Upload
dinny-novia-w
View
219
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KASUS SLE
Citation preview
ILUSTRASI KASUS
KONFIDENSIAL
RAHASIA
MR : 110542
BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM
PENDIDIKAN STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD BANGKINANG
Identitas pasien
Nama pasien : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Status : Sudah menikah
Alamat : Jl. Prof. M. Yamin
Tanggal masuk : Sabtu, 3 Oktober 2015
Tanggal keluar : Rabu, 7 Oktober 2015
29
DATA DASAR
Nama lengkap: Amnidawati No. rekam medis 1
1
05 42
Data identitas lengkap harap ditanyakan ulang dengan melihat lembar identitas rawat jalan
ANAMNESIS (Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan suami pasien)
KELUHAN UTAMA :
Tidak bisa berjalan dan badan tidak bisa digerakkan sejak 1 minggu yang
lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien wanita berusia 38 tahun, seorang ibu rumah tangga (IRT) yang
memiliki 2 orang anak. Sejak 5 tahun yang lalu mengeluhkan tulang dan seluruh
persendiannya terasa nyeri, bibirnya luka dan rambutnya rontok. Nyeri pada
persendian dirasakan hilang timbul dan ketika muncul nyeri terasa hebat dan
sangat mengganggu aktivitas.
Pasien telah berobat ke RSUD Bangkinang namun sepertinya penyebab
sakitnya tidak ditemukan. Karena merasa tidak puas, oleh keluarganya pasien
diusulkan untuk memeriksakan diri ke RS Santa Maria Pekanbaru. Oleh dokter
spesialis penyakit dalam RS Santa Maria pasien di diagnosis menderita panyakit
lupus. Pasien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit lupus dalam
keluarganya.
Sejak di diagnosis menderita lupus, pasien harus mengkonsumsi obat
setiap hari dan tidak boleh putus. Obat tersebut ada 4 macam, ada yang diminum 2
kali sehari dan ada pula yang diminum 3 kali sehari. Pasien mengatakan bahwa
obat untuk penyakit lupusnya tersebut berbeda-beda dan ia tidak ingat bentuk
sediaan, warna, ukuran maupun nama obat tersebut.
Pasien memiliki riwayat penyakit maag yang dideritanya mulai dari sekitar
5 tahun yang lalu.
30
Sekitar 11 bulan yang lalu pasien mengeluhkan ada luka bernanah pada
lutut dan tungkai bawah sebelah kirinya. Luka ini terasa sangat nyeri bahkan
menyebabkan pasien tidak mampu untuk berjalan. Pasien di rujuk ke RS Ibnu
Sina Pekanbaru, lalu di indikasikan untuk di amputasi. Namun, karena tidak
memiliki biaya pasien tidak jadi menjalani tindakan amputasi dan hanya
mendapatkan perawatan biasa di RS tersebut. Setelah di rawat (di kompres dengan
cairan infus) akhirnya luka pada lutut dan tungkai bawah sebelah kirinya mulai
mengering dan akhirnya sembuh dan hanya meninggalkan bekas berupa sikatrik.
Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan ada benjolan besar di ketiak
dan paha kirinya. Awalnya benjolan tersebut seperti bisul namun tidak bermata.
Benjolan berwarna merah dan tidak terdapat nanah. Benjolan ini sering di
kompres oleh pasien dengan menggunakan cairan mirip NaCl di RS Santa Maria,
dan luka pada paha kiri mulai mengering dan berwarna kehitaman, serta tidak
terasa sakit lagi. Namun, bejolan pada ketiak kiri telah pecah dan saat ini menjadi
luka besar yang dalam serta mengeluarkan nanah dan berbau tidak sedap. Luka
pada ketiak kiri ini terasa sakit dan berdenyut.
Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengeluhkan kaki kirinya terasa sakit
dan tidak bisa berjalan. Pasien juga tidak bisa menggerakkan badannya untuk
berpindah posisi, dan akhirnya pasien hanya berbaring saja di tempat tidur dalam
1 minggu ini. Selain itu, pasien juga tidak nafsu makan dan merasa tidak berselera
pada semua jenis makanan.
Sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluhkan mual dan muntah. Pasien
muntah lebih dari 10 kali dalam sehari, muntahan yang keluar tidaklah banyak
hanya sekitar 1 tegukan air minum. Muntahan berupa cairan, tidak terdapat lendir
maupun darah. Pasien juga mengeluhkan merasa sangat lemas dalam 3 hari ini.
Pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut. Setiap makan
makanan laut, seluruh kulit pada tubuhnya akan tersa sangat gatal. Pasien
mengaku bahwa jika ia tidak mampu menahan rasa gatal tersebut ia akan
menggaruk tangan, perut, betis dan badannya hingga menjadi kemerahan.
Garukan tersebut akan memerah dan akan meninggalkan bekas luka garukan.
31
Sejak 1 hari yang lalu pasien mengeluhkan buang air besar (BAB) cair
sebanyak lebih dari 10 kali dalam sehari. BAB berupa cairan dan tidak terdapat
lendir, darah, maupun busa. Sedangkan pola buang air kecil (BAK) pasien
normal, warna serta frekuensi BAK juga tidak terdapat kelainan. Pola makan
pasien tidak bagus, yaitu pasien hanya makan sedikit dan tidak suka
mengkonsumsi sayuran maupun buah-buahan. Pasien juga tidak mengkonsumsi
air putih dengan cukup dan lebih memilih untuk meminum air teh hangat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Riwayat penyakit jantung (+) diketahui sejak 4 bulan yang lalu
Riwayat maag sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat DM disangkal
Riwayat HT disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat operasi disangkal
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA :
Tidak ditemukan adanya keluarga yang menderita penyakit jantung
Riwayat DM dalam keluarga disangkal
Riwayat HT dalam keluarga disangkal
Riwayat asma dalam keluarga disangkal
Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
RIWAYAT PEKERJAAN, SOSIAL EKONOMI, KEJIWAAN &
KEBIASAAN:
Pekerjaan : Pasien seorang ibu rumah tangga
Sosial ekonomi : Menengah
Kejiwaan : Tidak tampak adanya gangguan
Kebiasaan :Pasien memiliki pola makan yang tidak bagus, yaitu sejak menikah
pasien sering terlambat makan, suka memakan makanan yang bersantan, tidak
32
suka makan sayur dan buah-buahan. Minum air putih cukup, tidak suka
memakan makanan yang pedas dan asam. Tidak merokok. Pasien memiliki 6
orang anak yang dilahirkan dengan bantuan bidan secara normal.
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM:
Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : Sedang
Tekanan darah: 105/73 mmHg Keadaan gizi : Sedang
Nadi : 187 x/menit Tinggi badan : 150 cm
Suhu : 35,5oC Berat badan : 40 kg
Pernafasan : 28 x/menit Habitus : Astenikus
PEMERIKSAAN FISIK:
STATUS GENERALISATA
Kepala : Normocephale
Kulit dan wajah : Wajah simetris (+), pucat (-), sembab (-)
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-)
Telinga : Normotia, Nyeri tekan (-/-), serumen (-/-), darah (-/-)
Bibir : Mukosa bibir pucat (-), sianosis (-), kering (-)
Lidah : Tidak kotor
Leher : KGB tidak membesar, JVP + 0,5 CMH2O
Thoraks
Paru :
- Inspeksi : Bentuk dan gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
tidak ada bagian yang tertinggal, tidak ada retraksi.
- Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri normal.
- Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.
- Auskultasi : Vesikuler kedua lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
- Inspeksi : Bentuk dada normal, pulsasi ictus cordis terlihat pada SIC
33
VI
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di SIC VI 2 jari lateral dari
linea midclavicularis sinistra
- Perkusi :
Batas kanan : linea sternalis dextra
Batas kiri : 2 jari lateral dari linea midclavicularis sinistra
Pinggang jantung : SIC IV
- Auskultasi : Bunyi jantung I – II,
Murmur (+) fase bising terjadi antara BJ I dan II Bising
sistolik, tipe bising Pansistolik dengan lamanya bising
mengisi seluruh fase sistolik, intensitas bising derajat 6,
lokasi bising pada SIC VI 2 jari lateral dari linea
midclavicularis sinistra menjalar kelateral pada linea
axilaris posterior sinistra
Gallop (-)
Abdomen :
- Inspeksi : Perut tampak cembung
- Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal
- Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
- Palpasi : Nyeri tekan (+) di regio epigastrium, nyeri lepas (-),
hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas :
- Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
- Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
- Keekuatan motorik : 555 555
555 555
Resume
Pasien perempuan (38 tahun) Dibawa oleh keluarganya dengan keluhan
sesak nafas hingga terbangun dari tidur malam sejak 6 jam sebelum masuk rumah
sakit, selain itu pasien juga mengeluhkan dada berdebar-debar, terasa nyeri pada
34
ulu hati, perut terasa kembung, keluar keringat dingin, dan badan terasa lemas.
Pasien juga merasa mual dan muntah sebanyak 5 kali. Muntah berisi sisa makanan
danya darah disangkal, dalam sekali muntah sebanyak ½ gelar air mineral. 3 jam
sebelumnya yaitu sebelum tidur pasien sudah mengeluh perut terasa kembung dan
meminum obat lambung yang diberi dokter yaitu lansoprazole dan propepsa.
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung yang diketahuinya sejak 4 bulan lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis dengan keadaan
umum tampak sakit sedang, tekanan darah pasien 105/73 mmHg, nadi 187
kali/menit, pernafasan 28 kali/menit, suhu 35,5 oC, pada auskultasi jantung
murmur (+) fase bising terjadi antara BJ I dan II Bising sistolik, tipe bising
Pansistolik dengan lamanya bising mengisi seluruh fase sistolik, intensitas bising
derajat 6, lokasi bising pada SIC VI 2 jari lateral dari linea midclavicularis sinistra
menjalar kelateral pada linea axilaris posterior sinistra, terdapat nyeri tekan pada
epigastrium. Dari hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan Hb 11,8 gr% (n:
13-18), lekositosis dengan nilai lekosit 13, 103/mm3 (dengan KGD sewaktu 150
mg/dl (normal: ≤ 150).
Daftar masalah :
1. Sesak nafas
2. Dada berdebar-debar
3. Mual dan muntah
4. Nyeri ulu hati
5. Lemah/letih/lesu
PENGKAJIAN :
Analisis tiap masalah dan perencanaan penyelesaiannya Merupakan alasan
memilih diagnosis points dan penambahan diagnosis banding (diagnosis
diferensial) Gejala atau kelainan yang dikeluarkan lagi dari diagnosis perlu diberi
landasan penyebabnya.
1 Sesak nafas
35
Pengkajian :
Diare adalah bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya atau > 3
kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi feses (menjadi cair) dengan
atau tanpa darah (WHO, 1999).
Perencanaan :
Pemeriksaan:
– Pemeriksaan feses
– Pemeriksaan darah (eosinofil darah, serologi amoeba (IDT), lekosit)
– Pemeriksaan anatomi usus BNO, kolonoskopi, ileuskopi, biopsi,
USG abdomen, CT Scan abdomen.
Pengobatan:
Farmakologi
Infus untuk memberikan cairan dan elektrolit (IVFD RL 20 tpm)
Antibiotik bila terdapat infeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
Bila etiologinya amoeba/ parasit/ giardia metronidazol (3 kali
sehari selama 7 hari)
Bila alergi makanan/ obat/ susu hentikan konsumsinya
Bila malabsorbsi pemberian enzime
Bila terdapat keganasan/polip pengangkatan jaringan kanker/ polip
Non farmakologi
Diit makanan lunak tinggi kalori dan protein
Bila tidak tahan laktosa beri makanan rendah laktosa
Bila maldigesti lemak beri makanan rendah lemak
Bila penyakit Crohn dan kolitis ulserosa beri makanan rendah serat
pada keadaan akut
Banyak minum
Penyuluhan:
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyebab diare pasien jika sudah diketahui secara pasti etiologinya. Dan
menganjurkan kepada pasien agar mempertahankan minum yang banyak
agar tidak mengalami dehidrasi.
36
2 Muntah
Pengkajian :
Muntah adalah pengeluarkan isi lambung dengan kekuatan secara aktif akibat
adanya kontraksi abdomen, pilorus, elevasi kardia, disertai relaksasi sfingter esofagus
bagian bawah dan dilatasi esofagus. Muntah merupakan respon somatik refleks yang
terkoordinir secara sempurna oleh karena bermacam-macam rangsangan, melibatkan
aktifitas otot pernapasan, otot abdomen dan otot diafragma.
37
Perencanaan :
Pemeriksaan:
- Elektrolit
- Fungsi ginjal
Pengobatan:
Pemeberian anti emetik
- Ondansentron 1 amp/IV
(bisa juga IVFD RL + Ondansentron 8 mg 20 tpm)
Infus RL 20 tpm untuk mencegah dehidrasi
Penyuluhan
Memberi penjelasan kepada pasien mengenai kemungkinan penyebab
keluhan muntahnya, serta mengingatkan pasien agar tidak memakan
makanan yang dapat memperburuk keluhannya seperi makanan yang asam
dan pedas.
3 Nyeri ulu hati
38
Pengkajian :
Nyeri ulu hati adalah rasa tidak nyaman hingga tersa sakit bahkan rasa
seperti tebakar pada daerah ulu hati. Daerah ulu hati dalam dunia medis dikenal
sebagai epigatrium (epigastric region) yaitu terletak pada perut atas bagian
tengah, kurang lebih seperti segitiga dengan tulang rusuk sebagai atap
segitiganya. Ada banyak penyebab sakit ulu hati umumnya berkaitan dengan
organ yang terdapat di dalamnya.
Macam-macam penyebab dari nyeri ulu hati adalah:
Gastroesophageal reflux disease (GERD) sensasi terbakar di belakang
tulang dada (heartburn). Sensasi ini juga dapat dirasakan di daerah ulu
hati. Hal ini timbul akibat regurgitasi makanan dan asam lambung dari
lambung kembali ke kerongkongan.
Gastritis peradangan pada lapisan mukosa lambung. Terjadi akibat
asam lambung yang meningkat sehingga menyebabkan rasa sikt pada ulu
hati, mual, kembung dan penurunan berat badan.
Ulkus Peptikum dan duodenum tersering nyeri ulu hati. Adanya luka
pada lambung ini selain menyebabkan sakit, juga menimbulkan mual dan
jika berat penderita dapat mengalami muntah darah dan BAB berwarna
hitam. Pada Ulkus duodenum rasa sakit ulu hati akan lebih buruk setelah
makan, yakni 2-3 jam setelah makan.
Kanker Lambung Keganasan pada lambung juga menyebablan sakit di
ulu hati. Hal ini ditandai dengan tidak hanya rasa sakit tetapi juga
penurunan berat badan, sakit perut dan manifestasi lain yang berbeda.
Gastroenteritis peradangan pada lambung dan sekaligus usus. Gejala
utama adalah nyeri perut, demam, mual dan diare.
Perencanaan :
Pemeriksaan:
Endoskopi
USG
Pengobatan:
39
Proton pump inhibitor (PPI) mengontrol sekresi asam lambung
dengan cara menghambat pompa proton yang mentranspor ion
H+ keluar dari sel parietal lambung. Pada pasien dapat diberikan
omeprazole 2x1
Penyuluhan:
Menjelaskan kepada pasien kemungkinan dari penyebab nyeri pada
ulu hatinya serta menganjurkan pasien untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang dapat meningkatkan ataupun merangsang sekresi asam
lambung agar tidak memperberat keluhan nyeri ulu hatinya.
4 Lemah/ letih/ lesu
Pengkajian :
Lemah/ letih/ lesu adalah keadaan dimana tubuh menjadi tidak bertenaga
dan tidak berdaya.
Perencanaan :
Pemeriksaan:
pemeriksaan darah
– Elektrolit
– Hemoglobin
Pengobatan:
Pemberian multivitamin vitamin B kompleks dan vitamin C
(Neurodex 1x1)
Jika terbukti adanya anemia
– Konsumsi makanan yang dapat menambah darah, misal: apel,
pisang, kurma, madu, dan lain-lain
– Suplemen penambah darah, misal: sangobion (3x1 cap)
– Transfusi darah jika anemia berat
Penyuluhan:
Menganjurkan kepada pasien agar beristirahat, makan teratur dan
mengikuti instruksi dari petugas kesehatan mengenai pengobatan yang
sedang dijalani.
40
41
BAB III
KESIMPULAN
Pasien adalah seorang wanita berusia 38 tahun, seorang ibu rumah tangga
yang memiliki 2 orang anak. Pasien dibawa oleh keluarganya dengan keluhan
tidak bisa berjalan dan badan tidak bisa di gerakkan sejak 1 minggu yang lalu.
Pada riwayat penyakit dahulu pasien mamiliki riwayat alergi makanan laut, dan
sejak 5 tahun yang lalu pasien diagnosis menderita panyakit lupus, dan menderita
maag.
Pada status diagnostik tekanan darah pasien 130/90 mmHg, wajah sembab,
mukosa bibir pucat dan pecah-pecah/kering, terdapat striae dan sikatrik pada
abdomen regio bawah kiri dan kanan, nyeri tekan (+) di regio epigastrium,
terdapat ulkus pada dua regio dan krusta pada satu regio. Pada regio thorakalis
sinistra lateral terdapat ulkus berukuran 8 x 5 cm (plakat), bentuk tidak beraturan,
berbatas tegas, berisi nanah berwarna putih kekuningan dan krusta berwarna
kecokelatan. Pada regio femoralis sinistra medial terdapat krusta hitam tebal yang
melekat berukuran 6 x 2,5 cm, bentuk bulat lonjong dan batas tegas. Pada regio
femoralis sinistra posterior terdapat ulkus berukuran 1,5 x 1,5 cm, bentuk bulat
dan batas tegas.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan pasien mengalami
anemia dengan Hb 12,6 gr% (n: 13-18), lekositosis dengan nilai lekosit 15,4
103/mm3 (n: 5-11), dan hiperglikemia dengan KGD sewaktu 193 mg/dl (normal: ≤
150).
42
Follow up
Tanggal S O A P
Sabtu, 3
Oktober
2015
Mual (+), muntah (+) sejak 3
hari yang lalu, muntah ± 10
kali sehari, jumlah muntahan
sedikit dan berupa cairan tanpa
darah maupun lendir, BAB cair
(+) sejak 1 hari yang lalu
berupa air-air tanpa darah,
lendir maupun busa, tidak
nafsu makan (+) sejak ± 1
minggu yang lalu, badan terasa
lemah sejak ± 3 hari yang lalu
TD: 130/90 mmHg
Suhu: 37o C
Nafas: 20x/menit
Nadi: 80x/menit
Darah lengkap
* Hb: 12,6 gr%
*Lekosit: 15,4 103/mm3
*Hematokrit: 37%
*Trombosit: 215 103/mm3
Fungsi hati
*SGOT: 29 U/L
*SGPT: 27 U/L
Fungsi ginjal
*Creatinin: 0,7 mg/dl
*Ureum: 36 mg/dl
Diabetes: GDS 193 mg/dl
SLE + Low
intake
- IVFD RL + Ondansentron 8 mg 20 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Ranitidine 1 gr/12 jam/ IV
- Meloxicam 15 mg 1x1 obat dari pasien
- Metilprednisolon 4 mg 3x1 obat dari
pasien
51
Minggu, 4
Oktober
2015
Badan lemas (+), kaki sakit
(+), tidak bisa berjalan (+),
badan tidak bisa digerakkan
(+), luka pada ketiak kiri terasa
sakit, bernanah dan berbau
tidak sedap, perut sakit (+),
pusing (+), sesak nafas (-),
BAB cair (+), BAK (+) normal
TD: 140/80 mmHg
Suhu: 36oC
Nafas: 28x/menit
Nadi: 120x/menit
SLE + Low
intake
- IVFD RL + Ondansentron 8 mg 20 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Ranitidine 1 gr/12 jam/ IV
- Meloxicam 1x1
- Metilprednisolon 1x1
- Lansoprazole 1x1
Senin, 5
Oktober
2015
Badan lemas dan sulit
digerakkan (+), kaki kiri sulit
digerakkan dan tersa sakit jika
dipaksa bergerak, mual (+),
muntah (-), BAB (-) pagi ini,
diare (-) terakhir kemaren,
BAK (+) normal, kepala terasa
berat (+), tidak merasa sesak,
nyeri pada luka di ketiak kiri
(+)
TD: 120/80 mmHg
Suhu: 39,3oC
Nafas: 36 x/menit
Nadi: 112 x/menit
SLE +
ulkus
pyogenik +
Cusingoid
sindrom+
striae atrofi
- IVFD RL + Ondansentron 8 mg 20 tpm
- Cellcept 2x1
- Aspilet injeksi 1x1
- Lansoprazole injeksi 1x1
- Meloxicam injeksi 1x1
- Metilprednisolon 1x1
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Ranitidine 1 gr/12 jam/ IV
- Rivanol 3x1 kompres pasa luka basah
menggunakan kasa 4 lapis
52
- Gentamisin salep 2x1 pada luka kering
- Klindamisin 3x300 mg
Selasa, 6
Oktober
2015
Luka pada ketiak kiri terasa
nyeri (+), nyeri ulu hati jika
ditekan (+), gatal pada lengan
bawah bagian dalam kanan dan
punggung, kaki kiri sulit
digerakkan dan jika dipaksa
bergerak tersa seperti remuk,
mual (-), muntah (-), nasfu
makan ↓ (+), BAB dan BAK
(+) normal
TD: 120/90 mmHg
Suhu: 36oC
Nafas: 24x/menit
Nadi: 80x/menit
SLE+ ulkus
pyogenik +
Cusingoid
sindrom+
striae atrofi
- IVFD RL + Ondansentron 8 mg 20 tpm
- Cellcept 1x500
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Ranitidine 1 gr/12 jam/ IV
- Meloxicam 1x1
- Metilprednisolon 1x1
- Lansoprazole 1x1
- Kompres PK 1/5000 pada luka basah
- Gentamisin salep 2x1 pada luka kering
- Klindamisin 3x300 mg
Rabu, 7
Oktober
2015
Nafsu makan ↓ (+), luka pada
ketiak kiri masih nyeri, kaki
kiri sulit digerakkan dan jika
dipaksa bergerak akan terasa
seperti remuk, pusing saat
duduk, mual (-), muntah (-),
TD: 140/90 mmHg
Suhu: 36,8oC
Nafas: 24 x/menit
Nadi: 76 x/menit
SLE+ ulkus
pyogenik +
Cusingoid
sindrom+
striae atrofi
- IVFD RL + Ondansentron 8 mg 20 tpm
- Celcep 1x500
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Ranitidine 1 gr/12 jam/ IV
- Meloxicam 1x1
- Metilprednisolon 1x1
53
BAB (-) sejak kemaren, BAK
(+) normal,
BOLEH PULANG, namun
suami pasien minta dirujuk ke
RS Ibnu Sina Pekanbaru
- Lansoprazole 1x1
- Kompres PK 1/5000 pada luka basah
- Gentamisin salep 2x1 pada luka kering
- Klindamisin 3x300 mg
54