Upload
dina-marlina-pangaribuan
View
323
Download
42
Embed Size (px)
Citation preview
PROYEK SUPERVISI GARDU INDUK
04/17/23 Triyoso ♣1
2
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
BIODATA
04/17/23 Triyoso ♣
PENGAWAS (SUPERVISI) PEKERJAAN
PENGAWAS (SUPERVISI) PEKERJAAN
Adalah seseorang / pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang dan jasa yang diberi kewenangan untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak penyedia barang/jasa.
Adalah seseorang / pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang dan jasa yang diberi kewenangan untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak penyedia barang/jasa.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
304/17/23 Triyoso ♣
TUJUAN PENGAWASANTUJUAN PENGAWASAN
Agar supaya pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang direncanakan, baik dari segi mutu, biaya dan selesai tepat waktu serta tertib administrasi.
Agar supaya pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang direncanakan, baik dari segi mutu, biaya dan selesai tepat waktu serta tertib administrasi.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
404/17/23 Triyoso ♣
Pengawas pekerjaan bertugas mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan lajunya mencapai penyelesaian volume dari keseluruhan pekerjaan yang dikerjakan serta tertib dalam pelaksanaan administrasi.
Termasuk didalamnya adalah mengawasi metode pelaksanaan, mengkoordinasikan perubahan-perubahan pekerjaan yang diperlukan, melakukan monitoring, dan pelaporan/pengukuran hasil pekerjaan.
Pengawas pekerjaan bertugas mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan lajunya mencapai penyelesaian volume dari keseluruhan pekerjaan yang dikerjakan serta tertib dalam pelaksanaan administrasi.
Termasuk didalamnya adalah mengawasi metode pelaksanaan, mengkoordinasikan perubahan-perubahan pekerjaan yang diperlukan, melakukan monitoring, dan pelaporan/pengukuran hasil pekerjaan.
TUGAS PENGAWASTUGAS PENGAWAS
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
504/17/23 Triyoso ♣
6
KOMPETENSI PENGAWAS
2. Mengerti maksud dan tujuan dari pada isi Dokumen Kontrak yang akan dijadikan dasar dalam tugas pengawasan
3. Mengetahui Mutu material & Kondisi Peralatan yang dipakai
1.Mengetahui bisnis proses Perusahaan Listrik Negara (PLN).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
7
7. Mampu membuat Laporan pekerjaan (harian, mingguan dan bulanan), maupun Laporan hasil pengawasan seluruh aktivitas pekerjaan dilapangan.
6. Mampu menginventarisasi perubahan dan permasalahan yang timbul dilapangan.
5. Mampu membaca dan meneliti gambar sebelum dan sesudah pekerjaan dilaksanakan dilapangan
4. Mengetahui Metode Pelaksanaan konstruksi dengan benar.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
8
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
PEMBANGKIT
BISNIS
INDUSTRI
RUMAH
PUBLIK
SOSIAL
TRAFODISTR.
20 kV
150 kV
TRAFO GI150/20 kV
TRAFO GI20/150 kV
220 V
PLTAPLTDPLTP
PLTGUPLTN
04/17/23 Triyoso ♣
GARDU INDUK adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk :• Menaikkan dan menurunkan tegangan sistem.• Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik.• Mengatur penyaluran daya ke Gardu lain melalui jaringan transmisi.
GARDU INDUK adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk :• Menaikkan dan menurunkan tegangan sistem.• Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik.• Mengatur penyaluran daya ke Gardu lain melalui jaringan transmisi.
PERALATAN DALAM GARDU INDUK• Switch yartd, Trafo tenaga (Power Transformer).• CT (Trafo Arus) & VT/PT (Trafo Tegangan)• PMS (Pemisah)/DS• PMT (circuit breaker)/CB• Arrester• Pentanahan• Gedung kontrol
PERALATAN DALAM GARDU INDUK• Switch yartd, Trafo tenaga (Power Transformer).• CT (Trafo Arus) & VT/PT (Trafo Tegangan)• PMS (Pemisah)/DS• PMT (circuit breaker)/CB• Arrester• Pentanahan• Gedung kontrol
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
904/17/23 Triyoso ♣
JENIS GARDU INDUK:JENIS GARDU INDUK:
1. GARDU INDUK PASANGAN DALAM. Adalah gardu listrik dimana semua peralatannya ( switch gear, isolator dan
lain sebagainya ) dipasang di dalam gedung / ruang tertutup.
1. GARDU INDUK PASANGAN DALAM. Adalah gardu listrik dimana semua peralatannya ( switch gear, isolator dan
lain sebagainya ) dipasang di dalam gedung / ruang tertutup.
Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional : Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas lahan GI konvensional.Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya.
Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional : Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas lahan GI konvensional.Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
1004/17/23 Triyoso ♣
JENIS GARDU INDUK:JENIS GARDU INDUK:
Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
2. GARDU INDUK PASANGAN LUAR. Adalah Gardu Listrik dimana semua / sebagian besar peralatannya
ditempatkan diluar gedung kecuali peralatan control, proteksi dan system kendali serta alat Bantu lainnya.
2. GARDU INDUK PASANGAN LUAR. Adalah Gardu Listrik dimana semua / sebagian besar peralatannya
ditempatkan diluar gedung kecuali peralatan control, proteksi dan system kendali serta alat Bantu lainnya.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
1104/17/23 Triyoso ♣
JENIS GARDU INDUK:JENIS GARDU INDUK:
3. GARDU INDUK KOMBINASI 1 DAN 2.
Adalah Gardu Induk yang peralatan switch gear nya berada didalam
gedung dan sebagian dari switch gear ada diluar gedung seperti gantri (tie
line) dari SUTT sebelum masuk kedalam switch gear dan transformator
berada diluar gedung.
3. GARDU INDUK KOMBINASI 1 DAN 2.
Adalah Gardu Induk yang peralatan switch gear nya berada didalam
gedung dan sebagian dari switch gear ada diluar gedung seperti gantri (tie
line) dari SUTT sebelum masuk kedalam switch gear dan transformator
berada diluar gedung.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
1204/17/23 Triyoso ♣
BERDASARKAN FUNGSINYA Gardu Induk Penaik Tegangan :
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
Gardu Induk Penurun Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
Gardu Induk Pengatur Tegangan : Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.04/17/23 Triyoso ♣ 13
BERDASARKAN FUNGSINYA Gardu Induk Penaik Tegangan :
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
Gardu Induk Penurun Tegangan : Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
Gardu Induk Pengatur Tegangan : Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
04/17/23 Triyoso ♣ 14
BERDASARKAN FUNGSINYA
Gardu Induk Pengatur Beban :
Berfungsi untuk mengatur beban.
Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat
tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah
menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor
atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor
yang memompakan air kembali ke kolam utama.
Gardu Induk Distribusi :
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan
sistem ke tegangan distribusi.
Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
04/17/23 Triyoso ♣ 15
CONTOH GARDU INDUK PASANGAN DALAM
Gardu induk seperti ini dengan isolasi SF6 sangat hemat tempat sebab menggunakan gas
SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dan ditempatkan didalam suatu
selubung besi. Sering disebut Gardu Induk SF 6 atau Gas Insulated Substation disingkat
GIS.
CONTOH GARDU INDUK PASANGAN DALAM
Gardu induk seperti ini dengan isolasi SF6 sangat hemat tempat sebab menggunakan gas
SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dan ditempatkan didalam suatu
selubung besi. Sering disebut Gardu Induk SF 6 atau Gas Insulated Substation disingkat
GIS.
1604/17/23 Triyoso ♣
SWITCH YARD
Adalah suatu tempat yang luas dimana peralatan utama instalasi tenaga listrik terpasang.Jika terpasang dilapangan maka disebut dengan switch yard, sedangkan bila peralatan utama terpasang didalam ruangan sering disebut sebagai switch gear.
Switchgear juga berarti peralatan switching yang ada di switch yard.
SWITCH YARD
Adalah suatu tempat yang luas dimana peralatan utama instalasi tenaga listrik terpasang.Jika terpasang dilapangan maka disebut dengan switch yard, sedangkan bila peralatan utama terpasang didalam ruangan sering disebut sebagai switch gear.
Switchgear juga berarti peralatan switching yang ada di switch yard.
BAGIAN-BAGIAN GARDU INDUK DAN PERALATANBAGIAN-BAGIAN GARDU INDUK DAN PERALATAN
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
1704/17/23 Triyoso ♣
GI PASANGAN LUAR, SWITCH YARD 150 KV
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
1804/17/23 Triyoso ♣
TRANSFORMATORTRANSFORMATOR
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system menjadi tenaga listrik dengan system tegangan yang lain, disamping untuk pengaturan tegangan.
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system menjadi tenaga listrik dengan system tegangan yang lain, disamping untuk pengaturan tegangan.
TRAFO
CTPT
LA
PMTTrafo
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
1904/17/23 Triyoso ♣
• TRAFO ARUS / CT ( Current Transformer ) :• TRAFO ARUS / CT ( Current Transformer ) :
Memperkecil besaran arus listrik padasystem tenaga listrik menjadi besaranarus untuk system pengukuran danproteksi.
Memperkecil besaran arus listrik padasystem tenaga listrik menjadi besaranarus untuk system pengukuran danproteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
TRAFO
CT PT
LA
PMTTrafo
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
2004/17/23 Triyoso ♣
Saklar yang dapat digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan arus
sesuai rating arusnya maupun gangguan
dan dilengkapi dengan pemadam busur api
listrik. (dengan media minyak, udara atau
gas).
Saklar yang dapat digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan arus
sesuai rating arusnya maupun gangguan
dan dilengkapi dengan pemadam busur api
listrik. (dengan media minyak, udara atau
gas).
CB/PMT (PEMUTUS TENAGA)CB/PMT (PEMUTUS TENAGA)
TRAFO
CT PT
LA
PMTTrafo
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
2104/17/23 Triyoso ♣
DS/PMS (PEMISAH) DS/PMS (PEMISAH)
TRAFO
CT PT
LA
PMTTrafo
Alat untuk memisahkan peralatan instalasi dari instalasi didekatnya yang bertegangan
PMS
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
2204/17/23 Triyoso ♣
LIGHTNING ARRESTER ( LA )LIGHTNING ARRESTER ( LA )
Alat pengaman peralatan listrik pada instalasi dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir
( Lighting Surge) maupun oleh surja hubung (Switching Surge).
TRAFO
CT PT
LA
PMTTrafo
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
2304/17/23 Triyoso ♣
SURJA HUBUNGSURJA HUBUNG
SAAT PMT LEPAS ADA ARCING TEGANGAN NAIK DISEBUT TRANSIENT OVER VOLTTEGE (t= 0.01 mdt volt = ± 3x11.02 kv = 33kv UNTUK DI BUS 20 kv).
SAAT PMT LEPAS ADA ARCING TEGANGAN NAIK DISEBUT TRANSIENT OVER VOLTTEGE (t= 0.01 mdt volt = ± 3x11.02 kv = 33kv UNTUK DI BUS 20 kv).
PERBEDAAN DS DENGAN CB
CB (PMT) ADA PEREDAM ARCING, SEDANG DS (PMS) TIDAK ADA PEREDAM ARCING.CB (PMT) ADA PEREDAM ARCING, SEDANG DS (PMS) TIDAK ADA PEREDAM ARCING.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
2404/17/23 Triyoso ♣
LINGKUP PEKERJAAN PADA GARDU INDUK
I. Pekrjaan Persiapan.II. Pembuatan desain semua pekerjaan sipil lengkap dengan
gambar detail dan metode kerja.III. Pekerjaan pematangan tanah Lahan.IV. Pekerjaan pagar keliling GI dan Switchyard.V. Pekerjaan Fondasi Peralatan Srandang.VI. Pekerjaan Gedung Kontrol.VII. Pekerjaan Cable duct.VIII. Pekerjaan sistem Pembumian.IX. Hamparan kerikil (gravel) diareal Switchyard.X. Pekerjaan jalan masuk, lingkungan dan drainase…
I. Pekrjaan Persiapan.II. Pembuatan desain semua pekerjaan sipil lengkap dengan
gambar detail dan metode kerja.III. Pekerjaan pematangan tanah Lahan.IV. Pekerjaan pagar keliling GI dan Switchyard.V. Pekerjaan Fondasi Peralatan Srandang.VI. Pekerjaan Gedung Kontrol.VII. Pekerjaan Cable duct.VIII. Pekerjaan sistem Pembumian.IX. Hamparan kerikil (gravel) diareal Switchyard.X. Pekerjaan jalan masuk, lingkungan dan drainase…
LINGKUP PEKERJAAN SIPIL
2504/17/23 Triyoso ♣
LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRO-MEKANIK
1. Desain Manufacture.
2. Supply and Erect.
3. Testing.
4. Transportasi.
5. Pemasangan.
6. Pengujian dilapangan dan Komissioning….
1. Desain Manufacture.
2. Supply and Erect.
3. Testing.
4. Transportasi.
5. Pemasangan.
6. Pengujian dilapangan dan Komissioning….
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
2604/17/23 Triyoso ♣
I. PEKERJAAN PERSIAPAN I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Biaya dan ganti rugi tanah untuk lahan GI.2. Pemakaian jalan masuk atau jalan kerja.3. Pengurusan Izin-izin termasuk IMB.4. Listrik kerja dan penerangan kerja. (PLN atau
Generator listrik).5. Komunikasi Proyek dan Sistim Telekomunikasi.6. Persediaan Air kerja (PAM / Sumur pompa ).
1. Biaya dan ganti rugi tanah untuk lahan GI.2. Pemakaian jalan masuk atau jalan kerja.3. Pengurusan Izin-izin termasuk IMB.4. Listrik kerja dan penerangan kerja. (PLN atau
Generator listrik).5. Komunikasi Proyek dan Sistim Telekomunikasi.6. Persediaan Air kerja (PAM / Sumur pompa ).
04/17/23 Triyoso ♣
PERSIAPAN UMUMPERSIAPAN UMUM
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
27
7. Papan nama Proyek dan Rambu-rambu pengaman.8. Pengecekan peralatan yang akan digunakan baik
untuk pekerjaan sipil maupun elektromekanik9. Penataan lahan kerja (direksi keet, gudang, barak
pekerja, laboratorium, bengkel kerja MCK dll).10. Pengukuran lokasi pekerjaan.11. Sistim keamanan & pengamanan Proyek dll…
7. Papan nama Proyek dan Rambu-rambu pengaman.8. Pengecekan peralatan yang akan digunakan baik
untuk pekerjaan sipil maupun elektromekanik9. Penataan lahan kerja (direksi keet, gudang, barak
pekerja, laboratorium, bengkel kerja MCK dll).10. Pengukuran lokasi pekerjaan.11. Sistim keamanan & pengamanan Proyek dll…
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
28
Penataan Lahan untuk Gardu Induk.
Rancangan tata letak pekerjaan di lapangan dengan segala keterbatasanya sebisa mungkin kontraktor harus mampu menata lahan kerja sehingga kinerja pelaksanaan dapat berlangsung baik. Ketidaktertiban dalam hal tersebut dapat mengundang kekacauan, karena pelaksanaan masing-masing kegiatan tidak terpadu bahkan saling terganggu dan berbenturan.
Penataan Lahan untuk Gardu Induk.
Rancangan tata letak pekerjaan di lapangan dengan segala keterbatasanya sebisa mungkin kontraktor harus mampu menata lahan kerja sehingga kinerja pelaksanaan dapat berlangsung baik. Ketidaktertiban dalam hal tersebut dapat mengundang kekacauan, karena pelaksanaan masing-masing kegiatan tidak terpadu bahkan saling terganggu dan berbenturan.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
29
30
POS
GD
G, B
ENG
KEL
MCK
POS KNTR DIREKSI & KONTR
GDG PERALATAN
G I YG AKAN DIBANGUN
GU
DAN
G T
ERBU
KA
Contoh Penataan lahan
BARAK
04/17/23 Triyoso ♣
1. Dibuat Pos Jaga dipintu masuk lokasi Proyek.2. Tempat penimbunan material-material mentah yang sejenis
dikelompokkan jadi satu lokasi yang berdekatan.3. Untuk mempermudah penerimaan barang, gudang tertutup diletakan
didekat pintu masuk.4. Kantor direksi dan kontraktor ditempatkan dekat pintu masuk dengan
melalui pos penjagaan.5. Barak pekerja ditempatkan agak jauh dengan daerah konstruksi
(terpisah).6. Bengkel, gudang peralatan ditempatkan dekat dengan daerah
konstruksi.7. Tempat fabrikasi struktur baja, tulangan baja, acuan beton, atau
operasi penunjang lainnya ditempatkan sedekat mungkin dengan lahan konstruksi……
1. Dibuat Pos Jaga dipintu masuk lokasi Proyek.2. Tempat penimbunan material-material mentah yang sejenis
dikelompokkan jadi satu lokasi yang berdekatan.3. Untuk mempermudah penerimaan barang, gudang tertutup diletakan
didekat pintu masuk.4. Kantor direksi dan kontraktor ditempatkan dekat pintu masuk dengan
melalui pos penjagaan.5. Barak pekerja ditempatkan agak jauh dengan daerah konstruksi
(terpisah).6. Bengkel, gudang peralatan ditempatkan dekat dengan daerah
konstruksi.7. Tempat fabrikasi struktur baja, tulangan baja, acuan beton, atau
operasi penunjang lainnya ditempatkan sedekat mungkin dengan lahan konstruksi……
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKANHAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
31
PENGUKURAN LAHAN PEKERJAAN
Secara umum pengukuran lokasi terdiri dari:1.Pengukuran jaring polygon untuk menentukan batas-batas lokasi proyek.2.Pemetaan situasi dan kontur lahan untuk mengetahui daerah mana yang dipotong, maupun yang ditimbun.3.Pengukuran trace atau sumbu-sumbu bangunan, arah memanjang pada pekerjaan saluran dan jalan.4.Pengukuran/pengecekan demensi konstruksi , baik arah tegak maupun mendatar.
PENGUKURAN LAHAN PEKERJAAN
Secara umum pengukuran lokasi terdiri dari:1.Pengukuran jaring polygon untuk menentukan batas-batas lokasi proyek.2.Pemetaan situasi dan kontur lahan untuk mengetahui daerah mana yang dipotong, maupun yang ditimbun.3.Pengukuran trace atau sumbu-sumbu bangunan, arah memanjang pada pekerjaan saluran dan jalan.4.Pengukuran/pengecekan demensi konstruksi , baik arah tegak maupun mendatar.
04/17/23 Triyoso ♣ 32
Jenis Alat Ukur yang dipakai adalah:
1.Theodolit. 2.Waterpass (alat sipat datar).3.Pita Ukur
Jenis Alat Ukur yang dipakai adalah:
1.Theodolit. 2.Waterpass (alat sipat datar).3.Pita Ukur
Sistim Keamanan Proyek adalah: 24 jam non stop.
Sistim Keamanan Proyek adalah: 24 jam non stop.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
33
PERSIAPAN PEKERJAAN SIPIL PERSIAPAN PEKERJAAN SIPIL
1. Dibuat gambar-gambar detail konstruksi.2. Contoh-contoh material (pasir, splet, besi beton,
kunci pintu, lantai keramik dll).3. Prosedur kerja dll sesuai kontrak.
1. Dibuat gambar-gambar detail konstruksi.2. Contoh-contoh material (pasir, splet, besi beton,
kunci pintu, lantai keramik dll).3. Prosedur kerja dll sesuai kontrak.
PERSIAPAN PEKERJAAN ELEKTROMEKANIK.PERSIAPAN PEKERJAAN ELEKTROMEKANIK.
1. Dibuat gambar-gambar detail.2. Meminta spesifikasi teknis , brosur peralatan
atau material yang akan dikirim.3. Cara transportasi dll sesuai kontrak.
1. Dibuat gambar-gambar detail.2. Meminta spesifikasi teknis , brosur peralatan
atau material yang akan dikirim.3. Cara transportasi dll sesuai kontrak.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
34
I. PEMBUATAN DESAIN PEKERJAAN SIPIL
Pembuatan desain semua pekerjaan sipil lengkap dengan gambar detail dan metode kerja.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
3504/17/23 Triyoso ♣
III. PEKERJAAN PEMATANGAN TANAHIII. PEKERJAAN PEMATANGAN TANAH
PEMOTONGAN DAN PENIMBUNAN TANAHPEMOTONGAN DAN PENIMBUNAN TANAH
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:1. Gambar kerja (Gambar Kontur lahan, profil melintang &
memanjang).2. Jenis material tanah yang akan digunakan (sesuai
persyaratan dalam kontrak).3. Hasil Pengujian kepadatan tanah (dari laboratorium Mektan
bila disyaratkan).4. Level atau ketinggian permukaan tanah yang ditimbun
maupun yang dipotong….
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:1. Gambar kerja (Gambar Kontur lahan, profil melintang &
memanjang).2. Jenis material tanah yang akan digunakan (sesuai
persyaratan dalam kontrak).3. Hasil Pengujian kepadatan tanah (dari laboratorium Mektan
bila disyaratkan).4. Level atau ketinggian permukaan tanah yang ditimbun
maupun yang dipotong….
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
36
04/17/23 Triyoso ♣ 37
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
38
PEMADATAN TANAH
HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN:
1. Menghamparkan material urugan secara merata dan tipis (setiap 15cm-30cm).
2. Mengatur kadar air material secara tepat.
3. Memilih mesin pemadat yang cocok untuk jenis tanah yang dipadatkan.
4. Menghindarkan lapangan pekerjaan dari penggenangan atau infiltrasi dari air hujan
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
3904/17/23 Triyoso ♣
HAMPARAN TANAHHAMPARAN TANAH
Untuk ketebalan hamparan berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor antara lain:
Kondisi dan komposisi material.
Mesin pemadat.
Metode pemadatan.
Derajat pemadatan.
Untuk ketebalan hamparan berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor antara lain:
Kondisi dan komposisi material.
Mesin pemadat.
Metode pemadatan.
Derajat pemadatan.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
40
ANGKUTAN TANAH
Karena tanah bersifat lepas, hampir semua tanah menjadi mengembang volumenya jika digali dan diangkut keatas truk
FAKTOR MUAI TANAH GALIAN:
1. Tanah lepas, akan mengembang 20% s/d 25%.
2. Tanah berbatu atau batu belah akan mengembang 50% s/d 60%
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
4104/17/23 Triyoso ♣
IV. PEKERJAAN PAGAR KELILING GI DAN SWITCHYARD
IV. PEKERJAAN PAGAR KELILING GI DAN SWITCHYARD
HAL PENTING YANG PERLU DIKETAHUI:
a.Batas lokasi yang akan dipagar berdasar pengukuran Polygon sesuai gambar rencana.
b.Level pondasi pagar berdasarkan gambar kontur (Profil memanjang pagar).
HAL PENTING YANG PERLU DIKETAHUI:
a.Batas lokasi yang akan dipagar berdasar pengukuran Polygon sesuai gambar rencana.
b.Level pondasi pagar berdasarkan gambar kontur (Profil memanjang pagar).
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
42
c. Jenis Fondasi yang dipakai.• Fondasi Telapak/Setempat (beton atau batu kali).• Fondasi Menerus (beton atau batu kali).
d. Kedalaman Fondasi.• Kedalaman antara 0,50 m s/d 1,50 m
c. Jenis Fondasi yang dipakai.• Fondasi Telapak/Setempat (beton atau batu kali).• Fondasi Menerus (beton atau batu kali).
d. Kedalaman Fondasi.• Kedalaman antara 0,50 m s/d 1,50 m
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
43
FONDASI MENERUS BATU KALI.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
4404/17/23 Triyoso ♣
HUBUNGAN KOLOM, SLOOF DENGAN FONDASI BATU KALI
BATU KALI
FONDASI MENERUS
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
4504/17/23 Triyoso ♣
BATU KALIBATU KALI
HUBUNGAN KOLOM TENGAH DENGAN FONDASI MENERUS
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
4604/17/23 Triyoso ♣
a. Peraturan untuk material bahan bangunan.
PUBBI 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982) Petunjuk Fabrikan dan SII (Standar Industri Indonesia). PPBI 1983 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983) NI – 10 (Peraturan Bata Indonesia 1973). NI – 5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1978). SII (Standar Industri Indonesia).
a. Peraturan untuk material bahan bangunan.
PUBBI 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982) Petunjuk Fabrikan dan SII (Standar Industri Indonesia). PPBI 1983 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983) NI – 10 (Peraturan Bata Indonesia 1973). NI – 5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1978). SII (Standar Industri Indonesia).
PERATURAN YANG HARUS DIIKUTIPengawas harus mengetahui dan mengikuti Syarat-syarat Teknis yang tercantum dalam kontrak atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwewenang antara lain:
PERATURAN YANG HARUS DIIKUTIPengawas harus mengetahui dan mengikuti Syarat-syarat Teknis yang tercantum dalam kontrak atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwewenang antara lain:
04/17/23 Triyoso ♣47
b. Peraturan untuk Konstruksi Beton.
PBI 1971 N.I-2 (Peraturan beton Indonesia 1971). SII- 0052-80 (Standar Mutu dan Uji agregat beton).
b. Peraturan untuk Konstruksi Beton.
PBI 1971 N.I-2 (Peraturan beton Indonesia 1971). SII- 0052-80 (Standar Mutu dan Uji agregat beton).
c. Untuk Pekerjaan Instalasi Listrik & Pembumian
SPLN (sesuai dengan jenis pekerjaannya). PUIL 1987. IEC iInternational Electrical Commissioning). Dan lainnya sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
c. Untuk Pekerjaan Instalasi Listrik & Pembumian
SPLN (sesuai dengan jenis pekerjaannya). PUIL 1987. IEC iInternational Electrical Commissioning). Dan lainnya sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
48
Pekerjan ini biasanya dikerjakan secara bersamaan, karena jenis dan macam pekerjaannya hampir sama yaitu :
IV.PEKERJAAN FONDASI SRANDANG , GEDUNG KONTROL DAN CABLE DUCT
IV.PEKERJAAN FONDASI SRANDANG , GEDUNG KONTROL DAN CABLE DUCT
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
49
1. Pekerjaan Fondasi.2. Pekerjaan Kayu.3. Pekerjaan beton.4. Pekerjaan Baja.5. Pekerjaan pasangan batu (Batu kali,
Bata, Batako)6. Pekerjaan finishing dll.7. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
50
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
51
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
52
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
53
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
5404/17/23 Triyoso ♣
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
55
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
56
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
5704/17/23 Triyoso ♣
BANGUNAN BETON BERTULANG GEDUNG KONTROLPekerjaan KONSTRUKSI BETON di lapangan yang perlu perhatian antara lain: penempatan dan jarak antara besi tulangan, sambungan (panjang penyaluran), panjang kait besi tulangan, jarak besi tulangan dengan bekisting dll.
Hk
Hk
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
5804/17/23 Triyoso ♣
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
59
MACAM DAN TIPE PONDASI GARDU INDUKPondasi yang sering dipakai untuk Gardu Induk berdasarkan data hasil penyelidikan dengan alat sondir adalah sbb;
Pondasi Telapak (Pad). Pondasi dalam (Bor pile, Precast Pile, fanky,
pile).
MACAM DAN TIPE PONDASI GARDU INDUKPondasi yang sering dipakai untuk Gardu Induk berdasarkan data hasil penyelidikan dengan alat sondir adalah sbb;
Pondasi Telapak (Pad). Pondasi dalam (Bor pile, Precast Pile, fanky,
pile).
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
60
A = luas penampang tulangan tarik.A' = luas penampang tulangan tekan.A l = luas penampang tulangan tarik di tengah bentangan balok. A'l = luas penampang tulangan tekan di tengah bentangan balok.A j = luas penampang tulangan tarik di daerah perletakan balok.A'j = luas penampang tulangan tekan di daerah perletakan balok.bb = lebar penampang balok persegi.bk = lebar penampang kolom persegi.d = diameter batang tulangan polos (d1, d2 dst).h = tinggi manfaat balok (jarak antara titik berat tulangan tarik.
dengan tepi serat balok yang tertekan).Hk = tinggi kolom portal (jarak antara balok portal dari sumbu ke
sumbu).hb = tinggi penampang balok persegi.hk = panjang penampang kolom persegi.s = jarak tulangan sengkang dari as ke as (s1, s2 dst) = potongan melintang balok atau kolom (pot.I-I; pot.II-II dst).
'
'l
Notasi:
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
6104/17/23 Triyoso ♣
HUBUNGAN KOLOM, SLOOF DENGAN FONDASI BETON BERTULANG
ALTERNATIF. 1
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
6204/17/23 Triyoso ♣
HUBUNGAN KOLOM, SLOOF DENGAN FONDASI BETON BERTULANG
ALTERNATIF. 2
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
6304/17/23 Triyoso ♣
Pile Cap
GAMBAR TIANG PANCANG BETON
Tiang Pancang
2D - 3D 1,5D
D
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
6404/17/23 Triyoso ♣
PENGANGKATAN TIANG PANCANG
2/3L
1/3L
¼L ½L ¼L
0.207L 0.586L 0.207L
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
6504/17/23 Triyoso ♣
CONTOH
ALAT SONDIR
UNTUK MENGETAHUI DAYA DUKUNG TANAH
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
6604/17/23 Triyoso ♣
GRAFIK TAHANAN KONES
(DAYA DUKUNG)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
6704/17/23 Triyoso ♣
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PONDASI TIANG PANCANG PRA CETAK
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PONDASI TIANG PANCANG PRA CETAK
1. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan.
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
3. Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang kita inginkan.
4. Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan pada tanah granuler.
1. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan.
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
3. Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang kita inginkan.
4. Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan pada tanah granuler.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
68
KESULITAN/KERUGIANNYA KESULITAN/KERUGIANNYA
1. Pengembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan dapat menimbulkan masalah.
2. Tiang kadang-kadang rusak akibat pemancangan.
3. Pemancangan sulit bila diameter tiang terlalu besar.
4. Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran,dan deformasi tanah yang dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya.
1. Pengembungan permukaan tanah dan gangguan tanah akibat pemancangan dapat menimbulkan masalah.
2. Tiang kadang-kadang rusak akibat pemancangan.
3. Pemancangan sulit bila diameter tiang terlalu besar.
4. Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran,dan deformasi tanah yang dapat menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
69
TIANG FRANKI
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
7004/17/23 Triyoso ♣
TEKNIK GALIAN TANAH FONDASI1. GALIAN DENGAN MESIN (UNTUK TRANSMISI JARANG DILAKUKAN)1. GALIAN DENGAN MESIN (UNTUK TRANSMISI JARANG DILAKUKAN)
2. GALIAN DENGAN MANUAL
a) Sampai kedalaman 1,6m (bisa sekali angkat).
b) Sampai kedalaman 2m s/d 3m (2 kali angkat secara estafet).
c) Sampai kedalaman 3,5m s/d 4,5m (3 kali angkat secara estafet).
2. GALIAN DENGAN MANUAL
a) Sampai kedalaman 1,6m (bisa sekali angkat).
b) Sampai kedalaman 2m s/d 3m (2 kali angkat secara estafet).
c) Sampai kedalaman 3,5m s/d 4,5m (3 kali angkat secara estafet).
DAFTAR PRODUKTIFITAS GALIAN SECARA MANUAL UNTUK BERBAGAI MACAM TANAH DAN KEDALAMAN
0,40-0,720,34-0,660,24-0,500,19-0,40
0,50-0,890,23-0,830,30-0,630,230,50
0,55-0,990,41-0,910,33-0,690,26-0,55
0,63-1,130,55-1,050,38-0,800,29-0,63
0,68-1,220,59-1,130,41-0,860,32-0,68
0,75-1,350,65-1,250,45-0,950,35-0,75
Tanah lepasTanah biasaTanah kerasTanah cadas
Hasil kerja meter kubik per jam kerja (m3/jam)
5,004,503,503,002,001,00
Kedalaman galian (meter)JenisTanah
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
7104/17/23 Triyoso ♣
PENGERINGAN LUBANG GALIANPENGERINGAN LUBANG GALIAN
PEMOMPAAN AIR SECARA LANGSUNG:
1. Lubang galian cukup luas.
2. Volume air yang dikeringkan relatif sedikit.
PEMOMPAAN AIR SECARA LANGSUNG:
1. Lubang galian cukup luas.
2. Volume air yang dikeringkan relatif sedikit.
PEMOMPAAN SECARA TIDAK LANGSUNG:
1. Lubang galian tidak cukup luas.
2. Jumlah lubang galian relatif banyak.
3. Dinding galian pondasi mudah longsor.
4. Ketinggian Muka air tanah dalam….
PEMOMPAAN SECARA TIDAK LANGSUNG:
1. Lubang galian tidak cukup luas.
2. Jumlah lubang galian relatif banyak.
3. Dinding galian pondasi mudah longsor.
4. Ketinggian Muka air tanah dalam….
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
7204/17/23 Triyoso ♣
PEKERJAAN KAYUPEKERJAAN KAYU
Pengawas pekerjaan dilapangan harus mengetahui mutu kayu yang baik dan dengan cepat bisa membedakan antara mutu kayu yang baik dengan yang jelek sebelum kayu dipergunakan.
Pengawas pekerjaan dilapangan harus mengetahui mutu kayu yang baik dan dengan cepat bisa membedakan antara mutu kayu yang baik dengan yang jelek sebelum kayu dipergunakan.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
73
e2
he1
b
d2
d1
b
ht
hr1 hr2 hr3
hr
h
MUTU KAYU
α
b
h
Pinggul kayu
Mata kayu
Serat kayu
Retakan kayu
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
7404/17/23 Triyoso ♣
Keterangan Notasi dan Simbol
h = tinggi ukuran balok kayu.b = lebar ikuran balok kayu.d1 dan d2 = diameter mata kayu
hr1, hr2, hr3,..hrn = retakan tegak lurus grs kambium
kayuhr = panjang retakan memotong arah grs
kambium kayu atau jumlah retakan- retakan kayu (hr1 + hr2 + hr3,..+hrn)
ht = panjang retakaan sejajar grs
kambium kayu. = sudut arah serat kayu.e1 dan e2 = lebar dan panjang cacat ayu, karena
inti kayu.04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
75
No. Uraian Mutu A Mutu B
1 Kadar air,kering udara
12 s.d 18%, rata2 = 15%
< 30%
2 Besarnya mata kayu
d1 < h , d2 < bd1 < 3,5 cm , d2 < 3,5 cm
d1 < h , d2 < bd1 < 5 cm , d2 < 5 cm
3 Besarnya cacat bentuk (pinggul) e1 < b , e2 < h e1 < b , e2 < h
4 Kemiringan arah serat tg α < tg α <
5 Retakan yang adahr < b , ht < b hr < b , ht < b
TABEL MUTU KAYUTABEL MUTU KAYU
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
76
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu kayuUnsur-unsur yang mempengaruhi mutu kayu
1. Berat jenis, semakin besar akan semakin kuat2. Kadar air, semakin besar akan semakin lemah3. Umur kayu (cincin tahun), semakin tua semakin
baik4. Besarnya mata kayu, semakin besar semakin lemah5. Panjang retakan, semakin panjang semakin lemah6. Miring arah serat, semakin besar gradien
kemiringannya semakin lemah7. Pohon hidup atau mati, bila sewaktu ditebang
masih hidup akan lebih baik8. Cara pengeringan, alami lebih baik dari pada
menggunakan oven
1. Berat jenis, semakin besar akan semakin kuat2. Kadar air, semakin besar akan semakin lemah3. Umur kayu (cincin tahun), semakin tua semakin
baik4. Besarnya mata kayu, semakin besar semakin lemah5. Panjang retakan, semakin panjang semakin lemah6. Miring arah serat, semakin besar gradien
kemiringannya semakin lemah7. Pohon hidup atau mati, bila sewaktu ditebang
masih hidup akan lebih baik8. Cara pengeringan, alami lebih baik dari pada
menggunakan oven
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
77
PEKERJAAN BETON PEKERJAAN BETON
Teknologi Beton.1. Material Beton.2. Mutu Beton.3. Pengerjaan Beton.4. Pelaksanaan Pengecoran.5. Cetakan Dan Acuan.
Teknologi Beton.1. Material Beton.2. Mutu Beton.3. Pengerjaan Beton.4. Pelaksanaan Pengecoran.5. Cetakan Dan Acuan.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
7804/17/23 Triyoso ♣
ADUKAN BETON KERING
TEKNOLOGI BETON
+ air
PASIR
KERIKIL
SEMEN
1. MATERIAL BETON
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
7904/17/23 Triyoso ♣
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR PADA PASIR
GELAS UKUR
PASIR
LUMPUR5%
120
100
50
25
5
0
75
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
8004/17/23 Triyoso ♣
KEKUATAN TEKAN KARAKTERISTIK ADALAH:Kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil
pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. (pada beton
umur 28 hari).
ADALAH:
Nilai kekuatan tekan karakteristik (σ bk) yang ′disyaratkan oleh perencana yang harus dibuat di
lapangan.
2. MUTU BETON
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
8104/17/23 Triyoso ♣
BENTUK DAN MACAM BENDA UJI BETON
BENTUK DAN MACAM BENDA UJI BETON
15
15
1,00
20
20
0,95
15
300,83
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
8204/17/23 Triyoso ♣
Benda ujiPerbandingan
kekuatan tekan
Kubus 15x15x15 cmKubus 20x20x20 cmSilinder 30x15 cm
1,000,950,83
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETO DARI BERBAGAI-BAGAI BENDA UJI PADA UMUR 28
HARI
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETO DARI BERBAGAI-BAGAI BENDA UJI PADA UMUR 28
HARI
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
83
Jeni semen yg dipakai
Umur beton dalam hari
3 7 14 21 28 90 365
Semen Porland biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
Semen Portland dengan kekuatan awal
tinggi0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai-bagai umur.
Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai-bagai umur.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
84
PEMBUATAN BENDA UJI
1.Interval jumlah pengecoran beton (m3) yang kira-kira sama diantara pembuatan benda uji ditetapkan sedemikian rupa hingga setelah selesai pengecoran beton seluruhnya, untuk masing-masing mutu beton dapat terkumpul minimum 20 benda uji.
2.Apabila karena alasan tertentu pembuatan 20 benda uji dianggap tidak praktis atau tidak dapat dilakukan, maka jumlah benda uji yang dibuat boleh kurang dari 20 buah, pembuatannya dilakukan dengan interval jumlah pengecoran yang kira-kira sama.
PEMBUATAN BENDA UJI
1.Interval jumlah pengecoran beton (m3) yang kira-kira sama diantara pembuatan benda uji ditetapkan sedemikian rupa hingga setelah selesai pengecoran beton seluruhnya, untuk masing-masing mutu beton dapat terkumpul minimum 20 benda uji.
2.Apabila karena alasan tertentu pembuatan 20 benda uji dianggap tidak praktis atau tidak dapat dilakukan, maka jumlah benda uji yang dibuat boleh kurang dari 20 buah, pembuatannya dilakukan dengan interval jumlah pengecoran yang kira-kira sama.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
85
HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN AGAR MENDAPATKAN MUTU BETON SESUAI DENGAN YANG DIRENCANAKAN :
a) KELAS MUTU BETON
b) CAMPURAN BETON
c) KEKENTALAN CAMPURAN BETON
d) PEMERIKSAAN MUTU BETON.
e) PERCOBAAN PENDAHULUAN.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
8604/17/23 Triyoso ♣
a). KELAS MUTU BETON
Kls Mutuσ'
bk
(kg/cm2)
σ'bm
dg.s = 46 (kg/cm2)
Tujuan
Pengawasan terhadap
Mutu Agregat
Pemeriksaan Kekuatan
Beton
I B0 - - Non strukturil Ringan Tanpa
II B1
K125K175K225
-125175225
-200250300
StrukturilStrukturilStrukturilStrukturil
SedangKetatKetatKetat
TanpaKontinuKontinuKontinu
III K>225 >225 >300 StrukturilKetat sekali
Kontinu
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
87
b). CAMPURAN BETON
Kls Mutuσ'
bk
(kg/cm2)Tujuan
Ukuran Minimum Campuran
PC + PS + (Krkl/split) Keterangan lain
I B0 -Lantai kerja
1 : 8 Semen : (Pasir+Kerikil)
II B1
K125K175K225
-125175225
StrukturilStrukturilStrukturilStrukturil
1 : 2 : 31 : 2 : 3
1 : 1 : 2½1 : 1 : 2
1 : 1½ : 2½ 1 : 1½ : 2½Agregat Kd Lumpur ≤ 5%Campuran direncanakan
III K>225 >225 StrukturilCampuran
direncanakan
Pengawasan ketat dg pemakaian PC min & fAc
maks sesuai Tabel 7.4 * Sesuai Bab 4.3 PBI Tahun 1971, hal 36.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
8804/17/23 Triyoso ♣
c). KEKENTALAN CAMPURAN BETON (Slump Beton)
KEKENTALAN CAMPURAN BETON PERLU DIRENCANAKAN KARENA DISESUAIKAN DENGAN : CARA TRANSPORTASI, JENIS KONSTRUKSI, METODE PENGECORAN DAN KERAPATAN TULANGAN AGAR PEKERJAAN BETON MUDAH DILAKSANAKAN.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLUMP BETON
1) Jumlah dan jenis semen.2) Nilai faktor air semen.3) Jenis dan susunan butir agregat.4) Penggunaan bahan pembantu (kalau ada).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
8904/17/23 Triyoso ♣
Camp Beton
Kerucut baja
Tongkat baja Ø16
Campuran beton
Pelat baja
∆ t
ALAT SLUMP TES
Dirojok ± 10 kali
KEKENTALAN BETONPT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
9004/17/23 Triyoso ♣
Tabel Slump beton yang bisa dipakai dilapangan
Uraian pekerjaan betonSlump (cm)
Maks Minimum
Dinding, pelat fondasi dan Fondasi telapak.
Fondasi telapak tidak bertulang, fondasi kaison dan Konstruksi dibawah tanah.
Pelat, balok, kolom dan dinding.
Pengerasan jalan.
Pembetonan masal.
12,5
9,0
15
7,5
7,5
5,0
2,5
7,5
5,0
2,5* Sesuai Tabel 4.4.1 PBI Tahun 1971, hal 38.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
9104/17/23 Triyoso ♣
PEMBESIAN KONSTRUKSI BETON
KAWAT PENGIKAT :
Kawat pengikat harus dibuat dari baja lunak dengan diameter 1mm untuk tulangan tunggal dan 2,5mm untuk tulangan gabungan atau berkas tulangan.
KAWAT PENGIKAT :
Kawat pengikat harus dibuat dari baja lunak dengan diameter 1mm untuk tulangan tunggal dan 2,5mm untuk tulangan gabungan atau berkas tulangan.
BERKAS TULANGAN :
Hanya boleh terdiri dari 2, 3 atau 4 batang yang sejajar, batang-batang tersebut harus saling bersentuhan satu sama lainnya, diameter minimum 19mm, diameter tulangan satu dengan lainnya didalam berkas tidak boleh berselisih lebih dari 3mm serta jarak pengikat tidak boleh lebih dari 24 kali diameter pengenal batang terkecil.
BERKAS TULANGAN :
Hanya boleh terdiri dari 2, 3 atau 4 batang yang sejajar, batang-batang tersebut harus saling bersentuhan satu sama lainnya, diameter minimum 19mm, diameter tulangan satu dengan lainnya didalam berkas tidak boleh berselisih lebih dari 3mm serta jarak pengikat tidak boleh lebih dari 24 kali diameter pengenal batang terkecil.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
9204/17/23 Triyoso ♣
DIAMETER PENGENAL (Dp) :
Diameter pengenal adalah diameter dari batang tulangan yang terkecil, pada batang polos yang tidak berpenampang bulat (oval), atau batang yang diprofilkan.
DIAMETER PENGENAL (Dp) :
Diameter pengenal adalah diameter dari batang tulangan yang terkecil, pada batang polos yang tidak berpenampang bulat (oval), atau batang yang diprofilkan.
Dp
BESI POLOS
BESI DIPROFILKAN Dp
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
9304/17/23 Triyoso ♣
94
2.200
2.400
3.200
3.900
4.800
Baja lunak
Baja lunak
Baja sedang
Baja keras
Baja keras
U 22
U 24
U32
U39
U48
Umum
SebutanMutu )2/(2,0
cmkgau )2/(
'*cmkg
auau
1.910
2.080
2.780
3.390
4.170
0,87.σau
(0.87.σ0,2)
MUTU BAJA TULANGAN
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
95
MUTU BAJA TULANGAN
σa = Tegangan tarik baja untuk tulangan polos.
σas = Tegangan tarik baja untuk tulangan sepiral pada kolom bulat.
σau = Tegangan leleh baja karakteristik atau tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2%
σ*au = Kekuatan baja rencana.
εe = Regangan tarik baja pada batas maksimum elastisitas.
Εa = Modulus elastisitas baja (2,1X106 kg/cm2)
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
PEMASANGAN TULANGAN BETON
1. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat
2. Kedudukan tulangan harus kokoh tidak gampang bergeser
3. Jarak antara besi beton dengan bekisting harus rata (min 2,5 cm).
4. Beton decking minimal 4 buah dalam 1 m2 bidang pengecoran
5. Mutu beton decking sama dengan beton yang dicor dan
penempatannya harus tersebar merata.
6. Pada pelat tulangan rangkap, tulangan bagian atas harus
ditunjang dengan kaki-kaki ayam (penyanggah tulangan)…..
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
9604/17/23 Triyoso ♣
97
RUMUS YANG DIPAKAI DILAPANGAN.
Catatan: s = deviasi standar (kg/cm2) σ′b = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing- masing benda uji (kg/cm2). σ'
bm = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2).
N = jumlah seluruh nilai pemeriksaan benda uji (minimum 20 buah). σ′bk = kekuatan tekan beton karakteristik yang disyaratkan.
1
1
2''
N
s
N
bmb N
N
b
bm
1
'
'
sbmbk
.64,1''
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
98
TABEL DEVIASI STANDAR
Volume pekerjaan Deviasi standar [s] (kg/cm2)
Ukuran Jumlah beton(m3)
Baik sekali baikDapat
diterima
Kecil
Sedang
Besar
< 1000
1000 – 3000
> 3000
45 < s ≤ 55
35 < s ≤ 45
25 < s ≤ 35
55 < s ≤ 65
45 < s ≤ 55
35 < s ≤ 45
65 < s ≤ 85
55 < s ≤ 75
45 < s ≤ 65
* Sesuai Tabel 4.5.1 PBI Tahun 1971, hal 40.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
99
TINDAKAN YANG DIAMBIL BILA HASIL TES BENDA UJI (σ’bk) TIDAK MEMENUHI SYARAT
sbmbk
.64,1''
PEKERJAAN DIHENTIKAN
TES
NON-DESTRUKTIF
PALU BETON
ATAU
SAMPLE BOR
HASIL TES
σ’bk ≥ 80%
OKPekerjaan
boleh diteruskan
HASIL TES
σ’bk < 80%
PERCOBAAN BEBAN
LANGSUNG
(Oleh Konslt Ahli)
HASIL TES
σ’bk ≥ 70%
OKPekerjaan
boleh diteruskan
HASIL TES
σ’bk < 70%
KONSTR HARUS
DIPERKUAT
KONSTR DIALIH FUNGSI
/DIBONGKAR04/17/23 Triyoso ♣
3. PENGERJAAN BETON
b) PENTAKARAN BAHAN.b) PENTAKARAN BAHAN.
a) PERSIAPAN .a) PERSIAPAN .
c) PENGADUKAN.c) PENGADUKAN.
d) PENGANGKUTAN.d) PENGANGKUTAN.
TAHAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN:
SEGREGASI
BLEEDING
f ) PEMADATAN.f ) PEMADATAN.
h) PERAWATAN.h) PERAWATAN.
g) PENYELESAIAN AKHIR.g) PENYELESAIAN AKHIR.
SEGREGASI
BLEEDING
e) PENUANGAN.e) PENUANGAN.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10004/17/23 Triyoso ♣
e) PENGECORAN
(PENUANGAN).
e) PENGECORAN
(PENUANGAN).
SEGREGASI
BLEEDING
1. Jarak dan tinggi jatuh pengecoran harus dibatasi.1. Jarak dan tinggi jatuh pengecoran harus dibatasi.
2. Campuran beton 2. Campuran beton
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.
3. Kecepatan waktu penuangan 3. Kecepatan waktu penuangan
4. Bidang pekerjaan yang akan dicor4. Bidang pekerjaan yang akan dicor
5. Pemadatan campuran beton5. Pemadatan campuran beton
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10104/17/23 Triyoso ♣
Segregasi (pemisahan kerikil)
Segregasi adalah peristiwa terpisahnya butir-butir kasar dari campuran beton. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil pada satu tempat dan akhirnya menyebabkan kropos pada beton.
Segregasi (pemisahan kerikil)
Segregasi adalah peristiwa terpisahnya butir-butir kasar dari campuran beton. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil pada satu tempat dan akhirnya menyebabkan kropos pada beton.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10204/17/23 Triyoso ♣
e.1. PENUANGAN TERTUNDAe.1. PENUANGAN TERTUNDA
0 1 2 3 4 5 6jam
Waktu penundaan pembuatan benda ujiWaktu penundaan pembuatan benda uji
% kekuatan tekan beton yang tidak mengalami penundaan pengecoran pada umur 7 & 28 hari
% kekuatan tekan beton yang tidak mengalami penundaan pengecoran pada umur 7 & 28 hari
130
120
110
100
90
80
70
60
50
Biasanya dilakukan bila dalam keadaan terpaksa dan waktu pendundaan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah adukan beton dikeluarkan dari tempat pengaduk
Biasanya dilakukan bila dalam keadaan terpaksa dan waktu pendundaan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah adukan beton dikeluarkan dari tempat pengaduk
Waktu ikat awal (Initial setting time) IST: antara 1 -2 JAM
Waktu ikat akhir (Final setting time) FST : antara 2,5 - 8 JAM
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10304/17/23 Triyoso ♣
PELAKSANAAN PENGECORAN
PELAKSANAAN JADWAL
PENGECORAN
JADWAL PENGECORAN
DATA PENGECORAN
VOLUME PENGECORAN
ALAT ANGKUT
(READY MIX)
TENAGA KERJA
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10404/17/23 Triyoso ♣
PEMERIKSAAN KONSTRUKSI
1. ACUAN-PERANCAH (BEKISTING).
2. TULANGAN BETON (PEMBESIAN).
3. TENAGA PENGECORAN.
4. SURAT IZIN PENGECORAN.
5. KESIAPAN ALAT PENGECORAN.
6. KONDISI CUACA SETEMPAT.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10504/17/23 Triyoso ♣
PEMERIKSAAN DALAM PELAKSANAAN
1. PERIKSA KONDISI MATERIAL DI STOCK FIELD
2. PERIKSA LAGI MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN
UJI LABORATORIUM
3. PERIKSA MATERIAL YANG ADA DI GUDANG
4. PERIKSA KONSISTENSI DENGAN UJI SLUMP (TERMASUK
RMC)
5. LAKUKAN PENGAMBILAN BENDA UJI SECARA ACAK
(TERMASUK RMC)
6. LAKUKAN PENDATAAN LENGKAP UNTUK SETIAP
CONTOH BENDA UJI (RMC)
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10604/17/23 Triyoso ♣
107
f. PEDOMAN UMUM DALAM PEMADATAN BETON
2. Jarak titik yang dipadatkan berdekatan sehingga gelombang getarannya bisa saling menutup.
3. Posisi jarum penggetar diusahakan selalu vertikal.
4. Lapisan yang dipadatkan antara 30 – 50 cm.
5. Waktu pemadatan sekitar 30 detik.
6. Tidak boleh terjadi kontak dengan bekesting.
7. Alat tidak boleh digerakan horizontal
8. Pemadatan harus merata
1. Dilakukan segera setelah campuran beton dituang.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
108
g. PENYELESAIAN AKHIR
Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan pada saat beton belum mencapai final setting, dengan tujuan untuk mendapatkan permukaan beton yang rata dan mulus
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
h. PERAWATAN BETON
DILAKUKAN DENGAN MAKSUD UNTUK MENDAPATKAN MUTU BETON YANG TINGGI
1. DILAKUKAN SETELAH BETON MENCAPAI FINAL SETTING
2. DILAKUKAN MINIMAL SELAMA 7 HARI UNTUK BETON BIASA
3. DILAKUKAN MINIMAL SELAMA 3 HARI UNTUK BETON BERKEKUATAN AWAL TINGGI.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
10904/17/23 Triyoso ♣
PERAWATAN DENGAN PEMBASAHAN.
a. Dismpan dalam ruangan yang lembab (benda uji).
b. Disimpan dalam air (benda uji).
c. Dengan genangan air (konstruksi yang mendatar).
d. Dengan karung basah (konstruksi yang mendatar).
e. Penyiraman dengan air ( konstruksi vertikal).
f. Melapisi dengan air dengan melakukan kompon
(konstruksi vertikal).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
11004/17/23 Triyoso ♣
111
PEMBONGKARAN ACUAN DAN CETAKAN
1. BILA KONSTRUKSI SUDAH CUKUP KUAT MENERIMA BEBAN SENDIRI DAN BEBAN PEKERJA DI ATASNYA (DIHITUNG DARI HASIL TES BENDA UJI OLEH PENGAWAS AHLI).
2. UNTUK KONSTRUKSI YANG TIDAK LANGSUNG MEMIKUL SELURUH BEBAN RENCANA, BISA DIBONGKAR PADA UMUR 21 HARI.
3. PADA KONSTRUKSI YANG MENERIMA BEBAN < 50% DARI BEBAN RENCANA, BISA DIBONGKAR PADA UMUR 14 HARI.
4. CETAKAN SAMPING UNTUK BALOK, KOLOM DAN DINDING BISA DIBONGKAR, SETELAH BETON BERUMUR 3 HARI.
5. UNTUK KONSTRUKSI YANG LANGSUNG MEMIKUL SELURUH BEBAN RENCANA, ACUAN BISA DIBONGKOR SETELAH BETON BERUMUR 28 HARI (DILAKUKAN DENGAN EKSTRA HATI-HATI)
6. ACUAN BALOK BISA DIBONGKAR BILA SEMUA ACUAN KOLOM-KOLOM PENUNJANG TELAH DIBONGKAR.
04/17/23 Triyoso ♣
112
PEKERJAAN BAJA
YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK PENGAWASAN PEKERJAAN BAJA
1) SPESIFIKASI MATERIAL BAJA (ukuran, jenis, mutu).
2) MEMAHAMI GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
3) KELENGKAPAN DAN KETELITIAN GAMBAR KERJA, UKURAN-SKALA ATAU UKURAN PANJANG UNTUK PEKERJAAN PEMOTONGAN, PEMASANGAN BAUT, PAKU KELING MAUPUN LAS.
4) KESIAPAN PERALATAN YANG AKAN DIPAKAI (MESIN POTONG, ALAT LAS KARBIT ATAU LISTRIK, BOR, DONGKRAK, KOMPRESOR DAN KERAN MOBIL.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
113
MUTU BAJA
Tegangan izin
Tegangan leleh
LunakLunakSedangSedangKerasKeras
140160166,6186,7193,3240
140016001666186719332400
210240250280290360
210024002500280029003600
Bj 34Bj 37Bj 41Bj 44Bj 50Bj 52
mPakg/cm2mPakg/cm2
Jenis bajaMutu baja
mPa = mega Pascal (satuan sistim internasional)1 mPa = 10 kg/cm2.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
114
t
d
b
h
INP
t
d
b
h
DIN/H
h
L (siku)
b
d
BENTUK DAN UKURAN PROFIL BAJA
INP.10 bentuk І dengan tinggi (h) = 100mm, ukuran yang lain bisa dilihat di tabel profil baja dan panjang normal 4 – 14 meterDIN.20 bentuk н dengan tinggi (h) = lebar flens (b) = 200mm, ukuran yang lainnya bisa dilihat ditabel profil baja dan panjang normal 3 – 15 meter.L.80.80.8 bentuk siku-siku dengan tinggi (h) = lebar (b) = 80mm, dan tebal profil = 8mm dan panjang normal 3- 12 meter.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
115
JENIS BAJA YANG DIPROFILKAN
INP
d
b
h
t
KELING (BAUT)
LASSUDUT
BENTUK YANG RENCANAKAN
Las
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
SAMBUNGAN BAJA
JENIS SAMBUNGAN:
1. SAMBUNGAN PAKU KELING.
2. SAMBUNGAN BAUT.
3. SAMBUNGAN LAS
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
11604/17/23 Triyoso ♣
SYARAT UMUM YANG HARUS DIPENUHI UNTUK SAMBUNGAN DENGAN BAUT / PAKU KELING
1. DIAMETER LUBANG = Ø BAUT ATAU Ø PAKU
KELING + 1mm.
2. PEMBUATAN LUBANG HARUS DIBOR (DG PONS TIDAK DIPERBOLEHKAN).
3. TEBAL PELAT YG DISAMBUNGAN HARUS ≤ 5 KALI
Ø BAUT ATAU Ø PAKU KELING.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
11704/17/23 Triyoso ♣
PENEMPATAN JARAK PAKU KELING/BAUT PADA SAMBUNGAN
t = tebal pelat yang disambung.
s = jarak dari sumbu ke sumbu baut/paku keling (2,5 d ≤ s ≥ 7 d atau 14 t)
s1 = jarak sumbu baut/paku keling ke tepi pelat terluar (1,2 d > s1 < 3 d
atau 6 t).
s2 = jarak sumbu baut atau paku keling ke tepi pelat terluar yang // gaya
(1,5 d ≤ s2 ≥ 3 d atau 6 t).
s3 = jarak antara satu baut dengan baut terdekat pada baris yang berbeda
yang // gaya (s3 ≤ 7 d - 0,5 u atau 14 t - 0,5 u).
u = jarak antara satu baut dengan baut terdekat pada kolom yang berbeda
yang ┴ gaya (2,5 d ≤ u ≥ 7 d atau 14 t).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
11804/17/23 Triyoso ♣
s2 s s2
s1
s1
u
PP
SAMBUNGAN DENGAN PELAT SAMBUNG SEGI DELAPAN
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
11904/17/23 Triyoso ♣
PENEMPATAN BAUT/PAKU KELING DALAM 1 BARIS SEJAJAR GAYA, HARUS SYMETRIS
s2 s s s s2
s2
s
s
s2
Baut/Keling dipasang sebaris
Sambungan dengan Baut/Paku keling dipasang berseling
s2
u
u
s2
s2 s3 s3 s3 s3 s2 s s s
P P
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12004/17/23 Triyoso ♣
SAMBUNGAN LAS
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK PEKERJAAN LAS
1. PENGELASAN DITEMPAT YANG SULIT SEBAIKNYA DiHINDARKAN
2. BERTEMUNYA KAMPUH-KAMPUH LAS SEBAIKNYA DIHINDARKAN
3. PERIKSA GAMBAR-GAMBAR SAMBUNGAN LAS (KELENGKAPAN
SIMBOL-SIMBOL LAS, BENTUK DAN UKURAN LAS ).
4. UKURAN YANG DIPAKAI UNTUK PANJANG LAS ADALAH UKURAN
BRUTO.
5. SEBAIKNYA DIGUNAKAN LAS LISTRIK.
6. JUMLAH PEKERJAAN LAS YANG DIKERJAKAN DILAPANGAN
SEBAIKNYA DIBATASI.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12104/17/23 Triyoso ♣
BENTUK – BENTUK KAMPUH LAS
KAMPUH LAS TUMPUL
1. KAMPUH LAS BENTUK. I.
Untuk ketebalan bahan (d) ± 5 mm, bentuk Ø atau bentuk
b
± 5mmd
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12204/17/23 Triyoso ♣
2. KAMPUH LAS BENTUK . V.
Untuk ketebalan bahan (d) ± 15 mm
a = tebal las, b = celah kontrol
a
d
b
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12304/17/23 Triyoso ♣
a
d
3. KAMPUH LAS BENTUK. X.
Untuk ketebalan bahan (d) ≥ 15 mm, a = tebal las
Ruang kerja dari kedua sisi mudah dicapai.
b
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12404/17/23 Triyoso ♣
4. KAMPUH LAS BENTUK. U.
Untuk ketebalan bahan ≥ 20 mm
d
b
a
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12504/17/23 Triyoso ♣
1. PASANGAN BATU KALI1. PASANGAN BATU KALI
YANG PERLU DIPERHATIKAN:
1. Spesi perekat harus masuk kedalam semua celah yang ada dalam pasangan dan spesi perekat dibuat dengan campuran, satu semen dengan 2, 3 atau 4 bagian pasir (tergantung kebutuhan).
2. Untuk batu yang diambil langsung dari alam, bentuk bulat dan permukaan halus, spesi adukan dapat mencapai 40% dari volume batunya.
3. Untuk butiran batu yang dibentuk dan dipilih hingga dapat mewujudkan gradasi yang baik dan seimbang, maka volume spesi adukan dapat mencapai 25% dari volume batunya.
4. Untuk batu yang dibentuk menjadi lebih teratur lagi misalnya bentuk prismatik seperti batu bata, maka kebutuhan volume spesi adukan bisa mencapai 10% dari volume batunya.
YANG PERLU DIPERHATIKAN:
1. Spesi perekat harus masuk kedalam semua celah yang ada dalam pasangan dan spesi perekat dibuat dengan campuran, satu semen dengan 2, 3 atau 4 bagian pasir (tergantung kebutuhan).
2. Untuk batu yang diambil langsung dari alam, bentuk bulat dan permukaan halus, spesi adukan dapat mencapai 40% dari volume batunya.
3. Untuk butiran batu yang dibentuk dan dipilih hingga dapat mewujudkan gradasi yang baik dan seimbang, maka volume spesi adukan dapat mencapai 25% dari volume batunya.
4. Untuk batu yang dibentuk menjadi lebih teratur lagi misalnya bentuk prismatik seperti batu bata, maka kebutuhan volume spesi adukan bisa mencapai 10% dari volume batunya.
PEKERJAAN PASANGAN BATUPEKERJAAN PASANGAN BATUPT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12604/17/23 Triyoso ♣
2. PASANGAN BATU BATA
MUTU BATU BATA YANG BAIK:
1. Berwarna merah, merata dalam kelompok bata lainnya.2. Dalam tumpukan bata tidak boleh banyak yang patah-patah. (maksimum 5% dari jumlah yang ada dan maksimum kondisi bata patah jadi dua bagian).3. Ukuran bata 55 mm X 110 mm X 230 mm.4. Permukaan rata pada kedua sisinya.5. Bila bata diadu satu dengan yang lainnya berbunyi relatif nyaring.6. Berpori-pori rapat (relatif tidak kelihatan).7. Ke-delapan ujung sisinya berbentuk tajam.8. Tegangan tekan bata ≥ 30 kg/m2 (bila dites di lab).
MUTU BATU BATA YANG BAIK:
1. Berwarna merah, merata dalam kelompok bata lainnya.2. Dalam tumpukan bata tidak boleh banyak yang patah-patah. (maksimum 5% dari jumlah yang ada dan maksimum kondisi bata patah jadi dua bagian).3. Ukuran bata 55 mm X 110 mm X 230 mm.4. Permukaan rata pada kedua sisinya.5. Bila bata diadu satu dengan yang lainnya berbunyi relatif nyaring.6. Berpori-pori rapat (relatif tidak kelihatan).7. Ke-delapan ujung sisinya berbentuk tajam.8. Tegangan tekan bata ≥ 30 kg/m2 (bila dites di lab).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12704/17/23 Triyoso ♣
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATU BATA :
1. Bata direndam atau disiram air sampai jenuh.
2. Tebal spesi berkisar antara 5mm sampai dengan 20mm.
3. Campuran adukan 1 bagian semen dengan maksium 6 bagian pasir.
4. Ketinggian pasangan dinding bata setiap harinya tidak boleh lebih tinggi dari satu meter-panjang.
5. setiap 1m3 pasangan bata, dibutuhkan ± 600 buah bata dengan tebal spesi 10 mm.
6. Setiap dinding ½ bata seluas 1m2 dibutuhkan bata ± 70 buah dengan spesi 10 mm.
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATU BATA :
1. Bata direndam atau disiram air sampai jenuh.
2. Tebal spesi berkisar antara 5mm sampai dengan 20mm.
3. Campuran adukan 1 bagian semen dengan maksium 6 bagian pasir.
4. Ketinggian pasangan dinding bata setiap harinya tidak boleh lebih tinggi dari satu meter-panjang.
5. setiap 1m3 pasangan bata, dibutuhkan ± 600 buah bata dengan tebal spesi 10 mm.
6. Setiap dinding ½ bata seluas 1m2 dibutuhkan bata ± 70 buah dengan spesi 10 mm.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12804/17/23 Triyoso ♣
PEMASANGAN BATAKOPEMASANGAN BATAKO
MUTU BATAKO:
1. Berwarna abu-abu tua.2. Warnanya merata dalam sekelompok batako lainnya.3. Dalam tumpukan batako tidak boleh ada yang patah.4. Ke-delapan ujung sisinya berbentuk tajam.5. Tegangan tekan ≥ 15 kg/m2 (bila dites di lab).
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATAKO:
1. Batako harus bersih dan jenuh air, serta kering muka pada saat pemasangan.2. Campuran adukan 1 bagian semen dan 9 bagian pasir.3. Tebal spesi berkisar antara 5mm s / d 20mm.
MUTU BATAKO:
1. Berwarna abu-abu tua.2. Warnanya merata dalam sekelompok batako lainnya.3. Dalam tumpukan batako tidak boleh ada yang patah.4. Ke-delapan ujung sisinya berbentuk tajam.5. Tegangan tekan ≥ 15 kg/m2 (bila dites di lab).
PELAKSANAAN PEMASANGAN BATAKO:
1. Batako harus bersih dan jenuh air, serta kering muka pada saat pemasangan.2. Campuran adukan 1 bagian semen dan 9 bagian pasir.3. Tebal spesi berkisar antara 5mm s / d 20mm.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
12904/17/23 Triyoso ♣
PEKERJAAN FINISHINGPEKERJAAN FINISHING
PEKERJAAN LANTAI.PEKERJAAN LANTAI.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan pemasangan keramik antara lain:
1.Sebelum pemasangan, keramik yang akan dipasang direndam dalam air hingga jenuh.2.Permukaan lantai yang akan ditutup dengan keramik disiram dengan air hingga jenuh.3.Mutu pasir yang dipakai bersih dari lumpur.4.Pemakaian semen cukup, sesuai dengan perbandingan yang ditentukan.5.Pemberian spesi adukan dibawah keramik merata (tidak kosong dibagian tengah).6.Permukaan bidang yang akan ditutup keramik rata dan kasar.7.Permukaan bidang yang akan ditutup keramik bersih dari kotoran (lumpur/debu, minyak dan serpihan kayu).8.Waktu pengenatan keramik, kondisi pasangan sudah kering betul.9.Sistem pemasangan dalam bidang yang luas diberi lubang penguapan pasangan (beberapa lembar keramik tidak perlu dipasang dulu).
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan pemasangan keramik antara lain:
1.Sebelum pemasangan, keramik yang akan dipasang direndam dalam air hingga jenuh.2.Permukaan lantai yang akan ditutup dengan keramik disiram dengan air hingga jenuh.3.Mutu pasir yang dipakai bersih dari lumpur.4.Pemakaian semen cukup, sesuai dengan perbandingan yang ditentukan.5.Pemberian spesi adukan dibawah keramik merata (tidak kosong dibagian tengah).6.Permukaan bidang yang akan ditutup keramik rata dan kasar.7.Permukaan bidang yang akan ditutup keramik bersih dari kotoran (lumpur/debu, minyak dan serpihan kayu).8.Waktu pengenatan keramik, kondisi pasangan sudah kering betul.9.Sistem pemasangan dalam bidang yang luas diberi lubang penguapan pasangan (beberapa lembar keramik tidak perlu dipasang dulu).
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
130
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERANPEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
Untuk mengatasi atau mengurangi retak-retak, seluruh pekerjaan plesteran adalah sebagi
berikut:
1.Sebaik mungkin materialnya sama dan seragam untuk menyelaraskan kembang susutnya.2.Pada bidang yang akan diplester harus dibasahi dengan air sampai jenuh.3.Dalam proses pengerasan plesterannya sendiri harus dikendalikan suhunya dengan cara menyiramkan air merata keseluruh permukaan bidang selama selang waktu tertentu .
Untuk mengatasi atau mengurangi retak-retak, seluruh pekerjaan plesteran adalah sebagi
berikut:
1.Sebaik mungkin materialnya sama dan seragam untuk menyelaraskan kembang susutnya.2.Pada bidang yang akan diplester harus dibasahi dengan air sampai jenuh.3.Dalam proses pengerasan plesterannya sendiri harus dikendalikan suhunya dengan cara menyiramkan air merata keseluruh permukaan bidang selama selang waktu tertentu .
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
131
132
PEKERJAAN PENGECATANHAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
SEBELUM PENGECATAN
1) Material yang akan dicat, sebelum dicat dasar seluruh permukaan material harus dihaluskan dengan digosok menggunakan amplas.
2) Lubang-lubang kecil atau pori-pori harus ditutup dengan pengisi (filler)
3) Untuk material kayu harus ditutup dengan dempul .4) Untuk plesteran atau tembok ditutup dengan plamur.5) Untuk material logam harus dibersihkan dahulu dari
kerak-kerak karat dengan ampelas atau sikat baja, baru dicat dengan cat dasar (meni).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
PEKERJAAN ELEKTROMEKANIKPEKERJAAN ELEKTROMEKANIK
HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH PENGAWAS PEK ERJAAN PEMASANGAN PERALATAN.
HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI OLEH PENGAWAS PEK ERJAAN PEMASANGAN PERALATAN.
1. Peralatan sebelum dipasang harus bersih dari kotoran dan debu.
2. Peralatan harus dipasang sesuai dengan pentunjuk dari pabrik.3. Pengamanan peralatan sewaktu pemasangan harus dilakukan
dengan hati-hati….
1. Peralatan sebelum dipasang harus bersih dari kotoran dan debu.
2. Peralatan harus dipasang sesuai dengan pentunjuk dari pabrik.3. Pengamanan peralatan sewaktu pemasangan harus dilakukan
dengan hati-hati….
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
133
4. Penempatannya peralatan pada kedudukannya harus diukur dengan alat ukur (theodolit).
5. Bagian terminal metal atau terminal listrik sebelum disaqmbung harus dibersihkan lebih dahulu dengan pelapis pencegah dari oxidasi udara (Bundy penetrox sealing oxideinhibiting compound atau sejenisnya).
6. Pengencangan sambungan harus betul-betul baik dan kencang, pengerasan dilakukan dengan cara turn of nut dengn colibrate wrench yaitu alat sejenis kunci ring (dilarang dengan dengan kunci-kunci lainnya).
4. Penempatannya peralatan pada kedudukannya harus diukur dengan alat ukur (theodolit).
5. Bagian terminal metal atau terminal listrik sebelum disaqmbung harus dibersihkan lebih dahulu dengan pelapis pencegah dari oxidasi udara (Bundy penetrox sealing oxideinhibiting compound atau sejenisnya).
6. Pengencangan sambungan harus betul-betul baik dan kencang, pengerasan dilakukan dengan cara turn of nut dengn colibrate wrench yaitu alat sejenis kunci ring (dilarang dengan dengan kunci-kunci lainnya).
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
134
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
135
VIII. PEMASANGAN SISTIM PEMBUMIAN
1. Mempersiapkan material yang akan dipasang (ground root, kawat BC 100, dll)
2. Pemancangan ground root (arde) zone dalam harus sedekat mungkin dengan pondasi tetapi tidak boleh mengenai beton pondasi.
3. Kedalaman pemancangan gound root (arde) dipastikan minimum sampai ke muka air tanah terendah.
4. Pastikan penyambungan ujung arde dengan kawat BC dan kaki srandang (peralatan lainnya) benar-benar menyatu.
1. Mempersiapkan material yang akan dipasang (ground root, kawat BC 100, dll)
2. Pemancangan ground root (arde) zone dalam harus sedekat mungkin dengan pondasi tetapi tidak boleh mengenai beton pondasi.
3. Kedalaman pemancangan gound root (arde) dipastikan minimum sampai ke muka air tanah terendah.
4. Pastikan penyambungan ujung arde dengan kawat BC dan kaki srandang (peralatan lainnya) benar-benar menyatu.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
136
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
137
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
138
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
139
IX. PEKERJAAN HAMPARAN KORALIX. PEKERJAAN HAMPARAN KORAL
1. Lahan yang akan ditutup dengan koral, tanahnya dipadatkan terlebih dahulu.
2. Ditutup dengan hamparan pasir setebal 5 cm.3. Hamparan koral ukuran 3/5 cm ditebar secara
merata setebal 10 cm.4. Atau sesuai yang disyaratkan dalam kontrak.
1. Lahan yang akan ditutup dengan koral, tanahnya dipadatkan terlebih dahulu.
2. Ditutup dengan hamparan pasir setebal 5 cm.3. Hamparan koral ukuran 3/5 cm ditebar secara
merata setebal 10 cm.4. Atau sesuai yang disyaratkan dalam kontrak.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
140
141
X. PEKERJAAN JALAN
PENAMPANG MELINTANG JALAN
Aspal
Fondasi jalan
Punggung Kucing (slope)
MacAdam 10/15
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
142
PERKERJAAN KONSTRUKSI JALAN YANG PERLU DIPERHATIKAN.
1. LAPISAN FONDASI JALAN(BADAN JALAN)
a) Kepadatan tanah dan perataan tanah.
b) Lapisan fondasi jalan :1) Bisa dipakai Sirtu dipadatkan dibentuk
melengkung (punggung kucing).
2) bisa juga dari pasangan batu kosong ukuran 10/15, ditata berdiri dengan bentuk melengkung dan diatasnya dikunci dengan batu ukuran 5/7 kemudian dipadatkan.
1. LAPISAN FONDASI JALAN(BADAN JALAN)
a) Kepadatan tanah dan perataan tanah.
b) Lapisan fondasi jalan :1) Bisa dipakai Sirtu dipadatkan dibentuk
melengkung (punggung kucing).
2) bisa juga dari pasangan batu kosong ukuran 10/15, ditata berdiri dengan bentuk melengkung dan diatasnya dikunci dengan batu ukuran 5/7 kemudian dipadatkan.
143
2. DRAINASE JALAN.
1. Kemiringan (melintang) permukaan badan jalan harus cukup, bila saluran air ada disatu sisi jalan.
2. Kemiringan bahu jalan harus cukup untuk mengalirkan air kekiri dan kekanan jalan.
3. Kemiringan saluran harus cukup/baik.4. Permukaan badan jalan harus rata.
2. DRAINASE JALAN.
1. Kemiringan (melintang) permukaan badan jalan harus cukup, bila saluran air ada disatu sisi jalan.
2. Kemiringan bahu jalan harus cukup untuk mengalirkan air kekiri dan kekanan jalan.
3. Kemiringan saluran harus cukup/baik.4. Permukaan badan jalan harus rata.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
144
3. LAPISAN PERMUKAAN JALAN (PENGASPALAN).
a) Pengaspalan satu lapis (untuk perbaikan jalan atau peningkatan mutu jalan).
b) Pengaspalan dua atau tiga lapis (untuk pembangunan jalan baru).
3. LAPISAN PERMUKAAN JALAN (PENGASPALAN).
a) Pengaspalan satu lapis (untuk perbaikan jalan atau peningkatan mutu jalan).
b) Pengaspalan dua atau tiga lapis (untuk pembangunan jalan baru).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
145
4. CARA PELAKSANAAN PENGASPALAN.4. CARA PELAKSANAAN PENGASPALAN.
1) Pembersihan permukaan2) Penyemprotan aspal pertama.3) Penghamparan batuan pertama.4) Pemadatan pertama.5) Penyemprotan aspal kedua.6) Penghamparan batuan kedua.7) Pemadatan kedua.8) Penyemprotan aspal ketiga.9) Penghamparan batu ketiga.10)Pemadatan ketiga (terakhir)11)Pembuangan batuan sisa.
1) Pembersihan permukaan2) Penyemprotan aspal pertama.3) Penghamparan batuan pertama.4) Pemadatan pertama.5) Penyemprotan aspal kedua.6) Penghamparan batuan kedua.7) Pemadatan kedua.8) Penyemprotan aspal ketiga.9) Penghamparan batu ketiga.10)Pemadatan ketiga (terakhir)11)Pembuangan batuan sisa.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
PEKERJAAN TESTING DAN COMISSIONINGPEKERJAAN TESTING DAN COMISSIONING
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH PENGUJI PERALATAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH PENGUJI PERALATAN
1. Pengecekan dan pemeriksaan dengan mencocokan spesifikasi dalam kontrak dengan peralatan yang sudah terpasang.
2. Pengecekan dan pemeriksaan dari hasil pekerjaan pemasangan peralatan antara lain:
1. Pengecekan dan pemeriksaan dengan mencocokan spesifikasi dalam kontrak dengan peralatan yang sudah terpasang.
2. Pengecekan dan pemeriksaan dari hasil pekerjaan pemasangan peralatan antara lain:
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
146
a. Kelengkapan pemasangan material/ peralatan.b. Kebenaran pemberian kode-kode/tanda-tanda pada
rangkaian, sambungan terminal kabel, mimic diagram dan simbol-simbol dll.
c. Pengancangan pemasangan (baut, seal sambungan-sambungan dll).
d. Pengecekan terhadap minyak–minyak, cairan-cairan yang digunakan dalam pengoperasian peralatan.
e. Pengecekan terhadap fasilitas pengamanan (pembumian).
a. Kelengkapan pemasangan material/ peralatan.b. Kebenaran pemberian kode-kode/tanda-tanda pada
rangkaian, sambungan terminal kabel, mimic diagram dan simbol-simbol dll.
c. Pengancangan pemasangan (baut, seal sambungan-sambungan dll).
d. Pengecekan terhadap minyak–minyak, cairan-cairan yang digunakan dalam pengoperasian peralatan.
e. Pengecekan terhadap fasilitas pengamanan (pembumian).
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
147
PENGUJIAN PERALATANPENGUJIAN PERALATAN
1. Pengujian instalasi primer beserta peralatannya Transformer. Trafo Arus (CT). Trafo Tegangan (VT). Pemutus Beban/Tenaga (CB). Arrester. Kabel Tegangan tinggi. Pemisah (DS).
1. Pengujian instalasi primer beserta peralatannya Transformer. Trafo Arus (CT). Trafo Tegangan (VT). Pemutus Beban/Tenaga (CB). Arrester. Kabel Tegangan tinggi. Pemisah (DS).
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
148
2. Pengujian instalasi pengukuran, pengamanan beserta peralatanya. Meter-meter beserta instalasinya. Pengaman transmisi. Pengaman Distribusi. Pengaman Busbar.
3. Pengujian sistim rangkaian kontrol.4. Pengujian sistim interlock, alarm, dan triping.5. Pengujian sistim pembumian.6. Pengujian dan pengecekan sistim batery instalasi7. Pengujian AC Tegangan rendah.8. Pengujian sistim telekomunikasi.9. Pengujian tegangan tinggi (isolasi peralatan).
2. Pengujian instalasi pengukuran, pengamanan beserta peralatanya. Meter-meter beserta instalasinya. Pengaman transmisi. Pengaman Distribusi. Pengaman Busbar.
3. Pengujian sistim rangkaian kontrol.4. Pengujian sistim interlock, alarm, dan triping.5. Pengujian sistim pembumian.6. Pengujian dan pengecekan sistim batery instalasi7. Pengujian AC Tegangan rendah.8. Pengujian sistim telekomunikasi.9. Pengujian tegangan tinggi (isolasi peralatan).
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
149
PEMBERIAN TEGANGAN PERCOBAANPEMBERIAN TEGANGAN PERCOBAAN
Setelah selesai pelaksanaan pengecekan dan pengujianserta telah dikeluarkan Sertifikat Laik Bertegangan Oleh PT PLN (Persero) Jasa Serifikasi. Pengawas boleh melaporkan bahwa Instalasi Gardu Induk siap diberi tegangan dengan menyambung pada sistim PLN.
Setelah selesai pelaksanaan pengecekan dan pengujianserta telah dikeluarkan Sertifikat Laik Bertegangan Oleh PT PLN (Persero) Jasa Serifikasi. Pengawas boleh melaporkan bahwa Instalasi Gardu Induk siap diberi tegangan dengan menyambung pada sistim PLN.
04/17/23 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
150
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK DALAM GAMBAR
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣151
1. TRANSFORMATOR DAYA PADA GIS
Transformator Daya pada GIS ditempatkan di luar gedung (luar ruangan)
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣152
2. PERALATAN UTAMA PADA GIS
Peralatan utama pada GIS berada pada selubung logam tertutup rapat. Sebagai media isolasi digunakan Gas SF 6
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣153
3. GALIAN TANAH UNTUK PONDASI PERALATAN
Galian tanah didahului dengan uitzet dan pematokan.Pada satu uitzet dan pematokan harus dilakukan secara cermat
dan teliti,Agar posisi lubang peralatan tepat sesuai posisi angker yang
terpasang.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣154
4. PEMBESIAN DAN COR PONDASI PERALATAN
Komposisi beton harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Nilai kekuatan beton ditentukan dengan nilai K 175, K 225, K 350
dan seterusnya, Tegantung jenis pondasi dan peralatan yang dipasang.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣155
5. PEMBUATAN GOT KABEL (CABLE DUCT)
Got kabel terdiri dari berbagai dimensi, misal : D-250, D-300, D-400,
D-600, D-900, D-1200 dan seterusnya.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣156
6. ERECTION SERANDANG POST DAN BEAM
Posisi angker dan lubang –lubang harus presisi, sehingga erectiondapat dilaksanakan dengan mudah
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣157
7. ERECTION SERANDANG PERALATAN
Dudukan (plendes) peralatan harus tepat, karena adanya selisih beberapa
milimeter akan mengakibatkan kesulitan pemasangan peralatan.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣158
8. PENGGESERAN TRANSFORMATOR DAYA
Dalam menggeser diperlukan kehati-hatian, jangan sampai Trafo mengalami kemiringan yang terlalu ekstrim. Harus menggunakan
perlengkapan kerja yang tepat dan memadai.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣159
9. ASSEMBLING TRAFO ( PEMASASANGAN SIRIP RADIATOR)
Hati-hati, jangan sampai terjadi benturan. Jika penyok akan berakibat terhadap proses isolasi dan pendinginan tidak maksimal
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣160
10. ASSEMBLING TRAFO ( PEMASANGAN CONSERVATOR)
Sealing konservator harus terpasang dengan baik, agar tidak terjadi
kebocoran minyak trafo
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣161
11. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN TAP CHANGER)
Connecting dengan body trafo harus benar-benar tepat dan kuat.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣162
12. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN PIPA-PIPA)
Sealing/ packing harus terpasang dengan baik.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣163
13. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN BUSHING DAN CONNECTING)
Isolasi bushing terbuat dari porselin yang mudah pecah, harus dijaga
jangan terjadi benturan pada saat handling.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣164
14. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN METER-METER)
Karena pada umumnya meter-meter sangat presisi dan sensitif, pada
saat handling dan installing harus dilakukan dengan hati-hati.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣165
15. INTERNAL DAN EKSTERNAL WIRING TRANSFORMATOR DAYA
Mengingat jumlah kabel yang banyak, tiap-tiap kabel harus diberipenandaan, sehingga tidak terjadi kesalahan penyambungan
(connecting).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣166
16. FILTERING MINYAK TRAFO
Jaga jangan sampai ada kotoran dan air yang masuk ke dalam minyak trafo
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣167
17. PEMASANGAN DISCONNECTING SWITCH (DS)
Pisau-pisau antar DS harus bisa terhubung dengan baik dan kuat, sehingga
tidak terjadi loncatan bunga api.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣168
18. PEMASANGAN CIRCUIT BREAKER (CB)
Posisi CB dan box CB harus tepat
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣169
19. PEMASANGAN NEUTRAL CURRENT TRANSFORMER (NCT)
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣
Connecting ke trafo harus benar-benar baik (terhubung/ tersambung dengan baik)
170
20. PEMASANGAN CURRENT TRANSFORMER (CT)
Jaga jangan sampai ada isolator yang pecah
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣171
21. PEMASANGAN LIGHTNING ARRESTER (LA)
Jaga jangan sampai ada isolator yang pecah
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣172
22. PEMASANGAN BLOCKING CELL
Jaga jangan sampai ada isolator yang pecah dan sirip-sirip blocking coil tidak boleh penyok
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣173
23. PEMASANGAN CAPASITOR VOLTAGE TRANSFORMER (CVT)
Hati-hati pada saat handling
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣174
24. PEMASANGAN NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)
Penyambungan (connecting) antara trafo dan NGR harus benar-benar baik dan kuat (terhubung/ tersambung dengan baik).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣175
25. PEMASANGAN PANEL - PANEL
Hati-hati, pada saat handling, karena komponen pada panel sangat sensitif & presisi
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLATPT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)
PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣176
26. PEMASANGAN CUBICLE
Karena sensitifitas komponen pada Cubicle, maka pada saat handling harus dilakukan dengan hati-hati.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣177
27. PENGGELARAN KABEL POWER (POWER CABLE)
Sebelum dipasang/ digelar, harus dicek terlebih dahulu keadaan kabel baik secara phisik maupun karakteristik. Kabel harus
benar-bena dalam keadaan baik. Penggelaran/ penarikan harus dilakukan dengan baik, jangan sampai kabel rusak./ cacat karena
proses penggelaran/penarikan
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣178
28. PEMASANGAN BUSBAR & INSULATOR STRING & FITTING
Andongan (sagging) harus diperhitungkan secara cermat.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣179
29. PANEGGELARAN DAN PENARIKAN KABEL KONTROL
Jangan lupa memberi penandaan (kode) pada masing-masing kabel, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat menghubungkan
(connecting).
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣180
30. CABLE HEAD POWER KE ARAH TRANSFORMER DAYA
Pemasangan termination dan penyambungan ke terminal trafo harus dilakukan tenaga kerja yang kompeten serta mengikuti
ketentuan danurutan yang ditetapkan
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣181
31. PEMASANGAN GROUNDING PERALATAN
Harus dipasang sesuai dengan ketentuan yang ada, sehingga tahanan
pembumian memenuhi persyaratan minimal yang berlaku.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣182
32. KAWAT PENTANAHAN (GROUND WIRE)
Mengingat fungsinya yang sangat penting, sambungan-sambungan ground wire ke komponen lain, harus benar-benar baik dan kuat.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLATPT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)
PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣183
33. WIRING ANTAR PERALATAN
Jangan lupa memberi penandaan pada masing-masing kabel, sehingga
pada saat menyambung/ menghubungkan (connecting) antara peralatan tidak terjadi kesalahan.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣184
34. PEMASANGAN KONDUKTOR KE TERMINAL PERALATAN
Penjumperan harus baik dan kuat
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣185
ASPEK PENDUKUNG
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣186
1. ASPEK MANAJEMEN
Dalam mengerjakan pembangunan Gardu Induk, pasti melibatkan banyak pihak, antara lain :
Kontraktor Listrik selaku pelaksana pembangunan. Pemberi kerja atau pengguna (PLN). Instansi setempat dimana Gardu Induk tersebut berada. Pabrikan/ Distributor/ Supplier Komponen listrik. Importir yang bertugas memasukkan komponen listrik. Supllier bahan bangunan (semen, pasir, tanah urug, besi beton, dan lain sebagainya). Supllier/ Fabrikator besi untuk serandang. Transportir yang akan mengangkut kebutuhan/ peralatan/ material Gardu Induk. Dan lain sebagainya.
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar, tertib, aman dan selesai tepat waktu, maka aspek manajemen menjadi sangat penting untuk ditangani dengan sebaik- baiknya.
Kontraktor listrik harus mampu memngkoordinasikan semua pihak tersebut dengan sebaik-baiknya dan harus mengetahui serta melaksanakan setiap tahapan pekerjaan tepat waktu dan tepat sasaran.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣187
Lanjutan 1.
Jenis dan ruang lingkup aktifitas yang harus dilakukan, antara lain : : Administrasi :
Pengurusan ijin-ijin. Administrasi keuangan (pembuatan jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, dan lain –lain).
Keuangan (pembayaran komponen/ peralatan/ bahan/ material). Administrasi teknik (pembuatan Kurva S, Time Schedule, Format Schedule, Asbuilt Drawing, dan lain-lain). Pelaksanaan phisik pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai serah terima pekerjaan. Keamanan dan keselamatan pekerja maupun pekerjaan. Dan lain sebagainya.
Salah satu aspek manajemen yang cukup penting dan harus dipenuhi, adalah pembuatan “Network Planning”, sehingga :
Alur dan proses pekerjaan dapat diketahui dengan mudah. Semua jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan sesuai dengan jadual yang telah dibuat. Pengkoordinasian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣188
2. KRITERIA KONTRAKTOR LISTRIK
Usaha jasa konstruksi terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu ASMET (Arsitektural, Sipil, Mekanikal, Elektrikal dan Tata Lingkungan), bidang elektrikal memiliki kekhasan dan kekhususan dibanding yang lain.
Khusus untuk bidang Elektrikal, selain harus mengacu pada UU 18/ 1999, juga harus mengacu pada UU 15/ 1985 tentang Ketenagalistrikan.
Bidang Elektrikal selain sangat spesifik, juga memiliki resiko tinggi.
Kriteria Kontraktor Listrik yang menjadi pelaksana pekerjaan Gardu Induk, antara lain :
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi pekerjaan yang dikerjakan. Harus memiliki pengalaman pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang dikerjakan. Memiliki personil (tenaga kerja) yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Gardu Induk. Memiliki Penanggung Jawab Teknik (PJT) yang bersertifikat Keahlian
Kualifikasi Ahli Utama di bidang Teknik Tenaga Listrik. Memiliki peralatan kerja yang memadai, sesuai dengan pekerjaan yang ditangani.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣189
3. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Aspek yang sangat penting yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan, adalah aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Apalagi untuk pekerjaan elektrikal yang beresiko tinggi, aspek K3 harus menjadi perhatian utama. Terlebih apabila melaksanakan pekerjaan pada lokasi Gardu Induk Eksisting yang bertegangan, para personil (tenaga kerja) harus mendapatkan pelatihan khusus tentang K3.
Untuk pelaksanaan pekerjaan Gardu Induk Eksisting, masalah K3 harus dipatuhi secara lebih ketat, disamping itu yang harus diperhatikan dan dipenuhi :
Harus ada Supervisor yang khusus menangani dan mengkoordinasikan masalah K3. Setiap dan semua pekerjaan dalam pelaksanaannya harus berkoordinasi dengan Pengawas Pekerjaan (PLN). Di lokasi pekerjaan harus dipasang rambu-rambu tanda bahaya, sehingga pekerja tidak seenaknya berlalu lalang di lokasi tertentu yang membahayakan. Harus disediakan alat keselamatan kerja yang lengkap. Semua pihak harus mematuhi dan menjalankan peraturan K3 dengan baik.
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣190
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLATPT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)PUSDIKLATPUSDIKLAT
04/17/23 Triyoso ♣191