Upload
jack
View
111
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PELIHARA
Citation preview
BAHAN AJARPELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT
KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15
MENGELOLA PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM)
(Kode: TAN. KS02.005.01)
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 1
KEMENTERIAN PERTANIAN RIBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan
2015
I. Judul : Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
II. Kompetensi DasarSetelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
mengelola pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) pada
tanaman kelapa sawit.
III. Indikator KompetensiSetelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:
1. Menyiapkan pekerjaan;
2. Melakukan koordinasi dalam rangka pemeliharaan tanaman;
3. Melakukan sensus dan konsolidasi tanaman;
4. Memelihara tanaman;
5. Mempersiapkan panen.
IV. Langkah Kerja1. Mengidentifikasi dan menghitung kebutuhan tenaga kerja, sarana
prasarana, dan bahan untuk pelaksanaan pemeliharaan TBM sesuai
dengan standar kebutuhan yang ditetapkan;
2. Menyusun rencana kerja pemeliharaan TBM sesuai dengan
kebutuhan dan prosedur yang ditetapkan;
3. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka
pemeliharaan TBM sesuai dengan prosedur yang berlaku;
4. Menjelaskan pekerjaan pemeliharaan TBM kepada tenaga kerja dan
pihak lain yang terkait dengan metode yang komunikatif dan interaktif;
5. Melakukan pembagian tanggungjawab dan beban kerja serta jadwal
kerja sesuai dengan kompetensi dan fungsi masing-masing;
6. Memastikan ketersediaan sarana prasarana, dan bahan untuk
pelaksanaan pemeliharaan TBM sesuai prosedur yang ditetapkan;
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 2
7. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan sensus dan konsolidasi
tanaman agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;
8. Mengolah data hasil sensus dan konsolidasi untuk menentukan
tindakan pemeliharaan yang tepat sesuai dengan SOP dan prosedur
yang berlaku;
9. Membuat rincian tindakan pemeliharaan TBM berdasarkan data hasil
sensus dan konsolidasi tanaman;
10. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pemeliharaan piringan
pohon, jalan dan parit agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;
11. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pengawetan tanah dan air
agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;
12. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pengendalian gulma, hama,
dan penyakit agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;
13. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pemupukan agar tetap
sesuai dengan SOP yang berlaku;
14. Mengawasi dan mengarahkan pekerjaan pemeliharaan kacangan
penutup tanah agar tetap sesuai dengan SOP yang berlaku;
15. Melakukan identifikasi infrastruktur sarana panen dengan benar;
16. Melaksanakan penyiapan infrastruktur sarana panen tepat waktu;
17. Melaksanakan perlakuan khusus pada tanaman menjelang panen
dilaksanakan tepat waktu;
18. Membuat catatan atau rekaman pemeliharaan TBM dengan
menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan.
V. Teori FungsionalA. Sensus Dan Konsolidasi Tanaman
Kegiatan memelihara kerapatan tanaman produktif meliputi sensus
tanaman, konsolidasi tanaman dan penyisipan tanaman.
1. Sensus Tanaman
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 3
Sensus adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginventarisasi tanaman
yang mati, tumbang atau terserang hama atau penyakit. Anonim (2003)
menjelaskan bahwa Kerapatan tanaman sesuai dengan standar dengan
pohon yang sehat harus dicapai pada bulan ke 12 setelah penanaman.
Sensus pada TBM 1 dengan penyisipan menjadi prioritas utama. Dari
bulan ke 14 hingga ke 23, sensus tanaman non produktif memastikan pohon
yang harus dibongkar dan disisip pada bulan ke 26. Kedua kegiatan tersebut
bertujuan untuk memastikan pohon-pohon yang a Sensus pada TBM 1
bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati, titik kosong, pohon yang
diserang berat oleh hama (tikus, Oryctes dll) maupun tanaman abnormal. da
di lapangan adalah pohon produktif. Sensus tanaman dilakukan pada umur
2, 6 dan 10 bulan setelah tanam
2. Konsulidasi TanamanKegiatan ini merupakan tindakan rehabilitasi terhadap tanaman yang baru
ditanam dan tidak sesuai dengan syarat kultur teknis. Setelah dilakukan
sensus tanaman (inventarisasi tanaman) yang mati, tumbang, diserang
hama/penyakit maka diketahui jumlah tanaman yang perlu ditegakkan
maupun tanaman yang perlu disisip kembali.Idealnya kegiatan ini dilakukan
sebulan setelah penanaman dan diulang 6 bulan kemudian.memudahkan
dalam perawatan selanjutnya, seperti pemupukan tanaman dan perawatan
piringan pohon.
3. Penyisipan TanamanKegiatan penyisipan tanaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang
telah mati, hilang atau kemungkinan besar tanaman tidak akan berproduksi
optimal Pelaksanaan penyisipan tanaman yaitu 3 – 6 bulan setelah tanam,
sehingga dimungkinkan terjadinya keseragaman panen. Frekuensi waktu
penyisipan tanaman dilakukan dengan ketentuan 2 - 4 rotasi per tahun
selama 18 bulan sejak tanam.
Cara penyisipan tanaman yaitu tanaman yang mati dicabut dan
ditempatkan dalam gawangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 4
penyisipan tanaman, antara lain :
Lubang tanam digali kembali dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm
Bibit disiram dahulu sebelum dikirim ke lapangan
Bibit yang akan disisipkan harus sama umurnya dengan tanaman yang
ada di lapangan
Cara penanaman seperti tanaman baru
Lubang tanam dipupuk dengan 500 gram Rock Pospat (RP) per lubang
Penyisipan tanaman dapat dilakukan selama masa TBM 1, 2, 3 dan tidak
ada penyisipan pada waktu TM agar tanaman cukup seragam.
Tanaman sisipan dirawat secara intensif agar dapat mengejar
pertumbuhan tanaman aslinya.
4. Pengukuran Pertumbuhan TanamanPertumbuhan (growth) diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif selama
siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan
(irreversible).Perkembangan (development) diartikan sebagai proses
perubahan secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman. Proses
hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi pertumbuhan, diferensiasi
sel, dan morfogenesis.Misalnya : perubahan dari fase vegetatif ke
generatif.Diferensiasi adalah sel-sel meristematik berkembang menjadi dua
atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda
satu dengan yang lainnya.Misalnya : pembentukan jaringan xylem dan
phloem. Morfogenesis merupakan proses hidup yang menyangkut interaksi
pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya
organ. Misalnya : pembentukan daun, buah, batang, bunga, akar.
Kegiatan pengukuran pertumbuhan merupakan upaya untuk memperoleh
data tingkat pertumbuhan dan kondisi tanaman.Caranya yaitu mengukur
panjang pelepah pada berbagai umur. Data hasil pengukuran tersebut akan
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 5
Tabel 1. Standar Panjang Pelepah
Umur (Bulan
setelah tanam) Pelepah yang diukur
Panjang pelepah
Bibit lokal
(cm)
Bibit dami (cm)
6 Pelepah ke 3 130 – 140 150 - 160
12 Pelepah ke 3 dan 9 160 – 180 180 – 220
18 Pelepah ke 3 dan 9 220 – 240 240 - 270
24 Pelepah ke 9 dan 17 270 – 290 290 - 320
Sumber : PT. IMC (2011). Standar Operasional Prosedur Agronomi
Waktu pengukuran pertumbuhan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan,
mengikuti ketetapan dari bagian agronomi kebun, yaitu ditentukan sebagai
berikut :
Tabel 2. Jadwal Pengukuran
Pengukuran Waktu
Pertama 6 bulan sesudah penanaman
Kedua 12 bulan sesudah penanaman
Ketiga 18 bulan sesudah penanaman
Keempat 24 bulan sesudah penanaman
Cara pengukuran pertumbuhan tanaman dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
i. Posisi pelepah yang diukur disesuaikan dengan umur tanamannya, yaitu
:
Tabel 3. Pelepah yang diukur
Bulan sesudah penanaman Pelepah yang akan diukur
6 Pelepah 3
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 6
12 Pelepah 3 dan 9
18 Pelepah 3 dan 9
24 Pelepah 9 dan 17
Panjang pelepah diukur dari posisi rundimeter (titik B) ke ujung pelepah
(titik A)
Posisi pelepah dihitung mulai dari titik tumbuh, pelepah nomor 1 yaitu
pelepah yang telah mekar bukan yang masih nguncup.
Pohon yang dipilih untuk diukur panjang pelepahnya yaitu ± 36 pohon
per blok 30 ha. Penentuan pohon yang akan diukur dilakukan per 10
baris. Dimulai dari baris ke 10 pohon ke 5 dari pinggir jalan, dilanjutkan
pohon ke 15 dan pohon ke 25.
Pohon yang diukur harus pohon normal dan bukan sisipan. Apabila
pohon yang akan diukur terletak pada titik kosong atau abnormal/sisipan,
maka pengukuran dilakukan pada pohon normal disebelahnya da lam
barisan.
B. PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN1. Penyiangan
- Penyiangan diIaksanakan untuk membasmi tumbuh-turnbuhan liar
pada areal tanaman agar diperoleh pertumbuhan tanaman pokok
yang baik dan agar jenis penutup tanah yang dibangun sejak
semula dapat bertahan lama.
Penyiangan dimaksud untuk mengurangi persaingan makanan
antara tanaman pokok dan jenis penutup tanah (LCC) dengan
tumbuh-tumbuhan liar.Akibat dari persaingan rumput-rumputan
jahat dan gulma akan menurunkan produksi tanaman pokok karena
bersaing dalam penyerapan unsur hara, sinar matahati, kebutuhan
air pada beberapa gulma yang mengandung toxin sehingga
tanaman pokok menjadi terganggu pertumbuhannya.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 7
- Heed (rumput jahat) juga dapat, mempengaruh iklim setempat
(micro climate) yang menguntungkan adanyahamadan penyakit.
heed (rumput jahat) dapat menjadi tanaman inang hama dan
penyakit.
Gulma akan mempersulit usaha penanaman.
- Penyiangan pada umumnya di laksanakan dengan 2 macam
pckcrjaan, yaitu Buru lalang dan Merumput (Weeding)
1.1 Buru Lalang
Buru lalang dikerjakan secara rutin untuk mencapaiagar areal tanarnan
selalu bebaslalang.Buru lalangdilakukan dengan sistim manual yaitu
garpu lalangatau dengan sistim khemis menggunakan campuran
solar+ minyak tanah + residu dan dengan herbisida /obat-obatan.
1.1.1 Buru Lalang Manual
Menggarpu lalang :
a. Lalang bersama seIuruh akar– akarnyadigarpu keluar dari dalam
tanah,baik yang tumbuh pada jaluran/bokoran/pohon
maupunyang tumbuh ditajuk-tajuk gawangan penutuptanah;
b. Tidak dibenarkan lalang dicabut dengantangan atau didongkel
dengan cangkulkarena akar lalang akan terputus dantertinggal
dalamtanah.
c. Akar lalang yang sudah digarpu dikumpulkankemudian diikat dan
dijemur dipanas matahari sehingga kering dan mati.
d. Pengawasan yang teliti sangat diperlukan terutama jangan
sampai ada areal dilewati.
e. Pekerjaan garpu lalang hanya dikerjakanjika tidak ada obat
(campuran) untukwiping lalang atau bulan ke 1 dan 2sehabis
pengolahan tanah.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 8
1.1.2 Khemis/Wiping lalang.
Tehnik wiping lalang adalah sebagai berikut :
a. Daun lalang dilap dengan menggunakan larutan 60% solar +
40% minyak tanah ditambah residu (sisa-sisa oil) utau RoundUp
1%.
b. Daun lalang dilap sampai basah mulai dari pangkal batang
menuju keujung daun.
c. Lap agak dipijit sedikit dipangkal batang lalangnya, larutan
mengalir sedikit kebawah melalui batang lalang.
d. Lap yang baru dicelupkan, agak diperas sedikit sebelum diangkat
dari ember, agar tidak terlalu banyak campuran yang menetes
tertuang ke tanah.
e. Rotasi wiping lalang pada satu areal harus terjamin tepat pada
waktunya.
f. Pengawasan yang teliti menjadifactorterpentinguntuk suksesnya
wiping lalang.
g. Seorang tenaga wanita dapat menghabiskan 4Iiter minyak
campuran untuk wiping daIamsatu hari kerja per HK.
h. Bila lalang sporadis ringan (kapasitas tenaga wiping> 2 HK/Ha),
maka rotasi wiping 15 hari sekali.
1.2 Merumput Pada Tanaman Penutup Tanah (LCC)Penyiangan (weeding) dilakukan dengan 2 sistim yaitu:
a. Manual weeding.
b. Chemical weeding.
Manual weeding dilakukan dengan cara mencabut tumbuh-
tumbuhan liar dengan tangan atau mempergunakan alat-alat
pertanian.Sedangkan chemical weeding dilakukan dengan
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 9
menggunakan herbisida yan g disemprotkankepada tumbuh-
tumbuhan liar memakai sprayer.
1.2.1 Manual Weeding
Tehnik manual weeding ini antara lain:
a. Mencabut dengan tangan atau membersihkandengan memakai
garuk,semua tumbuh-tumbuhanliar yang tumbuh diantara
penutuptanah LCCdengan rotasi teratur.
b. Membersihkan dengan memakai garuk semuatumbuh
tumbuhan liar yang tumbuh pada bundaran jalur (bokoran)
pohon yang harusselalu bersih dengan teratur dengan
tidakmengganggu perakaran tanaman pokok.
c. Membalik dengan tangan ataumemotong alur-alur kacangan
yang masuk kebokoran atauyang membelit daun dan pohon
kelapa sawit.
d. Mencangkul rumput-rumputan jahat/woody growth atau yang
tumbuh pada areal LCC yang campur dengan rumput dengan
rotasiyang teratur.
1.2.2 Kode-Kode Penyiangan
W.0 - Penyiangan yang dilakukan denganmenyingkirkan semua
jenis tumbuh-tumbuhandari permukaan tanah,
sehinggatanah bersih kecuali tanaman pokok(clean
weeding). Pekerjaan ini dilakukanwaktu akan menanam
LCC.
W.1 - Penyiangan dilakukan dengan mencabut semua tumbuh-
tumbuhan liar yang tumbuh diantara penutup tanah LCC,
sehingga penutup tanahnya terdiri LCC 100%(pureLCC =
LCC murni).
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 10
W.2 - Penyiangan yang dilakukan denganmencabut tumbuh-
tumbuhan liar yangtumbuh diantara penutup tanah
kacangansampai keadaan-penutup.tanahnya-terdiridari
campuran kacangan dan rumput lunak(soft grases).
B.3 - Penyiangan yang dilakukan dengan membabatsampai batas
tepi yang dikehendaki(+ 30 cm) dari permukaantanah segala
jenis tumbuh-tumbuhan liarkecuali lalang tetap diwiping atau
digarpu, serta mendongkel sampai akar-akarnyatumbuhan
liar perdu dan yangberkayu keras. Kacangan penutup
tanahyang tinggal (yang tumbuh spontan)minim sekali dan
bercampur denganrumput lunak.Semua rumput yang dicabut
pada sistim weeding di LCC harus dikeluarkan dari areal
yangsudah dikerjakan atau dijemur sehingga keringpada
areal atau tempat tempat tertentu agarjangantumbuh
kembali.
1.2.3 Rotasi Penyiangan
Penyiangan-penyiangan yang dilakukan harusmenuruti rotasi
yang teratur sesuai denganinstruksi yaitu untuk mencapai
mutupenyiangan yang sebaik-baiknya.Rotasi penyiangan dinyatakan
dengan kode-kodesebagai berikut :
1/2 M = dikerjakan dengan rotasi 2 minggusekali.
1 M = dikerjakan dengan rotasi 1 bulansekali.
2 M = dikerjakan dengan rotasi 2 bulansekali.
3 M = dikerjakan dengan rotasi 3 bulansekali.
Urutan-urutan sistim penyiangan pada umumnyapenutup tanah
kacangan adalah sebagaiberikut:
- Setelah selesai pengolahan tanah, lapangaharus dijaga bebas
dari rumput-rumputanmisalnya penyiangan W.0/1M sampai
dimulaitanam LCC dengan mempergunakan tenaga kerja8 - 20
HK/Ha.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 11
Bulan Ke HK/Ha Dengan rotasi Rumus
I
II
III
IV
V-XIII
15
10
6
6
6
2x
2x
2x
2x
1x
W.0 / 1/2M
W.0 / 1/2M
W.0 / 1/2M
W.0 / 1/2M
W.0 / 1M
Tahun Ke HK/Ha Dengan rotasi Rumus
II
III
IV
5
3
2
12 x
12 x
12 x
W.0 / 1M
W.0 / 1M
W.0 / 1M
- LCC berumur dari minggu sampai denganmenutup (4 - 6 bulan)
rumus penyiangannyaadalah :
- Apabil giliran/rotasi terlambat karenakekurangan tenaga
manusia, maka perIusegera diatasi pada rotasi
berikutnyadengan weeding recovery.
- Tehnik weeding pada musim hujan perlumendapatperhatikan
:
- Rumput diayap daritanah dicabut kemudiandijangkar
dengan kayu.
- Bekas ayapan dikumpulkan diatas kayu-kayuanatau
satu tempat tertentu yangtidak mengganggu atau
dikumpulkan dijalanbIok.
1.3 Merumput Piringan Pohon (Bokor)Penyiangan yang dilakukan dengan menyingkirkan semuajenis
tumbuh-tumbuhan dari permukaan tanah selebarbokoran yang telah
ditentukan sehingga tanah menjadibersih (clean weeding = W.0).
Pekerjaan ini dikerjakan dengan alat garuk (kored)sehingga tanah
hanya dikikis dandiratakan kembali.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 12
Arah penggarukan tanah adalah melingkari batangkelapa sawit
dari pinggir kedalam bokoran.Cara pelaksanaan bokoran adalah
sebagai berikut:
- Lebih dahulu diukur garis tengah bokoran sesuaidengan
instruksi, kemudian melingkar mengelilingidiberi batas dengun
mengkoak tanahpinggir bokoran.Setelah terbentuk bundaran
bokoran baru digaruk dari arah pinggir kedalam bokoran.
LCCdisingkap keluar rumput-rumputan yang berada di bokor
diayap dan disingkirkan atau disebar merata pada panas
matahari .
- Ukuran lebar bokoran (0) sesuai dengan umur tanaman.
Berdasarkan umur tanaman dan lebar tajuk daun kelapasawit,
lebar bokoran adalah sebagai berikut :
0 - 6 bulan : 0 60 cm
6 12 bulan : 0 75 cm
2 3 tahun : 0 100 cm
Rotasi bokaren dan kapasitas pekerjaan bakoran :
o - 1 tahun : 2 HK/Ha rotasi tiap bulan / Wo / 1 m
2 tahun : 3 HK/lIa rotas i 12x se tahun / Wo/ 1 m
3tahun : 6 HK/Ha rotasi 6x setahun / Wo / 2
dan seterusnya.
1.4 Merumput Digawangan (Interrow) Secara SelectivePada areal-areal yang LCC-nya sudah tidak dapat
dipertahankan lagi, terutama pada areal tanaman yangtelah
menghasilkan (TM), kebanyakan ditumbuhirumput-rumputan liar atau
gulma, seperti Mikania,Euphatorium, Mimosa, Setaria dan lain-lain,
dan rumput-rumputan yang tumbuhnya tinggi, weeding selectiveyang
ditujukan pada gulma tersebut diatas. Pekerjaanini rutin dikerjakan
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 13
pada TM dengan rotasi Ix 2bulan, karena rerumputan dan
sebagainya sudah lambattumbuhnya akibat, telah tertutup rimbunnya
dedaunankelapa sawit.
1.5 Merumput KhemisHerumput khemis adalah merumput dengan menggunakan
herbisida.
1.5.1Keuntungan dari pemakaian herbisida antaralain :
a. Pemakaian tenaga kerja relatif lebih kecildaripada manual,
b. Tidak merusak sistim perakaran,
c. Tidak tergantung pada penyediaan tenaga kerja yang banyak,
d. Waktu yang diperlukan relatif lebihsingkat dari pada manual
weedingdanestimasi waktu pengerjaan bisa dilaksanakanlebih
akurat.
1.5.2 Jenis-jenis herbisida
o Herbisida sistemik : Round Up, Eagle (glyphosate), Dowpon
(Dalapon).
o Herbisida non sitemik : Gramoxone (Paraquat.), Paracal
( Paraquat)
1.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi effektifitas herbisida :
a. Konsentrasi yang tepat.
b. Jenis dari weed yang diberantas
c. Iklim hujan terus menerus tidak baik untuk penyemprotan.
d. Stadia pertumbuhan weed.
e. Terrain lapangan yang akan disemprot.
f. Jenisherbisida, apakah spektrumnya luas atau tidak.
g. Keadaan tanah, berbatu, liat, atau berpasir.
h. Tanaman budidaya yang.diusahakan:
- Bentuk herbisida butiran.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 14
- Tepung yang dapat bercampur/larut di air.
- Cairan pekat.
- Padatan yang dapat larut dalam air.
2. Pemeliharaan Jalan Jembatan, Terras/Rorak Dan Parit/DrainaseYang dimaksud dalam pemeliharaan adalah pekerjaan perawatan
setelah pekerjaan penanaman selesai dikerjakan.
2.1Jalan Kontrol, Jalan Transportasi Dan Jalan Produksi (Collection Road)
Jalan control perlu dipelihara setiap tahun pada areal TBM,
pengerasan jalan adalah dengan krokos, dan penambahan bahan
krokos pada daerah-daerah yang legok.
Jalan transport mengalami rusak berat sewaktutransport bibit ke
lapangan. Pada areal TBM jalan transport agar dipelihara dengan baik
sehinggu pada saat areal tersebut beralih keTM telah siap dipakaidan
memenuhi syarat. Pengerasan dengan batu krikil dikhususkan di
daerah alur roda kendaraan sepanjang jalan kiri dan kanan.
Jalan produksi, ialah-jalan angkutan produksi dimana terdapat TPH
(Tempat Pengumpulan Hasil). Karena jalan ini akan dipergunakan untuk
angkutan produksi nantinya, maka pengerasan dengan krokos perlu
dilakukan setiap tahun pada arealTBM sehinggapada saat TM telah
terpelihara sempurna.
2.2. Pemeliharaan Terras/Rorak BentengTerras tapak kuda dipelihara dengan mengangkat tanahyang
terhanyut atau longsor kembali ke atas terras.Penambahan tanah
diambil dari dinding terras, padaareal TBM dikerjakan 2x setahun.Rorak
benteng (pits & bund ), dipelihara dengan cara menggali keluartanah-
tanah yang masuk kedalam rorak dan meletakkankembali keatas
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 15
benteng. Kacangan penutup tanah yang menjalar ke dalam rorak
disibakkan dan arahnya dipindahkan ke atas benteng. Pada areal TM
pemeliharaan terras jurang dilakukan karena tanah disekitarterras telah
kuat akibat rapatnya akar tanaman, terkecuali tanah galian terras
longsor harus dikembalilkan seperti semula.Pada musim penghujan
diarealTM kemungkinan ada daerah-daerah curam, aliran airhujan dari
atas kebawah sangat deras sehingga dikhawatirkan akan terjadi erosi.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat disusun pelepah daun kelapa sawit
bekas tunasan sebagai penggantirorak/benteng yang menahan aliran
air sehingga mengalir secara lambat dan bertahap.
2.3. Pemeliharaan Parit DrainasePemeliharaan parit drainase bertujuan mengangkat/menggali
tanah dari parit sehingga ukuran parit tetap seperti pembuatan baru.
Pada areal TBM pemeliharaan parit drainase dilakukan 2x setahun,
Berdasarkan ukuran parit pemeliharaan parit dikerjakan sebagai
berikut :
Parit ukuran 120 x 60 x 60 cm = 20 m/HlK.
90 x 45 x 45 cm = 30 rn/HI\.
60 x 30 x 30 cm = 4 0 m /HK
3. Leaf Sampling KelapaSawitDasar penentuan dosis pemupukan pada tanaman yang berumur > 2
tahun adalah analisa daun oleh Puslitbun Marihat.
Untuk keperluan analisa daun, diperlukan leaf sampling dengan cara
sebagai berikut :
- Penentuan Leaf Sampling Unit (LSU).
- Jumlah pohon contoh per unit.
- Penentuan pohon contoh.
- Cara-cara pengambilan contoh.
- Cara-cara pembungkusan dan waktu (timing).
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 16
- Pcnjelasan/keterangan mengenai dari masing-masingfield/blok.
- Data-data pelengkap lainnya peta tanah.
a. Pembagian areal (menentukan LSU).
- Standar rekomendasi untuk 1 unit = 1 blok20-30 Ha. Ada
keseragaman mengenai umur tanaman, jenis tanah, perlakuan
kultur teknis, topografidan drainase.
- 1 unit <10 ha = mahal, suIit diawasi.
- Areal sebagian rendah/lain dari rata-rata (average), tinggalkan
saja. Atau dibuat subunit 20 Ha dan 10 Ha (misalnya untuk areal
30Ha yang ada rendahannya 10 Ha).
- Yang ideal sama dengan block/ field, yang biasanya cara kerja
dan administrasinya sama, misalnya rnengenai up keep, panen,
laporan produksi dan sebaginya.
- Setelah ditentukan LSU-LSU tersebut, kemudian isi bentuk
formulir A (lamp.2) dan lokasinya dibuat didalam peta kebun.
b. Jumlah pohon contoh .
- Minimum 28 pohon / LSU dan maksimum 50 pohon /LSU.
- Daftar mengenai, pohon contoh menurut luasnya areal LSU, lihat
lampiran .
c. Menentukan pohon contoh.
- MisaInya LSU luas 20 - 34 Ha.
Menurut no.3.2.ditentukan
- tiap pohon ke 10
- tiap baris ke 10
- Dimulainya:
- antara baris ke 3 d an ke 7 (atau mulaiharis ke-5 dengan -2 atau
+2).
- antara pohon ke 3 dan ke 7 dalam bari£an.
- Sclanjutnya
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 17
Maju tiap10 pohon sampai batas areal menyebrang 10 baris,
kembali maju 10 pohon dan seterusnya sampai siap LSU yang
bersangkutan.
- Selama 4-5 tahun akan dipakni pohon yang sama.
- Tanda-tanda: pada pohon tersebut diberi cincin kuning dan diberi
nomor.
- Bila setelah tahun I pohon tersebut tidak bisa di pakai lagi karena
sakit, dan sebagainya, maka pilihlah pohon yang terdekat pada
barisan yang bersangkutan.
Pohon asli tetap dipakai apabila 1 pohon terdekat kosong. Bila
yang kosong ada 2 buah, pohon asli perlu diganti.
d. Memilih Frond.
- Susunan frond pada pohon kelapa sawit seperti tersebut pada
lampiran 4.
- Frond 1 = termuda, tapi sudah membuka
Frond 9 = dibawah frond 1.
Frond 17 = dibawahnya lagi (40-45 o terhadap batang ).
- Frond yang diambil adalah frond ke 17.
- Pada tanaman tua :
bila jumlah frond sedikit dibawah 12 = dipakai frond ke 3
bila jumlah frond sedikit dibawah 25 = dipakai frond ke 9
e. Alat-alat
- Kompak
- Bambu (sebagai tangga dan meteran)
- Label (lampiran 6a),
- Polythene bag 25 x 50 cm.
- Paku kertas.
- Pisau yang tajam
- Pensil dan form B (lampiran 5).
f. Pohon-pohon yang tidak boleh dipakai sebagai pohon contoh.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 18
- Dekat jalan (2 baris).
- Dekat parit, sungai, bangunan, rel.
- Dekat tanarnan kosong.
- Dekat pohon sulaman / kecil-kecil.
- Ex sulaman
- Pohon sakit (serangan Ganoderma, Fomes,penyakit lainnya).
- Pohon steril / tidak berbunga betina.
- Pohon tumbang
Jadi pilihlah pohon lain yang terdekat dalam barisan itu sebagai
gantinya.
g. Cara dan waktu pengambilan contoh daun.
- Biasanya pengambilan contoh di batasi siapnya ± jam 10 pagi.
Bila pagi-pagi ada hujan, bisa sampai dengan tengah hari
(maksimum).
- Mulai jam 10.00 disediakan waktu untuk pekerjaan pengukuran.
- Frond dipotong sedikit di bawah spines.
- Ambil helai daun (leaflet) sebelah kanan 2 buah, dan sebelah kiri 2
buah.
- Tepat di tengahnya helai daun dipotong sepanjang 25 cm, untuk
contoh daun.
- Potongan-potongan helai daun tersebut dimasukkan kedalam
kantong plastik yang bersih dari abu dan lain-lain kotoran, dan
jangan kepanasan
- Contoh daun untuk tiap LSU
- Label harus digunakan
- Urusan kerja
Pertama-tama kumpulkan contoh daun dan data tinggi pohon.
Prestasi biasanya 10 12 pohon/jam (tergantung keadaan).
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 19
1 LSU ( 30 - 50 pohon ) selesai + jam. Berikutnya ialah khusus
untuk pekerjaan pengukuran. Prestasi biasanya 12 – 14 pohon/jam,
dan akan selesai ± jam 11.00.
h. Pengeringan di laboratorium
Contoh daun yang diambil hari ini, harus libadi laboratorium pada hari
ini juga.Bila tidakbisa, harus dimasukkan kedalam lemari es
(semalam), dan paginya segera kirimkan kelaboratorium.
- Pengeringan dengan temperatur 80oC selama 21 jam.
- Daun yang akan dikeringkan harus dalam keadaan bersih, di Lap
atas bawahnya dengan kain halus dan bersih. Lap yang sudah
kotor harus diganti.
- Selama dikeringkan (dalam oven ), contoh daun tidak boleh
terbakar.
- Setelah dioven, contoh daun harus dimasukkan lagi kedalam
plastik
- Perhatikan:
data-data pada label harus dicek lagi agar tidak keliru dan harus
sama dengan daftar yang dibuat untuk laporan pelengkap serta
pengantar bagi Puslitbun Marihat.
- Setelah yakin data-data tersebut benar lebih baik lagi
pengecekannya bersama-sama dengan petugas dari Kantor
Direksi, baru contoh-contoh daun-daun tersebut dipak di dalam
sebuah peti (kardus), siap untuk dikirimkan ke Puslitbun Marihat.
i. Pengukuran.
1 = Panjang helai daun yang terpanjang (dalam cm).
w = Lebar maksimum dari helai daun tersebut (dalam mm bukan
dalam cm).
n = Jumlah helai daun dari sebelah frond saja.
Rumus luas permukaan daun
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 20
1 x w x n
x 1,1 = .... m2 (satu decimal saju)
100.000
L = Panjang dari fornd contoh, dari leaf spine yang terendah sampai
pada rachis, diukur dalam m ( 1 desimal ).
Ht = Tinggi pohon kelapa sawit, diukur sampai dengan tempat
potongan frond 17, dalam meter (1 desimal).
N = Taksiran jumlah frond. dihitung dengan cara mengikuti urutan
frond ke I, 9, 17, 33, 11 danseterusnya.
Catatan : L = selalu perlu dicatat.
Ht = pada tanaman tua.
N = pada tanaman muda sampai dengan umur 8 tahun.
j. Jadwal pekerjaan
- Jadwal pemupukan tanaman :
Aplikasi I bulan Maret / April
Aplikasi. 11 bulan Agustus / September (selambat-lambatnya
selesai 10Oktober).
- Tidak boleh ada pemupukan 10 Oktober sampai dengan 10
Februari
- Pengambilan contoh daun (termasuk pengeringan):
10 Januari (mulai)
10 Februari (siap )
- Contoh daun dikirim ke Puslitbun Marihat
15 Februari (kirim)
Hasil analisa dimaksudkan kedalam clipcard beserta data-data dari
kebun dan sekaligus kita menerima rekomendasi pemupukannya dari
Puslitbun Marihat.
Catatan :
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 21
a. Dalam musim kering panjang, tidak boleh mengambil contoh
daun.
b. Setelah 6 minggu tidak ada hujan, 4 - 5 minggu kemudian
mengambil contoh daun.
c. Jangan mengambil contoh daun pada musim hujan luar biasa
besar (> 400 mm ).
k. Team yang melakukan pengambilan contoh daun, sebaiknya terdiri
dari :
LSU 1 Sampling Pair A Petugas Kandir Star + Karyawan KT / KL.
LSU 2 Sampling Pair B Petugas dari kebun + Karyawan KT / KL.
LSU 3 Sampling Pair C Petugas dari Kebun / Staf + Karyawan KT /
KL.
LSU 4 Sampling Pair D Petugas dari Kebun + Karyawan KT / KL.
Catatan :
Setelah selesai pengambilan contoh daun , tapi sebelum
penyusunan laporan (recording), pimpinan. Team A dan B disatu
pihak dan pimpinan teamC dan D dipihak lain, bertukaran satu sama
lain. Anggota staf yang mengambil contoh LSU 1 dan 3akan
melakukau recording (growth measurements) pada -LSU 2 dan 4, dan
pada waktu yang bersamaan mengecek kebenaran frond/pelepah
yang diambil sebagai contoh.
Dengan demikian diharapkan semua contoh duan akan dapat dicek
- seorang anggota staf kebun
- staf Kantor Direksi
Biasanya karena situasi dan kondisi, team pengambilan contoh daun
tersebut dilakukan langsung oleh Team petugas kebun sendiri
(Asisten Afd dan petugasnya). Dari Kantor Direksi cukup
mendampingi sewaktu-waktu saja.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 22
l. Recording: - Formulir A (lampiran 2).
- Fo rmu I ir B (lampi ran 5).
-Label.
Catatan :data-data pada formulir harus samadengan label
m. Data-data untuk pengisian clip card.
- Sebagian data-data dari form A (lamp.2)
- Seoagian data-data dari form U ( lamp. 5 )
- Laporan khusus :
1. alisasi pemupukan tahun1970, contoh lampiran 7.
2. Realisasi produksi tahun
- Ton FFB/Ha per LSU.
- Jumlah ton FFB per LSU
- Ha dipanen per LSU (contoh lamp.8a).
3. Hama dan penyakit tahun ...
- per jenis hama & penyakit
- per LSU.
- dosis, aplikasi. dan sebagainya.
4. Polinasi tahun ….(apabila tidak dilakukan polinasi buatan, maka
tidak perlu diisi),
- Ha dikerjakan per LSU.
- Rotasi.
5. Kastrasi tahun ... ,.
- Ha dikerjakan per LSU.
- Rotasi.
6. Deficiensi laporan data-datanyn bila ada.
Pengisian clip card dilakukan oleh kantorDireksi hanya data-
datanyadi terima darikebun masing-masing.
4. Pemupukan TBM4.1Beberapa cara pemupukan untuk TBM
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 23
- Dengan cara disebar pada bobokor secara merata (Broadcast
surface application).
- Dengan cara dibenam dengan membuat lubang kemudian pupuk
dimasukkan dan di tutup tanah kembali (Sub soil placement
application).
- Dimasukkan kedalam rorak- rorak yang telah dibuat
(Furrowapplication).
- Disemprotkan melalui daun berupa cairan dengan konsentrasi
tertentu; biasanya yang dilaksanakan ialah dengan larutan Urea 0,
2% t Bayfolan 0,2%, Greenzit 0,2%, perabukan ini bersifat
menambah unsur hara melalui daun agar lebih cepat diserap.
4.2Penjelasan pengerjaannya.
Dengan cara sebar :
a. T.B.M. umur 1 bulan sampai dengan pelepah menutup
bobokoran. Pupuk disebar disekeliling pohon dengan antara 40 -
50 cm atau sampai proyeksi ujung daun.
b. T.B.M. yang pelepahnya sudah melewati bobokoran. Pupuk
disebar rata sampaj ujung bobokoran dan diberi antara dari
pangkal pohon ± 15 cm melingkar.
- Pupuk harus disebar secara merata pada bobokoran yang
sudah bersih (WO) dan tidak dibenarkan menabur pupuk
sebelum bobokoran Wo.
- Pupuk harus benar gembur, apabila menggunakan pupuk
yang dicampur maka pencampuran pupuk harus betul-betul
merata.
- Dianjurkan dilaksanakan per unsur,agar lebih efektif.
- Untuk pupuk per unsur = 3 Hk/Ha.
- Untuk pupuk majemuk/campuran = 1,5 Hk/Ha.
c. Perencanaan pemupukan dan organisasi harus lebih efisien dan
efektif, yaitu:
- Jumlah luas yang akan dipupuk
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 24
- Jumlah pupuk yang akan dipakai /unsur
- Jumlah kendaraan/rit yang akan digunakan untuk
mengangkut pupuk/hari agar tidak bentrokan dengan
keperluan yang lain.
- Jumlah karyawan yang akan dipakai agar diprioritaskan
- Jumlah pupuk yang telah diangkut kelapangan harus
dihabiskan pada hari itu juga
- Pengawasan pemupukan
5. Menunas/Pruning pada TBM5.1Pada prinsipnya tanaman kelapa sawit muda belum boleh ditunas yaitu
sampai umur ± 24 bulan . Karena masih diperlukan untuk pengukuran
pertumbuhan dan penentuan luas permukaan daun (leaf area index)
dan banyaknya pelepah yaitu umur 9 dan 15 bulan. Setelah berumur
24 bulan biasanya pelepah-pelepah daun yang berada di bawah telah
mulai mengering dan biasa disebut "tunas pasir" dan ditunas setinggi+
15 cm dari tanah. Penunasan ini dimaksudkan untuk mempermudah
waktu pelaksanaan pemupukan dan pada waktu pelaksanaan polinasi
buatan (assistedpolynation ). Alat-alat menunas bisa dipakai· pisau
rojong ukuran 8 cm.
5.2Prestasi Penunasan
Sesuai dengan umur dan jumlah pelepah.
6. Kastrasi6.1Yang dimaksudkan dengan kastrasi adalah pembuangan bunga
betina maupun bunga jantan yang bertujuan agar pertumbuhan
tanaman diarahkan kepada pertumbuhan vegetatif dan keduanya
adalah untuk keseragaman waktu panenan pertama.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 25
- Kastrasi dilaksanakan pada waktu tanaman mulai mengeluarkan
bunga biasanya pada waktu tanaman mengeluarkan bunga
pertama yaitu rata- rata umur 18 sampai dengan 33 bulan.
Sesudah berumur lebih dari pada 33 bulan kastrasi dihentikan
yaitu 15 bulan sebelum panen pertama dimulai dan pada saat
penghentian kastrasi. Pada waktu kastrasi dihentikan biasanya
bungayangtertua sudah berada 30 cm diatas tanah.
6.2Pelaksanaan kastrasi
Bunga yang baru keluar dari ketiak daun sebelum membesar
dipotong dengan chisel ukuran 5 cm dan tidak boleh melukai
pohon /batang kelapa suwit. Rotasidi lakukan sekali sebulan,
sehingga bunga yang keluar belum banyak memakai unsur hara,
maka sebaiknya kastrasi dilaksanakan waktu bunga masih kecil.
7. Pengendalian Hama Dan Penyakit7.1Pengendalian Hama
Hama utama yang dijumpai pada TBM, antara lain :
Hama ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS), yaitu ulat api
(Sethosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Darna diducta, Darna
brodleyi, Birthosea bisura), ulat kantong (Mahasena corbetti, Metisa
plana)
Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros)
Tikus dan babi hutan memakan umbut/pucuk tanaman
Menanam beberapa tumbuhan yang bermanfaat dalam
pengendalian UPDKS sebagai inang predator UPDKS, yaitu :
Euphorbia heterophylla, Borreria alata, Cassia tora, Turnera
subulata.Penggunaan insektisida sistemik diupayakan sebagai
tindakan terakhir dan dipilih jenis yang aman terhadap lingkungan.
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 26
Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan cara antara
lain: secara mekanis yakni dengan cara merusak sarangnya dan
pengasapan/ emposan serta membunuhnya pada saat hama tikus
keluar dari sarangnya. Secara biologis yakni menggunakan masuh
alami atau predator seperti burung hantu, kucing, ular.
Pengendalian kumbang Oryctes rhinoceros yaitu dengan upaya
pencegahan yang dapat menghambat perkembangan larva Oryctes
rhinoceros adalah penutupan batang kelapa sawit bekas replanting
dengan kacangan penutup tanah secepat mungkin. Pengumpulan
kumbang secara manual dari lubang gerekan pada kelapa sawit,
dengan menggunakan alat kail dari kawat. penghancuran tempat
peletakkan telur secara manual dan dilanjutkan dengan pengumpulan
larva untuk dibunuh, apabila jumlahnya masih terbatas.
Pemberantasan secara kimiawi menaburkan insektisida butiran
karbosulfan sebanyak (0.05-0.10 g bahan aktif per pohon, setiap 1-2
minggu) atau 3 butir kapur barus/pohon, setiap1-2 kali/bulan pada
pucuk kelapa sawit. Penangkapan kumbang dengan menggunakan
ferotrap yang diisi feromon.Satu ferotrap digunakan untuk areal seluas
1-2 ha selama 2 bulan.
7.2Pengendalian Penyakit
Penyakit utama yang dijumpai pada TBM, antara lain : penyakit
tajuk (Crown diseases) dan penyakit busuk pangkal batang
(Ganoderma boninense)
i. Penyakit tajuk (Crown disease)
Pengendalian penyakit tajuk (Crown disease) umumnya sulit diobati
karena merupakan penyakit bawaan dari bibit, kecuali serangan
ringan. Adapun pengendalian penyakit tajuk sebagai berikut:
- Seleksi bibit yang ketat di pembibitan
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 27
- Memangkas semua pelepah yang bengkok untuk melihat tingkat
keseriusan serangan (khusus untuk serangan ringan)
- Meningkatkan pemeliharaan tanaman karena penyakit ini akan
tambah parah bila kondisi hara dan pemeliharaan kurang baik
- Memusnahkan dan mengganti dengan tanaman yang baru.
Penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma boninense)
Pengendalian Penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma boninense)
sebagai berikut:
- Penyakit ini menyerang tanaman generasi kedua dan ketiga
- Menyebabkan kerusakan jaringan pangkal batang sehingga unsur
hara dan air tidak dapat diangkut ke daun
- Pengendaliannya menggunakan biofungisida Marfu-P dan ditabur
di piringan pohon
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 28
VI. GAMBAR
a b
Gambar 1.a). Kondisi piringan yang bersih; b). Aplikasi cover crop pada gawangan
Gambar 2. Kegiatan pengambilan leaf sampling
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 29
Gambar 3. Aplikasi pupuk pada TBM
Gambar 4. Kegiatan pruning dan tanaman kelapa sawit selesai di pruning
Gambar 5.Proses pembuangan seludang sawit pada kegiatan kastrasi
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 30
a b
Gambar 6.a). bunga betina, b). bunga jantan
Gambar 7.Telur, larva dan pupa ulat api
Gambar 8. Larva, Pupa dan Imago Kumbang Tanduk
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 31
Gambar 9.Gejala Serangan penyakit cron diseases pada tanaman kelapa sawit
VII. ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang digunakan untuk praktek pemeliharaan tanaman
sebagai berikut:
1. Alat komputasi
2. Alat dan Mesin Pertanian
3. Sarana Produksi
4. APD
VIII. UNSUR YANG DINILAI1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis
6. Memecahkan masalah
7. Menggunakan teknologi
IX. KEAMANAN KERJA
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 32
Hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kegiatan
pemeliharaan Tanaman Belum Menghasil pada tanaman kelapa sawit
sebagai berikut:
Menggunakan pakai kerja (Sepatu boot, helm proyek, baju
kerja);
Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sarung tangan);
Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP;
Menggunakan Jas Lab
Pada saat melakukan pemupukan dan aplikasi pestisida
memperjhatikan 5 T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat
tempat, dan tepat cara)
X. EVALUASI SOALPetunjuk Pilihlah satu jawaban yang benar1. Standar kebutuhan tenaga kerja untuk pemeliharaan TBM per hektar
adalah:
a. 10 HOK
b. 11 HOK
c. 12 HOK
d. 13 HOK
2. Rencana kerja pemeliharaan TBM harus mengacu pada:
a. Kalender kerja
b. Pertumbuhan tanaman
c. Siklus panen
d. Siklus serangan hama dan penyakit
3. Koordinasi yang paling dekat dalam melakukan pemeliharaan TM:
a. General manager
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 33
b. Asisten Kepala Kebun
c. Mandor
d. Pekerja
4. Pembagian tanggung jawab dan beban kerja dilakukan berdasarkan:
a. Jabatan pekerja
b. Kehadiran pekerja
c. Kompetensi dan fungsi pekerja
d. Jenis kelamin
5. Penyediaan sarana prasarana dan bahan untuk pelaksanaan
pemeliharaan TBM berdasarkan :
a. Luas lahan
b. Umur tanaman
c. Luas lahan dan umur tanaman
d. Pengalaman perusahaan lain
6. Pekerjaan pengawasan dan mengarahkan sensus dan konsolidasi
tanaman biasanya dilakukan oleh :
a. Menejer
b. Asisten kebun
c. Mandor
d. Pekerja
7. Pekerjaan mengolah data hasil sensus dan konsolidasi dilakukan oleh
:
a. Menejer
b. Asisten kebun
c. Mandor
d. Pekerja
8. Pekerjaan merincikan tindakan pemliharaan TBM dibuat
berdasarkan data hasil sensus dan konsolidasi tanaman dilakukan
oleh :
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 34
a. Menejer
b. Asisten kebun
c. Mandor
d. Pekerja
9. Pekerjaan pemeliharaan, piringan, jalan dan parit dilakukan
berdasarkan:
a. Sebelum panen
b. SOP
c. Keadaan tanaman
d. Keadaan kebun
10.Pekerjaan konservasi tanah dan air dilakukan dengan tujuan:
a. Keberlanjutan usaha
b. Memenuhi SOP
c. Kesehatan tanaman
d. Menjaga kebun
11.Pekerjaan pengendalian hama, penyakit dan gulma dilakukan dengan
tujuan utama adalah:
a. Keberlanjutan pertumbuhan dan produksi
b. Memenuhi SOP
c. Kesehatan tanaman
d. Menjaga kebun
12.Pekerjaan pemupukan yang dilakukan pekerja, titik kritisnya adalah:
a. Jenis pupuk
b. Jenis dan dosis pupuk
c. Jenis, dosis, dan cara pemupukan
d. Jenis, dosis, cara, dan waktu pemupukan
13.Pekerjaan pemeliharaan kacangan penutup tanah dilakukan
berdasarkan:
a. Keadaan kebun
b. Keadaan tanaman
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 35
c. Masa panen
d. Saat pemupukan
14.Pekerjaan mengidentifikasi infrastruktur sarana panen bertujuan untuk
mengetahui :
a. Keadaan kebun
b. Keadaan tanaman
c. Keadaan jalan
d. Keadaan pekerja
15.Pekerjaan memperlakukan khusus pada tanaman menjelang panen
a. Memperkecil kehilangan hasil
b. Memudahkan panen
c. Meningkatkan hasil
d. Memudahkan panen dan meningkatkan hasil
16.Pekerjaan pencatatan atau rekaman pemeliharaan TBM dibuat
dengan mengunakan format dan prosedur yang ditetapkan ditujukan
untuk :
a. Melihat pekerjaan
b. Mengevaluasi pekerjaan
c. Perencanaan pekerjaan
d. Mengevaluasi dan merencanakan pekerjaan
XI. KUNCI JAWABAN
1. B2. A3. C4. B5. C6. C7. C8. B9. B10. B11. A
Mengelola Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan Page 36