397
PENGANTAR ILMU FARMASI (dalam Tinjauan Filsafat dan Historis)

repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

PENGANTAR ILMU FARMASI

(dalam Tinjauan Filsafat dan Historis)

Page 2: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4

Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.

Pembatasan Pelindungan Pasal 26 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku

terhadap: i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan

peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual; ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan

penelitian ilmu pengetahuan; iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan

pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan

iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan

tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran. Sanksi Pelanggaran Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara

Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun

dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

PENGANTAR ILMU FARMASI

(dalam Tinjauan Filsafat dan Historis)

Islamudin Ahmad, S.Si., M.Si., Apt.

Page 4: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

PENGANTAR ILMU FARMASI (DALAM TINJAUAN FILSAFAT DAN HISTORIS)

Islamudin Ahmad

Desain Cover : Dwi Novidiantoko Tata Letak Isi : Emy Rizka Fadilah

Sumber Gambar: www.Freepik.com, http://en.wikipedia.org

Cetakan Pertama: Juli 2017

Hak Cipta 2017, Pada Penulis

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Copyright © 2017 by Deepublish Publisher

All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)

Anggota IKAPI (076/DIY/2012)

Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581

Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com

E-mail: [email protected]

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

AHMAD, Islamudin Pengantar Ilmu Farmasi (dalam Tinjauan Filsafat dan Historis)/oleh

Islamudin Ahmad.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish, Juli-2017.

xii, 385 hlm.; Uk:14x20 cm

ISBN 978-Nomor ISBN

1. Farmasi I. Judul

615.1

Page 5: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

v

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah

Subhanahu waTa’ala, Rabb pemilik dan penguasa alam semesta

termasuk segala macam ilmu yang terus digali oleh umat

manusia yang telah melimpahkan rahmat dan taufikNYA

sehingga buku ini dapat dirampungkan dan hadir di tengah-

tengah kita walaupun dengan penuh keterbatasan. Salam dan

salawat kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai pembuka

pintu kebenaran tentang kebesaran sang pencipta. Buku ini

merupakan salah satu bacaan untuk membuka wawasan

mahasiswa calon sarjana/diploma farmasi (terutama untuk

mahasiswa tingkat pertama), mahasiswa profesi Apoteker,

mahasiswa pascasarjana, pengiat farmasi, maupun masyarakat

umum tentang ilmu farmasi dengan segala kompleksisitasnya

dalam bentuk sebuah pengantar ilmu farmasi.

Penulis terinspirasi menulis buku ini karena setelah

mengikuti kuliah filsafat ilmu pada program S3 ilmu Farmasi di

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dan melihat fenomena

sekarang ini bahwa ada ketimpangan dalam memahami ilmu

farmasi, setiap penulis bertemu dengan beberapa lulusan

farmasi dari salah satu keahlian yang ditekuni selalu

menganggap bahwa hanya ilmu yang dikuasainya yang paling

penting dalam bidang ilmu farmasi. Sehingga terkesan bahwa

lulusan farmasi yang berkecimpung dalam bidang tertentu

hanya memperlihatkan keegoisan keilmuan bukan pemahaman

tentang kebijaksanaan dalam keragaman pengetahuan.

Page 6: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

vi

Sementara itu, bidang keilmuan disusun untuk memperdalam

khasanah ilmu pengetahuan (terutama ilmu farmasi) bukan

untuk mengkotak-kotakkan ilmu farmasi, dan pembagian bidang

ilmu hanya lebih menfokuskan pada kajian ilmu farmasi yang

akan memperkokoh ilmu farmasi itu sendiri. Selain itu, pada

kondisi yang sama, dengan pengkotakan seperti itu banyak

masalah-masalah dalam bidang kefarmasian tidak terselesaikan

sehingga mendorong bidang yang lain (diluar bidang farmasi)

tertarik mengkaji dan menyebrang ke bidang farmasi, sehingga

paradigma orientasi ilmu farmasi tergeser oleh peranan bidang

yang lain.

Buku ini berjudul “Pengantar Ilmu Farmasi: dalam

tinjauan filsafat dan historis” yang membahas tentang

gambaran umum terkait perkembangan dan peranan ilmu

farmasi dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup

manusia di seluruh dunia dalam tinjaun filsafat dan historis.

Diharapkan setelah membaca buku ini, pembaca khususnya

mahasiswa dapat memahami secara komprehensif tentang ilmu

farmasi dengan segala kompleksisitasnya yang dimulai dari

definisi dan falsafah ilmu farmasi, sejarah dan perkembangan

ilmu farmasi, sejarah dan perkembangan ilmu farmasi di

Indonesia, pendidikan farmasi, kajian ilmu farmasi, pekerjaan

kefarmasian, paradigma perubahan orientasi farmasi, peluang

dan tantangan masa depan farmasi di Indonesia, dan organisasi

kefarmasian. Semoga buku ini dapat memberikan gambaran

dalam memahami ilmu farmasi secara komprehensif dan

mampu memberikan wawasan kepada pembaca terkait ilmu

farmasi dan segala kompleksisitasnya.

Page 7: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

vii

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung sehingga buku ini dapat hadir ditengah-

tengah kita. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun buku ini

masih banyak kekurangan dan masih perlu disempurnakan. Oleh

karena itu kritik dan saran untuk penyempurnaan buku ini

sangat penulis harapkan mohon dapat disampaikan ke e-mail;

[email protected] atau islamudinahmad

@yahoo.com dan atau [email protected].

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Demi Jaya Farmasi.

Wassalam

Depok, Mei 2017

Penulis

Islamudin Ahmad

Page 8: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

viii

KATA PENGANTAR ................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1

BAB 2 DEFINISI DAN FALSAFAH ILMU FARMASI ................... 7

2.1 Pengantar .................................................................. 7

2.2 Pengertian ................................................................. 8

2.3 Filsafat, Pengetahuan, dan Ilmu ............................... 11

2.4 Posisi Ilmu Pengetahuan dalam Bingkai

Filsafat ..................................................................... 13

2.5 Klasifikasi dan Hirarki Ilmu ....................................... 18

2.6 Farmasi sebagai Sains............................................... 29

2.7 Farmasi sebagai Profesi ............................................ 31

2.8 Mitologi dan Asal Mula Lambang Farmasi ................ 36

2.9 Referensi ................................................................. 39

BAB 3 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU

FARMASI ................................................................. 41

3.1 Pengantar ................................................................ 41

3.2 Sejarah dan Moment Besar Perkembangan

Farmasi .................................................................... 43

3.2.1 Zaman Pra-sejarah ....................................... 43

3.2.2 Zaman Kuno ................................................ 46

3.2.3 Zaman Awal Masehi..................................... 54

3.2.4 Zaman kegemilangan Farmasi di

peradaban Arab-Islam ................................. 58

Page 9: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

ix

3.2.5 Menjelang Abad pertengahan dan

Abad ke 20................................................... 77

3.2.6 Era Baru Farmasi dan Dampak

Revolusi Industri .......................................... 89

3.3 Referensi ............................................................... 111

BAB 4 SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI DI

INDONESIA ............................................................ 115

4.1 Pengantar .............................................................. 115

4.2 Pada Zaman Penjajahan sampai Perang

Kemerdekaan ......................................................... 116

4.3 Periode Setelah Perang Kemerdekaan

sampai dengan Tahun 1958 ................................... 119

4.4 Periode Tahun 1958 sampai 1967 .......................... 121

4.5 Periode jaman Orde Baru ....................................... 124

4.6 Periode Jaman Reformasi sampai Saat Ini............... 125

4.7 Referensi ............................................................... 129

BAB 5 PENDIDIKAN FARMASI .......................................... 131

5.1 Pengantar .............................................................. 131

5.2 Pendidikan Farmasi di Dunia .................................. 133

5.2.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan

Farmasi di Dunia ........................................ 133

5.2.2 Kurikulum Pendidikan Farmasi di

Dunia ......................................................... 138

5.2.3 Konsep Kurikulum berbagai negara

di Dunia ..................................................... 139

5.3 Pendidikan Farmasi di Indonesia ............................ 175

5.3.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan

Farmasi di Indonesia. ................................. 175

Page 10: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

x

5.3.2 Jenjang Pendidikan Farmasi di

Indonesia ................................................... 178

5.3.3 Kurikulum Perguruan Tinggi Farmasi

di Indonesia ............................................... 195

5.3.4 Standar Kurikulum Pendidikan

Farmasi ...................................................... 218

5.3.4.1 Model Kurikulum ........................... 218

5.3.4.2 Struktur dan Durasi

Kurikulum ...................................... 218

5.3.4.3 Muatan Kurikulum ......................... 219

5.3.4.4 Kerangka Kurikulum

Pendidikan Sarjana Farmasi ........... 220

5.3.4.5 Kerangka Kurikulum Profesi

Apoteker ....................................... 221

5.4 Referensi ............................................................... 222

BAB 6 KAJIAN ILMU FARMASI .......................................... 225

6.1 Pengantar .............................................................. 225

6.2 Sejarah Awal Kajian Ilmu Farmasi ........................... 230

6.3 Fokus Kajian Ilmu Farmasi ...................................... 236

6.4 Kelompok Bidang Ilmu Farmasi .............................. 242

6.4.1 Farmasi Sains dan Teknologi ...................... 246

6.4.1.1 Bidang Ilmu Biologi Farmasi ........... 247

6.4.1.2 Bidang Ilmu Kimia Farmasi ............. 254

6.4.1.3 Bidang Ilmu Farmakologi ............... 259

6.4.1.4 Bidang Ilmu Farmasetika

dan Teknologi Farmasi ................... 265

6.4.2 Farmasi Klinik & Komunitas........................ 271

6.4.3 Farmasi Sosial ............................................ 277

Page 11: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

xi

6.5 Sinergisme dalam Pengembangan Kelompok

Bidang Ilmu Farmasi ............................................... 284

6.6 Referensi ............................................................... 287

BAB 7 PEKERJAAN KEFARMASIAN ................................... 291

7.1 Pengantar .............................................................. 291

7.2 Kondisi Kesehatan dan Sistem Pelayanan

Kesehatan di Indonesia .......................................... 293

7.3 Kondisi pada Sektor Kefarmasian dan

pekerjaan kefarmasian di Indonesia ....................... 295

7.4 Pokok-Pokok Pekerjaan Kefarmasian...................... 301

7.5 Pekerjaan Farmasi lainnya ...................................... 316

7.6 Referensi ............................................................... 323

BAB 8 PARADIGMA PERUBAHAN ORIENTASI

FARMASI ............................................................... 327

8.1 Pengantar .............................................................. 327

8.2 Peran Farmasis....................................................... 328

8.3 Paradigma Perubahan Praktek Kefarmasian ........... 331

8.4 Farmasi Klinik ......................................................... 335

8.5 Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical care)............ 339

8.6 Perbedaan dan Persamaan antara Farmasi

Klinik dan Asuhan Kefarmasian .............................. 339

8.7 Paradigma yang terjadi di Masyarakat .................... 341

8.8 Referensi ............................................................... 342

BAB 9 PELUANG DAN TANTANGAN FARMASI

MASA DEPAN DI INDONESIA ................................. 345

9.1 Pengantar .............................................................. 345

9.2 Kondisi dan Peran Apoteker dari Jaman

Kemerdekaan Hinga Saat Ini ................................... 346

Page 12: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

xii

9.3 Arah Perkembangan Pelayanan Kefarmasian

Masa Depan ........................................................... 350

9.3.1 Perkembangan IPTEK, Sarana, dan

Pelayanan Kefarmasian .............................. 351

9.3.2 Penerapan SJSN ......................................... 359

9.3.3 Pengembangan & Saintifikasi Jamu,

Herbal, dan atau Pengobatan

Tradisional ................................................. 361

9.4 Peluang dan Tantangan Farmasi Kedepan .............. 364

9.5 Referensi ............................................................... 368

BAB 10 ORGANISASI KEFARMASIAN .................................. 371

10.1 Pengantar .............................................................. 371

10.2 Intenational Pharmaceutical Federation

(FIP) ....................................................................... 372

10.3 Federation of Asian Pharmaceutical

Association (FAPA) ................................................. 375

10.4 Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) .............................. 376

10.5 Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (FAPI)................. 378

10.6 Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia

(APTFI) ................................................................... 381

10.7 Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi

Indonesia (APDFI) ................................................... 382

10.8 Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh

Indonesia (ISMAFARSI) ........................................... 383

10.9 Referensi ............................................................... 385

Page 13: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

1

BAB I PENDAHULUAN

Ilmu Farmasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari

seluruh aspek obat, mulai dari pencarian sumber bahan baku,

pembuatan, penggunaan, analisis, distribusi, penyimpanan, dan

pengawasan obat yang bertujuan untuk menjamin terutama

khasiat dan keamanan obat bila digunakan oleh masyarakat.

Misi ilmu Farmasi adalah meningkatkan kesehatan global

dengan menemukan, mengembangkan, dan memproduksi obat-

obatan berkualitas yang aman, tepat, efektif, terjangkau, hemat

biaya, dan mendistribusikan secara luas sediaan farmasi ke

seluruh dunia untuk dapat digunakan dalam upaya mencegah,

mengobati, mendiagnosa, dan memulihkan kesehatan manusia.

Ilmu farmasi ditinjau dari objek materinya, memiliki

kerangka dasar dari ilmu-ilmu alam, meliputi; kimia, biologi,

fisika dan matematika. Sedangkan ilmu farmasi ditinjau dari

objek formalnya merupakan ruang lingkup dari ilmu-ilmu

kesehatan. Secara historis ilmu farmasi dikembangkan dari

medical sciences, berdasarkan kebutuhan yang mendesak

perlunya pemisahan ilmu farmasi (sebagai ilmu tentang obat-

obatan) dari ilmu kedokteran (sebagai ilmu tentang diagnosis).

Hipocrates (Tahun 460 – 357 SM) yang merupakan peletak dasar

ilmu kedokteran dan mencetuskan ide pemilahan farmasi dari

kedokteran dengan memprakarsai simbol farmasi dan

kedokteran secara terpisah. Namun yang sangat mengesankan,

dan telah dijadikan tonggak kelahiran farmasi adalah ketika

Page 14: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

2

Kaisar Frederik II pada tahun 1240 mengeluarkan undang-

undang negara tentang pemisahan farmasi dari kedokteran yang

diajarkan dan dipraktekkan secara terpisah. Meskipun pada

abad sebelumnya farmasi telah dipraktekkan secara terpisah di

Timur Tengah terutama di Kota Baghdad, Irak, dimana Apotek

(Pharmacy atau drugs store) didirikan secara legal berdasarkan

hukum yang berlaku dalam melakukan praktek kefarmasian.

Ilmu farmasi pada perkembangan selanjutnya menga-

dopsi tidak hanya ilmu kimia, biologi, fisika, dan matematika,

melainkan termasuk pula dari ilmu-ilmu terapan seperti

pertanian, teknik, ilmu kesehatan, sosial, hukum, ekonomi,

bahkan dari behavior science. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa dari suatu pihak farmasi tergolong seni teknis (Technical

arts) apabila ditinjau dari segi pelayanan dalam penggunaan

obat (medicine); di lain pihak farmasi dapat pula digolongkan

dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural science).

Berdasarkan cakupan farmasi sebagai ilmu diatas, secara

umum terbentuk cabang-cabang ilmu farmasi yang terdiri dari

bidang-bidang Ilmu Farmasi yang mengalami perkembangan

menjadi beberapa bidang yang meliputi, ilmu Farmasi Sains dan

Teknologi (meliputi bidang ilmu Kimia Farmasi, Biologi Farmasi,

Farmakologi, dan Farmasetika dan Teknologi Farmasi), ilmu

Farmasi Klinik & Komunitas, dan Farmasi Sosial.

Perkembangan ilmu pengetahuan berjalan sangat cepat

dan perkembangan ini juga terjadi dalam bidang ilmu farmasi.

Meskipun kenyataanya, dalam perjalanannya para lulusan

farmasi mengalami kesulitan untuk menguasai seluruh ilmu

farmasi itu sendiri sehingga sangat dibutuhkan spesialisasi. Tidak

bisa dipungkiri lagi bahwa perkembangan ilmu farmasi terutama

Page 15: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

3

di perguruan tinggi sebagai lembaga/institusi formal pelaksana

pendidikan farmasi sangat pesat, dan sangat berpengaruh

dengan proses pembelajaran secara parsial dan tidak maksimal

karena sistem kurikulum yang begitu padat. Hal ini

menyebabkan para lulusan hanya mengetahui atau menguasai

kelompok bidang tertentu dalam ilmu farmasi, minimal untuk

level sarjana atau diploma menguasai dasar-dasar ilmu Farmasi.

Parahnya lagi dalam dunia kerja lulusan farmasi hanya

melakukan pekerjaan kefarmasian yang dominan pada bagian

tertentu dari pekerjaan kefarmasian. Kondisi tersebut

menyebabkan terjadinya perubahan paradigma orientasi ilmu

farmasi, yang menyebabkan kajian-kajian tentang ilmu farmasi

menjadi seksi di bidang ilmu yang lain.

Semua aspek tentang obat yang idealnya harus dikuasai

oleh seorang farmasis tanpa sadar tergeser oleh peranan

bidang/orang lain. Contoh dalam dunia kerja terutama apotek

dan distribusi obat, peranan farmasis disini hanya sebatas tanda

tangan faktur dan laporan sebagai penanggungjawab, akan

tetapi terkait dengan kebijakan pengadaan dan lain-lain ada

ditangan PSA (pemilik saranan apotek), meskipun sebagian kecil

telah ada yang bertindak sebagai PSA. Seharusnya telah diatur

secara hukum bahwa apoteker penanggungjawab sekaligus

harus menjadi PSA, selebihnya pemilik modal hanya bertindak

sebagai investor. Akan tetapi pada kenyataannya tidak/belum

seperti itu, hal ini salah satunya disebabkan karena kepentingan.

Kondisi serupa terjadi di instansi pemerintah atau lainnya.

Bahkan sampai hari ini, dimedia – media ramai dibahas terkait

dengan bidang pekerjaan kefarmasian, terutama yang terkait

dengan pekerjaan yang bersinggungan dengan profesi lain.

Page 16: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

4

Itulah sebagian contoh kecil dalam bidang pekerjaan

kefarmasian dan masih banyak contoh nyata yang paling besar

dan banyak yang tidak disinggung disini dan bahkan telah

menjadi rahasia umum dalam pekerjaan kefarmasian. Bila

dianalogikan dalam sebuah permainan sepakbola, farmasis

memiliki lapangan dan bola, akan tetapi yang bermain orang

lain, kalaupun ada sebagai pemain, itupun hanya sebagai

cadangan. Hal ini sangat jelas terlihat dalam sistem regulasi

tentang kefarmasian.

Saat ini, di Indonesia baru ada sekitar 50.000-an

apoteker. Sedangkan rasio apoteker di Indonesia masih 1

berbanding 8.000, dimana jumlah dengan perbandingan

tersebut masih jauh dari kata ideal. Contoh nyata bisa kita

saksikan di rumah sakit yang kebanyakan hanya menyediakan

satu atau dua orang apoteker saja. Bahkan sarana pelayanan

kesehatan misalnya di Puskesmas, masih banyak puskesmas

belum memiliki tenaga Apoteker.

Dalam dunia akademik terutama dalam bidang

penelitian, sebagian besar bidang ilmu lain melakukan riset

terkait obat, misalnya Kehutanan, Pertanian, Teknik Kimia, dan

lain–lain, termasuk Kedokteran dan Kimia (meskipun kedua-

duanya paling dekat dan sangat terkait dengan ilmu Farmasi).

Namun, penulis menganggap hal ini masih wajar-wajar saja

karena semua orang berhak mengetahui apa saja selama masih

mampu, meskipun tidak bisa dipungkiri tujuan awal

pembentukan lembaga berdasarkan keilmuan secara hukum

yaitu bertujuan untuk memfokuskan pada bidang yang dikaji

secara filosofis.

Page 17: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

5

Dalam pendidikan tinggi, farmasi merupakan salah satu

bidang ilmu yang memiliki kaitan erat dengan ilmu kedokteran

dan ilmu kimia (terutama kimia terapan yang mengarah ke

kesehatan). Dalam ilmu kimia akan lebih berfokus pada benda,

ciri-cirinya, strukturnya, komposisinya, dan perubahannya yang

disebabkan karena interaksi dengan benda lain atau reaksi

kimia. Dalam reaksi kimia, ikatan antara atom-atom akan

dipecah dan akan membentuk substansi baru dengan ciri-ciri

yang berbeda. Bila dalam ilmu kedokteran akan lebih

memfokuskan diri dalam upaya penanganan, diagnosis, atau

penyembuhan pasien secara langsung. Sedangkan dalam ilmu

farmasi fokusnya menggabungkan keduanya terutama lebih

kepada benda/bahan yang telah diketahui sifat-sifatnya,

komposisinya sampai pada mekanisme kerja atau lebih dikenal

bahan obat/obat-obatan yang dapat digunakan secara efektif

dan efisien dalam rangka pencegahan, penyembuhan, dan

peningkatan kesehatan masyarakat.

Dalam ilmu farmasi, kita mempelajari berbagai hal

tentang obat-obatan mulai dari pencarian sumber bahan baku,

pembuatan, penggunaan, analisis, distribusi, penyimpanan, dan

pengawasan obat yang bertujuan untuk menjamin terutama

khasiat dan keamanan obat bila digunakan oleh masyarakat.

Termasuk juga belajar tentang cara menjelaskan atau membe-

rikan informasi yang dapat diterima dengan mudah oleh pasien

mengenai tata cara pemakaian (aturan pakai) obat yang benar,

indikasi, kontra indikasi, dan efek samping dari obat tersebut.

Setelah menyelesaikan pendidikan pada

lembaga/institusi pengelola pendidikan farmasi (terkhusus di

Indonesia) baik dari program diploma sampai dengan program

Page 18: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

6

doktor farmasi. Maka lulusan akan diberikan gelar ahli madya

farmasi (disingkat Amd. Far) untuk mereka yang lulus dari

jenjang diploma (D3) Farmasi. Bagi lulusan sarjana farmasi akan

diberikan gelar S.Farm (meskipun masih ada yang menggunakan

gelar S.Si) atau yang biasa disebut sarjana farmasi (sarjana sains

farmasi), dan juga biasanya akan diberikan gelar Apoteker

(disingkat; Apt) bagi mereka yang telah melanjutkan ke profesi

apoteker. Untuk gelar magister bagi lulusan yang melanjutkan

ke jenjang S2 diberikan gelar M.Farm (meskipun masih ada yang

menggunakan M.Si) atau disebut magister sains farmasi, atau

gelar M.Farm.Klin bagi mereka yang mengambil konsentrasi

farmasi klinik. Sedangkan untuk program S3 diberikan gelar

Doktor Ilmu Farmasi (disingkat Dr.). Nama gelar bagi lulusan

farmasi berbeda-beda dari masing-masing negara, dan gelar

ditetapkan berdasarkan hukum dan aturan perundang-

undangan yang berlaku di suatu negara.

Farmasi sebagai seni dan ilmu dalam penyediaan obat

baik dari bahan alam maupun bahan sintetis yang sesuai untuk

didistribusikan, digunakan dalam pengobatan, dan pencegahan

penyakit, hadir di tengah-tengah pluralitas ilmu pengetahuan.

Kehadiran ilmu farmasi sebagai disiplin ilmu pengetahuan baik

yang bersifat teoritis sampai pada yang bersifat praktis

teknologis diharapkan senantiasa mengalami pencerahan sesuai

tujuan awal dari keberadaannya.

Melihat adanya fenomena yang di dalam proses

perkembangannya, farmasi mengalami pergeseran nilai,

sehingga diperlukan sebuah rekonstruksi dalam perspektif

filsafat ilmu pengetahuan yang akan dijelaskan dalam buku ini

sebagai Pengantar Ilmu Farmasi.

Page 19: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

7

BAB 2 DEFINISI DAN FALSAFAH

ILMU FARMASI

2.1 Pengantar

Ketika ditanya tentang farmasi, kebanyakan orang akan

mengatakan bahwa farmasi adalah sebuah toko obat atau

tempat dimana kita dapat membeli obat. Beberapa orang

mungkin berbicara tentang obat-obatan dan farmasis/apoteker

(kadang-kadang disebut penjual obat atau tukang obat atau

“druggist” terutama jika orang tersebut berusia diatas usia 50

tahun). Kebanyakan orang tidak berfikir tentang farmasi sebagai

profesi.

Apa tujuan farmasi itu? Beberapa orang, bahkan

beberapa apoteker, menjawab pertanyaan “Apa tujuan dari

farmasi (terutama secara awam tentang praktek profesi di

apotek)? dengan mengatakan “farmasi bertujuan untuk

memasok obat-obatan.” Namun, jika ini adalah tujuan utama,

mengapa apoteker melakukan hal ini?. Jika memasok obat

merupakan tujuan utama dari Farmasi adalah orang yang belajar

di perguruan tinggi selama 6-8 tahun yang dibutuhkan hanya

untuk fungsi ini?.

Tujuan dari praktek profesi farmasi adalah untuk

membantu pasien dalam menggunakan obat secara efektif dan

efisien dari pengobatannya. Jika ditinjau dari sudut pandang

kesehatan masyarakat, Apoteker dibutuhkan untuk dapat

memastikan penggunaan secara rasional dan aman dari obat-

Page 20: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

8

obatan, minimal apoteker dibutuhkan sebagai kontrol dalam

proses penggunaan obat-obatan agar terapi dan khasiat obat

dapat memberikan efek atau khasiat secara maksimal.

2.2 Pengertian

Farmasi atau Apotek adalah tempat, profesi, dan

kadang-kadang merupakan bisnis. Farmasi merupakan tempat

dimana farmasis/apoteker (yang memiliki ijin atau lisensi)

mengawasi pengeluaran obat setelah menerima resep oleh

penulis resep/dokter (yang memiliki ijin atau lisensi). Farmasi

bukanlah toko obat (bahasa Inggris: drugstore). Dalam istilah

bahasa inggris, kata medicine (yang berarti obat) dalam

mendefinisikan farmasi (sebagai tempat/ a place) lebih baik

dibandingkan kata drug (juga berarti obat/bahan obat), seperti

kata apoteker (Bahasa Inggris: Pharmacist) lebih baik

dibandingkan dengan kata penjual obat atau tukang obat

(Bahasa Inggris: druggist). Di masyarakat saat ini, drug (yang

berarti obat/bahan obat) biasanya memberi kesan negatif atau

penyalahgunaan obat terlarang (narkoba). Kata medicine (yang

berarti obat) lebih berkesan positif; dimana obat dikonsumsi

dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan atau

menyembuhkan penyakit. Kata penjual obat atau tukang obat

(druggist) lebih bermakna negatif dengan demikian kata ini tidak

tepat/kurang diterima untuk mendefinisikan seorang farmasis.

Bagian terakhir dalam mendefinisikan farmasi (sebagai tempat)

meliputi kata penulis resep resmi (Bahasa Inggris: legal

prescriber), yaitu seseorang yang memiliki kemampuan dan

memperoleh persetujuan dari badan legislatif negara untuk

meresepkan obat (baik dokter, dokter gigi, ataupun dokter

Page 21: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

9

hewan). Apoteker (pharmacist) harus selalu waspada untuk

selalu mengawasi terutama ada resep palsu atau

penyalahgunaan obat-obatan (terutama obat-obat golongan

narkotika, psikotropika, maupun prekursor), serta orang-orang

yang mencoba untuk mendapatkan narkotika dan obat terlarang

lainnya secara ilegal. Farmasi juga berarti praktek farmasi

sebagai profesi serta farmasi dapat juga menjadi bisnis.

Apoteker (Pharmacist) yang memiliki apotek sendiri atau

manajer dari apotek adalah orang-orang bisnis serta praktisi

terutama penyedia sarana apotek/klinik. Dengan demikian,

mereka memiliki dua tujuan: (a) untuk merawat pasien dan (b)

untuk membuat cukup keuntungan untuk bertahan dalam

bisnis.

Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani:

pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang

profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu

kedokteran (termasuk ilmu kesehatan secara umum) dan ilmu

kimia, yang mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas

dan keamanan penggunaan obat. Farmasi didefinisikan sebagai

profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan bahan obat,

dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan

digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi

mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan

(selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan,

analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat

(medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula

penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik

melalui resep (prescription) dokter berizin, dokter gigi, dan

dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya

Page 22: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

10

dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada

pemakai.

Apoteker/Pharmacist merupakan gelar profesional

dengan keahlian di bidang farmasi. Apoteker biasa bertugas di

institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti

badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi,

industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana

kesehatan.

Asisten Apoteker merupakan profesi pelayanan

kesehatan di bidang Farmasi bertugas sebagai pembantu tugas

Apoteker dalam pekerjaan kefarmasian menurut Peraturan

Menteri Kesehatan No.889/MENKES/PER/V/2011 yang disebut

juga sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).

Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan

peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan.

Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin

dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan

untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringkan

penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada

manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki

fungsi tubuh.

Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat

tradisional, makanan fungsional, dan kosmetika.

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang

dipergunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam dan luar

tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan

penyakit. Menurut wikipedia (definisi secara umum), obat

adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat

Farrukh Aqil
Note
"meringkan" diganti "meringankan"
Page 23: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

11

penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia

dalam tubuh. Definisi lain, Obat ialah suatu bahan atau paduan

bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,

luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau

hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau

bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara

tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang,

adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik

bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.

Ilmu Farmasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari

seluruh aspek tentang obat, mulai dari proses pencarian bahan

(baik alami, semisintetik, dan sintetik), pembuatan, cara

penggunaan, distribusi, penyimpanan, penyerahan, sampai obat

tersebut digunakan dengan baik oleh pasien.

2.3 Filsafat, Pengetahuan, dan Ilmu

Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya

memahami dunia sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu

pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) dan penjelasan gaib

(mystical exploitation). Kini di satu pihak manusia memiliki

sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan berbagai

hipotesis yang telah dibuktikan kebenarannya secara sah, tetapi

dipihak lain sebagian mengenal pula aneka keterangan gaib

yang tidak mungkin diuji sahnya untuk menjelaskan rangkaian

peristiwa yang masih berada di luar jangkauan pemahamannya.

Di antara rentangan pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib itu

Page 24: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

12

terdapatlah persoalan ilmiah yang merupakan kumpulan

hipotesis yang dapat diuji, tetapi belum secara sah dibuktikan

kebenarannya.

Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud

penelaahan (study), penyelidikan (inquiry), usaha menemukan

(attempt to find), atau pencarian (search). Oleh karena itu,

pencarian biasanya dilakukan berulang kali, maka dalam dunia

ilmu pengetahuan, kini dipergunakan istilah research

(penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna

menemukan pengetahuan baru. Dari aktivitas ilmiah dengan

metode ilmiah yang dilakukan para ilmuwan dapatlah dihimpun

sekumpulan pengetahuan yang baru atau disempurnakan

pengetahuan yang telah ada, sehingga di kalangan ilmuwan

maupun para filsuf pada umumnya terdapat kesepakatan bahwa

ilmu adalah sesuatu kumpulan pengetahuan yang sistematis.

Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan hadir kembali

di tengah-tengah perkembangan IPTEK yang telah begitu plural.

Adapun kepentingan yang begitu mendesak ini adalah

meluruskan arah proses perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, khususnya arah pemanfaatannya. Filsafat ilmu

pengetahuan merupakan suatu bidang studi mengenai ilmu

pengetahuan. Hal ini, karena filsafat itu adalah ilmu

pengetahuan yang selalu mencari hakekat, berarti filsafat ilmu

pengetahuan berusaha mencari “keseragaman” daripada

“keanekaragaman” ilmu pengetahuan. Secara sederhana,

pengertian filsafat atau filosofi adalah cinta pada pengetahuan

(ilmu pengetahuan) dan kebijksanaan. Dalam bahasa Arab,

pengertian filsafat dirujuk dari muhib ialah al-hikmah dan dari

bahasa belanda ialah wijsbegeerte. Dalam islam, tidak dikenal

Farrukh Aqil
Note
"kebijksanaan" diganti "kebijaksanaan"
Page 25: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

13

adanya filsafat islam. Satu satunya yang sepadan dengan

pengertian filsafat dalam Islam adalah hikmah yang berarti

pengetahuan dan kebijaksanaan.

Gambar 1.1. Ilustrasi tentang pengertian filsafat

2.4 Posisi Ilmu Pengetahuan dalam Bingkai Filsafat

Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah

banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah

lainnya. Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap

pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai

segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan

ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu

merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang

eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan

timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.

Sehubungan dengan pendapat tersebut bahwa filsafat

ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat

Page 26: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

14

pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, setiap saat ilmu itu berubah mengikuti

perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan

pengetahuan lama dan pengetahuan lama tersebut akan

menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.

Filsafat ilmu berkembang dari epistomologi (Filsafat

Pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu

(pengetahuan ilmiah). Semua ilmu adalah pengetahuan, tetapi

tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Manusia

mempunyai perasaan, pikiran, pengalaman, panca indera,

intuisi, dan mampu menangkap gejala alam lalu

mengabstrasikannya dalam bentuk ketahuan atau pengetahuan

misalnya kebiasaan, akal sehat, seni, sejarah dan filsafat. Apa

yang diperoleh dalam proses mengetahui itu dilakukan tanpa

memperhatikan objek, cara dan kegunaannya, maka ini

dikategorikan dalam ketahuan atau pengetahuan, dalam bahasa

Inggris disebut knowledge. Ilmu atau science ialah pengetahuan

yang diperoleh melalui metode ilmiah, yaitu suatu cara yang

menggunakan syarat-syarat tertentu, melalui serangkaian

langkah yang dilakukan dengan penuh disiplin.

Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan

ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat

mencolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,

“philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi

dalam perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari,

ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat

Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian

menjadi terpecah-pecah dengan munculnya ilmu pengetahuan

alam pada abad ke-17, maka mulailah terjadi perpisahan antara

Page 27: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

15

filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah

dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 tersebut ilmu

pengetahuan adalah identik dengan filsafat. Pendapat tersebut

sejalan dengan pemikiran Van Peursen, yang mengemukakan

bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga

definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang

dianut.

Dalam perkembangan lebih lanjut, filsafat itu sendiri

telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan

menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah

tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang

melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri

dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.

Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan

semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru

yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu

pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih

khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Ilmu pengetahuan

dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat

asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-

tidaknya dapat ditentukan.

Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau

pembagian dalam ilmu pengetahuan, sejak Francis Bacon

(1561–1626) mengembangkan semboyannya “Knowledge Is

Power”, kita dapat mensinyalir bahwa peranan ilmu

pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual

maupun sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu implikasi

yang timbul bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya

dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis

Page 28: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

16

batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan

atau praktis.

Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu

yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat

menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh

karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal

tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel Kant yang

menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang

mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup

pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu, dikatakan

bahwa filsafat adalah sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the

great mother of the sciences).

Karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a

higher level of knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai

penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu

sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya yaitu

Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat ilmu terutama

diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang

penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu:

- Landasan ontologis, yaitu objek apa yang telah ditelaah

ilmu, wujudnya, hubungan dengan daya tangkap

manusia (berfikir, merasa, mengindera) yang

membuahkan pengetahuan.

- Landasan Epistemologis, yaitu bagaimana proses

ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu,

prosedurnya, hal apa yang perlu diperhatikan agar

memperoleh pengetahuan yang benar, apa yang disebut

kebenaran iu sendiri, kriterianya, cara/teknik/metode

Page 29: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

17

yang dapat membantu dalam mendapatkan

pengetahuan berupa ilmu.

- Landasan Aksiologis, yaitu untuk apa pengetahuan yang

berupa ilmu itu digunakan, kaitannya dengan kaidah –

kaidah moral, kaitan antara teknik prosedural yang

merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan

norma – norma moral dan profesional.

Semua pengetahuan, ilmu atau seni pada dasarnya

mempunyai ketiga landasan itu. Letak perbedaanya hanya pada

materi perwujudannya, serta sejauh mana landasan dari ketiga

aspek itu dilaksanakan dan dikembangkan secara konsekuen

dengan penuh disiplin. Karena itu juga sering digunakan istilah

disiplin (atau disiplin ilmu). Ketiga landasan keilmuan tadi

digunakan untuk membedakan berbagai jenis ilmu dan

pengetahuan yang terdapat dalam khasanah kehidupan

manusia. Dengan mengetahui ciri – ciri setiap pengetahuan

secara benar, dapat memanfaatkan kegunaan secara maksimal,

dan tidak salah menggunakannya, misalnya ilmu dikacaukan

dengan seni, atau ilmu dikonfrontasikan dengan agama.

Dengan memahami hakekat ilmu itu, dapatlah dipahami

bahwa perspektif-perspektif ilmu, kemungkinan-kemungkinan

pengembangannya, keterjalinannya antar ilmu, simplifikasi dan

artifisialitas ilmu dan lain sebagainya, yang vital bagi

penggarapan ilmu itu sendiri. Lebih dari itu, dikatakan bahwa

dengan filsafat ilmu, kita akan didorong untuk memahami

kekuatan serta keterbatasan metodenya, praposisi ilmunya,

logika validasinya, struktur pemikiran ilmiah dalam konteks

dengan realitas sedemikian rupa sehingga seorang ilmuwan

Page 30: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

18

dapat terhindar dari kecongkakan serta kerabunan

intelektualnya.

Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti

bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik

jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik

tanpa kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari

Michael Whiteman, bahwa ilmu kealaman persoalannya

dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-

persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain

tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang

sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya

argumentasinya tidak salah.

2.5 Klasifikasi dan Hirarki Ilmu

Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan

mengalami perkembangan atau perubahan sesuai dengan

semangat zaman. Pemunculan suatu cabang ilmu baru terjadi

karena beberapa syarat. Bert Hoselitz menyebut adanya

pembentukan suatu disiplin khusus yang baru dalam bidang

ilmu manapun berkaitan dengan tiga syarat. Pertama, yaitu

eksistensi dan pengenalan seperangkat problem-problem baru

yang menarik perhatian beberapa penyelidik. Kedua, yaitu

pengumpulan sejumlah cukup data yang akan memungkinkan

penggerapan generalisasi-generalisasi yang cukup luas

lingkupnya untuk menunjukkan ciri-ciri umum problem-problem

yang sedang diselidiki. Ketiga, yaitu pencapaian pengakuan

resmi atau institusional terhadap disiplin baru itu.

Dengan berkembangnya, demikian banyak cabang ilmu

khusus maka timbullah masalah pokok tentang penggolongan

Farrukh Aqil
Note
"penggerapan" diganti "penggarapan"
Page 31: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

19

ilmu-ilmu itu maupun pembagiannya. Klasifikasi merupakan

pengaturan yang sistematik untuk menegaskan definisi sesuatu

cabang ilmu, menentukan batas-batasnya dan menjelaskan

saling hubungannya dengan cabang-cabang yang lain. Ada

beberapa pandangan yang terkait dengan klasifikasi ilmu

pengetahuan yang telah dijelaskan oleh Surajio (2013) dan

Suriasumantri (2015) sebagai berikut:

1) Pada Zaman Purba dan Abad Pertengahan

Pembagian ilmu pengetahuan pada zaman ini

berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian yang

merdeka, yang terdiri atas dua bagian yaitu:

a) Trivium atau tiga bagian yaitu: Gramatika,

bertujuan agar manusia dapat berbicara yang baik;

Dialektika, bertujuan agar manusia dapat berpikir

baik, formal dan logis; dan Retorika, bertujuan agar

manusia dapat menyampaikan gagasan atau ide-ide

dengan baik.

b) Quadrivium atau empat bagian yaitu: Aritmatika

yaitu ilmu hitung; Geometrika yaitu ilmu ukur;

Musika yaitu ilmu musik; dan Astronomia yaitu ilmu

perbintangan.

2) Francis Bacon

Francis Bacon mengklasifikasikan ilmu berdasarkan

pada subjeknya, yaitu daya manusia untuk mengetahui

sesuatu. Berdasarkan hal tersebut, ia membeda-

bedakannya sebagai berikut:

a. Ilmu pengetahuan ingatan yaitu membicarakan

masalah-masalah atau kejadian yang telah lalu,

meskipun dimanfaatkan untuk masa depan.

Page 32: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

20

b. Ilmu pengetahuan khayal yaitu membicarakan

kejadian-kejadian dalam dunia khayal, meskipun

berdasar dan untuk keperluan dunia nyata.

c. Ilmu pengetahuan akal yaitu umumnya

pembahasannya mengandalkan diri pada logika dan

kemampuan berfikir.

Klasifikasi tersebut tidak dapat dibenarkan apabila

pemikiran kita berpangkal pada pandangan bahwa kita

tidak akan mungkin mengenal dengan akal, ingatan,

atau daya khayal semata, tetapi dengan seluruh pribadi

kita.

3) Aristoteles

Aristoteles memberikan suatu klasifikasi

berdasarkan objek formal yaitu ilmu teoritis (spekulatif),

praktis, dan poietis (produktif). Ilmu teoritis bertujuan

bagi pengetahuan itu sendiri, yaitu untuk keperluan

perkembangan ilmu. Ilmu praktis yaitu ilmu

pengetahuan yang bertujuan mencari norma atau

ukuran bagi perbuatan kita. Poietis yaitu ilmu

pengetahuan yang bertujuan menghasilkan suatu hasil

karya, alat, dan teknologi.

4) Wilhelm Windelband

Wilhelm Windelband membedakan ilmu

pengetahuan alam (naturwissenschaf) dan ilmu sejarah

(geschichtswissenschaft). Menurutnya, kedua jenis ilmu

pengetahuan itu tidak berbeda dalam hal objeknya

karena objeknya satu yaitu kenyataan. Adapun

perbedaannya terletak pada metode. Metode untuk

naturwissenschaf disebut nomotetis yaitu berhubungan

Page 33: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

21

dengan nomos atau norma yang menunjuk pada adanya

usaha untuk membuat hal umum atau generalisasi.

Sedangkan geschichtswissenschaft menggunakan

metode ideografis yaitu tertuju pada hal yang sifatnya

individual atau tidak umum, tetapi menuju

individualisasi, serta hanya terjadi sekali atau bersifat

einmalig. Artinya, tidak dapat diulangi dan tidak pula

dapat diduga atau diramalkan. Metode ini semata-mata

suatu usaha untuk melukiskan gagasan atau ide dari

objek.

5) Auguste Comte

Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan

yang dikemukakan oleh Auguste Comte sejalan dengan

sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan

bahwa gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling

umum akan tampil terlebih dahulu. Urutan dalam

penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte

sebagai berikut:

a. Ilmu Pasti (Matematika) merupakan dasar bagi

semua ilmu pengetahuan.

b. Ilmu Perbintangan (Astronomi) dapat menyusun

hukum yang bersangkutan dengan gejala benda

langit.

c. Ilmu Alam (Fisika) merupakan ilmu yang lebih tinggi

dari ilmu perbintangan.

d. Ilmu Kimia (Chemistry), gejala-gejala dalam ilmu

kimia lebih kompleks daripada ilmu alam.

Page 34: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

22

e. Ilmu Hayat (Fisiologi atau Biologi) merupakan ilmu

yang kompleks dan berhadapan dengan gejala

kehidupan.

f. Ilmu Sosial (Sosiologi) merupakan urutan tertinggi

dalam penggolongan ilmu pengetahuan.

Atau secara garis besar dapat diskemakan sebagai

berikut:

1. Ilmu Pengetahuan meliputi Logika (matematika

murni) dan Ilmu pengetahuan empiris (astronomi,

fisika, kimia, biologi, sosiologi).

2. Filsafat meliputi Metafisika dan filsafat ilmu

pengetahuan.

6) The Liang Gie

The Liang Gie membagi pengetahuan ilmiah

berdasarkan dua hal, yaitu ragam pengetahuan dan jenis

pengetahuan. Pembagian ilmu menurut ragamnya

mengacu pada salah satu sifat atributif yang dipilih

sebagai ukuran. Pembagian ini hanya menunjukkan

sebuah ciri dari sekumpulan pengetahuan ilmiah. Sifat

atributif yang akan dipakai dasar untuk melakukan

pembagian dalam ragam ilmu adalah sifat dasar

manusia yang berhasrat mengetahui dan ingin berbuat.

Dengan demikian The Liang Gie membagi ilmu

dibedakan menjadi dua ragam, yaitu ilmu teoritis

(theoretical science) dan ilmu praktis (practical science).

Berdasarkan enam jenis material pengetahuan

ilmiah yang merupakan pokok soal di atas, the Liang Gie

membagi ilmu menjadi tujuh jenis, yaitu seperti yang

digambarkan pada Tabel 1.1.

Page 35: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

23

Tabel 1.1 Pembagian Ilmu menurut The Liam Gie

No. Jenis Ilmu Ragam Ilmu

Ilmu Teoritis Ilmu Praktis

1. Ilmu-ilmu matematis

Aljabar Geometri

Accounting Statistik

2. Ilmu-ilmu fisis Kimia Fisika

Ilmu keinsinyuran Metalurgi

3. Ilmu-ilmu biologi Biologi molekuler Biologi sel

Ilmu pertanian Ilmu peternakan

4. Ilmu-ilmu psikologis

Psikologi eksperimental Psikologi perkembangan

Psikologi pendidikan Psikologi perindustrian

5. Ilmu-ilmu sosial Antropologi Ilmu ekonomi

Ilmu administrasi Ilmu marketing

6. Ilmu-ilmu linguistik Linguistik teoritis Linguistik perbandingan

Linguistik terapan Seni terjemahan

7. Ilmu-ilmu interdisipliner

Biokimia Ilmu lingkungan

Farmasi Ilmu perencanaan kota

Pembagian selanjutnya sebagai pelengkap

pembagian menurut ragam adalah pembagian ilmu

menurut jenisnya. Menurut The Liang Gie ada enam

jenis objek material pengetahuan ilmiah, yaitu ide

abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa

sosial, dan proses tanda.

7) Al-Ghazali

Al-Ghazali secara filosofis membagi ilmu ke dalam

ilmu syar’iyyah dan ilmu aqliyyah yaitu sebagai berikut:

Page 36: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

24

1. Ilmu Syar’iyyah

a) Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (al-ushul)

yaitu Ilmu tentang keesaan Tuhan (al-tauhid),

Ilmu tentang kenabian, Ilmu tentang akhirat

atau eskatoogis, dan Ilmu tentang sumber

pengetahuan religious, yaitu Al-Quran dan Al-

Sunnah (primer), ijma’ dan tradisi para sahabat

(sekunder). Ilmu ini terbagi menjadi dua

kategori: Ilmu-ilmu pengantar (ilmu alat) dan

Ilmu-ilmu pelengkap.

b) Ilmu tentang cabang-cabang (furu’) yaitu Ilmu

tentang kewajiban manusia kepada jiwanya

sendiri (ilmu akhlak), Ilmu tentang kewajiban

manusia terhadap Tuhan (ibadah) dan Ilmu

tentang kewajiban manusia kepada

masyarakat: Ilmu tentang transaksi dan Ilmu

tentang kewajiban kontraktual

2. Ilmu Aqliyyah

a) Matematika: aritmatika, geometri, astronomi

dan astrologi, music

b) Logika

c) Fisika/ilmu alam: kedokteran, meteorology,

mineralogy, kimia

d) Ilmu tentang wujud di luar alam, atau

metafisika:

Ontologi adalah pengetahuan tentang

esensi, sifat, dan aktivitas Ilahi,

Pengetahuan tentang substansi-substansi

sederhana, Pengetahuan tentang dunia

Page 37: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

25

halus, dan Ilmu tentang kenabian dan

fenomena kewalian ilmu tentang mimpi.

Teurgi (nairanjiyyat) adalah Ilmu yang

mengemukakan kekuatan-kekuatan bumi

untuk menghasilkan efek tampak seperti

supernatural.

Pembagian ilmu-ilmu dewasa ini menimbulkan perincian

yang dinamakan disiplin ilmu dan cabang ilmu dalam

masyarakat ilmuwan. Saat ini, klasifikasi ilmu didukung banyak

ahli. Adapun ilmu tersebut dibagi menjadi:

1) Ilmu pengetahuan Aprori (rasional). Teori ilmu

pengetahuan menuntut penyadaran kita terhadap

pengertian pengetahuan. Penyadaran terhadap

pengetahuan yang berdasarkan pengalaman serta

pengetahuan yang tidak bergantung pada pengalaman.

Penyadaran pertama menimbulkan pengetahuan apriori

(sebelum pengalaman). Penyadaran kedua atau terakhir

menghasilkan ilmu pengetahuan aposteroiri (sesudah

pengalaman).

2) Ilmu pengetahuan alam dan rohani. Ilmu pengetahuan

alam dan rohani berbeda karena objeknya. Perbedaan

pertama, berobjekkan pada hal-hal yang cukup

dijangkau atas dasar kategori kausalitas. Dengan kata

lain, objek ilmu tersebut dapat diterangkan dengan

mempersoalkan sebabnya. Objek ilmu pengetahuan

rohani yaitu manusia dengan kehidupan rohaninya,

tidak mungkin hanya dipandang sebagai benda mati

atau benda hidup.

Page 38: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

26

Selain itu terdapat pula pengklasifikasian ilmu yang

terdapat dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan tentang

Perguruan Tinggi Nomor: 22 Tahun 1961 di Indonesia yang

terdiri atas empat kelompok sebagai berikut:

a. Ilmu Agama/Kerohanian, yang meliputi: Ilmu Agama dan

Ilmu Jiwa

b. Ilmu Kebudayaan, yang meliputi: Ilmu Sastra, Ilmu

Sejarah, Ilmu Pendidikan, Ilmu Filsafat.

c. Ilmu Sosial, yang meliputi: Ilmu Hukum, Ilmu Ekonomi,

Ilmu Sosial Politik, Ilmu Ketatanegaraan dan

Ketataniagaan

d. Ilmu Eksakta dan Teknik, yang meliputi: Ilmu Hayat, Ilmu

Kedokteran, Ilmu Farmasi, Ilmu Kedokteran Hewan, Ilmu

Pertanian, Ilmu Pasti Alam, Ilmu Teknik, Ilmu Geologi,

Ilmu Oceanografi, dan lain-lain

Hierarki Ilmu merupakan urutan atau tingkatan dari

ilmu. Secara umum ada tiga basis yang sangat mendasar dalam

menyusun secara hierarkis ilmu-ilmu metodologis, ontologism

dan etis. Sebagaimana telah dikemukakan suatu disiplin ilmu

terbagi dalam sejumlah specialty yang dalam bahasa Indonesia

sebaiknya disebut cabang ilmu. Cabang ilmu atau specialty pada

umumnya juga telah tumbuh cukup luas sehingga dapat dibagi

lebih terperinci menjadi beberapa ranting ilmu. Kadang-kadang

sesuatu ranting ilmu yang cukup pesat pertumbuhannya bisa

mempunyai perincian lebih lanjut yang sebut tangkai ilmu.

Semua bentuk pengetahuan dapat dibeda-bedakan atau

dikelompokkan dalam berbagai kategori atau bidang, sehingga

terjadi diversifikasi bidang ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu

yang berakar dari kajian filsafat, yaitu seni (Arts), etika (Ethics),

Page 39: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

27

dan Sains (Science). Farmasi ditinjau dari kelahirannya hingga

perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari kelahiran dan

perkembangan ilmu pengetahuan secara universal yang

pondasinya dibangun oleh dua entitas, yakni filsafat moral dan

filsafat alam.

Filsafat Moral melahirkan Behavior Sciences atau ilmu-

ilmu tentang perilaku manusia. Oleh karena itu, manusia

merupakan objek istimewa baik kajian dan penyelidikannya

sendiri, maka mungkin juga diselidiki dari sudut tingkah lakunya.

Bukan dari tindakan/perilaku dengan tingkah lain-lain yang

bukan tingkah sebagai manusia, melainkan yang khusus bagi

manusia, yaitu tindakan-tindakan yang terdorong oleh

kehendaknya yang diterangi oleh budinya (moralnya).

Sedangkan dalam Filsafat Alam (cosmologia) yaitu ilmu yang

menyelidiki alam ini, yang oleh filsafat alam dicari inti alam itu.

Dalam kajian ini dasar pertanyaan filsafatnya yaitu apakah

sebenarnya alam itu, apakah sebenarnya isi alam pada

umumnya, dan apa hubungannya satu sama lain. Serta

hubungannya dengan arti ada yang mutlak dan ada yang tidak

mutlak. Segala isi alam dengan adanya sendiri itu mungkin

banyak tak ada. Tetapi alam itu adalah sesuatu yang mempunyai

kedudukan istimewa yang menyelidiki semua itu, yaitu manusia

(Human being).

Pengkajian dan penyelidikan terhadap alam melahirkan

berbagai cabang-cabang ilmu kedalam ilmu-ilmu sebagai pure

sciences yakni ilmu fisika, ilmu kimia, dan ilmu matematika.

keempat ilmu alam tersebut merupakan kerangka dasar yang

membangun ilmu-ilmu terapan yang berbasis kealaman seperti

Page 40: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

28

ilmu kesehatan, ilmu teknik, ilmu pertanian, dan lain

sebagainya.

Ilmu farmasi ditinjau dari objek materinya, memiliki

kerangka dasar dari ilmu-ilmu alam meliputi ilmu kimia, ilmu

biologi, ilmu fisika, dan ilmu matematika. sedangkan ilmu

farmasi ditinjau dari objek formalnya merupakan ruang lingkup

dari ilmu-ilmu kesehatan. Secara historis ilmu farmasi

dikembangkan dari ilmu kesehatan (medical sciences) yang

dilahirkan berdasarkan kebutuhan mendesak perlunya

pemisahan ilmu farmasi sebagai ilmu pengobatan dari ilmu

kedokteran sebagai ilmu tentang diagnosis.

Adalah Hipocrates (460-357 SM) yang merupakan

peletak dasar ilmu kedokteran mecetuskan ide pemilahan

farmasi dari kedokteran dengan mencetuskan simbol farmasi

dan kedokteran secara terpisah. Namun, yang sangat

mengesankan dan telah dijadikan tonggak kelahiran farmasi

adalah ketika Kaisar Frederick II pada tahun 1240 mengeluarkan

undang-undang negara tentang pemisahan farmasi dari

kedokteran yang diajarkan dan dipraktekkan secara terpisah.

Ilmu farmasi pada perkembangan selanjutnya menga-

dopsi tidak hanya ilmu kimia, biologi, fisika, dan matematika,

melainkan termasuk pula dari ilmu-ilmu terapan seperti

pertanian, teknik, ilmu kesehatan, bahkan dari behavior science.

Berdasarkan ulasan diatas, dapat dikatakan bahwa

disatu pihak farmasi tergolong seni teknis (Technical arts)

apabila ditinjau dari segi pelayanan dalam penggunaan obat

(medicine); di lain pihak farmasi dapat pula digolongkan dalam

ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural science).

Page 41: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

29

2.6 Farmasi sebagai Sains

Jika ilmu pengetahuan tertentu dikaji dari ketiga aspek

(ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka kita perlu

mempelajari essensi atau hakikat yaitu inti atau hal yang pokok

atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu

tersebut. Contohnya membangun filsafat ilmu farmasi perlu

menelusuri dari aspek :

Ontologi yaitu eksistensi (keberadaan) dan essensi

(keberartian) ilmu-ilmu kefarmasian. Disini ditinjau

objek apa yang ditelaah sehingga menghasilkan

pengetahuan tersebut. Objek ontologis pada farmasi

ialah obat dari segi sumber bahan baku obat, segi kimia

dan fisis, segi terapeutik, pengolahan sampai pada

penyerahannya kepada yang memerlukan.

Epistemologi yaitu metode yang digunakan untuk

membuktikan kebenaran ilmu-ilmu kefarmasian.

Landasan epistemologis kebiasan sehari-hari ialah

pengalaman dan akal sehat; landasan epistemologis

farmasi ialah logika deduktif dan logika induktif dengan

pengajuan hipotesis, yang dinamakan pula metode

logiko-hipotetiko-verifikatif. Yaitu pembuktian khasiat-

khasiat obat berdasarkan bukti empiris atau pengujian

suatu materi potensi obat berdasarkan hipotesis atau

berbagai pendekatan-pendekatan sebagai suatu

alasan/jawaban sementara.

Aksiologi yaitu manfaat dari ilmu-ilmu kefarmasian.

Disini mempertanyakan apa nilai kegunaan penge-

tahuan tersebut. Kegunaan atau landasan aksiologis

farmasi adalah bertujuan untuk kesehatan manusia.

Page 42: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

30

Semua bentuk pengetahuan dapat dibeda-bedakan atau

dikelompokkan dalam berbagai kategori atau bidang, sehingga

terjadi diversifikasi bidang ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu

yang berakar dari kajian filsafat, yaitu Seni (Arts), Etika (Ethics),

dan Sains (Science). Disatu pihak, farmasi tergolong seni teknis

(Technical arts) apabila ditinjau dari segi pelayanan dalam

penggunaan obat (medicine); di lain pihak farmasi dapat pula

digolongkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural

science).

Sebagai ilmu, farmasi menelaah obat sebagai materi,

baik yang berasal dari alam maupun sintesis dan menggunakan

metode logiko-hipotetiko-verifikatif sebagai metode telaah yang

sama seperti digunakan pada bidang ilmu pengetahuan alam.

Oleh karena itu farmasi merupakan ilmu yang dapat

dikelompokkan dalam bidang sains.

Farmasi pada dasarnya merupakan sistem pengetahuan

yang mengupayakan dan menyelenggarakan jasa kesehatan

dengan melibatkan dirinya dalam mendalami, memperluas,

menghasilkan dan mengembangkan pengetahuan tentang obat

dan dampak obat yang seluas-luasnya serta efek dan pengaruh

obat pada manusia dan hewan. Untuk menumbuhkan

kompetensi dalam sistem pengetahuan, farmasi menyaring dan

menyerap pengetahuan yang relevan dari ilmu biologi, kimia,

fisika, matematika, perilaku dan teknologi; pengetahuan ini

dikaji, diuji, diorganisir, ditransformasi dan diterapkan dalam

rangka pengembangan ilmu farmasi itu sendiri.

Page 43: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

31

2.7 Farmasi sebagai Profesi

Farmasi sebagai ilmu juga meliputi pelayanan obat

secara professional. Istilah professional saat ini semakin

dikaburkan karena banyak digunakan secara salah kaprah.

Semua pekerjaan (job, vacation, occupation) dan keahliah (skill)

dikategorikan sebagai profesi, demikian pula istilah professional

sering digunakan sebagai lawan kata amatir.

Apa yang dimaksud dengan profesi?

Profesi adalah sekolompok disiplin dari individu yang

mematuhi standar etika dan menjunjung diri dan diterima oleh

masyarakat. Individu dalam kelompok memiliki pengetahuan

dan keterampilan khusus yang diakui secara luas dari hasil

pembelajaran melalui penelitian, pendidikan, dan pelatihan

pada tingkat tinggi. Ada tiga karakteristik umum yang umumnya

dimiliki dan diakui sebagai profesi:

1. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan khusus yang disediakan

oleh lembaga/institusi perguruan tinggi profesional

selama jangka waktu membekali mahasiswa secara

profesional dengan pengetahuan dan keterampilan

khusus untuk praktek profesinya. Selain itu, mahasiswa

profesional belajar sejarah, sikap, dan etika profesi. Para

lulusan nantinya juga harus menerima tugas dan

tanggung jawab menjadi seorang profesional. Sebelum

diizinkan melakukan praktek dalam profesinya, lulusan

farmasi harus tunduk peraturan negara dan dinyatakan

lulus ujian kompetensi. Hal ini untuk menyakinkan

masyarakat bahwa pemohon memenuhi persyaratan

minimum untuk melakukan praktek profesi.

Page 44: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

32

2. Ukuran Keberhasilan (Measure of Success)

Keberhasilan dalam profesi didasarkan pada

layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, yang

profesional biasanya menerima bayaran. Namun, hadiah

utama bagi seseorang profesional sejati adalah dalam

memberikan pelayanan kepada klien, yang terpenting

dan perlu diingat bahwa dalam pelayanan kesehatan,

klien adalah pasien (dimana pasien dalam kondisi

tertentu kadang tidak berfikir logis lagi, yang terpenting

bisa sembuh). Fokus praktek apoteker dalam hal

melakukan pekerjaan kefarmasian harus berorientasi

pada pasien dan kebutuhan pasien. Konseling pasien

tanpa kompensasi keuangan telah menjadi bagian dari

praktik farmasi sejak awal.

3. Assosiasi

Sebagai profesi, setiap anggota bekerja sama

dengan anggota lain dan anggota profesi lainnya. Salah

satu mekanisme untuk hubungan dekat adalah

membentuk assosiasi mulai pada tingkat berdasarkan

wilayah misalnya tingkat cabang (kabupaten), tingkat

daerah (Provinsi), tingkat nasional (Pusat), tingkat

regional Asia, tingkat Benua, dan tingkat Dunia. Anggota

jaringan dengan satu sama lain, bekerja

mengembangkan atau meningkatkan standar profesi,

dan menghadiri sesi pendidikan atau pertemuan ilmiah

berkala untuk meningkatkan keterampilan atau

mempelajari metode baru.

Apoteker memiliki banyak tingkatan organisasi

profesional seperti yang disebutkan diatas (untuk lebih

Page 45: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

33

jelasnya akan dibahas pada bagian bab 10 ) sebagai

wadah untuk dapat saling berbagi informasi dengan satu

sama lain tanpa ragu-ragu yang merupakan salah satu

kekuatan dari profesi farmasi terutama sebagai

apoteker.

Menurut Hughes, E.C.: “Profession pofess to know better

than other the nature of certain matters, and to know better

than their clients what ails them or their affairs”. Definisi ini

menggambarkan suatu hubungan pelayanan antar-manusia,

sehingga tidak semua pekerjaan atau keahlian dapat

dikategorikan sebagai profesi. Menurut Schein, F.H. “The

profession are a set of occupation that have developed a very

special set or norms deriving from their special role in society”.

Definisi ini menggambarkan bahwa suatu pekerjaan atau

keahlian dapat dikatakan sebagai profesi jika pekerjaan tersebut

membutuhkan keahlian khusus atau norma-norma dari peran

khusus dalam masyarakat yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Kelompok profesi dapat dibedakan dari yang bukan profesional

menurut kriteria berikut:

1. Memilih pengetahuan khusus, yang berhubungan

dengan kepentingan sosial. Pengetahuan khusus ini

dipelajari dalam waktu yang cukup lama untuk

kepentingan masyarakat umum.

2. Sikap dan perilaku professional. Seorang professional

memiliki seperangkat sikap yang mempengaruhi

perilakunya. Komponen dasar sikap ini ialah

mendahulukan kepentingan orang lain (altruisme) di

atas kepentingan diri sendiri. Menurut Marshall,

Page 46: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

34

seorang professional bukan bekerja untuk dibayar,

tetapi ia dibayar supaya ia dapat bekerja.

3. Sanksi sosial. Pengakuan atas suatu profesi tergantung

pada masyarakat untuk menerimanya. Bentuk

penerimaan masyarakat ini ialah dengan pemberian hak

atau lisensi oleh Negara untuk melaksanakan praktek

suatu profesi. Lisensi ini dimaksudkan untuk

menghindarkan masyarakat dari oknum yang tidak

berkompetensi untuk melakukan praktek professional.

Apabila kriteria di atas diperinci lebih lanjut maka

diperoleh sikap dan sifat sebagai berikut:

1. Profesi itu sendiri yang menentukan standar pendidikan

dan pelatihannya.

2. Mahasiswa yang mengikuti pendidikan profesi tertentu

harus memperoleh pengalaman sosialisasi menuju

kedewasaan yang lebih intensif dibanding mahasiswa

pada bidang pekerjaan lain.

3. Praktek profesional secara legal (menurut hukum) diakui

dengan pemberian lisensi.

4. Pemberian lisensi dan dewan penilai dikendalikan oleh

anggota profesi.

5. Umumnya peraturan yang berkaitan dengan profesi

dibentuk dan dirumuskan oleh profesi itu sendiri.

6. Okupasi ini akan berkembang dari segi pendapatannya,

kekuasaan, dan tingkat prestise, sehingga dapat

menetapkan persyaratan yang lebih tinggi bagi calon

mahasiswanya.

7. Praktisi profesi secara relatif tidak dievaluasi dan

dikontrol oleh orang awam.

Page 47: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

35

8. Norma-norma praktek yang dikeluarkan profesi itu lebih

mengikat dibanding kontrol legal.

9. Anggota profesi sangat erat terikat dan terafiliasi

dengan profesinya dibanding dengan anggota okupasi

lain.

10. Profesi ini biasanya merupakan terminal, dalam arti

tidak ada yang akan beralih ke profesi lain.

Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut

seni dan ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau

sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada

pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup

pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan, aksi

farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan

pembakuan bahan obat dan sediaan obat. Pengetahuan

kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat

yang sesuai dan aman, baik melalui resep dokter berizin, dokter

gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah,

misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung

kepada pemakai.

Sebagian besar kompetensi farmasi ini diterjemahkan

menjadi produk yang dikelola dan didistribusikan secara

professional bagi yang membutuhkannya. Pengetahuan farmasi

disampaikan secara selektif kepada tenaga professional dalam

bidang kesehatan dan kepada orang awam dan masyarakat

umum agar pengetahuan mengenai obat dan produk obat dapat

memberikan sumbangan nyata bagi kesehatan perorangan dan

kesejahteraan umum masyarakat.

Page 48: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

36

2.8 Mitologi dan Asal Mula Lambang Farmasi

Dalam mitologi Yunani, Mangkuk Hygeia adalah salah

satu atribut Hygeia, dewi kesehatan. Pada masa kini, mangkuk

Hygeia dijadikan sebagai lambang farmasi dan apotek. Logo

farmasi ini tidak bisa lepas dari sejarah yang menyertainya.

Beberapa sumebr menyebutkan bahwa logo ular dan cawan

(piala) ini dikaitkan dengan lambang Saint John pada abad I

sebelum masehi. Pada waktu Saint John diberi racun dengan

menggunakan piala. Dugaan lain mengungkapkan bahwa

sebenarnya bukan piala yang dililit oleh ular, melainkan

mangkuk Hygeia. Simbol ini digunakan di Italia pada tahun 1222

untuk merayakan ulang tahun ke-700 Universitas Padua,

kampus pioner untuk jurusan kedokteran dan hukum di Eropa.

Pada tahun 1796, mangkuk yang dililit ular tersebut

dipercaya berasal dari mitologi Yunani, yang disebut dengan

mangkuk Hygeia. Nama Hygeia merupakan putri kandung dari

Aesculapus dan dewi kesehatan. Pada waktu itu, ayah Hygeia,

Aesculapius merupakan dewa kesehatan dan dewa penyembuh.

Karena kemampuannya menyembuhkan orang sakit, Zeus takut

bahwa Aesculapius akan membuat manusia kekal, itulah

mengapa Apollo (anaknya Zeus) membunuh Aesculapius dengan

petir.

Farrukh Aqil
Note
"sumebr" diganti "sumber"
Page 49: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

37

Gambar 1.2 Logo Farmasi

Setelah membunuhnya, Apollo membuatkan kuil untuk

Aesculapius. Pada saat membangun kuil, ternya Apollo

menemukan ular yang mati dalam keadaan kaku. Anehnya,

ketika dia mengambil ular tersebut dan dijatuhkan, ular tersebut

bisa merayap kembali. Kejadian tersebut diartikan sebagai

penyembuhan dan penghidupan kembali dari kematian

Aesculapius. Itulah mengapa putri dari Aesculapius, Hygeia

disebut sebagai simbol penyembuhan. Menurut kepercayaan

yunani kuno bahwa ular melambangkan makna kebijaksanaan

dan penyembuhan. Menurut kepercayaan kuno ular bisa

melakukan kontak dengan para arwah di dunia yang berbeda

dan membawa jiwa orang yang telah meninggal untuk

membantu manusia yang masih hidup. Oleh karena itu ular

dianggap membawa kebijaksanaan karena bisa membawa

arwah para leluhur yang bijak.

Farrukh Aqil
Note
sebaiknya gambar agak diperkecil, agar dapat disesuaikan pada posisi gambar dan dapat pindah ke halaman sebelumnya.
Farrukh Aqil
Note
"ternya" diganti "ternyata"
Page 50: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

38

Gambar 1.3 Ilustrasi Hygeia – Dewi Kesembuhan

Menurut penjelasan Reeder (2013), Dewi Hygeia

digambarkan memegang sebuah patera (mangkuk obat) dan di

badannya ada seekor ular yang hendak meminum/memakan

obat pada mangkuk tersebut. Beberapa berpendapat bahwa

mangkuk dan ular Hygeia melambangkan keselarasan kehidupan

dengan bumi. Ular mungkin melambangkan pasien yang bisa

memilih apakah akan mengambil obat pada mangkuk tersebut

atau tidak. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang

mengendalikan kesehatannya sendiri melalui pilihan yang

diambil.

Mangkuk atau gelas Hygeia dengan ular yang

membelitnya telah menjadi simbol dari banyak perkumpulan

apoteker di seluruh dunia. Mangkuk Hygeia merupakan lambang

Asosiasi Apoteker Amerika dan digambarkan sebagai mangkuk

obat, Asosiasi Apoteker Kanada, Asosiasi Apoteker Australia,

Page 51: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

39

selain juga banyak asosiasi apoteker lainnya di seluruh dunia.

Asosiasi Apoteker Australia mempergunakan versi yang

menampilkan sebuah gelas yang diapit oleh dua ekor ular.

Sementara Federasi Apoteker Internasional (FIP)

mempergunakan mangkuk Hygeia yang disusun dari huruf FIP.

2.9 Referensi

1. Suriasumantri JS. 2015. Ilmu dalam Perspektif. Sebuah

Kumpulan Karangan tentang Hakikat Ilmu. Yayasan

Pustaka Obor Indonesia. Jakarta

2. Suriasumantri JS. 1986. Ilmu dalam Perspektif Moral,

Sosial, dan Politik. Penerbit PT Gramedia. Jakarta

3. Surajiyo. 2013. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di

Indonesia: Suatu Pengantar. Penerbit Bumi Aksara.

Jakarta

4. Kattsoff LO. 2004. Pengantar Filsafat. (Alih Bahasa:

Soejono Soemargono). Penerbit Tiara Wacana Yogya.

Yogyakarta

5. Homan PG, Hudson B, & Rowe RC. 2007. Popular

Medicines: An Illustrated History. Pharmaceutical Press.

London

6. Kelly WN. 2012. Pharmacy: What It Is and How It Works.

Third Edition. CRC Taylor & Francis Group Press. Boca

Raton, London, New York

7. Distelzweig P, Goldberg B, & Ragland ER. 2016. History,

Phylosophy, and Theory of Life Sciences: Early Modern

Medicine and Natural Philosophy. Springer. Dordrecht.

Heidelberg. New York. London.

Page 52: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

40

8. Maier B, & Shibles WA. 2011. The Philosophy and

Practice of Medicine and Bioethics: A Naturalistic –

Humanistic Approach. Springer. Dordrecht. Heidelberg.

New York. London.

9. Daintith J. 2009. Biographical Encyclopedia of Scientists.

Tailor & Francis Group CRC Press. Boca Raton. London.

New York.

10. Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI).

AD/ART. http://aptfi.or.id/ Diakses pada tanggal 29

Desember 2016.

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2014 tentang Tenaga Kesehatan.

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 tetang Kesehatan.

13. Departemen Kesahatan Republik Indonesia. 1995.

Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

14. Reeder M. 2013. Who are Hygeia & Hypnos?. Hygeia

Counseling Services. http://www.hygeiacounseling.com/

articles/who-are-hygeia-hypnos/ diakses pada tanggal

29 Desember 2016.

Page 53: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

41

BAB 3 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

ILMU FARMASI

3.1 Pengantar

Sejarah dan perkembangan ilmu farmasi tidak lepas dari

sejarah perkembangan ilmu Kedokteran, meskipun pada

kenyataannya (khususnya di Indonesia) ilmu Kedokteran jauh

lebih maju dibandingkan ilmu Farmasi. Karena pada awalnya

farmasi dan kedokteran adalah sebuah kesatuan dan satu hal

yang perlu direnungkan bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu

kedokteran adalah sama.

Sejak masa dimana Hipocrates (460-370 SM) yang

dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, dimana pada saat itu

belum dipisahkan dan belum dikenalkan profesi farmasi,

dokter/tabib menjadi dokter sekaligus apoteker artinya seorang

dokter yang mendiagnosis penyakit, juga sekaligus merupakan

seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama

masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun

pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian

tersendiri.

Berdasarkan sejarahnya farmasi telah lahir sejak

kemunculan sejarah manusia, dalam catatan sejarah farmasi

secara alami muncul seiring kemunculan fenomena aneh

dikalangan masyarakat yang dulu dianggap hal gaib dan

sekarang disebut wabah penyakit. Seiring dengan hal tersebut

Page 54: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

42

farmasi/ilmu farmasi mengalami evolusi dengan lintasan

tahapan sejarah yang panjang antara lain:

- Traditional/Ancient Era: pada masa awal kehidupan

sampai tahun 1600 dimana manusia kuno menggunakan

material disekitarnya dengan meniru pada pengobatan

atau kebiasaan oleh hewan jika sakit atau terluka.

- Scientific/Empiric Era: tahun 1600–1940, dimana

masyarakat sudah mampu menemukan metode

pengobatan menurut kebiasaan nenek moyang mereka

atau pengalaman secara turun temurun, dan resep-

resep tersebut tercatat dalam berbagai teks-teks di

setiap wilayah di seluruh dunia.

- Clinical/Industrialization Era: tahun 1940–1970, setelah

ditemukan resep-resep yang digunakan secara rutin dan

dapat digunakan secara umum, menyebabkan produksi

terus mengalami peningkatan jumlah dan mulai

diformulasi dan diproduksi secara massal (dibuat

industri), sehingga mudah digunakan dan sudah dibuat

dalam bentuk sediaan obat.

- Pharmaceutical Care/Patient Care Era menuju ke Health

Care/Social Care Era. Sejak tahun 1970 hingga sekarang,

ketika obat – obat telah tersedia dan sangat mudah

digunakan, akan tetapi kembali lagi tergantung pada

masing-masing pasien (apakah digunakan dengan baik

dan benar sesuai aturan pakai atau tidak).

Lintasan sejarah ilmu farmasi dari Traditional/Ancient

Era hingga pada Pharmaceutical Care/Patient Care Era menuju

ke Health Care/Social Care Era mengalami banyak transformasi

baik yang terkait dengan pekerjaan kefarmasian maupun yang

Page 55: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

43

terkait perkembangan keilmuan. Perkembangan keilmuan

dalam bidang farmasi terus mengalami perubahan dan

perkembangan seiring dengan perubahan paradigma orientasi

farmasi. Sampai saat ini keilmuan farmasi di kelompokkan

kedalam tiga bidang ilmu (akan dibahas pada bab 6). Hal yang

sama dengan pekerjaan kefarmasian terjadi perubahan orientasi

dari product oriented menuju ke patient oriented (akan dibahas

pada bab 7), hal ini akan terus mengalami perubahan dan

sebagai seorang farmasi harus siap menghadapi tantangan

dengan perubahan-perubahan tersebut seiring dengan

perkembangan jaman.

3.2 Sejarah dan Moment Besar Perkembangan Farmasi

Sejarah moment besar dan perkembangan farmasi/ilmu

farmasi dijelaskan secara ringkas berdasarkan sumber-sumber

pustaka dari berbagai literatur sebagai berikut:

3.2.1 Zaman Pra-sejarah

Zaman pra-sejarah merupakan suatu zaman yang sangat

awal, belasan maupun puluhan abad sebelum masehi. Alam

lebih dahulu tercipta dari manusia, alam menyediakan berbagai

sumber hayati, hewani serta mineral mineral serta zat kimiawi

lainnya yang pada akhirnya akan dimanfaatkan oleh manusia.

Pada masa zaman prasejarah (awal mula kehidupan) manusia

dan penyakit adalah 2 hal yg berkait, dulu untuk mengobati

penyakit mereka menggunakan insting dalam mengobati

penyakit misal luka manusia membubuhkan daun-daun segar

diatas luka, atau menutupinya dengan lumpur, mereka

Page 56: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

44

melakukan pencarian obat secara acak, dan ini merupakan awal

mula pengetahuan dan ilmu farmasi.

Selanjutnya penemuan arkeologi mengenai tulisan-

tulisan mengenai farmasi yang terkenal adalah penemuan

catatan-catatan/prasasti yang disebut 'Papyrus Ebers'. Prasasti

ini merupakan suatu kertas yang berisi tulisan yang panjangnya

60 kaki (kurang lebih 20 meter) dan lebarnya 1 kaki (sekitar

sepertiga meter) berisi lebih dari 800 formula atau resep,

disamping itu disebutkan juga 700 obat-obatan yang berbeda

antara lain obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti

akasis, biji jarak (castrol), anisi, dan lain-lain, serta mineral

seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida, dan

sulfur. Dokumen ini ditemukan George Ebers, seorang ahli

sejarah mesir berkebangsaan jerman dan sekarang dokumen ini

disimpan di Universitas Leipzig, Jerman.

Pada zaman pra-sejarah, penyakit merupakan masalah

yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Sakit/cacat adalah

tantangan setiap peradaban. Strategi untuk memberi kepada

hidup dan mati serta penderitaan, ribuan tahun yang lalu fungsi

penyembuhan menempati posisi paling utama. Pada

Masyarakat Paleolistic, pada saat itu penduduk sedikit, tempat

tinggal terisolasi, mobilitas rendah. Hal ini dianggap dapat

melindungi diri dari penyakit. Namun, pada kenyataannya

kekurangan nutrisi, kehidupan berpindah-pindah dan gangguan

dari hewan buras kemungkinan penyebab utama kematian.

Pada Zaman Neolitic, transisi dari kebiasaan mengumpulkan

makanan ditambah dengan memproduksi makanan, hal ini

mengakibatkan jumlah penyakit bertambah, sebab manusia dan

hewan peliharaan hidup berdekatan, kekurangan jenis makanan

Farrukh Aqil
Note
"buras" diganti "buas"
Page 57: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

45

serta suplai makanan yang tidak stabil, masalah kebersihan yang

berkaitan dengan limbah dan pembuangan. Pada saat itu

kecelakaan, luka perang, gigitan serangga, gangguan percernaan

kurang berarti. Sistem pengobatan pada masa itu berdasarkan

empiris, obat tradisional, pembalut luka, pembatasan makanan.

Praktek ini berdasarkan pada uji coba teknik dan resep yang

sangat bermanfaat disebarluaskan dari mulut ke mulut dan dari

generasi ke generasi sebagai bagian dari adat istiadat. Di lain

pihak penyakit yang datang tiba-tiba dan serius dianggap

sebagai kekuatan supranatural, sebagai hukuman, serta

menimbulkan rasa takut dan kecemasan. Pengobatan untuk

kekuatan supranatural, masyarakat memilih dukun/tabib untuk

melindungi masyarakat dari gangguan mahkluk halus,

menjelaskan penyebab dan mengidentifikasi unsur penyakit,

menghilangkan atau menetralisir efek penderita.

Dari awal mula kehidupan manusia, farmasi telah

muncul sebagai the proud profession yang berawal sebagai

pengetahuan sederhana dan terpencil. Perkembangannya

paralel dengan manusia. Manusia purba (di ilustrasikan pada

Gambar 1) belajar dari naluri, dari pengamatan burung dan

binatang lain, air dingin, daun, kotoran atau lumpur yang

merupakan penggunaan utamanya untuk berfungsi sebagai obat

menenangkan pertamanya. Melalui percobaan sederhana,

mereka belajar untuk dapat mengobati sesama mereka, yang

akhirnya pengetahuan itu diterapkan untuk kepentingan orang

lain. Meskipun metode manusia gua ini yang masih sangat

sederhana, banyak obat-obat saat ini muncul dari sumber yang

sederhana dan dasar sebagai orang yang berada dalam

jangkauan manusia purba.

Page 58: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

46

Teori mengenai penyakit pada zaman pra-sejarah antara

lain Disease Object Intrusion, Soul Loss, Spirit Intrusion, Breach

of Taboo, masing-masing mempunyai cara pengobatan

tersendiri. Praktek tersebut merupakan Phenomena sosial, rasa

nyaman secara psikologis.

Gambar 2.1 The Pharmacy Before the Dawn of History

3.2.2 Zaman Kuno

a. Farmasi pada Zaman Mesir Kuno

Zaman Mesir Kuno telah melaksanakan praktek

kefarmasian terpisah dengan kedokteran, pada masa itu

tidak ada istilah farmasi atau dokter. Meskipun tanggal

kedokteran Mesir memperkirakan sekitar 2900 SM, yang

paling dikenal dan catatan farmasi yang paling penting

adalah “Papyrus Eber” yang tercatat sekitar tahun 1500

SM, dengan koleksi 800 resep yang menyebutkan sekitar

700 jenis obat.

Page 59: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

47

Gambar 2.2 Days of the Papyrus Ebers

Farmasi pada zaman Mesir Kuno dilakukan oleh dua

atau lebih eselon atau orang yang berwenang yang

terdiri dari pengumpul, peracik obat, dan “Chief of

Fabrication” (kepala produksi) atau head pharmacists.

Mereka diduga telah bekerja di “House of Life”. Dalam

pengaturan seperti ini, “Papyrus Ebers” mungkin telah

dibebankan kepada seorang juru tulis oleh seorang

pharmacists atau apoteker kepala sambil diarahkan

kegiatan peracikan di ruang obat.

b. Farmasi pada Zaman Babylonia Kuno

Babylonia (jewel of ancient Mesopotamia), sering

disebut tempat lahirnya peradaban, memberikan

catatan awal dikenal praktek seni apotek. Praktisi

penyembuhan pada periode ini (sekitar 2600 SM) yaitu

berupa imam, apoteker, dan dokter, yang semuanya

dalam satu kesatuan pada individu tertentu. Catatan

pengobatan pada clay tablets record untuk penanganan

Page 60: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

48

pertama pada suatu gejala penyakit, resep dan arah

untuk peracikan, dan doa kepada para dewa. Metode

Babylonia kuno menemukan kesamaan metode di

farmasi modern pada saat ini, medis, dan perawatan

spiritual dari pasien/orang sakit.

Gambar 2.3 Ilustrasi Farmasi pada Zaman Babylonia Kuno

c. Farmasi pada Zaman Cina Kuno

Perkembangan Farmasi Cina menurut legenda,

berasal dari Shen Nung (sekitar 2000 SM), kaisar yang

mencari dan menyelidiki manfaat sebagai obat dari

beberapa ratus herbal. Dia telah menguji khasiat dari

sekian banyak herbal pada dirinya sendiri, dan orang

pertama yang telah mencatat dalam “Pen T-Sao” atau

disebut herbal asli sekitar 365 obat herbal. Kaisar

tersebut juga masih disembah oleh para tabib (pengobat

cina asli) sebagai dewa pelindung mereka. Kaisar dari

Page 61: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

49

Shen Nung diperkirakan telah memeriksa banyak

tumbuh-tumbuhan, kulit, dan akar yang diperoleh dari

kebun, rawa, dan hutan yang masih diakui khususnya

sebagai obat tradisional sampai saat ini. Diantara

tanaman obat tersebut termasuk podophyllum,

rhubarb, ginseng, starmoniun, kulit kayu manis, dan ma

huang atau ephedra.

Gambar 2.4 Ilustrasi Farmasi pada Zaman Cina Kuno

d. Zaman Yunani Kuno

- Hippocrates (450–370 SM) merupakan seorang

dokter yunani yang diberi penghargaan tinggi

karena memperkenalkan farmasi dan kedokteran

secara ilmiah, ia membuat sistematika dalam

pengobatan, serta menyusun uraian tentang

beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga dinobatkan

sebagai bapak dari ilmu kedokteran. Konsep

Page 62: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

50

penggunaan logika dan alasan untuk melakukan

kajian medis menjadi awal dari obat observasional.

Dalam bidang kedokteran, Hippocrates

membuat gagasan mengenai empat cairan atau

humor. Teori ini disebut teori humoral yang

menyatakan bahwa, jika darah, empedu, empedu

hitam, dan lendir yang seimbang, maka orang akan

menjadi sehat. Jika darah merupakan humor

predominant, salah satu yang dikatakan memiliki

kepribadian yang optimis yang juga berarti berani

dan penuh gairah. Jika terlalu banyak empedu,

salah satunya akan menyebabkan cheloric yang

berarti marah. Kepribadian melankolis/melancholic

personality yang berarti murung dan tertekan

karena dihasilkan akibat produksi empedu hitam

secara berlebihan. Terlalu banyak lendir yang

dihasilkan memiliki kepribadian apatis yang berarti

lamban dan apatis. Meskipun sistem pengobatan

seperti ini telah dijelaskan sejak lama terkait

penjelasan mengenai kesehatan dan kepribadian,

namun, istilah ini masih digunakan.

- Theophrastus (300 SM), diantara filsuf Yunani awal

terbesar dan ilmuan alam yang biasa disebut

“Father of Botany” atau Bapak Botani. Observasi

dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan

kualitas medis dan kekhasan tumbuhan yang

digunakan luar biasa akurat, bahkan dalam

menjelaskan pengetahuan ini. Dia mengajarkan

kepada murid-muridnya tentang potensi yang ada

Page 63: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

51

disekitar mereka, belajar dari alam dengan

mengamati apa yang ada disekitarnya. Seperti pada

Gambar 2.5 terlihat di tangannya ia memegan

sebuah cabang dari belladona, dibelakangnya

adalah bunga delima, senna, dan gulungan naskah.

Gambar 2.5 Ilustrasi Father of Botany sedang mengajar murid-muridnya

- The Royal Toxicologist – Mithridates VI, juga

dikenal sebagai “Mithradates of Great” (Megas)

dan Eupator Dionysius, menjadi raja Pontus dan

sebagian Armenia di daerah Anatolia timur

(sekarang Turki) sekitar tahun 120-63 SM.

Mithridates dikenang sebagai musuh yang tangguh

dan paling sukses dari Republik Romawi. Yang

melibatkan tiga jendral terkemuka dari pasukan

Romawi di akhir perang Mithridatic yaitu Lucius

Cornelius Sulla, Lucius Licinius Lucullus dan Gnaeus

Page 64: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

52

Pompey Magnus. Dia sering dianggap sebagai

penguasa terbesar dari kerajaan Pontus. Selain itu,

dia juga tidak hanya belajar tentang seni membuat

racun (the art of poisoning), tetapi juga seni

mencegah dan penawar racun (the art of

preventing and counteracting poisoning). Tanpa

ragu, ia menjadikan dirinya dan para tahanan

sebagai “kelinci percobaan” untuk menguji racun

dan uji antidotum. Dibelakangnnya adalah rhizoto-

mists sebagai penawar segar, bunga aconite, jahe,

dan gentian. Formula yang dikenal “Mithridatum”

yang populer selama lebih seribu tahun.

Pengetahuan ini yang akan mejadi cikal bakal ilmu

farmakologi yang berfokus pada toksikologi.

Gambar 2.6 Ilustrasi Mithridates VI, Kings of Pontos

Page 65: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

53

- Terra Sigillata – An Early “Trademarked” Drug,

merupakan orang pertama membuat merek dagang

sebagai sumber sarana identifikasi suatu obat

untuk memperoleh kepercayaan masyarakat. Terra

Sigillata merupakan ahli terapi pertama yang

membuat nama dagang yaitu tablet dari tanah liat

yang berasal dari pulau Mediterania Lemnos

sebelum 500 SM.

Suatu hari tanah liat digali dari lubang di sisi

bukit Lemnian dengan seizin pejabat pemerintah

dan tokoh agama. Tanah dicuci, dihaluskan, dicetak

dengan massa ketebalan tertentu sebagai

pembungkus, tanah liat dibentuk menjadi pastiles

dan kemudian dijemur. Tablet kemudian

didistribusikan secara luas dalam bentuk sediaan

komersial.

Gambar 2.7 Ilustrasi Terra Sigillata

Page 66: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

54

3.2.3 Zaman Awal Masehi

a. Pedanius Dioscorides (abad ke-1 M)

Seorang sarjana yunani dari Anazarbos yang

merupakan seorang ahli botani, yang merupakan orang

pertama yang menggunakan ilmu tumbuh-tumbuhan

sebagai ilmu farmasi terapan, hasil karyanya berupa de

Materia Medica dan dianggap sebagai “bapak obat-

obatan.” Selanjutnya mengembangkan ilmu farma-

kognosi. Obat-obatan yang dibuat Dioscorides antara

lain napidium, opium, ergot, hyosciamus, dan cinnamon.

Karyanya merupakan suatu doktrin yang mengatur

praktek farmasi dan kedokteran selama lebih dari 1500

tahun dan yang berpengaruh besar terhadap farmasi di

Eropa. Beliau adalah seorang ahli farmakognosi ulung

dan mendeskripsikan lebih dari 600 tumbuhan obat.

Gambar 2.8 Dioscorides – A Scientist Looks at Drugs

Page 67: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

55

b. Galen (120-130 M)

Seorang dokter dan ahli farmasi bangsa yunani

berkewarganegaraan romawi, yang menciptakan suatu

sistem pengobatan, fisiologi, patologi yang merumuskan

kaidah yang banyak diikuti selama 1500 tahun, dia

merupakan pengarang buku terbanyak di zamannya, ia

telah meraih penghargaan untuk 500 bukunya tentang

ilmu kedokteran-farmasi serta 250 buku lainnya tentang

filsafat, hukum, maupun tata bahasa. Hasil karyanya

dibidang farmasi terutama uraian mengenai banyak

obat, cara pencampuran dan lain-lain, sekarang lazim

disebut farmasi 'galenik'.

Galen merupakan orang yang paling dihormati

dikalangan profesi farmasi dan kedokteran serta

menjadi pencetus pertama formula untuk krim dingin,

yang pada dasarnya sama dengan produk yang dikenal

saat ini, dan masih banyak sediaan galenik yang masih

digunakan di apotek atau tempat peracikan meodern

saat ini.

Gambar 2.9 Galen – Experimenter in Drug Compounding

Page 68: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

56

c. Damian and Cosmas – Pharmacy’s Patron Saints

Damian dan Cosmas merupakan dua profesi yang

saling bekerjasama dimana Damian bertugas

menyiapkan obat-obat atau sebagai Apoteker dan

Cosmas berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada

pasien atau sebagai dokter. Karir kembar ini merupakan

saudara dari keturunan arab dan kristen taat, yang

menawarkan pelipur lara dalam agama serta manfaat

pengetahuan mereka untuk orang sakit pada saat itu.

Gambar 2.10 Ilustrasi praktek kolaboratif oleh Damian dan Cosmas

Namun karir kembar mereka dihentikan pada tahun

303 masehi oleh kemartiran (martydron). Selama

berabad-abad makam mereka di jadikan tempat suci di

kota Suriah Siprus. Gereja dibangun untuk menghormati

mereka di Roma dan di kota-kota lain. Setelah

Page 69: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

57

kanonisasi, mereka diangkat menjadi orang-orang kudus

sebagai pelindung untuk menjaga kesehatan (karena

mempraktekkan bidang kefarmasian dan kedokteran),

dan banyak mukjizat yang dikaitkan dengan mereka.

d. Monastic Pharmacy

Selama sisa-sisa abad pertengahan (dari abad

kelima sampai abad kedua belas), pengetahuan farmasi

dan kedokteran barat hanya disimpan di biara-biara

(Monastry) yang hanya dipelajari oleh para biarawan.

Para ilmuan/biarawan ini diketahui telah diajarkan di

biara pada awal abad ketujuh. Naskah dari banyak

daerah yang diterjemahkan atau disalin untuk

perpustakaan biara. Para biarawan mengumpulkan

herbal dan simplisia-simplisia sederhana yang ada di

sekitar mereka, atau yang tumbuh di kebun obat

mereka. Mereka menyiapkan sesuai dengan

kemampuan seni meracik di tempat peracikan atau

apotek untuk mengobati orang-orang yang sakit dan

terluka. Kebun-kebun seperti itu masih dapat ditemukan

di biara-biara di banyak negara.

Page 70: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

58

Gambar 2.11 Ilustrasi Monastic Pharmacy

3.2.4 Zaman kegemilangan Farmasi di peradaban Arab-Islam

Setelah abad pertama masehi terlewati, perlahan-lahan

kemajuan dibidang pengetahuan termasuk farmasi di barat

mengalami kemunduran, dikenal dengan abad kegelapan (Dark

Age). Kebangkitan di dunia farmasi selanjutnya diilhami dengan

turunnya Al-Qur'an, seiring dengan kemajuan bangsa arab yang

merupakan pusat peradaban dunia termaju saat itu, ilmuwan-

ilmuwan Islam berpatokan pada Al-Qur'an dan metode

pengobatan Nabi, disamping penelitian dan pengembangan

lainnya.

Farmasi Arab ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai

saydanah merupakan satu bentuk profesi yang mulanya agak

asing dari dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia Arab dan

peradaban Islam telah berhasil membangun jembatan ilmu yang

menghubungkan antara sumbangan Yunani dengan dunia

farmasi modern sekarang ini. Malah tahap ilmu yang diperoleh

Page 71: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

59

daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini

diteruskan hingga ke abad ke-13 melalui berbagai karya,

terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada zaman-zaman

berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi

dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain.

Puncak sumbangan dunia Arab dan peradaban Islam dalam

farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktek

kefarmasian pada tahun 1260 Masehi.

Tulisan berjudul Minhaj adalah hasil karya Abu’l-Muna

al-Kohen al-Attar dari Mesir. Al-Attar seorang ahli farmasi

berpengalaman. Dalam Minhaj tersebut, al-Attar menuliskan

pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek, atau seni

meracik obat. Sebagian besar buku itu menguraikan tentang

etika farmasi yang merupakan salah satu topik penting dalam

sejarah profesi kesehatan.

Di antara para Ilmuan Farmasi yang terkenal pada

zaman ini sebagai berikut:

a. Yuhanna b. Masawayh (777 – 857)

Beliau adalah anak seorang ahli farmasi (dikenali

sebagai apoteker). Beliau terkenal melalui tulisannya

dalam bahasa Arab tentang materia medica dan

rawatan. Salah satu karyanya yang berjudul al-Mushajjar

al-Kabir yang menyusun daftar penyakit serta obat-

obatnya dan juga pola makanan yang berkaitan. Malah

beliau menyatakan bahwa para dokter yang boleh

menyembuhkan penyakit dengan hanya melalui

pengaturan pola makan tanpa penggunaan obat adalah

yang paling berjaya dan beruntung. Masawayh juga

mengusulkan penggunaan beberapa tumbuhan terkenal

Page 72: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

60

untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap

penyakit. Beliau menyeru para dokter agar

menggunakan hanya satu obat untuk satu penyakit

berdasarkan prinsip empiris dan analogi.

Bahan yang banyak digunakan dalam terapi

perobatan Arab adalah kamfora. Menurut Masawayh

bahan ini berasal dari China dan dibawa ke Arab melalui

perdagangan dengan India dan Parsi. Menurutnya lagi,

sandalwood yaitu bahan yang digunakan untuk

menghasilkan minyak wangi, baik yang jenis kuning,

putih atau merah juga datang dari India. Bahan-bahan

seperti ini digunakan dalam sediaan farmasi Islam pada

abad ke-8 (atau lebih awal lagi) dan lewat ini istilah

farmasi terbentuk dalam Islam. Misalnya, kata-kata

seperti al-Saydanani ataupun al-Saydalani yang berarti

dia yang menjual atau yang berkaitan dengan

sandalwood, sedang perkataan saydanah diartikan

sebagai farmasi.

Pada masa itu, Masawayh dikenal sebagai dokter

dari beberapa khalifah, di ibukota Abbasiah selama

hampir empat dekade. Beliau juga merupakan dokter

Islam yang pertama mendirikan sekolah farmasi swasta

Arab.

Page 73: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

61

Gambar 2.11 Ilustrasi catatan al-Saydanani karya Yuhanna b. Masawayh

b. Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari

Ali bin Rabban at-Tabari berasal dari keluarga

Yahudi di kota Marv, Tabristan. Nama lengkapnya Abu

al-Hasan Ali bin Sahl Rabban at-Tabari, lahir pada tahun

838 M. Ayahnya seorang dokter dan penulis kaligrafi

yang ulung. Dari ayahnya pertama kali belajar ilmu

kesehatan dan kaligrafi.

Beliau dilahirkan pada 808, sahabat dari Masawayh.

Pada usia 30 tahun beliau diperintahkan untuk ke kota

Samarra oleh Khalifah Mu’tasim (833-842) untuk

mengabdi sebagai dokter. Tabari menulis banyak buku

kedokteran, yang terkenal adalah Syurga Hikmah yang

membicarakan tentang tingkah laku manusia,

kosmologi, embriologi, psikoterapi, kebersihan, pola

makan dan penyakit (akut dan kronik) serta cara

merawatnya. Buku ini juga memuat kisah-kisah

Page 74: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

62

kedokteran abstrak serta petikan dari referensi yang

berbahasa India. Bukunya juga mengandung beberapa

bab tentang meteria medika, makanan biji-bijian,

kegunaan terapeutik hewan serta organ-organ burung

dan juga campuran obat-obatan termasuk cara

membuatnya.

Buku karyanya, Firdaus al-Hikmah dia tulis setelah

beliau memeluk agama Islam. Firdaus al-Hikmah dia

tulis dalam bahasa Arab, kemudian dia terjemahkan

sendiri ke dalam bahasa Syiria. Buku ini dibagi kedalam

tujuh bagian; bagian pertama memuat masalah doktrin

ilmu kesehatan kontemporer, berjudul Kulliyatu at-

Thibb, bagian kedua berisi uraian bagian-bagian organ

tubuh manusia, peraturan menjaga kesehatan dan

laporan tentang penyakit-penyakit yang pasti

menghinggapi otot, bagian ketiga berisi deskripsi

tentang diet, bagian keempat tentang seluruh penyakit

yang biasa menimpa badan, bagian kelima berisi

deskripsi tentang rasa dan warna, bagian keenam

tentang obat-obatan dan racun, dan bagian ketujuh

berisi diskusi tentang astronomi, juga ringkasan

pengobatan ala India.

Tabari juga menyarankan agar nilai terapeutik

setiap obat digunakan berdasarkan tujuan-tujuan

tertentu dan dokter harus pandai membuat pilihan yang

terbaik. Beliau pernah menguraikan dengan terperinci

penggunaan sesuatu bahan sebagai bahan terapeutik,

termasuk cara-cara menyimpannya sambil

memperingatkan tentang bahaya yang ada pada bahan

Page 75: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

63

tersebut. Contohnya peringatan terhadap penggunaan

satu mithqal (lebih kurang 4 gram) candu bisa

menyebabkan tidur ataupun maut.

c. Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M)

Abu Ja’far Al-Ghafiqi merupakan ilmuwan muslim

yang juga turut memberi kontribusi dalam

pengembangan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk

memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan

meyimpan oat-obatan dituliskannya dalam kitab Al-

Jami’ Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Kitab tersebut

memaparkan tentang pendekatan metodologi

eksperimen, serta observasi dalam bidang Farmakologi

dan Farmasi.

Deskripsi tentang tumbuh-tumbuhan yang dibuat

Al-Ghafiqi diakui sebagai karya yang paling

membanggakan yang pernah dibuat seorang Muslim.

”Dia memberi nama setiap tanaman dalam tiga bahasa,

yaitu Arab, Latin, dan Barbar,”. Karya fenomenal Al-

Ghafiqi yang berjudul Al-Adwiyah al-Mufradah

memberikan inspirasi kepada Ibnu Baytar untuk meneliti

tumbuh-tumbuhan dengan cara sederhana seperti yang

dilakukan Al-Ghafiqi.

d. Ibnu Al-Baitar

Dengan risalah yang diberi judul Al-Jami fi Al-Tibb

(Kumpulan Makanan dan Obat – obatan yang

sederhana). Dalam risalahnya yaitu Kitab Al-Jami’ li

Mufradat Al-Adweya wa Al-Aghtheya. Buku ini sangat

populer dan merupakan kitab paling terkemuka

mengenai tumbuhan dan kaitannya dengan ilmu

Page 76: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

64

pengobatan Arab, beliau mengupas tentang berbagai

jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat berasal

dari tumbuh-tumbuhan yang diperoleh di sepanjang

dataran pantai Mediterania. Lebih dari seribu tumbuhan

obat dijelaskan secaran rinci dalam buku tersebut yang

ditemukannya pada abad ketigabelas Masehi dan

berbeda dengan tumbuh-tumbuhan yang telah

ditemukan oleh ahli-ahli (ilmuan) sebelumnya. Lewat

buku tersebut, beliau turut memberi kontribusi dalam

dunia farmasi dan menjadi teks berbahasa Arab terbaik

yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan yang

digunakan dalam pengobatan.

Gambar 2.12 Ilustrasi Ibnu Al-Baitar

Karya fenomenal kedua Al-Baitar adalah Kitab al-

Mughni fi al-Adwiya al-Mufrada (diterjemahkan di Eropa

Page 77: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

65

menjadi The Ultimate in Materia Medica) yakni

ensiklopedia obat-obatan. Obat bius masuk dalam

daftar obat terapetik. Ditambah pula dengan 20 bab

tentang beragam khasiat tanaman yang bermanfaat bagi

tubuh manusia. Pada masalah pembedahan yang

dibahas dalam kitab ini, Al-Baitar banyak dikutip sebagai

ahli bedah Muslim ternama oleh Abul Qasim Zahrawi.

Selain bahasa Arab, Baitar pun kerap memberikan nama

Latin dan Yunani kepada tumbuhan, serta memberikan

transfer pengetahuan.

e. Abu Ar-Rayhan Al-Biruni (973 M – 1051 M)

Abu Ar-Rayhan Al-Biruni dengan nama lengkap Abū

Rayḥān Muḥammad ibn Aḥmad Al-Birunī mengenyam

pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan

dikuasainya, seperti astronomi, matematika, filsafat, dan

ilmu-ilmu alam. Melalui kitab AS-Sydanah fit-Tibb, Al-

Biruni mengupas secara lengkap dan detail tidak hanya

mengenai dasar-dasar ilmu farmasi, namun juga

meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi yang

diemban oleh seorang farmasis. Al-Biruni merupakan

ilmuwan muslin yang hidup di Zaman keemasan Dinasti

Samaniyaah dan Ghaznawiyah.

Page 78: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

66

Gambar 2.12 Ilustrasi Abū Rayḥān Muḥammad ibn Aḥmad Al-Birunī

f. Sabur b. Sahl

Sabur merupakan seorang Nasrani yang dibesarkan

di lingkungan Nestorian dari Khuzistan. Dia telah dididik

di “Academia Hippocratica” di Gondeshapur, dimana

beliau kemudian memegang posisi di rumah sakit

setempat yang terkenal, dan naik menjadi salah satu

dokter terkemuka pada waktu itu. Ketika di

Gondeshapur beliau belajar ilmu kedokteran dan

Farmakologi sampai kemudian diangkat menjadi dokter

istana oleh Khalifah Abbasid al-Mutawakkil. Sabur

meninggal sebagai seorang Nasrani pada tahun 869

Masehi.

Beliau merupakan orang pertama menulis formula

pertama dalam sejarah Islam. Formula ini dikenali

sebagai Agradadhin. Dalam tulisannya, beliau

memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan

teknik meracik obat, aksi farmakologinya, dosis-dosisnya

Page 79: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

67

untuk setiap sekali pengunaan. Formula-formula obat ini

disusun berdasarkan jenis sediaan: tablet, serbuk, salap,

sirup dan sebagainya. Banyak dari resep-resep ini

menunjukkan persamaan dengan dokumen dari Asia

Barat dan Yunani-Roman.

Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi apakah di

apotek ataupun di rumah sakit. Oleh karena itu, hampir

selama 200 tahun formula ini digunakan sebagai

panduan ahli farmasi di seluruh dunia Islam. Tulisan

Sabur ini merupakan satu langkah penting dalam sejarah

farmakope dan banyak disalin serta ditiru dalam buku

kedokteran Arab selanjutnya.

g. Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)

Sumbangan beliau tidak kurang pentingnya kepada

praktek farmasi dan kedokteran Arab. Beliau adalah

anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad,

yang pada masa itu merupakan pusat pendidikan Islam

terpenting dan termasyur untuk mengikuti pendidikan

dalam perawatan. Beliau kemudian ke Syria, Mesir dan

negara sekitarannya untuk lebih mendalami keilmuan

dan keterampilannya. Setelah beliau kembali ke

Baghdad, beliau sudah mahir tentang asal-usul

pengobatan Yunani khususnya yang diterjemahkan

dalam Bahasa Syria.

Hunayn memainkan peranan yang penting dalam

penerjemahan atau penentuan ketepatan terjemahan

yang dilakukan (termasuk penulis Hippocrates, Galen

dan penulis Yunani lain) di samping menulis buku-

bukunya sendiri. Sumbangannya menjadi lebih terasa

Page 80: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

68

pada tahun 830 Masehi, Khalifah al-Ma’mun mendirikan

satu institusi sains (bait al-Hikmah) untuk tujuan

penyelidikan dan penterjemahan bahan-bahan Yunani

ke dalam bahasa Arab. Hunayn menjadi pembimbing

pusat kajian ini dan dalam masa 40 tahun, beliau

menterjemahkan dan mewujudkan istilah serta

rangkaian kata yang digunakan untuk tujuan praktek

kedokteran dan pengajaran.

Antara buku dan tulisan Hunayn adalah tentang

aspek kebersihan mulut, pencuci dan penggunaan

bahan-bahan pergigian. Beliau terkenal sebagai penulis

Arab pertama yang melakukan hal ini. Beliau juga yang

menemukan bahan-bahan makanan dan minuman yang

dianggap dapat merusak gigi. Hunayn juga mengusulkan

pembersihan gigi, khususnya setelah makan seperti

yang dianjurkan dalam kedokteran modern. Tulisannya

yang lain termasuk tentang nilai gizi dan makanan sehat,

tentang mandi, terapi gizi secara umum dan juga

tentang bunga mawar serta obat-obatan tertentu.

Page 81: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

69

h. Abū Bakr Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī (854 – 925

M)

Gambar 2.13 Ilustrasi Abū Bakr Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī

Abū Bakr Muhammad ibn Zakariyyā al-Rāzī juga

dikenal dengan nama latin Rhazes adalah orang Persia

yang merupakan seorang pemikir komprehensif yang

banyak belajar tentang ilmu matematika, kedokteran,

kimia, filsuf, dan merupakan tokoh penting dalam

sejarah kedokteran. Beliau adalah seorang dokter yang

paling disegani dan memiliki banyak murid. Dia juga

menemukan banyak senyawa dan bahan kimia termasuk

alkohol dan minyak tanah. Rhazes berkontribusi dalam

banyak cara untuk praktek awal farmasi dengan

menyusun teks, dimana ia memperkenalkan

penggunaan sediaan salep dan pengembangan

penggunaan peralatan peracikan seperti mortir, termos,

Page 82: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

70

spatula, dan vial yang digunakan di apotek sampai awal

abad kedua puluh.

i. Ibnu Sina (The Persian Galen)

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna

di Dunia Barat, beliau merupakan seorang filsuf,

ilmuwan, Dokter sekaligus sebagai Apoteker kelahiran

Persia (Sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang

produktif di mana sebagian besar karyanya adalah

tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, dia

adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak

lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan

dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya

yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang

merupakan referensi di Bidang Kedokteran selama

berabad-abad. Dia menulis dalam bahasa Arab, sering

berdiskusi dengan temannya yang fokus belajar ilmu

farmasi. Ajaran farmasinya diterima sebagai otoritas di

Barat sampai abad ke-17.

Pada hari-hari terakhirnya, Ibnu Sina bermunajat

mendekatkan diri pada Allah, menyumbangkan hartanya

untuk fakir-miskin, membela orang-orang tertindas,

menolong orang yang lemah, memerdekakan budak,

dan tekum membaca Al-Qur’an, saking tekunnya beliau

bisa menamatkannya tiap tiga hari sekali.

Semua itu terus ia lakukan hingga ajal menjemput.

Beliau wafat di Hamadzan pada hari jum’at di bulan

Ramadhan 428 H dalam usia 58 tahun. Jenazahnya

dimakamkan di kota tersebut dan hingga sekarang

Page 83: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

71

masih ramai dikunjungi orang dari berbagai penjuru

dunia.

Gambar 2.14 Avicenna – “The Persian Galen”

j. Pendirian Apotek Pertama di Dunia

Peradaban Islam dikenal sebagai perintis dalam

bidang farmasi. Para ilmuwan Muslim di era kejayaan

Islam sudah berhasil menguasai riset ilmiah mengenai

komposisi, dosis, penggunaan, dan efek dari obat-

obatan sederhana dan campuran. Selain menguasai

bidang farmasi, masyarakat Muslim pun tercatat sebagai

peradaban pertama yang memiliki apotek atau toko

obat.

Namun yang pasti, Apoteker merupakan ilmu yang

sangat menarik untuk menjadi perhatian para ilmuwan

kaum muslimin. Mereka sebagai masa pertama dari

awal peradaban yang mengetahui dan mengaplikasikan

Page 84: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

72

campuran obat-obatan dalam bentuk ilmiah dan efektif

dengan cara yang baru. Menurut catatan Gustavo Le

Bon mengatakan bahwa “kita sanggup menisbatkan

tanpa batas minimal yang memberatkan ilmu Apoteker

kepada mereka. Lalu kita katakan bahwa Apoteker

adalah ilmu hasil penemuan bangsa arab (Islam) sebagai

tempat muaranya. Mereka telah menambah

pengobatan yang telah dikenal sebelumnya dengan

menyusun berbagai macam penemuan, dan bangsa

pertama yang menulis buku tentang obat-obatan”.

Hal yang menjadi rahasia dasar dari ilmu ini dan

penisbatannya kepada kaum muslimin, dikarenakan

bangsa Arab bertempat tinggal di negara yang

mempunyai udara yang baik untuk menanam kurma. Di

daerah tersebut tumbuhlan pohon-pohon rasa asam

dengan kekuatan yang menakjubkan. Tanaman itu juga

menghasilkan rempah-rempah dan air tawar yang

mengandung balsem. Juga mengandung bahan yang

bermanfaat bagi manusia dan yang bisa merusak.

Sehingga sejak dini, muncullah pedoman kaum muslimin

dari yang tumbuh di tanah mereka dan apa yang

dihasilkan di Pantai Malabar dan Sailan, Afrika Timur,

yang merupakan tempat perjalanan kafilah dagang.

Dengan demikian mereka dapat membedakan hasil-hasil

yang bermanfaat bagi kedokteran dan untuk

perdagangan. Untuk menjawab tantangan tersebut,

sebagian mereka menjawab dan berusaha untuk

mengambil manfaat dari rerumputan atau ilalang

disekitar tempat mereka. Di antaranya membuat

Page 85: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

73

catatan yang menyerupai kamus dalam bentuk jadwal,

yang memuat daftar nama tumbuh-tumbuhan yang

berbeda-beda dalam bahasa Arab, Yunani, Suryan,

Persia, Barbari lalu menjelaskan nama-nama obat-

obatan secara terpisah. Di antara percobaan di bidang

ini adalah apa yang dilakukan oleh Rasyiduddin Ash-

Shuri (nama dari Rasyiduddin Abu Fadl Ali, tahun 573-

639 H/1177-1241 M merupakan ilmuan nabati dan

kedokteran, sahabat Raja adil Al-Ayubi). Dengan adanya

nama-nama tumbuhan disertai gambarnya, ia bisa

melihat tumbuh-tumbuhan dan menyusunnya.

Sepertinya sesuatu yang paling penting dan

berpengaruh pada kaun Muslimin tentang permulaan

masa ilmu ini adalah bahwa mereka memasukkan

aturan citra rasa dan mengawasi obat-obatan. Mereka

memindahkan profesi dari berdagang bebas yang

bekerja didalamnya kapan saja ia kehendaki, menuju

profesi yang tunduk dalam pengawasan pemerintah. Hal

itu terjadi pada masa Al-Ma’mun yang menganjurkan

untuk diawasi. Sebab, sebagian besar yang menggeluti

profesi apoteker tidak bisa dipercaya dan penipu. Di

antara mereka ada yang mengaku mempunyai segala

obat, lalu memberikan kepada yang sakit padahal ia

tidak mengerti penyakit berikut cara pengobatannya.

Karena itu, Al-Ma’mun memerintahkan untuk mengikat

atau menguji amanah Apoteker. Lalu Al-Mu’tasim,

khalifah sesudahnya pada tahun 227 H memerintahkan

untuk memberi Apoteker yang ditetapkan amanahnya

serta kecerdasannya dengan syahadat (izin). Karena itu,

Page 86: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

74

masuklah bidang Apoteker dibawah aturan pemerintah

secara sempurna sebagai bidang yang diawasi. Aturan-

aturan ini kemudian berpindah dan digunakan di seluruh

penjuru Eropa pada masa Kaisar Federick II (607-648

H/1210-1250 M). Kalimat ini terus-menerus dipakai dan

digunakan dalam bahasa Spanyol dengan lafazh bahasa

Arab sampai waktu tertentu.

Sharif Kaf al-Ghazal dalam tulisannya bertajuk The

valuable contributions of Al-Razi (Rhazes) in the history

of pharmacy during the Middle Ages, mengungkapkan

apotek pertama di dunia berdiri di kota Baghdad pada

tahun 754 M. Saat itu, Baghdad sudah menjadi ibukota

Kekhalifahan Abbasiyah. ''Apotek pertama di Baghdad

didirikan oleh para Apoteker Muslim.

Jauh sebelum peradaban Barat mengenal apotek,

masyarakat Islam lebih dulu menguasainya. Sejarah

mencatat, Apoteker pertama di Eropa baru muncul pada

akhir abad ke-14, bernama Geoffrey Chaucer (1342-

1400). Ia dikenal sebagai Apoteker asal Inggris. Apotek

mulai menyebar di Eropa setelah pada abad ke-15

hingga ke-19 M, praktisi apoteker mulai berkembang di

benua itu.

Selain itu, peradaban Islam juga merupakan pendiri

sekolah farmasi pertama, umat Muslim di era

kekhalifahan sebagai pencipta pharmacopoeia yang

pertama. Perkembangan ilmu farmasi yang begitu cepat,

membuat apotek atau toko-toko obat tumbuh

menjamur di kota-kota Islam. Hampir di setiap rumah

sakit besar di kota-kota Islam dilengkapi dengan apotek

Farrukh Aqil
Note
tanda (") pada awal kalimat dihapus
Page 87: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

75

atau instalasi farmasi. Apotek-apotek itu dikelola oleh

apoteker yang menguasai ilmu peracikan obat.

Pada zaman kejayaan Islam, toko-toko obat

bermunculan bak jamur di musim hujan. Toko obat yang

banyak jumlahnya tak cuma hadir di kota Baghdad

sebagai kota metropolis dunia di era kejayaan

Abbasiyah, namun juga di kota-kota Islam lainnya. Para

ahli farmasi ketika itu sudah mulai mendirikan apotek

sendiri. Mereka menggunakan keahlian yang dimilikinya

untuk meracik, menyimpan, serta menjaga aneka obat-

obatan.

Pemerintah Muslim pun turun mendukung

pembangunan di bidang farmasi. Rumah sakit milik

pemerintah yang ketika itu memberikan perawatan

kesehatan secara cuma-cuma bagi rakyatnya, juga

mendirikan laboratorium untuk meracik dan

memproduksi aneka obat-obatan dalam skala besar.

Keamanan obat-obatan yang dijual di apotek swasta dan

pemerintah diawasi secara ketat. Secara periodik,

pemerintah melalui pejabat dari Al-Muhtasib (semacam

badan pengawas obat-obatan) yang bertugas untuk

mengawasi dan memeriksa seluruh toko obat dan

apotek. Para pengawas dari Al-Muhtasib secara teliti

mengukur akurasi berat dan ukuran kemurnian dari obat

yang digunakan.

Page 88: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

76

Gambar 2.15 Ilustrasi Apotek pertama di Dunia

Pengawasan yang amat ketat itu dilakukan untuk

mencegah penggunaan bahan-bahan yang berbahaya

dalam obat dan sirup. Semua itu dilakukan semata-mata

untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat-obatan

yang tak sesuai dengan aturan. Pengawasan obat-

obatan yang dilakukan secara ketat dan teliti yang telah

diterapkan di era kekhalifahan Islam.

Sementara itu, di kota-kota seperti Baghdad,

profesi farmasi dipraktekkan dengan rapi sehingga ahli

farmasi mendapat perlindungan dan penghargaan dari

pemerintah serta pengguna ketika itu. Melalui

penyebaran perdagangan dunia Islam yang kian pesat,

dan daya tarik bahan rempah-rempah dan bahan obat-

obatan, menjadikan kedudukan profesi farmasi

khususnya, dan kesehatan pada umumnya di dunia Arab

semakin meningkat. Sebenarnya bidang farmasi Barat

Page 89: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

77

adalah berasal dari farmasi Arab dan peradaban Islam.

Aspek dan pengaruh Arab ini tidak ditulis oleh penulis

barat pada sejarah pengobatan umumnya dan sejarah

farmasi khususnya. Sedangkan pada hakikatnya prestasi

sains dan budaya dunia Arab begitu banyak

mempengaruhi profesi serta sumbangan pustaka

farmasi di Barat yang ada hingga hari ini.

Sayangnya, kurang dari satu abad setelah masa al-

Attar, praktek farmasi mulai beku dan kaku, dan terus

merosot dengan jatuhnya peradaban Arab pada abad

ke-19. Sejak itu, farmasi mulai berkembang dengan

pesatnya di Eropa khususnya dan Barat umumnya.

3.2.5 Menjelang Abad pertengahan dan Abad ke 20

a. Pemisahan Farmasi dan Kedokteran

Di negara-negara Eropa yang terkena pengaruh

Arab, apotek ditengah masyarakat mulai muncul di abad

ke-17. Seiring meningkatnya jenis obat-obatan, rumitnya

ilmu mengenai obat dan penanganan serta

penggunaannya, yang dulunya pekerjaan ini masih

dipelajari dan dikerjakan dalam kedokteran. Pada tahun

1240 raja Jerman Frederick II secara resmi memisahkan

ilmu farmasi dari kedokteran, sehingga sekarang dikenal

ilmu Farmasi dan ilmu Kedokteran.

Page 90: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

78

Gambar 2.16 Pemisahan Farmasi dan Kedokteran

b. The First Official Pharmacopeia

Ide penyusunan pharmacopeia yang memiliki status

resmi yang harus diikuti oleh semua apotek yang berasal

dari Florence. Nuovo Receptario, awalnya ditulis dalam

bahasa italia, diterbitkan dan menjadi standar hukum

untuk negara-kota pada tahun 1498 yang merupakan

hasil kolaborasi dari persekutuan apotek dan

masyarakat Kedokteran. Salah satu manisfestasi awal

dari hubungan interprofesional secara konstruktif.

Kelompok profesional menerima saran resmi dan

bimbingan biarawaan Dominika dan Savonarola yang

pada saat itu merupakan pemimpin politik di Florence.

Page 91: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

79

Gambar 2.17 Ilustrasi Penyusunan Pharmacopeia pertama

c. The Society of Apothecaries of London

Perdagangan obat dan rempah-rempah merupakan

suatu usaha yang paling menguntungkan di Abad

Pertengahan. Di daratan Inggris pada waktu itu,

dimonopoli oleh “the Guild of Grocers” atau

persekutuan bedagang besar yang memiliki kekuatan

hukum atau yurisdiksi atas apotek. Setelah bertahun-

tahun berusaha, para apoteker menemukan

kesepakatan dengan persatuan dokter pada waktu itu.

Page 92: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

80

Gambar 2.18 Ilusttrasi persetujuan pendirian The Society of Apothecaries of London

King James I, yang di dampingi oleh dua

“Beefeaters” setelah dilakukan pendekatan persuasif

oleh filsuf-politisi bernama Francis Bacon. Raja

memberikan Piagam pada tahun 1617 untuk

membentuk persatuan yang terpisah dan mandiri yang

dikenal sebagai "Master, Wardens and Society of the Art

and Mystery of the Apothecaries of the City of London"

atas protes yang kuat dari dominasi persekutuan

pedagan besar. Ini merupakan organisasi Apoteker

pertama di dunia.

d. Louis Hébert, Apothecary to New France (Canada)

Louis Hébert adalah seorang pemuda paris yang

berprofesi sebagai apoteker yang menjawab panggilan

dari Dunia Baru (New Perancis, Canada) di tahun 1605,

ketika ia membantu de Monts dan Champlain

Page 93: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

81

membangun pemukiman pertama di New Perancis,

Habitation, di Port Royal (Nova Scotia, Kanada). Louis

Hébert tampil sebagai pelopor kesehatan,

membudidayakan tanaman obat asli dan mengawasi

kebun obat yang dikembangkannya. Di tepi pantai ia

memeriksa spesimen tumbuhan obat yang ditawarkan

oleh “Micmac Indians” atau suku indian, termasuk

Arum, Jack-in-the-Pulpit, Eupatorium (boneset),

Verbascum (Mullein), dan Hydrastis (Golden Seal).

Ketika pemukiman mereka dihancurkan oleh Inggris

pada tahun 1613, ia kembali ke paris dan membuka

apotek. Karena daya tarik di Kanada sanga kuat, maka

pada tahun 1617, ia dan keluarganya kembali ke sana

dan menjadi lebih terkenal sebagai petani (budidaya

tumbuhan obat) yang sukses di Kanada.

Gambar 2.19 Ilusttrasi Louis Hébert (Apoteker pertama di Kanada)

Page 94: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

82

e. The Governor who Healed the Sick

Banyak orang-orang Eropa dengan kualitas dan

kekayaan, khususnya mereka yang non-konformis dalam

beragama, yang tertarik untuk kemungkinan menjadi

kelompok masyarakat ke Amerika. Dari Inggris yaitu

John Winthrop yaitu orang Inggris yang menjadi

gubernur pertama Massachusetts dan juga sebagai

pendiri Boston. Gubernur Winthrop dapat terdorong

untuk jadi profesional dengan koloninya, belajar dari

apoteker dan dokter di Inggris, dan membuat apotek

kecil yang berisi obat yang diimpor dari tanaman asli ke

New England. Di rumahnya (sekitar tahun 1640), dengan

kemampuan yang dimiliki dia menjalankan praktek

apoteker dan dokter untuk warganya yang sakit.

Gambar 2.20 Ilusttrasi Gubernur John Winthrop mengobati warganya yang sakit

Page 95: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

83

f. The Marshall Apothecary – Christopher Marshall

Christoper Marshall merupakan seorang imigran

dari Irlandia yang mendirikan Apotek di Philadelpia pada

tahun 1729. Selama 69 tahun, pelopor usaha dan profesi

dalam bidang farmasi menjadi toko ritel terkemuka,

menjadi pusat manufaktur obat kimia berskala besar;

membuka sekolah pelatihan “praktis” untuk apoteker;

menjadi depot suplier penting selama perang Revolusi;

dan akhirnya dikelola oleh cucu Elisabeth, yang

merupakan apoteker pertama Amerika. Christoper

mendapatkan gelar “The fighting Quaker” selama

perang Revolusi.

Gambar 2.21 Ilusttrasi The Marshall Apothecary

g. First Hospital in Colonial America

Merupakan rumah sakit pertama kolonial Amerika

(Pennsylvania) yang didirikan di Philadelpia pada tahun

Page 96: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

84

1751. Farmasi Rumah Sakit pertama mulai beroperasi di

sana pada tahun 1752, untuk sementara waktu di

operasikan di “Kinsey house” hingga gedung rumah sakit

pertama selesai. Hal ini dipengaruhi karena kecerdikan

Benjamin Franklin yang sangat membantu pendirian

keduanya. Jonathan Roberts adalah apoteker pertama

dirumah sakit tersebut, yang kemudian digantikan oleh

John Morgan yang berpraktek sebagai apoteker rumah

sakit (tahun 1755-1756), dan berdampak pada farmasi

dan kedokteran yang dipengaruhi oleh perubahan yang

menjadi dasar untuk pengembangan Profesi Farmasi

dan Kedokteran di Amerika Utara. Pertama sebagai

Apoteker dan kemudian kedua sebagai Dokter,

kemudian kedua profesi ini masing-masing berpraktek

secara independen yang saling melengkapi.

Gambar 2.22 Ilusttrasi Farmasi Rumah Sakit Pertama Kolonial Amerika

Page 97: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

85

h. Scheele – Greatest of the Pharmacists-Chemists

Karl Wilhelm Scheele seorang ahli farmasi swiss

berhasil menemukan zat kimia seperti asam laktat, asam

sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.

Dia juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan

cara baru membuat calomel, dan asam benzoat serta

menemukan oksigen. Selama beberapa tahun yaitu

rentang tahun 1742-1786, Karl Wilhelm Scheele

memberikan sumbangsih kepada penemuan dunia yang

telah membawa rakyatnya mendapatkan keuntungan

yang tak terhitung. Namun, ia tidak pernah lupa bahwa

ia adalah seorang apoteker. Berbekal ilmu yang didapat

dari guru-gurunya (Preceptors), semua penemuan yang

ditemukannya di buat pada saat menjadi apoteker di

Swedia dimana ia bekerja, disaat ia masih magang,

kemudian menjadi staf/petugas, dan akhirnya menjadi

pemilik. Dengan langkah jeniusnya dia memulai

melakukan ribuan eksperimen.

Gambar 2.23 Ilustrasi Greatest of the Pharmacists-Chemists

Page 98: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

86

i. Andrew Craigie: America’s First Apothecary General

Andrew Craigie adalah orang pertama yang

memegang pangkat seorang perwira farmasi ditugaskan

pada tentara Amerika adalah Apoteker Boston, Andrew

Craigie. Pertama ditunjuk menjadi Medical Stores oleh

Komite Keselamatan Massachusetts, 30 April 1775.

Andrew Craigie terlibat pada pertempuran “Bunker Hill”,

17 Juni 1775 dan bertugas membantu merawat orang

sakit dan terluka. Pada saat kongres reorganisasi pada

Departemen Kesehatan Angkatan Darat pada tahun

1777, Craigie ditunjuk menjadi apoteker umum

pertama. Craigie bertugas pada semua aspek dalam

bidang farmasi seperti pengadaan, penyimpanan,

pembuatan, dan distribusi kebutuhan obat Angkatan

Darat. Beliau juga mengembangkan proses bisnis

distribusi dan bisnis manufaktur.

Gambar 2.24 Ilustrasi Andrew Craigie: America’s First Apothecary General

Page 99: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

87

j. Sertürner – First of the Alkaloid Chemists

Friedrich Wilhelm Adam Sertürner (tahun 1783-

1841) merupakan salah satu apoteker yang paling

menonjol dan signifikan mempengaruhi transformasi

cikal bakal kimia farmasi yang diakui pada abad ke-18.

Pada usia dua puluh satu tahun, Sertürner adalah orang

pertama yang melaporkan beberapa hasil mengenai

substansi yang dianggap bertanggung jawab sebagai

“agen sedatif” dan memberikan penjelasan prinsip

narkotika, morphin kepada dunia khususnya dunia

farmasi dan pentingnya kelas baru senyawa organik

yaitu alkaloid. Zat ini berhasil diisolasi dari tanaman.

Sertürner pada tahun 1816 melakukan serangkaian baru

dengan melakukan percobaan mengejutkan di apotek di

Einback, termasuk serangkaian tes fisiologis pada dirinya

sendiri dan tiga teman-teman mudanya. Dia terus

melakukan eksperimen kimia organik dan penemuan

sepenjang hidupnya. Sertürner juga mampu

mengkonfirmasi efek hipnotis dan sifat analgesik dari

morfin yang telah dilakukannya menggunakan hewan

coba. Karena ia bisa menunjukkan kualitas alkaloid

morfin, sesuatu yang benar-benar baru saat itu.

Sertürner menerbitkan sebuah makalah yang

komprehensif tentang isolasi, kristalisasi, struktur

kristal, dan sifat farmakologi yang pertama

menggunakan hewan coba pada anjing liar dan

kemudian menggunakan dirinya sendiri. Tidak hanya

alkaloid yang diekstraksi dari opium, tetapi juga alkaloid

lain yang diisolasi dari tanaman yang berbeda. Sertürner

Farrukh Aqil
Note
"sepenjang" diganti "sepanjang"
Page 100: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

88

juga menganjurkan suatu seri isolasi dari tumbuhan

lainnya. Dengan demikian dia menjadi orang pertama

yang mengisolasi bahan aktif yang terkait dengan

tanaman obat atau herbal.

Gambar 2.25 Ilustrasi Sertürner – First of the Alkaloid Chemists

k. Caventou, Pelletier, and Quinne

Berdasarkan inspirasi dari hasil percobaan alkaloid

oleh Sertürner, dua apoteker Perancis yaitu Pierre-

Joseph Pelletier dan Joseph-Bienaimé Caventou,

berhasil mengisolasi emetin dari Ipecacuanha pada

tahun 1817. Strychnine dan Brucine dari Nux vomica

pada tahun 1818. Kemudian, di laboratorium mereka di

belakang apotek Paris, mereka berhasil menangani

masalah yang telah membuat bingung para ilmuwan

selama periode satu dekade. Berusaha untuk

mengungkap rahasia khasiat serbuk kulit Peruvian yang

Page 101: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

89

sangat berguna terhadap malaria. Pada tahun 1820

Caventou dan Pelletier mengumumkan metode untuk

pemisahan kina dan sinkonin dari Peruvian kina, dalam

bentuk garam alami, telah mereka uji secara klinis, dan

mendirikan pabrik manufaktur. Penghargaan yang tinggi

diberikan kepada mereka.

Gambar 2.26 Ilustrasi Caventou, Pelletier and Quinne

3.2.6 Era Baru Farmasi dan Dampak Revolusi Industri

Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi

dengan timbulnya industri-industri obat, sehingga terpisahlah

kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang

“penyedia/peracik” obat (apotek). Dalam hal ini keahlian

kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri farmasi

dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik

dengan teknologi pembuatan obat.

Page 102: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

90

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar

hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan

Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di

Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang

sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and

Science. Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan

bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas-fakultas di

universitas. Dalam sejarahnya beberapa momen-momen besar

proses perubahan dan perkembangan farmasi yang dijelaskan

sebagai berikut ini:

1. Pembentukan Yayasan Farmasi Amerika

Pada masa ini para apoteker dihadapkan dengan

dua ancaman besar yaitu: yang pertama para apoteker

merasa adanya kemerosotan praktek farmasi dan yang

kedua adanya diskriminasi dalam hal perkembangan

peran antara dokter dan apoteker oleh fakultas

kedokteran di Universitas Pennsylvania. Apoteker dari

Philadelphia mengadakan pertemuan akbar sebagai

protes di Carpenters Hall pada tanggal 23 Februari 1821.

Pada pertemuan kedua, pada tanggal 13 Maret 1821

para apoteker sepakat untuk membentuk yayasan yang

menjadi cikal bakal “The Philadelphia College of

Pharmacy” yang memiliki kebijakan sendiri. Sekitar

enam puluh delapan apoteker menandatangani

konstitusi yayasan/assosiasi farmasi pertama di Amerika

Serikat. Lembaga Farmasi pertama ini dibuka pada

tanggal 9 November 1821.

Page 103: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

91

Gambar 2.27 Ilustrasi Pertemuan para Apoteker Amerika dalam rangka pembentukan yayasan Farmasi Amerika

2. The Shakers and Medicinal Herbs

Industri pertama di Amerika Serikat dalam obat

herbal atau “Medicinal Herbs” dilakukan oleh

masyarakat dari komunitas kristen Inggris yang muncul

dan umumnya dikenal sebagai “Shaker”. Dimulai sekitar

tahun 1820, dan untuk penjualan secara komersiil pada

tahun 1830. Indutri obat herbal terus tumbuh dan

mencapai puncaknya di tahun 1860-an, kemudian

berkurang pada akhir abad ini. Para Shaker

mengumpulkan dan membudidayakan sekitar 200

varietas tumbuhan obat/simplisia; baik dalam bentuk

kering, haksel/cincang, dalam bentuk kemasan padat

yang dibungkus, kemudian di beri label dan menjualnya

kepada apoteker dan dokter di seluruh dunia. Ekstrak

Page 104: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

92

diproduksi secara besar-besar (dalam jumlah Ton) baik

dalam bentuk padat maupun dalam bentuk cairan.

Penandaan/Label oleh para Shaker diakui untuk

keandalan dan kualitas selama lebih dari satu abad.

Gambar 2.28 Ilustrasi “The Shakers and Medicinal Herbs”

3. Assosiasi Farmasi Amerika (The American

Pharmaceutical Association)

Pentingnya sarana/wadah untuk dapat saling

berkomunikasi yang lebih baik di antara sesama

apoteker, standar pendidikan dan praktek profesi

kefarmasian, dan kontrol kualitas obat-obat impor

terutama di Amerika Serikat pada waktu itu. Maka

diadakan pertemuan para apoteker dalam bentuk

konvensi perwakilan apoteker di Aula Philadelphia

College of Pharmacy pada tanggal 6 – 8 Oktober 1852.

Page 105: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

93

Gambar 2.29 Ilustrasi pembentukan “The American Pharmaceutical Association”

Di bawah kepemimpinan ketua/presiden yang

pertama yaitu Daniel B. Smith dan Sekertaris Jenderal

yang pertama yaitu William Procter, Jr., dan sebanyak

dua puluh delegasi bersama-sama meluncurkan “The

American Pharmaceutical Association” yang tujuan

utamanya adalah membuka keanggotaan bagi semua

Apoteker terutama untuk penentuan penyusunan

konstitusi dan kode etik kefarmasian. Assosiasi ini terus

melayani para farmasi hingga kini. Sebelumnya telah

terbentuk asosiasi apoteker di Eropa khususnya di

Britania Raya.

4. Kongres Farmasi Eropa dan Amerika

Meskipun tidak ada perselisihan perbedaan

persepsi yang nyata dari perwakilan Farmasi Eropa dan

Farmasi Amerika tentang tujuan kode etik dan ilmiah

Page 106: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

94

sebagai profesi. Tapi ketika kedua perwakilan tersebut

bertemu untuk pertama kalinya, di the Second

International Congress of Pharmacy di Paris, Perancis,

pada tanggal 21-24 Agustus 1867, ada perbedaan besar

tentang pendapat mengenai masalah keterbatasan

wajib apotek. William Procter, Jr., yang memimpin

delegasi dari The American Association Pharmacy atau

Asssosiasi Farmasi Amerika, dan berkata kepada badan

internasional tentang “Public opinion is in America a

forceful agent of reform,” dan mengatakan bahwa

dinegaranya, "there is not the slightest obstacle toward

a multiplication of drug stores save that a lack of

success.” Inilah langkah awal yang terdokumentasi

sebagai jalan perubahan Farmasi Amerika.

Gambar 2.30 Ilustrasi kongres Apoteker Eropa dan Amerika

Page 107: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

95

5. William Procter, Jr., - The Father of American Pharmacy

William Procter, Jr., adalah seorang professor di

Philadelphia College of Pharmacy, lahir di Baltimore

pada tanggal 3 Mei 1817. Kakek buyutnya adalah

seorang perwira tentara di Cromwell yang bernama

Thomas Procter merupakan keturunan pengikut George

Fox (pendiri Society of Friends). Issac Procter, ayah dari

William datang ke Amerika pada tahun 1793 dan

menetap di Baltimore dang bekerja sebagai pedagang.

Pada tahun 1799 menikah dengan Rebecca Farquhar.

Pada tahun 1831 pada usia empat belas, ia

dipindahkan ke Pennsylvania, dimana ia bergabung di

apotek Henry M Zollickoffer, dan selama enam tahun

berikutnya selain rajin dan penuh perhatian oleh

petugas-petugas apotek, tetapi beliau banyak

meluangkan waktu belajar ilmu kimia dan farmasi.

Pada tahun 1837 William lulus dari Sekolah Tinggi

Farmasi, dan membuka apotek di jalan Ninth dan

Limbard pada tahun 1844, dimana ia menghabiskan

banyak waktu dan energi dalam perbaikan banyak

formula dari Farmakope Amerika. Dia melanjutkan

aktivitasnya dalam bisnis obat selama sisa hidupnya.

Pada tahun 1846 ia terpilih menjadi professor

farmasi di College of Pharmacy, departemen yang

didirikan pada tahun yang sama, William menjadi orang

pertama yang memegang posisi tersebut. Pada tahun

1849 ia menerbitkan sebuah edisi Amerika dengan judul

Mohr and Redwood’s “Practical Pharmacy” dengan

penambahan dengan tulisannya sendiri.

Page 108: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

96

Pada tahun 1852 William merupakan salah satu

pendiri Asosiasi Farmasi Amerika atau the American

Pharmaceutical Association yang ditunjuk sebagai

anggota komite eksekutif yang pertama. Menjadi

sekertaris pertama, dan kemudian menjadi presiden.

Menjadi anggota komite revisi U.S.P atau Farmakope

Amerika selama 30 tahun, sebagai Editor pada American

Journal of Pharmacy selama 22 tahun.

Gambar 2.31 Ilustrasi Prof. William Procter, Jr., “The Father of American Pharmacy”

6. Revolusi dalam Pendidikan Farmasi (A Revolution in

Pharmaceutical Education)

Ketika Dr. Albert B. Prescott meluncurkan program

kursus farmasi atau the pharmacy courses di Universitas

Michigan pada tahun 1868, menjadi perhatian serius

Page 109: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

97

bagi para farmasis/apoteker karena mengubah

persyaratan lama pada proses magang pra kelulusan

atau pregraduation apprenticeship. Pada konvensi

Assosiasi Farmasi Amerika tahun 1871 sistem yang

diterapkan oleh Dr Albert B. Prescott ditolak dan

ditentang oleh para delegasi pada waktu itu. Namun,

tentu saja Michigan mempelopori perubahan besar

lainnya seperti pengadaan laboratorium farmasi,

menyusun kurikulum farmasi termasuk ilmu-ilmu dasar

yang diperlukan. Serta program yang menuntut siswa

untuk fokus penuh waktu. Selama tiga puluh tahun ke

depan, Dr. Prescott memiliki kepuasan tersendiri saat

melihat hasil inovasi sangat revolusioner yang umumnya

diadopsi oleh fakultas Farmasi.

Gambar 2.32 Ilustrasi Dr. Albert B. Prescott melakukan Revolusi dalam pendidikan Farmasi

Page 110: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

98

7. The Pharmacopeia Comes of Age

Farmakope Amerika atau U.S.P pertama (tahun

1820) adalah hasil karya oleh profesi dokter yang pada

waktu itu banyak bertindak sebagai apoteker. Ini

merupakan buku pertama berisi standar-standar obat

dari sumber profesional yang telah diterima oleh

bangsa-bangsa.

Pada tahun 1877, U.S.P. terancam dibubarkan

karena kurangnya minat dari profesi dokkter/medis. Dr.

Edward R. Squibb, merupakan Apoteker dalam bidang

produksi/manufaktur yang juga berperan sebagai

dokter, mengangkat masalah ini di acara Konvensi

Assosiasi Farmasi Amerika (The American

Pharmaceutical Association). Pada pertemuan tersebut

para apoterker membentuk Komite Revisi dan ditunjuk

pimpinan Charles Beras merupakan Apoteker Rumah

Sakit, dibantu oleh Josep P. Remington dan Dr. Edward

R. Squibb yang merupakan Apoteker Pendidik

(Pengajar), tim komite revisi ini merupakan kolaborator

yang tak kenal lelah yang membuat U.S.P. menjadi lebih

baik dan lebih dijadikan standar dalam bidang farmasi.

Page 111: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

99

Gambar 2.33 Ilustrasi Komite Revisi Farmakope Amerika

8. The Standarization of Pharmaceuticals

Meskipum keterampilan profesional dan integritas

apoteker abad ke-19, yang kadang melakukan dua

persiapan obat herbal memiliki kekuatan yang sama,

meskipun disiapkan oleh proses yang sama. Tumbuhan

obat memiliki kandungan kimia (terutama alkaloid dan

glikosida aktif) yang sangat bervariasi. Jawaban pertama

untuk masalah ini datang ketika Parke, Davis & Company

memperkenalkan “Liquor Ergotae Purificatus”

terstandar pada tahun 1879.

Page 112: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

100

Gambar 2.34 Ilustrasi Dr. Albert Brown Lyons mengembangkan metode pengujian yang akurat yang disaksikan dan diakui oleh Parke-Davis

Dr. Albert Brown Lyons sebagai “the firm’s Chief

Chemist” yang mengembangkan metode pengujian yang

akurat terutama metode uji alkaloid. Parke dan Davis

mengakui karyanya dan dijadikan rujukan untuk

standarisasi obat-obatan herbal. Pada tahun 1883,

Parke-Davis mengumumkan daftar dua puluh “normal

liquids” terstandarisasi dan juga mempelopori dalam

mengembangan standar farmakologi dan fisiologi untuk

farmasi (pharmaceuticals).

9. Wresting the Jungle’s Secrets

Ekspedisi pencarian tumbuhan obat baru telah

dilakukan sejak farmasi itu ada. Petualang ilmiah seperti

Henry Hurd Rusby (1855 – 1940), membuka cakrwala

Farrukh Aqil
Note
"mengakui" diganti "diakui"
Page 113: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

101

baru yang sangat luas untuk kemajuan Farmasi dan

Kedokteran diakhir abad ke-19. Dia dibesarkan di

Franklin (sekarang Nutley) New Jersey, seorang dokter

yang sangat tertarik pada tanaman terutama tumbuhan

yang dapat berfungsi obat. Dia bergabung pada “the

Torrey Botanical Club” pada tahun 1879 yang pada saat

itu belajar ilmu kedokteran di Sekolah Kedokteran di

Universitas New York.

Pada tahun 1880, ketika masih menjadi seorang

mahasiswa kedokteran, ia menghabiskan 18 bulan untuk

mengumpulkan tanaman di Texas dan New Mexico

untuk Smithsonian Institution. Pada tahun 1883 ia

kembali ke barat daya untuk belajar dan mengumpulkan

tumbuhan obat Arizona untuk Parke-Davis & Co. Pada

tahun 1884, ia lulus dengan gelar di bidang kedokteran,

dan pada tahun berikutnya ia memulai ekspedisi selama

dua tahun untuk Parke, Davis & Co, melintasi Amerika

Selatan dan menjelajahi daerah terpencil Kolombia,

Ekuador, Peru, Chile, Bolivia, dan Brazil. Dan ia kembali

dengan sekitar 45.000 spesimen botani dan diantaranya

banyak tanaman obat baru.

Page 114: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

102

Gambar 2.35 Ilustrasi ekspedisi Professor Henry Hurd Rusby (1855 – 1940)

Meskipun dilatih sebagai dokter, Henry Hurd Rusby

memilih untuk meninggalkan kedoteran karena minat-

nya pada tanaman. Pada tahun 1889 menjadi Professor

Botani dan Materia Medica di Sekolah Farmasi di

Universitas Columbia, menjadi Dekan Fakultas Farmasi

selama 26 tahun hingga pensiun pada tahun 1930 dan

dekan emeritus sampai kematiannya pada tahun 1940.

10. Stanislas Limousin – Pharmacal Inventor

Salah satu dari orang-orang yang luar biasa

memiliki bakat dalam menggabungkan pengetahuan

ilmiah dengan keterampilan teknis dan bakat daya cipta

yang jenius adalah seorang apoteker ritel Perancis yaitu

Stanislas Limousin (1831 – 1887). Di antara banyak

peralatan dan perangkat alat yang diperkenalkan ke

Farmasi dan Kedokteran seperti alat penetes obat,

Farrukh Aqil
Note
"kedoteran" diganti "kedokteran"
Page 115: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

103

sistem pewarnaan racun, cangkang kapsul (yang

diproduksi dari gelatin). Selain kontribusi terbesar

tersebut, juga melakukan pengembangan dan

penyempurnaan peralatan untuk inhalasi dan jalur

terapi oksigen, penemuan ampul kaca yang bisa disegel

dan disterilkan untuk menjaga larutan sediaan tetap

steril untuk digunakan secara injeksi.

Gambar 2.36 Ilustrasi Stanislas Limousin

11. Era Vaksin atau The Era of Biologicals

Vaksin menerobos dunia modern pertama kali pada

tahun 1796, ketika Edward Jenner, seorang dokter dari

Inggris, meneliti seorang pekerja harian yang terkena

penyakit cacar, dengan diimunisasi dengan cacar sapi

ringan. Dia mengambil beberapa cairan dari luka

penderita cacar sapi dan menggoreskan di permukaan

lengan anak berusia 8 tahun. Empat pulah delapan (48)

Page 116: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

104

hari kemudian Jenner memberi nama “vaksin” (bahasa

latin dari Sapi).

Terobosan baru lainnya datang pada akhir abad 19,

ketika Louis Pasteur seorang ahli kimia dari Perancis,

mengembangkan tehnik kimia untuk mengisolasi virus

dan melemahkannya, yang efeknya dapat dipakai

sebagai vaksin. Sebelum vaksinasi memancing

kontroversi. Pasteur pertama kali mencatat,

memasukkan vaksin rabies ke tubuh manusia yang

mendapat protes keras oleh ahli jiwa dan masyarakat.

Upaya untuk menggalakkan imunisasi di Inggris

yang menurun pada abad tersebut merupakan

kenyataan pahit akibat dari penentangan/protes

terhadap imunisasi. Meskipun Inggris menghadapi

resiko serius terhadap penyakit Tipus yang mewabah di

medan perang Boer (Afrika Selatan).

Behring dan Roux mengumumkan efektivitas

antitoksin difteri pada tahun 1894, ilmuan farmasi baik

di Eropa dan di Amerika berlomba-lomba untuk

memproduksi penemuan baru tersebut. Parke, Davis &

Co merupakan salah satu pelopor. Serum menjadi

tersedia pada tahun 1895 dan kehidupan anak-anak

diselamatkan. Seperti pada Gambar 2.34 diatas dimana

vaksin diperoleh dengan melakukan inokulasi pada kuda

dengan toksin difteri yang merupakan tahap awal untuk

produksi antitoksin dalam jumlah besar.

Pada perubahan jaman ini, peneliti lainnya telah

mengembangkan vaksin yang tidak aktif untuk melawan

Tipus, wabah Rabies dan Kolera. Pada pertengahan

Page 117: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

105

tahun 1920-an, vaksin telah dikembangkan untuk

melawan Dipteri (penyakit yang sering menyebabakan

kematian pada anak-anak) dan Pertusis.

Gambar 2.37 Ilustrasi The Era of Biologicals

12. Pengembangan Kemoterapi

Salah satu peneliti yang sukses dalam pengemba-

ngan senyawa kimia baru yang khusus diciptakan untuk

melawan organisme penyebab penyakit dalam tubuh

adalah seorang Apoteker Perancis yang bernama Ernest

Francois Auguste Fourneau (1872-1949), yang selama 30

tahun menuju laboratorium kimia yang paling terkenal

di dunia yaitu Pasteur Institute di Paris. Memulai bekerja

dengan mengkaji senyawa bismuth dan arsen untuk

pengobatan sifilis. Beliau memecahkan spesifik the

German Secrect untuk penyakit tidur. Selain itu, Ernest

Fourneau merupakan pendiri Kimia Medisinal Perancis,

Page 118: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

106

Kepala laboratorium departemen Kimia Farmasi di

Institute Pasteur, menjadi direktur lembaga penelitian

ilmiah yang didirikan oleh Rhone-Poulenc (1946-1949),

dia bertanggung jawab dalam hal penemuan senyawa

Stovaine (namanya di Inggriskan oleh penemunya)

sebagai obat sintesis pertama untuk anestesi lokal,

pengembangan Stovarsol, antisyphilitique dari derivat

arsenik, dan penjelasan struktur 205 dari Bayer, yang

efektif melawan penyakit tidur.

Gambar 2.38 Ilustrasi aktivitas penelitian untuk pengembangan obat kemoterapi

13. Penelitian Kefarmasian

Penelitian yang dilakukan dalam beberapa bentuk

seiring dengan perkembangan Farmasi dari zaman ke

zaman. Namun, penelitian tentang kimia sintesis

antipyrine pada tahun 1883 yang memberi dorongan

Page 119: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

107

dan inspirasi untuk pencarian secara intensif untuk

senyawa sintetik yang bermanfaat untuk terapi. Dimulai

di Jerman, yang mendominasi lahan ini sampai perang

Dunia Pertama, keunggulan di dalam melakukan

penelitian kefarmasian kemudian diikuti oleh penelitian

farmasi di Amerika Serikat.

Penelitian Kefarmasian telah berkembang dengan

sendirinya pada tahun 1930-an dan awal 1940-an sejak

didukung oleh industri farmasi, universitas, dan

pemerintah. Sekarang digunakan teknik dan personil

terlatih dari setiap cabang ilmu dalam pencarian obat

baru sebagai produk obat life-saving dan live-giving.

Gambar 2.39 Ilustrasi kegiatan Penelitian Kefarmasian

14. Era Industri Farmasi

Manufaktur farmasi sebagai sebuah industri selain

farmasi retail berawal sekitar 1600; benar-benar mulai

Page 120: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

108

beroperasi secara besar-besaran pada pertengahan

1700-an. Industri Farmasi pertama dikembangkan di

Jerman, kemudian di Inggris dan di Perancis.

Di Amerika, industri farmasi merupakan hasil

lahirnya perang revolusi, dan perang semakin besar dan

merupakan perang saudara terbesar. Amerika menjadi

merdeka/independen dari Eropa selama Perang Dunia I

dan setelah perang Dunia II. Memanfaatkan kemajuan

teknis terbaru dari setiap cabang ilmu, manufaktur

farmasi sebagai sebuah industri secara ekonomi terus

mengembangkan dan memproduksi obat-obat terbaru

dan terbesar dalam jumlah besar, sehingga dimana-

mana dokter meresepkan obat-obat tersebut dan

apoteker yang melakukan dispensing untuk kepentingan

seluruh umat manusia.

Gambar 2.40 Ilustrasi Manufaktur Farmasi sebaga Industri

Page 121: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

109

15. Era Antibiotik

Antibiotik bukanlah sesuatu yang baru. Kajian

tentang aktivitas antibiotik pertama kali terlihat oleh

Pasteur pada tahun 1877. Namun, pada kuartal kedua

abad ke-20 menandai kebangkitan era antibiotik, sebuah

gebrakan baru dan dramatis dalam memproduksi obat

untuk melawan penyakit. Penemuan penisilin oleh

Fleming pada tahun 1929 yang pada waktu itu belum

berkembang dan kemudian Florey dan Chain

mempelajarinya pada tahun 1940. Dibawah tekanan

perang dunia II, manufaktur farmasi sebagai sebuah

industri terus beradaptasi secara cepat untuk

menemukan metode produksi secara massal terhadap

antibiotik penisilin, dengan metode ini telah berhasil

mengurangi biaya produksi 1 berbanding 1000 dengan

metode aslinya. Penemuan antibiotik terus berkembang

pesat pada tahun 1940-an. Penelitian intensif terus

dilakukan untuk menemukan antibiotik yang akan

melawan mikroba-mikroba penyebab penyakit.

Page 122: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

110

Gambar 2.41 Ilustrasi penelitian dan produksi obat antibiotik

16. Era Farmasi Masa Sekarang dan Hari Esok

(Pharmaceutical care/patient care era menuju ke

Health care/Social care Era)

Farmasi, dengan warisan dari 50 abad pelayanan

kepada umat manusia, telah lahir menjadi sebuah

profesi yang besar dan diakui. Seperti halnya dengan

Kedokteran, Farmasi telah lahir melalui banyak revolusi,

telah belajar tentang banyak hal, dan telah

menanggalkan banyak cara yang sudah tua atau tidak

relevan lagi dengan kondisi saat ini. Apoteker

merupakan orang-orang yang berpendidikan terbaik

diantara masyarakat.

Ketika apoteker ritel hari ini melayani resep yang

ditulis oleh dokter, apoteker menyediakan layanan yang

profesional yang dilengkapi dengan manfaat hasil karya

apoteker dari semua cabang profesi yang ditekuni mulai

Page 123: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

111

dari pendidikan, penelitian dan pengembangan,

standarisasi, produksi, dan distribusi. Sosok profesi

apoteker akan terus tumbuh di masa akan datang dari

preceptor ke apprentice/volunter, dari guru ke siswa,

dari ayah ke anak.

Gambar 2.42 Ilustrasi Farmasi dari masa ke masa

3.3 Referensi

1. Distelzweig P, Goldberg B, & Ragland ER. 2016. History,

Phylosophy, and Theory of Life Sciences: Early Modern

Medicine and Natural Philosophy. Springer. Dordrecht.

Heidelberg. New York. London.

2. Fathelrahman AI, Ibrahim MIM, & Wertheimer AI. 2016.

Pharmacy Practice in Developing Country. Achievements

and Challenges. Penerbit: Academic Press Elsevier.

Amsterdam. Boston. Heilelberg. London. New York.

Page 124: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

112

Oxford. Paris. San Diego. San Francisco. Singapore.

Sydney. Tokyo.

3. Heinrich M, Barnes J, Gibbons S, & Williamson EM. 2010.

Farmakognosi dan Fitoterapi. (Terjemahan dengan Judul

Asli Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapy.

Alih Bahasa: Winny R. Syarief, Cucu Aisyah, Ella Elviana,

dan Euis Rachmiyani Fidiasari). Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

4. Bender GA. 2007. A History of Pharmacy in Pictures.

College of Pharmacy History, College of Pharmacy,

Washington State University: Copyright Parke, Davis &

Company

5. Rumate FA. 2004. Kajian Pustaka Farmasi. Jurusan

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar

6. Griffenhagen GB. 2002. Great Moments in Pharmacy:

Development of the Robert Thom Series Depicting

Pharmacy’s History. Journal of the American

Pharmaceutical Association. Vol. 52 (2). 170-182

7. Homan PG, Hudson B, & Rowe RC. 2007. Popular

Medicines: An Illustrated History. Pharmaceutical Press.

London

8. Flannery MA. 1984. Civil War Pharmacy: A History of

Drugs, Drug Supply and Provision, and Therapeutics for

the Union and Confederacy. Pharmaceutical Products

Press. New York. London. Oxford

9. Sparavigna AC. 2013. The Science of Al-Biruni.

Department of Applied Science ant Technology,

Politecnico di Torino, Italy.

Page 125: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

113

10. Gustavo LB. The Arab Civilization. Diakses pada 27

Desember 2016

http://www.alhewar.org/ArabCivilization.htm

11. Anonim. 2000. Sejarah Penemuan Vaksin. PT Bio Farma.

Diakses pada tanggal 24 Desember 2016 di website:

http://www.bumn.go.id/biofarma/berita/3146/Sejarah.

Penemuan.Vaksin.CQ.Researcher

12. Williams DE, & Fraser SM. 1992. Henry Hurd Rusby: The

father of economic botany at the New York Botanical

Garden. Brittonia. Vol. 44 (3). hal. 273–279

13. Patra K. 1988. 60 Tahun Dr. Midian Sirait, Pilar-Pilar

Penopang Pembangunan di Bidang Obat. Penerbit P.T.

Priastu. Jakarta.

14. Razak DA. 2010. Perkembangan Farmasi di Eropa dan

Barat. Pusat Racun Negara. USM. Malaysia.

15. Razak DA. 2009. Perkembangan Sejarah Awal Farmasi

Pengaruh Arab dan Islam. Pusat Racun Negara. USM.

Malaysia.

16. As-Sirjani R. 2012. Sumbangan Peradaban Islam pada

Dunia. Penerbit Pustaka Al-Kautsar. Jakarta

Page 126: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

114

Page 127: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

115

BAB 4 SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI

DI INDONESIA

4.1 Pengantar

Sejarah kefarmasian di Indonesia tidak dapat dipisahkan

dari sejarah tradisi pengobatan di dunia. Tradisi ini telah

berjalan ribuan tahun bahkan diperkirakan telah bersamaan

dengan keberadaan manusia di alam semesta. Pengetahuan

tabib dan pengobatan berkembang di Yunani, Mesir, Cina, India,

dan berbagai wilayah di Asia termasuk di Indonesia. Dengan

sumberdaya alam yang melimpah membuat orang-orang

terdahulu banyak mewariskan tradisi-tradisi melalui

pemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini pemanfaatan

tumbuh-tumbuhan sebagai obat yang lebih dikenal dengan

“JAMU”.

Namun, pengetahuan farmasi sebagai profesi di

Indonesia sebenarnya relatif masih “muda” dan baru

berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan. Pada

masa penjajahan, baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda

maupun masa pendudukan Jepang, kefarmasian di Indonesia

pertumbuhannya sangat lambat dan profesi farmasi masih

belum dikenal secara luas oleh masyarakat.

Sampai proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia,

tenaga-tenaga farmasi Indonesia pada umumnya terdiri dari

asisten apoteker dengan jumlah relatif sangat sedikit. Tenaga-

Page 128: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

116

tenaga apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari

Denmark, Austria, Jerman, dan Belanda.

4.2 Pada Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaan

Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada

dasarnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker pada

masa pemerintahan Hindia Belanda. Pendidikan asisten

apoteker mulai dilakukan di tempat kerjanya yaitu di apotek

oleh apoteker yang mengelola dan memimpin sebuah apotek.

Setelah calon asisten apoteker telah bekerja dalam jangka

waktu tertentu di apotek dan dinggap memenuhi syarat, maka

diadakan ujian pengakuan yang diselenggarakan oleh

pemerintah Hindia Belanda.

Menurut catatan yang ada, asisten apoteker warga

Negara Belanda lulusan Indonesia yang pertama adalah pada

tahun 1906 yang diuji di Surabaya. Warga negara Indonesia asli

tercatat sebagai lulusan pertama pada tahun 1908 yang diuji di

Surabaya dan lulusan kedua terjadi pada tahun 1919 yang diuji

di Semarang.

Dari buku Verzameling Voorschrifen tahun 1936 yang

dikeluarkan oleh DVG dapat diketahui bahwa Sekolah Asisten

Apoteker didirikan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia

Belanda tanggal 7 Oktober 1918 nomor 38, yang kemudian

diubah dengan surat keputusan tanggal 28 Januari 1923 nomo

15 (stb. No.50) dan 28 Juni 1934 nomor 45 (stb 392) dengan

nama “Leergang voor de opleiding van apotheker-bedienden

onder den naam van apothekers-assistenschool”.

Peraturan ujian Asisten Apoteker dan persyaratan izin

kerja diatur dalam surat keputusan Kepala DVG tanggal 16

Farrukh Aqil
Note
"nomo" diganti "nomor"
Page 129: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

117

Maret 1933 nomor 8512/F yang kemudian diubah lagi dengan

surat keputusan tanggal 8 September 1936 nomor 27817/F dan

tanggal 6 April 1939 nomor 11161/F. Dalam peraturan tersebut

antara lain dinyatakan bahwa persyaratan untuk menempuh

ujian asisten apoteker ialah harus berijazah Mulo bagian B, surat

keterangan bahwa calon telah melakukan pekerjaan

kefarmasian secara terus menerus selama 20 tahun dibawah

pengawasan seorang apoteker di Nederland atau di Indonesia

yang memimpin sebuah apotek atau telah mengikuti pendidikan

asisten apoteker di Jakarta. Dengan adanya peraturan itu pula

maka ujian hanya diselenggarakan di Jakarta, tidak lagi di

Surabaya dan Semarang. Setelah didirikan Sekolah Asisten

Apoteker tersebut, lulusan asisten apoteker sedikit meningkat

rata-rata 15 orang setahun bahkan pada tahun 1941 tercatat

lulusan asisten apoteker sebanyak 23 orang. Sebelum dibentuk

sekolah tersebut setahun rata-rata hanya 5 orang yang

kesemuanya berasal dari pendidikan praktek di apotek.

Sekitar tahun 1930-an ditetapkan beberapa peraturan

perundang-undangan kefarmasian yang cukup penting antara

lain:

1. Undang Undang Obat Bius tanggal 12 Mei 1927 (ST 1927

No 278) diubah dengan St 1949 No. 335.

2. Ordonasi Loodwit tanggal 21 Desember 1931 nomor 28

(stb. 509)

3. Ordnasi Pemeriksaan Bahan-Bahan Farmasi tanggal 12

Desember 1936 No 19 (Stb No. 660).

Pada masa penjajahan Hindia Belanda sampai perang

kemerdekaan jumlah pabrik farmasi maupun apotek sangat

sedikit sekali. Pabrik farmasi yang tercatat pada periode itu

Page 130: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

118

antara lain ialah Pabrik Kina dan Institut Pasteur yang

memproduksi sera dan vaksin, keduanya di Bandung serta

Pabrik Obat Manggarai di Jakarta. Sedangkan apotek pada

umumnya hanya terdapat di Jawa dan beberapa kota besar di

Sumatra. Pada tahn 1937 jumlah apotek di seluruh Indonesia

tercatat 76 apotek. Fungsi apotek pada periode itu disamping

melakukan peracikan dan penyerahan obat melakukan pula

produksi dan distribusi obat.

Pada sekitar Perang Dunia II terutama ketika invasi

Jepang sudah mendekati Indonesia, tenaga-tenaga apoteker

banyak melarikan diri ke Australia seingga mengakibatkan

banyak apotek kehilangan pimpinan.

Adanya kenyataan ini maka pada tahun 1944 Gubernur

Jenderal Hindia Belanda mengeluarkan suatu peraturan yang

memberikan hak kepada seorang dokter untuk memimpin

sebuah apotek yang ditinggalkan apotekernya, disamping

peraturan apotek-dokter yang telah ada yang memperbolehkan

seorang dokter untuk membuka apotek-dokter di daerah yang

belum mempunyai apotek.

Pada zaman pendudukan Jepang mulai dirintis

pendidikan tinggi farmasi di Indonesia dan dapat diresmikan

pada tanggal 1 April 1943 dengan nama Yakugaku sebagai

bagian dari Jakarta Ika Daigaku. Pada tahun 1944 Yakugaku

menjadi Yaku Daigaku. Setelah Jepang kalah perang dengn

sekutu dan diproklamasikannya kemerdekaan Negara Republik

Indonesia, pendidikan tinggi farmasi ini bubar dan segenap

mahasiswanya berjuang untuk menegakkan kemerdekaan dan

kedaulatan negara yang baru diproklamasikannya. Sementara

itu pada tahun 1944, pemerintah pendudukan Jepang

Farrukh Aqil
Note
"tahn" diganti "tahun"
Page 131: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

119

melakukan pendidikan asisten apoteker dengan masa

pendidikan selama 8 bulan dan siswa berasal dari lulusan SMP.

Sampai waktu pemerintahan Jepang jatuh telah dihasilkan dua

angkatan dengan jumlah yang sangat sedikit.

Di sekitar perang kemerdekaan yakni pada tanggal 27

September 1946 dibuka Perguruan Tinggi Ahli Obat di Klaten

yang kemudian menjadi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah

Mada yang ada dewasa ini. Satu tahun kemudian yakni pada

tanggal 1 Agustus 1947 di Bandung diresmikan Jurusan Farmasi

di Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia yang

kemudian menjadi Departemen Farmasi ITB atau Sekolah

Farmasi ITB yang sekarang ini. Kedua Lembaga Pendidikan Tinggi

Farmasi yang didirikan pada masa perang kemerdekaan ini

dalam perkembangan kefarmasian di Indonesia selanjutnya

mempunyai peranan yang penting.

Pada masa perang kemerdekaan ini terutama menjelang

penyerahan kedaulatan ada beberapa peraturan perundang-

undangan kefarmasian yang penting antara lain ialah:

1. Reglement DVG Stb No. 228 (merupakan perubahan

Reglement DVG Stb no. 97)

2. Ordonasi Bahan Bahan Berbahaya tanggal 9 Desember

1949 No. 377.

3. Undang Undang Obat Keras tanggal 22 Desember 1949

(Stb.419).

4.3 Periode Setelah Perang Kemerdekaan sampai dengan

Tahun 1958

Pada periode ini jumlah tenaga farmasi terutama tenaga

asisten apoteker mulai bertambah dalam jumlah relatif lebih

Page 132: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

120

besar. Pada tahun 1950 di Jakarta dibuka Sekolah Asisten

Apoteker (SAA) Negeri/Republik yang pertama, dengan jangka

waktu pendidikan selama 2 tahun. Lulusan angkatan pertama

dari SAA ini tercatat sekitar 30 orang. Sementara itu jumlah

apoteker juga mengalami peningkatan baik yang berasal dari

pendidikan di luar negeri maupun lulusan dari dalam negeri.

Pada tanggal 5 September 1953, Bagian Farmasi Fakultas

Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi UGM untuk pertama

kali menghasilkan 2 orang apoteker. Sekitar satu setangah tahun

kemudian bagian Farmasi Intitut Teknologi Bandung

menghasilkan apoteker pertama yakni pada tanggal 2 April

1955.

Pada tahun 1953 pemerintah mengeluarkan Undang-

Undang nomor 3 tentang Pembukaan Apotek karena

kekurangan tenaga Apoteker pada masa itu. Sebelum

dikeluarkannya Undang Undang nomor 3 tersebut, untuk

membuka apotek boleh dilakukan dimana saja dan tidak

diperlukan izin dari Pemerintah, dengan adanya peraturan

tersebut maka Pemerintah dapat menutup/moratorium pada

kota-kota tertentu untuk mendirikan apotek dan hanya

diberikan untuk daerah-daerah yang belum ada atau belum

memadai jumlah apoteknya. Undang-Undang nomor 3 tersebut

kemudian diikuti keluarnya Undang-Undang nomor 4 tahun

1954 tentang Apotek Darurat yang membenarkan seorang

asisten apoteker untuk memimpin sebuah apotek. Undang-

Undang tentang Apotek Darurat ini sebenarnya harus berakhir

pada tahun 1958 karena ada klausul yamg termaktub dalam

Undang-Undang tersebut yang menyebutkan bahwa Undang-

Undang tersebut tidak berlaku lagi 5 tahun setelah apoteker

Page 133: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

121

pertama dihasilkan oleh Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia.

Tetapi karena lulusan apoteker ternyata sangat sedikit, Undang-

undang Apotek Darurat tersebut diperpanjang sampai tahun

1963 dan perpanjangan tersebut berdasarkan surat keputusan

Menteri Kesehatan tanggal 29 Oktober 1983 nomor

770/Ph/63/b.

Pada periode ini, terutama sekitar tahun 1955 tercatat

beberapa sejarah kefarmasian yang cukup penting yakni

lahirnya Ikatan Apoteker Indonesia sebagai hari Muktamar ke-1

yang diselenggarakan pada tanggal 17-18 Juni di Jakarta. Pada

tahun itu pula tepatnya pada tanggal 19-23 Desember 1955 di

Kaliurang Yogyakarta diselenggarakan Konferensi Antar

Mahasiswa Farmasi seluruh Indonesia yang pertama dan

melahirkan MAFARSI. Perkembangan lain dalam dunia

pendidikan farmasi ialah berdirinya Jurusan Farmasi UNPAD

pada tahun 1957.

Menurut data yang ada pada thun 1955 jumlah apoteker

tercatat 108 orang, asisten apoteker 1218 orang, apotek 131

dan Pabrik Obat sebanyak 7 pabrik, Pada tahun 1958 jumlah

tersebut bertambah menjadi: apoteker 132 orang, asisten

apoteker 1613 orang, apotek 146 dan pabrik obat sebanyak 18

pabrik.

4.4 Periode Tahun 1958 sampai 1967

Pada periode 1958 sampai 1967, meskipun upaya untuk

memproduksi obat telah banyak dirintis, pada kenyataanya

industri-industri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan

yang cukup berat antara lain kekurangan devisa dan terjadinya

sistem penjatahan bahan baku obat sehingga industri yang

Farrukh Aqil
Note
"thun" diganti "tahun"
Page 134: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

122

dapat bertahan hanyalah industri yang memperoleh bagian

jatah atau mereka yang mempunyai relasi dengan luar negeri.

Pada periode ini, terutama antara tahun 1960-1965 hanya dapat

berproduksi sekitar 30% dari kapasitas produksinya. Oleh karena

itu, penyediaan obat menjadi sangat terbatas dan sebagian

besar berasal dari impor. Sementara itu, karena pengawasan

belum dapat dilakukan dengan baik maka banyak terjadi kasus-

kasus bahan baku maupun obat jadi yang tidak memenuhi

persyaratan standar.

Di sekitar tahun 1960-1965 beberapa peraturan

perundang-undangan yang penting dan berkaitan dengan

kefarmasian yang dikeluarkan oleh Pemerintah antara lain ialah:

Undang-Undang nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-

Pokok Kesehatan

Undang-Undang nomor 10 tahun 1961 tentang Barang.

Undang-Undang nomor 7 tahun 1963 tentang Farmasi.

Undang-Undang nomor 6 tahun 1963 tentang Tenaga

Kesehata.

Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1965 tentang

Apotek

Pada periode ini, ada hal penting yang patut dicatat

dalam sejarah kefarmasian di Indonesia yakni berakhirnya

Apotek Dokter dan Apotek Darurat. Dengan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan tanggal 8 Juni 1962 nomor 33148/Kab/176

antara lain ditetapkan:

Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan

apotek dokter.

Page 135: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

123

Semua izin apotek Dokter dinyatakan tidak berlaku lagi

sejak tanggal 1 Januari 1963.

Sedangkan berakhirnya Apotek Darurat ditetapkan

dengan Surat Keputusan Menteri tanggal 29 Oktober 1963 nmor

770/ph/63/b yang isinya antara lain:

Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan

Apotek Darurat.

Semua izin Apotek Darurat di Ibukota Daerah Tingkat I

dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Februari

1964.

Semua izin Apotek Darurat di Ibukota Daerah Tingkat II

dan kota-kota lainnya dinyatakan tidak berlaku lagi sejak

tanggal 1 Mei 1964.

Pada tahun 1963, sebagai realisasi Undang-Undang

Pokok Kesehatan telah dibentuk Lembaga Farmasi Nasional

(LFN) (SK Menkes tanggal 11 Juli 1963 nomor 39521/Kab/199).

Dengan demikian pada waktu itu, ada dua instansi Pemerintah

dibidang kefarmasian yakni Direktorat Urusan Farmasi dan LFN.

Direktorat Urusan Farmasi (semula Inspektorat Farmasi) pada

tahun 1967 mengalami pemekaran organisasi menjadi

Direktorat Jenderal Farmasi.

Pada periode 1958-1967 tenaga farmasi baik apoteker

maupun asisten apoteker semakin meningkat jumlahnya. Pada

periode ini telah didirikan lagi 5 jurusan/Fakultas Farmasi Negeri

dan beberapa Fakultas Farmasi Swasta. Pada tahun 1966 setelah

pecah pemberontakan G.30.SPKI jumlah apoteker diseluruh

Indonesia tercatat 1011 orang, AA sebanyak 5180 orang, apotek

585 dan Industri Farmasi 109 pabrik.

Farrukh Aqil
Note
"nmor" diganti "nomor"
Page 136: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

124

4.5 Periode jaman Orde Baru

Pada masa pemerintahan Orde Baru stabilitas politik,

ekonomi, dan keamanan yang telah semakin mantap sehingga

pembangunan di segala bidang telah dapat dilaksanakan dengan

lebih terarah dan terencana. Pembangunan kesehatan sebagai

bagian integral pembangunan Nasional, secara bertahap dapat

ditingkatkan sejak Repelita I hingga Repelita III dengan hasil

yang cukup menggembirakan.

Keberhasilan pembangunan ekonomi dan pembangunan

kesehatan pada sisi lain mempunyai dampak positif terhadap

perkembangan kefarmasian di Indonesia. Industri farmasi secara

bertahap sejak Repelita I sampai sekarang ini telah dapat

tumbuh dan berkembang secara mantap dengan jaringan

distribusi yang cukup luas. Pada periode Orde Baru pula,

pengaturan pengendalian dan pengawasan dibidang

kefarmasian telah ditata dan dilaksanakan dengan baik.

Sampai tahun pertama Repelita, sebagian bsear (80%)

kebutuhan obat nasional kita masih sangat tergantung pada

impor. Keadaan ini jelas tidak menguntungkan dan mempunyai

dampak negatif terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan

rakyak. Oleh karena itu, kebijakan obat pada Repelita I

dititikberatkan pada produksi obat jadi dalam negeri dengan

membuka kesempatan investasi, baik modal dalam negeri

maupun modal asing. Dengan adanya kebijakan ini maka pada

akhir Repelita I industri farmasi dalam negeri dapat tumbuh

dengan peningkatan produksi yang cukup besar sehingga

ketergantungan akan impor dapat dikurangi.

Farrukh Aqil
Note
"bsear" diganti "besar"
Page 137: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

125

4.6 Periode Jaman Reformasi sampai Saat Ini

Setelah runtuhnya pemerintahan jaman orde baru

digantikan oleh era Reformasi, kondisi dunia farmasi di Era

Reformasi banyak mengalami perkembangan seiring dengan

peningkatan dan perluasan bidang pekerjaan kefarmasian di

luar negeri. Sejak di gaungkan istilah Pharmaceutical Care di luar

negeri pada tahun 1980, namun baru mulai disuarakan pada

awal tahun 2000 di Indonesia. Maka, pembenahan dimulai pada

sistem pendidikan dimana kurikulum mulai di arahkan ke arah

patient-oriented dengan menambah mata kuliah

terapan/aplikasi terkait pelayanan kefarmasian.

Pengembangan kurikulum berbasis pharmacy practice

juga semakin berkembang dengan adanya beberapa lembaga

pendidikan yang membuka program studi farmasi klinik mulai

dari level sarjana farmasi maupu sampai level pascasarjana.

Selain itu, dengan dibentuknya asosiasi pendidikan tinggi

farmasi indonesia disingkat APTFI yang mulai dibentuk pada

tahun 2000 oleh wakil-wakil institusi pendidikan tinggi pada

Kongres Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia atau disingkat ISFI

(yang sekarang berubah menjadi ikatan apoteker indonesia atau

disingkat IAI). Dengan harapan bahwa melalui asosiasi ini dapat

terjalin komunikasi antara institusi pendidikan tinggi terutama

dalam hal keseragaman standar minimal lulusan yang dihasilkan

dan sekaligus sebagai wadah pembinaan bagi institusi yang

masih tertinggal atau berkembang.

Pada bidang pemerintahan, sejak tahun 2005, sistem

keuangan dan pasokan sistem publik untuk obat-obatan telah

mengalami perubahan besar dimana faktor utamanya adalah

desentralisasi sistem pemerintahan. Ini termasuk desentralisasi

Farrukh Aqil
Note
"maupu" diganti "maupun"
Page 138: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

126

pelayanan kesehatan masyarakat yang berada dibawah sistem

pemerintahan tingkat pemerintah kabupaten sejak tahun 2001,

pembentukan skema Askeskin/Jamkesmas untuk orang miskin,

pemisahan Badan Pengawas Obat dan Makanan dari

kementerian kesehatan sebagai lembaga independen.

Menyebabkan kebutuhan tenaga farmasi semakin meningkat

dari berbagai instansi (dinas kesehatan, puskesmas, rumah sakit,

laboratorium kesehatan daerah, dan instansi lain yang terkait).

Pada tahun 2013, sejak diberlakukan sistem Jaminan

Kesehatan Nasional melalui Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) masih menyisakan banyak masalah terkait peran

dan fungsi apoteker secara professional. Pada sektor swasta,

terutama apotek dan PBF juga mengalami banyak perubahan

signifikan terkait peran apoteker dimana mulai diterapkan no

pharmacist no services.

Telah mulai diberlakukan sistem uji kompetensi

apoteker sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah No.

51/2009 tentang pekerjaan kefarmasian yang bertujuan untuk

menjamin kompetensi minimal apoteker siap bekerja,

menyiapkan apoteker siap teregister, sebagai pegangan bagi

apoteker, dan perlindungan hukum bagi masyarakat dan

apoteker. Sertifikasi kompetensi profesi apoteker (disingkat

SKPA) yang merupakan proses pemberian keterangan sebagai

pengakuan oleh Ikatan Apoteker Indonesia sebagai organisasi

profesi apoteker bahwa seorang apoteker dinilai telah

memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dan

diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), berdasarkan

Permenkes No. 889/2011 yang menyebutkan bahwa sertifikat

kompetensi dikeluarkan oleh organisasi profesi. Sertifikat

Page 139: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

127

kompetensi berlaku selama 5 tahun, setelah itu dapat

diperpanjang apabila apoteker masih ingin melakukan praktek

sebagai apoteker. Selain itu, sertifikat kompetensi akan

digunakan sebagai syarat untuk menerbitkan surat tanda

registrasi apoteker (STRA) yang dikeluarkan oleh Komite Farmasi

Nasional (KFN) yang juga baru dibentuk oleh pemerintah

dibawah kementerian kesehatan pada era reformasi ini.

Setelah memperoleh sertifikat kompetensi dan surat

tanda registrasi apoteker (STRA), seorang apoteker sudah

dinyatakan layak dan legal secara hukum untuk melakukan

pekerjaan kefarmasian di Indonesia. Selain itu, juga bertujuan

untuk keseragaman kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh

lulusan apoteker dari berbagai perguruan tinggi sebelum

melakukan pekerjaan kefarmasian dan juga yang terpenting

adalah sebagai alat proteksi bagi serbuan tenaga-tenaga

kefarmasian dari luar negeri untuk masuk bekerja di Indonesia.

Pada institusi pendidikan farmasi, hingga tahun 2016

terdapat sejumlah 28 perguruan tinggi yang berhak

menyelenggarakan pendidikan apoteker. Pada tiap semester,

tiap institusi menerima sebanyak 100 orang mahasiswa calon

apoteker maka jumlah total apoteker baru setiap tahun adalah

5800. Dari total 127 prodi farmasi, terdapat total 46 program

studi farmasi yang telah berakreditasi A dan B.

DIKTI mempersyaratkan akreditasi minimal B pada

program S1 untuk penyelenggara pendidikan apoteker. Dengan

demikian pada akhir tahun 2017 jika ijin penyelenggaraan

selesai akan ada tambahan 17 institusi baru penghasil apoteker.

Maka sejumlah 9200 apoteker baru akan lahir tiap tahun mulai

tahun 2018. Sehingga rasio 1:2000 akan dipenuhi oleh 46

Page 140: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

128

institusi pada 6-8 tahun ke depan termasuk dengan asumsi 10%

apoteker memasuki masa pensiun. Dengan demikian jumlah

apoteker setelah tahun 2025 mulai mengalami kejenuhan.

Sehingga jumlah progdi S1 farmasi saat ini akan menjadi

masalah pada dekade mendatang dan berpotensi melahirkan

pengangguran.

Dengan demikian kebutuhan apoteker sudah tidak

mendesak dari aspek kuantitas. Namun jaminan kualitas

pendidikan farmasi dan pemenuhan tuntutan kompetensi

terkini adalah isu besar saat ini. UU tenaga kesehatan, peraturan

standar pelayanan farmasi, peraturan pekerjaan kefarmasian

mengindikasikan apoteker adalah mitra tenaga medis.

Apoteker di klinik memiliki tuntutan kompetensi

pemilihan obat terbaik untuk pasien termasuk dimungkinkan

interaksi dengan pasien bersama klinisi. Adapun masalah-

masalah pada sebaran bisa ditanggulangi jika pemerintah betul-

betul memberlakukan masa bakti apoteker (PTT apoteker) di

seluruh Indonesia. Sedangkan kebutuhan apoteker di sektor

produksi juga tidak terlalu besar. Di Indonesia terdapat 241

industri farmasi, 465 industri obat tradisional (termasuk usaha

mikro dan makro), dan 605 industri kosmetik (berdasarkan data

dari Binfar Kemenkes, 2016) sehingga jumlah total apoteker

yang bekerja di level produksi maksimal 4640 orang saja.

Kondisi kefarmasian dan pekerjaan kefarmasian di

Indonesia akan dibahas lebih rinci pada bab selanjutnya terkait

dengan pekerjaan kefarmasian..

Page 141: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

129

4.7 Referensi

1 Kimin A., 2016. Sejarah Moh. Kamal – Apoteker Pejuang

Kemerdekaan. Medisina. Edisi XXIV. Periode Januari –

April 2016. Halaman 18-19.

2 Fathelrahman AI, Ibrahim MIM, & Wertheimer AI. 2016.

Pharmacy Practice in Developing Country. Achievements

and Challenges. Penerbit: Academic Press Elsevier.

Amsterdam. Boston. Heilelberg. London. New York.

Oxford. Paris. San Diego. San Francisco. Singapore.

Sydney. Tokyo.

3 Rumate FA. 2004. Kajian Pustaka Farmasi. Jurusan

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar

4 Homan PG, Hudson B, & Rowe RC. 2007. Popular

Medicines: An Illustrated History. Pharmaceutical Press.

London

5 Anonim. 2000. Sejarah Penemuan Vaksin. PT Bio Farma.

Diakses pada tanggal 24 Desember 2016 di website:

http://www.bumn.go.id/biofarma/berita/3146/Sejarah.

Penemuan.Vaksin.CQ.Researcher

6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.

7 Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Keputusan Kongres

Nasional XIII, N0.XIII/Kongres XIII/ISFI/1989 tentang

Standar Profesi Apoteker dalam Pengabdian Profesi di

Apotek.

8 Patra K. 1988. 60 Tahun Dr. Midian Sirait, Pilar-Pilar

Penopang Pembangunan di Bidang Obat. Penerbit PT.

Priastu. Jakarta.

Page 142: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

130

9 Pane AH. 2000. Format Industri Farmasi Indonesia.

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia. Jakarta

10 Sirait M. 1995. Pengantar Buku Gema Peraturan

Pemerintah Tahun 1980 tetang Apotek. Direktorat

Jenderal POM Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta

11 Razak DA. 2010. Perkembangan Farmasi di Eropa dan

Barat. Pusat Racun Negara. USM. Malaysia.

12 Razak, DA. 2009. Perkembangan Sejarah Awal Farmasi

Pengaruh Arab dan Islam. Pusat Racun Negara. USM.

Malaysia

Page 143: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

131

BAB 5 PENDIDIKAN FARMASI

5.1 Pengantar

Inti dari farmasi adalah pengetahuan. Berbagai komisi

studi dalam farmasi telah menegaskan hal ini dan menyatakan

bahwa farmasi merupakan profesi yang berbasis pengetahuan.

Pengetahuan dimulai dengan studi, dan studi dimulai di Sekolah

Farmasi. Menjadi seorang apoteker/farmasis harus terus

mengikuti perkembangan terbaru dalam terapi obat, perubahan

dalam hukum/policy farmasi, dan perubahan profesi terutama

terkait perubahan orientasi farmasi.

Pendidikan Farmasi berkembang seiring dengan pola

perkembangan teknologi agar diharapkan mampu menghasilkan

produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan

kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih

ke arah teknologi pembuatan obat untuk menunjang

keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan tugas

profesinya. Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib

dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-

Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya

“ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-

temurun dari keluarganya. Bila anda sering menonton film Cina,

pasti banyak kita lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya

dari keluarga secara turun-temurun. Itulah gambaran “ilmu

farmasi” kuno di Cina. Kalau di Yunani, yang biasanya dianggap

sebagai tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani,

Page 144: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

132

Aesculapius merupakan Dewa Pengobatan dan menugaskan

Hygieia untuk meracik campuran obat yang beliau gunakan.

Kemudian, oleh masyarakat Yunani beliau disebut sebagai

apoteker (Inggris: apothecary). Sedangkan di Mesir, praktek

farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu: yang mengunjungi

orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Mesir

sekitar 2900 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah

sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah

Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik

yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di dunia

Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para

ilmuwan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa itu,

sudah mulai dibedakan peran antara seorang ahli farmasi

dengan ahli kedokteran yang terjadi pada tahun 1240 ketika

Kaisar Frederick II melakukan pemisahan tersebut. Maklumat

yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan

bahwa masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar

etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang

berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat

kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu

farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.

Pendidikan Farmasi, khususnya pendidikan tinggi sering

berubah dengan perubahan tuntutan zaman. Pendidikan tinggi

secara umum dituntut untuk menghasilkan lulusan yang lebih

berkualitas dan lebih relevan terhadap kebutuhan masyarakat.

Khususnya bidang Farmasi di era sekarang ini semakin banyak

didirikan perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan

pendidikan Farmasi. Demikian pula terjadi pada pendidikan

Page 145: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

133

program profesional di bidang kesehatan, yang semakin dituntut

mutu lulusan yang tinggi, sehingga Sekolah Perawat, Sekolah

Menengah Farmasi, dan lain-lain ditingkatkan menjadi setingkat

Akademi (Program D-3 atau D-4), yang dikelola baik oleh Dinas

Kesehatan Provinsi yang dikelompokkan dalam Politeknik

Kesehatan (POLTEKKES) maupun yang dikelola dalam bentuk

Yayasan (Swasta).

5.2 Pendidikan Farmasi di Dunia

5.2.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan Farmasi di Dunia

Pendidikan formal farmasi di Dunia khususnya di

Amerika Serikat sudah mulai berjalan sebelum perang sipil

(1861-1864). Banyak pelatihan-pelatihan untuk menjadi

pharmacist atau apoteker dalam bentuk magang, yaitu berupa

pelatihan praktis langsung diberikan oleh apoteker untuk para

peserta pelatihan apoteker, dan tidak ada pelatihan pelatihan

farmasi formal.

Ada beberapa keraguan tentang mana perguruan tinggi

atau universitas yang pertama memberikan kursus farmasi resmi

untuk menjadi apoteker pada tingkat perguruan tinggi. Mungkin

ada beberapa kursus di tempat praktek apoteker dalam hal ini di

apotek selama perang saudara yang sekarang ini dikenal sebagai

Philadelphia College of Pharmacy. Pada tahun 1860 University of

Michigan (Ann Arbor) menawarkan kursus laboratorium di

apotek untuk mahasiswa kedokteran. Pada tahun 1865, Baldwin

University (Berea, OH) menjadi lembaga pertama yang

menawarkan instruksi untuk program farmasi sebagai bagian

dari program kuliah umum. Medical College of South Carolina

Page 146: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

134

(Charleston) meluluskan beberapa orang dalam bidang farmasi

pada tahun 1867.

Pada tahun 1876 kursus singkat di apotek yang telah

diluncurkan di Universitas Michigan pada tahun 1868 menjadi

sekolah farmasi yang terpisah dengan lembaga kursus apoteker

di apotek. Sekolah ini dikenal karena telah menjadi pelopor dan

sekaligus sebagai perintis lahirnya pendidikan formal dalam

bidang farmasi, adalah Dr. Albert B. Prescott, seorang dokter

yang meninggalkan kursus singkat di apotek dalam bentuk

magang dan mengembangakan program laboratorium dalam

ilmu farmasi (ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 5.1).

Gambar 5.1 Revolusi Pendidikan Farmasi. (diadopsi dari Bender, GA. And and Thom, RA. Great Moments in Pharmacy: The Stories and Painting in the Series, a History of Pharmacy in Pictures, by Parke Davis & Company.)

Page 147: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

135

Beberapa literatur mengatakan bahwa farmasi

merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat,

meliputi: isolasi/sintesis, pembuatan, penggunaan, distribusi,

dan pengendalian. Berdasarkan hal tersebut seorang

farmasis/apoteker memegang peranan yang sangat penting

yang meliputi:

1. Farmasislah yang memegang perananan penting dalam

membantu dokter menuliskan resep rasional.

Membantu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu

yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien

tahu mengenai “bagaimana, kapan, dan mengapa”

penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.

2. Farmasislah yang sangat handal dan terlatih serta pakar

dalam hal produk/produksi obat yang memiliki

kesempatan yang paling besar untuk mengikuti

perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat

melayani baik dokter maupun pasien, sebagai

“penasehat” yang berpengalaman.

3. Farmasislah yang merupakan posisi kunci dalam

mencegah penggunaan obat yang salah,

penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang

irrasional.

4. Farmasis memiliki kemampuan dan harus memberikan

“Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai

sumber informasi obat.

Melihat hal-hal diatas, maka nampak adanya suatu

kesimpangsiuran tentang posisi farmasi, dimana sebenarnya

letak farmasi? Apakah berada di jajaran teknologi, ilmu sains

murni, ilmu kedokteran, atau merupakan ilmu yang berdiri

Page 148: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

136

sendiri? Kebingungan dalam hal posisi farmasi akan

membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi,

kurikulum semacam apa yang harus disajikan; para mahasiswa

bingung menyerap materi yang semakin hari semakin banyak

atau berat; dan yang paling membingungkan adalah lulusannya

merasa tidak menguasai apapun.

Di Inggris Raya, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru

dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang

semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu

bidang yang berdiri sendiri secara utuh. Profesi farmasi

berkembang ke arah “patient oriented” memunculkan

berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) dan Clinical

Pharmacy (Farmasi Klinik).

Di Amerika Serikat telah disadari sejak tahun 1963

bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi

obat yang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun

1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker

merupakan sumber informasi obat yang “parah”, dimana

mereka dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan para

dokter akan informasi obat. Apoteker yang berkualitas dinilai

amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan

dengan apoteker, medical representatif dari industri farmasi

justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep

“Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun

para “Profesor” ke arah “wilayah” pasien.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan World Bank

Group memperkirakan bahwa diperlukan sekitar 40 sampai 50

juta pekerja dalam bidang pelayanan kesehatan dan sosial baru

Page 149: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

137

untuk seluruh cakupan kesehatan secara universal. Pada

pertemuan ilmiah dalam acara Global Conference of Parmacy

and Pharmaceutical Sciences Education yang dilaksanakan pada

bulan November 2016 di Nanjing, China. Untuk mencapai target

cakupan kesehatan universal dengan tujuan mendukung

sumberdaya manusia yang dicanangkan oleh WHO, dan untuk

strategi kesehatan dan tujuan pembangunan berkelanjutan,

sangat penting bahwa tenaga kerja yang memiliki keahlian

farmasi atau farmasis harus cukup jumlahnya dan memiliki

kualitas untuk mempromosikan dan meningkatkan

pembangunan, distribusi dan penggunaan obat-obatan yang

bertanggung jawab. Farmasis terutama sebagai apoteker harus

bertanggungjawab untuk meningkatkan pelayaan pasien dan

berkompeten untuk memberikan layanan kesehatan dan

mengatasi tantangan nasional untuk kesehatan global.

Perubahan dan peningkatan tenaga kerja farmasi

merupakan komponen penting untuk mencapai cakupan

kesehatan universal dan dapat melakukan promosi kesehatan.

Menurut data FIP (Intenational Pharmaceutical Federation)

mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan tenaga

kerja farmasi di seluruh negara. Di negara-negara

berpenghasilan rendah khususnya, tenaga kerja farmasi perlu

diperkuat dalam rangka meningkatkan kapasitas keseluruhan

untuk memberikan pelayanan yang tepat dan berbagai layanan

farmasi. Selain itu, ada kebutuhan untuk memastikan bahwa

praktek farmasis sesuai dengan standar dan kemampuan penuh

dari keterampilan dan kompetensi, dalam beragam lingkungan

dan dapat bekerjasama dengan berbagai pemangku

kepentingan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Page 150: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

138

Farmasis/apoteker, melalui peran yang ada dan peran

yang baru, perlu advokasi untuk mengetahui sistem kesehatan

secara komprehensif dan memastikan kebutuhan masyarakat

dapat terpenuhi melalui akses ke tim kesehatan secara multi-

profesional. Kita perlu membuat dan mengadopsi bersama visi

global bersama untuk profesi yang dapat menjadi acuan pada

masing-masing negara yang bertujuan untuk meningkatkan

akses menuju keahlian farmasi melalui penguatan dan

pengembangan tenaga kerja farmasi yang berfokus pada sistem

pendidikan farmasi.

5.2.2 Kurikulum Pendidikan Farmasi di Dunia

Kurikulum pendidikan tinggi Farmasi dapat memberikan

gambaran mengenai perkembangan kefarmasian (state of the

art) dalam suatu negara, karena perkembangan kebutuhan

masyarakat akan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan

kefarmasian akan dikembangkan dalam kurikulum pendidikan

tingginya.

Sejak tahun 1996 di Amerika Serikat hanya ada 1 jalur

untuk mencapai profesi Pharmacist, yaitu Pharmaceutical

Doctor yang membutuhkan waktu 6 tahun (2 tahun pre-

professional + 4 tahun professional). Di Australia juga akan

diseragamkan lama waktu studi Pharmacist (Bachelor of

Pharmacy = B.P.) menjadi (4+1) tahun. Disamping program

pascasarjana di bidang penelitian (Master dan Doctor), sama

halnya di Indonesia, di Australia juga disediakan program

Graduate Diploma di bidang tertentu (Hospital Pharmacy;

Industrial Pharmacy) bagi Farmasis yang ingin meningkatkan

keahliannya, khususnya keterampilan.

Page 151: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

139

Sekedar melakukan perbandingan, pada tabel di bawah

ini disajikan perbedaan pendidikan tinggi Farmasi di Indonesia

dengan beberapa pendidikan tinggi di luar negeri.

Tabel 5.1 Perbandingan Jenjang Pendidikan Farmasi mulai dari Sarjana, Master, dan Doktor

Farmasis Master Doktor

Indonesia 4 ½ th. + 1 th. Profesi

+ 2 th. + 3 th.

Australia 3 th. + 1 th. Profesi (akan diseragamkan 4 th + 1)

Master of Pharmacy + 2 th.

Doctor of Philosophy + 3 th. (Ph.D)

Amerika Serikat

2 th. (Pre- professional) 4 th. (Professional)

Master of Science + 2 th.

Doctor of Philosophy + 3 th. (Ph.D)

5.2.3 Konsep Kurikulum berbagai negara di Dunia

1. Pendidikan Farmasi di Belanda

Salah satu perbedaan utama antara pendidikan

farmasi di Belanda dan Inggris adalah bahwa di Belanda

dibutuhkan enam tahun untuk memenuhi syarat. Selain

itu, tidak ada tahun pre-registration seperti di Inggris

akan tetapi ada tahap Practical Experience selama enam

bulan, yang dilakukan sepanjang tahun terakhir

menempuh pendidikan di sekolah farmasi di Belanda.

Pendidikan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu

empat tahun pertama, program kurikulum menekankan

pada ilmu-ilmu dasar dan farmasi, dan dua tahun

terakhir dimana keterampilan praktis diajarkan atau di

Indonesia disebut profesi Apoteker. Setelah empat

Page 152: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

140

tahun pertama, mahasiswa dapat mengambil ujian

sementara, dan apabila berhasil menyelesaikan yang

mengarah ke gelar Master, meskipun gelar Master juga

dapat diperoleh setelah tahun keenam. Selain itu,

mahasiswa dapat memutuskan untuk tidak

menyelesaikan pelatihan keterampilan farmasi dan

mengambil penelitian sebagai gantinya. Kebanyakan,

menyelesaikan program enam tahun dan memenuhi

syarat sebagai apoteker, mendapatkan ijazah, yang

mirip dengan kualifikasi PharmD di Amerika Serikat.

Masuk ke program pendidikan farmasi tergantung

pada calon mahasiswa yang memiliki ijazah sekolah

menengah dan mereka perlu menguasai ilmu

pengetahuan alam seperti kimia, fisika, biologi,

matematika, dan Bahasa Inggris. Pada akhir SMA, murid

mengikuti ujian yang ditetapkan oleh sekolah dan

negara, dan mereka harus melewati keduanya untuk

mendapatkan ijazah yang akan memungkinkan mereka

masuk ke universitas. Untuk sekolah farmasi, ada nilai

tertentu yang diperlukan, meskipun hal ini tidak terjadi

untuk pendidikan pada bidang kesehatan lainnya

terutama seperti kedokteran dan kedokteran gigi.

Pendidikan farmasi dibagi menjadi blok dari

tahapan studi yang ada sekitar 15 blok dalam tahun

akademik. Tetapi tidak ada istilah atau tidak ada

semester. Tahun akademik terdiri dari studi 42 minggu

dengan istirahat beberapa minggu pada hari Natal.

Sebagian besar mahasiswa farmasi di Belanda,

memiliki sedikit apresiasi bagaimana rasanya menjadi

Page 153: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

141

seorang apoteker. Meskipun tahun pertama ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang

seluruh program enam tahun. Dua tahun terakhir,

dimana penekanannya berubah dari teori ke praktek.

Selain itu, beberapa mahasiswa magang di apotek

sampai tahun terakhir. Intinya, kurikulum farmasi

Belanda secara menyeluruh dengan penekanan kuat

pada ilmu pengetahuan. Namun, unsur praktek semakin

sering diperkenalkan, meskipun pada kecepatan yang

lebih lambat dari Inggris. Contoh kurikulum di

universitas/sekolah farmasi di Belanda dapat dilihat

pada Tabel 3.2.

Page 154: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

142

Ta

be

l 5.2

Fo

rmat

Ku

riku

lum

Fa

rma

si d

i Be

lan

da

Year

1

Se

mes

ter

1a

In

tro

du

ctio

n

to

life

o

n E

arth

B

ioch

emis

try:

th

eo

ry

Cel

l Bio

logy

: Th

eo

ry

Gen

etic

s M

inim

al

Cel

l:

Pra

tica

l

Sem

este

r 1

b

Co

mp

lex

org

anis

m:

Pra

ctic

al

Div

ersi

ty,

Eco

logy

, an

d B

eh

avio

ur

Imm

un

olo

gy

an

d

On

colo

gy

Ph

ysio

logy

&

P

har

mac

olo

gy

Year

1

, Se

mes

ter

2a

M

ole

cule

s an

d

Rea

ctiv

ity

Bio

-mat

he

mat

ics

Bio

stat

isti

cs

Ph

arm

acy

in

Per

spec

tive

Sem

este

r 2

b

Hu

man

Ph

ysio

logy

P

ath

olo

gy

Ph

arm

aceu

tica

l A

nal

ysis

A

Year

2

, Se

mes

ter

1a

B

io-o

rgan

ic

Ch

emis

try

Res

ep

tor

Ph

arm

aco

logy

Sem

este

r 1

b

Org

anic

Ch

em

istr

y St

ruct

ure

o

f M

ole

cule

s P

har

mac

olo

gy:

Pra

ctic

al

Inte

grat

ive

Ne

uro

bio

logy

M

ed

ical

G

enet

ics

Ph

arm

ace

uti

cal

An

alys

is B

Year

2

, Se

mes

ter

2a

B

iom

ath

em

atic

s B

iost

atis

tics

En

dro

crin

olg

y M

ole

cula

r b

iolo

gy

and

M

ed

ical

b

iolo

gy

Cel

l B

iolo

gy II

Sem

este

r 2

b

Mat

hem

atic

s B

Sp

ectr

osc

op

y M

ed

ical

Ph

ysio

logy

Page 155: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

143

Year

3

, Se

mes

ter

1a

D

rug

Gro

up

II

: C

ircu

lato

ry

&

vita

min

s

Dru

g G

rou

p

IV:

Infe

ctio

ns

& T

um

ou

rs

Ph

arm

aceu

tica

l In

org

anic

Ch

em

istr

y Th

erap

y Su

pp

ort

ing

to

ols

Sem

este

r 1

b

Dru

g G

rou

p

III:

En

do

crin

e s

yste

m

Dru

g p

rod

uct

ion

an

d

Res

earc

h

Pro

fess

ion

-Evi

de

nce

B

ased

m

eth

od

s fo

r p

ract

ice

Year

3

, Se

mes

ter

2a

In

tro

du

ctio

n

to

Ph

arm

aco

-th

erap

y P

har

ma-

ceu

tica

l C

om

po

un

din

g an

d

Dis

pe

nsi

ng

Pra

ctic

al

Ph

arm

aceu

tica

l C

om

po

un

din

g an

d

Dis

pe

nd

ing

th

eo

ry

Sem

este

r 2

b

Gen

eral

P

har

mac

o-

ther

apy

Co

mm

un

icat

ion

(P

har

mac

y)

Inte

rnsh

ip

Man

age

me

nt

Ph

arm

acy

Man

age

me

nt

Year

4

, Se

mes

ter

1a

C

ho

osi

ng

a p

har

mac

y ca

reer

G

ener

al

stu

die

s M

od

ule

(A

VV

) (F

ull

Ye

ar)

Ph

arm

acy

Res

earc

h

Pro

ject

(Fu

ll Ye

ar)

Year

5

, Se

mes

ter

1a

Et

hic

s a

nd

Leg

isla

tio

n

Inte

rnsh

ip

– P

ub

lic

Ph

arm

acy

Ph

arm

aceu

tica

l B

iolo

gy

and

h

yto

ther

apy

Sem

este

r 1

b

Co

mm

un

icat

ion

in

C

are

Ph

arm

acis

t an

d

Ph

arm

acy

Org

anis

atio

n

Ph

arm

acis

t an

d

Pat

ien

t C

are

O

rgan

isat

ion

Spec

ialis

t P

har

mac

o-

ther

apy

Year

5

, Se

mes

ter

2a

In

tern

ship

– P

ract

ical

p

har

mac

y P

har

mac

y G

am

e -

GIM

MIC

S

Sem

este

r 2

b

Inte

rnsh

ip –

Pra

ctic

al

Res

earc

h

Page 156: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

144

Berdasarkan Tabel 5.2 terkait kurikulum pendidikan

farmasi di Austria diatas, kurikulum dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai

berikut:

- Enabling Sciences meliputi: Introduction to Life on

Earth; Biochemistry-Theory; Cell Biology-Theory;

Genetics; Minimal Cell-Pratical; Complex Organism-

Practical; Disversy, Ecology and Behaviour;

Immunology and Oncology; Physiology &

Pharmacology; Molecules and Reactivity;

Biomathematics, Biostatistic; Human Physiology;

Pathology; Bio-organic Chemistry; Receptor

Pharmacology; Organic Chemistry-Practical;

Structure of Molecules; Pharmacology-Practical;

Integrative Neurology; Medical Genetics;

Biomathematics; Biostatistics; Endocrinology;

Molecular Biology and Medical Biology; Cell Biology

II; Mathematics B; Spectroscopy; Medical

Physiology; Drug Group II, III, dan IV;

Pharmaceutical Inorganic Chemistry; Therapy

Supproting Tools; Pharmaceutical Biology and

Phtotherapy, dengan persentase sebesar 59%

- Pharmaceutical Sciences meliputi: Pharmaceutical

Analysis A dan B; Pharmacy in Perspective; Drug

Production and Reseach, dengan persentase

sebesar 7%.

- Professional Practice meliputi: Profession-Evidence

Based Methods for Practice; Pharmaceutical

Compounding and Dispensing (Practical and

Page 157: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

145

Theory); Communication (Pharmacy); Intership-

Management; Pharmacy Management; Choosing a

pharmacy career; Ethics and Legislation; Intership-

Public Pharmacy; Communication in Care;

Pharmacist and Pharmacy organisation; Pharmacist

and Patient Care Organisation; Intership-Hospital

Pharmacy; Pharmacy Game-GIMMICS; Intership-

Practical Research, dengan persentase sebesar

27%.

- Therapeutics meliputi: Introduction to

Pharmacotherapy; General Pharmacotherapy; dan

Specialist Pharmacotherapy, dengan persentase

sebesar 5%.

- Lain-lain (Research/project/elective) meliputi:

General Studies Modul (AVV) (Full Year) dan

Pharmacy Research Project (Full Year) dengan

presentase sebesar 4%.

2. Pendidikan Tinggi Farmasi di Australia

Pendidikan tinggi Farmasi di Australia secara khusus

mendidik calon Farmasis untuk dapat bekerja sebagai

seorang profesional di masyarakat, berbeda dengan di

Indonesia yang mendidik mahasiswa juga sebagai calon

peneliti (ada jalur akademik dan jalur profesi). Yang

dapat menjadi peneliti hanya terbatas pada lulusan yang

mencapai Honours Degree (lulusan dengan pujian) agar

dapat melanjutkan ke jenjang Master of Pharmacy atau

Doctor of Philosophy. Hal ini tergambarkan pada tujuan

pendidikan yaitu (1) memahami ilmu dasar dan terapan

yang cukup, agar dengan bertambahnya pengalaman,

Page 158: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

146

mampu mengintegrasikan dan menerapkan

pengetahuannya pada lingkungan profesi praktis; (2)

memiliki keterampilan ”dispensing” dan keterampilan

lain yang sesuai agar setelah menjalani magang (1

tahun.) dapat berpraktek sebagai Farmasis yang

kompeten; (3) memperoleh keterampilan

berkomunikasi yang cukup untuk berpraktek sebagai

Farmasis yang kompeten dengan bertambahnya

pengetahuan; (4) mengembangkan ciri, kualitas dan

pandangan pribadi terhadap etika dan standar profesi

yang diperlukan untuk berpraktek sebagai profesional di

bidang kesehatan secara bertanggung jawab; (5)

mempunyai komitmen untuk mempertahankan dan

mengembangkan pengetahuan dasarnya dengan cara

melanjutkan proses pendidikan selama karirnya.

Garis Besar Matakuliah

Matakuliah kefarmasian di Australia itu sifatnya

”berorientasi-obat” dan berorientasi-pasien”, meliputi 4

bidang utama yaitu:

1. Pharmaceutical Chemistry (segi kimia dari obat).

2. Pharmacology (aksi obat).

3. Pharmaceutics (bentuk dan pemberian obat)

4. Pharmacy Practice (aplikasi ketiga di atas pada

praktek kefarmasian)

Program masuk pascasarjana, sistem

pendidikannya dipercepat untuk menyelesaikan gelar

farmasi bagi mahasiswa yang sudah memegang

setidaknya gelar sarjana dalam disiplin terkait atau

Page 159: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

147

lainnya, seperti gelar dapat diselesaikan dalam 2 tahun

yang biasanya dilalui selama 4 tahun. Tidak ada sekolah

farmasi di Australia saat ini menawarkan gelar PharmD

sebagai entry point untuk pendaftaran; Namun, banyak

menawarkan berbagai derajat pascasarjana seperti

master farmasi klinis, doktor farmasi klinis, lulusan

diploma, atau lulusan penghargaan sertifikat, selain

untuk penelitian gelar seperti master riset dan gelar

PhD.

Berdasarkan Tabel 5.3 terkait kurikulum pendidikan

farmasi di Austria, kurikulum dapat dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

- Enabling Sciences meliputi: Introduction to

physiology; Organic chemistry; System physiology;

Chemistry of biomolecules; Biochemistry and

molecular biology; Basis of drug action I; Cell

function, communication and phatology; Basis of

drug action II; and Microbiology & immunology,

dengan persentase sebesar 28%

- Pharmaceutical Sciences meliputi: Physicochemical

basis of pharmacy; Drug delivery 1; Drug derively

and disposition; Drug delivery, disposition and

dynamics; Drug delivery II; Drug delivery and

development; dengan persentase sebesar 19%.

- Professional Practice meliputi: Pharmacy, Health

and Society I dan II; Pharmacy in a public health

context; Contexts for practice I, II, dan III; dan

Professional experience placement program,

dengan persentase sebesar 25%.

Page 160: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

148

- Therapeutics meliputi: Integrated therapeutics-

Introduction and cardiovascular; Integrated

therapeutics-infectious diseases; Integrated

therapeutics-endocrinology and renal disease;

Integrated therapeutics-dermatology and pain;

Advanced clinical practice; Integrated theraputics-

psychiatry; dan Integrated therapeutics-neurology

and oncology, dengan persentase sebesar 25%.

- Lain-lain (Research/project/elective) dengan

presentase sebesar 3%.

Tabel 5.3 Format Kurikulum Australia (contoh di ambil dari Universitas Monash)

Semester 1, Tahun pertama

Physicichemical basis of pharmcay

Introduction of physiology

Organic chemistry

Pharmacy, Health and Society I

Semester 2, tahun pertama

Drug delivery 1 Systems Physiology

Chemistry of biomolecules

Pharmacy, Health and Society II

Semester 1, tahun kedua

Biochemistry and Molecular Biology

Basis of Drug Action I

Cell function, communication, and phatology

Pharmacists as Communicators

Semester 2, tahun kedua

Drug Delivery and Disposition

Basis of Drug acton II

Integrated Therapeutics – Introduction and Cardiovascular

Pharmacy in a public Health context

Semester 1, tahun ketiga

Drug Delivery, Disposition and Dynamics

Microbiology and Immunology

Integrated Therapeutics – Respiratory and Gastrointestinal

Contexs for practice I

Semester 2, tahun ketiga

Drug Delivery II Integrated Terapeutics – Infectious Diseases

Integrated Therapeutics – Endocrinology and Renal disease

Contexs for practice II

Semester 1, tahun keempat

Drug Delivery and Development

Elective Integrated Therapeutics – Dermatology and

Professional Experience Placement

Page 161: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

149

pain program

Semester 2, Tahun keempat

Advanced Clinical practice

Integrated Therapeutics – Psychiatry

Integrated Therapeutics – Neurology and Oncology

Context for practice III

Kurikulum Australia berdasarkan pada kualifikasi

sekolah menengah atas dengan persayaratan masuk

dengan parameter tes mata pelajaran kimia,

matematika, dan Bahasa Inggris. Dengan kurikulum yang

dilaksanakan selama 4 tahun (BPharm program) yang

berdasarkan pada core kompetensi untuk menghasilkan

lulusan: (1) menyediakan pelayanan terpusat pada

pasien (patient-centered care), mampu bekerja dalam

tim interdispliner, melaksanakan praktek berbasis bukti

(evidence-based practice), mampu menerapkan dan

melakukan peningkatan kualitas, dan mampu

memanfaatkan teknologi informatika; (2) menguasai

biokimia, farmasi, farmakologi, pharmacy practice

(hukum, etika, komunikasi, dispensing), dan clinical

therapeutics; telah melaksanakan IPPE dan APPE.

3. Pendidikan Tinggi Farmasi di Britania Raya (United

Kingdom)

Farmasi adalah “a regulated profession”, dan The

Royal Pharmaceutical Society of Great Britain (RPSGB)

merupakan badan profesional untuk apoteker dan

badan pengawas untuk apoteker dan teknisi farmasi di

Inggris, Skotlandia, dan Wales. Sebelum tahun 1997,

standar RPSGB untuk gelar farmasi di Britania Raya yang

dirancang sesuai dengan prinsip dari model “3 +1”

(program gelar 3 tahun dan 1 tahun pre-registration).

Page 162: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

150

Akibatnya, sampai dengan tahun 1997, kurikulum

sarjana spesifik di sebagian besar universitas dirancang

sebagai kurikulum inti selama 3 tahun dengan

menerapkan science based learning (misalnya

pharmaceutical chemistry, pharmaceutics,

pharmacognosy pharmacology, dan pratice/dispensing).

Kemudian dilanjutkan selama satu tahun pelatihan pre-

registration (“the pre-reg year”) yang terdiri dari

pelatihan praktis tentang penempatan kerja. Sejak

tahun 1997, sesuai dengan European Directive,

persyaratan gelar diperpanjang menjadi empat tahun

dan satu tahun pre-registration. Semua program sarjana

farmasi di Inggris kemudian diwajibkan melakukan

restrukturisasi program sarjana mereka dan berubah

dari Bachelors ke Master Farmasi (M.Pharm). Lulusan

farmasi yang dihasilkan kemudian dilanjutkan ke

pelatihan pre-registration selama satu tahun yang

mengarah ke registration dengan RPSGB.

Pada tahun 2010, the General Pharmaceutical

Council (GPhC), menggantikan RPSGB sebagai regulator

untuk farmasi dengan kekuasan untuk mendaftar dan

mengatur apoteker, teknisi farmasi, dan tempat farmasi.

GPhC kemudian akan menetapkan standar untuk

pendidikan dan pelatihan yang akan mengatur

penyediaan kedua gelar farmasi dan training pre-

registration untuk memastikan apoteker baru yang

terdaftar merupakan praktisi yang kompeten.

Selama dua dekade terakhir, universitas secara

umum dan sekolah farmasi pada khususnya, telah

Page 163: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

151

menjadi subjek untuk memulai perubahan kurikulum

untuk mengamankan efektivitas biaya yang lebih besar

dalam desain dan menghasilkan sarjana farmasi, serta

untuk memperluas kesempatan mahasiswa untuk

belajar ilmu farmasi. Kurikulum yang digunakan di UK

dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Berdasarkan Tabel 5.4 terkait kurikulum pendidikan

farmasi di Austria diatas, kurikulum dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelimpok sebagai

berikut:

- Enabling Sciences meliputi: Pharmaceutical &

biological chemistry 1 dan 2; Physiology &

Pharmacology 1, 2, 3, dan 4; Laboratory studies in

pharmaceutical chemistry, physiology &

pharmacology; Cellular biochemistry & introductory

microbiology; Laboratory studies in pharmaceutical

sciences; Pharmaceutical Analysis & spectroscopy;

Molecular pharmacology; Laboratory studies in

pharmacology & pharmaceutical sciences III;

Medicinal chemistry and drug design 1; dan

Toxicology clinical, environmental & experimental

aspects, dengan persentase sebesar 38%

- Pharmaceutical Sciences meliputi: Pharmaceutics 2:

Pharmaceutical technology; Biopharmaceutics; dan

Advanced delivery I, dengan persentase sebesar

12%.

- Professional Practice meliputi: Practical dispensing

& the science of medicines manufacture;

Professional skills 1, 2, dan 3; Pharmaceutical

Farrukh Aqil
Note
"diatas" dihapus
Farrukh Aqil
Note
"kelimpok" diganti "kelompok"
Page 164: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

152

microbiology; Natural products & medicine; Social

sciences & pharmacy; Quality in medicines design

and usage; Sterile production; dan Preparation for

practice, dengan persentase sebesar 29%.

- Therapeutics meliputi: Nutrition in Health &

Disease; Disease and the Goals of Treatment;

Bimolecular Therapeutics; Immunopharmacology

and Treatment of Chronic Diseases; dan Microbial

Disease and Pathogenicity, dengan persentase

sebesar 12%.

- Lain-lain (Research/project/elective) dalam bentuk

elective dengan presentase sebesar 9%.

Page 165: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

153

Tab

el 5

.4 F

orm

at k

uri

kulu

m d

i UK

Au

tuu

mn

Year

1

Ph

arm

acu

tica

l &

Bio

logi

cal

Ch

emis

try

1

Ph

ysio

logy

&

Ph

arm

aco

logy

1

Lab

ora

tory

St

ud

ies

in

Ph

arm

aceu

tica

l C

hem

istr

y,

Ph

ysio

logy

&

Ph

arm

aco

logy

Cel

lula

r B

ioch

emis

try

&

Intr

od

uct

ory

M

icro

bio

logy

Pra

ctic

al D

isp

en

sin

g &

th

e S

cie

nce

of

Me

dic

ines

Ma

nu

fact

ure

Pro

fesi

on

al

Skill

s 1

: In

tro

du

ctio

n t

o

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e Sp

rin

g –

Yea

r 1

P

hys

iolo

gy &

P

har

mac

olo

gy

2

Au

tum

n –

Yea

r 2

P

har

mac

euti

cs 2

: P

har

mac

euti

cal

Tech

no

logy

Ph

ysio

logy

&

Ph

arm

aco

logy

3

Lab

ora

tory

St

ud

ies

in

Ph

arm

aceu

tica

l Sc

ien

ces

Ph

arm

aceu

tica

l A

nal

ysis

&

Spec

tro

sco

py

Ph

arm

aceu

tica

l &

Bio

logi

cal C

he

mis

try

2

Ph

arm

aceu

tica

l M

icro

bio

logy

Spri

ng

– Y

ear

2

Bio

ph

arm

ace

uti

cs

Ph

ysio

logy

&

Ph

arm

aco

logy

4

N

atu

ral P

rod

uct

s &

M

ed

icin

e

Pro

fess

ion

al

Skill

s 2

: P

har

mac

ist-

pat

ien

t p

artn

ersh

ips

in

hea

lth

an

d

illn

ess

Au

tum

n –

Yea

r 3

A

dva

nce

d D

rug

Del

iver

y I

Mo

lecu

lar

Ph

arm

aco

logy

La

bo

rato

ry

Stu

die

s in

P

har

mac

olo

gy &

P

har

mac

euti

cal

Scie

nce

s II

I

Me

dic

inal

C

hem

istr

y an

d

Dru

g D

esig

n 1

Nu

trit

ion

in

Hea

lth

&

Dis

ease

Soci

al

Scie

nce

s &

P

har

mac

y

Pro

fess

ion

al

Skill

s 3

: P

har

mac

y La

w

& D

isp

ensi

ng

Page 166: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

154

Spri

ng

Year

3

To

xico

logy

Clin

ical

, En

viro

nm

en

tal &

Ex

per

ime

nta

l A

spe

cts

Dis

ease

an

d t

he

Go

als

of

Trea

tmen

t

Qu

alit

y in

M

ed

icin

es D

esig

n

and

Usa

ge

Ster

ile P

rod

uct

ion

Au

tum

n –

Ye

ar 4

B

imo

lecu

lar

Ther

ape

uti

cs

Imm

un

i-p

har

mac

olo

gy

and

Tre

atm

en

of

Ch

ron

ic D

isea

ses

Mic

rob

ial D

isea

se a

nd

P

ath

og

enic

ity

Pre

par

atio

n

for

Pra

ctic

e

Spri

ng

Year

4

Pro

ject

Stu

dy

Elec

tive

El

ecti

ve

Page 167: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

155

4. Pendidikan Tinggi Farmasi di Amerika Serikat

Pendidikan Tinggi Farmasi di Amerika Serikat, sejak

tahun 1996 telah diseragamkan hanya melalui 1 jalur,

yaitu gelar PharmD (Pharmaceutical Doctor) yang

berlangsung selama 6 tahun. Perubahan kurikulum

pendidikan ini disebabkan oleh tuntutan kemampuan

profesional seorang Farmasis di masyarakat yang

semakin meningkat dan memerlukan tambahan

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu dasar dan

pengetahuan lain di luar kefarmasian, misalnya

pengetahuan mengenai komputer. Pada saat itu, profesi

farmasis menempati ranking teratas paling mulia di

mata masyarakat. Hal ini disebabkan karena keahlian

dan kemampuan profesi farmasis senantiasa dikaji dan

dikembangkan agar lebih sesuai dengan kebutuhan (link

and match). Kajian tentang perubahan kurikulum

pendidikan farmasi ini dihasilkan oleh suatu Satuan

Tugas Pendidikan Farmasi (Task Force on Pharmacy

Education) yang dibentuk oleh Ikatan Sarjana Farmasi

Amerika Serikat (American Pharmaceutical Association,

The National Professional Society of Pharmacists), yang

telah bekerja dalam kurun waktu yang cukup lama.

Sejak 1996 pendidikan profesi Farmasis di Amerika

Serikat bergelar Pharm.D berlangsung selama 6 tahun;

terbagi atas 2 tahun prasyarat (Pre-pharmacy) dan 4

tahun magang (residence) untuk program profesional

dan pengalaman kerja. Di samping itu ditawarkan juga

program Master of Science (M.S) dan Philosophical

Doctor (Ph.D.) dalam bidang farmasi tertentu, misalnya

Page 168: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

156

M.S. dalam bidang Pharmaceutical Policy and Evaluative

Sciences, yang dapat dilanjutkan ke Program Ph.D.

dalam bidang Pharmacoepidemiology, atau Ph.D. dalam

bidang Pharmacoeconomics and Policy. Contoh

Kurikulum Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Kurikulum PharmD adalah kombinasi selama empat

tahun yang diperlukan dan pelatihan optional.

Mahasiswa harus mendaftarkan diri di 16-18 unit setiap

semester. Kurikulum contoh yang diuraikan dibawah

membrikan gambaran tentang kurikulum PharmD saat

ini. Apoteker merupakan anggota integral dari tenaga

kesehatan yang memberikan pelayanan farmasi baik

untuk pencegahan maupun terapi yang berfungsi

sebagai sumber daya yang memberikan pelayanan

kepada pasien dan penyedia layanan kesehatan lainnya.

Sekolah Komite Kurikulum Farmasi ini terus

mengembangkan dan meningkatkan kurikulum untuk

memastikan mahasiswa mengembangkan potensi

penting untuk memperluas peran apoteker sebagai

penyedia layanan kesehatan. Perubahan kurikulum juga

mencerminkan kemajuan ilmiah, perubahan profil

penduduk, meningkatkan harapan kesehatan, kemajuan

teknologi, meningkatkan peran pemerintah dalam

pelayanan kesehatan dan pengaruh lainnya.

Page 169: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

157

Tab

el 5

.5 F

orm

at K

uri

kulu

m d

i Am

eri

ka S

eri

kat

Sem

este

r 1

Yea

r 1

P

rofe

ssio

n

of

Ph

arm

acy

1

Intr

od

uct

ory

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

1

An

ato

my

&

ph

ysio

logy

1

Bio

chem

istr

y 1

P

rin

cip

le

of

dru

g

acti

on

Sem

este

r 2

Yea

r 1

P

rofe

ssio

n

of

Ph

arm

acy

2

Intr

od

uct

ory

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

2

An

ato

my

&

ph

ysio

logy

2

Bio

chem

istr

y 2

D

rug

Dev

elo

pm

ent

1

Sem

este

r 1

Yea

r 2

P

rofe

ssio

n

of

ph

arm

acy

3

Intr

od

uct

ory

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

3

Ph

arm

aco

ther

apy

of

Infe

ctio

us

dis

ease

1

Ph

arm

aco

ther

apy

of

Car

div

ascu

lar

dis

ease

1

Dru

g D

evel

op

men

t 2

Sem

este

r 2

Yea

r 2

P

rofe

ssio

n

of

ph

arm

acy

4

Intr

od

uct

ory

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

4

Ph

arm

aco

ther

apy

of

Infe

ctio

us

dis

ease

2

Gas

tro

ente

rolg

y/

Nu

trit

ion

D

rug

Dev

elo

pm

ent

3

Ad

van

ced

P

har

mac

euti

cal

Car

e 1

Sem

este

r 1

Yea

r 3

P

rofe

ssio

n

of

ph

arm

acy

5

Intr

od

uct

ory

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

5

Imm

un

olo

gy

Pu

lmo

no

logy

/ R

he

um

ato

logy

En

do

crin

olo

gy

Pro

fess

ion

al

elec

tive

Sem

este

r 2

Yea

r 3

P

rofe

ssio

nal

o

f P

har

mac

y 6

In

tro

du

cto

ry

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e

Exp

erie

nce

s 6

On

colo

gy/

Hem

ato

logy

N

eu

rolo

gy/

Psy

ciat

ry

Pro

fess

ion

al

elec

tive

A

dve

nce

d

Ph

arm

ace

uti

cal

Ca

re 2

Sem

este

r 1

Yea

r 4

A

dva

nce

d

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e Ex

per

ien

ces

1

Ad

van

ced

P

har

mac

y

Pra

ctic

e Ex

per

ien

ces

2

Ad

van

ced

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

3

Ad

van

ced

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

4

Sem

este

r 2

Yea

r 4

A

dva

nce

d

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e Ex

per

ien

ces

5

Ad

van

ced

P

har

mac

y

Pra

ctic

e Ex

per

ien

ces

6

Ad

van

ced

P

har

mac

y P

ract

ice

Ex

per

ien

ces

7

Ph

arm

D S

em

inar

Page 170: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

158

Berdasarkan Tabel 5.5 terkait kurikulum pendidikan

farmasi di Austria diatas, kurikulum dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai

berikut:

- Enabling Sciences meliputi: Anatomy &Physiology 1

dan 2; Biochemistry 1 dan 2, dengan persentase

sebesar 10%

- Pharmaceutical Sciences meliputi: Principles of drug

action; Drug Developmnet 1,2 dan 3, dengan

persentase sebesar 10%.

- Professional Practice meliputi: Professional 1, 2, 3,

4, 5, dan 6; IPPE 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, dengan

persentase sebesar 26%.

- Therapeutics meliputi: Pharmacotherapy of

Infectious Disease 1 dan 2; Pharmacotherapy of

Cardiovascular Disease 1; Gastroenterology/

Nutrition; Advanced Pharmaceutical Care 1 dan 2;

Immunology; Pulmonology/ Rheumatology;

Endocrinology; Oncology/ Hematology; Neurology/

Psychiatry; APPE 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, dengan

persentase sebesar 48%.

- Lain-lain (Research/project/elective) dengan

presentase sebesar 0%.

Kurikulum di Amerika Serikat berdasarkan pada

sistem college level pre-requisites dengan ilmu-ilmu

dasar wajib meliputi kimia, anatomy, dan matematika.

selanjutnya, pendidikan dasar pada saat kuliah terutama

ilmu-ilmu biomedis, ilmu-ilmu sains farmasi, ilmu-ilmu

sosial-administratif dan klinis selama tiga tahun pertama

Page 171: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

159

program berjalan. Mahasiswa menyelesaikan

Introductory Pharmacy Practice Experiences (IPPE)

bersama dengan program berbasis kelas. Program akhir

(tahun keempat) yaitu Advanced Pharmacy Practice

Experiences (APPE), yang diatur dalam peraturan

kesehatan di seluruh daerah Los Angeles, dan capstone

course menuju ujian akhir/tugas akhir.

Pengalaman belajar yaitu pelaksanaan 300 jam IPPE

selama tiga tahun pertama pembelajaran dengan

berbagai jenis program melibatkan pengalam

pendampingan oleh seorang apoteker selama kegiatan

kontak/berkomunikasi dengan pasien, pengalaman KKN,

dan pengalaman komunikasi yang berfokus pada pasien.

Selanjutnya, selama 36 minggu pelaksanaan APPE pada

tahun keempat, umumnya diperlukan waktu selama 6x6

minggu atau 7x5 minggu (+1) dan rotasi

pilihan/optional. Diperlukan 5 rotasi yang meliputi

community pharmacy, hospital pharmacy, ambulatory

care, specialty populations, dan acute care medicine.

Selain itu, penambahan rotasi pilihan dalam core area

yang diminati dengan kelompok besar seprti AACP,

ASHP, FDA dan Akademia.

5. Pendidikan Tinggi Farmasi di Kanada

Sistem pendidikan Farmasi di Kanada telah

mengalami perubahan yang sangat signifikan selama

dekade terakhir, dan akan terus berkembang untuk

memenuhi dan mengantisipasi perubahan peran sebagai

apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan. Sistem

pendidikan di Kanada khususnya untuk pendidikan

Page 172: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

160

profesional dalam bidang kesehatan memiliki

karakteristik khas dengan empat element utama yaitu:

1. Lebih utama, sistem penelitian intensif masing-

masing universitas negeri tanpa sekolah farmasi

swasta yang berdiri sendiri.

2. Sistem pelayanan kesehatan universal yang

sepenuhnya didanai oleh pemerintah dengan tidak

ada rumah sakit swasta (nirlaba), dan pelayanan

kesehatan swasta relatif dibatasi.

3. Sistem regulasi bagi para profesional pelayanan

kesehatan dibangun berdasarkan sistem

pendidikan, dimana sistem pendidikan mirip

dengan Inggris.

4. Independen tetapi memiliki sistem kolaboratif yang

sangat kuat antara pendidikan, peraturan, dan

kelompok advokasi.

Saat ini di Kanada (dengan penduduk sekitar 35

juta), ada 10 sekolah farmasi terakreditasi, 8 program

gelar yang ditawarkan di Inggris dan 2 sekolah di Quebec

menawarkan program-program di Perancis (Semua

program farmasi di Kanada diakreditasi oleh Dewan

Kanada untuk akreditasi Program Farmasi (the Canadian

Council for Accreditation of Pharmacy Programs atau

disingkat CCAPP), sebuah badan yang bertanggungjawab

untuk mengembangkan dan mengevaluasi standar

pendidikan. CCAPP melakukan ulasan akreditasi rutin

dari semua sekolah farmasi untuk memastikan

kepatuhan dengan standar.

Page 173: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

161

CCAPP menerapkan standar akreditasi yang

mendokumentasikan sebagai dasar untuk menyetujui

universitas untuk menawarkan praktek sarjana di

apotek. Standar-standar ini pada gilirannya dibangun di

atas hasil untuk program pendidikan yang dirumuskan

oleh Asosiasi Fakultas Farmasi Kanada (the Associaion of

Faculty of Pharmacy of Canada disingkat AFPC).

Sementara itu, masing-masing sekolah farmasi

bebas untuk mengembangkan kurikulum sendiri,

mengajar filsafat, dan metode pedagogis, semua

program yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa

lulusan mereka memenuhi semua hasil pada tingkat

tertentu dan rentang kompetensi.

Dengan hanya 10 universitas negeri yang memiliki

program pendidikan farmasi yang didanai di seluruh

negeri dan tidak memiliki kesempatan untuk swasta

untuk membuka program dan diakreditasi di kanada.

Sehingga persaingan untuk menjadi mahasiswa di

fakultas farmasi sangat ketat. Semua program

memerlukan minimal 5 tahun pendidikan post-

secondary sebelum menjadi sarjana sains dalam bidang

farmasi, BSc (Pharm) atau BscPham, yang saat ini masuk

dalam level sarjana untuk profesi.

Sekolah lain seperti Universitas Dalhausie di Halifax,

telah mengadopsi sistem pendidikan yang lebih berbasis

masalah desain kurikuler, memilih diskusi tutorial dalam

kelompok kecil dan kurikulum yang lebih

termodularisasi dan terintegrasi. Experiental education

Page 174: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

162

merupakan fitur umum (dan diperlukan) dari semua

kurikulum, dan terjadi pada semua program profesional.

Sebagian besar karena perubahan besar dalam

undang-undang provinsi yang telah memperluas peran

dan ruang lingkup apoteker di provinsi tersebut. Dua

sekolah farmasi di Quebec telah mengindikasikan bahwa

mereka akang mengubah dan meningkatkan masuk ke

level PharmD dalam rangka meningkatkan kurikulum

mereka dan tepat mengenali meningkatkan pendidikan

dan keterampilan yang diperlukan di Quebec untuk

melaksanakan praktek farmasi.

Saat ini, hanya Universitas British Columbia (UBC)

dan Universitas Totonto (UT), yang menawarkan 2 tahun

post-baccalaureate PharmD; UT juga menawarkan

program post-baccalaureate PharmD secara paruh

waktu atau double degree. Format kurikulum di Kanada

dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Berdasarkan Tabel 5.6 terkait kurikulum pendidikan

farmasi di Austria diatas, kurikulum dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai

berikut:

- Enabling Sciences meliputi: Introductory Organic

Chemistry I dan II; Human Anatomi and Histology;

Physical Chemistry for Pharmacy; Microbiology of

Infectious Diseases; Medicinal Chemistry; Basic

Human Physiology; Introduction to Biochemistry &

Molecular Biology; Pharmacology I & II;

Introductory Metabolic Biochemistry;

Pharmacology/Medicinal Chemistry Tutorial;

Farrukh Aqil
Note
"akang" diganti "akan"
Farrukh Aqil
Note
"diatas" dihapus
Page 175: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

163

Introductory Toxicology, dengan persentase

sebesar 30%

- Pharmaceutical Sciences meliputi: Introduction to

Applied Pharmaceutical Sciences; Pharmaceutics;

Methods of Pharmaceutical Analysis;

Pharmacockinetics; Applications of Pharmaceutical

Analysis; Professional Practice III, dengan

persentase sebesar 15%.

- Professional Practice meliputi: Professional

Communication Skills in Pharmacy Practice;

Introduction to Statistics; Professional Practice I, II,

& IV Laboratory; Professional Practice I & II;

Introduction to the Profession of Pharmacy; Health

System in Society I & II; Pharmacy Practice

Management I; Pharmacy Practice Seminar; SPEP,

dengan persentase sebesar 33%.

Page 176: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

164

Tab

el 5

.6

Form

at K

uri

kulu

m d

i K

anad

a (c

on

toh

me

ngg

un

akan

ku

riku

lum

Fak

ult

as

Farm

asi

di

Un

ive

rsit

as T

oro

nto

)

Sem

1

– Ye

ar

1

Intr

od

uct

ory

O

rgan

ic

Ch

em

istr

y 1

Hu

man

A

nat

om

y an

d

His

tolo

gy

Ph

ysic

al

Ch

em

istr

y fo

r P

har

mac

y

Mic

rob

iolo

gy

of

Infe

ctio

us

Dis

ease

s

Intr

od

uct

ion

to

A

pp

lied

P

har

mac

euti

cal

Scie

nce

s

Pro

fess

ion

al

Co

mm

un

icat

ion

sk

ills

in p

har

mac

y p

ract

ice

Intr

od

uct

ion

to

st

atis

tics

P

rofe

sio

nal

p

ract

ice

I In

tro

du

ctio

n t

o

the

pro

fess

ion

o

f p

har

mac

y

Sem

2

– Ye

ar

1

Intr

od

uct

ory

O

rgan

ic

Ch

em

istr

y II

P

rofe

ssio

nal

p

ract

ice

I La

bo

rato

ry

Sem

1

– Ye

ar

2

Med

icin

al

Ch

em

istr

y B

asic

Hu

man

P

hys

iolo

gy

Intr

od

uct

ion

B

ioch

emis

try

&

Mo

lecu

lar

Bio

lob

y

Ph

arm

aceu

tics

H

ealt

h S

yste

m in

So

ciet

y I

Pro

fesi

on

al p

ract

ice

II

Ph

arm

acet

uic

al

Car

e Ia

Sem

2

– Ye

ar

2

Ph

arm

aco

logy

In

tro

du

cto

ry M

etab

olic

B

ioch

emis

try

Met

ho

ds

of

Ph

arm

aceu

tica

l An

alys

is

Pro

fess

ion

al P

ract

ice

II

Lab

ora

tory

P

har

mac

etu

ical

C

are

Ia

Sem

1

– Ye

ar

3

Ph

arm

aco

logy

/ M

edic

inal

C

he

mis

try

Tuto

rial

Ph

arm

aco

log

y II

Ph

arm

aco

kin

etic

s A

pp

licat

ion

s o

f P

har

mac

etic

al

An

alys

is

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e M

anag

eme

nt

I

Clin

ical

B

ioch

emis

ty/

Pat

ho

-p

hys

iolo

gy

/Pat

ho

logy

Ph

arm

aceu

tica

l C

are

II

Ph

arm

acet

ical

Car

e Ib

Sem

2

– Ye

ar

3

Intr

od

uct

ory

To

xico

logy

P

rofe

ssio

nal

P

ract

ice

III

Pro

fess

ion

al

Pra

ctic

e III

La

bo

rato

ry

Sem

1

– Ye

ar

4

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e Se

min

ar

Pro

fess

ion

al P

ract

ice

IV

Hea

lth

Sys

tem

s in

So

ciet

y II

P

har

mac

y P

ract

ice

Res

earc

h

Ph

arm

acet

ical

Car

e II

I

Sem

2

– Ye

ar

4

Elec

tive

s Se

lect

ed T

op

ics

in t

he

Ph

arm

aceu

tica

l In

du

stry

or

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e M

anag

emen

t in

Co

mm

un

ity

or

Inst

itu

tio

nal

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e M

anag

emen

t

SPEP

– In

stit

uti

on

(3

5

jam

per

min

ggu

sel

ama

8 m

ingg

u)

SPEP

– In

stit

uti

on

(3

5 ja

m p

er

min

ggu

sel

ama

8 m

ingg

u)

Page 177: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

165

- Therapeutics meliputi: Pharmaceutical Ia & Ib;

Pharmaceutical Care II & III; Clinical

Biochemistry/Pathophysilogy/Pathology, dengan

persentase sebesar 13%.

- Lain-lain (Research/project/elective) meliputi:

Pharmacy Practice Research; Elective; Selected

Topics in the Pharmaceutical Industry or Pharmacy

Pracctice Management in the Community or

Institutional Pharmacy Practice Management,

dengan presentase sebesar 5%.

Program post-baccalaureate PharmD, tahun

pertama (8 bulan untuk UBC dan 12 bulan untuk UT)

terdiri dari program advanced-level courses dan tahun

kedua (16 bulan dan setiap 4 minggu sekali terjadi rotasi

di UBC dan 11 bulan dari rotasi untuk UT) terdiri dari

experiential clerkships. Kedua program tersebut

dirancang untuk memberikan pendidikan lanjutan dalam

praktek farmasi klinis.

Program UBC berfokus pada pelatihan untuk

memenuhi peran denga praktek sebagai ahli farmasi

klinis di rumah sakit, rawat jalan, tempat berbasis

masyarakat, pelayanan primer, akademisi, pelayanan

mandiri, pemerintahan, konsultan, industri, dan

lembaga pelayanan kesehatan. Demikian pula, program

UT melatih individu untuk menyediakan dan

mempromosikan keunggulan dalam pelayanan pasien

berfokus dan didasarkan pada filosofi pelayanan

kefarmasian. Jumlah rata-rata mahasiswa yang diterima

Farrukh Aqil
Highlight
Farrukh Aqil
Highlight
Farrukh Aqil
Note
yang distabilo kuning dipindahkan ke halaman 63
Farrukh Aqil
Note
"denga" diganti "dengan"
Page 178: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

166

sebanyak 6 sampai 9 orang pertahun, dan sangat

kompetitif.

6. Pendidikan Tinggi Farmasi di India

Di India, pendidikan farmasi resmi yang mengarah

ke gelar dimulai dengan Bachelor selama 3 tahun

(BPharm) di Banaras Hindu University di tahun 1937.

Pada saat itu, kurikulum disajikan sebagai kombinasi

kimia farmasi, kimia analitik, dan farmasi, yang

menghasilkan lulusan yang disiapkan untuk bekerja

sebagai spesialis dalam kontrol kualitas dan standarisasi

obat untuk perusahaan farmasi, tetapi tidak untuk

praktek pekerjaan kefarmasian. Sebelum India

memperoleh kemerdekaan pada tahun 1947, ada 3

lembaga yang menawarkan program sarjana farmasi.

Pada tahun 1944, Universitas Punjab mulai membuka

departemen farmasi; dan pada tahun 1947 L.M. College

didirikan di Ahmedabad.

Pada kemerdekaan pada tahun 1947, India

diwariskan sistem untuk profesi farmasi dari kolonial

Inggris yang terorganisir dan tidak ada pembatasan

hukum atas praktek farmasi. Konsep Pharmacy Practice

tidak terealisasi sampai setelah kemerdekaan diperoleh.

Pada tahun 1948, UU Farmasi diberlakukan sebagai

standar minimum kualfikasi pendidikan untuk Pharmacy

Practice untuk mengatur praktek, pendidikan, dan

profesi farmasi. Ketentuan UU diimplementasikan

melalui Farmasi Dewan India (PCI). UU mengharuskan

masing-masing wilayah untuk mendirikan dewan

farmasi negara yang bertanggungjawab untuk

Farrukh Aqil
Note
"Farmasi Dewan India" diganti "Dewan Farmasi India"
Page 179: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

167

mengendalikan dan mendaftarkan apoteker di wilayah

masing-masing.

Berbagai program gelar farmasi yang ditawarkan di

India: diploma di bidang farmasi (DPharm), Sarjana

Farmasi (BPham), Master Farmasi (MPharm), Master of

Science in Pharmacy [MS(Pharm)] dan Master of

Technology in Pharmacy [Mtech(Pharm)], Doktor

Farmasi (PharmD), Doctor of Philosophy in Pharmacy

(Ph.D). Entry point, untuk program Dpharm, BPharm,

dan PharmD adalah 12 tahun pendidikan formal dalam

ilmu sciences. Program Dpharm membutuhkan minimal

2 tahun didactic coursework diikuti oleh 500 jam praktek

magang yang diperlukan diperkirakan akan selesai

dalam waktu 3 bulan baik rumah sakit maupun

komunitas. BPharm melibatkan selama 4 tahun belajar

diperguruan tinggi yang berafiliasi dengan universitas

atau sebuah departemen di universitas. Mahasiswa

memperoleh gelar BPharm bisa mendapatkan gelar

MPharm dalam 2 tahun, yang tahun kedua dkhususkan

untuk penelitian yang mengarah ke disertasi dalam

setiap disiplin farmasi, misalnya farmasi, farmakologi,

kimia farmasi atau kualitas, dan bioteknologi. Untuk

menghasilkan lulusan apoteker dipersiapkan untuk

menyediakan layanan berorientasi klinis, program

MPharm dalam pharmacy practice diperkenalkan di

Jagadguru Sri Shiveratreeswara (JSS) College of Farmasi

di Mysore pada tahun 1996 dan di Ooty pada tahun

1997. Sebanyak 6 National Institutes of Pharmaceutical

Education and Research (NIPERs) di India menawarkan

Page 180: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

168

MS(Pharm), Mtech(Pharm), dan gelar yang lebih tinggi.

NIPERs dibentuk dengan visi memberikan keunggulan

dalam farmasi dan pendidikan yang berkaitan dengan

pekerjaan kefarmasian. Mahasiswa dengan gelar

MPharm dalam setiap disiplin dapat melanjutkan ke

program PhD dengan tambahan minimal 3 tahun studi

dan penelitian. Program PharmD merupakan studi 6

tahun penuh waktu. Program PharmD (Post-

baccalaurete) diperkenalkan pada tahun 2008 dengan

tujuan menghasilkan apoteker yang telah menjalani

pelatihan yang ekstensif ditempat latihan dan dapat

memberikan pelayana farmasi kepada pasien.

Kurikulum Dpharm yang direvisi pada tahun 1991

dan sama di semua perguruan tinggi. Perubahan

kurikulum dapat dilakukan dengan pemberitahuan

pemerintah pusat melalui amandemen UU Farmasi.

Pembelajaran farmasi dasar dari program ini terdiri dari

konsep sebagian besar merupakan konsep lama dan

banyak topik yang tidak relevan lagi dengan dunia kerja

kefarmasian. Praktek farmasetika II membutuhkan 100

jam untuk belajar setidaknya 100 produk resep dan

metode compounding and dispensing yang mencakup

campuran, serbuk bagi, liniments, dan berbagai

incompabilitas dalam resep. Semua topik ini semakin

berkurang relevansinya ketika obat diproduksi secara

massal dan siap untuk digunakan.

Orientasi apoteker telah berubah dari product-

oriented menuju patient-oriented. Perluasan peran

apoteker telah didorong terutama pada tahun 1990.

Farrukh Aqil
Note
"pelayana" diganti "pelayanan"
Page 181: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

169

Ketika Helper dan Strand menciptakan istilah

Pharmaceutical care.

Pharmaceutical care merupakan pelayanan terkait

terapi obat yang disediakan yang tujuan mencapai hasil

yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Sekitar 30.000 mahasiswa menerima gelar Dpharm

setiap tahun dan melaksanakan profesiona farmasi

tanpa diajarkan konsep pelayanan farmasi dan banyak

wilayah yang masih menjalankan konsep farmasi

kontemporer.

Tidak ada kurikulum BPharm standar dan bervariasi

di seluruh universitas yang menjalankan program

sarjana farmasi. Dalam hal ini beorientasi industri dan

produk. Sebagian besar perguruan tinggi farmasi

menawarkan pendidikan yang jauh relevan dengan

tempat praktek pelayanan kefarmasian. Tidak seperti

negara-negra lain, revisi kurikulum dan inovasi di India

termasuk perpaduan ilmu dasar (seperti matematika,

kimia fisik, kimia organik, dan kimia anorganik), kimia

lanjutan dan analisis (seperti biokimia, kimia obat, dan

kimia analitik) dan farmasi dasar (seperti farmasi,

farmakologi, farmakognosi, dan hukum farmasi).

Sebagai penjelasan rinci tentang kurikulum tingkat

BPharm/sarjana farmasi disajikan pada Tabel 5.7.

Berdasarkan Tabel 5.7 terkait kurikulum pendidikan

farmasi di Austria diatas, kurikulum dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelimpok sebagai

berikut:

Farrukh Aqil
Note
"profesiona" diganti "profesional"
Page 182: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

170

- Enabling Sciences meliputi: Pharmaceutical

Chemistry I - VIII (Inorganic, Elementary Oganic

Chemistry, Pharmaceutical Organic Chemistry,

Biochemistry, Heterocyclic & Stereochemistry,

Chemistry of Synthetic Drugs, Medicinal Chemistry,

Medicinal Chemistry and Drug Design); Human

Anatomy and Physiology I & II; Value-based

Education and Environment Science; Computer

Application and audio Visual Programmes;

Mathematics and Biostatistics; Basic Concepts of

Social Life and Psycology; General Pharmacology;

Systemic Pharmacologi I & II; General

Pathophysiology; Phytochemistry, dengan

persentase sebesar 43%

- Pharmaceutical Sciences meliputi: Pharmaceutical

Analysis I, II & III; Pharmaceutical Technology,

Pharmacognosy I & II; Physical Pharmacy I & II,

Pharmaceutical Microbiology; Biopharmaceutics

and Pharmackinetics; Pharmaceutical Biotehnology;

Formulation Technology; Industrial Pharmacy;

Biochemical Pharmacology (Biological Screening &

Drug Development, dengan persentase sebesar

30%.

- Professional Practice meliputi: Dispensing

Pharmacy I & II; Principles of Hospital Pharmacy;

Druge Store Management ( Hospital Pharmacy II)

Social and Community Pharmacy; Research in

Pharmacy & Clinical Research Trials; Pharmacy

Practice-Concepts and Management;

Page 183: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

171

Pharmaceutical Jurisprudence, dengan persentase

sebesar 17%.

- Therapeutics meliputi: Pharmacotherapy I & II;

Clinical Pharmacy Practice, dengan persentase

sebesar 6%.

- Lain-lain (Research/project/elective) dengan

presentase sebesar 4%.

Dengan melihat beberapa contoh program pendidikan

dan kurikulum di luar negeri, mahasiswa dapat

membandingkannya dengan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Tidak tertutup kemungkinan adanya mahasiswa yang akan

melanjutkan studinya di luar negeri, sehingga pengetahuan

dasar ini dapat membantu dalam menentukan pilihannya.

Page 184: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

172

Tab

el 5

.6 F

orm

at K

uri

kulu

m d

i In

dia

Sem

1

P

har

mac

euti

cal

Ch

emis

try

I &

II

(i

no

rgan

ic)

Hu

man

an

ato

my

and

Ph

ysio

logy

V

alu

e-b

ased

Ed

uca

tio

n

and

en

viro

nm

ent

scie

nce

Co

mp

ute

r ap

plic

atio

n

and

au

dio

vi

sual

p

rogr

amm

es

Dis

pe

nsi

ng

Ph

arm

acy

I P

rin

cip

les

of

Ho

spit

al

Ph

arm

acy

Sem

2

P

har

mac

euti

cal

Ch

emis

try

II

(Ele

men

tary

O

rgan

ic C

he

mis

ty)

Hu

man

A

nat

om

y an

d P

hys

iolg

y II

M

ate

mat

ics

and

b

iost

atis

tic

Bas

ic

con

cep

ts

of

soci

al

life

and

p

sych

olo

gy

Dis

pe

nsi

ng

Ph

arm

acy

III

Dru

g St

ore

m

anag

em

ent

(Ho

spit

al P

har

mac

y II)

Sem

3

P

har

mac

euti

cal

Ch

emis

try

III

(Ph

arm

acet

ical

O

rgan

ic

Ch

emis

try)

Ph

arm

aceu

tica

l A

nal

ysis

I P

har

mac

euti

cal

Tech

no

logy

P

har

mac

ogn

osy

I P

hys

ical

P

har

mac

y I

Soci

al a

nd

Cp

mm

un

ity

Ph

arm

acy

Sem

4

P

har

mac

euti

cal

Ch

emis

try

IV

(Het

ero

cylic

&

St

ere

och

em

istr

y)

Ph

arm

aceu

tica

l C

hem

istr

y V

(B

ioch

emis

try)

Gen

eral

P

har

mac

olo

gy

Ph

arm

aco

gno

sy II

P

har

mac

etic

al M

icro

bio

logy

Ph

ysic

al P

har

mac

y II

Sem

5

P

har

mac

euti

cal

Ch

emis

try

VI

(Ch

em

istr

y o

f sy

nth

etic

dru

gs)

Syst

em

ic

Ph

arm

aco

logy

I G

ener

al

Pat

ho

ph

ysio

logy

P

hyt

och

emis

try

Bio

ph

arm

ace

uti

cs

and

P

har

mac

oki

net

ics

Ph

arm

acet

ical

b

iote

chn

olo

gy

Page 185: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

173

Sem

6

P

har

mac

etu

cal

Ch

emis

try

VII

(M

ed

icin

al C

hem

istr

y)

Syst

em

atic

P

har

mac

olo

gy II

P

har

mac

euti

cal

anal

ysis

II

Res

earc

h

in

Ph

arm

acy

&

Clin

ical

R

esea

rch

tri

als

Ph

arm

acy

Pra

ctic

e-C

on

cep

ts

and

ma

nag

eme

nt

Ph

arm

aceu

tica

l Ju

risp

rud

en

ce

Sem

7

In

du

stri

al

Ph

arm

aco

gno

sy

Form

ula

tio

n

Tech

no

logy

P

har

mac

euti

cal

anal

ysis

III

Ph

arm

aco

ther

apy

P

reje

ct

Sem

8

P

har

mac

euti

cal

Ch

emis

try

VII

I (M

ed

icin

al

Ch

em

istr

y an

d D

rug

Des

ign

)

Ind

ust

rial

P

har

mac

y B

ioch

emic

al

Ph

arm

aco

logy

(B

iolo

gica

l Sc

reen

ing

&

Dru

g D

evel

op

men

t)

Ph

arm

aco

ther

apy

II P

roje

ct

Clin

ical

P

har

mac

y P

ract

ice

Page 186: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

174

Gambar 5.2 Perbandingan konten Program kurikulum berbagai negara (Sumber: Pharmacy Education Symphosium Tahun 2011 dari Monash University)

Gambar 5.2 diatas menunjukkan bahwa adanya

perbedaan persentase antara farmasi sains dan farmasi praktis

itu tergantung dengan kebutuhan negaranya masing-masing.

Yang menjadi penyamaan untuk semuanya adalah ada standar

minimal yang harus diketahui oleh mahasiswa untuk menjadi

sebagai lulusan farmasi atau yang dikenal di Indonesia adalah

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Untuk negara Australia,

Canada, dan Inggris muatan antara farmasi sains dan farmasi

praktis seimbang. Amerika Serikat bersandar ke arah farmasi

praktis (Pharmacy practice), dengan sistem ilmu pengetahuan

pre-pharmacy. Eropa (Belanda) lebih menekankan pada

traditional sciences. Sedangkan Asia (India) lebih menekankan

pada memungkinkan traditional sciences dan ilmu farmasi.

Page 187: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

175

5.3 Pendidikan Farmasi di Indonesia

Pendidikan Tinggi khususnya penyelenggara pendidikan

farmasi di Indonesia memiliki peran besar untuk mencetak

lulusan farmasi yang diharapkan memiliki daya saing dan

kompetensi terutama dalam menghadapi era persaingan global

atau yang dikenal dengan sebutan Maysarakat Ekonomi ASEAN

(MEA). Penyelenggara pendidikan farmasi sejak zaman

kemerdekaan terus mengalami pertumbuhan baik jumlah

penyelenggara maupun kualitas penyelenggara dalam

menghasilkan lulusan berdaya saing dan kompetitif. Dari masa

ke masa sistem dan kuantitas penyelenggara terus bertambah,

berbagai sejarah, jenjang pendidikan, pelaksana pendidikan, dan

lain-lain akan dibahas pada bab ini.

5.3.1 Sejarah Perkembangan Pendidikan Farmasi di

Indonesia.

Perkembangan pendidikan tinggi kefarmasian di

Indonesia dapat dibagi dalam era pra Perang Dunia II, Zaman

Pendudukan Jepang dan pasca Proklamasi Kemerdekaan R.I.

Sebelum Perang Dunia II, selama penjajahan Belanda hanya

terdapat beberapa Apoteker yang berasal dari Denmark,

Austria, Jerman dan Belanda. Tenaga kefarmasian yang dididik

di Indonesia hanya setingkat Asisten Apoteker (AA), yang mulai

dihasilkan tahun 1906. Pelaksanaan pendidikan A.A. ini

dilakukan secara magang, ada apotek yang ada Apotekernya dan

setelah periode tertentu seorang calon menjalani ujian negara.

Pada tahun 1918 dibuka sekolah Asisten Apoteker yang pertama

dengan penerimaan murid lulusan MULO Bagian B (Setingkat

SMP). Pada tahun 1937 jumlah Apotek di seluruh Indonesia

Page 188: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

176

hanya 37. Pada awal Perang Dunia ke-2 (1941) banyak Apoteker

warga negara asing meninggalkan Indonesia sehingga terdapat

kekosongan Apotek. Untuk mengisi kekosongan itu diberi izin

kepada dokter untuk mengisi jabatan di Apotek, juga diberi izin

kepada dokter untuk membuka Apotek-Dokter (Dokters-

Apotheek) di daerah yang belum ada Apoteknya.

Pada zaman pendudukan Jepang mulai dirintis

pendidikan tinggi Farmasi dengan nama Yukugaku sebagai

bagian dari Jakarta Ika Daigaku. Pada tahun 1944 Yakugaku

diubah menjadi Yaku Daigaku. Pada tahun 1946 dibuka

Perguruan Tinggi Ahli Obat di Klaten yang kemudian pindah dan

berubah menjadi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di

Yogyakarta. Tahun 1947 diresmikan Jurusan Farmasi di Fakultas

Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam (FIPIA), Bandung sebagai

bagian dari Universitas Indonesia, Jakarta, yang kemudian

berubah menjadi Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung

pada tanggal 2 Mei 1959.

Lulusan Apoteker pertama di UGM sebanyak 2 orang

dihasilkan pada tahun 1953. Pada periode ini di Indonesia

terdapat 8 perguruan tinggi farmasi negeri dan belasan

perguruan tinggi swasta. Pendidikan farmasi berkembang seiring

dengan pola perkembangan teknologi agar mampu

menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan

sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi

disusun lebih ke arah teknologi pembuatan obat untuk

menunjangn keberhasilan para anak didiknya dalam

melaksanakan tugas profesinya. Dilihat dari sisi pendidikan

Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi pada awalnya belum

merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang

Farrukh Aqil
Note
"Yukugaku" diganti "Yakugaku"
Page 189: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

177

MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang

merupakan kelompok ilmu murni (Basic Science) sehingga

lulusan S1-nya pun bukan disebut Sarjana Farmasi melainkan

Sarjana Sains. Namun, sejak akhir tahun 1990-an dan awal tahun

2000-an beberapa perguruan mulai berdiri sendiri dan terpisah

dengan fakultas MIPA menjadi Fakultas Farmasi, dan gelarnya

pun berubah menjadi Sarjana Farmasi, meskipun sampai saat ini

beberapa perguruan tinggi masih belum memisahkan fakultas

farmasi dengan fakultas MIPA maupun dari Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (dibawah naungan perguruan tinggi

Departemen Agama).

Sejak tahun 2011, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah

Mada (UGM) membuat dan membagi program sarjana farmasi

kedalam empat minat yaitu minat ilmu farmasi, farmasi industri,

farmasi klinik dan komunitas, dan farmasi bahan alam.

Sedangkan Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB)

membagi dua program studi yaitu farmasi sains dan teknologi,

dan farmasi klinik dan komunitas. Selain itu, sebagian besar

institusi pendidikan tinggi diseluruh Indonesia membuka

prorgam studi sarjana farmasi dan diploma farmasi.

Sampai saat ini, jumlah lembaga pendidikan tinggi

termasuk akademi dimana institusi/lembaga pendidikan yang

membuka program diploma tiga farmasi dan analis farmasi baik

dari lembaga negeri maupun swasta sebanyak 79 institusi,

institusi pendidikan yang membuka program sarjana farmasi

baik negeri maupun swasta sebanyak 67 institusi, institusi

pendidikan yang membuka program profesi apoteker baik

negeri maupun swasta sebanyak 28 institusi, institusi

pendidikan yang membuka program magister farmasi baik

Page 190: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

178

swasta maupun negeri sebanyak 12 institusi (khusus ITB

membuka 2 program magister), sedangkan untuk program

Doktor ilmu farmasi sebanyak 5 institusi yang semuanya

berstatus negeri. Jumlah tersebut diatas kemungkinan besar

akan terus bertambah melihat animo masyarakat tentang

ketertarikan untuk belajar ilmu farmasi terus meningkat dan

ditambah lagi kebutuhan tenaga kefarmasian di berbagai sektor

diseluruh wilayah Indonesia semakin meningkat. Belum lagi,

peluang lulusan farmasi untuk bekerja di negara tetangga di era

globalisasi sekarang ini.

5.3.2 Jenjang Pendidikan Farmasi di Indonesia

1. Sekolah Menengah Farmasi

Dari sejarah perkembangan kefarmasiaan di

Indonesia tampak besarnya peranan pendidikan

menengah farmasi (Sekolah Asisten Apoteker),

khususnya pada saat langkanya tenaga kefarmasian

berpendidikan tinggi. Pada saat peralihan sampai

dikeluarkannya PP 25 tahun 1980, masih dimungkinkan

adanya ”Apotek Darurat” yaitu Apotek yang dikelola

oleh Asisten Apoteker yang sudah berpengalaman kerja.

Tenaga menengah farmasi ini masih sangat diperlukan

dan sangat berperan dalam pengelolaan obat,

khususnya pada Farmasi Komunitas, baik di Apotek

maupun di Rumah Sakit. Dengan bertambahnya tenaga

farmasi berpendidikan tinggi, peranan ini akan semakin

kecil, sehingga perlu dipikirkan untuk meningkatkan

pendidikan AA ini setingkat akademi (lulusan SMA).

Page 191: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

179

Mulai tahun 2000, pendidikan menengah ini mulai

“phasing out”, ditingkatkan menjadi Akademi Farmasi.

2. Program Diploma Farmasi

Sejak 1991 telah dirintis pembukaan pendidikan

tenaga farmasi ahli madya dalam bentuk Program

Diploma (D-III) oleh Departemen Kesehatan, yaitu

Program Studi Analis Farmasi. Kebutuhan ini merupakan

konsekuensi perkembangan di bidang kesehatan yang

semakin memerlukan tenaga ahli, baik dalam jumlah

maupun kualitas, dan semakin memerlukan diversifikasi

tenaga keahlian. Tujuan utama program studi ini ialah

menghasilkan tenaga ahli madya farmasi yang

berkompetensi untuk pelaksanaan pekerjaan di bidang

pengendalian kualitas (quality control). Adapun peranan

yang diharapkan dari lulusan program Studi Analis

Farmasi ialah: Melaksanakan analisis farmasi dalam

laboratorium: obat, obat tradisional, kosmetika,

makanan-minuman, bahan berbahaya dan alat

kesehatan; di industri farmasi, instalasi farmasi rumah

sakit, instansi pengawasan mutu obat dan makanan-

minuman atau laboratorium sejenisnya, di sektor

pemerintah maupun swasta, dengan fungsi:

Pelaksanaan analisis, pengujian mutu, pengembangan

metode analisis dan peserta aktif dalam pendidikan dan

penelitian di bidang analisis farmasi.

Program ini diharapkan dapat dikelola oleh

perguruan tinggi negeri yang mempunyai fakultas atau

Jurusan Farmasi dengan status Program Diploma (D-III).

Kemungkinan besar Sekolah Menengah Farmasi di masa

Page 192: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

180

yang akan datang dapat ditingkatkan menjadi Program

Diploma seperti yang diuraikan di atas. Ramalan para

pakar lebih dari 10 tahun yang lalu, sekarang ini sudah

menjadi kenyataan melalui ketentuan yang

mengharuskan pendidikan menengah ditingkatkan

menjadi Akademi.

Daftar program studi D-III Farmasi di Indonesia

adalah sebagai berikut:

1. Akademi Analis Farmasi Al-Islam, Yogyakarta

2. Akademi Analisis Farmasi dan Makanan 17 Agustus

1945 Semarang, Semarang

3. Akademi Analisis Farmasi dan Makanan Banda

Aceh, Banda Aceh

4. Akademi Analisis Farmasi dan Makanan Sunan Giri,

Ponorogo

5. Akademi Farmasi Al-Islah, Cilegon

6. Akademi Farmasi Bhumi Husada, Jakarta

7. Akademi Farmasi Bina Farmasi, Palu

8. Akademi Farmasi Bumi Siliwangi, Bandung

9. Akademi Farmasi Dwi Frama, Bukit Tinggi

10. Akademi Farmasi Hang Tuah, Jakarta

11. Akademi Farmasi Imam Bonjol Bukittinggi,

Bukittinggi

12. Akademi Farmasi Indah Deli Serdang, Medan

13. Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta

14. Akademi Farmasi Jember, Jember

15. Akademi Farmasi Kebangsaan, Makassar

16. Akademi Farmasi Kusuma Husada Purwokerto,

Banyumas

Page 193: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

181

17. Akademi Farmasi Medika Nusantara, Palu

18. Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo,

Sidoarjo

19. Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon, Cirebon

20. Akademi Farmasi Pemerintah Aceh, Kuta Alam

21. Akademi Farmasi Muhammadiyah Kabupaten

Kuningan, Kuningan

22. Akademi Farmasi Nasional Surakarta, Surakarta

23. Akademi Farmasi Nusaputera, Semarang

24. Akademi Farmasi Pemprov. Jambi, Jambi

25. Akademi Farmasi Prayoga Padang, Padang

26. Akademi dan Analisis Farmasi dan Makanan Putera

Indonesia, Malang

27. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang, Malang

28. Akademi Farmasi Ranah Minang, Sumatera Barat

29. Akademi Farmasi Sandi Karsa, Makassar

30. Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Denpadar

31. Akademi Farmasi Surabaya, Surabaya

32. Akademi Farmasi Theresia, Semarang

33. Akademi Farmasi Yamasi Makassar, Makassar

34. Akademi Farmasi Yarsi Pontianak, Pahandut

35. Akademi Farmasi Yayasan Al-Fatah, Bengkulu

36. Akademi Farmasi Yayasan Tenaga Pembangunan

Arjuna Laguboti, Sumatera Utara

37. Akademi Farmasi YPF, Bandang

38. Akademi Kesehatan Arga Husada, Kediri

39. Politeknik Harapan Bersama, Tegal

40. Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia, Sukhoharjo

Page 194: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

182

41. Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia,

Yogyakarta

42. Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Aceh Barat

43. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, Jakarta

44. Politeknik Kesehatan Jakarta II, Jakarta

45. Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar,

Makassar

46. Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang,

Palembang

47. Politeknik Kesehatan Permata Indonesia

Yogyakarta, Sleman

48. Politeknik Medica Farma Husada Mataram,

Mataram

49. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Bandung

50. Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang,

Tangerang

51. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi,

Palembang

52. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru

53. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Yayasan

Pharmasi Semarang, Semarang

54. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-Irsyad Al

Islamiyah, Cilacap

55. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Andini Persada,

Mamuju

56. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Luwu

Raya, Palopo

57. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Halmahera,

Halmahera Utara

Page 195: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

183

58. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik, Purwakarta

59. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, Kendal

60. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani, Yogyakarta

61. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mohammad Husni

Thamrin, Jakarta

62. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin, Banjarmasin

63. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Ciamis, Ciamis

64. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Klaten, Klaten

65. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Manado, Manado

66. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin,

Makassar

67. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Qamarul Huda,

Lombok Tengah

68. Universitas Abdurrab, Riau

69. Universitas Kader Bangsa, Palembang

70. Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang

71. Universitas Mulawarman, Samarinda

72. Universitas Nahdatul Wathan Mataram, Mataram

73. Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

74. Universitas Pancasila, Jakarta

75. Universitas Pekalongan, Pekalongan

76. Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Jayapura

77. Universitas Setia Budi Surakarta, Surakarta

78. Universitas Sumatera Utara, Medan

Page 196: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

184

3. Pendidikan Tinggi Farmasi

Perkembangan pendidikan tinggi Farmasi di

Indonesia sejak berdirinya perguruan tinggi farmasi yang

pertama di Klaten dan Bandung. Selama masa periode

pasca kemerdekaan Republik Indonesia lembaga

pendidikan tinggi yang melaksanakan program

pendidikan Sarjana Farmasi terus mengalami

peningkatan baik perguruan tinggi negeri maupun

perguruan tinggi swasta. Pendidikan tinggi merupakan

lembaga pendidikan yang berperan besar dalam

menghasilkan lulusan yang berdaya saing dan memiliki

kompetensi, terutama dalam menghadapi era

persaingan global atau yang dikenal dengan sebutan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaan

pada tanggal 17 Agustus 1945. Peran lembaga

pendidikan terus digenjot untuk menghasilkan lulusan

yang diharapkan mampu mengisi kemerdekaan untuk

meningkatkan pembangunan bangsa. Pendidakan Tinggi

Farmasi juga terus mengalami pengembangan dan

perubahan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki

kemampuan sebagai sarjana farmasi. Semua lembaga

Pendidikan Tinggi Farmasi di Indonesia dinaungi oleh

beberapa kementerian yaitu Kementerian Riset

Teknologi, Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan

Kementerian Agama Republik Indonesia, dan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sistem pengelolaan pendidikan Farmasi di

Indonesia berbeda-beda berdasarkan kualifikasi

Farrukh Aqil
Note
"Pendidakan" diganti "Pendidikan"
Page 197: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

185

Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia, baik yang berstatus swasta, maupun negeri

(meliputi status PTNBH, BLU, dan PTN). Namun,

program pendidikan sarjana harus memiliki standar

minimal yang telah disusun oleh Asosiasi Perguruan

Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) bekerjasama dengan

organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan

berkordinasi dengan Kementerian terkait yang mengacu

pada Peraturan Presiden RI No. 8 Tahun 2012 tentan

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Berbagai ketentuan perundang-undangan di atas

menjadi landasan bagi Asosiasi Pendidikan Tinggi

Farmasi Indonesia (APTFI) untuk menyusun dan

menetapkan standar kompetensi lulusan (learning

outcomes) dan standar kurikulum sebagai rambu-rambu

bagi semua institusi penyelenggara pendidikan tinggi

farmasi (PTF) dalam menjamin mutu dan kompentensi.

Standar kompetensi lulusan dan standar kurikulum ini

merupakan bagian dari standar pendidikan sarjana

farmasi dan standar pendidikan profesi apoteker.

Dengan adanya berbagai perkembangan terutama

dalam bidang kesehatan yang terjadi baik pada tingkat

nasional maupun tingkat global diantaranya

meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan

yang bermutu, adanya persaingan global yang mau tidak

mau sangat mempengaruhi penyelenggaraan

pendidikan dan mutu lulusan, serta perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut

pengelola lembaga pendidikan tinggi farmasi untuk

Page 198: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

186

melakukan perubahan yang sangat mendasar agar dapat

menghadapi berbagai tantangan yang sudah nyata di

depan mata. Dalam rangka menghadapi arus globalisasi

yang memungkinkan masuknya tenaga kerja asing antar

negara dapat menjadi suatu ancaman, namun sekaligus

merupakan peluang bagi lulusan sarjana farmasi untuk

menjadi tenaga kefarmasian di luar negeri. Kondisi

tersebut menjadi tantangan yang tidak mudah bagi

lembaga pengelola pendidikan tinggi farmasi dan

pemangku kepentingan untuk menghasilkan lulusan

sarjana farmasi yang memiliki kompetensi dan mutu

terstandar, dalam jumlah yang cukup dan tersebar

merata, serta relevan dengan kebutuhan baik ditingkat

regional, nasional, dan global untuk memberikan

pelayanan kebutuhan kesehatan masyarakat.

Namun, mengingat wilayah Indonesia sangat luas

yaitu dari Sabang sampai Merauke dan kecenderungan

lembaga pendidikan tinggi farmasi tidak tersebar merata

diseluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi, tertumpuk di

satu wilayah misalnya di pulau jawa sangat banyak

sementara di daerah lain sangat minim terutama di

wilayah Indonesia bagian timur. Dengan kondisi

tersebut, pelaksanaan pendidikan memiliki beberapa

permasalahan yang dihadapi pendidikan tinggi farmasi

Indonesia saat ini antara lain:

a. Adanya kesenjangan mutu yang cukup lebar antar

lembaga/institusi pendidikan tinggi farmasi.

Page 199: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

187

b. Orientasi kurikulum pendidikan tinggi farmasi

belum mampu menjawab perkembangan

kebutuhan masyarakat.

c. Minimnya dana pendidikan/investasi, biaya per-

unit, sarana dan prasarana pembelajaran yang

tersedia.

d. Belum tersedianya model uji kompetensi untuk

standarisasi lulusan pendidikan tinggi farmasi.

e. Minimnya perhatian dan/atau dukungan

pemerintah pada pengembangan pendidikan tinggi

farmasi.

Namun, upaya untuk menyelesaikan permasalahan

pada kondisi tersebut, telah dilakukan penataan sistem

pendidikan pada umumnya dan pendidikan farmasi

pada khususnya dalam bentuk Akreditasi program studi

dan Institusi. Selain itu, penataan sistem pendidikan

tenaga kefarmasian yang mendasar agar dapat

mengatasi kompleksitas permasalahan yang dialami saat

ini sekaligus mengantisipasi kebutuhan di masa depan.

Salah satu persyaratan satuan pendidikan untuk

dapat mengeluarkan sertifikat atau ijazah adalah

terakreditasinya satuan pendidikan baik ditingkat

institusi maupun di tingkat program. Untuk itu

pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang

dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan

program dan/atau satuan pendidikan. Dalam

melaksanakan akreditasi pemerintah membentuk

badan/lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh

pemerintah untuk melakukan akreditasi. Akreditasi

Page 200: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

188

merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik yang

dilakukan secara objektif, adil, transparan, dan

komprehensif dengan menggunakan instrumen dan

kriteria yang mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah

dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada

tahun 1994 membentuk Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang bertugas melakukan

akreditasi perguruan tinggi. Pada awal pembentukannya

BAN-PT memutuskan untuk melakukan akreditasi

program studi terlebih dahulu dengan pertimbangan

bahwa program studi lebih menentukan mutu hasil

pendidikan. Pada kenyataannya menunjukkan bahwa

mutu program studi dipengaruhi oleh keterkaitan antara

program studi satu dengan yang lainnya dalam satu

institusi.

Perkembangan era globalisasi dan adanya

reformasi dari berbagai bidang dalam pemerintahan

untuk melakukan berbagai perubahan yang melahirkan

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 61 ayat (2) yang

menyatakan bahwa ijazah diberikan kepada peserta

didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar

dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah

lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

yang terakreditasi, Peraturan Pemerintah RI Nomor 19

Tahun 2005 Pasal 86 ayat (1) dinyatakan bahwa

Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang

dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan

Page 201: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

189

program dan/atau satuan pendidikan dan dalam ayat (2)

dinyatakan bahwa kewenangan akreditasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Lembaga

Mandiri yang diberikan kewenangan oleh pemerintah

untuk melakukan akreditasi, pada Pasal 87 ayat (1)

dinyatakan akreditasi oleh pemerintah sebagaimana

yang dimaksud dalam pasal 86 ayat (1) butir b

dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi terhadap program dan/atau satuan pendidikan

jenjang pendidikan tinggi dan Pasal 94 ayat (b)

ketentuan peralihan dari Peraturan Pemerintah No. 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

dinyatakan bahwa Satuan Pendidikan wajib

menyesuaikan diri dengan ketentuan Peraturan

Pemerintah ini paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak

ditetapkannya Peraturan ini (ditetapkan tanggal 16 Mei

2005) dan Peraturan perundang-undangan lainnya serta

kecenderungan kebijakan tentang pendidikan tinggi

yang menekankan pada mutu dan akuntabilitas publik,

institusi perguruan tinggi dan program studi membawa

konsekuensi terhadap kriteria maupun instrumen

akreditasi. Selanjutnya melalui Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 59 tahun 2012 tentang

BAN-PT dituntut untuk lebih memberikan layanan

akreditasi yang transparan dan akuntabel.

Proses akreditasi untuk pendidikan kesehatan

termasuk farmasi dilakukan oleh Lembaga Akreditasi

Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAMPTKes) dan

akreditasi institusi dilakukan oleh Badan Akreditasi

Page 202: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

190

Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). LAM PT Kes

didirikan berdasarkan kesepakatan sejumlah masyarakat

profesi kesehatan yang terdiri atas asosiasi serta

institusi pendidikan dan organisasi profesi, meliputi

Kedokteran, Kedokteran Gigi, Bidan, Perawat, Gizi,

Farmasi, dan Kesehatan Masyarakat. LAMPTKes

dihadirkan dalam upaya penjaminan mutu program

studi, sebagaimana diamanahkan di Undang-Undang

(UU) Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, serta diperkuat pada UU Nomor 12/2012

tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50/2014 tentang

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-DIKTI).

Daftar lembaga-lembaga pengelola Program Pendidikan

Farmasi sebagai berikut ini:

1. Program Studi Sarjana Farmasi

Daftar Program Studi Sarjana Farmasi di Indonesia

adalah sebagai berikut:

1. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta,

Jakarta

2. Institut Teknologi Bandung, Bandung

3. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Bandung

4. Sekolah Tinggi Farmasi dan Pengetahuan Alam

(STIFA) Palu, Palu

5. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang,

Padang

6. Sekolah Tinggi Frmasi Muhammadiyah Tangerang,

Tangerang

7. Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon, Cirebon

Page 203: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

191

8. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi,

Palembang

9. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi, Makassar

10. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM), Padang

11. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang, Padang

12. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas, Palu

13. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru

14. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi,

Semarang

15. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna, Kendari

16. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada,

Tasikmalaya

17. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Inu Jambi,

Jambi

18. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezqy,

Makassar

19. Sekolah Tinggi Teknologi Industri Farmasi Bogor,

Bogor

20. Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jakarta

21. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

22. Universitas Airlangga, Surabaya

23. Universitas Al-Ghifari, Bandung

24. Universitas Andalas, Padang

25. Universitas Brawijaya, Malang

26. Universitas Cendrawasih, Jayapura

27. Universitas Tjut Nyak Dhien, Medan

28. Universitas Efarina, Simalungun

29. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

30. Universitas Garut, Garut

Page 204: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

192

31. Universitas Halu Oleo, Kendari

32. Universitas Hang Tuah, Surabaya

33. Universitas Hasanuddin, Makassar

34. Universitas Indonesia, Depok

35. Universitas Indonesia Timur, Makassar

36. Universitas Islam Makassar, Makassar

37. Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar

38. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang, Malang

39. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta

40. Universitas Islam Negeri Sultan Agung, Semarang

41. Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Cimahi

42. Universitas Jenderal Seodirman, Banyumas

43. Universitas Kader Bangsa, Palembang

44. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

Surabaya

45. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

46. Universitas Mathla’ul Anwar, Pandeglang

47. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

48. Universitas Muhammadiyah Prof, Dr. Hamka,

Jakarta

49. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

50. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bantul

51. Universitas Mulawarman, Samarinda

52. Universitas Muslim Indonesia, Makassar

53. Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah, Medan

54. Universitas Negeri Goronalo, Gorontalo

55. Universitas Padjadjaran, Bandung

Page 205: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

193

56. Universitas Pakuan, Bogor

57. Universitas Pancasila, Jakarta

58. Universitas Sam Ratulangi, Manado

59. Universitas Setia Budi Surakarta, Surakarta

60. Universitas Sriwijaya, Palembang

61. Universitas Sumatra Utara, Medan

62. Universitas Surabaya, Surabaya

63. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

64. Universitas Tadulako, Palu

65. Universitas Tanjungpura, Pontianak

66. Universitas Udayana, Badung

67. Universitas Wahid Hasyim, Semarang

2. Program Profesi Apoteker

Daftar program studi profesi Apoteker di Indonesia

1. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta,

Jakarta

2. Institut Teknologi Bandung, Bandung

3. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Bandung

4. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi,

Semarang

5. Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jakarta

6. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

7. Universitas Airlangga, Surabaya

8. Universitas Andalas, Padang

9. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

10. Universitas Hasanuddin, Makassar

11. Universitas Indonesia, Depok

12. Universitas Islam Indonesia, Sleman

13. Universitas Jember, Jember

Page 206: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

194

14. Universitas Jenderal, Achmad Yani, Cimahi

15. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

Surabaya

16. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,

Jakarta

17. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Banyumas

18. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

19. Universitas Mulawarman, Samarinda

20. Universitas Muslim Indonesia, Makassar

21. Universitas Padjdjaran, Bandung

22. Universitas Pancasila, Jakarta

23. Universitas Sanata Dharma, Sleman

24. Universitas Setia Budi Surakarta, Surakarta

25. Universitas Sumatera Utara, Medan

26. Universitas Tanjung Pura, Pontianak

27. Universitas Udayana, Badung

28. Universitas Wahid Hasyin, Semarang

3. Program Magister Farmasi

Daftar Program S2 Farmasi di Indonesia sebagai berikut:

1. Institut Teknologi Bandung, Bandung (S2 Farmasi

dan S2 Farmasi Industri)

2. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta (S2 Farmasi)

3. Universitas Airlangga, Surabaya (S2 Farmasi Klinik)

4. Universitas Andalas, Padang (S2 Farmasi)

5. Universitas GadjahMada, Yogyakarta (S2 Ilmu

Farmasi)

6. Universitas Hasanuddin, Makassar (S2 Farmasi)

7. Universitas Indonesia, Depok (S2 Ilmu Kefarmasian)

8. Universitas Padjadjaran, Bandung (S2 Farmasi)

Page 207: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

195

9. Universitas Pancasila, Jakarta (S2 Farmasi)

10. Universitas Setia Budi Surakarta, Surakarta (S2

Farmasi)

11. Universitas Sumatera Utara, Medan (S2 Farmasi)

12. Universitas Surabaya, Surabaya (S2 Farmasi)

4. Program Doktor Ilmu Farmasi

Daftar Program Doktor Farmasi di Indonesia

sebagai berikut:

1. Institut Teknologi Bandung, Bandung

2. Universitas Airlangga, Surabaya

3. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

4. Universitas Indonesia, Depok

5. Universitas Sumatera Utara, Medan

Sejak tahun 2000-an, jumlah Pendidikan Tinggi Farmasi

di Indonesia akan terus bertambah baik yang dikelola oleh

pendidikan tinggi negeri maupun swasta. Namun,

penyebarannya tidak merata dan terbanyak di pulau Jawa

sedangkan di wilayah lain terutama bagian timur Indonesia

masih sangat sedikit itupun hanya di wilayah Sulawesi dan Bali.

Hal ini penting untuk menjadi perhatian khusus oleh Pemerintah

melalui kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi

(RISTEK DIKTI) untuk membatasi pembukaan program

pendidikan sarjana farmasi untuk wilayah tertentu (terutama

wilayah yang telah banyak membuka program pendidikan

Farmasi).

5.3.3 Kurikulum Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia

Sistem Pendidikan Tinggi Farmasi di Indonesia, memiliki

beberapa jenjang berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun

Page 208: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

196

2012 terdiri dari pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan

pendidikan profesi. Pendidikan akademik merupakan

pendidikan tinggi program sarjana dan/atau program

pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan

pengembangan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program

diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan

keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.

Sedangkan pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi

setelah program sarjana yang menyiapkan mahasiswa untuk

pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Pada

pasal 35 dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi

merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan ajar, serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah menengah

atas (SMA, Madrasah Aliyah, dan SMK) dapat melanjutkan ke

pendidikan tinggi Farmasi pada jenjang sarjana atau

vokasi/diploma. Sedangkan jalur untuk mengambil profesi

Apoteker setelah menyelesaikan program sarjana farmasi.

Sedangkan vokasi/diploma boleh lanjut ke profesi Apoteker

setelah bekerja minimal dua tahun dan tentunya mengikuti

penyetaraan terlebih dahulu dengan program sarjana farmasi,

idealnya seperti itu. Akan tetapi kenyataanya tidak seperti itu,

kebanyakan lulusan diploma langsung melanjutkan ke program

sarjana farmasi untuk mengejar untuk menjadi Apoteker. Selain

itu, sarjana farmasi boleh langsung mengambil magister farmasi

tanpa mengikut program profesi Apoteker terlebih dahulu.

Page 209: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

197

Ilmu dasar yang diperlukan untuk belajar dalam bidang

farmasi yaitu minimal pernah belajar dan memahami ilmu

pengetahuan alam dasar seperti kimia, fisika, biologi, dan

matematika, ditambah dengan bahasa Inggris. Namun, berbeda

dengan sistem diluar negeri, sistem seleksi masuk perguruan

tinggi baik pada perguruan tinggi negeri maupun swasta, selain

mata pelajaran diatas juga diujikan tes psikotest (Tes potensi

akademik).

Penyelenggaraan pendidikan farmasi di Indonesia saat

ini mengacu pada kurikulum nasional yang ditetapkan oleh

APTFI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia) pada tahun

2008 yaitu Kurikulum Inti Program Pendidikan Sarjana Farmasi

(dapat dilihat pada Tabel 3.7) dan Kurikulum Program

Pendidikan Apoteker (dapat dilihat pada Tabel 3.8). Namun, ciri

khas masing-masing perguruan tinggi berbeda-beda

berdasarkan kebutuhan dan potensi pengembangan Sumber

Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dihasilkan.

Sedangkan untuku kurikulum diploma (DIII) Farmasi mengacu

pada kurikulum nasional yang ditetap oleh APDFI (Asosiasi

Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia) dengan profil lulusan

dan capaian pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Hasil evaluasi diri menunjukkan bahwa implementasi

kurikulum nasional tersebut masih bervariasi, mutu lulusan

antar PTF masih bervariasi, dan kompetensi lulusan belum

mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan pemangku

kepentingan (stakeholders). Standar kurikulum pendidikan

farmasi dalam naskah ini dirancang berbasis standar kompetensi

yang telah disusun sebelumnya. Pengembangan kurikulum

mengikuti prinsip – prinsip berikut:

Farrukh Aqil
Note
"untuku" diganti "untuk"
Page 210: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

198

(1) Tujuan utama pendidikan sarjana farmasi adalah

mempersiapkan lulusan sarjana yang dapat

mengembangkan dirinya pada jenjang pendidikan

profesi atau pada jenjang pendidikan akademik lanjut,

atau dapat bekerja di bidang kefarmasian.

(2) Tujuan utama pendidikan apoteker adalah

mempersiapkan lulusan apoteker yang dapat bekerja

secara profesional pada upaya peningkatan kesehatan

masyarakat melalui pelayanan kefarmasian berbasis

individu dan komunitas.

(3) Pendidikan sarjana farmasi dan pendidikan apoteker

harus memberikan dasar yang kuat untuk melanjutkan

ke pendidikan lanjut pada jalur pendidikan akademik

(magister, doktor) maupun pada jalur pendidikan profesi

(spesialis).

(4) Pengembangan kurikulum menerapkan pola integrasi

horisontal dan vertikal, muatan ilmu dirancang

seimbang dengan muatan praktik, dan diberikan

pengenalan dini (early exposure) pada profesi farmasi.

(5) Strategi pembelajaran berfokus pada mahasiswa

(student-centred learning).

(6) Standar kompetensi ini meliputi 80% dari total

kurikulum program studi.

Pola integrasi muatan kurikulum domain akademik dan

domain profesi menggunakan model integrasi seperti yang

digambarkan dalam gambar 2 berikut:

Page 211: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

199

Gambar 5.3 Model Pendidikan Akademik dan Profesi Apoteker

Pasal 3 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045

Tahun 2002 menyatakan bahwa kurikulum inti merupakan

penciri dari kompetensi utama. Kurikulum inti suatu program

studi merupakan dasar untuk mencapai kompetensi lulusan;

menjadi acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program

studi; berlaku secara nasional dan internasional; bersifat lentur

dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa

datang; dan disepakati bersama antara kalangan perguruan

tinggi, masyarakat profesi, dan pengguna lulusan. Kompetensi

pendukung maupun kompetensi lain yang bersifat khusus dan

gayut dengan kompetensi utama suatu program studi

ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi.

Kurikulum inti suatu program studi berisi

keterangan/penjelasan mengenai: (a) nama program studi; (b)

ciri khas kompetensi utama sebagai pembeda antara program

studi satu dengan lainnya; (c) fasilitas utama yang diperlukan

untuk penyelenggaraan program studi; (d) persyaratan

akademis dosen; (e) substansi kajian yang dikelompokkan

Page 212: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

200

menurut elemen kompetensi; (f) proses belajar mengajar dan

bahan kajian untuk mencapai elemen-elemen kompetensi; (g)

sistem evaluasi berdasarkan kompetensi; dan (h) kelompok

masyarakat pemrakarsa kurikulum inti. Perbandingan beban

ekivalen dalam bentuk SKS (satuan kredit semester) antara

kompetensi utama dengan kompetensi pendukung dan

kompetensi lain di dalam kurikulum berkisar antara 40-80% : 20-

40% : 0-30%.

Penyusunan kurikulum inti untuk setiap program studi

berpedoman pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

232 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar

penyelenggaraan program studi terdiri atas kurikulum inti dan

kurikulum institusional.

Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan

pelajaran yang harus dicakup dalam suatu program studi yang

dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.

Kurikulum inti terdiri atas kelompok matakuliah pengembangan

kepribadian, kelompok mata kuliah yang mencirikan tujuan

pendidikan dalam bentuk penciri ilmu pengetahuan dan

ketrampilan, keahlian berkarya, sikap berperilaku dalam

berkarya dan cara berkehidupan bermasyarakat. Kurikulum inti

merupakan persyaratan minimal yang harus dicapai peserta

didik dalam penyelesaian suatu program studi.

Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan

kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum

pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dan kelompok ilmu

dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan

Page 213: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

201

keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan

tinggi yang bersangkutan. Kurikulum inti program sarjana dan

program diploma terdiri atas:

(a) Kelompok rnatakuliah pengembangan kepribadian

(MPK);

(b) Kelompok matakuliah keilmuan dan keahlian (MKK);

(c) Kelompok matakuliah keahlian dalam berkarya (MKB);

(d) Kelompok matakuliah sikap dan perilaku dalam berkarya

(MPB); dan

(e) Kelompok matakuliah berkehidupan bermasyarakat

(MBB).

Kurikulum institusional program sarjana dan program

diploma terdiri atas keseluruhan atau sebagian dari:

(a) Kelompok MPK yang terdiri atas matakuliah yang

relevan dengan tujuan pengayaan wawasan,

pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan

MPK inti;

(b) Kelompok MKK yang terdiri atas matakuliah yang

relevan untuk memperkuat penguasaan dan

memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar

keunggulan kompetitif serta komparatif

penyelenggaraan program studi bersangkutan;

(c) Kelompok MKB yang terdiri atas matakuliah yang

relevan, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan

memperluas wawasan kompetensi keahlian dalam

berkarya di masvarakat sesuai dengan keunggulan

kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program

studi bersangkutan;

Page 214: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

202

(d) Kelompok MPB yang terdiri atas matakuliah yang

relevan, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan

memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap

program studi; dan

(e) Kelompok MBB yang terdiri atas matakuliah yang

relevan dengan upaya pemahaman serta penguasaan

ketentuan yang berlaku dalam berkehidupan di

masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang

membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan

kompetensi keahliannva.

Kurikulum inti program sarjana berkisar antara 40%-80%

dari jumlah SKS kurikulum program sarjana. Beban studi

program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh

empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh)

SKS. Beban studi program profesi dapat disetarakan dengan

beban studi program magister yaitu sekurang-kurangnya 36

(tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh)

SKS.

Kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan

dalam kurikulum setiap program studi adalah Pendidikan

Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam kelompok MPK yang dilaksanakan secara institusional

dapat termasuk Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Budaya

Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, Filsafat Ilmu, Olah

Raga dan sebagainya.

Kurikulum yang dikembangkan program studi

didasarkan pada rumusan kompetensi yang harus dicapai atau

dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi yang sesuai atau

Page 215: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

203

mendekati kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan

pemangku kepentingan. Kurikulum pendidikan profesi

dirumuskan bersama kementerian, kementerian lain, LPNK,

dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu

layanan profesi dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan tinggi.

Tabel 5.8 Muatan Kurikulum Inti Pendidikan Sarjana Farmasi

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Sarjana Farmasi

Muatan Kurikulum Pendidikan Sarjana

Farmasi

1 Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif solusinya: 1.1 Mampu menjelaskan pedoman

terapi pada penanganan penyakit-penyakit yang menjadi masalah utama di Indonesia

1.2 Mampu melakukan analisis kesesuaian rancangan terapi obat.

1.3 Mampu mengidentifikasi masalah terkait penggunaan obat dan solusinya.

Patofisiologi

Farmakologi

Biofarmasi-Farmakokinetik

Farmakoterapi

Konsep evidence-based medicine

Konsep farmasi klinis

Konsep & metode analisis masalah terkait obat (DRP/Drug

Related Problem)

Konsep farmakoekonomi

2 Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur: 2.1 Mampu melakukan review resep

dan analisis kesesuaian rancangan terapi obat dalam resep.

2.2 Mampu menjelaskan pilihan terapi obat dalam pelayanan

Farmasi komunitas/praktis

Prinsip-prinsip dan teknik dasar pelayanan sediaan farmasi

Pertimbangan kesesuaian dengan

Page 216: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

204

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Sarjana Farmasi

Muatan Kurikulum Pendidikan Sarjana

Farmasi

swamedikasi. 2.3 Mampu menyiapkan sediaan

farmasi pada pelayanan resep dan/atau pelayanan swamedikasi.

2.4 Mampu memberikan informasi tentang obat dan pengobatan kepada pasien pada pelayanan resep dan/atau pelayanan swamedikasi. .

2.5 Mampu mengidentifikasi sediaan farmasi yang kadaluwarsa/rusak/sub-standar.

pedoman terapi,

keamanan, & farmakoekonomi dalam pelayanan resep

dan/atau swamedikasi

Penyiapan dan pemberian informasi obat pada pelayanan

resep dan swamedikasi

3 Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai prosedur: 3.1 Mampu menjelaskan ketentuan/

persyaratan/pedoman terkait peracikan sediaan farmasi.

3.2 Mampu meracik sediaan farmasi non-steril sesuai prosedur.

3.3 Mampu melakukan pencampuran produk steril dengan teknik aseptis sesuai prosedur.

Teknik peracikan produk non-steril

Teknik pencampuran aseptis

Formulasi & teknologi sediaan farmasi

Penjaminan mutu hasil peracikan sediaan farmasi.

Penjaminan mutu hasil pencampuran aseptis

4 Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam perancangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi: 4.1 Mampu merancang formulasi

sediaan farmasi. 4.2 Mampu memilih wadah,

kemasan, dan cara penyimpanan

Farmasi fisika

Formulasi & teknologi sediaan farmasi

Analisis sediaan farmasi (bahan obat & sediaan obat)

Pengukuran parameter fisika,

Page 217: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

205

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Sarjana Farmasi

Muatan Kurikulum Pendidikan Sarjana

Farmasi

sediaan farmasi. 4.3 Mampu menjelaskan prinsip-

prinsip penjaminan mutu sediaan farmasi.

4.4 Mampu membuat sediaan farmasi sesuai prinsip-prinsip penjaminan mutu.

4.5 Mampu mengevaluasi mutu sediaan farmasi.

kimia, fisiko-kimia

Uji farmakologi, uji mikrobiologi, uji BA/BE (bioavailabilitas &

bioekivalensi)

Konsep farmasi industri dan konsep penjaminan mutu (QA)

5 Mampu mencari, menyiapkan, dan memberikan informasi tentang obat dan pengobatan: 5.1 Mampu mencari, mengevaluasi

dan menyiapkan informasi. 5.2 Mampu memberikan informasi

tentang sediaan farmasi. 5.3 Mampu melakukan promosi

penggunaan obat yang rasional & hidup sehat.

Farmakoepidemiologi

Farmasi sosial

Teknik penelusuran informasi

Penyiapan dan penyampaian informasi (komunikasi tulis dan

komunikasi lisan)

6 Mampu berkomunikasi dan membangun hubungan interpersonal: 6.1 Mampu menjelaskan prinsip-

prinsip komunikasi efektif. 6.2 Mampu bekerja dalam tim. 6.3 Mampu menyesuaikan diri

dalam lingkungan/kultur budaya yang beragam.

Prinsip-prinsip komunikasi (lisan dan tulis)

Teamwork

7 Mampu menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan dan manajemen: 7.1 Mampu mengelola tugas-tugas

mandiri dan tugas-tugas

Kepemimpinan (Leadership)

Manajemen farmasi

Analisis informasi &

Page 218: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

206

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Sarjana Farmasi

Muatan Kurikulum Pendidikan Sarjana

Farmasi

kelompok/tim. 7.2 Mampu mengambil keputusan

yang tepat berdasarkan informasi dan data.

7.3 Mampu bertanggung-jawab atas tugas/kegiatan mandiri dan/atau tim.

data

Pengambilan keputusan

8 Mampu bertindak secara bertanggung-jawab sesuai ketentuan perundang-undangan dan etik kefarmasian: 8.1 Mampu menjelaskan ketentuan

perundang-undangan dan penerapannya dalam bidang farmasi.

8.2 Mampu menjelaskan prinsip-prinsip etik dan penerapannya dalam bidang farmasi

8.3 Mampu bersikap/berperilaku sesuai ketentuan perundangundangan, norma, dan etik dalam kehidupan bernasyarakat.

Undang-Undang kefarmasian

Kode etik profesi farmasi

9 Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset, dan kemampuan pengembangan diri: 9.1 Menunjukkan penguasaan

konsep teoritis tentang obat, tubuh manusia, dan mekanisme kerja obat.

9.2 Mampu menjelaskan hubungan antara struktur kimia, karakteristik fisiko-kimia, dan

Matematika

Fisika

Kimia umum

Kimia organik

Kimia fisika

Kimia analisis (kualitatif & kuantitatif)

Biologi sel/molekular

Anatomi & fisiologi

Page 219: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

207

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Sarjana Farmasi

Muatan Kurikulum Pendidikan Sarjana

Farmasi

mekanisme kerja obat. 9.3 Menunjukkan penguasaan

konsep teoritis perjalanan obat dalam tubuh serta hubungannya dengan sifat fisikokimia obat.

9.4 Mampu menerapkan konsep teoritis dan matematis dalam melakukan analisis parameter fisika, kimia, dan fisiko-kimia sediaan farmasi.

9.5 Mampu menerapkan konsep teoritis dan matematis dalam melakukan analisis parameter biologis sediaan farmasi.

9.6 Mampu menerapkan konsep kimia organik, kimia fisika, dan kimia analisis pada pengembangan bahan obat dari bahan alam dan/atau sintesis.

9.7 Mampu menerapkan konsep teoritis ilmu dan teknologi kefarmasian dalam riset bidang kefarmasian.

9.8 Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan meningkatkan penguasaan ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan diri secara berkelanjutan.

manusia

Biokimia

Mikrobiologi, virulogi, parasitologi

Imunologi

Botani farmasi

Farmakognosi & obat-obat alternatif

Fitokimia

Bioteknologi farmasi

Farmakologi-Toksikologi

Kimia medisinal

Farmasi fisika

Formulasi & teknologi sediaan farmasi

Biofarmasi-Farmakokinetik

Uji klinik & Good Clinical Practice (GCP)

Metodologi penelitian & Statistik

Page 220: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

208

Tabel 5.9 Muatan Kurikulum Inti Pendidikan Profesi Apoteker

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Apoteker

Muatan Kurikulum Pendidikan Profesi Apoteker

1 Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah terkait obat: 1.1 Mampu berperan aktif

dalam pemilihan terapi obat.

1.2 Mampu memantau dan mengevaluasi terapi obat pasien.

1.3 Mampu mengidentifikasi kebutuhan intervensi terapi dan memberikan usulan solusinya.

Pemilihan terapi obat berdasarkan pedoman terapi dan/atau formularium denganan pendekatan berbasis bukti

Analisis kritis terhadap informasi/data pasien dalam perancangan, pemberian, dan monitoring pelaksanaan terapi obat

Evidence-based medicine

Farmacovigillance

2 Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai kebutuhan pasien: 2.1 Mampu melakukan

validasi resep. 2.2 Melakukan analisis

ketepatan pilihan terapi obat dalam pelayanan resep.

2.3 Mampu memberikan pertimbangan pemilihan sediaan farmasi dalam pelayanan swamedikasi.

2.4 Mampu memberikan pelayanan sediaan farmasi disertai pemberian informasi &/atau edukasi terkait penggunaan sediaan farmasi.

Medication error

Penerapan Good Pharmacy Practice (GPP) dalam pelayanan sediaan farmasi (dispensing medication)

Analisis kesesuaian dengan pedoman terapi, aspek keamanan, & aspek farmakoekonomi dalam pelayanan resep dan/atau swamedikasi

Penyiapan dan pemberian informasi obat, konseling & edukasi penggunaan sediaan farmasi.

Mekanisme pelaporan sediaan farmasi sub-standar

Page 221: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

209

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Apoteker

Muatan Kurikulum Pendidikan Profesi Apoteker

2.5 Mampu menangani sediaan farmasi yang kadaluwarsa/rusak/sub-standar.

3 Mampu menyiapkan/meracik sediaan farmasi sesuai standar mutu: 3.4 Mampu menetapkan

persyaratan mutu sediaan farmasi.

3.5 Mampu menyiapkan/ meracik sediaan farmasi non-steril.

3.6 Mampu menyiapkan/ mencampur sediaan farmasi steril.

3.7 Mampu menyiapkan sediaan sitotoksik.

3.8 Mampu mengevaluasi hasil peracikan atau pencampuran sediaan farmasi.

Ketentuan, persyaratan mutu dan penetapan kualifikasi sediaan farmasi non-steril, peracikan (compounding) sediaan farmasi non-steril, inkompatibilitas, dan evaluasi mutu sediaan

Ketentuan, persyaratan mutu dan penetapan kualifikasi sediaan farmasi steril, pencampuran produk steril (i.v admixture), inkompatibilitas, dan evaluasi mutu sediaan

4 Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam produksi dan distribusi sediaan farmasi: 4.1 Mampu menetapkan

formulasi dan teknik pembuatan sediaan farmasi.

4.2 Mampu menetapkan wadah, kemasan, penyimpanan, dan label sediaan farmasi.

Perancangan dan penetapan formulasi & teknik pembuatan sediaan farmasi

Ketentuan/persyaratan dan penetapan wadah, kemasan, penyimpanan, dan label sediaan farmasi

Evaluasi mutu sediaan farmasi (bahan baku & sediaan obat)

Farmasi Industri, penjaminan mutu (QA), & Good

Page 222: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

210

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Apoteker

Muatan Kurikulum Pendidikan Profesi Apoteker

4.3 Mampu menetapkan standar mutu dan mengevaluasi mutu sediaan farmasi.

4.4 Mampu mengelola produksi sediaan farmasi dengan menerapkan sistem penjaminan mutu.

4.5 Mampu mengelola distribusi sediaan farmasi dengan menerapkan sistem penjaminan mutu.

Manufacturing Practice (GMP)

5 Mampu memberikan pelayanan informasi, konsutasi dan edukasi terkait penggunaan sediaan farmasi: 5.1 Mampu mencari,

menelusur kembali, mengevaluasi, menganalisis, mensintesis & menyiapkan informasi tentang sediaan farmasi dan penggunaannya dalam pengobatan.

5.2 Mampu memberikan informasi, konsultasi, dan edukasi tentang sediaan farmasi.

5.3 Mampu merancang dan melaksanakan promosi kesehatan masyarakat.

Sistem kesehatan masyarakat

Pertimbangan farmakoepidemiologi dan farmasi sosial dalam identifikasi kebutuhan informasi.

Penelusuran dan validasi informasi

Penyiapan dan penyampaian informasi, konsultasi, dan edukasi tentang sediaan farmasi (komunikasi tulis dan komunikasi lisan)

Promosi kesehatan masyarakat

6 Mampu berkomunikasi dan membangun hubungan interprofesional dalam tim

Ketrampilan komunikasi lisan

Teamwork

Page 223: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

211

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Apoteker

Muatan Kurikulum Pendidikan Profesi Apoteker

kesehatan: 6.1 Mampu membangun

komunikasi efektif dengan tenaga kesehatan dan pasien.

6.2 Mampu mengelola kegiatan, mengelola konflik, dan/atau menyelesaikan masalah dalam tim.

Prinsip-prinsip pengelolaan konflik

7 Mampu menerapkan sistem manajemen & prinsip-prinsip akuntabilitas: 7.1 Menunjukkan

kemampuan kepemimpinan dan organisasional.

7.2 Mampu mengelola kegiatan dan mengevaluasi pencapaian hasil kerja.

7.3 Mampu mengelola infrastruktur dan sumberdaya.

7.4 Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data.

7.5 Mampu bertanggung-jawab atas pencapaian hasil kerja individu maupun tim.

Kepemimpinan (Leadership)

Penerapan sistem manajemen

Analisis kritis terhadap informasi &/atau data

Pengambilan keputusan

Prinsip-prinsip akuntabilitas

8 Mampu melakukan praktik kefarmasian secara

Penerapan undang-undang kefarmasian, etik kefarmasian,

Page 224: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

212

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Apoteker

Muatan Kurikulum Pendidikan Profesi Apoteker

profesional, legal, & etik: 8.1 Mampu melakukan

praktik kefarmasian sesuai ketentuan perundang-undangan, norma, etik, dan tanggung-jawab profesi.

8.2 Mampu menjamin dan bertanggung-jawab atas mutu pelayanan kefarmasian dan keamanan pasien.

8.3 Mampu bersikap, berperilaku, dan bertindak secara bertanggung-jawab dalam kehidupan bernasyarakat.

dan pedoman praktik profesi farmasi (GPP)

9 Mampu mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan praktik profesi secara berkelanjutan: 9.1 Mampu mengikuti

perkembangan IPTEK bidang farmasi dengan memanfaatkan teknologi informasi & komunikasi untuk memperoleh informasi dan/atau data yang relevan, akurat & terkini.

9.2 Mampu meningkatkan kemampuan dan/atau ketrampilan praktik profesi secara

Metodologi penelitian sosial

Biostatistik

Evidence-based medicine.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Page 225: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

213

No. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Apoteker

Muatan Kurikulum Pendidikan Profesi Apoteker

berkelanjutan. 9.3 Mampu berkontribusi

dalam pengembangan diri tenaga kefarmasian.

9.4 Mampu melakukan riset kefarmasian untuk meningkatkan keberhasilan terapi.

Tabel 5.10 Muatan Kurikulum Inti Diploma Tiga Farmasi (Profil dan Capaian Pembelajaran)

PROFIL DESKRIPSI KKNI CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pelaksana Pelayanan Kefarmasian Mampu menyelesaikan pelayanan mengacu pada standar Pelayanan Kefarmasian yang telah ditetapkan sesuai dengan etik dan aspek legal yang berlaku

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur

Mampu menyelesaikan pelayanan resep; (penerimaan, skrining administrasi, penyiapan dan peracikan sediaan farmasi dan pemberian informasi), pelayanan swamedikasi ; pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan , bahan medis habis pakai; dan pekerjaan teknis farmasi klinik sesuai dengan etik dan aspek legal yang berlaku

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu

Mampu menguasai konsep dasar, prinsip, dan teoritis dalam bidang pelayanan kefarmasian dan mampu menyelesaikan masalah yang terkait dengan

Page 226: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

214

PROFIL DESKRIPSI KKNI CAPAIAN PEMBELAJARAN

memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

pelayanan farmasi sesuai dengan standar pelayanan, etik dan aspek legal

Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

Mampu menyusun laporan tertulis terkait dengan pekerjaan pada pelayanan farmasi sesuai dengan standar operasional dan aspek legal yang berlaku

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok

Mampu bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri yang diberikan pada pelayanan farmasi sesuai dengan aspek legal yang berlaku

Pelaksana Produksi Sediaan Farmasi Mampu melakukan produksi sediaan farmasi mengacu pada Cara Pembuatan yang baik yang telah ditetapkan sesuai dengan etik dan aspek legal yang berlaku

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur

mampu melakukan pekerjaan produksi sediaan farmasi, mulai dari merencanakan, memilih bahan baku dan metode yang akan digunakan untuk pencampuran mengacu pada cara pembuatan yang baik (good manufacturing practice) sesuai dengan aspek legal yang berlaku. Mampu melakukan pekerjaan produksi sediaan farmasi yang meliputi menimbang; mencampur; mencetak; mengemas dan menyimpan mengacu pada cara pembuatan yang baik (

Page 227: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

215

PROFIL DESKRIPSI KKNI CAPAIAN PEMBELAJARAN

good manufacturing practice) sesuai dengan aspek legal yang berlaku.

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Mampu menguasai konsep dasar, prinsip, dan teori yang berkaitan dengan Farmasetika,Farmakologi teknologi dan aspek keamanan produksi sediaan Farmasi. Mampu menguasai konsep dasar, prinsip, dan teori produksi farmasi dalam bentuk sediaan solid; liquid dan semi solid serta mampu menyelesaikan masalah yang terkait dengan produksi sediaan farmasi sesuai dengan standar operasional, etik dan aspek legal.

Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

Mampu mengelola kelompok dalam ruang lingkup yang terbatas pada produksi sediaan farmasi dan menyusun laporan tertulis terkait dengan pekerjaan pada produksi sediaan farmasi.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil

Mampu bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri yang diberikan pada proses produksi sesuai dengan aspek legal yang berlaku

Page 228: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

216

PROFIL DESKRIPSI KKNI CAPAIAN PEMBELAJARAN

kerja kelompok

Pelaksana Distribusi Sediaan Farmasi Mampu melakukan pendistribusian sediaan Farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai mengacu pada standar yang telah ditetapkan sesuai dengan etik dan aspek legal yang berlaku

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur

mampu melakukan penanganan dan distribusi sediaan farmasi, mulai dari merencanakan, memilih cara pengadaan, penyimpanan dan metode distribusi yang akan digunakan mengacu pada standar operasional yang telah ditetapkan sesuai dengan etik dan aspek legal yang berlaku Mampu melaksanakan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai mengacu pada cara distribusi yang baik yang telah ditetapkan sesuai dengan etik dan aspek legal yang berlaku

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Mampu menguasai konsep dasar, prinsip, dan teori perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi, serta mampu menyelesaikan masalah procedural sesuai dengan etik dan aspek legal.

Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja dan

Mampu mengelola kelompok dalam ruang lingkup yang terbatas pada distribusi sediaan farmasi

Page 229: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

217

PROFIL DESKRIPSI KKNI CAPAIAN PEMBELAJARAN

menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

dan mampu menyusun laporan tertulis terkait dengan pekerjaan pada distribusi sediaan farmasi.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok

Mampu bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri yang diberikan pada proses distribusi sesuai dengan aspek legal yang berlaku

Pelaksana Penelitian Mampu melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan menyusun laporan kasus dan atau laporan kerja yang menjadi tanggungjawab sendiri atau kelompok orang sesuai dengan etik dan aspek legal yang berlaku

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur

mampu melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan menyusun laporan kasus dan atau laporan kerja sesuai dengan ruang lingkup penelitian kesehatan dan atau kefarmasian

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian

Menguasai konsep dasar metodologi penelitian, serta mampu melakukan pengambilan dan pengolahan data

Page 230: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

218

PROFIL DESKRIPSI KKNI CAPAIAN PEMBELAJARAN

masalah prosedural.

Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

Mampu mengelola kelompok dalam ruang lingkup yang terbatas pada kegiatan penelitian dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok

Mampu bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri yang diberikan pada kegiatan penelitian sesuai dengan aspek legal yang berlaku

5.3.4 Standar Kurikulum Pendidikan Farmasi

5.3.4.1 Model Kurikulum

Kurikulum pendidikan sarjana farmasi dan pendidikan

profesi apoteker dikembangkan menggunakan model kurikulum

berbasis kompetensi (outcome-based), dengan pendekatan

terintegrasi horizontal maupun vertikal, berorientasi pada

penyelesaian masalah-masalah terkait keamanan dan

keberhasilan penggunaan obat dalam pelayanan kesehatan

primer pada tingkat individu dan masyarakat. Kurikulum

dilaksanakan dengan pendekatan/strategi pembelajaran

terpusat kepada peserta didik (student-centered learning).

5.3.4.2 Struktur dan Durasi Kurikulum

Struktur kurikulum terbagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu:

(1) tahap pendidikan sarjana farmasi, dan (2) tahap pendidikan

Page 231: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

219

profesi apoteker. Tahap pendidikan sarjana farmasi dirancang

dengan beban minimal 144 sks dilaksanakan dalam waktu 8

(delapan) semester, sedangkan tahap pendidikan profesi

apoteker dirancang dengan beban minimal 36 sks dilaksanakan

dalam waktu 2 (dua) semester.

5.3.4.3 Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum terdiri dari: (a) muatan wajib, (b)

muatan kurikulum inti, (c) muatan kurikulum lokal. Muatan

kurikulum inti disusun mengacu pada standar kompetensi

lulusan yang ditetapkan secara nasional (APTFI), sedangkan

muatan kurikulum lokal disesuaikan dengan visi, misi, dan

kondisi di masing-masing institusi (PTF).

Muatan kurikulum inti merupakan materi wajb bagi

semua mahasiswa, sedangkan muatan kurikulum lokal dapat

berupa materi wajb dan/atau materi pilihan/elektif. Muatan

materi pilihan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk

mengembangkan minat khusus secara individual.

Muatan materi wajib untuk jenjang pendidikan sarjana

adalah pendidikan Pancasila, pendidikan agama, pendidikan

kewarganegaraan, dan bahasa. Sedangkan muatan materi

kurikulum inti secara keseluruhan mencakup:

Prinsip-prinsip metode ilmiah: filsafat ilmu, metodologi

penelitian, statistik/biostatistik, berpikir kritis,

penelusuran informasi.

Muatan materi ilmu dasar: matematika, fisika, kimia

umum, kimia organik, kimia fisika, kimia analisis.

Page 232: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

220

Muatan materi ilmu dasar biomedik (basic biomedical

sciences): anatomi dan fisiologi, patologi/patofisiologi,

mikrobiologi, imunologi, biokimia, biologi molekular.

Muatan materi ilmu kefarmasian (pharmaceutical

sciences): kimia medisinal, farmakologi, farmakognosi &

obat-obat alternatif, fitokimia, bioteknologi, analisis

sediaan farmasi, farmasi fisika, biofarmasi,

farmakokinetik, toksikologi,formulasi dan teknologi

sediaan farmasi.

Muatan materi farmasi klinik: farmakoterapi,

farmakologi klinik, farmakokinetik klinik, farmasi klinik,

evidence-base medicine, drug related problem (DRP),

farmacovigilance.

Muatan materi farmasi komunitas/sosial/administratif:

dispensing, compounding, farmasi komunitas (pharmacy

practice), farmakoekonomi, farmakoepidemiologi,

farmasi sosial, undang-undang dan etik kefarmasian,

teknik komunikasi, manajemen, akuntansi.

Muatan materi farmasi industri (industrial pharmacy).

5.3.4.4 Kerangka Kurikulum Pendidikan Sarjana Farmasi

Standar kurikulum terdiri dari muatan-muatan materi

kurikulum yang dibutuhkan untuk mencapai standar kompetensi

lulusan. Muatan kurikulum pendidikan sarjana farmasi berfokus

pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan (knows &

knows how) bidang kefarmasian, diberikan dalam bentuk

kegiatan perkuliahan dan/atau praktikum.

Muatan kurikulum lokal dapat terdiri dari muatan

pendukung yang gayut dengan kurikulum inti dan muatan lain-

Page 233: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

221

lain yang menjadi ciri kekhasan individu. Muatan pendukung

antara lain radiofarmasi, wawasan farmasi industri, kosmetik,

analisis makanan-minuman, nutrasetikal, farmasi forensik,

analisis cemaran lingkungan. Sedangkan muatan lain-lain antara

lain kewirausahaan, komputasi, bahasa Inggris, akuntansi. Dapat

dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Kerangka Kurikum Sarjana Farmasi

No. Muatan Kurikulum Bobot

1. Muatan wajib pendidikan sarjana (Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia)

5 – 10%

2. Muatan Kurikulum Inti: 65 – 75%

- Prinsip – prinsip Metode Ilmiah & Ilmu Dasar

10 – 15%

- Ilmu – Ilmu Dasar Biomedik 15 – 20%

- Ilmu – Ilmu Kefarmasian 20 – 25%

- Ilmu Farmasi Klinik, Sosial, dan Komunitas

15 – 20%

- Manajemen, Administrasi, dan Regulasi 10 – 15%

3. Muatan Kurikulum Lokal (Muatan Pendukung dan/atau Muatan Lain-Lain)

15 – 30%

Total SKS (minimum): 144 SKS

5.3.4.5 Kerangka Kurikulum Profesi Apoteker

Berbeda dengan muatan kurikulum pendidikan sarjana

farmasi, muatan kurikulum pendidikan profesi apoteker

berfokus pada penguasaan kemampuan untuk melakukan

praktik profesi (shows how). Sehingga penyampaian muatan

kurikulum pendidikan profesi apoteker diberikan dalam bentuk

studi kasus, penyelesaian masalah, tugas/proyek, dan

Page 234: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

222

pembelajaran langsung di sarana praktik profesi dengan

bimbingan para praktisi sebagai preseptor (PKP). Proporsi

aktivitas pembelajaran di sarana praktik profesi (PKP) sekurang-

kurangnya 60% dari total muatan kurikulum. Secara rinci

muatan kurikulum inti pendidikan profesi apoteker dapat dilihat

pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Kerangka kurikulum program Profesi Apoteker

No. Muatan Kurikulum Bobot

1 Muatan Kurikulum Inti: 70 – 80%

- Farmasi Klinis: Studi Kasus, Praktik, dan Praktik Kerja Profesi (PKP)

20 – 30%

- Farmasi Komunitas: Studi Kasus, Praktik, dan Praktik Kerja Profesi (PKP)

20 – 30%

- Farmasi Industri: Studi Kasus, Praktik, dan Praktik Kerja Profesi (PKP)

10 – 15%

- Manajemen, Administrasi, dan Regulasi 10 – 15%

Muatan Kurikulum Lokal (Muatan Pendukung dan/atau Muatan Lain-Lain)

20 – 30%

Total SKS (miminum) 30 SKS

5.4 Referensi

1. Mason P. 2000. Pharmacy education in the Netherlands.

The Pharmaceutical Journal. Vol 265 (7118),

2. Basak SC, & Satyanarayana D. 2010. Pharmacy Education

in India, American Journal of Pharmaceutical Education.

Vol 74 (4).

3. Austin Z, & Ensom MHH. 2008. Education of Pharmacist

in Canada. American Journal of Pharmaceutical

Education. Vol 72 (6).

Page 235: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

223

4. Marriot JL, Nation RL, Roller L, Costelloe M, Galbraith K,

Stewart P, & Charman WN. 2008. Pharmacy Education in

the Context of Australian Practice. American Journal of

Pharmaceutical Education. Vol 72 (6).

5. Sosabowski, MH., 2008. Pharmacy Education in the

United Kingdom. American Journal of Pharmaceutical

Education. Vol. 72 (6).

6. Guile, D, & Ahamed, F. 2009. Modernising the Pharmacy

Curriculum. A report for the Modernising Pharmacy

Careers Pharmacist Undergraduate Education and Pre-

registration Training Review Team. Institute of

Education, Faculty of Policy & Society. University of

London. United Kingdom.

7. Bender GA. 2007. A History of Pharmacy in Pictures.

College of Pharmacy History, College of Pharmacy,

Washington State University: Copyright Parke, Davis &

Company

8. Rumate FA. 2004. Kajian Pustaka Farmasi. Jurusan

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar

9. Griffenhagen GB. 2002. Great Moments in Pharmacy:

Development of the Robert Thom Series Depicting

Pharmacy’s History. Journal of the American

Pharmaceutical Association. Vol. 52 (2). Hal. 170-182

10. Komisi Pengembangan Pendidikan Asosiasi Pendidikan

Tinggi Farmasi Indonesia. 2013. Naskah Akademik

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Kurikulum

Pendidikan Farmasi. Program Studi Sarjana Farmasi dan

Page 236: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

224

Profesi Apoteker. Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi

Indonesia. Jakarta.

11. Williams, DE., Fraser, SM. 1992. Henry Hurd Rusby: The

father of economic botany at the New York Botanical

Garden. Brittonia. Vol. 44 (3).

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Page 237: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

225

BAB 6 KAJIAN ILMU FARMASI

6.1 Pengantar

Sepanjang sejarah perjalanan hidup manusia, orang

selalu berurusan dengan penyakit, sakit dan kematian,

meskipun berbagai diagnosis dan penyembuhan telah dilakukan

bervariasi dari berbagai daerah. Dibanyak tempat, penyakit

dipandang baik sebagai invasi tubuh oleh beberapa racun atau

dikaitkan dengan kelakuan manusia yang membuat dewa marah

dan atau ilmu sihir. Oleh karena itu, seseorang ahli dalam

pengobatan atau dulu dikenal sebagai tabib untuk

menyembuhkan pasien menggunakan tiga peran sekaligus yaitu

sebagai dokter, apoteker, dan imam/pendeta/ulama. Untuk

sementara, mereka percaya bahwa pengobatan medis bisa

meringankan penyakit, sedangkan penyebab utama hanya bisa

dihilangkan dengan doa dan pengorbanan kepada para dewa.

Berbagai catatan pengobatan kuno yang terkenal adalah

Papyrus Eber di Mesir, dan Aryuveda di India, serta berbagai

prasasti-prasasti lainnya yang tidak tercatat dengan baik.

Secara keilmuan sebelum datangnya Islam,

perkembangan keilmuan sangat lambat bahkan tidak jalan sama

sekali. Hal ini disebabkan karena pada jaman itu, barangsiapa

yang mengemukakan gagasan baru yang belum ada dalam

tradisi kebudayaan yang diajarankannya pada waktu itu, maka

dilarang bahkan ditangkap dan dibunuh. Sebagaimana telah

terjadi pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan di

Page 238: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

226

Eropa, yang melumpuhkan pergerakan ilmu pengetahuan kala

itu. Pada masa kurun pertengahan abad ke-16, terus menerus

sampai permulaan pergerakan ilmiah dan revolusi bangsa Eropa,

terjadi pemberontakan terhadap pihak gereja. Puncak dari

pemikiran pemberontakan ini adalah terbentuknya The France

National Assembly (Perhimpunan kebangsaan perancis) sebagai

akibat dari revolusi perancis dengan menetapkan kebebasan ini,

yang tujuannya adalah meniadakan campur tangan gereja yang

hidup dalam kependetaan dan kerahiban terhadap gagasan

tentang keilmuan.

Sejak Islam berjaya, kondisi diatas berbanding terbalik

dengan nasib gereja. Dimana pada masa itu, sama sekali tidak

bertentangan atau perselisihan jalan kaum Muslimin dalam hal

ilmu pengetahuan, baik dari segi teori maupun dari aplikasi

nyata. Bahkan Islam menganjurkan untuk menuntut ilmu, secara

mutlak memberikan akal kedudukan yang bebas merdeka,

mutlak dalam berpendapat, berfikir dan merenung, jauh dari

cerita-cerita dongeng nenek moyang, taqlid, memperturutkan

hawa nafsu dan ambisi. Jadi, terdapat perbedaan yang sangat

kental antara pemikiran Islam yang tegak atas dasar kebebasan

berfikir dan hubungan antara Allah dan hamba tanpa adanya

perantaraan dengan pemikiran di Eropa sebelum revolusi

peniadaan campur tangan pihak gereja terhadap gagasan

tentang keilmuan. Ini merupakan pemikiran yang

memperbaharui akal dan merupakan inti antara pemikiran

Masehi dalam abad pertengahan yang bersumber dari

kebebasan berfikir yang meletakkan penguasa gereja di antara

hamba dan Tuhan.

Page 239: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

227

Para ilmuwan kaum Muslimin tidak hanya mencukupkan

diri dengan mengkritik teori-teori terdahulu dan menyelidikinya,

tetapi kebanyakan mengadakan penyelidikan tentang sesuatu

yang baru dan berlaku, kemudian menyelidikinya sampai pada

suatu kesimpulan yang benar terjadi pada teori tersebut. Jika

memang terbukti bahwa teori itu mendekati kebenaran, lalu

menyelidiki teori tersebut sampai ditetapkan akhir dari

penelitian mereka bahwa teori tersebut merupakan hakikat

kebenaran dan bukan hanya sebatas teori. Dari sudut aplikasi

ilmu, kaum Muslimin juga telah memulai kajian-kajian dengan

menggunakan metode baru yang terlihat pada masanya,

khususnya jika peradaban kaum Muslimin itu dibandingkan

dengan peradaban Romawi. Demikian kaum Muslimin

mengubah dari ruang lingkup dan metode pemikiran para

ilmuwan terdahulu. Pertama kali dalam catatan sejarah, kaum

Muslimin telah menciptakan spesifikasi ilmiah secara sempurna.

Banyak sekali para pakar ilmu yang menguasai bidang-bidang

tertentu, untuk mengeluarkan kita pada puncak realita

sempurna yang membawa manfaat, yang sebelumnya tidak

terlihat cahayanya kecuali berpegang lebih banyak pada

spesifikasi-spesifikasi ilmu.

Dalam Islam, ilmu dikenal dengan beberapa nama

seperti Ilmu Kauniyah (Alam), Ilmu Taqniyah (Teknik), Ilmu

Tathbiqiyah (Praktik), dan Ilmu Eksperimen. Semua ilmu ini

penyebutannya digolongkan dalam ilmu hayat lantaran berbeda

dengan ilmu syariat. Ilmu hayat berhubungan dengan

kemashalatan dunia. Yakni ilmu yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia dengan menggunakan akal, eksperimen dan

penemuan. Dengan demikian, manusia bisa memakmurkan

Page 240: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

228

bumi dan membuat kemashalatan serta membuka peluang,

menyingkap rahasia alam dan lingkungan. Diantaranya adalah

Ilmu kedokteran (sudah termasuk ilmu farmasi didalamnya

terutama tentang bahan-bahan yang digunakan untuk

penyembuhan), arsitektur, ilmu astronomi, kimia, fisika,

matematika (sawail), geografi, ilmu bumi, tumbuh-tumbuhan

(nabati), hewan, dan sebagainya yang meliputi segala materi

yang tumbuh di alam semesta. Semua itu dibutuhkan manusia

untuk kemashalatan kehidupan mereka.

Ilmu farmasi (Apoteker) muncul setelah Jabir bin Hayyan

dan Khalid bin Yazid menciptakan rumus-rumus dan dasar-dasar

ilmu kimia yang memasukkan eksperimen ilmiah (uji coba

ilmiah), mereka melakukan eksperimen-eksperimen dalam

metode pembahasan ilmu yang digambarkan dalam rumusnya.

Ilmu kimia berpindah dan berkembang dari tahap permulaan

terjemah Yunani menuju tahap pencapaian rumus dan

penemuan yang jelas. Atas dasar inilah metode eksperimen ini

tegak, sebagaimana mereka katakan “Kesempurnaan

penguasaan penciptaan ilmu ini akibat dari eksperimen. Siapa

yang tidak berbuat, ia tidak akan mencoba. Siapa yang tidak

mencoba, ia tidak akan pernah mendapatkan sesuatu

selamanya”, yang dikutip dalam buku yang ditulis oleh As-Sirjani

(2012).

Menurut As-Sirjani (2012), dengan penemuan ilmu kimia

dan menjelaskannya sebagai ilmu pengetahuan, mereka mampu

menguraikan beberapa bahan atau materi yang tidak terbatas

pada penguraian secara kimia. Mereka juga melahirkan karya

dalam bidang pepohonan, membedakan antara alkali dan asin

masam, menghitung bahan-bahan (materi) yang condong

Page 241: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

229

kearahnya, mereka juga mempelajari ratusan obat-obat untuk

pengobatan, menyusun dan membuat ratusan obat-obat.

Keduanya telah menulis banyak buku yang diterjemahkan

kedalam bahasa latin, yang menjadi rujukan paling hebat pada

bidang kimia hampir seribu tahun lamanya. Karyanya meliputi

banyak catatan ilmu kimia yang belum pernah dikenal

sebelumnya. Karyanya menjadi bahan penelitian terkenal di

kalangan para ilmuwan barat, antara lain gelas atau piala (alu:

alat penumbuk obat), Protolia, akar-akaran adalah sumber-

sumber yang diletakkan dalam zat-zat timbul tenggelam dalam

air. Ia juga memecah-mecah berat yang menorehkan pengaruh

sekitarnya bagi para ilmuwan dan menjadikannya sebagai bahan

penelitian.

Secara umum kaum Muslimin telah menemukan dasar-

dasar terpenting dalam ilmu kimia dan segala misterinya.

Diantara yang paling penting dalam penemuan mereka adalah

air perak (asam neutrik), minyak zat (asam kibritik), air emas

(asam neuro hidroklorik), hajar jahannam (neutro perak),

silmani (campuran klorida), rasib merah (campuran oksid), milhu

barut (potasium karbonat), zat besi. Mereka juga menemukan

alkohol, potas (kalium karbonat), amoniak, dan Al-Quluyad yang

dimasukkan dalam bahasa Eropa dengan nama Arab adalah

Alkali. Mereka juga telah menggunakan ilmu kimia sebagai

pengobatan kedokteran dan menciptakan obat-obatan.

Merekalah orang pertama yang menyebarluaskan campuran

obat, membuat tambang, cara penambangan, dan

membersihkan tambang. Banyak temuan yang dijadikan sebagai

acuan dari penciptaan-penciptaan baru sekarang, seperti:

sabun, kertas, sutera, celupan atau warna, bahan peledak,

Page 242: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

230

menyamak kulit, mengeluarkan bau obat-obatan, menciptakan

baja, mengkilaukan hasil tambang, dan sebagainya.

Kemajuan kaum muslimin di bidang kimia

menghantarkan mereka untuk memperoleh capaian penting di

berbagai cabang ilmu pengetahuan khususnya ilmu Farmasi

(Apoteker) kedepannya. Demikian itu lantaran obat-obatan

membutuhkan kajian penelitian berdasarkan rumus-rumus dan

dasar-dasar ilmu kimia. Hingga muncul obat-obat kimia dalam

bentuk yang efektif, membuka pintu-pintu zaman batu dalam

bidang pengobatan di atas pergulatannya. Farmasi kedepannya

merupakan ilmu yang sangat menarik sebagaimana masa

pertama dari awal peradaban yang mengkaji dan diketahui

campuran obat-obatan dalam bentuk ilmiah dan efektif dengan

cara yang baru. Namun, pada masa itu istilah farmasi

sebenarnya belum spesifik dikenal sebagai ilmu karena masih

merupakan perpaduan ilmu antara kimia dan kedokteran

terutama dalam hal kajian secara ilmia obat-obatan.

6.2 Sejarah Awal Kajian Ilmu Farmasi

Sejarah farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri dimulai

pada awal abad ke-19. Sebelum itu farmasi berkembang dari

zaman farmasi kuno sebagai bagian dari ilmu kedokteran,

namun, setelah Raja Ferederck II membuat undang-undang

pemisahan antara farmasi dan kedokteran, sehingga Farmasi

berdiri sendiri dalam menjalankan praktek kefarmasian dan

menjadi sebuah ilmu. Meskipun secara de facto profesi farmasi

telah dijalankan dan dapat ditelusuri kembali terutama pada

populasi masyarakat Sumeria yang tinggal di Irak modern. Dari

sekitar 4000 SM, mereka menggunakan tanaman obat seperti

Farrukh Aqil
Note
"ilmia" diganti "ilmiah"
Page 243: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

231

akar manis, mustard, mur, dan opium. Para tabib dalam

menyembuhkan pasien, ada beberapa orang yang terpisah

bekerja dan fokus untuk mempersiapkan obat-obatan, sebagai

peran yang terpisah dari diagnosis dan pengobatan yang

dilakukan oleh tabib/petugas medis. Peran apoteker ini juga

dikombinasikan dengan peran mereka sebagai imam/pendeta.

Tabib Sumeria menulis resep dari sejak awal sekitar 2700 SM

atau sekitar 5000 tahun yang lalu. Bangsa Mesir Kuno memiliki

penyusun/penyedia khusus obat, dikenal sebagai Pastophor.

Farmasi dipandang sebagai cabang status yang tinggi dari bagian

kedokteran, dan seperti di Sumeria, apoteker ini juga menjadi

imam/pendeta dan berlatih di kuil-kuil. Untuk mempertahankan

pengobatan Papyrus, terutama dibuat catatan yang disebut

Papyrus Eber yang berasal sekitar 1500 SM. Orang mesir

membuat sediaan obat dalam bentuk infus, salep, pastiles

(lozenges), suppositoria, lotion, enema, dan pil. Papryrus Eber

berisi sebanyak 875 resep obat dan 700 daftar obat. Sementara

itu, di Cina pada sekitar era yang sama (2000 SM), seorang pria

bernama Shen Nung menulis Pen T’sao atau dikenal herbal asli

yang berisi deskripsi dari 365 obat nabati pada Dinasti Han. Di

Jepang, pada periode akhir Asuka (538-710) dan awal periode

Nara (710-794), orang-orang tertentu melakukan peran sebagai

apoteker modern yang sangat dihormati. Tempat apoteker

dalam masyarakat itu secara tegas ditetapkan dalam Taiho Code

(701) dan dinyatakan kembali dalam Yoro Code (718).

Sejak didirikannya Apotek (Pharmacy) atau toko obat

pertama di Baghdad pada tahun 754 M dibawah khalifah Abbasi

selama masa kejayaan Islam, dan diatur secara resmi oleh

negara melalui peraturan perundang-undangan. Sejak itu, Ilmu

Page 244: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

232

Farmasi mulai dikenal dan terus berkembang seiring

perkembangan ilmu-ilmu lain terutama kedokteran dan kimia.

Bagdad menjadi ibukota kekhalifahan Timur. Pemerintahan ini

mengembangkan ilmu pengetahuan, pengobatan dan farmasi

serta mendorong koleksi, penyalinan, dan penerjemahan

manuskrip-manuskrip Yunani hingga karya-karya Hippocrates,

Galen, Dioscorides diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab.

Terjemahan ini ternyata dapat melestarikan karya-karya Yunani

klasik tersebut sehingga membebaskannya dari kepunahan.

Termasuk karya Dioscorides dan Galen kedalam bahasa Arab.

Gambar 6.1 Buku Panduan De Materia Medica of Dioscorides yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Arab

Page 245: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

233

Kemajuan yang dibuat di Timur Tengah terutama dalam

ilmu botani dan ilmu kimia yang dipimpin seorang ahli dalam

bidang kedokteran pada abad pertengahan hingga secara

substansial mampu mengembangkan ilmu Farmakologi yaitu

Muhammad bin Zakariya Ar-Razi (Rhazes) (865-915), yang

bertindak untuk mempromosikan penggunaan medis dari

senyawa kimia. Rhazes (865-925) yang seangkatan dengan

Hippocrates, Aretaceus dan Sydenham. Deskripsinya tentang

cacar dan dan campak dianggap begitu hidup dan lengkap.

Continens, satu ensiklopedi pengobatan yang disusunnya, yang

telah diterjemahkan dalam bahasa Latin banyak berisi berbagai

eksperimen terapi. Sabur Ibnu Sahl (869) merupakan dokter

pertama yang memulai membuat pharmacopedia, yang

menggambarkan berbagai macam bahan obat dan obat untuk

penyakit. Ali Abbas (994) adalah pengarang dari ‘’Buku Diraja’’

suatu risalah pengobatan yang telah diterjemahkan dalam

bahasa Latin dan memuat antara lain tentang anatomi. Abu Al-

Qasim Al-Zahrawi (Abulcasis) (939-1013) mempelopori

pembuatan obat-obatan oleh sublimasi dan distilasi. Al-Biruni

(973-1050) menulis salah satu karya Islam yang paling berharga

dalam bidang Farmakologi berjudul kitab Al-Saydalah (Kitab

Obat), dimana ia memberikan pengetahuan rinci tentang sifat

obat dan dijelaskan peran apoteker serta fungi dan tugas

apoteker. Ibnu Sina (Avicenna) (980-1037) adalah orang yang

dijuluki Pangeran Tabib. Dia menulis lebih dari 100 karya dan

yang pertama-tama membuat deskripsi tentang sifat-sifat asam

sulfat dan alkohol. Dia pula yang memperkenalkan pil opium

untuk menyembuhkan batuk dan ekstrak colchici untuk

mengobati reumatik. Kedua jenis obat ini masih dipakai sampai

Page 246: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

234

sekarang. Beliau mencatat keseluruhan obat terkait dengan sifat

obat, mekanisme aksi, dan indikasi yang disebut The Canon of

Medicine, dan Ibnu Al-Walid (1008-1074), menerjemahkan

karya-karya tersebut kedalam bahasa latin lebih dari lima puluh

kali sebagai De Medicinis universalibus et particularibus by

`Mesue' the younger, and the Medicamentis simplicibus by

`Abenguefit'. Selain itu, Orang-orang Arab melakukan perbaikan-

perbaikan terhadap produk – produk farmasi dan membuatnya

menjadi lebih elok dan lebih enak. Farmasi dan materia

medikanya tetap hidup sepanjang abad.

Pada awal abad ke-16 di Eropa, Paracelcus

memperkenalkan khasiat garam-garam stibium sebagai obat

serbaguna. Selama satu periode terapi logam mendominasi

resep-resep tradisional. Salah satu pengobatan rempah-rempah

yang terbesar diperkenalkan di Eropa pada abad ke-17 oleh

misionaris Jesuit yang menyertai Conquistador Spanyol dalam

eksplorasinya ke jantung Amerika Selatan. Rempah yang

diperkenalkan adalah klika kina yang diperoleh dari suku Indian

di Amerika Selatan yang telah lama menggunakannya sebagai

obat untuk melawan demam yang menggigil. Segera obat

tersebut menjadi terkenal di Eropa sebagai obat untuk demam,

menggigil dan malaria. Dua abad berikutnya yakni pada tahun

1820 zat aktifnya yakni kuinina, baru dapat diisolasi. Walaupun

sejumlah besar obat-obat organik yang berasal dari tumbuhan

ditemukan pada abad ke-16 dan 17 itu, namun karena kemajuan

ilmu kimia organik kalah cepat daripada kimia anorganik maka

obat-obat yang berasal dari mineral tetap lebih disukai.

Sejak akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 lebih dari

500 buku yang paling berpengaruh dan klasik di Eropa adalah

Page 247: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

235

buku Dioscorides yang berjudul De materia medica. Sampai

penemuan kembali cetakan yang dibuat pada pertengahan abad

ke-15 oleh orang Eropa Gutenberg. Teks-teks berupa kodeks

tulisan tangan yang khususnya digunakan oleh kependetaan dan

pelajar-pelajar biara. Penyebaran informasi yang lebih luas

mengenai tumbuhan obat di Eropa dimulai dengan herbal-

herbal awal yang secara epat menjadi sangat populer sehingga

informasi mengenai tumbuhan obat tersedia dalam berbagai

bahasa awam. Pada akhir abad ke-17 dan awal abad 18,

pengetahuan tentang obat yang berasal dari tumbuhan semakin

meluas tetapi usaha-usaha untuk mendestilasi zat aktif dari

tumbuha tidak berhasil. Hasil utama selama periode ini

merupakan hasil observasi detail mengenai manfaat klinis

produk-produk medis yang telah dicatat pada abad sebelumnya

atau diambil dari negara selain Eropa.

Pada abad ke-18, seorang Inggris, Withering

memperkenalkan pemakaian ekstrak tumbuhan digitalis untuk

pengobatan penyakit gembur-gembur, yaitu sakit lemah jantung

yang gejalanya ditandai dengan akumulasi cairan secara

berlebihan pada bagian bawah dari tungkai penderita. Dia

memakai ekstrak ini atas nasihat orang-orang desa yang telah

bertahun-tahun memakai elixir ini. Ini merupakan satu contoh

penyelidikan bagi ahli obat dalam menjejaki dan

mengembangkan bahan obat penuntun dari budaya tradisional.

Zat aktifnya, glikosida digitalis, sampai sekarang masih dipakai

untuk pengobatan penyakit gagal jantung yang cukup

menakutkan itu. Walaupun diakui bahwa penemuan-penemuan

tersebut merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi manusia

tetapi satu kenyataan bahwa baru pada 150 tahun terakhir ini,

Farrukh Aqil
Note
"epat" diganti "cepat"
Page 248: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

236

berkat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, jumlah dan jenis

obat berkembang sedemikian melimpah.

Pada tahun 1828 Wohler, yang berhasil mensintesis

urea dari senyawa-senyawa anorganik, menyingkapkan bahwa

pada dasarnya tidak ada yang misterius tentang senyawa

organik dan meletakkan dasar-dasar kimia organik. Sejak saat

itu, para ahli telah mampu untuk mensintesis senyawa-senyawa

yang berstruktur kompleks, termasuk banyak di antaranya

senyawa yang terdapat dalam alam; dan banyak pula yang tidak,

yang ternyata aktif farmakologis. Jadi senyawa penuntun tidak

lagi menjadi monopoli senyawa alam.

6.3 Fokus Kajian Ilmu Farmasi

Pada awal abad ke-19, dimana sebelumnya ilmu farmasi

tercerai berai dan masih dalam posisi persimpangan antara

kedokteran dan kimia, pada abad ini ilmu farmasi sudah mulai

fokus terutama munculnya istilah Farmakognosi dalam bahasa

Inggris disebut Pharmacognosy yang dibuat oleh professor

Austria, John Adam Schmidt (1759-1809) dan dimasukkan dalam

buku Lehrbuch der Materia Medica (1811) yang dipublikasikan

setelah beliau wafat. Selain itu, jauh sebelumnya di Timur

tengah telah memperkenalkan istilah Farmakologi dalam bahasa

Inggris disebut Pharmacology. Dimana kedua istilah ini sangat

erat kaitannya dalam pengembangan ilmu Farmasi. Dilihat dari

sejarahnya istilah farmakologi terkait dengan efek dan

mekanisme kerja obat sedangkan farmakognosi terkait dengan

segala aspek dan informasi yang berkaitan dengan obat. Sejak

didirikannya Apotek (Pharmacy) pertama di Baghdad, pada

waktu itu tidak hanya menyediakan obat dalam bentuk sediaan

Page 249: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

237

sederhana akan tetapi juga menyediakan sediaan-sediaan dalam

bentuk paling canggih pada masa itu, misalnya dalam bentuk

larutan, elixir, pil, salep, tingtur, kapsul dan lain-lain sebagainya.

Jauh sebelumnya telah diperkenalkan sediaan galenik oleh

Galen, maka para ilmuwan juga lebih banyak mengkaji tentang

pembuatan sediaan-sediaan obat terutama mempelajari

catatan-catatan dari resep-resep kuno, maka muncullah istilah

Ilmu Resep dan lebih dikenal dengan nama Farmasetika yaitu

ilmu mengenai ilmu resep dan peracikan obat. Selanjutnya,

diakhir abad ke-19 seiring dengan perkembangan ilmu kimia

terutama sintesis dimana para kimiawan mulai mensintesis

senyawa organik dengan struktur yang semakin kompleks,

sehingga dikenal lagi istilah Kimia Medisinal yaitu ilmu terkait

sintesis obat.

Keempat bidang ilmu meliputi, Farmakognosi,

Farmakologi, Kimia Medisinal, dan Farmasetika merupakan

fokus utama dalam melakukan kajian-kajian tentang ilmu

farmasi. Namun, kenyataannya keempat istilah-istilah tersebut

semuanya bermuara pada obat. Obat sesuai dengan definisinya

terus mengalami pengembangan dan tidak sedikit eksperimen-

ekperimen telah dilakukan. Semakin berjalannya waktu

kompleksisitas penyakit semakin rumit dan perkembangan

eksperimen-ekperimen dalam bidang ilmu lainnya terutama

yang berhubungan dengan ilmu Farmasi. Hal ini menyebabkan

eksperimen-eksperimen terus mengalami peningkatan yang

begitu cepat. Dari eksperimen-eksperimen ilmiah tentang obat

dari jaman kuno hingga jaman sekarang baik yang tercatat

dalam buku-buku maupun dalam jurnal-jurnal sangat banyak

dan sangat sulit untuk memilah-milah eksperimen-eksperimen

Farrukh Aqil
Note
"eksperimen-ekperimen" diganti "eksperimen-eksperimen"
Page 250: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

238

tersebut kedalam keempat kelompok diatas. Jika masih terus

dipaksakan, maka akan terjadi tumpang tindih antara masing-

masing eksperimen, dimana sebagian eksperimen masuk

kedalam semua kelompok istilah diatas. Oleh karena itu, untuk

fokus kajian ilmu farmasi tidaklah tepat jika hanya empat

kelompok diatas, karena semuanya akan terus mengalami

perkembangan dan kajian-kajian semakin mendalam.

Sampai saat ini, kajian-kajian farmasi tidak hanya

terbatas pada obat saja, akan tetapi juga sudah mencakup

nutraseutikal atau makanan fungsional, alat kesehatan, dan

kosemetika, serta kajian terkait dengan kesehatan secara

holistik.

Berdasarkan penjelasan diatas dan secara historis ilmu

farmasi berbeda dengan ilmu kedokteran dan ilmu kimia, ilmu

farmasi dikembangkan pada posisi diantara keduanya dan tidak

bisa dilepaskan diantara keduanya, maka fokus kajian ilmu

farmasi dibagi dalam beberapa kelompok besar yaitu sebagai

berikut:

1. Kajian ilmu Farmasi yang berfokus pada pencarian dan

pengembangan bahan farmasi. Dimana bahan farmasi

yang dimaksud adalah bahan untuk sediaan farmasi baik

yang diperoleh secara biologi maupun secara kimia

(termasuk secara fisika).

2. Kajian ilmu Farmasi yang berfokus pada pembuatan

sediaan farmasi. Dimana pembuatan yang dimaksud

adalah formulasi berbagai bentuk sediaan farmasi

berdasarkan sifat dan karakteristik fisikokimia dari zat

aktif dan eksipien atau bahan tambahan yang digunakan

berdasarkan ketersediaan teknologinya.

Page 251: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

239

3. Kajian ilmu Farmasi yang berfokus pada penggunaan

sedian farmasi secara efektif dan efisien. Dimana

penggunaan yang dimaksud adalah nasib bahan/sediaan

farmasi terhadap tubuh dan nasib tubuh terhadap

bahan/sediaan farmasi, serta segala macam interaksi

dan perubahannya termasuk toksisitasnya.

4. Kajian ilmu Farmasi yang berfokus pada pelayanan

kefarmasian dalam bidang kesehatan. Dimana

pelayanan kefarmasian yang dimaksud adalah

pelayanan kepada pasien dan pelayanan umum terkait

bidang kefarmasian.

Keempat fokus kajian inilah yang secara keseluruhan

disebut ilmu Farmasi, sehingga menghasilkan dan melahirkan

definisi-definisi sendiri seperti yang telah dibahas pada bab

sebelumnya. Ilmu Farmasi ditinjau dari kelahirannya hingga

perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari kelahiran dan

perkembangan ilmu pengetahuan secara universal yang

pondasinya dibangun oleh dua entitas, yakni filsafat moral dan

filsafat alam.

Keempat fokus kajian ilmu Farmasi tersebut terus

mengalami perkembangan dan secara umum diaplikasikan

dalam sistem pembelajaran pada program pendidikan dalam

berbagai level pendidikan yang disesuaikan dengan jenjang

pendidikan yang ditempuh meskipun dengan sistem yang

berbeda-beda dari masing-masing lembaga pendidikan. Untuk

level diploma farmasi minimal mengetahui dasar-dasar dari

keempat fokus kajian ilmu farmasi dan terutama difokuskan

pada keterampilan terkait dengan pekerjaan kefarmasian. Untuk

level sarjana farmasi minimal menguasai dasar-dasar dari

Page 252: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

240

keempat fokus kajian tersebut, yang akan menjadi dasar setelah

melanjutkan baik pada profesi apoteker maupun lanjut ke

jenjang magister farmasi. Untuk level profesi apoteker

menguasai dasar-dasar dari keempat kajian ilmu farmasi dan

juga mampu melakukan praktek pekerjaan kefarmasian yang

tergantung dimana dan fokus yang mana dia bekerja, misalnya

terutama bila bekerja di industri harus mampu melakukan

praktek pekerjaan kefarmasian yang berfokus pada pembuatan

sediaan farmasi; bila bekerja di pelayanan misalnya sebagai

penanggungjawab apotek harus mampu melakukan pekerjaan

yang berfokus pada penggunaan produk farmasi dan pelayanan

kefarmasian dalam bidang kesehata. Sedangkan untuk level

Magister dan Doktor lebih berfokus pada kajian keilmuan yang

diminati.

Seseorang yang belajar dalam bidang ilmu farmasi harus

mengetahui dan menguasai minimal dasar-dasar dari keempat

fokus kajian tersebut, jika hanya sebagian maka akan lebih

condong ke bidang ilmu lain terutama ilmu kimia dan ilmu

kedokteran maupun bidang ilmu lainnya. Meskipun dalam

kenyataannya, pekerjaan kefarmasian tidak semua fokus kajian

digunakan. Akan tetapi dengan mengetahui dan menguasai

minimal dasar-dasar keempat fokus ilmu farmasi akan menjadi

pembeda antara seorang farmasis dengan non farmasis,

sekalipun bekerja diluar bidang kefarmasian. Sampai saat ini,

kajian-kajian ilmu farmasi terus dikembangkan hanya terbatas

pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi maupun lembaga riset

yang bergerak dalam bidang farmasi.

Namun, tidak sedikit pula lembaga non farmasi tertarik

melakukan kajian-kajian terkait ilmu kefarmasian. Secara de

Farrukh Aqil
Note
"kesehata" diganti "kesehatan"
Page 253: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

241

facto hal tersebut tidak masalah, karena secara filosofis

siapapun yang ingin mengetahui sesuai kemampuan dan

keingintahuannya tidak ada yang berhak melarang karena ilmu

pengetahun bersifat merdeka (freedom) dan tidak terikat aturan

hukum, selama individu yang bersangkutan mampu dan

mengaplikasikan ilmu untuk kebenaran dan kesejahteraan dunia

terutama untuk manusia. Secara de jure hal tersebut menjadi

ada masalah dan tidak terkait dengan kebebasan individu untuk

melakukan eksperimen. Namun, yang menjadi masalah adalah

legalitas institusi/lembaga baik pendidikan maupun riset untuk

bidang ilmu tertentu yang dibentuk secara hukum agar dapat

lebih berfokus mengembangkan bidang ilmunya, akan tetapi

tidak sedikit yang menyeberang kebidang yang lain sehingga

pengembangan keilmuan tidak terarah sesuai dengan

pembentukan lembaga baik pendidikan maupun riset. Hal ini

menyebabkan banyak riset-riset terutama terkait kefarmasian

tidak pada tempatnya. Contoh kongkrit adalah riset tentang

formulasi atau uji aktivitas terkait keilmuan farmasi dilakukan

dari lembaga non farmasi, menyebabkan tumpang tindih antara

masing-masing lembaga dan keluar dari jalur ke ilmuan sesuai

pengelompokan lembaga yang dibentuk secara hukum.

Adapun kajian terkait diluar kefarmasian yang

dikembangkan oleh individu dari lembaga baik pendidikan

maupun riset, seharusnya dilakukan untuk memperkuat atau

memperdalam atau mengembangkan fokus kajian keilmuan

tersebut diatas dan selama tidak lepas dari kerangka hirearki

dan filosofi keilmuan farmasi. Begitu juga sebaliknya bagi

individu dari lembaga baik pendidikan maupun riset dari

keilmuan non farmasi. Sehingga tidak melenceng dari tujuan

Page 254: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

242

pengelompokan institusi/lembaga berdasarkan keilmuan yang

dibentuk secara hukum.

6.4 Kelompok Bidang Ilmu Farmasi

Sejak ilmu farmasi terpisah dari kedokteran dan berdiri

sendiri sebagai ilmu hingga kini, sumbangan ilmu farmasi

terhadap dunia terutama dalam bidang kesehatan sangatlah

besar dengan ditemukannya berbagai obat dan sistem

pengobatan yang rasional dengan mengutamakan unsur

keselamatan pasien. Sudah menjadi tanggungjawab dan

kewajiban bagi para ahli farmasi untuk terus melakukan kajian–

kajian dalam penemuan dan pengembangan obat–obat baru

untuk hasil penelitian oleh para peneliti–peneliti dalam bidang

tersebut. Selain itu, farmasis memiliki tanggungjawab dan

kewajiban terkait dengan penggunaan obat secara rasional dan

perlindungan masyarakat terhadap efek dari indikasi dan

kontraindikasi obat–obatan selama digunakan.

Page 255: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

243

Gambar 6.2 Tingkatan hirearki dan disiplin ilmu yang terlibat dalam pengembangan pendidikan Ilmu Kefarmasian

Secara sederhana hirearki pengelompokan bidang ilmu

farmasi dengan pendekatan fundamental dalam berbagai level

disiplin dalam pendidikan kefarmasian telah dijelaskan secara

singkat oleh Sorensen dan kawan-kawan pada tahun 2003 (pada

skema pada Gambar 6.2). Objek utama kajian ilmu Farmasi

adalah sediaan farmasi dengan empat fokus utama yang

bertujuan untuk memperbaiki, memelihara, mencegah dan

mengobati manusia dari berbagai macam penyakit. Melahirkan

bidang–bidang ilmu farmasi yang terdiri dari Ilmu Farmasi Sains

dan Teknologi, Farmasi Klinik dan Komunitas, dan Farmasi

Sosial. Di Indonesia, perkembangan pendidikan farmasi pada

Farrukh Aqil
Note
Sebaiknya gambar 6.2 di resize agar dapat dipindahkan ke halaman sebelumnya
Page 256: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

244

awal kemerdekaan hingga tahun 2000-an masih

menitikberatkan pada Farmasi Sains dan Teknologi, dan Farmasi

Klinik dan Komunitas baru mulai dikembangkan sejak tahun

2000-an hingga saat ini, sedangkan Farmasi Sosial belum banyak

dikaji dan sebagian besar memasukkan ke kelompok Farmasi

Klinik dan Komunitas. Ilmu Farmasi Sains dan Teknologi terbagi

menjadi empat bidang ilmu meliputi Biologi Farmasi, Kimia

Farmasi, Farmakologi, dan Farmasetika dan Teknologi Farmasi.

Sedangkan Ilmu Farmasi Klinik & Komunitas dan Farmasi Sosial

terus mengalami perkembangan. Sementara itu, perkembangan

Farmasi Sosial di Indonesia masih dalam wacana dan masih

terus didiskusikan, meskipun di UGM telah dimulai.

Sebagai seorang farmasis yang bergerak dalam bidang

kajian/penelitian terutama yang bertugas di lembaga pendidikan

tinggi dengan segala kompleksisitasnya terus menerus harus

melakukan pengembangan keilmuan. Sampai saat ini, pada

umumnya ilmu Farmasi Sains dan Teknologi, Ilmu Farmasi Klinik

& Komunitas, dan Farmasi Sosial. Namun, pengelompokan ini

sifatnya umum dan tidak mengikat yang bertujuan untuk

memudahkan untuk melakukan pengembangan keilmuan

dengan tetap berfokus pada keempat kajian ilmu farmasi

sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Istilah-istilah

pengelompokan bidang ilmu juga berbeda-beda dari masing-

masing lembaga/institusi pendidikan tinggi maupun riset.

Meskipun demikian, istilah apapun yang digunakan tetap

bermuara pada keempat fokus kajian ilmu farmasi dan hanya

berbeda dari porsi arah pengembangan dari masing-masing

lembaga/institusi.

Page 257: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

245

Pembagian ilmu Farmasi menjadi beberapa bidang ilmu

bukan berarti memecah belah Ilmu Farmasi itu sendiri dan

kemudian masing-masing bidang ilmu berdiri sendiri, karena jika

hal ini terjadi maka akan menyebabkan ilmu Farmasi akan

mengalami blok-blok pada lintas bidang. Pembagian bidang ilmu

ini hanya untuk mempermudah kita untuk lebih fokus

menguasai bidang tertentu lebih dalam yang akan bersinergi

dengan bidang lain sehinga bisa menghasilkan sesuatu yang

dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam hal peningkatan

kualitas kesehatan.

Farmasi ditinjau dari objek materinya, memiliki kerangka

dasar dari ilmu-ilmu alam; Kimia, Biologi, Fisika dan Matematika.

Sedangkan ilmu farmasi ditinjau dari objek formalnya

merupakan ruang lingkup dari ilmu-ilmu kesehatan. Secara

historis ilmu farmasi dikembangkan dari medical sciences, yang

berdasarkan kebutuhan yang mendesak perlunya pemisahan

ilmu farmasi sebagai ilmu pengobatan dari ilmu kedokteran

sebagai ilmu tentang diagnosis. Ilmu farmasi pada

perkembangan selanjutnya mengadopsi tidak hanya ilmu kimia,

biologi, fisika, dan matematika, melainkan termasuk pula dari

ilmu-ilmu terapan seperti pertanian, teknik, ilmu kesehatan,

bahkan dari behavior science. Berdasarkan ulasan tersebut,

dapat dikatakan bahwa disatu pihak farmasi tergolong seni

teknis (Technical arts) apabila ditinjau dari segi pelayanan dalam

penggunaan obat (medicine); di lain pihak farmasi dapat pula

digolongkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam (natural

science).

Berdasarkan cakupan Farmasi sebagai ilmu diatas,

secara umum terbentuk cabang-cabang ilmu farmasi yang terdiri

Page 258: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

246

dari Ilmu Farmasi sains & teknologi, Ilmu Farmasi Klinik &

Komunitas, dan Farmasi Sosial. Kategori ilmu farmasi sains dan

teknologi terus mengalami perkembangan menjadi beberapa

bidang yang meliputi, Kimia Farmasi, Biologi Farmasi,

Farmakologi, dan farmasetika dan Teknologi Farmasi, dimana

masing-masing bidang terus mengalami spesialisasi. Demikian

juga untuk Ilmu Farmasi Klinik dan Komunitas dan Farmasi Sosial

terus mengalami perkembangan. Alasan-alasan pembentukan

bidang ilmu berdasarkan aspek filosofis yang terdiri dari aspek

ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

6.4.1 Farmasi Sains dan Teknologi

Farmasi Sains dan Teknologi mengkaji ilmu pengetahuan

dan teknologi di bidang farmasi, mencakup berbagai aspek yang

berhubungan dengan produk farmasi mulai dari

pencarian/penemuan, pengolahan dan pengembangan bahan

baku hingga menjadi sediaan farmasi yang siap digunakan.

Dalam arti lain, Farmasi Sains dan Teknologi berorientasi kepada

pengembangan pharmaceutical science & technology atau

pendekatannya bersifat product oriented untuk memenuhi

kebutuhan tenaga riset, pengembangan, produksi dan

pemeriksaan produk farmasi dan alat kesehatan. Kategori ilmu

farmasi sains dan teknologi terus mengalami perkembangan

menjadi beberapa bidang yang meliputi, Kimia Farmasi, Biologi

Farmasi, Farmakologi, dan farmasetika dan Teknologi Farmasi

yang dijelaskan dengan pendekatan filosofis sebagai berikut:

Page 259: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

247

6.4.1.1 Bidang Ilmu Biologi Farmasi

Biologi Farmasi (dalam arti luas) ialah ilmu (terapan)

dalam bidang farmasi berlandaskan biologi yang penerapannya

mencakup penemuan, pengembangan dan produksi obat,

standardisasi, pengendalian pengolahan serta penggunaan.

Biologi farmasi mempunyai sub-disiplin dasar antara lain

sitologi, genetika, mikrobiologi, botani, zoology, biokimia,

biologi molekul, farmakologi, toksikologi, bioteknologi dan

farmakognosi-fitokimia. Kaitan dengan ini farmakognosi-

fitokimia ialah ilmu mengenai obat dan bahan pembantu yang

berasal dari organisme (mikroba, tumbuhan dan hewan) dan

organisme penghasilnya. Seringkali farmakognosi-fitokimia

diartikan sebagai biologi farmasi dalam arti sempit. Dengan

melihat definisi-definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa

bidang ilmu biologi farmasi diperlukan dalam praktek

kefarmasian, dan khususnya di Indonesia hal ini memiliki nilai

lebih karena berkaitan dengan banyaknya bahan alam

(khususnya tumbuhan) yang digunakan sebagai bahan obat dan

obat, yang tentunya hal itu memerlukan evaluasi, standardisasi

ataupun pengembangan yang konsekuensinya akan didasari

oleh ilmu biologi farmasi itu sendiri.

Ditinjau dari objek yang ditelaah, bidang ilmu Biologi

Farmasi memiliki kerangka dasar ilmu-ilmu alam, yaitu biologi,

kimia, fisika dan matematika. Dalam ilmu farmasi pembagian

bidang keilmuan terutama biologi farmasi tidak ada yang baku

dan pembagian tersebut masih tergantung kebijakan perguruan

tinggi atau kelompok praktisi peneliti masing-masing bahkan

beberapa perguruan tinggi tidak menggunakan istilah Biologi

Farmasi, dan tetap ada yang menyebut Kelompok

Page 260: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

248

Farmakognosi-Fitokimia dan hal demikian juga terjadi di

universitas-universitas di luar negeri, tetapi objek kajian yang

dikaji dari kelompok ini sama, namun hanya menggunakan

istilah yang berbeda.

Secara umum Biologi Farmasi hanyalah sebuah istilah

untuk perluasan makna dari pengertian Farmakognosi-Fitokimia,

dimana istilah farmakognosi telah muncul sebelum Ilmu Farmasi

dipisahkan dengan Ilmu Kedokteran oleh Kaisar Frederick II.

Biologi Farmasi difokuskan pada kajian-kajian untuk penemuan

bahan baku farmasi dari alam.

Aspek Kajian Biologi Farmasi

1. Aspek Ontologi

Dari aspek Ontologi, yaitu eksistensi (keberadaan)

dan essensi (keberartian) dari bidang ilmu Biologi

Farmasi. Objek yang dibahas dalam bidang biologi

farmasi sangatlah luas dan harus melibatkan disiplin

ilmu lain seperti biologi (botani, mikrobiologi, Biologi sel

dan molekuler), kimia, fisika, matematika sebagai alat

komunikasi (bahasa) ilmu pengetahuan dan ilmu sosial

lainnya (seperti ekonomi, hukum, perundang-undangan,

sosiologi dan antropologi). Dalam kajian yang dilakukan

dalam lingkup bidang ilmu Biologi Farmasi meliputi:

Botani Farmasi, Farmakognosi-Fitokimia, dan

Mikrobiologi-Bioteknologi.

Dalam Ilmu Mikrobiologi-Bioteknologi Farmasi

merupakan kelompok ilmu farmasi yang merupakan

bagian bidang ilmu biologi farmasi tetapi juga

merupakan bagian ilmu bidang yang lain. Mengingat

mikrobiologi dan bioteknologi dapat dimanfaatkan

Page 261: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

249

untuk mencarian bahan obat baru secara biologi baik

dari cara isolasi dari bakteri atau jamur (terutama jamur

endofit), kultur jaringan, sampai rekayasa genetika.

Bidang ilmu Botani Farmasi merupakan cabang dari

Biologi Farmasi yang dikembangkan lebih lanjut

mengenai sistematika dan morfologi tumbuhan,

anatomi dan fisiologi tumbuhan, serta eksplorasi

tumbuhan obat secara etnobotani. Bahasan tersebut

akan menunjang kepada penggalian kepada tumbuh-

tumbuhan sebagai obat baik dari identifikasi tanaman

obat, kandungan kimia dan metode pemisahannya.

Bidang Farmasi dalam ilmu botani ini dikembangkan

lebih lanjut dalam ilmu farmakognosi, bahan alam

farmasi dan fitokimia.

Bidang Ilmu Farmakognosi-Fitokimia merupakan

cabang tertua dalam ilmu farmasi masuk dalam bidang

Ilmu Biologi Farmasi yang dikembangkan lebih lanjut

mengenai kajian tentang bahan-bahan farmasetis yang

berasal dari mahluk hidup, meliputi: dimana terdapat

dialam, biosintesanya, penentuan kadar secara

kuantitatif di dalam bahan alam, dari mana bahan

tersebut berasal, cara isolasinya, struktur kimiawi, sifat-

sifat fisis dan kimiawi, penggunaan dan cara kerjanya.

Termasuk juga dalam hal ini; cara penanaman, seleksi,

pengumpulan, produksi, pengawetan, penyimpanan dan

perdagangan dalam bentuk simpleks/simplisia dan

galenik. Selain itu, yang paling penting dalam bidang

ilmu biologi farmasi yaitu penyediaan bahan alam

sebagai bahan baku obat atau obat yang terstandarisasi

Page 262: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

250

agar dapat digunakan oleh masyarakat secara aman,

berkhasiat, dan bermutu. Bahkan lebih spesifik oleh The

American Society of Pharmacognosy, 2001 menyatakan

bahwa ruang lingkup Farmakognosi-Fitokimia meliputi:

studi mengenai sifat fisika, kimia, biokimia dan biologi

obat, bahan obat atau bahan lain yang berpotensi

sebagai obat yang berasal dari alam untuk mencari obat

baru yang berasal dari bahan alam.

Para pakar dalam bidang ini tidak hanya selalu

mencari senyawa baru dari alam baik secara etnobotani

maupun secara etnofarmakologi, akan tetapi terus

mengembangkan metode-metode untuk melakukan

pengayaan material aktif dari bahan alam yang telah

diketahui aktivitasnya. Mengingat metabolit sekunder

yang dihasilkan oleh suatu organisme terutama

tumbuhan sangat terbatas sehingga perlu melakukan

kajian-kajian yang lebih kompleks mulai dari budidaya,

pemanenan, sampai metode pemisahan, sehingga

organisme terutama tumbuhan tidak mengalami

kepunahan. Bahkan lebih menariknya lagi kajian

pengayaan metabolit sekunder secara rekayasa

genetika. Semua metode-metode yang digunakan masih

terus berkembang seiring perkembangan ilmu lain

terutama perkembangan bidang ilmu farmasi lainnya.

2. Aspek Epistemologi

Dari Aspek Epistemologi, yaitu metode yang

digunakan untuk membuktikan kebenaran bidang ilmu

botani farmasi. Landasan epistemologis farmasi ialah

logika deduktif dan logika induktif dengan pengajuan

Page 263: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

251

hipotesis, yang dinamakan pula metode logiko-

hipotetiko-verifikatif. Logika deduktif membicarakan

cara-cara untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan bila

lebih dahulu telah diajukan pertanyaan-pertanyaan

mengenai semua atau sejumlah logika di antara suatu

kelompok masalah tertentu. Kesimpulan yang sah pada

suatu penalaran deduktif selalu merupakan akibat yang

bersifat keharusan dari pernyataan-pernyataan yang

lebih dulu diajukan. Pembahasan mengenai logika

deduktif itu sangat luas dan meliputi satu diantara

persoalan-persoalan yang menarik. Logika induktif

membicarakan tentang penarikan kesimpulan bukan

dari pernyataan-pernyataan yang umum, melainkan dari

pernyataan-pernyataan yang khusus. Kesimpulannya

hanya bersifat probabilitas berdasarkan atas

pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.

Pembagian bidang ilmu biologi farmasi terutama

Farmakognosi telah dimulai sejak manusia itu ada.

Sejarah farmasi identik dengan sejarah farmakognosi,

semenjak pemisahan farmasi dan kedokteran oleh

Kaisar Frederik II pada Tahun 1240, banyak catatan dari

negara-negara Arab, Eropa, Cina dan Asia lainnya

tentang penggunaan bahan alam sebagai obat. Namun

secara eksplisit biologi farmasi khususnya farmakognosi

dan bahan alam di Eropa mulai diperkenalkan dan

dikembangkan pada abad ke-18 dan ke-19. Proses

terbentuk dan pengembangannya tentu saja sejalan

dengan perkembangan bidang ilmu farmasi lainnya dan

bidang ilmu selain farmasi.

Page 264: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

252

Penyusunan Bidang Ilmu Biologi Farmasi didasarkan

atas penemuan-penemuan. Teori-teori biologi farmasi

(meliputi ilmu Botani Farmasi, ilmu Farmakognosi-

Fitokimia, dan Mikrobiologi-Bioteknologi), baik dalam

studi eksplorasi bahan alam (Hewan, Tumbuhan,

mikroorganisme), identifikasi, karakterisasi, skrining

aktivitas, rekayasa genetika, sampai penggalian

informasi pengunaan bahan alam secara etnobotani dan

etnofarmakologi. Disusun secara sistematik yang

diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan

dengan metode ilmiah yang mencirikan pada observasi,

pengukuran, penjelasan dan verifikasi, dengan

mempergunakan metode logiko-hipotetiko-verifikatif.

3. Aspek Aksiologi

Dari aspek Aksiologi, yaitu manfaat dari bidang

ilmu Biologi Farmasi. Disini mempertanyakan apa nilai

kegunaan pengetahuan tersebut. Kegunaan atau

landasan aksiologis biologi farmasi adalah bertujuan

untuk kesehatan manusia.

Alam telah menyediakan material yang diperlukan

untuk peningkatan derajat kesehatan manusia, akan

tetapi cara memperoleh dan mengolahnya menjadi

sesuatu yang berguna tidaklah mudah untuk

mengetahuinya, karena alam masih menyimpan misteri-

misteri yang sulit untuk dimengerti oleh manusia. Ilmu

Biologi Farmasi diperlukan untuk mengkaji semuanya,

bidang ilmu ini tertantang untuk mengungkap misteri-

misteri yang ada di alam ini, sehingga akan menjadi

Page 265: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

253

kepuasan tersendiri oleh praktisinya jika telah berhasil

mengungkap sebagian kecil misteri tersebut.

Dengan menerapkan bidang ilmu ini,

memungkinkan praktisinya untuk menemukan sumber-

sumber obat baru dari alam yang dibutuhkan untuk

kesehatan manusia. Dengan demikian, penerapan

bidang ilmu biologi farmasi dapat memberikan

kontribusi dalam pengolahan dan penggunaan bahan

alam sebagai obat untuk kehidupan masyarakat yang

lebih sehat dan lebih baik.

Penggunaan bahan alam sebagai obat oleh

masyarakat untuk mengobati suatu penyakit maka

diperlukan keahlian biologi farmasi dari berbagai aspek

agar masyarakat dapat menggunakan bahan alam

sebagai obat yang tepat, efektif, aman, dan berkhasiat.

Dengan pesatnya perkembangan obat herbal di

Indonesia yang ditandai dengan semakin besarnya jumlah

industri obat tradisional dan produk herbal baik dalam kategori

jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka sangat dibutuhkan

penelitian-penelitian yang berkualitas dalam berbagai bidang

terkait. Kebijakan pemerintah tentang saintifikasi jamu

mempertegas perlunya pendekatan-pendekatan ilmiah dalam

penggunaan obat herbal sehingga dapat digunakan dengan

tepat di masyarakat. Di samping produk herbal tersebut, bahan

obat yang berasal dari bahan alam juga mengalami peningkatan.

Penemuan senyawa baru yang dapat dijadikan senyawa model

(lead compound) sangat dimungkinkan dengan berkembangnya

teknologi dan peralatan yang mendukung. Penggunaan bahan

alam tidak terbatas untuk pengobatan, tetapi juga dibutuhkan

Page 266: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

254

dalam bidang kosmetik, pangan, pangan fungsional suplemen

dan lain-lain yang membutuhkan pengembangan setiap saat

sehingga penelitian di bidang tersebut perlu medapatkan

perhatian. Bidang ilmu Biologi Farmasi dengan sumberdaya dan

keahlian yang ada berpartisipasi aktif bersama-sama stakeholder

lainnya di dalam dan luar negeri untuk berkontribusi bagi

perkembangan bahan alam Indonesia untuk berbagai tujuan

terutama peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

bidang Ilmu Biologi Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu

farmasi yang penerapannya mencakup penemuan,

pengembangan dan produksi obat, standardisasi, pengendalian

pengolahan serta penggunaan bahan obat alami. Bidang Ilmu

Biologi Farmasi dari segi aspek kajiannya bukanlah bagian yang

terpisahkan dari bidang ilmu lain dalam lingkup ilmu farmasi,

namun melainkan bidang yang berfokus pada pengkajian bahan

baku obat atau bahan obat secara biologi yang terus mengalami

perkembangan seiring perkembangan ilmu-ilmu lainnya

termasuk perkembangan ilmu filsafat. Bidang ilmu Biologi

Farmasi dengan sumberdaya dan keahlian yang ada

berpartisipasi aktif bersama-sama stakeholder lainnya di dalam

dan luar negeri untuk berkontribusi bagi perkembangan bahan

alam Indonesia untuk berbagai tujuan terutama dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6.4.1.2 Bidang Ilmu Kimia Farmasi

Kimia Farmasi atau Pharmaceutical Chemistry adalah

ilmu terapan dalam bidang Farmasi yang berlandaskan kimia

yang penerapannnya mencakup penemuan dan pengembangan

Page 267: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

255

analisa (secara kualitatif, dan kuantitatif), isolasi, sintesis,

identifikasi, dan interpretasi cara kerja senyawa biologis aktif

(obat) pada tingkat molekul. Kimia Farmasi mempunyai sub-

disiplin dasar yaitu kimia dasar, kimia analisis, kimia fisika, kimia

organik, kimia anorganik, biologi sel dan molekuler, biokimia,

mikrobiologi, farmakologi, toksikologi. Kelompok bidang ilmu

kimia farmasi terdiri dari dua subkelompok keilmuan utama

yaitu Farmasi Analisis dan Kimia Medisinal. Kimia Farmasi

analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode

untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi

struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya dan bahan

kimia pada umumnya. Sedangkan Kimia Medisinal terlibat dalam

identifikasi, isolasi, sintesis, dan pengembangan entitas kimia

baru (new chemical entity) yang dapat digunakan untuk terapi.

Kelompok bidang Ilmu Kimia Farmasi berfokus pada aspek

kualitas bahan obat atau obat dan bertujuan untuk memelihara

kesehatan sebagai tujuan dari produk obat.

Aspek Kajian Bidang Ilmu Kimia Farmasi

1. Aspek Ontologi

Dari aspek Ontologi, yaitu eksistensi (keberadaan)

dan essensi (keberartian) dari bidang ilmu Kimia

Farmasi. Secara umum, bidang Ilmu Kimia Farmasi

terdiri dari dua sub-kelompok keilmuan yaitu Farmasi

Analisis dan Kimia Medisinal yang mana kedua sub-

kelompok bidang ilmu ini sangatlah luas dan melibatkan

berbagai disiplin keilmuan seperti kimia (kimia organik,

biokimia, kimia anorganik, kimia analisis, kimia fisika,

dan instrument kimia modern), fisika, biologi,

matematika dan statistik, ilmu komputer, dan ilmu sosial

Page 268: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

256

(termasuk, ekonomi, hukum, sosiologi, antropologi, dan

lain-lain).

Dalam ilmu Farmasi Analisis merupakan kelompok

ilmu farmasi yang termasuk kedalam kelompok kimia

farmasi yang berfokus pada pengembangan dan validasi

metode analisis untuk dapat diaplikasikan dan

mengontrol kualitas obat sebagai produk akhir, yang

meliputi analisis farmasi, analisis klinik, analisis

mikrobiologi, toksikologi analisis, dan analisis makanan

dan kosmetik (baik kandungan maupun keamanannya).

Farmasi Analisis fokus pada aspek kualitas bahan dan

produk farmasi yang bertujuan untuk menjamin

keamanan dan efektivitas penggunaan produk farmasi.

Dalam ilmu Kimia Medisinal merupakan cabang dari

ilmu kimia farmasi yang berfokus pada studi identifikasi,

perancangan, isolasi, sintesis, dan pengembangan

senyawa kimia baru yang sesuai untuk digunakan

dibidang pengobatan (obat); termasuk didalamnya studi

hakikat obat dan aktivitas biologisnya, serta hubungan

struktur aktivitas secara kuantitiatif (HKSA). Kimia

Medisinal merupakan sub-kelompok bidang ilmu yang

sangat melibatkan bidang-bidang ilmu lain dengan

menggabungkan kimia organik, biokimia, kimia

komputasi, farmakologi, biologi molekular, statistika,

dan kimia fisik.

Eksistensi dan essensi bidang ilmu kimia farmasi

sangat penting terutama untuk menjamin keamanan

dan efektifitas sediaan farmasi. Disisi lain, bidang ilmu

kimia farmasi terus melakukan pencarian dan

Page 269: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

257

pengembangan bahan obat dan bahan sediaan farmasi

lainnya seiring dengan semakin kompleksnya penyakit

yang muncul hingga saat ini.

2. Aspek Epistomologi

Dari Aspek Epistemologi, yaitu metode yang

digunakan untuk membuktikan kebenaran bidang ilmu

Kimia Farmasi. Landasan epistemologis farmasi ialah

logika deduktif dan logika induktif dengan pengajuan

hipotesis, yang dinamakan pula metode logiko-

hipotetiko-verifikatif.

Pengelompokan bidang ilmu Kimia Farmasi telah

dilakukan secara de facto sebelum Kaisar Federick II

memisahkan Farmasi dengan Kedokteran, terutama

dimulai pada saat berkembangnya ilmu kimia pada masa

kejayaan Islam di Timur Tengah, dimana pada waktu itu

sudah banyak senyawa-senyawa kimia digunakan dalam

pengobatan. Selanjutnya, diakhir abad ke-19 seiring

dengan perkembangan ilmu kimia terutama sintesis

dimana para kimiawan mulai mensintesis senyawa

organik dengan struktur yang semakin kompleks,

sehingga dikenal lagi istilah Kimia Medisinal yaitu ilmu

terkait sintesis obat. Dalam melakukan sintesis obat

tidak sedikit metode analisis telah dikembangkan, pada

tahun 1920-an semua teknik analisis menggunakan

metode konvensional baik secara kualitatif maupun

secara kuantitatif .

Selain itu, aspek epistomologi bidang ilmu Kimia

Farmasi juga didasarkan atas penemuan-penemuan.

Teori-teori tentang Kimia Farmasi (Farmasi Analisis dan

Page 270: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

258

Kimia Medisinal), baik dalam studi tentang Analisis

Farmasi, Analisis Klinik, Analisis mikrobiologi, toksikologi

analisis, dan analisis makanan dan kosmetik (baik

kandungan maupun keamanannya). Disusun secara

sistematik yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang

dilakukan dengan metode ilmiah yang mencirikan pada

observasi, pengukuran, penjelasan dan verifikasi.

Dengan mempergunakan metode logiko-hipotetiko-

verifikatif.

3. Aspek Aksiologi

Dari aspek aksiologi, yaitu manfaat dari bidang ilmu

Kimia Farmasi. Bidang ilmu Kimia Farmasi merupakan

ilmu yang sangat menantang yang dilahirkan untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan oleh

Alam. Dengan menerapkan ilmu ini, memungkinkan

seseorang untuk menemukan obat baru, yang

merupakan satu kebutuhan bagi kelangsungan hidup

manusia, mengetahui benar tentang obat yang

ditelitinya, efek biologis dan mekanisme efek biologis

yang ditimbulkannya, serta berbagai faktor yang dapat

mmpengaruhi efek biologis obat itu. Selain itu, bidang

ilmu Kimia Farmasi juga merupakan ilmu yang

digunakan untuk pemastian mutu sediaan farmasi.

Mulai dari identitas dan kemurnian obat, kandungan

obat, bahan-bahan pengotor, stabilitas, sampai

konsentrasi obat dalam jaringan atau dalam cairan

biologis.

Dengan demikian, dengan menerapkan bidang ilmu

Kimia Farmasi, seseorang mempunyai kesempatan

Farrukh Aqil
Note
"mmpengaruhi" diganti "mempengaruhi"
Page 271: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

259

untuk berpartisipasi secara mendasar pada pencegahan,

pengobatan dan pemahaman penyakit, sehingga bidang

ilmu Kimia Farmasi mempunyai kontribusi kepada

kehidupan masyarakat yang lebih sehat dan lebih

bahagia, dan juga berkontribusi dalam mengontrol

kualitas obat yang beredar dari segi mutu, khasiat, dan

keamanan serta berpartisipasi dalam optimalisasi

penggunaan obat dalam terapi guna meningkatkan

kualitas hidup masyarakat/pasien.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

Bidang Ilmu Kimia Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu

farmasi yang penerapannya mencakup penemuan dan

pengembangan analisa (secara kualitatif, dan kuantitatif),

isolasi, sintesis, identifikasi, dan interpretasi cara kerja senyawa

biologis aktif (obat) pada tingkat molekul. Sama halnya dengan

bidang ilmu lainnya, Bidang ilmu Kimia Farmasi dari segi aspek

kajiannya bukanlah bagian yang terpisahkan dari bidang ilmu

lainnya dalam lingkup ilmu farmasi, namun melainkan bidang

yang berfokus pada pengkajian bahan baku obat atau bahan

obat secara kimia (terutama subbidang kimia medisinal dan

kimia analisis) yang terus mengalami perkembangan seiring

perkembangan ilmu-ilmu lainnya.

6.4.1.3 Bidang Ilmu Farmakologi

Ilmu Farmakologi merupakan bagian ilmu farmasi

(istilah farmakologi juga digunakan secara luas dalam bidang

Kedokteran) adalah disiplin yang sangat luas dimana

menggambarkan penggunaan bahan kimia untuk mencegah,

mengobati, dan menyembuhkan penyakit, serta dapat

Page 272: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

260

mempertahankan seseorang tetap menjadi sehat dan bugar.

Bidang ilmu farmakologi berfokus pada khasiat obat di segala

segi termasuk sifat kimia, sifat fisika, kegiatan fisiologis/efeknya

terhadap fungsi biokimia dan faal, cara kerja, absorbsi, nasib

(distribusi, biotransformasi), eksresinya didalam tubuh, serta

efek toksiknya mulai dari tingkat organ hingga tingkat

molekular. Ilmu farmakologi harus didukung oleh ilmu-ilmu

dasar seperti pada bidang ilmu biologi farmasi dan kimia

farmasi, terutama ilmu biokimia, anatomi dan fisiologi.

Dalam bidang ilmu Farmakologi terdapat cabang-cabang

ilmu yang terdiri dari Farmakodinamika, Farmakokinetika,

Imunologi, Farmakoterapi, dan Toksikologi. Semua cabang-

cabang ilmu farmakologi tersebut berfokus pada bahan aktif

yang memberikan pengaruh pada tubuh, bukan mengarah

kepada diagnosis penyakit.

Aspek Kajian Bidang Ilmu Farmakologi

1. Aspek Ontologi, yaitu yaitu eksistensi (keberadaan) dan

essensi (keberartian) dari bidang ilmu Farmakologi.

Secara umum Farmakologi merupakan ilmu yang

mempelajari setiap zat kimia yang mempengaruhi

proses hidup yang dirumuskan sebagai kajian terhadap

bahan-bahan yang berinteraksi dengan sistem

kehidupan melalui proses kimia, khususnya melalui

pengikatan molekul-molekul regulator yang

mengaktifkan atau menghambat proses-proses tubuh

yang normal. Untuk lebih detail dan lebih rinci maka

terbentuk cabang-cabang ilmu yang lebih berfokus pada

pencapaian bidang ilmu farmakologi meliputi

Farmakodinamik, Farmakokinetik, Imunologi,

Page 273: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

261

Farmakoterapi, dan Toksikologi. Farmakodinamik

merupakan cabang ilmu farmakologi yang berfokus

mempelajari dan mengkaji aktivitas obat (terutama

interaksi obat dan reseptor), cara kerja obat, efek obat

terhadap fungsi berbagai organ serta pengaruh obat

terhadap reaksi biokimia dan struktur organ atau

disingkat pengaruh obat terhadap tubuh;

Farmakokinetik yang merupakan cabang ilmu

farmakologi yang berfokus mempelajari absorbsi,

distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat (ADME) atau

dalam istilah sederhana pengaruh tubuh terhadap obat;

Imunologi merupakan cabang ilmu farmakologi yang

berfokus mempelajari antigen, antibodi, dan fungsi

pertahanan tubuh inang/host yang diperantarai oleh sel,

terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap

penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan

penolakan benda asing; Farmakoterapi merupakan

cabang ilmu farmakologi yang berfokus mempelajari

tentang penggunaan obat dalam pengobatan penyakit;

dan Toksikologi merupakan cabang ilmu farmakologi

yang berfokus mempelajari tentang zat-zat racun

dengan khasiatnya serta cara-cara untuk

mengenal/mengidentifikasi dan melawan efeknya.

Eksistensi dan essensi bidang ilmu farmakologi

sangat penting terutama untuk memastikan dosis,

khasiat, dan keamanan bahan obat sebelum dibuat

dalam bentuk sediaan, hingga menjamin efek obat

setelah masuk kedalam tubuh, bahkan efek jangka

Page 274: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

262

panjang penggunaan obat, dimana khasiat obat sangat

ditentukan oleh faktor seperti genetik, nutrisi, dan dosis.

2. Aspek Epistomologi, yaitu metode yang digunakan

untuk membuktikan kebenaran bidang ilmu

Farmakologi. Landasan epistemologis farmasi ialah

logika deduktif dan logika induktif dengan pengajuan

hipotesis, yang dinamakan pula metode logiko-

hipotetiko-verifikatif.

Ilmu Farmakologi mulai berkembang pada abad

kejayaan Islam di Timur tengah, ilmu Farmakologi

pertama kali dikembangkan oleh Muhammad bin

Zakariya Ar-Razi (Rhazes) (865-915), dengan

mempromosikan penggunaan bahan kimia untuk tujuan

pengobatan. Meskipun jauh sebelum itu telah dipelajari

ilmu toksikologi atau yang paling dikenal The Royal

Toxicologist oleh Mithridates VI, juga dikenal sebagai

“Mithradates of Great” (Megas) dan Eupator Dionysius,

menjadi raja Pontus dan sebagian Armenia di daerah

Anatolia timur (sekarang Turki) sekitar tahun 120-63 SM.

Kemudian pengetahuan ini menjadi cikal bakal ilmu

farmakologi yang berfokus pada toksikologi. Johann

Jakob Wepfer (Tahun 1620-1695), merupakan orang

pertama yang melakukan verifikasi dengan melakukan

eksperimen tentang aksi farmakologi atau toksikologi

menggunakan hewan coba.

Periode modern pada abad 18-19, mulai dilakukan

penelitian eksperimental tentang nasib obat, tempat

dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan.

Rudol Buchhein (1820 – 1879) mendirikan institut

Page 275: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

263

farmakologi pertama di Universitas Dorpat (Tartu,

Estonia). John J. Abel (1857-1938) dikenal sebagai “The

Father of American Pharmacology” merupakan orang

Amerika pertama yang melakukan pelatihan uji

farmakologi di laboratorium Schmiedeberg dan pendiri

Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics

(yang diterbitkan sejak tahun 1909 hingga saat ini)

bersama dengan Oswald Schmiedeberg (1838 – 1921)

dan Bernhard Naunyn (1857 – 1938). Sejarah penelitian

bidang farmakologi terus mengalami perkembangan

hingga saat ini.

Pengujian terhadap suatu bahan obat atau obat

terus berkembang mulai dari berdasarkan empirik

kemudian dilanjutkan dengan uji farmakologi secara

eksperimen terutama menggunakan hewan coba,

jaringan, dan eksplorasi fungsional pada tingkat organ

tertentu dan sel target) termasuk uji keamanan (uji

toksikologi dan uji teratogenik) kemudian uji

farmakologi lanjutan pada tingkat biokimia dan

molekuler, dan uji tahap farmakologi klinik sebelum

dipasarkan.

Jadi, dari aspek epistomologi ilmu Farmakologi

merukan cabang ilmu farmasi yang disusun berdasarkan

hasil penemuan-penemuan ilmiah yang terus

mengalami perkembanggan (dapat dilihat pada jurnal-

jurnal ilmiah Internasional dan Nasional yang bereputasi

tinggi). Riset-riset yang dipublikasikan terutama dalam

cabang ilmu farmakologi yang berfokus pada

Farmakodinamik, Farmakokinetika, Imunologi,

Farrukh Aqil
Note
"merukan" diganti "merupakan"
Farrukh Aqil
Note
"perkembanggan" diganti "perkembangan"
Page 276: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

264

Farmakoterapi, dan Toksikologi yang terus mengalami

perkembangan seiring perkembangan ilmu lainnya yang

terkait dengan ilmu Farmakologi.

3. Aspek Aksiologi, yaitu kemanfaatan ilmu Farmakologi.

Ilmu Farmakologi merupakan ilmu yang sangat

menantang dan memiliki keahlian khusus terutama

penanganan objek eksperimen yang berupa mahluk

hidup yang memiliki kemanfaatan sama dengan bidang

ilmu Farmasi lainnya.

Farmakologi merupakan ilmu yang sangat

dibutuhkan terutama yang berhubungan dengan obat

dan secara umum sediaan farmasi lainnya, sebagai

contoh pembuktian secara ilmiah herbal yang digunakan

secara tradisional melalui serangkaian penelitian yang

dilakukan dari segi efektivitas dan keamanan sebelum

dipasarkan dan digunakan oleh konsumen. Dengan ilmu

ini, memungkinkan kita untuk mengembangkan obat,

bahan obat, dan obat tradisional yang meliputi

beberapa cara yaitu: (1) menentukan mekanisme kerja

obat, bahan obat, dan obat tradisional dalam

mempengaruhi fisiologi tubuh; (2) membuktikan

keamanan obat, bahan obat, dan obat tradsional; (3)

menentukan dosis yang tepat dalam penggunaan obat;

dan (4) menentukan aturan dan cara pakai obat yang

tepat. Dengan demikian, ilmu Farmakologi memiliki

peran dalam mengontrol kualitas, efikasi, keamanan,

dan pengembangan obat terutama pada tahap praklinik

dan klinik, serta berpartisipasi dalam optimalisasi

penggunaan obat melalui pengobatan rasional.

Farrukh Aqil
Note
"tradsional" diganti "tradisional"
Page 277: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

265

Berdasarkan uraian diatas, Bidang Ilmu Farmakologi

merupakan salah satu bidang dalam Ilmu Farmasi yang berfokus

pada khasiat obat di segala segi termasuk sifat kimia, sifat fisika,

kegiatan fisiologis/efeknya terhadap fungsi biokimia dan faal,

cara kerja, absorbsi, nasib (distribusi, biotransformasi),

eksresinya didalam tubuh, serta efek toksiknya mulai dari

tingkat organ hingga tingkat molekular. Ilmu Farmakologi sangat

penting terutama untuk mendukung penggunaan bahan obat

atau obat berdasarkan hasil penemuan baik secara biologi

maupun secara kimia, tidak sampai disitu farmakologi juga

berperan penting dalam pengembangan obat seiring dengan

perkembangan dan tingkat kompleksisitas penyakit yang muncul

sampai saat ini. Serta, ilmu ini juga berperan penting dalam hal

keamanan, khasiat seluruh sediaan farmasi sebelum dipasarkan

ke masyarakat. Kajian-kajian dalam bidang ilmu Farmakolologi

terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan

ilmu-ilmu lainnya.

6.4.1.4 Bidang Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi

Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi merupakan

bagian ilmu farmasi yang berfokus pada cara penyediaan obat,

seni peracikan obat, dan pembuatan sediaan farmasi menjadi

bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat, serta

perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi

pembuatan obat dan sediaan farmasi lainnya terutama

menyangkut teknik dan prosedur pembuatan sediaan farmasi

dalam skala industri farmasi termasuk prinsip kerja serta

pemeliharaan alat-alat teknologi produksi dan penunjang sesuai

ketentuan cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Kelompok

Page 278: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

266

bidang ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi memiliki ilmu-

ilmu dasar sama seperti ilmu-ilmu dasar yang diperlukan pada

bidang ilmu Biologi Farmasi, Kimia Farmasi terutama pada

penekanan sifat fisikokimia bahan baku hingga sediaan jadi

untuk sediaan farmasi, meliputi kimia, biokimia, biologi,

matematika, statistik, fisika, ilmu kedokteran, dan ilmu teknik

(engineering).

Bidang ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi memiliki

cabang-cabang ilmu yang terdiri dari, Biofarmasi, Farmasetika,

dan Teknologi Farmasi. Masing-masing cabang dari ilmu

Farmasetika dan Teknologi Farmasi berfokus pada pembuatan

dan pengembangan sediaan farmasi dari bahan-bahan farmasi

baik yang diperoleh secara biologi maupun secara kimia, bahkan

pengembangan sediaan farmasi yang dikembangkan dari bahan

yang diperoleh secara fisika (dalam bidang ilmu farmasi belum

ada dan masih dikelompokkan dalam bidang ilmu Kimia Farmasi)

terutama terkait dengan alat kesehatan.

Aspek Kajian Bidang Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi

1. Aspek Ontologi, yaitu eksistensi (keberadaan) dan

essensi (keberartian) dari bidang ilmu Farmasetika dan

Teknologi Farmasi. Tujuan utama dari bidang ilmu

Farmasetika dan Teknologi Farmasi adalah untuk

mengembangkan sediaan farmasi dan sistem

penghantaran obat, menggunakan dan melibatkan

berbagai disiplin ilmu seperti seperti kimia, teknik kimia,

biologi, statistik, ekonomi, dan pemasaran untuk

mengembangkan obat untuk mengobati,

menyembuhkan, dan mencegah penyakit.

Page 279: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

267

Bidang ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi

berfokus pada penemuan dan pengembangan sediaan

farmasi yang dalam eksperimen-ekperimennya

melibatkan tiga cabang-cabang ilmu meliputi Biofarmasi,

Farmasetika, dan Teknologi Farmasi. Biofarmasi

merupakan cabang ilmu Farmasetika dan Teknologi

Farmasi yang fokus mempelajari pengaruh-pengaruh

pembuatan sediaan farmasi terhadap efek terapeutik

sediaan farmasi (terutama fisikokimia, sistem

penghantaran, sistem pelepasan, drug-drug interaction,

incompabilitas, bioavailabilitas dan biaequivalent).

Farmasetika merupakan cabang ilmu yang fokus

mempelajari tentang cara penyediaan obat (meliputi

pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan

pembakuan bahan obat-obatan), seni meracik obat,

pembuatan (formulasi) sediaan farmasi menjadi bentuk

tertentu hingga siap digunakan (mulai dalam bentuk

sedian padat, semipadat/semicair, sediaan cair, dan

sediaan lain), dan perkembangan ilmu dan teknologi

pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat

digunakan dan diberikan kepada pasien. Teknologi

Farmasi merupakan cabang ilmu Farmasetika dan

Teknologi Farmasi yang berfokus mempelajari teknik

dan prosedur pembuatan sediaan farmasi baik dalam

skala pilot maupun skala industri termasuk prinsip kerja

serta perawatan/pemeliharaan alat-alat produksi dan

penunjangnya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah atau regulasi (dalam hal ini adalah

CPOB, CPOBT, GMP, dan lain-lain).

Page 280: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

268

Produk-produk sediaan farmasi sangat tergantung

pada teknologi, yang membantu untuk mengatasi

kebutuhan medis yang belum terpenuhi dari

pasien/audiens/konsumen. Industri farmasi dan

kompleksisitas pasien yang beragam menyebabkan ilmu

Farmasetika dan Teknologi Farmasi terus mengelamii

perkembangan untuk mengatasi keterbatasan sediaan

farmasi yang telah diproduksi oleh industri farmasi

sebelumnya. Industri farmasi biasanya memiliki bagian

Research and Dopelovment (R & D) untuk mengkaji ini

dan kebanyakan adalah bidang ilmu Farmasetika dan

Teknologi Farmasi.

2. Aspek Epistomologi, yaitu metode yang digunakan

untuk membuktikan kebenaran bidang ilmu Farmasetika

dan Teknologi Farmasi menggunakan landasan

epistomologi dengan pendekatan logika deduktif dan

logika induktif dengan pengujian hipotesis.

Bidang Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi

(terutama Ilmu Resep atau ramuan-ramuan) telah ada

sejak jaman kuno dan tidak ada catatan sejarah kapan

manusia pertama mulai mencampur zat dan menyusun

formula untuk diproduksi terutama sediaan yang

memberikan efek terapi, tetapi diketahui bahwa

peracikan sediaan obat baik dari sumebr hewan,

tumbuhan, dan mineral atau yang lebih dikenal sumber

materia medica telah dipraktekkan dalam bentuk

canggih dengan berbagai peradaban (peradaban Mesir

Kuno, Cina dan India Kuno, Yunani dan Romawi Kuno,

dan lain-lain), akan tetapi Farmasetika telah

Farrukh Aqil
Note
"mengelamii" diganti "mengalami"
Page 281: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

269

berkembang pesat dimasa kejayaan Islam di Timur

Tengah, hal ini dapat dilihat sejak didirikannya Apotek

(Pharmacy) atau toko obat pertama di Baghdad pada

tahun 754 M dibawah Khalifah Abbasi, dan diatur secara

resmi oleh negara melalui peraturan perundang-

undangan. Meskipun Dioscoirides pada Awal Abad 1

Masehi telah mencatat ramuan-ramuan untuk

pengobatan dan bukunya diterjemahkan kedalam

bahasa Arab adalah buku Dioscorides yang berjudul De

materia medica.

Banyak teks-teks penting yang berisi informasi

tentang obat-obatan dan peracikan yang disusun oleh

dokter-dokter Arab dari abad ketujuh sampai abad

ketigabelas, termasuk yang dilakukan oleh John Mesue

Senior (857 M), Abu Mansur (970 M), Ibnu Sina

(Avicenna, 980 – 1036 M) dan Ibnu Al-Baitar dari Malaga

(1197 – 1248 M). Catatan-catatan pada periode dan

daerah tertentu dari Corpus of Simples, yang disusun

oleh Ibnu Al-Baitar yang berisi informasi tentang obat-

obatan dan peracikan menunjukkan bahawa setidaknya

ada 300 bahan obat yang sebelumnya tidak pernah

terpakai dalam membuat sediaan farmasi dan mulai

diperkenalkan pertama oleh orang-orang Arab,

termasuk cengkeh, pinang, rhubarb, nux vomica, dan

penggunaan secara luas gula tebu sebagai kompenen

formulasi

Pada awal abad ke-16 di Eropa baru mulai

berkembang terutama Kejayaan Islam telah mulai

meredup, adalah Paracelcius telah memperkenalkan

Page 282: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

270

ramuan-ramuan berbahan garam untuk pengobatan.

Pada tahun 1600 – 1940 telah banyak resep-resep hasil

pengkajian-pengkajian baik yang diperoleh dari alam

maupun sintesis telah digunakan secara resmi dan

dispensing dan compounding dilakukan secara resmi

oleh ahli farmasi di apotek-apotek (Apoteker), disisi lain

kajian-kajian tentang ilmu resep terus dilakukan. Pada

tahun 1940 – 1970, yang seiring dengan revolusi

industri, kajian-kajian dalam hal ilmu formulasi dan

teknologi untuk produksi obat terus dilakukan. Tidak

sedikit tokoh-tokoh ilmuan yang ahli dalam bidang ini

sejak rentang tahun 1600 sampai tahun 1970-an.

Publikasi-publikasi dan teks-teks tentang Farmasetika

dan Teknologi Farmasi sangat banyak dan terus

mengalami perkembangan hingga saat ini.

Jadi secara epistomologi telah membuktikan bahwa

Bidang Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi

terdefinisikan yang dibuktikan dalam berbagai eksprime-

eksperimen yang telah dilaporkan melalui publikasi dan

teks.

3. Aspek Aksiologi, yaitu manfaat dari bidang ilmu

Farmasetika dan Teknologi Farmasi. Disini

mempertanyakan apa nilai kegunaan pengetahuan

tersebut. Kegunaan atau landasan aksiologis biologi

farmasi adalah bertujuan untuk kesehatan manusia.

Bidang ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi

merupakan ilmu yang penuh tantangan, mengingat

kebutuhan obat-obatan semakin kompleks, belum lagi

terkait bahan aktif untuk khasiat tertentu dengan

Page 283: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

271

kestabilan yang rendah dan rasa yang tidak

menyenangkan. Oleh karena itu, bidang ilmu

Farmasetika dan Teknologi Farmasi berperan penting

untuk menyediakan sediaan-sediaan farmasi yang

memiliki khasiat dengan penggunaan yang tepat.

Bentuk-bentuk sediaan farmasi khususnya obat-obatan

yang yang sangat bermanfaat dalam pengobatan

meliputi bentuk sediaan dalam bentuk kapsul, tablet,

tablet salut, salep, krim, injeksi, aerosol, syrup, emulsi,

suppositoria hingga sediaan dalam bentuk nano

teknologi tentunya bentuk–bentuk tersebut bertujuan

demi kenyamanan pada saat digunakan dan kestabilan

bahan aktif.

Selain itu, bidang ilmu Farmasetika dan Teknologi

bermanfaat dalam menjamim mutu, khasiat, dan

keamanan sediaan yang diproduksi dalam skala besar

untuk digunakan dalam pengobatan termasuk prinsip

kerja serta perawatan/pemeliharaan alat-alat produksi

dan penunjangnya sesuai ketentuan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah atau regulasi (dalam hal ini

adalah CPOB, CPOBT, GMP, dan lain-lain), dan yang lebih

penting produk-produk yang dihasilkan dapat dijangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat yang memerlukan.

6.4.2 Farmasi Klinik & Komunitas

Bidang ilmu Farmasi Klinik & Komunitas merupakan

cabang ilmu Farmasi yang mempelajari dan menekankan fungsi

farmasis untuk memberikan asuhan kefarmasian

(pharmaceutical care) kepada pasien, yang bertujuan untuk

Page 284: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

272

meningkatkan outcome pengobatan yang meliputi: (1)

memaksimalkan efe terapeutik; (2) meminimalkan resiko; (3)

meminimalkan biaya; (4) menghormati pilihan pasien. Oleh

karena itu, Bidang Ilmu Farmasi Klinik & Komunitas lebih banyak

berorientasi pada pelayanan kefarmasian. Hal ini sejalan dengan

paradigma baru pelayanan kefarmasian yang tidak hanya

difokuskan pada produk, tetapi juga lebih berorientasi diarahkan

pada pasien.

Dalam bidang Ilmu Farmasi Klinik & Komunitas, selain

mempelajari Ilmu Farmasi Sains dan Teknologi juga akan

pempelajari aspek-aspek penunjang pelayanan terutama

Patologi, patofisiologi, Farmakokinetik klinik, Farmakoekonomi,

Farmakoepidemologi, Sosial Farmasi, Ilmu komunikasi, Farmasi

Rumah Sakit, Manajemen Kewirausahaan, dan lain-lain. Secara

umum, seorang farmasis yang ahli dalam bidang ini setidaknya

mampu menguasai ilmu Farmasetika, Farmakognosi,

Farmakologi, dan Fisiologi. Karena keempat ilmu ini menjadi

dasar dalam mempelajari dan menguasai ilmu Farmasi Klinik &

Komunitas.

Saat ini disiplin bidang Ilmu Farmasi Klinik & Komunitas

semakin dibutuhkan dengan adanya paradigma baru tentang

layanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien. Dengan

mempelajari atau menguasai bidang ilmu ini, seorang lulusan

farmasi diharapkan dapat bekerja di rumah sakit dan komunitas

yang terdiri dari apotek, puskesmas, klinik, balai pengobatan

dan dimanapun terjadi peresepan atau penggunaan obat harus

memiliki kompetensi yang dapat mendukung pelayanan farmasi

klinik maupun komunitas yang berkualitas.

Farrukh Aqil
Note
"efe" diganti "efek"
Page 285: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

273

Aspek Kajian Bidang Ilmu Farmasi Klinik & Komunitas

1. Aspek Ontologi, yaitu eksistensi (keberadaan) dan

essensi (keberartian) dari bidang ilmu Farmasi Klinik &

Komunitas. Bidang Ilmu Farmasi Klinik & Komunitas

merupakan salah satu disiplin bidang ilmu yang berfokus

dengan penerapan keahlian farmasi untuk membantu

memaksimalkan khasiat obat dan meminimalkan

toksisitas obat pada pasien. Dalam Bidang Ilmu Farmasi

Klinik & Komunitas memerlukan pemahaman keilmuan

yang meliputi: (1) Konsep–konsep penyakit (anatomi

dan fisiologi manusia, patofisiologi penyakit,

patogenesis penyakit, dan Terminologi medis); (2)

Penatalaksanaan Penyakit (farmakologi, farmakoterapi,

dan product knowledge); (3) Teknik komunikasi dan

konseling pasien; (4) Pemahaman Evidence Based

Medicine dan kemampuan penelusuran; (5) Keilmuan

farmasi praktis lainnya (farmakokinetik klinik,

farmakologi, mekanisme kerja obat, farmasetika, dan

interaksi obat). Melalui penerapan pengetahuan dan

berbagai fungsi terspesialisasi dalam perawatan pasien

yang memerlukan pendidikan atau keahlian khusus dan

atau pelatihan terstruktur. Dapat dirumuskan eksistensi

dan essensi bidang ilmu Farmasi Klinik & Komunitas

yaitu memaksimalkan efek terapeutik obat,

meminimalkan resiko/toksisitas obat, dan

meminimalkan biaya obat.

2. Aspek Epistomologi, yaitu metode yang digunakan

untuk membuktikan kebenaran bidang ilmu Farmasi

Page 286: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

274

Klinik & Komunitas menggunakan landasan

epistomologi.

Istilah farmasi klinik pertama kali muncul di

Amerika sekitar tahun 1960. Bidang Ilmu Farmasi Klinik

& Komunitas muncul berawal dari ketidakpuasan

masyarakat terhadap praktek pelayanan kesehatan.

Namun, jauh sebelumnya praktek Farmasi Klinik &

Farmasi Komunitas telah ada sejak Apotek pertama

didirikan (terutama praktek Farmasi Komunitas) di

Bagdad Irak pada tahun 754 M dan didirikannya Rumah

Sakit pertama di Dunia terutama dalam kejayaan Islam

di Damaskus. Pada Abad ke-14 didirikan Apotek pertama

Eropa, apoteker pertama di Eropa baru muncul pada

akhir abad ke-14, bernama Geoffrey Chaucer (1342-

1400). Ia dikenal sebagai apoteker asal Inggris. Apotek

mulai menyebar di Eropa setelah pada abad ke-15

hingga ke-19 M, praktisi apoteker mulai berkembang di

benua itu. Pada Tahun 1951 didirikan Rumah Sakit

pertama di Amerika tepatnya di Philadelphia. Adalah

Jonathan Roberts sebagai apoteker pertama yang

melakukan praktek sebagai farmasi klinik (Farmasi

Rumah sakit secara umum).

Seiring dengan semakin berkembang pesatnya

jumlah dan jenis obat, semakin meningkat pula

permasalahan yang timbul terkait penggunaan obat

yaitu munculnya masalah kesehatan akibat efek

samping obat, interaksi antar obat, interaksi obat dan

makanan, teratogenesis, dan lain-lain. Selain itu, biaya

kesehatan semakin meningkat akibat penggunaan

Page 287: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

275

teknologi canggih di bidang kesehatan yang sangat

mahal, meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan

secara kualitatif maupun kuantitatif, disertai dengan

semakin meningkatnya tuntutan masyarakat untuk

pelayanan medis dan farmasi yang bermutu tinggi.

Melihat perkembangan kondisi tersebut mengakibatkan

peningkatan kebutuhan terhadap tenaga profesional

yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai

pengobatan yang tidak lain adalah farmasis (Apoteker).

Hal inilah yang akhirnya memunculkan istilah pelayanan

farmasi klinik.

Sejak tahun 1970-an yang diiringi dengan

perkembangan teknologi dan revolusi industri maka

mulai terjadi pergeseran paradigma yang semula

pelayanan farmasi berorientasi pada produk beralih ke

pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien

terutama ditekankan pada kemampuan memberikan

pelayanan pengobatan rasional. Namun untuk

membuktikan kebenaran terutama dalam hal pemberian

pelayanan pengobatan secara rasional tidak sedikit

penelitian-penelitian yang telah dilakukan dan menjadi

sebuah keahlian bagi seorang farmasis dalam bidang ini,

terutama kajian Drug Related Problem (DRPs), kajian

tentang konseling & KIE (Komunikasi, Informasi, &

Edukasi), kajian monitoring efek samping obat, kajian

tentang outcome research dan Drug Use Evaluation

(DUE), kajian pencampuran obat suntik secara aseptis,

dan menganalisis efektivitas biaya.

Page 288: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

276

Pengelompokan Bidang Ilmu Farmasi Klinik

didasarkan pada penemuan-penemuan yang dilakukan

untuk mengatasi masalah pelayanan kesehatan dalam

lingkup klinik & komunitas yang bertujuan untuk

memberikan pelayanan pengobatan yang rasional.

3. Aspek Aksiologi, yaitu kemanfaatan bidang Ilmu Farmasi

Klinik & Komunitas. Dalam sistem pelayanan kesehatan

pada konteks Farmasi Klinik & Komunitas, seorang

farmasis harus memiliki kemampuan dalam hal:

menjalin relasi yang baik antar tenaga kesehatan,

menjamin penerapan pengobatan berbasis bukti,

perbaikan perawatan pasien dengan pelayanan yang

standar dan konsisten, mempromosikan praktek dengan

biaya yang efektif, memperluas kualitas peresepan,

menjamin keamanan pemberian obat, memperbaiki

khasiat dan meminimalkan toksisitas terapi obat, dan

meningkatkan kepuasan kerja.

Dengan kemampuan diatas bidang ilmu Farmasi

Klinik sangat bermanfaat terutama menjamin dan

memberikan perlindungan kepada pasien. Dengan

mempelajari atau menguasai bidang ilmu ini, seorang

lulusan farmasi diharapkan dapat bekerja di rumah sakit

dan komunitas yang terdiri dari apotek, puskesmas,

klinik, balai pengobatan dan dimanapun terjadi

peresepan atau penggunaan obat harus memiliki

kompetensi yang dapat mendukung pelayanan farmasi

klinik maupun komunitas yang berkualitas

Page 289: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

277

6.4.3 Farmasi Sosial

Konteks sosial dari pelayanan kesehatan kini diajarkan

lebih luas dalam berbagai bidang, seperti keperawatan,

kedokteran, kedokteran gigi, dan kebidanan. Sebagai apoteker

menjadi lebih terintegrasi ke dalam tim pelayanan kesehatan,

itu akan menjadi lebih penting bahwa mereka berbagi dengan

tenaga kesehatan lainnya terkait apresiasi aspek sosial dari

kesehatan dan penyakit. Hal ini telah menyebabkan evolusi

dalam bidang farmasi dengan subjek yang lebih luas dan dikenal

sebagai Farmasi Sosial.

Dalam dekade terkahir kita telah melihat peningkatan

perubahan Apoteker. Misalnya, dalam kegiatan pelayanan

primer, peracikan dan formulasi obat menjadi tidak penting lagi

karena ketersediaan produk obat yang diproduksi massal oleh

industri farmasi. Selanjutnya, penerapan peran farmasis dalam

hal patient-oriented seperti, konseling, informasi, dan edukasi

(KIE), pelayanan swamedikasi, dan lain-lain untuk menjamin

bahwa lebih banyak waktu harus didedikasikan untuk pasien

dan bukan lagi produk. Dalam konteks ini, pemahaman yang

baik tentang perilaku dan psikologi pasien menjadi sangat

penting.

Untuk mencapai tujuan palayanan kefarmasian. Seperti

yang ditunjukkan pda Gambar 5.3, pengetahuan yang diperoleh

dari farmasi sosial sangat penting untuk mengikat bersama dari

berbagai macam potongan pengetahuan yang diajarkan dalam

pendidikan Farmasi, yang meliputi (1) fundamental sciences

meliputi ilmu-ilmu dasar seperti kimia, farmakologi, fisiologi,

dan lain-lain, (2) Clinical Science seperti farmasi klinik dan

komunitas, dan (3) Social Sciences seperti Ilmu komunikasi, Ilmu

Page 290: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

278

Sosial dan Politik, Ilmu Budaya, Ilmu Hukum, Ilmu Ekonomi, dan

lain-lain.

Gambar 5.3 Munculnya Ilmu Farmasi Sosial dalam lingkup Fundamental sciences, Clinical Sciences, dan Social Sciences.

Pelayanan farmasi dan farmasi sosial merupakan dua

wilayah kontemporer penting dalam bidang ilmu farmasi.

Seperti halnya dengan ilmu-ilmu farmasi lainnya, bidang ilmu

Farmasi Sosial telah semakin menjadi multidisiplin,

menggabungkan ilmu alam dengan ilmu sosial dan humaniora

untuk mempelajari peran obat-obatan, pasien, dan Apoteker

dalam sektor pelayanan kesehatan dan masyarakat pada

umumnya.

Farmasi Sosial secara umum merupakan suatu disiplin

ilmu kefarmasian yang berkembang dengan dukungan disiplin

ilmu lain yang terkait untuk menguji, meneliti, memahami, dan

mengatasi persoalan-persoalan yang senantiasa timbul dalam

pengabdian profesi farmasi. Tujuan ilmu tersebut adalah

Page 291: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

279

pemahaman dan penjelasan menyeluruh tentang masalah-

masalah yang berkaitan dengan farmasi atau sedang dihadapi

oleh farmasi. Farmasi sosial juga merupakan cabang ilmu

kefarmasian yang bergerak/berkembang di atas landasan teori

serta metodologi ilmu sosial dan perilaku untuk mengungkap

masalah-masalah pelayanan farmasi (posisi farmasi sosial dalam

lingkup disiplin ilmu dapat dilihat pada Gambar 5.2). Dalam hal

ini, disiplin ilmu-ilmu yang terkait antara lain politik, komunikasi,

psikologi, sosiologi, pendidikan, pelayalanan farmasi, ekonomi,

manajeman, sejarah, dan antropologi. Berdasarkan pada

Gambar 5.2 menggambarkan bagaimana Farmasi Klinik dan

Komunitas berfungsi sebagai jembatan yang tumpang tindih

dengan menghubungkan ilmu fundamental sains (Farmasi Sains

& Teknologi) dan Farmasi Sosial. Farmasi Sosial memiliki

hubungan yang kuat denga Pharmacy practice.

Namun, sayangnya di Indonesia terutama dalam bidang

pendidikan belum terlalu tertarik untuk mengembangkan ilmu

ini, dan masih tetap berfokus dalam bidang ilmu farmasi sains

dan teknologi, sedangkan Farmasi Klinik dan Komunitas baru

mulai berkembang.

Aspek – aspek Kajian Bidang Ilmu Farmasi Sosial

1. Aspek Ontologi, yaitu eksistensi dan essensi Bidang Ilmu

Farmasi Sosial. Farmasi Sosial lahir karena adanya

perubahan konsep pola penyakit dan

penatalaksanaannya ke pola hidup sehat dan promosi

kesehatan. Dengan perubahan konsep tersebut, salah

satu bidang ilmu farmasi yaitu Farmasi Sosial mau tidak

mau harus bergeser terutama dari konsep bio-pathology

ke socio-psycology, dan konsep dispensing and

Page 292: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

280

compounding menuju ke bentuk hubungan client-

counsellor yang berarti farmasis berfungsi sebagai

konsultan obat.

Dalam melakukan kajian-kajian dalam bidang Ilmu

Farmasi Sosial, selain melibatkan bidang ilmu farmasi

lainya, juga melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti

politik, komunikasi, psikologi, sosiologi, pendidikan,

pelayalanan farmasi, ekonomi, manajeman, sejarah, dan

antropologi. Dengan mempelajari bidang Ilmu Farmasi

Sosial, dapat memberikan lebih banyak kesempatan

kepada apoteker untuk meningkatkan kompetensi

komunikasi, berfikir kritis, problem solving, dan

penalaran analitis dan etika dengan menguasai minimal

tentang obat, kemampuan komunikasi,

farmakoepidemiologi, farmako-budaya, farmako-politik,

farmako-perilaku, farmako-sosiologi, farmako-ekonomi,

dan farmako-informatik.

Topik yang relevan dengan Farmasi Sosial terdiri

dari semua faktor-faktor sosial yang mempengaruhi

penggunaan obat-obatan, seperti obat-obatan dan

kesehatan terkait keyakinan, sikap, aturan, hubungan,

dan proses. Salah satu bidang umum fokus penelitian

membahas aspek-aspek sosial dari obat itu sendiri

termasuk: penelitian dan pengembangan obat, produksi

obat, distribusi obat, obat resep, informasi obat dan

pengawasan obat.

2. Aspek Epistomologi, yaitu metode yang digunakan

untuk membuktikan kebenaran bidang ilmu Farmasi

Sosial menggunakan landasan epistomologi.

Page 293: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

281

Dalam lintasan sejarah perkembangan ilmu dan

praktek farmasi dari zaman kuno hingga saat ini,

perkembangan Farmasi Sosial berbeda dengan bidang

Ilmu Farmasi terutama Ilmu Farmasi Sains dan

Teknologi. Namun, di Eropa dan Amerika kesadaran

untuk memperkaya asepek–aspek pengetahuan farmasi

sosial dalam pendidikan farmasi telah dimulai

dimasukkan dalam kurikulum pendidikan farmasi pada

tahun 1980-an. Pengayaan kurikulum pendidikan

farmasi tersebut didasarkan pada fakta bahwa

pengetahuan-pengetahuan dasar farmasi (Farmasi Sains

& Teknologi) dirasakan tidak lagi cukup mendukung

orientasi Apoteker yang telah mengarah pada pasien

(patient-oriented). Meskipun jauh sebelum revolusi

industri aplikasi farmasi sosial telah mulai dipraktekkan

sehubungan dengan pengakuan yang berkembang

terkait tanggung jawab pemerintah untuk kesehatan

masyarakat di dunia Arab sejak awal mula

perkembangan peradaban Islam, dan sejak itu, telah

dimulai dipupuk pembagian kerja antara farmasi dan

kedokteran dan akhirnya menciptakan kesehatan

masyarakat dimana profesi farmasi dan profesi dokter

diberi tempat tersendiri dalam melakukan pekerjaan

masing-masing terutama farmasi sosial. Sebelumnya,

pada awal abad keenam SM, manusia telah mulai

dengan proses yang panjang mempelajari kompilasi

farmakologi yang berkontribusi terhadap kesehatan

masyarakat dan sebelum abad ke-8 Masehi pelayanan

kesehatan telah sebagian besar mengacu dalam

Farrukh Aqil
Note
"asepek-aspek" diganti "aspek-aspek"
Page 294: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

282

pengobatan Nabi, aturan-aturan (pola hidup sehat)

terutama higienis dan pengobatan tradisional dari

masyarakat pra-Islam. Kemudian sekitar empat dekade

setelah ziarah dan ibadah haji Nabi Muhammad SAW ke

mekkah, penekanan perkembangan bidang kesehatan

dan profesi dokter dan farmasi telah mulai terlihat.

Pada masa kejayaan Islam di Timur Tengah,

terutama di Bagdad dan Damaskus. Perkembangan ilmu

pengetahuan berkembang sangat pesat. Penemuan

obat-obatan baik berasal dari alam (tumbuhan, hewan,

dan mineral) maupun sintesis juga terus mengalami

perkembangan yang pesat, dan beberapa abad

kemudian perkembangan pesat di Eropa, hingga Farmasi

dan Kedokteran secara resmi berdiri sendiri sebagai

sebuah ilmu. Farmasi Sosial tidak berkembang seperti

perkembangan ilmu Farmasi Sains & Teknologi. Bahkan

kajian-kajian tentang farmasi sosial tidak tercatat dan

terpublikasi dengan baik, dan profesi farmasi lebih

banyak berfokus pada penemuan-penemuan obat baru.

Namun, setelah revolusi industri, peran farmasi yang

berorientasi pada produk farmasi (drug-oriented)

semakin berkurang dan bergeser pada patient-oriented.

Peran baru ini menyebabkan apoteker akan berada pada

lingkungan praktek baru yang berfokus pada interaksi

dengan pasien dan tenaga kesehatan. Oleh karena itu,

apoteker harus dilengkapi dengan kompetensi yang

terkait yang dapat meningkatkan tugas dan fungsi

apoteker dalam lingkungan sosial. Dengan kondisi

seperti ini Farmasi Sosial dimunculkan, meskipun

Page 295: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

283

sebenarnya Farmasi Sosial telah ada sebelum Farmasi

terpisah dengan Kedokteran.

Penelitian-penelitian Farmasi Sosial terkait dengan

bidang yang sangat luas terutama penelitian pelayanan

kesehatan. Keterkaitan ini menekankan bahwa Farmasi

Sosial merupakan bidang terapan penelitian yang

berkaitan dengan pemahaman dan meningkatkan

praktik farmasi dan penggunaan obat-obatan. Hal ini

menjadi lebih penting karena pelayanan farmasi harus

didasarkan bukti dan harus menggunakan pelayanan

terbaik. Farmasi Sosial, seperti dalam ilmu-ilmu sosial

dan humaniora, tidak ada satu metode tunggal dari

penelitian, akan tetapi beberapa. Untuk mencapai hasil

yang optimum dalam pelayanan farmasi terutama

penatalaksanaan asuhan kefarmasian, apoteker harus

memiliki pemahaman mengenai aspek psikologi dan

perilaku dari pasien dan tenaga profesional kesehatan

lainnya. Kedua aspek inilah yang menjadi konsep dasar

dari Ilmu Farmasi Sosial tanpa meninggalkan

pengetahuan Ilmu Farmasi Sains & Teknologi.

3. Aspek Aksiologi, yaitu kemanfaatan bidang ilmu Farmasi

Sosial. Farmasi Sosial merupakan cabang ilmu Farmasi

yang tentu bertujuan untuk peningkatan kualitas

kesehatan manusia yang tidak terbatas pada pelayanan

farmasi terkait dengan resep dan pelayanan farmasi

klinik melainkan aspek interaksi dan komunikasi yang

baik dengan pasien dan terutama tenaga kesehatan

lainnya. Ilmu Farmasi Sosial mempunyai tantangan

tersendiri, karena selain harus menguasai ilmu sains

Page 296: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

284

farmasi (Farmasi Sains & Teknologi) juga harus mampu

menguasai ilmu-ilmu sosial terutama ilmu komunikasi

dan perilaku. Seorang farmasis harus mampu

menyampaikan dan menerjemahkan bahasa-bahasa

ilmiah dalam ilmu sains farmasi kedalam bahasa awam

agar mudah dimengerti oleh pasien/orang awam. Selain

itu, farmasis tidak hanya berkiprah pada bidang

pekerjaan farmasi seperti peneliti, klinik, komunitas,

distribusi, dan produksi. Akan tetapi farmasis

diharapkan dapat memberikan kontribusi seperti

pengambil kebijakan, pemerintahan, farmako-politik,

farmako-budaya, farmako-ekonomi, dan lain-lain

dengan tujuan untuk kesejahteraan kesehatan

masyarakat.

6.5 Sinergisme dalam pengembangan kelompok bidang

ilmu farmasi

Ketiga kelompok keilmuan yang ada dalam lingkup ilmu

Farmasi seperti yang telah dijelaskan diatas meliputi (1) Ilmu

Farmasi Sains & Teknologi yang telah berkembang menjadi

bebebrapa bidang ilmu antara lain: Biologi Farmasi, Kimia

Farmasi, Farmakologi, dan Farmasetika & Teknologi Farmasi; (2)

Farmasi Klinik & Komunitas; dan (3) Farmasi Sosial. Kesemuanya

terus mengalami perkembangan yang tidak terbatas sepanjang

masih tetap berfokus pada keempat fokus kajian ilmu farmasi.

Karena keempat fokus kajian tersebut merupakan inti dalam

bidang ilmu farmasi.

Ditinjau dari aspek kajian secara filosofis, Farmasi

merupakan ilmu terapan yang tersusun atas ilmu-ilmu

Page 297: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

285

sains/pengetahuan alam (ilmu Farmasi Sains & Teknologi) yang

terangkai secara sistematis membentuk pondasi ilmu farmasi

atau basic pharmaceutical sciences dan tertancap secara kokoh

untuk menopang bangunan yang ada diatasnya, ilmu sains klinik

(farmasi klinik & komunitas) merupakan tiang-tiang yang

memperkokoh tembok-tembok yang menjadi karakter

kefarmasian, dan ilmu sosial dan humaiora (Farmasi Sosial)

merupakan ilmu-ilmu pendukung terkait yang berfungsi sebagai

atap untuk menyempurnakan dan melindungi karakter

kefarmasian sebagai sebuah ilmu dan profesi dengan misinya

adalah meningkatkan kesehatan global dengan menemukan,

mengembangkan, dan memproduksi obat-obatan berkualitas

yang aman, tepat, efektif, terjangkau, hemat biaya, dan

mendistribusikan secara luas sediaan farmasi ke seluruh dunia

untuk dapat digunakan dalam upaya mencegah, mengobati,

mendiagnosa, dan memulihkan kesehatan manusia..

Ditinjau dari aspek historis, Farmasi berada diantara

ilmu Kedokteran dan ilmu Kimia (ilmu sains), dan tidak condong

ke salah satu ilmu tersebut. Oleh karena itu, karakter ilmu

kefarmasian harus tetap kokoh dan diperjelas dengan cara

menjaga keseimbagan kerangka bangunan ilmu kefarmasian.

Sehingga pengembangan ketiga kelompok ilmu farmasi harus

senantiasa berkembang dalam keadaan yang sinergis. Karena

jika tidak, maka ilmu farmasi akan tergeser ke arah baik ke

kelompok ilmu kimia (ilmu sains) dan/atau bergeser ke arah

ilmu kedokteran maupun bergeser ke ilmu lainnya yang

menyebabkan karakter kefarmasian menjadi tidak sempurna

atau semakin pudar. Sebagai contoh, jika perkembangan ilmu

farmasi hanya berfokus pada pengembangan ilmu Farmasi sains

Page 298: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

286

dan Teknologi maka ilmu farmasi seakan hanya menjadi ilmu

sains sehingga perannya dalam bidang kesehatan akan tergeser

oleh bidang lain, dan jika perkembangan ilmu farmasi hanya

berfokus pada ilmu klinik maka ilmu farmasi akan menjadi lebih

condong ke ilmu kedokteran. Dengan kondisi

ketidakseimbangan dalam pengembangan ilmu farmasi

tersebut, menyebabkan ilmu farmasi menjadi seksi terutama

oleh bidang lain, misalnya bidang riset beberapa individu dari

berbagai bidang ilmu melakukan riset tentang penemuan obat,

dalam hal pekerjaan juga demikian. Apalagi terkait dengan

regulasi, farmasis tidak mempunyai bargaining position yang

mumpuni jika dibandingkan dengan profesi lainnya (khusus di

Indonesia). Sehingga farmasi sebagai profesi yang ditopang oleh

keilmuan yang tidak seimbang akan berada diantara

persimpangan yang seakan-akan kehilangan jati diri dan jika hal

ini dibiarkan terus menerus maka lambat laun farmasi sebagai

ilmu dan profesi akan tenggelam ditengah-tengah pluralitas

keilmuan dan semakin kompleksnya perubahan-perubahan dan

perkembangan-perkembangan dalam bidang kesehatan.

Pendidikan Tinggi dalam hal ini lembaga/institusi

pendidikan Farmasi sebagai pusat pengembangan keilmuan dan

menghasilkan lulusan farmasi yang memiliki kompetensi yang

berbasis keempat fokus kajian ilmu farmasi. Riset-riset dan

pengembangan kurikulum harus menjaga keseimbangan ketiga

kelompok keilmuan tersebut diatas agar tetap terjaga dari

keseimbangan pengembangan kelompok keilmuan sehingga

farmasis dapat bangkit dan menemukan kembali jati diri farmasi

sebagai ilmu dan profesi. Pengembangan riset dan keilmuan

pada lembaga/institusi pendidikan farmasi, berdasarkan

Page 299: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

287

keempat fokus kajian ilmu farmasi dan tidak berdasarkan

keegoisan individu didalamnya yang hanya menganggap bahwa

hanya bidang ilmu yang ditekuninya dianggap terbaik dan paling

penting untuk dikembangkan. Sehingga terjadi dikotomi antara

kelompok keilmuan yang menyebabkan riset-riset dan lulusan

farmasi yang dihasilkan terkotak-kotak dan tidak berfokus pada

keempat fokus kajian ilmu farmasi.

6.6 Referensi

1. Waller F. 1998. Phytotherapie der traditionellen

Chinesischen Medizin. Zeitschrift fur Phytotherapie. Vol

19. Hal 77-89

2. Khan IA, & Abourashed EA, 2010. Leung’s Encyclopedia

of Common Natural Ingredients; Used in Food, Drugs,

and Cosmetics. Third Edition. Penerbit: A John Wiley &

Sons. Hoboken, New Jersey, Canada.

3. Minter S. 2000. The Apothecaries Garden. Sutton

Publications. Stroud

4. Griggs B. 1981. Green Pharmacy. A History of Herbal

Medicine. Normann & Hobhouse. London

5. Griffenhagen GB. 2002. Great Moments in Pharmacy:

Development of the Robert Thom Series Depicting

Pharmacy’s History. Journal of the American

Pharmaceutical Association. Vol. 52 (2). 170-182

6. Williams DE, & Fraser SM. 1992. Henry Hurd Rusby: The

father of economic botany at the New York Botanical

Garden. Brittonia. Vol. 44 (3). hal. 273–279

7. Distelzweig P, Goldberg B, & Ragland ER. 2016. History,

Phylosophy, and Theory of Life Sciences: Early Modern

Page 300: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

288

Medicine and Natural Philosophy. Springer. Dordrecht.

Heidelberg. New York. London.

8. Heinrich M, Barnes J, Gibbons S, & Williamson EM. 2010.

Farmakognosi dan Fitoterapi. (Terjemahan dengan Judul

Asli Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapy.

Alih Bahasa: Winny R. Syarief, Cucu Aisyah, Ella Elviana,

dan Euis Rachmiyani Fidiasari). Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

9. Block JH, & Beale JM. 2012. Wilson & Gisvold. Buku Ajar:

Kimia Medisinal Organik dan Kimia Farmasi. Edisi

Sebelas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

10. Homan PG. Hudson B, & Rowe RC. 2007. Popular

Medicines: An Illustrated History. Pharmaceutical Press.

London

11. Flannery MA. 1984. Civil War Pharmacy: A History of

Drugs, Drug Supply and Provision, and Therapeutics for

the Union and Confederacy. Pharmaceutical Products

Press. New York. London. Oxford

12. Pane AH. 2000. Format Industri Farmasi Indonesia.

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia. Jakarta

13. Hayun. 2015. Materi Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan.

Program Doktor Ilmu Farmasi. Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

14. Razak DA. 2010. Perkembangan Farmasi di Eropa dan

Barat. Pusat Racun Negara. USM. Malaysia.

15. Evans WC. 2009. Trease and Evans Pharmacognosy.

Sixteenth Edition. Penerbit: Saunders Elsevier.

Edinburgh, London, New York, Philadelphia, St Louis,

Sydney, Toronto.

Page 301: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

289

16. Razak DA. 2009. Perkembangan Sejarah Awal Farmasi

Pengaruh Arab dan Islam. Pusat Racun Negara. USM.

Malaysia

17. As-Sirjani R. 2012. Sumbangan Peradaban Islam pada

Dunia. Penerbit Pustaka Al-Kautsar. Jakarta

18. Anonim. 2009. Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas

kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Balai

Penerbit FK UI

19. Vallisuta O, & Omilat SM. 2012. Drug Discovery Research

in Pharmacognosy. Penerbit: InTec. Rijeka. Kroasia.

20. Suriasumantri JS. 2015. Ilmu dalam Perspektif; Sebuah

Kumpulan Karangan tentang Hakikat Ilmu. Penerbit:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta

21. Suriasumantri JS. 1993. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar

Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

22. Sudjawadi R. 2001. Farmasi, Farmasis, dan Farmasi

Sosial. Majalah Farmasi Indonesia. Volume 12. Hal. 128–

Nomor 3. 134.

23. Sorensen EW, Mount JK, & Christensen ST. 2003. The

Concept of Social Pharmacy. The chronic*ill. Issue 7. Hal.

8–11.

24. Hepler CD. 2004. Clinical Pharmacy, Pharmaceutical

Care, and the Quality of Drug Therapy.

Pharmacotherapy. Volume 24. Issue 11. Hal. 1491–1498.

25. Ibrahim MIM, Awang R, & Razak DA. 1998. Introduction

Social Pharmacy Course to Pharmacy Students in

Malaysia. Medical Teacher. Volume 20. Nomor 2. Hal.

122–126.

Page 302: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

290

26. Hassali MA, Safie AA, Al-Haddad MS, Abdulkarem AR,

Ibrahim MI, Palaian S, & Abrika OSS. 2011. Social

pharmacy as a field of study: The needs and challenges

in global pharmacy education. Research in Social and

Administrative Pharmacy. Volume 7. Hal 415–420.

27. Harding G, & Taylor KMG. 2006. Teaching Social

Pharmacy: The UK Experience. Pharmacy Education.

Volume 6. Issue 2. Hal. 125–131.

28. Almarsdottir AB, Kaae S, & Taurlsen JM. 2014.

Opportunities and Challenge in Social Pharmacy and

Pharmacy Practice Research. Research in Social and

Administrative Pharmacy. Volume 10. Hal. 252–255.

29. Miller RR, 1981. History of Clinical Pharmacy and Clinical

Pharmacology. J Clin Pharmacol. Volume 21. Hal: 195 –

197.

30. Bush J, Langley CA, & Wilson KA. 2009. The

corporatization of community pharmacy: Implications

for service provision, the public health function, and

pharmacy’s claims to professional status in the United

Kingdom. Research in Social & Administrative Pharmacy.

Vol. 5. Hal. 305-318.

Page 303: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

291

BAB 7 PEKERJAAN KEFARMASIAN

7.1 Pengantar

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian yang

tertuang pada bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk

pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat,

pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan

obat tradisional. Penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian

meliputi:

a. Pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan sediaan

Farmasi; pengadaan sediaan Farmasi dilakukan pada

fasilitas produksi, fasilitas distribusi atau penyaluran dan

fasilitas pelayanan sediaan farmasi yang harus dilakukan

oleh Tenaga Kefarmasian agar dapat menjamin

keamanan, mutu manfaat, dan khasiat sediaan Farmasi.

b. Pekerjaan kefarmasian dalam produksi sediaan Farmasi;

Pekerjaan kefarmasian dalam Produksi sediaan Farmasi

harus memiliki Apoteker penanggungjawab yang dapat

dibantu oleh apoteker pendamping dan atau Tenaga

Teknis Kefarmasian (TTK). Fasilitas produksi sediaan

Farmasi dapat berupa Industri farmasi obat, industri

bahan baku obat, industri obat tradisional, dan

Page 304: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

292

industri/pabrik kosmetika. Dalam melakukan pekerjaan

kefarmasian, Apoteker harus menetapkan Standar

Prosedur Operasional (SPO) yang memenuhi ketentuan

cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

c. Pekerjaan kefarmasian dalam distrbusi atau penyaluran

sediaan Farmasi; setiap fasilitas distribusi atau

penyaluran sediaan Farmasi berupa obat harus memiliki

seorang Apoteker sebagai penanggungjawab yang dapat

dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga

Teknis Kefarmasian (TTK). Dalam melakukan pekerjaan

kefarmasian dalam distribusi dan penyaluran, Apoteker

harus menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO)

yang memenuhi ketentuan cara distribusi obat yang baik

(CDOB).

d. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan sediaan

Farmasi; dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian

pada Fasilitas pelayanan kefarmasian (meliputi Apotek,

Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko

Obat, dan Praktek bersama), Apoteker dapat dibantu

oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis

Kefarmasian (TTK)

Dalam hal pekerjaan kefarmasian, yang dijelaskan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun

2009 tentang pekerjaan kefarmasian hanyalah terkait dengan

pekerjaan kefarmasian yang berfokus pada obat yang mulai dari

produksi, distribusi, pengelolaan, pelayanan obat baik

berdasarkan resep maupun tanpa resep dokter, pelayanan

informasi obat, pengembangan obat, bahan obat, dan obat

tradisional. Akan tetapi belum banyak yang berfokus pada

Page 305: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

293

pekerjaan kefarmasian untuk sediaan farmasi lainnya, misalnya

bidang pengembangan nutraseutikal, kosmetik, alat kesehatan,

dan lain-lain terutama dari sisi produksi masih sangat terbatas,

masih kebanyakan dikembangkan oleh bidang lain. Hal ini,

menyebabkan dasar Peraturan Pemerintah RI ini seakan-akan

menjadi lebih sempit. Sebenarnya pekerjaan kefarmasian sangat

luas cakupannya mulai dari hulu ke hilir, tentu dibutuhkan

kerjasama yang baik dan sistem pengelolaan yang baik dan

benar, yang tidak kalah lebih penting adalah aspek pendanaan.

Pada bab ini akan kita bahas lebih detail pekerjaan-pekerjaan

kefarmasian baik terkait langsung dengan Peraturan Pemerintah

RI maupun yang belum termasuk yang tertuang dalam

peraturan tersebut.

7.2 Kondisi Kesehatan dan Sistem Pelayanan Kesehatan di

Indonesia

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2014, jumah

penduduk Indonesia sebanyak 247 juta jiwa, dan sekitar 58 %

penduduk berada dipulau jawa. Populasi diperkirakan akan

tumbuh menjadi sekitar 264 juta jiwa pada tahun 2020 dan 308

juta jiwa pada tahun 2050, berada pada peringkat 6 dunia

dibawah Pakistan dan Brasil.

Berdasarkan laporan Bank Dunia yang diterbitkan pada

tahun 2012, angka kematian di Indonesia terakhir dilaporkan

pada 7.01 per 1000 orang pada tahun 2010. Berdasarkan data

Riset Kesehatan Dasar Kementerian RI yang dikumpulkan pada

tahun 2007 – 2008 menunjukkan bahwa penyebab utama

kematian anak adalah penyakit diare (25.2%), dan pneumonia

(15.5%). Demam berdarah merupakan penyebab utama

Page 306: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

294

kematian di kalangan anak-anak antara usia 5 dan 15 tahun di

daerah perkotaan sebesar 30,4%, sementara diare sebesar

11,3% merupakan penyebab utama kematian di antara

kelompok usia yang sama di daerah pedesaan. Penyebab utama

kematian di segala usia dari populasi di atas 5 tahun adalah

stroke (15.4%), tuberkulosis (7.5%), dan luka-luka (6.5%).

Menurut WHO, penyakit jantung iskemik, infeksi saluran

pernafasan bahwa, malaria, HIV/AIDS, dan kekurangan gizi juga

berkontribusi terhadap angka kematian.

Bank Dunia memperkirakan bahwa angaran belanja

Indonesia untuk kesehatan kurang dari 3%. Jumlah ini berada

dibawah jumlah rata-rata untuk belanja negara-negara di Asia

Timur dan Tenggara sebesar 6.1%. Kendatipun demikian,

Pemerintah beberapa tahun terakhir telah menaikkan anggaran

belanjanya. Namun, masih cukup rendah dibandingkan rasio

jumlah penduduk. Akibatnya, Indonesia kekurangan bangsal

rumah sakit per 10.000 penduduk dibandingkan dengan negara

tetangga (terutama Malaysia, Singapura, dan Thailand). Banyak

fasilitas kesehatan masyarakat dengan infrastruktur yang buruk

dan kurangnya peralatan. Selain itu, Indonesia juga kekurangan

tenaga medis dan tenaga kesehatan terutama di daerah-daerah

terpencil.

Sumber daya manusia di bidang kesehatan di Indonesia

masih rendah baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.

Salah satu faktor yang memperburuk adalah sistem

desentralisasi. Hal ini pada gilirannya mempengaruhi kualitas,

efisiensi, dan pemerataan penyediaan pelayanan kesehatan.

Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas sangat mempengaruhi

pelayanan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2006, rasio

Farrukh Aqil
Note
"angaran" diganti "anggaran"
Page 307: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

295

dokter umum adalah 19,9 per 100.000 penduduk, sedangkan

rasio bidang 35,4 per 100.000 penduduk. Kebanyakan dokter

umum dan bidan bekerja di daerah perkotaan, dan hanya

sejumlah kecil bertugas didaerah terpencil.

Sejak tahun 2005, sistem keuangaan dan pengadaan

publik untuk obat-obat telah mengalami perubahan besar,

termasuk desentralisasi pelayanan kesehatan yang dialihkan ke

pemerintah kabupaten pada tahun 2001, pembentukan

ASKESKIN/JAMKESMAS untuk orang tidak mampu/miskin,

pemisahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

menjadi lembaga independen, dan tender untuk pengadaan

obat-obatan umum dilakukan secara terbuka dan kompetitif.

Ada perubahan peraturan yang meliputi harga obat generik

bermerek dan partisipasi produsen asing di pasar farmasi

nasional, sementara produsen farmasi milik negara (BUMN)

telah dikorporasikan dan sebagian menjadi swasta.

7.3 Kondisi pada Sektor Kefarmasian dan pekerjaan

kefarmasian di Indonesia

Produk farmasi merupakan produk yang sangat sensitif

dan rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan, dan

perubahan sekecil apapun dalam kualitas produk dapat memiliki

dampak negatif pada khasiat dan keamanan, dan bahkan

mungkin mengubahnya menjadi “racun”. Oleh karena itu, WHO

mengeluarkan dan menetapkan standar distribusi untuk good

distribution practice (GDP). Idealnya, sistem distribusi seluruh

perusahaan yang melayani obat farmasi diperlukan untuk

memenuhi standar tersebut. Di Indonesia, pelaksanaan standar

baru dimulai tahun 2008, dan banyak perusahaan kini mulai

Page 308: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

296

menggunakan standar distribusi tersebut. Selain GDP, BPOM

mengeluarkan peraturan cara distribusi obat yang baik (CDOB)

dan menjadi referensi untuk distribusi farmasi diantara

perusahaan di Indonesia.

Saat ini BPOM telah memperbaiki dan menerapkan

sistem distribusi obat berdasarkan konsep tanggap, efisiensi,

dan kualitas. Namun, untuk meningkatkan keterjangkauan dan

efisiensi distribusi obat, ada dua jenis obat, yaitu obat generik

dan obat generik bermerek, sehingga praktisi dapat memilih

obat sesuai dengan penyakit pasien.

Di negara-negara maju, obat dibagi menjadi dua

klasifikasi, yaitu obat-obat akut dan kronik. Obat akut biasanya

merupakan obat yang bekerja untuk satu terapi pengobatan,

seperti pada pasien yang menderita demam berdarah, tifus, dan

sebagainya. Obat kronis biasanya merupakan obat yang bekerja

secara terus menerus, seperti pada pasien penderita penyakit

hipertensi, kolesterol, atau diabetes, yang akan mengambil obat

untuk jangka panjang biasanya untuk pemakaian selama satu

bulan. Untuk kategori kronis pembelian berdasarkan merek

produk cenderung minim, karena tergantung pada kecocokan

dan rekomendasi dokter. Dengan kata lain, kategori obat kronis

cenderung lebih mudah daripada permintaan yang diharapkan

untuk obat akut. Sepanjang rantai distribusi, fenomena menarik

juga terjadi di negara kita Indonesia, dimana obat-obat dengan

merek yang lebih populer (paten) ditemukan tidak hanya

melalui jalur resmi seperti apotek dan rumah sakit, tetapi juga

dapat diperoleh dari toko obat yang kebetulan tidak memiliki

Apoteker. Tapi pasar di negara kita Indonesia tampaknya jauh

dari kata “bersih”. Akibatnya istilah “pasar abu-abu” digunakan

Page 309: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

297

untuk menggambarkan situasi (yaitu obat resep ditemukan di

toko obat, dijual langsung oleh dokter (dispensing), dan

sebagainya). Pasar abu-abu cenderung menawarkan harga yang

biasanya lebih murah, akan tetapi diperoleh dari sumber yang

tidak jelas.

Produsen obat biasanya menunjuk distributor nasional

untuk mencapai apotek dan rumah sakit. Sebelum tahun 2000,

produsen, yang sering disebut sebagai principal, cenderung

menetapkan distributor tunggal, tidak seperti untuk produk

konsumen, yang dapat di distribusikan oleh beberapa

distributor. Penunjukan distributor tunggal ditentukan oleh

Principal dan hanya membutuhkan bentuk sederhana dari

kerjasama dan dengan demikian Principal tidak harus mengurus

beberapa distributor. Selain itu, jumlah titik distribusi yang

harus dijangkau oleh distributor masih kecil. Distributor nasional

dapat menjual langsung ke pengecer atau melalui PBF

(Pedagang Besar Farmasi), dengan cakupan wilayah yang

terbatas. PBF lokal (PBF pada tingkat kabupaten) dengan

cakupan yang terbatas untuk menjangkau daerah-daerah

tertentu yang tidak memiliki cabang Distributor/kantor

perwakilan Nasional. Tapi PBF lokal (PBF pada tingkat

kabupaten) terkadang juga memiliki peran lain, terutama untuk

mendistribusikan produk ke “pasar abu-abu” yang disebutkan

sebelumnnya. Mereka jarang tersentuh oleh BPOM. Selain

“pasar abu-abu”, PBF lokal akhirnya juga mengambil titik

distribusi dari distributor nasional.

Di tingkat ritel atau pengecer, misalnya, di beberapa

apotek, obat yang sama dapat diperoleh dari lebih dari satu

distributor. Bahkan harga yang diperoleh dari PBF lokal

Page 310: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

298

seringkali lebih rendah. Distributor nasional biasanya

memberikan diskon untuk PBF lokal, sehingga harga PBF lokal

menjadi lebih rendah, pada kondisi ini merupakan area yang

sulit di kontrol.

Saat ini, ada sekitar 12.000 apotek, 1300 rumah sakit,

dan 2300 PBF. Pada bisnis ritel atau pengecer, terutama pada

beberapa apotek telah melakukan modernisasi bisnis dengan

cara membentuk kelompok bisnis dan sistem waralaba,

menawarkan layanan 24 jam, dan sebagainya. Singkatnya pasar

Farmasi di Indonesia telah berkembang semakin kompetitif

setidaknya dari penyedia layanan. Dalam hal permintaan,

pemerintah terus mempromosikan program asuransi nasional,

dan permintaan terus tumbuh. Disadari atau tidak pasar obat

akan tumbuh dari sektor asuransi, hal ini masuk akal karena saat

ini biaya pengobatan yang relatif tinggi. Jadi selain infrastruktur

dan permintaan, industri juga terus-menerus dididik oleh

perusahaan asuransi swasta dan perusahaan asuransi nasional.

Permintaan terhadap obat-obatan di Indonesia telah

didesain dan diatur ulang oleh mekanisme pasar dan telah

berdampak pada promosi obat. Kondisi ini disebabkan oleh

industri farmasi dalam memasarkan produk-produknya dengan

target penjualan tertentu, sehingga pada akhir bulan tertentu

atau akhir tahun industri farmasi atau PBF memberikan diskon

besar-besaran untuk mencapai target penjualan produk mereka.

Industri farmasi nasional Indonesia terutama yang

terlibat dalam produksi dan pemasaran obat generik bermerek,

obat generik, dan obat lisensi luar dari perusahaan farmasi di

dalam negeri. Industri farmasi Indonesia hanya di dasarkan pada

formulasi, bukan didasarkan pada penelitian. Kegiatan

Page 311: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

299

penelitian dan pengembangan (R & D) yang sangat terbatas,

dengan dukungan keuangan rata-rata di bawah 2% dari total

penjualan. Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada

fomulasi produk dan bukan pengembangan molekul obat baru.

Implikasi masa depan adalah bahwa perusahaan-perusahaan

farmasi nasional Indonesia tidak akan pernah bersaing di

segmen pasar obat paten/obat-obatan inovatif. Area kompetisi

dari perusahaan farmasi dalam negeri di Indonesia adalah di

pasar obat generik bermerek dan obat generik. Pengembangan

pasar obat-obat bebas atau over-the-counter (OTC) di Indonesia

juga cukup tinggi dari tahun ketahun. Pangsa pasar obat OTC di

dominasi oleh perusahaan farmasi domestik. Persaingan pasar

farmasi Indonesia sangat ketat. Perusahaan yang tidak konsisten

dalam mempertahankan dan meningkatkan daya saing mereka

akan kehilangan pangsa pasar dalam waktu yang relatif singkat.

Industri farmasi Indonesia harus memiliki persiapan dan

kesiapan untuk memanfaatkan potensi pasar farmasi ASEAN.

Obat-obat generik dipasarkan dengan harga eceran

tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri kesehatan dalam

keputusan pemerintah pada tanggal 23 Februari 2012 yaitu

keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

092/Menkes/SK/II/2012 tentang obat. Dalam keputusan ini,

dinyatakan bahwa harga eceren tertinggi (HET) adalah harga jual

tertinggi obat generik di apotek, rumah sakit, dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya untuk seluruh wilayah Indonesia.

Keputusan menteri kesehatan RI ini ditetapkan untuk menjamin

ketersediaan dan distribusi obat-abatan untuk memenuhi

kebutuhan perawatan kesehatan, sehingga rasionalisasi HET

yang diperlukan untuk obat generik yang ditetapkan dalam

Page 312: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

300

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 632/Menkes/SK/III/2011.

HET berlaku di seluruh fasilitas pelayanan farmasi dan rumah

sakit di Indonesia. Oleh karena itu, harga maksimum untuk

setiap penjualan obat generik tidak lebih tinggi dari HET

berdasarkan Permenkes. Namun, kenyataannya, beberapa

pelayanan kefarmasian masih ada yang menjual diatas HET yang

terkadang sulit dikontrol oleh pemerintah.

Disisi lain negara kita kaya akan sumber daya alam,

terutama tumbuh-tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan

tradisional. Pemerintah memberikan perhatian yang besar

terhadap pengobatan tradisional dalam bentuk regulasi. Dalam

hal ini, ditetapkan oleh BPOM dengan keputusan Nomor

HK.00.05.4.2411. Berdasarkan keputusan tersebut obat-obatan

yang berbahan aktif dari herbal (tumbuhan obat)

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu Jamu, Obat Herbal

Terstandar, dan Fitofarmaka. Jamu merupakan obat asli

Indonesia yang berasal dari tumbuhan yang berkhasiat

berdasarkan data empiris (secara turun temurun), yang

diproduksi sesuai peraturan pemerintah. Obat Herbal

Terstandar merupakan obat herbal yang berasal dari tumbuhan

yang telah terbukti berkhasiat secara praklinis, telah

distandarisasi untuk bahan baku yang digunakan dalam produk

jadi yang dibuat sesuai dengan standar peraturan pemerintah.

Fitofarmaka adalah obat bahan alami dengan klaim khasiat telah

dibuktikan secara uji klinis dan standarisasi bahan baku yang

digunakan dalam produk jadi yang dibuat sesuai dengan standar

peraturan pemerintah.

Kementerian Kesehatan RI melalui Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor. 06 tahun 2012, mengatur industri dan

Page 313: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

301

usaha obat tradisional untuk memberikan iklim usaha yang

kondusif bagi produsen obat tradisional dengan tetap

memperhatikan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu obat

tradisional. Berdasarkan peraturan tersebut, obat-obatan

tradisional yang dibuat oleh industri. Industri yang dimaksud

adalah Industri Obat Tradisioal (IOT) dan Industri Ekstrak Bahan

Alam (IEBA), sedangkan usaha yang dimaksud adakah Usaha

Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional

(UMOT), Usaha Jamu Racikan, dan Usaha Jamu Gendong. IOT

dan IEBA wajib memiliki setidaknya satu Apoteker sementara

UKOT memiliki setidaknya satu Tenaga Teknis Kefarmasian

(TTK). Seorang Apoteker bertanggungjawab untuk memastikan

bahwa obat tradisional yang diproduksi sesuai Cara Pembuatan

Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) serta untuk menjamin

kualitas dan khasiat. Obat tradisional untuk didistribusikan harus

memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan 007 tahun

2012 tentang Registrasi Obat Tradisional. Indonesia juga

mengeluarkan buku Farmakope Herbal Indonesia. Buku ini

menetapkan standar dimaksudkan untuk tumbuh-tumbuhan

yang digunakan sebagai bahan baku, produk obat, dan

pengobatan tradisional untuk memastikan keamanan, kualitas,

manfaat, dan kegunaan.

7.4 Pokok-Pokok Pekerjaan Kefarmasian

Sebagai lulusan farmasi tidak perlu khawatir terkait

pekerjaan terutama pekerjaan kefarmasian, karena peran dan

fungsi profesi farmasis secara ideal tidak bisa tergantikan oleh

peran profesi maupun bidang lain. Pekerjaan kefarmasian

sangatlah luas, dan tidak mungkin bagi seorang lulusan farmasi

Page 314: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

302

menguasai semuanya, akan tetapi lebih mendalami dan

menguasai sesuai minat dan tempat kerja dimana seorang

lulusan bekerja. Pokok-pokok pekerjaan kefarmasian diuraikan

secara lengkap berikut ini:

1. Farmasi Industri

Industri farmasi merupakan salah satu tempat

Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian terutama

menyangkut pembuatan, pengendalian mutu sediaan

farmasi, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan

pengembangan obat. Untuk menghasilkan produk obat

yang bermutu, aman dan berkhasiat diperlukan suatu

tahap kegiatan yang sesuai CPOB yang meliputi

perencanaan, pengendalian dan pemantauan bahan

awal, proses pembuatan serta pengawasan terhadap

mutu, peralatan yang digunakan, bangunan, hygiene,

sanitasi serta personalia yang terlibat di setiap proses

produksi.

Usia industri farmasi di Indonesia masih relatif

muda dibandingkan dengan negara-negara maju. Pada

masa penjajahan Belanda sampai perang kemerdekaan

jumlah pabrik farmasi di Indonesia masih sangat kecil,

demikian pula fasilitas distribusi farmasi dan apotek

masih sangat terbatas. Pada waktu itu, perusahaan-

perusahaan farmasi selain memproduksi obat, juga

langsung mendistribusikannya hingga awal

kemerdekaan. Pada tahun 1983, telah ada kemajuan

yang signifikan karena 90% dari kebutuhan obat telah

dipenuhi oleh industri farmasi dalam negeri, meskipun

sebagian besar bahan baku masih harus impor dengan

Page 315: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

303

jumlah produsen farmasi pada waktu itu sebanyak 286

yang terdiri dari 37 perusahaan investasi domestik, 40

perusahaan investasi langsung dari luar negeri, dan 209

perusahaan swasta nasional. Sedangkan pada saat ini

jumlah industri farmasi sebanyak 202 yang terdiri dari 4

BUMN, 30 perusahaan asing, dan 168 perusahaan

swasta nasional. Nilai penjualan obat telah meningkat.

Pada tahun 1980, peredaran obat-obatan di Indonesia

senilai USD 483.000.000 dan pada tahun 2004 sebesar

USD 2 Milyar. Pangsa pasar farmasi Indonesia (data

pada tahun 2004) dibandingkan dengan farmasi global

relatif lebih kecil, yaitu sebesar 0,25%. Pertumbuhan

pangsa pasar farmasi di masa mendatang di Indonesia

diprediksi masih cukup tinggi mengingat bahwa

konsumsi obat perkapita Indonesia adalah terendah

diantara negara-negara ASEAN. Dengan perbaikan lebih

lanjut dalam pendapatan per kapita dan sistem asuransi

kesehatan di Indonesia di masa depan, nilai obat di

Indonesia bisa meningkat. Situasi ini tentu akan memiliki

korelasi positif dengan pertumbuhan industri farmasi

dimasa depan. Ekspor obat oleh Indonesia telah

meningkat dari tahun ke tahun, yang terdiri dari sekitar

5% dari total penjualan industri farmasi di Indonesa.

Dengan penerapan harmonisasi ASEAN terkait

peraturan farmasi pada tahun 2008, perdagangan obat-

obatan bebas hambatan bagi sesama ASEAN. Ini berarti

peluang bagi indutri farmasi untuk mengembangkan

atau meningkatkan ekspor untu pasar ASEAN, tetapi

pada saat yang sama pasar domestik Indonesia akan

Page 316: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

304

terancam oleh masuknya produk farmasi ASEAN ke

Indonesia secara bebas.

Industri Farmasi tidak hanya terkait industri obat-

obatan akan tetapi lebih luas pada industri yang

bergerak dalam bidang farmasi baik terkait dengan

produk-produk farmasi (meliputi Industri bahan baku,

obat-obatan, alat kesehatan, nutraseutikal, kosmetik,

dan obat tradisional atau herbal) yang kesemuanya

sangat memerlukan peran farmasis.

2. Distributor Farmasi (Pedagang Besar Farmasi disingkat

PBF)

Mata rantai sebagai perantara industri farmasi dan

masyarakat dalam hal penyaluran obat ialah Pedagang

Besar Farmasi (PBF). PBF adalah perusahaan berbentuk

badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,

penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat

dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Setiap pendirian

PBF wajib memiliki izin dari Direktur Jenderal yang

berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang

selama memenuhi persyaratan. PBF diperbolehkan

mendirikan PBF Cabang yang perizinnya dikeluarkan

oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk

memperoleh izin PBF, pemohon harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau

koperasi.

2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Page 317: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

305

3. Memiliki secara tetap apoteker Warga Negara

Indonesia sebagai penanggung jawab.

4. Komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus

tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak

langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-

undangan di bidang farmasi.

5. Memiliki bangunan dan sarana yang memadai

untuk dapat melaksanakan pengadaan,

penyimpanan dan penyaluran obat serta dapat

menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi

PBF.

6. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah

dari ruangan lain sesuai CDOB.

7. Memiliki gudang sebagai tempat penyimpanan

dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu

serta keamanan obat yang disimpan.

Dalam hal permohonan dilakukan dalam rangka

penanaman modal, pemohon harus memperoleh

persetujuan penanaman modal dari instansi yang

menyelenggarakan urusan penanaman modal sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk

memperoleh izin PBF, pemohon harus mengajukan

permohonan kepada Direktur Jenderal dengan

tembusan kepala badan-Kepala Dinkes Provinsi-kepala

balai POM.

PBF ada 2 macam yaitu PBF obat dan PBF bahan

baku obat. Menurut PP no. 51 Tahun 2009 tentang

Pekerjaan Kefarmasian, yang dimaksud Fasilitas

Distribusi adalah sarana yang digunakan untuk

Page 318: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

306

menyalurkan atau mendistribusikan sediaan farmasi

dalam rangka perdagangan, bukan pemindahtanganan.

Untuk PBF bahan baku obat memiliki kewajiban

tambahan yaitu:

1. Laboratorium, yang mempunyai kemampuan untuk

melakukan pengujian bahan baku obat sesuai

ketentuan yang ditetapkan dirjen.

2. Gudang khusus tempat penyimpanan.

PBF cabang menyalurkan obat berdasarkan

pesanan yang di apoteker pengelola apotek atau

apoteker penanggung jawab. Dikecualikan untuk

pesanan untuk kepentingan lembaga ilmu pengetahuan,

surat pesanan ditandatangani oleh pimpinan lembaga.

Untuk penyaluran obat atau bahan obat berupa obat

keras, surat pesanan harus ditandatangai oleh apoteker

penanggung jawab atau apoteker pengelola apotek. PBF

atau PBF cabang yang melakukan pengadaan,

penyimpanan, dan penyaluran narkotik harus memiliki

izin khusus sesuai peraturan perundang undangan. PBF

atau PBF cabang yang melakukan perubahan kemasan

dari kemasan aslinya atau pengemasan kembali

terhadap kemasan aslinya dari bahan obat wajib

melakukan pengujian mutu dan wajib memiliki ruang

pengemasan kembali.

Di luar negeri PBF ini mempunyai tenaga Farmasis

terdaftar sebagai supervisor disebabkan oleh sifat khas

produk yang ditanganinya itu sehubungan dengan

peraturan perundang-undangan. Di Indonesia hanya

dipersyaratkan tenaga menengah farmasi (Asisten

Page 319: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

307

Apoteker = AA) sebagai penanggungjawab, mengingat

belum cukup tersedianya tenaga ahli berpendidikan

tinggi. Namun, beberapa tahun terakhir dan

kedepannya penanggungjawab adalah seorang

apoteker.

PBF sangat berperan sebagai sumber penyalur obat

dari berbagai industri farmasi yang secara cepat dapat

melayani kebutuhan Farmasis Komunitas (Apoteker)

untuk secara cepat pula melayani kebutuhan pasien

penderita penyakit tertentu akan obat. PBF juga

mengurangi beban finansial apotek dalam hal

menyimpan stok obat dalam jumlah besar dan

menjembatani kerumitan negosiasi dengan ratusan

industri farmasi sebagai produsen obat.

3. Farmasi Rumah Sakit

Farmasi Rumah Sakit ialah pekerjaan kefarmasiaan

yang dilakukan di rumah sakit pemerintah maupun

swasta. Fungsi kefarmasian ini yang sudah sangat

berkembang di negara maju, juga sudah mulai dirintis di

Indonesia dengan pembukaan program spesialisasi

Farmasi Rumah Sakit. Jumlah kebutuhan Farmasis di

rumah sakit di masa depan akan semakin meningkat

karena 3 hal :

a. Faktor pertambahan penduduk.

b. Meningkatnya kebutuhan untuk perawatan yang

lebih baik di rumah sakit.

c. Fungsi dan peranan Farmasis Rumah Sakit akan

lebih meningkat dalam berbagai aspek mengenai

penggunaan dan pemantauan obat.

Page 320: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

308

Secara manajerial, rumah sakit diklasifikasikan

sebagai rumah sakit umum dan rumah sakit swasta.

Rumah sakit umum dijalankan oleh pemerintah dan

pemerintah daerah. Rumah sakit swasta dijalankan oleh

badan hukum nirlaba atau yayasan. Berdasarkan tingkat

perawatan, rumah sakit diklasifikasikan menjadi rumah

sakit umum dan rumah sakit khusus (perawatan primer

ke satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu). Rumah

sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan

berdasarkan menjadi empat kelas yaitu kelas A-D,

pembagian kelas rumah sakit disesuaikan dengan

fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimiliki.

Dengan era pasar bebas, Indonesia harus

menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas

semua layanan kesehatan, termasuk meningkatkan

pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menjadi

layanan rumah sakit kelas dunia. Rumah sakit

mempunyai tiga peran utama, yaitu pelayanan

kesehatan, pendidikan, dan penelitian. Harmonisasi

ketiganya memiliki peran utama untuk menjadi rumah

sakit berkualitas. Pelayanan kesehatan yang

komprehensif adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promosi dan pencegahan di samping layanan

kuratif dan rehabilitatif.

Farmasis/Apoteker di rumah sakit, dalam

melaksanakan fungsinya tergabung dalam Instalasi

Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang merupakan unit rumah

sakit dan fasilitas administrasi apotek di bawah

pimpinan seorang apoteker yang berkompeten. IFRS

Page 321: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

309

bertanggung jawab atas perilaku, penyediaan, dan

pengelolaan semua aspek pasokan medis di rumah sakit,

serta melakukan pelayanan farmasi baik secara

nonklinik maupun klinik. Tanggung jawab apoteker

dalam pelayaan kefarmasian dari aspek non klinik

meliputi, perencanaan, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan, dan distribusi obat yang dibutuhkan di

rumah sakit, dan pelayanan farmasi klinik yang

dilakukan secara langsung dan dalam pelaksanaannya

memerlukan interaksi dengan pasien, dokter, dan

perawat; distribusi obat-obatan dan produk farmasi

untuk pasien dan perawat; dan konseling dan informasi

obat. Seiring dengan perkembangan kesehatan,

orientasi pelayanan farmasi kini telah bergeser lebih ke

arah pharmaceutical care yang merupakan bentuk

layanan dan tanggung jawab langsung untuk profesi

apoteker dalam pekerjaan farmasi untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien dengan konsep patient safety,

pharmacovigillance, EPO (Evaluasi Penggunaan Obat),

dan lain sebagainya.

Selain IFRS, apoteker juga dapat berperan penting

dalam PFT (Panitia Farmasi dan Terapi) yang merupakan

suatu kelompok penasehat dari staf medik dan

bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara

staf medik dan IFRS yang mempunyai tugas utama

berupa perumus kebijakan prosedur berkaitan dengan

obat dan terapi, serta sebagai pemberi rekomendasi dan

merancang program edukasi bagi profesi kesehatan

yang terlibat dalam pelayanan pasien. Salah satu

Page 322: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

310

kebijakan yang dibuat oleh PFT adalah pemilihan jenis

obat yang digunakan untuk pengobatan pasien, yang

disusun dalam suatu dokumen yang disebut dengan

formularium. Dalam proses penyusunan formularium,

seluruh staf medik dapat memberikan rekomendasi

mengenai obat yang akan dimasukkan dalam

formularium. Tugas PFT tidak hanya berhenti sampai

disitu, PFT juga mempunyai kewajiban untuk terus

mengevaluasi dan merevisi formularium yang ada sesuai

dengan kebutuhan pengobatan pasien serta

perkembangan obat yang tersedia di pasaran.

4. Farmasi Komunitas

Menurut The International Pharmaceutical

Federation, Farmasi Komunitas merupakan salah satu

area praktek farmasi dimana obat dan produk farmasi

lainnya disediakan dan dijual langsung kepada

masyarakat dengan cara retail, baik melalui resep dokter

maupun tanpa resep dokter, di Indonesia dikenal

dengan nama Apotek.

Farmasis atau Apoteker memberikan kesan umum

bahwa tempat kerja seorang farmasi hanyalah di

Apotek, yaitu salah satu tempat pengabdian profesi

seorang Apoteker. Seorang Farmasis di Apotek langsung

berhadapan dengan masyarakat sehingga fungsi

tersebut dikelompokkan dalam Farmasi Masyarakat

(Community Pharmacy). Fungsi Farmasis Masyarakat di

Apotek merupakan kombinasi seorang profesional dan

wiraswastawan. Dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah No. 25/80 tentang Apotek, bahwa Apotek

Page 323: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

311

adalah tempat pengabdian profesi seorang Apoteker,

maka makin besar harapan yang diberikan pemerintah

kepada para Farmasis, baik dari segi jumlah tenaga

farmasi maupun dari segi kemampuan profesionalnya.

Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan RI bekerjasama dengan Ikatan

Apoteker Indonesia (IAI) menetapkan standar untuk

meningkatkan kualitas pelayanan farmasi kepada

masyarakat, sehingga apoteker dapat melaksanakan

pelayanan farmasi di masyarakat (terutama Apotek dan

Klinik) dengan baik. Selain itu, ada juga Peraturan

Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan

kefarmasian untuk mengatur fasilitas pelayanan praktek

farmasi. Jasa apoteker di terutama layanan resep

(meliputi proses penyaringan, peracikan obat, label

kemasan, pengiriman, penyediaan informasi obat,

konseling, dan monitoring penggunaan obat), kegiatan

promosi dan edukasi masyarakat dalam pengobatan

sendiri dalam hal ini memilih obat yang sesuai

berdasarkan ciri khas penyakit tertentu, home care

service terutama orang tua, dan pasien yang

membutuhkan pengobatan untuk penyakit kronis.

Untuk kegiatan ini, apoteker harus menyimpan catatan

dalam bentuk catatan pengobatan. Dengan fungsi

promosi dan edukasi, Farmasi Komunitas dapat

dimasukkan ke dalam posisi utama dalam pekerjaan

kefarmasian untuk mempromosikan perilaku hidup

sehat. Farmasi Komunitas dapat berperan dalam

program berhenti merokok, konsumsi alkohol, gizi yang

Page 324: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

312

sehat, dan peningkatan aktivitas fisik untuk pencegahan

terhadap penyakit dan kecacatan. Namun masih ada

hambatan untuk apoteker melakukan promosi

kesehatan, termasuk kurangnya kepercayaan apoteker

dan persepsi masyarakat bahwa apoteker hanya

menyediakan layanan obat.

5. Farmasi Edukasi

Saat ini kebutuhan jumlah dosen dari beberapa

perguruan tinggi yang baru membuka program

pendidikan farmasi maupun yang lama telah ada,

kebutuhannya semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Pendidikan farmasi di Indonesia saat ini bervariasi, mulai

dari sekolah menengah farmasi (SMF), Program Diploma

Farmasi (DIII), Program Sarjana, Program Profesi

Apoteker, Program Magister, Program Spesialis, dan

Program Doktor.

Sampai saat ini, jumlah lembaga pendidikan tinggi

termasuk akademi dimana institusi/lembaga pendidikan

yang membuka program diploma tiga farmasi dan analis

farmasi baik dari lembaga negeri maupun swasta

sebanyak 79 institusi, institusi pendidikan yang

membuka program sarjana farmasi baik negeri maupun

swasta sebanyak 67 institusi, institusi pendidikan yang

membuka program profesi apoteker baik negeri maupun

swasta sebanyak 28 institusi, institusi pendidikan yang

membuka program magister farmasi baik swasta

maupun negeri sebanyak 12 institusi (khusus ITB

membuka 2 program magister), sedangkan untuk

Page 325: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

313

program Doktor ilmu farmasi sebanyak 5 institusi yang

semuanya berstatus negeri.

Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi

Swasta merekrut Farmasis untuk jabatan dosen di

perguruan tinggi. Sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi,

maka fungsi seorang Farmasis ialah dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat. Persyaratan untuk diterima menjadi

dosen telah ditingkatkan menjadi lulusan Pascasarjana.

6. Riset

Lembaga riset merupakan salah satu tempat bagi

seorang apoteker untuk melakukan pekerjaan. Di

Indonesia, lembaga riset telah dimulai sejak abad ke-16

oleh Jacob Bontius, pada akhir abad ke-18 dibentuk

Bataviaasch Genotschap van Wetenschappen. Lalu pada

tahun 1817, C.G.L. Reinwardt mendirikan “Kebun Raya

Indonesia” di Bogor. Pada tahun 1928 pemerintah

Hindia Belanda membentuk Natuurwetenschappelijk

Raad voor Nederlandsch Indie. Kemudian tahun 1948

diubah menjadi Organisatie voor

Natuurwetenschappelijk onderzoek (Organisasi untuk

Penyelidikan dalam Ilmu Pengetahuan Alam”. Pada

tahun 1956, pemerintah Indonesia membentuk Majelis

Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI). Pada tahun 1962

pemerintah membentuk Departement Urusan Riset

Nasional (DURENAS) dan menempatkan MIPI

didalamnya. Pada tahun 1966 pemerintah mengubah

status DURENAS menjadi Lembaga Riset Nasional

(LEMRENAS).

Page 326: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

314

Pada bulan Agustus 1967 pemerintah

membubarkan LEMRENAS dan MIPI dengan SK Presiden

RI No. tahun 1967, kemudian membentuk Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) berdasarkan Keputusan

MPRS No. 18/B/1967.

Sejalan dengan perkembangan kemampuan

nasional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,

organisasi lembaga-lembaga ilmiah di Indonesia telah

pula mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Oleh

sebab itu, pemerintah mengadakan peninjauan dan

penyesuaian tugas pokok dan fungsi serta sususan

organisasi LIPI sesuai dengan tahap dan arah

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berdasarkan perubahan terakhir dengan Keppres No.

103 tahun 2001. Sampai saat ini, sumber daya manusia

sebanyak 1528 peneliti dan 4712 staf pendukung lulusan

universitas dalam dan luar negeri (data per 2014).

Peran Apoteker sebagai peneliti sangat penting

terutama untuk pengembangan Ilmu Farmasi di

Indonesia yang dapat bersinergi dengan Lembaga

Pendidikan Farmasi sehingga selain penemuan dan

pengembangan produk-produk farmasi, juga berperan

dalam pengembangan dan penguatan fungsi dan peran

farmasi dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini tidak

sedikit tenaga farmasi yang bekerja di lembaga riset ini.

Selain itu, lembaga riset pada bagian-bagian lembaga

atau institusi tertentu baik swasta maupun negeri masih

membutuhkan tenaga farmasis sebagai peneliti.

Farrukh Aqil
Note
"sususan" diganti "susunan"
Page 327: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

315

7. Instansi Pemerintah

Instansi pemerintah adalah sebutan kolektif

meliputi satuan kerja/satuan organisasi

kementerian/departemen, Lembaga Pemerintah Non

Departemen, kesekretariatan lembaga tinggi negara,

dan instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun

daerah, termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan

Hukum Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah.

Dalam pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

Daerah, Instansi pemerintah adalah sebuah kolektif dari

unit organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas

dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

meliputi Kementrian Koordinator/Kementrian

Negara/Departemen/Lembaga Pemerintah Non

Departemen, Pemerintah Provinsi, Pemko, Pemkab

serta lembaga-lembaga pemerintahan yang

menjalankan fungsi pemerintahan dengan

menggunakan APBN dan/APBD.

Departemen Kesehatan adalah instansi pemerintah

yang paling banyak menyerap tenaga Farmasis baik

ditingkat pusat, tingkat I (Provinsi), maupun tingkat II

(Kabupaten/Kota). Badan Pengawasan Obat dan

Minuman (BPOM) baik tingkat pusat maupun tingkat

provinsi. Demikian pula Bidang Pengendalian Farmasi

dan Makanan pada setiap Kantor Wilayah Departemen

Kesehatan (sekarang dihapus, hanya ada Dinas

Kesehatan Propinsi) dan jajaran Dinas Kesehatan sampai

ke Daerah Tingkat II, termasuk Puskesmas dan Gudang

Farmasi. Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA)

Page 328: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

316

tingkat Provinsi, Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan

Narkotika Provinsi (BNP), Lembaga/Departemen

HANKAM (TNI dan POLRI), juga memerlukan Farmasis

yang terutama berfungsi pada bagian logistik dan

penyaluran obat dan alat kesehatan. Fungsi utama

Farmasis pada instansi pemerintah ialah administrastif,

pemeriksaan, bimbingan dan pengendalian.

7.5 Pekerjaan Farmasi lainnya

Pekerjaan farmasi tidak hanya terbatas pada berbagai

pekerjaan farmasi yang telah disebutkan diatas, akan tetapi jauh

lebih luas lagi baik pekerjaan yang terkait langsung dengan

peran dan fungsi sebagai profesi maupun diluar profesi tapi

masih terkait dengan farmasi. Pekerjaan-pekerjaan farmasi

lainnya tidak cukup jika hanya menguasai ilmu farmasi akan

tetapi seorang farmasis harus memiliki soft skill yang mumpuni

untuk menguatkan dan mengembangkan pekerjaa-pekerjan

tersebut. Pekerjaan-pekerjaan farmasi lainnya dijelaskan

sebagai berikut:

1. Perusahaan Asuransi

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk

merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana

perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial)

untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya

mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang

tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian,

kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan

pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu

tertentu sebagai ganti polis (perjanjian) yang menjamin

Page 329: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

317

perlindungan tersebut. Istilah "diasuransikan" biasanya

merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan

perlindungan.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan

Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme

Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib

(mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya

adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi

dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang

layak. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

merupakan lembaga/perusahaan yang berbadan hukum

persero yang berada dibawah Kementerian BUMN yang

bergerak dalam bidang asuransi baik dalam Asuransi

Kesehatan maupun Asuransi Ketenagakerjaan. Beberapa

asuransi lainnya, misalnya PT Prudential Life Assurance,

PT Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa

Sinarmas MSIG, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT

AXA Mandiri Finacial Services, dan PT AIA Financial

(formerly Asuransi Lippo Jiwa Sakti), dan perusahaan-

perusahaan asuransi lainnya.

Peranan apoteker pada asuransi sangat penting dan

juga tidak bisa digantikan dengan peran profesi dan

bidang lainnya, mengingat hanya apoteker yang

memiliki pengetahuan terkait obat, Cost-effectiveness,

dan lain-lain.

Page 330: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

318

2. Politisi Farmasi (Pharmaceutical Politician)

Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti

dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara),

adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan

dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses

pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik

adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara

konstitusional maupun non-konstitusional. Di samping

itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda,

yaitu antara lain:

a) Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara

untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik

Aristoteles)

b) Politik adalah hal yang berkaitan dengan

penyelenggaraan pemerintahan dan negara

c) Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk

mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di

masyarakat

d) Politik adalah segala sesuatu tentang proses

perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami

beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik,

legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi

politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya

untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

Perilaku politik atau (Inggris: Politic Behaviour)

adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau

kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya

Page 331: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

319

sebagai insan politik. Seorang individu/kelompok

diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan

kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun

yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya

adalah:

a) Melakukan pemilihan untuk memilih wakil

rakyat/pemimpin

b) Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang

mengikuti suatu partai politik atau parpol,

mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau

lsm lembaga swadaya masyarakat

c) Ikut serta dalam pesta politik

d) Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku

politik yang berotoritas

e) Berhak untuk menjadi pimpinan politik

f) Berkewajiban untuk melakukan hak dan

kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan

perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh

undang-undang dasar dan perundangan hukum

yang berlaku

Pekerjaan sebagai politisi merupakan pekerjaan

yang tidak pernah disinggung pada mata kuliah apapun

pada kurikulum pendidikan farmasi, kalaupun ada hanya

berkisar dibawah satu persen. Namun, istilah politik dan

politisi tidak asing di telinga para mahasiswa, karena

telah dipraktekkan dalam keseharian sebagai mahasiswa

minimal dalam kelompok-kelompok diskusi hingga

lembaga mahasiswa. Di Indonesia, ada beberapa

Apoteker yang terjun dalam pekerjaan ini (baik eksekutif

Page 332: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

320

maupun legislatif). Untuk menjadi politisi tentu tidak

mudah, diperlukan modal yang tidak sedikit ataupun

minimal menjadi kader suatu partai tertentu dengan

mekanisme tersendiri.

Idealnya seorang Apoteker yang mampu berkiprah

dalam dunia politik atau sebagai politisi harus mampu

memberikan sumbangsih yang nyata dalam

pengembangan dan penguatan bidang Farmasi. Namun,

sampai saat ini belum terlihat terutama terkait regulasi

kefarmasian di Indonesia. Pada masa yang akan datang

diharapkan dapat melahirkan farmasis-farmasis yang

bisa berkiprah sebagai politisi yang mampu

memperjuangkan dan memberikan sumbangsih yang

nyata terutama dalam pengembangan dan penguatan

bidang Farmasi di Indonesia.

3. Wartawan Farmasi (Pharmaceutical Journalism)

Wartawan atau jurnalis atau pewarta adalah

seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik atau

orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa

laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimuat di media

massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi

dalam media massa, seperti koran, televisi, radio,

majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan

mencari sumber berita untuk ditulis dalam laporannya;

dan diharapkan mereka dapat menulis laporan yang

paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut

tertentu untuk melayani masyarakat.

Profesi ini mulai berkembang di luar negeri bagi

Farmasis yang memperoleh latihan khusus dalam

Page 333: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

321

kewartawanan dan mempunyai bakat menulis dan

mengedit. Pekerjaan ini diperlukan oleh instansi

pemerintah atau industri farmasi untuk publikasi,

mengedit atau menulis tulisan yang berlatar belakang

kefarmasian.

4. Wirausahawan Farmasi (Pharmaceutical Enterpreneur)

Wirausahawan (bahasa Inggris: entrepreneur)

adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang

dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali

produk baru, menentukan cara produksi baru,

menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk

baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan

operasinya.

Bidang ini merupakan bidang yang penuh dengan

tantangan. Seorang farmasis sangat banyak yang sukses

dalam bidang ini. Namun, seorang apoteker yang

bergerak dibidang ini yang terkait dengan farmasi masih

terbatas pada usaha-usaha tertentu. Beberapa usaha

yang saat ini mulai dikembangkan yang terkait dengan

farmasi misalnya: Kafe Herbal atau Restoran Kesehatan,

Klinik herbal, Produksi Aromaterapi dan Parfum, dan

Usaha Pangan Fungsional maupun kosmetik sehat, serta

usaha lainnya.

5. Petani Farmasi (Pharmaceutical Cultivator)

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang

pertanian, utamanya dengan cara melakukan

pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan

dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah

dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil

Page 334: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

322

dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun

menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat

menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti bahan

baku untuk produksi obat herbal, serealia untuk

minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau

kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian,.

Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya

sebidang tanah atau lebih), walau ia sudah punya

pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari kalimat

tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul

atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa

bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam

di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan,

berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan

kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila

bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar

bisa membagi waktu, tetapi kemungkinan akan kesulitan

kalau tanahnya lebih dari satu petak.

Indonesia memiliki tanah yang subur dan kaya akan

sumber daya alam, ada lebih dari 30.000 jenis tumbuhan

yang terdapat di bumi Nusantara ini, dan lebih dari 1000

jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan dalam industri

obat tradisional, dan beberapa simplisia yang telah

banyak dipakai oleh industri obat tradisional sebagai

bahan baku untuk memperoduksi obat tradisional/ obat

bahan alam.

Keanekaragaman hayati Indonesia cenderung

menyusut akibat perubahan penggunaan lahan dari

hutan ke penggunaan lain seperti: pertanian,

Page 335: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

323

perindustrian, pemukiman, fasilitas perkotaan dan

sebagainya. Kekayaan sumber daya hayati tumbuhan

Negara kita merupakan tertinggi di dunia. Dari sekitar

25.000-30.000 jenis flora Malesia (Malaysia, Indonesia,

Filipina dan Papua), pulau Kalimantan memiliki sekitar

10.000-15.000 jenis tumbuhan. Dibandingkan dengan

semenanjung Malaysia yang hanya memiliki sekitar

8.500 jenis; Sumatra 8.000 jenis; Filipina 7000 jenis dan

Papua 9000 jenis.

Potensi tersebut juga sangat penting di geluti oleh

seorang farmasis, sumber daya alam (terutama

tumbuhan obat) yang melimpah belum dimanfaatkan

secara maksimal. Usaha pada bidang ini masih sangat

jarang. Petani Farmasi fokus dalam bidang pertanian

terutama sebagai penyuplai bahan-bahan/tumbuhan

untuk produksi obat herbal atau obat tradisional.

Sebagai contoh, budidaya tanaman kumis kucing,

budidaya tanaman penghasil minyak atsiri, budidaya

kunyit putih, budidaya bawang dayak, dan lain-lain.

6. Pekerjaan Lainnya

Selain pekerjaan-pekerjaan farmasi di atas, seorang

farmasi juga banyak yang bergelut dalam bidang lain

seperti bekerja di Bank, Pertambangan, Marketing,

depeloper (pengembang), dan masih banyak lagi

pekerjaan lainnya.

7.6 Referensi

1. Fathelrahman AI, Ibrahim MIM, & Wertheimer AI. 2016.

Pharmacy Practice in Developing Countries.

Achievements and Challenges. Penerbit Academic Press

Page 336: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

324

Elsevier Inc. Amsterdam. Boston. Heidelberg. London.

New York. Oxford. Paris. San Diego. San Francisco.

Singapore. Sydney. Tokyo.

2. Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar

Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit Dan Apotek. Jakarta.

3. Kementerian Kesehatan. 2012. Keputusan Menteri

Kesehatan No 092/2012 tentang Harga eceran tertinggi

obat generik di Indonesia tahun 2012. Jakarta

4. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan Obat Nasional.

Jakarta; 2005.

5. Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang Undang no 44

tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta.

6. Sampurno. 2005. Memperkuat Kapasitas dan

Kompetensi Industri Farmasi Indonesia. Jakarta: Badan

POM.

7. Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Supervisi

dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Farmasi.

Jakarta.

8. Hermansyah A, Sukorini AI, Setiawan CD, & Priyandani Y.

2012. The conflicts between professional and non

professional work of community pharmacists in

Indonesia. Pharm Pract. Volume 10 Nomor 1:33–9.

9. The World Bank. 2012. Indonesia health review.

10. World Health Organization. 2014. Statistics: countries—

Indonesia.

11. World Bank. 2009. Giving more weight to health:

assessing fiscal space for health in Indonesia.

Page 337: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

325

12. Policy Note Series. Pharmaceuticals: Why Reform is

Needed. Indonesian Health Sector Review; 2009.

13. Anonim, 2017. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Wikipedia Online. Diakses pada Tanggal 9 Januari 2017

diweb:

https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Ilmu_Pengetahu

an_Indonesia

14. Anonim. 2017. Instansi Pemerintah. Wikipedia Online.

Diakses pada Tanggal 9 Januari 2017 diweb:

https://id.wikipedia.org/wiki/Instansi_pemerintah

15. Anonim. 2017. Insurance defenition by the free

dictionary. Diakses pada 23 Januari 2017 pada web:

http://www.thefreedictionary.com/insurance

16. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun

2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah

Non Departemen.

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.

18. Anonim. 2017. Jaminan Kesehatan Nasional untuk

Indonesia Lebih Sehat. Jaminan Kesehatan Nasional.

Diakses pada tanggal 2 Februari 2017 secara online pada

web: http://www.jkn.kemkes.go.id/detailfaq.php?id=1

19. Anonim. 2017. Politik. Wikipedia. Diakses pada tanggal 2

Februari 2017 secara online pada web:

https://id.wikipedia.org/wiki/Politik

20. Anonim. 2017. Wartawan. Wikipedia. Diakses pada

tanggal 2 Februari 2017 secara online pada web:

https://id.wikipedia.org/wiki/Wartawan

Page 338: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

326

21. Anonim. 2017. Petani. Wikipedia. Diakses pada tanggal 3

Februari 2017 secara online pada web:

https://id.wikipedia.org/wiki/Petani

22. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Keputusan Kongres

Nasional XIII, N0.XIII/Kongres XIII/ISFI/1989 tentang

Standar Profesi Apoteker dalam Pengabdian Profesi di

Apotek.

Page 339: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

327

BAB 8 PARADIGMA PERUBAHAN

ORIENTASI FARMASI

8.1 Pengantar

Sejak tahun 1975, telah terjadi pergeseran dan

perubahan orientasi praktek kefarmasian, yang awalnya

product-oriented menjadi patient-orinted. Perubahan dalam

pelayanan kesehatan dan praktek farmasi memberikan

kesempatan baik apoteker untuk menunjukkan fungsi dan

perananan penting mereka dalam sektor kesehatan. Misi dari

profesi farmasi harus memenuhi kebutuhan masyarakat dan

pasien. Pada suatu waktu, tindakan menentukan terapi obat dan

mengimplementasikannya dalam bentuk yang relatif sederhana,

aman, dan murah. Dokter yang meresepkan dan Apoteker yang

melakukan dispensing atau menyerahkan. Namun, ada bukti

substansial yang menunjukkan bahwa metode tradisional

meresepkan dan memberikan edukasi tidak lagi sesuai untuk

memastikan keamanan, efektivitas, dan kepatuhan terhadap

obat rasional, dan manajemen yang efektif dari obat-obatan

merupakan komponen kunci dari sistem pelayanan kesehatan

yang dapat diakses, berkelanjutan, terjangkau, dan adil untuk

memastikan kemanjuran, keamanan, dan kualitas pengobatan.

Page 340: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

328

8.2 Peran Farmasis

Penghargaan WHO kepada farmasis setelah kongres

Vancouver, Canada tahun 1997. Untuk menggambarkan peran

seorang farmasis dalam pelayanan kesehatan antara lain:

1. Care Giver: Farmasis/Apoteker merupakan profesional

yang bergerak dalam bidang kesehatan yang peduli,

dalam wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian

kepada pasien dan masyarakat luas, berinteraksi secara

langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik,

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal itu

menunjukkan bahwa farmasis harus berinteraksi dengan

baik pada individu maupun masyarakat.

2. Decision-Maker: Farmasi/Apoteker merupakan seorang

yang mampu menetapkan/ menentukan keputusan

terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan

dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian

dosis, pengantian obat jika ditemukan bahaya yang

signifikan, serta keputusan-keputusan lainnya yang

bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan

rasional. Sumber-sumber daya, misal: personil, obat,

reagen, peralatan, prosedur, dan praktek kerja, harus

digunakan secara tepat guna, efektif dan efisien

(manfaat dan biaya). Hal ini harus menjadi dasar

pemikiran dan pelaksanaan profesi kefarmasian. Untuk

mencapai tujuan tersebut dipersyaratkan kemampuan

untuk evaluasi, sintesis (Bloom theory) dan membuat

keputusan tentang jalur yang tepat untuk bertindak.

3. Communicator: Farmasis/Apoteker harus mampu

menjadi komunikator yang baik, sehingga pelayanan

Page 341: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

329

kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat,

dan tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya

menjadi komunikator yang baik dalam PIO (Pelayanan

Informasi Obat), Penyuluhan, konseling dan konsultasi

obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang

perawatan pasien, Pengajar, Narasumber, dan

sebagainya. Oleh karena itu, farmasis harus dikenal dan

percaya diri saat berinteraksi dengan profesi kesehatan

lain dan publik. Salah satu modalnya adalah kemampuan

berkomunikasi, baik verbal, non-verbal, pendengar yang

baik, maupun tata tulis.

4. Manager: Farmasi/Apoteker merupakan seorang

manajer dalam aspek kefarmasian non klinis,

kemampuan ini harus ditunjang kemampuan

manajemen yang baik, contoh sebagai Farmasis manajer

(APA) di apotek, Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit,

harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan

mengelola karyawan agar dapat melayani dengan

optimal dan produktif dalam hal kinerja dan profit.

Contoh lainnya sebagai Pedagang Besar Farmasi/PBF),

manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA),

Manajer Produksi, dan lain lain. Pada intinya

Farmasis/Appoteker harus mengelola secara efektif

sumber-sumber daya (manusia, alam, keuangan) dan

informasi, baik sendirian maupun dalam kelompok

pelayanan kesehatan. Lebih jauh, informasi dan

teknologinya yang terkait akan menjadi tantangan buat

farmasis pada tanggung jawabnya yang besar atas

Page 342: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

330

informasi bersama (sharing information) tentang obat-

obatan dan produk yang lain.

5. Leader: Farmasis/Apoteker harus mampu menjadi

seorang pemimpin, mempunyai visi dan misi yang jelas,

dan dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk

memajukan institusi/perusahaan/lembaga yang

dipimpin, misalnya sebagai Rektor, Dekan, Direktur

Rumah Sakit, Direktur Utama di industri farmasi,

Direktur marketing, Direktur bagian produksi dan

sebagainya. Kepemimpinan termasuk bersimpati dan

ikut merasakan penderitaan pasien sebagaimana

kemampuan untuk memutuskan sesuatu, komunikasi

dan pengobatan yang efektif.

6. Life-Long Learner: Farmasis/Apoteker harus memiliki

semangat belajar sepanjang waktu, karena

informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat,

penyakit dan terapi) terus berkembang pesat dari waktu

ke waktu, sehingga kita perlu mengupdate pengetahuan

dan kemampuan agar tidak ketinggalan. tidak akan

mungkin seseorang dapat meniti karir dan sukses

sebagai farmasis hanya lewat belajar di perguruan

tinggi. Konsep, prinsip, dan komitmen belajar seumur

penghidupan perlu diperkenalkan sejak awal mengikuti

pendidikan tinggi farmasi dan terus ditanamkan

sepanjang pengabdian profesi. Farmasis harus belajar

(terus) bagaimana cara belajar yang baik.

7. Teacher: Farmasis/Apoteker dituntut dapat menjadi

pendidik/akademisi/edukator bagi pasien, masyarakat,

maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu farmasi

Page 343: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

331

dan kesehatan, baik menjadi guru, dosen, ataupun

sebagai seorang farmasis/apoteker yang menyampaikan

informasi kepada pasien masyarakat dan tenaga

kesehatan lain yang membutuhkan informasi. Farmasis

bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan

generasi farmasis selanjutnya. Partisipasi sebagai guru

tidak hanya penyampaian pengetahuan, tetapi juga

memberi kesempatan untuk menemukan hal baru dan

peningkatan keterampilan dan keahlian.

8. Researcher: Farmasis/Apoteker merupakan seorang

peneliti terutama dalam penemuan dan pengembangan

obat-obatan yang lebih baik. disamping itu farmasi juga

dapat meneliti aspek lainnya misalnya data konsumsi

obat, kerasionalan obat, pengembangan formula,

penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan

kosmetik).

9. Entrepreneur: Farmasis/Apoteker diharapkan terjun

menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian

serta membantu mensejahterakan masyarakat.

Misalnya dengan mendirikan perusahaan obat,

kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, baik

skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek,

serta bisnis tanaman obat dan lain-lain.

8.3 Paradigma Perubahan Praktek Kefarmasian

Paradigma perubahan praktek kefarmasian yang

berorientasi pada produk (product-oriented) menjadi

berorientasi pada pasien (patient-oriented) merupakan sebuah

proses yang panjang dan berliku. Berbagai tantangan bagi

Page 344: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

332

farmasis terutama setelah revolusi industri dan kompleksisitas

penyakit yang muncul sekarang ini. Sampai saat ini, jumlah obat

di pasar meningkat secara dramatis, membawa inovasi-inovasi

yang nyata dan juga tantangan-tantangan yang serius dalam

mengontrol kualitas serta penggunaan obat yang rasional.

Ketika globalisasi membuat negara semakin dekat, bersama

melakukan perdagangan produk dan jasa pelayanan dan

pengenalan gelar akademik dan diploma sebagai contoh, telah

membawa perubahan yang cepat dalam lingkungan pelayanan

kesehatan dan terhadap kompleksitas yang baru akibat

peningkatan perjalanan dan migrasi. Baik di negara yang sedang

berkembang maupun negara industri, upaya-upaya untuk

menyediakan pelayanan kesehatan, termasuk asuhan

kefarmasian, menghadapi tantangan-tantangan baru.

Tantangan-tantangan ini seperti meningkatnya biaya pelayanan

kesehatan, sumber keuangan yang terbatas, keterbatasan

sumber daya manusia di sektor pelayanan kesehatan, sistem

kesehatan yang tidak efisien, beban penyakit yang besar, dan

perubahan sosial teknologi, ekonomi dan politik yang dihadapi

oleh hampir seluruh Negara. Akses terhadap obat dengan

kualitas terjamin masih menjadi perhatian seluruh dunia.

Sepertiga populasi penduduk dunia belum mendapatkan akses

yang reguler terhadap obat-obat esensial.

Sebuah kesepakatan terhadap penjaminan kualitas dan

keamanan produk obat untuk melindungi pasien telah

ditandatangani bersama oleh FIP dan Federasi asosiasi

perusahan farmasi internasional pada tahun 2000. Tujuan

umumnya adalah melindungi kehidupan pasien di seluruh

bagian dunia dengan menjamin bahwa seluruh produk obat

Page 345: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

333

memiliki kualitas yang baik dan terbukti aman dan berkhasiat.

Industri farmasi dan profesi farmasi tersebut juga memahami

kebutuhan terhadap suatu regulator dan lingkungan pemasaran

yang mendorong investasi dalam obat-obat inovatif baru dan

memungkinkan pengenalannya yang tepat waktu dan

ketersediaannya bagi pasien di seluruh dunia.

Tantangan utama lainnya adalah memastikan bahwa

obat digunakan secara rasional. Ini memerlukan bahwa pasien

menerima pengobatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan

klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan

individunya untuk jangka waktu yang tepat, dan dengan biaya

yang terendah untuk mereka dan komunitasnya.

Akan tetapi, penggunaan obat yang rasional masih

marupakan pengecualian daripada aturan. Bagi orang-orang

yang mendapatkan obat, lebih dari separuh dari peresepan tidak

tepat dan lebih dari setengah orang yang terlibat gagal

menggunakannya secara benar. Sebagai tambahan, ada

peningkatan perhatian terhadap peningkatan jumlah resistensi

terhadap antibiotik/antimikroba yang menglobal, suatu masalah

kesehatan yang utama. Sebuah laporan terakhir dari WHO

menemukan sampai 90% resistensi terhadap antibiotic generasi

pertama seperti ampisilin dan kotrimoksazol terhadap

shigellosis, sampai 70% resistensi terhadap penisilin untuk

pneumonia dan bacterial meningitis, sampai 98% resistensi

terhadap penicillin untuk gonorrhoea dan sampai 70% resistensi

terhadap panisilin dan cephalosporin terhadap infeksi

staphylococcus aureus yang didapat dari rumah sakit.

Pada tahun 2000 dewan FIP mengadopsi a statement of

policy of resistance to antimicrobial yang menyediakan suatu

Page 346: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

334

daftar rekomendasi bagi pemerintah dan otoritas kesehatan

terhadap pengukuran yang tepat yang dibutuhkan untuk

melawan resistensi antimikroba. Statement juga

mendeklarasikan bahwa farmasis siap berkolaborasi secara aktif

dengan dokter, otoritas regulasi, dan professional kesehatan

lainnya dalam upaya melawan resistensi antimokroba dan

berpartisipasi dalam kampanye informasi masyarakat.

Tantangan-tantangan ini yakni akses terhadap obat

dengan kualitas terjamin dan penggunaan obat yang rasional,

menggarisbawahi pentingnya kebutuhan reformasi sektor

kesehatan global. Dengan latar belakang yang berkelanjutan

dan perubahan mendasar dalam sistem penyediaan layanan

kesehatan, pergeseran paradigma dalam praktek farmasi sedang

berlangsung. Intervensi kesehatan masyarakat, asuhan

kefarmasian, penggunaan obat yang rasional, dan manajemen

suplai obat yang efektif merupakan komponen kunci atas

keteraksesan, keberlanjutan, sistem perawatan kesehatan yang

terjangkau dan merata yang menjamin efektivitas,

keselamatan dan kualitas obat-obatan. Jelaslah bahwa apoteker

memegang peranan yang penting dalam proses reformasi sektor

kesehatan. Untuk melakukan hal itu, peran apoteker perlu

didefinisi dan ditata ulang. Apoteker memiliki potensi untuk

meningkatkan outcome terapi dan kualitas hidup pasien dalam

sumber daya yang tersedia dan harus memposisikan dirinya di

garis depan sistem pelayanan kesehatan. Gerakan kearah

asuhan kefarmasian merupakan faktor kritis dalam proses ini.

Sementara upaya-upaya untuk mengkomunikasikan informasi

yang benar kepada pasien sama pentingnya dengan

menyediakan obat itu sendiri, apoteker juga memiliki peranan

Farrukh Aqil
Note
"antimokroba" diganti "antimikroba"
Page 347: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

335

yang vital dalam perawatan pasien melalui manajemen terapi

obat dan penggunaan bersama obat-obat non resep atau terapi

alternatif.

Lebih dari 40 tahun yang lalu, peran apoteker telah

berubah dari peracik dan penyedia obat menjadi manajer terapi

obat (drug therapy manager). Ini mencakup tanggung jawab

untuk menjamin bahwa dimanapun obat disediakan dan

digunakan, produk berkualitas dipilih, diperoleh, disimpan,

didistribusikan, dibagikan dan diberikan sehingga obat tersebut

berkonstribusi terhadap kesehatan pasien, bukan

membahayakannya. Ruang lingkup praktek kefarmasian saat ini

termasuk pelayanan berorientasi pasien dengan segala fungsi

kognitif konseling, menyediakan informasi obat dan memantau

terapi obat, sebagaimana halnya aspek teknis pelayanan

kefarmasian yang termasuk manajemen pengadaan obat. Ini

merupakan peranan tambahan dalam mengatur terapi obat

bahwa apoteker sekarang dapat memberikan konstribusi yang

vital terhadap perawatan pasien.

8.4 Farmasi Klinik

Definisi Farmasi Klinik adalah disiplin ilmu kesehatan

(Ilmu farmasi) dimana apoteker memberikan perawatan pasien

yang mengoptimalkan terapi obat dan meningkatkan kesehatan,

penyembuhan, dan pencegahan penyakit. Praktek Farmasi Klinik

merangkul filosofi pelayanan farmasi yang berientasi pada

pelayanan dengan pengetahuan spesialisasi terapi, pengalaman,

dan pengambilan keputusan yang bertujuan untuk kesembuhan

pasien yang optimal. Sebagai suatu disiplin, farmasi klinik juga

memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi kepada

Farrukh Aqil
Note
"berientasi" diganti "berorientasi"
Page 348: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

336

generasi berikutnya untuk peningkatan pelayanan kesehatan

dan peningkatan kualitas hidup. Sedangkan Farmasi Klinik

menurut Clinical Resources and Audit Group Tahun 1996 yaitu

sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan penerapan keahlian

farmasi untuk membantu memaksimalkan khasiat obat dan

meminimalkan toksisitas obat pada pasien. Secara umum

Farmasi klinik didefinisikan sebagai suatu keahlian khas ilmu

kesehatan yang bertanggung jawab untuk memastikan

penggunaan obat yang aman dan sesuai dengan kebutuhan

pasien, melalui penerapan pengethuan dan berbagai fungsi

terspesialisasi dalam perawatan pasien yang memerlukan

pendidikan khusus dan atau pelatihan terstruktur. Oleh karena

itu, farmasi klinik terbentuk yang bertujuan untuk

memaksimalkan efek terapeutik, meminimalkan

resiko/toksisistas obat, meminimalkan biaya, dan menghormati

pilihan pasien.

Kegiatan farmasi klinik tidak hanya memberikan saran

professional pada saat peresepan saja namun kegiatan farmasi

klinik mencakup kegiatan sebelum peresepan, saat peresepan,

dan setelah peresepan. Kegiatan farmasi klinik sebelum

peresepan meliputi setiap kegiatan yang mempengaruhi

kebijakan peresepan, seperti penyusunan formularium rumah

sakit, mendukung informasi dalam menetapkan kebijakan

peresepan rumah sakit dan evaluasi obat. Kegiatan farmasi klinik

selama peresepan contohnya adalah memberikan saran

professional kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya

terkait dengan terapi pada saat peresepan sedang dilakukan.

Sedangkan kegiatan farmasi klinik sesudah peresepan yaitu

setiap kegiatan yang berfokus pada pengoreksian dan

Page 349: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

337

penyempurnaan peresepan, seperti monitoring DRPs,

monitoring efek obat, outcome research dan Drug Use

Evaluation.

Farmasi klinik berperan dalam mengidentifikasi adanya

Drug Related Problems (DRPs). DRPs merupakan suatu kejadian

atau situasi yang menyangkut terapi obat, yang mempengaruhi

secara potensial atau aktual hasil akhir pasien. DRPs

diklasifikasikan menurut Koda-Kimble (2005), sebagai berikut:

1. Kebutuhan akan obat (drug needed) meliputi:

a. obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan,

b. problem medis sudah jelas tetapi tidak diterapi,

c. obat yang diresepkan benar, tetapi tidak

digunakan. Hal ini bisa disebabkan karena; tidak

ada problem medis yang jelas untuk penggunaan

suatu obat; obat tidak sesuai dengan problem

medis yang ada; problem medis dapat sembuh

sendiri tanpa diberi obat duplikasi terapi; obat

mahal, tetapi ada alternatif yang lebih murah; obat

tidak ada diformularium,

d. dosis terlalu tinggi,

e. penggunaan yang berlebihan oleh pasien,

f. dosis terlalu rendah,

g. penggunaan yang kurang oleh pasien, dan

h. ketidaktepatan interval dosis

2. Ketidaktepatan obat (wrong/inappropriate drug)

3. Ketidaktepatan dosis (wrong/inappropriate dose)

4. Efek buruk obat (adverse drug reaction), meliputi: Efek

samping, alergi, obat memicu kerusakan tubuh, obat

memicu perubahan nilai pemeriksaan laboratorium,

Page 350: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

338

interaksi antara obat dengan obat/herbal, interaksi obat

dengan makanan, dan interaksi dengan pengujian

laboratorium.

5. Interaksi obat (drug interaction)

Secara garis besar kegiatan farmasi klinik meliputi

pemantauan dan evaluasi penggunaan obat, pelayanan farmasi

di bangsal, pelayanan informasi obat, penelitian dan

pengembangan. Kegiatan farmasi klinik memiliki karakteristik,

antara lain : berorientsi kepada pasien; terlibat langsung dalam

perawatan pasien; bersifat pasif, dengan melakukan intervensi

setelah pengobatan dimulai atau memberikan informasi jika

diperlukan; bersifat aktif, dengan memberikan masukan kepada

dokter atau tenaga kesehatan lainnya terkait dengan

pengobatan pasien; bertanggung jawab terhadap setiap saran

yang diberikan; menjadi mitra sejajar dengan profesi kesehatan

lainnya (dokter, perawat dan tenga kesehatan lainnya).

Keterampilan dalam melakukan praktek farmasi klinik

memerlukan pemahaman keilmuan, seperti:

1. Konsep-konsep penyakit (anatomi dan fisiologi manusia,

patofisiologi, patogenesis)

2. Penatalaksanaan Penyakit (farmakologi, farmakoterapi

dan product knowledge)

3. Teknik komunikasi dan konseling

4. Pemahaman Evidence Based Medicine (EBM) dan

kemampuan melakukan penelusurannya

5. Keilmuan farmasi praktis lainnya.

Farrukh Aqil
Note
"berorientasi" diganti "berorientasi"
Page 351: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

339

8.5 Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical care)

Konsep Asuhan Kefarmasian (pharmaceutical care)

dalam arti modern diperkenalkan pada tahun 1980: Asuhan

Kefarmasian meliputi penentuan kebutuhan obat untuk pasien

atau individu tertentu dan penyediaan tidak hanya obat yang

diperlukan tetapi juga layanan yang diperlukan (sebelum,

selama atau setelah pengobatan) untuk menjamin terapi

optimal yang aman dan efektif. Ini termasuk mekanisme umpan

balik sebagai sarana memfasilitasi kontinuitas perawatan oleh

mereka yang menyediakannya.

Secara sederhananya, asuhan kefarmasian merupakan

sebuah bentuk optimalisasi peran apoteker dalam melakukan

terapi obat pada pasien guna meningkatkan derajat kesehatan

pasien itu sendiri. Hal ini berarti mengubah bentuk pekerjaan

apoteker yang semula hanya berada di belakang layar menjadi

sebuah profesi yang langsung bersentuhan dengan pasien.

Perubahan ini juga berarti bahwa pekerjaan apoteker

tidak lagi hanya meracik dan menyerahkan obat saja kepada

pasien, tetapi bertanggung jawab juga terhadap terapi yang

diberikan kepada pasien. Hal ini berarti pekerjaan kefarmasian

di era patient oriented ini jika terlaksana dalam sebuah sistem

kesehatan nasional maka dipastikan akan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat Indonesia. Karena kompetensi apoteker

menjamin keselamatan pasien dalam hal penggunaan obat.

8.6 Perbedaan dan Persamaan antara Farmasi Klinik dan

Asuhan Kefarmasian

Perbandingan menunjukkan bahwa Farmasi Klinik dan

Asuhan Kefarmasian yang kompatibel, merupakan ide-ide yang

Page 352: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

340

saling melengkapi. Kedua ide tersebut memiliki tujuan yang

sama. Namun dinyatakan dalam kerangka bahasa yang berbeda

dan menekankan pada aspek praktek yang berbeda pula.

Farmasi Klinik menggambarkan praktek kefarmasian yang akan

memberikan kontribusi dalam sistem asuhan kefarmasian yang

lebih besar untuk mencapai farmakoterapi dan tujuan terapi

untuk kualitas hidup. Meskipun ide asuhan kefarmasian

dikembangkan terutama oleh apoteker, akan tetapi, asuhan

kefarmasian bukan tentang apoteker. Secara fundamental ide

tentang sistem untuk penyampaian pada pelayanan pasien. Hal

ini membutuhkan kerjasama dengan berbagai rumah sakit,

apoteker, dokter, perawat, dan profesional lainnya. Farmasi

klinik adalah komponen penting dalam pemberian asuhan

kefarmasian kepada pasien. Memahami farmasi klinik dapat

meningkatkan kualitas teknis asuhan kefarmasian. Memahami

asuhan kefarmasian dapat memperkaya dan memperluas

filosofi dan praktek farmasi klinik. Berdasarkan definisi tersebut,

farmasi klinik jelas merupakan proses yang dilakukan oleh

apoteker tanpa mengacu khusus pada hasil. Sebaliknya, asuhan

kefarmasian sangat berorientasi terhadap hasil (kesembuhan

pasien) dengan menyebutkan umpan balik, yang merupakan

kontrol informasi tentang hasil.

Tidak satupun definisi asuhan kefarmasian secara

eksplisit menyebutkan nama profesi tertentu untuk memberikan

pelayanan/perawatan pasien. Akan tetapi, dengan

menyebutkan pengertian asuhan kefarmasian yaitu layanan

sebelum, selama atau setelah pengobatan memerlukan

kolaborasi dari masing-masing profesi kesehatan. Apoteker tidak

dapat memberikan terapi obat tanpa kerjasama dari penulis

Page 353: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

341

resep dan pasien. Asuhan kefarmasian sering dibahas sebagai

suatu sistem, dan tak satupun dari defenisi farmasi klinik

menyebutkan sistem.

Secara filosofis konsep antara farmasi klinik dan asuhan

kefarmasian juga berbeda. Farmasi klinik merupakan salah satu

kelompok bidang ilmu farmasi atau ilmu kesehatan dan

merupakan disiplin akademis. Tak satupun dari defenisi farmasi

klinik secara khusus menekankan nilai atau tanggungjawab.

Sedangkan definisi asuhan kefarmasian menekankan pada nilai

atau tanggungjawab, tetapi tidak disebutkan sebagai sebuah

disiplin akademis. Terbukti, dasar farmasi klinik lebih diperdalam

pada ilmu daripada etika, sedangkan dasar asuhan kefarmasian

lebih diperdalam pada etika daripada ilmu.

8.7 Paradigma yang terjadi di Masyarakat

Perubahan paradigma ini bukan berarti tidak

menimbulkan permasalahan. Ada hal-hal yang menjadi

penyebab sulitnya menerapkan konsep asuhan kefarmasian

(pharmaceutical care) dalam dunia kefarmasian Indonesia, di

antaranya adalah ketidaksiapan kompetensi apoteker untuk

langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh kurikulum perguruan tinggi

farmasi yang belum mendukung ke arah ini. Selama ini,

kurikulum pendidikan tinggi farmasi kebanyakan mengarah

kepada kurikulum industri ataupun pengembangan bahan alam.

Namun di era asuhan kefarmasian saat ini, kurikulum perguruan

tinggi farmasi yang ingin mengabdi di ranah pelayanan dituntut

berubah ke arah klinis. Perubahan ini sudah dimulai secara

perlahan, namun memang masih jauh dari kesempurnaan.

Page 354: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

342

Tetapi setidaknya titik terang menuju kejayaan kefarmasian

sudah terlihat dari hari ini.

Karena untuk menciptakan sebuah derajat kesehatan

masyarakat Indonesia, dibutuhkan sebuah sistem kesehatan

nasional yang melibatkan peran peran multi disiplin ilmu:

dokter, apoteker, perawat, asisten apoteker, ahli gizi dan

sebagainya. Kesemua disiplin ini bekerja secara interpersonal,

artinya saling ada koordinasi yang mesti terjalin dalam sebuah

pelayanan. Contohnya, komunikasi antara apoteker dengan

dokter, apoteker dengan perawat, dokter dengan ahli gizi dan

sebagainya.

8.8 Referensi

1. Hepler CD. 2004. Clinical Pharmacy, Pharmaceutical

Care, and the Quality of Drug Therapy.

Pharmacotherapy. Volume 24 (11). Hal. 1491-1498.

2. Miller RR. 1981. History of Clinical Pharmacy and Clinical

Pharmacology. J Clin Pharmacol. Volume 21. Hal: 195 –

197.

3. Sorensen EW, Mount JK, & Christensen ST. 2003. The

Concept of Social Pharmacy. The chronic*ill. Issue 7. Hal

8-11

4. Fathelrahman AI, Ibrahim MIM, & Wertheimer AI. 2016.

Pharmacy Practice in Developing Countries.

Achievements and Challenges. Penerbit Academic Press

Elsevier Inc. Amsterdam. Boston. Heidelberg. London.

New York. Oxford. Paris. San Diego. San Francisco.

Singapore. Sydney. Tokyo.

Farrukh Aqil
Note
kata "peran" dihapus (dobel penulisan)
Page 355: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

343

5. Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar

Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit Dan Apotek. Jakarta.

6. Sudjawadi R. 2001. Farmasi, Farmasis, dan Farmasi

Sosial. Majalah Farmasi Indonesia. Volume 12. Hal. 128–

Nomor 3. 134.

7. Dhanutirto H. 2008. Praktek Farmasi yang baik (Good

Pharmacy Pratice). Majalah Medisina, Edisi 5. Periode

Agustus-Oktober. Halaman 4.

8. Bakar L. 2008. Kemitraan Apoteker dan Dokter dalam

Terapi Obat di Rumah Sakit. Majalah Medisina. Edisi 12.

Periode Agustus-Oktober. Halaman 14-18

9. Hermansyah A, Sukorini AI, Setiawan CD, & Priyandani Y.

2012. The conflicts between professional and non

professional work of community pharmacists in

Indonesia. Pharmacy Practice. Volume 10(1). Hal. 33-39.

10. Kelly WN. 2012. Pharmacy: What It Is and How It Works.

Third Edition. CRC Taylor & Francis Group Press. Boca

Raton, London, New York

11. Distelzweig P, Goldberg B, & Ragland ER. 2016. History,

Phylosophy, and Theory of Life Sciences: Early Modern

Medicine and Natural Philosophy. Springer. Dordrecht.

Heidelberg. New York. London.

12. Maier B, & Shibles WA. 2011. The Philosophy and

Practice of Medicine and Bioethics: A Naturalistic –

Humanistic Approach. Springer. Dordrecht. Heidelberg.

New York. London.

Page 356: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

344

Page 357: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

345

BAB 9 PELUANG DAN TANTANGAN

FARMASI MASA DEPAN DI INDONESIA

9.1 Pengantar

Keberadaan apoteker Indonesia saat ini masih berada

pada posisi persimpangan jalan antara drug-oriented menuju

patien oriented. Kondisi tersebut belakangan ini marak

dibicarakan di kalangan sejawat apoteker dan profesi serta

bidang lainnya. Dikalangan apoteker banyak yang

mendiskusikan kondisi apoteker saat ini baik dalam bentuk

diskusi maupun melalui media sosial seperti facebook, baik

dalam bentuk keluhan, umpatan, dan pendapat para sejawat

tentang praktek profesi apoteker di tanah air. Banyak sejawat

yang merasa profesinya kurang dihargai. Contoh kongkrit adalah

sejawat apoteker sebagai Apoteker Penanggunjawab Apotek

(APA), masih banyak sejawat apoteker digaji lebih kecil dari

UMR. Ada pula komentar yang mengaitkan tidak terteranya

kalimat mengenai peran apoteker dalam peraturan pemerintah

yang berkaitan dengan implementasi BPJS Kesehatan. Kondisi-

kondisi seperti ini diharapkan ada perubahan menuju

pengembangan dan penguatan profesi farmasi di Indonesia

yang menjadi peluang dan tantangan farmasi pada masa yang

akan datang.

Page 358: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

346

9.2 Kondisi dan Peran Apoteker dari Jaman Kemerdekaan

Hinga Saat Ini

Berdasarkan sejarah perkembangan farmasi di Indonesia

dari jaman penjajahan hingga saat ini, tercabutnya sebagian

peran apoteker dari apotek komunitas terjadi sejak

diterbitkannya PP no. 26 tahun 1965 Tentang Apotek oleh

presiden Sukarno. Menurut Peraturan Pemerintah tersebut, izin

apotek hanya diberikan kepada lembaga pemerintah tertentu,

perusahaan negara, perusahaan swasta dan koperasi. Peraturan

pemerintah itu menghapuskan hak apoteker sebagai pemegang

izin (sebelumnya, dari zaman penjajahan Belanda hingga 1965

hanya dikenal apotek yang didirikan apoteker). Pada saat PP

tersebut diumumkan, tidak ada protes dari apoteker, karena

saat itu nuansa politik dan jargon Ekonomi Terpimpin tengah

menggiring pendapat umum yang “mengharamkan” suatu usaha

yang menonjolkan kepentingan perorangan dalam masyarakat.

Faktor lain, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (masih bernama

ISFI) saat itu, adalah Purnomo Singgih, yang merupakan anggota

HSI, Himpunan Sarjana Indonesia (onderbouw PKI), pendukung

berat presiden Sukarno.

Pada Kongres Ikatan Sarjana Farmasi (ISFI sekarang IAI)

di awal era orde baru tahun 1967, para apoteker mulai

mencetuskan perubahan PP 26 tahun 1965. Mengingat kendali

apotek-apotek komunitas telah terlalu banyak bergeser ke

tangan pengusaha dimana para apoteker hanya sebagai

penanggungjawab dan hal ini diatur dalam PP tersebut, dan

kondisi tersebut terlanjut berkembang dan menjamur

mengingat tingginya keuntungan usaha apotek pada saat itu. Di

samping itu, pertumbuhan apotek yang tinggi tidak diikuti

Page 359: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

347

jumlah tenaga apoteker yang memadai. Untuk mengatasinya,

banyak apotek didirikan dengan menggunakan tenaga apoteker

pegawai negeri dan ABRI. Karena bukan pekerjaan utama,

tingkat kehadiran apoteker-apoteker tersebut di apotek tidak

bisa penuh waktu, sementara pengusaha tidak memusingkan

kehadiran apoteker karena pekerjaan di apotek dapat diambil

alih oleh tenaga non apoteker. Apoteker yang hanya datang

beberapa jam seminggu ke apotek mulai bermunculan. Malah

kalangan apoteker sendiri ada yang bangga karena menerima

gaji yang lumayan besar dari apotek walau datang hanya

beberapa kali dalam sebulan. Namun banyak juga apoteker yang

kecewa karena kewenangan mereka di apotek sudah dicaplok

oleh pemodal.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor

51 tahun 1980 yang bertujuan untuk mereposisi peran apoteker

yang pada dasarnya ingin mengembalikan apotek sebagai

tempat pengabdian profesi apoteker. Peraturan Pemerintah ini

dikeluarkan berkat upaya yang dilakukan oleh Pengurus Ikatan

Sarjana Farmasi Indonesia dibawah pimpinan Sukarjo. Namun,

tantangan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 25 oleh para

pengusaha apotek saat itu sangat luar biasa. Akhirnya terjadi

pelemahan Peraturan Pemerintah Nomor 25, dimana izin

apotek selain kepada apoteker juga dapat diberikan kepada

apoteker yang bekerjasama dengan penyedia sarana apotek

(PSA). Memang, pada saat-saat awal penerapan PP 25 tahun

1981, terjadi “dampak positif”: peningkatan honor untuk

sebagian apoteker komunitas. Sayangnya hal ini tak diikuti

kesadaran keterlibatan apoteker di apotek dalam memberikan

pelayanan. Sebagian apoteker di apotek komunitas swasta tetap

Page 360: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

348

jarang datang ke apotek. Mereka masih jarang datang ke

apotek. Sangat disayangkan, momentum terwujudnya praktek

apoteker sesuai fungsi dan perannya dengan bantuan PP 51

gagal dimanfaatkan apoteker Indonesia. Tahun demi tahun

berlalu, peran apoteker di apotek komunitas semakin

berkurang, beriringan dengan merosotnya gaji apoteker

penanggung jawab. Pikiran-pikiran untuk mereposisi peran dan

fungsi apoteker merebak kembali.

Di tahun 2008 ISFI yang saat itu dipimpin Haryanto

Dhanutirto mencanangkan program TATAP (Tiada Apoteker

Tiada Pelayanan). Suara-suara untuk merevitalisasi apoteker

Indonesia mulai disemai kembali. Di penghujung 2009,

muncullah PP 51 tentang pekerjaan Kefarmasian yang pada

hakekatnya bertujuan mengembalikan fungsi pelayanan farmasi,

yang disusul Permenkes 889 tahun 2011. Dengan PP tersebut

tidak dimungkinkan lagi pekerjaan kefarmasian dilakukan oleh

pihak-pihak non farmasi yang tidak kompeten. Maklumlah, pada

PP No. 51 tersebut terdapat kalimat pamungkas: “Pekerjaan

Kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”, di samping

kalimat fasal 21 ayat 2 yang berbunyi: “Penyerahan obat

berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh apoteker”. Dengan

demikian apabila PP ini mulai efektif diberlakukan, “terlarang”

bagi apotek yang apotekernya tidak ada di tempat melayani

resep dokter. Dengan kata lain, selama apotek buka atau

beroperasi, apoteker harus ada di tempat. Untuk mengatasi

kondisi apabila apoteker berhalangan, apoteker pemilik/

pengelola apotek dapat mempekerjakan apoteker pengganti

Page 361: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

349

yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing

apotek.

PP 51 dan Permenkes 889 yang terbit sesungguhnya

merupakan alat berharga bagi apoteker Indonesia untuk

mereposisi peran dan fungsinya agar setara dengan profesi

apoteker di negara maju. Penataan kembali dunia apoteker

Indonesia telah dilakukan dengan registrasi kembali lewat STRA

yang disusul SIPA/ SIKA. Momentum ini juga dimanfaatkan oleh

Ikatan Apoteker Indonesia untuk menata organisasi lewat

konsolidasi yang lebih intensif dengan pengurus cabang dan

anggota. Para apoteker yang setelah sudah mati gaya dalam

menambah ilmu, dipaksa untuk belajar kembali lewat SKPA, dan

sarana pendidikan berkelanjutan lainnya.

Perilaku jarang ke apotek yang dianut sebagian apoteker

komunitas di Indonesia bukanlah hal yang perlu ditiru.

Sayangnya, datang ke apotek 1 jam sehari atau seminggu sekali

atau sebulan sekali adalah praktek yang masih banyak

diterapkan apoteker Indonesia. Walau sudah ada banyak

kemajuan dalam keberadaan apoteker di apotek di beberapa

daerah, namun di daerah lain masih gampang dijumpai apotek

yang beroperasi tanpa apoteker. Selama budaya apoteker jarang

ke apotek masih tinggi persentasenya, peran dan fungsi

apoteker yang ideal sulit diwujudkan. Sayangnya, apoteker

hemat waktu itu juga terjadi pada apotek yang dimiliki apoteker.

Karena memiliki kesibukan lain, apotek tersebut kerap

beroperasi tanpa diawasi apoteker. Selain soal kehadiran

apoteker di apotek, masih banyak faktor lain yang harus

dikoreksi dan diperbaiki. Kualitas apoteker, kesejahteraan

apoteker dan perubahan paradigma dalam melayani adalah hal-

Page 362: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

350

hal yang mesti diatasi. Berbagai upaya masif agaknya perlu

dilakukan organisasi dan regulator terkait agar upaya

mengembalikan peran dan fungsi apoteker di Indonesia dapat

wujud secara paripurna. Beberapa upaya yang telah dilakukan

untuk melabuhkan profesi apoteker sehingga tak kalah dihargai

seperti apoteker di negara maju perlu diapresiasi.

9.3 Arah Perkembangan Pelayanan Kefarmasian Masa

Depan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan, yang dimaksud kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Berbagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut terutama

pembangunan kesehatan adalah pembangunan nasional yang

diarahkan tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan

untuk hidup sehat bagia setiap warga negara agar tercapainya

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan akhir dari

arah pembangunan di bidang kesehatan adalah mudahnya akses

masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas,

termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian. Tujuan

pembangunan kesehatan dibidang obat dan perbekalan

kesehatan adalah tersedianya obat dan perbekalan kesehatan

yang aman, bermutu, dan bermanfaat/khasiat, serta terjangkau

oleh masyarakat untuk menjamin terselenggaranya

pembangunan kesehatan sehingga masyarakat mempunyai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Arah pengembangan

pelayanan kefarmasian dipengaruhi oleh berbagai

perkembangan dalam berbagai bidang yang didukung oleh

Page 363: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

351

kebijakan pemerintah yang berdasarkan perkembangan

dibawah ini:

9.3.1 Perkembangan IPTEK, Sarana, dan Pelayanan

Kefarmasian

1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh

terhadap perkembangan ilmu farmasi terutama dalam

bidang pendidikan farmasi. Substansi yang berkembang

pada ilmu farmasi antara lain: Bioteknologi Farmasi,

Farmakogenomik, Combinatorial Chemistry, Screening

Technologies, Bioinformatik, Farmakoepidemologi,

Farmakoekonomi, Social and administrative Pharmacy,

Pharmaceutical Health Policy & Management, dan lain-

lain. Selain itu, kedepannya perkembangan spesialisasi

profesi farmasi mengingat kompleksisitas penyakit yang

semakin meningkat sehingga diperlukan pengembangan

profesi kearah spesialisasi seperti spesialisasi Onkologi,

Psikiatrik, Geriatrik, Farmakoterapi khusus (misalnya

Diabetes mellitus, Hipertensi, Gagal Ginjal, HIV/AIDS,

dan lain-lain), Nutrisi, Nuklir, Fitoterapi (Herbal atau

Tradisional), serta spesialisasi lainnya yang terus

berkembang sesuai kebutuhan yang bertujuan untuk

peningkatan kualitas layanan.

2. Puskesmas

Jumlah Puskesmas di Indonesia sampai dengan

Desember 2015 sebanyak 9.754 unit, yang terdiri dari

3.396 unit Puskesmas rawat inap dan 6.358 unit

Page 364: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

352

Puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat

dibandingkan tahun 2014 yaitu sebanyak 9.731 unit,

dengan jumlah Puskesmas rawat inap sebanyak 3.378

unit dan Puskesmas non rawat inap sebanyak 6.353 unit.

Sejak tahun 2011 jumlah Puskesmas semakin

meningkat, yaitu sebanyak 9.321 unit menjadi 9.754 unit

pada tahun 2015. Namun demikian, peningkatan jumlah

Puskesmas tidak secara langsung menggambarkan

pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar di

suatu wilayah. Pemenuhan kebutuhan pelayanan

kesehatan dasar dapat dilihat secara umum oleh

indikator rasio Puskesmas terhadap 30.000 penduduk.

Rasio Puskesmas terhadap 30.000 penduduk cenderung

meningkat pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013,

namun menurun pada tahun 2014 sebesar 1,16 dan

tahun 2015 sebesar 1,15. Hal ini disebabkan laju

pertambahan jumlah Puskesmas lebih rendah

dibandingkan laju pertumbuhan jumlah penduduk.

3. Rumah Sakit

Pada tahun 2015, rumah sakit di Indonesia

sebanyak 2.488 RS yang terbagi menjadi Rumah Sakit

Publik dan Rumah Sakit Privat. Rumah sakit publik di

Indonesia dikelola oleh Kementerian Kesehatan,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,

TNI/POLRI, kementerian lain serta swasta non profit

(organisasi keagamaan dan organisasi sosial). Jumlah

rumah sakit publik di Indonesia sampai dengan tahun

2015 sebanyak 1.593 RS, yang terdiri dari 1.341 Rumah

Sakit Umum (RSU) dan 252 Rumah Sakit Khusus (RSK).

Page 365: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

353

Berbeda dengan rumah sakit publik, rumah sakit privat

dikelola oleh BUMN dan swasta (perorangan,

perusahaan dan swasta lainnya). Pada tahun 2015

terdapat 895 rumah sakit privat di Indonesia, yang

terdiri dari 608 RSU dan 287 RSK. Jumlah rumah sakit

publik maupun privat menunjukkan peningkatan pada

kurun waktu 2013 sampai dengan 2014, dan sedikit

mengalami penurunan pada tahun 2015 sesuai yang

ditampilkan pada Tabel 9.1.

Tabel 9.1 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikian di Indonesia

No. Pengelola/Kepemilikan 2013 2014 2015

1 Publik

Kemkes dan Pemda 576 687 713 TNI / POLRI 159 169 167

Kementerian Lain 3 7 8

Swasta Non Profit 724 736 705

Jumlah RS Publik 1.562 1.599 1.593

2 Privat

BUMN 67 67 62

Swasta 599 740 833

Jumlah RS Privat 666 807 895

Total Rumah Sakit 2.228 2.406 2.488

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan

jenis pelayanan yang diberikan menjadi rumah sakit

umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum

adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Page 366: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

354

Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang

memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau

satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan

lainnya.

4. Sarana Produksi dan Distribusi Bidang Kefarmasian dan

Alat Kesehatan

Sarana produksi dan distribusi di Indonesia masih

menunjukkan adanya ketimpangan dalam hal

persebaran jumlah. Sebagian besar sarana produksi

maupun distribusi berlokasi di Pulau Sumatera dan Jawa

sebesar 94,7% sarana produksi dan 77,0% sarana

distribusi. Ketersediaan ini terkait dengan sumber daya

yang dimiliki dan kebutuhan pada wilayah setempat.

Kondisi ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

dalam kebijakan untuk mengembangkan jumlah sarana

produksi dan distribusi kefarmasian dan alat kesehatan

di wilayah Indonesia lainnya, sehingga terjadi

pemerataan jumlah sarana tersebut di seluruh

Indonesia. Selain itu, hal ini bertujuan untuk membuka

akses keterjangkauan masyarakat terhadap sarana

kesehatan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.

Jumlah sarana produksi pada tahun 2015 sebesar 2.166

sarana. Provinsi dengan jumlah sarana produksi

terbanyak adalah Jawa Barat, yaitu sebesar 504 sarana.

Hal ini dapat disebabkan karena Jawa Barat memiliki

populasi yang besar dan wilayah yang luas.

Page 367: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

355

Gambar 9.1 Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Indonesia tahun 2015 berdasarkan data Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI)

Sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan

yang dipantau jumlahnya oleh Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan antara lain Pedagang

Besar Farmasi (PBF), Apotek, Toko Obat dan Penyalur

Alat Kesehatan (PAK). Jumlah sarana distribusi

kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2015

sebesar 38.267 sarana. Jumlah tersebut meningkat

dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 35.566 sarana.

Gambar berikut menyajikan jumlah sarana distribusi

kefarmasian pada tahun 2015.

0

500

1,000

1,500

Jum

lah

Sarana Produksi

Page 368: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

356

Gambar 9.2 Jumlah Sarana Distribusi Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Indonesia Tahun 2014 berdasarkan data Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI)

5. Pelayanan Kefarmasian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51

tahun 2009, menyatakan bahwa pelayanan kefarmasian

adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan

farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu pasien. Dengan lingkup

pelayanan/pekerjaan kefarmasian secara kesuruhan

dimulai dari pencarian bahan obat, obat, dan formulasi,

produksi, distribusi, hingga digunakan oleh masyarakat

yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

pasien atau masyarakat.

Menurut Bahfen (2006) pelayanan kefarmasian

dalam hal memberikan perlindungan terhadap pasien

berfungsi sebagai:

010,00020,00030,000

Jum

lah

Sarana Distribusi

Page 369: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

357

1) Menyediakan informasi tentang obat-obatan

kepada tenaga kesehatan lainnya, tujuan yang ingin

dicapai mencakup mengidentifikasikan hasil

pengobatan dan tujuan akhir pengobatan, agar

pengobatan dapat diterima untuk terapi, agar

diterapkan penggunaan secara rasional, memantau

efek samping obat dan menentukan metode

penggunaan obat.

2) Mendapatkan rekam medis untuk digunakan

pemilihan obat yang tepat.

3) Memantau penggunaan obat apakah efektif, tidak

efektif, reaksi yang berlawanan, keracunan dan jika

perlu memberikan saran untuk memodifikasi

pengobatan.

4) Menyediakan bimbingan dan konseling dalam

rangka pendidikan kepada pasien.

5) Menyediakan dan memelihara serta memfasilitasi

pengujian pengobatan bagi pasien penyakit kronis.

6) Berpartisipasi dalam pengelolaan obat-obatan

untuk pelayanan gawat darurat.

7) Pembinaan pelayanan informasi dan pendidikan

bagi masyarakat.

8) Partisipasi dalam penilaian penggunaan obat dan

audit kesehatan.

9) Menyediakan pendidikan mengenai obat-obatan

untuk tenaga kesehatan.

Page 370: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

358

Gambar 9.3 Akar dan Faktor manajemen penyediaan obat berdasarkan Management Sciences for Health tahun 2012

Dalam melaksanakan pelayanan/pekerjaan

kefarmasian tentu selalu berkaitan dengan komoditi

terutama obat-obatan, obat tradisional/erbal,

Alkes/PKRT, dan lain-lain yang dimulai dari pencarian

bahan baku, proses produksi, pengadaan, produksi,

distribusi, dan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical

care/service). Secara ideal pelayanan/pekerjaan

Page 371: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

359

kefarmasian untuk mencapai pelayanan kefarmasian

yang optimal harus melibatkan berbagai aspek, regulasi,

dan konsumen sendiri, keberhasilan pelayanan

kefarmasian tergantung pada keseimbangan dan

harmonisasi kerjasama dengan berbagai aspek dan

bidang sebagaimana digambarkan pada Gambar 9.3.

Pelayanan kefarmasian masa yang akan datang

diharapkan dapat: (1) berpusat pada pasien/klien

(terkordinasi dan terintegrasi); (2) dilayani oleh tim

(interperofesional); (3) pelayanan berbasis evidence-

based (Product & Care); (4) lebih aman, efisien, dan

efektif; (4) menerapkan peningkatan mutu

berkelanjutan; dan (5) pelayanan kefarmasian yang

didukung informasi dengan IT.

9.3.2 Penerapan SJSN

Sistem jaminan sosial nasional (SJSN) merupakan suatu

sistem pelayanan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada

masyarakat melalui perlindungan akibat dari kecelakaan kerja,

sakit, kehamilan, masa tua, dan lain-lain. SJSN merupakan

amanat UUD 1945 yang mewajibkan negara mengembangkan

sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu, sesuai dengan

martabat kemanusiaan. Program ini diselenggarakan oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan

penyatuan dari beberapa BUMN yang ditunjuk, yaitu, PT.

Jamsostek, PT. Askes, PT. Taspen, dan PT. Asabri. Dalam

penyelenggaraannya, BPJS terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan.

Page 372: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

360

Apoteker memegang peranan penting dalam era Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN), karena Apoteker menjadi satu-

satunya tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan mutlak

untuk melaksanakan praktik kefarmasian sesuai peraturan yang

berlaku. Pelayanan kefarmasian oleh Apoteker dalam era SJSN

tidak lagi berhubungan dengan harga obat sehingga tidak ada

lagi transaksi jual beli obat. Karena obat telah menjadi domain

antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan

pabrik obat. Sebagaimana dengan dokter, apoteker harus

standby untuk memberikan layanan kefarmasian kepada pasien

baik di apotek maupun sarana kesehatan lainnya. Pada setiap

sarana pelayanan kefarmasian sudah harus diberlakukan filosofi

no Pharmacist no service.

Dalam sistem pelayanan kefarmasian terutama di

fasilitas pelayanan kesehatan (terutama terkait dengan

pelayanan kefarmasian) seperti apotek, instalasi farmasi rumah

sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama.

Apoteker pada fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki

peran penting yaitu memastikan ketersediaan, keterjangkauan,

dan penggunaan obat yang rasional, yang dapat ditempuh

melalui praktek pelayanan kefarmasian.

Arah pengembangan tenaga kesehatan (termasuk

Apoteker) harus sejalan dengan arah pengembangan upaya

kesehatan, dari tenaga kuratif bergerak menuju ke arah tenaga

preventif, promotif sesuai kebutuhan (dapat dilihat pada

Gambar 9.4).

Page 373: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

361

Gambar 9.4 Arah pengembangan tenaga kesehatan yang sejalan dengan implementasi JK-SJSN. RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)

9.3.3 Pengembangan & Saintifikasi Jamu, Herbal, dan atau

Pengobatan Tradisional

Sesuai dengan amanah Undang-Undang nomor 36

Tahun 2006, Pasal 48: “Pelayanan kesehatan tradisional

merupakan bagian dari penyelenggaraan upaya kesehatan. Pasal

101: “Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat

dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan,

perawatan, dan atau pemeliharaan kesehatann, tetap dijaga

kelestariannya”, dan amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan, Pasal 47: “Upaya kesehatan

diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan

secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan”. Pasal 48

ayat 1 butir b: “Upaya kesehatan melalui pelayanan kesehatan

Page 374: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

362

tradisional”. Integrasi pelayanan kesehatan tradisional dalam

pelayanan kesehatan formal merupakan program pemerintah

utamanya Kementerian Kesehatan. Serta Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 381 tahun 2007 tentang

Kebijakan Obat Tradisioal Nasional:

1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam Indonesia

secara berkelanjutan untuk digunakan sebagai obat

tradisional demi peningkatan pelayanan kesehatan dan

ekonomi.

2. Menjamin obat tradisional yang aman, bermutu, dan

bermanfaat serta melindungi masyarakat dari

penggunaan obat tradisional yang tidak tepat.

3. Tersedianya obat tradisional yamg memiliki khasiat

nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan

secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun

dalam pelayanan kesehatan formal.

4. Mendorong perkembangan dunia usaha di bidang obat

tradisional yang bertanggung jawab agar mapu menjadi

tuan rumah di negeri sendiri dan diterima di negara lain.

Jamu merupakan obat asli indonesia (OAI) dengan

sumber utamanya adalah tumbuh-tumbuhan asli dan mudah

ditumbuh dan ditemukan diseluruh wilayah Indonesia. Secara

historis, pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional telah

berlangsung lama di Indonesia. Sejarah jamu memang tidak

diketahui secara pasti, namun resep-resep tradisional baik yang

tertulis maupun tidak tertulis memiliki hubungan dengan

kebiasaan-kebiasaan pada kerajaan-kerajan yang pernah berjaya

di nusantara, terutama untuk menjaga kesehatan dan

kecantikan para putri-putri keraton/kerajaan.

Page 375: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

363

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2013, menunjukkan bahwa 30,4% rumah tangga di

Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional,

diantaranya 77,8% rumah tangga memanfaatkan jenis

pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tanpa alat, dan

49,0% rumah tangga memanfaatkan ramuan. Sementara itu,

hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan yaitu Riset

Tumbuhan Obat dan Jamu I (Ristoja) tahun 2012 yang berhasil

memperoleh data 1.889 spesies tumbuhan obat, 15.671 ramuan

untuk kesehatan, dan 1.183 penyembuh/pengobat tradisional

dari 20% etnis (209 dari total 1.128 etnis) Indonesia non Jawa

dan Bali.

Untuk menjamin tersedianya Jamu yang aman,

berkhasiat dan bermutu, Pemerintah Indonesia melakukan

langkah dan upaya untuk menjamin keamanan Jamu. Untuk

memperkuat data dan informasi ilmiah tentang Jamu (utamanya

formula Jamu). Pemerintah Indonesia melaksanakan Program

Saintifkasi Jamu atau Scientifc Based Jamu Development, yaitu

penelitian berbasis pelayanan yang mencakup Pengembangan

Tanaman Obat menjadi Jamu Saintifik, meliputi tahap-tahap:

1. Studi etnofarmakologi untuk mendapatkan base-line

data terkait penggunaan tanaman obat secara

tradisional.

2. Seleksi formula jamu yang potensial untuk terapi

alternatif/komplementer.

3. Studi klinik untuk mendapatkan bukti terkait manfaat

dan keamanan.

Page 376: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

364

4. Jamu yang terbukti berkhasiat dan aman dapat

digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan formal

Sementara itu, peran apoteker dalam kegiatan

saintifkasi jamu dapat dilakukan dengan:

1. Menerapkan pekerjaan kefarmasian dalam SJ.

2. Pengadaan Jamu berkualitas.

3. Penyimpanan dan distribusi Jamu.

4. Melakukan Pharmaceutical Care.

5. Melakukan Pharmaceutical Record.

6. Pengembangan produk Jamu Saintifk : bentuk sediaan

yang praktis.

Selain jamu saintifk maka dikenal juga istilah Obat

Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka. Obat Herbal

Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji

pra klinik dan bahan bakunya telah distandarisasi. Fitofarmaka

adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik

dan klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi.

Sampai Oktober 2014 ada 41 Obat Herbal Terstandar dan 6

Fitofarmaka yang ada dalam daftar BPOM.

9.4 Peluang dan Tantangan Farmasi Kedepan

Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi

pergeseran dalam praktek profesi farmasi, dari awalnya yang

berorientasi produk untuk perawatan pasien. Peran apoteker

telah bergeser dari manufaktur dan pasokan produk obat untuk

menyediakan layanan dan informasi dan terutama pelayanan

kepada pasien. Apoteker bertanggung jawab untuk memastikan

Page 377: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

365

bahwa terapi obat yang diberikan kepada pasien yang sesuai

dengan indikasi yang tepat, yang paling efektif, aman, dan

nyaman bagi pasien. Tanggung jawab secara langsung untuk

kebutuhan terkait obat-pasien. Tantangan lain bagi apoteker

adalah untuk memastikan bahwa obat-obatan yang digunakan

secara rasional dan pasien menerima obat sesuai dengan

kebutuhan klinis, dengan dosis masing-masing diperlukan dalam

jangka waktu yang sesuai, dan biaya yang terjangkau.

Farmasi komunitas memiliki peran dalam memantau

pelayanan farmasi melalui intervensi langsung dengan pasien.

Hasil klinis dan ekonomi harus dipertimbangkan dalam

membuat keputusan yang tepat untuk masyarakat. Apoteker

bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan klinis luas dan

berorientasi manajemen obat-obatan yang berkualitas.

Manajemen pelayanan pasien didasarkan pada interaksi antara

profesional perawatan kesehatan yang mencakup semua aspek

perawatan pada pasien.

Call-Center Apoteker perlu dikembangkan untuk

mendidik pasien dan komunikasi/kordinasi dengan dokter untuk

memberikan konseling pasien, informasi obat, customer service,

review pemanfaatan obat, manajemen medis, dan manajemen

formularium, apoteker di Call-Center dapat berinteraksi dengan

pasien untuk mendukung terapi obat yang efektif dan optimal.

Dengan sistem ini, Apoteker dapat memberikan informasi

tentang interaksi obat-obat, obat dan makanan, obat dan

penyakit, obat dan tes diagnostik, efek samping, penggunaan

obat-obatan pada pasien dengan penyakit spesifik, perhitungan

nutrisi parenteral, toksikologi dan keracunan, dan lain-lain.

Page 378: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

366

Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan

dampak teknologi dalam pelayanan kefarmasian sangat

berpengaruh. Apoteker harus cepat beradaptasi dan

memanfaatkan teknologi ini untuk melakukan praktek

kefarmasian atau lebih dikenal sebagai “Teknologi Informasi

Farmasi”. apoteker disini berperan dalam pengembangan

software dispensing dengan sistem menggunakan mesin untuk

keluar masuk obat, sistem pemeliharaan, pengetahuan klinik

dan tehnik yang dibutuhkan secara efektif dalam melaksanana

pelayanan dengan mengurangi kesalahan.

Apoteker yang bekerja baik dalam praktek maupun

akademisi bertanggungjawab untuk pengembangan model

untuk praktek, penelitian, dan pengajaran dalam perawatan

kesehatan. Kurikulum yang diperlukan adalah kurikulum yang

langsung terintegrasi dengan praktek farmasi sehingga mereka

dapat berkontribusi pada pengembangan praktek-praktek

berkelanjutan. Terkait dengan layanan farmasi klinis, apoteker

memiliki kesempatan untuk menjadi dosen untuk fakultas

farmasi atau sekolah tinggi untuk membantu dalam

mempersiapkan apoteker masa depan. Industri farmasi juga

menyediakan berbagai lahan untuk apoteker, dalam penelitian

pengembangan obat, pasca persetujuan pemasaran obat,

penjualan farmasi, informasi obat, kontrol kualitas, administrasi,

konsultasi, dan peran penasehat. Oleh karena itu, ada

kebutuhan untuk kurikulum yang harus didukung dengan

mencakup kemajuan dalam farmakoterapi klinik,

farmakoekonomi, dan farmasi sosial.

Tantangan pembangunan di bidang kesehatan,

khususnya dalam bidang kefarmasian yang merupakan

Farrukh Aqil
Note
"melaksanana" diganti "melaksanakan"
Page 379: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

367

tantangan bagi Pendidikan Tinggi Farmasi di Indonesia ialah

menghasilkan produk pendidikan tinggi yang memenui Standar

Profesi Apoteker (Standard Operating Procedure = SOP) sebagai

berikut:

- Turut mengupayakan obat yang bekerja spesifik, relatif

aman yang dapat meringankan penderitaan akibat

penyakit.

- Memberikan sumbangan untuk mengungkapkan

mekanisme terinci dari fungsi normal dan fungsi

abnormal organisme.

- Mengupayakan obat yang bekerja spesifik, relatif aman

yang dapat memodifikasi penyakit; memulihkan

kesehatan; mencegah penyakit.

- Mengupayakan obat yang dapat membantu

keberhasilan intervensi dengan cara lain (bukan obat)

dalam upaya kesehatan.

- Menciptakan metode untuk mendeteksi sedini mungkin

kelainan fungsional pada manusia.

- Menggali dan mengembangkan sumber alam Indonesia

yang dapat diperbaharui atau pun tidak dapat

diperbaharui untuk tujuan kefarmasian.

- Menciptakan cara baru untuk penyampaian obat ke

sasaran yang harus dipengaruhinya dalam organisme.

- Mengembangkan metode untuk menguji, menciptakan

norma dan kriteria untuk meningkatkan secara

menyeluruh daya guna dan keamanan obat dan

komoditi farmasi, maupun keamanan lingkungan dan

bahan lain yang digunakan manusia untuk kepentingan

kehidupannya.

Page 380: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

368

- Membangun sistem farmasi Indonesia dan sistem

pengejawantahan profesi farmasi yang efisien dan

efektif selaras dengan konstelasi budaya, geografi dan

lingkungan Indonesia.

9.5 Referensi

1. Aditama TY. 2014. Jamu & Kesehatan. Badan Penelitian

dan Pengembagan Kesehatan Republik Indonesia.

Penerbit: Lembaga Penerbit Balitbangkes (LPB). Jakarta.

2. World Health Organisation (WHO). 2012. National

Medicine Policy. Chapter 4. World Health Organisation.

Copyright © Management Sciences for Health. Halaman

1-20

3. Fathelrahman AI, Ibrahim MIM, & Wertheimer AI. 2016.

Pharmacy Practice in Developing Countries.

Achievements and Challenges. Penerbit Academic Press

Elsevier Inc. Amsterdam. Boston. Heidelberg. London.

New York. Oxford. Paris. San Diego. San Francisco.

Singapore. Sydney. Tokyo.

4. Sudjawadi R. 2001. Farmasi, Farmasis, dan Farmasi

Sosial. Majalah Farmasi Indonesia. Volume 12. Hal. 128–

Nomor 3. 134.

5. Bahfen F. 2006, Aspek Legal Layanan Farmasi Komunitas

Konsep “Pharmaceutical Care”, Majalah Medisina, 1(1),

18-20.

6. Departemen Kesehatan RI, 2009, Undang-undang RI

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Depkes RI,

Jakarta.

Page 381: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

369

7. Departemen Kesehatan RI, 2009, Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang

Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI, Jakarta.

8. Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar

Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit Dan Apotek. Jakarta.

9. Almarsdottir AB, Kaae S, & Traulsen JM. 2014.

Opportunities and Challenges in Social Pharmacy and

Pharmacy Practice Research. Research in Social &

Administrative Pharmacy.Volume 10. Halaman 252-255.

10. Dhanutirto H. 2008. Praktek Farmasi yang baik (Good

Pharmacy Pratice). Majalah Medisina, Edisi 5. Periode

Agustus-Oktober. Halaman 4.

Page 382: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

370

Page 383: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

371

BAB 10 ORGANISASI KEFARMASIAN

10.1 Pengantar

Berbagai macam bentuk suatu organisasi mulai dari

yang berbentuk kecil hingga organisasi yang bentuknya besar

dan mempunyai suatu tujuan yang berbeda pula. Kata

Organisasi berasal dari bahasa Yunani (yaitu “organon” yang

berarti alat) merupakan suatu kelompok orang dalam suatu

wadah untuk tujuan bersama. Terdapat beberapa toeri dan

perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain,

dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan

sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul,

bekerja sama secara rasional dan sitematis, terencana,

terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya,

sarana-prasarana, data, dan lain-lain yang digunakan secara

efisien dan efektif untuk mencapai tujuan.

Dalam berorganisasi, setiap individu dapat berinteraksi

dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung

maupun tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih.

Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa

berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Pada

dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental

atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi

kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan

kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.

Page 384: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

372

Farmasi selain sebagai ilmu juga merupakan profesi,

dalam menjalankan praktek profesi perlu dukungan dan

keseragaman kondisi dalam rangka penguatan peran profesi

farmasi. Terkait dengan hal tersebut, sangat diperlukan sebuah

organisasi-organisasi sebagai wadah berkumpul, bekerjasama,

untuk mencapai tujuan terutama penguatan profesi farmasi

untuk memberikan layanan kefarmasian kepada masyarakat di

seluruh dunia.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga

ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak

sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun

internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan

pada tahun 1841 dengan nama “The Pharmaceutical Society of

Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11

tahun kemudian dengan nama “American Pharmaceutical

Association”. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan

pada tahun 1910 dengan nama “Federation International

Pharmaceutical”. Sedangkan di Indonesia organisasi

kefarmasian dimulai dari organisasi kefarmasian non-apoteker

atau lebih dikenal Persatuan Ahli Farmasi Seluruh Indonesia

(PAFI) yang didirikan pada tahun 1946 dan organisasi apoteker

atau yang lebih dikenal Ikatan Apoteker Indonesia didirikan

pada tahun 1955. Serta beberapa organisasi atau assosiasi

terkait kefarmasian akan dibahas secara singkat pada bab ini.

10.2 Intenational Pharmaceutical Federation (FIP)

The International Pharmaceutical Federation (FIP)

adalah badan global yang mewakili farmasi dan ilmu farmasi

yang didirikan pada tahun 1912. Yang beranggotakan 139

Page 385: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

373

organisasi nasional dari masing-masing negara, anggota institusi

akademik, dan anggota individu, organisasi ini mewakili lebih

dari tiga juta apoteker dan ilmuwan farmasi di seluruh dunia.

FIP organisasi non-pemerintah yang telah memiliki

hubungan secara resmi dengan Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) sejak tahun 1948. Melalui kemitraan dan jaringan apotek

global dan ilmu farmasi yang luas, organisasi/federasi ini bekerja

untuk mendukung pengembangan profesi farmasi, melalui

praktek dan menghasilkan inovasi ilmiah, dalam rangka

memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di dunia.

Sepanjang sejarah hampir 100 tahun, FIP telah diperluas

baik secara harfiah maupun kiasan. Perubahan farmasi dan

munculnya praktek farmasi sebagai landasan profesi,

organisasi/federasi ini berperan dan memimpin secara global

untuk melakukan advokasi atas nama peran apoteker dalam

menyediakan layanan kesehatan, sementara tetap

mempertahanan landasan dalam ilmu farmasi. Ketika keahlian

farmasi menambahkan dan atau mengubah molekul menjadi

obat. Pada gilirannya, apoteker dengan memastikan pengunaan

obat tersebut untuk menyembuhkan suatu penyakit yang

bertanggung jawab dan mengoptimalkan efek dari obat-obatan

ini. Organisasi/federasi ini diakui sebagai organisasi farmasi

pada tingkat global. Organisasi/federasi ini terus memperluas

kehadiran dan pengaruh kehadiran dan pengaruh melalui

kemitraan dengan beberapa institusi kesehatan, pembuatan

kebijakan, pendidikan dan ilmu pengetahuan terkemuka di

dunia.

Motivasi untuk mengembangkan dan menerapkan

rencana strategis untuk membangun beberapa prestasi yang

Page 386: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

374

signifikan beberapa tahun terakhir. Yang paling signifikan di

antaranya adalah meningkatnya kesadaran dan reputasi baik

FIP, peran apoteker maupun Ilmu farmasi. hal ini telah

menghasilkan karya-karya untuk FIP yang telah dilakukan secara

internal dan melalui kemitraan yang saling menguntungkan

dengan WHO. Pembentukan forum FIP pada tingkat regional

yang telah memfasilitasi hubungan yang lebih kuat antara

organisasi anggota dan perwakilan WHO di negara masing-

masing dan regional (misalnya Asia, Eropa, Amerika, dan lain-

lain).

Sejak organisasi FIP didirikan, FIP berfokus pada

perkembangan ilmu kefarmasian. Namun, saat ini fokusnya

cenderung kearah pemenuhan kebutuhan dan harapan dari

profesi farmasi, dan memperluas pelayanan kesehatan dan

harmonisasi perkembangan ilmiah. Organisasi FIP terdiri dari

dua dewan yaitu Board of Pharmaceutical Practice dan Board of

Pharmaceutical Science. Board of Pharmaceutical Practice

merupakan dewan yang mewakili kepentingan dalam bidang

praktek apoteker yang terdiri dari Academic Pharmacy, Clinical

Biology, Community Pharmacy, Hospital Pharmacy, Industrial

Pharmacy, Military and Emergency Pharmacy, Pharmacy

Information, dan Social and Administrative Pharmacy. Yang

bertujuan untuk mengarahkan dan menyatukan praktek profesi

untuk menghasilkan peningkatan standar kesehatan bagi

kepentingan pasien. Sedangkan Board of Pharmaceutical

Science merupakan wadah dalam FIP sebagai tempat para

saintis farmasi untuk saling berkomunikasi, membangun

network, dan mengembangkan keahlian dan pengetahuan

sesuai dengan ahlian masing-masing.

Page 387: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

375

10.3 Federation of Asian Pharmaceutical Association (FAPA)

Federation of Asian Pharmaceutical Association (FAPA)

didirikan pada tahun 1964 dan berkantor pusat di Manila,

Filipina. Pada awal organisasi ini didirikan, hanya terdiri dari lima

negara, dan sampai saat ini keanggotan FAPA terdiri dari 18

asosiasi farmasi di Asia, yang mewakili apoteker dari Australia,

Kamboja, Hong Kong, Indonesia, India, Jepang, Macau, Malaysia,

Monglia, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Sri

Langka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Organisasi ini

merupakan organisasi farmasi yang cakupannya adalah negara-

negara di Asia Pasifik. Misi FAPA adalah untuk mendukung dan

berkolaborasi dengan Asosiasi anggota untuk memajukan

praktek dan pengembangan ilmu farmasi, membentuk kebijakan

kesehatan yang adil lebih baik dan untuk terus mewujudkan

wawasan ke dalam layanan kesehatan yang lebih baik untuk

kepentingan publik. FAPA bekerja sama dengan mitra dan

pemangku kebijakan di lembaga-lembaga kesehatan, lembaga

pemerintah, badan-badan profesional kesehatan lainnya, dan

lembaga swadaya masyarakat (LSM) termasuk organisasi

kesehatan dunia (WHO) untuk memaksimalkan kontribusi

Apoteker untuk sistem kesehatan terutama di wilayah Asia.

Seperti halnya dengan organisasi FIP, FAPA juga terdiri

dari beberapa bidang yang berhubungan dengan ilmu

kefarmasian dan praktek kefarmasian. Adapun bidang tersebut

adalah sains, farmasi komunitas, farmasi rumah sakit dan klinik,

farmasi sosial-ekonomi dan marketing produk, pendidikan

farmasi, farmasi industri, fitofarma dan farmakope, hukum

kefarmasian, dan peraturan dan etika kefarmasian.

Page 388: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

376

10.4 Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)

Ikatan Apoteker Indonesia (disingkat IAI) merupakan

organisasi profesi kefarmasian di Indonesia yang ditetapkan

dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

41846/KMB/121 tertanggal 16 September 1965. Organisasi

profesi kefarmasian ini merupakan satu-satunya dan telah

mengalami perubahan nama menjadi Ikatan Sarjana Farmasi

Indonesia (disingkat ISFI) yang ditetapkan dalam Kongres VII di

Jakarta pada tanggal 26 Februari 1965.

Secara resmi Ikatan Apoteker Indonesia (pada waktu itu

disingkat IKA) mulai didirikan pada tahun 1955, dimana pada

waktu itu, beberapa apoteker di Jakarta mulai merasakan

perlunya suatu organisasi apoteker yang dapat memperhatikan

dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan farmasi pada

umumnya dan apoteker pada khususnya.

Pada tahun 1963 berlangsung Muktamar VII di Jawa

Barat. Pada Muktamar ini terjadi perubahan besar dari

organisasi kefarmasian Indonesia, dimana nama Muktamar IKA

diganti menjadi Kongres Nasional Sarjana Farmasi. selain itu,

telah diputuskan tentang (1) mengubah nama, bentuk dan sifat

organisasi para apoteker dari Ikatan Apoteker Indonesia (IKA)

menjadi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI); (2) Keanggotaan

ISFI terdiri dari Sarjana Farmasi Apoteker dan Sarjana Farmasi

non-apoteker; (3) Membentuk Korps Sarjana Farmasi menurut

bidangnya masing-masing (misalnya Korps Sarjana Farmasi

Produksi, Korps Sarjana Farmasi Rumah Sakit, Korps Sarjana

Farmasi Distribusi, dan lain-lain).

Pada Kongres XVIII Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia di

Jakarta pada tanggal 07-09 Desember 2009, nama organisasi

Page 389: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

377

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) berubah menjadi Ikatan

Apoteker Indonesia (IAI). IAI mempunyai fungsi: (1) sebagai

wadah berhimpun para Apoteker Indonesia; (2) sebagai wadah

untuk menampung, memadukan, menyalurkan, dan

memperjuangkan aspirasi Apoteker Indonesia; dan (3) berfungsi

untuk membina para anggota dalam rangka meningkatkan dan

mengembangkan Profesi Farmasi dan IPTEK Kefarmasian. Visi IAI

yaitu Terwujudnya Profesi Apoteker yang paripurna, sehingga

mampu mewujudkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.

Misi IAI yaitu (1) Menyiapkan Apoteker yang berbudi luhur,

profesional, memiliki kesejawatan yang tinggi dan inovatif serta

berorientasi ke masa depan; (2) Membina, menjaga, dan

meningkatkan profesionalisme Apoteker sehingga mampu

menjalanan praktek kefarmasian secara bertanggung jawab; dan

(3) Melindungai anggota dalam menjalankan profesinya.

Tabel 10.1 Nama-nama Ketua Umum IAI dan periode kepengurusannya

No Nama Jabatan Periode Keterangan

1. Drs. Ie Keng Heng Pendiri 1955 IKA

2. Drs. Yay Tjwan Bing Pendiri 1955 IKA

3. Drs. Wim Kalona Pendiri 1955 IKA 4. Drs. Zakaria Raib Pendiri 1955 Ketua IKA

1957-1965

5. Drs. H.M.Kamal Pendiri 1955 IKA

6. Drs. E. Looho Ketua 1955-1957

IKA

7. Drs. Zakaria Raib Ketua 1957-1965

IKA

8. Drs. Poernomo Singgih

Ketua Umum

1965-1966

IKAOISFI (Juni)

Page 390: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

378

No Nama Jabatan Periode Keterangan

9. Drs. Herman Pj. Ketua Umum

1966 ISFI

10. Drs. Surastomo Hadisumarno

Ketua Umum

1966-1967

ISFI

11. Drs. H. Soekryo Ketua Umum

1967-1989

ISFI

12. Drs. Darojatun, MBA Ketua Umum

1989-1993

ISFI

13. Drs. Imam Hidayat Ketua Umum

1993-1997

ISFI

14. Drs. Marzuki Abdullah, MBA

Ketua Umum

1997-2000

ISFI

15. Drs. Ahaditomo, MS. Ketua Umum

2000-2005

ISFI

16. Prof. Dr. H. Haryanto Dhanutirto, Apt, DEA

Ketua Umum

2005-2009

ISFI

17. Drs. Mohammad Dani Pratomo, MM., Apt

Ketua Umum

2009-2013

IAI

18. Drs. Nurul Falah Edi Pariang, Apt

Ketua Umum

2013-sekarang

IAI

10.5 Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (FAPI)

PAFI merupakan organisasi profesi ilmiah yang

dipelopori oleh para ahli farmasi saat itu. Organisasi ini dibentuk

tidak lain untuk menghimpun para ahli farmasi Indonesia yang

ketika itu masih sangat terbatas.

Pembentukan organisasi ini juga didasari oleh suatu

keinginan untuk membangun bangsa dengan memberikan

dharma baktinya lewat keahlian yang dimiliki oleh ahli farmasi

Indonesia dalam pembangunan kesehatan. Hal ini sejalan

dengan tujuan PAFI, yaitu:

Page 391: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

379

1. Terwujudnya manajemen dan jaringan yang kuat serta

profesional dari PP (Pengurus Pusat), PD (Pengurus

Daerah) Provinsi, PC (Pengurus Cabang) Kab/ Kota, PCK

(Pengurus Cabang Khusus) Dinas Kesehatan

Provinsi/Kab/Kota dan Rumah Sakit Umum Pusat,

Provinsi, dan Kab/Kota diseluruh wilayah NKRI.

2. Terlaksananya pendidikan Asisten Apoteker/Tenaga

Teknis Kefarmasian sesuai perkembangan dan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3. Tertatanya keberadaan Asisten Apoteker/Tenaga Teknis

Kefarmasian disemua sarana kefarmasian melalui

peraturan perundang-undangan.

Untuk meningkatkan ke profesionalisme anggota dalam

memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal maka PAFI

menyelenggarakan pelatihan dan seminar secara kontinyu agar

di ikuti seluruh anggota.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia disingkat PAFI adalah

organisasi yang menghimpun tenaga ahli farmasi profesi Asisten

Apoteker (AA) seluruh Indonesia, yang sekarang disebut Tenaga

Teknis Kefarmasian. Enam bulan setelah Proklamasi Negara

Kemerdekaan Republik Indonesia, dibentuklah secara nasional

PAFI yaitu tepatnya pada tanggal 13 Februari 1946 di Hotel

Merdeka Yogyakarta dan sebagai anggota pendiri yang berjasa

diangkatlah ketua PAFI pertaman yaitu Zainal Abidin.

Pada awal kemerdekaan terjadi peperangan dengan

pasukan Belanda yag bertujuan ingin merebut kembali tanah

jajahan mereka. Sebagai ketua PAFI pertama, bapak Zainal

Abidin bersama bapak Kasio mendapat tugas untuk

memindahkan perbelakan farmasi dan mesin-mesin yang

Page 392: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

380

berada di Manggarai (Jakarta) ke Yogyakarta, Tawangmangu dan

Ambarwinagun dengan menggunakan sarana transportasi

kereta api. Ketua PAFI (Zaial Abidin) dan teman-teman Asisten

Apoteker lainnyapun akhirnya berhasil memindahkan perbeka-

lan farmasi dan mesin-mesin tersebut, yang kemudian diberikan

kepada para pejuang Republik Indonesia yang

membutuhkannya.

PAFI merupakan organisasi farmasi tertua di Indonesia,

bahkan Profesi Asisten Apoteker lebih dahulu muncul

keberadaannya daripada Profesi Apoteker. Hal ini disebabkan

karena pada masa pemerintahan Kolonial Belanda, hanya

pendidikan Asisten Apoteker yang mampu dijalankan, bahkan

rintisannya harus didik langsung di Negeri Belanda.

Ketua umum Pengurus Pusat (PP) PAFI dari tahun 1946,

1948, 1950, dijabat oleh Drs. Zainal Abidin sampai dengan tahun

1960. Sampai dengan MUNAS ke-9 tahun 1980 ketua umum

dijabat oleh Harsono Radjak Mangunsudarso. Pada MUNAS ke-9

tahun 1980 Harsono Radjak Mangunsudarso dikukuhkan lagi

sebagai ketua umum dengan sekretaris jenderal yang dijabat

oleh M. Rusdi. Pada MUNAS ke-10 tahun 1990 ketua umum PP

PAFI dijabat oleh M. Rusdi dengan sekretaris jenderal oleh

Hakimi Malik, S.H. Pada kegiatan MUNAS ke-11 tahun 2003 M.

Rusdi memenangkan pemilihan ketua umum PP PAFI yang untuk

pertama kalinya menggunakan sistem one man one vote, dan

sekretaris jenderal tetap dijabat oleh Hakimi Malik, S.H.

sedangkan DR. Faiq Bahfen ditunjuk sebagai Pembina dan

Dewan Pertimbangan PAFI. Kepengurusan PAFI Pusat periode

tahun 2009-2014 dipegang oleh, Drs. Sriyanto sebagai ketua

Umum dan Drs. Hendro Tri Pancoro sebagai Sekretaris jenderal.

Page 393: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

381

Dengan diselenggarakannya Musyawarah Nasional XIII tahun

2014 di Jakarta yang bertepatan pada hari ulang tahun PAFI,

kepengurusan pusat 2014-2019 dipegang oleh Dr. Faiq Bahfen

S.H sebagai Ketua Umum dan Junaedi S.Si.,M.Farm.,Apt. sebagai

Sekretaris Jenderal.

10.6 Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI)

Dilandasi oleh pemikiran yang berkembang pada

Kongres Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) di Jakarta pada

tahun 2000, dan didukung oleh Forum Komunikasi Perguruan

Tinggi Farmasi Negeri se-Indonesia, maka disepakati

pembentukan Asosiasi yang mewadahi seluruh lembaga

pendidikan tinggi farmasi yang ada di Indonesia.

Dengan dihadiri oleh wakil-wakil dari institusi

pendidikan tinggi farmasi Universitas Airlangga, Universitas

Surabaya, Universitas Widya Mandala, Universitas Gajah Mada,

Universitas Sanata Dharma, Universitas Ahmad Dahlan,

Universitas Pancasila, Universitas Tujuh Belas Agustus 45,

Universitas Indonesia, Institut Sain dan Teknologi Nasional,

Institut Teknologi Bandung, Universitas Andalas, dan Universitas

Hasanuddin, dibentuklah Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi

Indonesia (APTFI) pada tanggal 29 Agustus 2000 pada saat rapat

forum komunikasi di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

Badan hukum APTFI disahkan di Jakarta oleh Notaris Ny. Endang

S. Antariksa, SH No. 4, tanggal 5 Desember 2000, yang kemudian

disempurnakan dalam Akta Notaris No. 686, tanggal 22 Juli

2013. Pengesahan status hukum APTFI oleh Kementerian

Hukum dan HAM RI melalui Keputusan Menteri Hukum dan

Page 394: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

382

HAM RI No. AHU-191.AH.01.07 Tahun 2013 pada tanggal 24

September 2013.

Saat ini, selain didukung oleh Komisi Pengembangan

Pendidikan, Komisi Organisasi dan Pendampingan, dan Komisi

Kerjasama dan Hukum, untuk mengefisienkan komunikasi

sesama anggota, APTFI memiliki 5 Forum Wilayah (ForWil), yaitu

(1) Sumatera, (2) Jawa Barat-Banten-DKI-Kalimantan Barat, (3)

Jawa tengah-DIY-Kalimantan Selatan, (4) Jawa Timur-Bali, Nusa

Tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur, dan (5) Kalimantan Timur-

Kalimantan Utara-Sulawesi, Maluku-Maluku Utara-Papua-Papua

Barat.

APTFI adalah salah satu Asosiasi Institusi Pendidikan

(AIP) pendiri Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi

Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes), dan anggota Lembaga

Pengembangan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan (LPUK Nakes).

10.7 Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (APDFI)

Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (APDFI)

didirikan hari Kamis tanggal empat April tahun dua ribu tiga

belas (04-04-2013) di Jakarta. Merupakan asosiasi yang

mewadahi sarana komunikasi, tempat berbagi pengalaman serta

kerjasama antar penyelenggara pendidikan Diploma bidang

Farmasi serta mempunyai tujuan untuk dapat meningkatkan

kualitas pendidikan diploma farmasi dan diploma analisa farmasi

dan makanan di Indonesia. Dengan Misi:

1. Melaksanakan standarisasi mutu, sumber daya dan

penyelenggaraan Pendidikan diploma bidang Farmasi

bekerjasama dengan institusi terkait.

Page 395: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

383

2. Meningkatkan mutu Pendidikan diploma bidang Farmasi

menuju kesetaraan standar lulusan yang memiliki

kompetensi dalam ilmu, teknologi dan profesi tenaga

kefarmasian.

3. Meningkatkan kerjasama untuk pelaksanaan Tri Darma

Perguruan Tinggi.

4. Memajukan ilmu, teknologi dan profesi dalam bidang

teknis kefarmasian di Indonesia.

10.8 Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia

(ISMAFARSI)

ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh

Indonesia) adalah organisasi mahasiswa nasional yang terdiri

dari lembaga eksekutif mahasiswa farmasi di seluruh Indonesia

dan merupakan organisasi intra perguruan tinggi yang berbasis

keprofesian dan berorientasi pada keilmuan (SK DIKTI No.

974/D5.2/T/2007 dan SK ), bertujuan untuk menyatukan opini

dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi, sekaligus sebagai

satu-satunya organisasi kemahasiswaan yang

merepresentasikan mahasiswa farmasi di Indonesia (SK IAI No.

038/SKET/PP.IAI/XI/2013). Semenjak pertama kali dibentuk

pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 58 Lembaga

Eksekutif Mahasiswa Farmasi di seluruh nusantara.

ISMAFARSI merupakan kelanjutan dari organisasi

Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang didirikan

pada tanggal 22 Desember 1955, di Kaliurang, Yogyakarta.

Organisasi ini lahir dilandasi oleh kesadaran bahwa mahasiswa

farmasi Indonesia perlu menjalin komunikasi untuk

memecahkan masalah yang ada. MAFARSI merupakan

Page 396: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

384

organisasi independen. Aktivitasnya terutama menyangkut

bidang kemahasiswaan dan kependidikan. Pada awal berdirinya

kegiatan MAFARSI berkisar pada perjuangan untuk

menyempurnakan kurikulum disamping kegiatan rutin

kemahasiswaan seperti diskusi, simposium, pengadaan diktat,

dan lain-lain. Tetapi pada tahap berikutnya, MAFARSI dipercaya

terlibat dalam penyusunan Undang-Undang Pokok Kesehatan

dan Undang-Undang Pokok Farmasi. Selain itu, Organisasi ini

juga berperan aktif dalam menyikapi kebijakan-kebijakan

pemerintah terkait dengan kefarmasian.

Sebagai lembaga kaderisasi ISMAFARSI merupakan

wadah berkumpulnya mahasiswa farmasi seluruh Indonesia

dalam rangka menyatukan persepsi dan sebagai wadah

aktualisasi diri serta membangun network dikalangan

mahasiswa yang sangat bermanfaat setelah terjun ke dunia

kerja.

Visi ISMAFARSI

“Terwujudnya Mahasiswa Farmasi yang Militan serta Adekuat

terhadap Norma Etika Profesi Farmasi dalam Masyarakat”

Misi ISMAFARSI

1. Meningkatkan kerjsama antar mahasiswa farmasi

melalui kegiatan kemahasiswaan.

2. Membangun kerjasama multilateral dengan organisasi

eksternal dan organisasi kemahasiswaan kesehatan

lainnya.

3. Berperan aktif dalam pengelolaan permasalahan

maupun kebijakan dunia kesehatan khususnya bidang

farmasi.

Page 397: repository.unmul.ac.id · 2019. 10. 4. · UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan

385

4. Mengabdi secara aktif kepada masyarakat dengan

langkah bersentuhan langsung.

10.9 Referensi

1. Anonim. Organisasi. https://id.wikipedia.org/wiki/

Organisasi diakses pada tanggal 24 Februari 2017.

2. Anonim. Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Seluruh

Indonesia (APDFI). http://apdfi.org/ diakses pada

tanggal 26 Februari 2017

3. Anonim. Asisoasi Pendidikan Tinggi Farmasi Seluruh

Indonesia (APTFI). http://aptfi.or.id/ diakses pada

tanggal 26 Februari 2017

4. Anonim. Sejarah Ikatan Apoteker Indonesia.

https://www.ikatanapotekerindonesia.net/page/sejarah

-iai# diakses pada tanggal 26 Februari 2017

5. Anonim. Sejarah: Ketua IAI dari masa ke masa. Medisina.

Edisi XXIII. 2015

6. Anonim. FIP: Organisasi Global Para Apoteker. Medisina.

Edisi XXI. 2014.

7. Anonim. International Pharmaceutical Federation (FIP).

https://www.fip.org/ diakses pada tanggal 26 Februari

2017

8. Anonim. Federation of Asian Pharmaceutical Association

(FAPA). http://fapa.asia/?page_id=103 diakses pada

tanggal 28 Februari 2017

9. Anonim. PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia).

http://pafi.or.id/ diakses pada tanggal 28 Februari 2017.

10. Anonim. Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh

Indonesia (ISMAFARASI). http://ismafarsi.org/ diakses

pada tanggal 28 Februari 2017.