6
47 The Dose Effect of Tea Waste Compost Fertilizer on Straw Production of Sweet Corn (Widyati-Slamet) PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN KOMPOS AMPAS TEH TERHADAP PRODUKSI JERAMI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) (The Dose Effect of Tea Waste Compost Fertilizer on Straw Production of Sweet Corn) Widyati-Slamet Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Laboratorium Tanarnan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pemakaian kompos ampas teh sebagai pupuk organik untuk menggantikan pupuk N anorganik terhadap produksi bahan kering dan protein kasar jerami jagung manis. Perlakuan dalam penelitian adalah dosis pemupukan kompos ampas teh : 0 (P1), 10 (P2), 15 (P3) dan 20 (P4) ton/ha. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah produksi bahan kering dan protein kasar jerami jagung manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernupukan kompos ampas teh, memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap produksi bahan kering dan protein kasar jerami jagung manis walaupun tidak berpengaruh nyata. Produksi bahan kering dari P4, P3, P2, dan P1 masing-masing adalah 777,97 ; 703,33; 668,50; dan 634,83 g/m 2 . Produksi protein kasar dari P4, P3, P2, dan P1 masing-masing adalah 108,71; 98,93; 95,15 and 84,38 g/m 2 . Kesimpulan dari penelitian ini adalah kompos ampas teh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk menggantikan urea dan jerami jagung manis yang dihasilkan memiliki potensi sebagai pakan ruminansia. Kata kunci : kompos ampas teh, jerami, jagung manis ABSTRACT A research was conducted in the experimental field in Laboratorium of Forage Crop, Faculty of Animal Agriculture Diponegoro University. The experiment was objected to study the effect of replacing N-inorganic fertilizer by tea waste compost on the dry mater and crude protein productions of sweet corn straw. The experiment was done by completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. The treatments consisted of dose of tea waste compost : 0 (P1), 10 (P2), 15 (P3) and 20 (P4) ton/ha. The dry matter and crude protein productions of sweet corn straw were observed in each treatment. The result showed that the compost did not significantly affect dry matter and crude protein produc- tion of sweet corn straw. The dry matter production of P4, P3, P2, and P1 were 777,97 ; 703,33; 668,50; and 634,83 g/m 2 respectively. The crude protein production of P4, P3, P2, and P1 were 108,71; 98,93; 95,15 and 84,38 g/m 2 respectively. The tea waste compost as an organic fertilizer could be used for urea substitution, and sweet corn straw had a potency as ruminant feed. Keywords : tea waste compost, straw, sweet corn

30(1)2005p47-52.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 30(1)2005p47-52.pdf

47The Dose Effect of Tea Waste Compost Fertilizer on Straw Production of Sweet Corn (Widyati-Slamet)

PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN KOMPOS AMPAS TEH TERHADAPPRODUKSI JERAMI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

(The Dose Effect of Tea Waste Compost Fertilizer on Straw Production of Sweet Corn)

Widyati-SlametFakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Laboratorium Tanarnan Makanan Ternak Fakultas PeternakanUniversitas Diponegoro. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pemakaian kompos ampas teh sebagai pupukorganik untuk menggantikan pupuk N anorganik terhadap produksi bahan kering dan protein kasar jeramijagung manis. Perlakuan dalam penelitian adalah dosis pemupukan kompos ampas teh : 0 (P1), 10 (P2), 15 (P3)dan 20 (P4) ton/ha. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap denganempat perlakuan dan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah produksi bahan kering dan protein kasarjerami jagung manis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernupukan kompos ampas teh, memberikan pengaruh yang lebihbaik terhadap produksi bahan kering dan protein kasar jerami jagung manis walaupun tidak berpengaruh nyata.Produksi bahan kering dari P4, P3, P2, dan P1 masing-masing adalah 777,97 ; 703,33; 668,50; dan 634,83 g/m2.Produksi protein kasar dari P4, P3, P2, dan P1 masing-masing adalah 108,71; 98,93; 95,15 and 84,38 g/m2.Kesimpulan dari penelitian ini adalah kompos ampas teh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untukmenggantikan urea dan jerami jagung manis yang dihasilkan memiliki potensi sebagai pakan ruminansia.

Kata kunci : kompos ampas teh, jerami, jagung manis

ABSTRACT

A research was conducted in the experimental field in Laboratorium of Forage Crop, Faculty of AnimalAgriculture Diponegoro University. The experiment was objected to study the effect of replacing N-inorganicfertilizer by tea waste compost on the dry mater and crude protein productions of sweet corn straw. Theexperiment was done by completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. The treatmentsconsisted of dose of tea waste compost : 0 (P1), 10 (P2), 15 (P3) and 20 (P4) ton/ha. The dry matter and crudeprotein productions of sweet corn straw were observed in each treatment.

The result showed that the compost did not significantly affect dry matter and crude protein produc-tion of sweet corn straw. The dry matter production of P4, P3, P2, and P1 were 777,97 ; 703,33; 668,50; and 634,83g/m2 respectively. The crude protein production of P4, P3, P2, and P1 were 108,71; 98,93; 95,15 and 84,38 g/m2

respectively. The tea waste compost as an organic fertilizer could be used for urea substitution, and sweet cornstraw had a potency as ruminant feed.

Keywords : tea waste compost, straw, sweet corn

Page 2: 30(1)2005p47-52.pdf

48 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 30 (1) March 2005

PENDAHULUAN

Kekurangan dan ketidak kontinyuanpersediaan pakan di daerah marjinal yang biasanyapadat ternak, dapat diatasi dengan pemanfaatanlimbah pertanian (Sutrisno, 2002). Jerami jagungmanis merupakan salah satu bahan pakan yang masihmempunyai kadar gizi yang cukup, karena dipanensebelum masak biji. Jerami jagung manis mempunyairata-rata kadar protein kasar 8,90% (Rhodiyah, 2003),dan Nurlinda (2002) melaporkan bahwa rata-rata kadarprotein kasar jerami jagung manis adalah 14,00%.

Unsur hara yang penting bagi pertumbuhanjagung manis adalah nitrogen (N), fosfor (P) dan ka-lium (K) yang biasa diberikan dalam bentuk pupuk.Unsur tersebut sering mengalami defisiensi dalamketersediannya dalam tanah sehingga perluditambahkan melalui pemupukan yang mengandungunsur-unsur tersebut (Hakim et al., 1986). Pupukyang ditambahkan kedalam tanah ada dua macamditinjau dari bahan bakunya, yaitu pupuk organikdan anorganik.

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal darisisa-sisa tanaman dan hewan yang sudah mengalarniperombakan, misalnya pupuk kandang, kompos, sisahijauan dan guano (Rinsema, 1986). Pupuk organikmampu meningkatkan kesuburan kimiawi tanah selaindapat pula bermanfaat untuk meningkatkankesuburan fisik serta biologi tanah (Adianto, 1993).Ampas teh dapat dibuat menjadi bahan dasar

pembuatan kompos melalui proses fermentasi denganisi rumen. Ampas teh mengandung 26,67% proteinkasar (Sukria et al. 1994). Protein kasar pada jaringantanaman sangat mudah mengalami pelapukan danhasil pelapukan tersebut berupa senyawa amonium(NH4) dan nitrat (NO4) yang merupakan bentuk nitro-gen yang tersedia dan mudah terserap oleh tanamandalam jumlah yang banyak (Kozlowski, 1984.).Menurut Soepardi (1983) bahwa bahan organik akanmempengaruhi sifat fisik tanah yaitu merangsanggranulasi dan akan meningkatkan kemampuanmenahan air. Bahan organik akan meningkatkankapasitas jerapan kation juga akan meningkatkansuplai dan ketersediaan hara seperti N, P dan S.

Pemberian pupuk organik dilakukan sebelumpenanaman. Penelitian dengan pemakaian pupukorganik seperti pupuk kandang untuk jagung manistidak mempengaruhi kadar maupun produksi proteinkasar dan serat kasar jerami jagung manis (Sukamto,2002). Pemupukan dengan ampas teh tidakmempengaruhi pertumbuhan dan produksi hijauanrumput Raja dan rumput Setaria (Sukamto, et al., 1996).Pemakaian pupuk kompos ampas teh tidakmempengaruhi pertumbuhan dan produksi jagungmanisnya (Widyati et.al., 2002).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkajipemakaian kompos ampas teh sebagai pupuk organikterhadap produksi bahan kering maupun protein kasarjerami jagung manis. Mengkaji pemanfaatan komposampas teh untuk menggantikan pupuk N anorganik.

Tabel 1. Hasil Analisis Kompos Ampas Teh

Bahan N (%) Corg (%) C/N P total (%) K total (%)

Kompos ampas teh 0,32 5,34 14,18 0,16 0,22

Tabel 2. Perlakuan Pemupukan dengan Urea dan Kompos Ampas Teh

Perlakuan Kompos ampas teh (ton/ha)

Urea (kg/ha)

Dosis N/ha

P1 - 200 98

P2 10 143,50 98

P3 15 108,70 98

P4 20 73,90 98

Page 3: 30(1)2005p47-52.pdf

49The Dose Effect of Tea Waste Compost Fertilizer on Straw Production of Sweet Corn (Widyati-Slamet)

Manfaat penelitian ini adalah memberikan sumbanganinformasi tentamg pemanfaatan ampas teh sebagaibahan dasar pembuatan pupuk organik .

MATERI DAN METODE

Penelitian produksi bahan kering dan proteinkasar jerami jagung manis (Zea mays saccharata)dengan pemupukan kompos ampas teh dilaksanakandi kebun percobaan Laboratorium Tanaman MakananTernak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.Bahan yang digunakan meliputi kompos ampas teh,lahan seluas 350m2 , benih jagung manis BISI-SWEET,Urea, SP-36, KCl dan Furadan. Kompos ampas tehdibuat dengan memanfaatkan isi rumen sebagai startersebanyak 10% BK/BK (bahan kering) danpenambahan dedak 1% BK/BK isi rumenditambahkan air sampai kadar air + 35%, kemudiandimampatkan sampai O2 sekecil mungkin dan diperamselama 4 minggu dalam ember plastik besar. Hasilanalisis kompos ampas teh terlihat pada Tabel 1.

Rancangan yang digunakan dalam penelitianini adalah rancangan acak lengkap dengan empatperlakuan dan lima ulangan. Perlakuan tersebutadalah tanpa kompos ampas teh dengan N-Urea200kg N/ha (P 1), dengan kompos ampas teh (P2, P3,dan P4) masing-masing 10, 15 dan 20 ton/hakekurangan N ditambahkan dari N-Urea, dosispemupukan P dan K sama untuk semua perlakuansebesar 150 kg SP-36 dan 50 kg KCl Perlakuanpemupukan eperti terlihat pada Tabel 2.

Parameter yang diamati adalah produksibahan kering dan protein kasar jerami jagung manis.

Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragamyang dilanjutkan dengan uji wilayah ganda duncanmenurut Steel dan Torrie (1980)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi Bahan Kering Jerami Jagung ManisAnalisis ragam menunjukkan bahwa

pemupukan kompos ampas teh tidak berpengaruhnyata pada produksi Bahan Kering jerami jagungmanis (P>0,05) Produksi Bahan kering jerami jagungmanis dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil uji Duncantidak menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan

Produksi bahan kering jerami jagung manispada perlakuan pemupukan kompos ampas tehternyata lebih tinggi dari pada tanpa pemupukankompos ampas teh. Hasil tertinggi produksi bahankering jerami jagung manis dicapai pada perlakuanP4 diikuti oleh P3, P2 dan PI masing-masing sebesar777,97; 703,33; 668,50 dan 634,83 g/m2. Semakinbanyak N dari kompos ampas teh ternyata semakintinggi produksi bahan kering jerami jagung manis,tanpa mengganggu pertumbuhan dan produksijagung manisnya. Produksi jagung manis denganpemupukan kompos ampas teh lebih tinggi dari padatanpa kompos ampas teh (1116 vs 939 g/m2) (Widyatiet al., 2002). Hal tersebut disebabkan karenakombinasi N dari kompos ampas teh dan urea.Kompos ampas teh akan memperbaiki sifat fisik tanahdan sekaligus menambah unsur N dalam tanah,sehingga dengan penambahan pupuk N dari Ureamaka semakin tinggi N tersedia dalam tanah. PupukOrganik harus mengalami aminisasi, amonifikasi dan

Tabel 3. Produksi Bahan Kering Jerami Jagung Manis pada Berbagai Perlakuan (g /m 2)

Perlakuan

Ulangan Tanpa Kompos Kompos 10 ton/ha

Kompos 15 ton/ha

Kompos 20 ton/ha

1 661,85 467,22 681,03 808,50

2 588,39 665,79 601,40 904,45

3 632,60 844,99 610,58 735,39

4 627,20 579,24 739,07 619,79

5 664,09 785,27 884,57 821,71

Rerata 634,83a 668,50a 703,33a 777,97a

Superskrip dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Page 4: 30(1)2005p47-52.pdf

50 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 30 (1) March 2005

nitrifikasi sebelum N nya menjadi tersedia bagitanaman. Dekomposisi N organik merupakan prosesbiokimia kompoleks yang membebaskankarbondioksida. Nitrogen yang dibebaskan dalambentuk amonium dioksidasi menjadi nitrit kemudiannitrat dengan proses nitrifikasi. Pupuk organik secaralambat dan bertahap membebaskan N sepanjangmusim juga membantu mempertahankan keadaaanfisik tanah yang baik bila dicampur dengan pupuklain (Soepardi, 1983).

Semakin banyak unsur N yang didapat darikompos ampas teh semakin tinggi produksinya. Haltersebut disebabkan karena N yang tersedia dalamtanah dari kompos ampas teh terlepas secaraperlahan-lahan. Meningkatnya konsentrasi N dalamtanah dengan pemberian kompos ampas teh akanmenyebabkan proses metabolisme N dalam jaringanberjalan dengan baik sehingga akan meningkatkanpembentukkan klorofil yang berfungsi sebagaipenangkap energi cahaya matahari yang akan diubah

menjadi energi kimia sehingga meningkatkan prosesfotosintesis (Jumin, 1994). Meningkatnya prosesfotosintesis akan meningkatkan produksi jagungmaupun jeraminya. Hasil penelitian limbah pertaniandi Jawa Tengah menunjukkan bahwa jerami jagungmerupakan jerami yang potensial sebagai pakanruminansia setelah jerami padi. Produksi bahan keringlimbah pertanian di kabupaten Semarang berturutturut jerami padi, jerami padi gogo, jerami jagung danjerami kacang tanah masing-masing sebesar 3886,14;3495,78; 1443,27 dan 2600,96 kg/ha (Sutrisno et al.,

1988)Produksi jerami bahan kering jerami jagung

manis tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhikebutuhan pakan ruminansia pada musim kemarau,sehingga kontinyuitas penyediaan hijauan pakandengan kualitas yang memadai dapat teratasi.Kebutuhan bahan kering setiap satuan ternak (ST)adalah 2,25% dari bobot badan atau 8 kg BK/ST/hari(Reksohadiprodjo, 1984). Produksi bahan kering jeramijagung manis tanpa kompos ampas teh (P1) dapatmemenuhi kebutuhan pakan hijauan sebesar 793,54ST/hari/ha. Sedangkan dengan kompos ampas teh(P2, P3 dan P4) masing-masing 835,63; 879,16 dan972,46 ST/hari/ha.Produksi Protein Kasar Jerami Jagung Manis

Analisis ragam menunjukkan bahwapemupukan kompos ampas teh tidak berpengtaruhnyata pada produksi protein kasar jerami jagung manis(P>0,05). Produksi protein kasar jerami jagung manispada perlakuan pemupukan kompos ampas teh

ternyata lebih tinggi dari pada tanpa pemupukankompos ampas teh (Tabel 4). Hasil tertinggi produksiprotein kasar jerami jagung manis dicapai padaperlakuan P4 diikuti oleh P3, P2 dan PI masing-masingsebesar 108,71; 98,93; 95,15 dan 84,38 g/m2

Produksi protein kasar jerami jagung manismeningkat seiring dengan peningkatan dosis komposyang diberikan. Hal tersebut disebabkan adanyakombinasi antara sumber nitrogen yang berbeda,yaitu N dari Urea dan N dari kompos ampas teh yangmerupakan perpaduan antara unsur organik dan

Tabel 4. Produksi Protein Kasar Jerami Jagung Manis pada Berbagai Perlakuan (g/m 2)

Perlakuan

Ulangan Tanpa Kompos Kompos 10 ton/ha

Kompos 15 ton/ha

Kompos 20 ton/ha

1 88,29 61,44 98,34 110,20

2 79,14 100,33 67,80 138,11

3 81,67 115,59 95,13 104,20 4 84,48 81,21 100,96 83,30

5 88,32 117,16 132,42 107,73

Rerata 84,38a 95,15a 98,93a 108,71a

Superskrip dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Page 5: 30(1)2005p47-52.pdf

51The Dose Effect of Tea Waste Compost Fertilizer on Straw Production of Sweet Corn (Widyati-Slamet)

anorganik. Komponen organik kompos sebagiandimineralisasi sehingga berbagai unsur yang adadalam proses ini terlepas bebas secara berangsur-angsur terutama persenyawaan nitrogen dan fosfatyang akan dimanfaatkan tanaman sebagai makanan.Semakin banyak kompos ampas teh yang diberikan,setelah mengalami proses dekomposisi akan semakinbanyak N tersedia bagi tanaman. N tersedia diserapoleh akar tanaman dalam bentuk nitrat, garam amoniumdan senyawa N yang organik. Didalam tubuhtanaman nitrat direduksi menjadi nitrit untukmenyusun asam amino sebagai komponen protein.Penyusutan ini melalui hasil antara NO2, kemudianterbentuklah NH3 sebagai hasil akhir (Dwijoseputro,1978)

Nitrogen yang berasal dari pupuk anorganikmempunyai bentuk yang lebih mudah larut sehinggadapat bekerja lebih cepat daripada pupuk organik,terutama peranan dalam pembentukan daun-daunandan berpengaruh terhadap pembentukan kadar pro-tein kasar pada tanaman (Rinsema, 1986). Produksiprotein kasar sangat didukung oleh produksi bahankering, semakin tinggi produksi bahan kering makaproduksi protein kasar juga meningkat. PenambahanN pada tanaman mempunyai pengaruh langsung bagipenambahan bahan kering yaitu untuk pembentukanbagian vegetatif tanaman seperti daun dan batang(Rinsema, 1986).

Jerami jagung manis dari hasil pemupukankompos ampas teh ini cukup potensial sebagai pakanhijauan untuk ruminansia, karena masih memiliki kadarprotein kasar yang cukup tinggi. Kadar Protein Kasarjerami jagung manis tertinggi dicapai pada perlakuanP4 yang diikuti P3, P2 dan P1 masing-masing sebesar16,92; 14,65; 14,17 dan 13,29%. Kadar Protein kasarjerami jagung masih cukup tinggi dikarenakandipanen pada waktu jagung masak susu (70 hari)dan daun masih berwarna hijau. Dengan warna daunyang masih hijau diharapkan jerami jagung manis inimempunyai palatabilitas yang cukup tinggi pula.

KESIMPULAN

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwapenggantian sebagian unsur N dengan komposampas teh meningkatkan produksi bahan kering dan

protein kasar jerami jagung manis, cukup potensialsebagai pakan hijauan untuk ruminansia dan komposampas teh dapat dipakai untuk menggantikan pupukanorganik (urea). Perlu uji lanjut untuk penanamankedua jagung manis pada lahan yang sama danperlakuan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Adianto. 1993. Biologi Pertanian Pupuk KandangOrganik Nabati dan Insektisida. Alumni.Bandung.

Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar FisiologiTumbuhan. PT Gramedia. Jakarta.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho,M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. Homh dan H.H.Baley. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PenerbitUniversitas Lampung, Lampung

Kozlowski, T. T. 1984. Flooding and Plant Growth.Academic Press. London.

Nurlinda. 2002. Pengaruh Penggunaan KombinasiPupuk N-Urea dan N-Kompos Ampas Tehterhadap Kadar Protein Kasar dan Serat KasarJerami Jagung Manis. Fakultas Peternakan,Universitas Diponegoro. Semarang. Skripsi.

Reksohadiprodjo, S. 1984. Bahan Makanan TernakLimbah Pertanian dan Industri. Badan PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada,Yogjakarta.

Rinsema, W. T. 1986. Pupuk dan Cara PernupukanTanah Pertanian. Bhatara Karya Aksara.Jakarta (Terjemahan oleh H. M. Saleh).

Rodhiyah. 2003. Kadar Protein Kasar dan Serat KasarJerami Jagung Manis pada Tingkat PupukNitrogen dan Pemotongan Bunga Jantan.Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.Semarang. Skripsi.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Page 6: 30(1)2005p47-52.pdf

52 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 30 (1) March 2005

Steel, R. G. D dan J. H. Torrie, 1980. Principle andProcedures of Statistics. Mc Graw-Hill BookCo. Inc. New York.

Sukamto, B. 2002. Pengaruh Pupuk Kandang dan JarakTanam terhadap Kadar dan Produksi ProteinKasar dan Serat Kasar Jerami Jagung Manis.J. Pengembangan Peternakan Tropik. 22 (2) :88-93

Sukamto, B., B. Kristanto, Karno, F. Kusmiyati danTien S. 1996. Pemanfaatan Limbah PadatIndustri Minuman Teh sebagai “Organic Fer-tilizer” untuk meningkatkan ProduktivitasRumput Pakan. Fakultas Peternakan Univer-sitas Diponegoro, Semarang. LaporanPenelitian. (Tidak dipublikasikan).

Sutrisno, C. I. , Sukamto, B. , Mukodiningsih, S. ,Widyati-Slamet, Sulistyanto, B. , Yunianto, V.D. , dan B. T. Eddy. 1988. Potensi LimbahPertanian Jawa Tengah (Sebagai PakanTernak). Laporan Penelitian. Bappeda PropinsiJawa Tengah, Semarang.

Widyati-Slamet; Purbayanti, E. D. dan Adriani D.2002. Pemanfaatan Limbah Rumah PotongHewan dan Limbah Industri Minuman Tehsebagai Pupuk Organik untuk TanamanJagung Manis (Zea mays saccharata). ArtikelIlmiah Hasil Penelitian Dosen MudaPerguruan Tinggi Tahun 2001. DepartemenPendidikan Nasional. Direktorat JenderalPendidikan Tinggi. Direktorat PembinaanPenelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.Cisarua. Bogor.

Sukria M. E, L. Herawati dan H. Prayitno. 1994.Pemanfaatan Ampas Daun Teh dalam RansumPelet Kornplit untuk Pakan TernakRuminansia. Fakultas Peternakan. InstitutPertanian Bogor. Bogor.