbin gas tidak hanya digunakan untuk menggerakkan generator
Heat Recovery Steam
Turbin
Generator). Temperatur pada sisi exhaust turbine
dibuang ke atmosfir akan sia-sia.
1.2. FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TURBIN GAS
Dalam aplikasinya, turbin gas tidak dapat bekerja tanpa komponen kompresor dan ruang
bakar/combuster. Ketiga komponen tersebut membentuk siklus y
Brayton”. Fungsi dan prinsip kerja dari
Turbin gas pada kondisi ideal
yang dimampatkan dengan menggunakan kompresor
adiabatik/entropi konstan). Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang bakar
pada tekanan tetap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar
Gambar1.2 Skema Turbin Gas
exhaust turbine masih cukup tinggi. Apabila gas sisa dari turbin gas
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TURBIN GAS
turbin gas tidak dapat bekerja tanpa komponen kompresor dan ruang
. Ketiga komponen tersebut membentuk siklus yang dikenal dengan
ungsi dan prinsip kerja dari siklus ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
ideal memanfaatkan gas bertekanan yang didapat dari udara
dengan menggunakan kompresor pada kondisi isentropik
Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang bakar
pada tekanan tetap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar
2
ggi. Apabila gas sisa dari turbin gas
turbin gas tidak dapat bekerja tanpa komponen kompresor dan ruang
ang dikenal dengan nama ”Siklus
dilihat pada gambar di bawah ini:
memanfaatkan gas bertekanan yang didapat dari udara atmosfir
isentropik (reversibel
Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang bakar
pada tekanan tetap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar
Turbin
diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban
T-S, siklus turbin gas akan terlihat seperti gambar dibawah ini:
Gambar 1.3 Diagram P
proses 1-2 : Proses pemempatan udara secara isentropik dengan menggunakan kompresor
proses 2-3 : Pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Pemasukan bahan baker ini dilakukan
di dalam combuster
proses 3-4 : Proses ekspansi gas hasil pembakaran
pembakaran dilakukan pada turbin.
proses 4-1 : Proses pembuangan panas pada tekanan konstan
Pada proses pemampatan udara
kerja sebesar selish entalpi antara inlet kompresor dengan exhaust kompresor. Pada
2-3) terjadi pemasukan kalor dari pembakaran bahan bakar bersama
dimampatkan. Sedangkan pada proses ekspansi pada turbin (proses 3
digunakan sebagai tenaga untuk memutar
memutar poros/shaft yang akan memutar poros generator. Generator inilah yang akan membangkitkan
listrik. Isentropik merupakan kondisi entropi yang terjadi konstan.
Secara matematis kerja dan panas yang dihasilkan atau dilepask
dituliskan sebagai berikut.
diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban generator. Apabila digambar dalam d
, siklus turbin gas akan terlihat seperti gambar dibawah ini:
Gambar 1.3 Diagram P-V dan T-S Turbin Gas Ideal
: Proses pemempatan udara secara isentropik dengan menggunakan kompresor
emasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Pemasukan bahan baker ini dilakukan
kspansi gas hasil pembakaran (dari combuster). Ekspansi gas panas hasil
pembakaran dilakukan pada turbin. Ekspansi dilakukan dalam kondis
pembuangan panas pada tekanan konstan.
Pada proses pemampatan udara (proses 1-2), secara termodinamika kompresor
kerja sebesar selish entalpi antara inlet kompresor dengan exhaust kompresor. Pada
3) terjadi pemasukan kalor dari pembakaran bahan bakar bersama-sama dengan udara yang
dimampatkan. Sedangkan pada proses ekspansi pada turbin (proses 3-4), gas hasil pembakaran
digunakan sebagai tenaga untuk memutar sudu-sudu pada rotor turbin. Rotor yang berputar ini akan
memutar poros/shaft yang akan memutar poros generator. Generator inilah yang akan membangkitkan
Isentropik merupakan kondisi entropi yang terjadi konstan.
Secara matematis kerja dan panas yang dihasilkan atau dilepaskan pada siklus brayton
3
Apabila digambar dalam diagram P-V dan
: Proses pemempatan udara secara isentropik dengan menggunakan kompresor
emasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Pemasukan bahan baker ini dilakukan
Ekspansi gas panas hasil
Ekspansi dilakukan dalam kondisi isentropik.
2), secara termodinamika kompresor membutuhkan
kerja sebesar selish entalpi antara inlet kompresor dengan exhaust kompresor. Pada combuster (proses
sama dengan udara yang
4), gas hasil pembakaran
Rotor yang berputar ini akan
memutar poros/shaft yang akan memutar poros generator. Generator inilah yang akan membangkitkan
an pada siklus brayton
Turbin
• Kerja yang dilakukan kompresor
• Kalor yang diberikan pada
• Kerja yang dihasilkan turbin
dimana ma adalah massa dari udara dan m
Namun pada aplikasi di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai. Entropi akan naik
dan tekanan akan turun. Apabila dinyatakan dalam T
berikut:
Gambar 1.4 Diagram T
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal.
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas
dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
sebab terjadinya kerugian antara lain:
• Adanya gesekan fluida yang menyebabk
losses) di ruang bakar.
• Adanya kerja yang berlebih waktu proses kom
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Kerja yang dilakukan kompresor Wc= ma (h2-h1).
Kalor yang diberikan pada Combuster Qc= (ma+mf)(h3-h2)
Kerja yang dihasilkan turbin Wt= (ma+mf)(h3-h4)
adalah massa dari udara dan mf adalah massa bahan bakar.
Namun pada aplikasi di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai. Entropi akan naik
dan tekanan akan turun. Apabila dinyatakan dalam T-s dan diagram akan terlihat seperti gambar
Gambar 1.4 Diagram T-S Turbin Gas Aplikasi
ak ada proses yang selalu ideal. Tetap terjadi kerugian
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas
performansi turbin gas itu sendiri jika dibanding dengan kondisi ideal
kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
sebab terjadinya kerugian antara lain:
a gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (
) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadin
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
4
)
Namun pada aplikasi di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai. Entropi akan naik
s dan diagram akan terlihat seperti gambar
etap terjadi kerugian-
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas
jika dibanding dengan kondisi ideal.
kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-
kerugian tekanan (pressure
presi yang menyebabkan terjadinya
Turbin
Prinsip Kerja Kompresor
Kompresor yang biasanya dipakai pada turbin gas adalah
compressore. Pada axial compressore
Secara global kompresor bekerja dengan cara menyedot udara kemudian mendorong udara ini ke sudu
tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk
memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari udara (prinsip bernoully aparatus).
Prinsip Kerja Combuster
Dari kompresor, udara bertekanan dibawa ke ruang bakar (
bertekanan dibakar bersama dengan fuel/bahan bakar. Bahan bakar yang umum dipakai dalam ruang
bakar ini adalah gas alam (natural gas). Selain gas alam, bahan bakar yang biasa dipakai sebagai bahan
bakar adalah fuel oil/ minyak (den
menaikkan temperatur. Combuster
pendinginan sehingga gas yang keluar dari ruang bakar merupakan temperatur rata
Panjang dari ruang bakar didesain dengan mempertimbangkan waktu dan tempat yang cukup untuk
bahan bakar bisa terbakar sempurna dan memudahkan pemantik untuk membakar bahan bakar menjadi
lebih mudah. Desain ruang bakar juga mempertimbangkan masalah residu pembakaran. Desain
bakar harus mempertimbangkan bagaimana mereduksi gas NO
Prinsip Kerja Turbin
Pada turbin gas, temperature and
Konversi energi berlangsung dalam dua tahap. Pada bagian nosel,
ekspansi. Sedangkan energi panas diubah menjadi energi kinetik.
Hampir 2/3 dari kerja yang dibutuhkan dari siklus ini diperlukan untuk menggerakkan
kompresor. Oleh karena itu, kerja
beban, hanya mempresentasikan 1/3 dari kerja siklus.
Pada turbin, khususnya pada 1
menahan temperatur yang cukup ekstrim (2200°F/ 1204°C). Temperatur yang sangat tinggi ini juga
bercampur dengan kotoran/ kontaminan dari udara dan bahan bakar sehingga sangat rawan terkena
korosi. Kontaminasi ini sangat sulit untuk dikontrol,sehingga dibutuhkan bahan paduan/
Kompresor yang biasanya dipakai pada turbin gas adalah axial compressore
axial compressore, bentuk dari sudu-sudu rotor mendekati bentuk dari airfoils.
Secara global kompresor bekerja dengan cara menyedot udara kemudian mendorong udara ini ke sudu
uknya menyerupai bentuk dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk
memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari udara (prinsip bernoully aparatus).
, udara bertekanan dibawa ke ruang bakar (combuster). Di ru
bertekanan dibakar bersama dengan fuel/bahan bakar. Bahan bakar yang umum dipakai dalam ruang
r ini adalah gas alam (natural gas). Selain gas alam, bahan bakar yang biasa dipakai sebagai bahan
minyak (dengan efisiensi tinggi). Bahan bakar yang dibakar berfungsi untuk
Combuster didesain untuk menghasilkan campuran, pengenceran dan
pendinginan sehingga gas yang keluar dari ruang bakar merupakan temperatur rata
bakar didesain dengan mempertimbangkan waktu dan tempat yang cukup untuk
bahan bakar bisa terbakar sempurna dan memudahkan pemantik untuk membakar bahan bakar menjadi
juga mempertimbangkan masalah residu pembakaran. Desain
bakar harus mempertimbangkan bagaimana mereduksi gas NOx.
temperature and preassure drop, dikonversi diubah menjadi energi mekanik.
rsi energi berlangsung dalam dua tahap. Pada bagian nosel, gas panas
ekspansi. Sedangkan energi panas diubah menjadi energi kinetik.
Hampir 2/3 dari kerja yang dibutuhkan dari siklus ini diperlukan untuk menggerakkan
kompresor. Oleh karena itu, kerja output dari turbin, dipakai untuk menggerakkan poros peng
beban, hanya mempresentasikan 1/3 dari kerja siklus.
Pada turbin, khususnya pada 1st stage, yang menggerakkan bucket dan disc, harus mampu
menahan temperatur yang cukup ekstrim (2200°F/ 1204°C). Temperatur yang sangat tinggi ini juga
kontaminan dari udara dan bahan bakar sehingga sangat rawan terkena
korosi. Kontaminasi ini sangat sulit untuk dikontrol,sehingga dibutuhkan bahan paduan/
5
al compressore dan centrifugal
sudu rotor mendekati bentuk dari airfoils.
Secara global kompresor bekerja dengan cara menyedot udara kemudian mendorong udara ini ke sudu
uknya menyerupai bentuk dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk
memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari udara (prinsip bernoully aparatus).
Di ruang bakar, udara
bertekanan dibakar bersama dengan fuel/bahan bakar. Bahan bakar yang umum dipakai dalam ruang
r ini adalah gas alam (natural gas). Selain gas alam, bahan bakar yang biasa dipakai sebagai bahan
Bahan bakar yang dibakar berfungsi untuk
didesain untuk menghasilkan campuran, pengenceran dan
-rata dari campuran.
bakar didesain dengan mempertimbangkan waktu dan tempat yang cukup untuk
bahan bakar bisa terbakar sempurna dan memudahkan pemantik untuk membakar bahan bakar menjadi
juga mempertimbangkan masalah residu pembakaran. Desain ruang
, dikonversi diubah menjadi energi mekanik.
gas panas mengalami proses
Hampir 2/3 dari kerja yang dibutuhkan dari siklus ini diperlukan untuk menggerakkan
output dari turbin, dipakai untuk menggerakkan poros penggerak
stage, yang menggerakkan bucket dan disc, harus mampu
menahan temperatur yang cukup ekstrim (2200°F/ 1204°C). Temperatur yang sangat tinggi ini juga
kontaminan dari udara dan bahan bakar sehingga sangat rawan terkena
korosi. Kontaminasi ini sangat sulit untuk dikontrol,sehingga dibutuhkan bahan paduan/alloys dan
Turbin
proses coating yang cukup bagus untuk melindungi material dari korosi dan memaksimalkan umur dari
komponen ini.
1.3. KONSTRUKSI TURBIN GAS
1.3.1. Komponen Utama Turbin Gas
1.3.1.1. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghisap udara
bertekanan juga berfungsi untuk pendinginan
dipakai pada turbin gas adalah
compressore, bentuk dari sudu-sudu rotor mendekati bentuk dari airfoils. Kompresor ini menyedot
udara kemudian mendorong udara ini ke sudu tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk
dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari
(prinsip bernoully aparatus).
Pada Centrifugal Compressor
Putaran dari sudu gerak pada impeller
ini, udara dibawa ke stationary diffuser
diffuser ini sama dengan axial compressor
kompresor harus bersih dan sepresisi mungkin dengan efisiensi 90%.
menurunkan performa dari kompresor ini.
a. Kompresor axial
Dinamakan kompresor axial karena udara mengalir paralel terhadap sumbu rotor
kompresi berlangsung, udara melalui satu susunan yang terdiri dari beberapa tingkat.
terdiri dari satu baris sudu gerak yang terpasang pada rumah kompresor.
mencapai 15 stage untuk mencapai tekanan operasi yang diinginkan.
Kompresor axial merupakan kompresor dimana aliran memasuki kompresor pada ar
(axial direction), termasuk di dalam kompresor aliran yang kontinyu dan merupakan jenis
Compressor. Kompresor axial kebanyakan digunakan pada turbin gas, khususnya pada turbin gas
dengan daya di atas 2,5 MW.
yang cukup bagus untuk melindungi material dari korosi dan memaksimalkan umur dari
KONSTRUKSI TURBIN GAS
Turbin Gas (Kompresor, Ruang Bakar, dan Turbin).
berfungsi untuk menghisap udara dari atmosfir dan memampatkannya. Udara
k pendinginan temperatur pada turbin gas. Kompresor yang biasanya
dipakai pada turbin gas adalah axial compressore dan centrifugal compressore
udu rotor mendekati bentuk dari airfoils. Kompresor ini menyedot
udara kemudian mendorong udara ini ke sudu tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk
dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari
Pada Centrifugal Compressor, udara masuk melalui pusat/tengah dari sudu putar
impeller ini menimbulkan gaya sentrifugal. Akibat dari gaya sentrifugal
y diffuser dengan kecepatan yang sangat tinggi. Fungsi dari
axial compressor, yaitu memperbesar tekanan. Bentuk dari
kompresor harus bersih dan sepresisi mungkin dengan efisiensi 90%. Sudu yang kotor dapat
sor ini.
karena udara mengalir paralel terhadap sumbu rotor
kompresi berlangsung, udara melalui satu susunan yang terdiri dari beberapa tingkat.
terdiri dari satu baris sudu gerak yang terpasang pada rumah kompresor. Kompresor aliran
mencapai 15 stage untuk mencapai tekanan operasi yang diinginkan.
merupakan kompresor dimana aliran memasuki kompresor pada ar
termasuk di dalam kompresor aliran yang kontinyu dan merupakan jenis
kebanyakan digunakan pada turbin gas, khususnya pada turbin gas
6
yang cukup bagus untuk melindungi material dari korosi dan memaksimalkan umur dari
dari atmosfir dan memampatkannya. Udara
Kompresor yang biasanya
centrifugal compressore. Pada axial
udu rotor mendekati bentuk dari airfoils. Kompresor ini menyedot
udara kemudian mendorong udara ini ke sudu tetap. Pada sudu tetap ini, bentuknya menyerupai bentuk
dari difusor. Difusor ini berfungsi untuk memperbesar tekanan dan menurunkan kecepatan dari udara
, udara masuk melalui pusat/tengah dari sudu putar impeller.
ini menimbulkan gaya sentrifugal. Akibat dari gaya sentrifugal
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Fungsi dari stationary
mperbesar tekanan. Bentuk dari sudu-sudu pada
Sudu yang kotor dapat
karena udara mengalir paralel terhadap sumbu rotor. Selama proses
kompresi berlangsung, udara melalui satu susunan yang terdiri dari beberapa tingkat. Tiap tingkat
Kompresor aliran axial bisa
merupakan kompresor dimana aliran memasuki kompresor pada arah axial
termasuk di dalam kompresor aliran yang kontinyu dan merupakan jenis Dynamic
kebanyakan digunakan pada turbin gas, khususnya pada turbin gas
Turbin
Pada turbin gas aliran ini akan terus mengalir pada arah
kerja yang mengalir pada kompresor
kemudian mengalami perlambatan sehingga menghasilkan kenaikan tekanan
mengalami percepatan pada saat melalui sudu gerak (
(diffusing) pada saat melalui sudu diam (
yang dialami pada saat melalui rotor m
gerak dari kompresor axial.
Gambar
Gambar 1.6 Kompresor Aksial
Pada turbin gas aliran ini akan terus mengalir pada arah axial sampai keluar dari turbin. Fluida
kerja yang mengalir pada kompresor axial pada awalnya mengalami percepatan (
kemudian mengalami perlambatan sehingga menghasilkan kenaikan tekanan tertentu. Fluida kerja ini
mengalami percepatan pada saat melalui sudu gerak (rotor blade ) dan mengalami perlambatan
) pada saat melalui sudu diam (stator blades). Stator mengkonversikan kenaikan kecepatan
yang dialami pada saat melalui rotor menjadi kenaikan tekanan. Pada gambar 1.7
Gambar 1.7 Sudu Gerak Kompresor Aksial
7
sampai keluar dari turbin. Fluida
pada awalnya mengalami percepatan (acceleration)
tertentu. Fluida kerja ini
) dan mengalami perlambatan
). Stator mengkonversikan kenaikan kecepatan
1.7 ditunjukkan sudu
Turbin
Sebuah kompresor axial terdiri dari beberapa tingkat (
sebuah stator merupakan satu tingkat kompresor
aliran fluida melalui Inlet Guide Vane
sudut tertentu. Begitu juga ketika fluida menginggalkan stator pada tingkat terakhir terdapat
Vanes (EGV) yang berfungsi untuk mengontrol kecepatan aliran fluida ketika memasui ruang bakar
(combustor).
Pada saat udara melalui beberapa
perubahan temperatur, enthalpy, dan perubahan kecepatan.
skema sebuah kompresor axial beserta variasi tekanan, temperatur dan kecepatannya
Gambar 1.8 Variasi Temperatur, Kecepatan, dan
Pada kompresor sendiri terdapat beberapa bagian, yaitu:
� Compressor Rotor Assembly
Merupakan bagian dari kompresor
tingkat sudu yang mengkompresikan aliran udara secara
(sesuai dengan tingkat sudu), sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun
dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu
terdiri dari beberapa tingkat (stage). Kombinasi antara sebuah rotor dan
sebuah stator merupakan satu tingkat kompresor axial. Sebelum memasuki rotor pada tingkat pertama,
Guide Vane (IGV) yang berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida pada
juga ketika fluida menginggalkan stator pada tingkat terakhir terdapat
yang berfungsi untuk mengontrol kecepatan aliran fluida ketika memasui ruang bakar
Pada saat udara melalui beberapa stage kompresor maka udara akan mengalami perubahan tekanan,
, dan perubahan kecepatan. Pada gambar di bawah ini
beserta variasi tekanan, temperatur dan kecepatannya
Variasi Temperatur, Kecepatan, dan Tekanan melalui Kompresor Aksial
Pada kompresor sendiri terdapat beberapa bagian, yaitu:
Merupakan bagian dari kompresor axial yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki
ompresikan aliran udara secara axial dari 1 atm menjadi
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun
dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling
8
). Kombinasi antara sebuah rotor dan
Sebelum memasuki rotor pada tingkat pertama,
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida pada
juga ketika fluida menginggalkan stator pada tingkat terakhir terdapat Exit Guide
yang berfungsi untuk mengontrol kecepatan aliran fluida ketika memasui ruang bakar
engalami perubahan tekanan,
di bawah ini ditunjukkan
beserta variasi tekanan, temperatur dan kecepatannya
Tekanan melalui Kompresor Aksial
yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki beberapa
dari 1 atm menjadi beberapa kalinya
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun
sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
Turbin
G� Compressor Stator.
Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
• Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth
dan selanjutnya masuk ke inlet
• Forward Compressor Casing
blade .
• Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor
• Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara
yang telah dikompresi.
Gambar 1.9 Rotor Gas Turbine
Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth
ke inlet Guide Vane.
Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat stage kompresor
, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 5
merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara
Gambar 1.10 Kompressor Stator
rotor
9
, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth
, bagian casing yang didalamnya terdapat empat stage kompresor
tingkat 5-10.
merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara
Turbin
b. Kompresor sentrifugal
Gambar
Kompresor sentrifugal digunakan untuk turbin gas yang
sentrifugal ini terdiri dari impeler yang tersimpan dalam suatu rumah yang berisi difuser. Udara
disedot ke dalam pusat impeller yang berputar dengan cepat. Dari impeller, udara berputar
melewati semacam difusor. Pada dif
kenaikan tekanan sehingga udara termampatkan (tekanan tinggi). Impeller pada kompresor
sentrifugal mempunyai masukan udara tunggal dan ganda. Kompresor dengan pemasukan udara
ganda menaikkan kapasitas aliran
Gambar 1.12 Kondisi
Kompresor sentrifugal
ambar 1.11 Kompresor Sentrifugal
ompresor sentrifugal digunakan untuk turbin gas yang berukuran relatif kecil
sentrifugal ini terdiri dari impeler yang tersimpan dalam suatu rumah yang berisi difuser. Udara
disedot ke dalam pusat impeller yang berputar dengan cepat. Dari impeller, udara berputar
melewati semacam difusor. Pada difusor akan terjadi penurunan kecepatan (energi kinetik) dan
udara termampatkan (tekanan tinggi). Impeller pada kompresor
sentrifugal mempunyai masukan udara tunggal dan ganda. Kompresor dengan pemasukan udara
tas aliran.
Gambar 1.12 Kondisi Udara pada Diffuser
10
relatif kecil. Kompresor
sentrifugal ini terdiri dari impeler yang tersimpan dalam suatu rumah yang berisi difuser. Udara
disedot ke dalam pusat impeller yang berputar dengan cepat. Dari impeller, udara berputar
usor akan terjadi penurunan kecepatan (energi kinetik) dan
udara termampatkan (tekanan tinggi). Impeller pada kompresor
sentrifugal mempunyai masukan udara tunggal dan ganda. Kompresor dengan pemasukan udara
Turbin
Gambar di atas menunjukkan kondisi dari tekanan dan kecep
melewati difuser. Terlihat bahwa kondisi udara saat melewati difusor mengalami kenaikan
tekanan dan kecepatan mengalami penurunan.
Gambar
Bagian-bagian utama dari kompresor sentrifugal
• Casing
Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungs
1. Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari
2. Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian
3. Sebagai tempat kedudukan nozel suction
Gambar
Gambar di atas menunjukkan kondisi dari tekanan dan kecepatan mulai udara masuk sampai
melewati difuser. Terlihat bahwa kondisi udara saat melewati difusor mengalami kenaikan
an dan kecepatan mengalami penurunan.
Gambar 1.13 Udara Melewati Difuser
bagian utama dari kompresor sentrifugal
Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungsi untuk:
Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar.
Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian-bagian yang bergerak.
nozel suction dan discharge serta bagian diam lainnya.
ambar 1.14 Casing Kompresor Sentrifugal
11
tan mulai udara masuk sampai
melewati difuser. Terlihat bahwa kondisi udara saat melewati difusor mengalami kenaikan
bagian yang bergerak.
dan discharge serta bagian diam lainnya.
Turbin
• Inlet Wall
Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi
channel dan berhubungan dengan inlet nozle
pertama, maka meterialnya harus tahan terhadap abrasive dan erosi.
• Guide Vane
Guide Vane di tempatkan pada bagian depan
channel). Fungsi utama Guide Vane
distribusi yang merata. Konstruksi
sudutnya dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai effisiensi dan stab
yang tinggi.
Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi suction
inlet nozle. Karena berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage
s tahan terhadap abrasive dan erosi.
Gambar 1. 15 Inlet Wall
di tempatkan pada bagian depan eye impeller pertama pada bagian
Guide Vane adalah mengarahkan aliran agar gas dapat masuk impeller dengan
distribusi yang merata. Konstruksi vane ada yang fixed dan ada yang dapat diatur
sudutnya dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai effisiensi dan stab
Gambar 1. 16 Guide Vane
12
suction sebagai inlet
Karena berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage
pertama pada bagian suction (inlet
adalah mengarahkan aliran agar gas dapat masuk impeller dengan
atur (movable) posisi
sudutnya dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai effisiensi dan stabilitas
Turbin
• Impeller
Impeller berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar, sehingga menimbulkan
gaya. Hal ini menyebabkan gas masuk/mengalir dari
adanya perubahan jari-jari dari sumbu putar antara tip sudu masuk dengan tip sudu keluar maka terjadi
kenaikan energi kecepatan.
• Bantalan (Bearing)
Bearing adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk mendukung beban radial dan
axial yang berputar dengan tujuan memperkecil gesekan dan mencegah k
lainnya. Pada kompresor sentrifugal terdapat dua jenis bearing.
Pada siklus turbin gas, terdapat
sebelum masuk ke dalam kompresor.
a. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya tedapat peralatan pembersih
udara.
b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu
besama udara yang disedot.
c. Pre-Filter, penyaring udara awal yang dipasang pada inlet house.
d. Main Filter, merupakan penyaringan utama yang tedapat pada inlet ho
melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor
e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Fan, merupakan blade
sesuai dengan yang diperlukan.
berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar, sehingga menimbulkan
gaya. Hal ini menyebabkan gas masuk/mengalir dari inlet tip (eye impeller) ke discharge tip
jari dari sumbu putar antara tip sudu masuk dengan tip sudu keluar maka terjadi
Gambar 1. 17 Impeller
adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk mendukung beban radial dan
yang berputar dengan tujuan memperkecil gesekan dan mencegah kerusakan pada komponen
ugal terdapat dua jenis bearing.
, terdapat Air Inlet Section yang berfungsi untuk menyaring
sebelum masuk ke dalam kompresor. Bagian-bagian pada Air Inlet Section adalah:
erupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya tedapat peralatan pembersih
erfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel-partikel yang terbawa
enyaring udara awal yang dipasang pada inlet house.
erupakan penyaringan utama yang tedapat pada inlet house, udara yang telah
melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor axial.
erfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.
blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar
13
berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar, sehingga menimbulkan
discharge tip. Karena
jari dari sumbu putar antara tip sudu masuk dengan tip sudu keluar maka terjadi
adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk mendukung beban radial dan
erusakan pada komponen
yang berfungsi untuk menyaring kotoran/ debu
erupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya tedapat peralatan pembersih
partikel yang terbawa
use, udara yang telah
erfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.
yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar
Turbin
1.3.1.2. Ruang Bakar/Combuster
Udara yang telah dimampatkan dari kompresor kemudian dialirkan menuju ruang bakar. Di
dalam ruang bakar terdapat beberapa
(nosel dan ignition/pemantik). Bahan bakar yang diinjeksikan pada ruang bakar berkisar anara 25%
35% dari udara yang masuk (kondisi stoikiometri)
tubular, tubo annualar, dan annular. Dari ketiga tipe ini meskipun desainnya berbeda, namun secara
umum terbagi menjadi 3 zona, yaitu
Gambar 1. 18
Udara yang telah dimampatkan dari kompresor kemudian dialirkan menuju ruang bakar. Di
dalam ruang bakar terdapat beberapa komponen yang berfungsi untuk menyalakan api
Bahan bakar yang diinjeksikan pada ruang bakar berkisar anara 25%
(kondisi stoikiometri). 3 jenis ruang bakar yang biasa dipa
annualar, dan annular. Dari ketiga tipe ini meskipun desainnya berbeda, namun secara
terbagi menjadi 3 zona, yaitu : Recirculation zone, Burning zone dan Dilution zone
Gambar 1. 18 Combuster Tipe Annular
14
Udara yang telah dimampatkan dari kompresor kemudian dialirkan menuju ruang bakar. Di
yang berfungsi untuk menyalakan api pembakaran
Bahan bakar yang diinjeksikan pada ruang bakar berkisar anara 25%-
nis ruang bakar yang biasa dipakai adalah tipe
annualar, dan annular. Dari ketiga tipe ini meskipun desainnya berbeda, namun secara
Dilution zone.
Turbin
Gambar
Pada recirculating zone, tidak semua bahan bakar terbakar. B
sebagian terbakar. Sisa bahan bakar yang tidak terbakar akan dibakar seluruhnya pada
Diluting zone berfungsi sebagai tempat tr
ada bahan bakar yang belum sepenuhnya terbakar, maka pada zona ini akan ditambahkan udara dingin
untuk membantu proses pembakaran.
Ruang bakar turbin gas ditempatkan di
udara dari kompresor dan gas pembakaran
panas ditempatkan di dalam saluran udara kompresor sehingga tidak membutuhkan
khusus. Untuk menghindari gumpalan
segar, saluran gas dibuat dibelokan
sebelum masuk turbin (sepeti karburator pada sepeda motor).
Pengaturan kecepatan udara dari kompreso
mengakibatkan api merambat ke arah kompresor dan sebaliknya api akan ke luar dari ruang bakar
yang mengakibatkan ruang bakar men
Gambar 1. 19 Combuster Tipe Annular
tidak semua bahan bakar terbakar. Bahan bakar sebagian menguap dan
sebagian terbakar. Sisa bahan bakar yang tidak terbakar akan dibakar seluruhnya pada
tempat transfer panas antara udara dengan gas hasil pembakaran.
ada bahan bakar yang belum sepenuhnya terbakar, maka pada zona ini akan ditambahkan udara dingin
untuk membantu proses pembakaran.
Ruang bakar turbin gas ditempatkan di samping rumah turbin, dengan maksud
udara dari kompresor dan gas pembakaran menjadi pendek sehingga kerugian aliran kecil. Saluran gas
di dalam saluran udara kompresor sehingga tidak membutuhkan
khusus. Untuk menghindari gumpalan-gumpalan gas panas karena tidak bercampur dengan udara
dibelokan 90o dua kali sehingga gas panas dan udara bercampur de
sebelum masuk turbin (sepeti karburator pada sepeda motor).
ara dari kompresor juga penting. Kecepatan udara yang rendah akan
arah kompresor dan sebaliknya api akan ke luar dari ruang bakar
mengakibatkan ruang bakar menjadi dingin dan api dapat mati. Ruang bakar harus menghemat
15
ahan bakar sebagian menguap dan
sebagian terbakar. Sisa bahan bakar yang tidak terbakar akan dibakar seluruhnya pada burning zone.
ansfer panas antara udara dengan gas hasil pembakaran. Jika
ada bahan bakar yang belum sepenuhnya terbakar, maka pada zona ini akan ditambahkan udara dingin
an maksud agar saluran
menjadi pendek sehingga kerugian aliran kecil. Saluran gas
di dalam saluran udara kompresor sehingga tidak membutuhkan isolasi panas yang
panas karena tidak bercampur dengan udara
dua kali sehingga gas panas dan udara bercampur dengan baik,
ecepatan udara yang rendah akan
arah kompresor dan sebaliknya api akan ke luar dari ruang bakar
. Ruang bakar harus menghemat
Turbin
ruang dan dipasang disekeliling sumbu tengah. Ruang bakar dengan pipa api di dalamnya
masing berdiri sendiri sehingga apabila salah satu ruang bakar
Dibagian luar ruang bakar terdapat
penyalanya dan juga terdapat lubang
menjaga ruang bakar dari temperatur yang
turbin juga tidak terlalu tinggi.
Gambar 1. 20
Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen
besar frame dan penggunaan turbin gas.
• Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber
berlangsungnya pembakaran.
• Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
• Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber
sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
• Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai
dengan ukuran nozzle dan sudu
• Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
• Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.
disekeliling sumbu tengah. Ruang bakar dengan pipa api di dalamnya
masing berdiri sendiri sehingga apabila salah satu ruang bakar mati yang lainnya tidak terpengaruh.
Dibagian luar ruang bakar terdapat lubang udara primer dan sekunder, nosel bahan
dan juga terdapat lubang- lubang pendingin. Di sini udara pendingin sangat penting untuk
menjaga ruang bakar dari temperatur yang terlampau tinggi sehingga gas pembakaran yang mengalir ke
1. 20 Sistem Pembakaran pada Turbin Gas
Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen yang jumlahnya bervariasi tergantung
besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah :
, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya pembakaran.
, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
, berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber
bakar dan udara dapat terbakar.
, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai
dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.
16
disekeliling sumbu tengah. Ruang bakar dengan pipa api di dalamnya masing-
mati yang lainnya tidak terpengaruh.
lubang udara primer dan sekunder, nosel bahan-bakar dan
sangat penting untuk
terlampau tinggi sehingga gas pembakaran yang mengalir ke
jumlahnya bervariasi tergantung
yang berfungsi sebagai tempat
, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
, berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber
, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai
, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.
Turbin
Dalam mengoperasikan combuster
sempurna akan menghasilkan beberapa hasil pembakaran yan tidak diinginkan. Ha
yang tidak sempurna tersebut antara lain:
a. Smoke.
Smoke dapat terjadi karena bahan bakar yang dibakar terlalu kaya sehingga cara untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan menyuplai udara tambahan kepada chamber.
b. Carbonmonoksida (CO)
Munculnya gas karbonmonoksida ini diakibatkan oleh pembakaran yang kurang sempurna.
dapat diminimalisir dengan cara mengusahakan campuran udara dan bahan bakar menjadi lebih
homogen. Selain itu juga dengan meningkatkan lokal temperaturdalam chamber
c. Nitrogen oksida (NOx)
Dapat diminimalisir dengan cara menginjeksikan steam atau udara untuk menurunkan temperatur
pembakaran. Hasil dari pembakaran ini adalah 90% NO dan 10%NO
Gas Nitrogen Oksida (NOx )
karena itu perlu diperhatikan masalah
Untuk mengatasi masalah emisi pada turbin gas, maka ada beberpa cara yang bisa ditempuh. Cara
cara tersebut antara lain :
a. Stage Combustion
Merupakan pembagian zona pembakaran pada
NOx dan smoke yang dihasilkan. P
Zona I merupakan zona persiapan campuran
bahan bakar. Zona II merupakan zona pembakaran campuran yang telah disiapkan pada zona I.
Penggunaan campuran miskin ini untuk mengurangi kadar CO, HC, dan Nox
b. Lean Premix Preveporize (LPP)
Cara ini digunakan untuk menghin
saatnya. Dengan tidak adanya pembakaran tersebut maka temperatur flame yang dihasilkan akan
semakin tinggi. Temperatur tinggi
Prevoperize ini pembakaran terjadi dengan campuran miskin
combuster, perlu diperhatikan masalah polusi. Pembakaran yang tidak
sempurna akan menghasilkan beberapa hasil pembakaran yan tidak diinginkan. Ha
yang tidak sempurna tersebut antara lain:
Smoke dapat terjadi karena bahan bakar yang dibakar terlalu kaya sehingga cara untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan menyuplai udara tambahan kepada chamber.
Munculnya gas karbonmonoksida ini diakibatkan oleh pembakaran yang kurang sempurna.
dapat diminimalisir dengan cara mengusahakan campuran udara dan bahan bakar menjadi lebih
Selain itu juga dengan meningkatkan lokal temperaturdalam chamber
Dapat diminimalisir dengan cara menginjeksikan steam atau udara untuk menurunkan temperatur
pembakaran. Hasil dari pembakaran ini adalah 90% NO dan 10%NO2.
dan karbonmonoksida (CO) merupakan gas yang beracun. Oleh
karena itu perlu diperhatikan masalah pembakaran pada combuster ini.
emisi pada turbin gas, maka ada beberpa cara yang bisa ditempuh. Cara
pembagian zona pembakaran pada Combuster. Dipergunakan untuk mengurangi emisi
NOx dan smoke yang dihasilkan. Pada stage combustion ruang bakar dibagi menjadi 2 (dua) zona.
zona persiapan campuran fuel-air. Campuran yang dipakai yaitu campuran miskin
Zona II merupakan zona pembakaran campuran yang telah disiapkan pada zona I.
Penggunaan campuran miskin ini untuk mengurangi kadar CO, HC, dan Nox.
Lean Premix Preveporize (LPP)
Cara ini digunakan untuk menghindari terjadinya pembakaran droplet bahan bakar sebelum
Dengan tidak adanya pembakaran tersebut maka temperatur flame yang dihasilkan akan
emperatur tinggi inilah yang dapat meminimalkan Nox. Pada
karan terjadi dengan campuran miskin.
17
, perlu diperhatikan masalah polusi. Pembakaran yang tidak
sempurna akan menghasilkan beberapa hasil pembakaran yan tidak diinginkan. Hasil dari pembakaran
Smoke dapat terjadi karena bahan bakar yang dibakar terlalu kaya sehingga cara untuk mengatasi
Munculnya gas karbonmonoksida ini diakibatkan oleh pembakaran yang kurang sempurna. Hal ini
dapat diminimalisir dengan cara mengusahakan campuran udara dan bahan bakar menjadi lebih
Selain itu juga dengan meningkatkan lokal temperaturdalam chamber.
Dapat diminimalisir dengan cara menginjeksikan steam atau udara untuk menurunkan temperatur
(CO) merupakan gas yang beracun. Oleh
emisi pada turbin gas, maka ada beberpa cara yang bisa ditempuh. Cara-
. Dipergunakan untuk mengurangi emisi
ada stage combustion ruang bakar dibagi menjadi 2 (dua) zona.
g dipakai yaitu campuran miskin
Zona II merupakan zona pembakaran campuran yang telah disiapkan pada zona I.
pembakaran droplet bahan bakar sebelum
Dengan tidak adanya pembakaran tersebut maka temperatur flame yang dihasilkan akan
inilah yang dapat meminimalkan Nox. Pada Lean Premix
Turbin
c. Rich Burn-Quick quench-Lean burn (RQL)
Prinsipnya pada ruang bakar diinjeksikan tambahan udara.
udara cepat bergabung (mixing) dengan bahan bakar.
akan menjadi lebih sempurna dan emisi yang dihasilkan akan baik.
oleh kecepatan mixing udara dengan
d. Catalytic Combustor
Campuran udara bahan bakar
pembakaran terjadi jika konsentrasi
dihasilkan akan rendah, mengakibatkan konsentrasi NOx yang dihasilkan juga rendah.
Bahan Bakar untuk Turbin Gas
Untuk turbin gas dengan proses sistem terbuka hanya bisa menggunakan bahan bakar yang
berbentuk cair atau gas, karena hasil proses pembakaran harus bebas dari sisa
yang teras dan tidak menimbulkan korosi yang diakibatkan peristiwa kimia.
Pembakaran bisa terjadi jika terdapat 3
oksigen, dan sumber panas (korek api, busi, dan lain
bahan bakar dengan oksigen. Bahan bakar merupakan senyawa hidro karbon. Selama r
berlangsung, reaksi ini melepaskan panas. Hidrokarbon yang digunakan untuk bahan bakar ini adalah
hidrokarbon jenis meethana (CH4).
Reaksi kimia pada bahan bakar yang menggunaka natural gas adalah sebagai berikut:
Pada atmosfir, komposisi nitrogen
nitrogen dalam setiap molekul oksigen pada udara
diikutsertakan, maka reaksi kimia menjadi:
Pembakaran metana sebesar 1m
pembakaran methana berlangsung, terjadi reaksi kimia yang lain. Reaksi ini membentuk asam nitrat.
Lean burn (RQL) Combuster
Prinsipnya pada ruang bakar diinjeksikan tambahan udara. Tambahan udara tersebut menyebabkan
dengan bahan bakar. Apabila pencampuran berhasil, maka pembakaran
akan menjadi lebih sempurna dan emisi yang dihasilkan akan baik. Keberhasilan cara ini ditentu
oleh kecepatan mixing udara dengan bahan bakar tersebut.
Campuran udara bahan bakar dilewatkan melalui catalytic. Catalyst tersebut dapat membuat
konsentrasi fuel yang sangat rendah. Oleh karena itu temperatur reaksi yang
dihasilkan akan rendah, mengakibatkan konsentrasi NOx yang dihasilkan juga rendah.
proses sistem terbuka hanya bisa menggunakan bahan bakar yang
berbentuk cair atau gas, karena hasil proses pembakaran harus bebas dari sisa-sisa bahan bakar (abu)
yang teras dan tidak menimbulkan korosi yang diakibatkan peristiwa kimia.
rjadi jika terdapat 3 (tiga) unsur. 3 (tiga) unsur itu adalah bahan bakar,
oksigen, dan sumber panas (korek api, busi, dan lain-lain). Pembakaran merupakan reaksi kimia antara
bahan bakar dengan oksigen. Bahan bakar merupakan senyawa hidro karbon. Selama r
berlangsung, reaksi ini melepaskan panas. Hidrokarbon yang digunakan untuk bahan bakar ini adalah
Reaksi kimia pada bahan bakar yang menggunaka natural gas adalah sebagai berikut:
Pada atmosfir, komposisi nitrogen dengan oksigen adalah 79%:21%. Terdapat 4 molekul
nitrogen dalam setiap molekul oksigen pada udara di atmosfir. Jika kandungan nitrogen ini
diikutsertakan, maka reaksi kimia menjadi:
Pembakaran metana sebesar 1m3 akan membutuhkan 2m3 oksigen dan 8m
pembakaran methana berlangsung, terjadi reaksi kimia yang lain. Reaksi ini membentuk asam nitrat.
18
Tambahan udara tersebut menyebabkan
berhasil, maka pembakaran
Keberhasilan cara ini ditentukan
tersebut dapat membuat
Oleh karena itu temperatur reaksi yang
dihasilkan akan rendah, mengakibatkan konsentrasi NOx yang dihasilkan juga rendah.
proses sistem terbuka hanya bisa menggunakan bahan bakar yang
sisa bahan bakar (abu)
unsur. 3 (tiga) unsur itu adalah bahan bakar,
merupakan reaksi kimia antara
bahan bakar dengan oksigen. Bahan bakar merupakan senyawa hidro karbon. Selama reaksi
berlangsung, reaksi ini melepaskan panas. Hidrokarbon yang digunakan untuk bahan bakar ini adalah
Reaksi kimia pada bahan bakar yang menggunaka natural gas adalah sebagai berikut:
dengan oksigen adalah 79%:21%. Terdapat 4 molekul
. Jika kandungan nitrogen ini
oksigen dan 8m3 nitrogen. Selama
pembakaran methana berlangsung, terjadi reaksi kimia yang lain. Reaksi ini membentuk asam nitrat.
Turbin
Reaksi ini mengindikasikan bahwa asam nitrat dapat direduksi dengan mengontrol
pembentukan senyawa oksida nitrat. Hal ini dapat dicapai dengan
Suhu pembakaran biasanya sekitar 3400
nitrat ini berkisar ± 0.01%. Konsentrasi ini akan dikurangi secara berarti jika suhu pembakaran
diturunkan. Penurunan suhu pembakaran untuk 2800 ° F (1538 ° C) pada burner akan
konsentrasi volumetrik oksida nitrat hingga di bawah 20
Tingkat ini dicapai dalam beberapa pembakar dengan menyuntikkan noncombustible
gas (gas buang) di sekitar burner untuk mendinginkan zona pembakaran
Jika bahan bakar mengandung belerang (misalnya, bahan bakar cair), asam sulfat akan menjadi
produk sampingan dari pembakaran
Jumlah asam sulfat tidak
asam dapat dihilangkan dengan menghilangkan belerang dari bahan bakar. Ada dua
menghiklangkan sulfur dari bahan bakar yang akan dibakar.
Seperti disebutkan sebelumnya, rasio volumet
sebenarnya rasio volumetrik lebih rendah dari 10:1, produk pembakaran akan mengandung karbon
monoksida. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:
Rasio volumetrik udara turbin gas metana di dipertahankan biasanya
demikian, karbonmonoksida tidak menjadi masalah.
1.3.1.3.Turbin
Proses ekspansi gas pembakaran pada
energi kinetik, gas pembakaran
akan menggerakan kompresor dan peralatan lainnya.
turbin. Aliran gas turbin dirancang aliran
Reaksi ini mengindikasikan bahwa asam nitrat dapat direduksi dengan mengontrol
pembentukan senyawa oksida nitrat. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi temperatur pembakaran.
Suhu pembakaran biasanya sekitar 3400-3500 ° F (1870 - 1927°C). Konsentrasi volumetris dari oksida
Konsentrasi ini akan dikurangi secara berarti jika suhu pembakaran
u pembakaran untuk 2800 ° F (1538 ° C) pada burner akan
konsentrasi volumetrik oksida nitrat hingga di bawah 20 ppm (bagian per million) atau sekitar 0.002%.
Tingkat ini dicapai dalam beberapa pembakar dengan menyuntikkan noncombustible
untuk mendinginkan zona pembakaran.
Jika bahan bakar mengandung belerang (misalnya, bahan bakar cair), asam sulfat akan menjadi
pembakaran. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:
Jumlah asam sulfat tidak dapat dikurangi selama pembakaran. Pembentukan sulfat
asam dapat dihilangkan dengan menghilangkan belerang dari bahan bakar. Ada dua
menghiklangkan sulfur dari bahan bakar yang akan dibakar.
Seperti disebutkan sebelumnya, rasio volumetrik ideal udara untuk metana 10:1. Jika
rasio volumetrik lebih rendah dari 10:1, produk pembakaran akan mengandung karbon
Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:
Rasio volumetrik udara turbin gas metana di dipertahankan biasanya di atas 10:1
monoksida tidak menjadi masalah.
Proses ekspansi gas pembakaran pada turbin gas terjadi pada turbin. Karena
menjadi energi mekanik pada poros t
ompresor dan peralatan lainnya. Gambar di samping adalah contoh konstruksi dari
turbin. Aliran gas turbin dirancang aliran axial. Bagian dari turbin yang penting adalah stator dan rotor
19
Reaksi ini mengindikasikan bahwa asam nitrat dapat direduksi dengan mengontrol
mengurangi temperatur pembakaran.
1927°C). Konsentrasi volumetris dari oksida
Konsentrasi ini akan dikurangi secara berarti jika suhu pembakaran
u pembakaran untuk 2800 ° F (1538 ° C) pada burner akan mengurangi
million) atau sekitar 0.002%.
Tingkat ini dicapai dalam beberapa pembakar dengan menyuntikkan noncombustible
Jika bahan bakar mengandung belerang (misalnya, bahan bakar cair), asam sulfat akan menjadi
dapat dikurangi selama pembakaran. Pembentukan sulfat
asam dapat dihilangkan dengan menghilangkan belerang dari bahan bakar. Ada dua cara berbeda untuk
rik ideal udara untuk metana 10:1. Jika
rasio volumetrik lebih rendah dari 10:1, produk pembakaran akan mengandung karbon
di atas 10:1. Dengan
arena terjadi perubahan
poros turbin. Energi ini
adalah contoh konstruksi dari
enting adalah stator dan rotor.
Turbin
Stator adalah sudu tetap pada rumah turbin
berkecepatan tinggi ke sudu begerak.
poros turbin. Rotor turbin bekerja pada temperatur gas pembakaran yang tinggi
pendinginan, sehingga tidak terjadi kerusakan material turbin.
Turbin merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang
digunakan sebagai penggerak compresor dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan
kira-kira 60% digunakan untuk memutar kompresornya sendiri
dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbine
• Turbin Rotor Case
• First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke
• First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara
yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
• Second Stage Nozzle dan Diafragma
stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua
• Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar
dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.
1.3.2. Kelengkapan Turbin Gas
1.3.2.1 Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas
sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section
1. Exhaust Frame Assembly.
2. Exhaust Diffuser Assembly
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui
mengalir ke exhaust plennum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil
pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada
exhaust area terdapat 18 buah thermocouple
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
sudu tetap pada rumah turbin dan berfungsi sebagi nosel pengarah gas
berkecepatan tinggi ke sudu begerak. Sedangkan rotor terdiri dari sudu begerak yang terpasang pada
Rotor turbin bekerja pada temperatur gas pembakaran yang tinggi
pendinginan, sehingga tidak terjadi kerusakan material turbin.
terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang
mpresor dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan
uk memutar kompresornya sendiri dan sisanya digunakan untuk kerja yang
section adalah sebagai berikut :
, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel
, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara
yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke
, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua
, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar
untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.
adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas
Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu :
keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly
mengalir ke exhaust plennum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil
ga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada
thermocouple (sensor temperatur) yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
20
ungsi sebagi nosel pengarah gas pembakaran
terdiri dari sudu begerak yang terpasang pada
Rotor turbin bekerja pada temperatur gas pembakaran yang tinggi maka perlu
terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang
mpresor dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan
dan sisanya digunakan untuk kerja yang
first stage turbine wheel.
, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara
, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke second
, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.
, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar
untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.
yang berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas
terdiri dari beberapa bagian yaitu :
exhaust frame assembly, lalu
mengalir ke exhaust plennum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack,
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil
ga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada
yaitu, 12 buah untuk temperatur
Turbin
1.3.2.2.Starting Equipment
Berfungsi untuk melakukan s
digunakan pada unit-unit turbin gas pada umumnya adalah
Expansion Turbine (Starting Turbine).
1.3.2.3. Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai untuk
mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
6. Low Cooling Water Pressure
� Turbine Blade Cooling Methode
Apabila udara pada sisi inlet dilakukan pemasan awal,maka secara keseluruhan efisiensi dari
sistem gas turbine ini akan naik. Namun dengan menaikkan temperatur udara dari sisi inlet ini maka
ketahanan bahan dari blades / sudu
beroperasi pada temperatur tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi biaya yang berlebihan karena
pemilihan material yang mahal, maka digunakan teknik pendinginan pada turbine
mendinginkan diambil dari compressor discharge
membutuhkan pendinginan.
Beberapa metode yang digunak
a. Convection Cooling
Merupakan suatu metode m
menghilangkan panas yang melewati dinding.
radial, yang melewati berbagai jalur dari hub sampai ke
metode yang paling umum digu
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting
turbin gas pada umumnya adalah diesel Engine, Induction Motor
(Starting Turbine).
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai untuk
mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing. Komponen-komponen utama dari
Off base Water Cooling Unit
Temperatur Regulation Valve
Pressure Switch
Cooling Methode
Apabila udara pada sisi inlet dilakukan pemasan awal,maka secara keseluruhan efisiensi dari
sistem gas turbine ini akan naik. Namun dengan menaikkan temperatur udara dari sisi inlet ini maka
/ sudu-sudu turbin perlu diperhatikan. Bahan yang dipilih harus tahan
beroperasi pada temperatur tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi biaya yang berlebihan karena
pemilihan material yang mahal, maka digunakan teknik pendinginan pada turbine blade
compressor discharge, dialirkan ke rotor, stator, dan bagian mesin la
Beberapa metode yang digunakan dalam pengoperasian turbin gas adalah:
Merupakan suatu metode mengalirkan udara dingin ke dalam turbine
kan panas yang melewati dinding. Aliran udara yang digunakan
radial, yang melewati berbagai jalur dari hub sampai ke tip dari blade . Metode
yang paling umum digunakan pada turbin gas.
21
arting equipment yang
diesel Engine, Induction Motor, dan Gas
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai untuk
komponen utama dari cooling
Apabila udara pada sisi inlet dilakukan pemasan awal,maka secara keseluruhan efisiensi dari
sistem gas turbine ini akan naik. Namun dengan menaikkan temperatur udara dari sisi inlet ini maka
sudu turbin perlu diperhatikan. Bahan yang dipilih harus tahan
beroperasi pada temperatur tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi biaya yang berlebihan karena
blades. Udara untuk
, dialirkan ke rotor, stator, dan bagian mesin lain yang
turbine blade untuk
Aliran udara yang digunakan adalah aliran
Metode ini merupakan
Turbin
b. Impingement Cooling
Metode ini merupakan pengembangan dari
permukaan blade dengan
permukaan metal ke udara pendingin
diterapkan hanya di tempat yang membutuhkan pendinginan lebih banyak.
c. Film Cooling
Metode ini dibuat dengan m
Metode ini juga berguna untuk melind
d. Transpiration Cooling
Transpiration cooling dapat dicapai dengan mengalirkan udara pendingin melalui lubang pori
pada dinding blade . Aliran udara pendingin akan mendinginkan aliran gas panas secara
langsung . Metode ini sangat efektif untuk temperatur yang sangat tinggi, karena seluruh bagian
blade dilewati oleh udara pendingin.
e. Water Cooling
Mengalirkan air ke dalam tube
blade dalam wujud uap. Air ha
thermal shock. Metode ini dapat menurunkan temperatur
(538⁰C)
� Turbine Blade Cooling Designs
Ada beberapa macam desain dari
a. Convection and Impingement Cooling / Strut Insert Design
Convection cooling dilakukan pada
pendingin keluar melalui split trailing edge
karena dibentuk oleh strut insert
leading edge dari blade dengan
diantara shell dan strut yang kemudian keluar melalui slot pada trailing edge dari
engembangan dari convection cooling. Udara disemprotkan di dalam
dengan high-velocity air jets. Hal ini meningkatkan transfer panas dari
mukaan metal ke udara pendingin. Kelebihan dari metode ini adalah sistemnya dapat
diterapkan hanya di tempat yang membutuhkan pendinginan lebih banyak.
Metode ini dibuat dengan membuat insulating layer diantara aliran gas panas dan
Metode ini juga berguna untuk melindungi combustor liners dari gas panas.
dapat dicapai dengan mengalirkan udara pendingin melalui lubang pori
Aliran udara pendingin akan mendinginkan aliran gas panas secara
ni sangat efektif untuk temperatur yang sangat tinggi, karena seluruh bagian
dilewati oleh udara pendingin.
tube di dalam blade , dan air tersebut akan keluar pada bagian
Air harus mengalami pemanasan awal untuk mencegah terjadinya
Metode ini dapat menurunkan temperatur blade hingga di bawah 1000
Cooling Designs
Ada beberapa macam desain dari blade cooling. Lima desain tersebut adalah:
Convection and Impingement Cooling / Strut Insert Design
dilakukan pada bagian midchord section melewati horizontal fins
split trailing edge. Udara bergerak ke atas pada bagian
strut insert melalui lubang pada leading edge untuk mendinginkan bagian
dengan impingement. Lalu udara akan masuk ke horizontal fins
diantara shell dan strut yang kemudian keluar melalui slot pada trailing edge dari
22
. Udara disemprotkan di dalam
Hal ini meningkatkan transfer panas dari
Kelebihan dari metode ini adalah sistemnya dapat
diantara aliran gas panas dan blade .
dapat dicapai dengan mengalirkan udara pendingin melalui lubang pori
Aliran udara pendingin akan mendinginkan aliran gas panas secara
ni sangat efektif untuk temperatur yang sangat tinggi, karena seluruh bagian
, dan air tersebut akan keluar pada bagian tip dari
rus mengalami pemanasan awal untuk mencegah terjadinya
hingga di bawah 1000 OF
Lima desain tersebut adalah:
horizontal fins. Media
Udara bergerak ke atas pada bagian central cavity
untuk mendinginkan bagian
Lalu udara akan masuk ke horizontal fins
diantara shell dan strut yang kemudian keluar melalui slot pada trailing edge dari blade .
Turbin
Gambar
b. Film and Convection Cooling Design
Bagian midchord didinginkan secara
menggunakan convection dan
dasar blade . Udara mengalir naik dan turun melalui
lubang kecil pada leading edge
dan melewati lubang untuk membuat
mendinginkan trailing edge
Gambar 1. 23
Gambar 1.22 Strut Insert Design
Film and Convection Cooling Design
Bagian midchord didinginkan secara convection. Sedangkan pada bagian
dan film cooling. Udara pendingin dimasukkan pada tiga port dari
Udara mengalir naik dan turun melalui vertical channels dan akhirnya melewati
leading edge. Udara akan mengenai permukaan bagian dalam
dan melewati lubang untuk membuat film cooling. Udara akan keluar melalui slots un
dengan convection.
1. 23 Film and Convection Cooling Design
23
agian leading edge
Udara pendingin dimasukkan pada tiga port dari
dan akhirnya melewati
Udara akan mengenai permukaan bagian dalam leading edge
. Udara akan keluar melalui slots untuk
Turbin
c. Transpiration Cooling Design
Blade memiliki strut dengan
central plenum dari strut, yang memil
akan melewati shell berpori yang akan didinginkan dengan kombinasi
cooling. Metode ini menjadi efektif karena jumlah pori pada
metode ini kemungkinan terjadi oksidasi yang akan menutup beberapa pori pada saat
dioperasikan, dan mengakibatkan
sehingga kemungkinan besar terjadi kerusakan pada saat
Gambar
d. Multiple Small-Hole Design
Udara pendingin diinjeksikan melalui lubang
lubang pada sistem ini lebih besar dari
terjadi oksidasi. Sistem ini merupakan salah satu sistem terbaik yang digunakan pada turbin gas
e. Water-Cooled Turbin Blade
Terdapat beberapa water tubes (Cooper)
sebelum masuk ke dalam blade
Transpiration Cooling Design
memiliki strut dengan shell berpori. Udara pendingin masuk ke dalam
, yang memiliki diameter permukaan lubang berbeda
berpori yang akan didinginkan dengan kombinasi convection
. Metode ini menjadi efektif karena jumlah pori pada shell tidak terbatas. Tetapi pada
metode ini kemungkinan terjadi oksidasi yang akan menutup beberapa pori pada saat
dioperasikan, dan mengakibatkan cooling dan high-thermas stresses yang tidak seimbang,
sehingga kemungkinan besar terjadi kerusakan pada saat blade digunakan.
Gambar 1. 24 Transpiration Cooling Design
Udara pendingin diinjeksikan melalui lubang-lubang kecil pada permukaan
lubang pada sistem ini lebih besar dari transpiration cooling, sehingga kecil
Sistem ini merupakan salah satu sistem terbaik yang digunakan pada turbin gas
Blade
water tubes (Cooper) di dalam blade . Air harus dipanaskan terlebih dahulu
blade untuk menghindari thermal shock. Air berubah menjadi gas
24
berpori. Udara pendingin masuk ke dalam blade melalui
iki diameter permukaan lubang berbeda-beda. Udara
convection dan film
tidak terbatas. Tetapi pada
metode ini kemungkinan terjadi oksidasi yang akan menutup beberapa pori pada saat
yang tidak seimbang,
lubang kecil pada permukaan airfoil . Lubang-
, sehingga kecil kemungkinannya
Sistem ini merupakan salah satu sistem terbaik yang digunakan pada turbin gas
Air harus dipanaskan terlebih dahulu
Air berubah menjadi gas
Turbin
pada saat mencapai tip dari
Keuntungan : temperatur inlet pada turbin dapat mencapai 3000
dapat dijaga tetap di bawah 1000
masalah hot-corrosion.
Gambar 1. 24
Gambar
dari blade , kemudian gas ini diinjeksikan menjadi aliran gas
Keuntungan : temperatur inlet pada turbin dapat mencapai 3000 OF (1649 OC), temperatur
dapat dijaga tetap di bawah 1000 OF (538 OC). Keuntungan lainnya adalah tidak adanya
1. 24 Multiple Small Hole Design Blades
Gambar 1. 25 Water Cooled Turbine Blades
25
, kemudian gas ini diinjeksikan menjadi aliran gas. C), temperatur blade
Keuntungan lainnya adalah tidak adanya
Turbin
1.3.2.4. Fuel System.
Bahan bakar yang digunakan berasal dari
Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel
padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi dengan
yang berfungsi untuk memisahkan cairan
Gambar 1.26 Kondisi Turbin Gas pada Saat Operasi
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar 15 kg/cm
yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel
padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi dengan
yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
Gambar 1.26 Kondisi Turbin Gas pada Saat Operasi
26
dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2.
yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel-partikel
padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum
Turbin
1.3.2.5. Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros yang akan
digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu
Coupling.
1. Jaw Clutch menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin rotor.
2. Accessory Gear Coupling menghubungkan
3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor
1.3.2.6.Lube-oil system
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian
accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system
1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
2. Oil Quantity
3. Pompa
4. Filter System
5. Valving System
6. Piping System
7. Instrumen untuk oil
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian
accessory gear dan yang lainnya.
Quantity, Pompa, Filter System, Valving System, Piping System
terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai
1. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa
mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan
apabila tekanan dari main pump
3. Emergency Lube Oil Pump, meru
mampu menyediakan lube oil.
dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros yang akan
digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu Jaw Cluth, Accessory Gear Coupling,
menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin rotor.
menghubungkan accessory gear dengan HP turbin rotor.
, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian -bagian utama turbin gas dan trush bearin
Lube oil system terdiri dari:
Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk
dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari Oil Tank (Lube Oil Reservoir),
Filter System, Valving System, Piping System, Instrumen untuk
terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft pada
mengatur tekanan discharge lube oil.
, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi
turun.
, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa diatas tidak
27
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros yang akan
uth, Accessory Gear Coupling, Load
menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin rotor.
dengan HP turbin rotor.
berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
trush bearing juga untuk
berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk
e Oil Reservoir), Oil
, Instrumen untuk oil. Pada turbin gas
guna keperluan lubrikasi, yaitu:
utama yang digerakkan oleh HP shaft pada gear box yang
yang digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi
pakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa diatas tidak
Turbin
Gambar
Gambar 1.27 Alur lubrikasi dari turbin gas
28
Turbin
1.4. EFISIENSI TURBIN GAS
Salah satu cara yang digunakan untuk menentkan kondisi dari turbin gas adalah dengan
menentukan efisiensi turbin. Efisiensi turbin dapat ditentukan nilainya dengan cara kerja yang
dihasilkan dengan kalor yang diberikan oleh
ηtotal = (WT - WC)/QCC
WT = (ma+ mf) (h4-h3t)
WC = ma(h2c – h1)
QCC = (ma+mf) (h3cc-h2cc)
keterangan:
WT= kerja yang dilakukan oleh turbin
WC= kerja yang diberikan pada kompresor
QCC=kalor yang diberikan oleh combuster
ma= massa dari air/udara
mf=massa fuel/bahan bakar
h1=entalpi dari pada sisi inlet kompresor
h2c=entalpi sisi outlet kompresor
h2cc=entalpi sisi inlet combuster
h3cc= entalpi pada sisi outlet combuster
h3t= entalpi sisi inlet turbin
h4=entalpi pada sisi outlet turbin.
Untuk mendapatkan nilai entalpi, dapat dilihat pada diagram mollier atau tabel termodinamika
Salah satu cara yang digunakan untuk menentkan kondisi dari turbin gas adalah dengan
menentukan efisiensi turbin. Efisiensi turbin dapat ditentukan nilainya dengan cara kerja yang
alor yang diberikan oleh combuster.
= kerja yang dilakukan oleh turbin
= kerja yang diberikan pada kompresor
combuster/combustion chamber
=entalpi dari pada sisi inlet kompresor
sisi outlet kompresor
combuster
=entalpi pada sisi outlet turbin.
mendapatkan nilai entalpi, dapat dilihat pada diagram mollier atau tabel termodinamika
29
Salah satu cara yang digunakan untuk menentkan kondisi dari turbin gas adalah dengan
menentukan efisiensi turbin. Efisiensi turbin dapat ditentukan nilainya dengan cara kerja yang
mendapatkan nilai entalpi, dapat dilihat pada diagram mollier atau tabel termodinamika
Turbin
Gambar 1. 28 Contoh Diagram Mollier yang Dinyatakan dalam Entalpi
1.5. KLASIFIKASI TURBIN GAS
a. Turbin Gas Siklus Terbuka (Open
Gambar
Udara segar pada kondisi
peningkatan suhu dan tekanan .
dimana bahan bakar dibakar pada tekanan konstan. Gas temper
kemudian masuk turbin, di mana gas temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan
atmosfer terbuka. sehingga menghasilkan tenaga.Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar
(tidak disirkulasikan kembali), menyebabkan
1. 28 Contoh Diagram Mollier yang Dinyatakan dalam Entalpi
KLASIFIKASI TURBIN GAS
Open Cycle)
ambar 1. 29 Turbin Gas Siklus Terbuka
Udara segar pada kondisi ambient (atmosfir) disedot ke dalam kompresor, dimana terjadi
peningkatan suhu dan tekanan . Udara bertekanan tinggi diproses di dalam ruang pembakaran,
dimana bahan bakar dibakar pada tekanan konstan. Gas temperatur tinggi yang dihasilkan
kemudian masuk turbin, di mana gas temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan
sehingga menghasilkan tenaga.Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar
(tidak disirkulasikan kembali), menyebabkan siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka.
30
1. 28 Contoh Diagram Mollier yang Dinyatakan dalam Entalpi-Entropi
(atmosfir) disedot ke dalam kompresor, dimana terjadi
Udara bertekanan tinggi diproses di dalam ruang pembakaran,
atur tinggi yang dihasilkan
kemudian masuk turbin, di mana gas temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan
sehingga menghasilkan tenaga.Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar
siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka.
Turbin
b. Turbin Gas Siklus Tertutup (Closed
Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan hampir sama dengan siklus terbuka.
Pada proses kompresi dan ekspansi
masukan Kalor tekanan konstan
pembuangan kalor pada tekanan konstan pada suhu
Gambar
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus
terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus
tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam pros
1.6. SIKLUS PLTGU (COMBINED CYCLE
Pada pembangkit listrik, beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) digabungkan dengan
Pembangkit Listrik Tnaga Uap (PLTU). Siklus ini dinamakan siklus gabungan/Combined Cycle atau
lebih dikenal masyarakat dengan PLTGU, Pembankit Listrik Tenaga Gas dan Uap. Secara global,
konsep dari PLTGU adalah memanfaatkan gas panas dengan temperatur cukup tinggi untuk
dimanfaatkan embali untuk memanaskan HRSG (
panas ini adalah dengan mnutup gas buang dari turbin gas. Kemudian dialirkan menuju cerobong gas
turbin. Temperatur gas buang dari turbin gas ini ± 500°C.
Air yang dimasukkan ke dalam HRSG tentunya merupakan air yang sudah memenuhi kriteria
yang sudah ditentukan untuk melew
buang dari turbin gas ke dalam HRSG akan menyebabkan tebentuknya uap. Uap yang dihasilkan oeh
HRSG mempunyai tekanan dan tempeatur tertentu sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Kemudian sama seperti siklus pada PLTU, uap yang terbentuk pada HRSG dialirkan ke turbin uap
Closed Cycle)
Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan hampir sama dengan siklus terbuka.
ekspansi tetap sama. Akan tetapi proses Pembakaran digantikan oleh
tekanan konstan dari sumber eksternal dan pembuangan digantikan oleh
pembuangan kalor pada tekanan konstan pada suhu ambient.
Gambar 1.30 Turbin Gas Siklus Tertutup
kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus
terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus
tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
COMBINED CYCLE)
, beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) digabungkan dengan
Pembangkit Listrik Tnaga Uap (PLTU). Siklus ini dinamakan siklus gabungan/Combined Cycle atau
PLTGU, Pembankit Listrik Tenaga Gas dan Uap. Secara global,
konsep dari PLTGU adalah memanfaatkan gas panas dengan temperatur cukup tinggi untuk
dimanfaatkan embali untuk memanaskan HRSG (Heat Recovery Steam Generator
engan mnutup gas buang dari turbin gas. Kemudian dialirkan menuju cerobong gas
turbin. Temperatur gas buang dari turbin gas ini ± 500°C.
Air yang dimasukkan ke dalam HRSG tentunya merupakan air yang sudah memenuhi kriteria
melewati serangkaian proses pembangkit listrik. Dengan dialirkannya gas
buang dari turbin gas ke dalam HRSG akan menyebabkan tebentuknya uap. Uap yang dihasilkan oeh
HRSG mempunyai tekanan dan tempeatur tertentu sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Kemudian sama seperti siklus pada PLTU, uap yang terbentuk pada HRSG dialirkan ke turbin uap
31
Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan hampir sama dengan siklus terbuka.
tetap sama. Akan tetapi proses Pembakaran digantikan oleh
dari sumber eksternal dan pembuangan digantikan oleh
kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus
terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus
es awal.
, beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) digabungkan dengan
Pembangkit Listrik Tnaga Uap (PLTU). Siklus ini dinamakan siklus gabungan/Combined Cycle atau
PLTGU, Pembankit Listrik Tenaga Gas dan Uap. Secara global,
konsep dari PLTGU adalah memanfaatkan gas panas dengan temperatur cukup tinggi untuk
Heat Recovery Steam Generator). Pemanfaatan gas
engan mnutup gas buang dari turbin gas. Kemudian dialirkan menuju cerobong gas
Air yang dimasukkan ke dalam HRSG tentunya merupakan air yang sudah memenuhi kriteria
Dengan dialirkannya gas
buang dari turbin gas ke dalam HRSG akan menyebabkan tebentuknya uap. Uap yang dihasilkan oeh
HRSG mempunyai tekanan dan tempeatur tertentu sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Kemudian sama seperti siklus pada PLTU, uap yang terbentuk pada HRSG dialirkan ke turbin uap
Turbin
untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan generator listrik. Generator listrik inilah yang
mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik dengan mengguna
Listrik Induksi (GGL Induksi).
Uap yang digunakan untuk memutar poros turbin kemudian diekspansikan ke kondensor. Pada
kondensor, uap yang keluar dari turbin dikondensasikan/diembunkan menjadi air kondensat.
Kondensor dilengkapi dengan ejector untuk memvakumkan kondenseor untuk mempercepat proses
kondensasi. Air kondensat kemudian
kondensat dan pompa pompa pengisi HRSG yang energi panasnyadiambil dari auxiliary steam. Hal ini
perlu dilakukan agar idak terjadi perbedaan temperatur yang besar antara temperatur air dalam HRSG
dengan temperatur air yang akan masuk ke dalam HRSG, sehingga bebab yang dialami HRSG tidak
terlalu besar.
Gambar 1.31
Walaupun dalam siklus tertutup,
kekurangan air kalau tidak dilakukan penambahan air.
melalui kondensor.
untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan generator listrik. Generator listrik inilah yang
energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan konsep Gaya Gerak
Uap yang digunakan untuk memutar poros turbin kemudian diekspansikan ke kondensor. Pada
kondensor, uap yang keluar dari turbin dikondensasikan/diembunkan menjadi air kondensat.
gan ejector untuk memvakumkan kondenseor untuk mempercepat proses
kondensasi. Air kondensat kemudian dipompakan ke dalam HRSG dengan menggunakan pompa
kondensat dan pompa pompa pengisi HRSG yang energi panasnyadiambil dari auxiliary steam. Hal ini
lakukan agar idak terjadi perbedaan temperatur yang besar antara temperatur air dalam HRSG
dengan temperatur air yang akan masuk ke dalam HRSG, sehingga bebab yang dialami HRSG tidak
1.31 Alur Proses Produksi PLTGU Gresik
dalam siklus tertutup, karena terjadi water loss (kehilangan air)
kekurangan air kalau tidak dilakukan penambahan air. Air penambah (Make Up Water
32
untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan generator listrik. Generator listrik inilah yang
kan konsep Gaya Gerak
Uap yang digunakan untuk memutar poros turbin kemudian diekspansikan ke kondensor. Pada
kondensor, uap yang keluar dari turbin dikondensasikan/diembunkan menjadi air kondensat.
gan ejector untuk memvakumkan kondenseor untuk mempercepat proses
ke dalam HRSG dengan menggunakan pompa
kondensat dan pompa pompa pengisi HRSG yang energi panasnyadiambil dari auxiliary steam. Hal ini
lakukan agar idak terjadi perbedaan temperatur yang besar antara temperatur air dalam HRSG
dengan temperatur air yang akan masuk ke dalam HRSG, sehingga bebab yang dialami HRSG tidak
(kehilangan air) pasti akan terjadi
Make Up Water) ditambahkan
Turbin
TURBIN UAP
2.1. PENGERTIAN STEAM TURB
Secara sederhana Steam Turbine
energi panas/kalor menjadi energi kinetik. Energi kinetik dihasilkan dari semburan uap/
dilakukan oleh nozel yang memutar sudu/vane
sehingga dapat berputar dengan maksimal. Sudu
Poros kemudian dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.
Uap merupakan air dalam wujud gas.
entalpi, T-H diagram) maka akan terbentuk suatu diagram seperti di bawah ini:
Gambar
Pada gambar daerah dengan warna hijau merupakan wujud air. Daerah dengan warna kuning
merupakan daerah campuran/mixture
Semakin ke kanan, persentase uap semakin besar. Daerah dengan warna ungu merupakan daerah
dengan wujud gas. Pada daerah ini, semua air sudah berubah menjadi uap. Garis warna biru merupakan
garis saturated water/ air jenuh. pada sepanjang garis ini, semua air sudah dalam kondisi jenuh.
kata lain, air pada kondisi ini berada dalam kondisi mend
uap basah sudah berubah menjadi 100% uap kering.
2.2. FUNGSI DAN PRINSIP KERJA
Fungsi Steam Turbine secara umum adalah merubah energi panas dari uap yang bertekanan
menjadi energi kinetik. Energi kinetik dalam
digerakkan oleh sudu-sudu gerak (rotor). Dalam aplikasi pada dunia pembangkit (
BAB II
TURBIN UAP (STEAM TURBINE)
TURBINE
Turbine/ Steam turbine didefinisikan sebagai suatu alat yang mengubah
energi panas/kalor menjadi energi kinetik. Energi kinetik dihasilkan dari semburan uap/
dilakukan oleh nozel yang memutar sudu/vane turbine. Sudu-sudu turbine dirancang s
sehingga dapat berputar dengan maksimal. Sudu-sudu turbine berputar terhadap suatu poros/
Poros kemudian dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.
Uap merupakan air dalam wujud gas. Apabila dinyatakan dalam diagram Moulier (temperatur
diagram) maka akan terbentuk suatu diagram seperti di bawah ini:
Gambar 2.1. Diagram Mollier H2O
dengan warna hijau merupakan wujud air. Daerah dengan warna kuning
mixture. Bisa juga dikatakan daerah ini merupakan daerah uap basah.
Semakin ke kanan, persentase uap semakin besar. Daerah dengan warna ungu merupakan daerah
an wujud gas. Pada daerah ini, semua air sudah berubah menjadi uap. Garis warna biru merupakan
garis saturated water/ air jenuh. pada sepanjang garis ini, semua air sudah dalam kondisi jenuh.
kata lain, air pada kondisi ini berada dalam kondisi mendidih. Pada sepanjang garis merah ini, semua
uap basah sudah berubah menjadi 100% uap kering.
PRINSIP KERJA STEAM TURBINE
secara umum adalah merubah energi panas dari uap yang bertekanan
menjadi energi kinetik. Energi kinetik dalam turbine berupa gerak melingkar/berputarnya poros yang
sudu gerak (rotor). Dalam aplikasi pada dunia pembangkit (Power Plant
33
didefinisikan sebagai suatu alat yang mengubah
energi panas/kalor menjadi energi kinetik. Energi kinetik dihasilkan dari semburan uap/steam yang
dirancang sedemikian rupa
berputar terhadap suatu poros/shaft.
Moulier (temperatur-
dengan warna hijau merupakan wujud air. Daerah dengan warna kuning
. Bisa juga dikatakan daerah ini merupakan daerah uap basah.
Semakin ke kanan, persentase uap semakin besar. Daerah dengan warna ungu merupakan daerah
an wujud gas. Pada daerah ini, semua air sudah berubah menjadi uap. Garis warna biru merupakan
garis saturated water/ air jenuh. pada sepanjang garis ini, semua air sudah dalam kondisi jenuh. Dengan
idih. Pada sepanjang garis merah ini, semua
secara umum adalah merubah energi panas dari uap yang bertekanan
berupa gerak melingkar/berputarnya poros yang
Power Plant), turbine
Turbin
selalu dihubungkan dengan Boiler
bertekanan, sedangkan generator sebagai penghasil listrik.
2.3. INSTALASI STEAM TURBINE
2.3.1 Siklus Pembangkit Sederhana (
Siklus Rankine merupakan siklus pembangkit yang paling sederhana. Siklus ini terdiri dari 4
(empat) komponen utama, yaitu
Boiler berfugsi sebagai penghasil
steam turbine . Steam turbine akan memutar poros yang dihubungkan dengan generator listrik. Uap
yang telah diekspansikan oleh
condenser , uap yang sudah berubah wujud menjadi air, dipompakan kembali ke dalam
Begitu seterusnya siklus ini berulang.
Gambar
Boiler/ steam generator, dan generator. Boiler sebagai penghasil uap
bertekanan, sedangkan generator sebagai penghasil listrik.
STEAM TURBINE
Pembangkit Sederhana (Rankine Cycle)
merupakan siklus pembangkit yang paling sederhana. Siklus ini terdiri dari 4
(empat) komponen utama, yaitu Boiler/steam generator, steam turbine , condenser
berfugsi sebagai penghasil uap bertekanan yang nantinya uap ini akan diekspansikan ke
akan memutar poros yang dihubungkan dengan generator listrik. Uap
yang telah diekspansikan oleh turbine akan diembunkan/dikondensasikan di kondesor. Dari
uap yang sudah berubah wujud menjadi air, dipompakan kembali ke dalam
Begitu seterusnya siklus ini berulang.
Gambar 2.2. Steam Turbine
34
sebagai penghasil uap
merupakan siklus pembangkit yang paling sederhana. Siklus ini terdiri dari 4
condenser , dan pompa.
uap bertekanan yang nantinya uap ini akan diekspansikan ke
akan memutar poros yang dihubungkan dengan generator listrik. Uap
akan diembunkan/dikondensasikan di kondesor. Dari
uap yang sudah berubah wujud menjadi air, dipompakan kembali ke dalam Boiler.
Turbin
Gambar
1 ~ 2 : Proses menaikkan tekanan air dengan
2 ~ 3 : Air bertekanan tinggi memasuki
dengan sumber panas dari luar (pembakaran bahan bakar).
3 – 4 : Proses expansi uap jenuh di turbine (menghasilkan kerja, ditranfer ke generator)
4 – 1 : Proses kondensasi (perubahan phase uap ke cair), pada tekanan & temperatur
konstan di Condensor
2.3.2. Siklus Pembangkit Kompleks
Siklus ini merupakan modifikasi dari
efisiensi dari siklus secara keseluruhan.
(High, Intermediate, Low Pressure Turbine)
pada siklus ini diberi beberapa alat bantu. Alat banti tersebut adalah:
a) Reheater
b) Feed Water Heater
c) Deaerator
d) High and Low Pressure Heater
e) Superheater
Gambar 2.3. Skema Ranking Cycle
Proses menaikkan tekanan air dengan Boiler Feed (BFP)
Air bertekanan tinggi memasuki boiler, dipanaskan pada tekanan konstan
dengan sumber panas dari luar (pembakaran bahan bakar).
: Proses expansi uap jenuh di turbine (menghasilkan kerja, ditranfer ke generator)
1 : Proses kondensasi (perubahan phase uap ke cair), pada tekanan & temperatur
Siklus Pembangkit Kompleks
Siklus ini merupakan modifikasi dari Rankine Cycle. Hal ini dilakukan untuk meningkakan
s secara keseluruhan. Modifikasi yang dilakukan anatara lain
(High, Intermediate, Low Pressure Turbine). Untuk memaksimalkan efisiensi steam turbine
pada siklus ini diberi beberapa alat bantu. Alat banti tersebut adalah:
Low Pressure Heater
35
, dipanaskan pada tekanan konstan
: Proses expansi uap jenuh di turbine (menghasilkan kerja, ditranfer ke generator)
1 : Proses kondensasi (perubahan phase uap ke cair), pada tekanan & temperatur
. Hal ini dilakukan untuk meningkakan
anatara lain turbine 3 tingkat
steam turbine , maka
Turbin
Pada steam Turbine untuk menghasilkan daya dengan kapasitas yang besar, digunakan
tiga tingkat (High Pressure, Intermediate Pressure, Low Pressure
1. High Pressure Turbine(HP Turbine)
Merupakan turbine dengan tekanan besar.
dari superheater dengan tekanan ±150kg/cm
diekspansikan dari HP Turbine
kembali pada Boiler bagian reheater (pemanasan kembali) untuk menaikkan entalpi dari uap.
yang keluar dari dari reheater bertemperatur ±500°C.
2. Intermediate Pressure Turbine (IP Turbine)
Merupakan turbine dengan tekanan sedang. IP
menjadi uap dengan tekanan ±10kg/cm
Gambar 2.4. Contoh Skema Siklus Pembangkit Kompleks
untuk menghasilkan daya dengan kapasitas yang besar, digunakan
Pressure, Intermediate Pressure, Low Pressure Turbine).
High Pressure Turbine(HP Turbine)
dengan tekanan besar. HP Turbine ini mengekspansikan uap yang keluar
dari superheater dengan tekanan ±150kg/cm2 dan temperatur lebih dari 500°C. Uap yang telah
Turbine ini (tekanan ±40kg/cm2 dan temperatur ±300°C), dipanaskan
bagian reheater (pemanasan kembali) untuk menaikkan entalpi dari uap.
heater bertemperatur ±500°C.
Intermediate Pressure Turbine (IP Turbine)
dengan tekanan sedang. IP Turbine mengekspansikan uap dari
menjadi uap dengan tekanan ±10kg/cm2 dengan temperatur ±300°C.
Contoh Skema Siklus Pembangkit Kompleks
36
untuk menghasilkan daya dengan kapasitas yang besar, digunakan turbine
ini mengekspansikan uap yang keluar
dan temperatur lebih dari 500°C. Uap yang telah
dan temperatur ±300°C), dipanaskan
bagian reheater (pemanasan kembali) untuk menaikkan entalpi dari uap. Uap
mengekspansikan uap dari reheater
Turbin
3. Low Pressure Turbnie (LP Turbine)
`Merupakan turbine dengan tekanan rendah.
dan uap yang keluar dari LP Turbine
Gambar 2.5
Low Pressure Turbnie (LP Turbine)
dengan tekanan rendah. Turbine ini mengekspansikan uap dari
LP Turbine sebesar ±56mmHg (vakum) dan temperatur 40°C.
Gambar 2.6. High Pressure Turbine
Gambar 2.5. Steam Turbine 3
37
ini mengekspansikan uap dari IP Turbine
sebesar ±56mmHg (vakum) dan temperatur 40°C.
Turbin
Desain bagian exhaust dari
Hal ini dimaksudkan agar gaya
membuat gaya axial pada Steam
Pressure Turbine susunannya di
Gambar
Gambar
dari Low Pressure Turbine dibuat menjadi 2 (dua) cabang aliran uap.
Hal ini dimaksudkan agar gaya axial dari poros turbine menjadi seminimal mungkin. Untuk
Steam Turbine menjadi tidak terlalu besar, pada High Pressure
ya dibuat saling membelakangi.
Gambar 2.8. Low PressureTurbine
Gambar 2.7. Intermediate Turbine
38
dibuat menjadi 2 (dua) cabang aliran uap.
menjadi seminimal mungkin. Untuk
High Pressure dan Low
Turbin
Gambar
2.4. KONSTRUKSI STEAM TURBINE
2.4.1. Komponen Utama Steam Turbine
a. Sudu-Sudu Turbine / Blades
Sudu-sudu turbine didesain dengan bentuk yang seaerodinamis mungkin untuk mengurangi
losses yang mungkin terjadi akibat gaya gesek dan
sudu (blades) yang ada pada
Susunan HP dan IP Turbine saling membelakangi
Gambar 2.9. Susunan HP, IP dan LP Turbine
TURBINE
Turbine
Blades
didesain dengan bentuk yang seaerodinamis mungkin untuk mengurangi
yang mungkin terjadi akibat gaya gesek dan dapat meningkatkan kecepatan uap panas.
) yang ada pada turbine, biasanaya terdiri dari sejumlah silinder meliputi
Susunan HP dan IP Turbine saling membelakangi
39
didesain dengan bentuk yang seaerodinamis mungkin untuk mengurangi
dapat meningkatkan kecepatan uap panas. Sudu-
, biasanaya terdiri dari sejumlah silinder meliputi High
Turbin
Pressure Cylinder, Intermediate Cylinder
rotor yang disangga oleh bearing
rotor generator). Ruang antara rotor dengan
sudu-sudu gerak yang disusun
casing . Sedangkan serangkaian sudu gerak dipasang pada rotor. Apabila ke d
uap yang bertekanan, maka energi panas dari uap ini akan diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros.
Mula-mula energi panas dalam uap diubah menjadi uap terlebih dahulu menjadi energi kinetik
dengan cara melewatkan uap
dialirkan ke sudu-sudu, sehingga akan menghasilkan putaran poros. Poros yang berputar ini
kemudian digunakan untuk memutar poros generator.
• Klasifikasi Sudu
Berdasarkan pada prinsip cara pemban
macam , yaitu sudu impuls dan sudu reaksi.
kedua macam sudu tersebut.
a) Sudu Impuls
Sudu-sudu tetap berfungsi sebagai
peningkatan energi kinetik. Uap dengan kecepatan tinggi ini selanjutnya akan menumbuk sudu
sudu gerak. Tumbukan anatara uap dengan sudu
Uap yang telah menumbuk sudu
dalam sudu-sudu tetap tahap
entalpinya tidak berubah. Pada sudu impuls, penurunan tekanan dan energi panas uap hanya
terjadi pada sudu tetap dan nozzles
b) Sudu Reaksi
Pada suatu turbine dengan instalasi yang terpasang dengan kondisi 100% sudu reaksi, maka
sudu gerak hanya berfungsi sebagai
peniungkatan kecepatan. Peningkatan kecepatan ini a
arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap. Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan
memutar poros turbine. Uap selanjutnaya dialirkan pada sudu tetap yang berfungsi untuk
Intermediate Cylinder, dan Low Cylinder. Masing-masing silinder memiliki
bearing/bantalan. Rotor-rotor tersebut disambung menjadi satu (termasuk
. Ruang antara rotor dengan casing , terdiri dari rangkaian sudu
disusun berselang-seling. Stator dipasang disekeliling bagian dalam dari
. Sedangkan serangkaian sudu gerak dipasang pada rotor. Apabila ke dalam
uap yang bertekanan, maka energi panas dari uap ini akan diubah menjadi energi mekanik dalam
mula energi panas dalam uap diubah menjadi uap terlebih dahulu menjadi energi kinetik
dengan cara melewatkan uap tersebut pada nozzles. Uap yang berkecepatan tinggi kemudian
sudu, sehingga akan menghasilkan putaran poros. Poros yang berputar ini
kemudian digunakan untuk memutar poros generator.
Berdasarkan pada prinsip cara pembangkitan gaya gerak, sudu-sudu turbine dibedakan menjadi 2
yaitu sudu impuls dan sudu reaksi. Turbine modern umumnya merupakan kombinasi dari
sudu tetap berfungsi sebagai nozzles sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
peningkatan energi kinetik. Uap dengan kecepatan tinggi ini selanjutnya akan menumbuk sudu
sudu gerak. Tumbukan anatara uap dengan sudu-sudu gerak ini akan memutar poros
Uap yang telah menumbuk sudu-sudu gerak tersebur kemudian diarahkan untuk masuk ke
sudu tetap tahap/stage berikutnya. Selama melintasi sudu gerak, tekanan dan
entalpinya tidak berubah. Pada sudu impuls, penurunan tekanan dan energi panas uap hanya
nozzles saja.
dengan instalasi yang terpasang dengan kondisi 100% sudu reaksi, maka
sudu gerak hanya berfungsi sebagai nozzles sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
peniungkatan kecepatan. Peningkatan kecepatan ini akan menimbulkan gaya reaksi yang
arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap. Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan
. Uap selanjutnaya dialirkan pada sudu tetap yang berfungsi untuk
40
masing silinder memiliki
rotor tersebut disambung menjadi satu (termasuk
, terdiri dari rangkaian sudu-sudu tetap dan
g bagian dalam dari
alam turbine dialirkan
uap yang bertekanan, maka energi panas dari uap ini akan diubah menjadi energi mekanik dalam
mula energi panas dalam uap diubah menjadi uap terlebih dahulu menjadi energi kinetik
. Uap yang berkecepatan tinggi kemudian
sudu, sehingga akan menghasilkan putaran poros. Poros yang berputar ini
dibedakan menjadi 2
modern umumnya merupakan kombinasi dari
sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
peningkatan energi kinetik. Uap dengan kecepatan tinggi ini selanjutnya akan menumbuk sudu-
sudu gerak ini akan memutar poros turbine.
sudu gerak tersebur kemudian diarahkan untuk masuk ke
berikutnya. Selama melintasi sudu gerak, tekanan dan
entalpinya tidak berubah. Pada sudu impuls, penurunan tekanan dan energi panas uap hanya
dengan instalasi yang terpasang dengan kondisi 100% sudu reaksi, maka
sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
kan menimbulkan gaya reaksi yang
arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap. Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan
. Uap selanjutnaya dialirkan pada sudu tetap yang berfungsi untuk
Turbin
mengarahkan uap ke sudu gerak tahap berikutn
reaksi,penurunan energi panas akan dan tekanan hanya terjadi pada sudu gerak. Sudut dan
desain dari sudu-sudu ini dibuat seaerodinamis mungkin agar
kecepatan desainnya dan uap mampu mengali
mengurangi adanya erosi (pengikisan) sampai pada tingkat seminimum mungkin.
Gambar
b. Stator dan Rotor
Stator merupakan komponen dalam
Fungsi dari stator adalah untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Stator juga
berfungsi untuk mengarahkan uap ke rotor (sudu jalan
menyemburkan uap panas bertekanan dari
fixed.
Rotor merupakan Bagian pada
yang berfungsi untuk mengubah energi kinetik uap menjadi energi mekanis.
bersama dengan poros penggerak.
mengarahkan uap ke sudu gerak tahap berikutnya. Pada sudu yang terdiri dari 100%
reaksi,penurunan energi panas akan dan tekanan hanya terjadi pada sudu gerak. Sudut dan
sudu ini dibuat seaerodinamis mungkin agar turbine dapat berputar dengan
kecepatan desainnya dan uap mampu mengalir dengan mulus melewati sudu tersebut sehingga
mengurangi adanya erosi (pengikisan) sampai pada tingkat seminimum mungkin.
Gambar 2.10. Skema Sudu Impuls dan Sudu Reaksi
merupakan komponen dalam turbine yang dilengkapi dengan sudu
adalah untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Stator juga
berfungsi untuk mengarahkan uap ke rotor (sudu jalan turbine). Pada stator dilengkapi nozel untuk
anas bertekanan dari Boiler. Nozel pada sudu tetap dipasang pada
Rotor merupakan Bagian pada turbine yang berputar. Di sekeliling rotor terdapat sudu jalan
yang berfungsi untuk mengubah energi kinetik uap menjadi energi mekanis.
bersama dengan poros penggerak.
41
ya. Pada sudu yang terdiri dari 100%
reaksi,penurunan energi panas akan dan tekanan hanya terjadi pada sudu gerak. Sudut dan
dapat berputar dengan
r dengan mulus melewati sudu tersebut sehingga
mengurangi adanya erosi (pengikisan) sampai pada tingkat seminimum mungkin.
yang dilengkapi dengan sudu-sudu yang diam.
adalah untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Stator juga
). Pada stator dilengkapi nozel untuk
. Nozel pada sudu tetap dipasang pada casing dan
sekeliling rotor terdapat sudu jalan
yang berfungsi untuk mengubah energi kinetik uap menjadi energi mekanis. Rotor dipasang
Turbin
c. Casing
Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh
kebocoran dari dan kearah luar.
dalam turbine terhadap debu atau benda
sebagai dudukan dari bearing rotor. Permukaan dalam
seefisien agar uap yang berlalu melewati
yang tidak kurang baik. Desain dari
dan nozzles pada semua stage.
Uap yang digunakan untuk menggerakkan
temperatur yang tinggi. Oleh kare
stress.
d. Poros/ shaft
Poros merupakan salah satu bagian dari
turbine menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor
bagian dari poros generator listrik. Perlu diperhatikan saat
turbine dengan poros generator) adalah saat
benar lurus. Tidak boleh terjadi
timbulnya vibrasi/getaran.
stator
Gambar 2.11. Stator dan Rotor yang Sudah Dirangkai dengan Poros
berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbine
luar. Casing juga berfungsi untuk melindungi komponen
terhadap debu atau benda-benda “asing” dari luar. Casing juga
rotor. Permukaan dalam (internal surface) dari casing
seefisien agar uap yang berlalu melewati casing tidak banyak losses karena p
yang tidak kurang baik. Desain dari casing juga harus mampu menjadi support dari blades/ sudu
Uap yang digunakan untuk menggerakkan turbine merupakan uap dengan tekanan dan
Oleh karena itu casing dari steam Turbine harus tahan terhadap thermal
Poros merupakan salah satu bagian dari turbine yang menjadikan rotor-rotor berbagai tingkat
kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor turbine
bagian dari poros generator listrik. Perlu diperhatikan saat pemasangan anatara dua poros (poros
dengan poros generator) adalah saat pemasangan. Pemasangan kedua poros harus benar
benar lurus. Tidak boleh terjadi missalignment (ketidaklurusan) karena akan mengakibatkan
.11. Stator dan Rotor yang Sudah Dirangkai dengan Poros
poros
42
turbine agar tidak terjadi
juga berfungsi untuk melindungi komponen-komponen
juga berfungsi sebagai
casing harus dibuat
tidak banyak losses karena permukaan casing
juga harus mampu menjadi support dari blades/ sudu
merupakan uap dengan tekanan dan
harus tahan terhadap thermal
rotor berbagai tingkat
turbine untuk memutar
anatara dua poros (poros
. Pemasangan kedua poros harus benar-
karena akan mengakibatkan
.11. Stator dan Rotor yang Sudah Dirangkai dengan Poros
rotor
Turbin
2.4.2. Kelengkapan Steam Turbine
Agar steam turbine beroperasi dengan baik,
Alat-alat pelengkap tersebut meliputi:
a. Journal dan Axial Bearing
Journal Bearing diletakkan di depan dan belakang untuk
axial bearing digunakan untuk melawan gaya
mengakibatkan turbine bergerak ke
melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor
antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk mengurangi
Rotor didukung oleh journal
dialirkan minyak pelumas secara kontinyu untuk pendinginan dan pelumasan. Daerah pada setiap
bearing merupakan daerah yang rawan, maka pada setiap
instrumentasi untuk mendeteksi parameter
yang perlu dipasang pada setiap
1) indikator temperatur metal atau indikator tekanan minyak pelumas balik baik untuk
penunjukan local atau
2) alat ukur tekanan suplai minyak pelumas
3) alat ukur tekanan jacking oil
4) deteksi getaran
5) monitor eksentrisitas
Journal Bearing
Gambar
Turbine
beroperasi dengan baik, maka dilengkapi dengan beberapa alat pelengkap.
alat pelengkap tersebut meliputi:
Axial Bearing
diletakkan di depan dan belakang untuk menumpu poros
digunakan untuk melawan gaya axial dari poros. Aliran uap yang memutar
bergerak ke arah axial (searah sumbu poros). Jika gerakan kearah
melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor turbine dengan statornya.
antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk mengurangi
journal bearing yang dilapisi logam putih. Ke dalam
dialirkan minyak pelumas secara kontinyu untuk pendinginan dan pelumasan. Daerah pada setiap
merupakan daerah yang rawan, maka pada setiap bearing juga dipasang peralatan
instrumentasi untuk mendeteksi parameter-parameter yang perlu dimonitor. Peralatan instrumentasi
yang perlu dipasang pada setiap bearing adalah:
kator temperatur metal atau indikator tekanan minyak pelumas balik baik untuk
penunjukan local atau remote.
alat ukur tekanan suplai minyak pelumas
jacking oil
monitor eksentrisitas
Journal Bearing
Gambar 2.12. Journal Bearing
43
dilengkapi dengan beberapa alat pelengkap.
poros turbine. Sedangkan
dari poros. Aliran uap yang memutar turbine
(searah sumbu poros). Jika gerakan kearah axial ini
dengan statornya. Jarak
antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk mengurangi energy loss.
e dalam bearing tersebut
dialirkan minyak pelumas secara kontinyu untuk pendinginan dan pelumasan. Daerah pada setiap
juga dipasang peralatan
Peralatan instrumentasi
kator temperatur metal atau indikator tekanan minyak pelumas balik baik untuk
Turbin
b. Main Stop Valve (MSV)
Merupakan valve yang membuka dan menutup
Turbine. Pada saat start up, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP
dan juga sebagai proteksi saat turbine
Main steam
Gambar
Gambar
Gambar 2.13. Axial Bearing
yang membuka dan menutup aliran uap utama (main steam
, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP
turbine trip.
MSV
CV
HP Turbine
menuju reheater
Gambar 2.15. Skema dari MSV
Gambar 2.14. Main Stop
44
steam) masuk ke HP
, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP Turbine
Turbin
c. Governor/ Control Valve
Sistem Control Valve pada turbine
� mengatur beban turbine
� memungkinkan mesin untuk beroperasi secara paralel dengan mesin
� untuk mengontrol putaran
Secara umum ada 3 macam tipe
governor hidrolik, dan governor elektrik.
1) Governor mekanik
Pada governor mekanik, kecepatan putar poros generator yang sebanding dengan
frekuensi yang dihasilkan generator didapat dengan menggunakan bola
menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya Sentrifugal ini dibandingkan dengan gaya mekanik
yang didapat dari pegas
menjadi sinyal pengerak sistem mekanik atau hidrolik yang selanjutnya akan menambah
uap, air, atau bahan bakar mesin penggerak generator.
2) Governor hidrolik
Pada governor hidrolik
bola yang berputar. Dari gambar di bawah ini, terlihat adanya umpan balik melalui engsel
E untuk menghentikan kerja governor. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjainya
osilasi. Besarnya umpan balik dapat diatur melalui posisi engsel E.
Gambar
turbine memiliki beberapa fungsi, yaitu:
turbine sesuai dengan frekuensi sistem jaringan
memungkinkan mesin untuk beroperasi secara paralel dengan mesin lain di dalam sistem
untuk mengontrol putaran turbine supaya tetap dalam putaran yang konstan.
Secara umum ada 3 macam tipe governor yang banyak digunakan, yaitu governor mekanik,
governor hidrolik, dan governor elektrik.
kanik, kecepatan putar poros generator yang sebanding dengan
frekuensi yang dihasilkan generator didapat dengan menggunakan bola
menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya Sentrifugal ini dibandingkan dengan gaya mekanik
yang didapat dari pegas referensi. Selisih besarnya gaya sentrifugal dengan
menjadi sinyal pengerak sistem mekanik atau hidrolik yang selanjutnya akan menambah
uap, air, atau bahan bakar mesin penggerak generator.
ada governor hidrolik pengukuran frekuensi didapat melalui gaya sentrifugal dari bola
bola yang berputar. Dari gambar di bawah ini, terlihat adanya umpan balik melalui engsel
E untuk menghentikan kerja governor. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjainya
mpan balik dapat diatur melalui posisi engsel E.
Gambar 2.16. Skema Governor Hidrolik
45
lain di dalam sistem
supaya tetap dalam putaran yang konstan.
yang banyak digunakan, yaitu governor mekanik,
kanik, kecepatan putar poros generator yang sebanding dengan
frekuensi yang dihasilkan generator didapat dengan menggunakan bola-bola berputar yang
menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya Sentrifugal ini dibandingkan dengan gaya mekanik
referensi. Selisih besarnya gaya sentrifugal dengan gaya pegas ini
menjadi sinyal pengerak sistem mekanik atau hidrolik yang selanjutnya akan menambah
pengukuran frekuensi didapat melalui gaya sentrifugal dari bola-
bola yang berputar. Dari gambar di bawah ini, terlihat adanya umpan balik melalui engsel
E untuk menghentikan kerja governor. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjainya
Turbin
3) Governor elektronik
Deteksi frekuensi dilakukan melalui generator kecil yang empunyai magnet permane
sehingga tegangan jepitnya sebanding dengan putarannya. Generator kecil ini dikopel
dengan poros generator utama, sehingga putarannya sebanding dengan poros generator
utama. Akibatnya tegangan jepit generator kecil ini sebanding dengan frekuensi generato
utama. Selanjutnya, tegangan jepit generator kecil ini dibandingkan dengan tegangan
frekuensi di mana selisihnya menjadi sinyal penggerak sistem elektronik.
Sistem control valve pada turbine
valve digerakkan oleh servo
Control Valve turbine terdiri dari
� RSV (Reheat Stop Valve
reheat yang masuk ke IP
penuh, jadi tidak berperan dalam pengaturan laju aliran uap
proteksi saat turbine trip
� ICV (Interceptor Valve)
d. Lubrication System
Lubrication System berfungsi u
lain dari pelumasan ini adalah mencegah korosi, mencegah keausan pada
Uap dari reheater
Gambar
eteksi frekuensi dilakukan melalui generator kecil yang empunyai magnet permane
sehingga tegangan jepitnya sebanding dengan putarannya. Generator kecil ini dikopel
dengan poros generator utama, sehingga putarannya sebanding dengan poros generator
utama. Akibatnya tegangan jepit generator kecil ini sebanding dengan frekuensi generato
utama. Selanjutnya, tegangan jepit generator kecil ini dibandingkan dengan tegangan
frekuensi di mana selisihnya menjadi sinyal penggerak sistem elektronik.
turbine berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam
servo valve actuator dan minyak hidrolik sebagai penggerak
terdiri dari:
Valve), merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap
yang masuk ke IP Turbine. Pada saat start up RSV sudah dalam kondisi membuka
penuh, jadi tidak berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga sebagai alat
trip.
ICV (Interceptor Valve), berperan mengatur aliran uap reheat pada IP
berfungsi untuk melumasi bearing, Turning Gear dan lain
lain dari pelumasan ini adalah mencegah korosi, mencegah keausan pada turbine
IP Turbine
RSV
ICV
Menuju LP Turbine
Gambar 2.17. Skema RSV dan ICV
46
eteksi frekuensi dilakukan melalui generator kecil yang empunyai magnet permanen
sehingga tegangan jepitnya sebanding dengan putarannya. Generator kecil ini dikopel
dengan poros generator utama, sehingga putarannya sebanding dengan poros generator
utama. Akibatnya tegangan jepit generator kecil ini sebanding dengan frekuensi generator
utama. Selanjutnya, tegangan jepit generator kecil ini dibandingkan dengan tegangan
frekuensi di mana selisihnya menjadi sinyal penggerak sistem elektronik.
laju aliran uap ke dalam turbine. Sistem
dan minyak hidrolik sebagai penggerak valve.
yang membuka dan menutup aliran uap
sudah dalam kondisi membuka
dan juga sebagai alat
pada IP Turbine.
dan lain – lain. Fungsi
turbine yang bergerak,
Menuju LP Turbine
Turbin
pengangkut partikel kotor yang berasal dari luar atau kotoran dari luar, dan sebagai pendingin
terhadap panas yang timbul akibat gesekan.
Sistem pelumasan pada turbine
pelumasan yang baik dapat mencegah kerusakan memperpanjang umur peralatan
right time,right amount,right place,right methode, dan right lubricant.
dengan beberapa pompa minyak pelumas untuk memenuhi kebutuhan
beberapa kondisi yang berbeda. Pompa
adalah:
� Pompa pelumas utama
Pompa ini berfungsi untuk memberikan suplai pelumasan pada
telah berputar pada putaran normal atau mendekati. Selain itu pompa pelumas utama juga
mensuplai minyak untuk keperluan sistem governor, seperti power oil dan pilot oli.
� Pompa pelumas bantu
dan mensuplai minyak ke
mensuplai. Misalnya pada saat putaran rendah atau pada saat start
minyak utama, selain mensuplai sistem pelumasan, pompa ini juga untuk mensuplai
power oil dan pilot oil.
� Pompa pelumas turning gear
motor listrik AC dan hanya mensuplai minyak pelumas saja.
turbine sedang berada dalam keadaan berputar dengan pemutar poros (
� Pompa pelumas darurat
DC yang biasanya disuplai dari baterai. Pompa ini hanya mensuplai minyak pelumas dan
hanya digunakan dalam keadaan darurat, yaitu bila suplai minyak dari pompa lainnya
terganggu.
� Pompa pendingin minyak
panas minyak pelumas yang keluar dari bantalan turbin.
satu standby. Jika cooler
standby disini saluran
minyak telah terisi penuh dengan udara. Untuk membuang udara yang ada dalam sauran
minyak maka dilakukan venting pada saluran tersebut, dan dalam waktu yangh bersamaan
pengangkut partikel kotor yang berasal dari luar atau kotoran dari luar, dan sebagai pendingin
terhadap panas yang timbul akibat gesekan.
turbine merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena
yang baik dapat mencegah kerusakan memperpanjang umur peralatan
right time,right amount,right place,right methode, dan right lubricant. Sistem p
dengan beberapa pompa minyak pelumas untuk memenuhi kebutuhan turbine
beberapa kondisi yang berbeda. Pompa-pompa pelumasan yang terdapat pada s
Pompa pelumas utama (main oil pump). Pompa ini dikopel dengan poros
Pompa ini berfungsi untuk memberikan suplai pelumasan pada turbine
telah berputar pada putaran normal atau mendekati. Selain itu pompa pelumas utama juga
mensuplai minyak untuk keperluan sistem governor, seperti power oil dan pilot oli.
bantu (auxiliary oil pump). Pompa ini digerakkan oleh motor listrik AC
dan mensuplai minyak ke turbine bila pompa minyak pelumas utama tidak dapat
Misalnya pada saat putaran rendah atau pada saat start turbine
minyak utama, selain mensuplai sistem pelumasan, pompa ini juga untuk mensuplai
an pilot oil.
turning gear (Turning gear oil pump). Pompa ini digerakkan oleh
motor listrik AC dan hanya mensuplai minyak pelumas saja. Pompa ini digunakan bila
sedang berada dalam keadaan berputar dengan pemutar poros (
darurat (Emergency oil pump). Pompa ini digerakkan oleh motor listrik
DC yang biasanya disuplai dari baterai. Pompa ini hanya mensuplai minyak pelumas dan
hanya digunakan dalam keadaan darurat, yaitu bila suplai minyak dari pompa lainnya
minyak (Oil cooler pump). Oil cooler berfungsi untuk menyerap
panas minyak pelumas yang keluar dari bantalan turbin. Terdapat 2
cooler yang satu kotor maka cooler yang lain akan berjalan. Arti
tandby disini saluran cooler dalam minyak benar-benar bebas dari udara dan saluran
minyak telah terisi penuh dengan udara. Untuk membuang udara yang ada dalam sauran
minyak maka dilakukan venting pada saluran tersebut, dan dalam waktu yangh bersamaan
47
pengangkut partikel kotor yang berasal dari luar atau kotoran dari luar, dan sebagai pendingin
merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena
yang baik dapat mencegah kerusakan memperpanjang umur peralatan. Harus mencakup
Sistem pelumas dilengkapi
turbine pada kondisi yang
pompa pelumasan yang terdapat pada sistem pelumasan
el dengan poros turbine.
turbine ketika turbine
telah berputar pada putaran normal atau mendekati. Selain itu pompa pelumas utama juga
mensuplai minyak untuk keperluan sistem governor, seperti power oil dan pilot oli.
Pompa ini digerakkan oleh motor listrik AC
bila pompa minyak pelumas utama tidak dapat
turbine. Seperti pompa
minyak utama, selain mensuplai sistem pelumasan, pompa ini juga untuk mensuplai
Pompa ini digerakkan oleh
Pompa ini digunakan bila
sedang berada dalam keadaan berputar dengan pemutar poros (Turning Gear)
Pompa ini digerakkan oleh motor listrik
DC yang biasanya disuplai dari baterai. Pompa ini hanya mensuplai minyak pelumas dan
hanya digunakan dalam keadaan darurat, yaitu bila suplai minyak dari pompa lainnya
berfungsi untuk menyerap
Terdapat 2 cooler dimana yang
yang lain akan berjalan. Arti
benar bebas dari udara dan saluran
minyak telah terisi penuh dengan udara. Untuk membuang udara yang ada dalam sauran
minyak maka dilakukan venting pada saluran tersebut, dan dalam waktu yangh bersamaan
Turbin
minyak pelumas menalir dan mendorong udara keluar dari
telah keluar minyak, maka udara telah habis dan venting harus segera ditutup. Temperatur
minyak ini diatur karena berhubungan dengan voiscositas pelumas yang membentuk
lapisan (film ) saat melumasi bantalan.
Pada umumnya pompa minyak
dimatikan secara otomatis dari
turbine. Minyak diambil dari tangki minyak pelum
minyak utama (Main Oil Tank
untuk mengeluarkan partikel-partikel padat dan kotoran lainnya. Minyak kemudian dilewatkan
pendingin minyak pelumas (oil
Tekanan minyak bearing turbine
Temperatur minyak pelumas menuju bantalan diatur dengan cara mengatur aliran air pendingin
minyak pelumas. Pada beberapa sistem, pengaturan temperatur minyak dilakukan dengan cara
langsung menyalurkan minyak melintasi pendingin minyak, dimana sebagian miny
agar tidak melewati pendingin untuk kemudian bercampur dengan sisa minyak yang telah
Gambar
k pelumas menalir dan mendorong udara keluar dari cooler. Bila saluran venting
telah keluar minyak, maka udara telah habis dan venting harus segera ditutup. Temperatur
minyak ini diatur karena berhubungan dengan voiscositas pelumas yang membentuk
film ) saat melumasi bantalan.
minyak yang digerakkan oleh tenaga listrik dapat dijalankan dan
dimatikan secara otomatis dari Pressure switch yang terdapat dalam sistem minyak pelumas pada
Minyak diambil dari tangki minyak pelumas utama (main oil) yang sering disebut tangki
Main Oil Tank). Minyak pelumas dipompakan melalui sebuah saringan minyak
partikel padat dan kotoran lainnya. Minyak kemudian dilewatkan
(oil cooler) untuk selanjutnya dialirkan ke bearing
turbine diatur antara 1-2 kg/cm2.
Temperatur minyak pelumas menuju bantalan diatur dengan cara mengatur aliran air pendingin
minyak pelumas. Pada beberapa sistem, pengaturan temperatur minyak dilakukan dengan cara
langsung menyalurkan minyak melintasi pendingin minyak, dimana sebagian miny
agar tidak melewati pendingin untuk kemudian bercampur dengan sisa minyak yang telah
Gambar 2.18. Skema dari Lubrication System
48
. Bila saluran venting
telah keluar minyak, maka udara telah habis dan venting harus segera ditutup. Temperatur
minyak ini diatur karena berhubungan dengan voiscositas pelumas yang membentuk
yang digerakkan oleh tenaga listrik dapat dijalankan dan
yang terdapat dalam sistem minyak pelumas pada
yang sering disebut tangki
). Minyak pelumas dipompakan melalui sebuah saringan minyak
partikel padat dan kotoran lainnya. Minyak kemudian dilewatkan
bearing-bearing turbine.
Temperatur minyak pelumas menuju bantalan diatur dengan cara mengatur aliran air pendingin
minyak pelumas. Pada beberapa sistem, pengaturan temperatur minyak dilakukan dengan cara
langsung menyalurkan minyak melintasi pendingin minyak, dimana sebagian minyak disimpan
agar tidak melewati pendingin untuk kemudian bercampur dengan sisa minyak yang telah
Turbin
dilewatkan melalui pendingin. Temperatur suplai minyak pada bantalan
40 C°.
Saringan minyak pelumas dan pendingin pelumas dilengkap
Katup-katup ini biasanya bekerja secara mekanik berdasarkan regangan pegas. Regangan pegas
diatur sehingga katup akan terbuka pada saat perbedaan tekanan melintasi saringan. Hal ini dapat
terjadi disebabkan antara lain dise
dari katup-katup. Juga perlu diingat bahwa pompa pelumas darurat
menyalurkan secara langsung tanpa melewati
hanya digunakan dalam kondisi darurat.
Tangki minyak pelumas utama dilengkapi dengan kipas
dari minyak pelumas. Hal ini menyebabkan tekanan tangki sedikit dibawah tekanan atmosfir
sehingga dapat mencegah masuknya gas
Pada kebanyakan sistem pelumas, pompa
motor AC dan DC dipasang dalam posisi vertikal. Pompa
tangki main oil pump (terbenam di bawah permukaan minyak). Sedan
diletakkan di atas tangki.
e. Jacking oil System
Bila proses turbine yang besar sedang dalam keadaan diam, maka berat rotor akan
menekan/mendesak minyak pelumas yang ada diantara permukaan poros dan
(bantalan luncur). Hal ini mengakibatkan kedua permukaan logam tersebut memungkinkan
terjadinya metal to metal contact.
hanya akan memberikan lapisan minyak bila poros berputar.
Bila poros dicoba diputar dalam keadaan se
cara lain,maka poros akan sulit untuk diputar. Bahkan dapat mengakibatkan matinya motor pemutar
poros karena over load (kelebihan beban). Apabila ternyata poros dapat berputar, maka akan
mengakibatkan rusaknya poros dan lapisan dari
poros dari keadaan diam, terlebih dahulu poros harus sedikit diangkat. Untuk mengangkat poros,
perlu digunakan fluida (minyak) bertekanan tinggi yang dikenal dengan nama
Tekanan minyak dapat mencapai 100kg/cm
dilewatkan melalui pendingin. Temperatur suplai minyak pada bantalan turbine
Saringan minyak pelumas dan pendingin pelumas dilengkapi dengan katup
katup ini biasanya bekerja secara mekanik berdasarkan regangan pegas. Regangan pegas
diatur sehingga katup akan terbuka pada saat perbedaan tekanan melintasi saringan. Hal ini dapat
terjadi disebabkan antara lain disebabkan oleh tersumbatnya saringan atau kegagalan pengoperasian
katup. Juga perlu diingat bahwa pompa pelumas darurat (Emergency
tanpa melewati saringan minyak dan pendingin karena memang
m kondisi darurat.
Tangki minyak pelumas utama dilengkapi dengan kipas vent yang berfungsi menghisap gas
dari minyak pelumas. Hal ini menyebabkan tekanan tangki sedikit dibawah tekanan atmosfir
sehingga dapat mencegah masuknya gas-gas dari minyak pelumas ke dalam turbine
Pada kebanyakan sistem pelumas, pompa-pompa minyak pelumas yang digerakkan dengan
motor AC dan DC dipasang dalam posisi vertikal. Pompa-pompa tersebut diletakkan di dalam
(terbenam di bawah permukaan minyak). Sedangkan motor
yang besar sedang dalam keadaan diam, maka berat rotor akan
menekan/mendesak minyak pelumas yang ada diantara permukaan poros dan
ini mengakibatkan kedua permukaan logam tersebut memungkinkan
metal to metal contact. Suplai minyak pelumas utama yang mengalir ke dalam
hanya akan memberikan lapisan minyak bila poros berputar.
Bila poros dicoba diputar dalam keadaan seperti diam, baik dengan motor pemutar poros atau
cara lain,maka poros akan sulit untuk diputar. Bahkan dapat mengakibatkan matinya motor pemutar
poros karena over load (kelebihan beban). Apabila ternyata poros dapat berputar, maka akan
ya poros dan lapisan dari bearing. Oleh karena itu, untuk dapat memutar
poros dari keadaan diam, terlebih dahulu poros harus sedikit diangkat. Untuk mengangkat poros,
perlu digunakan fluida (minyak) bertekanan tinggi yang dikenal dengan nama
Tekanan minyak dapat mencapai 100kg/cm2 yang diperoleh dari pompa multicylinder positive
49
diatur antara 37° C-
i dengan katup by pass otomatis.
katup ini biasanya bekerja secara mekanik berdasarkan regangan pegas. Regangan pegas
diatur sehingga katup akan terbuka pada saat perbedaan tekanan melintasi saringan. Hal ini dapat
babkan oleh tersumbatnya saringan atau kegagalan pengoperasian
Emergency oil pump)
saringan minyak dan pendingin karena memang
yang berfungsi menghisap gas-gas
dari minyak pelumas. Hal ini menyebabkan tekanan tangki sedikit dibawah tekanan atmosfir
turbine.
pompa minyak pelumas yang digerakkan dengan
pompa tersebut diletakkan di dalam
gkan motor-motornya
yang besar sedang dalam keadaan diam, maka berat rotor akan
menekan/mendesak minyak pelumas yang ada diantara permukaan poros dan journal bearing
ini mengakibatkan kedua permukaan logam tersebut memungkinkan
Suplai minyak pelumas utama yang mengalir ke dalam bearing
perti diam, baik dengan motor pemutar poros atau
cara lain,maka poros akan sulit untuk diputar. Bahkan dapat mengakibatkan matinya motor pemutar
poros karena over load (kelebihan beban). Apabila ternyata poros dapat berputar, maka akan
. Oleh karena itu, untuk dapat memutar
poros dari keadaan diam, terlebih dahulu poros harus sedikit diangkat. Untuk mengangkat poros,
perlu digunakan fluida (minyak) bertekanan tinggi yang dikenal dengan nama Jacking Oil.
multicylinder positive
Turbin
displacement. Saluran jacking oil
saja.
Pompa-pompa tersebut mangambil minyak langsung dari
pelumas bearing. Minyak dialirkan dari bagian bawah bantalan melalui satu atau lebih saluran
dalam bearing housing (rumah bantalan) dan pelapisnya. Poros akan terangkat oleh tekanan minyak
dan suatu lapisan minyak yang tipis akan te
sehingga poros dapat diputar dengan mudah.
Jacking oil pump terdiri dari dua buah pompa piston yang digerakkan oleh motor DC. Masing
masing pompa mempunyai beberapa silinder yang masing
Sistem Jacking oil antara lain:
1. motor DC
2. non return valve
3. peralatan pengaman dan monitoring
f. Turning Gear
Bila beban turbine shut down,
tinggi (450°C-500°C). Bila poros
tertentu, maka akan terjadi beda temperatur antara bagian atas dengan bagian bawah rotor maupun
casing . Beda temperatur ini akan menyebabkan bagian bawah masing
lebih cepat dibandingkan bagian atas, sehingga akan menyebabkan terjadinya pembengkokan ke
atas/hogging. Hal ini akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persinggungan mekanis antara
komponen yang bergerak dengan komponen yang stationary/diam. Apabila
pada kondisi ini, maka akan menyebabkan timbulnya getaran yang serius dan bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis. Bengkokan yang disebabkan oleh temperatur yang tidak merata
ini dapat dihindari apabila porosnya dijaga tetap berputar meski dengan
40rpm) selama pendinginan. Untuk tujuan tersebut,
Turning Gear terdiri dari motor dan suatu seri roda gigi pengurang putaran
yang dapat dihubungkan ke roda gigi pada poros
dirancang sedemikian rupa sehingga secara penggerak tersebut dapat terputus
jacking oil dipasang pada setiap bearing atau hanya pada beberapa
pompa tersebut mangambil minyak langsung dari main oil tank atau dari suplai utama
. Minyak dialirkan dari bagian bawah bantalan melalui satu atau lebih saluran
(rumah bantalan) dan pelapisnya. Poros akan terangkat oleh tekanan minyak
dan suatu lapisan minyak yang tipis akan terbentuk diantara permukaan poros dengan bantalan
sehingga poros dapat diputar dengan mudah.
terdiri dari dua buah pompa piston yang digerakkan oleh motor DC. Masing
masing pompa mempunyai beberapa silinder yang masing-masing menyuplai miny
peralatan pengaman dan monitoring
shut down, maka temperatur casing dan rotor turbine masing
500°C). Bila poros turbine kemudian dibiarkan untuk tetap diam dalam jangka waktu
tertentu, maka akan terjadi beda temperatur antara bagian atas dengan bagian bawah rotor maupun
. Beda temperatur ini akan menyebabkan bagian bawah masing-masing rotor akan menyusut
dibandingkan bagian atas, sehingga akan menyebabkan terjadinya pembengkokan ke
Hal ini akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persinggungan mekanis antara
komponen yang bergerak dengan komponen yang stationary/diam. Apabila turbine
pada kondisi ini, maka akan menyebabkan timbulnya getaran yang serius dan bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis. Bengkokan yang disebabkan oleh temperatur yang tidak merata
ini dapat dihindari apabila porosnya dijaga tetap berputar meski dengan putaran rendah (3rpm
40rpm) selama pendinginan. Untuk tujuan tersebut, turbine dilengkapi dengan Turning Gear.
terdiri dari motor dan suatu seri roda gigi pengurang putaran
yang dapat dihubungkan ke roda gigi pada poros turbine. Penggerak akhir dari susunan roda gigi ini
dirancang sedemikian rupa sehingga secara penggerak tersebut dapat terputus
50
atau hanya pada beberapa bearing
atau dari suplai utama
. Minyak dialirkan dari bagian bawah bantalan melalui satu atau lebih saluran
(rumah bantalan) dan pelapisnya. Poros akan terangkat oleh tekanan minyak
permukaan poros dengan bantalan
terdiri dari dua buah pompa piston yang digerakkan oleh motor DC. Masing-
masing menyuplai minyak. Komponen
masing-masing sangat
kemudian dibiarkan untuk tetap diam dalam jangka waktu
tertentu, maka akan terjadi beda temperatur antara bagian atas dengan bagian bawah rotor maupun
masing rotor akan menyusut
dibandingkan bagian atas, sehingga akan menyebabkan terjadinya pembengkokan ke
Hal ini akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persinggungan mekanis antara
turbine dicoba diputar
pada kondisi ini, maka akan menyebabkan timbulnya getaran yang serius dan bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis. Bengkokan yang disebabkan oleh temperatur yang tidak merata
putaran rendah (3rpm-
Turning Gear.
terdiri dari motor dan suatu seri roda gigi pengurang putaran (reduction gear)
. Penggerak akhir dari susunan roda gigi ini
dirancang sedemikian rupa sehingga secara penggerak tersebut dapat terputus (disconnect) secara
Turbin
otomatis dengan roda gigi poros
yang diberikan oleh penggeraknya (
Hal ini dapat dimaksudkan untuk
kecepatan yang lebih tinggi. Urutan operasi yang umum adalah mengamati poros
dimatikan sampai saat poros berhenti. Dalam interval ini suplai minyak pelumas bantalan tetap
masih diperlukan. Selanjutnya suplai minyak pengangkat (
memberikan suatu lapisan minyak secara pasti antara
penggerak Turning Gear dimasukkan pada roda gigi poros
manual atau otomatis, kemudian baru motor
turbine tergantung dari rekomendasi dari pembuat
Selain rotor menjadi dingin dengan cara dengan cara ini, pergerakan sudu
menimbulkan sirkulasi udara dalam
pada sudu-sudu.
Turbin-turbin modern saat ini dilengkapi dengan perlengkapan pengaturan urutan operasi
Turning Gear yang lebih canggih. Pada
Gear akan berjalan secar otomatis bila putaran
bila putaran poros turun sampai pada putaran turning,
menghubungkan drive ke poros
yang telah ditentukan tanpa berhenti. Dalam banyak hal, bila putaran poros
putaran gear, secara otomatis Turning Gear
Hal penting yang harus dilakukan untuk menghindari bengkoknya poros
gear macet atau tidak berfungsi, maka poros
harus diputar separuh putaran tiap 10 menit. Secara umum hal ini dapat dianggap cukup
menghindari pembengkokan poros.
Bila oleh suatu sebab poros dalam
maka bengkoknya poros karena panas dapat menyebabkan terjadinya kontak antara bagian yang
tetap dengan bagian yang diam/tetap pada
perapat poros dan biasanya sementara. Setelah temperatur
mulai sebanding, bengkokan rotor akan hilang dengan dengan sendirinya. Bila terjadi gangguan
serius seperti itu, cobalah putar poros secara manual dengan segera untuk meyakinkan bahw
otomatis dengan roda gigi poros turbine pada saat kecepatan turbine mencapai lebih dari kecepatan
oleh penggeraknya (Turning Gear motor).
Hal ini dapat dimaksudkan untuk Turning Gear Motor diputar oleh poros
Urutan operasi yang umum adalah mengamati poros
dimatikan sampai saat poros berhenti. Dalam interval ini suplai minyak pelumas bantalan tetap
masih diperlukan. Selanjutnya suplai minyak pengangkat (jacking oil supply
memberikan suatu lapisan minyak secara pasti antara rotor dengan bearing
dimasukkan pada roda gigi poros turbine. Hal ini dilakukan dengan cara
manual atau otomatis, kemudian baru motor Turning Gear dihidupkan. Kecepatan puta poros
tergantung dari rekomendasi dari pembuat turbine. Tetapi umumnya diantara 3
Selain rotor menjadi dingin dengan cara dengan cara ini, pergerakan sudu
menimbulkan sirkulasi udara dalam casing , sehingga mengakibatkan pendinginan yang
modern saat ini dilengkapi dengan perlengkapan pengaturan urutan operasi
yang lebih canggih. Pada turbine ini, pompa minyak jacking
akan berjalan secar otomatis bila putaran turbine telah mencapai 100-200 rpm. Hanya
bila putaran poros turun sampai pada putaran turning, selfsynchro-shift centrifugal clutch
menghubungkan drive ke poros turbine sehingga putaran turbine dapat dipertahankan pada putaran
pa berhenti. Dalam banyak hal, bila putaran poros
Turning Gear akan lepas dan motor Turning Gear
penting yang harus dilakukan untuk menghindari bengkoknya poros
macet atau tidak berfungsi, maka poros turbine harus diputar secara manual. Poros
harus diputar separuh putaran tiap 10 menit. Secara umum hal ini dapat dianggap cukup
menghindari pembengkokan poros.
uatu sebab poros dalam keadaan panas atau hangat tidak dapat diputar sama sekali,
maka bengkoknya poros karena panas dapat menyebabkan terjadinya kontak antara bagian yang
tetap dengan bagian yang diam/tetap pada turbine. Kontak tersebut pertama-tama akan terjadi pada
ya sementara. Setelah temperatur turbine secara perlahan
mulai sebanding, bengkokan rotor akan hilang dengan dengan sendirinya. Bila terjadi gangguan
serius seperti itu, cobalah putar poros secara manual dengan segera untuk meyakinkan bahw
51
mencapai lebih dari kecepatan
diputar oleh poros turbine dengan
Urutan operasi yang umum adalah mengamati poros turbine saat mulai
dimatikan sampai saat poros berhenti. Dalam interval ini suplai minyak pelumas bantalan tetap
jacking oil supply) dijalankan untuk
bearing. Setelah ini gigi
. Hal ini dilakukan dengan cara
dihidupkan. Kecepatan puta poros
. Tetapi umumnya diantara 3-40 rpm.
Selain rotor menjadi dingin dengan cara dengan cara ini, pergerakan sudu-sudu rotor juga
, sehingga mengakibatkan pendinginan yang merata
modern saat ini dilengkapi dengan perlengkapan pengaturan urutan operasi
dan motor Turning
200 rpm. Hanya saja
shift centrifugal clutch akan
dapat dipertahankan pada putaran
pa berhenti. Dalam banyak hal, bila putaran poros turbine naik di atas
Turning Gear berhenti/mati.
penting yang harus dilakukan untuk menghindari bengkoknya poros pada saat turning
harus diputar secara manual. Poros turbine
harus diputar separuh putaran tiap 10 menit. Secara umum hal ini dapat dianggap cukup
atau hangat tidak dapat diputar sama sekali,
maka bengkoknya poros karena panas dapat menyebabkan terjadinya kontak antara bagian yang
tama akan terjadi pada
secara perlahan-lahan turun dan
mulai sebanding, bengkokan rotor akan hilang dengan dengan sendirinya. Bila terjadi gangguan
serius seperti itu, cobalah putar poros secara manual dengan segera untuk meyakinkan bahwa
Turbin
poros dapat berputar secara bebas. Bila berhasil, motor pemutar segera dijalankan untuk
memperpanjang waktu putar dan mengurangi sisa bengkokan. Bila ada indikasi goresan pada arah
radial, berarti terjadi kerusakan yang pemanen sebagai akibat bengkokan y
poros turbine terus dilanjutkan sampai penunjukkan temperatur metal turun pada harga yang
direkomendasikan. (150°C-200°C). Pada temperatur ini sebenarnya bengkokan masih dapat terjadi .
pemutaran poros juga diperlukan sebelum start
awal). Memutar turbine langsung dengan uap tidak direkomendasikan. Beberpa metode ditetapkan
untuk mempercepat laju pendinginan
dengan program shut down yang telah direncanakan. Temperatur uap masuk ke
diturunkan perlahan-lahan dan dimonitor secara seksama.
Waktu putar yang singkat setelah
rendah. Cara lebih efektif lagi adalah dengan metode penghembusan udara pendingin untuk
mempercepat laju pendinginan setelah
Setelah terjadi pendinginan alami sampai pada putaran
rendah disemprotkan pada silinder
dan dikeluarkan dari ruang lantai
yang teliti terhadap pengaruh
menjadi 28 jam.
Selama poros turbine masih diputar, perlu dilakukan pengamatan dengan cermat terhadap
kondisi seluruh unit. Bila ditemukan kelainan baik pada arus motor
getaran, temperatur bearing atau tanda
segera diperiksa dan bila perlu putaran poros dihentikan. Operator harus
operasi dan instruksi dari unitnya untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan.
g. Peralatan Pengaman Turbine
Turbine berfungsi sebagai penghasil putaran untuk menggerakkan generator. Tenaga penggerak
dari turbine pada adalah uap yang bertemperatur sekitar ±541
Dalam hal ini, uap yang dbutuhkan tergantung pada besar kecilnya
jumlah uap yang diperlukan juga besar, sebaliknya jika beban rendah maka uap yang masuk ke
turbine dilakukan oleh kontrol
poros dapat berputar secara bebas. Bila berhasil, motor pemutar segera dijalankan untuk
memperpanjang waktu putar dan mengurangi sisa bengkokan. Bila ada indikasi goresan pada arah
radial, berarti terjadi kerusakan yang pemanen sebagai akibat bengkokan yang terjadi. Memutar
terus dilanjutkan sampai penunjukkan temperatur metal turun pada harga yang
200°C). Pada temperatur ini sebenarnya bengkokan masih dapat terjadi .
pemutaran poros juga diperlukan sebelum start turbine untuk mengurangi starting torque (torsi
langsung dengan uap tidak direkomendasikan. Beberpa metode ditetapkan
untuk mempercepat laju pendinginan turbine secara aman. Pendinginan dengan uap bisa dilakukan
yang telah direncanakan. Temperatur uap masuk ke
lahan dan dimonitor secara seksama.
Waktu putar yang singkat setelah shut down dapat dicapai karena turbine stop pada temperatur
rendah. Cara lebih efektif lagi adalah dengan metode penghembusan udara pendingin untuk
mempercepat laju pendinginan setelah shut down.
Setelah terjadi pendinginan alami sampai pada putaran Turning Gear, udara dengan tekanan
semprotkan pada silinder turbine yang paling panas melalui instalasi pipa yang disediakan
dan dikeluarkan dari ruang lantai turbine. Dengan pengoperasian yang cermat dan pengamatan
yang teliti terhadap pengaruh turbine, metode ini dapat mengurangi waktu ke
masih diputar, perlu dilakukan pengamatan dengan cermat terhadap
kondisi seluruh unit. Bila ditemukan kelainan baik pada arus motor Turning Gear
atau tanda-tanda yang dapat dideteksi melalui (suara) telinga, harus
segera diperiksa dan bila perlu putaran poros dihentikan. Operator harus tanggap
operasi dan instruksi dari unitnya untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan.
Turbine
berfungsi sebagai penghasil putaran untuk menggerakkan generator. Tenaga penggerak
pada adalah uap yang bertemperatur sekitar ±541oC dan tekanan uap ±169 kg/cm
Dalam hal ini, uap yang dbutuhkan tergantung pada besar kecilnya beban. Jika beban tinggi maka
jumlah uap yang diperlukan juga besar, sebaliknya jika beban rendah maka uap yang masuk ke
dilakukan oleh kontrol valve yang bekerja secara otomatis tergantung pada besar beban.
52
poros dapat berputar secara bebas. Bila berhasil, motor pemutar segera dijalankan untuk
memperpanjang waktu putar dan mengurangi sisa bengkokan. Bila ada indikasi goresan pada arah
ang terjadi. Memutar
terus dilanjutkan sampai penunjukkan temperatur metal turun pada harga yang
200°C). Pada temperatur ini sebenarnya bengkokan masih dapat terjadi .
untuk mengurangi starting torque (torsi
langsung dengan uap tidak direkomendasikan. Beberpa metode ditetapkan
secara aman. Pendinginan dengan uap bisa dilakukan
yang telah direncanakan. Temperatur uap masuk ke turbine, kemudian
stop pada temperatur
rendah. Cara lebih efektif lagi adalah dengan metode penghembusan udara pendingin untuk
, udara dengan tekanan
yang paling panas melalui instalasi pipa yang disediakan
. Dengan pengoperasian yang cermat dan pengamatan
, metode ini dapat mengurangi waktu kerja dari 72 jam
masih diputar, perlu dilakukan pengamatan dengan cermat terhadap
Turning Gear, eksentrisitas,
da yang dapat dideteksi melalui (suara) telinga, harus
tanggap terhadap batasan
operasi dan instruksi dari unitnya untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan.
berfungsi sebagai penghasil putaran untuk menggerakkan generator. Tenaga penggerak
C dan tekanan uap ±169 kg/cm2.
beban. Jika beban tinggi maka
jumlah uap yang diperlukan juga besar, sebaliknya jika beban rendah maka uap yang masuk ke
yang bekerja secara otomatis tergantung pada besar beban.
Turbin
Peralatan yang bekerja pada tekanan dan
berakibat sangat fatal. Dapat membahayakan perusahaan pada umumnya karena beberapa perlatan
akan trip dan butuh biaya perawatan atau mungkin penggantian peralatan.
keselamatan jiwa dari operator-operator yang berinteraksi langsung dengan peralatan tersebut.
Dalam pengoperasiannya, turbine
bisa saja dalam suatu saat berada dalam kondisi yang berbahaya. Apabila tidak dilakukan langkah
safety, maka bisa saja menimbulakan kerusakan yang fatal. Sebagai contoh putaran
dijaga konstan pada 300 rpm. Pengendalian putaran
kapasitas uap yang masuk pada
akan mengakibatkan turbine overspeed. Overspeed dapat menyebabkan gaya sentrifugal yang
diterima rotor akan melebihi desain dari rotor
Temperatur dari pelumas bearing
interval operasi tertentu. Apabila pelumas tidak dapat mendinginkan temperatur operasi
maka bearing akan rusak dan turbine
timbulnya vibrasi, missalignment
menyebabkan kerusakan pada komponen
Seorang operator lapangan harus dapat mengidentifikasi situasi dan mengambil keputusan
setiap saat. Selain dari segi operator, dari segi
perlalatan proteksi yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan
penting dari peralatan proteksi turbine
peralatan proteksi yang lain adalah sebagai berikut
� Proteksi putaran lebih (overspeed protection
Sistem proteksi lebih berfungsi untuk menjaga kecepatan
maksimum yang diterima oleh
(sekitar 3000 rpm), maka tegangan yang disebabkan gaya sentrifugal pada sudu
akan melebihi tegangan lumer
Apabila terjadi penurunan beban secara tiba
mengantisipasi kenaikan putaran yang terjadi. Bila sistem governor tidak mam
kenaikan putaran yang terjadi, maka peralatan
otomatis bila putaran turbine
Peralatan yang bekerja pada tekanan dan temperatur tinggi apabila terjadi kesalahan tentunya akan
berakibat sangat fatal. Dapat membahayakan perusahaan pada umumnya karena beberapa perlatan
akan trip dan butuh biaya perawatan atau mungkin penggantian peralatan. Secra khusus tentu saja
operator yang berinteraksi langsung dengan peralatan tersebut.
turbine tidak selalu berada dalam kondisi yang aman. Artinya
bisa saja dalam suatu saat berada dalam kondisi yang berbahaya. Apabila tidak dilakukan langkah
, maka bisa saja menimbulakan kerusakan yang fatal. Sebagai contoh putaran
dijaga konstan pada 300 rpm. Pengendalian putaran turbine bisa dicapai dengan mengontrol
kapasitas uap yang masuk pada steam turbine . Apabila mass flow rate nya terlalu banyak, maka
overspeed. Overspeed dapat menyebabkan gaya sentrifugal yang
diterima rotor akan melebihi desain dari rotor itu sendiri. Contoh lain adalah pada
bearing perlu dijaga temperaturnya. Bearing didesain untuk bekerja pada
interval operasi tertentu. Apabila pelumas tidak dapat mendinginkan temperatur operasi
turbine tidak dapat beroperasi dengan baik karena akan menyebabkan
missalignment/ ketidaklurusan poros penggerak. Ketidaklurusan dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen–komponen steam turbine yang lain.
apangan harus dapat mengidentifikasi situasi dan mengambil keputusan
setiap saat. Selain dari segi operator, dari segi turbine itu sendiri juga perlu dilengkapi dengan
perlalatan proteksi yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan turbine. Unsur yang p
turbine ini adalah ESV (Emergency Shut-off Valve
peralatan proteksi yang lain adalah sebagai berikut :
overspeed protection).
Sistem proteksi lebih berfungsi untuk menjaga kecepatan turbine agar tidak melebihi batas
maksimum yang diterima oleh turbine. Bila putaran turbine melebihi dari yang ditentukan
(sekitar 3000 rpm), maka tegangan yang disebabkan gaya sentrifugal pada sudu
akan melebihi tegangan lumer (yield strength), material dan rotor akan retak dan pecah.
Apabila terjadi penurunan beban secara tiba-tiba, mula-mula sistem governor akan
mengantisipasi kenaikan putaran yang terjadi. Bila sistem governor tidak mam
kenaikan putaran yang terjadi, maka peralatan overspeed protection akan bekerja secara
turbine telah mencapai harga yang ditetapkan.
53
temperatur tinggi apabila terjadi kesalahan tentunya akan
berakibat sangat fatal. Dapat membahayakan perusahaan pada umumnya karena beberapa perlatan
Secra khusus tentu saja
operator yang berinteraksi langsung dengan peralatan tersebut.
tidak selalu berada dalam kondisi yang aman. Artinya turbine
bisa saja dalam suatu saat berada dalam kondisi yang berbahaya. Apabila tidak dilakukan langkah
, maka bisa saja menimbulakan kerusakan yang fatal. Sebagai contoh putaran turbine perlu
dicapai dengan mengontrol
Apabila mass flow rate nya terlalu banyak, maka
overspeed. Overspeed dapat menyebabkan gaya sentrifugal yang
itu sendiri. Contoh lain adalah pada bearing.
didesain untuk bekerja pada
interval operasi tertentu. Apabila pelumas tidak dapat mendinginkan temperatur operasi bearing,
tidak dapat beroperasi dengan baik karena akan menyebabkan
/ ketidaklurusan poros penggerak. Ketidaklurusan dapat
apangan harus dapat mengidentifikasi situasi dan mengambil keputusan
itu sendiri juga perlu dilengkapi dengan
. Unsur yang paling
Valve). Selain ESV,
agar tidak melebihi batas
melebihi dari yang ditentukan
(sekitar 3000 rpm), maka tegangan yang disebabkan gaya sentrifugal pada sudu-sudu gerak
, material dan rotor akan retak dan pecah.
mula sistem governor akan
mengantisipasi kenaikan putaran yang terjadi. Bila sistem governor tidak mampu mencegah
akan bekerja secara
Turbin
Gambar 2.18. Gaya Sentrifugal pada Gerak Partikel yang Bergerak Melingkar
Setiap turbine biasanya dilengkapi dengan 2 set peralatan
dipasang di ujung luar dari rotor
sekitar 10% di atas putaran normal.
dikirim dan katup ESV akan menutup. Pada
pengujian sehingga mekanisme peralatan
waktu unit sedang berjalan.
Saat terjadi overspeed, torsi yang dialami oleh rotor menjadi sangat besar.
mulur melebihi batas yield
sengaja didesain dengan clearence
sehingga apabila rotor menerima gaya sentrifugal melebihi batas
bersinggungan dengan stator sehingga rotor akan rusak.
Adapun pengaman dari sistem pengatur kecepatan
komponen berikut:
1) Magnetic pickup, yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi putaran lebih pada
2) Contol box (control drawer
3) Amplifier transmitter, yang bekerja mengubah perubahan besaran tekanan yang diukur
menjadi suatu besaran yang besarnya sebanding dengan perubahan tahanan listrik.
4) Relay, sebagai penerima sinyal yang berasal dari penguatan yang memberikan pengaman
atau sakelar penerima sinyal logika biner.
.18. Gaya Sentrifugal pada Gerak Partikel yang Bergerak Melingkar
biasanya dilengkapi dengan 2 set peralatan overspeed protection
dipasang di ujung luar dari rotor HP Turbine. Peralatan ini diset untuk bekerja pada putaran
sekitar 10% di atas putaran normal. Bila salah satu alat ini bekerja, maka signal
ESV akan menutup. Pada turbine modern, telah disediakan fasilitas untuk
pengujian sehingga mekanisme peralatan overspeed protection dan katup ESV dapat diuji pada
waktu unit sedang berjalan.
, torsi yang dialami oleh rotor menjadi sangat besar.
dari material rotor tersebut. Jarak antara rotor ,
clearence yang sekecil mungkin agar tidak banyak
sehingga apabila rotor menerima gaya sentrifugal melebihi batas yield
bersinggungan dengan stator sehingga rotor akan rusak.
Adapun pengaman dari sistem pengatur kecepatan turbine ini terdiri dari instrumen
, yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi putaran lebih pada
control drawer), sebagai setting kontrol pengaman turbine
, yang bekerja mengubah perubahan besaran tekanan yang diukur
menjadi suatu besaran yang besarnya sebanding dengan perubahan tahanan listrik.
ima sinyal yang berasal dari penguatan yang memberikan pengaman
atau sakelar penerima sinyal logika biner.
54
.18. Gaya Sentrifugal pada Gerak Partikel yang Bergerak Melingkar
overspeed protection yang
iset untuk bekerja pada putaran
Bila salah satu alat ini bekerja, maka signal trip akan akan
disediakan fasilitas untuk
dan katup ESV dapat diuji pada
, torsi yang dialami oleh rotor menjadi sangat besar. Rotor akan
rotor , casing , dan stator
yang sekecil mungkin agar tidak banyak losses yang terjadi,
yield, maka rotor akan
ini terdiri dari instrumen
, yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi putaran lebih pada turbine.
putaran lebih.
, yang bekerja mengubah perubahan besaran tekanan yang diukur
menjadi suatu besaran yang besarnya sebanding dengan perubahan tahanan listrik.
ima sinyal yang berasal dari penguatan yang memberikan pengaman
Turbin
Perangkat trip tersebut merupakan proteksi untuk
secara elektris pada ujungnya akan
juga akan men-drain semua saluran hidrolik yang terkait. Adapun perangkat trip yang
digerakkan secara mekanis dikendalikan oleh perangkat setrifugal mekanis yang terhubung
dengan poros utama turbine
Jika sistem proteksi turbine
maupun secara mekanis gagal, terdapat perangkat
yang disebut Emergency hand trip
dengan governor pedestal
trip. Perangkat ini dimaksud sebagai
turbine gagal beroperasi.
Perangkat tambahan lainnya adalah
pengetesan kinerja atau keandalan unit terhadap putaran
sistem protective device test
berbahaya dimana bila tidak dilakukan tindakan apapun dapat mengakibatkan kerusakan yang
fatal. Peralatan ini harus dites secara periodik agar apabila terjadi penyimpangan atau
kerusakan pada sistem proteksi tersebut dapat
Perangkat trip tersebut merupakan proteksi untuk over speed elektris. Mekanisme trip
secara elektris pada ujungnya akan menjalankan mekanisme kumparan yang pada gilirannya
drain semua saluran hidrolik yang terkait. Adapun perangkat trip yang
digerakkan secara mekanis dikendalikan oleh perangkat setrifugal mekanis yang terhubung
turbine melalui seperangkat roda gigi.
turbine terhadap putaran lebih turbine, baik dilakukan secara elektris
maupun secara mekanis gagal, terdapat perangkat akhir pen-trip turbine
hand trip. Mekanisme trip ini berbentuk tungkai yang
yang akan mengoperasikan trip valve dari mekanisme
trip. Perangkat ini dimaksud sebagai back up atau cadangan bila semua perangkat putaran
Perangkat tambahan lainnya adalah over speed Emergency trip device.
pengetesan kinerja atau keandalan unit terhadap putaran turbine yang telah tergabung dalam
protective device test. Dalam kondisi operasi, turbine dapat bekerja dalam keadaan yang
berbahaya dimana bila tidak dilakukan tindakan apapun dapat mengakibatkan kerusakan yang
fatal. Peralatan ini harus dites secara periodik agar apabila terjadi penyimpangan atau
kerusakan pada sistem proteksi tersebut dapat segera diketahui dan diperbaiki.
55
elektris. Mekanisme trip
n yang pada gilirannya
drain semua saluran hidrolik yang terkait. Adapun perangkat trip yang
digerakkan secara mekanis dikendalikan oleh perangkat setrifugal mekanis yang terhubung
, baik dilakukan secara elektris
dalam putaran lebih
. Mekanisme trip ini berbentuk tungkai yang berhubungan
dari mekanisme over speed
atau cadangan bila semua perangkat putaran
. Alat ini merupakan
yang telah tergabung dalam
dapat bekerja dalam keadaan yang
berbahaya dimana bila tidak dilakukan tindakan apapun dapat mengakibatkan kerusakan yang
fatal. Peralatan ini harus dites secara periodik agar apabila terjadi penyimpangan atau
segera diketahui dan diperbaiki.
Turbin
Overspeed trip harus diatur sebisa mungkin jauh dibawah kecepatan maksimum untuk
memberikan waktu respon yang memadai pada sistem proteksi. Apabila digambarkan dalam
bentuk grafik, hubungan antara respon dengan kecepatan
terlihat seperti grafik di bawah ini:
Gambar
harus diatur sebisa mungkin jauh dibawah kecepatan maksimum untuk
memberikan waktu respon yang memadai pada sistem proteksi. Apabila digambarkan dalam
bentuk grafik, hubungan antara respon dengan kecepatan putar poros turbine
terlihat seperti grafik di bawah ini:
Gambar 2.19. Skema dan Konstruksi Overspeed
56
harus diatur sebisa mungkin jauh dibawah kecepatan maksimum untuk
memberikan waktu respon yang memadai pada sistem proteksi. Apabila digambarkan dalam
turbine, maka akan
Overspeed
Turbin
� Low Vacuum Unloader Trip
Merupakan pengaman vakum
yang merupakan interlock
condenser belum vakum.
menuju kondensor tersebut naik dari batas
kondisi dimana tekanan sistem berada di bawah tekanan 1 atm (1 atm= 760mmHg).
Secara skema dari alur peral
sisi exhaust Low Pressure
point tertentu yang akan memberikan perintah pada aktuator unutk menutup
yang akan segera menutup aliran uap menuju
trip.
Apabila peralatan pengaman ini gagal, maka ada resiko proses kondensasi tidak berjalan
sempurna. Tidak semua uap terkondensasi menjadi air kondensat. Akibatnya air yang
ditampung pada hotwell tidak cukup jumlahnya untuk dialirkan menuju
Gambar
Low Vacuum Unloader Trip
Merupakan pengaman vakum condenser yang disebut juga automatic low vacuum trip
interlock dengan turbine karena tidak akan dimasuki uap jika tekanan
. Alat ini akan mentrip turbine jika uap yang
densor tersebut naik dari batas-batas yang telah diizinkan. Kondisi vakum adalah
kondisi dimana tekanan sistem berada di bawah tekanan 1 atm (1 atm= 760mmHg).
Secara skema dari alur peralatan pengaman ini, dapat dilihat pada gambar di bawah.
Low Pressure Turbine diberi sensor temperatur dan tekanan
point tertentu yang akan memberikan perintah pada aktuator unutk menutup
ra menutup aliran uap menuju Low Pressure Turbine sehingga
Apabila peralatan pengaman ini gagal, maka ada resiko proses kondensasi tidak berjalan
sempurna. Tidak semua uap terkondensasi menjadi air kondensat. Akibatnya air yang
tidak cukup jumlahnya untuk dialirkan menuju
Gambar 2.20. Grafik Respon dari Overspeed Protection
57
automatic low vacuum trip
karena tidak akan dimasuki uap jika tekanan
jika uap yang keluar dari turbine
batas yang telah diizinkan. Kondisi vakum adalah
kondisi dimana tekanan sistem berada di bawah tekanan 1 atm (1 atm= 760mmHg).
atan pengaman ini, dapat dilihat pada gambar di bawah. Pada
tekanan. Sensor diset pada
point tertentu yang akan memberikan perintah pada aktuator unutk menutup valve. Valve ini
sehingga turbine akan
Apabila peralatan pengaman ini gagal, maka ada resiko proses kondensasi tidak berjalan
sempurna. Tidak semua uap terkondensasi menjadi air kondensat. Akibatnya air yang
tidak cukup jumlahnya untuk dialirkan menuju feed water heater,
Overspeed Protection
Turbin
deaerator dan boiler feed pump. Jika feedwater
overheat pada peralatan-peralatan tersebut.
Selain itu jika tekanan pada
condenser dengan turbine
kondensat. Akibatnya, temperatur
akhir pada low pressure Turbine
yang lain adlah terjadinya back pressure dari uap yang akan dikondensasikan. Uap ekspansi
akan sulit mengalir ke condenser
akan dikeluarkan melalui air ejector
� Pembuang beban dari titik karena tekanan uap rendah
Ketika unit pembangkit sedang beroperasi normal kemudian terjadi gangguan pada
sehingga laju pembakaran Boiler
turun. Hal ini dapat disebabkanoleh kegagalan mill atau burner mati. Apabila tekanan uap
dibiarkan turun terus-menerus, maka akan terjadi ”carry over” dari
temperatur uap akan turun sehingga dapat melampaui harga limit yang ditentukan seagai limit
yang ditentukan sebagai proteksi terhadap bahaya ini. Bila tekanan uap
harga tertentu, maka aliran uap secara otomatis dikuranngi melalui penutup katup governor
turbine.
Gambar
feed pump. Jika feedwater yang dialirkan sedikit, ada resiko terjadi
peralatan tersebut.
Selain itu jika tekanan pada condenser tidak vakum, maka selisih tekanan antara
turbine tidak cukup besar untuk merubah seluruh fase uap men
. Akibatnya, temperatur exhaust pada turbine lebih panas dan pada
Turbine akan terjadi overheat dan dapat terjadi kerusakan
yang lain adlah terjadinya back pressure dari uap yang akan dikondensasikan. Uap ekspansi
condenser. Uncondensable steam (uap yang tidak terkondensasi) ini
air ejector
Pembuang beban dari titik karena tekanan uap rendah (diafragma)
Ketika unit pembangkit sedang beroperasi normal kemudian terjadi gangguan pada
Boiler tidak sesuai dengan kebutuhan uap, maka tekanan uap akan
turun. Hal ini dapat disebabkanoleh kegagalan mill atau burner mati. Apabila tekanan uap
menerus, maka akan terjadi ”carry over” dari Boiler
n turun sehingga dapat melampaui harga limit yang ditentukan seagai limit
yang ditentukan sebagai proteksi terhadap bahaya ini. Bila tekanan uap turbine
harga tertentu, maka aliran uap secara otomatis dikuranngi melalui penutup katup governor
Gambar 2.21. Skema dari Low Unloader
58
yang dialirkan sedikit, ada resiko terjadi
tidak vakum, maka selisih tekanan antara
tidak cukup besar untuk merubah seluruh fase uap menjadi air
lebih panas dan pada blade tingkat
dan dapat terjadi kerusakan. Akibat
yang lain adlah terjadinya back pressure dari uap yang akan dikondensasikan. Uap ekspansi
(uap yang tidak terkondensasi) ini
Ketika unit pembangkit sedang beroperasi normal kemudian terjadi gangguan pada Boiler
tidak sesuai dengan kebutuhan uap, maka tekanan uap akan
turun. Hal ini dapat disebabkanoleh kegagalan mill atau burner mati. Apabila tekanan uap
Boiler ke turbine. Atau
n turun sehingga dapat melampaui harga limit yang ditentukan seagai limit
turbine turun sampai
harga tertentu, maka aliran uap secara otomatis dikuranngi melalui penutup katup governor
Turbin
Apabila peralatan ini belum mampu menghentikan penurunan tekanan uap yang
disebabkan oleh beberapa gangguan (misal kehilangan penyalaan burner), maka peralatan
tekanan uap rendah bekerja men
sehingga dapat di nonaktifkan ketika dalam keadaan start.
� Trip tekanan minyak pelumas rendah (
Minyak selain sebagai pelumas juga sebagai media pendingin sehingga minyak perlu
dikontrol secara cermat. Jika terjadi pengurangan aliran maka sistem pengaturan secara
interlock akan memerintahkan
turbine terhadap kerusakan karena kehilangan minyak pelumas
menggunakan minyak, baik untuk untuk pelumasan
governor, pada tingkat tertentu masih aman karena kehilangan suplai minyak akan
menyebabkan valve uap pada
sehingga unit pembangkit akan berhenti (
minyak pelumas yang terpisah, bila terjadi gangguan pada sistem pelumas, maka s
governor tidak akan terpengaruh dan demikian pula sebaliknya. Karena itu
dilengkapi dengan saluran tekanan pelumas
pelumas.
HP
HOT Max 95
121o C
COLD 50-60oC
Gambar
Apabila peralatan ini belum mampu menghentikan penurunan tekanan uap yang
disebabkan oleh beberapa gangguan (misal kehilangan penyalaan burner), maka peralatan
tekanan uap rendah bekerja men-trip turbine. Peralatan tersebut dipasang sedemikia
sehingga dapat di nonaktifkan ketika dalam keadaan start.
tekanan minyak pelumas rendah (pressure low trip)
Minyak selain sebagai pelumas juga sebagai media pendingin sehingga minyak perlu
dikontrol secara cermat. Jika terjadi pengurangan aliran maka sistem pengaturan secara
akan memerintahkan turbine untuk berhenti. Peralatan ini dipasang untuk
terhadap kerusakan karena kehilangan minyak pelumas bearing. Pada
menggunakan minyak, baik untuk untuk pelumasan bearing-bearing maupun untuk sistem
governor, pada tingkat tertentu masih aman karena kehilangan suplai minyak akan
uap pada turbine menutup. Pemutus tenaga generator juga akan membuka
sehingga unit pembangkit akan berhenti (shut down). Akan tetapi pada turbine
minyak pelumas yang terpisah, bila terjadi gangguan pada sistem pelumas, maka s
governor tidak akan terpengaruh dan demikian pula sebaliknya. Karena itu
dilengkapi dengan saluran tekanan pelumas bearing, tetapi juag dilengkapi dengan
IP LP
HOT Max 95o C
H/E
Cooling Fluid
Gambar 2.22. Pelumas pada Kondisi Normal
59
Apabila peralatan ini belum mampu menghentikan penurunan tekanan uap yang
disebabkan oleh beberapa gangguan (misal kehilangan penyalaan burner), maka peralatan trip
. Peralatan tersebut dipasang sedemikian rupa
Minyak selain sebagai pelumas juga sebagai media pendingin sehingga minyak perlu
dikontrol secara cermat. Jika terjadi pengurangan aliran maka sistem pengaturan secara
untuk berhenti. Peralatan ini dipasang untuk melindungi
. Pada turbine yang
maupun untuk sistem
governor, pada tingkat tertentu masih aman karena kehilangan suplai minyak akan
menutup. Pemutus tenaga generator juga akan membuka
turbine dengan sistem
minyak pelumas yang terpisah, bila terjadi gangguan pada sistem pelumas, maka sistem
governor tidak akan terpengaruh dan demikian pula sebaliknya. Karena itu turbine tidak hanya
, tetapi juag dilengkapi dengan trip tekanan
LP
Turbin
Gambar di atas menunjukkan siklus sederhana dari siklus peluma pada salah satu journal
bearing. Apabila suhu keluar dari
sistem dari pengaman ini gagal, maka bantalan akan mengalami
permukaan bearing. Rusaknya
� Trip keausan bantalan dorong (
Sistem ini berfungsi sebagai pengaman rotor beserta sudu
arah axial melebihi batas yang diizinkan pada saat berputar. Gerakan ini menyebabkan adanya
gesekan antara stator dan rotor
geraknya. Posisi rotor turbine
biasanya bertipe fitling pad
mengakibatkan keausan pada permukaannya, sehingga mengakibatkan
clearenece (kerenggangan) antara peralatan
(berputar).
Untuk melindungi turbine
peralatan disediakan untuk memonitor posisi dari
baik ke depan maupun ke belakang, maka alarm ”
position movement excessive
disediakan fasilitas untuk men
Apabila sistem ini gagal berope
turbine. Walaupun perpindahan arah
arah axial karena clearence antar sudu didesain dengan
� Trip level air condenser tinggi
Pada turbine dengan condenser
antara level operasi kondensat normal dengan ujung sudu LP
kondensat dalam condenser
vakum akan turun sebelum level air menyentuh ujung
proteksi vakum rendah akan bekerja sebelum permukaan
sudu.
Gambar di atas menunjukkan siklus sederhana dari siklus peluma pada salah satu journal
. Apabila suhu keluar dari bearing lebih dari 95oC, maka turbine
sistem dari pengaman ini gagal, maka bantalan akan mengalami overheat
Rusaknya bearing akan menimbulkan gangguan pada operasi
Trip keausan bantalan dorong (thrust bearing wearing trip)
erfungsi sebagai pengaman rotor beserta sudu-sudu sehingga tidak bergerak ke
melebihi batas yang diizinkan pada saat berputar. Gerakan ini menyebabkan adanya
gesekan antara stator dan rotor. Karena sempitnya jarak bebas antara sudu teta
turbine secara axial dalam casing dikontrol oleh
fitling pad. Bila terjadi keausan pada permukaan
mengakibatkan keausan pada permukaannya, sehingga mengakibatkan
(kerenggangan) antara peralatan stationary (diam) dengan peralatan
turbine dari kerusakan karena keausan pada axial
peralatan disediakan untuk memonitor posisi dari thrust collar. Bila Collar bergerak bergerak,
baik ke depan maupun ke belakang, maka alarm ”thrust bearing high wear
position movement excessive” akan muncul. Selain alarm, pada beberapa
disediakan fasilitas untuk mentrip turbine secara otomatis bila terjadi hal seperti itu.
Apabila sistem ini gagal beroperasi, maka akan terjadi kerusakan pada rotor dan stator
alaupun perpindahan arah axial ini kecil, tetap berbahaya apabila terjadi pergeseran
karena clearence antar sudu didesain dengan clearence sedekat mungkin.
tinggi
condenser menggantung terdapat jarak (clearence)
antara level operasi kondensat normal dengan ujung sudu LP turbine. Kenaikan level air
condenser akan menutup pipa-pipa hisap pompa vakum/
vakum akan turun sebelum level air menyentuh ujung-ujung sudu-sudu LP
proteksi vakum rendah akan bekerja sebelum permukaan air kondensat menyentuh ujung
60
Gambar di atas menunjukkan siklus sederhana dari siklus peluma pada salah satu journal
turbine akan trip. Apabila
overheat dan dapat merusak
akan menimbulkan gangguan pada operasi turbine.
sudu sehingga tidak bergerak ke
melebihi batas yang diizinkan pada saat berputar. Gerakan ini menyebabkan adanya
arena sempitnya jarak bebas antara sudu tetap dengan sudu
dikontrol oleh axial bearing yang
. Bila terjadi keausan pada permukaan axial bearing,akan
mengakibatkan keausan pada permukaannya, sehingga mengakibatkan berkurangnya
dengan peralatan rotating
axial bearing, suatu
. Bila Collar bergerak bergerak,
thrust bearing high wear” atau ”Shaft
” akan muncul. Selain alarm, pada beberapa turbine juga
is bila terjadi hal seperti itu.
rasi, maka akan terjadi kerusakan pada rotor dan stator
ini kecil, tetap berbahaya apabila terjadi pergeseran
sedekat mungkin.
(clearence) yang cukup besar
. Kenaikan level air
pipa hisap pompa vakum/ejector sehingga
sudu LP turbine. Peralatan
air kondensat menyentuh ujung
Turbin
Akan tetapi pada turbine
level air kondensat akan menyentuh ujung sudu tanpa vakum
turbine seperti ini biasanya dilengkapi den
tinggi, sehingga bila level condenser
� Trip level deaerator tinggi
Tangki deaerator (direct contact heater)
aliran air pengisi yang kontak langsung dengan uap ekstraksi. Apabila karena suatu hal, aliran
air pengisi setelah deaerator terganggu, misalnya kegagalan katup, maka level air di dalam
deaerator akan naik dengan cepat. Hal ini akan menimbulkan resiko masu
ekstraksi dab mengalir balik ke
dengan level switch. Level switch
alarm berbunyi dan menjalankan BFP (
Apabila level air masih terus naik, maka sistem pengaman
deaerator akan bekerja menutup uap ekstraksi. Pada be
katup uap ekstraksi yang mentuup, tetapi
� Proteksi terhadap gangguan pada sistem governor
Turbine-turbine mutakhir dilengkapi dengan governor elektronik.
sumber listrik ganda (Redundant system)
sumber hilang, muncul alarm tanpa terjadi gangguan pada governor dan bagian yang terganggu
dapat diperbaiki. Akan tetapi apabila kedua sumber tegangan terganggu, maka sistem governor
akan menjadi kacau. Untuk mencegah hal
dikirimkan ketika terjadi gangguan pad kedua sumber listrik sehingga
� Peralatan sistem permissive interlock
Bila terjadi gangguan pada
dilepas dari sistem jaringan dengan membuka
trip juga dikirimkan ke ESV
dengan baik, unitnya akan shut down. Namun bila terjadi kegagalan, maka proteksi
turbine-turbine dengan condenser tipe Panier dan integral, kenaikan
level air kondensat akan menyentuh ujung sudu tanpa vakum terganggu. Oleh karena itu pada
seperti ini biasanya dilengkapi dengan peralatan proteksi terhadap level
condenser naik mencapai harga tertentu, turbine
level deaerator tinggi
(direct contact heater), kapasitasnya relatif kecil dibandingkan dengan
aliran air pengisi yang kontak langsung dengan uap ekstraksi. Apabila karena suatu hal, aliran
air pengisi setelah deaerator terganggu, misalnya kegagalan katup, maka level air di dalam
deaerator akan naik dengan cepat. Hal ini akan menimbulkan resiko masuknya air ke pipa uap
ekstraksi dab mengalir balik ke turbine. Karena itu, pemanas awal air seperti ini dilengkapi
Level switch bekerja jika level air tinggi melebihi set up
alarm berbunyi dan menjalankan BFP (Boiler Feed Pump) yang stand by secara otomatis.
Apabila level air masih terus naik, maka sistem pengaman turbine terhadap level tinggi
deaerator akan bekerja menutup uap ekstraksi. Pada beberapa turbine bahkan tidak hanya
uap ekstraksi yang mentuup, tetapi turbine juga trip.
terhadap gangguan pada sistem governor
mutakhir dilengkapi dengan governor elektronik. Listrik
(Redundant system) untuk menjamin kehandalan (reliability).
ng, muncul alarm tanpa terjadi gangguan pada governor dan bagian yang terganggu
dapat diperbaiki. Akan tetapi apabila kedua sumber tegangan terganggu, maka sistem governor
akan menjadi kacau. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka signal
dikirimkan ketika terjadi gangguan pad kedua sumber listrik sehingga turbine
permissive interlock
Bila terjadi gangguan pada jaringan maupun generator, maka generator harus segera
dilepas dari sistem jaringan dengan membuka main circuit breaker. Dalam hal tertentu sinyal
juga dikirimkan ke ESV turbine untuk menutup suplai uap dan bila semuanya berjalan
dengan baik, unitnya akan shut down. Namun bila terjadi kegagalan, maka proteksi
61
tipe Panier dan integral, kenaikan
. Oleh karena itu pada
gan peralatan proteksi terhadap level condenser
turbine akan trip.
, kapasitasnya relatif kecil dibandingkan dengan
aliran air pengisi yang kontak langsung dengan uap ekstraksi. Apabila karena suatu hal, aliran
air pengisi setelah deaerator terganggu, misalnya kegagalan katup, maka level air di dalam
knya air ke pipa uap
. Karena itu, pemanas awal air seperti ini dilengkapi
bekerja jika level air tinggi melebihi set up-nya sehingga
) yang stand by secara otomatis.
terhadap level tinggi
bahkan tidak hanya
Listrik disuplai oleh
(reliability). Bila satu
ng, muncul alarm tanpa terjadi gangguan pada governor dan bagian yang terganggu
dapat diperbaiki. Akan tetapi apabila kedua sumber tegangan terganggu, maka sistem governor
hal yang tidak diinginkan, maka signal trip akan
turbine akan trip.
maupun generator, maka generator harus segera
. Dalam hal tertentu sinyal
untuk menutup suplai uap dan bila semuanya berjalan
dengan baik, unitnya akan shut down. Namun bila terjadi kegagalan, maka proteksi turbine
Turbin
terhadap putaran lebih dilakuk
terakhir oleh peralatan proteksi putaran lebuh. Oleh karena itu,
seperti ini masih memiliki resiko terjadinya putaran lebih. Untuk mengurangi resiko ini, maka
dipasang peralatan interlock permassive
dengan generator, maka sinyal
Kemudian ditunggu sinyal dari
ini dapat dilihat dengan memantau posisi katup, dengan mengukur aliran uap atau output
listrik. Apabila hasil pemantauan memuaska
alternator dan menghentikan/
gagal untuk menutup, mesin tersebut akan tetap terhubung dengan sistem jaringan dimana
putarannya akan dikontrol oleh frekuensi jaringan. Dalam keadaan seperti ini diperlukan
tindakan operator untuk men
resiko terjadinya putaran lebuh telag dicegah.
� Trip manual local and remote
Gangguan dapat terjadi pada
proteksi otomatis terhadap gangguan tersebut. Untuk keperluan proteksi terhada
seperti tersebut, maka setiap
tersebut. Trip dari lokal di bagian pedestal dekat
turbine. Bila tuas ini dioperasikan,
dengan saluran drain system minyak governor.
dari sistem intertrip melalui
di ruang kontrol utama dipasang tombol
seperti ketika kita mengoperasikan tuas
� Trip Akibat Vibrasi Tinggi
Segala jenis kerusakan pada peralatan yang berputar
menimbulkan vibrasi. Adanya vibrasi /getaran pada steam turbin
kerusakan pada steam turbin. Kerusakan yang terjadi dapat terjadi akibat beberapa sebab.
Beberapa kerusakan yang menimbulkan vibrasi adalah kerusakan akibat missa
terhadap putaran lebih dilakukan oleh governor beserta kelengkapan antisipatorinya dan
terakhir oleh peralatan proteksi putaran lebuh. Oleh karena itu, turbine yang
seperti ini masih memiliki resiko terjadinya putaran lebih. Untuk mengurangi resiko ini, maka
interlock permassive. Bila terjadi gangguan kurang serius yang berkaitan
dengan generator, maka sinyal trip mula-mula dikirim untuk menghentikan ESV
Kemudian ditunggu sinyal dari feedback dari ESV, apakah bekerja dengan baik atau tidak.
ini dapat dilihat dengan memantau posisi katup, dengan mengukur aliran uap atau output
listrik. Apabila hasil pemantauan memuaskan, sinyal trip dikirim untuk membuka PMT
alternator dan menghentikan/shut down unit tersebut. Namun bila salah satu atau le
gagal untuk menutup, mesin tersebut akan tetap terhubung dengan sistem jaringan dimana
putarannya akan dikontrol oleh frekuensi jaringan. Dalam keadaan seperti ini diperlukan
tindakan operator untuk men-trip unit secara aman dan tugas operator suda
resiko terjadinya putaran lebuh telag dicegah.
manual local and remote
Gangguan dapat terjadi pada turbine dimana turbine tidak dilengkapi dengan peralatan
proteksi otomatis terhadap gangguan tersebut. Untuk keperluan proteksi terhada
seperti tersebut, maka setiap turbine dilengkapi dengan perlengkapan untuk
dari lokal di bagian pedestal dekat turbine dipasang sebuah tuas untuk men
. Bila tuas ini dioperasikan, turbine akan trip karena tuas ini dihubungkan langsung
dengan saluran drain system minyak governor. PMT generator juga akan membuka oleh signal
melalui permissive interlock. Untuk keperluan trip turbine
di ruang kontrol utama dipasang tombol trip darurat dimana bila tombol ini ditekan sama
seperti ketika kita mengoperasikan tuas trip lokal.
Trip Akibat Vibrasi Tinggi
Segala jenis kerusakan pada peralatan yang berputar (rotating equipment)
menimbulkan vibrasi. Adanya vibrasi /getaran pada steam turbin menunjukkan
kerusakan pada steam turbin. Kerusakan yang terjadi dapat terjadi akibat beberapa sebab.
Beberapa kerusakan yang menimbulkan vibrasi adalah kerusakan akibat missa
62
an oleh governor beserta kelengkapan antisipatorinya dan
yang trip oleh kondisi
seperti ini masih memiliki resiko terjadinya putaran lebih. Untuk mengurangi resiko ini, maka
. Bila terjadi gangguan kurang serius yang berkaitan
mula dikirim untuk menghentikan ESV turbine.
dari ESV, apakah bekerja dengan baik atau tidak. Hal
ini dapat dilihat dengan memantau posisi katup, dengan mengukur aliran uap atau output
dikirim untuk membuka PMT
unit tersebut. Namun bila salah satu atau lebih ESV
gagal untuk menutup, mesin tersebut akan tetap terhubung dengan sistem jaringan dimana
putarannya akan dikontrol oleh frekuensi jaringan. Dalam keadaan seperti ini diperlukan
unit secara aman dan tugas operator sudah ringan karena
tidak dilengkapi dengan peralatan
proteksi otomatis terhadap gangguan tersebut. Untuk keperluan proteksi terhadap kejadian
dilengkapi dengan perlengkapan untuk mentripkan turbin
dipasang sebuah tuas untuk mentrip
ena tuas ini dihubungkan langsung
PMT generator juga akan membuka oleh signal
turbine secara remote,
darurat dimana bila tombol ini ditekan sama
(rotating equipment) akan
menunjukkan bahwa adanya
kerusakan pada steam turbin. Kerusakan yang terjadi dapat terjadi akibat beberapa sebab.
Beberapa kerusakan yang menimbulkan vibrasi adalah kerusakan akibat missalignment poros,
Turbin
bearing aus, sudu-sudu turbin rusak, dan lain
mengakibatkan massa dari rotor tidak seimbang. ketidakseimbangan ini mengkibatkan putaran
dari rotor menjadi unbalanced
turbin.
Trip turbin akibat vibrasi tinggi ini paling sering terjadi. Apabila
tinggi ini gagal, maka kerusakan pada turbin sulit terdeteksi. Akibatnya turbin akan bertambah
parah.
� Emergency trip
Emergency Trip merupakan langkah tera
pengaman turbin yang lain tidak dapat men
yang bekerja secara manual dengan menarik tuas tersebut untuk men
2.4.3. Alat-Alat Bantu Steam Turbine
a. Feed water heater (FWH)
Feed water heater merupakan
kondensat (dari condenser ) yang dipompakan ke dalam
ekstraksi uap turbine. Air kondensat dari
steam generator tidak terlalu berat.
Feed water heater dan tipe Closed Feed Water Heater
Pada open FWH tipe, antara ai
satu kekurangan dari Open FWH adalah minyak pelumas pada pelumas
bercampur dengan FWH menuju ke
kecil yang terdapat dalam semacam
adalah terdapat tambahan pipa tembaga kecil yang rentan terhadap kebocoran.
Feed water heater yang dipakai kebanyakan merupakan
Pada tipe closed ini, pabila dilihat secara konstruksinya, terdiri dari sheel and
merupakan semacam pipa yang digunakan untuk mengalirkan air. Sedangkan
tempat untuk mengalirkan ekstraksi
bafflessebagai penumpu tube.
sudu turbin rusak, dan lain-lain. Kerusakan pada sudu
mengakibatkan massa dari rotor tidak seimbang. ketidakseimbangan ini mengkibatkan putaran
unbalanced. Unbalanced inilah yang menyebabkan munculnya vibrasi pada
turbin akibat vibrasi tinggi ini paling sering terjadi. Apabila peralatan
tinggi ini gagal, maka kerusakan pada turbin sulit terdeteksi. Akibatnya turbin akan bertambah
merupakan langkah terakhir yang dilakukan apabila peralatan
gaman turbin yang lain tidak dapat mentripkan turbin. Emergency turbin berupa suatu tuas
yang bekerja secara manual dengan menarik tuas tersebut untuk mentripkan turbin.
Turbine
merupakan suatu heat exchanger yang berfungsi untuk memanaskan air
) yang dipompakan ke dalam boiler dengan memanfaatkan panas dari
Air kondensat dari condenser ini dipanaskan dengan tujuan agar beban pada
generator tidak terlalu berat. Pada Feed water heater terdapat 2 tipe utama, yaitu tipe
Closed Feed Water Heater.
Pada open FWH tipe, antara air kondensate dengan uap panas bercampur menjadi satu. Salah
satu kekurangan dari Open FWH adalah minyak pelumas pada pelumas pada
bercampur dengan FWH menuju ke Boiler. Sedangkan pada closed FWH, air dilewatkan pada pipa
apat dalam semacam steam chamber (ruang uap). Kekurangan dari closed FWH ini
adalah terdapat tambahan pipa tembaga kecil yang rentan terhadap kebocoran.
yang dipakai kebanyakan merupakan feed water heater
ini, pabila dilihat secara konstruksinya, terdiri dari sheel and
merupakan semacam pipa yang digunakan untuk mengalirkan air. Sedangkan
ekstraksi uap dari turbine. Tube dipasang di dalam
63
lain. Kerusakan pada sudu-sudu turbin
mengakibatkan massa dari rotor tidak seimbang. ketidakseimbangan ini mengkibatkan putaran
munculnya vibrasi pada
peralatan trip vibrasi
tinggi ini gagal, maka kerusakan pada turbin sulit terdeteksi. Akibatnya turbin akan bertambah
khir yang dilakukan apabila peralatan-peralatan
turbin berupa suatu tuas
kan turbin.
yang berfungsi untuk memanaskan air
dengan memanfaatkan panas dari
ini dipanaskan dengan tujuan agar beban pada
terdapat 2 tipe utama, yaitu tipe Open
r kondensate dengan uap panas bercampur menjadi satu. Salah
bagian exhaust ikut
FWH, air dilewatkan pada pipa
(ruang uap). Kekurangan dari closed FWH ini
feed water heater dengan tipe closed.
ini, pabila dilihat secara konstruksinya, terdiri dari sheel and tube. Tube
merupakan semacam pipa yang digunakan untuk mengalirkan air. Sedangkan Shell merupakan
di dalam shell dengan
Turbin
Gambar
Gambar
Gambar2.24. FWH closed type
Gambar 2.23. FWH Open Type
tube tube
Gambar 2.25. Skema Feed Water Heater
64
Turbin
Dilihat dari gambar di atas, konstruksi dari
dari 2 (dua) laluan fluida (air sebagai fluida dingin dan
ditunjuk dengan anak panah hijau merupakan
setengah lingkaran. Tube ini ditopang oleh
Air masuk melalui feed water inlet
melalui steam inlet. Di dalam tube
sebagai fluida panas. Karena terdapat perbedaan temperatur antara kedu
terjadi perpindahan panas. Anak panah berwarna merah menunjukkan arah aliran dari uap.
Sedangkan anak panah berwarna biru merupakan arah aliran dari air.
Panas dari uap di dalam feed water heater
dari air naik dan temperatur dari uap akan turun. Uap saat
sub cold. Air yang sudah naik temperaturnya dikeluarkan melalui
Konstruksi dari feed water heater
melewati baffles. Pada uap masuk
superheated. Kemudian uap masuk ke dalam
yang cukup besar antara air dengan uap di dala
dalam kondisi mendekati uap jenuh (
terus hingga uap berubah wujud menjadi
drains outlet.
b. High Pressure Heater (HPH)
Adalah sebuah heat exchanger
didistribusikan ke Boiler dengan cara
Turbine dengan feedwater yang berasal dari
yang diambil dari HP Turbine digunakan untuk memanaskan air. Air bercampur dengan dengan uap
secara langsung, sehingga terjadi pertukaran panas dari uap ke air. Uap terkondensasi menjadi air,
sedangkan air menajadi semakin
Pada tipe closed HPH, di dalam
kondensat. Sedangkan shell berisi uap panas dari HP
perpindahan panas. Uap akan terkodensasi menjadi air dan air akan mengalami
Dilihat dari gambar di atas, konstruksi dari feed water heater (closed type)
dari 2 (dua) laluan fluida (air sebagai fluida dingin dan uap sebagai fuida panas).
ditunjuk dengan anak panah hijau merupakan tube yang melingkar membentuk suatu busur
ini ditopang oleh baffles.
feed water inlet yang kemudian dialirkan ke tube. Sedangkan uap masuk
tube terdapat air sebagai fluida dingin dan pada
sebagai fluida panas. Karena terdapat perbedaan temperatur antara kedua fluida ini maka akan
terjadi perpindahan panas. Anak panah berwarna merah menunjukkan arah aliran dari uap.
Sedangkan anak panah berwarna biru merupakan arah aliran dari air.
feed water heater akan ditransferkan kepada air. Sehing
dari air naik dan temperatur dari uap akan turun. Uap saat keluar dari feed water heater
sub cold. Air yang sudah naik temperaturnya dikeluarkan melalui feed water outlet.
feed water heater didesain agar uap dapat bergerak membentuk olakan
Pada uap masuk feed water heater melalui steam inlet, uap masih dalam kondisi
. Kemudian uap masuk ke dalam desuperheating zone. Adanya perbedaan
yang cukup besar antara air dengan uap di dalam desuperheating zone ini, menyebabkan uap berada
dalam kondisi mendekati uap jenuh (saturated vapour). Proses perpindahan panas berlangsung
terus hingga uap berubah wujud menjadi sub cold (air). Air ini kemudian dikeluarkan melalui
(HPH)
heat exchanger yang berfungsi untuk memanaskan feed water
dengan cara melakukan pertukaran panas antara steam
yang berasal dari feed water pump. Untuk tipe Open HPH
digunakan untuk memanaskan air. Air bercampur dengan dengan uap
secara langsung, sehingga terjadi pertukaran panas dari uap ke air. Uap terkondensasi menjadi air,
sedangkan air menajadi semakin panas dan siap diuapkan kemali di Boiler.
, di dalam HPH merupakan komponen shell and tube
berisi uap panas dari HP Turbine. Antara shell
perpindahan panas. Uap akan terkodensasi menjadi air dan air akan mengalami
65
secara umum terdiri
sebagai fuida panas). Part yang
yang melingkar membentuk suatu busur
. Sedangkan uap masuk
terdapat air sebagai fluida dingin dan pada shell terdapat uap
a fluida ini maka akan
terjadi perpindahan panas. Anak panah berwarna merah menunjukkan arah aliran dari uap.
akan ditransferkan kepada air. Sehingga temperatur
feed water heater berwujud
feed water outlet.
rgerak membentuk olakan
inlet, uap masih dalam kondisi
. Adanya perbedaan temperatur
ini, menyebabkan uap berada
). Proses perpindahan panas berlangsung
Air ini kemudian dikeluarkan melalui
feed water sebelum
steam hasil ekstraksi HP
Open HPH, uap panas
digunakan untuk memanaskan air. Air bercampur dengan dengan uap
secara langsung, sehingga terjadi pertukaran panas dari uap ke air. Uap terkondensasi menjadi air,
tube. Tube berisi air
shell and tube terjadi
perpindahan panas. Uap akan terkodensasi menjadi air dan air akan mengalami kenaikan
Turbin
temperatur. Air yang sudah panas (belum mendidih) dibawa ke
terkondensasi dipompakan ke condenser
Gambar 2.26. High Pressure Heat
Gambar 1.27. High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 4
temperatur. Air yang sudah panas (belum mendidih) dibawa ke Boiler. Sedangkan uap yang
condenser .
High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 1 dan 2
Gambar 1.27. High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 4
66
. Sedangkan uap yang
PLTU Gresik Unit 1 dan 2
Turbin
c. Low Pressure Heater (LPH)
Secara konsep, LPH hampir sama fungsinya dengan
adalah pada fluida panasnya. Uap panas yang diambil pad
Pressure Turbine.
d. Deaerator
Deaerator berasal dari kata deaerasi.
dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanik yang telah dirancang sedemikian rupa yang
digunakan untuk proses kerja sesuai dengan yang diinginkan. Prinsip
sistem pemanasan adalah apabila temperatur
berkurang atau turun. Jadi syarat
pada temperatur. Jika temperatur
berjalan baik.
Deaerator adalah suatu komponen dalam Sistem Tenaga Uap yang berfungsi untuk mereduksi
oksigen atau gas-gas terlarut lainnya pada
juga sebagai tempat penyimpanan air yang menyuplai air ke dalam
terlarut lain dalam feedwater perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada pipa logam
dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi
dengan karbon dioksida terlarut juga akan membentuk
menyebabkan korosi lebih lanjut. Proses deaerasi dilakukan dengan memanfaatkan sebagian uap
sebelum masuk steam turbine untuk dipakai sebagai pemanas air yang masuk ke dalam deaerator.
Bahan kimia yang bisa mengurangi ka
feedwater yang telah dideaerasi untuk mengurangi kadar oksigen yang tidak dapat dibuang oleh
deaerator. Zat pelarut oksigen yang biasa digunakan adalah Natrium Sulfit (Na
efektif dan cepat bereaksi dengan sisa
Selain Natrium Sulfit zat pelarut oksigen yang juga sering digunakan adalah Hidrazin (N
pelarut lain yang juga digunakan adalah 1,3
diethylhidroxylamine (DEHA),
ethylendiaminetetraacetic (EDTA).
(LPH)
Secara konsep, LPH hampir sama fungsinya dengan High Pressure Heater
ap panas yang diambil pada LPH adalah dari uap ekstraksidari
Deaerator berasal dari kata deaerasi. Proses deaerasi pemanasan adalah proses pemisahan yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanik yang telah dirancang sedemikian rupa yang
kan untuk proses kerja sesuai dengan yang diinginkan. Prinsip dasar dari deaerasi dengan
tem pemanasan adalah apabila temperatur dinaikkan pada air maka kelarutan dari gas
berkurang atau turun. Jadi syarat-syarat terjadinya deaerasi secara maksimal itu sa
pada temperatur. Jika temperatur tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak
Deaerator adalah suatu komponen dalam Sistem Tenaga Uap yang berfungsi untuk mereduksi
gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk kedalam
juga sebagai tempat penyimpanan air yang menyuplai air ke dalam Boiler. Ok
perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada pipa logam
dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi
dengan karbon dioksida terlarut juga akan membentuk senyawa asam karbonat yang dapat
menyebabkan korosi lebih lanjut. Proses deaerasi dilakukan dengan memanfaatkan sebagian uap
untuk dipakai sebagai pemanas air yang masuk ke dalam deaerator.
Bahan kimia yang bisa mengurangi kadar oksigen sangat sering ditambahkan kedalam
yang telah dideaerasi untuk mengurangi kadar oksigen yang tidak dapat dibuang oleh
deaerator. Zat pelarut oksigen yang biasa digunakan adalah Natrium Sulfit (Na2
bereaksi dengan sisa-sisa oksigen untuk membentuk Natrium Sulfat (Na
Selain Natrium Sulfit zat pelarut oksigen yang juga sering digunakan adalah Hidrazin (N
pelarut lain yang juga digunakan adalah 1,3 -diaminourea (juga dikenal sebagai
(DEHA), asam nitrioacetic (NTA), hydroquinon
(EDTA).
67
High Pressure Heater. Perbedaannya
uap ekstraksidari Low
Proses deaerasi pemanasan adalah proses pemisahan yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanik yang telah dirancang sedemikian rupa yang
dasar dari deaerasi dengan
pada air maka kelarutan dari gas-gas akan
syarat terjadinya deaerasi secara maksimal itu sangat tergantung
tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak
Deaerator adalah suatu komponen dalam Sistem Tenaga Uap yang berfungsi untuk mereduksi
sebelum masuk kedalam Boiler. Berfungsi
. Oksigen dan gas-gas
perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada pipa logam
dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi
senyawa asam karbonat yang dapat
menyebabkan korosi lebih lanjut. Proses deaerasi dilakukan dengan memanfaatkan sebagian uap
untuk dipakai sebagai pemanas air yang masuk ke dalam deaerator.
dar oksigen sangat sering ditambahkan kedalam
yang telah dideaerasi untuk mengurangi kadar oksigen yang tidak dapat dibuang oleh
2SO3). Hal ini sangat
sisa oksigen untuk membentuk Natrium Sulfat (Na2SO4).
Selain Natrium Sulfit zat pelarut oksigen yang juga sering digunakan adalah Hidrazin (N2H4). Zat
diaminourea (juga dikenal sebagai carbohydrazide),
dan juga asam
Turbin
Gambar 2
Gambar
2.28. Deaerator pada PT PJB UP Gresik
Gambar 2.29. Skema Deaerator
68
Turbin
Deaerator terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil merupakan tempat pemanasan
pendahuluan dan pembuangan gas
merupakan tempat penampungan bahan air
Pada drum yang lebih kecil terdapat
kondensat menjadi butiran-butiran air halus
dari bahan air ketel lebih mudah dan lebih
saluran vent agar gas-gas dapat terbuang (bersama
keberhasilan dari proses ini adalah kontak fisik antara bahan air
oleh uap.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses deaerator adalah :
1) Jumlah aliran air kondensat.
2) Jumlah aliran bahan air untuk
3) Tekanan dalam deaerator.
4) Level air dalam deaerator.
Jika deaerator tidak dapat bekerja dengan baik dapat berpengaruh
sistem kondensat dan juga menaikkan pemakaian bahan kimia yang lebih tinggi.
efisiensi yang optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Pertahankan suhu dan tekanan yang sesuai dengan rancanganny
2) Pastikan steam outlet (uap keluar)
yang tidak terkondensasi ikut keluar.
3) Lakukan inspeksi bagian dalam deaerator untuk memastikan semua komponen tidak
mengalami kerusakan.
� Bagian-Bagian Utama Deaera
Untuk menunjang kerja deaerator, maka pada deaerator tersebut perlu dilengkapi dengan
instrumen pengkuran, yang berguna untuk me
sendiri. Seperti yang terlihat pada gambar di
dan beberapa instrumen pengukuran yang melengkapinya.
Deaerator terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil merupakan tempat pemanasan
pendahuluan dan pembuangan gas-gas dari bahan air boiler. Sedangkan drum yang lebih besar adalah
merupakan tempat penampungan bahan air boiler yang jatuh dari drum di atasnya.
Pada drum yang lebih kecil terdapat spray nozzle yang berfungsi untuk menyemprot bahan air
butiran air halus (droplet) agar proses pemanasan dan pembuangan gas
mudah dan lebih sempurna. Pada drum yang lebih kecil disediakan satu
gas dapat terbuang (bersama steam) ke atmosfer. Unsur utama dalam menentukan
keberhasilan dari proses ini adalah kontak fisik antara bahan air boiler dengan panas yang diberikan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses deaerator adalah :
Jumlah aliran air kondensat.
Jumlah aliran bahan air untuk boiler.
Tekanan dalam deaerator.
Level air dalam deaerator.
Jika deaerator tidak dapat bekerja dengan baik dapat berpengaruh buruk terhadap sistem feed water,
sistem kondensat dan juga menaikkan pemakaian bahan kimia yang lebih tinggi.
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Pertahankan suhu dan tekanan yang sesuai dengan rancangannya.
outlet (uap keluar) yang keluar dari deaerator hanya oksigen dan gas
yang tidak terkondensasi ikut keluar.
Lakukan inspeksi bagian dalam deaerator untuk memastikan semua komponen tidak
Bagian Utama Deaerator
Untuk menunjang kerja deaerator, maka pada deaerator tersebut perlu dilengkapi dengan
instrumen pengkuran, yang berguna untuk me-monitoring operasi atau kerja dari deaerator itu
sendiri. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Bagian-bagian utama dari deaerator
dan beberapa instrumen pengukuran yang melengkapinya.
69
Deaerator terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil merupakan tempat pemanasan
yang lebih besar adalah
yang berfungsi untuk menyemprot bahan air
agar proses pemanasan dan pembuangan gas-gas
drum yang lebih kecil disediakan satu
) ke atmosfer. Unsur utama dalam menentukan
dengan panas yang diberikan
terhadap sistem feed water,
sistem kondensat dan juga menaikkan pemakaian bahan kimia yang lebih tinggi. Untuk mencapai
oksigen dan gas-gas
Lakukan inspeksi bagian dalam deaerator untuk memastikan semua komponen tidak
Untuk menunjang kerja deaerator, maka pada deaerator tersebut perlu dilengkapi dengan
atau kerja dari deaerator itu
utama dari deaerator
Turbin
Gambar
� Jenis-Jenis Deaerator
Adapun jenis-jenis deaerator yang sering dijumpai adalah :
1) Deaerator type Spray
lebih dahulu dengan mempergunakan uap sebagai pemanas. Seperti dibawah ini, uap
yang masuk kedalam deaerator aliran memecahkan air menjadi serpihan
kecil yang mengakibatkan gas
konsentrasi oksigen dalam air turun.
2) Deaerator Vakum.
dalam air dihilangkan dengan mempergunakan
vakum. Untuk memperoleh vakum yang diperlukan, mekanisme deaerator vakum
dapat dilihat pada gambar di bawah. Besarnya vakum tergantung pada suhu air, akan
tetapi biasanya ±730 mmHg
Gambar 2.30 Bagian Utama Deaerator
jenis deaerator yang sering dijumpai adalah :
type Spray . Deaerator ini digunakan apabila air umpan perlu dipanaskan
lebih dahulu dengan mempergunakan uap sebagai pemanas. Seperti dibawah ini, uap
yang masuk kedalam deaerator aliran memecahkan air menjadi serpihan
kecil yang mengakibatkan gas-gas yang larut dalam air dipaksa keluar sehingg
konsentrasi oksigen dalam air turun.
Deaerator Vakum. Mekanisme kerja deaerator vakum adalah gas
dalam air dihilangkan dengan mempergunakan ejector uap atau atau dengan pompa
vakum. Untuk memperoleh vakum yang diperlukan, mekanisme deaerator vakum
dapat dilihat pada gambar di bawah. Besarnya vakum tergantung pada suhu air, akan
tetapi biasanya ±730 mmHg
70
umpan perlu dipanaskan
lebih dahulu dengan mempergunakan uap sebagai pemanas. Seperti dibawah ini, uap
yang masuk kedalam deaerator aliran memecahkan air menjadi serpihan-serpihan
gas yang larut dalam air dipaksa keluar sehingga
Mekanisme kerja deaerator vakum adalah gas-gas yang larut
uap atau atau dengan pompa
vakum. Untuk memperoleh vakum yang diperlukan, mekanisme deaerator vakum
dapat dilihat pada gambar di bawah. Besarnya vakum tergantung pada suhu air, akan
Turbin
Gambar
Gambar
3) Deaerator type Tray
bawah, memaksimalkan sekat
jatuh dari pada air sehingga molekul
yang lainnya, jadi
untuk menyebar sehingga mempermudah pelepasan udara
Gambar 2.31 Deaerator Tipe Spray
Gambar 2.32 Deaerator Vakum
type Tray. Pada deaerator tipe tray seperti yang terlihat pada gambar di
bawah, memaksimalkan sekat-sekat (Tray) sebagai media untuk memperbesar ruang
jatuh dari pada air sehingga molekul-molekul air akan saling terpisah satu dengan
yang lainnya, jadi tray pada deaerator jenis ini adalah untuk memaksa molekul air
untuk menyebar sehingga mempermudah pelepasan udara
71
yang terlihat pada gambar di
sebagai media untuk memperbesar ruang
molekul air akan saling terpisah satu dengan
pada deaerator jenis ini adalah untuk memaksa molekul air
Turbin
Gambar
e. Condenser
Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mengkondensasikan uap yang
diekspansikan dari steam turbine
biasanya dipilih sebagai fluida pendingin. Hal ini dikarenakan air laut ada dalam jumlah besar.
Agar condenser yang digunakan lebih efisien, maka tekanan di
agar uap yang telah diekspansikan dari
Air hasil kondensasi dari turbine
sedikit O2. Air ditampung di hotwell
yang tidak terkondensasi dikeluarkan oleh
saat air condensate ini dialirkan ke
Gambar 2.33 menjelaskan contoh dari salah satu
adalah : 1). Water bos, 2). Tube sheet,
Gambar 2.33 Deaerator Type Tray
merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mengkondensasikan uap yang
steam turbine . Proses kondensasi ini menggunakan fluida pendingin. Air laut
biasanya dipilih sebagai fluida pendingin. Hal ini dikarenakan air laut ada dalam jumlah besar.
yang digunakan lebih efisien, maka tekanan di condenser
uap yang telah diekspansikan dari steam turbine dapat dengan mudah mengalir ke
turbine dinamakan air condensate. Air condensate
hotwell kemudian dialirkan kembali ke siklusnya. Udara dan gas
terkondensasi dikeluarkan oleh Steam Jet Air Ejector agar tidak ada udara yang terbawa
ini dialirkan ke feed water pump.
Gambar 2.33 menjelaskan contoh dari salah satu condenser . Bagian utama dari
Tube sheet, 3). Hotwell dan 4). Cooling tube.
72
merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mengkondensasikan uap yang
. Proses kondensasi ini menggunakan fluida pendingin. Air laut
biasanya dipilih sebagai fluida pendingin. Hal ini dikarenakan air laut ada dalam jumlah besar.
harus dibuat vacum
gan mudah mengalir ke condenser .
masih mengandung
snya. Udara dan gas-gas
agar tidak ada udara yang terbawa
. Bagian utama dari condenser
Turbin
Gambar
Gambar 2.33. Skema Sistem Condenser
73
Turbin
Gambar
2.5. SISTEM-SISTEM TERKAIT
2.5.1. Feed Water System
Feed Water System merupakan suatu rangkaian dari komponen
memanaskan air kondensat dari condenser
diekspansikan ke stage berikutnya. Dalam sistem ini, terdapat beberapa komp
kondensat sebelum air dimasukan dalam
a. Boiler Feed Pump (BFP)
BFP merupakan pompa yang
Pressure Heater. Air yang masuk pada BFP merupakan air yang berasal dari
Kemudian dipompakan ke Low Pressure Heater
Low Pressure Heater, air kondensat
diambil dari LP Turbine. Air pada
wujud air menjadi uap. Dengan kata lain, pada
Gambar 2.34. Konstruksi Condenser
SISTEM TERKAIT STEAM TURBINE
merupakan suatu rangkaian dari komponen-komponen yang berfungsi untuk
condenser (sisi hotwell). Panas di dapat dari turbine
berikutnya. Dalam sistem ini, terdapat beberapa komponen yang dila
sebelum air dimasukan dalam Boiler (economizer).
yang berfungsi sebagai penyalur air kondensat dari deaerator ke
. Air yang masuk pada BFP merupakan air yang berasal dari
Low Pressure Heater dengan menggunakan condensate pump
kondensat dipanaskan dengan menggunakan ekstraksi uap panas yang
. Air pada Low Pressure Heater dipanaskan namun tidak sampai merubah
Dengan kata lain, pada Low Pressure Heater, air hanya dihangatkan saja.
74
komponen yang berfungsi untuk
turbine sebelum uap
onen yang dilalui air
berfungsi sebagai penyalur air kondensat dari deaerator ke High
. Air yang masuk pada BFP merupakan air yang berasal dari hotwell condenser .
condensate pump. Di dalam
dipanaskan dengan menggunakan ekstraksi uap panas yang
dipanaskan namun tidak sampai merubah
, air hanya dihangatkan saja.
Turbin
b. High Pressure Heater (HPH)
Pada dasarnya, fungsi dari HPH adalah sama dengan
bearasal dariuap ekstraksi High Pressure
kondensat yang telah mengalami proses mulai dari
Heater, deaerator dan dipompakan dengan menggunakan
yang sudah sedikit panas ini dimasukkan ke dalam
pembangkitan uap.
2.5.2. Condensate Pump
Condensate pump merupakan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari
condenser menuju ke Low Pressure Heater
pressure steam turbine yang dikendensasikan oleh
kemudian ditampung pada hotwell
condenstae pump. Condensate pump
Gambar 2.3
(HPH)
Pada dasarnya, fungsi dari HPH adalah sama dengan Low Pressure Heater
High Pressure Turbine. Air yang masuk ke HPH merupakan air
kondensat yang telah mengalami proses mulai dari Hotwell, condensate pump
Heater, deaerator dan dipompakan dengan menggunakan Boiler Feed Pump/ BFP. Dari HPH air
yang sudah sedikit panas ini dimasukkan ke dalam economizer untuk mengalami proses
merupakan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari
Low Pressure Heater. Air kondensat didapat dari ekspansi uap dari
yang dikendensasikan oleh condenser menjadi air kondensat. Air kondensat ini
hotwell. Pada hotwell air kemudian dialirkan dengan menggunakan
Condensate pump merupakan jenis pompa sentrifugal. Condensate pump
menuju economizer
air dari boiler feed pump
HP Turbine
Gambar 2.36 Sistem High Pressure Heater
75
Low Pressure Heater. Namun, uap panas
. Air yang masuk ke HPH merupakan air
condensate pump, Low Preesure
/ BFP. Dari HPH air
untuk mengalami proses
merupakan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari
. Air kondensat didapat dari ekspansi uap dari high
menjadi air kondensat. Air kondensat ini
air kemudian dialirkan dengan menggunakan
. Condensate pump
Turbin
mengalirkan air kondensat menuju Low Pressure Heater
transfer energi berupa energi panas yang berasal dari ekstraksi uap
Air kondensat yang sudah mendapatkan energi panas d
dialirkan menuju deaerator. Di dalam deaerator air kondensat
oksigen, direduksi dengan cara melewatkan air pada semacam
butiran-butiran air halus (droplet). Dengan menghembuskan uap yang diambil dari
Turbine maka di dalam deaerator akan terjadi proses pemanasan yang berguna untuk mengeluarkan
udara yang terkandung dalam droplet. Uap sisa beserta gas
suatu valve. Sedangkan air yang sudah mengalami proses reduksi gas O
ke High Pressure Heater dengan menggunakan
a. Sistem Condenser (sisi kondensat)
Telah dijelaskan bahwa condenser
mengkondensasikan uap dari Low Pressure
komponen. Perubahan wujud dari uap menjadi air terjadi karena terajadi pertukaran panas antara
Gambar 2.37
Low Pressure Heater. Pada Low Pressure Heater
transfer energi berupa energi panas yang berasal dari ekstraksi uap low pressure turbine.
Air kondensat yang sudah mendapatkan energi panas dari proses pada Low Pressure Heater
Di dalam deaerator air kondensat yang masih mengandung gas
oksigen, direduksi dengan cara melewatkan air pada semacam nozzle sehingga air kondensat menjadi
s (droplet). Dengan menghembuskan uap yang diambil dari
maka di dalam deaerator akan terjadi proses pemanasan yang berguna untuk mengeluarkan
udara yang terkandung dalam droplet. Uap sisa beserta gas-gas yang direduksi dikeluarkan mela
. Sedangkan air yang sudah mengalami proses reduksi gas O2 dan gas yang lainnya dialirkan
dengan menggunakan boiler feed pump.
(sisi kondensat)
condenser merupakan alat pada PLTU yang digunakan untuk
mengkondensasikan uap dari Low Pressure Turbine. Condenser sendiri terdiri dari beberapa
dari uap menjadi air terjadi karena terajadi pertukaran panas antara
Gambar 2.37 Sistem Boiler Feed Pump
76
Low Pressure Heater, air mendapatkan
low pressure turbine.
Low Pressure Heater
yang masih mengandung gas-gas seperti
ir kondensat menjadi
s (droplet). Dengan menghembuskan uap yang diambil dari low pressure
maka di dalam deaerator akan terjadi proses pemanasan yang berguna untuk mengeluarkan
gas yang direduksi dikeluarkan melalui
dan gas yang lainnya dialirkan
merupakan alat pada PLTU yang digunakan untuk
sendiri terdiri dari beberapa
dari uap menjadi air terjadi karena terajadi pertukaran panas antara
Turbin
uap panas dengaan fluida pendingin (
yang cukup besar mengakibatkan ua
Sebelum masuk kedalam condenser
berfungsi untuk menyaring kotoran
berasal dari exhaust turbine dapat mengalir menuju
condenser. Dengan tekanan yang lebih rendah di
mudah menuju condenser. Vakum harus selalu dijaga, karena jika terlalu rendah maka akan terjadi
back pressure pada turbine yang nantinya bisa menyebabkan
minimal yang diperkenankan sekitar 500 mmHg.
Sebenarnya vakum pada condenser
rendah, maka proses pengembunan uap tidak akan terjadi dengan sempurna
pada tekanan rendah, titik didih air juga akan turun. Tapi pengalaman pada di UP Muara Karang,
Vakum condenser tidak pernah bisa mencapai nilai 760 mmHg. Maksimal yang bisa dicapai
berada di kisaran 710 mmHg. Biasanya nilai optimal vakum untuk
720 mmHg.
Jika vakum condenser sudah terlalu rendah, maka
dibersihkan. Kegiatan pemeliharaan
atau melakukan aliran balik flow air laut yang masuk
yakni memasukkan bola-bola kecil yang kenyal dan berukuran sedikit lebih besar dari
condenser pada tube condenser
yang menempel pada tube-tube condenser
Air kondensat ditampung pada
tidak semua uap dapat terkondensasi dengan sempurna. Oleh karena itu pada
diberi tambahan air untuk menggantikan sedikit uap yang tidak terkondensasi. Tambahan air
tersebut dinamakan Make Up Water
b. Sistem Condensate Pump
Condensate Pump adalah pompa yang digunakan untuk mengalirkan air kondensat menuju
Pressure Heater. Pompa yang digunakan pada c
sentrifugal. Air yang dialirkan oleh
uap panas dengaan fluida pendingin (sea water/air laut). Adanya perbedaan temperatur dan tekanan
yang cukup besar mengakibatkan uap dari LP Turbine berubah wujud menjadi air.
condenser, air laut biasanya melewati debris filter
kotoran-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut. Uap yang
dapat mengalir menuju condenser karena adanya kondisi vakum pada
. Dengan tekanan yang lebih rendah di condenser , maka uap akan bisa bergerak dengan
. Vakum harus selalu dijaga, karena jika terlalu rendah maka akan terjadi
yang nantinya bisa menyebabkan turbine mengalami trip/rusak. Vakum
minimal yang diperkenankan sekitar 500 mmHg.
condenser tidak boleh terlalu tinggi. Karena jika tekanan udara terlalu
engembunan uap tidak akan terjadi dengan sempurna. Hal ini terjadi
pada tekanan rendah, titik didih air juga akan turun. Tapi pengalaman pada di UP Muara Karang,
tidak pernah bisa mencapai nilai 760 mmHg. Maksimal yang bisa dicapai
berada di kisaran 710 mmHg. Biasanya nilai optimal vakum untuk condenser
sudah terlalu rendah, maka tube-tube condenser
dibersihkan. Kegiatan pemeliharaan condenser bermacam-macam. Ada yang nam
atau melakukan aliran balik flow air laut yang masuk condenser . Ada juga ball taprogoue system,
bola kecil yang kenyal dan berukuran sedikit lebih besar dari
nser . Bola-bola ini nantinya akan membersihkan kotoran dan Lumpur
condenser . Sedangkan cara yang lain adalah cuci
Air kondensat ditampung pada hotwell. Air kondensat masih mengandung sedikit O
uap dapat terkondensasi dengan sempurna. Oleh karena itu pada
diberi tambahan air untuk menggantikan sedikit uap yang tidak terkondensasi. Tambahan air
Make Up Water.
adalah pompa yang digunakan untuk mengalirkan air kondensat menuju
. Pompa yang digunakan pada condensate pump biasanya digunakan jenis pompa
sentrifugal. Air yang dialirkan oleh condensate pump merupakan air yang dihisap dari
77
/air laut). Adanya perbedaan temperatur dan tekanan
berubah wujud menjadi air.
, air laut biasanya melewati debris filter/screener yang
kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut. Uap yang
ondenser karena adanya kondisi vakum pada
, maka uap akan bisa bergerak dengan
. Vakum harus selalu dijaga, karena jika terlalu rendah maka akan terjadi
mengalami trip/rusak. Vakum
tidak boleh terlalu tinggi. Karena jika tekanan udara terlalu
. Hal ini terjadi karena
pada tekanan rendah, titik didih air juga akan turun. Tapi pengalaman pada di UP Muara Karang,
tidak pernah bisa mencapai nilai 760 mmHg. Maksimal yang bisa dicapai
condenser sekitar 710mmHg–
condenser perlu untuk
macam. Ada yang namanya back wash
. Ada juga ball taprogoue system,
bola kecil yang kenyal dan berukuran sedikit lebih besar dari tube
bola ini nantinya akan membersihkan kotoran dan Lumpur
. Sedangkan cara yang lain adalah cuci condenser.
. Air kondensat masih mengandung sedikit O2. Artinya
uap dapat terkondensasi dengan sempurna. Oleh karena itu pada condenser selalu
diberi tambahan air untuk menggantikan sedikit uap yang tidak terkondensasi. Tambahan air
adalah pompa yang digunakan untuk mengalirkan air kondensat menuju Low
biasanya digunakan jenis pompa
merupakan air yang dihisap dari hotwell
Turbin
menuju ke LPH kemudian ditampung di deaerator untuk menghilangkan gas
diperlukan.
c. Sistem Low Preassure Heater
Low Pressure Heater merupakan salah satu
dari LP Turbine. LPH berisi air kondensat dari condensate pump. Kemudian LPH mendapatkan
panas dari LP Turbine. Setelah air di dalam LPH dipanaskan, air kondensat di bawa ke deaerator
untuk ditampung dan mereduksi gas
d. Sistem Deaerator
Deaerator merupakan peralatan yang berfungsi untuk mereduksi O
ikut dihisap oleh Boiler feed pump
ekspansi uap LP trubine
Gambar 2.
enuju ke LPH kemudian ditampung di deaerator untuk menghilangkan gas
Low Preassure Heater
merupakan salah satu Feed water heater dengan fluida pemanas berasal
. LPH berisi air kondensat dari condensate pump. Kemudian LPH mendapatkan
. Setelah air di dalam LPH dipanaskan, air kondensat di bawa ke deaerator
untuk ditampung dan mereduksi gas-gas yang ikut terlarut bersama air kondensat.
Deaerator merupakan peralatan yang berfungsi untuk mereduksi O2 dan gas
feed pump. Dari deaerator, air yang sudah cukup panas ini dibawa ke HPH
condensate pump
ekspansi uap LP trubine
menuju deaerator
Low Pressure Heater
uap ekstraksi LP Turbine
Gambar 2.38. Sistem LPH dan Condensate Pump
78
enuju ke LPH kemudian ditampung di deaerator untuk menghilangkan gas-gas yang tidak
dengan fluida pemanas berasal
. LPH berisi air kondensat dari condensate pump. Kemudian LPH mendapatkan
. Setelah air di dalam LPH dipanaskan, air kondensat di bawa ke deaerator
gas yang ikut terlarut bersama air kondensat.
dan gas-gas lain agar tidak
. Dari deaerator, air yang sudah cukup panas ini dibawa ke HPH
Low Pressure Heater
Turbin
untuk dipanaskan lagi. Dari HPH kemudian air kondensat
ke Boiler (tepatnya economizer).
Gambar 2.
2.5.2 Cooling Water System (Sea Water)
Cooling water system merupakan
fluida pendingin pada condenser .
a. Condenser (sisi air laut)
Pada condenser dengan air laut sebagai fluida pendingin, harus diperhatikan masalah water
treatment pada air laut. Karena air laut mengandung kadar garam yang cukup tinggi, maka air laut
merupakan fluida yang korosif.
korosi pada logam.
Air laut yang digunakan sebagai
menggunakan circulating water pump
masuk ke dalam condenser air laut ”disaring” dengan menggunakan ”
Meskipun air laut sudah disaring, pada kenyataannya masih terdapat beberapa hewan laut yang
masuk ke dalam. Untuk ”mengusir
konsentrasi ±3 ppb (part per billion). Air laut masuk
Air laut keluar dari condenser
dikarenakan air laut telah mending
dikembalikan lagi ke laut, selisih antara air laut yang telah mengalami proses dalam
Boiler Feed Pump
untuk dipanaskan lagi. Dari HPH kemudian air kondensat yang sudah semakin panas tadi dibawa
).
Gambar 2.39. Sistem pada Deaerator
Cooling Water System (Sea Water)
merupakan komponen-komponen pada PLTU yang digunakan untuk suplai
dengan air laut sebagai fluida pendingin, harus diperhatikan masalah water
treatment pada air laut. Karena air laut mengandung kadar garam yang cukup tinggi, maka air laut
merupakan fluida yang korosif. Apabila tidak dilakukan pemurnian, maka akan menyebabkan
Air laut yang digunakan sebagai fluida pendingin untuk condenser
circulating water pump. Untuk menyaring kotoran-kotoran pada air laut, sebelum
air laut ”disaring” dengan menggunakan ”screnner”.
Meskipun air laut sudah disaring, pada kenyataannya masih terdapat beberapa hewan laut yang
mengusir” hewan laut tersebut, pada air laut diberi
(part per billion). Air laut masuk condenser dengan temperatur ±28
condenser dengan temperatur 34oC. Kenaikan temperatur dari air laut ini
ikarenakan air laut telah mendinginkan uap panas dari ekspansi low pressure turbine
dikembalikan lagi ke laut, selisih antara air laut yang telah mengalami proses dalam
low pressure heater
ekstraksi uap LP Turbine
79
yang sudah semakin panas tadi dibawa
komponen pada PLTU yang digunakan untuk suplai
dengan air laut sebagai fluida pendingin, harus diperhatikan masalah water
treatment pada air laut. Karena air laut mengandung kadar garam yang cukup tinggi, maka air laut
kan pemurnian, maka akan menyebabkan
condenser, dialirkan dengan
kotoran pada air laut, sebelum
”.
Meskipun air laut sudah disaring, pada kenyataannya masih terdapat beberapa hewan laut yang
hewan laut tersebut, pada air laut diberi hipokhlorit dengan
dengan temperatur ±28oC.
C. Kenaikan temperatur dari air laut ini
low pressure turbine. Saat air laut
dikembalikan lagi ke laut, selisih antara air laut yang telah mengalami proses dalam condenser
Turbin
dengan air laut pada lingkungan tidak boleh lebih dari 5
condenser tidak merusak biota laut.
b. Circulate Water Pump (CWP)
Circulate water pump berfungsi untuk mengalirkan air laut yang sudah diberi hipoklorit
menuju ke condenser. CWP adalah bagian pertama dari s
bertugas untuk mengambil air pendingin dari laut. Pompa ini biasanya terleta
Intake. Pada PLTU Muara Karang terdapat 9 buah pompa CWP. Pompa ini bentuknya
dengan suctionnya berada pada kedalaman laut yang agak dalam, sehingga bisa dihasilkan air
pendingin yang maksimal. Dari
condenser dan Heat Exchanger.
2.6. OPERASI STEAM TURBINE
2.6.1. Cold Start Up ( Start Dingin ).
Cold statr up adalah suatu proses pengoperasian dimana untuk temperatur
cold start up ini adalah 0~100 oC. Untuk periode waktu
cold start up tiap unit dapat dilihat dilampiran).
Gambar 2.
dengan air laut pada lingkungan tidak boleh lebih dari 5oC. Hal ini dilakukan agar air sisa
tidak merusak biota laut.
(CWP)
berfungsi untuk mengalirkan air laut yang sudah diberi hipoklorit
CWP adalah bagian pertama dari sistem pendingin. Pompa ini yang
bertugas untuk mengambil air pendingin dari laut. Pompa ini biasanya terleta
. Pada PLTU Muara Karang terdapat 9 buah pompa CWP. Pompa ini bentuknya
berada pada kedalaman laut yang agak dalam, sehingga bisa dihasilkan air
pendingin yang maksimal. Dari CWP, air dipompakan menuju dua alat pendingin lainnya yakni
Heat Exchanger.
TURBINE
( Start Dingin ).
adalah suatu proses pengoperasian dimana untuk temperatur
C. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah
tiap unit dapat dilihat dilampiran).
circulating water pump
LP Turbine
Gambar 2.40. Sistem pada Circulating Water Pump
80
C. Hal ini dilakukan agar air sisa
berfungsi untuk mengalirkan air laut yang sudah diberi hipoklorit
stem pendingin. Pompa ini yang
bertugas untuk mengambil air pendingin dari laut. Pompa ini biasanya terletak pada areal Water
. Pada PLTU Muara Karang terdapat 9 buah pompa CWP. Pompa ini bentuknya vertical
berada pada kedalaman laut yang agak dalam, sehingga bisa dihasilkan air
a alat pendingin lainnya yakni
adalah suatu proses pengoperasian dimana untuk temperatur inner metal pada
adalah ≥ 48 jam. (Grafik
circulating water pump
sea water
Circulating Water Pump
Turbin
Standar operational untuk cold start up.
1. Unit walk down: Pada unit walk down
masing unit.
� Persiapkan drum level pada kondisi
� Persiapkan HSD oil.
� Persiapkan air Preheater
� Persiapkan. Force draft fan
� Persiapkan seal air booster fan start
� Persiapkan FD cooling fan start
� Persiapkan furnace purge.
� Persiapkan sootblowers.
� Persiapkan air heater Emergency
� Persiapkan auxlilary sistem.
2. Proses starting air heater.
� Air heater harus posisi start.
� Start shootblower pada air heater
� Shootblower dijaga kontinyu untuk proses
3. Pembukaan inlet damper FD fan
� Pembukaan inlet damper FD fan 5 %
turbin)
� Pembukaan inlet damper FD fan untuk kondisi normal 30 %.( kondisi uap kering )
4. Proses Boiler purge.
� Secondary air dan flue gas damper
� FGD inlet outlet damper
yang stabil.
� Total boiler air flow > 30 %.
cold start up.
walk down ini dibutuhkan pengecekan peralatan dari masing
pada kondisi normal.
air Preheater pada kondisi normal.
Force draft fan pada kondisi normal.
seal air booster fan start pada kondisi nomal.
FD cooling fan start pada kondisi normal.
purge..
Emergency air drive.
auxlilary sistem.
harus posisi start.
air heater.
dijaga kontinyu untuk proses start up.
FD fan
Pembukaan inlet damper FD fan 5 % - 10 % ( agar tidak terjadi back pressure pada sudu
Pembukaan inlet damper FD fan untuk kondisi normal 30 %.( kondisi uap kering )
flue gas damper harus pada posisi open.
inlet outlet damper harus pada posisi close, tujuannya agar rmemperoleh flow aliran
> 30 %.
81
ini dibutuhkan pengecekan peralatan dari masing –
10 % ( agar tidak terjadi back pressure pada sudu
Pembukaan inlet damper FD fan untuk kondisi normal 30 %.( kondisi uap kering )
, tujuannya agar rmemperoleh flow aliran
Turbin
Outlet Air Damper
Outlet Air Damper
Air Heater B
Air Heater A
Wind Box
To Inlet Seal Air To
Furnace Boiler
Gambar 2.41
5. Igniter Burner
� Penyalaan Igniter burner.
6. Pelaksanaan pemanasan Boiler
� Tekanan oil burner untuk kondisi operasi
28o C/h atau pada temperature diatas 100
� Panas di absorbtion secara seimbang didalam
� Termo-probe insert ke furnace
� Jika metal temperature drum saat pemanasan 100
C/h sampai 55o C/h.
� Saat temperature metal drum
drum dan superheater.
Inlet Damper air heater pada posisi close
Inlet Damper air heater pada posisi close
FDF B
Outlet Damper FDF
Outlet Damper
FDF
FDF A
By Pass Damper
By Pass Damper
SCAH
SCAH
To Inlet Seal Air Booster Fan
2.41. Inlet damper heater pada posisi close.
.
Boiler ( boiler firing )
Tekanan oil burner untuk kondisi operasi boiler,dimana temperature drum untuk 100
C/h atau pada temperature diatas 100 o C : 55o C/h.
secara seimbang didalam furnace.
furnace.
Jika metal temperature drum saat pemanasan 100o C, maka kenaikan pemanasannya dari 45
metal drum 120oC atau dengan tekanan 2 kg/cm2, maka tutup
82
Inlet Damper
Inlet Damper
FDF Control Drive
FDF Control Drive
,dimana temperature drum untuk 100 o C :
pemanasannya dari 45o
, maka tutup vent valve
Turbin
� Buka valve main steam pipa.
� Check furnace temperature
� Monitor dream level, temperature
� Start Boiler feed Pump, dengan mengecek
� Konfirmasi untuk level deaerator
� Condensate pump siap untuk pengoperasian.
� Pesiapkan BFP auxiliary oil pump
� Konfirmasi kontrol switch
� Proses start boiler feedwater pump
� Check BFP motor ampere, valve flow
open,auxiliary pump pada posisi stop.
� Level deaerator pada kondisi normal.
7. Mengoperasikan Turbin ( turbin starting )
� Konfirmasi untuk steam kondisi pada HP
� Start auxiliary oil pump ( AOP ).
� Tekanan oli hydrolic 14 kg/cm
� Stop oil pump turning gear
� Check tekanan oli bearing
� Buka beberapa valve yang meliputi
drain bawah.
8. Persiapan start up generator
� Reset lockout relay (86G),
� Menempatkan AVR transfer switch
� Check cicuit breaker ( 41G ) posisi open,
� Check earthing ( 64G ) pada posisi open.
9. Gland steam seal system untuk membentuk kondisi vakum pada
� Operasikan boiler.
� Operasikan control switch gland steam exhaust blower
� Buka valve inlet steam regulator
� Lakukan keseimbangan tekanan
pipa.
temperature dengan termo probe.
, temperature metal drum dan kenaikan tekanan pada
, dengan mengecek boiler drum level.( bila diperlukan ).
level deaerator sesuai kondisi normal.
siap untuk pengoperasian..
auxiliary oil pump.
switch pada auto position.
feedwater pump ( BFP ).
Check BFP motor ampere, valve flow pada kondisi open, discharge valve
pada posisi stop.
Level deaerator pada kondisi normal.
( turbin starting )
Konfirmasi untuk steam kondisi pada HP auxiliary steam dengan tekanan 14 kg/cm
( AOP ).
14 kg/cm2g.
turning gear (TGOP ) dan control switch pada posisi auto.
bearing, biasanya tekanan oli bearing 12 kg/cm2 g.
yang meliputi turbin casing drain,MSV seat drain
generator
(86G), check white lamp pada posisi “ON”.
AVR transfer switch pada posisi “ MAN “.
( 41G ) posisi open, nyala lampu pada posisi” ON “.
( 64G ) pada posisi open.
Gland steam seal system untuk membentuk kondisi vakum pada kondensor.
control switch gland steam exhaust blower pada kondisi “ AUTO “.
valve inlet steam regulator dengan tekanan 0,07 kg/cm2 g.
Lakukan keseimbangan tekanan gland steam dengan pemberian exhaust spray
83
dan kenaikan tekanan pada boiler.
drum level.( bila diperlukan ).
discharge valve pada kondisi
dengan tekanan 14 kg/cm2 g.
seat drain atas, MSV seat
pu pada posisi” ON “.
kondensor.
pada kondisi “ AUTO “.
exhaust spray.
Turbin
� Control switch exhaust pada kondisi “ AUTO “.
� Konfirmasi tekanan kondnsor pada 680 mm Hg.
10. Starting turbin
� Eccentricity poros turbin 110 % pada kondisi normal.
� Batas ekspansi turbin 6,67 mm ~ 18,33 mm.
� Standart firing rate tekanan
� Control switch untuk initial pressure regulator pada posisi
� Set governor pada posisi
� Control switch govermor
� Check control valve turbin fully open
� Buka valve MSV bypass.
11. Pengecekan operational turbin.
� Lakukan pemeriksaan mungkin ada suara yang mencurigakan (
12. Operational turbin
� Operasikan Turbin dengan memutar
MSV ditutup kembali untuk
putaran Turbin 800 RPM ditahan selama 3
� Naikkan putaran turbin ke 300 rpm sambil mengamati
generator.
� Setelah putaran turbin steady
2.6.2. Warm II Start Up ( Start Hangat ).
Warm start up adalah suatru proses dimana untuk temperature
up ini adalah 100 ~ 200 oC. Untuk periode waktu shutdown
Seperti halnya pada urutan proses
awalnya, tetapi perbedaannya terjadi pada interval waktu yang dibutuhkan untuk pembukaan
valve damper.
Yakinkan bukaan inlet damper air heater
( Grafik warm II start up dapat dilihat di
Standart Operational procedure warm II start up.
pada kondisi “ AUTO “.
Konfirmasi tekanan kondnsor pada 680 mm Hg.
poros turbin 110 % pada kondisi normal.
Batas ekspansi turbin 6,67 mm ~ 18,33 mm.
tekanan boiler 60 kg/cm2g.
untuk initial pressure regulator pada posisi “ OUT THE SERVICE “.
pada posisi high speed stop.
Control switch govermor pada kondisi “ RAISE “ .
Check control valve turbin fully open dengan melihat pada indicator posisi.
valve MSV bypass.
Pengecekan operational turbin.
Lakukan pemeriksaan mungkin ada suara yang mencurigakan (Rub.Check
Operasikan Turbin dengan memutar Hand Wheel MSV sampai putaran 2
MSV ditutup kembali untuk pemeriksaan. Kemudian MSV dibuka pelan
800 RPM ditahan selama 30 menit.
Naikkan putaran turbin ke 300 rpm sambil mengamati critical speed
steady pada 3000 rpm tunggu berapa saat untuk masuk jaringan.
( Start Hangat ).
adalah suatru proses dimana untuk temperature inner metal
C. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah 48 jam.
Seperti halnya pada urutan proses cold start up, proses warm start ini memiliki kesaman proses
awalnya, tetapi perbedaannya terjadi pada interval waktu yang dibutuhkan untuk pembukaan
air heater pada kondisi open pada saat kondisi ini.
dapat dilihat di lampiran).
Operational procedure warm II start up.
84
“ OUT THE SERVICE “.
dengan melihat pada indicator posisi.
Rub.Check)
putaran 200 RPM dan sesaat
uka pelan-pelan sampai
critical speed untuk turbin dan
pada 3000 rpm tunggu berapa saat untuk masuk jaringan.
inner metal pada warm II start
ini memiliki kesaman proses
awalnya, tetapi perbedaannya terjadi pada interval waktu yang dibutuhkan untuk pembukaan inlet
Turbin
1. Start boiler
� Start FD Fan.
� Start seal air booster fan.
� Start boiler feed pump.
� Start HSD oil pump.
� Start furnace purge.
� Light off warm up burner.
� Insert furnace gas thermo probe
� Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
� Penarikan termo probe pada
� RH gas damper pada posisi auto.
� Penyalaan HSD oil.
� Start pembebanan untuk load 15
� Start BFP.
2. Start Turbine
� Start condensate pump.
� Start TGOP dan oil cooler
� Start turbin turning.
� Start gland seal system
� Turbin reset
� Select computer pada CCR pada kondisi “ON”
� Deaerator aux steam pada kondisi siap beroperasi.
� Start condenser vacuum up
� Start AOP dan TGOP pada kondisi “auto”
� Turbin siap beropearsi.
� Lakukan RIB check kondisi.
� Start rolling turbin.
� Synchronizing generator
Start seal air booster fan.
Light off warm up burner.
gas thermo probe
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
Penarikan termo probe pada furnace gas untuk mengetahui temperature pada
RH gas damper pada posisi auto.
Start pembebanan untuk load 15 -20 %
cooler.
pada CCR pada kondisi “ON”
pada kondisi siap beroperasi.
Start condenser vacuum up.
pada kondisi “auto”
Lakukan RIB check kondisi.
Synchronizing generator.
85
gas untuk mengetahui temperature pada furnace.
Turbin
Outlet Air Damper
Outlet Air Damper
Air Heater B
Air Heater A
Wind Box
To Inlet Seal Air To
Furnace Boiler
Gambar 2.42. Inlet
2.6.3. Warm I Start Up
Warm I start up adalah suatu pro
ini adalah 200 ~ 300 oC. Untuk periode waktu
damper air heater pada kondisi open pada saat kondisi ini.
Standart Operational Procedure (SOP)
1. Start boiler
� Start FD Fan.
� Start seal air booster fan.
� Start boiler feed pump.
� Start HSD oil pump.
� Start furnace purge.
Inlet Damper air heater pada posisi open
Inlet Damper air heater pada posisi open
FDF B
Outlet Damper FDF
Outlet Damper
FDF
FDF A
By Pass Damper
By Pass Damper
SCAH
SCAH
To Inlet Seal Air Booster Fan
2. Inlet Damper Air Heater harus pada Posisi Open
adalah suatu proses dimana untuk temperature inner metal
C. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah 24 jam. Yakinkan bukaan
pada kondisi open pada saat kondisi ini.
(SOP) warm II start up.
Start seal air booster fan.
86
Inlet Damper
Inlet Damper
FDF Control Drive
FDF Control Drive
Posisi Open.
inner metal pada cold start up
adalah 24 jam. Yakinkan bukaan inlet
Turbin
� Light off warm up burner.
� Insert furnace gas thermo probe
� Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
� Penarikan termo probe pada
� RH gas damper pada posisi auto.
� Penyalaan HSD oil
� Start pembebanan untuk load 15
� Start BFP
2. Start turbin
� Start condensate pump.
� Start TGOP dan oil cooler
� Start turbin turning.
� Turbin reset.
� Select computer start up
� Start gland seal system
� Deaerator aux steam pada kondisi siap beroperasi.
� Start condenser vacuum up
� Start AOP dan TGOP pada kondisi “auto”
� Turbin siap beropearsi.
� Lakukan RIB check kondisi.
� Start rolling turbin.
� Synchronizing generator.
� Putaran turbin dinaikan sampai RPM tertentu.
� Stop AOP
� Confirmasi valve turbin pada kondisi tertutup.
� Ext .Steam pada kondisi siap beroperasi.
Light off warm up burner.
gas thermo probe
pada kondisi siap beroperasi.
Penarikan termo probe pada furnace gas untuk mengetahui temperature pada
RH gas damper pada posisi auto.
Start pembebanan untuk load 15 -20 %
cooler.
Select computer start up pada kondisi “ ON”.
pada kondisi siap beroperasi.
Start condenser vacuum up.
Start AOP dan TGOP pada kondisi “auto”
Lakukan RIB check kondisi.
Synchronizing generator.
Putaran turbin dinaikan sampai RPM tertentu.
firmasi valve turbin pada kondisi tertutup.
Ext .Steam pada kondisi siap beroperasi.
87
gas untuk mengetahui temperature pada furnace.
Turbin
2.6.4. Hot Start Up
Hot start up adalah suatu proes dimana untuk
adalah 300 ~ 400 oC. Untuk periode waktu shutdown
damper air heater pada kondisi open pada saat kondisi ini.
( Grafik hot start up dapat dilihat dilampiran).
Standart Operational Procedure hot start up
1. Start boiler
� Start FD Fan
� Start seal air booster fan.
� Start boiler feed pump.
� Start furnace purge.
� Light off warm up burner.
� HP by pass control beroperasi manual.
� Buka valve damper reheat gas
� Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
� Penyalaan HSD oil
� Reheat gas damper pada kondisi “ AUTO “
� Start BFP.
2. Start turbin
� Start AOP dam TGOP pada kondisi “ AUTO “
� Condensate pump dalam keadaan siap beroperasi.
� Start gland steam condenser
� Deaerator Aux. Steam pada kondisi siap beroperasi.
� Turbin reset.
� Select computer start up
� Start condenser vacuum up
� LP Bypass control beroperasi pada kondisi “ AUTO”
� Start turbin rolling.
� Turbin turning siap beroperasi.
adalah suatu proes dimana untuk temperature inner metal pada
C. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah 8 jam. Yakinkan bukaan
air heater pada kondisi open pada saat kondisi ini.
dapat dilihat dilampiran).
rocedure hot start up.
Start seal air booster fan.
Light off warm up burner.
beroperasi manual.
valve damper reheat gas( manual ).
pada kondisi siap beroperasi.
pada kondisi “ AUTO “
Start AOP dam TGOP pada kondisi “ AUTO “
dalam keadaan siap beroperasi.
Start gland steam condenser.
pada kondisi siap beroperasi.
Select computer start up pada kondisi “ ON “
Start condenser vacuum up.
beroperasi pada kondisi “ AUTO”
Turbin turning siap beroperasi.
88
pada cold start up ini
adalah 8 jam. Yakinkan bukaan inlet
Turbin
� Lakukan RIB check.
� Stop AOP.
� Konfirmasi LP bypass control
� Synchronizing generator
� Tahan pembebanan ( hold initial load
� Confirmasi turbin drain pada kondisi
� Ext. steam to FW heater
2.6.5. Very Hot Start Up
Very hot start up adalah suatu pro
ini adalah 400 ~ 500 oC. Untuk periode waktu
damper air heater pada kondisi open pada saat kondisi ini.
( Grafik very hot start up dapat dilihat dilampiran).
Standart Operational Procedure very
1. Start Boiler.
� Start FD Fan
� Start seal air booster fan.
� Start HSD oil pump.
� Boiler feed pump kondisi siap beroperasi.
� Start furnace purge.
� Light off main burners.
� HP by pass control beroperasi manual.
� Buka valve damper reheat gas
� Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi
� Reset gas damper pada kondisi “ auto “
� Check silica drum press
2. Start tubin
� Start AOP dam TGOP pada kondisi “ AUTO “
� Start gland steam condenser
� Start condensste pump.
bypass control.
generator.
( hold initial load ).
Confirmasi turbin drain pada kondisi closed.
Ext. steam to FW heater siap beroperasi.
adalah suatu proses dimana untuk temperature inner metal
C. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah 2 jam. Yakinkan
pada kondisi open pada saat kondisi ini.
dapat dilihat dilampiran).
rocedure very hot start up
Start seal air booster fan.
feed pump kondisi siap beroperasi.
beroperasi manual.
valve damper reheat gas.
pada kondisi siap beroperasi
Reset gas damper pada kondisi “ auto “
silica drum press.
Start AOP dam TGOP pada kondisi “ AUTO “
gland steam condenser.
89
temperature inner metal pada hot start up
adalah 2 jam. Yakinkan bukaan inlet
Turbin
� Deaerator Aux. steam pada kondisi siap beroperasi.
� Turbin reset.
� Select computer start up pada kondisi “ ON “
� Start condenser vacuum up
� LP Bypass control beroperasi pada kondisi “ AUTO”
� Start urbin rolling.
� Turbin turning dalam keadaan siap beroperasi.
� Lakukan RIB check.
� Stop AOP.
� Confirmasi LP bypass con
� Synchronizing generator
� Tahan pembebanan ( hold initial load
� Confirmasi turbin drain pada kondisi closed.
� Ext. steam to FW heater
2.7. GANGGUAN-GANGGUAN PADA
Dalam pengoperasiannya, steam turbine
energi. Kerugian ini secara langsung menyebabkan berkurangnya energi bangkitan dari
karena sebagian energi uap tidak terkonversi menjadi energi mekanik. Apabila kerugian
cukup besar nilainya maka operasi turbine
bisa dihindari, namun dapat diminimalkan. Kerugian
a. Kerugian karena throtling uap masuk (
rendah
b. Kerugian karena gesekan uap pada nozzle dan sudu
c. Kerugian pada kebocoran perapatan antar tingkat sudu (labirint)
d. Kerugian akibat uap basah terutama pada sudu akhir LP
e. Kerugian kecepatan ke atas (leaving loss)
f. Kavitasi
Kavitasi pada steam turbine
berwujud uap. Mungkin masih berwujud campuran (mixture) yang masih masih mengandung
pada kondisi siap beroperasi.
Select computer start up pada kondisi “ ON “
Start condenser vacuum up.
beroperasi pada kondisi “ AUTO”
Turbin turning dalam keadaan siap beroperasi.
LP bypass control pada kondisi finished.
Synchronizing generator.
( hold initial load ).
Confirmasi turbin drain pada kondisi closed.
Ext. steam to FW heater siap beroperasi.
GANGGUAN PADA STEAM TURBINE
steam turbine terdapat kerugian-kerugian (losses
langsung menyebabkan berkurangnya energi bangkitan dari
karena sebagian energi uap tidak terkonversi menjadi energi mekanik. Apabila kerugian
turbine menjadi kurang efisien. Pada dasarnya losses memang tidak
bisa dihindari, namun dapat diminimalkan. Kerugian-kerugian tersebut anatara lain:
Kerugian karena throtling uap masuk (∆h) terutama ketika operasi start turbine
Kerugian karena gesekan uap pada nozzle dan sudu (Fix Blades dan Moving Blades)
Kerugian pada kebocoran perapatan antar tingkat sudu (labirint)
Kerugian akibat uap basah terutama pada sudu akhir LP Turbine.
(leaving loss)
steam turbine terjadi uap yang masuk k dalam turbine tidak sepenuhnya
berwujud uap. Mungkin masih berwujud campuran (mixture) yang masih masih mengandung
90
losses) transformasi
langsung menyebabkan berkurangnya energi bangkitan dari turbine tersebut
karena sebagian energi uap tidak terkonversi menjadi energi mekanik. Apabila kerugian-kerugian ini
menjadi kurang efisien. Pada dasarnya losses memang tidak
kerugian tersebut anatara lain:
turbine dan beban
(Fix Blades dan Moving Blades)
tidak sepenuhnya
berwujud uap. Mungkin masih berwujud campuran (mixture) yang masih masih mengandung
Turbin
unsur air. Hal ini diakibatkan oleh
Boiler yang tidak sempurna.
terlalu besar, leakage/kebocoran, dll.
2.8. EFISIENSI STEAM TURBINE
Salah satu parameter yang digunakan untuk menetukan apakah kondisi turbin masih layak pakai
atau tidak adalah dari efisiensi turbin tersebut.
Enthalpy Drop Methode sesuai dengan ASME
for Routine Performance Test of
persamaan seperti berikut:
dimana: EHP= efisiensi HP Turbine
∆h SHP= isentropic Enthalpy
∆h AHP = actual Enthalpy
dimana: EIP= Efisiensi IP Turbine
∆hSHP= isentropic Enthalpy
∆hAIP= actual Enthalpy
Untuk menentukan besarnya actual
∆hAHP = hMS - hCR
∆hAIP = hHR - hEX
dimana: hMS = Enthalpy dari Main
hCR = Enthalpy dari cold reheat
hHR = Enthalpy dari hot reheat
hEX = Enthalpy dari IP Exhaust
Enthalpy dihitung dari ASME steam
unsur air. Hal ini diakibatkan olehbeberapa faktor diantaranya pressure drop
yang tidak sempurna. Timbulnya pressure drop bisa diakibatkan oleh
/kebocoran, dll.
TURBINE
Salah satu parameter yang digunakan untuk menetukan apakah kondisi turbin masih layak pakai
atau tidak adalah dari efisiensi turbin tersebut. Efisiensi turbine dapat ditentukan dengan menggunakan
sesuai dengan ASME Power Test Code Report PTC-6S, Simplified Procedures
for Routine Performance Test of Steam Turbine. Untuk menentukan efisiensi
Turbine
Enthalpy drop HP Turbine
Enthalpy drop HP Turbine
Turbine
Enthalpy drop IP Turbine
Enthalpy drop IP Turbine
Enthalpy drop digunakan persamaan sebagai berikut:
Main Steam
cold reheat steam
hot reheat steam
IP Exhaust steam
steam table dengan parameter Tekanan (P) dan Temperatur (T)
91
ssure drop, pembakaran pada
bisa diakibatkan oleh head loss yang
Salah satu parameter yang digunakan untuk menetukan apakah kondisi turbin masih layak pakai
dapat ditentukan dengan menggunakan
Simplified Procedures
Untuk menentukan efisiensi turbine digunakan
drop digunakan persamaan sebagai berikut:
dengan parameter Tekanan (P) dan Temperatur (T)
Turbin
hMS : f ((PMS + PATM), TMS)
hCR : f ((PCR + PATM), TCR)
hHR : f ((PHR + PATM), THR)
hEX : f (PEX, TEX)
Perhitungan isentropic enthalpy drop adalah sebagai berikut:
∆hSHP = hMS – hSHP
∆hSIP = hHR - hSIP
dimana : hSHP = enthalpy dari uap yang berekspansi pada kondisi
hSIP = enthalpy dari uap yang berekspansi pada kondisi
Enthalpy dihitung dari ASME steam
berikut:
hSP : f((PCR = PATM), SMS)
hSIP : f(PEX, SHR)
entropy dihitung dari steam table menggunakan tekanan (P) dan Temperatur (T) sebagai berikut :
SMS : f((PMS = PATM), SMS)
SHR : f((PHR = PATM), THR)
drop adalah sebagai berikut:
dari uap yang berekspansi pada kondisi exhaust dari HP
dari uap yang berekspansi pada kondisi exhaust dari
steam table dengan parameter tekanan (P) dan Entropy
menggunakan tekanan (P) dan Temperatur (T) sebagai berikut :
entalpi
kondisi sub-cold
kondisi mixture/campuran
kondisi uap jenuh
92
dari HP Turbine
dari IP Turbine
Entropy (s) sebagai
menggunakan tekanan (P) dan Temperatur (T) sebagai berikut :
entropi
kondisi mixture/campuran
kondisi uap jenuh
Turbin
Contoh Tabel Properties H
2.9. MAINTENANCE / PERAWATAN
Maintenance/ perawatan Steam
umum, perawatan pada steam Turbine
Predictive, corective maintenance.
2.9.1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance merupakan pemeliharaan yang dilakukan atas dasar interval waktu
tertentu (hari, minggu, bulan, jam operasi atau kali operasi) yang telah ditetapkan terlebih dulu atau
kriteria tertentu lainnya serta dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan dari suatu item peralatan
mengalami kondisi yang tak diinginkan.
Gambar 2.47. Contoh Diagram Mollier yang Dinyatakan dalam Entalpi
Contoh Tabel Properties H2O pada tabel Termodinamika
PERAWATAN STEAM TURBINE
Steam Turbine diklasifikasikan berdasar pada beberapa tahap.
Turbine diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu Rutin/
merupakan pemeliharaan yang dilakukan atas dasar interval waktu
, bulan, jam operasi atau kali operasi) yang telah ditetapkan terlebih dulu atau
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan dari suatu item peralatan
mengalami kondisi yang tak diinginkan.
ontoh Diagram Mollier yang Dinyatakan dalam Entalpi(h-s Diagram)
93
O pada tabel Termodinamika
berdasar pada beberapa tahap. Secara
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu Rutin/Prevetive,
merupakan pemeliharaan yang dilakukan atas dasar interval waktu
, bulan, jam operasi atau kali operasi) yang telah ditetapkan terlebih dulu atau
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan dari suatu item peralatan
ontoh Diagram Mollier yang Dinyatakan dalam Entalpi-Entropi
Turbin
Namun demikian, ruang lingkup pekerjaan
pasang peralatan atau overhaul
penanganan tindak lanjutnya tidak lagi termasuk
kriteria Corrective Maintenance, Overhaul
dilakukan tanpa harus melakukan shutdown
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam perawatan ini dikenal sebagai
Clean/ pengencangan, pelumasan, dan pembersihan). Perawatan
tindakan-tindakan semacam pengencangan baut dan ko
dan pengcekan pelumas.
Dalam preventive maintenance
dibeedakan menjadi 3, yaitu:
a. Simple Inspection (SI)
Scope kerja dari pemeliharaan ini adalah pemeriksaan pada
(MSV) dan Control Valve (CV
kondisi dari MSV dan CV apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Tanpa melakukan
pelepasan.
b. Mean Inspection (ME)
Tindakan yang dilakukan dilakukan pada
inspection akan digunakan sebagai data pada
dengan melakukan pemeriksaan level dan kondisi pelumas pada ra
c. Serious Inspection (SE)
Pada serious inspection
inspection. Pada serious inspection
tidak layak pakai, maka dilakukan pergantian
2.9.2. Predictive Maintenance
Predictive maintenance pada
mengetahui kondisi berdasarkan vibrasi, temperatur, dan pelumas
dilakukan adalah pengecekan vibrasi/getaran, temperatur dari peralatan, dan properties pelumas yang
telah diambil samplenya secara rutin.
ruang lingkup pekerjaan Preventive Maintenance tidak termasuk bongkar
peralatan. Dengan demikian, temuan-temuan kerusakan serta
penanganan tindak lanjutnya tidak lagi termasuk Preventive Maintenance, namun sudah masuk pada
Corrective Maintenance, Overhaul atau Proactive. Pelaksanaan Preventive Maintenance
shutdown unit pembangkit.
tindakan yang perlu dilakukan dalam perawatan ini dikenal sebagai
/ pengencangan, pelumasan, dan pembersihan). Perawatan pada preventive ini hanya melakukan
tindakan semacam pengencangan baut dan komponen-komponen lain yang perlu dikencangan
preventive maintenance terdapat tindakan-tindakan inspeksi. Tindakan inspeksi
kerja dari pemeliharaan ini adalah pemeriksaan pada pemeriksaan Main Stop
Control Valve (CV). Pemeriksaan dilakukan hanya pada sebatas pemeriksaan
kondisi dari MSV dan CV apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Tanpa melakukan
Tindakan yang dilakukan dilakukan pada bearing. Data yang didapatkan dari
akan digunakan sebagai data pada serious inspection. Mean inspection
dengan melakukan pemeriksaan level dan kondisi pelumas pada radial dan
serious inspection tindakan yang dilakukan berdasarkan pada data dari
serious inspection apabila dirasa part/komponen dari steam turbine
tidak layak pakai, maka dilakukan pergantian part/komponen tersebut.
pada steam Turbine merupakan perawatan yang
mengetahui kondisi berdasarkan vibrasi, temperatur, dan pelumas pada saat itu. Pengecekan yang perlu
dilakukan adalah pengecekan vibrasi/getaran, temperatur dari peralatan, dan properties pelumas yang
telah diambil samplenya secara rutin.
94
tidak termasuk bongkar
temuan kerusakan serta
, namun sudah masuk pada
Preventive Maintenance
tindakan yang perlu dilakukan dalam perawatan ini dikenal sebagai TLC (Tight, Lube,
ini hanya melakukan
komponen lain yang perlu dikencangan
tindakan inspeksi. Tindakan inspeksi
pemeriksaan Main Stop Valve
). Pemeriksaan dilakukan hanya pada sebatas pemeriksaan
kondisi dari MSV dan CV apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Tanpa melakukan
. Data yang didapatkan dari mean
Mean inspection dilakukan
dial dan axial bearing.
tindakan yang dilakukan berdasarkan pada data dari mean
steam turbine sudah
perawatan yang dilakukan untuk
itu. Pengecekan yang perlu
dilakukan adalah pengecekan vibrasi/getaran, temperatur dari peralatan, dan properties pelumas yang
Turbin
Pemeliharaan ini ditujukan untuk melihat tren dari kondisi vibrasi, temperatur dan
Apabila ditemukan adanya anomaly dari level normal, maka frekuensi pengambilan data semakin
diperpendek.
Pemeliharaan yang dilakukan dengan melakukan kegiatan
gejala kerusakan suatu peralatan serta melakukan kajian
pemeliharaan selanjutnya dapat dilakukan tepat sebelum terjadinya kerusakan/kegagalan. Pelaksanaan
Predictive Maintenance dilakukan tanpa harus melakuka
dimungkinkan bila hanya membutuhkan
Maintenance dalam pelaksanaanya merupakan kegiatan
waktu, interval operasi atau kriteria tertentu lainnya yang ditetapkan lebih dulu. Tindak lanjut terencana
dari kegiatan Predictive Maintenance
2.9.3. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan
terjadwal atau suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan (termasuk memperbaiki dan
adjusment) peralatan yang tidak bekerja
Maintenance dapat dilakukan saat p
sedang tidak beroperasi.
2.9.4. Proactive Maintenance
Suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengatasi akar penyebab kegagalan suatu
peralatan, dengan melakukan tindakan berupa modifikasi
untuk mengembalikan atau menambah kemampuan dan keandalan peralatan atau unit pembangkit.
Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan ini
menyempurnakan kinerja peralatan a
solving yang direkomendasikan oleh Bidang
kan untuk melihat tren dari kondisi vibrasi, temperatur dan
Apabila ditemukan adanya anomaly dari level normal, maka frekuensi pengambilan data semakin
Pemeliharaan yang dilakukan dengan melakukan kegiatan Condition Monitoring
gejala kerusakan suatu peralatan serta melakukan kajian Failure Analysis secara dini sehingga tindakan
pemeliharaan selanjutnya dapat dilakukan tepat sebelum terjadinya kerusakan/kegagalan. Pelaksanaan
dilakukan tanpa harus melakukan shutdown unit pembangkit, namun
dimungkinkan bila hanya membutuhkan shutdown peralatan. Dengan demikian, pekerjaan
dalam pelaksanaanya merupakan kegiatan monitoring secara berkala atas dasar interval
iteria tertentu lainnya yang ditetapkan lebih dulu. Tindak lanjut terencana
Predictive Maintenance seperti perbaikan atau penggantian part dari suatu peralatan
adalah kegiatan pemeliharaan atau perbaikan peralatan yang tidak
terjadwal atau suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan (termasuk memperbaiki dan
adjusment) peralatan yang tidak bekerja supaya berfungsi sebagaimana mestinya.
dapat dilakukan saat peralatan sedang beroperasi maupun stand by
Suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengatasi akar penyebab kegagalan suatu
peralatan, dengan melakukan tindakan berupa modifikasi atau penggantian peralatan yang bersifat
untuk mengembalikan atau menambah kemampuan dan keandalan peralatan atau unit pembangkit.
Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan ini bisa bersifat menambah asset dan bisa juga hanya
menyempurnakan kinerja peralatan atau unit. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari
yang direkomendasikan oleh Bidang Engineering.
95
kan untuk melihat tren dari kondisi vibrasi, temperatur dan pelumas.
Apabila ditemukan adanya anomaly dari level normal, maka frekuensi pengambilan data semakin
Condition Monitoring dan diagnosis
secara dini sehingga tindakan
pemeliharaan selanjutnya dapat dilakukan tepat sebelum terjadinya kerusakan/kegagalan. Pelaksanaan
unit pembangkit, namun
peralatan. Dengan demikian, pekerjaan Predictive
secara berkala atas dasar interval
iteria tertentu lainnya yang ditetapkan lebih dulu. Tindak lanjut terencana
seperti perbaikan atau penggantian part dari suatu peralatan.
atau perbaikan peralatan yang tidak
terjadwal atau suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan (termasuk memperbaiki dan
berfungsi sebagaimana mestinya. Corrective
stand by ataupun peralatan
Suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengatasi akar penyebab kegagalan suatu
atau penggantian peralatan yang bersifat
untuk mengembalikan atau menambah kemampuan dan keandalan peralatan atau unit pembangkit.
dan bisa juga hanya
. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari problem