95

digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan
Page 2: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan
Page 3: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan
Page 4: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan
Page 5: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

vi

ABSTRAK

JUMIARNI, 105 270 011 511. 2019 Peranan Majelis Tabligh Pimpinan

Daerah ‘Aisyiyah Dalam Meningkatkan Manajemen Dakwah Dan

Efektivitas Organisasi Di Kabupaten Sinjai. Dibimbing oleh Dr.M.Ali

Bakri., S.Sos.,M.Pd dan Wiwiek Laela Mukromin.,M.Pd.I

Skripsi ini berjudul Peranan manajemen dakwah majelis tabligh „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah di Sinjai. Pokok permasalahan penelitian ini adalah karena ingin mengetahui bagaimana peran manajemen dakwah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di kabupaten Sinjai. Penelitian ini mengangkat masalah sebagai berikut : 1)Bagaimana manajemen dakwah majelis tabligh „Aisyiyah di Sinjai . 2) Bagaimana peran manajemen dakwah majelis tabligh „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah di Sinjai. 3)Bagaimana factor pendukung dan penghambat majelis tabligh „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah di Sinjai.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, deskriptif yang berlokasi di jalan Sultan Hasanuddin No.20. Balangnipa Kab. Sinjai Utara. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan komunikasi dan pendekatan sosiologi. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer seperti wawancara langsung dengan ionforman dan data sekunder seperti buku, internet, jurnal, dan dokumentasi. sedangkan teknik analisis data adalah dengan metode deduktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen dakwah pimpinan daerah „Aisyiyah Sinjai dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai adalah membuat perencanaan dakwah ,membentuk pengorganisasian dakwah kemudian menjalankan perencanaan yang telah dibuat dan terakhir evaluasi.

Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan muballighat dan pembinaan keluarga sakinah. Adapun factor penghambat yaitu dana, adat dan waktu. Adapun implikasi penelitian ialah diharapkan kepada pengurus „Aisyiyah agar penelitian ini menjadi bahan referensi bagi pengurus „Aisyiyah dalam melakukan aktivitas meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai.

Kata kunci :manajemen dakwah, majeis tabligh dan efektivitas.

Page 6: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

yang telah memberikan nikmat yang begitu besar terutama nikmat

kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Salam dan shalawat kepada junjungan rasulullah Muhammad SAW. yang

diutus oleh Allah ke permukaan bumi ini sebagai suri tauladan yang patut

dicontoh dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

Adapun skripsi ini merupakan suatu karya tulis ilmiah yang diajukan

sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Universitas

Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Agama Islam Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi

ini tidak lepas dari bantuan dan kerja sama dari semua pihak yang dengan

rela dan ikhlas turut serta dalam pembuatan Skripsi ini. Terutama Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari Ayahanda (Aco dg

palallo ) dan ibunda (Nursiah) tercinta atas segala pengorbanannya yang

tak pernah bisa penulis balas meskipun sampai titik peluh yang terakhir

serta kakak dan adik-adikku tersayang (Nurjannah, Muvidah, Faatimah)

serta Suamiku Tercinta (Arman Malik) yang telah membantu dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi dan keluarga dengan

segala dukungan, semangat dan motivasi yang tiada hentinya.

Page 7: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis mengucapkan

penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Drs, H. Mawardi Pewangi, M.Pd selaku dekan Fakultas Agama Islam.

3. Syekh Dr. Mohammed Mohammed Tayeb Mohammed Khoory, selaku

Pembina Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) Jakarta, yang telah

memberikan beasiswa kepada penulis sehingga proses penyelesaian

studi dapat berjalan dengan lancar.

4. Ustadz Dr. H. Abbas Baco Miro, Lc., MA., selaku ketua Program Studi

Komunikasi Penyiaran Islam.

5. Dr. Muhammad Ali Bakri, S.Sos., M.Pd dan Wiwik Laela Mukromin

M.Pd.I., selaku pembimbing I dan II yang dengan kesabaran dan

ketekunanya memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam

membimbing dan mengarahkan penulis

6. Meisil B. Wulur selaku penasihat Akademik atas bimbingan dan

nasehat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Seluruh Staf Pegawai dalam lingkungan Fakultas Agama Islam dan

Ma‟had Al Birr Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ibu Hj. Hamdana Kantao., SKM selaku ketua Pimpinan Daerah

„AisyiyahSinjai, ibu Nafsiyah, S.Ag selaku ketua Majelis Tabligh dan

Page 8: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

8. seluruh anggota „Aisyiyah Sinjai yang telah menerima dan memberikan

kesempatan serta membantu penulis dalam mengumpulkan data

selama penelitian.

9. Akhwat FSNI yan kucintai karena Allah. Jazakillah khair atas

nasiahatnya.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Angkatan 2015, terkhusus kelas akhwat dan kelas akselerasi, semoga

perjuangan kita semua mendapatkan ridho Allah.

Semoga amal baik mereka semuanya menjadi amal baik di sisi

Allah Subhanahu Wata’ala, dan mendapat balasan yang berlipat, Aamiin.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sangat sederhana

ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kita semua.

Jazakumullah Khairan Katsir.

Page 9: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... iii

BERITA ACARA MUAQASYAH ............................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................... v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 7

A. Manajemen Dakwah ................................................................... 7

a. Pengertian manajemen dakwah ........................................ 7

b. Tujuan manajemen ............................................................ 14

c. Fungsi-fungsi manajemen ................................................. 15

d. Unsur-unsur dakwah ......................................................... 28

e. Peranan manajemen dakwah ............................................ 34

B. Majelis Tabligh ............................................................................. 37

C. Efektivitas..................................................................................... 38

Page 10: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 40

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 40

B. Lokasi dan objek Penelitian .......................................................... 42

C. Fokus Penelitian .......................................................................... 42

D. Deskripsi fokus Penelitian ........................................................... 42

E. Sumber data ................................................................................ 43

F. Instrument Penelitian ................................................................... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 45

H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 46

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................... 49

A. Gambaran Umum „Aisyiyah Kabupaten Sinjai .............................. 49

1. Sejarah „Aisyiyah ................................................................ 49

2. Sejarah terbentuknya „Aisyiyah di Sinjai .............................. 52

3. Identitas, Visi, dan Misi „Aisyiyah kabupaten Sinjai .............. 54

4. Struktur Organisasi „Aisyiyah kabupaten Sinjai .................... 56

B. Peranan manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah

„Aisyiyah ....................................................................................... 57

C. Efektivitas manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah

„Aisyiyah di Sinjai ....................................................................... 65

D. factor pendukung dan penghambat majelis tabligh pimpinan daerah

„Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai ......... 69

1. factor pendukung majelis tabligh PDA dalam meningkatkan

efektivitas dakwah di sinjai ................................................ 69

2. factor penghambat ;majelis tabligh PDA dalam meningkatkan

efektivitas dakwah di sinjai ............................................ …70

BAB V PENUTUP ................................................................................ 74

A. Kesimpulan ................................................................................ 74

B. Saran ........................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 78

LAMPIRAN

Page 11: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah. yaitu, agama untuk menyeru dan

mengajak seluruh umat untuk memeluk agama Islam. Sebagai rahmat

bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kesejahteraan umat

manusia bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek

kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh. 1

Dakwah juga merupakan suatu yang sangat penting bagi

keberlangsungan agama Islam sebab dakwah Islamiyah telah

dilaksanakan oleh Nabi dan diteruskan para sahabat, khalifah, dan diikuti

oleh para ulama yang sebagi pewaris nabi.2 Di era yang semakin modern

saat ini, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang

semakin berkembang dan telah membawa banyak perubahan bagi

masyarakat, baik pola pikir, sikap maupun tingkah laku. Namun disamping

itu, kemajuan ilmu pengetahuaan dan tekhnologi nampaknya tidak diikuti

oleh kemajuan akhlak dan budi pekerti.

1Rosyad sholeh, Manajemen Dakwah Islam,( Suara

Muhammadiyah,Yogyakarta), 2010, h. 1.

2 Hasanah Hasyim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013),

h. 19.

Page 12: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

3

Bahkan sebaliknya, peneliti melihat keadaan disekitar, sangat jelas terlihat

semakin merosotnya nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai keagamaan,

sehingga bisa dikatakan manusia dewasa ini sedang mengalami krisis

akan nilai-nilai Islam maupun nilai-nilai Insani.

Dimana peneliti melihat perempuan zaman sekarang banyak

terjerumus ke dalam penjajahan modern emansipasi. Perempuan Lebih

banyak mengekploitasi dirinya dan banyak perempuan yang keluar dari

fitrahnya sebagai perempuan, sehingga dianggap sebagai penyebab krisis

moral akan bangsa ini, dan penulis melihat bagaimana perempuan

sekarang diekspos di media-media dan banyak hal lain yang menjadi

sasaran utamanya dan umpannya adalah perempuan. Dan peneliti juga

mengetahui bahwa perempuan memiliki peran penting dalam Islam yaitu

melahirkan keturunan serta sebagai tonggak dalam tatanan masyarakat.

Melihat problematika di atas, perempuan memiliki peran penting di

kalangan perempuan itu sendiri untuk beramar ma‟ruf nahi munkar. Dan

dengan adanya pemberdayaan perempuan oleh „Aisyiyah yang bergerak

dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan mampu untuk

menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk memajukan masyarakat,

yaitu masyarakat yang rahmatan lil‟alamin, masyarakat yang sejahtera

lahir batin, dunia dan akhirat, baldatun thayyibatun warabbun gafur,

masyarakat madani, masyarakat berkesetaraan dan berkeadilan gender.3

3Dwi astuti, Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan, (online).

https://www.academica.edu/5252429/muhammadiyah_dan_pemberdayaan_perempuan. diakses (tanggal 28 Januari 2018).

Page 13: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

4

Dan Pada tahun 1930, Muhammadiyah grup Balangnipa-Sinjai

membentuk „Aisyiyah Balangnipa-Sinjai sebagai wadah pergerakan

dakwah perempuan di Sinjai, namun realitanya dakwah „Aisyiyah di Sinjai

sampai saat ini belum menyentuh seluruh pelosok- pelosok daerah di

Sinjai, karena masih ada beberapa daerah di Sinjai yang belum mengenal

Islam secara baik. Yang dimana mereka belum tersentuh dakwah Islam

sama sekali. Dan masih banyak masyarakat yang memahami agama

Islam sebagaimana nenek moyang mereka dalam memahami Islam,

belum lagi perang pemikiran (Ghazwul Fikri) yang mereka tidak sadari

yang akan melumpuhkan kaum muslim.

Segala persoalan kemasyarakatan yang semakin rumit dan

kompleks yang dihadapi oleh umat manusia merupakan masalah yang

harus dihadapi dan diatasi oleh para pendukung dan pelaksana dakwah.

Begitupun dengan banyaknya serangan pemikiran yang menentang Islam

yang dialami oleh masyarakat Islam yang merupakan problema dakwah

yang harus dihadapi.

Untuk menghadapi masalah dakwah yang semakin berat dan

meningkat, penyelenggara dakwah harus bekerja sama dalam satu

kesatuan yang teratur, yang terlebih dahulu dipersiapkan dan

direncanakan sebaik-baiknya, serta menggunakan sistem kerja yang

efektif dan efisien yaitu dengan Manajemen. Sebagaimana Allah

Subhanahu Wa Ta’ala telah mengilustrasikan dalam firman-Nya Q.S. As-

Shaff /61: 4.

Page 14: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

5

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.4

Ayat itu merupakan dorongan dari Allah kepada hamba-Nya untuk

berjihad di jalan Allah dan mengajarkan kepada mereka bagaimana yang

seharusnya mereka lakukan, dan bahwa sepatutnya mereka berbaris

secara rapi dalam jihad tanpa celah dalam barisan, dimana barisan

mereka tersusun rapi dan tertib yang dengannya dicapai dengan

kesamaan antara para mujahid, saling membantu, membuat musuh gentar

dan membuat semangat.5

Dengan demikian, ilmu manajemen sangat penting untuk

kehidupan sehari-hari dan dakwah ini. Karena ilmu manajemen tidak

hanya sebatas ilmu yang sekedar dipahami, hal ini penting untuk

dipraktikkan dalam penyelenggaraan dakwah dan kehidupan kita. Karena

seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali timbul

permasalahan-permasalahan yang dilatar belakangi karena tidak memiliki

manajemen. Jadi, dalam dakwah tentu sangat memerlukan yang namanya

manajemen, kerena manajemen identik dengan sikap disiplin yang akan

membantu kelancaran dakwah secara efektif dan efisien. Dan dengan

4Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Penerbit Sahifa,

2014), h. 551.

5 http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-ash-shaff-ayat-1-4.hml (Diakses tanggal

6 januari 2018)

Page 15: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

6

penerapan manajemen dakwah dalam proses dakwah diharapkan

pelaksanaan dakwah dapat tercapai seperti yang direncanakan, kemudian

dapat diadakan penelitian dan evaluasi sehingga dapat digunakan

persiapan dakwah dimasa yang akan datang,

Melihat betapa besar peranan manajemen bagi tercapainya tujuan

dakwah meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah di Sinjai Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,

maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penulisan ini adalah:

1. Bagaimana manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah

„Aisyiyah di Sinjai ?

2. Bagaimana peran manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan

daerah „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah

di Sinjai ?

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat majelis tabligh

pimpinan daerah „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah

„Aisyiyah di Sinjai ?

C. Tujuan penulisan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan

daerah „Aisyiyah di Sinjai.

Page 16: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

7

2. Untuk mengetahui peran manajemen dakwah majelis tabligh dalam

meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah di Sinjai.

3. Untuk mengetaui faktor pendukung dan penghambat majelis tabligh

pimpinan daerah „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah

„Aisyiyah di Sinjai.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan adalah:

a. Manfaat Teoritis

Bagi penulis merupakan suatu pelajaran yang berharga,

karena dengan penelitian ini kita dapat mengetahui peranan

manajemen dakwah dalam meningkatkan efektivitas dakwah suatu

lembaga khususnya pada lembaga dakwah Aisyiyah cabang Sinjai.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi bahan

referensi bersama untuk melihat bagaimana peran manajemen

dakwah. dan sekaligus merupakan sumbangan pemikiran dan

evaluasi bagi Lembaga dakwah Aisyiyah cabang Sinjai dalam

memajukan dan mencerahkan bangsa agar menjadi lebih baik di

tengah perkembangan lembaga dakwah saat ini

Page 17: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Dakwah

a. Pengertian Manajemen dakwah

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi.

Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen di pandang

sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha

memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Istilah

manajemen adalah ketatalaksanaan, pengurusan, tata pimpinan,

pengelolaan dan lain sebagainya. Dalam bahasa Inggris manajemen

adalah Management dengan kata kerja to manage, diartikan sebagai

mengurusi. Adapun bahasa manajemen dalam bahasa Arab adalah an-

nizam atau at-tanzim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan

segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.

Sedangkan menurut istilah manajemen adalah suatu proses penggunaan

sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan (sasaran). 6

Adapun pengertian manajemen menurut para ahli ada beberapa,

diantaranya :

a. Robert Kritiner mendefinisikan bahwa manajemen sebagai proses

kerja melalui orang lain mencapai tujuan organisasi dalam

lingkungan

6 Luther gulick, Manajemen Is Science” Academy of Management Journal .maret

1965. Hal.7-8

Page 18: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

9

Berubah. proses ini berpusat pada penggunaan yang efektif dan

efisien terhadap penggunaan sumber daya manusia.7

b. James A.F Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan

supaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8

c. George R. Terry dalam merumuskan proses manajemen

mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas,

yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan/pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.9

d. Zaini muchtarom mengungkapkan bahwa manajemen adalah

aktivitas mengatur kegunaan sumber daya sebagai tercapainya

tujuan organisasi secara efektif.10

e. H. Melayu S.P. Hasibuan mengemukakan bahwa manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia

7 Robert Kritiner, Management, Edisi IV (Boston: Hougton Mifflin Company,

1989), h.9.

8 James A.F stoner, manajemen, (Jakarta:PT.Prahallindo,1996), h.19

9 George R. Terry, Principle Of Management, (New York: Richard D. Irwin, 1961),

h. 32

10 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (cet,1:Yogyakarta: Al-

Amin Press,1996). H.37

Page 19: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

10

dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.11

f. M. Manullang mengatakan bahwa maanajemen adalah seni dan ilmu

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan

pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan.12

g. Menurut Sofyan Syafri Harahap, manajemen adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan, apa fungsi

yang harus dilakukan, dengan menggunakan alat, tenaga orang, ide

dan sistem secara efisien.13

Berdasarkan definisi-definisi di atas, Manajemen adalah bagaimana

kita mengatur sebuah kegiatan dari awal sampai akhir dengan terstruktur

serta dilakukan dengan bekerja sama sehingga apa yang kita inginkan

bisa tercapai dengan efektif dan efisien.

Dakwah berasal dari bahasa Arab da’a yad’u da’watan artinya

memanggil menyeru, mengajak atau mengundang. Jika diubah menjadi

da’watun maka maknanya akan berubah menjadi seruan, panggilan atau

undangan.14

Dakwah menuju jalan Allah, maknanya adalah mengajak orang lain

agar melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Hal itu

11

H. Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.2

12 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Galia Indonesia, 1996), h. 15

13 Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid;Suatu pendekatan Teoritis dan

Organizatoris, (Yogyakarta: Danba Bakti Prima Yasa, 1993), h. 16.

14 Drs. RB. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Amzah,

2007),h. 25.

Page 20: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

11

berarti memerintahkan orang lain untuk melakukan segala kebaikan, dan

melarang orang lain dari segala keburukan.15 Allah Berfirman dalam

qur‟an surat al-Baqarah/2: 221, dalam menjelaskan makna dakwah sebagi

berikut :

Terjemahnya: Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga

Makna dakwah disini adalah mengajak, menyeru serta

memerintahkan. Namun makna dakwah secara syara‟ adalah mengajak

orang lain agar melakukan segala perintah baik berupa ucapan atau

amalan, dan meninggalkan larangan Allah baik dalam ucapan maupun

perbuatan, beriman kepada Allah, dan kepada segala hal yang dibawa

oleh para rasul-Nya, serta ajakan kepada menaati mereka dengan suatu

yang mereka perintahkan.16

Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu kata yang di dalamnya

berisi penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang atau kepada

masyarakat, agar pesan yang disampaikan dapat menarik mad‟u dan

dapat memberi pengaruh dan efek yang positif, kehidupan di dunia dan di

akhirat.17

15

Fawwaz bin Hulayyil as-Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, (Jakarta :Darul Haq,, 2013) h. 19-20

16

Fawwaz bin Hulayyil as-Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, h. 19-20

17

Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyarakat, (Samata:Alauddin Press, 2011), h. 22.

Page 21: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

12

Dakwah adalah proses merealisasikan ajaran Islam dalam

kehidupan manusia dengan strategi, metodologi, dan system dengan

mempertimbangkan dimensi religio-sosio-psikologis individu atau

masyarakat agar target maksimal tercapainya.18

Pengertian dakwah menurut beberapa para ahli, antara lain:

1. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dakwah adalah upaya seorang

da‟i mengajak dan menawarkan manusia ke jalan kebaikan sesuai

prinsip kebaikan. Sehingga sebaiknya dakwah yang paling baik

adalah pendekatan budaya atau dakwah kultural, yang tidak

berlandaskan kepada kekerasan dan tidak kaku kepada keharusan

secara formal (yaitu seorang da‟i tidak harus menyelipkan ayat al-

Qur‟an dan Hadits). Yang paling utama adalah bagaimana cara

seorang da‟i meminimalisir penegakan amar ma‟ruf nahi mungkar

secara paksaan.19

2. Menurut Dr. M Quraish Shihab dakwah adalah seruan atau ajakan

kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi

yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun

masyarakat. Terwujudnya dakwah bukan hanya sekedar usaha

peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup

saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada

18 Nur Syam, Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofis Tentang Ilmu Dakwah,(

Surabaya: Jenggala Pustaka Umum, 2003), h.2

19 M, Munir & Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah,(Cet 2, Jakarta : Kencana 2009),

h. 20

Page 22: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

13

masa sekarang ini ia harus lebih berperan menuju kepada

pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai

aspek.20

3. Syaikh Abdullah Ba‟alawi, memberikan definisi bahwa dakwah

adalah mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang belum

mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk

dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh mereka

berbuat baik dan melarang mereka berbuat buruk agar mereka

mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.21

4. Menurut Ibnu Taimiyah yang dikutip oleh Samsul Munir Amin,

dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar

orang beriman kepada Allah, percaya dan menaati apa yang telah

diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah

kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.22

5. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, dakwah adalah mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan Allah untuk

keselamatan mereka dunia dan akhirat.23

6. Menurut Amrullah Ahmad bahwa pada hakikatnya dakwah Islam

merupakan aktualisasi iman (teologis) yang dimanifestasikan ke

20

Quraish Shihab , Membumikan Al-Quran dan Peran Wahyudalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2001), h. 194

21 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Press, 2011),

h.3.

22 RB. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional

menujuDakwah Profesional, h. 27.

23 Prof. Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1985), h. 1

Page 23: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

14

dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang

kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak

manusia pada dataran kenyataan individual dan sosiokultural

dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam

semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.24

Berdasarkan beberapa definisi tentang dakwah di atas, jadi dakwah

adalah menyeruh/mengajak orang atau sekelompok orang ke jalan yang

yang lebih baik daripada keadaan sebelumnya, untuk mentauhidkan Allah.

Adapun pengertian Manajemen dakwah adalah suatu aktifitas

dakwah yang dilaksanakan dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen

dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan

bersama.25 Adapun definisi manajemen dakwah berdasarkan para ahli

yaitu sebagai berikut :

1. Menurut A.Rosyad Shaleh mengartikan manajemen dakwah

sebagai proses perencanaan tugas, menghimpun dan

menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok

tugas dan kemudian menggerakkan ke arah pencapaian tujuan

dakwah. Adapun inti dari manajemen dakwah adalah sebagai

sebuah pengaturan secara sistematis dan koordinatif dalam

24 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial,( Yogyakarta: PLP2M,

1983), h.3.

25 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, h.50

Page 24: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

15

kegiatan dakwah yang dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai

akhir dari kegiatan dakwah.26

2. Menurut Mahmudin manajemen dakwah adalah suatu proses

dalam memanfaatkan sumber daya insani dan alam dan dilakukan

untuk merealisasikan nilai-nilai ajaran Islam sebagai tujuan

bersama.27

Adapun inti dari manajemen dakwah adalah sebuah pengaturan

secara sistematis dan koordinatif dalam kegiatan atau aktivitas dakwah

yang dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan.28

b. Tujuan manajemen

Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan

karena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan kita.

Dengan tujuan itu kita dapat mengetahui apa target sudah dapat tercapai

atau tidak.29

Tujuan manajemen secara umum sebagai alat atau sarana yang

efektif untuk melakukan pekerjaan secara berdaya guna dan berhasil.

Tujuan manajemen adalah agar pelaksanaan suatu usaha terencana

secara sistematis, dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap

26 I‟anut Thoifah, manajemen dakwah. h. 25-26.

27 I‟anut Thoifah, manajemen dakwah, 25.

28 M.Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 36-37.

29 Rudi Susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana

Prima, 2008), h.29

Page 25: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

16

sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efisien dan

efektif. 30

c. Fungsi-fungsi manajemen

1. Perencanaan (Takhtih)

Perencanaan adalah hal yang dilakukan seorang atau kelompok

sebelum melakukan kegiatan, seperti menyusun agenda-agenda yang

akan dilakukan dan cara untuk melakukan agenda tersebut. Perencanaan

merupakan pemilihan dan menghubungkan fakta, menggunakan asumsi-

asumsi tentang masa depan dalam membuat visualisasi dan perumusan

kegiatan yang diusulkan dan memang diperlukan untuk mencapai hasil

yang diinginkan.31

Menurut Harold Koontz dan Cyril yang dikutip oleh Melayu S.P

Hasibuan mengatakan perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang

berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-

kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program serta alternatif yang ada

dan perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman

pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif yang ada.32

Perencanaan yang dilakukan dalam suatu lembaga organisasi

hendak mencapai tujuan yaitu keberhasilan. Al- Quran selalu memberikan

petunjuk kepada perbuatan-perbuatan yang baik untuk menciptakan

30

Arifuddin Siraj, Cara Praktis Mempelajari Manajemen, (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h.6

31 George R.Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, h. 46

32 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, h. 40.

Page 26: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

17

kedamaian dan kebahagiaan bagi aspek kehidupan manusia yang

beraneka ragam. Dalam QS. Al-Hasyr/59: 18

Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.33

Perbuatan yang baik dan memperhatikan yang akan diperbuatnya

hari esok di dalam ayat di atas, tentu terselip dalam hati niat yang baik,

yang berencana dengan rapi dan teratur untuk memulai suatu tindakan

atau aktivitas.

Jelas bahwa ayat tersebut menganjurkan kepada orang-orang yang

beriman, agar supaya memperhatikan apa yang akan diperbuat

selanjutnya, maka di dalam istilah manajemen tindakan itu disebut

perencanaan.34

Pekerjaan yang berjalan dengan baik dan mencapai sasaran dan

tujuan ialah pekerjaan/kegiatan yang dijalankan sesuai dengan

perencanaan.

Perencanaan merupakan bagian dari Sunnatullah, dengan melihat

sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan alam semesta

dengan hak dan perencanaan yang matang disertai dengan tujuan yang

33

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 548.

34 Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut al-Qur’an, (Jakarta:

Pustaka Al Husna, 1983), h. 9.

Page 27: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

18

jelas. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam al-Qur‟an

surat as-Shad /38 ayat 27 :

Terjemahnya:

dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka35

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah menciptakan langit dan

bumi dengan adanya rencana di balik semuanya. Ketentuan-ketentuan

Allah telah diatur dan direncanakan sedemikian hebatnya. Jadi setiap

gerak dakwah harus dilakukan dengan teknik merencanakan. Salah satu

teknik perencanaan strategi yaitu dengan menggunakan analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah strategi organisasi dakwah. Kerangka

berfikir yang digunakan didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (Opportunities). Namun

secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)

dan ancaman (thearts).36

Perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor strategis

Intern maupun ekstern suatu organisasi yaitu berupa kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada pada

35

Kementrian Agama RI, AlQur’an Hafalan Mudah, Cordoba, 2017, h. 455.

36I‟anut Thaifah, Manajemen Dakwah, h. 27.

Page 28: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

19

saat membuat perencanaan yang tepat. Adapun yang harus diperhatikan

sebelum perencanaan dakwah yaitu:

1. Hasil (output) dakwah yang ingin dicapai

2. Da‟i atau para juru dakwah yang akan menjalankan

3. Waktu dan skala prioritas

4. Dana (capital).

Adapun unsur-unsur kerangka perencanaan dakwah dalam bentuk

langkah dan aktivitas berikut:

a. Dakwah harus memiliki visi, misi dan tujuan utama ke depan

b. Mengkaji realitas dan lingkungan yang meliputi segala aspek yang

terkandung di dalamnya.

c. Menetapkan tujuan yang mungkin dapat direalisasikan, yakni

dengan mengikuti metode yang ada

d. Mengusulkan berbagai bentuk wasilah/sarana dakwah serta

menetapkan alternatif pengganti

e. Memilih saran dan metode dakwah yang paling cocok

f. Dakwah harus bisa menjawab; apa tujuan dakwah dilakukan ?

dimana dakwah akan dilaksanakan ? Kapan ? dan apa materi yang

akan disampaikan ?.

2. Pengorganisasian (Tandzhim)

Pengorganisasian dalam bahasa inggris organizing atau dalam

istilah bahasa arabnya at-tandzhim. Pengorganisasian adalah seluruh

proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung

Page 29: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

20

jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi

yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapaai

suatu tujuan yang telah ditentukan.37

Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur

semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk sumber daya manusia

hingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.38

Karena dengan pengorganisasian kegiatan dakwah terperinci

sedemikian akan memudahkan bagi pemilihan tenaga serta sarana yang

dibutuhkan. Pengorganisasian adalah sebagai berikut :

(1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan,

(2) perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan

membawa hal tersebut ke arah tujuan, dan

(3) penugasan tanggungjawab tertentu dan kemudian pendelegasian

wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk

melaksanakan tugasnya.39

Setelah direncanakan langkah dalam pencapaian tujuan organisasi

adalah mengorganisir segala sumber daya untuk diarahkan guna

menggerakkan organisasi pada tujuan yang telah ditentukan. Allah telah

mengilustrasikan dalam al-Qur‟an surat ash-Shaff /61: 4.

37

M. Munir dan Wahyu Ilaishi, Manajemen Dakwah, h. 117.

38 George R. Terry , Dasar-dasar Manajeman, h. 82.

39

I‟anut Thoifah manajemen dakwah,h. 22

Page 30: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

21

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.40

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah menyukai penataan barisan

dalam melaksanakan perang di jalan Allah dengan bersaf-saf untuk

mencapai tujuan yaitu untuk memenangkan perang. Manajemen diartikan

sebagai penataan (pengorganisasian) yaitu penataan barisan dalam

melaksanakan segala aktifitas untuk di arahkan mencapai tujuan dakwah.

Penataan barisan yang dimaksud adalah mengatur organisasi dengan

berbagai system administrasi dan struktur organisasi dapat bekerja

dengan baik sesuai tugasnya masing-masing.

Wujud dari pelaksanaan pengorganisasian ini adalah tampaknya

kerja tim yang baik, kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan,

dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil,

dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses pengorganisasian

menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan, dalam

hal ini al-Quran telah menyebutkan urgensi dari tindakan kesatuan yang

utuh, murni dan bulat dalam suatu kelompok atau lembaga organisasi

sebagaimana terdapat pada QS ali-Imran/3:103

40 Kementrian agama RI, Al-Qur’an Hafalan Mudah.h. 551.

Page 31: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

22

Terjemahnya :

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.41

Sangat diperlukan penyatuan dalam setiap tindakan yang terpadu,

utuh dan kuat karenanya dilarang oleh Allah ada tindakan adu domba,

bercerai, berpecah belah, antara sesama umat manusia dalam satu

aqidah dan dalam keimanan.42

Maka dalam suatu kegiatan sangat diperlukan suatu

pengorganisasian dan kerja sama di dalamnya demi tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan/ penggerakan (Tawjih)

Pelaksanaan atau pengarahan adalah tahap yang

direalisasikannya perencanaan dan pengorganisasian yang telah

diformulasikan baik dari sumber daya manusia dan alat ke dalam

serangkaian kegiatan atau aktivitas dakwah pada lembaga organisasi,

41

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 63.

42 Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Al-Quran, h. 72.

Page 32: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

23

adapun fungsi pengarahan adalah mengarahkan semua karyawan atau

anggota agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai

tujuan dari perusahaan/organisasi. Pengarahan merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakkan, mengatur

segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu

kegiatan usaha dan dapat dilakukan dengan cara persuasif atau bujukan

atau instruksi, tergantung cara yang digunakan paling efektif

dipersiapakan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh anggota yang

ditugasi.43

Penggerakan mempunyai arti dan peran penting karena

penggerakan merupakan fungsi yang secara langsung berhubungan

dengan manusia (pelaksana) yang akan merealisasikan rencana dakwah

yang telah dirancang. Action merupakan inti dari manajemen dakwah. 44

Dalam al-Quran memberikan penjelasan bahwasanya pedoman

dasar terhadap proses bimbingan, pengarahan ataupun memberikan

peringatan dalam bentuk actuating ini yaitu dalam QS al-Kahfi/18: 2

Terjemahnya :

43 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, h. 184.

44

Rosyad sholeh, Manajemen Dakwah Islam, h.107-108

Page 33: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

24

Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik.45

Allah menjajikan hamba-Nya bagi yang mengerjakan amal shaleh

dan mendapatkan balasan yang baik jika segala pekerjaan yang dilakukan

terorganisir dengan baik sesuai dengan perencanaan dengan cara yang

baik untuk mencapai tujuan dari kegiatan dakwah tersebut.

3. Pengendalian (Controling)

Controling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah

kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana.46

Controling merupakan penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjalin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai

dengan yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan mecakup 4 unsur (1)

penetapan standar pelaksanaan, (2) penentuan ukuran-ukuran

pelaksanaan, (3) pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan

dengan standar yang telah ditetapkan dan (4) pengambilan tindakan

koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

Pengawasan memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting bagi

proses dakwah, karena merupakan alat pengaman dan pendinamis

jalannya dakwah.47

45

Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahan, h.293.

46 George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, h. 18.

47

Rosyad sholeh, Manajemen Dakwah Islam, h.146

Page 34: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

25

Pengendalian adalah fungsi yang sangat menunjang dikarenakan

pengendalian ini dilakukan sebelum proses, saat proses, sampai akhir dari

proses sebuah kegiatan atau aktivitas dakwah dalam lembaga organisasi.

Dalam buku Jawahir Tanthowi unsur-unsur manajemen menurut al-Quran,

bahwasanya rumusan mengenai pengendalian ialah sebagai proses

kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan, hambatan, kesalahan,

kegagalan, untuk diperbaiki kemudian dan mencegah terulangnya kembali

kesalahan itu begitupula mencegah sehingga pelaksanaan tidak berbeda

dengan rencana yang telah ditetapkan.48

Dalam al-Quran banyak menyebutkan mengenai mengontrol dan

mengoreksi kepada diri, ancaman bagi yang melanggarnya, salah satu

dalam surat as-Shaf/61: 2-3

Terjemahnya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.49 Dalam ayat di atas penulis pahami bahwa Allah menegur keras

orang yang beriman / aktivis dakwah yang mengatkan sesuatu namun dia

sendiri tidak melakukannya, bahkan Allah sangat membencinya. Karena

48

Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manjemen dalam al-Quran, h. 78.

49 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya,h. 551.

Page 35: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

26

seorang da‟i harus melakukan atau mencontohkan dengan perbuatan apa

yang diucapkannya, sehingga dakwahnya mudah diterima oleh khalayak.

Dan adapun praktik manajerial yang dilakukan manajer. Dalam

proses manajemen ada fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh

seorang manajer/pemimpin yaitu: planning, organizing, staffing, actuating,

dan controlling serta Evaluating.50

Dan adapun potret manajemen dalam al-Qur‟an adalah sebagai

berikut :51

1. Keteraturan alam semesta ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala

sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Mulk/67 :3-4

Terjemahnya :

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

52

2. Silih bergantinya siang dan malam, sebagaimana dalam firman Allah

dalam surat Al-mulk/67:19

50 I‟anut Thoifah, manajemen dakwah, Madani Press, Malang, 2015, h. 19-20.

51

M.munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006)h. 3-5

52 Kementian agama RI, Al-Qur’an Hafalan Mudah, Cordoba, 2017.h. 562

Page 36: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

27

أ

Terjemahnya : Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.”53

3. Bintang-bintang dan garis orbit tata surya, sebagaimana firman Allah

dalam surat Ali-Imran/3:190

Terjemahnya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

yang berakal54 Para pemikir manajemen kontemporer menyatakan bahwa

manajemen mempunyai tiga karakteristik utama :55

1. Manajemen merupakan sebuah proses atau serangkaian kegiatan

saling barkaitan dan berkelanjutan

2. Manajemen manyangkut dan memutuskan bagaimana mencapai

tujuan-tujuan organisasi

53

Kementian agama RI, Al-Qur’an Hafalan Mudah.h. 563.

54

Kementian agama RI, Al-Qur’an Hafalan Mudah.h. 75.

55

I‟anut Thoifah manajemen dakwah,h.23.

Page 37: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

28

3. Dalam mencapai tujuannya, manajemen melakukan pekerjaan

bersama, melalui orang dan sumber daya organisasi lainnya.

Adapun tujuan dari dakwah terdiri dari tujuan utama dan tujuan

departemental.

1. Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin

dicapai atau yang ingin diperoleh oleh keseluruhan tindakan

dakwah. beserta terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan

hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai Allah. Dan amar

ma‟ruf nahi munkar merupakan suatu usaha atau sarana

penting untuk tercapainya tujuan dakwah.

2. Tujuan departemental dakwah adalah mencapai dan

mewujudkan tujuan utama dan merupakan tujuan perantara

oleh karena itu tujuan departemental dakwah berintikan nilai-

nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan

yang diridhai Allah, masing-masing sesuai dengan segi atau

bidangnya misalnya suatu nilai ditandai dengan adanya system

pendidikan yang baik, tersedianya sarana pendidikan yang

cukup serta terbentuknya obyek pendidikan menjadi manusia

yang bertakwa, berakhlak dan berilmu pengetahuan tinggi.56

56

Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 21 & 27

Page 38: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

29

d. Unsur-Unsur Dakwah

Ketetapan dan keberhasilan dakwah akan dapat terwujud dengan

baik apabila unsur-unsur dakwah terpenuhi dengan baik. Adapun unsur-

unsur dakwah sebagai berikut :

1. Subjek dakwah (da’i)

Merupakan orang atau sekelompok orang yang melakukan tugas

dakwah, yang berfungsi sebagai pelaku dakwah atau pelaksana dakwah.

Dengan kata lain subjek dakwah merupakan pelaksana dari kegiatan

dakwah, baik secara perorangan/individu maupun secara bersama-sama

secara terorganisir. Dan untuk mencapai sebuah keberhasilan yang

maksimal dalam berdakwah maka harus mempunyai kemampuan

manajemen professional dan memiliki ciri pokok da‟I yang mempunyai

bekal kemampuan dan keahlian dalam memimpin dan nilai-nilai tersebut

adalah sebagai berikut :

a) Mempunyai ilmu pengetahuan yang luas

b) Bersikap dan bertindak bijaksana

c) Ikhlas dan sabar

d) Mampu berkomunikasi

e) Memiliki kondisi fisik yang baik57

Da‟i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang

Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah

untuk memberi solusi terhadap problema yang dihadapi manusia, juga

57

Rosyad sholeh, Manajemen Dakwah Islam, h.43.

Page 39: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

30

metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan

perilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng.58

2. Objek dakwah

Objek dakwah adalah orang yang dijadikan sasaran untuk

menerima dakwah yang sedang dilakukan oleh da‟i. keberadaan objek

dakwah sering dikenal dengan mad’u. Menurut Syaikh Muhammad Abduh

dalam tafsir al manar, menyimpulkan bahwa mad‟u yang dihadapi da‟I ada

tiga golongan :59

a) Golongan cendekia-cendekia yang cinta akan kebenaran dan dapat

berpikir kritis dan dapat menanggapi persoalan, meraka ini

didakwahi dengan cara Bil hikmah, dengan dalil-dalil yang dapat

diterima oleh akal mereka.

b) Golongan orang awwam, yaitu orang yang kebanyakan belum

dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat

menangkap pengertian yang tinggi. Mereka harus dididik dengan

baik-baik, serta dengan ajaran yang mudah, mauidzatul hasanah.

c) Golongan yang diantara keduanya. Mereka suka membahas

sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak bisa mendalami

yang benar. Cara berdakwah kepada mereka adalah dengan

mujaadalah billati hiya ahsan, yakni bertukar pikiran, guna

mendorong supaya mau berpikir secara sehat.

58

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta :2009) h.140

59

I‟anut Thoifah manajemen dakwah,h.47-48

Page 40: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

31

3. Metode dakwah

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang merupakan

gabungan dari kata meta (melalui) dan hodos (jalan). Adapun Metode

atau cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da‟I untuk menyampaikan

materi :

a) Dakwah Fardiyah

Dakwah fardiyah merupakan metode dakwah Islam yang dilakukan

seseorang kepada seseorang atau sekelompok kecil orang. Atau dengan

kata lain dakwah fardiyah yaitu dakwah dengan sebuah pendekatan

personal. Keunggulan dari dakwah ini yaitu dapat dilakukan dimanapun

dan kapanpun. Bahkan kemajuan orang yang didakwahi dapat dipantau

dan hasilnya lebih berkualitas.60 Dan ketika membahas tentang metode

dakwah, maka pada umumnya merujuk pada surat an-Nahl :125

Terjemahnya :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.61

Berdasarkan ayat di atas metode dakwah ada 3 yaitu:

60 https://www.satujam.com/dakwah-islam/ (Diakses tanggal 6 januari 2018)

61

Kementian agama RI, Al-Qur’an Hafalan Mudah.h. 281

Page 41: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

32

a) Metode Bil Hikmah, yaitu berdakwah dengan memerhatikan

situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada

kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-

ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau

keberatan.62

b) Metode Mauidzatil Hasanah, yaitu berdakwah dengan

memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran

Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran

Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.63

c) Metode Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan

cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-

baiknya dengan tidak memberikan tekanan yang memberatkan

pada sasaran dakwah.64

4. Materi dakwah

Isi pesan yang disampaikan da‟I kepada mad‟u untuk menuju

kepada tercapainya tujuan dakwah. Adapun materi yang disampaikan

dalam dakwah adalah apa yang ada dalam al-Qur‟an dan Hadist sebagai

berikut :

a. Aqidah (tauhid dan keimanan)

62

M.Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Prenadamedia Group, 2006) h. 34.

63 M.Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 34.

64 M.Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 34.

Page 42: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

33

Masalah pokok dalam materi dakwah adalah aqidah Islamiah.

Aspek aqidah ini akan membentuk moral manusia. Aqidah yang

menjadi materi utama dakwah mempunyai ciri-ciri yang dapat

membedakan dengan kepercayaan lain, yaitu:65

1. Keterbukaan melalui persaksian (Syahadat).

2. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan

bahwa Allah adalah tuhan seluruh alam.

3. Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan

amal perbuatan. Dari ibadah-ibadah pokok yang

merupakan manifestasi dari iman dengan segi

pengembangan diri dan kepribadian seseorang dengan

kemaslahatan masyarakat.

b. Syari‟ah (hukum)

Hukum atau syari‟ah sering disebut sebagai peradaban dalam

pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka

peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya.

Syari‟ah ini bersifat universal yang menjelaskan hak-hak umat

muslim dan non muslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dan

syari‟ah ini memberikan kemaslahatan dalam memberikan hujjah

atau dalil-dalil dalam melihat sebuah persoalan.66

c. Mu‟amalah (kehidupan sosial)

65

M. Munir dan wahyu ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 24-25

66 M. Munir dan wahyu ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 26-27.

Page 43: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

34

Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan.

d. Akhlak

Secara etimologis kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak

dari khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan

tabiat. Akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas

perbuatan manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi

kejiwaannya. 67

e. Ukhuwah

Menggambarkan persaudaraan yang dikehendaki oleh Islam

antara penganutnya sendiri, serta sikap pemeluk Islam terhadap

golongan yang lain.68

5. Media dakwah

Kata media berasal dari bahasa latin median yang merupakan

bentuk jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara.69

Dalam menyampaikan dakwah sangat dibutuhkan sarana atau media.

Seperti di era modern ini dakwah tak hanya disampaikan melalui lisan

tetapi melalui alat bantu komunikasi modern. Adapun menurut Hamzah

Yaqub sarana/media dakwah terdiri dari :70

a. Lisan (pidato, ceramah, bimbingan dan sebagainya)

67

M. Munir dan wahyu ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 28-29.

68 I‟anut Thaifah, Manajemen Dakwah, h. 54.

69

http://kamiluszaman.blogspot.co.id/2015/09/media-dakwah.html(Diakses tanggal 6 januari 2018)

70

Alwirsal Imam Zaidallah, Strategi Dakwah, (Jakarta: Kalam Mulia,2002), h.10.

Page 44: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

35

b. Tulisan (buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain)

c. Audiovisual (Televisi, internet dan lain-lain).

d. Akhlak (menyampaikan dakwah dalam bentuk nyata, langsung

praktik dan tidak banyak teori).71

6. Efek Dakwah (Atsar)

Efek dakwah merupakan respon dan timbal balik yang dirasakan

mad‟u setelah adanya dakwah yang disampaikan oleh da‟i dengan materi

dakwah, metode dan media yang ada. Dalam hal ini Jalaluddin Rahmat

menyatakan bahwa ada dua efek yang dirasakan mad‟u diantaranya

yaitu:72

a. Efek kognitif yaitu apabila terjadi perubahan pada apa yang

diketahui, dipahami, dirasakan yang meliputi segala yang

berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai. Efek ini berkaitan

dengan perubahan pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau

informasi.

b. Efek behavioral yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat

diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, dan kebiasaan

perilaku.

e. Peranan manajemen dalam dakwah

Peranan manajemen senantiasa dipandang penting dan menonjol

dalam bisnis dan masyarakat. Semua organisasi bertanggungjawab

71 I‟anut Thoifah manajemen dakwah,h. 55-56

72 I‟anut Thoifah manajemen dakwah,h.56

Page 45: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

36

kepada orang atau pihak tertentu, apakah para pemilik, kalangan

masyarakat tertentu atau masyarakat keseluruhan. Manajemen memiliki

peranan penting karena ia merupakan kunci bagi tercapainya

keberhasilan organisasi. Manajemen merupakan prinsip yang bersifat

universal karena ia dap at digunakan semua jenis organisasi.73

Proses dakwah yang mencakup segi kehidupan yang luas, hanya

dapat berjalan dengan baik dan berhasil, bilamana tersedia tenaga-tenaga

pelaksana yang cukup serta memiliki kemampuan dan keahlian yang

diperlukan. Adanya tenaga-tenaga yang cukup dan berkemampuan akan

efektif setelah mereka diorganisir dan dikombinasikan sedemikian rupa

dengan factor lain yang diperlukan. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran,

kekacauan, kekosongan, dan kesamaan dalam melaksanakan kegiatan

dakwah, dan juga agar tidak mengakibatkan kegagalan dalam

menjalankan proses dakwah.

Begitupun dengan faktor-faktor yang lain diperlukan dalam proses

dakwah, seperti fasilitas dan lainnya sebagainya, haruslah dihimpun dan

dikerahkan serta diatur penggunaanya sesuai dengan keperluan dalam

rangka pencapaian tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Factor tenaga

pelaksana yang memiliki kemampuan dan keahlian yang bermacam-

macam tidaklah tersedia dan terhimpun dengan sendirinya. Kadang harus

dicari dan dipersiapkan, dan setelah itu, memberikan pembagian tugas

dan pengarahan agar mereka mengetahui apa yang akan dilakasanakan,

73 Rosyad sholeh, Manajemen Dakwah Islam, h.29-37.

Page 46: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

37

bagaimana cara melaksanakan tugas itu, kapan dan dimana serta dengan

apa tugas itu harus dilaksanakan.

Jadi, meskipun tugasnya bermacam-macam dan berbeda-beda,

tetapi tetap merupakan satu kesatuan. Namun untuk dapat menghimpun

tenaga pelaksana yang diperlukan, kemudian mempersiapkan mereka

dalam rangka menghadapi tugas-tugas yang harus dilaksanakan

diperlukan tenaga khusus yang memiliki ciri atau nilai pribadi tertentu serta

kemampuan dan keahlian tertentu pula. Dan tenaga khusus tersebut

disebut pemimpin (leader), sedangkan nilai dan ciri pribadi yang dimiliki

adalah nilai-nilai kepemimpinan dan kemampuan serta keahliannya

adalah keahlian memimpin. Adanya proses merencanakan tugas,

mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga

pelaksana dalam kelompok tugas dan kemudian menggerakkannya ke

arah pencapaian tujuan dakwah disebut manajemen. 74

Dengan adanya pemimpin atau orang yang memiliki nilai-nilai

leadership serta kemampuan dan keahlian manajemen merupakan suatu

factor yang sangat menentukan bagi jalannya proses dakwah. Karena

pemimpin mampu mempengaruhi dan mengarahkan serta menggerakkan

tenaga pelaksana dan mengerahkan fasilitas.75

74 Rosyad sholeh, Manajemen Dakwah Islam, h. 33-34.

75

Rosyad sholeh, Manajemen Dakwah Islam, h. 35.

Page 47: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

38

B. Majelis Tabligh

Majelis tabligh adalah salah satu majelis yang terdapat dalam tubuh

organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah pada tingkat daerah yang

bertugas dalam bidang pengembangan dan peningkatan dakwah Islam.

Majelis tabligh adalah satu dari sekian majelis yang ada dalam struktur

organisasi Pimpinan Daerah Aisyiah Kabupaten Sinjai. Adapun

keseluruhan majelis yang dimiliki oleh Pimpinan Daerah Aisyiah

Kabupaten Sinjai Utara adalah :

1. Majelis tabligh

2. Majelis pendidikan dasar dan menengaah

3. Majelis pendidikan kader

4. Majelis ekonomi

5. Majelis Pembina kesehatan

6. Majelis kebudayaan

Adapun program kerja majelis tabligh Aisyiyah sebagai berikut:76

a. Pembinaan kelompok pegajian

b. Pembinaan muballighat

c. Sosialisasi program pembinaan keluarga sakinah

d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengajian

e. Kegiatan kerja sama dengan majelis lainnya dalam dakwah.

76 [email protected]

Page 48: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

39

C. Efektivitas

Manajemen juga menaruh perhatian pada penyelesaian kegiatan-

kegiatan agar sasaran organisasi tercapai, artinya manajemen menaruh

perhatian pada aspek efektivitas. Sedangkan kata efektif adalah “The

ability to determine appropriate objectives” doing the right thing” yaitu

kemampuan untuk mengukur tujuan dengan tepat, melakukan hal-hal

yang benar”. manakala para manajer mencapai sasaran organisasi

dikatakan bahwa itu berhasil atau efektif. Efektivitas sering dilukiskan

dengan” melakukan hal-hal yang tepat”, artinya kegiatan kerja yang

membantu organisasi tersebut mencapai sasarannya atau mencapai hasil

akhir.77

Kata efektivitas mempunyai beberapa arti, dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia menyebutkan beberapa arti efektivitas, yaitu suatu efek,

akibat, pengaruh, kesan, dan hasil guna. Kata efektif yang berarti adanya

pengaruh atau akibat dari suatu unsur. Jadi efektivitas adalah

keberhasilan setelah melakukan sesuatu/kegiatan.78

Efektivitas adalah ukuran hasil tugas atau pencapaian tujuan.79

Teori Efektivitas menurut para ahli antaranya adalah:

77

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), h. 16.

78Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 250.

79 Suharto Tahta Rianto, Kamus Bahasa Indonesia Terbaru, ( Surabaya:

Surabaya Indah, 1996), h. 99.

Page 49: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

40

1. Handoko mengemukakan efektivitas merupakan kemampuan untuk

memilih tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.80

2. Martoyo, mendefinisikan efektivitas sebagai suatu kondisi atau

keadaan dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan

sarana atau peralatan yang digunakan, disertai dengan kemampuan

yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat

dicapai dengan hasil yang memuaskan.81

3. Abdurahman Fathoni Efektivitas adalah pemantapan sumber daya,

sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan

tepat pada waktunya.82

4. Pandji Anoraga mengatakan bahwa Efektivitas berhubungan dengan

pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan dengan hasil kerja.83

Berdasarkan beberapa definisi tentang efektivitas, maka efektivitas adalah

keberhasilan suatu program dalam mencapai sasaran atau tujuan.

80

Handoko TH, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,(Yogyakarta: BPFE, 2001), h. 44.

81 Martoyo dan Susilo, Manajemen Sumber Daya manusia, (Yogyakarta: BPFE,

2002), h. 4

82 Abdurahman Fathoni, Manajemen Sumber Daya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), h. 92.

83 Pandji Anoraga , manajemen Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 178.

Page 50: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dalam

pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif, yaitu penulis

memaparkan atau menggambarkan objek penelitian secara objektif

sebagai realita sosial, serta memaparkan bagaimana peranan manajemen

dakwah majelis tabligh dalam kegiatan dakwah yang dilakukan oleh

Aisyiyah cabang Sinjai.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

kondisi obyek yang alamiah. Filsafat postpositivisme juga disebut

paradigma interperatif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial

sebagai suatu yang holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan

hubungan gejala bersifat interaktif.84

Merujuk pada pendekatan yang digunakan penulis, yaitu jenis

penelitian kualitatif yang tidak mempromosikan teori sebagai alat hendak

diuji. Maka teori dalam hal ini berfungsi sebagai hal pendekatan untuk

memahami lebih dini konsep ilmiah yang relevan dengan focus

Permasalahan.

84 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012), h. 14-15.

Page 51: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

42

Dengan demikian, penulis meggunaakan beberapa pendekatan yang

dianggap bisa membantu peneliti.

a. pendekatan komunikasi

Pendekatan komunikasi merupakan dasar manusia. Dengan

berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik

dalam kehidupan sehari-hari dimana pun manusia berada. Tidak ada

manusia tidak terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi

manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu lembaga

atau organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi

dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya

atau tidak ada komunikasi organisasi dapat berantakan tujuan yang

diinginkan.85

b. Pendekatan Sosiologi

Pendekatan sosiologi adalah manusia sebagai multifungsi dituntut

untuk bertindak sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk

spiritual. Jika dikaitkan dengan penelitian yang akan penulis teliti harus

menggunkan pendekatan sosiologi karena ketika proses pengelolaan

dakwah berjalan maka harus menjalin interaksi dengan pemimpin atau

manajer dan bawahan serta masyarakat. Karena pada dasarnya konsep

awal manusia adalah saling membutuhkan satu sama lain dan tidak

mampu bertahan hidup sendiri. Dalam ilmu sosiologi ada dua unsur yang

tidak bisa lepas yaitu individu dan masyarakat. Dapat dipahami bahwa

85 Rahmat Kriantono, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:kencana, 2009), h. 15.

Page 52: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

43

masyarakat adalah kelompok-kelompok manusia yang saling terkait oleh

system, adat istiadat, hukum dan norma yang berlaku.86

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Jl. Sultan Hasanuddin No.20,

Balangnipa, Kec. Sinjai Utara, Kab. Sinjai. Adapun objek penelitian adalah

manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dalam

meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari

penelitian yang akan dilakukan. Fokus penelitian adalah garis terbesar

dalam penelitian yang akan dilakukan agar penelitian lebih terarah.

Adapun fokus dari penelitian yang akan dilakukan adalah peran

manajemen dakwah majelis tabligh dalam meningkatkan efektivitas

dakwah „Aisyiyah.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian ini adalah peran manajemen dakwah majelis

tabligh dalam meningkatkan efektivitas dakwah „Aisyiyah. Adapun

deskripsi fokus penelitian ini:

a. Manajemen dakwah adalah proses merencanakan tugas,

mengelompokkan tugas, menghimpun tenaga-tenaga pelaksana

dalam kelompok-kelompok tugas itu dan kemudian menggerakkan

kea rah pencapaian tujuan dakwah

86

Zulfi Mubarak, Sosiologi Agama : Tafsir Sosial Fenomena Multi-Religius Kontemporer, ( cet.1 ;Malang Press, 2006), h.5.

Page 53: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

44

b. Majelis tabligh merupakan majelis yang ada dalam struktur

organisasi Pimpinan Daerah „Aisyiah Kabupaten Sinjai

c. Efektivitas dakwah merupakan hasil akhir yang dicapai dari

perencanaan dakwah yang telah direncanakan.

E. Sumber data

Sumber data penelitian terdiri dari dua sumber, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer atau data pokok yang dibutuhkan yang diperoleh

secara langsung (dari informan pertama) atau diperoleh secara

langsung dari informan yang erat kaitannya dengan masalah yang

akan diteliti yaitu peranan manajemen dakwah „Aisyiyah di Sinjai.

Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil

wawancara dengan pimpinan serta anggota „Aisyiyah di Sinjai

sebagai responden mengenai Manajemen Organisasi „Aisyiyah.

Responden / informan dalam penelitian ini adalah :

1. Hj. Hamdana Kantao, SKM

2. Nafsiah Pabo S.Ag

3. Fatmawati Jafar

4. Sari Bulan

5. A. Rahmi Sinar Alam S.Pd.M.Pd

b. Sumber data sekunder adalah sumber data pelengkap yang

dibutuhkan dalam penelitian dari sumber yang sudah ada. Sumber

data sekunder yaitu pustaka-pustaka yang memiliki relevansi dan

Page 54: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

45

bisa menunjang penelitian ini, yaitu dapat berupa: Buku, majalah,

koran, internet, jurnal serta sumber data lain yang dapat dijadikan

sebagai reverensi.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrument penelitian merupakan alat

bantu dalam mengumpulkan data.87 Pengumpulan data pada prinsipnya

merupakan suatu aktivitas yang bersifat operasional agar tindakannya

sesuai pengertian penelitian yang sebenarnya. Adapun instrument yang

digunakan peneliti adalah penelitian kepustakaan (library search) dan

penelitian lapangan (field research), dan yang menjadi instrument utama

dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan daftar

pertanyaan atau pernyataan yang mencakup fakta, data, pengetahuan,

konsep, dan persepsi berkenaan dengan fokus masalah aau vaiabel yang

dikaji dalam penelitian, selain itu dibutuhkan alat tulis menulis berupa

catatan dan pulpen dan kamera serta alat perekam.

Namun karena fokus penelitian sudah jelas yaitu mengenai

peranan manajemen dakwah dalam meningkatkan efektivitas dakwah

majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah kabupaten Sinjai, maka dari itu

dikembangkan instrumen penelitian sederhana yaitu :

a. Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat

digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan

87 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktik, Edisi revisi VI

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 68.

Page 55: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

46

b. Wawancara adalah metode pengumpulan data yang paling utama

dengan bertukar informasi atau ide melalui Tanya jawab.

c. Dokumentasi adalah catatan peristiwa untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variable berupa catatan , transkip, buku,

surat kabar, majalah atau notulen rapat dan sebagainya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini,

maka penulis menggunakan beberapa instrumen nantara lain:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan, yaitu kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata

serta dibantu dengan indera lainnya. Observasi yang dilakukan adalah

observasi langsung , yaiu pengamatan yang dilakukan secara langsung

pada objek yang diobservasi.

2. Interview bebas atau wawancara

Metode interview adalah suatu percakapan, Tanya jawab lisan

antara dua orang atau lebih yang sudah berhadapan secara fisik dan

diarahkan pada masalah tertentu untuk mendapatkan informasi yang sah

atau terpercaya.

Page 56: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

47

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan benda-

benda tertulis seperti buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian, foto dan sebagainya. 88

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dimaksud adalah data yang diperoleh

kemudian dikumpulkan, diolah, dan dikerjakan serta dimanfaatkan

sedemikian rupa dengan menggunakan metode deskriptif. Penulis akan

melakukan pencatatan serta berupaya mengumpulkan informasi

mengenai keadaan suatu gejala yang terjadi saat penelitian dilakukan.

Analisis data merupakan upaya untuk mencapai serta menata

secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan

yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus

yang diteliti dan menjadikannya sebagai temuan bagi orang lain.89

Tujuan analisis data ialah untuk menyedarhanakan data ke dalam

bentuk yang mudah dipahami. Metode yang digunakan ini ialah metode

survey dengan pendekatan kualitatif, yang artinya setiap data terhimpun

dapat dijelaskan dengan berbagai persepsi yang tidak menyimpang serta

sesuai dengan judul peneliti. Teknik pendekatan deskriptif kualitatif

merupakan suatu proses yang menggambarkan keadaan sasaran

88

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: UGM Press, 1999), h. 72.

89

Neon Muhajirin, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), h.183

Page 57: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

48

sebenarnya, peneliti secara apa adanya, sejauh yang penulis dapatkan

dari hasil observasi, wawancara, dan juga dokumentasi.90

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan populasi yang sedang diteliti. Analisis deskriptif

dimaksudkan untuk memberikan data yang diamati agar bermakna dan

komunikatif.91

Dalam penelitian ini digunakan metode :

1. induktif untuk menarik suatu kesimpulan terhadap hal-hal atau

peristiwa dari data yang telah dikumpulkan melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi, yang bisa digeneralisasikan (ditarik

kearah kesimpulan umum), maka jelas metode tinduktif ini menilai

fakta-fakta empiris yang di temukan lalu dicocokkan dengan teori-

teori yang ada. Sedangkan mengenai data yang telah terkumpul,

maka dalam hal ini digunakan dua langkah dalam menganalisis

data tersebut Antara lain yaitu :92

a. Persiapan

Dimana dalam persiapan kegiatan yangakan dilakukan

olehpeneliti yaitu :mengenai nama dan kelengkapan interview

(sumber informasi) dan benda-benda yang merupakan sumber data

yang telah dikumpulkan. Mengecek kelengkapan data dan isian-

90

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 335

91

Asep Saeful Muhtadi dan Agus ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, (Bandug: Pustaka Setia, 2003), h.107.

92 Sheilynurfajriah.blogspot.com tanggal 17 aril 2019

Page 58: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

49

isian data yang terkumpul dari sumber informasi penelitian,

termasuk didalamnya tentang tanggal pengutipan data, tanggal

interview dan tanggal dilakukanya observasi.

b. Penerapan

Dalam penyusunan skripsi ini, penerapan yang digunakan

adalah yang sesuai dengan penerapan kualitatif, yang lebih

cenderung menggunakan analisis iduktif yang berangkat dari

khusus ke umum, maksudnya ialah mengungkapkan proses

pelaksanaan manajemen dakwah yang diterapkan, serta factor-

faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan dari

manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah

tersebut.

2. Deduktif adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat

umum ditarik kesimpulan ke yang bersifat khusus. Penalaran

deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu

peristiwa umum, yang kebenarannya sudah diketahui atau diyakini,

dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang

bersifat lebih khusus.

Page 59: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum ‘Aisyiyah Kabupaten Sinjai

1. Sejarah ‘Aisyiyah

„Aisyiyah adalah “organisasi kemasyarakatan yang bergerak

dalam bidang dakwah Amar makruf Nahi munkar khususnya di

kalangan wanita”.93 Nama Aisyiyah diambil dari nama seorang istri Nabi

Muhammad saw. Yaitu Aisyah. Nama Aisyiyah merupakan hasil

musyawarah antara tokoh-tokoh Muhammadiyah, di antaranya K. H.

Fachruddin. Nama „Aisyiyah dipilih bukan hanya Aisyah adalah istri

nabi, yang cerdas menghafal hadis 3000 an akan tetapi juga

mencerminkan cita-cita Muhammadiyah tentang wanita.

Aisyah semasa hidupnya mempunyai peran ganda, bukan

hanya dalam tataran domestik saja akan tetapi juga berperan dalam

dunia publik. Hal inilah yang ingin diwujudkan oleh tokoh-tokoh

muhammadiyah terhadap para wanita-wanita indonesia khususnya

wanita muhammadiyah „Aisyiyah, yaitu berjuang untuk kemakmuran

dan kesejahterna keluarga dan masyarakat serta pembangunan

bangsa

93

Wacana Keluarga Sakinah, Keluarga dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Pimpinan Pusat „Aisyiyah, 1995), h. 4.

Page 60: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

51

dan agama.94Aisyiyah merupakan “gerakan Islam yang didirikan pada

tanggal 27 Rajab 1335 H. Bertepatan pada tanggal 19 Mei 1917 Tahun

Miladiyah”. 95 Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlah dan Nyai Ahmad

Dahlan. Kelahiran organisasi Aisyiyah bertolak dari kesadaran dan

keperluan sosial yang ril, organisasi ini merupakan salah satu dari

perintis terwujudnya kesatuan gerak demi bersatunya wanita indonesia

untuk mencapai tujuan masing-masing yang kesemuanya menuju

kepeningkatan martabat, derajat dan kesadaran wanita terhadap

fungsinya dalam kehidupan ini.96

Keberadaan organisasi „Aisyiyah telah memberikan nuansa

baru bagi wanita Indonesia, karena harkat dan martabatnya

dikembalikan kepada kedudukannya sebagaimana yang dikehendaki

Tuhan. Sebagai wanita mereka mengerti peran dan tanggung jawabnya

baik sebagai isteri maupun sebagai ibu dari anak-anaknya.

Di dalam membimbing dan mengikuti gerak langkah Aisyiyah

yang telah terbentuk, Nyai Ahmad Dahlan diangkat sebagai

pelindungnya. Beliauu adalah sesepuh dari pengurus „Aisyiyah yang

menjadi tempat bertanya dan memohon nasehat. „Aisyiyah sebagai

gerakan dakwah memulai kegiatannya dengan mengadakan pengajian

anak yatim. Corak organisasi yang sederhana ini kemudian ditingkatkan

94

M. Marcoes Natsir,Johan Hendrik Meuleman, Wanita Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual (jakarta: INIS, 1993),h. 130

95 Muktamar Muhammadiyah, Kemuhammadiyahan ( Yogyakarta; 1990) h. 153.

96 Mengenang hari ibu 22 Desember, “Suara „Aisyiyah”, No. 12. Desember 1997/

Sya‟ban 1418, h. 8.

Page 61: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

52

menjadi organisasi yang lebih utuh, meskipun organisasi ini merupakan

bagian yang organik dari muhammadiyah, namun organisasi „Aisyiyah

diberikan kebebasan untuk menentukan gerak dan langkahnya sendiri.

Organisasi „Aisyiyah menjadi otonom pada tahun 1923.

Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

No. 1/66 Organisasi „Aisyiyah diterapkan sebagai organisasi otonom.

“Organisasi otonom adalah sebagian dari kesatuan organisasi Muhammadiyah untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. „Aisyiyah sebagai otonom yang didirikan oleh PP Muhammadiyah, dilimpahi wewenang dan tanggun jawab sebagian tugas Muhammadiyah mengenai bidang wanita untuk satu golongan/anggota masyarakat, tetapi tidak terpisah dari kesatuan organisasi Muhammadiyah.”97

„Aisyiyah sebagai organisasi yang otonom yang kelahirannya

dilatar belakangi oleh lima pokoh pikiran antara lain :

a. Nikmat beragama menciptakan masyarakat sejahterah.

b. Cara mencapai masyarakat yang sejahtrah diatur dalam

peraturan yang bernama agama Islam. Masyarakat sejahtrah

menurut ajaran Islam bertujuan menciptakan kebahagiaan

dunia dan akhirat.

c. Tiap-tiap manusia, khususnya muslim wajib menciptakan

masyarakat sejahterah.

d. Untuk mendapatkan hasil guna yang sempurna, upaya

menciptakan masyarakat sejahterah dilakukan dalam sistem

kerja yang disebut organisasi itu bernama „Aisyiyah.

97

Pimpinan Pusat „Aisyiyah , Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tanngga (Yogyakarta:1996)h. 48

Page 62: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

53

e. Gerakan Aisyiyah didasarkan pada kesadaran beragama

dan kesadaran berorganisasi.”

Pertumbuhan dan perkembangan organisasi „Aisyiyah diindonesi

semakin dirasakan oleh masyarakat. Ini ditandai dengan berbagai

program yang telah dibuat oleh Pimpinan Pusat „Aisyiyah yang

mengcankup seluruh aspek kehidupan. Selaku organisasi massa,

aspek gerak „Aisyiyah adalah kemasyarakatan, keagamaan dan

kewanitaan. Dalam ketiga aspek itu menyelenggarakan kegiatan-

kegiatannya di dalam masyarakat. Organisasi „Aisyiyah mencermati

dan senantiasa tanggap pada tuntunan yang tumbuh dan berkembang

dalam masyarakat.

Program yang ada dalam lembaga ini mencangkup bidang

tabligh, bidang pendidikan dan kebudayan, bagian pembinaan

kesehatan, bagian pembinaan kader, bagian ekonomi dan bagian

kesejahteraan umat. Berdasarkan hal tersebut di atas dapatlah

dipahami bahwah organisasi „Aisyiyah adalah merupakan salah satu

lembaga yang utuh. Dalam tulisan ini penulis akan membatasi

pembahasannya pada bidang tabligh saja.

2. Sejarah terbentuknya ‘Aisyiyah di Sinjai

„Aisyiyah adalah organisasi perempuan yang bergerak dalam

bidang sosial, keagamaan, dan kemasyarakatan. Sebagai komponen

organisasi perempuan Muhammadiyah, „Aisyiyah didirikan pada 27 Rajab

Page 63: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

54

1375, bertepatan dengan 19 Mei 1917 di Yogyakarta oleh KH Ahmad

Dahlan.

Bermula dari perkumpulan gadis-gadis dalam pengajian rutin yang

dikenal sebagai sapa tresna tahun 1914, para kader „Aisyiyah kemudian

berkembang dengan mengajak para ibu rumah tangga, untuk memikirkan

soal kemasyarakatan, khususnya masalah peningkatan harkat kaum

perempuan.

„Aisyiyah merupakan wadah bagi anggota Muhammadiyah

perempuan dalam menunaikan misi dakwah amar makruf nahi mungkar.

„Aisyiyah di Sulawesi Selatan di awali dengan berdirinya „Aisyiyah cabang

Makassar yang dirintis oleh Hj. Fathimah Abdullah dan St Maemunah Dg

Mattiro. Status „Aisyiyah kemudian meningkat menjadi pimpinan daerah

pada tahun 1937, dengan ketua Hj. Fatimah Abdullah.

Pada tahun 1928, muhammadiyah group sinjai dapat didirikan atas

kepeloporan Ahmad Marsuki bersama Muhammad Sanusi dan Andi

Bintang dan labuana, usaha mereka mendapat dukungan dari tokoh-

tokoh masyarakat setempat. Pada tahun 1928 Muhammadiyah Sinjai juga

mendirikan hizbul wathan group Balangnipa-sinjai. Pada tahun 1930

Muhammadiyah Balangnipa-Sinjai membentuk pula „Aisyiyah group.

Seiring berjalannya waktu dengan berbagai macam perubahan dan

perkembangan yang terjadi, „Aisyiyah di Sulawesi Selatan pun mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Kini, pimpinan daerah „Aisyiyah sudah

terbentuk pada 23 Kabupaten dan kota se-Sulawesi Selatan, yaitu PDA

Page 64: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

55

kota Makassar, PDA Gowa, PDA Takalar, PDA Jeneponto, PDA

Bantaeng, PDA Bulukumba, PDA Selayar, PDA Sinjai, PDA Bone, PDA

Maros, PDA Pangkep, PDA Barru, PDA Pare-pare, PDA Sidrap, PDA

Pinrang, PDA Enrekang, PDA Tana Toraja, PDA Soppeng, PDA Wajo,

PDA Palopo, PDA Luwu, PDA Luwu Timur dan PDA Luwu Utara. Dan

kemudian terjadi pemekran di Provinsi Sulawesi Barat sehingga pada

tanggal 10 Dzulhijjah 1427 H/ 31 Desember 2006 M diadakan

musyawarah pembentukan „Aisyiyah Sulawesi Barat dengan tiga pimpinan

daerah yaitu PDA Majene, PDA Mamuju, PDA Polman.98

Pada periode 2010-2015, di bawah kepemimpinan Nurhayati Aziz

sebagai ketua dan Hidaya Quraisy sebagai sekertaris. Pimpinan Wilayah

„Aisyiyah Sulawesi Selatan telah memiliki 23 pimpinan daerah , 191

pimpinan cabang, dan 644 pimpinan ranting.

3. Identitas, Visi, dan Misi

a. Identitas

„Aisyiyah adalah organisasi perempuan persyarikatan

Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf

nahi munkar dan berasas Islam serta bersumber kepada Al-Qur‟an

dan As-Sunnah.

b. Visi

Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islami

yang sebenar-benarnya dan tercapainya usaha-usaha „Aisyiyah

98 www. Pedomankarya.co.id tanggal 17 April 2019

Page 65: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

56

yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar

makruf nahi munkar secara lebih baik menuju masyarakat madani.

c. Misi

1) Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas

pemahaman,meningkatkan pengalaman serta

menyebarluaskan ajaran Islam dalam aspek kehidupan.

2) Meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan sesuai

dengan ajaran Islam

3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap

ajaran Islam

4) Memperteguh iman, memperkuat ibadah, serta mempertinggi

akhlak

5) Meningkatkan semangat ibadah, zakat, infaq, shodaqoh, wakaf,

membangun dan memelihara tempat ibadah serta amal usaha

6) Membina angkatan muda Muhammadiyah puteri untuk menjadi

pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan „Aisyiyah

7) Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan,

memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi.

8) Memajukan perekonomian, dan kewirausahaan ke arah hidup

yang berkualitas

9) Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-

bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan

lingkungan hidup.

Page 66: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

57

10) Memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa

11) Meningkatkan komunikasi, ukhuwah, kerjasama diberbagai

bidang dan kalangan masyarakat.

4. Struktur Organisasi ‘Aisyiyah

Struktur „Aisyiyah secara umum adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan pusat „Aisyiyah adalah pimpinan tertinggi yang

memimpin organisasi secara keseluruhan

b. Pimpinan wilayah „Aisyiyah adalah pimpinan organsasi yang

berada di tingkat provinsi

c. Pimpinan daerah „Aisyiyah adalah pimpinan organisasi yang

berada di tingkat kabupaten/kota

d. Pimpinan cabang „Aisyiyah adalah organisasi yang berada di

tingkat kecamatan

e. Pimpinan ranting „Aisyiyah adalah pimpinan organisasi yang

berada di tingkat kelurahan, desa, atau kampung.

Adapun susunan anggota kepengurusan pimpinan daerah „Aisyiyah

periode 2015-2020 di Kabupaten Sinjai sebagai berikut :99

a. Ketua : Hj. Hamdana Kantao, SKM

b. Wakil ketua : A. Rahmi Sinar Alam, S.Pd, M.Pd

c. Wakil ketua : Dra. Dharmawaty Syurkati

d. Wakil ketua : Siti Maryam, S.Pd.I

99

Lampiran surat keputusan pimpinan wilayah „Aisyiyah Sulawesi Selatan,penetapan susunan anggota pimpinan daerah ‘Aisyiyah Kabupaten sinjai periode 2015-2020

Page 67: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

58

e. Wakil ketua : Husna Sanusi, S.Pd.I

f. Sekertaris : Tarbiyawati Rabdar, S.Pd.I

g. Wakil sekertaris : Sitti Nurhaerati, S.Pd.I

h. Bendahara : Dra. Nursyamsi Hamid

i. Wakil Bendahara : Nur Aisyah Yunus, S.Ag., S.Pd. M.Ag

Adapun anggota merangkap sebagai ketua majelis/lembaga :

1. Ketua majelis tabligh : Nafsiah, S.Ag

2. Ketua majelis pendidikan dasar dan menengah : Dra. Hj. Syamsiah

3. Ketua majelis kesehatan : Hj. Rahmaniar, M.Kes

4. Ketua majelis ekonomi dan ketenaakerjaan : Agustina Julianti, S.Pd

5. Ketua majelis pembinaan kader : Ramdani AR, M.Pd

6. Ketua majelis kesejahteraan sosial : Sri Wahyuni

7. Ketua majelis hukum dan ham :Cahaya, S.H.,M.Pd.I

8. Ketua lembaga penelitian dan pengembangan :Aguswati S.Ag.,M.Pd.I

9. Ketua lembaga kebudayaan : Nirwati Mansur, S.Ag

10. Ketua lembaga lingkungan hidup dan

Penanggulangan bencana : Ummu Kalsum M.Pd.I

B. Peran manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah

‘Aisyiyah Kabupaten Sinjai

Adapun peran manajerial yang dilakukan dalam meningkatkan

efektivitas dakwah di kabupaten Sinjai meliputi perencanaan (Takhtikh),

Pengorganisasian (Tanzhim), penggerakan/pelaksanaan (Tawjih),

pengawasan dan Evaluasi. Manajemen dakwah bagi pengurus „Aisyiyah

Page 68: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

59

sangat berperan penting karena manajemen dakwah sudah mengatur

berbagai aspek fungsi manjemen.

a) perencanaan

Perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan yang diikuti

dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Hal ini sejalan dengan yang diterapkan majelis tabligh

pimpinan daerah „Aisyiyah Sinjai. Dimana dalam membuat suatu kegiatan,

maka hal yang paling utama dilaksanakan adalah menyusun sebuah

rencana.

Menurut ketua majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah Sinjai

dalam hal ini mengemukakan bahwa adapun perencanaan yang disusun

untuk program kerja kedepannya diantaranya adalah:100

1. Menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan,

mempertimbangkan kegiatan yang harus didahulukan.

2. Membentuk kepanitiaan untuk menjalankan kegiatan

3. Membahas tentang arah dari kegiatan tersebut

4. Menentukan waktu pelaksanaan

5. Merencanakan Lokasi dan biaya yang akan dipakai.

Selain itu perencanaan yang dilakukan oleh majelis tabligh

pimpinan daerah „Aisyiyah berupa program kerja. Adapun program kerja

bidang majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah adalah :

100

Ibu nafsiah pabo, Ketua majelis tabligh. Wawancara tanggal 30-06-2018 jam 11.44

Page 69: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

60

a. Meningkatkan pembinaan aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah

duniawiah dikalangan warga „Aisyiyah dan masyarakat luas

melalui pengajian, kajian, publikasi dan media lainnya secara

terprogram sesuai paham agama dalam muhammadiyah yakni

Islam berkemajuan.

b. Menyusun dan mengembangkan peta dakwah tingkat cabang dan

ranting sebagai kerangka pelaksanaan tabligh diseluruh tingkatan.

c. Menyusun dan mengembangkan data pengajian pimpinan dan

jamaah sebagai kerangka pembinaan dan pengembangan

pencerahan.

d. Melaksanakan pelatihan muballighat ditingkat daerah dengan

mengikut sertakan cabang dan ranting

e. Pembentukan dan penguatan korps Muballighat „Aisyiyah Sinjai

f. Peningkatan pembinaan keluarga sakinah bagi semua elemen

masyarakat

g. Mengintensifkan dakwah dengan pendekatan pemberdayaan

masyarakat sebagai penerapan program Qaryah Thayyibah (QT)

h. Menyelenggarakan kajian dakwah cultural dan menerbitkan buku

saku (silabus dan materi dakwah kultural)

i. Mensosialisasikan model praktis tabligh dan menyusun buku saku

pembinaan spiritual bagi kelompok marginal seperti nara pidana

perempuan (NAPI), tenaga kerja wanita , masyarakat marginal

(pemulung, mantan PSK, dll)

Page 70: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

61

j. Melakukan pendataan , pembinaan dan pendampingan serta

menyebar luaskan buku panduan pembinaan muallaf.

Program kegiatan majelis tabligh dan kehidupan Islami

diarahkan pada terbangunnya kualitas aqidah, akhlak, ibadah, dan

muamalah di kalangan umat yang berlandaskan nilai-nilai Al-Quran dan

sunnah melalui pesan-pesan yang bersifat pencerahan dan

berkemajuan dengan cara :

1. mengadakan pelatihan muballighat pada hari kamis-ahad tgl

29-31 Maret di Hotel Rosyida Kab. Sinjai

2. melanjutkan pengajian pengurus setiap sebulan sekali

3. melanjutkan pengajian / ceramah umum pada arisan Anggota

„Aisyiyah setiap sebulan sekali

4. menghidupkan kembali pertemuan pengurus setiap hari

jum‟at

5. menggalakkan tadarrus magrib

6. membentuk qaryah tayyibah yang insya Allah direncanakan

dalam tiga tempat yaitu Desa pattongko Kec. Tellu Limpoe,

Desa Kassi Bulaeng Kec. Borong, Kelurahan Lappa Kec

Sinjai Utara

7. mengadakan kursus muballighat

8. mengadakan pelatihan penyelenggaraan jenazah.

Adapun program kegiatan unggulan majelis tabligh pimpinan

daerah „Aisyiyah di Sinjai adalah proses penyelenggaraan jenazah,

Page 71: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

62

menurut ibu Nafsiyah selaku ketua majelis tabligh pimpinan daerah

„Aisyiyah Sinjai:

“program kegiatan unggulan didalam majelis kami itu adalah penyelenggaraan jenazah, meskipun tidak setiap saat namun ini adalah kegiatan dakwah yang efektif dalam masyarakat karena tidak semua orang/masyarakat mengetahui jadi ketika kita melakukan penyelenggaraan jenazah mulai dari memandikan sampai mengkafani (khususnya jenazah perempuan) ibu-ibu atau keluarga dekat dari almarhum bias mempelajari dengan memperhatikan yang kita lakukan dan itu adalah bagian dakwah yang kami lakukan”101

b. Pengorganisasian

Pengoranisaisan adalah membagi kegiatan-kegiatan besar menjadi

kegiatan yang lebih kecil dengan membagi dalam tiap tugas supaya

dapat dengan mudah meraih tujuan kegiatan.

Kegiatan mengubungkan dan mengatur pekerjaan sehingga dapat

dilaksanakan dengan efektif dan efisien Antara lain :

a. Desain struktur organisasi

b. Menentukan pekerjaan dari tiap-tiap jabatan guna meraih

sasaran organisasi

c. Mendeskripsikan berbagai hal yang dianggap lebih efektif

sehubungan dengan adanya pemanfaatan sumber daya

manusia untuk meraih tujuan dakwah.

Adapun susunan pengurus dan anggota devisi majelis tabligh

pimpinan daerah „Aisyiyah Sinjai periode 2015-2020 :102

101

Hasil wawancara dengan ketua majelis tabligh tgl 30-06-2018 102

Surat keputusan pimpinan daerah „aisyiyah Sinjai, penetapan susunan

pengurus dan anggota devisi majelis tabligh PDA Sinjai periode 2015-2020

Page 72: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

63

Ketua : Nafsiah Pabo, S.Ag

Wakil ketua : Fatmawati Jafar

Sekretaris : Era Trisnawati S.Pd.I

Bendahara : Andi Sri Bulan

a. Devisi Muballighat :

1) Sahri Bulan

2) Fatmawati Jafar

b. Devisi Pembinaan Keluarga Sakinah:

Hj. Rahmatia S.Ag

c. Devisi penguatan pengajian dan media:

A. Suci Ramadani

Setiap devisi juga memiliki program kerja yakni sebagai berikut :

1) Devisi pembinaan muballighat

a) Peningkatan kualitas dan kuantitas muballighat

b) Pembentukan dan penguatan corps muballighat „Aisyiyah

c) Menyediakan buku saku materi dakwah

2) Devisi pembinaan keluarga sakinah

a) Pelaksanaan biro konsultasi keluarga sakinah

b) Mengadakan evaluasi terhadap pemasyarakatan keluarga

sakinah

c) Melaksanakan konsep keluarga sakinah

d) Pembinaan buta aksara alquran bagi kelompok masyarakat

e) Penguatan dan peningkatan keluarga sakinah.

Page 73: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

64

f) Membentuk kelompok arisan sekaligus pengajian ibu-ibu

3) Devisi penguatan pengajian dan media

a) Mengintensifkan pembinaan aqidah, akhlak, ibadah dikalangan

warga „Aisyiyah dan masyarakat luas melalui pengajian, kajian,

publikasi media (membuat brosur ceramah pengajian secara

berkala) lainnya secara terprogram sesuai paham agama dalam

muhammadiyah.

b) Menyusun dan mengembangkan data pengajian pimpinan dan

jamaah secara lengkap

c) Menyusun dan mengembangkan peta dakwah sebagai kerangka

pelaksanaan tabligh di seluruh tingkatan daerah sampai

tingkatan ranting.

c. Penggerakan / pelaksanaan

Penggerakan merupakan upaya menjadikan orang lain atau

anggota suatu organisasi untuk dapat bekerja sama dalam mencapai

tujuan, penggerakan dakwah ini merupakan pimpinan menggerakkan

semua elemen organisasi untuk melakukan semua aktivitas-aktivitas

dakwah yang telah direncanakan dan dari sinilah aksi semua rencana

dakwah akan bersentuhan langsung dengan para pelaku dakwah.

Selanjutnya dari sini juga proses perencanaan, pengoranisasian, dan

pengendalian akan berfungsi efektif.

Page 74: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

65

d. Pengawasan

Setelah melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, serta

pelaksanaan maka kegiatan akhir dari fungsi manajemen adalah

pengendalian/pengawasan untuk mengadakan perbaikan apabila ada

yang salah.

Proses pengawasan dan pengendalian dilakukan guna memastikan

seluruh rangkaian kegiatan-kegiatan yang direncanakan, diterapkan,

dan diorganisasikan dapat berjalan dengan lancer

Fungsi pengawasan memiliki tugas sebagai berikut :

1. Mengevaluasi sebuah keberhasilan dalam meraih tujuan

serta target dakwah yang sesuai tolak ukur yang ditentukan

2. Mengambil langkah-langkah klarifikasi serta koreksi terhadap

kesalahan yang mungkin ditemukan.

3. Membuat alternative solusi- solusi pada saat terdapat

masalah yang rumit terkait terhalangnya pencapaian

tujuan.103

Pengawasan di majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dilakukan

oleh ketua majelis tablih sendiri serta di bantu oleh sekertaris majelis

tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah.

“….sebenarnya pengawasan secara keseluruhannya di majelis tabligh itu dilakukan oleh ketua majelis tabligh ibu Nafsiah Pabo tapi karena beliau sakit dan sudah melakukan operasi sehingga tidak bisa terlalu capek dengan banyak kegiatan jadi saya sebagai sekertaris yang menghandel pengawasan, tapi bukan berarti ibu Nafsiah sudah tidak melalukan pengawasan, tetap ibu Nafsiah melakukan tugasnya sebagai

103

Wibowo. Manajemen Kerja(Yogyakarta:Pustaka Pelajar 2012),h.19

Page 75: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

66

ketua Majelis tabligh. Ketika ada masalah kami melakukan rapat /Musyawarah bagaimana untuk solusinya”104

C. Efektivitas manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah

‘Aisyiyah di kabupaten Sinjai

Manajemen sangatlah penting karena Manajemen sebagai kegiatan

mengolah kegiatan sumber daya manusia, sumber dana, dan sumber-

sumber lainnya.

Adapun upaya lain majelis tabligh dalam meningkatkan efektivitas

dakwahnya di Sinjai yaitu dengan mengadakan program kerjasama yang

di arahkan pada optimalisasi hubungan organisasi baik secara internal

maupun eksternal dalam menjalankan misi dakwah serta memajukan dan

memperluas jangkauan gerakan menuju pencapaian tujuan, untuk

memperkuat system gerakan dan jaringan, pimpinan daerah „Aisyiyah

melaksanakan kerjasama antara lain dengan PKK, peningkatan peranan

wanita untuk keluarga sehat dan sejahtera (P2WKSS) dan pemberdayaan

perempuan, badan kontak majelis taklim (BKMT) serta gabungan

organisasi wanita (GOW). Dan majelis tabligh juga mengadakan

hubungan kerjasama secara internal yaitu dengan majelis dikdasmen,

karena menurut ketua majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dengan

bekerjasama dengan majelis dikdasmen dapat mempermudah dalam

menyebarkan dakwah kepada ibu-ibu khususnya kepada orang tua murid

104 Wawancara Ibu Fatmawati Jafar Tanggal 1 juli 2018 jam 11.56

Page 76: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

67

yang anaknya bersekolah di sekolah binaan „Aisyiyah di Sinjai seperti di

Paud / TK ABA.

“dengan bekerjasama dengan majelis dikdasmen kita dapat membentuk majelis taklim orang tua murid dan kita juga dapat melakukan pembinaan keluarga sakinah dengan mereka.”105

Adapun realisasi dari program kegiatan majelis tabligh pimpinan

daerah „Aisyiyah di Sinjai yaitu :

1. program kegiatan yang terlaksana

a) melanjutkan pengajian pengurus setiap sebulan sekali

b) mengadakan pengkajian tafsir setiap Minggu terakhir bulan

berjalan

c) mengadakan pelatihan Muballighat di Hotel Rosyida

Kabupaten Sinjai

d) menggalakkan tadarrus magrib

e) mengadakan pelatihan penyelenggaraan jenazah.

2. program kegiatan yang belum terlaksana

a) pembentukan qaryah tayyibah

Ukuran efektivitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh

mana apa yan direncanakan atau dapat diinginkan dapat terlaksana atau

tercapai. Misalnya bila ada 10 program kerja atau kegiatan yang kita

rencanakan dan tercapai hanya 5 kegiatan maka efektivitas kegiatan

belum tercapai dan masih dipandang kurang efektif.

105

Wawancara dengan ketua majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah Sinjai

Page 77: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

68

Demikian uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya efektif disini

merupakan sejumlah tujuan dan output yang dicapai sebanding dengan

yang telah direncanakan misalnya suatu kegiatan bisa dikatakan atau

dinilai efektif apabila dari sekian program atau tujuan yang ingin dicapai

minimal sudah mencapai 85% keatas dengan apa yang ditargetkan maka

program atau tujuan tersebut baru bisa dikatakan efektif.

Dan efektivitas dakwah bisa ditandai dengan :

a. melahirkan pengertian mad‟u tentang pesan apa yang

disampaikan da‟i

b. menimbulkan kesenangan

c. menimbulkan pengaruh pada sikap mad‟u

d. menimbulkan hubungan yang semakin baik antara da‟I dan

mad‟u

e. menimbulkan tindakan.

Mengenai tingkat keefektivan dakwah majelis tabligh pimpinan

daerah „Aisyiyah dilihat berdasarkan haasil wawancara dengan berbagai

narasumber dalam penelitian ini.

Menurut ibu Sahri Bulan dan ibu Fatmawati Jafar sebagai devisi

muballighat di bidang majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dakwah

„Aisyiyah sudah efektif karena sudah adanya kader-kader hasil dari binaan

majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah Kabupaten sinjai.

“ dakwah majelis tabligh menurut saya sudah efektif karena sudah bertambahnya orang yang bergabung dengan kami di „Aisyiyah

Page 78: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

69

terutama dari ibu majelis taklim dan ibu yang hadir dalam pengajian umum yang kami adakan.”106 Dan di tambahkan oleh ibu Fatmawati Jafar, “…iya dan meskipun masyarakat yang ikut di pengajian tidak semuanya bergabung secara structural dalam organisasi „Aisyiyah tapi mereka jadi simpatisan”107 Dari hasil wawancara dengan anggota devisi muballighat majelis

tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dapat disimpulkan bahwa dakwah

majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah sudah efektif karena sudah

dapat melahirkan kader dan disenangi oleh masyarakat dalam artian

dakwah „Aisyiyah sudah diterima.

Menurut ibu Rahmi Sinar Alam dakwah yang efektif adalah ketika

mad‟u dapat memahami dengan baik maksud dari pesan yang

disampaikan oleh komunikator dan adanya umpan balik.

“dan itu sudah terlihat pada mad‟u-mad‟u kita, mereka ada yang sudah memahami dengan baik apa yang kita sampikan namun tidak terluput dari hambatan dalam berdakwah sehingga ada yang mengikuti atau mengerjakan apa yang dipahami dan ada juga yang hanya sekedar memahami namun tidak direalisasikan dalam kehidupannya.”108 Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam bab-bab

sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

penerapan manajemen dakwah majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah

kabupaten Sinjai sudah berjalan efektif secara struktural dan pelaksanaan.

106

Wawancara ibu Sahri Bulan tanggal 01 juli 2018

107 Wawancara ibu Fatmawati jafar tanggal 01 juli 2018

108 Wawancara ibu Rahmi sinar Alam 20 April 2019.

Page 79: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

70

Akan tetapi efek dakwah masih kurang efektif karena faktor banyaknya

hambatan.

D. factor pendukung dan penghambat majelis tabligh pimpinan

daerah ‘Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di

Sinjai

1. factor pendukung majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dalam

meningkatkan efektivitas dakwahnya di Sinjai

a) pelatihan muballigh

Majelis tabligh mempunyai peran bertujuan untuk

mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pengurus „Aisyiyah , pelatihan

yang dilakukan majelis tabligh yaitu dengan membentuk kelompok dan

melakukan pembinaan serta melakukan pelatihan materi tentang

belajar kemuhammadiyaan sangat diperlukan untuk pelatihan yang

kita berikan seperti pelatihan muballigh, pelatihan kultum, pembiaan

keluarga.

Menurut ketua pimpinan dengan adanya pembinaan agama

dan pembinaan-pembinaan yang lain tentunya akan lebih menguatkan

pengurus bahwa kegiatan yang dilakukan pengurus tidak hanya

mendengarkan materi yang mereka dengar tapi juga turut andil atau

melakukan kegiatan dakwah.109

Melihat pelatihan yang dibuat majelis tabligh adalah salah

satu program kegiatan keagamaan yang menjadi program unggulan

109

Wawancara ketua pimpinan „Aisyiyah Sinjai

Page 80: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

71

mereka, maka majelis tabligh harus berpikir bagaimana

mengedepankan kegiatan masyarakat.

b. pembinaan keluarga sakinah

Dalam pembinaan keluarga sakinah didalamnya membahas

pembinaan agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan

social yang menjadi langkah untuk menuju keluarga sakinah.

Dalam rangka meningkatkan pembinaan keluarga sakinah

tentunya diperlukan rapat dimana agenda rapat ditentukan ketua

majelis tabligh dan mengkoordinasikan kepada devisinya yang dimana

pembahasan yang akan dibahas bagaimana program tahun lalu dan

apa saja program kedepannya yang akan dilakukan.

Mengadakan arisan atau pengajian merupakan wadah

perkumpulan para perempuan untuk menjalankan silaturahmi. Dalam

hal ini ketua majelis tabligh mengatakan bahwa salah satu upaya yang

kami lakukan untuk membina keluarga sakinah, kami memanfaatkan

moment seperti waktu arisan atau pengajian yang rutin kami lakukan,

dengan metode ceramah atau sharing.

2. factor penghambat majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dalam

meningkatkan efektivitas dakwahnya di Sinjai

a. Dana

Setiap lembaga tentunya mempunyai kegiatan yang

memerlukan dana begitupun „Aisyiyah dalam menjalankan

kegiatan keagamaannya tentunya memerlukan dana inilah masih

Page 81: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

72

menjadi penghambat atau kendala „Aisyiyah karena kurangnya

dana sehingga program pengajian kadang tehambat karena untuk

mengadakan sebuah pengajian tentunya memerlukan peralatan

seperti pemimjaman mikropon, kursi dan tentunya kebutuhan

makan dan minum di persiapkan untuk para peserta.

Dana masih menjadi faktor penghambat kegiatan-kegiatan

yang dilakukan „Aisyiyah untuk membentuk satu kelompok

kegiatan karena mengadakan kegiatan tentunya dana sangat

diperlukan.

b. Waktu

Melihat pengurus Divisi keluarga sakinah tentunya

mempunyai penghambat seperti waktu dan jadwal pertemuan

mereka tiap minggunya yaitu pengurus masih memiliki kesibukan-

kesibukan tersendiri dalam kehidupan sehariannya sehingga

kegiatan yang dilakukan tiap minggunya yang dihadiri pengurus

„Aisyiyah terhambat.

Seperti yang disampaikan ibu Nafsiyah bahwa ada beberapa

anggota majelis tabligh yang berprofesi sebagai pengajar / guru

dan setiap pulang mengajar mereka harus melanjutkan

kegiatannya seperti mengurus keluarga, dan juga mereka banyak

yang petani.

Menurut ketua Majelis Tabligh bahwa penyebab ketidak

hadiran pengurus karena kesadaran anggota yang kurang sadar

Page 82: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

73

akan berorganisasi, sehingga kita tidak bisa menghalangi mereka

kala tiap rapat tidak hadir inilah yang menjadi penghambat

organisasi. Padahal bimbingan yang kita berikan tentang materi

pedoman hidup warga „Aisyiyah dan belajar kemuhammadiyaan

sangat di perlukan untuk pembinaan keluarga dan pelatihan yang

kita berikan seperti, pelatihan khultum dan pelatihan tadarus.

Sangat dibutuhkan untuk pengurus agar motivasinya dalam

berdakwah semakin kuat.

Dan mayoritas pekerjaan mad‟u atau masyarakat di

Kabupaten Sinjai adalah petani, maka waktu untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan pengajian yang dilaksanakan, banyak yang

tidak dapat mengikuti secara aktif karena waktu bekerja yang tidak

terduga atau tidak terkondisikan.

c. Adat

Kabupaten Sinjai dikenal dengan adat yang masih kental yaitu

masih banyak yang mengikuti dan mempercayai mitos-mitos yang

diciptakan nenek moyang dahulu.

Dengan pemahaman masyarakat yang masih sangat awwam

dengan ilmu agama dan juga tingkat pendidikan yang rendah

sehingga ketertarikannya untuk mempelajari ilmu agama lebih

dalam sangat kurang. Dan karena pemahaman agama yang

kurang sehingga sebagian masyarakat bahkan kebanyakan

masyarakat yang dipelosok desa sulit untuk menerima apa yang di

Page 83: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

74

dakwahkan terutama dakwah tentang Tauhid. Masyarakat tidak

ingin meninggalkan agama/tradisi nenek moyang mereka seperti

mabaca-baca karena mereka masyarakat percaya bahwa ketika

mereka tidak lagi melakukan tradisi itu mereka akan terkena

imbasnya, seperti sakit dan lain-lain.

Dan menurut salah satu dari simpatisan Muhammadiyah pak

Safruddin S.H selaku pak KUA di Desa Bulu Tellue dusun Tanah

Tekko, Lorong Lappa‟e.

“kita butuh da‟I dari luar wilayah desa kita atau bahkan da‟I dari luar kabupaten Sinjai yang memang professional secara ilmu dikampung ini karena kalau cuma kita yang menyampaikan, orang disini juga tidak mau percaya bahkan mereka mendoakan kita untuk sakit dan semacamnya karena telah meninggalakan adat/kebiasaan tomatoa rioleoe.”110

d. Kurangnya SDM

Dapat dilihat dari struktur kepengurusan majelis tabligh

pimpinan daerah „Aisyiyah Sinjai yang hanya beranggotakan

kurang lebih 7 orang sehingga setiap devisi di majelis Tabligh

hanya satu orang yang memanage. Sehingga semua anggota dan

ketua majelis tabligh saling membantu/kerja sama dalam

mencapai tujuan majelis tabligh di semua devisi bahkan ada yang

merangkap, sebagai wakil ketua dan juga sebagai anggota salah

satu devisi.

110 Wawancara Safruddin S.H di Bulupoddo desa Bulu Tellue

Page 84: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian penulis lakukan selama ini, maka penulis

dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:

a. Untuk membangun dakwah yang efektif perlu adanya sebuah

manajemen dakwah, terutama dalam persatuan pemikiran,

khususnya tujuan dan kepentingan dakwah yang akan dicapai

kedepannya, dan membentuk susunan kepengurusan sebagai

penggerak kemudian memplanning gerakan dakwah sehingga

optimal dalam melakukan dakwah dimasyarakat. Maka dari itu PDA

„Aisyiyah Sinjai telah menyusun visi misi sebagai bentuk persatuan

pemikiran untuk mencapai tujuan dan juga telah membentuk

struktur organisasi dan perencanaan dakwah. Peran manajemen

dakwah yang dilakukan „Aisyiyah Sinjai untuk meningkatkan

efektivitas dakwah „Aisyiyah tidak lepas dari fungsi-fungsi

manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating), pengendalian dan

pengawasan (controlling), yaitu Para pengurus majelis tabligh

pimpinan daerah „Aisyiyah mejalankan program kerja yang telah

disusun. Dan semua itu sudah menerapkan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik

Page 85: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

76

terkhusus untuk program kerja penyelenggaraan jenazah sebagai

program kerja unggulan di bidang majelis tabligh

b. Faktor pendukung dan penghambat majelis tabligh pimpinan

daerah „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai

a) Dana

Dana masih menjadi factor penghambat kegiatan-kegiatan

yang dilakukan „Aisyiyah untuk membentuk satu kelompok kegiatan

karena mengadakan kegiatan tentunya dana sangat diperlukan.

b) Waktu

Melihat pengurus Divisi keluarga sakinah tentunya mempunyai

penghambat seperti waktu dan jadwal pertemuan mereka tiap

minggunya yaitu pengurus masih memiliki kesibukan-kesibukan

tersendiri dalam kehidupan sehariannya sehingga kegiatan yang

dilakukan tiap minggunya yang dihadiri pengurus „Aisyiyah terhambat.

c) Adat

Dengan pemahaman masyarakat yang masih sangat awam

dengan ilmu agama dan juga tingkat pendidikan yang rendah sehigga

ketertarikannya untuk mempelajari ilmu agama lebih dalam sangat

kurang. Dan karena pemahaman agama yang kurang sehingga

sebagian masyarakat bahkan kebanyakan masyarakat yang dipelosok

desa sulit untuk menerima apa yang di dakwahkan terutama dakwah

tentang Tauhid. Masyarakat tidak ingin meninggalkan agama/tradisi

nenek moyang mereka seperti mabaca-baca karena mereka

Page 86: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

77

masyarakat percaya bahwa ketika mereka tidak lagi melakukan tradisi

itu mereka akan terkena imbasnya, seperti sakit.

d) Kurangnya SDM

Kurangnya sumber daya manusia sehingga menjadi salah satu

penghambat untuk menyampaikan dakwah secara luas dan merata di

Kabupaten Sinjai.

c. Berdasarkan uraian dan analisis yang dikemukakan dalam bab-

bab sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

penerapan manajemen dakwah di majelis tabligh pimpinan daerah

„Aisyiyah di Kabupaten Sinjai sudah berjalan efektif secara

struktural dan secara pelaksanaan karena pencapaian usaha atau

tujuan sudah 85 %.

B. Saran

1. Diharapkan kepada pengurus majelis tabligh pimpinan daerah

„Aisyiyah agar penelitian ini menjadi referensi bagi prngurus

majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah dalam upaya

meningkatkan efektivitas dakwah di sinjai

2. Sebagai langkah evaluasi bagi para aktivis pengurus majelis

tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah secara personal maupun

kelembagaan, dengan adanya program yang dilakukan

majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah menjadikan lagkah

kedepannya kita lebih menyadari bahwa pentingnya dakwah.

Page 87: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

78

3. Sebaiknya para pengurus „Aisyiyah lebih memperkenalkan

apa itu „aisyiyah karena sebagian besar masyarakat di Sinjai

masih belum mengenal apa itu „Aisyiyah, karena mereka

hanya mengenal muhammadiyah. Agar dakwah kita lebih

mudah diterima masyarakat sehingga kader semakin

bertambah dan memperbanyak sumber daya manusia dalam

menyampaikan dakwah.

Page 88: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

79

DAFTAR PUSTAKA

Arifuddin. 2011. Metode Dakwah Dalam Masyarakat. Samata: Alauddin

Press.

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

Arikunto, Suharsimi Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktik, Edisi

revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Anoraga, Pandji. 2000. manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Dwi. Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan, Online

As-Suhaimi, Fawwaz bin Hulayyil. 2013. Begini Seharusnya Berdakwah,

Jakarta: Darul Haq

Ahmad, Amrullah. 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial,

Yogyakarta: PLP2M

Departemen Agama RI. 2014. Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Penerbit

Sahifa

Fathoni, abdurahman. 2006. Manajemen Sumber Daya, Jakarta: Rineka

Cipta

Hasibuan, S.P Melayu. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara

Hasyim, Hasanah. 2013. Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Penerbit Ombak

H.R Al-Bukhori 3/1275 no 3274.

Ilaihi, Wahyu dan M. Munir. 2009. Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana

Ilaihi, Wahyu dan M. Munir. 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenadamedia Group

Kriantono, Rahmat. 2009. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Kencana Kayo, RB. Khatib Pahlawan. 2007. Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional menujuDakwah Profesional. Jakarta: Amzah

Kritiner, Robert. 1989. Manajemen, Boston: Hougton Mifflin Company

Kementian agama RI, 2017. Al-Qur’an Hafalan Mudah, Jakarta: Cordoba.

Manullang, M. 1996. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Galia Indonesia

Page 89: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

80

Mubarak, Zulfi. 2006. Sosiologi Agama, Malang: Malang Press

Muhajirin, Neon. 1998. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake

Sarasin

Martoyo dan Susilo, 2002. Manajemen Sumber daya Manusia, Bandung:

Alfabeta

Muhtadi, Asep saiful dan Agus Ahmad Safei. 2003. Metode Penelitian Dakwah, Bandung: Pustaka Setia

Omar, Toha Yahya. 1985. Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya

Rianto, Suharto Tahta. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya:

Surabaya Indah

Syam, Nur. 2003. Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofis Tentang Ilmu

Dakwah, Surabaya: Jenggala Pustaka Umum

Sholeh, Rosyad. 2010. Manajemen Dakwah Islam, Yogyakarta: Suara

Muhammadiyah

Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali

Press

Shihab, Quraish. 2001. Membumikan Al-Quran dan Peran Wahyudalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan

Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Press

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelajaran, Bandung:

CV. Wacana Prima

Siraj, Arifuddin. 2012. Cara Praktis Mempelajari Manajemen, Makassar:

Alauddin University Press

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Terry, George R. 1961. Principle Of Management, New York: Richard D.

Irwin

Thoifa, I‟anut. 2015. Manajemen Dakwah, Malang: Madani Press

Page 90: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

81

Tanthowi, Jawahir. 1983. Unsur-Unsur Manajemen Menurut Al-Quran,

Jakarta: Pustaka Al-Husna

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

1995. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

TH. Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: BPFE

Zaidallah, Alwirsal Imam. 2002. Strategi Dakwah, Jakarta: Kalam Mulia

https://www.academica.edu/5252429/muhammadiyah_dan_pemberdayaan_perempuan.

http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-ash-shaff-ayat-1-4.hml

Page 91: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1.

Panduan wawancara :

1. Bagaimana sejarah berdirinya „aisyiyah Kabupaten Sinjai ?

2. Apa visi misi pimpinan derah „Aisyiyah Kabupaten Sinjai ?

3. Bagaimana struktur manajemen PD „Aisyiyah Kabupaten Sinjai ?

4. Apa saja program kegiatan /program kerja PD „Aisyiyah Kabupaten

Sinjai ?

5. Apakah semua terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan ?

6. Berpapa program yang tidak terlaksana dan yang terlaksana?

7. Siapa yang melaksanakan atau bertanggung jawab dakam

pengawasan di Majelis Tabligjh „Aisyiyah?

8. Apa saja yang menjadi factor pendukung dan penghambat dalam

berdakwah ?

9. Bagaimana menurut anda dakwah majelis Tabligh PD „Aisyiyah,

apakah sudah efektif atau kurang efektif atau bahkan tidak efektif ? ?

Page 92: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

83

Lampiran 2

Gambar 1.1

Surat putusan pimpinan daerah „Aisyiyah Kabupaten Sinjai

Gambar 1.2 Penetapan susunan anggota pimpinan daerah „Aisyiyah Kabupaten Sinjai

Page 93: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

84

Gambar 1.3

Susunan Anggota devisi majelis tabligh pimpinan daerah „Aisyiyah

Kabupaten Sinjai

Gambar 1.4

Penjabaran Program kerja Pimpinan Daerah „Aisyiyah Kaupaten Sinjai

Gambar 1.5

Page 94: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

85

Program Kerja „Aisyiyah

Gambar 1.6

Ibu Nafsiah Pabo S.Ag, Ketua Majelis Tabligh PDA Kabupaten SInjai

Page 95: digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 12. 5. · Adapun factor pendukung dan penghambat „Aisyiyah dalam meningkatkan efektivitas dakwah di Sinjai yaitu Faktor pendukung, pelatihan

86

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis Jumiarni. Lahir di Sinjai

pada tanggal 18 Oktober 1996. merupakan anak

kedua dari empat bersaudara dari pasangan Aco

Dg Palallo dan Nursiah. Penulis sekarang

bertempat tinggal di Pangkajene Kepulauan

Kecamatan Pangkajene Kelurahan Bonto Perak.

Penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah Dasar di SDN 219

Pukkiseng di Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai pada Tahun 2008.

Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Sinjai

Kecamatan Bulupoddo dan tamat pada tahun 2011, kemudian

melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Sinjai Tengah pada

tahun 2011 dan selesai tahun 2014. Pada Tahun 2014 penulis

melanjutkan pendidikan di Ma‟had Albirr Unismuh Makassar sampai

mustawa tsalis, Kemudian pada Tahun 2015 penulis mengambil Jurusan

Komuikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam di Universitas

Muhammadiyah Makassar. Penulis menyelesaikan kuliah Strata Satu (S1)

pada tahun 2020.