32
SKENARIO 2 SKENARIO 2 TUTORIAL 9 TUTORIAL 9

Kebisingan & Ketulian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

Page 1: Kebisingan & Ketulian

SKENARIO 2SKENARIO 2TUTORIAL 9TUTORIAL 9

Page 2: Kebisingan & Ketulian

KeywordKeyword

• Laki2 50 tahunLaki2 50 tahun• Pekerja pabrik asbes selama 10 Pekerja pabrik asbes selama 10

tahun di bag.produksitahun di bag.produksi• Tinitus n deafnes 2 telinga 6 bln Tinitus n deafnes 2 telinga 6 bln

terakhir 2mgg terakhir + beratterakhir 2mgg terakhir + berat• Tes bisik: 4 meter kanan kiri Tes bisik: 4 meter kanan kiri • Garputala bts ats turun kedua Garputala bts ats turun kedua

telingatelinga• Sulit menerima tlpn/jk Sulit menerima tlpn/jk

mendengarkan musik terasa mendengarkan musik terasa gembretgembret

• Tuli sensorineural telinga ka kiTuli sensorineural telinga ka ki

Page 3: Kebisingan & Ketulian

Klarifikasi IstilahKlarifikasi Istilah

• Tinitus :suatu gg pendengaran dg keluhan Tinitus :suatu gg pendengaran dg keluhan perasaan mengr bunyi spt denging, perasaan mengr bunyi spt denging, menderu, mendesis, deringan, dengung, menderu, mendesis, deringan, dengung, raungan atau byi klik tanpa rangsangan raungan atau byi klik tanpa rangsangan bunyi dr luar (dorland)bunyi dr luar (dorland)

• Deafness:penurunan fx pendgran pd slh Deafness:penurunan fx pendgran pd slh satu ato kedua telinga (dorland)satu ato kedua telinga (dorland)

• Audiometri: pmx fx pendengaran dg Audiometri: pmx fx pendengaran dg menggunakan alat elektronik yg menggunakan alat elektronik yg menghasilkan rangsang akustik dg menghasilkan rangsang akustik dg frekuensi n intensitas yg diketahui utk frekuensi n intensitas yg diketahui utk mengukur pendengaran (dorland)mengukur pendengaran (dorland)

• Tuli sensorineural: gg pndgrn akbt Tuli sensorineural: gg pndgrn akbt kerusakan koklea ato saraf kerusakan koklea ato saraf vestibulokokhlear (dorland)vestibulokokhlear (dorland)

Page 4: Kebisingan & Ketulian

Rumusan masalahRumusan masalah

• Apa yg menyebabkan px tinitus n Apa yg menyebabkan px tinitus n deafness?deafness?

• Apa pengaruh lamanya pekerjaan slm 10 Apa pengaruh lamanya pekerjaan slm 10 thn trhdp penyakit yg diderita pasien?thn trhdp penyakit yg diderita pasien?

• Mengapa selama 2 mgg ini keluhan Mengapa selama 2 mgg ini keluhan bertambah berat?bertambah berat?

• Bagaimanakah saran yg diberikan dokter Bagaimanakah saran yg diberikan dokter perusahaannya thdp kelanjutan perusahaannya thdp kelanjutan pekerjaannya?pekerjaannya?

• Bagaimanakah interpretasi dr pmx yg Bagaimanakah interpretasi dr pmx yg dilakukan?dilakukan?

• Bagaimanakah strategi intervensi bg px Bagaimanakah strategi intervensi bg px n pekerja lain serta pencegahannya?n pekerja lain serta pencegahannya?

Page 5: Kebisingan & Ketulian

HipotesisHipotesis1.Rongga telinga dlm—gelombang suara tinggi(4000Hz)-1.Rongga telinga dlm—gelombang suara tinggi(4000Hz)-

merusak sel rambut—respon thdp frek suara turun--tinitus n merusak sel rambut—respon thdp frek suara turun--tinitus n deafnessdeafness

2.Krn terpapar terus-menurus,intensitas tinggi slm 10 thn maka 2.Krn terpapar terus-menurus,intensitas tinggi slm 10 thn maka akan memperburuk kondisi pendengaran pd pasienakan memperburuk kondisi pendengaran pd pasien

3. Krn terpapar nada tinggi trs menerus3. Krn terpapar nada tinggi trs menerus4. Memberikan saran utk pindah dr bag. Produksi, 4. Memberikan saran utk pindah dr bag. Produksi,

menggunakan alat pelindung telinga, alat bantu dengar dan menggunakan alat pelindung telinga, alat bantu dengar dan psikoterapipsikoterapi

5.interpretasi: tuli sedang 4 m, tuli persepsi5.interpretasi: tuli sedang 4 m, tuli persepsi6. Strategi intervensi: 6. Strategi intervensi:

-pemindahan kebagian pekerjaan dg tgkt kebisingan yg -pemindahan kebagian pekerjaan dg tgkt kebisingan yg rendahrendah-manajemen prosedur kerja perlu diperketat-manajemen prosedur kerja perlu diperketat-skrining audiometri scr berkala-skrining audiometri scr berkala-memberikan dg alat bantu dengar-memberikan dg alat bantu dengar-pencegahannya: mengg. Earplug, ear muff dan helmet-pencegahannya: mengg. Earplug, ear muff dan helmet

melakukan shift/roll kerja (on/off)melakukan shift/roll kerja (on/off)

Page 6: Kebisingan & Ketulian

Learning ObjektifLearning Objektif

Mahasiswa mampu memahami Mahasiswa mampu memahami mengetahui serta menjelaskan:mengetahui serta menjelaskan: Kebisingan dan Ketulian (definisi, Kebisingan dan Ketulian (definisi,

etio,klasifikasi, patofis(faktor resiko), etio,klasifikasi, patofis(faktor resiko), epidemi, manifes, pmx (anamnesis, fisik, epidemi, manifes, pmx (anamnesis, fisik, penunjang), terapi, komplikasi, penunjang), terapi, komplikasi, prognosisprognosis,pencegahan,pencegahan))

Diagnosis n identifikasi penyakit akbt kerjaDiagnosis n identifikasi penyakit akbt kerja Strategi penanganan penyakit akibat kerja Strategi penanganan penyakit akibat kerja

(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)

Page 7: Kebisingan & Ketulian

KERANGKA KONSEPKERANGKA KONSEP

Page 8: Kebisingan & Ketulian

Laki – laki 50 tahun

Laki – laki 50 tahun

Bekerja di pabrik asbes selama 10thn

Bekerja di pabrik asbes selama 10thn

Anamnesis:•Tinitus dan deafness ke2 telinga

kanan dan kiri•Kesulitan menerima telepon•Ketika mendengarkan musik

terasa grebek-grebek

Anamnesis:•Tinitus dan deafness ke2 telinga

kanan dan kiri•Kesulitan menerima telepon•Ketika mendengarkan musik

terasa grebek-grebek

Pemeriksaan fisik:•Tes bising 4 meter kanan dan

kiri disapat batas atas menurun pada kedua telinga

•Pemeriksaan audiometri tuli sensuroneural telinga kanan dan

kiri

Pemeriksaan fisik:•Tes bising 4 meter kanan dan

kiri disapat batas atas menurun pada kedua telinga

•Pemeriksaan audiometri tuli sensuroneural telinga kanan dan

kiri

Kebisingan Kebisingan

Rusak pada sel sensoris

Rusak pada sel sensoris

Kerusakan pada stria vaskularis

Kerusakan pada stria vaskularis

Kerusakan paa serabut

saraf

Kerusakan paa serabut

saraf

Degenerasi pada daerah

basal dari duktus coklear

(organ corti, sel rambut)

Degenerasi pada daerah

basal dari duktus coklear

(organ corti, sel rambut)

Pembengkakan / robekan dari sel

sensorik

Pembengkakan / robekan dari sel

sensorik

AnoksiaAnoksia

Page 9: Kebisingan & Ketulian

Diagnosis bandingTuli sensori neural

koklea

Diagnosis bandingTuli sensori neural

koklea

Bilateral >>Bilateral >>

Simetris Simetris • Maximum tuli selama 10 – 15 tahun

• Tidak sampai sangat berat

• Tidak bertambah parah bila bunyi dihilangkan

• Maximum tuli selama 10 – 15 tahun

• Tidak sampai sangat berat

• Tidak bertambah parah bila bunyi dihilangkan

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang Audiometri Audiometri

Diagnosis pasti Tuli sensori neural

koklea

Diagnosis pasti Tuli sensori neural

koklea

Otoskopik Otoskopik

Tes pelanaTes pelana

Page 10: Kebisingan & Ketulian

Prognosis Prognosis Pencegahan Pencegahan

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

• Penderita sebaiknya di pindahkan dari

lingkungan yang tidak bising.

• Diberikan alat bantu dengar

• Pasang Implan koklear pasien mengalami total

bilateral

• Penderita sebaiknya di pindahkan dari

lingkungan yang tidak bising.

• Diberikan alat bantu dengar

• Pasang Implan koklear pasien mengalami total

bilateral

• Pekerja harus di beri pelindung

bising :penutup telinga ,pelindung

kepala

• Pekerja harus di beri pelindung

bising :penutup telinga ,pelindung

kepala

Page 11: Kebisingan & Ketulian

Kebisingan & KetulianKebisingan & Ketulian(TRAUMA AKUSTIK)(TRAUMA AKUSTIK)

Page 12: Kebisingan & Ketulian

DEFINISIDEFINISI

Bising adalah suara atau bunyi yang tidak Bising adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan secara audiologi, bising adalah diinginkan secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi (Bashirudin, 2007)berbagai frekuensi (Bashirudin, 2007)

Kebisingan dalam hubungannya dengan Kebisingan dalam hubungannya dengan perlindungan kesehatan tenaga kerja perlindungan kesehatan tenaga kerja diartikan sebagai suara yang tidak diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat yang pada proses produksi dan atau alat-alat yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (suma’mur, 2009)gangguan pendengaran (suma’mur, 2009)

Page 13: Kebisingan & Ketulian

Gangguan pendengaran akibat bising ( noise Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL ) adalah tuli akibat induced hearing loss / NIHL ) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Tuli diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian akibat bising merupakan jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai setelah sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis.presbikusis.

Dalam lingkungan industri, semakin tinggi Dalam lingkungan industri, semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin lama waktu intensitas kebisingan dan semakin lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan pendengaran pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut.yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut.

Page 14: Kebisingan & Ketulian

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketulian Faktor-faktor yang mempengaruhi ketulian akibat bising antara lain:akibat bising antara lain:◦ Intensitas kebisinganIntensitas kebisingan◦ tipe bising (spektrum frekwensi)tipe bising (spektrum frekwensi)◦ Lamanya waktu terpapar perhari (duty cycle per day)Lamanya waktu terpapar perhari (duty cycle per day)◦ Lamanya masa kerja yang menjadi faktor utamaLamanya masa kerja yang menjadi faktor utama◦ Kerentanan individualKerentanan individual◦ Umur pekerjaUmur pekerja◦ Penyakit telinga yang menyertaiPenyakit telinga yang menyertai◦ Jarak dari sumber bunyi dan posisi tiap telinga Jarak dari sumber bunyi dan posisi tiap telinga

terhadap kebisinganterhadap kebisingan

Page 15: Kebisingan & Ketulian

Intensitas dan waktu paparan bising yang Intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankandiperkenankan

Tabel Intensitas bunyi dan waktu paparan yang Tabel Intensitas bunyi dan waktu paparan yang diperkenankan sesuai dengan Departemen diperkenankan sesuai dengan Departemen Tenaga Tenaga Kerja 1994 – 1995 ( dikutip dari kepustakaan 2 )Kerja 1994 – 1995 ( dikutip dari kepustakaan 2 )

Intensitas bising( dB )

Waktu paparanPer hari dalam jam

8587,59092,595100105110

864321½¼

Page 16: Kebisingan & Ketulian

Pengaruh BisingPengaruh Bising

Pengaruh AuditorialPengaruh Auditorial

Tuli akibat bising dan umumnya Tuli akibat bising dan umumnya terjadi dalam lingkungan kerja terjadi dalam lingkungan kerja dengan tingkat kebisingan yang tinggidengan tingkat kebisingan yang tinggi

Pengaruh Non AuditorialPengaruh Non Auditorial

dapat bermacam-macam gannguan dapat bermacam-macam gannguan mis: gg. Komunikasi, gg. Tidur, mis: gg. Komunikasi, gg. Tidur, gelisah, peningkatan tek darah dll.gelisah, peningkatan tek darah dll.

Page 17: Kebisingan & Ketulian

Trauma Pendengaran Trauma Pendengaran AkustikAkustik

Definisi Definisi Trauma pada telinga akibat paparan Trauma pada telinga akibat paparan

suara atau bunyi yang berlebihan suara atau bunyi yang berlebihan sehingga menyebabkan gangguan sehingga menyebabkan gangguan pendengaranpendengaran

Page 18: Kebisingan & Ketulian

Etiologi Etiologi Bising yang keras secara tiba-tiba atau Bising yang keras secara tiba-tiba atau

perlahan, misalnya :perlahan, misalnya : Suara ledakan bomSuara ledakan bom PetasanPetasan TembakanTembakan KonserKonser Earphone Earphone

Page 19: Kebisingan & Ketulian

Klasifikasi Klasifikasi Berdasarkan mula kejadiaanya :Berdasarkan mula kejadiaanya :

Trauma akustik akutTrauma akustik akutapabila disebabkan oleh ledakan, kerusakan telinga apabila disebabkan oleh ledakan, kerusakan telinga dapat mengenai membran (bersifat kondusif), bila dapat mengenai membran (bersifat kondusif), bila lebih hebat dapat merusak koklea (bersifat lebih hebat dapat merusak koklea (bersifat sensorial)sensorial)

Trauma akustik kronikTrauma akustik kronikakibat pencemaran lingkungan oleh bisingakibat pencemaran lingkungan oleh bising

Berdasarkan sifatnya :Berdasarkan sifatnya : NITT (Noise – Induced Temporary Threshold Shift) NITT (Noise – Induced Temporary Threshold Shift) perubahan ambang pendengaran akibat bising perubahan ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung sementarayang berlangsung sementara

NIPT (Noise – Induced Permanent Threshold Shift) NIPT (Noise – Induced Permanent Threshold Shift) perubahan ambang pendengaran akibat bising perubahan ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung permanenyang berlangsung permanen

Page 20: Kebisingan & Ketulian

Patogenesis Patogenesis

Kehilangan pendengaran unilateral dan bilateral

Bisa terjadi kerusakan berupa pecahnya gendang telinga, kerusakan tulang

pendengaran atau organ corti

Gangguan kemampuan meneruskan getaran ke organ corti

Melampaui kemampuan fisiologi telinga dalam

Energi suara

Page 21: Kebisingan & Ketulian

Pergerakan cairan dalam kokhlea

Kerusakan sel-sel rambut

dalam dan sel-sel penunjang

juga rusak.

Rusaknya organ corti

Pergerakan membran basiler

Robeknya membran Reisner

Cairan perilimfe dan endolimfe

bercampur

Degenerasi pada saraf

yangjuga dapat dijumpai di

nukleus pendengara

n pada batang otak.

Page 22: Kebisingan & Ketulian

Manifestasi klinisManifestasi klinisSecara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise inducedSecara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise induced

hearing loss ) adalah : hearing loss ) adalah :

1. Bersifat sensorineural1. Bersifat sensorineural

2. Hampir selalu bilateral2. Hampir selalu bilateral

3. Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing 3. Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ) Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB.loss ) Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB.

4. Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan 4. Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan.pendengaran yang signifikan.

5. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 5. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada 4000 dan 6000 Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz.frekwensi 4000 Hz.

6. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 6. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 40004000 dan 6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 – dan 6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 – 15 tahun.15 tahun. Selain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising Selain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan juga mempunyai pengaruh non auditory seperti yang berlebihan juga mempunyai pengaruh non auditory seperti pengaruh terhadap komunikasi wicara, gangguan konsentrasi, pengaruh terhadap komunikasi wicara, gangguan konsentrasi, gangguan tidur sampai memicu stress akibat gangguan pendengaran gangguan tidur sampai memicu stress akibat gangguan pendengaran yang terjadi.1-3,12,13yang terjadi.1-3,12,13

Page 23: Kebisingan & Ketulian

EpidemiologiEpidemiologi

Oetomo, A dkk ( Semarang, 1993 ) dalam Oetomo, A dkk ( Semarang, 1993 ) dalam penelitiannya terhadap 105 penelitiannya terhadap 105 karyawan karyawan pabrik dengan intensitas bising antara 79 pabrik dengan intensitas bising antara 79 s/d 100 dB didapati bahwa sebanyak 74 s/d 100 dB didapati bahwa sebanyak 74 telinga belum terjadi pergeseran nilai telinga belum terjadi pergeseran nilai ambang, sedangkan sebanyak 136 telinga ambang, sedangkan sebanyak 136 telinga telah mengalami pergeseran nilai ambang telah mengalami pergeseran nilai ambang dengar, derajat ringan dengar, derajat ringan sebanyak 116 sebanyak 116 telinga ( 55,3% ), derajat sedang 17 ( 8% ) telinga ( 55,3% ), derajat sedang 17 ( 8% ) dan derajat berat 3 (dan derajat berat 3 (1,4% ). 1,4% ).

Page 24: Kebisingan & Ketulian

Kamal, A ( 1991 ) melakukan penelitian Kamal, A ( 1991 ) melakukan penelitian terhadap pandai besi yang berada di terhadap pandai besi yang berada di sekitar kota Medan. Ia mendapatkan sekitar kota Medan. Ia mendapatkan sebanyak 92,30 % dari pandai besi sebanyak 92,30 % dari pandai besi tersebut menderita sangkaan NIHL.tersebut menderita sangkaan NIHL.

Sedangkan Harnita, N ( 1995 ) dalam Sedangkan Harnita, N ( 1995 ) dalam suatu penelitian terhadap karyawan suatu penelitian terhadap karyawan pabrik gula mendapati sebanyak 32,2% pabrik gula mendapati sebanyak 32,2% menderita sangkaan NIHLmenderita sangkaan NIHL

Page 25: Kebisingan & Ketulian

GEJALA KLINISGEJALA KLINIS

Tinnitus (suara mendenging)Tinnitus (suara mendenging) Ringing (suara berisik ditelinga)Ringing (suara berisik ditelinga) Fullness (gejala sensasi penuh)Fullness (gejala sensasi penuh) Nyeri telingaNyeri telinga Kesulitan melokalisir suaraKesulitan melokalisir suara Kesulitan mendengar di lingkungan bising Kesulitan mendengar di lingkungan bising

Page 26: Kebisingan & Ketulian

DERAJAT KERUSAKAN TELINGAN DALAMDERAJAT KERUSAKAN TELINGAN DALAM

Derajat kerusakan Telingan Dalam

Keterangan

1 Normal

2 Masih dalam batas normal

3-4 Edema ringan , pergeseran ringan nukleus sel rambut, pembentukan vakuola pd sel2 penyangga, pergeseran mesotelial dg pembentukan lapisan tipis sel diatas membran basalis

5-6 Edema makin hebat, hilangnya sebagian sel mesotelial, pembentukan giant cilia

7 Sebagian sel rambut hancur/hilang sel mesotelial hilang, sel2 penyangga terlepas dr membran basalis

8 Terjadi seluruh sel rambut dlm hilang, ruptur membran reissner

9 Seluruh organ corti kolaps, shgg terpisah dr membran basalis

Page 27: Kebisingan & Ketulian

DIAGNOSISDIAGNOSIS

• AnamnesisAnamnesis• Pemeriksaan fisis: dg Otoskop Pemeriksaan fisis: dg Otoskop • Pemeriksaan dg Garpu TalaPemeriksaan dg Garpu Tala

(menunjukkan adanya tuli sensorineural, tes Rinne +, (menunjukkan adanya tuli sensorineural, tes Rinne +, tes weber: lateralisasi ke arah telinga dg pendengaran tes weber: lateralisasi ke arah telinga dg pendengaran lebih baik, tes Scwabah: memendek)lebih baik, tes Scwabah: memendek)

• Pemeriksaan Audiometri: tdpt audiogram hantaran Pemeriksaan Audiometri: tdpt audiogram hantaran udara & hantaran tulang udara & hantaran tulang

Page 28: Kebisingan & Ketulian

Pmx audiometri nada murni didapatkan tuli Pmx audiometri nada murni didapatkan tuli sensorional pd frek antara 3000-6000 Hz dan pd sensorional pd frek antara 3000-6000 Hz dan pd frek 4000 Hz sering tdpt takik yg patognomonik frek 4000 Hz sering tdpt takik yg patognomonik untuk jenis ketulian akibat trauma akustik untuk jenis ketulian akibat trauma akustik

Page 29: Kebisingan & Ketulian

KOMPLIKASIKOMPLIKASI

Kehilangan pendengaran Kehilangan pendengaran progresif merupakan komplikasi progresif merupakan komplikasi utama dari trauma akustikutama dari trauma akustik

Page 30: Kebisingan & Ketulian

PENCEGAHANPENCEGAHAN

Menghindari suara bising dan gaduhMenghindari suara bising dan gaduh Berhati-hati dalam aktivitas yang Berhati-hati dalam aktivitas yang

beresiko seperti menembakberesiko seperti menembak Memakai pelindung pendengaran Memakai pelindung pendengaran

(earplug(earplug mengurangi kebisingan 8- mengurangi kebisingan 8-25 dB,earmuff25 dB,earmuff mengurangi mengurangi kebisingan 25-40 dB dan helmetkebisingan 25-40 dB dan helmet mengurangi kebisingan 40-50 dB) mengurangi kebisingan 40-50 dB) (Buchari,2007)(Buchari,2007)

Pemeriksaan kesehatan scr teraturPemeriksaan kesehatan scr teratur

Page 31: Kebisingan & Ketulian

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

Page 32: Kebisingan & Ketulian

PROGNOSISPROGNOSIS

Jenis ketulian pada trauma Jenis ketulian pada trauma akustik merupakan ketulian saraf akustik merupakan ketulian saraf koklea yang sifatnya menetap koklea yang sifatnya menetap dan tidak dapat diobati,maka dan tidak dapat diobati,maka prognosisnya kurang baik prognosisnya kurang baik sehingga faktor pencegahan sehingga faktor pencegahan lebih diutamakan.lebih diutamakan.