22
TOKSOPLASMOSIS TOKSOPLASMOSIS Disusun oleh : Disusun oleh : Farah Najmi Nasution Farah Najmi Nasution 101001065 101001065 Pembimbing : Pembimbing : dr. SEVINA MARISYA, M.Ked (Ped), Sp.A dr. SEVINA MARISYA, M.Ked (Ped), Sp.A DEPARTEMEN PEDIATRI DEPARTEMEN PEDIATRI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN RUMAH SAKIT HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 2015 2015

209136473 Toksoplasmosis Neuroscience

Embed Size (px)

Citation preview

  • TOKSOPLASMOSISDisusun oleh :Farah Najmi Nasution101001065Pembimbing :dr. SEVINA MARISYA, M.Ked (Ped), Sp.A DEPARTEMEN PEDIATRIRUMAH SAKIT HAJI MEDANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA2015

  • DefenisiToksoplasmosis suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia.

    Toxoplasma Gondii adalah parasit penyebab penyakit pada binatang dan manusia. Toksoplasmosis pada manusia khususnya pada bayi dan anak dapat menimbulkan masalah kesehatan

  • Epidemiologi

    Toksoplasmosis dijumpai menyebar di seluruh dunia. Secara geografis, kejadian serokonversi tergantung dari keadaan ketinggian suatu daerah dan kebiasaan makan daging kurang matang. Dilaporkan pula bahwa prevalensi toksoplasmosis yang tinggi terjadi pada penduduk yang banyak memelihara kucing sebagai binatang kesayangan atau adanya tikus dan burung sebagai pejamu perantara

    Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah dipengaruhi kebiasaan makan daging kurang matang dan keberadaan kucing

  • EtiologiToxoplasmosis ditemukan oleh Nicelle dan Manceaux pada tahun 1909 yang menyerang hewan pengerat di Tunisia, Afrika Utara. Selanjutnya setelah diselidiki maka penyakit yang disebabkan oleh toxoplasmosis dianggap suatu genus termasuk famili babesiidae.

  • Patogenesis Toksoplasma Gondii biasanya didapat oleh anak dan orang dewasa karena memakan makanan yang mengandung kista atau yang terkontaminasi ookista. Pada banyak daerah di dunia, sekitar 5-35% daging babi, 9-60% daging kambing, dan 0-9% daging sapi mengandung Toksoplasma Gondii. Ookista ditelan pada bahan yang terkontaminasi oleh tinja dari kucing yang terinfeksi akut.

  • Bila organisme tertelan, bradizoit terlepas dari kista atau sporozoit dari ookista, dan organisme kemudian masuk ke dalam saluran cerna. Mereka memperbanyak diri, sel pecah, dan menginfeksi sel yang berdekatan.

    perkembangan respon imun normal (humoral dan seluler), takizoit menghilang dari jaringan.

  • Siklus HidupDaur hidup T. gondii melalui dua siklus yaitu siklus enteroepitel dan siklus ekstraintestinal.

    Di dalam ileum, dinding ookista akan hancur sehingga sporozoit bebas. Sporozoit-sporozoit ini menembus mukosa ileum dan mengikuti aliran darah dan limfa menuju berbagai organ tubuh seperti otak, mata, hati dan jantung.

  • Sporozoit bebas akan membentuk pseudokista setelah berada dalam sel organ-organ tersebut. Pseudokista tersebut berisi endozoit atau yang lebih dikenal sebagai takizoit. Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit ini berkurang secara berangsur kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten).

  • Cara infeksi Toksoplasmosis kongenital: transmisi Toxoplasma ke janin melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil

    Toksoplasmosis akuisita: makan daging mentah atau kurang matang yang mengandung kista jaringan atau takizoit

    ookista yang dikeluarkan bersama feses kucing tertelan

    Di laboratorium, transplantasi organ dan transfusi darah lengkap

  • Gejala Toksoplasmosis akuisita Infeksi pada orang dewasa biasanya tidak diketahui karena asimtomatik

    klinis toksoplasmosis akuisita akut: limfadenopati (servikal, supraklavikular, axial, inguinal, oksipital), lelah, demam, nyeri otot dan sakit kepala

    Retinokoroiditis jarang dijumpai pada toksoplasmosis akuisita

    Retinokoroiditis pada pubertas dan dewasa sebagai kelanjutan infeksi kongenital mungkin merupakan reaktivasi infeksi laten

  • Toksoplasmosis kongenital bila ibu hamil mendapat infeksi primer, maka ia dapat melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital

    Manifestasi klinis:prematuritas, postmaturitasretardasi pertumbuhan intrauterinretinokoroiditis, strabismus, butaretardasi psikomotormikrosefalus atau hidrosefalusKejang, hipotonusIkterus, anemia, hepatosplenomegali

  • Berat infeksi tergantung umur janin saat terjadi infeksi: makin muda usia janin, makin berat kerusakan organ tubuh

    Infeksi pada kehamilan muda mengakibatkan abortus spontan dan kematian janin

    Ada yang tampaknya normal pada waktu lahir dan gejala klinis baru timbul setelah beberapa minggu sampai beberapa tahunToksoplasmosis kongenital

  • DiagnosisBerdasarkan gejala klinis (tidak spesifik)

    MRI/CT scan: lesi tunggal atau multiple ring, edema otak

    Laboratorium: menemukan parasit pada bahan klinikserologiPCR

  • Tes serologi dapat menunjang diagnosis toksoplasmosis

    Tes yang sering digunakan adalah ELISA untuk deteksi antibodi IgG dan IgM

    IgG terhadap Toxoplasma biasanya muncul 1-2 minggu setelah infeksi dan biasanya menetap seumur hidupDiagnosis

  • Pengobatan Obat hanya membunuh stadium takizoit T.gondii dan tidak membasmi stadium kista, sehingga obat dapat memberantas infeksi akut, tetapi tidak dapat menghilangkan infeksi menahun yang dapat menjadi aktif kembali

  • Pirimetamin + sulfadiazinePirimetamin 1 mg/kgBB/hari, oral, maksimal 25 mg/hari. Walaupun waktu paruh obat ini 4-5 hari, obat harus diberikan setiap hari. Pada neonates dapat diberikan setiap 2 hari

    Sulfadiazin atau trisulfapirimidin 85 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis.

  • SpiramisinDosis 100 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis

    Kortikosteroid (prednisone atau metilprednisolon).Dosis 1,5 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 2 dosis, diberikan sampai proses inflamasi reda (kadar protein cairan lumbal 100 mg/dl, korioretinitis tidak aktif)

  • Asam folatDosis 5 mg tiap 3 hari (untuk bayi kecil diberikan secara intramuscular), diberikan selama pengobatan dengan pirimetamin. Bila efek samping pada sumsum tulang tetap terjadi, dosisi dinaikkan menjadi 10 mg tiap 3 hari. Tetapi bila efek samping yang timbul sangat berat, pirimetamin dihentikan dahulu, setelah sumsum tulang normal pirimetamin dapat dilanjutkan kembali dengan penambahan asam folat 10 mg/kgBB tiap 3 hari.

  • PencegahanUntuk mencegah infeksi (terutama pada ibu hamil) hindari makan daging kurang matangKista jaringan dalam daging tidak infektif lagi bila sudah dipanaskan sampai 66oC atau diasapSetelah memegang daging sebaiknya tangan dicuci bersih dengan sabunMakanan harus ditutup untuk menghindari lalat atau lipasSayur sebagai lalap harus dicuci bersih/dimasakKucing peliharaan sebaiknya diberi makanan matang dan dicegah berburu tikus dan burung

  • PrognosisKeterlambatan diagnosis dan terapi, hipoglikemia perinatal, hipoksia, hipotensi, infeksi pirau (shunt) berulang, dan gangguan penglihatan berat dihubungkan dengan prognosis yang lebih jelek. Pada bayi-bayi yang terinfeksi, prognosis yang lebih jelek. Pada bayi-bayi yang terinfeksi, prognosis harus ditentukan secara hati-hati tetapi tidak perlu dibilang jelek. Pengobatan dengan pirimetamin dan sulfadiazine tidak melenyapkan parasit dalam bentuk kista, belum tersedia vaksin yang protektif.

  • KesimpulanPenyakit toxoplasmosis merupakan penyakit kosmopolitan dengan frekuensi tinggi di berbagai negara juga di Indonesia karena gejala klinisnya ringan maka sering kali luput dari pengamatan dokter. Padahal akibat yang ditimbulkannya memberikan beban berat bagi masyarakat seperti yang ditimbulkannya memberikan beban berat bagi masyarakat seperti abortus, lahir mati maupun cacat kongenital.

  • Wassalamualaikum wr wbTerima Kasih

    *