9

Click here to load reader

6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

52

BAB VI

ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP

KINERJA OPERATOR

6.1Tujuan Praktikum

1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami kondisi kebisingan yang dapat

mempengaruhi hasil suatu pekerjaan.

2. Praktikan dapat mengetahui tingkat kebisingan yang diizinkan untuk suatu

pekerjaan tertentu.

3. Praktikan dapat menentukan kebisingan dengan ambang batas.

6.2 Landasan Teori

Kemajuan teknologi ternyata banyak menimbulkan masalah-masalah

seperti diantaranya yang dikatakan sebagai polusi, dimana keadaan ini tidak

terjadi di masa lampau. Salah satu polusi yang sekarang menyibukkan para ahli

untuk mengatasinya ialah kebisingan, yaitu bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki

oleh telinga kita. Tidak dikehendaki karena terutama pada jangka panjang bunyi-

bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja. Merusak pendengaran, dan

dapat menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut peneliti kebisingan

yang serius dapat menyebabkan kematian.

Frekuensi dapat hilang dikarenakan tidak cukupnya frekuensi respon.

Pengaruh dari penyaringan di dalam intelijibilitas (mudah atau jelas untuk

dimengerti) transmisi suara harusnya diperkuat. Pengaruh terlalu tinggi atau

rendahnya penyaringan tersebut.

Page 2: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

53

1. Ambang Batas

Ditunjukkan dari pengaruh dari rentang ambang batas kebisingan dari

pemahaman kata-kata. Sebagai contoh di sini pembicara setinggi 70 dB dan

tingkat kebisingan 60 dB, maka sekitar 55% suku kata mudah dipahami. Tingkat

pemahaman suku kata tersebut akan memberikan tingkat pemahaman kalimat

setinggi 95%. Jadi penyampaian berita yang sederhana akan dapat dimengerti

selama tingkat pemberitaannya setinggi 10 dB atau lebih tinggi dari ambang batas

kebisingan. Akan tetapi untuk berita yang lebih kompleks yang terdiri dari kata-

kata yang kurang dikenal, tingkat pembicaraannya harus 20 dB atau lebih tinggi

tingkat pembicaraaan dikategorikan sebagai berikut :

Percakapan biasa : 60 – 65 dB

Pembicara di suatu seminar : 65 – 75 dB

Berteriak : 80 – 85 dB

Nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan pada jarak 1 meter dari pembicara.

Dari ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi akan sulit pada ambang

pembicaraan harus berteriak pada telinga pendengar.

Berbagai macam kesulitan di dalam mendengar ditentukan oleh beberapa

hal :

1. Usia.

2. Penyakit.

3. Kebisingan yang menyebabkan ketulian.

4. Jenis bahasa.

5. Pendidikan.

Page 3: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

54

Kebisingan yang menyebabkan ketulian ditunjukkan oleh rentang

frekuensi 2000-6000 Hz. Para pekerja yang bekerja pada rentang frekuensi

tersebut harus selalu dites secara periodik pada kemampuan dengarnya. Satu hal

yang tidak kalah pentingnya yaitu adanya umpan balik untuk mengetahui apakah

berita telah diterima dan dimengerti secara sempurna.

Grafik 6.1. Spektrum pada tingkat pembicaraan untuk Pria dan Wanita. N.I.D

menunjukkan daerah dimana pendengaran akan berkurang.

Bunyi yang tidak memberikan kenikmatan, disebut kebisingan. Dengan

demikian kebisingan dianggap sebagai salah satu polutan yang selalu diprotes

karena merupakan salah satu sumber stress dalam industri.dalam kaitan ini

kebisingan memiliki efek yang berbeda terhadap kinerja. Sumber kebisingan

dapat berupa apa saja, mulai dari mesin-mesin di pabrik (suara bernada tinggi dari

mesin bubut, suara hempasan dari mesin tekan), suara “klik” dari keyboard,

pesawat yang melintas di angkasa, lalu lintas di jaan raya (kendaraan bermotor).

Tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh sumber bunyi (sound pressure

level) dapat dihitung dari perbandingan dari tekanan sumber tersebut. Pada

tekanan sumber suara tersebut pada tekanan 0.0002 dyne/cm, yaitu tekanan bunyi

dengan frekwensi 1000 Hz yang tepat didengar oleh telinga normal.biasanya di

Page 4: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

55

dalam decibel (dB). Telinga manusia mempunyai sensitivitas yang logiritmik oleh

karena itu besaran yang tepat dipakai merupakan logaritma intensitas.

Ada 3 aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa ditentukan

tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : lama, intensitas, dan fekwensinya.

Makin lama telinga kita mendengarkan kebisingan, makin buruk akibatnya bagi

kita, diantaranya pendengaran yang makin berkurang.

Intensitas biasanya diukur dengan satuan decibel (dB), yang menunjukkan

besarnya arus energi per satuan luas. Berita ini skala intensitas yang biasa terjadi

di suatu tempat atau akibat suatu keadaan :

Tabel 6.1. Ambang Batas Pendengaran Manusia

Desibel Batas dengar tertinggi

Menulikan 100 - 120 Halilintar,meriam,mesin uap

Sangat hiruk

80 – 100

Jalan hiruk pikuk,perusahaan sangat

gaduh,pluit polisi

Kuat

60 – 80

Kantor gaduh, jalan pada umumnya,

radio, perussahaan

Sedang

40 – 60

Rumah gaduh, kantor umumnya,

percakapan kuat, radio perlahan

20 – 40

Rumah tenang, kantor perorangan,

auditorium, percakapan

Sangat tenang 0 – 20 Suara daun, berisik, batas dengar rendah

Page 5: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

56

Frekwensi menunjukkan jumlah dari gelombang-gelombang suara yang

sampai ke telinga kita stiap detik, dinyatakan dalam jumlah getaran atau hertz.

Lamanya telinga kita menerima kebisingan akan mempengaruhi tingkat

pendengaran kita. Tiffin, telah menyelidiki al itu, dan menyimpulkan dalam

bentuk gambar sebagai berikut :

Grafik 6.2. Kehilangan sebagian pendengaran akibat kebisingan setelah

jangka waktu tertentu.

6.3 ALAT PRAKTIKUM

1. Ruang iklim

2. Sound level meter

3. Tape

4. Speaker

5. Stop watch

6. Meja dan kursi

7. Alat tulis

Page 6: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

57

6.4 PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Bagi tugas di antara stu kelompok menjadi 2 orang

Praktikan dengan peran sebagai berikut :

a. 1 orang sebaai operator

b. 1 orang sebagai timer, pencatat, dan penghitung hasil percobaan

2. Siapkan perlatan yang akan digunakan, atur kondisi (ruang bising) dalam

kondisi normal berdasarkan ketetapan dan ketentuan yang ditetpakan oleh

asisten

3. Tentukan tingkat kebisingan dengan masng-masing perlakuan :

a. Sedang 40 dB

b. Kuat 60 dB

c. Sangat hiruk 80 dB

d. Menulikan 100 dB

4. Operator mulai masuk iklim dan memulai pekerjaan,bersamaan itu si

pengamat menghidupkan stop watch.

5. Catat hasil pekerjaan setelah 15 menit dan dicocokkan hasil pekerjaan

operator dengan hasil standar yang telah ditetapkan

6. Ulangi untuk pekerjaan dengan tingkat kebisingan yang berbeda

7. Lengkapi data percobaan masing-masing perlakuan hingga 10 data

8. Lakukan pengolahan data yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Uji normalitas data.

b. Uji homogenitas variasi.

Page 7: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

58

c. Anava

d. Uji T

9. Analisa data dari hasil pengolahan data di atas

6.5 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

6.5.1Data pengamatan

Tabel 7.1. Pengaruh Kebisingan Dan Temperatur Terhadap Kinerja Operator

Operator Perco

baan

20° 26° 30° Total

Rata-

rata 32-80dB 50-100dB 80-130dB

B S B S B S

I

1 20 5 20 5 20 5

2 10 15 19 6 23 2

3 18 7 21 4 22 3

4 18 7 19 6 22 3

5 21 4 17 8 23 2

Total 87 38 96 29 110 15 375 62.5

Rata-rata 17,4 7,6 19,2 5,8 22 3 75 12.5

II

1 19 6 20 5 20 5

2 18 7 18 7 19 6

3 16 9 23 2 20 5

4 21 4 20 5 21 4

5 19 6 17 8 19 6

Total 93 32 98 27 99 26 375 62.5

Rata-rata 18,6 6,4 19,6 5,4 19,8 5,2 75 12.5

Jumlah

Besar 180 70 194 56 209 41 750 125

Rata-rata 18 7 19,4 5,6 20,9 4,1 75 12.5

Page 8: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

59

6.5.2Pengolahan Data

y2 = (20 )

2 +(10 )

2+ (18 )

2+ (18 )

2+ (21)

2+ (5)

2+ (15)

2+ (7 )

2+ (7 )

2+ (4)

2+ (20)

2+

(19 )2+ (21)

2 + (19)

2+ (17 )

2+ (5 )

2+ (6 )

2+ (4 )

2+ (6)

2+ (8)

2+ (20 )

2+ (23 )

2+

(22 )2+ (22)

2+ (23 )

2+ (5 )

2+ (2 )

2+ (3 )

2+ (3 )

2+ (2)

2+ , (19)

2+ (18 )

2+ (16 )

2+

(21)2+ (19 )

2+ (20 )

2+ (18 )

2+ (23)

2+ (20)

2+ (17)

2+ (5 )

2+ (7 )

2+ (2 )

2+ (5)

2+

(8 )2+ (20 )

2+ (19 )

2+ (20 )

2+ (21 )

2+ (19)

2+ (5)

2+ (6 )

2+ (5)

2 + (4)

2+ (6)

2

= 12630

Ry = 5*3*2

)750( 2

= 30

562500

= 18750

Ay = 126305*3

)375()375( 22

= 1263015

281250

= 6120

By = 187505*2

)41()209()56()194()70()180( 222222

= -6406.6

Jab = 1/5 [(87)2 + (38)

2 + (96)

2 + (29)

2 + (110)

2 + (15)

2 + (93)

2 + (32)

2 + (98)

2 +

(27)2 + (99)

2 + (26)

2] – 18750

= - 6374.4

Aby = Jab – Ay - By

= (-6374.4) – 6120 – (-6406.6)

= -6087.8

Ey = Σy2 – Ry – Ay – By - Aby

= 12630 – 18750 – 6120 – (-6406.6) – (-6087.8)

= 254.4

Page 9: 6 ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN TERHAD KINERJA OPERATOR

60

Tabel 7.2. ANOVA

Sumber

Variansi dk JK KT F hitung

Rata-rata 1 18750 18750

Perlakuan

A (a – 1) 1 0 0 0

B (b – 1) 2 -6661,2 -3330,6 -37,546

AB (a-1)(b-1) 2 -1803,8 -901,9 -10,167

Kekeliruan 24 2129 88,708

JUMLAH 30 12414

Sumber : Pengolahan Data Praktikum

Untuk A

F tabel = 4,26

F hitung = 0

Jadi F tabel > F hitung

Berarti kedua operator sama

Untuk B

F tabel = 3,40

F hitung = -37,546

Jadi F tabel > F hitung

Berarti kedua operator sama

Untuk AB

F tabel = 3,40

F hitung = -10,167

Jadi F tabel > F hitung

Berarti kedua operator sama