Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
41 Universitas Kristen Petra
3. PERANCANGAN BANGUNAN
3.1. Konsep Perancangan
Untuk menemukan konsep perancangan ada dua hal yang harus diketahui
terlebih dahulu, yaitu permasalahan desain dan pendekatan perancangan. Karena
dari permasalahan desain yang ada dan cara pemecahan yang tepat melalui
pendekatan perancangan akan didapatkan kata kunci yang kemudian dapat
memunculkan konsep.
Galeri, berasal dari kata latin: galleria, sebuah kata benda yang bermakna
“ sebuah ruang terbuka tanpa pintu yang dibatasi dinding berbentuk U dan
disangga tiang-tiang kantilever yang berfungsi sebagai ruang pertemuan umum
untuk berdiskusi apa saja”
Saya mengambil ide galeri, sebagai ruang untuk kepentingan publik
ampaikan berbagai permasalahan globalisasi, yang dapat dituangkan ke dalam
berbagai media ekspresi, apakah melalui diskusi dan dialog publik, pameran dan
pertunjukan seni, maupun pemutaran film. Galeri Pop Art merupakan wahana
ekspresi bagi diwujudkannya keadilan global secara luas.
3.1.1. Permasalahan Desain
Permasalahan desain yang ditemukan dalam proyek ini adalah bagaimana
mendesain sebuah galeri yang mampu menampilkan ciri khas dari pop art itu
sendiri ?
Proyek ini merupakan suatu kompleks masa yang mempunyai fungsi
sebagai galeri seni dan pendukungnya. Dimana berarti aktivitas yang terjadi
adalah melihat koleksi galeri, fasilitas baca, dan memanfaatkan fasilitas yang
berkait dengan seni lainnya. Dimana ini merupakan bagian dari konsep dari galeri
dalam fasilitas ini, yaitu seluruh fasilitas tersebut adalah “galeri”.
Universitas Kristen Petra
42
Gambar 3.1 Teori Warna
3.1.2. Pendekatan Perancangan
Untuk memudahkan penyelesaian permasalahan desain di atas,
pendekatan yang dianggap cocok dan dapat memudahkan penyelesaian masalah
adalah Gestalt,s psychology yang akan mengadopsikan ide ke dalam rancangan, di
mana yang menjadi titik berat dari proyek ini adalah ciri khas dari pop art .
Menurut teori Gestalt bahwa penggabungan elemen sensoris akan
membentuk sesuatu yang baru, disini yang diambil adalah elemen sensoris dari
penglihatan yaitu tentang warna. Diambil mengenai warna karena pop art sangat
berhubungan erat dengan permainan warna, yaitu warna-warna yang kontras.
Selain itu warna juga memiliki pengaruh emosi yang kuat yang bisa
mempengaruhi mood, dalam hal ini yang mood seniman dan pengunjung yang
akan dipermainkan.
Asosiasi warna merupakan efek psikologis dari warna, yang mana
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sebuah warna dengan emosi
tertentu yang ditimbulkan.
Sebagai contoh warna merah dapat membangkitkan energi, hangat,
komunikatif, aktif, optimis, antusias bersemangat, simbol api, kehidupan dan
kekuatan dan masih banyak contoh yang lainnya lagi.
Universitas Kristen Petra
43
3.1.3. Konsep Perancangan
Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan
pendidikan, galeri ini akan berbeda dengan galeri-galeri pada umumnya karena
terdapat unsur masa kini sehingga akan terasa nyeleneh karena seninya dan
moderen karena ke-kini-annya, selain itu fasilitas yang terdapat di dalamnya juga
lebih lengkap dimana terdapat cafe dan lounge, terakhir dengan adanya taman
terbuka dapat menjadi nilai tambah karena di taman ini seniman dapat
menuangkan inspirasinya, tanpa merasa terganggu, dan tempat seperti ini lebih
dapat melahirkan karya-karya seni masterpiece karena mereka berkarya tanpa
batas dan langsung terhubung dengan alam, bebas tanpa belenggu tembok yang
membosankan.
Konsep yang akan digunakan adalah liberate imagination, atau kebebasan
dari imajinasi dimana, akan banyak terdapat elemen elemen yang tidak wajar atau
bahkan berlawanan yang mana sering disebut paradox. Pemilihan konsep ini
didasari bahwa pada umumnya seniman adalah seorang yang idealis, dimana pola
pikirnya sulit dinalar, mungkin sebagian orang akan mengatakan gila namun
sisanya akan mengatakan genius atau orang yang mempunyai extra ordinary,
kemampuan luar biasa. Dan ini sulit diungkapkan dengan kata-kata atau
digambarkan secara detail, namun ini justru menjadi point utama tantangan dalam
perancangan bangunan, bagaimana bangunan menyesuaikan diri dengan seniman
bukan sebaliknya. Namun perlu diperhatikan juga bahwa bukan hanya seniman
yang diorientasikan namun juga pengunjung dan penghuni lainnya yang
menunjang galeri ini, agar perancangan bangunan ini dapat berjalan selaras.
Dalam proyek ini mendalami karakter dari ruang yang satu ke ruang yang
lain sehingga karakter dari masing-masing tempat dapat terlihat dari bangunan
tersebut kita diajak mengerti bahwa pengunjung memasuki kawasan galeri. Hal
lainnya yang ingin disampaikan dalam pendalaman perancangan akan diterapkan
di dalam konsep perancangan sehingga berbagai fasilitas yang berbeda akan
memiliki karakter dan suasana yang berbeda yang mewakili fungsi masing-
masing.
Universitas Kristen Petra
44
Gambar 3.2. Interior dari koridor galeri seni lukis pada malam hari
Konsep yang sudah ada kemudian diaplikasikan ke dalam desain sehingga
desain mempunyai suatu arti atau nilai atau dasar yang membedakan dari disain
yang lainnya.
3.1.4. Pendalaman Desain
Karakter ruang – galeri – kulit unreal, dalam real penutup/tembok
glass block, memendarkan cahaya melindungi isi galeri dari perusakan matahari.
Ruang dalam yang luas, clean, minimalis tembok, lantai putih, plafon tinggi,
supaya tidak terjadi kesan sumpek akibat banyaknya objek yang dipamerkan
(ruang bukan lagi main objek, tapi background dari koleksi galeri). Permainan
lighting yang menyorot koleksi pameran tiap objek bisa beda tergantung
suasana yang sedang dibangun dalm ruang pamer dan kekhasan objek pamer.
Material dinding transparan- kaca low e dan glass block--> menciptakan batas
ruang luar dan dalam yang tidak nyata. pengunjung seolah terhubung dgn ruang
luar->padahal berada dalam ruang tertutup. keberadaan pengunjung dalam ruang
galeri terasa tidak nyata tapi nyata.
Universitas Kristen Petra
45
Sedangkan pada gambar 3.3. di bawah ini penataan peletakkan jalur
masuk utama dari jalan Lingkar Dalam berdasarkan analisa site yang ada untuk
menghindari kemacetan selain itu ditinjau dari sisi pengguna diharapkan dapat
menikmati disain arsitektural yang diususun frame-frame yang atraktif, sehingga
pengunjung yang masuk dapat menikmati sequens dan tidak merasa bosan.
Gambar 3.3. Sequens, pencapaian dari gerbang masuk sampai keluar
(Outdoor)
Ope
Mis
Mis
Sur
Sur
En
Universitas Kristen Petra
46
Gambar 3.4. Sequens,
galeri lukis
Gambar 3.5. Sequens, Cafe
Universitas Kristen Petra
47
Spasial karakter dengan daylight, pada interior bangunan penutup tembok
pada umumnya mengaplikasikan kaca glass block, karena sifatnya yang
memendarkan cahaya sehingga tidak merusak karya seni, karena cahaya matahari
yang langsung masuk bersifat destruktif apabila tidak ada barrier-nya. Ruang
dalam yang luas, clean minimalis dengan plafon yang tinggi untuk menimbulkan
kesan luas, karena akan ada banyak obyek yang akan dipamerkan.
Spasial karakter dengan artificial light. Permainan lighting yang menyorot
koleksi pameran, dimana setiap obyek bisa berbeda tergantung suasana yang ingin
ditampilkan di dalam galeri, sinar lampu yang dipancarkan berwarna kuning,
untuk meningkatkan konsentrasi.
Material dinding transparan kaca low e dan glassblock menciptakan batas
ruang luar dan dalam yang tidak nyata, pengunjung seolah terhubung dengan
ruang luar padahal sedang berada di dalam ruang yang tertutup
Gambar 3.6. Daylight
Universitas Kristen Petra
48
Gambar 3.7. Artificial Light
Keterangan gambar 3.3:
1= Lampu HID dengan sinar kuning untuk meningkatkan konsentrasi
2= Sinar tidak langsung (glare) untuk menerangi koridor dan memberi kesan
hangat
3= Dinding dengan bahan semi reflective untuk kesan luas
LOOKING OUT OF ENCLOSURE : apabila kita berdiri di pintu dan melihat
keluar maka kita tidak merasa melihat dari dalam ruang. Tetapi bila kita
mundur ke dalam ruang, maka akan terlihat kusen sebagai frame yang
membatasi pemandangan.
4= Kursi bench park untuk menghadirkan susana taman luar di dalam koridor
5= Piramid kaca sebagai elemen surprise pada koridor (stoverotec glass)
Universitas Kristen Petra
49
Gambar 3.8. Interior galeri patung
Gambar 3.9. Interior cafe
Pada gambar 3.9. interior galeri patung, bangunan didominasi oleh kesan
minimalis, karakter ruang yang ingin ditampilkan di ruang ini adalah megah,
namun sederhana tidak banyak elemen dekoratif, tujuannya untuk
mengembalikan kembali memory era pop art pada era industrialisme pada tahun
60an (Trace of Memory).
Pada gambar 3.9. di atas ruang cafe ini banyak didominasi oleh teknologi,
misalnya rounded interactive screen yang berada di pusat meja bundar yang dapat
berganti-ganti warna mengikuti sensor suara, selain itu juga meja gantung dengan
kabel sling baja untuk menampilkan ekspresi unik dan moderen
Universitas Kristen Petra
50
Gambar 3.10. Interior toilet pengunjungGambar 3.11. Wastafel dengan
ketinggian bervariasi
Pada gambar di atas adalah interior toilet cafe yang menghadirkan kesan
unik dimana toilet pengunjung sebagian memiliki atap terbuka dengan para-para
dan lantai batu coral, rumput dan coral, sedangkan wastafel memiliki ketinggian
yang berbeda-beda sesuai dengan tinggi pengguna.
3.1.5. Pola Penataan Masa Bangunan dan Sirkulasi
Bentuk masa yang terdiri dari bentukan dasar (platonic solids) yang telah
mengalami penamabahan (additive) dan pengurangan (subtractive) yang
kemudian dirotsaikan dan disesuaikan dengan kebutuhan ruang di dalamnya.
Pemilihan bentuk dasar yang mewakili masa bangunan dipilih karena pop art
dipengaruhi oleh tiga bentuk dasar yakni lingkaran, kotak dan segitiga.
Sirkulasi disesuaikan dengan pola aktivitas pengguna dari luar terhadap
site. Di sini sirkulasi dibedakan menjadi 3 macam yakni sirkulasi untuk
pengunjung, sirkulasi untuk staff dan sirkulasi untuk service. Diharapkan penataan
jalur masuk ke dalam site tidak terlalu kaku dan pengunjung merasa seperti
sedang berjalan-jalan di taman, sequence yang dibuat diatur sedemikian rupa agar
dari segi kenyamanan tercapai juga dari vista bangunan dapat dinikmati dengan
sebaik mungkin.
Universitas Kristen Petra
51
Pada gambar 3.13 di atas menunjukkan bahwa bentuk geometri dari
bangunan galeri ini terbentuk dari tiga bentuk dasar (platonic solids) yaitu
lingkaran, kotak, dan segitiga. Mengapa dipilih bentukan dasar, karena lingkaran,
kotak dan segitiga adalah ciri khas dari pop art, namun bentukan dasar di sini telah
mengalami transformasi untuk mendapatkan sudut dan proporsi terbaik yang juga
memperhatikan fungsi dan kenyamanan.
Gambar 3.12. Platonic solids
Gambar3.13. Form Transformation
Universitas Kristen Petra
52
Keterangan gambar 3.14:
Dimensional transformation (perubahan dimensi) – mengubah dimensi
dari bentuk
Substractive transformation (perubahan bentuk dengan pengurangan) –
mengurangi sebagian volume sebuah bentuk
Additive transformation (perubahan bentuk dengan penambahan) –
menambah elemen pada volume bentuk
Pada gambar 3.15. di atas menggambarkan bahwa pola penataan masa
di dominasi oleh bentukan dasar yang sudah dimodifikasi. Interlocking terlihat
pada saat perpindahan dari bangunan satu ke bangunan yang lain, dimaksudkan
agar bangunan tidak tersas seperti berdiri sendiri- sendiri namun masih dalam satu
kesatuan, keterikatan ini juga terlihat antara ruang luar dengan ruang dalamnya.
Bentukan terbuka ke empat sisi, adalah sebagai respect atau tanggapan pada site
yang terbuka ke empat arah.
Penataan masa pada bangunan ini terbentuk dari masa-masa bangunan
yang mengalami rotasi dan transformasi. Dimana bentuk yang rusak (Disorder)
disatukan kembali dengan aksis kuat (order) yang dikunci oleh tiga buah
sculpture pada landscape.
Gambar 3.14. Penataan Masa Bangunan
Universitas Kristen Petra
53
sculpture
axis
rotation
Gambar 3.16. Peletakan jalur masuk ke dalam bangunan
3.1.6. Bentuk dan Penampilan Bangunan
Ekspresi yang ingi ditampilkan pada bangunan sesuai dengan konsep
liberate imagination yakni kebebasan imajinasi, karena berhubungan erat dengan
seni. Di sini bentukan-bentukan yang muncul merupakan ekspresi dari kebebasan
untuk berimajinasi, namun tidak serta merta bebas untuk melakukan apa saja
namun masih di dalam kacamata pop art.
Gambar 3.15. Penataan Masa Bangunan 2
Universitas Kristen Petra
54
Pada gambar 4.3 menampilkan megatron untuk mempromosikan even-
even yang sedang diselenggarakan di dalam galeri, misalnya apabila tema
pameran bernuansa hari natal maka layar ini akan menampilkan gambar-gambar
yang berkaitan dengan even tersebut untuk menarik minat pengunjung.
Gambar 3.18. Innercourt yard
Gambar 3.17. Bird eye view
Gambar 3.19. Megatron
Universitas Kristen Petra
55
Gambar 3.21. Box display
Keterangan:
Jalur utama menuju loby
Loby (masa entrance)
Space penangkap kawasan perumahan
Jalur sevice
Space penghubung antar
Pada gambar 3.21 di atas menunjukkan box display patung sebagai wujud respect
terhadap bangunan di kawasan perumahan, maksudnya bangunan masih
menghargai bangunan sekitar meskipun letaknya di belakang bangunan galeri,
sehingga penghuni di perumahan juga dapat menikmati nuansa seni dari galeri.
Gambar3.20. Keseluruhan bangunan tampak dari atas
Universitas Kristen Petra
56
Gambar 3.22. Elemen bangunan
3.1.7. Penataan ruang
Penataan ruang di dalam bangunan dipengaruhi oleh hubungan antara
para pengguna. Ruang-ruang yang ada pada bangunan ini diatur sedemikian
mungkin sehingga hubungan ruang yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Penataan ruang juga dipengaruhi oleh area ruangan yang memerlukan pembukaan
maksimal dan tidak.
Bangunan ini memiliki dua jalur masuk, yakni jalur masuk utama dan jalur
masuk alternatif di mana dalam pemanfaatannya memiliki fungsi yang berbeda,
jalur masuk utama tidak dapat dilalui oleh mobil untuk service, dan jalur masuk
kedua lebih dominan digunakan untuk pengunjung yang ingin ke kafe yang
sebelumya sudah pernah ke tempat ini, namun bukan berarti jalur masuk utama
tidak terhubung dengan area kafe tetapi setiap path, atau koridor yang ada di
bangunan ini memiliki banyak akses yang dapat dilalui sesuai selera pengguna.
Universitas Kristen Petra
57
Gambar 3.23. Titik-titik entrance
Gambar 3.24. Interior LobiGambar 3.25. Interior Cafe
Ruang-ruang publik seperti lobi, retail, dan galeri lukis diletakkan pada
bagian selatan bangunan (faktor komersil).
Universitas Kristen Petra
58
Gambar 3.26. Zona dalam bangunan
Gambar 3.27. Axonometri struktur
3.1.8. Pola Struktur dan Pemilihan Bahan Bangunan yang Digunakan
Sistem struktur dalam banguanan ini didominasi oleh penggunaan material
baja dan beton, selain itu juga banyak menggunakan allucopan sebagai bahan
clading dan juga metal sebagai alat pembayangan.
Prvate (kantor) Public Semi private
Universitas Kristen Petra
59
Gambar 3.28. Penutup atap galeri
Penutup atap pada galeri lukis adalah penutup atap zincalume merk
Kalzip dengan tipe tapered. Tipe tapered ini memudahkan pengaliran air hujan
karena bentuknya yang menyerupai kipas membuat penutup atap dapat
mengalirkan air secara menerus.
Gambar 3.29. Lembaran Kalzip tipe tapered
Pada lapisan bawah dari kalzip, diberikan lapisan insulasi berupa
glasswool untuk menahan radiasi matahari kedalam bangunan. Dibawahnya
diberikan lapisan kalsiboard sebagai tempat pegangan bagi klip aluminium untuk
memasang kalzip.
Atap galeri lukis ini menggunakan metode
second skin roof untuk mengurangi beban
panas di dalamnya selain sebagai fungsi
estetika.
Universitas Kristen Petra
60
Gambar 3.30. Detil lapisan atap
3.1.9. Program ruang
Dalam menentukan luasan ruang pada galer pop art di Surabaya ini
dipakai pendekatan dengan menggunakan buku-buku panduan sebagai berikut:
• NAD : Neufert Architect Data
• TSS : Time Saver Standart For Building Types
• NMH : New Matric Handbook
• BPDS : Building Planning and Design Standards
• SP : Studi Perbandingan
• A / D : Asumsi / Ditentukan (sumber dari survey)
3.1.10. Rekapitulasi Ruang
Rekapitulasi jumlah total luas ruang yang diperlukan :
• Fasilitas utama : 23814.9 m2
• Kafe : 407,5 m2
• Kantor manajemen : 338 m2
• Fasilitas Pengelola : 218.9 m2
• Ruang Makan Pengelola : 135.2 m
• Area Parkir : 1500 m2
• Fasilitas Mekanikal Elektrikal dan Servis : 1087 m2
TOTAL : 21601.5 m2
Universitas Kristen Petra
61
3.2. Fasilitas Bangunan
Galeri ‘Pop Art’ selain berisi galeri juga membutuhkan fasilitas – fasilitas
penunjang baik yang diperlukan oleh pengunjung maupun yang dibutuhkan oleh
seniman. Area – area yang tergolong dalam pameran bisa dikelompokkan dalam 3
area besar, yaitu galeri, fasilitas baca, dan workshop.
Galeri, yang terdiri dari:
• hall
• r.informasi
• r.staff
• r.registrasi dan penerimaan
• r.konservasi
• r.pamer tetap
• r.pamer temporer
• toilet
Fasilitas baca, yang terdiri dari:
• hall
• locker
• gudang buku
• r.buku
• r.baca
• pelayanan fotocopy
• r.data
• r.petugas
• toilet
Area workshop, yang terdiri dari:
• studio
• toilet
Fasilitas utama lainnya:
• Area penerima: Resepsionis, Ruang tunggu
Universitas Kristen Petra
62
• Management Office:Ruang Pimpinan Galeri, Seksi Koleksi Dan Dokumentasi,
Seksi Pameran dan Edukasi, Tata Usaha, Ruang Dokumentasi.
• Service Area:Parkir karyawan, Locker karyawan, Ruang ganti karyawan,
Ruang istirahat, Loading dock, Dapur, Gudang, Ruang penyimpanan untuk
peralatan kebersihan, R. Pompa, Tandon bawah, Tandon atas, R. Travo, R.
Genzet, R. Jaga.
Fasilitas pendukung yang terdiri dari:
• Cafe
• Lounge
• Sinema terbuka
Fasilitas parkir penunjung dan staf
3.3. Utilitas bangunan
3.3.1. Sistem Air Bersih
Menggunakan sistem up feed di mana tandon bawah diletakkan di
basement dari bangunan. Tandon dibagi menjadi 2 bagian, untuk melayani masing
– masing sisi dari bangunan.
Diagram 4. Skema sistem air bersih
3.3.2. Sistem Air Kotor dan Kotoran
Menggunakan STP (Sewage Treatment Plant) di mana air kotor dan
kotoran dibuang ke STP melalui saluran / pipa yang berbeda. Letak STP-nya
berada di luar bangunan.
PDAM Meteran Air Tandon
Pompa Kran, Katup, Gelontor
Universitas Kristen Petra
63
Diagram 5. Skema sistem air kotor dan kotoran
3.3.3. Sistem Jaringan Listrik
Gardu pemindah listrik PLN terletak pada area basement dari bangunan.
Listrik di alirkan ke bangunan melalui jaringan bawah tanah. Ruang PLN
bersebelahan langsung dengan ruang trafo, MDP (Main Distribution Panel), dan
ruang genset. Dari MDP, jaringan listrik dibagi ke ruang panel tiap lantai di mana
pada bangunan ini terdapat 4 ruang panel pembagi (Sub Distribution Panel) pada
tiap lantai bangunan.
Genset berfungsi sebagai cadangan tenaga jika sewaktu – waktu terjadi
pemadaman listrik PLN.
Diagram 6. Skema sistem jaringan listrik
3.3.4. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah menggunakan sistem carry out, yaitu suatu
sistem dimana sampah yang ada dikumpulkan pada suatu tempat dan kemudian
diangkut oleh mobil khusus untuk dibuang ke penampungan.
Sampah dibuang ke tong sampah dan kemudian dibawa oleh staf
kebersihan ke tempat pembuangan sementara di area servis yang terletak di
basement. Sampah tersebut akan diambil setiap hari oleh truk pengangkut sampah
melalui jalur loading dock. Setelah itu baru dibawa ke tempat pembuangan akhir.
R. PLN R. Trafo MDP R. Genset
R. Panel tiap
lantai
Wastafel, Floor Drain
Kloset
STP
Universitas Kristen Petra
64