36
BAB II ISI LETAK SUNGSANG Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang/membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni: Presentasi bokong (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong (1,4). Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%) Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki (1,4). Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling) (10 30%). 1

67552294-makalah-sungsang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 67552294-makalah-sungsang

BAB II

ISI

LETAK SUNGSANG

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang/membujur dengan

kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri.

Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:

Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).

Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas

sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada

pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong (1,4).

Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%)

Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki (1,4).

Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling)

(10 30%).

Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping

bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian

paling rendah adalah satu atau dua kaki (1,4).

PATOFISIOLOGI

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam

uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih

1

Page 2: 67552294-makalah-sungsang

banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin

dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang (6) .

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif

berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka

bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala

berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti

mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,

sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi

kepala (6) .

Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi

sungsang.

ETIOLOGI

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya ialah

prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan

panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan

kelainan bentuk uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat

pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan didaerah

fundus. Kelainan fetus juga dapat men yebabkan letak sungs ang seperti malformasi CNS,

massa dileher, aneuploidi (1) .

TANDA DAN GEJALA

Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa kehamilannya

terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan

lebih hanyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa

dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada

yang sungsang.

Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I

difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung

disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.

Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,

tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya

ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus (1,4) .

2

Page 3: 67552294-makalah-sungsang

Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila didiagnosis dengan

pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut tebal, uterus berkontraksi atau

air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong vang ditandai

dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus

dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu

jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama

dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong mengalami edema sehingga

kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat

membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus

mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba

tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk

segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada presentasi bokong

kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi

bokong kaki tidak sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong. Informasi yang paling

akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis posisi (1) .

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam, sehingga harus di

pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Magnetic

Resonance Imaging) . Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin,

bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan

cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah,

konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan bawaan anak (1,2,4) .

Pemeriksaan USG juga sangat berperan dalam mengidentifikasi kasus janin dengan

letak sungsang hal ini sangat penting untuk mengetahui atau mengidentifikasi ada atau

tidaknya presentasi tali pusat sehingga bisa mencegah terjadinya prolapsus tali pusat

pada saat persalinan karena persalinan sungsang pervaginam memiliki risiko

terjadinya prolapsus tali pusat.

DIAGNOSIS

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan. Dari

anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan

3

Page 4: 67552294-makalah-sungsang

gerakan anak lebih banyak dibagian bawah rahim. Dari riwayat kehamilan mungkin diketahui

pernah melahirkan sungsang.

Sedangkan dari pemeriksaan fisik Leopold akan ditemukan dari Leopold I difundus akan

teraba bagian bulat dan keras yakni kepala, Leopold II teraba punggung dan bagian kecil

pada sisi samping perut ibu, Leopold III-IV teraba bokong di segmen bawah rahim. Dari

pemeriksaan dalam akan teraba bokong atau dengan kaki disampingnya. Disini akan teraba

os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan penunjang juga dapat digunakan

untuk menegakkan diagnosis seperti ultrasonografik atau rontgen (1,2,4) .

Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh Bidan:

1. Anamnesa

Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak dibagian

bawah. Ibu sering merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa

nyeri pada daerah tulang iga karena kepala janin.

2. Pemeriksaan luar / palpasi

Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus. Punggung dapat diraba pada

salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, diatas simphisis teraba

bagian yang kurang bundar dan lunak.

3. Auskultasi

Denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat yang

lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).

4. Pemeriksaan dalam

Setelah ketuban pecah teraba ujung os sakrum, kedua tubera ossis ischii, dan anus,

genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba dan bila teraba bagian kecil

bedakan apakah kaki atau tangan.

DIAGNOSIS BANDING

Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan dengan letak muka.

Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan

dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke

dalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada

letak muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta

4

Page 5: 67552294-makalah-sungsang

mulut dan tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah

dapat dibedakan (1,4) .

PENATALAKSANAAN

1. Dalam Kehamilan

Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang yakni

dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan

uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position

atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi) (1) .

Versi sefalik eksternal (ECV) dari janin sungsang di panjang (setelah 37

minggu) telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah presentasi sungsang

dan operasi caesar, namun tingkat keberhasilan relatif rendah. Tinjauan ini

membahas studi memulai ECV yang dilakukan (sebelum usia kehamilan 37

minggu). Dibandingkan dengan tidak ada upaya ECV, ECV dimulai sebelum

aterm untuk mengurangi non-sefalika kelahiran.

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi

luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin

masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit

dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang.

Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut

jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar;

panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa (1,2,4) .

Teknik :

1. Tahap mobilisasi

Adalah tahap dimana penolong membebaskan bagian terbawah janin dari pintu

atas panggul, Posisi penolong berada di sebelah kiri ibu, menghadap kaki ibu.

2. Tahap eksentrasi

Adalah tahap setelah membebaskan bagian terendah janin, kemudian diletakkan di

fossa iliaca. Pada Tahap ini penolong berada di sebelah kanan ibu, menghadap

muka.

3. Tahap rotasi

5

Page 6: 67552294-makalah-sungsang

Pada tahap ini penolong merotasi janin dengan kedua tangan. Arah putaran

dilakukan ke arah yang lebih dekat ke pintu atas panggul, atau ke arah yang tidak

ada tahanan. Setelah putaran berhasil dilakukan, diperiksa denyut jantung janin,

apakah terjadi gawat janin atau tidak

4. Tahap fiksasi

Setelah dilakukan rotasi sesuai dengan yang diinginkan, perut ibu dipasang gurita,

selama satu minggu sampai kontrol ulang .

Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi

pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat

prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-

like score).

Skor 0 1 2 3

Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+

Panjang serviks 3 2 1 0

Station -3 -2 -1 +1, +2

Konsistensi Kaku Sedang Lunak

Position Posterior Mid Anterior

6

Page 7: 67552294-makalah-sungsang

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9. Kalau versi luar

gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut, penggunaan narkosis dapat

dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta

karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga

penggunaan narkosis dihindari pada versi luar (4) .

2. Dalam Persalinan

Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran

dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah

tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta

previa atau adanya tumor dalam rongga panggul (4).

Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka penatalaksanaan

persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan pervaginam atau

perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada

pembukaan dan penurunan bokong (1,4) . Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang:

bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang

adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD,

kepala fleksi. Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:

Persalinan bokong

a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.

b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam

sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.

c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia

bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.

d. Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.

e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan

trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.

f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.

g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.

·Persalinan bahu

a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.

b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.

c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan

bertindak sebagai hipomoklion.

d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.

7

Page 8: 67552294-makalah-sungsang

e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga

seluruh bahu janin lahir.

f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.

g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.

Persalinan kepala janin

a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi dagu

berada dibagian posterior.

b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan oleh

simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput sebagai

hipomiklion.

c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan muka

seluruhnya.

d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi dapat

lahir.

e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir dan

mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti biasa.

Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit (1-5).

Mekanisme letak sungsang dapat dilihat dalam gambar berikut:

Tipe dari presentasi bokong:

a) Presentasi bokong (frank breech)

b) Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)

c) Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling)

8

Page 9: 67552294-makalah-sungsang

o Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.

o Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam sehingga

trokanter depan berada di bawah simfisis.

o Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia

bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.

o Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.

9

Page 10: 67552294-makalah-sungsang

o Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan trokanter

depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.

o Jika bokong tidak mengalami kemajuan selama kontraksi berikutnya, episiotomi dapat

dilakukan dan bokong dilahirkan dengan traksi ke bawah perut.

o Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.

o Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.

10

Page 11: 67552294-makalah-sungsang

o Jika kaki janin telah keluar, penolong dapat menyusupkan tangan sepanjang kaki anterior

dan melahirkan kaki dengan flexi dan abduksi sehingga bagian badan lainnya dapat

dilahirkan.

o Bahu janin mencapai pelvic 'gutter' (jalan sempit) dan melakukan putar paksi dalam

sehingga diameter biacromion terdapat pada diameter anteroposterior diameter pelvic

bagian luar.

o Secara simultan, bokong melakukan rotasi anterior 90o. Kepala janin kemudian masuk ke

tepi pelvik, sutura sagitalis berada pada tepi diameter transversal. Penurunan ke dalam

pelvic terjadi dengan flexi dari kepala.

(Professor Jeremy Oats and Professor Suzanne Abraham, 2005)

Jenis-jenis persalinan sungsang:

1. Persalinan Pervaginam

Berdasarkan tenaga yang dipakal dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan

pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan

dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.

b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin

dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi

dengan tenaga penolong.

c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya

dengan memakai tenaga, penolong.

2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).

11

Page 12: 67552294-makalah-sungsang

Prosedur pertolongan persalinan spontan

Tahapan :

1. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong sampai pusat (skapula

depan).

2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai lahirnya mulut.

3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.

Teknik :

1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lagi

persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran.janin harus

selalu disediakan cunam Piper.

2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva. Ketika timbul

his ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal paha. Pada saat bokong mulai

membuka vulva (crowning) disuntikan 2-5 unit oksitosin intramuskuler.

3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir,

bokong dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu

panjang paha, sedangkan jani-jari lain memegang panggul.

4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak

teregang, tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada

badan janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan

ke punggung ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan,

sehingga gerakan tersebut disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan

dengan dilakukannya hiferlordossis, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller

pada fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul. Dengan gerakan hiperlordossis ini

berturut-turut lahir pusar, perut, badan lengan, dagu, mulut dan akhirnya kepala.

5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan rawat tali

pusat.

12

Page 13: 67552294-makalah-sungsang

Keuntungan :

Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolongtidak ikut masuk ke

dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang palingmendekati persalinan fisiologik, sehingga

mengurangi trauma pada janin.

Kerugian :

Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat dipimpin

secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku

seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.

Prosedur Manual Aid

Indikasi :

Dilakukan jika pada persalinan dengan cara Bracht mengalami kegagalan, misalnya terjadi

kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang dari awal sudah direncanakan

untuk manual aid.

Tahapan :

1. Tahap pertama :lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan

dan tenaga ibu sendiri.

2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.

Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :

a. Klasik (Deventer)

b. Mueller

c. Lovset

d. Bickenbach.

3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara:

a. Mauriceau (Veit-Smellie)

b. Najouks

c. Wigand Martin-Winckel

d. Parague terbalik

e. Cunam piper

Tehnik :

Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua melahirkan bahu

dan lengan oleh penolong:

13

Page 14: 67552294-makalah-sungsang

1. Cara klasik

Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan belakang

lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas (sacrum), kemudian melahirkan

lengan depan yang berada di bawaah simpisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan

kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga

perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke

dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada

fossa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah

mengusap muka janin. Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti

dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin

mendekati punggung ibu.

Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan. Keuntunga cara klasik adalah pada

umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang tetapi kerugiannya lengan

janin relative tinggi didalam panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir

yang dapat manimbulkan infeksi.

Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002) :

Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan Bracht baht dan tangan

tidak bisa lahir.Prosedur :

1. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki

lahir.

2. Tali pusat dikendorkan.

3. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas

a. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu

kiri bayi yang berada di belakang.

b. Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu

kanan bayi yang berada di belakang.

14

Page 15: 67552294-makalah-sungsang

4. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan

lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.

5. Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral

dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara

yang sama.

2. Cara Mueller

Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan lengan

depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.

Bokong janin dipegang dengan femuropelvik yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar

spina sakralis media dan jari telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian

depan. Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan

tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.

Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke atas sampai bahu belakang lahir.

Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.

Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan

tangan tidak bisa lahir. Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki

dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.

Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu

dan lengan belakang.

3. Cara lovset

15

Page 16: 67552294-makalah-sungsang

Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah

lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang

sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.

Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak

sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan pada sungsang

dengan primigravida, janin besar, panggul sempit.

(Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala / nuchal arm):

a. Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan. Memutar

bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang

muchal.

b. Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan beberapa kali

hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara Klasik atau Muller.

4. Cara Bickhenbach

Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara klasik.

Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul (after coming head)

1. Cara Mauriceau

16

Page 17: 67552294-makalah-sungsang

Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari

tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari keempat mencengkeram fossa

kanina, sedang jari lain mencengkeram leher. Badan anak diletakkan diatas lengan bawah

penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang

lain mencengkeram leher janin dari punggung. Kedua tangan penolong menarik kepala janin

curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan

terutama dilakukan oleh penolong yang mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila

suboksiput tampak dibawah simpisis, kepala dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai

hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar

dan akhirnya lahirnya seluruh kepala janin.

Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan Bracht kepala

belum lahir):

1) Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda

(Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).

2) Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.

3) Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi

4) Minta seorang asisten menekan fundus uteri.

5) Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan

melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang

dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut..

b) Cara Naujoks

Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak dimasukkan ke

dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang mencengkeram leher janin menarik bahu

17

Page 18: 67552294-makalah-sungsang

curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah

bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang berat.

c) Cara Prague Terbalik

Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sacrum

dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong mencengkeram leher dari bawah

dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lain

memegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada

bahu janin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion,

kepala janin dapat dilahirkan.

d) Cara Cunam Piper

Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin diletakkan

dipunggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas sehingga punggung janin

mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper sama prinsipnya dengan pemasangan

pada letak belakang kepala. Hanya saja cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan

pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi ke atas

dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan

akhirnya seluruh kepala lahir.

Prosedur Ekstraksi Sungsang

1. Teknik ekstraksi kaki

18

Page 19: 67552294-makalah-sungsang

Tangan dimasukkan ke dalam jalan lahir mencari kaki depan dengan menelusuri bokong,

pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga

kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang dikuar mendorong fundus uterus ke bawah. Setelah

kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan dituntun

keluar dari vagina sampai batas lutut. Kedua tangan memegang betis janin, kaki ditarik curam

kebawah sampai pangkal paha lahir. Pangkal paha dipegang kemudian tarik curam ke bawah

trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas

sehingga trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah bokong lahir maka untuk

melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks, badan janin ditarik

curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lainnya

dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.

Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan bayi /

ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.

1. Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha sampai lutut,

kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah

menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi

pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai

batas lutut.

2. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di

belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki

ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha lahir.

3. Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari di

belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.

4. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian

pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter

belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.

19

Page 20: 67552294-makalah-sungsang

5. Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih

dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka

pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah.

6. Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.

2. Teknik ekstraksi bokong

Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada di dasar

panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolong yang searah bagian

kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan paha depan. Dengan

jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan ditarik curam kebawah, sehingga trokhanter tampak

dibawah simpisis, maka jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik

curam kebawah sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-

pelviks kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.

Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila

kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang mengharuskan bayi segera

dilahirkan.

1. Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam

jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau

krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini,

maka tangan penolong yang lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke

bawah.

2. Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari

telujuk penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong

lahir.

3. Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau Lovset.

Prosedur Persalinan Sungsang Perabdominam

Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan yang terbaik ditinjau

dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam memberi

trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua letak

sungsang harus dilahirkan perabdominam.

Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria bila:

1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya (disproporsi feto pelvic atau

skor Zachtuchni Andros ≤ 3).

Skor Zachtuchni Andros

20

Page 21: 67552294-makalah-sungsang

Parameter

Nilai

0 1 2

Paritas Primi Multi -

Pernah letak sungsang Tidak 1 kali 2 kali

TBJ >3650 gram 3649-3176 g < 3176 g

Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu

Station < -3 -2 -1 atau >

Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm

Arti nilai:

≤ 3:persalinan perabdominam

4 :evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap

dapat dilahirkan pervaginam.

>5 : dilahirkan pervaginam.

2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.

3. Didapatkan distosia

4. Umur kehamilan:

Prematur (EFBW=2000 gram)

Post date (umur kehamilan ≥ 42 minggu)

5. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan)

Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, milai social janin tinggi.

6. Komplikasi kehamilan dan persalinan:

Hipertensi dalam persalinan

Ketuban pecah dini

KOMPLIKASI

Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:

1. Dari faktor ibu:

Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.

Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)

Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.

21

Page 22: 67552294-makalah-sungsang

Komplikasi segera termasuk berjalan menyakitkan disekitar 4% pasien, inkontinensia

stres dan lokal lebam di sekitar 3%, fistula obstetrik di sekitar 2%, dan osteitis dalam

waktu kurang dari 1%. Ikutan jangka panjang lebih dari satu tahun telah dilakukan

hanya dalam waktu sekitar 200 kasus. Kesulitan berjalan tampaknya menghilang

dengan waktu. Inkontinensia urin atau nyeri di sacroiliac atau symphyseal sendi terus

sebagai masalah dalam kurang dari 2% pasien.

2. Dari faktor bayi:

Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahan alat-alat

vital intra-abdominal.

Infeksi karena manipulasi

Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher, rupture alat-

alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis dan fasialis, kerusakan pusat

vital di medulla oblongata, trauma langsung alat alat vital (mata, telinga, mulut),

asfiksisa sampai lahir mati (1,3,4).

PERAN BIDAN

Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya :

a) Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk

mendapatkan petunjuk kepastian dalam lahir.

b) Bila ada kesempatan, melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan

pertolongan persalinan yang optimal.

c) Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama

dokter.

d) Klien harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis dalam

bentuk Informed consent.

22

Page 23: 67552294-makalah-sungsang

PROGNOSIS

Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan

dengan letak kepala. Di RS Karjadi Semarang, RS Umum Dr. Pringadi Medan dan RS Hasan

Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing-masing 38,5%, 29,4% dan

16,8%. Eastmen melaporkan angkaangka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian

perinatal yang terpenting akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu

kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan

lepasnya placenta sebelum kepala lahir. Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit

umbilicus dilahirkan akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin berbafas

sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan karena mucus yang terhisap dapat

menyumbat jalan nafas.

Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering

dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna, tetapi

jarang dijumpai pada presentasi bokong (1, 7).

Singkatnya,pada seorang ibu nulipasa yang melahirkan sungsang secara pervaginam

menyebabkan adanya peningkatan yang lebih besar yaitu sembilan kali lipat dalam

risiko kematian neonatal bila dibandingkan dengan proses persalinan melalui bedah

caesar. Bayi dari wanita nulipara dengan letak sungsang juga ditemukan memiliki

peningkatan risiko yang signifikan terhadap trauma lahir, asfiksia, cedera pleksus

brakialis, dan ganguan pernafasan yang berkesinambungan.

Wanita yang memiliki operasi caesar elektif untuk presentasi sungsang pada

kehamilan pertama mereka memiliki sekitar 1 dalam 10 kesempatan memiliki operasi

caesar elektif untuk presentasi sungsang dalam kedua mereka kehamilan. Secara

keseluruhan, insiden bagian ulangi caesar untuk bayi kedua mereka adalah 43,8%, dan

dari mereka diperbolehkan untuk melahirkan, 84% persalinan pervaginam. Hasil ini

lebih baik dibandingkan dengan wanita yang memiliki operasi caesar elektif dengan

presentasi sefalik pada kehamilan pertama mereka. (jurnal sungsang fix)

23

Page 24: 67552294-makalah-sungsang

BAB III

KESIMPULAN

Disebut letak sungsang apabila janin membujur dalam rahim dengan bokong/kaki

pada bagian bawah. Tergantung dari bagian terendah dapat dibedakan menjadi: presentasi

bokng murni, bokong kaki, kaki. Diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik yaitu palpasi

Leopold I didapatkan kepala/Ballotement di fundus, Leopold II teraba punggung di satu sisi

dan bagian kecil di sisi lain, Leopold III-IV bokong terba dibagian bawah rahim dan

dilakukan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan penunjang dengan ultrasonografi dan foto

rontgen.

Penanggulangan letak sungsang yakni:

1. Waktu hamil (antenatal) yaitu untuk kehamilan 28-30 minggu dilakukan untuk

mencari kausa dengan USG. Jika tidak ada kelainan dapat dilakukan knee chest

position atau dengan versi luar.

2. Waktu persalinan yaitu dapat pervaginam dengan cara spontan Bracht, Manual

Aid/Lovset-Mauriceau, total ekstraksi. Persalinan perabdominal (seksio sesaria)

dipilih jika persalinan pervaginam sukar dan berbahaya (ZA skor ≤ 3), tali pusat

menumbung pada primi/multigravida, distosia, premature/postmatur, riwayat obstetric

buruk, nilai janin tinggi dan terdapat komplikasi kehamilan dan persalinan seperti

hipertensi dalam kehamilan, ketuban pecah dini.

24

Page 25: 67552294-makalah-sungsang

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams

Obstetrics.22st edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division, 509-

536.

2. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of

699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol

2002;187:1694-8.

3. Manuaba, I.B. 1995. Persalinan Sungsang dalam: Operasi Kebidanan Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,

174-201.

4. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2006. Letak Sungsang, dalam Ilmu kebidanan, edisi

keenam. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 606-622

5. Wiknjosastro H. 2002. Patologi Persalinan dan Penanganannya dalam Ilmu

Kebidanan, edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka: 607-622.

6. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of

Obstetrics and Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh: 168-171

25