Document2

  • Upload
    yossie

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

b

Citation preview

Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009. H. 160DemamDemam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, makan hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan laju metabolisme basal.Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan sitokin tertentu, termasuk interleukin-1, interleukin-6, dan faktor nekrosis tumor. Sitokin ini disebut pirogen endogen (penghasil panas). Sitokin pirogenik dilepaskan oleh beberapa sel berbeda, temasuk monosit, makrofag, sel T helper dan fibroblast dalam berespons terhadap infeksi atau cedera jaringan. Pirogen endogen menyebabkan demamk dengan menghasilkan prostaglangin, mungkin PGE, yang meningkatkan titik patokan termoregulasi hipotalamus. Apabila sumber pirogen dihilangkan (misalnya setelah sistem imun berhasil mengatasi mikroorganisme), maka kadarnya turun. Hal ini akan mengembalikan titik patokan suhu ke normal. Untuk jangka waktu yang singkat, suhu tubuh akan tertinggal dari pengembalian titik patokan tersebut dan hipotalamus akan menganggap bahwa suhu tubuh terlalu tinggi. Sebagai akibatnya, hipotalamus akan merangsang berbagai respons misalnya berkeringat untuk mendinginkan tubuh. aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya menghambat demam dengan menghambat pembentukan prostaglandin.

Transformasi energi kehidupan berlangsung menurut dua hukum termodinamikaKajian mengenai transformasi (perubahan bentuk) ebergi yang terjadi dalam suatu kumpalan materi disebut termodinamika. Para saintis menggunakan kata sistem untuk menyatakan materi yang sedang dipelajari, dan menyebutkan sisa jagat raya lainnyasegala sesuatu di luar sistem yang dipelajarisbagai sekitar atau sekeliling. Suatu sistem tertutup, seperti cairan dalam botol termos, terisolasi dari sekelilingnya. Dalam suatu sistem terbuka, energi (dan seringkali materi) dapat ditransfer atau dipindhakan dari sistem ke sekelilingnya dan sebaliknya. Organism menyerap energimisalnya, energi kimiawi dalam bentuk molekul organic, atau energi cahayadan membebaskan panas dan sisa hasil metabolisme, seperti carbon dioksida, ke sekelilingnya.

Hipertermia (SLIIIIDDEEE) Merupakan respons tubuh terhadap lingkungan yang panas dengan cara meningkatkan pengeluaran panas melalui peningkatan produksi keringat.Dilatasi pembuluh perifer. Adanya peningkatan kecepatan metabolic dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, dan sebaliknya (peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan metabolic). Demam merupakan tanda mayor terjadinya infeksi, inflamasi, dan penyakit pengobatan dengan cara memberikan aspirin atau asetaminofen tanpa konsultasi medis dapat menutupi gejala penting yang seharusnya menerima perhatian medis. Darah merupakan cairan pendingin tubuh: volume darah rendah akibat dehidrasi merupakan faktor predisposisi demam.6

KesimpulanSuhu tubuh relatif konstan, diperlukan untuk sel-sel tubuh agar dapat berfungsi secara efektif (normal 36-37C). Suhu normal ini dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas yang dihasilkan dan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan oleh pusat pengatur panas di dalam hipotalamus yang sangat peka terhadap suhu dari darah yang melaluinya dan yang bekerja sebagai thermostat. Panas dihasilkan oleh aktivitas metabolic di dalam otot tulang dan hati. Glikogen yang disimpan di dalam hati diubah menjadi glukosa yang dapat digunakan dan dioksidasikan dengan akibat bahwa panas dihasilkan. Untuk mempertahankan produksi panas yang normal maka diperlukan sejumlah tepat akan bahan bakar. Kita memperoleh bahan bakar terutama dari karbohidrat, lemak, dan protein yang terdapat dalam makanan. Apabila bahan bakar ini dioksidasi menjadi CO2 dan H2O di dalam sel, akan terjadi pembebasan energi melalui pemindahan atau transfer electron ke O2. Energi dari proses oksidasi ini menghasilkan panas dan ATP. Panas diproduksi tubuh melalui proses metabolisme, aktivitas otot, dan sekresi kelenjar, produksi panas dapat meningkat atau menurun dipengaruhi oleh suatu sebab, misalnya karena penyakit ataupun stress.Aktivitas metabolic (kecepatan oksidasi) harus disesuaikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang timbul, misalnya pada kerja aktif atau dalam keadaan istirahat, pemasukan makanan pada waktu makan dan jangka waktu antara waktu makan, reaksi emosi seseorang, suhu luar, pakaian yg dipakai, dsb.Taraf Metabolisme Basal (BMR) merupakan pemanfaatan energi/ reaksi kimia di dalam tubuh yang memproduksi panas. Jumlah panas yang diproduksi dapat diubah oleh berbagai mekanisme pengaturan untuk menjaga suhu tubuh tetap dalam rentang normal. Besarnya BMR bervariasi sesuai dengan umur dan jelas kelamin. Banyak faktor yang menyebabkan BMR meningkat di antaranya adalah karena cedera, demam, dan infeksi. Suhu tubuh juga mempengaruhi BMR, untuk setiap peningkatan suhu tubuh 1C. Suhu lingkungan mempengaruhi BMR; BMR sedikit meningkat pada cuaca yang dingin. Sekresi berlebihan hormone tiroid (hipertiroidisme) menyebabkan peningkatan BMR, sedangkan sekresi yang kurang (hipotiroidisme) menyebabkan penurunan BMR. Peningkatan BMR/ metabolisme akan menghasilkan peningkatan produksi panas dalam tubuh, sehingga suhu tubuh menjadi naik.Penyimpangan dapat terjadi akibat gangguan pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus, menyebabkan peningkatan atau penuruhan suhu inti, atau sebagai repons terhadap infeksi atau inflamasi. Demam meningkatkan metabolisme sel. Reaksi-reaksi kimia meningkat rata-rata 120% untuk setiap peningkatan suhu 10 C. Hal tersebut berarti setiap peningkatan 1 C suhu tubuh menyebabkan 12% reaksi kimia akan terjadi.Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus dimana suhu rectal yang lebih dari 38C (100,4F). Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, makan hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan laju metabolisme basal.Demam dapat disebabkan oleh pembentukan panas yang berlebihan, berkurangnya pengeluaran panas, atau perubahan thermostat sentral. Setiap bentuk keadaan hipermetabolik dapat menyebabkan demam dengan meningkatkan produksi panas. Misalnya bila suhu sekitar tinggi, latihan berat, dan hipertiroidisme.Perubahan dalam thermostat sentral merupakan penyebab demam yang paling sering. Infeksi dan penyakit yang menyebabkan inflamasi menyebabkan pusat suhu di hipotalamus kurang peka terhadap panas. Terjadi serangkaian peristiwa yang khas. Mula-mula, pasien merasa sangat kedinginan. Pada saat ini suhu tubuh masih normal, tetapi thermostat menginginkan suhu yang lebih tinggi dan terjadilah menggigil, mekanisme untuk menghasilkan panas.Kalau suhu sudah meningkat ke tingkatan baru yang tinggi yang diperintahkan oleh hipotalamus, pasien berhenti menggigil dan merasa demam tetapi relative nyaman. Kalau pirogen atau penyebab demam dihilangkan, hipotalamus menjadi sensitive kembali atau diatur pada tingkat suhu normal. Pengeluaran keringat sangat banyak terjadi sebagai mekanisme untuk mengeluarkan panas sampai suhu tubuh turun kembali ke meningkat normal.