of 18 /18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Memasuki era yang semakin maju saat ini, dalam pembangunan sangatlah dibutuhkan ketersediaan sumber-sumber pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas pembangunan di negara kita. Pada dasarnya pembangunan yang kita laksanakan baik pada sektor pemerintahan maupun sektor swasta sangat memerlukan sarana pembiayaan dari dalam negeri berupa tabungan masyarakat, tabungan swasta dan tabungan pemerintah . namun karena terdapat kendala-kendala dalam menghimpun dana pembangunan dari dalam negeri yaitu karena masih rendahnya tabungan masyrakat yang disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menabung, masih lemahnya volume ekspor non migas kita sementara semakin mendesaknya kebutuhan pembiayaan pembangunan terutama untuk mengejar laju pertumbuhan ekonomi yang menjadi sasaran dan tujuan pembangunan yang ditetapkan pemerintah, sehingga menyebabkan kita untuk menggunakan alternative lain yaitu menggunakan sumber dana dari luar negeri berupa pinjaman/ bantuan. Pada awalnya bantuan luar negeri sangat efektif sebagai injeksi untuk tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi rata- rata 6% tiap tahunnya, tetapi rupanya hal itu membuat kita kecanduan dan ketergantungan pada bantuan luar negeri yang dapat mengganggu perekonomian kita. Meminjam gambaran Kwik Kian Gie 1

3.Isi Makalah Ekbang

  • Author
    cipusss

  • View
    238

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Periode 2009-2014

Text of 3.Isi Makalah Ekbang

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang MasalahMemasuki era yang semakin maju saat ini, dalam pembangunan sangatlah dibutuhkan ketersediaan sumber-sumber pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas pembangunan di negara kita. Pada dasarnya pembangunan yang kita laksanakan baik pada sektor pemerintahan maupun sektor swasta sangat memerlukan sarana pembiayaan dari dalam negeri berupa tabungan masyarakat, tabungan swasta dan tabungan pemerintah . namun karena terdapat kendala-kendala dalam menghimpun dana pembangunan dari dalam negeri yaitu karena masih rendahnya tabungan masyrakat yang disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menabung, masih lemahnya volume ekspor non migas kita sementara semakin mendesaknya kebutuhan pembiayaan pembangunan terutama untuk mengejar laju pertumbuhan ekonomi yang menjadi sasaran dan tujuan pembangunan yang ditetapkan pemerintah, sehingga menyebabkan kita untuk menggunakan alternative lain yaitu menggunakan sumber dana dari luar negeri berupa pinjaman/ bantuan.Pada awalnya bantuan luar negeri sangat efektif sebagai injeksi untuk tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata 6% tiap tahunnya, tetapi rupanya hal itu membuat kita kecanduan dan ketergantungan pada bantuan luar negeri yang dapat mengganggu perekonomian kita. Meminjam gambaran Kwik Kian Gie dalam menjelaskan kondisi ketergantungan Indonesia, beliau menyatakan bahwa begitu parahnya ketergantungan Indonesia kepada hutang luar negeri saat ini, sehingga kita tidak dapat melepaskan diri lagi dari kenyataan bahwa yang memerintah Indoesia sudah bukan pemerintah Indonesia sendiri. Kita sudah kehilangan kedaulatan dan kemandirian dalam mengatur diri sendiri. Kondisi ini sudah merupakan lingkaran setan karena terjerumusnya pemerintah kita ke dalam lubang yang disebut jebakan utang (debt trap).

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan utang luar negeri ?2. Berapakah jumlah utang luar negeri Indonesia oleh pemerintah?3. Negara mana saja yang menjadi negara donor terbesar dan terkecil ?4. Berapakah besarnya bunga pinjaman yang harus dibayar Indonesia selama periode 2009-2014?5. Apakah alasan negara donor memberi bantuan ?6. Apakah alasan negara berkembang menerima bantuan?

1.3 Tujuan1. Untuk menjelaskan pengertian utang luar negeri dan 2. Untuk mengetahui posisi utang luar negeri Indonesia oleh pemerintah3. Untuk menganalisis negara yang menjadi negara donor terbesar dan terkecil 4. Untuk mengetahui besarnya ratio utang Indonesia terhadap APBN5. Untuk mengetahui alasan yang mendorong negara pendonor untuk memberikan bantuan6. Untuk mengetahui alasan yang mendorong negara berkembang menerima bantuan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Utang Luar NegeriUtang luar negeri, adalah sebagian dari totalutangsuatu negara yang diperoleh dari parakreditoratau pemberi pinjaman di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh daribankswasta,pemerintahnegara lain, atau lembaga keuangan internasional sepertiIMFdanBank Dunia. Utang luar negeri merupakan jenis pinjaman yang berasal dari luar negeri dan memiliki persyaratan tertentu yang dibebankan kepada pihak (negara) penerima utang tersebut. Dalam pengertian anggaran negara, utang luar negeri disebut juga sebagai sumber pendanaan alternatif yang digunakan untuk pembiayaan anggaran negara. Di satu sisi, utang luar negeri dapat menjadi sumber pendanaan anggaran (APBN), akan tetapi di sisi lain menjadi beban anggaran, karena dibebankan persyaratan pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri.Adapun bentuk bentuk bantuan luar negeri dapat dibedakan atas (Bank Indonesia, 2010):a. Pinjaman dengan syarat pengembalian. Pinjaman ini terdiri dari (i) Pinjaman lunak adalah pinjaman yang masuk dalam kategori Official Development Assistance (ODA) Loan atau Concessional Loan, yang berasal dari suatu negara atau lembaga multilateral, dengan syarat yang sangat ringan; (ii) Pinjaman/kredit ekspor yaitu kredit yang diberikan oleh negara pengekspor dengan jaminan tertentu untuk meningkatkan ekspor; dan (iii) kredit komersial yaitu kredit yang dipinjamkan oleh bank dengan tingkat bunga dan lain lain sesuai perkembangan pasar internasional.b. Pinjaman/kredit bilateral/multilateral. Pinjaman ini berbentuk (i) Pinjaman bilateral: pinjaman luar negeri yang berasal dari pemerintah suatu negara melalui suatu lembaga keuangan dan/atau lembaga non keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah negara yang bersangkutan untuk melaksanakan pemberian pinjaman; dan (ii) Pinjaman multilateral : adalah pinjaman luar negeri yang berasal dari lembaga multilateral.c. Pinjaman/bantuan menurut kategori barang atau jasa. Kategori pinjaman ini adalah : (i) bantuan program ( program Loan ) adalah pinjaman luar negeri dalam valuta asing yang dapat dirupiahkan dan digunakan untuk pembiayaan APBN; (ii) Bantuan proyek ( project Loan ) yaitu bantuan diperoleh untuk pembiayaan dan pengadaan barang dan jasa pada proyek proyek pembangunan; dan (iii) Bantuan teknik: yaitu berupa pengiriman tenaga ahli dari luar negeri atau tenaga kerja Indonesia yang dilatih di luar negeri.Jenis-jenis utang menurut Kementrian Keuangan Republik Indonesia:1. Pinjaman yang terdiri atas pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri Pinjaman luar negeri baik secara multilateral yaitu pinjaman yang berasal dari badan-badan internasional, misalnya World Bank, Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB) maupun secara bilateral yaitu pinjaman yang berasal dari negara-negara baik yang tergabung dalam CGI maupun antar negara secara langsung (intergovernment). Pinjaman luar negeri terdiri dari pinjaman program maupun pinjaman proyek Pinjaman dalam negeri yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Daerah dan Perusahaan Daerah dalam rangka pemberdayaan industry dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum, kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.2. Surat Berharga Negara(SBN) yanag terdiri atas Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara sesuai masa berlakunya. Surat Berharga Syariah Negara/ Sukuk Negara

2.2 Jumlah Utang Luar Negeri IndonesiaUtang merupakan instrument utama untuk pembiayaan APBN dalam rangka menutup deficit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatu tempo. Kenaikan jumlah utang pemerintah berasal dari akumulasi utang di masa lalu yang memerlukan refinancing yang cuku besar dan akibat dari krisis ekonoomi tahun 1997/1998 yang menyebabkan depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing. Utang luar negeri Indonesia lebih didominasi oleh utang swasta, utang swasta dikelola oleh SULNI dengan memakai konsep resident-non resideta yang didasarkan pada kepemilikan non resident (bukan penduduk). Jumlah utang luar negeri Indonesia terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek. Tabel 1: Pinjaman Program(juta USD)Tabel 2: Posisi Pinjaman Indonesia Berdasarkan Negara/ Lembaga Kreditor, Tahun 2009-2014 (IDR Trilliun)NEGARA200920102011201220132014

PINJAMAN LUAR NEGERI611.2616.86620.28614.81712.17670.8

1. BILATERAL387.92380.67381.66359.8385.53332.22

a. Jepang259.5274.47280.45256.10254.71210.78

b. Perancis25.5621.8820.9021.3025.9424.63

c. Jerman28.3422.6520.2920.0023.7121.33

d. Lainnya74.5261.6860.0262.3979.1775.47

2. MULTILATERAL202.37208.28212.966230.23288.29292.01

a. Bank Dunia94.96102.23108.73122.53163.77174.86

b. ADB102.32100.4097.72100.37114.58107.36

c. IDB2.963.764.235.097.227.23

d. Lainnya2.131.892.092.242.732.56

3. KOMERSIAL20.2427.3425.1524.3740.0046.34

4. SUPPLIERS0.660.570.500.410.350.24

PINJAMAN DALAM NEGERI0.391.011.802.272.91

TOTAL PINJAMAN611.20617.25621.29616.61714.44673.71

Tabel 2. diatas menggambarkan posisi pinjaman luar negeri Indonesia. Pinjaman luar negeri dari multilateral (World Bank, Asian Development Bank) dan Bilateral (jepang) merupakan alternative sumber pembiayaan yang relative murah dan dalam jangka waktu yang panjang. Karena apabila dibandingkan denga pinjama dalam negeri, bunga yang diberikan dari pinjaman luar negeri relative lebih rendah dan dalam jangka waktu yang panjang. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa total pinjaman bilateral pada tahun 2014 mecapai Rp 332,22 trilliun atau setara dengan 49,53% dari total pinjaman luar negeri Indonesia, dengan negara pemberi pinjaman terbesar adalah Jepang sebesar Rp 210,78 trilliun disusul oleh negara Perancis (Rp 24,63 trilliun) dan Negara Jerman (Rp 21,13 trilliun). Sedangkan gabungan sindikasi pinjaman dari negara lainnya pada tahun 2014 sebesar Rp 75,47 trilliun.Sedangkan untuk pinjaman mu;trilateral atau pinjaman yang diperoleh dari badan-badan internasional seperti IMF, World Bank, ADB pada tahun 2014 tercatat Rp 292,01trilliun atau 43,6% dari total pinjaman luar negeri Indonesia, dengan pemberi pinjaman terbesar adalah Bank Dunia yaitu Rp 174,86 trilliun, kemudian disusul oleh ADB dan IDB masing masing memberikan pinjaman sebesar RP 107,36 trilliun dan Rp 7,23 trilliun. Sindikasi lainnya sebesar Rp 2,56 trilliun. Sementara itu, untuk pinjaman dari sektor komersial bank tercatat sebesar Rp 46,34 trilliun dan pinjaman dari suppliers sebesar Rp 240 miliar.(tabel diatas belum termasuk dengan pinjaman SBN denominasi rupiah dan denominasi valas)2.3 Negara donor bagi IndonesiaBerikut ini 15 negara pemberi utang terbesar kepada negara Indonesia pada bulan April tahun 2014 adalah Amerika Serikat, Australia, Austria, Belanda, Belgia, China, Hong Kong, Inggris, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Singapura, Spanyol, dan Swiss.2.4 Bunga PinjamanBank Pembangunan Asia (ADB) mengurangi biaya pinjaman berbasis LIBOR bagi peminjam, baik pemerintah maupun peminjam yang mendapat garansi pemerintah, untuk negosiasi pinjaman pada dan setelah 1 Oktober 2007. Sejak 2009, Indonesia kemungkinan besar tidak akan mendapat lagi alokasi pinjaman murah (soft loan) dari dua lembaga donor internasional, yaitu Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) pada 2009 karena perekonomian yang semakin baik dan status negara berpendapatan menengah yang kini disandang. Bungan yang diberikan IMF kepada Indonesia sebesar 4,58 persen atau naik dari sebelumya 4,3%.Jenis fee ini hanya diberlakukan oleh World Bank dan ADB serta fasilitas kredit ekspor. Fee ini ditarik ketika kontrak pinjam-meminjam berlaku efektif. World Bank menetapkan fee sebesar 1% dari nilai pinjaman, sedangkan ADB adalah sekitar 0,5%. Biaya inilah yang harusnya diperjuangkan untuk turun. Karena dalam jumlah besar up front fee jumlahnya sangat significant. Seakan-akan, up front fee adalah tambahan bunga dengan nama lain.Jenis fee ini diberlakukan oleh World Bank dan ADB serta kreditor lain bilateral dan fasilitas kredit ekspor sebagai suatu bentuk biaya terhadap pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan). World Bank mengenakan commitment fee sebesar 0,75% atas total undisbursed loan. ADB mengenakan fee ini sebesar 0,75% atas selisih antara target disbursement dengan realisasi penarikan.2.5 Alasan Negara Donor Memberikan PinjamanAlasan utama pihak pemerintah negara pendonor memberikan bantuan luar negeri adalah karena hal tersebut digunakan sebagai alat untuk mengejar kepentingan-kepentingan politik, strategis, dan ekonomi mereka sendiri. Walaupun ada sabagian yang didorong karena ada alasan moral dan kemanusiaan. Alasannya kreditor membutuhkan debitor sebagai ladang investasi atas kelebihan dana yang dimiliki kreditor. Dan bantuan merupakan cara terselubung untuk menggerakkan ekonomi nasional kreditor. Selain itu alasan negara donor memberikan pijaman yaitu:a. Motif politik merupakan motivasi yang paling penting apabila ditinjau dari sudut pandang negara-negara pemeberi bantuan, terutama bagi negara donor yang tergolong besar, seperti Amerika Serikat. Kebanyakan program bantuan yang diberikan negara berkembang ditujukan untuk memperkuat dan mempertahankan rezim-rezim pemerintahan pro-barat daripada mendorong pembangunan ekonomi dan sosialjangka panjang yang sesungguhnya.b. Motif ekonomi: sumber keuangan dari luar baik berupa hibah atau pinjaman dapat memainkan peranan yang penting dalam usaha melengkapi kekurangan sumber daya domestic guna mempercepat pertumbuhan devisa dan tabungan

2.6 Alasan Negara Berkembang Menerima BantuanSetidaknya ada tiga alasan bagi negara berkembang menerima bantuan luar negeri yaitu: a. Alasan praktis. Karena negara berkembang mempercayai pendapat para ahli ekonomi negara-negara maju yang menyatakan bahwa bantuan luar negeri merupakan stimulant bagi proses pembangunan yang turut membantu mengalihkan struktur ekonomi .b. Alasan politik. Di beberapa negara baik negara pemberi ataupun penerima bantuan luar negeri dipandang sebagai alat yang dapat memberikan kekuatan politik yang lebih besar kepada pemimpin yang sedang berkuasa untuk menekan oposisi dan mempertahankan kekuasaannya. Dalam hal ini bantuan bukan saja berbentuk transfer sumber keuangan tetapi bisa saja dalam bentuk militer.

Utang sejatinya memang bukan barang haram. Negara maju seperti Amerika Serikat maupun sejumlah negara Eropa pasti memiliki utang luar negeri. Amerika Serikat termasuk salah satu negara dengan utang luar negeri terbesar Namun, kita harus menyadari bahwa ada risiko yang mengintip dari utang luar negeri tersebut. Risiko inilah yang wajib dikurangi agar utang luar negeri yang kita miliki dapat menunjang laju pembangunan di negeri ini. Salah satunya, rasio utang harus ideal dengan produk domestik bruto. Pemerintah harus menjaga agar rasio utang dengan produk domestik bruto berada di kisaran 20-24 persen. Dengan level tersebut, kemampuan membayar utang luar negeri Indonesia tidak diragukan.

Grafik 1: Perkembangan Rasio Utang Indonesia Terhadap PDB

Ratio utang Indonesia terbilang kecil apabila dibandingkan dengan negara negara maju.pada tahun 2014, rasio total utang pemerintah Indonesia terhadap PDB menurun menjadi 25.9% dari sebelumnya 28.3% pada tahun 2009. Nilai ratio utang pemerintah terhadap PDB yang moderat merupakan cerminan kebijakan fiscal yang efisien dan berhati-hati. Hal tersebut menunjukkan kemampuan Indonesia dalam membayar utang luar negeri meningkat. Selain itu rasio utang Indonesia terhadap PDB merupakan amanat UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 12 ayat 3 berserta penjelasannya dan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 tentang Pengendalian Jumlah Kumulatif Defisit APBN dan APBD Serta Jumlah Kumulatif Pinjaman Pemerintah Pusat dan Pemerintah DaerahJumlah kumulatif utang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dibatasi tidak melebihi 60% dari GDP tahun yang bersangkutan.

Tabel 3: Profil Pinjaman dari Kreditur Multilateral

Tabel 4: Profil Pinjaman dari kreditur Bilateral (jepang)

Berdasarkan tabel 4 yang menggambarkan profil pinjaman yang diberikan oleh Negara Jepang sebagai negara donor terbesar di Indonesia. Negara jepang tidak menetapkan biaya commitmen apabila namun Jepang menetapkan biaya dimuka sebesar 205 atas pinjaman.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANUtang luar negeri, adalah sebagian dari totalutangsuatu negara yang diperoleh dari parakreditoratau pemberi pinjaman di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh daribankswasta,pemerintahnegara lain, atau lembaga keuangan internasional sepertiIMFdanBank Dunia. . Dalam pengertian anggaran negara, utang luar negeri disebut juga sebagai sumber pendanaan alternatif yang digunakan untuk pembiayaan anggaran negara. Di satu sisi, utang luar negeri dapat menjadi sumber pendanaan anggaran (APBN), akan tetapi di sisi lain menjadi beban anggaran, karena dibebankan persyaratan pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri.Pada kenyataannya, utang luar negeri merupakan salah satu instrument kebijakan politik luar ngeri di bidang ekonomi. Dengan memanfaatkan ketergantungan negara debitur terhadap utang luar negeri. Alasan negara donor memberikan bantuan adalah karena negara kreditur membutuhkan lading investasi untuk menggunakan dana yang dimilikinya dan untuk menggerakkan ekonomi negara kreditor. Dan alasan negara berkembang menerima bantuan adalah untuk membiayai deficit APBN dan membiayai pembangunan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Selama 5 tahun terakhir yakni periode tahun 2009-2014 negara yang menjadi negra donor terbesar bagi Indonesia adalah negara jepang seangkan sumber dana multilateral berasal dari pinjaman Bank Dunia, ADB, IDB dan juga IMF. B. SARANUtang memang tidak selalu berdampak negative selama ratio utang dan ratio biaya utang Indonesia menunjukkan ternd yang membaik dan berada dibawah ratio yang ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih hati hati dan lebih waspada dalam menerima pinjaman dari negara bilateral dan multilateral.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/ http://www.bi.go.id/en/statistik/utang-luar-negerihttp://antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/2013/02/Seputar-Utang-Luar-Negeri.pdf https://laskarstan.wordpress.com/2011/03/16/permasalahan-penarikan-pinjaman-dan-hibah-pemerintah/

1

12