Upload
ncek-ridwan-kukuselamanya
View
214
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jj
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tumor hidung dan sinus paranasal pada umumnya jarang ditemukan,
baik yang jinak maupun yang ganas. Di Indonesia dan di luar negeri, kekerapan
jenis yang ganas hanya sekitar 1% dari keganasan di kepala dan leher. Hidung
dan sinus paranasal atau juga disebut sinoasial merupakan rongga yang dibatasi
oleh tulang-tulang wajah yang merupakan daerah yang terlindung sehingga
tumor yang timbul di daerah ini sulit diketahui secara dini. Asal tumor primer
juga sulit ditentukan, apakah dari hidung atau sinus karena biasanya pasien
berobat dalam keadaan penyakit telah lanjut dan tumor sudah memenuhi
rongga hidung dan seluruh sinus. Insiden tertinggi keganasan sinonasal
ditemukan di jepang yaitu 2 sampai 3,6 per 100.000 penduduk pertahun. Di
departemen THT FKUI RS Cipto Mangunkusumo, keganasan ini ditemukan
pada 10-15% dari seluruh tumor ganas THT. Laki-laki ditemukan lebih banyak
dengan rasio laki-laki banding wanita sebesar 2:1.1
Tumor hidung dan sinus paranasal merupakan tumor yang jarang
ditemukan dan sampai saat ini diagnosis secara dini dan pengobatan masih
merupakan tantangan. Gejala dan tandanya hampir sama dengan proses
inflamasi daerah hidung dan sinus, sehingga pasien biasanya datang sudah
dalam stadium lanjut. Keganasan ini juga merupakan tumor yang sulit untuk
diobati sehingga prognosisnya sering buruk. Keadaan ini disebabkan lokasi
anatomi hidung dan sinus paranasal yang berdekatan dengan struktur-struktur
vital seperti dasar tengkorak, otak, mata dan arteri karotis.2
Keganasan hidung dan sinus para nasal hanya merupakan 1% dari
seluruh tumor ganas ditubuh. Sinus maksila merupakan tempat tersering 60-
80% diikuti kavum nasi 20-30% dan sinus etmoid kurang lebih 15%,
sedangkan sinus frontal dan sfenoid sangat jarang dijumpai (kurang dari 1%)2.2
1
2
Etiologi tumor ganas sinonasal belum diketahui, tetapi diduga beberapa
zat kimia atau bahan industri merupakan penyebab antara lain nikel, debu kayu,
kulit, formaldehid, kromium, minyak isopropil dan lain-lain. Pekerja dibidang
ini mendapat kemungkinan terjadi keganasan sinonasal jauh lebih besar.
Banyak laporan mengenai kasus adenoma-karsinoma sinus etmoid pada
pekerja-pekerja industri penggergajian kayu dan pembuatan mebel. Alkohol,
asap rokok, makanan yang diasin atau diasap diduga meningkatkan
kemungkinan terjadi keganasan, sebaliknya buah-buahan dan sayuran
mengurangi kemungkinan terjadi keganasan.1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang
anatomi, fisiologi Sinus, dan definisi tumor sinus, etiologi, epidemioologi,
klasifikasi patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan, dan komplikasi dari tumor sinus.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami mengenai tumor sinus.
b. Meningkatkan kemampuan menulis ilmiah di dalam bidang kedokteran
khususnya bagian ilmu THT.
c. Memenuhi salah satu syarat kelulusan kepaniteraan klinik senior di
bagian Ilmu THT RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya.
C. Manfaat
3
Referat ini dapat menjadi sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
bisa menambah wawasan penulis khususnya dan para pembaca umumnya
terutama mengenai tumor sinus.