24
15 BAB II KAJIAN TEORI A. Persepsi Orang Tua 1. Pengertian Persepsi Orang Tua Istilah persepsi biasanya digunakan utuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. 17 Dalam kamus standar dijelaskan bahwa persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata- mata menggunakan pengamatan penginderaan. Persepsi ini didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Definisi lain meyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, menfokuskan perhatian terhadap satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek. 18 Beberapa ahli memberikan pengertian tentang persepsi, diantaranya adalah : 17 Adburrahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta : Prenada Media, 2009), 88. 18 Ibid., 89.

3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

  • Upload
    dodung

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Persepsi Orang Tua

1. Pengertian Persepsi Orang Tua

Istilah persepsi biasanya digunakan utuk mengungkapkan tentang

pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang

dialami.17 Dalam kamus standar dijelaskan bahwa persepsi dianggap

sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-

mata menggunakan pengamatan penginderaan. Persepsi ini didefinisikan

sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data

indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga

kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita

sendiri.

Definisi lain meyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan

membeda-bedakan, mengelompokkan, menfokuskan perhatian terhadap

satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini

persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap

satu peristiwa atau objek.18

Beberapa ahli memberikan pengertian tentang persepsi,

diantaranya adalah :

17 Adburrahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif

Islam (Jakarta : Prenada Media, 2009), 88. 18 Ibid., 89.

Page 2: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

16

a. Menurut Muhajir, keragaman stimulus dengan objek pribadi atau

orang, dipelajari oleh banyak ahli19

b. Menurut De Vito, persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar

akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita20

c. Gulo mendefinisikan persepsi sebagai proses dalam lingkungannya

melalui indera-indera yang dimilikinya21

d. Menurut Rakhmad menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman

tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan peran22

e. Menurut Pareek, persepsi dapat didefinisikan sebagai proses

menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menguji dan memberikan

reaksi kepada rangsangan panca indera atau data23

Setelah memperhatikan beberapa pendapat diatas, maka dapat

penulis simpulkan bahwa persepsi adalah memandang, mengartikan atau

menafsirkan peristiwa/sesuatu, yaitu bagaimana orang tua dalam

memandang, mengartikan atau menafsirkan sesuatu yang diterima.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Karena persepsi lebih bersifat psikologis dari pada merupakan

proses pengideraan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi :

19 Muhadjir, Pengukuran Kepribadian, (Yogyakarta : Rake Sirasin, 1992), 81. 20 Devito Joseph, A. Komunikasi Antar Manusia ; Kub’ah Besar (Jakarta : Alih Bahasa Agus

Maulana, Profesional Books, 1997), 75. 21 Gulo, Dali, Kamus Psikologi, Ponis Bandung, 1982, 207. 22 Rachmad Jalahuddin, Psikologi Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1994), 5. 23 Pareek, Udai, Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo, 1986), 13.

Page 3: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

17

a. Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak

sekali rangsangan dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak

harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu,

individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang

tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak akan

tampil ke muka sebagai objek pengamatan.24

Rangsangan yang bergerak diantara rangsangan yang diam

akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsangan yang paling

besar diantara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan

intensitas rangsangannya paling kuat.

b. Kebutuhan psikologis

Kebutuhan psikologis seseorang mempengaruhi persepsinya.

Kadang-kadang ada hal yang ”kelihatan” (yang sebenarnya tidak ada)

karena kebutuhan psikologis.25 Misalnya, seorang yang haus bisa

melihat air dibanyak tempat, fatamorgana seperti itu biasa sekali

terjadi dipadang pasir. Jika orang-orang kehilangan hal tertentu yang

dibutuhkan, mereka lebih sering melihat barang itu. Dalam satu

percobaan kepada orang-orang yang dibiarkan lapar untuk beberapa

waktu, diperlihatkan beberapa gambar dan mereka diminta menuliskan

apa yang mereka lihat. Kebanyakan dari mereka melaporkan adanya

makanan dalam persepsi mereka.

24 Abdurrahman Saleh, Psikologi Suatu Pengantar, 88. 25 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2003), 452.

Page 4: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

18

c. Pengalaman

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi

bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Pengalaman

mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal, dan

gejala-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman pribadinya.26

Seseorang yang mempunyai pengalaman buruk dalam bekerja dengan

jenis orang tertentu, mungkin akan menyeleksi orang-orang ini untuk

jenis persepsi tertentu. Lethers membuktikan bahwa pengalaman akan

membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan persepsi.

Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman

bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.27

d. Latar Belakang

Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam

persepsi. Orang-orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-

orang dengan latar belakang yang sama. Mereka mengikuti dimensi

tertentu yang serupa dengan mereka. Misalnya, seseorang yang

mengalami pendidikan dalam suatu isntitut, lebih mendekati seseorang

yang mempunyai pendidikan yang serupa.28

3. Fungsi Persepsi

Penelitian tentang persepsi mencakup dua fungsi utama sistem

persepsi, yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan

pengenalan, mementukan jenis objek tersebut. Lokalisasi dan pengenalan 26 Ibid. 27 Rita L’Atkinson, Pengantar Psikologi (Jakarta : Erlangga, 1997), 210. 28 Alex Sobur, Psikologi Umum.

Page 5: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

19

dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga

mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap

konstan, walaupun citra (bayangan) objek diterima berubah. Permasalahan

lain adalah cara kapasitas perseptual kita berkembang.29

Menurut Alkenson dan kawan-kawan, untuk melokalisasi

(menentukan lokasi) objek, kita terlebih dahulu haus menyegresikan objek

kemudian mengorganisasikan objek menjadi kelompok. Proses ini pertama

kali diteliti oleh ahli psikologi Gestalt, yang mengajukan prinsip-prinsip

organisasi. Salah satu prinsip tersebut adalah bahwa kita

mengorganisasikan stimulus ke daerah yang bersesuaian dengan gambar

dan latar. Prinsip lain menyatakan dasar-dasar yang kita gunakan untuk

mengelompokkan objek, diantaranya kedekatan, penutupan, kontinuasi

baik, dan kemiripan.30

Pengenalan suatu benda mengharuskan penggolongannya dalam

kategori dan pendasarannya terutama pada bentuk benda. Dalam stadium

awal pengenalan, sistem visual menggunakan informasi diretina untuk

mendeskripsikan objek dalam pengertian ciri, seperti garis dan sudut, sel

yang mendeteksi ciri tersebut (detektor ciri) telah ditemukan di korteks

visual. Dalam stadium lanjut pengenalan, sistem mencocokkan deskripsi

bentuk yang disimpan dimemori untuk menemukan yang paling cocok.

29 Ibid., 469. 30 Ibid.

Page 6: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

20

4. Persepsi Orang Tua tentang pendidikan Agama Islam

Persepsi adalah fungsi psikis yang penting yang menjadi jendela

pemahaman bagi peristiwa dan realitas kehidupan yang dihadapi manusia.

Manusia sebagai makhluk yang diberikan amanah kekhalifahan diberikan

berbagai macam keistimewaan yang salah satunya adalah proses dan fungsi

persepsi yang lebih rumit dan lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk

Allah lainnya. Dalam bahasa Al-Qur’an beberapa proses dan fungsi persepsi

dimulai dari proses penciptaan. Dalam Q.S Al-Mu’minun ayat 12-14

disebutkan proses penciptaan manusia dilengkapi dengan penciptaan fungsi-

fungsi pendengaran dan penglihatan. Dalam ayat ini tidak disebutkan telinga

dan mata tetapi sebuah fungsi. Kedua fungsi ini merupakan fungsi vital bagi

manusia dan disebutkan selalu dalam keadaan berpasangan. Beberapa ayat

lain juga mengungkapkan hal yang sama, antara lain :

1. Persepsi pengideraan fisik / non fisik (fushilat, Q.S 3)

2. Isytiflat, pengetahuan peristiwa yang berada jauh dari jangkauan (Q.S

Yusuf : 94)

Persepsi orang tua tentang pendidikan agama islam merupakan

pandangan, pengertian atau pemahaman orang tua tentang segala sesuatu yang

terkait masalah agama islam.

Pada dasarnya pendidikan agama islam sangatlah penting bagi

kehidupan, karena manusia tanpa suatu pegangan agama islam pada

khususnya maka dirinya akan rusak, lebih-lebih pada anak-anak, mereka

mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal yang kurang dimengerti oleh dirinya.

Page 7: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

21

Namun pada perkembangan zaman ini, sistem pendidikan yang sangat

sulit menuntut anak untuk bisa lulus dnegan nilai rata-rata yang telah

ditentukan. Anak maupun orang tua dihantui oleh rasa ketakutan. Akhirnya

kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan lagi hal-hal yang lain kecuali

anak-anak mereka harus lulus. Berbagai usaha dilakukan, setiap harinya anak-

anak dikesibukan dengan berbagai kursus-kursus sehingga orang tua sudah

tiak menghiraukan lagi masalah Diniyyah. Anak-anak pun motivasi belajar di

Madrasah Diniyyah semakin berkurang. Orang tua sudah tidak mementingkan

lagi ilmu agama dan sekarang dijadikan sampingan belaka.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam dunia pendidikan antara motivasi dan belajar merupakan

dua istilah yang selalu berkaitan, karena tidak ada aktifitas belajar jika

tidak memiliki motivasi, sebab motivasi merupakan dorongan dasar yang

bisa menimbulkan aktifitas belajar.

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu, motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas-

aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif itu,

maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Page 8: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

22

Berawal dari kata motif ini, kita akan mengetahui tentang

pengertian motivasi menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :

a. Menurut MC. Donald, motivasi adalah perubahan energi di dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.31

b. Ahli psikologi pendidikan menyebutkan kekuatan mental yang

mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.

Motivasi di pandang sebagai dorong mental yang menggerakkan dan

mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam

motivasi terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan,

menyalurkan, dan ,mengarahkan sikap dan prilaku individu.32

c. Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin, motivasi adalah dorongan dari

dalam yang di gambarkan sebagai harapan, keinginan, yang bersifat

menggiatkan atau menggerakan individu untuk bertindak atau

bertingkah laku, guna memenuhi kebutuhan.33

d. Menurut Sumadi Suryabrata bahwa motivasi adalah keadaan dalam

pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.34

Setelah memperhatikan beberapa pendapat di atas, maka dapat

penulis simpulkan bahwa motivasi adalah merupakan suatu dorongan yang

terjadi dalam diri manusia yang menyebabkan suatu tujuan.

31 Sardiman A.M, Interkasi Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1986), 73. 32 Diniyati, Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta), 80. 33 Mahfud Shalahuddin, Pengantar, 144. 34 Sumadi Suryabrata, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Wali, 1987), 70.

Page 9: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

23

Setelah memperhatikan beberapa pendapat dan kesimpulan

mengenai motivasi, maka selanjutnya mengenai pengertian belajar yaitu :

a. Menurut james O. Whittaker adalah “Learning may be defined as the

process by which behavior ariginates or is altered through training or

experience” yang berarti bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan

dan pengarahan.35

b. Menurut Hilgrad dan Brower yaitu belajar sebagai perubahan dalam

perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman.36

c. Menurut Sardiman A.M. bahwa belajar adalah merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya.37

d. Menurut Drs. Ketut Sukardi belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan.38

e. Menurut T. Raba Joni, yang dikutip oleh Drs. Mahfuadh Shalahuddin

bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

kecuali perubahan menjadi matangnya seseorang atau perubahan

instinktif.39

35 Wasty Soemanto, Pskologi Pendidikan (Malang : Ineke Cipta, 1990), 98-99. 36 Oemar H Malik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Rejama Rosda Karya, 1992(, 45 37 Sardiman A.M, Interkasi, 22. 38 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1983), 17. 39 Mahfud Shalahuddin, Pengantar, 27.

Page 10: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

24

Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang

melalui tingkah laku yang melalui pendidikan atau latihan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya.

Belajar merupakan proses dasar daripada perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan

kaulitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas

dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kitapun

hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah kekuatan-kekuatan

atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan

belajar.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual, motivasi belajar mempunyai peranan yang khas dalam hal

penumbuhan gairah merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa

yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar, seorang siswa yang memiliki intelegensi

cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kurang motivasi belajar. Hasil

belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Berkaitan dengan hal

ini, maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan

pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberikan

Page 11: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

25

motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk

berbuat atau belajar.

Dalam hubungan dengan kegiatan belajar, yang penting disini

adalah bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang

mengarahkan siswa itu melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah

barang tentu peran guru sangatlah penting yakni memberikan motivasi

belajar. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat

menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan

aktivitas belajar dengan baik. Untuk belajar dengan baik diperlukan proses

dan motivasi yang baik pula.

Memberikan motivasi belajar kepada anak, berarti meningkatkan

belajarnya. Motivasi akan mempengaruhi tidak hanya terbatas pada

belajarnya saja, melainkan juga pada tingkah Iakunya. Oleh karena itu,

guru diharapkan agar menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam

belajarnya, merangsang minat belajarnya dan menjaga agar anak tetap

memiliki motivasi dalam belajar.

2. Fungsi motivasi belajar

Motivasi memang sangat besar pengaruhnya dalam belajar siswa,

lebih-lebih bagi siswa Madrasah Diniyyah. Dimana pada masa itu akan

mudah bagi para siswa untuk menerima suatu penggerak yang bersifat

positif atau negatif. Siswa yang duduk Madrasah Diniyyah hendaknya

diberi pengertian, penjelasan dan motivasi untuk belajar dengan maksud

tujuan dan faedah apa yang ia pelajarinya baik itu mengenai ilmu

Page 12: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

26

pengetahuan umum atau ilmu pengetahuan agama karena kalau siswa tidak

pernah mendapatkan dorongan dari para gurunya terutama dalam

menyampaikan mata pelajaran maka siswa tersebut akan berkurang

belajarnya. Dan sebagai dengan materi karakter siswa, dimana metode

tersebut sebagai penunjang untuk menjelaskan suatu mata pelajaran, jika

tidak ada alat bantu dan metode cocok maka murid itu akan kurang adanya

motivasi dalam belajar.

Karena begitu pentingnya motivasi dalam belajar, Sardiman A.M.,

mengungkapkan bahwa: “motivation is an essential condition of lerning”

hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi, makin tepat

motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para

siswa.40

Sehubungan dengan hal diatas, maka motivasi merupakan hal yang

sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar serta bertalian erat dengan

tujuan, kemudian menurut S. Nasution bahwa motivasi itu mempunyai 3

fungsi diantaranya :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor

yang melepaskan energi

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

c. Menseleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu,

40 Sardiman A.M, Interaksi, 84.

Page 13: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

27

dengan menyampaikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan itu.41

Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

prestasi, seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.

Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang

baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan

dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa

akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya

Guru harus selalu memberi motivasi belajar pada siswa

maksudnya, bahwa guru harus dapat menciptakan situasi yang merangsang

dan menantang siswa untuk belajar. Diantara hal yang dapat mendorong

atau memotivasi siswa belajar ialah hadiah berupa pujian, benda, uang

atau lainnya. Dan motivasi itu juga berguna untuk menghubungkan

pengalaman yang lama dengan bahan pelajaran yang baru, sebab setiap

siswa datang kesekolah dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan

perhubungan ini siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar dan

merasa terdorong untuk mempelajari bahan baru. Maka motivasi belajar

dan dapat memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

Dengan melihat uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa fungsi motivasi belajar adalah untuk menumbuhkan semangat pada

41 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1986), 79.

Page 14: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

28

seorang pelajar terhadap kegiatan sehingga dengan adanya motivasi

belajar tersebut siswa akan lebih giat dalam belajar untuk menemukan

hasil dalam belajarnya serta tercapai arah tujuan yang di inginkan.

3. Macam-macam Motivasi belajar

Menurut pendapat Sardiman A.M. yang mengatakan bahwa kalau

berbicara tentang motivasi atau jenis serta macamnya, dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang, dengan demikian motivasi atau motif yang aktif

itu sangat bervariasi. Adapun motivasi tersebut adalah sebagai berikut42

a. Motivasi menurut dasar pembentukannya.

1) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang di bawah

sejak kecil, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh

misalnya dorongan untuk belajar, makan, minum sholay, bekerja

dll.

2) Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.

Sebagai contoh: dorongan untuk belajar susatu cabang ilmu

pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam

masyarakat.

b. Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis.

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk

makan, minum, bernafas, istirahat dan berbuat.

42 Sardiman A.M, Interkasi, 84.

Page 15: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

29

2) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motivasi ini antara

lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk

membalas, untuk berusaha. Jelasnya motivasi jenis ini timbul

karena rangsangan dari luar.

3) Motif-motif obyektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh

minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat

menghadapi dunia luar secara efektif.

c. Motivasi berdasarkan isi atau persangkutpautannya.

Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi ini menjadi

dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang

termasuk motivasi jasmaniah dan seperti, insting otomatis, nafsu.

Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah yaitu kemauan. Soal

kemauan itu pada setiap hari manusia terbentuk melalui empat momen:

1) Momen timbulnya alasan

Sebagai contoh seorang pemuda yang berlatih olah raga

untuk menghadapi suatu porseni disekolahannya, tetapi tiba-tiba

disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket

karena tamu itu mau kembali ke Jakarta. Si pemuda itu kemudian

mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini si pemuda tadi timbul

alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan (kegiatan

mengantar). Alasan baru itu bisa karena untuk menghormati tamu

atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakannya ibunya.

Page 16: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

30

2) Momenpilih

Momen pilih, maksudnya dalam keadaan pada waktu ada

alternatif-alternatif atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang

menimbang-nimbang dari berbagai alternatif yang akan dikerjakan.

3) Momen putusan

Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan

berakhir dengan dipilihnya satu alternatif. Satu alternatif inilah

yang menjadi putusan untuk dikerjakan.

4) Momen terbentuknya kemauan

Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan

maka timbulnya dorongan pada diri seseorang untuk bertindak,

melaksanakan putusan itu.

d. Motivasi berdasarkan proses terjadinya

Motivasi berdasarkan proses terjadinya dapat dibagi menjadi 2

macam, yakni:

1) Motivasi Instrisik

Yang di maksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-

motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirasang

dari luar. Karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seorang yang senang

membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia

sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau

dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya

Page 17: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

31

kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik

ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam

perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa

itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat

pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah

lakunya sacara kontruktif, tidak karena tujuan yang lain.

2) Motivasi ektrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh

seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan

harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh

temannya. Jadi yang terpenting bukan karena belajar ingin

mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau

agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan

yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi

apa yang lakukannya itu.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik

tidak baik dan tidak penting, tetapi motivasi ekstrinsik ini tetap

diperlukan di sekolah sebab pengajaran disekolah tidak semuanya

menarik minat pesarta didik tidak memahami untuk apa ia belajar,

oleh karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan

oleh guru sehingga peserta didik akan mau dan ingin beiajar.

Page 18: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

32

4. Bentuk-bentuk motivasi belajar

Dalam proses interaksi belajar mengajar. Ada beberapa bentuk

motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar

anak didik di kelas, sebagai berikut:

a. Memberi Angka

Angka dimaksud adalah sebagai simbul dan kegiatan

belajarnya. Banyak siswa beiajar yang utama justru untuk mencapai

angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya dikejar adalah nilai

ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka

yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi

ada juga bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin

mengejar pokoknya naik kelas. Ini menunjukkan motivasi yang

dimiliki kurang berbobot jika dibanding dengan siswa-siswa yang

menginginkan angka baik.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah

selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat

untuk pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk

gambar terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang

tidak memiliki bakat menggambar

c. Saingan/Kompetisi

Page 19: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

33

Saingan/kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individu atau

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur

persaingan ini banyak dapat dimanfaatkan di dalam dunia industri atau

perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan

kegiatan belajar siswa.

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja

keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan

segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga

harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol

kebahagian dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subyek belajar.

Para siswa akan belajar dengan keras biasa jadi karena harga dirinya.

e. Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahiu akan

ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan

sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan

terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan

bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka maksudnya,

kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswa.

Page 20: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

34

f. Memberi Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi terjadi kemajuan,

akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui

bahwa grafik belajar meningkat, maka ada motivasi pada dari siswa

untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan

tugasnya dengan baik, perlu diberikannya pujian. Pujian ini adalah

bentuk reinferecement yang positif sekaligus merupakan motivasi,

pemberiannya harus tepat. Dan mempertinggi gairah sekaligus akan

membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinferecemen yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tapat dan bijak biasa menjadi alat motivasi. Oleh

karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberi hukuman.

i. Hasrat Untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan

segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar

berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,

sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

Page 21: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

35

j. Minat

Di depan diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat

hubungannya dengan unsure minat. Motivasi muncul karena adanya

kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan

alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau

disertai minat.

Mengenai minat ini dapat dibangkitkan dengan cara-cara

sebagai berikut: membangkitkan adanya suatu kebutuhan,

menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi

kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan menggunakan

berbagai macam bentuk mengajar

k. Tujuan Yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

memehami tujuan yang harus dicapai karena dirasa menguntungkan

maka akan giarah untuk terus belajar.

Dari penjelasan diatas mengenai bentuk-bentuk motivasi, maka

yang penting bagi seorang guru dengan adanya bermacam-macam

motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat

melahirkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin pada mulanya

dengan memberikan berbagai motivasi siswa menjadi rajin belajar,

tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa

Page 22: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

36

diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna, sehingga hasilnya

menjadi bermakna juga bagi siswa.

C. Hubungan Persepsi Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa

Dalam proses belajar mengajar disekolah, siswa sebagai masukan

mentah (Raw Input) memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun

psikologis. Mengenai fisiologis adalah bagaimana kondisi fisiknya, panca

indranya, dan sebagainya. Sedangkan mengenai psikologis adalah minatnya,

kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, maupun kognitifnya, dan sebagainya.

Semua hal tersebut dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasil

belajarnya.43

Salah satu faktor yang mempengaruhi bejalar dari dalam diri siswa

adalah dari aspek psikis yaitu faktor motivasi. Dalam kegiatan belajar,

motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar. Begitu juga motivasi adalah keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu, karena belajar merupakan suatu proses

yang timbul dari dalam, faktor motivasi memegang peranana pula.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik bersifat internal maupun yang

bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya anak belajar

melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran, baik disekolah

maupun dirumah. Jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang

43 Alex Sobur, Psikologi, (Bandung : Pustaka Setia, 2003), 244

Page 23: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

37

baik pada anak-anak, timbullah dalam diri anak-anak itu dorongan dan hasrat

dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu jika ia diberi

perangsang atau motivasi yang baik dan sesuai.

Pada setiap masyarakat, keluarga merupakan pranata sosial yang

sangat penting bagi kehidupan sosial, keluarga merupakan kelompok sosial

pertama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri

sebagai manusia sosial didalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.

Dalam hubungan dengan belajar faktor keluarga tentu saja mempunyai

peranan penting. Keadaan keluarga akan sangat menentukan berhasil tidaknya

anak dalam menjalin proses belajarnya. Ada keluarga yang mempunyai cita-

cita tinggi bagi anak-anaknya, ada pula yang biasa-biasa saja.44

Orang tua yang mempunyai keinginan atau cita-cita yang tinggi bagi

anak-anaknya memberikan dorongan yang kuat terhadap anak-anaknya agar

lebih giat belajar karena di era sekarang sistem pendidikan yang sulit dimana

mengharuskan anak dapat mencapai kelulusan dengan target yang ditentukan.

Berbagai cara dilakukan orang tua dengan memberikan pelajaran tambahan

atau kursus-kursus sehingga tidak ada waktu untuk bermain-main atau hal-hal

yang tidak bermanfaat.

Orang tua beranggapan bahwasannya sekolah umum lebih penting

karena jika anak-anaknya tidak lulus dan tidak dapat mencapai pendidikan

yang tinggi sangat rugi, dibandingkan dengan madrasah diniyah yang hanya

dijadikan sampingan saja karena tidak lulus pun tidak ada kekecewaan.

44 Ibid., 298.

Page 24: 3 Bab II Kajian Teori Iin - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8272/5/bab 2.pdf · mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan

38

Setelah luluspun tidak bisa digunakan untuk mencari pekerjaan yang layak,

sehingga ketika anak masuk ke madrasah diniyah tanpa ada dorongan dari

orang tua menyebabkan anak malas dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar di madrasah.

Dari uraian diatas, tersimpul pemahaman bahwa terdapat hubungan

antara persepsi orang tua dengan motivasi belajar siswa. Seorang siswa yang

aktif atau mempunyai motivasi yang besar dalam mengikuti belajar mengajar

pasti memiliki nilai tersendiri sebab orang tua memberikan dorongan dan

beranggapan sama-sama dibutuhkan dalam menjalani kehidupan. Sedangkan

jika tidak ada dorongan orang tua atau mereka beranggapan bahwa madrasah

diniyah tidak begitu dibutuhkan, hanya sebagai sampingan maka motivasi

belajar siswa kurang didalam kelas tidak menghiraukan, suasana pasif, tidak

ada minat untuk mempelajari mata pelajaran yang disampaikan.